Anda di halaman 1dari 8

“KOMITE FARMASI TERAPI”

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Farmasi Rumah Sakit
Dosen Pengampu : Ferdias Kurnia Bahari S.Farm., M.Farm., Apt

Disusun Oleh :
1. Khofifah Ambamil (1801007)
2. Widya Wulandari (1801018)
3. Eni Yuliani
4. Evy Cahayawati
5. Aprilia Eka P
6. Asnia Rahayu
7. Rodatul Jannah

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


AKADEMI FARMASI YANNAS HUSADA BANGKALAN
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan makalah dari mata kuliah farmasi rumah
sakit..
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

                                                                         

Bangkalan, 20 November 2020

                                                                                               Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan................................................................................................... .
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................
A. Pengertian Komite Farmasi Terapi........................................................
B. Setruktur Organisasi..............................................................................
C. Fungsi Ketua Dan Sekretaris.................................................................
D. Fungsi Komite Farmasi Terapi..............................................................
E. Alur Obat Masuk Ke Formularium Rumah Sakit..................................
F. Kriteria Menentukan Obat Masuk Dan Keluar Formularium Rumah Sakit
G. Fungsi Formularium Rumah Sakit........................................................
H. Perbedaan Formularium Nasional Dan Formularium Rumah Sakit......
BAB III PENUTUP ................................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif) penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini
menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk
Rumah Sakit. Rumah Sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan,
merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (Menkes RI,
2004).
Rumah Sakit harus mempunyai organisasi atau unit untuk mengatur dan
mengelola segala hal yang berkaitan dengan obat. Sehingga, dibentuklah Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dan Tim Farmasi dan Terapi (TFT). Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2014, Instalasi Farmasi Rumah Sakit
merupakan salah satu bagian Rumah Sakit yang berada di bawah pengawasan dan
koordinasi wakil direktur penunjang medik. Pengorganisasian instalasi farmasi harus
mencakup penyelenggaraan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu.
Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta
informasinya yang harus diterapkan di Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit
disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)/Komite Farmasi dan Terapi
(KFT)/Tim Farmasi dan Terapi (TFT) Rumah Sakit berdasarkan DOEN dan
disempurnakan dengan mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara ilmiah
dibutuhkan untuk pelayanan di Rumah Sakit tersebut. Penyusunan Formularium
Rumah Sakit juga mengacu pada pedoman pengobatan yang berlaku (Menkes RI,
2013).
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi Komite Farmasi Terapi ?

2. Bagaimana Struktur organisasi Komite Farmasi Terapi ?

3. Apa fungi ketua dan sekretaris, dan siapa yang menjabat posisi ini ?

1
4. Apa fungsi Komite Farmasi Terapi ?

5. Bagaimana alur obat bisa masuk ke formularium Rumah Sakit ?

6. Bagaimana kriteria menentukan obat masuk dan keluar formularium Rumah Sakit
?

7. Apa fungsi Formularium Rumah Sakit ?

8. Apa perbedaan Formularium Nasional dan Formularium Rumah Sakit ?


C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Komite Farmasi Terapi

2. Untuk mengetahui Struktur organisasi Komite Farmasi Terapi

3. Untuk mengetahui fungi ketua dan sekretaris, dan siapa yang menjabat posisi ini

4. Untuk mengetahui fungsi Komite Farmasi Terapi

5. Untuk mengetahui alur obat bisa masuk ke formularium Rumah Sakit

6. Untuk mengetahui kriteria menentukan obat masuk dan keluar formularium


Rumah Sakit

7. Untuk mengetahui fungsi Formularium Rumah Sakit

8. Untuk mengetahui perbedaan Formularium Nasional dan Formularium Rumah


Sakit

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi KFT
Komite medik adalah wadah non struktural yang keanggotaannya dipilih dari
Ketua Staf Medis Fungsional (SMF) atau yang mewakili SMF yang ada di Rumah
Sakit. Komite Medis berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
Panitia Farmasi dan Terapi adalah sekelompok penasehat dari staf medik dan
bertindak sebagai garis komunikasi organisasi antara staf medik dan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS). Pembentukan suatu PFT yang efektif akan memberikan
kemudahan dalam pengadaan sistem formularium yang membawa perhatian staf
medik pada obat yang terbaik dan membantu mereka dalam menyeleksi obat terapi
yang tepat bagi pengobatan penderita tertentu. Panitia ini difungsikan rumah sakit
untuk mencapai terapi obat yang rasional.
PFT memberi rekomendasi atau membantu memformulasi program yang
didesain untuk memenuhi kebutuhan staf profesional (dokter, perawat, apoteker, dan
praktisi pelayanan kesehatan lainnya) untuk melengkapi pengetahuan tentang obat
dan penggunaan obat. PFT meningkatkan penggunaan obat secara rasional melalui
pengembangan kebijakan dan prosedur yang relevan untuk seleksi obat, pengadaan,
penggunaan, dan melalui edukasi tentang obat bagi penderita dan staf profesional.
Susunan anggota PFT dapat beragam di berbagai rumah sakit dan biasanya
bergantung pada kebijakan, lingkup fungsi PFT, dan besarnya tugas dan fungsi suatu
rumah sakit. Ketua PFT dipilih dari dokter yang diusulkan oleh komite medik dan
disetujui pimpinan rumah sakit. Ketua PFT adalah dokter praktisi senior yang

3
dihormati dan disegani karena pengabdian, prestasi ilmiah, bersikap objektif, dan
berperilaku yang menjadi panutan. Ketua adalah seorang anggota staf medik yang
memahami benar dan pendukung kemajuan pelayanan IFRS, dan ia adalah dokter
yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang terapi obat. Sekretaris panitia
adalah kepala IFRS atau apoteker senior lain yang ditunjuk oleh kepala IFRS.
Susunan anggota PFT harus mencakup dari tiap SMF yang besar, misalnya penyakit
dalam, bedah, kesehatan anak, kebidanan dan penyakit kandungan, dan SMF lainnya.

B. Struktur organisasi
C. ...
D. .....
E. ....
F. ...
G. ...
H. Perbedaan Formularium Nasional Dan Formularium Rumah Sakit
a) Formularium Nasional
Formularium Nasional adalah daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan
digunakan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan.
Tujuan utama pengaturan obat dalam Fornas adalah meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi pengobatan
sehingga tercapai penggunaan obat rasional. Formulaiumdibutuhkan oleh tenaga
kesehatan sebagai acuan atau pedoman bagi penulis resep, mengoptimalkan pelayanan
kepada pasien, memudahkan perencanaan, dan penyediaan obat di fasilitas pelayanan
kesehatan.
b) Formularium Rumah Sakit
Formularium Rumah Sakit adalah daftar obat yang disepakati oleh staf medis,
disusun oleh komite/tim farmasi dan terapi yang ditetapkan oleh pimpinan rumah
sakit, harus tersedia untuk semua penulis resep, pemberi obat, dan penyedia obat di
rumah sakit, dan dievaluasi secara rutin dan dilakukan revisi sesuai kebijakan dan
kebutuhan rumah sakit.

4
Formularium dokumen berisi kumpulan produk obat yang dipilih PFT disertai
informasi tambahan penting tentang penggunaan obat tersebut, serta kebijakan dan
prosedur berkaitan obat yang relevan untuk rumah sakit tersebut, yang terus-menerus
direvisi agar selalu akomodatif bagi kepentingan penderita dan staf profesional
pelayan kesehatan, berdasarkan data konsumtif data morbidilitas serta pertimbangan.

Daftar pustaka

http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__54_Th_2018_ttg_Peny
usunan_dan_Penerapan_Formularium_Nasional_Dalam_Program_Jaminan_Kesehata
n.pdf

http://eprints.umg.ac.id/3224/3/5.%20BAB%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai