Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 2

PATOFISIOLOGI HEPATITIS B

WIDYA WULANDARI
ENI YULIANI
EVY CAHAYAWATI
APRILIA EKA P
KHOFIFAH AMBAMIL
PENGERTIAN

Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan pada hati.
Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau nekrosispada jaringan hati yang dapat
disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolik, maupun kelainan sistem
antibodi. Infeksi yang disebabkan virus merupakan penyebab paling banyak dari Hepatitis akut.
Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus Hepatitis A, B, C, D, dan E.
Penyakit Hepatitis yang disebabkan oleh virus, Hepatitis B menduduki tempat pertama dalam hal
jumlah dan penyebarannya yang di akibatkan oleh virus
PATOFISIOLOGI HEPATITIS B
Penelitian menunjukkan bahwa HBV bukan merupakan suatu virus yang sitopatik.
Kelainan sel hati yang terjadi akibat infeksi HBV disebabkan karena reaksi imun tubuh
terhadap sel hepatosit yang terinfeksi HBV dengan tujuan untuk mengeliminasi HBV
tersebut.

Pada kasus-kasus hepatitis B respon imun tersebut berhasil mengeliminasi sel-sel hepar yang terkena
infeksi HBV, sehingga terjadi gejala klinik yang diikuti dengan kesembuhan. Sedangkan pada sebagian
penderita respon imun tersebut tidak berhasil menghancurkan sel-sel hati yang terinfeksi sehingga
HBV tersebut tetap mengalami replikasi. Pada kasus hepatitis B kronik respon imun tersebut ada tapi
tidak sempurna sehingga hanya terjadi nekrosis pada sel hati yang mengandung HBV dan masih tetap
ada sel hati yang terinfeksi tidak mengalami nekrosis, sehingga infeksi dapat menjalar ke sel yang lain.
Pada carrier yang sehat respon imun tersebut sama sekali tidak efektif sehingga tidak ada nekrosis hati
yang terinfeksi dan virus tetap mengadakan replikasi tanpa adanya gejala klinis.
TANAMAN UNTUK HEPATITIS B
Daun Kelor (Moringa aloifera Lamk)

Meniran (Phyllanthus niruri, Linn)

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb)

Mengkudu (Morinda citrifolia, L)

Pegagan (Centella asiatica, L)

Biji kopi

Microsorium fortunei
DAUN KELOR (MORINGA ALOIFERA LAMK)

• Hepatitis Dapat Disembuhkan Dengan Ekstrak Daun Kelor. Karena Daun Kelor
Mengandung Zat Kimia, Seperti Minyak Behen, Minyak Terbang, Emulsin,
Alkaloida, Pahit Tidak Beracun Serta Vitamin A, B1, B2, Dan C. Selain Itu
Kelor Juga Mengandung Lebih Dari 90 Nutrisi 48 Jenis Antioksidan 36 Senyawa
Anti Inflamasi Yang Terbentuk Secara Alami. Kelor Disebut Antioksidan Alami
Terbaik, Memiliki Sumber Serat Terbaik, Kandungan Betakarotine 4 Kali Lipat
Lebih Besar Dari Wortel Juga Terdapat Bahan Minyak Omega 3 Dan Klorofil.
MENIRAN (PHYLLANTHUS NIRURI, LINN)
akar dan daun meniran kaya akan senyawa flavonoid, antara lain filantin,
hipofilantin, kuercetin, isokuercetin, astragalin dan rutin. Di samping itu,
dilaporkan pula terdapat beberapa glikosida flavonoid dan senyawa flavonon
baru. Dari minyak bijinya telah diidentifikasi beberapa asam lemak, yaitu
asam ricinoleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Beberapa senyawa lignan
baru juga telah diisolasi dari meniran yaitu, seco-4-hidroksilintetralin, seco-
isoarisiresinol trimetil eter, hidroksi nirantin, dibenzilbutirolakton, nirfilin,
neolignan (filnirurin).

Ekstrak meniran dalam pengobatan tradisional luar negeri digunakan untuk


mengobati ikterus. Penggunaan secara tradisional ini dicoba untuk
dibuktikan secara ilmiah melalui beberapa penelitian. Esktrak herbal
meniran telah terbukti mempunyai efek terapi pada banyak uji klinis, yang
paling menarik adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh hingga mampu
menangkal serangan virus, antihepatotoksik dan antihepatitis B.
TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRHIZA,
ROXB)

• Rimpang Temulawak Mengandung Beberapa Senyawa Kimia


Antara Lain Polisakarida, Minyak Atsiri Fellandrean Dan Turmerol,
Kamfer, Glukosida, Foluimetik Karbinol Kurkumin.14 Kurkumin
Diketahui Sebagai Kandungan Yang Banyak Memberi Manfaat
Terutama Sebagai Antihepatitis Dan Antioksidan.
MENGKUDU (MORINDA CITRIFOLIA, L)

Tanaman ini telah diketahui mengandung protein, polisakarida, skopoletin, asan


askorbat, β-karoten, I-larginin, prokseronin, dan prokseroninase, khususnya pada
bagian buah. Pada daun mengkudu terkandung protein, zat kapur, zat besi,
karoten, dan askorbin. Pada kulit akar terkandung senyawa morindin, morindon,
aligarin-metileter, dan soranjideol. Pada bunga mengkudu terkandung senyawa
glikosida, antrakinon, asam kapron, dan asam kaprilat.

Pemberian ekstrak kloroform buah mengkudu pada mencit yang diinduksi vaksin hepatitis B
menunjukkan hasil adanya peningkatan titer immunoglobulin G secara signifikan jika
dibandingkan kontrol negatif dan tidak adanya peningkatan proliferasi sel limfosit. Ediati dkk,
melaporkan bahwa ekstrak n-heksana buah mengkudu memiliki efek imunomodulator paling
aktif terhadap mencit yang diinduksi vaksin hepatitis B dibanding dengan ekstrak dalam
pelarut yang semi polar dan polar.
PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA, L)

• Pegagan Memiliki Kandungan Kimia Glukosida, Asiaticoside,


Thankuniside, Iso Thankuniside, Madecassoside, Brahmoside, Brahmic
Acid, Brahminoside, Madasiatic Acid, Meso-inositol, Centelloside,
Carotenoid, Hydrocotylin, Vellarine, Tanin Serta Garam Mineral Seperti
Kalium, Natrium, Magnesium, Kalsium Dan Besi. Asiaticoside Dan
Glukosida Merupakan Kandungan Kimia Yang Banyak Digunakan
Sebagai Antihepatitis Nonvirus.
BIJI KOPI

• Asam Klorogenat Dapat Dijadikan Sebagai Antivirus Hepatitis B.


Aktivitas Anti HBV Pada Biji Kopi Lebih Besar Dibandingkan Yang
Sudah Disangrai Karena Kandungan Asam Klorogenatnya Yang Lebih
Banyak. Asam Klorogenat Yang Tinggi Pada Kopi Dapat Dijadikan
Sebagai Tujuan Terapi Atau Pembuatan Obat Tetapi Dapat
Menyebabkan Gejala Refluks Asam Sehingga Perlu Disiapkan Kopi
Dengan Tingkat Asam Klorogenat Yang Rendah Agar Terhindar Dari
Gejala Refluks Asam Namun Cukup Untuk Tujuan Pengobatan
Sehingga Perlu Dicari Metode Yang Tepat Agar Refluks Asam Tidak
Terjadi Namun Memberikan Efek Terapeutik.
MICROSORIUM FORTUNEI

• Esculetin Dari Microsorium Fortunei Secara Signifikan Menghambat


Replikasi DHBV, Dan Khasiatnya Adalah Positif Berkorelasi Dengan Dosis
Terapeutik Dan Waktu Pengobatan. Esculetin Grup Secara Signifikan
Mengurangi Tingkat Serum Hbsag Dan Hbeag, Dan Secara Signifikan Juga
Mengurangi Penggunaan DNA DHBV. Hal Ini Memperlihatkan Bahwa
Eskulentine Dengan Efektif Menghambat Replikasi DHBV Dalam Tubuh.
Hasilnya Menunjukkan Bahwa Escubia Dapat Sangat Menghambat
Replikasi DHBV In Vivo.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai