Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus)


TERHADAP KUALITAS WARNA LIPSTIK

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:
Wina Riani Meliska ; 16036091; 2016
Atikah Muthmainnah ; 16036065; 2016
Dinda Sahara ; 16036066; 2016

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


PADANG
2019
i

i
ii

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN .........Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 3
1.5 Temuan yang diharapkan dan Orisinalitas Penelitian .............................................. 3
1.6 Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan ................................................................... 3
1.7 Luaran penelitian ...................................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
2.1 Lipstik ....................................................................................................................... 4
2.1.1 Persyaratan Lipstik............................................................................................. 4
2.1.2 Komponen Sediaan Lipstik ................................................................................ 4
2.1.3 Kosmetik Rias Bibir ........................................................................................... 6
2.2. Zat Pewarna ............................................................................................................. 7
2.2.1 Pewarna Alami ................................................................................................... 7
2.2.2 Pewarna Sintetis ................................................................................................. 7
2.3 Buah Naga................................................................................................................. 7
2.3 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) .............................................................. 7
BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................................... 8
3.1 Tahap Penelitian........................................................................................................ 8
3.1.1 Pengolahan Sampel ............................................................................................ 8
3.1.2 Pembuatan ekstrak buah naga merah ( Hylocereus polyrhizus)......................... 8
3.1.3 Formula Dasar .................................................................................................... 8
3.1.4 Rancangan Formula Lipstik ............................................................................... 8
3.1.5 Prosedur Pembuatan Lipstik dengan Ekstrak Buah Naga Merah ...................... 9
3.2 Evaluasi Sediaan Lipstik ......................................................................................... 10
3.2.1 Pemeriksaan Organoleptis................................................................................ 10
3.2.2 Pemeriksaan Homogenitas ............................................................................... 10
3.2.3 Pemeriksaan pH ............................................................................................... 10
3.2.4 Uji Oles ............................................................................................................ 10
3.2.5 Uji Iritasi .......................................................................................................... 10
3.3 Luaran yang diharapkan .......................................................................................... 11
3.4 Indikator Capaian Penelitian ................................................................................... 11
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 11

ii
iii

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................................ 12


4.1 Anggaran Biaya ...................................................................................................... 12
4.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13
Lampiran. 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping ..... Error! Bookmark not
defined.
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................................... 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan Dalam Pembagian Tugas ...................... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ....................Error! Bookmark not defined.

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Setiap wanita memiliki kecenderungan yang sama yaitu ingin terlihat cantik
dan menarik bila dipandang sehingga produk kosmetik menjadi penting untuk
kebutuhan pribadinya. Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap
digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ luar
badan lainnya), gigi dan rongga mulut, menambah daya tarik, mengubah
penampilan, melindungi kulit, maupun menghilangkan bau badan, tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Salah satu
produk kosmetik yang digunakan khususnya bagi para wanita yaitu lipstik
(Mamoto, 2013).
Lipstik adalah kosmetik yang dioleskan pada bibir untuk menentukan bentuk
dan memberi warnanya.Lipstik digunakan secara luas oleh kalangan wanita dan
menjadi sangat populer di akhir dekade ini. Popularitasnya dapat diukur dari
banyaknya merk, jenis dan warna yang beredar di pasaran.Komponen utama dari
formulasi lipstik adalah bahan pewarna dan basis lipstik (Mitsui, 2007). Bahan
pewarna yang umumnya digunakan adalah pewarna sintetis seperti bromoacid,
eosin, pigmen titanium dioksid, bismut oksiklorid serta bahan pewarna lain yang
di izinkan oleh Food and Drug Administration (FDA). Hal tersebut penting untuk
diperhatikan karena penggunaan langsung pada bibir secaratidak langsung akan
terkosumsi bersama atau ikut dengan makanan atau minuman yang dikonsumsi
sehingga dalam formula lipstik bahan-bahan yang digunakan harus dipastikan
aman (Riley, 2000; Draelos, 2011).
Dewasa ini banyak beredar lipstik dengan pewarna yang mengandung logam-
logam berbahaya seperti timbal dan merkuri. Bahan timbal dapat terkandung
dalam zat pewarna Pb karbonat dan Pb sulfat. Logam berat tersebut tidak
mempunyai fungsi di dalam tubuh melainkan akan menimbulkan keracunan jika
dalam tubuh terdapat jumlah logam berat yang cukup besar. Seiring
perkembangan jaman, masyarakat mulai beralih pada produk bahan alam sehingga
terjadi peningkatan pada penggunaan kosmetik bahan alam dan banyaknya
permintaan pasar terhadap kosmetik bahan alam. Bahan alam relatif memiliki efek
yang tidak berbahaya selama penggunaannya benar, dibandingkan dengan bahan
sintetik yang beresiko efek samping (Wasitaatmadja, 1997).
Salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai zat warna untuk
lipstik adalah buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Buah ini berasal dari
Amerika Latin dan termasuk keluarga Cactaceae (Stintzing, Schiber, and Carle,
2002). Saat ini terdapat beberapa jenis buah naga yaitu buah naga kulit berwarna
merah daging berwarna putih (Hylocereus Undatus), buah naga kulit berwarna
kuning daging buah berwarna putih (Hylocereustriangularis), buah naga kulit
berwarna merah daging buah berwarna merah(Hylocereus polyrhizus), serta buah
naga kulit berwarna kuning dan daging berwarna merah (Hylocereus ocamponis).
2

Buah naga berdaging merah biasanya digunakan dalam bahan pewarna makanan.
karna warna merah lebih menarik dan segar. Tentu saja bila dipakai untuk
pemerah bibir, akan memberikan efek warna, fisiologis, maupun psikolog yang
luar biasa (Gunasena, Pushpakumara, and Kariyawasam, 2007).
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) diteliti karena warna merah yang
ditemukan pada kulit buah naga ternyata disebabkan kandungan antosianin yang
cukup tinggi. Antosianin adalah salah satu pigmen alami yang terdapat pada
tumbuhan. Pemanfaatan buah naga (Hylocereus polyrhizus) nantinya diharapkan
mampu menjadi solusi tepat dalam mengurangi penyakit kanker dan iritasi pada
kulit dan bibir di Indonesia, penelitian bersifat orisinil dan belum pernah
dilakukan oleh siapapun sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitiaan tentang sediaan lipstik menggunakan ekstrak buah naga merah yang
ada di pasar tradisional. Penelitian akan difokuskan dengan memvariasikan
konsentrasi ekstrak buah naga yaitu dengan 0%, 10%, 20%, 30%, dan 40%. Selain
itu juga akan dikaji efek penambahan glitter terhadap efek shining dan glamour,
dan tidak menyebabkan iritasi. Adapun parameter untuk sediaan yang dibuat
meliputi pemeriksaan organoleptis, pemeriksaan homogenitas, penentuan pH
sediaan, uji oles, uji iritasi dan uji kesukaan (Anggraini, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dapat digunakan
sebagai pewarna dalam formulasi sediaan lipstik?
2. Persentase konsentrasi ekstrak buah naga (%) yang menghasilkan warna
yanglebih banyak disukai oleh konsumen?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk memastikan bisa atau tidaknya ekstrak buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) digunakan sebagai pewarna dalam formulasi sediaan
lipstik.
2. Untuk mengetahui konsentrasi formulasi yang memberikan warna lebih
banyak disukai.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan berguna bagi para wanita dalam komunitas maupun
secara luas adalah:
1. Hasil penelitian yakni sediaan lipstik diharapkan dapat disukai dan tidak
berefek iritasi juga dapat menjadi produk kosmetik lipstik unggulan.
3

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan


masyarakat dalam memanfaatkan pewarna alami untuk industri kecil seperti
pembuatan lipstik.

1.5 Temuan yang diharapkan dan Orisinalitas Penelitian


Penelitian ini menargetkan temuan berupa pemanfaatan buah naga merah
melalui proses ekstraksi dalam upaya mengurangi pemakaian lipstik dengan bahan
pewarna sintetik. Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) diteliti karena warna
merah yang ditemukan pada kulit buah naga ternyata disebabkan kandungan
antosianin yang cukup tinggi. Antosianin adalah salah satu pigmen alami yang
terdapat pada tumbuhan. Pemanfaatan buah naga (Hylocereus polyrhizus)
nantinya diharapkan mampu menjadi solusi tepat dalam mengurangi penyakit
kanker dan iritasi pada kulit dan bibir di Indonesia, penelitian bersifat orisinil dan
belum pernah dilakukan oleh siapapun sebelumnya.

1.6 Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan


Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang telah melalui proses ekstraksi
dan destilasi yang tepat sehingga kandungan antosianin sangat berguna dalam
bidang pengetahuan, kecantikan dan ilmu kesehatan, dikembangkan menjadi
bermacam-macam produk kesehatan dari buah naga yang dapat mengurangi
pemakaian pewarna sintetik yang dapat menyebabkan adanya penderita kanker
dan iritasi pada kulit dan bibir di Indonesia. Disamping itu penemuan ini nantinya
bisa disosialisasikan di kalangan mahasiswa kampus maupun di luar kampus.

1.7 Luaran penelitian


Target luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa
Penelitian (PKM-P) ini adalah dapat dipublikasikan pada jurnal Internasional
PPIPM Universitas Negeri Padang yang akan memberikan informasi dan
gambaran mengenai manfaat senyawa antosianin dari ekstrak buah naga untuk
mengurangi pemakaian warna sintetik yang menyebabkan kanker dan iritasi pada
kulit dan bibir.
4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lipstik
Lipstik adalah produk kosmetik yang paling luas digunakan. Di Amerika,
semua wanita sudah memakai lipstik, sehingga hanya pertambahan penduduklah
yang dapat meningkatkan pasaran lipstik.
Lipstik adalah make-up bibir yang anatomis dan fifiologisnya agak berbeda
dari kulit bagian badan lainnya. Misalnya ,stratum corneum-nya sangat tipis dan
dermisnya tidak mengadung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak, sehingga
bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama jika dalam udara yang dingin dan
kering. Hanya air liur yang merupakan pembasah alami untuk bibir (Tranggono,
2007).

2.1.1 Persyaratan Lipstik


Adapun persyaratan untuk lipstik adalah sebagai berikut:
1. Melapisi bibir secara mencukupi
2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
6. Memberikan warna yang merata pada bibir
7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya
8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau
berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik
(Tranggono,2007).

2.1.2 Komponen Sediaan Lipstik


1. Cera alba (Malam putih)
Cera alba dibuat dengan memutihkan malam yang diperoleh dari sarang
lebah Apis mellifera L. Karakteristiknya yaitu berupa zat padat, berwarna putih
kekuningan, dan bau khas lemah. Kelarutannya yaitu praktis tidak larut dalam
air, agak sukar larut dalam etanol (95%), larut dalam kloroform, eter, minyak
lemak, dan minyak atsiri. Suhu leburnya yaitu antara 62 oC hingga 64 oC.
Khasiat umumnya digunakan sebagai zat tambahan dan digunakan untuk
membuat lipstik menjadi keras dan menstabilkan sediaan (Ditjen POM, 1979).

2. Lanolin
Lanolin merupakan zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu
domba (Ovis aries L.) yang dibersihkan dan dihilangkan warna dan baunya.
Mengandung air tidak lebih dari 0,25%. Boleh mengandung antioksidan yang
sesuai tidak lebih dari 0,02%. Karakteristiknya yaitu massa seperti lemak,
lengket, warna kuning, bau khas. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam air,
5

dapat bercampur dengan air lebih kurang 2 kali beratnya, agak sukar larut
dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter,
dan dalam kloroform. Digunakan sebagai zat tambahan dan digunakan untuk
pelembab, meningkatkan kekuatan lipstik dan mencegah kecenderungan
minyak untuk memisah (Ditjen POM, 2010).

3. Vaselin alba
Vaselin alba adalah campuran hidrokarbon setengah padat yang telah
diputihkan, diperoleh dari minyak mineral. Karakteristiknya yaitu berupa
massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap walaupun zat telah
dileburkan. Kelarutannya yaitu praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%), tetapi larut dalam kloroform dan eter.Suhu leburnya antara 38-56 ºC.
Khasiat umumnya digunakan sebagai zat tambahan dan agar homogenitas
sediaan lebih bagus (Ditjen POM, 1979).

4. Setil alkohol
Karakteristiknya yaitu berupa serpihan putih licin, granul, atau kubus,
putih, bau khas lemah, dan rasa lemah. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam
air, larut dalam etanol dan dalam eter, kelarutannya bertambah dengan naiknya
suhu.Suhu leburnya yaitu antara 45 oC hingga 50 oC. Khasiatnya digunakan
untuk melembabkan dan dapat meningkatkan disperse dalam pigmen (Ditjen
POM, 1979).

5. Carnauba wax (Malam karnauba)


Karakteristiknya yaitu serbuk agak kasar atau serpihan warna coklat muda
hingga kuning pucat, bau khas lemah, dan tidak tengik. Kelarutannya yaitu
praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P mendidih, larut
dalam kloroform P hangat. Kegunaannya yaitu untuk meningkatkan
kelembutan dan kekuatan lipstik serta meningkatkan kekerasan lipstik.

6. Oleum ricini (Minyak jarak)


Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan dingin
biji Ricinus communis L. Tidak mengandung bahan tambahan. Karakteristiknya
berupa cairan kental transparan,kuning pucat atau hampir tidak berwarna, bau
lemah, bebas dari bau asing dan tengik, rasa khas. Kelarutannya yaitu larut
dalam etanol, dapat bercampur dengan etanol mutlak, dan dengan asam asetat
glasial, dengan kloroform dan dengan eter (Ditjen POM, 2010).

7. Propilen glikol
Propilen glikol adalah suatu caian kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas,
praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab. Kelarutannya yaitu
dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform, larut dalam
6

eter dan dalam beberapa minyak esensial, tetapi tidak dapat bercampur dengan
minyak lemak.Khasiat sebagai pelembab dan pelarut (Ditjen POM, 2010).

8. Tween 80 (Polysorbatum 80)


Karakteristiknya yaitu cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning muda
hingga coklat muda, bau khas lemah, rasa pahit dan hangat. Kelarutannya yaitu
sangat mudah larut dalam air, larutan tidak berbau dan praktis tidak berwarna,
larut dalam etanol, dalam etil asetat, tidak larut dalam minyak mineral. Khasiat
sebagai pelarut dan pengemulsi (Ditjen POM, 2010).

9. Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi
bau dari lemak yang digunakan sebagai basis dan dapat menutupi bau yang
mungkin timbul selama penyimpanan dan penggunaan lipstik (Ditjen POM,
2010).

10. Butyl Hidroksitoluen (BHT)


Pemberianya yaitu hablur padat, putih, bau khas, dan lemah. Kelarutannya
yaitu tidak larut dalam air dan propilen glikol, mudah larut dalam etanol, dalam
kloroform dan dalam eter. Khasiat sebagai antioksidan yang ditambahkan pada
minyak atau lemak agar tidak tengik (Ditjen POM, 2010).

11. Nipagin (Metil paraben)


Karakteristiknya yaitu berupa hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk
hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa
terbakar. Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam
gliserol.Suhu leburnya antara 125 oC hingga 128 oC. Khasiatnya adalah sebagai
zat tambahan (zat pengawet) (Ditjen POM, 2010).

12. Glitter
Penambahan glitter pada produk kosmetik khususnya lipstik dapat
menimbulkan pancara keperakan (metallic sheen) (Tranggono, 2007).

2.1.3 Kosmetik Rias Bibir


Sediaan rias bibir terdapat dalam bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim.
Cat bibir cair dan krim umumnya akan memberikan selaput yang tidak tahan
lama dan mudah terhapus dari bibir. Komposisi cat bibit modern lebih
menyerupai komposisi cat kuku, tetapi tidak dilekatkan pada bibir akan
memberikan selaput yang kering. Karena itu, cat bibir dan krim tidak begitu
digemari orang terutama jika dibandingkan dengan cat bibir krayon (Putri, W,
2009) .
7

2.2. Zat Pewarna


2.2.1 Pewarna Alami
Pewarna alami adalah Pewarna yang dibuat melalui proses ekstraksi, isolasi,
atau derivatisasi (sintesis parsial) dari tumbuhan, hewan, mineral atau sumber
alami lain, termasuk pewarna identik alami.

2.2.2 Pewarna Sintetis


Pewarna sintetis adalah Pewarna yang diperoleh secara sintesis kimiawi.
Pewarna sintesis mempunyai keuntungan yang nyata di bandingkan pewarna
alami, yaitu mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih
stabil dan biasanya lebih murah (BPOM RI, 2017).

2.3 Buah Naga


Buah naga memiliki beberapa jenis yaitu buah naga kulit berwarna merah
daging berwarna putih (Hylocereus Undatus), buah naga kulit berwarna kuning
daging buah berwarna putih (Hylocereus triangularis), buah naga kulit berwarna
merah daging buah berwarna merah (Hylocereus polyrhizus), serta buah naga kulit
berwarna kuning dan daging berwarna merah (Hylocereus ocamponis). Buah naga
berdaging merah biasanya digunakan dalam bahan pewarna makanan (Gunasena,
Pushpakumara, and Kariyawasam, 2007).

2.3 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)


Buah naga merah kaya akan vitamin C, tiamin, riboflavin, niasin, mineral
seperti kalium, natrium, kalsium, zat besi, fosfor dan juga mengandung lemak,
protein, karbohidrat, flavonoid, serat, glukosa, betasianin, fenolik, polifenol dan
karoten (Le Bellec, Vaillant, and limbert, 2006). Buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus) memiliki zat warna penting yaitu betalain yang tersusun atas
betasianin merah ungu dan betasantin kuning yang memiliki panjang gelombang
serapan maksimal yaitu masing-masing 535 nm dan 480 nm, betalain merupakan
zat warna larut air yang memberikan warna pada bunga dan buah (Wu et al,2006;
Stintzing, Herbach, and Carle, 2006). Betalain terdiri dari 55 struktur yang
berbeda serta variasi warna yang banyak. Dalam buah naga sendiri setidaknya ada
tujuh betalain yang dikenal yaitu betanin, isobetanin, isopilokaktin, pilokaktin,
bugenvilein-r-I, isobetanidin dan betanidin (Stintzing, Schiber, and Carle, 2002).
Betalain memiliki kelebihan dibanding antosianin, yaitu zat warna betalain lebih
larut dalam air, kekuatan mewarnai tiga kali lebih tinggi dari antosioanin dan pH
stabilitasnya lebih luas yaitu 3,0-7,0 yang membuatnya lebih stabil untuk
diaplikasikan pada sediaan asam lemah sampai netral (Stintzing and Carle, 2007).
8

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tahap Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Biokimia, Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang.
Tahapan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

3.1.1 Pengolahan Sampel


Buah naga dikupas sebanyak 1,5 kg diambil daging buahnya kemudian
ditimbang dengan hasil 1 kg, buah naga yang telah di potong kecil-kecil dengan
menggunakan pisau stainless steel, lalu diblender sampai benar-benar hancur.

3.1.2 Pembuatan ekstrak buah naga merah ( Hylocereus polyrhizus)


Hasil 1 kg buah naga merah yang telah dipotong-potong lalu masukkan
kedalam diblender dengan 50 ml aquadest, saring dengan kain flanel. Hasil yang
diperoleh lalu dikentalkan diatas penangas air. Hasil dapat (sebelum dipanaskan)
di uji dengan uji absorbansi warna hasil ekstraksi kulit buah naga menggunakan
Spektrofotometer Spektrofotometri UV-VIS-NIR. Analisis absorbansi ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan sampel antosianin yang
dihasilkan dari buah naga untuk menyerap panjang gelombang sehingga sampel
antosianin dapat digunakan sebagai pewarna lipstik.

3.1.3 Formula Dasar


Formula dasar yang dipilih pada pembuatan lipstik dalam penelitian ini
dengan komposisi sebagai berikut:

Komposisi Jumlah
Cera alba 36.0
Lanolin 8.0
Vaselin alba 36.0
Setil alcohol 6.0
Carnaba wax 5.0
Oleum ricini 8.0
Pewarna Secukupnya
Parfum Secukupnya
Pengawet Secukupnya

3.1.4 Rancangan Formula Lipstik


Ekstrak buah naga merah dengan konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30%, 40%,
dan 50%.
9

Tabel 3.1 Formula Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Buah Naga Merah

Komposisi Jumlah (gram)


F0 F1 F2 F3 F4
Ekstrak buah naga merah - 2 4 6 8
Cera alba 6.79 6.02 5.28 4.54 3.80
Lanolin 1.50 1.27 1.13 0.99 0.85
Vaselin alba 6.79 6.02 5.28 4.54 3.80
Setil alcohol 1.13 0.98 0.84 0.70 0.63
Carnaba wax 0.94 0.83 0.73 0.63 0.53
Oleum ricini 1.50 1.27 1.13 0.99 0.85
Propilen glikol 1 1 1 1 1
Tween 80 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Parfum 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
BHT 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Nipagin 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Glitter Secukupnya
Pewarna koepoe (Eritrosin 20 tetes
C1)

3.1.5 Prosedur Pembuatan Lipstik dengan Ekstrak Buah Naga Merah


Pembuatan lipstik ekstrak buah naga yaitu:
1. Timbang semua bahan
2. Nipagin dilarutkan dalam propilen glikol, setelah nipagin larut, didalam
lumpang masukkan ekstrak buah naga merah dengan tambahan pewarna
makanan koepoe (Eritrosin Cl) kemudian dilarutkan dalam campuran propilen
glikol dan nipagin, butil hidroksitoluen (BHT) yang telah digerus dilarutkan
dalam oleum ricini, kemudian ditambahkan ke dalam campuran pewarna,
nipagin, dan propilen glikol, kemudian diaduk hingga homogen (Massa I).
3. Masukkan cera alba, carnauba wax, setil alkohol, lanolin dan vaselin alba,
dimasukkan ke dalam cawan penguap, kemudian di lebur diatas penangas air
(Massa II).
4. Kemudian Campurkan massa I dan massa II secara perlahan-lahan di dalam
cawan sambil dipanaskan. Lalu ditambahkan tween 80 dan setelah suhu turun
ditambahkan glitter, aduk hingga homogen.
5. Selagi cair, dimasukkan ke dalam cetakan dan dibiarkan sampai membeku.
Setelah membeku massa dikeluarkan dari cetakan dan dimasukkan dalam
wadah (rool up lipstick).
10

3.2 Evaluasi Sediaan Lipstik


Pemeriksaan mutu fisik meliputi pemeriksaan organoleptis, pemeriksaan
homogenitas, pemeriksaan pH, uji oles, dan uji iritasi.

3.2.1 Pemeriksaan Organoleptis


Pengamatan yang meliputi identitas pemeriksaan organoleptis bertujuan
untuk memberikan objektifitas dengan mendeskripsikan bentuk, warna, dan bau
menggunakan pengamatan panca indra.

3.2.2 Pemeriksaan Homogenitas


Masing-masing sediaan lipstik yang dibuat diperiksa homogenitasnya
dengan cara mengoleskan sejumlah tertentu sediaan pada kaca yang transparan.
Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya
butir-butir kasar.

3.2.3 Pemeriksaan pH
Penentuan pH menggunakan alat pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi
dengan menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH
asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda
dicuci dengan aquadest, lalu dikeringkan dengan tisu. Sampel dibuat dalam
konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 g sediaan dan dilarutkan dalam 10 ml aquadest.
Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat
menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter
merupakan pH sediaan lipstik.

3.2.4 Uji Oles


Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada kulit
punggung tangan kemudian mengamati banyaknya warna yang menempel dengan
perlakuan 5 kali pengolesan. Sediaan lipstik dikatakan mempunyai daya oles yang
baik jika warna yang menempel pada kulit punggung tangan banyak dan merata
dengan beberapa kali pengolesan pada tekanan tertentu. Pemeriksaan dilakukan
terhadap masing-masing sediaan yang dibuat dan dioleskan pada kulit punggung
tangan dengan 5 kali pengolesan.

3.2.5 Uji Iritasi


Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan lipstik yang dibuat dengan maksud
untuk mengetahui bahwa lipstik yang dibuat dapat menimbulkan iritasi pada kulit
atau tidak. Iritasi dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu iritasi primer yang akan
segera timbul sesaat setelah terjadi pelekatan atau penyentuhan pada kulit, dan
iritasi sekunder yang reaksinya baru timbul beberapa jam setelah penyentuhan
atau pelekatan pada kulit.
11

Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka (Patch
Test) pada lengan bawah bagian dalam terhadap 5 orang panelis. Uji tempel
terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan yang dibuat pada lokasi lekatan
dengan luas tertentu (2.5 x 2.5 cm), dibiarkan terbuka dan diamati apa yang
terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama tiga hari berturut-turut
untuk sediaan yang paling tinggi konsentrasi ekstrak buah naga merah dan pandan
wangi 40%, reaksi yang terjadi diamati. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya
kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit lengan bawah bagian dalam yang
diberi perlakuan. Adanya kulit merah diberi nilai (+), gatal-gatal (++), bengkak
(+++), dan yang tidak menunjukkan reaksi apa-apa diberi nilai (-).

3.3 Luaran yang diharapkan


Target luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa
Penelitian (PKM-P) ini adalah dapat dipublikasikan pada jurnal Internasional
PPIPM Universitas Negeri Padang akan memberikan informasi dan gambaran
mengenai manfaat senyawa antosianin dari ekstrak buah naga untuk mengurangi
pemakaian warna sintetik pada lipstik yang menyebabkan kanker dan iritasi pada
kulit dan bibir.

3.4 Indikator Capaian Penelitian


Pembuatan lipstik dengan ekstrak buah naga merah akan diselesaikan pada
bulan pertama, evaluasi sediaan lipstik akan dilakukan pada bulan pertama hingga
bulan ketiga. Laporan hasil penelitian akan disusun pada bulan ketiga, lalu
publikasi pada Jurnal Internasional akan mulai disusun pada bulan keempat.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Data absorbansi diperoleh berdasarkan analisis hasil yang digunakan, yaitu
analisa Spektrofotometri UV-VIS-NIR. Pada penelitian ini diformulasikan sediaan
lipstik dengan menggunakan ekstrak buah naga. Komposisi ekstrak buah naga
pada lipstik yang dihasilkan divariasi 0%, 10%, 20%, 30% dan 40%. hasil
penelitian menunjukkan bahwa sediaan lipstik berbahan pewarna alami buah naga
yang dihasilkan memiliki bentuk yang stabil, pH mendekati pH bibir, dan
absorbansi pigmen warna yang baik pada formulasi ekstraksi dengan waktu dan
rasio pelarut tertentu.
12

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya PKM-P

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Perlengkapan 2.119.000
2 Bahan habis pakai 5.750.000
3 Perjalanan 200.000
4 Dan lain-lain 2.950.000
Jumlah 11.019.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan


1 2 3 4
1 Persiapan Alat dan Bahan
2 Pembuatan Ekstrak Buah Naga Merah
3 Pembuatan Lipstik dengan ekstrak buah naga
merah
4 Pemeriksaan Organoleptis
5 Pemeriksaan Homogenitas
6 Pemeriksaan pH
7 Uji Oles
8 Uji Iritasi
9 Analisis Hasil Penelitian
10 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian
11 Penyusunan Jurnal Internasional
13

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, S. 2017. FormulasiLipstik Dari Sari Buah Naga Merah


(HylocereusPlyrhizus) dan Kunyit (Curcuma Longa L.). Medan :
Institut Kesehatan Helvetia.
BPOM RI. 2013. Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
Pewarna. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Ditjen POM. 2010. Farmakope Indonesia Edisi Keempat.Jakarta :Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Draelos, Z.D. 2011.Cosmetics and Dermatological Problems and
Solution.Francis : CRC Press.
Gunasena, H.P.M, pushpakumara, D.K.N.G, Kariyawasam, M. 2007. Dragon
Fruit Hylocerusundatus Haw. Briton and Rose. In: Pushpakumara,
D.K.N.G., Gunasena, H.P.M. and Singh, V.P. Underutilized fruit trees
in Sri Lanka. New Delhi : World Agroforestry Centre, South Asia
Office . p. 110-142.
Mamoto, L.V and Citraningtyas, F.G. Analisa Rhodamin B pada Lipstik yang
Beredar Dipasar Kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi
Unsrat, 2 (02), 2013.
Mitsui, T. 2007. New Cosmetic Science.Amsterdam : Elsevier Science.
Putri, Winda. 2009. Pemeriksaan Penyalahgunaan Rhodamin B sebagai
Pewarna pada Sediaan Lipstik yang Beredar. Medan :Universitas
Sumatera Utara.
Riley, P. 2000. Decorative Cosmetics, chapter 6 in Poucher’s Perfumes,
Cosmetics and Soap, 10th edition. The Netherlands : Academic
Publisher.
Stintzing, F. C., A, Schiber, R, Carle. 2002. Betacyanins in fruits from red-
purple pitaya, Hylocereuspolyrhzus (Weber) Britton and Rose. Food
Chemistry.77 : 101.
Stintzing, F. C., A, Schiber, R, Carle.2007. Functional roperties of
anthocyanins and betalains in plants, food, and in human
nutrition.Trends in Food Science and Technology, 15(1), 19-38.
Tranggono, I.R., dan Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta :GramediaPustakaUtama.
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
14
15

2.
16

3. Anggota 2
17

4. Biodata Dosen Pendamping


18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


- Elektroda 1 set 750.000 750.000
- PH meter 1 buah 340.000 340.000
- Kaca Transparan 5 buah 135.000 675.000
- Masker filter 3 buah 40.000 120.000
- Masker biasa 3 buah 37.000 111.000
- Sarung tangan 3 buah 21.000 63.000
- Tissu 6 bks 10.000 60.000
- SUB TOTAL (Rp) 2.119.000
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Setil alkohol 1 kg 90.000 90.000
- Vaselin Alba 1 buah 35.000 35.000
- Oleum ricini (minyak jarak) 1 liter 180.000 180.000
- Malam carnauba (carnauba 10 gr 16.000 160.000
wax)
- Cera alba (malam putih) 10 gr 14.500 145.000
- Aquadest 30 liter 15.000 450.000
- Propilen Glikol 250 ml 45.000 45.000
- Nipagin (metil Paraben) 10 gr 5.000 50.000
- Pewarna kopoe (erithrosin 1 buah 6.000 6.000
Cl)
- Glitter Kosmetik 1 buah 80.000 80.000
- Etanol 96% 2 liter 1.200.000 2.400.000
- Tween 80 1 kg 325.000 325.000
- BHT (butilhidriksitoluen) 10 gr 17.000 170.000
- Lanolin 1 buah 200.000 200.000
- Aluminium foil 3 pack 29.000 87.000
- Buah naga (Hylocereus 2 kg 24.000 48.000
polyrhizus)
- Parfum 2 ml 27.000 54.000
- Kertas saring 15 lembar 35.000 525.000
- Larutan dapar pH asam 500 ml 350.000 350.000
- Larutan dapar pH netral 500 ml 350.000 350.000
- SUB TOTAL (Rp) 5.750.000
3. Perjalanan Volume Harga satuan (Rp) Nilai (Rp)
- keperluan Pembelian Bahan 8 kali 20.000 160.000
- Keperluan Pembelian alat 2 kali 20.000 40.000
SUB TOTAL (Rp) 200.000
4. Lain-lain Volume Harga satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Administrasi 2 kali 100.000 200.000
- Sewa laboratorium 1 kali 1.500.000 1.500.000
- Uji spektrofotometer 5 kali 250.000 1.250.000
- SUB TOTAL (Rp) 2.950.000
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 11.019.000
Sebelas Juta Sembilan Belas Ribu Rupiah
19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan Dalam Pembagian Tugas


No Nama / NIM Program Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas
Studi Waktu

(Jam/
Minggu)
1 Wina Riani Kimia Kimia 25 jam / Ketua
Meliska / Terapan minggu bertanggung
16036091 jawab dalam
seluruh kegiatan
penelitian dan
mengorganisir
kegiatan
penelitian.
2 Atikah Kimia Kimia 25 jam/ Bertanggung
Muthmainnah / Analitik minggu jawab dalam
16036065 pengumpulan
bahan baku
penelitian,
pengumpulan
data,
dokumentasi,
pembuatan
laporan selama
penelitian.
3 Dinda Sahara / Kimia Kimia 25 jam / Bertanggung
16036066 Organik minggu jawab dalam
pengumpulan
bahan baku
penelitian dan
pengumpulan
data.
20

Anda mungkin juga menyukai