METODOLOGI PENELITIAN
PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
Oleh :
NIM. 142011233025
DAFTAR ISI............................................................................................................2
DAFTAR TABEL....................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................4
I PENDAHULUAN.................................................................................................5
1.1 Judul..........................................................................................................5
1.4 Tujuan........................................................................................................6
1.5 Manfaat......................................................................................................7
II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................8
2.3 Sirup........................................................................................................10
2.4 Kosmetika................................................................................................11
2.5 Kulit.........................................................................................................12
IV METODOLOGI................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
DAFTAR TABEL
1.1 Judul
ndonesia memiliki garis pantai yang panjang dan wilayah hutan mangrove yang lu
as (Buana dkk., 2014). Hutan mangrove adalah ekosistem yang memiliki peranan
penting di daerah pesisir. Hutan mangrove memiliki nilai ekonomis dan ekologis
yang tinggi karena keragaman yang terdapat didalamnya, tetapi sangat rentan terh
angrove dari jenis Sonneratia atau biasa disebut dengan buah pedada seringkali di
temui didaerah perairan payau, ciri-ciri dari buah ini yaitu pada bagian dasarnya te
rbungkus kelopak bunga berbentuk bola, dan ujung buah tersebut bertangkai. Bua
h tersebut tidak beracun dan dapat dimakan langsung, buah ini memiliki rasa asam
pemanfaatan sari buah untuk sirup namun dari hasil studi lainnya menunjukkan ba
hwa masih terdapat bahan aktif lain yang bermanfaat salah satunya adalah tanin
(Morada et al., 2016). Adanya kandungan tanin yang cukup tinggi maka pemanfaa
tan limbah ini dapat digunakan dalam produk turunan lainnya selain sirup mangro
ve yaitu berupa lulur mandi dari limbah buah Sonneratia caseolaris. Pemanfaatka
n limbah ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah buah mangrove Sonn
eratia caseolaris yang tidak hanya memanfaatkan sari buahnya untuk sirup namun
juga bermanfaat menjadi produk lulur mandi yang memiliki kualitas unggul dan ti
dak kalah dengan produk lulur mandi dengan antiaging yang tersedia di pasaran.
aseolaris belum dilakukan, sehingga rumusan masalah pada penelitian ini yaitu se
bagai berikut :
b. Apakah lulur mandi berbahan dasar limbah industri sirup mangrove Sonne
ratia caseolaris ini juga memiliki manfaat sebagai produk kosmetik antiag
ing?
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya yaitu mengha
silkan penemuan berupa produk lulur mandi berbahan dasar ampas sirup buah ped
ada yang mengandung antiaging. Dapat juga menjadi pilihan dalam mengurangi p
enggunaan bahan kimia berbahaya pada produk kosmetik khususa lulur mandi.
II TINJAUAN PUSTAKA
Body scrub (lulur badan) merupakan perawatan tubuh oleh dalam keadaan
tubuh basah dengan menggunakan berbagai ramuan, seperti herbal lulur badan. Tu
juan penggunaan dari body scrub (lulur badan) adalah untuk mengangkat sel kulit
mati, kotoran dan membuka pori-pori sehingga pertukaran udara bebas dan kulit
menjadi lebih cerah dan putih. Body Scrub ini sudah menjadi tradisi di negara-neg
ara timur tengah selama berabad-abad. Body scrub yang baik mempunyai butiran
sehingga ketika dipegang dan dioleskan terasa kasar sehingga semua kotoran yang
menempel pada kulit dapat terangkat. Butiran itu tidak boleh terlalu kasar supaya t
idak melukai kulit, terlalu halus sehingga tidak berfungsi sebagai pengampelas, ter
Beberapa manfaat body scrub untuk tubuh adalah membuang sel kulit mati
secara maksimal, menyehatkan kulit dan menghaluskan kulit. Setiap hari kulit me
ngalami regenerasi. Mandi merupakan adalah usaha membersihkan kulit dan mem
buang sel kulit mati namun mandi saja tidak cukup membersihkan semua sel kulit
mati yang akhirnya menumpuk dan menyebabkan kulit kusam. Body scrub memb
antu pengelupasan kulit dengan lebih sempurna. Membersihkan lapisan sel kulit
mati, berarti kulit menjadi lebih sehat. Kulit yang bersih merangsang tumbuhnya s
el kulit baru sehingga menampilkan kulit yang lebih halus dan bersih. Body scrub
bekerja seperti mengampelas kulit sehingga kulit kasar hilang, setelah memakai b
anggota komunitas mangrove yang tumbuh dan berkembang pada salinitas rendah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Lythraceae
Genus : Sonneratia
fat buahnya tidak beracun, dapat dimakan langsung, rasa asam dan aroma yang kh
as serta tekstur buah yang lembut membuat buah Sonneratia caseolaris cocok diol
ah untuk dijadikan beberapa produk pangan seperti jenang, dodol, selai dan sirup.
Kandungan gizi pada 100 g buah yaitu vitamin A 221,97 IU, vitamin B 5,04 mg, v
itamin B2 7,65 mg dan vitamin C 56,74 mg (Dari dkk., 2020). Selain itu buah ped
ada mengandung kadar air (bb) 84,76%, kadar abu (bk) 8,4%, kadar lemak(bk) 4,
82%, kadar protein (bk) 9,21% dan kadar karbohidrat (bk) 77,57% (Manalu dkk.,
2013). Buah pedada juga memiliki kandungan fitokimia seperti steroid, tripenoid
menetralisir radikal bebas yang menyerang sel-sel tubuh kita, radikal bebas terseb
ut dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung dan penuaan dini. Produk sirup le
bih banyak disukai mengingat iklim tropis kita yang memungkinkan orang lebih
memilih minuman segar dari pada makanan manis. Rasa yang asam dari buah ped
2.3 Sirup
yang berupa laruta dengan cita rasa beraneka ragam, mempunyai kandun-gan gula
minimal 65% dan memiliki daya simpan yang relatif lebih singkat karena memilik
i kadar air yang cukup tinggi. Menurut Standar Nasional Indonesia sirup dapat ber
tahan tanpa bahan pengawet selama penyimpanan berkisar tiga minggu dengan ju
mlah kapang yaitu maksimum 50 koloni/ml. Salah satu mikroorganisme yang dap
ahan berkadar gula tinggi dan memiliki pH yang rendah seperti sirup pedada. Sela
ma penyimpanan kapang akan tumbuh dipermukaan sirup sehingga nutrisi pada si
rup akan rusak dan menghasilkan zat-zat beracun yang dikenal sebagai mikotoksi
n. Limbah dari pembuatan sirup merupakan ampas buah yang saat ini belum term
dan antibakteri yang bermanfaat dalam produk kecantikan seperti lulur mandi.
2.4 Kosmetika
Kosmetika merupakan bahan atau sediaan yang digunakan pada bagian lua
r tubuh seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, organ genital bagian luar, dan gigi s
erta mukosa mulut (Indriaty dkk., 2018). Kosmetika digunakan dalam memelihara,
dari berbagai macam bahan baku. Berdasarkan bahan bakunya kosmetika dibagi
menjadi dua yaitu kosmetika modern dan kosmetika tradisional. Menurut Domini
han baku alami sedangkan kosmetika modern merupakan kosmetika dengan bahan
baku yang telah dicampur dengan zat kimia. Kosmetika digunakan oleh masyarak
ng untuk perawatan tubuh bagian luar seperti rambut, kulit, dan kuku. Menurut (S
ukristiani dkk., 2014) terdapat dua jenis kosmetika berdasarkan kegunaannya yait
u kosmetika perawatan kulit atau skin care dan kosmetika riasan atau make up.
2.5 Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari l
ingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1.5 m² dengan berat kir
a-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta meru
pakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan se
nsitif serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, dan ras.
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam ata
u lapisan dermis, serta lapisan subkutan seperti yang terlihat pada gambar 2.5. Epi
dermis merupakan lapisan berada di paling luar, dibentuk oleh zat tanduk (keratin)
atau lapisan dermis (korium) yang sudah tua. Beberapa orang memiliki bagian kul
it seperti sisik tipis. Lapisan paling dalam epidermis dinamakan lapisan basal atau
stratum gorneum. Epidermis terdiri dari empat lapisan, diantaranya: lapisan Basal/
Lapisan Basal/ stratum gorneum terdiri dari sel-sel kuboit yang tegak lurus
terhadap dermis, tersusun sebagai palisade dan merupakan lapisan terbawah dari e
pidermis. Lapisan ini terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang membentuk mela
nin yang berfungsi sebagai pelindung kulit dari sinar matahari. Lapisan malphigi/
stratum spinosum merupakan lapisan epidermis paling tebal, terdiri atas sel polyg
onal. Sel-sel ini memiliki protoplasma yang menonjol dan terlihat seperti duri. La
piran ketiga adalah lapisan granular/ stratum granulosum. Lapisan ini merupakan l
apisan yang terdiri atas butir-butir granul keratohialin yang basofilik. Lapisan tera
khir pada epidermis adalah lapisan tanduk/ stratum korneum. Lapisan ini merupak
an lapisan yang banyak mengandung keratin. Lapisan ini merupakan protein fibro
us insoluble yang membentuk pertahanan terluar dari kulit. Fungsinya untuk meng
s. Lapisan ini terdiri dari beberapa jaringan ikat yang memiliki dua lapisan. Pars p
apilaris, terdiri atas sel fibroblast yang memproduksi kolagen. Retikularis, yaitu la
pisan yang memiliki banyak pembuluh darah, tempat akar rambut, kelenjar kering
at, dan kelenjar sebaseus. Lapisan subkutan dapat ditemukan banyak pembuluh da
rah, saraf, dan folikel atau otot rambut, beserta merector pilli. Lapisan subkutan m
erupakan lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit penghasil lemak.
Lapisan ini merupakan jaringan adipose, yaitu jaringan yang berfungsi sebagai ba
ntalan antara kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Lapisan ini juga be
rfungsi sebagai jaringan mobilitas kulit, perubahan kontur dan penyekatan panas,
erminyak dan kering. Kulit kering merupakan kulit ideal atau kulit dambaan. Ada
nya ciri-ciri kulit bertekstur halus atau lembut, terlihat cerah, tampak segar, pori-p
orinya kecil, elatis, memiliki kelembaban yang bagus serta tidak berminyak dan ti
dak kering. Kulit berminyak adalah kulit yang mempunyai kadar minyak di permu
kaan kulit yang berlebihan sehingga tampak mengkilap, kotor, kusam, biasanya p
ori-pori kulit lebar sehingga kesannya kasar dan lengket. Jenis kulit lainnya yaitu
kulit kering yang memiliki kadar minyak sangat rendah sehingga terlihat pecah-pe
cah karena kulit tidak mampu mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit ker
ing adalah kulit terasa kaku, kering, kusam, bersisik dan mudah timbul keriput. Ga
ris atau kerutan sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pa
Mangrove
Selai Sirup
Limbah ampas
Tanin
Antioksidan Antibakteri
Manfaat :
-sebagai antiaging
- menjaga kelembapan kulit
han yang mengandung unsur kimia, sehingga dapat membahayakan jika digunaka
n dalam jangka panjang. Oleh karena itu bidang perikanan memberikan peluang s
erbahaya yang dianggap dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan pengg
unanya. Hasil dibidang kelautan yakni ada buah mangrove Sonneratia caseolaris
saat ini masih berupa pemanfaatan sari buah untuk sirup namun dari hasil studi lai
nnya menunjukkan bahwa masih terdapat bahan aktif lain yang bermanfaat salah s
atunya adalah tanin. Terdapat kandungan tannin yang cukup tinggi pada limbah si
rup buah pedada berupa ampas sirup mangrove yang akan diformulasikan menjadi
lulur mandi. Pemanfaatkan limbah ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tam
bah buah mangrove Sonneratia caseolaris yang tidak hanya memanfaatkan sari bu
ahnya untuk sirup namun juga bermanfaat menjadi produk lulur mandi yang memi
liki kualitas unggul dan tidak kalah dengan produk lulur mandi dengan antiaging
Ditinjau dari potensi bidang perikanan dan kelautan di Indonesia yang san
gat besar. Perlu adanya pemanfaatan sumberdaya tersebut. Salah satu pemanfaatan
nya yaitu dengan memanfaatkan buah pedada dengan mengembangkan produk ter
sebut menjadi lulur mandi, dimana buah pedada mengandung sneyawa flavonoid
atau tannin yang berperan sebagai antioksidan dan memiliki manfaat salah satuny
a adalah mencegah penuaan dini pada kulit. Untuk menguji dengan konsentrasi be
rapakah akan tercipta lulur dengan kandungan antioksidan terbaik dilakukan deng
an beberapa parameter utama yang antara lain meliputi uji organoleptic, uji pH, uj
H1 : Formulasi pembuatan lulur mandi dari limbah ampas sirup buah pedada yang
IV METODOLOGI
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2023 di Laborato
rium Analisis Kimia Fakultas Perikanan dan Kelautan. Penelitian ini dilakukan de
ngan metode eksperimental yang meliputi tahap pengumpulan dan penyiapan sam
pel, pembuatan sediaan krim body scrub ampas dari hasil samping sirup mangrove
(Sonneratia caseolaris) dengan konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20%, evaluasi sedi
aan, yaitu uji histokimia, uji pH, uji organoleptik, uji antioksidan, uji mikrobiologi,
penentuan tipe emulsi, uji stabilitas sediaan, uji daya sebar, dan uji viskositas sedi
aan krim body scrub dengan menggunakan Skin Analyzer Aroma (Aroma SG) dan
an bahan penelitian yang mencangkup alat dan bahan mulai dari proses pengambil
an ampas dari limbah pembuatan sirup hingga sampai proses penambahan ampas
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven, pH meter, inkubato
r, water bath, microtube, petridish, vortex mixer, filter paper, thermometer, magn
etic stirrer, spirtus, stopwatch, gelas ukur, batang pengaduk, cawan porselen, kert
as perkamen, lumpang dan alu, neraca analitik (Boeco Germany), pot plastik, petri
dish, sudip, skin analyzer dan moisture checker (Aramo SG), lemari asam, pipet v
olume, bulb, mikroskop, wadah lulur mandi, lempeng kaca, kaca arloji, gelas kimi
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah pedada (ba
han samping dari produksi sirup), parfum, NaCl, stearic acid, gliserin, aquadest, a
sam stearat, setil alkohol, propilen glikol, trietanolamina (TEA), parfum, propil pa
raben, metil paraben, larutan dapar pH asam (4,01), larutan dapar pH netral (7,01),
metilen blue, DMSO, spiritus, media agar, HCl, n-hexane, NH 3, etanol analis, Na
Adapun metode penelitian pada penelitian ini yang antara lain meliputi ran
cangan penelitian, prosedur kerja formulasi melalui 3 tahap serta melakukan uji a
ntioksidan sebagai parameter utama dan uji organoleptik sebagai parameter pendu
kung, uji histokimia. Penjelasan lebih lanjut disajikan pada beberapa sub bab seba
gai berikut :
mbuat lulur mandi dengan dua formulasi yang berbeda dengan konsentrasi 0%, 10
%, 15%, dan 20%. Masing-masing formulasi lulur mandi yang sudah jadi dievalua
si secara fisik untuk didapatkan karakteristik fisik lulur mandi yang terbaik.
n dimaserasi selama tiga hari. Hasil ekstraksi kemudian disaring dan dipe
Memisahkan bahan menjadi dua kelompok yaitu fase minyak dan fase air. Fase m
inyak terdiri dari asam stearat dan setil alkohol, dilebur di atas penangas air denga
n suhu 70ºC, kemudian ditambahkan propil paraben (massa I). Fase air yang terdir
i dari propilen glikol, trietanolamin dan metil paraben dilarutkan di dalam air pana
s dengan suhu 70°C (massa II). Masukkan massa I ke dalam lumpang panas, lalu
masukkan massa II sedikit demi sedikit digerus konstan sampai terbentuk massa k
rim. Setelah terbentuk massa krim, dicampurkan dengan ampas pedada sesuai kon
sentrasi sedikit demi sedikit, digerus sampai terbentuk krim yang homogen. Ditam
Konsentrasi
Bahan
0% 5% 10% 15% 20%
Ampas pedada(g) - 5 10 15 20
Formula mengandung ampas buah pedada dari hassil samping sirup mangr
ove. Konsentrasi ampas pedada yang digunakan adalah 5%, 10%, 15% dan 20%.
Formula dasar krim yang tidak mengandung ampas pedada digunakan sebagai bla
nko. Formulasi masing-masing konsentrasi sediaan krim body scrub dapat dilihat
Konsentrasi
Bahan
F0 F1 F2 F3 F4
Ampas pedada 0 5 10 15 20
Basis 100 95 90 85 80
Keterangan
F1 : krim lulur mandi ampas pedada 5% krim body scrub ampas peda
da 5%
enambahkan ampas buah pedada yang telah ditimbang ke basis krim yang telah di
buat sedikit demi sedikit, selanjutnya diaduk hingga merata dan terbentuk krim ho
mogen.
- Uji Organoleptik :
Uji organoleptic dilakukan dengan mengamati warna, bau dan tekstur sedi
- Uji pH :
Uji pengukuran pH dilakukan dengan cara mengukur pH yang ada pada lul
ur mandi.
ndi sebanyak 0,5 g diletakkan di atas alat uji daya sebar yang berupa lempengan k
aca berlaskan kertas skala, tutup dengan kaca pasangannya (yang sebelumnya sud
ah ditimbang), amati selama 3-5 menit, letakkan beban 50 g secara terus menerus
dengan hati-hati.
- Uji Mikrobiologi :
ahan yang akan digunakan, menggoreskan lulur mandi menggunakan ose pada me
dia NA, inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam, hitung Total Plate Count (TPC).
alat Digital Moisture Oil Content Analyzer, letakkan pada bagian kulit yang diuji
kelembabannya.
- Uji Histokimia
a. Uji Alkaloid,
Ekstrak dilarutkan dalam HCl encer, lalu disaring dan dilakukan Tes Maye
r: Filtrat ditambahkan reagen mayer, terjadi endapan kuning berarti positif dan Te
rti positif.
b. Uji Flavonoid :
at ditambah 2 mL etanol, dikocok kuat dan biarkan terpisah, hasil positif bila terbe
c. Uji Saponin :
Pengujian saponin dilakukan dengan 0,3 g ekstrak dalam 20 mL aquades, l
arutan dikocok selama 15 menit, hasil positif bila terbentuk busa setinggi 1 cm.
d. Uji Glikosida:
2 mL asam asetat glasial, ditambah beberapa tetes FeCl 3 danH2SO4 pekat, hasil po
e. Uji Tanin:
Uji Tanin yakni dengan menyiapkan 0,3 g ekstrak yang akan dilarutkan da
lam 1 mL aquades, ditambah 2 tetes larutan FeCl3, hasil positif bila terbentuk warn
Parameter utama yang diamati dalam penelitian ini yaitu formulasi lulur m
andi berbahan dasar limbah atau ekstrak dari sirup buah pedada sebagai antiaging.
Adapun parameter pendukung dalam penelitian ini yaitu uji organoleptik dengan
melakukan pengujian pada kenampakan, aroma, dan rasa yang penilaiannya diam
bil dari panelis, uji histokimia, uji mikrobiologi, uji pH, dan uji kelembapan kulit.
PSS (Statistical Product and Service Solution). Langkah pertama data dianalis den
Way Anova untuk menentukan perbedaan rata-rata diantara kelompok. Jika terdap
at perbedaan, dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaa
n nyata antar perlakuan. Data tidak normal dilanjutkan dengan dianalisis menggun
akan metode Kruskal wallis untuk menentukan perbedaan rata-rata diantara kelom
pok. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan uji Post Duncan untuk melihat p
Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan mulai pada bulan April – Juni 2
023 dengan rincian jadwal pelaksanaan pada Tabel 3. Pelaksanaan penelitian terba
gi dalam beberapa tahap yaitu dimulai dari pemesanan bahan, pengambilan ekstra
k dari sirup buah pedada, pengujian sampel, pencatatan data, analisis data, dan pe
Avenido, P., & Serrano Jr, A. E. (2012). Effects of the apple mangrove (Sonnerati
a Caseolaris) on antimicrobial, immunostimulatory and histological respo
nses in black tiger shrimp postlarvae fed at varying feeding frequency. Aq
uaculture, Aquarium, Conservation & Legislation, 5(3), 112-123.
Buana, Y., I. G. Sugiyanta, dan Zulkarnain. 2015. Perubahan Luas Mangrove Tah
un 1994-2014 melalui Citra Landsat di Kecamatan Padang Cermin. Jurnal
Penelitian Geografi. 3(1): 1-14.
Farid, F., Lestari, U., Sari, P.M., Rahman, H., 2018. Introduksi Teknologi Sabun
Cair Antiseptik Dari Buah Pedada (Sonneratia caseolaris) Di Kelurahan K
ampung laut, Kuala Jambi, Tanjung Jabung Timur. Jurnal Karya Abdi Mas
yarakat 2(1): 23-30.
Fauzi, A.R., dan Nurmalina, R. 2012. Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo. Halaman 129-130.
Morada, M., Lee, S., Gunther-Cummins, L., Weiss, L. M., Widmer, G., Tzipori,
S., & Yarlett, N. (2016). Continuous culture of Cryptosporidium parvum u
sing hollow fiber technology. International journal for parasitology, 46(1),
21-29.
Ritohardoyo, S. Dan G. B. Ardi. 2014. Arahan Kebijakan Pengelolaan Hutan Man
grove: Kasus Pesisir Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kuburaya, Pro
vinsi Kalimantan Barat. Jurnal Geografi. 11(1): 43-57.
Sarwadi, S. 2014. Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Dunia Cerdas. H
alaman 75
Wahyuningtyas, R. S., Pratiwi, H. S., Informatika, T., Teknik, F., & Tanjungpura,
U. (2015). Sistem pakar penentuan jenis kulit wajah wanita menggunakan
metode naïve bayes. Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol,
1(1), 1.