Disusun Oleh :
3.Maulania (1801023)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan
bagi kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
laporan ini merupakan tugas dari mata kuliah Semi Solid, yang mana dengan tugas ini kami
sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan dosen pengampu.
Laporan ini berjudul tentang “Preformulasi Sediaan Lotion Anti Nyamuk Oleum
Citronella
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lotion merupakan salah satu bentuk sediaan emulsi yang termasuk dalam kosmetik
pelembab yang secara umum dipakai untuk melembabkan, melembutkan dan menghaluskan
kulit karena adanya kandungan emolien, humektan dan zat pembawa.
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung konsistensi yang
dihasilkan memungkinkan pemakaian yang tepat dan merata pada permukaan kulit sehinga
mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan
tipis pada permukaan kulit Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab
dan pengemulsi, bahan pengisi, pembersih, bahan aktif pelarut, pewangi dan pengawet.
Proses pembuatan lotion dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut
dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase minyak dengan cara pemanasan dan
pengadukan.
Xue , Bernard, dan Ali ( 2003 ) dalam Kardinan ( 2007 ) menyatakan bahwa cara
menghindari nyamuk yang paling baik adalah dengan pemakaian pengusir nyamuk berbentuk
lotion, krim, atau pakaian yang dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk.
Sereh wangi sangat bermanfaat dalam kesehatan. Tanaman sereh bermanfaat untuk
anti radang , anti nyamuk , menghilangkan rasa sakit dan melac!arkan sirkulasi darah.
Manfaat lain dar itanaman sereh untuk sakit kepala, otot, batuk, nyeri lambung , haid tidak
teratur dan bengkak setelah melahirkan. Akar tanaman sereh digunakan sebagai peluruh air
seni, peluruh keringat, peluruh dahak, bahan untuk kumur dan penghangat badan sedangkan
daun sereh digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan
pasca persalinan maupun panas dan pereda kejang.
Sereh mengandung komponen minyak menguap volatile oil yang biasa disebut minyak
atsiri. Minyak atsiri sereh mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol dan
geraniol. Minyak sereh merupakan bahan baku dalam pembuatan sabun, sampo, pasta, krim,
lotion. gel ant inyamuk, pestisida nabati, disinfektan, dan bahan pengkilap. Saat ini bentuk
sediaan antinyamuk yang banyak digunakan berupa obat nyamuk bakar, semprot , spray dan
obat nyamuk elektrik yang mengandung bahan kimia sintesis seperti N, N-diethyl-m-
toluamide.
4
B.Rumusan Masalah
Sereh merupakan tanaman sejenis rerumputan yang biasanya digunakan bahan
tambahan dalam bumbu atau hidangan masakan. Namun dari beberapa jurnal yaf sudah
peneliti baca. Tanaman sereh ini memiliki kandungan seperti sitronellol dan geraniol yang
dapat berfungsi sebagai anti radang, anti nyamuk, dan melancarkan sirkulasi darah. Jadi dari
kegunaan sreh tersebut, peneliti ingin membuat suatu sediaan lotion yang nyaman, mudah
dan praktis seperti lotion dengan tambahan minyak sereh yang berfungsi sebagai anti
nyamuk.
C.Tujuan
1. Untuk membuat sediaan lotion dari minyak sereh yang baik, stail dalam penyimpanan,
mudah dalam penggunaan, dapat diserap dengan baik dikulit dan tidak menimbulkan iritasi
dalam penggunaan jangka panjang.
2.Untuk menguji stabilitas, pengamatan secara organeleptis, viskositas, ukuran dan
distribuasi global,uji aktivitas sediaan.
D.Manfaat
1. Untuk menghasilkan sediaan lotion antinyamuk yang disenangi oleh konsumen baik dari
sisi penampilan, bau dan memiliki daya prospek yang efeksif sebagai antinyamuk.
2. Mengetahui pembagian yang baik dalam pembuatan lotion dan dapat melakukan evaluasi
sediaan seperti uji stabilitas, pengamatan organeleptis, viskositas, ukuran dan distribuso
global , uji aktivitas repellan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae.
Subkingdom : Trachebionta .
Divisi : Spermatophyta S.
ubdivisi : Angiospermae .
Kelas : Monocotyledonae.
Ordo : Poales.
Nama Daerah
A. Morfologi
6
Benang sari berjumlah 3-6, membuka secara memanjang, kepala putik sepasang
berbentuk bulu dengan perpanjangan berbentuk jambul. Buahnya berupa buah padi,
memanjang, pipih dorso ventral, embrio separo bagian biji.
B.Patogenesis
Patofisiologi demam dengue (dengue fever/ DF) dimulai dari gigitan nyamuk
Aedes sp.Manusia ne liur nyamuk virus dengue akan bereplikasi yang berlangsung selama
8─12 hari. Namun, proses replikasi ini tidak memengaruhi keberlangsungan hidup nyamuk.
Kemudian, serangga ini akan mentransmisikan virus dengue jika dengan segera menggigit
manusia lainnya.
Orang yang digigit oleh nyamuk Aedes sp yang membawa virus dengue, akan berstatus
infeksius selama 6─7 hari. Virus dengue akan masuk ke dalam peredaran darah orang yang
digigitnya bersama saliva nyamuk, lalu virus akan menginvasi leukosit dan bereplikasi.
Leukosit akan merespon adanya viremia dengan mengeluarkan
proteincytokines dan interferon, yang bertanggung jawab terhadap timbulnya gejala-gejala
seperti demam, flu-like symptoms, dan nyeri otot.
7
Faktor resiko :
D. Gejala :
Gejala umumnya timbul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung selama 10
hari. Beberapa gejala demam berdarah, yaitu:
8
E.Penanganan
Demam mencapai 40 derajat yang tak kunjung turun lebih dari 4 hari dengan obat
penurun panas dapat menjadi indikasi awal demam berdarah. Demam biasanya muncul tiba-
tiba saat Anda sedang dalam kondisi yang bugar. Setelah demam berlangsung lebih dari 2
hari, umumnya kepala akan terasa sakit terutama di area belakang bola mata, diikuti rasa
nyeri pada sendi dan otot, beberapa juga mengalami ruam merah pada kulit. Bila demam
berlangsung hingga 4 hari, umumnya jumlah trombosit mulai menurun dan stamina tubuh
pun hilang. Selama fase demam tinggi, penanganan demam berdarah yang perlu dilakukan
ialah minum banyak air putih. Pasalnya, demam tinggi rentan membuat tubuh dehidrasi dan
menjadi semakin lemah. Konsumsi air sebanyak 2,5 liter sangat dianjurkan sebagai upaya
menurunkan demam. Sedangkan untuk membantu menurunkan demam dengan cepat dan
menghindari kejang pada anak, serta mengurangi rasa nyeri, konsumsi obat penurun panas
sesuai dengan anjuran dokter bisa dilakukan.
2. Fase kritis
Bila kondisi demam tak membaik selama 4 hari dan tubuh semakin lemah, gejala unik
dari demam berdarah selanjutnya ialah fase kritis. Fase ini ditandai dengan suhu tubuh yang
turun, kerap dianggap fase sehat. Padahal, jika demam turun namun tubuh justru semakin
lemah, maka sebenarnya tubuh sedang memasuki fase kritis demam berdarah. Selama fase
kritis, penderita demam berdarah sangat berisiko alami kebocoran pembuluh darah yang
ditandai dengan keluarnya bintik merah yang tak hilang saat disentuh, mimisan, sakit perut
yang patah, hingga muntah-muntah. Untuk menegakkan diagnosa demam berdarah,
pemeriksaan darah di laboratorium harus dilakukan. Bila fase ini dibiarkan, maka penderita
bisa mengalami komplikasi demam berdarah yang berbahaya bagi kesehatan, seperti
kebocoran pembuluh darah yang berujung pada pendarahan hebat, kerusakan organ, hingga
kematian.Penanganan demam berdarah untuk fase ini haruslah intensif, seperti perawatan di
rumah sakit, agar komplikasi akibat demam berdarah tak terjadi, sehingga penderita bisa
kembali pulih.
3. Fase penyembuhan
Fase kritis biasanya berlangsung tak lebih dari 38 jam. Bila penderita berhasil
melaluinya dengan baik, maka perjalanan infeksi demam berdarah masuk dalam fase
penyembuhan. Fase penyembuhan ditandai dengan demam ringan, stamina tubuh membaik,
perbaikan nafsu makan, serta sakit perut yang berangsur hilang. Walau begitu, penanganan
demam berdarah pada fase penyembuhan tetap harus dilakukan, yaitu dengan cukup minum,
konsumsi makanan yang tinggi protein, konsumsi banyak buah dan sayur, serta beristirahat
cukup.Bila dilakukan dengan tepat, penanganan demam berdarah dapat menghindari pasien
dari bahaya komplikasi akibat demam berdarah.
9
F.Alasan pembuatan lotion
1. Lebih mudah digunakan (penyebaran lotion lebih merata dari pada krim.
Hindari juga
menghirup
minyak sereh
secara
langsung. Ada
laporan yang
menyebutkan
bahwa hal ini
dapat
mengakibatkan
kerusakan paru-
paru
Bahan aktif terpilih untuk pembuatan lotion mengatasi dan mencegah gigitan nyamuk adalah
minyak sereh dikarenakan :
1.Sereh merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai penolak nyamuk
dengan konsentrasi 0,05%-15% . berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa konsentrasi
10% memiliki aktifitas repellan yang baik.
12
I.Pemilihan Bentuk sediaan
1. Aman
Diartikan sebagai bermanfaat secara fisiologis dan psikologis, tanpa efek sampingyang
merugikan atau dengan efek samping yang telah dikendalikan sehingga tidak
lebih toksik dari toksisitas bahan aktif sebelum formulasi. Persyaratan kadar untuk Piro8icam
adalah =3,15 % >10,15 dari yang tertera pada label.
2.Efektif
Diartikan sebagai jumlah partikel aktif yang mampu mencapai tempat kerja of action dan
mampu melakukan aksi sebesar dan selama waktu yang diperitungkan.
3.Stabilitas Fisika
Sediaan tidak boleh mengalami perubahan fisika, penampilan, homogenitas dari pembuatan
sampai ke tangan pasien. Tidak terjadi perubahan viskositas , berat jenis selama proses
pembuatan ,penyimpanan dan pemakaian.
4.Stabilitas kimia
5.Stabililitas mikrobiologik
Sediaan tidak ditumbuhi mikroba sesuia dengan persyaratan tertentu dan jika sediaan tersebut
mengandung zat anti mikroba maka harus tetap efektif selama waktu yang ditentukan.
13
K.Pemilihan Zat Tambahan
1.Asam Stearat.
2.Cetyl alcohol
3.Propilen glikol
Pemerian : cairan kental, Jernih, tidak bewarna , rasa khas, praktis tidak tidak
berbau,menyerap air pada udara lembab
Kelarutan : dapat tercampur dengan air, dengan asam aseton, dan dengan kloroform,larut
dalam eter .
Kegunaan : Pelarut.
4.CMC Na
5.Lesitin
14
Fungsi : Bahan Pelicin.
6.Minyak Nilam
Pemerian : Cairan bewarna kekuningan, kehijauan sampai coklat, bau khas sangat harum dan
sukar hilang.
7.Gliserin
Pemerian : Tidak bewarna, tidak berbau, viskos, cairan higroskopis, rasa manis.
8.Asam Benzoat
Kelarutan : Larut dalam 350 air, dalam lebih kurang 3 bagian etanol 95 %, dalam 8 bagian
kloroform P dalam 3 bagian eter,
9. Aquadest
15
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Demam Berdarah
Penyebab Gejala
Melindungi kulit dari gigitan Melindungi gigitan nyamuk Melindungi gigitan nyamuk
nyamuk atau seranggga, atau serangga, melegakan atau serangga, mengatasi
member sensasi hangat , tenggorokan dan hidung jerawat hingga membantu
mencegah perut kembung dan yang tersumbat. pertumbuhan rambut,
mencegah iritasi ringan.
Kerugian : Kerugian :
Kerugian :
Bau menyengat, Sering Baunya mudah
Tidak tahan panas. menimbulkan iritasi, Terasa menyebabkan sakit
panas dikult. kepala,hingga mual untuk
ibu hamil, Bahan nya mahal
dan sulit di dapat.
16
PEMILIHAN ZAT AKTIF :
Minyak sereh karena lebih cepat meresap dikulit, Baunya tidak menyegat,
C. Dosis : Mudah dilarutkan dalam air, gliserin dan Propilen glikol, Mudah di dapat,
Memberi sensasi hangat yang tahan lama, Cocok di gunakan untuk semua
Dosis minyak sereh berbeda-beda pada setiap individu, tergantung usia dan kondisi kesehatan
kulit.
pasien. Untuk pencegah gigitan nyamuk, penggunaan di sarankan adalah minyak sereh
dengan konsentrasi 0,5-10 %.
D. Aturan Pakai :
Oleskan Minyak sereh pada bagian yang diperlukan selama 3 kali sehari sehabis mandi.
E.Formula Terpilih :
17
H. CARA PEMBUATAN
1.Lakukan sortasi basah dengan air 2. Biarkan selama 3.5 hari hingga
mengalir, setelah semua bersih tiriskan semua sereh tersebut kering dengan
diatas keranjang hingga airnya kering. sempurna. Dan lakukan sortasi kering,
Setelah airnya kering , rajang sereh Pisahkan bagian sereh yang ditumbuhi
dengan ukuran lebih 2-3 mm. Dan jamur cendawan dan bagian yang
selanjutnya taburkan rajangan tersebut masih bagus. Simpan simplisia yang
diatas kertas perkamen dan letakkan masih bagus dan sudah kering tersebut
perkamen berisi rajangan tersebut pada dalam wadah tertutup rapat.
suhu kamar dan terhindar dari cahaya
matahari langsung.
1.Siapkan satu set alat 2.Simplisia sereh tersebut 3.Masukkan simplisia tersebut
destilasi yang terdiri dari dihaluskan terlebih dahulu kedalam labu destilasi dan
labu distilasi, kondensor dengan menggunakan masukkan pelarut yang
dan hot place. blender. sesuai.Hidupkan alat destilasi
dengan suhu 70 derajat selama
24 jam.
18
C.Pembuatan Lotion
1.Bahan yang kan digunakan 2.Fase minyak meliputi asam 3. Bahan –bahan yang meiliki
dalam formulasi ditimbang dan stearat, Setil alcohol, Minyak fase yang sama dicampurkan
dipisahkan berdasarkan nilam, lesitin, Asam benzoate, kemudian dipanaskan secara
fasenya ( Kelarutan dalam air Propilen glikol, Sedangkan terpisah sampai mencapai suhu
dan dalam minyak). fase air meliputi gliserin, Na 70 derajat celcius. Kedua
CMC, aquadest. campuran tersebut dicampurkan
dengan mixer.
f.Gelas ukur.
19
K.Evaluasi
1. Pengamatan organoleptis
Evaluasi organoleptis dilakukan dengan menggunakan panca indra, mulai dari bau,
warna, tekstur sedian, dan konsistensi. Adapun hasil pengamatan organoleptis dari sediaan
yang kami buat adalah sebagai berikut:
Warna : putih
Stabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam
batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat
karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat. (Dirjen POM,1995).
Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap bahan obat yang
didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup lama
dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan batas
kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label (Lachman, 1994).
Ketidakstabilan formulasi dapat dilihat dari perubahan penampilan fisik, warna, rasa, dan
tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan kimia yang terjadi hanya dapat
dipastikan melalui analisis kimia. Uji stabilitas fisik dilakukan untuk mengamati pemisahan
fase air dan fase minyak dalam sediaan selama penyimpanan 1, 2, 3, 4, 5 dan 10 hari dan
untuk mengamati pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan sediaan krim setelah
penyimpanan 1, 2, 3, 4, 5 dan 10 hari.
Adapun hasil uji stabilitas fisi kdalam berbagai suhu dari sediaan yang kami buat adalah
sebagai berikut:
3. pH
20
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi
dengan peta warna.
Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan
diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia Adapun hasil uji
pH dari sediaan yang kami buat adalah netral dengan pH 7.
L.Desain Kemasan
21
-Label
-Brosur
22
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, N., & Mirwan, A. K. (2008). Uji Stabilitas Emulsi Body Lotion Menggunakan
Cetearyl Alcohol/Ceteareth 20 sebagai Self Emulsifier. In Di dalam Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi Universitas Lampung. Hlm (pp. 481- 488).
Anonim. 1911. The British Farmaceutical Codex. Diterbitkan oleh Dewan Pharmaceutical
Society of Great Britain.
Dewi, R. K. (2012). Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera indica L. Var
Arumanis) sebagai Bahan Pembuatan Lotion Preliminary Study ofMango (Mangifera indica
L. Var Arumanis) Seed Oil as the Ingredient of Lotion (Doctoral dissertation, Program Studi
Kimia FSM-UKSW).
Kardinan,A.2007. Potensi Selasih sebagai Repellent terhadap Nyamuk Aedes aegepty. Jurnal
Littri , 13(2), 39-42.
Kardinan, A., & Dhalimi, A. (2010). Potensi Adas (Foeniculum vulgare) sebagai Bahan Aktif
Lotion AntiNyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti). Bul.Littro , 21(1), 61-68.
Rieger M. 1994. Emulsi. Di dalam : Lachman et al. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Ed ke-2. Suyatmi S, penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari Theory and
Pharmacy Practical Industry. Ed ke-2.
Setyaningsih, Dwi., dkk. 2013. Aplikasi Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil) Dan Geraniol
Dalam Pembuatan Skin Lotion Penolak Nyamuk. Jurnal Teknik Industri Pertanian IPB. Vol.
17(3),97-10
23
Sudarsono, Gunawan., Wahyuono, S., Donatus, I.A., dan Purnomo. 2002.Tumbuhan Obat
(Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan). Edisi 2.Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Xue, R.D., Barnard, D.R., & Ali, A. (2003). Laboratory evaluation of 18 repellent
compounds as oviposition deterrents of Aedes albopictus and as larvicides of Aedes aegypti,
Anopheles quadrimaculatus, and Culex quinquefasciatus. J Am Mosq Control Assoc , 19(4),
397-403.
24