Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

SEDIAAN SEMISOLIDA KRIM

Disusun Untuk Tugas Praktikum Farmasetika Sediaan Semisolida

KELOMPOK : 5
KELAS : C
Disusun Oleh :
Novelia 201410410311007
Shirotul Jannah 201410410311110

Angela Nora H. 201410410311119

Dwi Putri utami 201410410311131

M. Husni Ariandi 201410410311138

Anita Hariati 201410410311139

Dwi Esti Vania A. 201410410311147

Noviani 201410410311154

DOSEN PEMBIMBING

Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nya laporan pembuatan
sediaan krim ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yangdiberikan.

Dalam pembuatan laporan ini, kami banyak mengucapkan terimakasih kepada Tim
Dosen mata kuliah Farmasetika Sediaan Semisolida yang telah membantu dan memberi
dukungan dalam proses pembuatan krim ini, dan kepada teman-teman kelompok 5 yang mau
merelakan waktunya untuk mengerjakan laporan ini bersama-sama. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua khayalak maupun kepada mahasiswa Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang sendiri.

Laporan ini memiliki banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami
memohon maaf atas kekurangan dan kesalahannya, kami mengharapkan saran dan kritik yang
dapat membangun laporan ini agar menjadi lebih baik lagi.

Malang, 20 Maret 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB 1 : PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................1
1.2 TUJUAN :.............................................................................................................................2
1.3. RUMUSAN MASALAH :.....................................................................................................2
BAB II : KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN......................................................................................................................3
2.2 SPESIFIKASI SEDIAAN......................................................................................................5
2.3 TINJAUAN TENTANG BAHAN OBAT..............................................................................5
2.4 BAHAN TAMBAHAN..........................................................................................................6
2.5 KERANGKA KONSEP PEMILIHAN BAHAN AKTIF.....................................................12
2.6 RANCANGAN KEMASAN PRIMER DAN SEKUNDER................................................13
BAB III : METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM......................................................................14
3.1 ALAT PRAKTIKUM...........................................................................................................14
3.2 BAHAN-BAHAN................................................................................................................14
3.3 Formula 3 Terpilih Scale Up (200g).....................................................................................15
3.4 CARA KERJA :...................................................................................................................16
3.5 SKEMA KERJA..................................................................................................................17
3.6 BAGAN ALIR.....................................................................................................................18
BAB IV : DATA HASIL PRAKTIKUM..............................................................................................19
4.1 RANCANGAN EVALUASI SEDIAAN.............................................................................19
4.2 Hasil Evaluasi Krim.............................................................................................................19
BAB V : PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN...............................................................................25
5.1 PEMBAHASAN..................................................................................................................25
5.2 KESIMPULAN....................................................................................................................28
BAB VI : DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN...........................................................................29
6.1 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................29
6.2 RANCANGAN KEMASAN PRIMER................................................................................29
6.3 RANCANGAN KEMASAN SEKUNDER.........................................................................30
6.4 Rancangan Brosur................................................................................................................31

3
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Krim merupakan bentuk emulsi dengan konsistensi semisolida sehingga
mempunyai viskositas yang lebih tinggi di bandingkan dengan sediaan likuida. Sediaan
krim terdiri dari 2 fase yang tidak bercampur, yaitu fase internal (fase terdispersi) dan fase
eksternal (fase pendispersi) yang di gabungkan dengan adanya surfaktan. Pada umumnya
sediaan krim di bagi menjadi 2 tipe yaitu tipe minyak dalam air yang terdiri dari tetes-
tetes kecil minyak yang terdispersi dalam air dan tipe air dalam minyak yang terdiri dari
tetes-teses kecil air yang terdispersi dalam minyak.
Basis krim merupakan bagian terbesar dari bentuk sediaan krim. Umumnya basis
bertendensi memperlambat absorpsi obat menembus epidermis dan permukaan mukosa.
Dari berbagai penelitian ternyata basis mempunyai pengaruh besar terhadap efektivitas
obat yang dibawanya, disebabkan karena jumlahnya yang besar bila dibandingkan dengan
obat yang dibawanya. Berdasarkan pengaruh basis yang digunakan dalam krim maka
perlu diadakan penelitian untuk mencari alternatif yang mampu memperbaiki kecepatan
pelepasan obat dari basis, sehingga obat dapat cepat diabsorpsi dan menimbulkan efek.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan kecepatan pelepasan obat dapat
ditingkatkan dengan penambahan surfaktan (Lachman, dkk., 1986).
Tabir surya sediaan topikal dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tabir surya
kimiawi dan tabir surya fisik. Mekanisme perlindungan tabir surya pemblok fisik
(Physical blocker) adalah dengan menghalangi sinar Ultra Violet (UV) menembus masuk
lapisan kulit dengan cara menghamburkan sinar UV karena sifat fisisnya. Dalam jumlah
yang cukup, penghadang fisik ini akan memantulkan sinar UV, visibel dan infra merah.
Tabir surya fisik sangat efektif untuk melindungi kulit terhadap paparan sinar UV-A
maupun UV-B. Contoh tabir surya fisik adalah titanium dioksida, zinkoksida, petrolium
merah, kromium oksida dan kobal oksid (Shaath,1990).
Tabir surya untuk melindungi kulit agar tidak terpapar sinar UV dan mencegah
semua bahaya yang ditimbulkan oleh sinar matahari, menurut penelitian menggukana
tabir surya setiap hari ternyata dapat menurunkan probabilitas terjadinya penyakit kanker
kulit. Dari produk yang akan dibikin ini mengandung sunscreen yaitu Titanium dioksida.

4
1.2 TUJUAN :
Mengetahui penggolongan terhadap krim dan menentukan formulasi sediaan krim
dengan bahan aktif Titanium dioksida untuk pembuatan sunscreen. Serta mengetahui
manfaat dari krim sunscreen ini.

1.3. RUMUSAN MASALAH :


1. Apa saja penggolangan dari krim ?
2. Bagaimana membuat dan menentukan formulasi yang benar untuk formulasi krim
dari bahan aktif Titanium dioksida. ?

2
BAB II : KAJIAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN
- Menurut FI IV : Krim adalah bentuk sendiaan setengah padat mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air.
- Menurut FI V : Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air.
- Menurut Formularium Nasional : Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi
kental mengandung air tidak kurang dari 60%, dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Dibedakan dalam dua tipe yaitu, krim tipe minyak air dan krim tipe air minyak mudah
menjadi kering dan mudah rusak.
2.1.1 PENGGOLONGAN KRIM
Krim terdiri dari emulsi minyak di dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam
lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih
ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika.
Ada dua tipe krim, yaitu :
1. Dasar Salep Emulsi Tipe A/M
Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa
surfaktan-surfaktan anionik, kationik dan nonionik. Untuk krim tipe A/M
digunakan : Sabun polivalen, Span, Adeps Lanae, Cholesterol, dan Cera. Dasar
salep emulsi tipe a/m seperti lanolin dan cold cream. (Anief 1987)
2. Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-
surfaktan anionik, kationik dan nonionik. Untuk krim tipe M/A digunakan :
Sabun Monovalen seperti, : Triethanolamin Stearat, Natrium Stearat, Kalium
stearat, Ammonium Stearta. Untuk penstabil krim biasanya digunakan
pengawet. zat pengawet yang sering digunakan ialah Nipagin (0,12% 0,18 %)
dan Nipasol (0,02% 0,05%).

3
2.1.2 KELEBIHAN DAN KEKURANG KRIM
Kelebihan sediaan krim, yaitu :
1. Mudah menyebar rata
2. Praktis
3. Mudah dibersihkan atau dicuci
4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat
5. Tidak lengket terutama tipe m/a
6. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m
7. Digunakan sebagai kosmetik
8. Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup
beracun.
Kekurangan sediaan krim, yaitu :
1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan
panas
2. Mudah pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas
3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu system
campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan
komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.
2.1.3 PERSYARATAN KRIM
1. Aman : sediaan memiliki kandungan bahan aktif yang sesuai dengan
monografi dan tidak memberikan pelepasan bahan aktif yang sesuai dengan
monografi.
2. Stabil : sediaan tidak mengalami perubahan sifat dan konsistensi baik secara
fisika, kimia, mikrobiologi, toksikologi, maupun farmakologi. Selain itu sedian
krim harus memenuhi persyaratan lain seperti efektif, dan dapat diterima oleh
masyarakat.
3. Lunak atau semipadat : Semuazat harus dalam keadaan halus dan seluruh
produk yang dihasilkan semipadat.
4. Aman : sediaan memiliki kandungan bahan aktif yang sesuai dengan monografi
dan tidak memberikan pelepasan bahan aktif yang sesuai dengan monografi.
5. Terdistrribusi secara merata.

4
2.2 SPESIFIKASI SEDIAAN
KATEGORI SPESIFIKASI
BENTUK SEDIAAN CREAM
KADAR BAHAN AKTIF TITAN DIOKSIDA 3%
PH SEDIAAN 4,2-6,5
VISKOSITAS MUDAH DIOLESKAN
WARNA PUTIH
BAU OLEUM ROSAE

2.3 TINJAUAN TENTANG BAHAN OBAT

MONOGRAFI BAHAN AKTIF CREAM


BM: 79,88 TiO2 merupakan
Titanium dioksida
mikropigmen yang
Pemerian: putih, tidak
(dioxotitanium), secara luas
berbentuk, tidak berbau,
TiO2 (Rowe,2009) digunakan sebagai
dan tidak berasa, serbuk
sebagai UV filter.
non higroskopik.
Keuntungannya
Kelarutan: praktis tidak yaitu memberikan
larut dalam dilut asam perlindungan dengan
sulfur, asam hidroklorida, spektrum luas dan
asam nitrit, pelarut organik tidak menyebabkan
dan air. Larut dalam asam dermatitis kontak.
hidroflorik dan asam Ukuran partikel dan
sulfur panas. keseragaman
dispersi menjadi
Stabilitas : stabil pada
kunci untuk
temperatur tinggi. Hal ini
mencapai SPF.
karena ikatankuat antara
Ukuran partikel
ion tetravalen titanium dan
harus kurang dari
ion oksigen bivalen.
200 nm untuk
Penyimpanan: TiO2 harus mencapai
disimpan dalam wadah transparansi (Barel,
tertutup, terlindung dari 2001).
cahaya di tempat sejuk dan
kering.

5
Persen Pemakaian :

2% - 25% (Handbook of
Cosmetic Science and
Technology, pg. 452)

2.4 BAHAN TAMBAHAN


N NAMA BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA RENTANG
O PEMAKAIAN

.
1. Oleum rosae Pemerian : berwarna kuning pucat, Topical
cairan bening, mempunyai bau yang khas formulation:
(Sumber: Practical mawar dan kuat, agak berasa manis.
Herbs) 0,005-0.02%
Spesifik gravitasi : 0,865-0,880 pada
Sebagai: corigen odoris suhu 200C.

Kelarutan: Agak larut dalam alkohol dan


memiliki Ph netral ketika dicek
menggunakan kertaslakmus. Titik
leburnya bervariasi tergantung pada
jumlah stearopten. Mudah terbakar, dan
uapnya eksplosif jika bercampur dengan
oksigen.

6
2. Propilen glikol Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak Humectan
berbau, rasa agak manis, higroskopis, topicals : 15%,
(HPE edisi 5 p:624) kelarutan dapat bercampur dengan air, preservation
Sebagai : Humektan dengan etanol (95%) P, dan dengan solution,
kloroform P. Larut dalam berbagai eter, solventon
tidak dapat bercampur dengan eter, cosolvent : oral
minyak tanah P dan dengan minyak selection 10-25
lemak. % Topicals 5-
80%
Kelarutan : Pada suhu dingin dan wadah
tertutup baik pada suhu tinggi dan tempat
terbuka cenderung teroksidasi menjadi
propionaldehid asam laktat, asam piruvat,
dan asam asetat, stabil dengan etanol
(95%) gliserin dan air inkompaktibilitas
dengan potasium permanganat Biling
Poin 188O Density 1.038 g/cm3 (20O C).

Inkompaktibilitas : Preservative,
Desinfektan, Humectan, Plastizier,
Solvent, Stabilizer for vitamins, water-
miscible cosolvent.

7
No. NAMA BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA RENTANG PEMAKAIAN
3. Stearic Acid Pemerian : padatan berwarna 1-20%
(HPE ed 6 p: 697)
putih kekuningan, mengkilat,
Sebagai : emulgator
sedikit berbau, rasa seperti
lemak.
Kelarutan : praktis tidak larut
dalam, larut dalam
propilenglikol, etanol 95% sangat
mudah larut dalam benzen.
BM: 284,47
BJ: 0,980 g/ml
Inkompaktibel : sebagian besar
metal hidroksida mungkin
dengan reducing agent oxidizing
agent.
4. Aquadest ( FI III : Sinonim : air suling
96) Pemerian : cairan jernih
Khasiat : pelarut tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan: dalam wadah
tertutup baik
5. Petrolatum /Vaselin Pemerian : warna kuning pucat, Topical ointment up
flavum massa lembut,tidak berasa, tidak to100%
(HPE 6 thed. page berbau, dapat atau Topical emulsions
481) mudahditembus cahaya, tidak 4-25%
Sebagai : basis berfluorosensi ketikadilebur. Emollient topical
Kelarutan : praktis tidak larut creams = 10-30%5.
aseton, etanol95% panas/dingin,
gliserin dan air. Larut
dalam benzene, karbon disulfid,
kloroform, eter,heksane, minyak
menguap dan sebagian minyak
lemak
TL = 38-60oC

8
9
6. White wax, Cera Pemerian: lembaran berwarna Emollient = 2- 5%
alba(HPE 6 thed. putih atau agak kuning, tidak
Emulsifying agent
Page 779) berasa, agak transparan.
Baunyasama dengan cera flavum = 2-5%
Sebagai : basis
namun lebih lemah.
Stiffening agent =
Kelarutan : larut dalam
2- 10%
kloroform, eter,minyak, karbon
disulfide, larut sebagian dalam Water absorption=
etanol (95%), praktis tidak larut
5%7
air

Inkompatibilitas : dengan
oksidator kuat. Dapat
menurunkan titik leleh inuprofen
sehingga cenderung sticking
selama proses film coating pada
kristal ibuprofen.

Stabilitas: stabl pada suasana


asam, basa,cahaya, dan udara.

TL = 61-65oC

HLB = 12

10
7. Nipagin Pemerian : kristal tidak
berwarna berasa burning taste

TD: 125-1280C

BJ: 1,3529/Cm3

ADI: 10 mg/kgBB

Kelarutan : larut dalam

2 bagian etanol, 3 bagian etanol


(95%), 10 bagian eter, 60 bagian
gliserin, tidak larut dalam
minyak mineral, 20 bagian
minyak kacang, 5 bagian
propylenglikol, 400 bagian air
dalam suhu 590C.

8. Nipasol Pemerian : serbuk berwarna


putih, kristal, tidak berbau, dan
rasanya hambar.

TD: 95-98

BJ: 180,20 9/Cm3

Kelarutan: aceton tidak larut,


ethanol (95%)1:1,1; ethanol
(50%) 1:5,6; eter: tidak larut.
Glyserin: 1:250; mineral Oil:
1:3330; peanut oil: 1:70;
propilenglikol : 1:3,9; Air :
1:4350 (15%); 1:2500; 1: 225
(800C)

11
9. Trietanolamin Pemerian : Cairan tidak
berwarna berbau kuat.
(TEA)
Kelarutan : Sukar larut dalam
(HPE, p : 794)
air dan bercampur dengan etanol

Inkompatibilitas : Alkalizina
agent, emulsi flying agent

12
2.5 KERANGKA KONSEP PEMILIHAN BAHAN AKTIF

SEDIAAN KRIM
TITANIUM DIOKSIDA

Diinginkan sediaan krim


Untuk meningkatkan aseeptabilitas Untuk kestabilan sediaan diperlukan
Untuk menghindari kontaminasi mikroba

Diperlukan basis
Diperlukan corrigen odoris Diperlukan emulgator
Diperlukan anti mikroba

Tween
Cera Alba Span
Vaselin album TEA
Paraffin liq Oleum rosae
Asam stearat
Adeps lanae Oleum jasmine
Menggunakan anti mikroba nipagin dan nipasol
Hard paraffin Oleum mentha piperatae

Dipilih TEA dan Asam steara


Basis yang dipilih:
Menggunakan corrigen odoris Oleum Rosae
Vaselin album
Cera alba
Cera alba

Alasan:
Membentuk konsistensi yang baik

13
2.6 RANCANGAN KEMASAN PRIMER DAN SEKUNDER
2.6.1 Rancangan Kemasan Primer
- Nama Produk Jadi
- Bobot, Netto
- Komposisi Produk
- Nama Pabrik
- Aturan Pakai
- Nomor Batch
- Tanggal Kadaluarsa
- Nomor Registrasi
- Bentuk Sediaan
2.6.2 Rancangan Kemasan Sekunder
- Nama Produk Jadi
- Bobot, Netto
- Bentuk Sediaan
- Komposisi Produk
- Nama Pabrik
- Aturan Pakai
- Tanggal Kadaluarsa
- Nomor Registrasi
- Nomor Batch
2.6.3 Rancangan Brosur
- Nama Produk Jadi
- Komposisi
- Nomor Registrasi
- Nama Pabrik
- Nomor Batch
- Berat, Netto
- Bentuk Sediaan
- Aturan Pakai
- Penyimpanan
- Kemasan

14
BAB III : METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 ALAT PRAKTIKUM


NAMA ALAT JUMLAH
Beaker glass 2
Cawan Porselen 2
Timbangan Analitik 1
Batang pengaduk 2
Sendok Tanduk 1
Mortir & Stamper 2
Sudip 2
Spatel 1
Pipet 3

3.2 BAHAN-BAHAN
1. Rancangan Formulasi Sediaan Krim Formula 1 (20g)

%
No Jumlah
NamaBahan Fungsi RentangPema % dipakai
. (20g)
kaian
1. Titanium BahanAktif 2% - 25% 3% 0,6 g
Dioksida
2. Cera Alba Basis Krim 5% - 20% 15% 3g
3. Vaselin Album Basis Krim 10% - 30% 15% 3g
4. Asam Stearat Emulgator 1% - 20% 5% 1g
5. TEA Emulgator 2% - 4% 2% 0,4g
6. Propilenglikol Humektan 15%-30% 15% 3g
7. Metil Paraben Pengawet 0,02% - 0,3% 0,1% 0,02g
8. Propil Paraben Pengawet 0,01% - 0,6% 0,2% 0,04g
9. Ol. Rosae Corigen odoris qs qs 2 tetes
10 Aquadest Pelarut qs
.

15
2. Rancangan Formulasi Sediaan Krim Formula 2 (20g)

%
No Jumlah
NamaBahan Fungsi RentangPema % dipakai
. (20g)
kaian
1. Titanium BahanAktif 2% - 25% 4% 0,8 g
Dioksida
2. Cera Alba Basis Krim 5% - 20% 15% 3g
3. Vaselin Album Basis Krim 10% - 30% 20% 4g
4. Asam Stearat Emulgator 1% - 20% 15% 3g
5. TEA Emulgator 2% - 4% 2% 0,4g
6. Propilenglikol Humektan 15%-30% 20% 4g
7. Metil Paraben Pengawet 0,02% - 0,3% 0,2% 0,04g
8. Propil Paraben Pengawet 0,01% - 0,6% 0,3% 0,06g
9. Ol. Rosae Corigen odoris qs qs 2 tetes
10 Aquadest Pelarut qs
.

3. Rancangan Formulasi Sediaan Krim Formula 3 (20g)

%
No Jumlah
NamaBahan Fungsi RentangPema % dipakai
. (20g)
kaian
1. Titanium BahanAktif 2% - 25% 5% 1g
Dioksida
2. Cera Alba Basis Krim 5% - 20% 15% 3g
3. Vaselin Album Basis Krim 10% - 30% 20% 4g
4. Asam Stearat Emulgator 1% - 20% 15% 3g
5. TEA Emulgator 2% - 4% 2% 0,4g
6. Propilenglikol Humektan 15%-30% 15% 4g
7. Metil Paraben Pengawet 0,02% - 0,3% 0,2% 0,04g
8. Propil Paraben Pengawet 0,01% - 0,6% 0,3% 0,06g
9. Ol. Rosae Corigen odoris qs qs 2 tetes
10 Aquadest Pelarut qs
.

3.3 Formula 3 Terpilih Scale Up (200g)


No NamaBahan Fungsi % % dipakai Jumlah
. RentangPema (200g)

16
kaian
1. Titanium BahanAktif 2% - 25% 5% 10 g
Dioksida
2. Cera Alba Basis Krim 5% - 20% 2% 4g
3. Vaselin Album Basis Krim 10% - 30% 20% 40g
4. Asam Stearat Emulgator 1% - 20% 15% 30 g
5. TEA Emulgator 2% - 4% 2% 4g
6. Propilenglikol Humektan 15%-30% 15% 30g
7. Metil Paraben Pengawet 0,02% - 0,3% 0,2% 0,4g
8. Propil Paraben Pengawet 0,01% - 0,6% 0,3% 0,6g
9. Ol. Rosae Corigen odoris qs qs 2 tetes
10 Aquadest Pelarut qs 59,5% ml
.

3.4 CARA KERJA :


1. Timbang semua bahan yaitu, Titanium dioksida, Cera Alba,Vaselin Album, Asam
Stearat, TEA, Propilenglikol, Metil Paraben dan Propil Paraben.
2. Bahan fase minyak (Cera Alba, Vaselin Album, Asam stearat, dan Propil Paraben) di
masukan ke dalam cawan penguap. Kemudian dilebur di atas waterbath dengan suhu
70C.
3. Bahan fase air (Propilenglikol, Metil Paraben dan Titanium Dioksida) dimasukkan
dalam beaker glass dengan sisa air.
4. Kemudian fase air di larutkan di atas waterbath sampai suhunya sama dengan fase
minyak yaitu 70C.
5. Siapkan mortir panas.
6. Setelah suhu fase air dan fase minyak sama, masukan fase minyak dan fase air ke
dalam mortir secara bersamaan. Sambil diaduk dengan perlahan tapi konstan ad
homogen.
7. Kemudian tambahkan Oleum Rosae 2 tetes, di aduk lagi ad homogen.
Setelah krim terbentuk, cek pH dan masukkan dalam kemasan.

17
3.5 SKEMA KERJA

n yaitu, TiO2, cera alba, vaselin album, asam stearat, TEA, propilenglikol, m

earat,Bahan fase air


dan Propil (Propilenglikol,
Paraben) dimasukkanMetil Paraben
dalam dan
cawan Titanium
porselin Dioksida)
dan dimasukkan
dilebur diatas dalam
waterbath be
pada

Setelah suhu fase air dan fase minyak sama yaitu 70C

Disiapkan mortir panas

Dituang bersamaan antara fase air dan fase minyak dalam mortir panas dan diaduk ad homo

g 20 gram, untuk dimasukkan dalam pot krim, dan sisanya digunakan untuk

18
3.6 BAGAN ALIR

Timbang semua bahan yaitu,


TiO2, cera alba, vaselin
album, asam stearat, TEA,
propilenglikol, metil paraben,
propil paraben

+
Bahan-bahan Fase minyak
dimasukan dalam cawan Bahan-bahan Fase air dimasukan
porselin, yaitu asam dalam beaker gelas, yaitu Titanium
stearat, Vaselin album, dioksida, TEA, PG dan metil
Cera Alba dan Propil paraben + sisa air
paraben

Fase Minyak di lebur dan Fase air juga


dipanaskan pada suhu 70C di atas waterbath

Panaskan Mortir dan Stamper

Setelah Di aduk ad homogen + 2


homogen tetes Ol.Rosae

dilakukan Ujia Dimasukkan dalam


Evaluasi. Pot Krim sebanyak
20g
19
BAB IV : DATA HASIL PRAKTIKUM

4.1 RANCANGAN EVALUASI SEDIAAN


1. Pengujian Organoleptis
Pemeriksaaan organoleptis meliputi bau, warna dan homogenitas. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan cara sediaan ditimbang 0,1 g kemudiaan dioleskan secara
merata dan tipis pada kaca arloji. Krim harus menunjukkan susunan yang
homogen dan tidak terlihat adanya bintik-bintik (Depkes RI, 1985).
2. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat tersebut dikalibrasi
terlebih dahulu sebelum digunakan. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan
larutan dapar pH 4 dan pH 10. Pemeriksaan dilakukan dengan mencelupkan
elektroda ke dalam 1 gram sediaan krimyang diencerkan dengan air suling hingga
10 mL (Depkes RI, 1985).
3. Sediaan sebanyak 0,5 g diletakkan dengan ahti-hati di atas kaca transparan yang
dilapisi kertas grafik, dibiarkan sesaat (15 detik) dan dihitung luas daerah yang
diberikan oleh basis, lalu ditutup dengan plastik transparan. Kemudian diberi
beban tertentu diatasnya (1,3,5 dan 7 gram) dan dibiarkan selama 60 detik. Lalu
dihitung pertambahan luas yang diberikan oleh basis (Voight, 1995).
4. Pemeriksaan tipe krim dilakukan dengan cara memberikan satu tetes larutan
metilen biru pada 0,1 gram krim, kemudian diamati penyebaranwarna metilen biru
dalam sediaan dibawah mikroskop. Jika warna menyebar secara merata pada
sediaan krim, berarti tipe krim adalah minyak dalam air (M/A), tetapi jika warna
hanya berupa bintik-bintik, berarti tipe krim adalah air dalam minyak (A/M)
(Depkes RI, 1985).

4.2 Hasil Evaluasi Krim


1. Organoleptis :
- Tekstur : Lembut
- Bau : Mawar
- Warna : Putih

20
2. Uji pH :
Cara kerja :
- Diambil pH indikator.
- Oleskan sedikit krim pada pH indikator
- Dilihat perubaahn warna yang terjadu pada pH indikator.
- Dibandingkan dengan indeks pH yang ada pada pH indikator.
Hasil ph yang didapat = 7
Spesifikasi pH sediaan yang kami rencanakan adalah 4,5-6,5 menyesuaikan
dengan pH kulit manusia dan juga dengan pertimbangan tetap stabilnya
bahan-bahan yang kami gunakan dalam pembuatan sediaan ini atau lebih
tepatnya tidak ditemukannya pada literatur adanya pH stabilitas pada masing-
masing bahan. sehingga pH sediaan yang telah kami buat sesuai/masuk
dalamrentang PH yang direncanakan.
3. Tipe Krim :
Cara kerja :
- Diambil sedikit krim dan diletakkan pada 2 kaca arloji.
- Kaca arloji 1 ditambah methylene blue dan kaca arloji 2 ditambah sudan
3 dan diaduk.
- Kemudian diuji juga dengan mengambil krim diletakkan di beaker glass
diberi air 30ml diaduk.
Hasil yang didapat tipe m/a
Berdasarkan hasil yang didapat menunjukan kalau tipe krim yang dibuat
adalah m/a.
4. Uji Viskostas :
Cara Kerja :
- Diambil krim 100g dan dimasukkan dalam beaker glass.
- Diuji viskositas krim dengan alat viscometer brookfield dengan
kecepatan 3rpm
Hasil yang didapat :
Kecepatan : 3
Pembaca : 27,5
Spindel mo. 64
Faktor : 2000
v.s : 55000mPas

5. Uji Homogenitas :
Cara Kerja :
- Diambil sedikit krim an diletakkan di atas objek glass pada bagian
ujung.
- Tumpuk dengan objek glass lagi pada bagian yang ada krimnya dan
digeser hingga krim tertutup dan dilihat homogenitasnya.
Hasil yang didapat :
- Replikasi 1 : Homogen

21
- Replikasi 2 : Homogen
- Replikasi 3 : Homogen
Jadi, sediaan krim yang dibuat homogen karna telah dilihat dari replikasi 3
kali.
6. Uji Daya Sebar :
Cara Kerja :
- Diambil 2 gram sebanyak 3 kali
- Diletakkan di atas lempengan kaca yang dibawahnya sudah diberi
kertas semilog yang sudah terdapat skalanya.
- Di tutup dengan lempeng kaca di atas krim.
- Kemudian diberi timbangan dari 50g 1100g.
Hasil Yang Didapat :

No. Beban (gram) Diameter (cm)


1 50 g 11 cm
2 100 g 11,8 cm
3 200 g 12 cm
4 400 g 12,5 cm
5 600 g 13,3 cm
6 800 g 14 cm
7 900 g 14,5 cm
8 950 g 14,9 cm
9 1000 g 15 cm
10 1100g 15 cm

22
Grafik Daya Sebar :

Chart Title
16

14 f(x) = 0x + 11.12
R = 0.98
12

10

8
Axis Title Linear ()
6

0
0 200 400 600 800 1000 1200

Axis Title

Grafik Daya Sebar Untuk Semua Kelompok :

23
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

diameter

24
7. Akseptabilitas
Penilaian Untuk Uji Akseptabilitas :
Keterangan :
Kemudahan dioleskan Kelengketan :
1. Sangat tidak mudah 1. Tidak Lengket
2. Tidak mudah 2. Agak Lengket
3. Mudah 3. Lengket
4. Sangat Mudah 4. Sangat Lengket

Sensasi : Meninggalkan bekas :

1. Sangat tidak dingin 1. Tidak berbekas


2. Tidak dingin 2. Agak berbekas
3. Dingin 3. Berbekas
4. Sangat dingin 4. Meninggalkan bekas

Kemudahan Di cuci : Kelembutan :

1. Sangat Tidak Mudah dicuci 1. Tidak Lembut


2. Tidak Mudah dicuci 2. Agak Lembut
3. Mudah 3. Lembut
4. Sangat Mudah 4. Sangat Lembut

25
Data Akseptabilitas Untuk Semua Kelompok :

KELOMPOK
Parameter
1 2 3 4 5 6
Kemudahan
3 3 3 3 3 4
dioleskan
Sensasi 1 1 2 2 2 1
Meninggalkan
2 2 2 2 1 1
Bekas
Kelembutan 1 3 3 3 3 4
Kelengketan 1 1 1 1 2 1
Kemudahan
3 3 3 4 3 4
Dicuci
Total 11 13 14 15 14 15

Jumlah Akseptabilitas
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3 kelompok 4 kelompok 5 kelompok6

Grafik Akseptabilitas :

26
BAB V : PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

5.1 PEMBAHASAN
Krim merupakan bentuk emulsi dengan konsistensi semisolida
sehingga mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
sediaan likuida. Sediaan krim terdiri dari dua fase yang tidak saling
campur, yaitu fase internal (fase terdispersi) dan fase eksternal (fase
pendispersi) yang digabungkan dengan adanya surfaktan. Pada umumnya
sediaan krim dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe minyak dalam air terdiri dari
tetes-tetes kecil minyak (fase internal) yang terdispersi dalam air (fase
eksternal), dan sebaliknya pada krim air dalam minyak.

Pada praktikum kali ini, kita membuat sediaan krim tabir surya dengan
bahan aktif Titanium dioksida. Pertama kita lakukan pencampuran pada bahan
sesuai kelarutannya yaitu fase air dan fase minyak. Untuk fase minyak yaitu Cera
Alba, Vaselin Album, Asam stearat, dan Propil Paraben kedalam caawan porselin.
Kemudian untuk fase air yaitu Propilenglikol, Metil Paraben dan Titanium
Dioksida dan total aquadest dimasukkan dalam beaker glass. Fase minyak dan
fase air disamakan suhunya yaitu 70-75C. Setelah itu dicampur pada mortir
panas dan diaduk sampai homogen. Alasan mengapa disamakan suhunya agar
emulsi yang dibuat tidak pecah dan terjadi foaming.

No NamaBaha Fungsi % % Jumlah


. n RentangPema dipakai (200g)
kaian
1. Titanium BahanAkt 2% - 25% 5% 10 g
Dioksida if

2. Cera Alba Basis 5% - 20% 2% 4g


Krim
3. Vaselin Basis 10% - 30% 20% 40g
Album Krim
4. Asam Emulgato 1% - 20% 15% 30 g
Stearat r
5. TEA Emulgato 2% - 4% 2% 4g
r
6. Propilengli Humekta 15%-30% 15% 30g
kol n
7. Metil Pengawet 0,02% - 0,3% 0,2% 0,4g
Paraben

8. Propil Pengawet 0,01% - 0,6% 0,3% 0,6g


Paraben

9. Ol. Rosae Corigen qs qs 2 tetes 27


odoris
10 Aquadest Pelarut qs 40,5% 81 ml
.
Sediaan tabir surya ini merupakan salah satu sediaan kosmetik yang
berbentuk krim. Krim merupakan sediaan emulsi yang terdiri dari fase minyak
dan fase air. emulsi terbagi menjadi dua jenis yaitu emulsi minyak dalam
air(O/W) dan emulsi asir dalam minyak(W/O). Sediaan tabir surya yang kami
buat termasuk ke dalam jenis emulsi minyak dalam air karena kandungan
minyaknya yang lebih sedikit dari fase air.
Dalam pembuatan krim ini dilakukan skala kecil terlebih dahulu dimana
kita membuat tiga formula dengan konsetrasi bahan yang berbeda. Dari hasil
skala kecil pembuatan krim dari dua formula yang dipilih, semuanya terjadi
foaming. Hal ini terjadi karena suhu dari kedua fase bahan tersebut kemungkinan
tidak sama. Kemudian juga kemungkinan jumlah konsetrasi konsentrasi bahan
yang kurang sesuai. Sehingga ada pembuatan krim scale up dilakukan berubahan
formula. Dimana formula yang baru persentase bahan yang digunakan juga
berubah. Dari formulasi scale up yang baru didapatkan hasil yang lebih baik.
Sediaan yang dihasilkan lembut dengan konsentrasi Titanium dioksida sebesar
5%. Bisa dilihat formulasi scale up yang baru sebagai berikut:
Pada pembuatan scale up kita membuat sediaan sebanyak 200gram,
dimana kita timbang 20 gram dan kita masukkan dalam pot krim. Sedangkan
sisanya digunakan untuk evaluasi sediaan.
Evaluasi yang dilakukan antara lain yaitu uji pH, uji viskositas, uji homogenitas,
uji organoleptis, uji daya sebar, uji tipe emulsi, dan uji acceptabilitas. dari hasil
evaluasi sediaan yang dilakukan, krim yang dibuat oleh kelompok 5 termasuk
baik. Dimana jika dibandingkan dengan hasil evaluasi kelompok lain yaitu pada
tabel berikut:

Kelompo Organoleptis Viskositas p Homogenita Tipe acceptabilita Daya


k H s emuls s sebar
i
1. Warna : putih 24750 cps 7 Tidak M/A Tidak 0,993
Bau : tidak homogen acceptable 1
berbau
Tekstur : agak
kasar

2. Warna : putih 7600 cps 6 Kurang M/A Kurang 0,915


Bau : mawar homogen acceptable 1
Tekstur : halus

3. Warna : putih 750 cps 7 Homogen M/A Acceptable 0,957


Bau : mawar (tetapi 6
Tekstur : halus banyak
busa)
4. Warna : putih 1200 cps 6 Homogen M/A Acceptable 0,526
Bau : mawar (tetapi 8

28
Tekstur : halus banyak
busa)
5. Warna : putih 55000 cps 7 Homogen M/A Acceptable 0,978
Bau : mawar 1
Tekstur : lembut

6. Warna : putih 43500 cps 7 Homogen M/A Acceptable 0,952


Bau : mawar 4
Tekstur : lembur

Jika dilihat dari tabel diatas, bahwa pada uji organoleptis warna dan bau sama,
hanya saja pada sediaan kelompok 1 tekstur yang dihasilkan sedikit kasar, mungkin
hal ini terjadi bekaitan dengan homogenitasnya yang tidak baik. Untuk tekstur krim
pada kelompok 2, 3 dan 4 yaitu halus, sedangkan untuk kelompok 5 dan 6 memiliki
tekstur lembut. Dari organoleptis yang paling baik yaitu sediaan kelompok 5 dan 6.

Pada uji viskositas, kelompok 5 memiliki hasil yang paling tinggi yaitu 55000
cps. Jika dibanding dengan kelompok 3 dan 4 sangat berbeda. Viskositas mereka
rendah. Hal ini karena sediaan yang mereka hasilkan cair dan berbusa. Jadi jika
dibandingkan dengan kelompok yang lain, kelompok 3 dan 4 yang sediaannya paling
encer. Bahwa sebenernya sediaan krim harusnya tidak tumpah jika di tuang
wadahnya. Hal ini bisa terjadi karena kesalahan dalam formullasinya atau dalam
teknik pembuatannya. Untuk hasil uji pH semua rata-rata netral atau mendekati
netral. Jadi dari ke 6 kelompok yang membuat sediaan krim, pH sediaan termasuk
dalam persyaratan yaitu memiliki pH yang netral atau mendekati pH netral.

Uji selanjutnya yaitu homogenitas. Sesuai dengan tekstur yang dihasilkan,


homogenitas memiliki hubbungan yaitu ketika krim digunakan aplikasikan pada kulit
bisa dilihat teksturnya. Untuk uji ini ada dua kelompok yang menghasilkan sediaan
tidak homogen dan kurang homogen yaitu pada kelomok 1 dan 2. Hal ini bisa terjadi
karena penambahan bahan yang kurang larut, atau mungkin bisa terjadi ketika
pengadukan dilakukan. Untuk hasil uji homogenitas pada kelompok 3 sampai 6
adalah homogen. Dari homogenitas sediaan ini dapat mempermudah pengaplikasian
krim pada kulit, sehingga kulit tidak terasa sakit ketika diolesi krim karena tidak ada
bahan-bahan padat yang masih tercampur.

Uji tipe emulsi adalah uji yang dilakukan dengan pemberian sudan III dan
methylene blue. Awalnya dilakukan dengan pemberian 2 item tersebut. Namun dirasa
belum maksimal melihat hasilnya karena tidak terlihat jelas perbudaan yang terjadi.
Sehingga dilakukan uji dengan menimbang 5 gram sediaan krim yang ditambah
dengan air sebanyak 50ml dalam beaker glass. Dari pencampuran tersebut didapatkan
hasil bahwa tipe emulsi dari krim yang dibuat adalah minyak dalam air. Hal ini sesuai
untuk krim tabir surya yang dibuat, karena krim bisa dengan mudah dibilas atau
dicuci dengan air. Sehingga pemakai krim tersebut juga nyaman untuk

29
menggunakannya. Dari hasil semua kelompok dihasilkan krim dengan tipe emulsi
minyak dalam air.

Hal selanjutnya yang dilakukan yaitu uji acceptabilitas. Dimana aceeptabilitas


krim sangat diperlukan dalam sediaan krim. Apalagi untuk sediaan yang merupakan
sediaan kosmetik. Dalam uji ini didapatkan hasil yang bervariasi. Ada yang tidak
acceptable, kurang acceptable dan acceptable. Untuk hasil yang yang tidak acceptable
dihasilkan oleh kelompok 1 dan kurang acceptable pada kelompok 2.

Dan untuk yang terakhir adalah uji daya sebar. Dari grafik yang dibuat untuk
perbandingan semua kelompok didapatkan hasil yang bervariasi juga. Dari hasil daya
sebar tersebut sebenarnya tidak dapat disimpulkan karena untuk uji ini menggunakan
lempengan kaca yang dimana tiap kelompok mendapatkan ukuran yang berbeda. Ada
yang tipis dan ada yang tebal. Namun jika digunakan alat yang sama dengan berat dan
ukuran yang sama bisa dilihat dengan semakin besar diameter yang dihasilkan sampai
beban tertentu menunjukkan daya sebar yang baik pula. Sehingga jika dilihat dari
hasil semua kelompok, hasil kelompok 5 dan 6 yang paling baik dilihat dari hasil uji
evaluasi yang dilakukan.

5.2 KESIMPULAN
Krim merupakan bentuk emulsi dengan konsistensi semisolida sehingga
mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sediaan likuida.
Sediaan krim terdiri dari dua fase yang tidak saling campur, yaitu fase internal
(fase terdispersi) dan fase eksternal (fase pendispersi) yang digabungkan dengan
adanya surfaktan. Dalam praktikum ini dibuat sediaan krim tabir surya dengan bahan
aktif Titanium dioksida. Dimana didapatkan hasil yang rata-rata baik dari evaluasi
sediaan yang dilakukan oleh semua kelompok. Titanium dioksida yang ditambahkan
dalam sediaan bervariasi, sehingga dapat menunjukkan hasil yang paling baik utnuk
diaplikasikan pada kulit. Dari semua uji yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
sediaan kelompok 5 dan 6 yang paling baik dalam hasil evaluasi.

30
BAB VI : DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN

6.1 DAFTAR PUSTAKA


- Anonim.1978. Formularium Nasional Indonesia. Depertemen kesehesatan
Repunlik Indonesia : Jakarta. Hal : 312
- Anief, Drs. Moh. 1988. Ilmu Meracik Obat teori dan praktik. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
- Departemen Kesehatan RI. 1997. Farmakope Indonesia. Edisi IV.Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal : 6
- Departemen Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal : 46
- Dekker, Marcel Inc. 2001. Handbook Of Cosmetic Science And Technology. Ed. 2.
Hal : 452
- Raymond C Rowe. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients. Ed 6.
Hal : 741-743, 779-780, 697-699, 754-755, 441-442, 596-598, 592
-593, 766.

6.2 RANCANGAN KEMASAN PRIMER

31
6.3 RANCANGAN KEMASAN SEKUNDER

32
6.4 Rancangan Brosur

33

Anda mungkin juga menyukai