Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PREFORMULASI

SEDIAAN LOTION ANTI NYAMUK OLEUM CITRONELLA

Mata Kuliah: Teknologi Sediaan Semi Solida

Dosen Pengampu: Nuriana Fajar Pratiwi, S.Farm., Apt

Disusun Oleh :

1.Yunita Fitriyani (1801004)

2.Widya Wulandari (1801018)

3.Maulania (1801023)

PROGRAM DIII FARMASI


AKADEMI FARMASI YANNAS HUSADA BANGKALAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan
bagi kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
laporan ini merupakan tugas dari mata kuliah Semi Solid, yang mana dengan tugas ini kami
sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan dosen pengampu.
Laporan ini berjudul tentang “Preformulasi Sediaan Lotion Anti Nyamuk Oleum
Citronella

”. Mengenai penjelasan lebih lanjut kami memaparkannya dalam bagian pembahasan


laporan ini.Dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat, maka kami sebagai penulis
mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yan telah membantu menyelesaikan laporan
ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyelesaian laporan ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka kami
terima untuk meningkatkan kualitas laporan ini.

Bangkalan, 11 Juli 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4


A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
C. Tujuan ................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6


A. Minyak sereh ........................................................................................ 6
B. Morfologi.....................................................................................................6
C. Patogenesis..................................................................................................7
D. Gejala..........................................................................................................7
E. Penanganan.................................................................................................9
F. Alasan pembuatan......................................................................................11
G. Pemilhan zat aktif......................................................................................11
H. Pemilihan bentuk sediaan..........................................................................13
I. Persyaratan mutu sediaan..........................................................................13
J. Pemilihan zat tambahan............................................................................14

BAB III RANCANGAN FORMULASI................................................................. 16


A. Kerangka konseptual............................................................................. 16
B. Dosis ..................................................................................................... 17
C. Aturan pakai.......................................................................................... 17
D. Formula terpilih..................................................................................... 17
E. Penyusunan formula akhir..................................................................... 17
F. Cara pembuatan..................................................................................... 18
G. Alat dan bahan....................................................................................... 19
H. Evaluasi ................................................................................................ 20
I. Desain kemasan..................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lotion merupakan salah satu bentuk sediaan emulsi yang termasuk dalam kosmetik
pelembab yang secara umum dipakai untuk melembabkan, melembutkan dan menghaluskan
kulit karena adanya kandungan emolien, humektan dan zat pembawa.
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung konsistensi yang
dihasilkan memungkinkan pemakaian yang tepat dan merata pada permukaan kulit sehinga
mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan
tipis pada permukaan kulit Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab
dan pengemulsi, bahan pengisi, pembersih, bahan aktif pelarut, pewangi dan pengawet.
Proses pembuatan lotion dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut
dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase minyak dengan cara pemanasan dan
pengadukan.
Xue , Bernard, dan Ali ( 2003 ) dalam Kardinan ( 2007 ) menyatakan bahwa cara
menghindari nyamuk yang paling baik adalah dengan pemakaian pengusir nyamuk berbentuk
lotion, krim, atau pakaian yang dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk.
Sereh wangi sangat bermanfaat dalam kesehatan. Tanaman sereh bermanfaat untuk
anti radang , anti nyamuk , menghilangkan rasa sakit dan melac!arkan sirkulasi darah.
Manfaat lain dar itanaman sereh untuk sakit kepala, otot, batuk, nyeri lambung , haid tidak
teratur dan bengkak setelah melahirkan. Akar tanaman sereh digunakan sebagai peluruh air
seni, peluruh keringat, peluruh dahak, bahan untuk kumur dan penghangat badan sedangkan
daun sereh digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan
pasca persalinan maupun panas dan pereda kejang.
Sereh mengandung komponen minyak menguap volatile oil yang biasa disebut minyak
atsiri. Minyak atsiri sereh mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol dan
geraniol. Minyak sereh merupakan bahan baku dalam pembuatan sabun, sampo, pasta, krim,
lotion. gel ant inyamuk, pestisida nabati, disinfektan, dan bahan pengkilap. Saat ini bentuk
sediaan antinyamuk yang banyak digunakan berupa obat nyamuk bakar, semprot , spray dan
obat nyamuk elektrik yang mengandung bahan kimia sintesis seperti N, N-diethyl-m-
toluamide.

4
B.Rumusan Masalah
Sereh merupakan tanaman sejenis rerumputan yang biasanya digunakan bahan
tambahan dalam bumbu atau hidangan masakan. Namun dari beberapa jurnal yaf sudah
peneliti baca. Tanaman sereh ini memiliki kandungan seperti sitronellol dan geraniol yang
dapat berfungsi sebagai anti radang, anti nyamuk, dan melancarkan sirkulasi darah. Jadi dari
kegunaan sreh tersebut, peneliti ingin membuat suatu sediaan lotion yang nyaman, mudah
dan praktis seperti lotion dengan tambahan minyak sereh yang berfungsi sebagai anti
nyamuk.
C.Tujuan
1. Untuk membuat sediaan lotion dari minyak sereh yang baik, stail dalam penyimpanan,
mudah dalam penggunaan, dapat diserap dengan baik dikulit dan tidak menimbulkan iritasi
dalam penggunaan jangka panjang.
2.Untuk menguji stabilitas, pengamatan secara organeleptis, viskositas, ukuran dan
distribuasi global,uji aktivitas sediaan.

D.Manfaat

1. Untuk menghasilkan sediaan lotion antinyamuk yang disenangi oleh konsumen baik dari
sisi penampilan, bau dan memiliki daya prospek yang efeksif sebagai antinyamuk.

2. Mengetahui pembagian yang baik dalam pembuatan lotion dan dapat melakukan evaluasi
sediaan seperti uji stabilitas, pengamatan organeleptis, viskositas, ukuran dan distribuso
global , uji aktivitas repellan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan mengenai tumbuhan Sereh Wangi (Cymbopogon nurdus (L) Rendel)


meliputi klasifikasi, nama daerah, deskripsi tumbuhan, manfaat serta kandungan kimia.
Klasifikasi tanaman sereh wangi menurut Ketaren (1985) sebagai berikut :

Kingdom : Plantae.

Subkingdom : Trachebionta .

Divisi : Spermatophyta S.

ubdivisi : Angiospermae .

Kelas : Monocotyledonae.

Sub Kelas : Commelinidae.

Ordo : Poales.

Nama Daerah

a. Sumatera: sere mangat, sange-sange, sarai.

b. Jawa: sere Kalimantan: belangkak, segumau.

c. Nusa Tenggara: see, pataha mpori, kendaung witu, nau sina.

d. Sulawesi: tonti, timbu „ale, longio.

e. Maluku: tapisa-pisa, hisa-hisa, isalo (MENKES RI, 2017).

A. Morfologi

Serai mempunyai perawakan berupa rumput-rumputan tegak, menahun dan mempunyai


perakaran yang sangat dalam dan kuat. Batangnya dapat tegak ataupun condong, membentuk
rumpun, pendek, masif, bulat dan sering kali di bawah buku-bukunya berlilin, penampang
lintang batang berwarna merah. Daunnya merupakan daun tunggal, lengkap dan pelepah
daunnya silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung
berlidah (ligula), helaian, lebih dari separuh menggantung, remasan berbau aromatik.
Susunan bunganya malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun pelindung
nyata, biasanya berwarna sama umumnya putih. Daun pelindung bermetamorfosis menjadi
gluma steril dan fertil (pendukung bunga). Kelopak bunga 5 bermetamorfosis menjadi bagian
palea (2 unit) dan lemma atau sekam (1 unit), mahkota bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar 8
lodikula, berfungsi untuk membuka bunga di pagi hari.

6
Benang sari berjumlah 3-6, membuka secara memanjang, kepala putik sepasang
berbentuk bulu dengan perpanjangan berbentuk jambul. Buahnya berupa buah padi,
memanjang, pipih dorso ventral, embrio separo bagian biji.

B.Patogenesis

Patofisiologi demam dengue (dengue fever/ DF) dimulai dari gigitan nyamuk
Aedes sp.Manusia ne liur nyamuk virus dengue akan bereplikasi yang berlangsung selama
8─12 hari. Namun, proses replikasi ini tidak memengaruhi keberlangsungan hidup nyamuk.
Kemudian, serangga ini akan mentransmisikan virus dengue jika dengan segera menggigit
manusia lainnya.
Orang yang digigit oleh nyamuk Aedes sp yang membawa virus dengue, akan berstatus
infeksius selama 6─7 hari. Virus dengue akan masuk ke dalam peredaran darah orang yang
digigitnya bersama saliva nyamuk, lalu virus akan menginvasi leukosit dan bereplikasi.
Leukosit akan merespon adanya viremia dengan mengeluarkan
proteincytokines dan interferon, yang bertanggung jawab terhadap timbulnya gejala-gejala
seperti demam, flu-like symptoms, dan nyeri otot.

C.Faktor Resiko Dan Penyebab


Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes
aegepti dan Aedes albopictus betina yang membawa virus dengue. Virus dengue itu sendiri
ada 4 jenis berbeda, yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Namun, perlu dipahami
bahwa tidak semua nyamuk Aedes pasti membawa virus dengue. Menurut  Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, seekor nyamuk Aedes betina dapat terinfeksi virus dengue
apabila nyamuk itu sebelumnya mengisap darah manusia yang sedang mengalami viremia.
Viremia adalah kondisi akibat adanya kadar virus tinggi dalam tubuh.
Viremia dapat mulai terjadi sejak 2 hari sebelum demam muncul sampai 5 hari setelah
terasa pertama kali. Ini juga lumrah disebut demam akut. Virus yang masuk ke dalam tubuh
nyamuk sehat tadi akan berkembang biak selama 8-12 hari sesudahnya. Setelah masa
inkubasi usai, artinya virus sudah aktif dan nyamuk dapat mulai bisa menginfeksi manusia
lewat gigitannya.Setelah nyamuk pembawa virus itu menggigit manusia, virusnya akan
masuk dan mengalir dalam darah manusia untuk mulai menginfeksi sel-sel tubuh yang sehat.
Untuk mengatasi hal ini, sistem imun akan menghasilkan antibodi khusus yang bekerja sama
dengan sel darah putih melawan virus.
Respons imun juga mencakup pelepasan sel T sitotoksik (limfosit) untuk mengenali
dan membunuh sel tubuh yang terinfeksi.Keseluruhan proses inilah yang kemudian
memunculkan berbagai gejala DBD. Gejala DBD biasanya mulai muncul sekitar empat
hingga 15 hari setelah gigitan nyamuk.Nyamuk yang sekali terkena virus dengue akan
selamanya membawa virus tersebut. Seekor nyamuk DBD dapat terus menginfeksi orang lain
selama ia masih hidup. Ada kemungkinan seluruh anggota keluarga bisa terinfeksi virus
dengue yang sama dalam waktu 2 sampai 3 hari.

7
Faktor resiko :

1.Musim hujan yang terlalu lama.

2.Daya tahan tubuh yang buruk.

3.Jarang menguras kamar mandi.

4.Sering menumpuk baju kotor di rumah.

5.Buang sampah sembarangan.

6.Sering keluar malam.

D. Gejala :

Gejala umumnya timbul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung selama 10
hari. Beberapa gejala demam berdarah, yaitu:

1 Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius.

2.Nyeri kepala berat.

3.Nyeri pada sendi, otot, dan tulang.

4.Nyeri pada bagian belakang mata.

5.Nafsu makan menurun.

6.Mual dan muntah.

7.Pembengkakan kelenjar getah bening.

8.Ruam kemerahan sekitar 2-5 hari setelah demam.

9.Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening. dan

10.Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit.

8
E.Penanganan

1.Fase demam tinggi.

Demam mencapai 40 derajat yang tak kunjung turun lebih dari 4 hari dengan obat
penurun panas dapat menjadi indikasi awal demam berdarah. Demam biasanya muncul tiba-
tiba saat Anda sedang dalam kondisi yang bugar. Setelah demam berlangsung lebih dari 2
hari, umumnya kepala akan terasa sakit terutama di area belakang bola mata, diikuti rasa
nyeri pada sendi dan otot, beberapa juga mengalami ruam merah pada kulit. Bila demam
berlangsung hingga 4 hari, umumnya jumlah trombosit mulai menurun dan stamina tubuh
pun hilang. Selama fase demam tinggi, penanganan demam berdarah yang perlu dilakukan
ialah minum banyak air putih. Pasalnya, demam tinggi rentan membuat tubuh dehidrasi dan
menjadi semakin lemah. Konsumsi air sebanyak 2,5 liter sangat dianjurkan sebagai upaya
menurunkan demam. Sedangkan untuk membantu menurunkan demam dengan cepat dan
menghindari kejang pada anak, serta mengurangi rasa nyeri, konsumsi obat penurun panas
sesuai dengan anjuran dokter bisa dilakukan.

2. Fase kritis

Bila kondisi demam tak membaik selama 4 hari dan tubuh semakin lemah, gejala unik
dari demam berdarah selanjutnya ialah fase kritis. Fase ini ditandai dengan suhu tubuh yang
turun, kerap dianggap fase sehat. Padahal, jika demam turun namun tubuh justru semakin
lemah, maka sebenarnya tubuh sedang memasuki fase kritis demam berdarah. Selama fase
kritis, penderita demam berdarah sangat berisiko alami kebocoran pembuluh darah yang
ditandai dengan keluarnya bintik merah yang tak hilang saat disentuh, mimisan, sakit perut
yang patah, hingga muntah-muntah. Untuk menegakkan diagnosa demam berdarah,
pemeriksaan darah di laboratorium harus dilakukan. Bila fase ini dibiarkan, maka penderita
bisa mengalami komplikasi demam berdarah yang berbahaya bagi kesehatan, seperti
kebocoran pembuluh darah yang berujung pada pendarahan hebat, kerusakan organ, hingga
kematian.Penanganan demam berdarah untuk fase ini haruslah intensif, seperti perawatan di
rumah sakit, agar komplikasi akibat demam berdarah tak terjadi, sehingga penderita bisa
kembali pulih.

3. Fase penyembuhan

Fase kritis biasanya berlangsung tak lebih dari 38 jam. Bila penderita berhasil
melaluinya dengan baik, maka perjalanan infeksi demam berdarah masuk dalam fase
penyembuhan. Fase penyembuhan ditandai dengan demam ringan, stamina tubuh membaik,
perbaikan nafsu makan, serta sakit perut yang berangsur hilang. Walau begitu, penanganan
demam berdarah pada fase penyembuhan tetap harus dilakukan, yaitu dengan cukup minum,
konsumsi makanan yang tinggi protein, konsumsi banyak buah dan sayur, serta beristirahat
cukup.Bila dilakukan dengan tepat, penanganan demam berdarah dapat menghindari pasien
dari bahaya komplikasi akibat demam berdarah.

9
F.Alasan pembuatan lotion

1. Lebih mudah digunakan (penyebaran lotion lebih merata dari pada krim.

2. Lebih ekonomis (Lotion menyebar dalam lapisan tipis).

3.Umumnya dosis yang diberikan lebih rendah.

4.Kerja sistemnya rendah.

G.Pemilihan Zat Aktif

No Bahan Efek utama Efek samping Kontra Indikasi Spesifikasi lain


Aktif Indikasi

1. Minyak Manfaat minyak sereh Citronella Gatal- Membant Minyak sereh


sereh gatal, kulit u serupa dengan
atau citronella oil yang paling oil atau minyak melepuh, mencega DEET dalam
utama adalah membantu sereh cenderung infeksi h gigtan menghambat
kulit, nyamuk sensor penciuman
mencegah gigitan nyamuk atau aman bila alergi atau nyamuk. Minyak
serangga lainnya. Namun bila dikonsumsi serius. serangga. sereh bekerja
. menutupi aroma
dibandingkan dengan DEET, dalam jumlah
yang menarik
efek minyak sereh ini biasanya sedikit pada bagi serangga
cenderung singkat, yaitu makanan. yaitu
karbondioksida
sekitar 20 menit setelah Mengoleskan dan asam laktat
dioleskan pada kulit. minyak sereh pada tubuh
manusia. Minyak
langsung pada
sereh difavoritkan
DEET adalah bahan kimia kulit juga sebagai alternatif
yang lazim ditemukan dalam dinilai aman yang lebih aman
dari obat nyamuk
obat antiserangga. Walaupun bagi sebagian
generik, karena
efeknya singkat, sejumlah besar orang. mengandung
penelitian menyebutkan bahwa bahan aktif alami
yang dapat
penggunaan minyak sereh Namun, tetap melawan efek
justru sama efektifnya dengan ada radikal bebas
sehingga tidak
DEET. Hal ini tergantung dari kemungkinan
membahayakan
ketepatan formulasi minyak itu munculnya efek tubuh kita.
sendiri. samping setelah
menggunakan
Bila diformulasikan dengan minyak sereh.
tepat, minyak sereh dapat
10
melindungi diri Anda hingga 2 Khususnya bagi
jam. Sebaliknya, jika Anda yang
formulanya tidak tepat, maka punya
minyak sereh akan cepat riwayat alergi,
menguap dan efeknya jadi sia- jenis minyak ini
sia. dapat memicu
gatal atau ruam
pada kulit.

Hindari juga
menghirup
minyak sereh
secara
langsung. Ada
laporan yang
menyebutkan
bahwa hal ini
dapat
mengakibatkan
kerusakan paru-
paru

2. Minyak Minyak kayu putih adalah Hipersensitivita Penderita Membant minyak kayu


kayu putih salah satu s. asma.. u putih dapat
penangkal nyamuk alami yang meringan membantu
cukup ampuh kan menghilangkan
mengusir nyamuk. Menurut masuk rasa gatal tersebut
studi (2014) yang terbit di angin, karena memiliki
Fitoterapia, minyak kayu putih, perut sifat
terutama jenis lemon kembung antiperadangan.
eucalyptus, dapat melindungi , sakit Sifat insektisida
tubuh dari kepala, yang dimiliki
gigitan nyamuk selama 12 jam. pusing, minyak ini
gatal- bahkan juga dapat
gatal mengusir
akibat serangga.
gigitan
serangga
atau
nyamuk,
11
rasa
mual.

3. Minyak Banyak penelitian yang Kejang-kejang, Pengusir Aroma


lavender membuktikan minyak bunga la sakit kepala, nyamuk, bunga lavender ya
vender mampu mengumpulkan nafsu makan mengura ng khas terbukti
reseptor kimia pada meningkat. ngi ampuh
antena nyamuk, sehingga tak kerontok mengusir nyamuk 
akan mengganggu tidur kita. an dan menjadi
rambut, pengusir lalat.
Menngur Ekstrak
angi bunga lavender ju
gatal- ga menghasilkan
gatal essential oil yang
kayamanfaat. Kan
dungan linalyl
dan linalool yang
terdapat di
dalamnya
berkhasiat untuk
menyembuhkan
luka, merawat
kulit, dan
meredam
kecemasan.

H.Pemilihan Bahan Aktif :

Bahan aktif terpilih untuk pembuatan lotion mengatasi dan mencegah gigitan nyamuk adalah
minyak sereh dikarenakan :

1.Sereh merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai penolak nyamuk
dengan konsentrasi 0,05%-15% . berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa konsentrasi
10% memiliki aktifitas repellan yang baik.

2.Bahan mudah didapat.

12
I.Pemilihan Bentuk sediaan

KARAKTERISTIK FISIKA KARAKTERISTIK KIMIA

1.Pemerian : Cairan warna kuning pucat sampai 1.Ph : 9,87.


kuning tua, bau khas enak.
2.kecepatan putaran : 500 rpm.
2.Kelarutan : larut dalam etanol 95 %, dalam
kloroform, dan dalam aquadest. 3.kadar air : 12, 8%.

3.Penyimpanan :Wadah tertutup rapat. 4.Kadar asam lemak : 0,205 %.

J.Persyaratan Mutu Sediaan

1. Aman

Diartikan sebagai bermanfaat secara fisiologis dan psikologis, tanpa efek sampingyang
merugikan atau dengan efek samping yang telah dikendalikan sehingga tidak

lebih toksik dari toksisitas bahan aktif sebelum formulasi. Persyaratan kadar untuk Piro8icam
adalah =3,15 % >10,15 dari yang tertera pada label.

2.Efektif

Diartikan sebagai jumlah partikel aktif yang mampu mencapai tempat kerja of action dan
mampu melakukan aksi sebesar dan selama waktu yang diperitungkan.

3.Stabilitas Fisika

Sediaan tidak boleh mengalami perubahan fisika, penampilan, homogenitas dari pembuatan
sampai ke tangan pasien. Tidak terjadi perubahan viskositas , berat jenis selama proses
pembuatan ,penyimpanan dan pemakaian.

4.Stabilitas kimia

Secara kimia tidak mengalami interaksi antar komponennya yang mengubah ph


,mempercepat degradasi dan merubah bentuk sediaan dan warna.

5.Stabililitas mikrobiologik

Sediaan tidak ditumbuhi mikroba sesuia dengan persyaratan tertentu dan jika sediaan tersebut
mengandung zat anti mikroba maka harus tetap efektif selama waktu yang ditentukan.

13
K.Pemilihan Zat Tambahan

1.Asam Stearat.

Pemerian : Padatan Kristal, berwarna putih atau sedikit kuning, mengkilat.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air.

Penggunaan : Sebaga emulsifying agent.

2.Cetyl alcohol

Pemerian : putih, granul, bau khas.

Kelarutan ; Larut dalam etanol 95 %.

Penggunaan : Pengental, emulgator.

3.Propilen glikol

Pemerian : cairan kental, Jernih, tidak bewarna , rasa khas, praktis tidak tidak
berbau,menyerap air pada udara lembab

Kelarutan : dapat tercampur dengan air, dengan asam aseton, dan dengan kloroform,larut
dalam eter .

Kegunaan : Pelarut.

4.CMC Na

Pemerian : Putih granular, tidak berbau.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol.

Fungsi : Bahan Suspending agent.

5.Lesitin

Pemerian :Cairan coklat kental, tidak berbau.

Kelarutan : Larut dalam etanol 95 %.

14
Fungsi : Bahan Pelicin.

6.Minyak Nilam

Pemerian : Cairan bewarna kekuningan, kehijauan sampai coklat, bau khas sangat harum dan
sukar hilang.

Kelarutan : Larut dalam etanol 95 %.

Fungsi : mengatasi gatal-gatal, p ewangi.

7.Gliserin

Pemerian : Tidak bewarna, tidak berbau, viskos, cairan higroskopis, rasa manis.

Kelarutan : Tidak larut dalam kloroform dan benzene.

Fungsi : Humektan dan pelembut.

8.Asam Benzoat

Pemerian : Hablur halus dan ringan, tidak bewarna, tidak berbau.

Kelarutan : Larut dalam 350 air, dalam lebih kurang 3 bagian etanol 95 %, dalam 8 bagian
kloroform P dalam 3 bagian eter,

Fungsi : Anti septikum ekstern.

9. Aquadest

Pemerian : Cairan Jernih.

Kelarutan : Larut dalam etanol 95 %.

Fungsi : Zat Pengisi.

15
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Demam Berdarah

Penyebab Gejala

Aedes aegypti, 1.Sakit kepala.


Aedes albocpictus.
2. Nyeri di belakang mata.

3.Nyeri otot, persendian.

4. Mual, muntah, kalenjar atau


ruam yang bengkak. Berlangsung
selama 2-7 hari.

B.Pemilihan Zat Aktif

1.MINYAK SEREH 2.MINYAK KAYU PUTIH 3.MINYAK LAVENDER

Keuntungan : Keuntungan : Keuntungan :

Melindungi kulit dari gigitan Melindungi gigitan nyamuk Melindungi gigitan nyamuk
nyamuk atau seranggga, atau serangga, melegakan atau serangga, mengatasi
member sensasi hangat , tenggorokan dan hidung jerawat hingga membantu
mencegah perut kembung dan yang tersumbat. pertumbuhan rambut,
mencegah iritasi ringan.
Kerugian : Kerugian :
Kerugian :
Bau menyengat, Sering Baunya mudah
Tidak tahan panas. menimbulkan iritasi, Terasa menyebabkan sakit
panas dikult. kepala,hingga mual untuk
ibu hamil, Bahan nya mahal
dan sulit di dapat.

16
PEMILIHAN ZAT AKTIF :

Minyak sereh karena lebih cepat meresap dikulit, Baunya tidak menyegat,
C. Dosis : Mudah dilarutkan dalam air, gliserin dan Propilen glikol, Mudah di dapat,
Memberi sensasi hangat yang tahan lama, Cocok di gunakan untuk semua
Dosis minyak sereh berbeda-beda pada setiap individu, tergantung usia dan kondisi kesehatan
kulit.
pasien. Untuk pencegah gigitan nyamuk, penggunaan di sarankan adalah minyak sereh
dengan konsentrasi 0,5-10 %.

D. Aturan Pakai :

Oleskan Minyak sereh pada bagian yang diperlukan selama 3 kali sehari sehabis mandi.

E.Formula Terpilih :

1.Minyak sereh 9 %. Sebagai Zat Aktif

2.Minyak nilam 9 %. Sebagai Pendukung Zat aktif

3.Asam stearat 9 %. Sebagai Pengemulsi

4.Cetyl alcohol 3 %. Sebagai Pengemulsi.

5.Na.CMC 2% Sebagai emulsifying agent.

6.Lesitin 2 %. Sebagai Pelicin.

7.Gliserin 9 %. Sebagai emollient.

8.Propilenglikol. 0,15 %. Sebagai pelarut.

9.Asam Benzoate 3% Sebagai Pendukung zat aktif.

10. Aquadest Ad 30 ml Sebagai pelarut.

F.Penyusunan formula akhir sediaan setiap satuan takaran terkecil

No Nama bahan Kadar dalam Jumlah tiap Jumlah Jumlah Jumlah


% tak tekecil tiap dalam skala besar
kemasan skala lab
1 Minyak sereh. 9 %. 15 ml. 30 ml. 60 ml. 120 ml.

17
H. CARA PEMBUATAN

A.Pembuatan simplisia sereh wangi

1.Lakukan sortasi basah dengan air 2. Biarkan selama 3.5 hari hingga
mengalir, setelah semua bersih tiriskan semua sereh tersebut kering dengan
diatas keranjang hingga airnya kering. sempurna. Dan lakukan sortasi kering,
Setelah airnya kering , rajang sereh Pisahkan bagian sereh yang ditumbuhi
dengan ukuran lebih 2-3 mm. Dan jamur cendawan dan bagian yang
selanjutnya taburkan rajangan tersebut masih bagus. Simpan simplisia yang
diatas kertas perkamen dan letakkan masih bagus dan sudah kering tersebut
perkamen berisi rajangan tersebut pada dalam wadah tertutup rapat.
suhu kamar dan terhindar dari cahaya
matahari langsung.

B,Isolasi Minyak atsiri dari Simplisia Sereh wangi

1.Siapkan satu set alat 2.Simplisia sereh tersebut 3.Masukkan simplisia tersebut
destilasi yang terdiri dari dihaluskan terlebih dahulu kedalam labu destilasi dan
labu distilasi, kondensor dengan menggunakan masukkan pelarut yang
dan hot place. blender. sesuai.Hidupkan alat destilasi
dengan suhu 70 derajat selama
24 jam.

4.Setelah distilasi, saring 5.Ambil lapisan minyak


hasil ekstraksi tersebut tersebut dan masukkan
kedalam beaker glass dan kedalam wadah seperti vial.
tutup dengan plastic erap. Dan tutup dengan aluminium
Diamkan selama 1 jam , foil bagian atasnya.
maka akan terbentuk lapisan
minyak dan air.

18
C.Pembuatan Lotion

1.Bahan yang kan digunakan 2.Fase minyak meliputi asam 3. Bahan –bahan yang meiliki
dalam formulasi ditimbang dan stearat, Setil alcohol, Minyak fase yang sama dicampurkan
dipisahkan berdasarkan nilam, lesitin, Asam benzoate, kemudian dipanaskan secara
fasenya ( Kelarutan dalam air Propilen glikol, Sedangkan terpisah sampai mencapai suhu
dan dalam minyak). fase air meliputi gliserin, Na 70 derajat celcius. Kedua
CMC, aquadest. campuran tersebut dicampurkan
dengan mixer.

4.Setelah keduanya 5.Pengadukan dilakukan


tercampur , kemudian sampai campuran tersebut
dimasukkan sedikit-demi dengan pada suhu kamar dan
sedikit minyak sereh kedalam membentuk emulsi yang stabil.
campuran tersebut.

I.Alat yang digunakan

a.Timbangan. h.Tabung reaksi.

b.Anak timbangan. i.Mixer.

c.Batang pengaduk. j.Blender.

d.Cawan porselen. k.Beaker glass.

e.Gegep. l.Water bacth.

f.Gelas ukur.

g.Mortir dan stamfer.

19
K.Evaluasi

Evaluasi dan Prosedur Evaluasi

1. Pengamatan organoleptis
Evaluasi organoleptis dilakukan dengan menggunakan panca indra, mulai dari bau,
warna, tekstur sedian, dan konsistensi. Adapun hasil pengamatan organoleptis dari sediaan
yang kami buat adalah sebagai berikut:

Bentuk   : semi solid

Warna    : putih

Bau        : tidak berbau

Konsistensi   : halus dan homogeny

2. Uji Stabilitas Fisik

Stabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam
batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat
karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat. (Dirjen POM,1995).
Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap bahan obat yang
didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup lama
dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan batas
kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label (Lachman, 1994).
Ketidakstabilan formulasi dapat dilihat dari perubahan penampilan fisik, warna, rasa, dan
tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan kimia yang terjadi hanya dapat
dipastikan melalui analisis kimia. Uji stabilitas fisik dilakukan untuk mengamati pemisahan
fase air dan fase minyak dalam sediaan selama penyimpanan 1, 2, 3, 4, 5 dan 10 hari dan
untuk mengamati pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan sediaan krim setelah
penyimpanan 1, 2, 3, 4, 5 dan 10 hari.

Adapun hasil uji stabilitas fisi kdalam berbagai suhu dari sediaan yang kami buat adalah
sebagai berikut:

Suhu sejuk 80-150         : stabil

Suhu kamar 150-300      : stabil  

 Suhu panas >400           : stabil

3. pH        

Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator


universal.  Indikator universal yang kami gunakan adalah Indikator Kertas (Indikator Stick) ,

20
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi
dengan peta warna.

Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan
diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia Adapun hasil uji
pH dari sediaan yang kami buat adalah netral dengan pH 7.

L.Desain Kemasan

21
-Label

-Brosur

22
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, N., & Mirwan, A. K. (2008). Uji Stabilitas Emulsi Body Lotion Menggunakan
Cetearyl Alcohol/Ceteareth 20 sebagai Self Emulsifier. In Di dalam Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi Universitas Lampung. Hlm (pp. 481- 488).

Anonim. 1911. The British Farmaceutical Codex. Diterbitkan oleh Dewan Pharmaceutical
Society of Great Britain.

Dewi, R. K. (2012). Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera indica L. Var
Arumanis) sebagai Bahan Pembuatan Lotion Preliminary Study ofMango (Mangifera indica
L. Var Arumanis) Seed Oil as the Ingredient of Lotion (Doctoral dissertation, Program Studi
Kimia FSM-UKSW).

Hariana, A. 2006.Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jilid III. Penebar Swadaya.Jakarta.

Kardinan, A.2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kardinan,A.2007. Potensi Selasih sebagai Repellent terhadap Nyamuk Aedes aegepty. Jurnal
Littri , 13(2), 39-42.

Kardinan, A., & Dhalimi, A. (2010). Potensi Adas (Foeniculum vulgare) sebagai Bahan Aktif
Lotion AntiNyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti). Bul.Littro , 21(1), 61-68.

Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. NewYork: Elsevier.

Rieger M. 1994. Emulsi. Di dalam : Lachman et al. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Ed ke-2. Suyatmi S, penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari Theory and
Pharmacy Practical Industry. Ed ke-2.

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gajah Mada University Press.Yogyakarta.

Setyaningsih, Dwi., dkk. 2013. Aplikasi Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil) Dan Geraniol
Dalam Pembuatan Skin Lotion Penolak Nyamuk. Jurnal Teknik Industri Pertanian IPB. Vol.
17(3),97-10

23
Sudarsono, Gunawan., Wahyuono, S., Donatus, I.A., dan Purnomo. 2002.Tumbuhan Obat
(Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan). Edisi 2.Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Xue, R.D., Barnard, D.R., & Ali, A. (2003). Laboratory evaluation of 18 repellent
compounds as oviposition deterrents of Aedes albopictus and as larvicides of Aedes aegypti,
Anopheles quadrimaculatus, and Culex quinquefasciatus. J Am Mosq Control Assoc , 19(4),
397-403.

24

Anda mungkin juga menyukai