KELOMPOK : 5
KELAS : C
Disusun Oleh :
Novelia 201410410311007
Shirotul Jannah 201410410311110
Noviani 201410410311154
DOSEN PEMBIMBING
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nya laporan pembuatan
sediaan krim ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yangdiberikan.
Dalam pembuatan laporan ini, kami banyak mengucapkan terimakasih kepada Tim
Dosen mata kuliah Farmasetika Sediaan Semisolida yang telah membantu dan memberi
dukungan dalam proses pembuatan krim ini, dan kepada teman-teman kelompok 5 yang mau
merelakan waktunya untuk mengerjakan laporan ini bersama-sama. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua khayalak maupun kepada mahasiswa Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang sendiri.
Laporan ini memiliki banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami
memohon maaf atas kekurangan dan kesalahannya, kami mengharapkan saran dan kritik yang
dapat membangun laporan ini agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB 1 : PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................1
1.2 TUJUAN :.............................................................................................................................2
1.3. RUMUSAN MASALAH :.....................................................................................................2
BAB II : KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN......................................................................................................................3
2.2 SPESIFIKASI SEDIAAN......................................................................................................5
2.3 TINJAUAN TENTANG BAHAN OBAT..............................................................................5
2.4 BAHAN TAMBAHAN..........................................................................................................6
2.5 KERANGKA KONSEP PEMILIHAN BAHAN AKTIF.....................................................12
2.6 RANCANGAN KEMASAN PRIMER DAN SEKUNDER................................................13
BAB III : METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM......................................................................14
3.1 ALAT PRAKTIKUM...........................................................................................................14
3.2 BAHAN-BAHAN................................................................................................................14
3.3 Formula 3 Terpilih Scale Up (200g).....................................................................................15
3.4 CARA KERJA :...................................................................................................................16
3.5 SKEMA KERJA..................................................................................................................17
3.6 BAGAN ALIR.....................................................................................................................18
BAB IV : DATA HASIL PRAKTIKUM..............................................................................................19
4.1 RANCANGAN EVALUASI SEDIAAN.............................................................................19
4.2 Hasil Evaluasi Krim.............................................................................................................19
BAB V : PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN...............................................................................25
5.1 PEMBAHASAN..................................................................................................................25
5.2 KESIMPULAN....................................................................................................................28
BAB VI : DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN...........................................................................29
6.1 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................29
6.2 RANCANGAN KEMASAN PRIMER................................................................................29
6.3 RANCANGAN KEMASAN SEKUNDER.........................................................................30
6.4 Rancangan Brosur................................................................................................................31
3
BAB 1 : PENDAHULUAN
4
1.2 TUJUAN :
Mengetahui penggolongan terhadap krim dan menentukan formulasi sediaan krim
dengan bahan aktif Titanium dioksida untuk pembuatan sunscreen. Serta mengetahui
manfaat dari krim sunscreen ini.
2
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
- Menurut FI IV : Krim adalah bentuk sendiaan setengah padat mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air.
- Menurut FI V : Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air.
- Menurut Formularium Nasional : Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi
kental mengandung air tidak kurang dari 60%, dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Dibedakan dalam dua tipe yaitu, krim tipe minyak air dan krim tipe air minyak mudah
menjadi kering dan mudah rusak.
2.1.1 PENGGOLONGAN KRIM
Krim terdiri dari emulsi minyak di dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam
lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih
ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika.
Ada dua tipe krim, yaitu :
1. Dasar Salep Emulsi Tipe A/M
Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa
surfaktan-surfaktan anionik, kationik dan nonionik. Untuk krim tipe A/M
digunakan : Sabun polivalen, Span, Adeps Lanae, Cholesterol, dan Cera. Dasar
salep emulsi tipe a/m seperti lanolin dan cold cream. (Anief 1987)
2. Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-
surfaktan anionik, kationik dan nonionik. Untuk krim tipe M/A digunakan :
Sabun Monovalen seperti, : Triethanolamin Stearat, Natrium Stearat, Kalium
stearat, Ammonium Stearta. Untuk penstabil krim biasanya digunakan
pengawet. zat pengawet yang sering digunakan ialah Nipagin (0,12% 0,18 %)
dan Nipasol (0,02% 0,05%).
3
2.1.2 KELEBIHAN DAN KEKURANG KRIM
Kelebihan sediaan krim, yaitu :
1. Mudah menyebar rata
2. Praktis
3. Mudah dibersihkan atau dicuci
4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat
5. Tidak lengket terutama tipe m/a
6. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m
7. Digunakan sebagai kosmetik
8. Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup
beracun.
Kekurangan sediaan krim, yaitu :
1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan
panas
2. Mudah pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas
3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu system
campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan
komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.
2.1.3 PERSYARATAN KRIM
1. Aman : sediaan memiliki kandungan bahan aktif yang sesuai dengan
monografi dan tidak memberikan pelepasan bahan aktif yang sesuai dengan
monografi.
2. Stabil : sediaan tidak mengalami perubahan sifat dan konsistensi baik secara
fisika, kimia, mikrobiologi, toksikologi, maupun farmakologi. Selain itu sedian
krim harus memenuhi persyaratan lain seperti efektif, dan dapat diterima oleh
masyarakat.
3. Lunak atau semipadat : Semuazat harus dalam keadaan halus dan seluruh
produk yang dihasilkan semipadat.
4. Aman : sediaan memiliki kandungan bahan aktif yang sesuai dengan monografi
dan tidak memberikan pelepasan bahan aktif yang sesuai dengan monografi.
5. Terdistrribusi secara merata.
4
2.2 SPESIFIKASI SEDIAAN
KATEGORI SPESIFIKASI
BENTUK SEDIAAN CREAM
KADAR BAHAN AKTIF TITAN DIOKSIDA 3%
PH SEDIAAN 4,2-6,5
VISKOSITAS MUDAH DIOLESKAN
WARNA PUTIH
BAU OLEUM ROSAE
5
Persen Pemakaian :
2% - 25% (Handbook of
Cosmetic Science and
Technology, pg. 452)
.
1. Oleum rosae Pemerian : berwarna kuning pucat, Topical
cairan bening, mempunyai bau yang khas formulation:
(Sumber: Practical mawar dan kuat, agak berasa manis.
Herbs) 0,005-0.02%
Spesifik gravitasi : 0,865-0,880 pada
Sebagai: corigen odoris suhu 200C.
6
2. Propilen glikol Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak Humectan
berbau, rasa agak manis, higroskopis, topicals : 15%,
(HPE edisi 5 p:624) kelarutan dapat bercampur dengan air, preservation
Sebagai : Humektan dengan etanol (95%) P, dan dengan solution,
kloroform P. Larut dalam berbagai eter, solventon
tidak dapat bercampur dengan eter, cosolvent : oral
minyak tanah P dan dengan minyak selection 10-25
lemak. % Topicals 5-
80%
Kelarutan : Pada suhu dingin dan wadah
tertutup baik pada suhu tinggi dan tempat
terbuka cenderung teroksidasi menjadi
propionaldehid asam laktat, asam piruvat,
dan asam asetat, stabil dengan etanol
(95%) gliserin dan air inkompaktibilitas
dengan potasium permanganat Biling
Poin 188O Density 1.038 g/cm3 (20O C).
Inkompaktibilitas : Preservative,
Desinfektan, Humectan, Plastizier,
Solvent, Stabilizer for vitamins, water-
miscible cosolvent.
7
No. NAMA BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA RENTANG PEMAKAIAN
3. Stearic Acid Pemerian : padatan berwarna 1-20%
(HPE ed 6 p: 697)
putih kekuningan, mengkilat,
Sebagai : emulgator
sedikit berbau, rasa seperti
lemak.
Kelarutan : praktis tidak larut
dalam, larut dalam
propilenglikol, etanol 95% sangat
mudah larut dalam benzen.
BM: 284,47
BJ: 0,980 g/ml
Inkompaktibel : sebagian besar
metal hidroksida mungkin
dengan reducing agent oxidizing
agent.
4. Aquadest ( FI III : Sinonim : air suling
96) Pemerian : cairan jernih
Khasiat : pelarut tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan: dalam wadah
tertutup baik
5. Petrolatum /Vaselin Pemerian : warna kuning pucat, Topical ointment up
flavum massa lembut,tidak berasa, tidak to100%
(HPE 6 thed. page berbau, dapat atau Topical emulsions
481) mudahditembus cahaya, tidak 4-25%
Sebagai : basis berfluorosensi ketikadilebur. Emollient topical
Kelarutan : praktis tidak larut creams = 10-30%5.
aseton, etanol95% panas/dingin,
gliserin dan air. Larut
dalam benzene, karbon disulfid,
kloroform, eter,heksane, minyak
menguap dan sebagian minyak
lemak
TL = 38-60oC
8
9
6. White wax, Cera Pemerian: lembaran berwarna Emollient = 2- 5%
alba(HPE 6 thed. putih atau agak kuning, tidak
Emulsifying agent
Page 779) berasa, agak transparan.
Baunyasama dengan cera flavum = 2-5%
Sebagai : basis
namun lebih lemah.
Stiffening agent =
Kelarutan : larut dalam
2- 10%
kloroform, eter,minyak, karbon
disulfide, larut sebagian dalam Water absorption=
etanol (95%), praktis tidak larut
5%7
air
Inkompatibilitas : dengan
oksidator kuat. Dapat
menurunkan titik leleh inuprofen
sehingga cenderung sticking
selama proses film coating pada
kristal ibuprofen.
TL = 61-65oC
HLB = 12
10
7. Nipagin Pemerian : kristal tidak
berwarna berasa burning taste
TD: 125-1280C
BJ: 1,3529/Cm3
ADI: 10 mg/kgBB
TD: 95-98
11
9. Trietanolamin Pemerian : Cairan tidak
berwarna berbau kuat.
(TEA)
Kelarutan : Sukar larut dalam
(HPE, p : 794)
air dan bercampur dengan etanol
Inkompatibilitas : Alkalizina
agent, emulsi flying agent
12
2.5 KERANGKA KONSEP PEMILIHAN BAHAN AKTIF
SEDIAAN KRIM
TITANIUM DIOKSIDA
Diperlukan basis
Diperlukan corrigen odoris Diperlukan emulgator
Diperlukan anti mikroba
Tween
Cera Alba Span
Vaselin album TEA
Paraffin liq Oleum rosae
Asam stearat
Adeps lanae Oleum jasmine
Menggunakan anti mikroba nipagin dan nipasol
Hard paraffin Oleum mentha piperatae
Alasan:
Membentuk konsistensi yang baik
13
2.6 RANCANGAN KEMASAN PRIMER DAN SEKUNDER
2.6.1 Rancangan Kemasan Primer
- Nama Produk Jadi
- Bobot, Netto
- Komposisi Produk
- Nama Pabrik
- Aturan Pakai
- Nomor Batch
- Tanggal Kadaluarsa
- Nomor Registrasi
- Bentuk Sediaan
2.6.2 Rancangan Kemasan Sekunder
- Nama Produk Jadi
- Bobot, Netto
- Bentuk Sediaan
- Komposisi Produk
- Nama Pabrik
- Aturan Pakai
- Tanggal Kadaluarsa
- Nomor Registrasi
- Nomor Batch
2.6.3 Rancangan Brosur
- Nama Produk Jadi
- Komposisi
- Nomor Registrasi
- Nama Pabrik
- Nomor Batch
- Berat, Netto
- Bentuk Sediaan
- Aturan Pakai
- Penyimpanan
- Kemasan
14
BAB III : METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.2 BAHAN-BAHAN
1. Rancangan Formulasi Sediaan Krim Formula 1 (20g)
%
No Jumlah
NamaBahan Fungsi RentangPema % dipakai
. (20g)
kaian
1. Titanium BahanAktif 2% - 25% 3% 0,6 g
Dioksida
2. Cera Alba Basis Krim 5% - 20% 15% 3g
3. Vaselin Album Basis Krim 10% - 30% 15% 3g
4. Asam Stearat Emulgator 1% - 20% 5% 1g
5. TEA Emulgator 2% - 4% 2% 0,4g
6. Propilenglikol Humektan 15%-30% 15% 3g
7. Metil Paraben Pengawet 0,02% - 0,3% 0,1% 0,02g
8. Propil Paraben Pengawet 0,01% - 0,6% 0,2% 0,04g
9. Ol. Rosae Corigen odoris qs qs 2 tetes
10 Aquadest Pelarut qs
.
15
2. Rancangan Formulasi Sediaan Krim Formula 2 (20g)
%
No Jumlah
NamaBahan Fungsi RentangPema % dipakai
. (20g)
kaian
1. Titanium BahanAktif 2% - 25% 4% 0,8 g
Dioksida
2. Cera Alba Basis Krim 5% - 20% 15% 3g
3. Vaselin Album Basis Krim 10% - 30% 20% 4g
4. Asam Stearat Emulgator 1% - 20% 15% 3g
5. TEA Emulgator 2% - 4% 2% 0,4g
6. Propilenglikol Humektan 15%-30% 20% 4g
7. Metil Paraben Pengawet 0,02% - 0,3% 0,2% 0,04g
8. Propil Paraben Pengawet 0,01% - 0,6% 0,3% 0,06g
9. Ol. Rosae Corigen odoris qs qs 2 tetes
10 Aquadest Pelarut qs
.
%
No Jumlah
NamaBahan Fungsi RentangPema % dipakai
. (20g)
kaian
1. Titanium BahanAktif 2% - 25% 5% 1g
Dioksida
2. Cera Alba Basis Krim 5% - 20% 15% 3g
3. Vaselin Album Basis Krim 10% - 30% 20% 4g
4. Asam Stearat Emulgator 1% - 20% 15% 3g
5. TEA Emulgator 2% - 4% 2% 0,4g
6. Propilenglikol Humektan 15%-30% 15% 4g
7. Metil Paraben Pengawet 0,02% - 0,3% 0,2% 0,04g
8. Propil Paraben Pengawet 0,01% - 0,6% 0,3% 0,06g
9. Ol. Rosae Corigen odoris qs qs 2 tetes
10 Aquadest Pelarut qs
.
16
kaian
1. Titanium BahanAktif 2% - 25% 5% 10 g
Dioksida
2. Cera Alba Basis Krim 5% - 20% 2% 4g
3. Vaselin Album Basis Krim 10% - 30% 20% 40g
4. Asam Stearat Emulgator 1% - 20% 15% 30 g
5. TEA Emulgator 2% - 4% 2% 4g
6. Propilenglikol Humektan 15%-30% 15% 30g
7. Metil Paraben Pengawet 0,02% - 0,3% 0,2% 0,4g
8. Propil Paraben Pengawet 0,01% - 0,6% 0,3% 0,6g
9. Ol. Rosae Corigen odoris qs qs 2 tetes
10 Aquadest Pelarut qs 59,5% ml
.
17
3.5 SKEMA KERJA
n yaitu, TiO2, cera alba, vaselin album, asam stearat, TEA, propilenglikol, m
Setelah suhu fase air dan fase minyak sama yaitu 70C
Dituang bersamaan antara fase air dan fase minyak dalam mortir panas dan diaduk ad homo
g 20 gram, untuk dimasukkan dalam pot krim, dan sisanya digunakan untuk
18
3.6 BAGAN ALIR
+
Bahan-bahan Fase minyak
dimasukan dalam cawan Bahan-bahan Fase air dimasukan
porselin, yaitu asam dalam beaker gelas, yaitu Titanium
stearat, Vaselin album, dioksida, TEA, PG dan metil
Cera Alba dan Propil paraben + sisa air
paraben
20
2. Uji pH :
Cara kerja :
- Diambil pH indikator.
- Oleskan sedikit krim pada pH indikator
- Dilihat perubaahn warna yang terjadu pada pH indikator.
- Dibandingkan dengan indeks pH yang ada pada pH indikator.
Hasil ph yang didapat = 7
Spesifikasi pH sediaan yang kami rencanakan adalah 4,5-6,5 menyesuaikan
dengan pH kulit manusia dan juga dengan pertimbangan tetap stabilnya
bahan-bahan yang kami gunakan dalam pembuatan sediaan ini atau lebih
tepatnya tidak ditemukannya pada literatur adanya pH stabilitas pada masing-
masing bahan. sehingga pH sediaan yang telah kami buat sesuai/masuk
dalamrentang PH yang direncanakan.
3. Tipe Krim :
Cara kerja :
- Diambil sedikit krim dan diletakkan pada 2 kaca arloji.
- Kaca arloji 1 ditambah methylene blue dan kaca arloji 2 ditambah sudan
3 dan diaduk.
- Kemudian diuji juga dengan mengambil krim diletakkan di beaker glass
diberi air 30ml diaduk.
Hasil yang didapat tipe m/a
Berdasarkan hasil yang didapat menunjukan kalau tipe krim yang dibuat
adalah m/a.
4. Uji Viskostas :
Cara Kerja :
- Diambil krim 100g dan dimasukkan dalam beaker glass.
- Diuji viskositas krim dengan alat viscometer brookfield dengan
kecepatan 3rpm
Hasil yang didapat :
Kecepatan : 3
Pembaca : 27,5
Spindel mo. 64
Faktor : 2000
v.s : 55000mPas
5. Uji Homogenitas :
Cara Kerja :
- Diambil sedikit krim an diletakkan di atas objek glass pada bagian
ujung.
- Tumpuk dengan objek glass lagi pada bagian yang ada krimnya dan
digeser hingga krim tertutup dan dilihat homogenitasnya.
Hasil yang didapat :
- Replikasi 1 : Homogen
21
- Replikasi 2 : Homogen
- Replikasi 3 : Homogen
Jadi, sediaan krim yang dibuat homogen karna telah dilihat dari replikasi 3
kali.
6. Uji Daya Sebar :
Cara Kerja :
- Diambil 2 gram sebanyak 3 kali
- Diletakkan di atas lempengan kaca yang dibawahnya sudah diberi
kertas semilog yang sudah terdapat skalanya.
- Di tutup dengan lempeng kaca di atas krim.
- Kemudian diberi timbangan dari 50g 1100g.
Hasil Yang Didapat :
22
Grafik Daya Sebar :
Chart Title
16
14 f(x) = 0x + 11.12
R = 0.98
12
10
8
Axis Title Linear ()
6
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Axis Title
23
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
diameter
24
7. Akseptabilitas
Penilaian Untuk Uji Akseptabilitas :
Keterangan :
Kemudahan dioleskan Kelengketan :
1. Sangat tidak mudah 1. Tidak Lengket
2. Tidak mudah 2. Agak Lengket
3. Mudah 3. Lengket
4. Sangat Mudah 4. Sangat Lengket
25
Data Akseptabilitas Untuk Semua Kelompok :
KELOMPOK
Parameter
1 2 3 4 5 6
Kemudahan
3 3 3 3 3 4
dioleskan
Sensasi 1 1 2 2 2 1
Meninggalkan
2 2 2 2 1 1
Bekas
Kelembutan 1 3 3 3 3 4
Kelengketan 1 1 1 1 2 1
Kemudahan
3 3 3 4 3 4
Dicuci
Total 11 13 14 15 14 15
Jumlah Akseptabilitas
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Grafik Akseptabilitas :
26
BAB V : PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
5.1 PEMBAHASAN
Krim merupakan bentuk emulsi dengan konsistensi semisolida
sehingga mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
sediaan likuida. Sediaan krim terdiri dari dua fase yang tidak saling
campur, yaitu fase internal (fase terdispersi) dan fase eksternal (fase
pendispersi) yang digabungkan dengan adanya surfaktan. Pada umumnya
sediaan krim dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe minyak dalam air terdiri dari
tetes-tetes kecil minyak (fase internal) yang terdispersi dalam air (fase
eksternal), dan sebaliknya pada krim air dalam minyak.
Pada praktikum kali ini, kita membuat sediaan krim tabir surya dengan
bahan aktif Titanium dioksida. Pertama kita lakukan pencampuran pada bahan
sesuai kelarutannya yaitu fase air dan fase minyak. Untuk fase minyak yaitu Cera
Alba, Vaselin Album, Asam stearat, dan Propil Paraben kedalam caawan porselin.
Kemudian untuk fase air yaitu Propilenglikol, Metil Paraben dan Titanium
Dioksida dan total aquadest dimasukkan dalam beaker glass. Fase minyak dan
fase air disamakan suhunya yaitu 70-75C. Setelah itu dicampur pada mortir
panas dan diaduk sampai homogen. Alasan mengapa disamakan suhunya agar
emulsi yang dibuat tidak pecah dan terjadi foaming.
28
Tekstur : halus banyak
busa)
5. Warna : putih 55000 cps 7 Homogen M/A Acceptable 0,978
Bau : mawar 1
Tekstur : lembut
Jika dilihat dari tabel diatas, bahwa pada uji organoleptis warna dan bau sama,
hanya saja pada sediaan kelompok 1 tekstur yang dihasilkan sedikit kasar, mungkin
hal ini terjadi bekaitan dengan homogenitasnya yang tidak baik. Untuk tekstur krim
pada kelompok 2, 3 dan 4 yaitu halus, sedangkan untuk kelompok 5 dan 6 memiliki
tekstur lembut. Dari organoleptis yang paling baik yaitu sediaan kelompok 5 dan 6.
Pada uji viskositas, kelompok 5 memiliki hasil yang paling tinggi yaitu 55000
cps. Jika dibanding dengan kelompok 3 dan 4 sangat berbeda. Viskositas mereka
rendah. Hal ini karena sediaan yang mereka hasilkan cair dan berbusa. Jadi jika
dibandingkan dengan kelompok yang lain, kelompok 3 dan 4 yang sediaannya paling
encer. Bahwa sebenernya sediaan krim harusnya tidak tumpah jika di tuang
wadahnya. Hal ini bisa terjadi karena kesalahan dalam formullasinya atau dalam
teknik pembuatannya. Untuk hasil uji pH semua rata-rata netral atau mendekati
netral. Jadi dari ke 6 kelompok yang membuat sediaan krim, pH sediaan termasuk
dalam persyaratan yaitu memiliki pH yang netral atau mendekati pH netral.
Uji tipe emulsi adalah uji yang dilakukan dengan pemberian sudan III dan
methylene blue. Awalnya dilakukan dengan pemberian 2 item tersebut. Namun dirasa
belum maksimal melihat hasilnya karena tidak terlihat jelas perbudaan yang terjadi.
Sehingga dilakukan uji dengan menimbang 5 gram sediaan krim yang ditambah
dengan air sebanyak 50ml dalam beaker glass. Dari pencampuran tersebut didapatkan
hasil bahwa tipe emulsi dari krim yang dibuat adalah minyak dalam air. Hal ini sesuai
untuk krim tabir surya yang dibuat, karena krim bisa dengan mudah dibilas atau
dicuci dengan air. Sehingga pemakai krim tersebut juga nyaman untuk
29
menggunakannya. Dari hasil semua kelompok dihasilkan krim dengan tipe emulsi
minyak dalam air.
Dan untuk yang terakhir adalah uji daya sebar. Dari grafik yang dibuat untuk
perbandingan semua kelompok didapatkan hasil yang bervariasi juga. Dari hasil daya
sebar tersebut sebenarnya tidak dapat disimpulkan karena untuk uji ini menggunakan
lempengan kaca yang dimana tiap kelompok mendapatkan ukuran yang berbeda. Ada
yang tipis dan ada yang tebal. Namun jika digunakan alat yang sama dengan berat dan
ukuran yang sama bisa dilihat dengan semakin besar diameter yang dihasilkan sampai
beban tertentu menunjukkan daya sebar yang baik pula. Sehingga jika dilihat dari
hasil semua kelompok, hasil kelompok 5 dan 6 yang paling baik dilihat dari hasil uji
evaluasi yang dilakukan.
5.2 KESIMPULAN
Krim merupakan bentuk emulsi dengan konsistensi semisolida sehingga
mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sediaan likuida.
Sediaan krim terdiri dari dua fase yang tidak saling campur, yaitu fase internal
(fase terdispersi) dan fase eksternal (fase pendispersi) yang digabungkan dengan
adanya surfaktan. Dalam praktikum ini dibuat sediaan krim tabir surya dengan bahan
aktif Titanium dioksida. Dimana didapatkan hasil yang rata-rata baik dari evaluasi
sediaan yang dilakukan oleh semua kelompok. Titanium dioksida yang ditambahkan
dalam sediaan bervariasi, sehingga dapat menunjukkan hasil yang paling baik utnuk
diaplikasikan pada kulit. Dari semua uji yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
sediaan kelompok 5 dan 6 yang paling baik dalam hasil evaluasi.
30
BAB VI : DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN
31
6.3 RANCANGAN KEMASAN SEKUNDER
32
6.4 Rancangan Brosur
33