PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
INDRI JULIARNI
NIM : 1600010
Pembimbing
Anita Lukman,M.Farm.,Apt
NIDN. 1021118002
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1. Kosmetik...............................................................................................4
2.1.1 Definisi Kosmetik........................................................................4
2.1.2 Tujuan Penggunaan Kosmetik.....................................................4
2.1.3 Manfaat Kosmetik.......................................................................5
2.2 Masker Wajah.......................................................................................7
2.2.1 Fungsi, Manfaat dan Kegunaan Masker Wajah.........................8
2.2.2 Jenis-Jenis Masker Wajah...........................................................9
2.3 Masker Clay........................................................................................10
2.4 Kulit.....................................................................................................11
2.4.1 Definisi Kulit.............................................................................11
2.4.2 Lapisan Kulit.............................................................................12
2.4.3 Fungsi Kulit...............................................................................15
2.4.4 Jenis Kulit..................................................................................16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................18
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................18
3.2 Jenis Penelitian....................................................................................18
3.3 Rancangan Penelitian..........................................................................18
3.4 Alat dan Bahan Penelitian...................................................................19
3.4.1 Alat............................................................................................19
3.4.2 Bahan.........................................................................................19
3
3.5 Prosedur Penelitian..............................................................................19
3.5.1 Pemilihan Sampel......................................................................19
3.5.2 Evaluasi Fisik Sediaan...............................................................19
3.6 Analisa Data........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halama
1. Anatomi Kulit..................................................................................12
2. Skema Kerja Penelitian...................................................................24
5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Skema Kerja Penelitian...................................................................24
6
BAB I
PENDAHULUAN
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan
organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk
badan, melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Salah satu contoh
wajah dan sangat bermanfaat untuk menjaga dan merawat kulit wajah,
mengangkat sel tanduk yang telah mati, sehingga merupakan pembersih yang
paling efektif. Manfaat dari masker tersebut akan lebih baik bila dilakukan secara
teratur (Pulmono et al, 2015). Masker juga termasuk kosmetik yang bekerja
secara mendalam (depth cleansing) karena dapat mengangkat sel-sel kulit mati
Salah salah satu sedian masker wajah yang sangat populer adalah tipe wash-
off dengan basis clay, yang sering disebut dengan clay facial mask
mengencangkan kulit dan membersihkan kulit. Pada penelitian ini dipilih sediaan
7
masker wajah bentuk clay karena clay mask mampu menyerap minyak dengan
baik dan juga dapat membersihkan kulit pada lapisan lebih dalam (Harry,2000).
dengan tipe clay telah banyak digunakan karena mampu meremajakan kulit.
Perubahan kulit terasa ketika masker mulai memberikan efek yang menarik
penyegaran kulit dimana masker clay mampu mengangkat kotoran dari wajah
(Harry, 2000). Keuntungan masker clay ini adalah mengandung surfaktan dan air
masker sari ketimun (Cucumis sativus L.) dengan menggunakan basis kaolin dan
bentonit, Intan Pratiwi dan Youstiana Dwi Rusita (2018) tentang formulasi
masker serbuk ekstrak daun papaya (Carica papaya L.) sebagai anti jerawat, Dewi
Winni Fauziah (2017) tentang pengaruh basis kaolin dan bentonit terhadap sifat
fisik masker lumpur kombinasi minyak zaitun (Olive oil) dan teh hijau (Camelia
sinensis). Dari penelitian yang telah dilakukan memberikan hasil sifat fisik
masker yang bervariasi dan ini menunjang untuk banyaknya sediaan masker yang
sediaan masker.
8
Perkembangan industri kosmetik yang juga terus meningkat menyebabkan
beragamnya produk masker yang beredar di pasaran, baik dari segi merk, fasilitas,
jenis, harga, maupun variasi yang terkandung dalam produk tersebut. Kenyataan
uji sifat fisik masker wash-off berbasis clay yang beredar di Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru.
berbasis clay dalam kemasan tube dan sachet yang beredar di Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru.
clay dalam kemasan tube dan sachet yang beredar di Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru.
9
pH, pemeriksan stabilitas fisik masker, pemeriksaan daya sebar, pemeriksaan daya
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kosmetik
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
14345 ].
beberapa bagian tubuh seperti kulit, rambut, dan lain-lain. Pemakaian kosmetik
harus memperhatikan beberapa hal seperti jenis kulit, warna kulit, keadaan iklim,
cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah pemakaian agar tidak menimbulkan
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu
dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk
kulit dengan teratur. Sehubungan dengan itu, maka tujuan dari penggunaan
11
1. Melindungi kulit dari pengaruh-pengaruh luar yang merusak misalnya sinar
tinggal di daerah yang iklimnya dingin seperti daerah pegunungan yang selalu
4. Melekat di atas permukaan kulit untuk mengubah warna atau rona daerah kulit
tertentu.
sebagainya.
7. Mengubah rupa atau penampilan misalnya, bila telah dipakai kosmetik yang
Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang sehat
adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan organ tubuh
yang berada paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Dengan
demikian pemakaian kosmetik yang tepat untuk perawatan kulit, rias atau
dekoratif akan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Berikut ini merupakan manfaat
12
Pemeliharaan berarti usaha pencegahan terhadap timbulnya kelainan-kelainan
a. Pembersih
Kulit harus dibersihkan karena sebagai organ tubuh yang berada paling
luar, kulit terpapar pada setiap unsur yang ada di lingkungan luar yang dapat
merusak kulit, misalnya debu, sinar matahari, suhu panas atau dingin atau
zat kimia yang menempel pada kulit. Kotoran yang menempel pada kulit ini
perlu dibersihkan agar kulit tetap sehat dan mampu melakukan fungsinya
dengan baik.
b. Pelembab
Pada kulit kering yang terjadi pada keadaan kelambaban udara sangat
rendah, penguapan air dari kulit sangat tinggi,kulit orang tua atau kelainan
kulit tertentu yang menyebabkan kulit menjadi kering dan kasar, kosmetik
c. Pelindung
Pertama, pada polusi yang bersifat iritan sangat kuat, misalnya di dalam
lingkungan kerja pabrik kimia atau gas. Kedua, pada pajanan sinar matahari
d. Penipisan
13
Penipisan kulit kadang-kadang perlu dilakukan pada keadaan kulit
menebal dan agak kasar, misalnya pada gangguan keratinisasi kulit, pada
keadaan kulit kotor dan berminyak sehingga lapisan tanduk tidak mudah
terlepas, atau pada tempat terjadi gesekan kulit sehingga keratinisasi kulit
yang hitam dapat dirias menjadi lebih putih, kulit yang terlalu terang dapat
3. Wangi-wangian (Parfum)
Parfum mempunyai tingkat resiko yang tinggi bagi kulit yang mungkin
sensitive terhadap zat kimia yang terdapat dalam salah satu komposisinya.
Oleh karena itu perhatikan dan kenalilah dengan baik jenis parfum yang akan
digunakan.
4. Kosmetik Medik
mengandung zat yang dapat bekerja lebih dalam dan biasa digunakan sebagai
massage, dioleskan pada seluruh wajah kecuali alis, mata dan bibir sehingga akan
14
tampak memakai topeng wajah. Masker juga termasuk kosmetik yang berkerja
secara mendalam (deepth cleansing) karena dapat mengangkat sel-sel tanduk yang
masker mengering. Formula masker yang dibuat harus memenuhi syarat dimana
sediaan berupa sediaan pasta yang halus, mudah dicuci, memberikan efek menarik
dengan sendirinya sehingga sangat bermanfaat untuk menjaga dan merawat kulit
mengangkat sel tanduk yang telah mati, sehingga merupakan pembersih yang
paling efektif. Kemanfaatan dari masker tersebut akan lebih baik bila digunakan
(2013) yaitu:
2. Kulit tampak lebih kencang, halus, lembut, dan terhindar dari gejala
15
penuaan dini.
14345 ]:
kulit.
Masker terdiri atas berbagai macam bentuk. Berikut ini adalah macam-
1. Masker Bubuk
Masker ini terdiri dari bahan serbuk (koalin, titanium, dioksida, magnesium
16
adonan kental. Dalam membuat adonan tersebut memerlukan keahlian agar
tidak terlalu cair maupun tidak terlalu kental dan mudah dioleskan pada kulit
2. Masker Kolagen
membuka pori-pori yang tertututp dan melembapkan kulit, tetapi tidak ada
Masker ini membentuk tembus terang (transparant) pada kulit. Bahan dasar
adalah bersifat jelly dari gum, tragacant, latex dan biasanya dikemas dalam
mulai dagu ke atas sampai ke pipi dan berakhir di dahi. Jenis masker yang ada
di pasaran biasanya tergantung merk, ada yang untuk semua jenis kulit, ada
Masker ini dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya ekstrak dari buah-buahan
atau sayur-sayuran, kuning telur, putih telur, kepalu susu, madu, minyak zaitun,
17
2.3 Masker Clay
penghilang sumbatan pada pori serta mengangkat sel kulit mati dan pengotor pada
kandungan, salah satu kandungan masker clay adalah bentonit dan kaolin.
Masker clay berbentuk seperti lumpur dan akan mengeras dan mudah retak
mulai memberikan efek yang menarik lapisan kulit ketika masker mengering.
Sensasi ini menstimulasi sensasi penyegaran kulit dimana masker clay mampu
mengangkat kotoran dari wajah. Kotoran dan komedo terangkat ketika sediaan
dicuci dari kulit wajah. Efek setelah penggunaan masker adalah kulit yang
tampak cerah dan bersih [ CITATION Har00 \l 14345 ]. Keuntungan tipe masker
ini adalah mengandung surfaktan dan air sehingga mampu melunakkan dan
bentuk lapisan film rata pada wajah dan tubuh. Produk dibiarkan mengering
selama 5-10 menit. Pada saat air dalam formulasi menguap, lapisan masker
clay yang mengering menjadi material yang bersifat (abrasis) lemah sehingga
dapat menghilangkan kulit mati dan kelebihan minyak sehingga kulit wajah
18
2.4 Kulit
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dan
melindunginya dari bahaya atau intervensi yang datang dari luar. Kulit normal
tidak dapat ditembus cairan yang dapat ditemukan sehari-hari. Bagi wanita, kulit
memperindah kecantikan, dan bagi seorang dokter apa yang terlihat pada kulit
14345 ].
terutama kuit wajah yang sering terpapar oleh sinar ultraviolet (UV) akibatnya
dapat menimbulkan masalah kulit seperti keriput, penuaan, jerawat dan pori
kulit yang membesar, sehingga merupakan hal yang penting untuk merawat kulit
mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai
14345 ].
mekanik dari luar tubuh. Itulah sebabnya tidak mengherankan bila setiap hari
jutaan sel kulit rusak dan harus diperbaharui [ CITATION Kus13 \l 14345 ].
19
Gambar 1. Anatomi Kulit
Kulit ari tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri dari sejumlah lapisan sel
a. Lapisan tanduk, merupakan lapisan terluar yang tersusun atas sel-sel mati
dan dapat mengelupas setiap saat. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh
berwarna. Warna ini sangat penting untuk melindungi kulit dari sengatan
bermuaranya kelenjar keringat. Kulit ari tidak berisi pembuluh darah. Saluran
20
yang berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya. Garis-garis ini berbeda-
beda, pada ujung jari berbentuk ukiran yang jelas yang pada setiap orang tidak
Lapisan tanduk terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang
a. Lapisan korneum, selnya tipis, datar, seperti sisik dan terus menerus
dilepaskan.
b. Lapisan lusidum, selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada intinya.
c. Lapisan granulosum, sel lapis sel yang jelas tampak berisi inti.
3. Kulit jangat tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada
a. Kelenjar keringat
belit dan yang banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam kulit jangat,
bermuara di atas permukaan kulit di dalam lekukan halus yang disebut pori.
Ada beberapa kelenjar keringat yang berubah sifat yang dapat dijumpai di
14345 ].
b. Saraf indera
Ujung akhir saraf sensoris, yaitu puting peraba, terletak di dalam kulit jangat
atau dermis. Ujung-ujung saraf indera perasa dan peraba yang meliputi:
21
peraba, perasa panas, perasa dingin, perasa nyeri, dan lain sebagainya
c. Kandung rambut
Di dalamnya terdapat akar rambut dan batang rambut. Di dekat akar rambut
terdapat otot polos yang merupakan otot penegak rambut dan terdapat pula
ujung saraf indera perasa nyeri. Bila tubuh kita kedinginan, maka otot
rambut dicabut akan terasa nyeri. Untuk menjaga agar rambut tidak kering,
Kulit mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tubuh manusia. Fungsi
hilang dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat
ini segera menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah
yang mengalir melalui medulla oblongata. Suhu normal (sebelah dalam) tubuh,
yaitu suhu visera dan otak adalah 360 sampai 37,50C. Suhu kulit sedikit rendah [
22
Warna kulit sesaat dapat menjadi indikator kondisi emosi seseorang misalnya
muka merah karena marah atau malu, mukanya pucat karena takut atau kaget
Rasa sentuhan yang disebabkan rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit
sakit, semua ini perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-
beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit [ CITATION Eve09 \l
14345 ].
4. Persepsi sensoris
Kulit adalah organ sensoris besar dan sumber utama sensasi umum tubuh
terhadap lingkungan luar. Banyak ujung saraf sensoris bersimpai dan bebas di
dalam kulit berespons terhadap suhu (panas dan dingin), sentuhan, nyeri dan
5. Tempat penyimpanan
6. Organ ekskretoris
Melalui produksi keringat oleh kelenjar keringat, air, larutan garam, dan
Vic03 \l 14345 ].
7. Pembentukan vitamin D
23
Bila kulit terpapar terhadap sinar ultraviolet dari matahari dibentuk vitamin D
penyerapan kalsium dari mukosa usus dan metabolisme mineral yang memadai
Mas09 \l 14345 ]:
a. Kulit Berminyak
kelihatan mengkilat, tebal, tonus kuat, pori-pori besar serta mudah sekali
b. Kulit Kering
Pada kulit kering, kelenjar lemak bekerja kurang aktif. Kulit terlihat kusam,
tipis, bersisik, halus, lebih cepat timbul keriput. Lubang pori-pori tidak
c. Kulit Normal
Kulit tidak berminyak dan tidak kering, sehingga kelihatan segar dan bagus,
zat-zat yang berguna melalui kulit serta peredaran darah berjalan dengan baik,
d. Kulit Campuran
24
Kulit jenis campuran, yakni bagian tengah muka (sekitar hidung, dagu, dan
atau kering. Dapat terjadi pada semua umur, tetapi lebih sering terdapat pada
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
mengevaluasi sifat fisik dari masker clay yang beredar di Kecamatan Tampan
1. Pemilihan sampel
a. Pemeriksaan organoleptis
b. Pemeriksaan homogenitas
c. Uji pH
3. Analisa Data
26
3.4 Alat dan Bahan Penelitian
3.4.1 Alat
meter, jangka sorong, timbangan analitik, kertas grafik, plastik transparan, buret,
3.4.2 Bahan
dan B kemasan tube, masker clay C dan D kemasan sachet, aquadest, larutan
dapar pH 4 dan 7.
Pemilihan sampel dilakukan secara non random dan sampel yang digunakan
adalah masker clay dengan wadah kemasan tube dan sachet. Sampel diambil dari
Kota Pekanbaru.
1. Pemeriksaan Organoleptis
Meliputi pemeriksaan terhadap bentuk, warna serta bau yang dilakukan secara
2. Pemeriksaan Homogenitas
0,1 gram masker dioleskan pada sekeping kaca transparan. Masker harus
menunjukkan susunan yang homogen dan tidak boleh terlihat adanya bintik-
27
3. Pemeriksaan pH
al., 1993).
jam selama 1 bulan, pada setiap minggunya diamati apakah terjadi pemisahan
Sebanyak 0,1 gram masker dioleskan pada telapak tangan kemudian dicuci
dengan sejumlah volume air. Air dilewatkan dari buret dengan perlahan-lahan,
amati secara visual ada atau tidaknya masker yang tersisa oleh telapak tangan,
diatas kertas grafik yang dilapisi plastik transparan, dibiarkan sesaat (15 detik)
dan dihitung luas daerah penyebarannya, lalu tutup lagi dengan plastik
transparan dan beri beban tertentu (10, 20, 30, 40, dan 50 gram) dan dibiarkan
28
selama 60 detik. Lalu hitung lagi luas area penyebaran masker [ CITATION
Rud94 \l 14345 ].
lapisan tipis seragam dengan tebal kira-kira 1 mm. kemudian diamati waktu
yang dibutuhkan basis untuk mengering, yaitu waktu dari saat dioleskan
Pengujian dilakukan dengan uji tempel tertutup pada kulit manusia. Caranya
yaitu, sediaan diambil sebanyak 0,1 gram. Kemudian dioleskan pada lengan
bagian dalam dengan ukuran diameter 2 cm, ditutup dengan perban, lapisi
dengan plastik dan diplaster dibiarkan selama 24 jam. Diamati gejala yang
timbul seperti kemerahan, gatal-gatal pada kulit. Uji iritasi ini dilakukan
pemeriksaan sediaan satu dengan lainnya dan disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
Pearce, E. C., 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Pratiwi, I. dan Rusita, Y. D., 2018. Formulasi Masker Serbuk Ekstrak Daun
Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Anti Jerawat.
Polumono, N. I. R., Robert, T., dan Hamsidar, H. 2015. Formulasi dan Evaluasi
Sediaan Masker Ketimun (Curcumis sativus L) dengan Menggunakan Basis
Kaolin dan Bentonit.
Rostamailis, 2005. Penggunaan Kosmetik. In: Dasar Kecantikan dan Berbusana
yang Serasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Vieira, R.P., Alessandra, R.F., Telma, M.K., Vladi, O.C., Claudineia, A.S., De
Olivera, P., Claudia, S.C.P., Andrea, R.B., And Mariavaleria, R.V., 2009.
Bifidobacterium Animals. Physical and Physicochemical Stability
Evaluation of Cosmetic Formulation Containing Soyben Extract Fermnded,
45(3)(515-525).
Voigt, R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. V ed. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Wasitaatmadja, S. M., 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Wibowo, D. S., 2013. Anatomi Fungsional Elementer dan Penyakit yang
Menyertainya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
31
Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian
Pemilihan Sampel
Pengambilan Sampel
Masker Clay
Evaluasi
Evaluasi Fisik
Organoleptis
Homogeny
pH
Stabilitas Fisik
Daya Sebar
Kecepatan Mengering
Uji Iritasi Kulit
Data
Analisa Data
32