COVER
PROPOSAL
Puji tuhan penulis ucapkan kehadiran Tuhan yang maha Esa, yang telah
Sarjana Universitas Fort De Kock Program Studi Farmasi yang berjudul “Studi
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karna itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya terkhusus kepada kedua orang tua yaitu
Bapak dan Mamak yang tak putus-putusnya mendukung, dan juga semua keponakan
yang bersedia menghibur penulis hingga selesai proposal ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat IbuYulia Yesti, S.Si, M.Si, selaku
itu, tidak lupa penulis ucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :
1. Ibu Dr.Hj.Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes Sebagai Rektor Universitas Fort De
Kock Bukittinggi
i
4. Seluruh Staf Dosen Akademik dan Seluruh Dosen Pengajar Prodi Farmasi
5. Dan yang teristimewa dalam hidup penulis, keluarga tercinta yang tak
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................5
E. Ruang lingkup Penelitian..................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................6
A. Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)...................................6
B. Nanopartikel.......................................................................................................9
C. Definisi Kosmetik.............................................................................................17
D. Bibir...................................................................................................................18
E. Lip Balm............................................................................................................20
F. Metode maserasi untuk ekstrak......................................................................24
G. Uji ekstrak kulit buah naga.............................................................................24
H. Kerangka Teori................................................................................................29
BAB III KERANGKA KONSEP.............................................................................30
A. Konsep Penelitian.............................................................................................30
B. Kerangka Konsep.............................................................................................30
C. Definisi Operasional.........................................................................................31
D. Hipotesis............................................................................................................34
BAB IV METODE PENELITIAN...........................................................................35
A. Jenis dan Rancangan Penelitian.....................................................................35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................................35
iii
C. Alat dan Bahan.................................................................................................35
D. Prosedur Kerja.................................................................................................36
E. Uji Ekstrak Kulit Buah Naga..........................................................................40
F. Evaluasi Stabilitas Fisik Sediaan Lip balm....................................................41
G. Analisi Data.......................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................44
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Pemerian.....................................................................................................37
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Defenisi kosmetik adalah setiap bahan atau sediaan yang bertujuan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ
bagian luar lainnya) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
riasan (make-up) adalah kosmetik yang diperlukan untuk merias atau memperindah
penampilan kulit. Kedua adalah kosmetik perawatan kulit atau skin care adalah
kosmetik yang diutamakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan kulit, bahkan
2016)
tipis, yaitu 3 sampai 4 lapisan dibanding kulit wajah biasa. Kulit bibir tidak
mempunyai folikel rambut dan tidak mempunyai kelenjar keringat yang berfungsi
untuk melindungi bibir dari lingkungan luar. Hingga dapat menyebabkan kerusakan
kulit pada bibir yaitu bibir menjadi kering, pecah-pecah dan warna bibir yang menjadi
1
2
Paparan sinar UV matahari dapat merusak keratin bibir yang berfungsi untuk
melindungi bibir. Sel keratin yang rusak akan terlupas dan jatuh. Kondisi inilah yang
membuat bibir menjadi pecah-pecah. Proses ini akan terus berlanjut hingga
digantikan dengan sel yang baru maka dari itu dibutuhkan pelembab bibir untuk
menjaga bibir agar tidak kering dan pecah-pecah. Kosmetik yang biasa digunakan
lemak dan minyak dari ekstrak alami atau yang disintesis. Adapun tujuan dari lipbalm
bibir dan melindungi pengaruh buruk lingkungan pada bibir. Lipbalm dari bahan
alami akan banyak diminati daripada yang tidak alami (Lutfia, 2019). Karna bahan
yang digunakan dari alam dan efek samping lebih sedikit. Bahan alami serta zat
Buah naga merah merupakan tanaman dari golongan kaktus berbentuk bulat
lonjong dengan permukaan kulit dikelilingi oleh helaian seperti sisik yang berwarna
merah. Bagian dari buah naga yang sering dimanfaatkan untuk dikonsumsi adalah
daging buah, sedangkan kulit buah naga yang terdiri dari 30-35% bagian buah
seringkali dibuang dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Kulit buah naga merupakan
limbah hasil pertanian yang mengandung banyak sekali manfaaat. (Kusuma et al.,
2022)
3
flavonoid, serta polifenol. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) ini memiliki pigmen
warna berupa antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan. Kulit buah naga selama
ini jarang dimanfaatkan dan lebih sering menjadi limbah. Padahal, kulit buah naga
lembut kulit. Produk semacam itu secara bertahap akan merusak warna alami,
kelembutan dan kilauan bibir. Warna dan rasa secara alami sulit diperoleh dan juga
memiliki masalah terkait stabilitas produk ( kadu et al., 2014). Maka dari kelemahan
lip balm biasa perlu di inovasi dalam bentuk nanopartikel. Formulasi sediaan lip balm
dapat diperoleh sediaan lip balm yang lebih optimal untuk bibir (Agustina et al.,
2020)
dijadikan sebagai alternatif dalam pembuatan kosmetik dengan senyawa aktif bahan
alam yang sulit terserap. Hal ini dikarenakan ukuran partikel yang lebih kecil dengan
luas permukaan yang lebih besar sehingga memudahkan dalam proses penembusan
proses sintesis tersebut, hal ini dikarenakan proses ini menentukan ukuran dan bentuk
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pada sediaan nanopartikel lipbalm dari kulit buah naga merah
3. Bagaimana hasil uji aktivitas antioksidan pada sediaan kulit buah naga, uji
PSA, uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji titik lebur sediaan,uji
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
ekstrak kulit buah naga (hylocereus polyrhizus) sebagai antioksidan dan pewarna
pada sediaan lipbalm
2. Tujuan Khusus
c. Untuk Mengetahui uji PSA, uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji titik
lebur sediaan, uji iritasi,uji warna, dan uji kelembapan terhadap formulasi
nanopartikel antioksidan dari ekstrak kulit buah naga dalam bentuk sediaan
lipbalm.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya guna dari kulit buah
naga merah sebagai bahan alami dalam pembuatan nanopartikel antioksidan sediaan
dari ekstrak kulit buah naga sebagai lipbalm. Penelitian ini dilaksanakan di
Universitas Andalas Padang pada bulan januari 2022. Populasi dan sampel yang
digunakan yaitu kulit buah naga yang terdapat di Bukittinggi. Analisa data yang
Buah naga (Hylocereus Polyrhizus) atau biasa disebut dengan Dragon Fruit
merupakan buah dari tanaman tropis yang berasal dari Amerika tengah dan Amerika
Utara. Buah naga banyak dibudidayakan di Asia seperti Vietnam dan Thailand.
Kemudian pada tahun 2000 buah naga merah mulai di kenal di Indonesia dan mulai di
Buah naga merah merupakan tanaman dari golongan kaktus berbentuk bulat
lonjong dengan permukaan kulit dikelilingi oleh helaian seperti sisik yang berwarna
merah .Bagian dari buah naga yang sering dimanfaatkan untuk dikonsumsi adalah
daging buahnya, sedangkan kulit buah naga yang terdiri dari 30-35% bagian buah
seringkali dibuang sebagai sampah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Kulit
buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang mengandung zat warna alami
antosianin cukup tinggi dengan rata-rata kadar total antosianin ekstrak kulit buah naga
7
8
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
Subfamili : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Spesies :
superred)
tanpa sisik)
2. Morfologi Tanaman
Terdapat dua jenis akar yang dimiliki oleh tanaman buah naga. Pertama akar
tanah dan akar udara. Karakteristik perakaran tanaman buah naga adalah tidak
terlalu panjang serta memiliki akar cabang yang mempunyai akar rambut. Akar
tanah mempunyai warna coklat dengan kedalaman 20-30 cm dan semakin dalam
sekitar 50-60 cm ketika akan berbuah. Akar tanah dan akar udara berfungsi
mencari air dan unsur hara. Akar udara berfungsi sebagai pernapasan. Batang
9
tanaman buah naga tidak berkambium dan berduri, berwarna hijau tua, bersudut
tiga (triangular). Apabila sudah dewasa batang tanaman tidak memiliki lapisan
lilin dan lender. Bentuk bunga menyerupai bel yang panjang. Mahkota bunga
bagian dalam berwarna putih bersih. Buah naga memiliki bentuk lonjong agak
mengerucut. Buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus) berkulit merah dan
berdaging merah keunguan. Berat rata-rata kurang lebih 400 gram (Rahma, 2021)
dianggap sebagai limbah hasil pertanian yang belum dimanfaatkan secara baik,
kulit buah mengandung zat warna alami betasianin cukup tinggi. Betasianin
merupakan zat warna yang berperan memberikan warna merah dan merupakan
golongan betalain yang berpotensi menjadi pewarna alami pangan dan dapat
dijadikan alternatif pengganti pewarna sintentik yang lebih aman bagi kesehatan.
alami pangan dan sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan nilai gizi produk.
Kulit buah naga sangat bermanfaat untuk kulit wajah sehingga dapat awet muda.
Kulit buah naga mudah didapat dan mudah untuk mengolahnya karena
pengolahan yang memakan waktu lama. Kulit buah naga memiliki kekurangan
diantaranya mudah busuk dan mudah kering apabila disimpan salah dalam proses
merah, dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintesis, yang baik digunakan
untuk pewarna (Dani, 2019) kulit buah naga merah mengandung beberapa
senyawa seperti vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3 dan vitamin C, protein,
glukosa, fenol, betasianin, polifenol, karoten, fosfor, besi dan fitoalbumin yang
Beberapa senyawa dalam ekstrak kulit buah naga merah yang memiliki
Mardawati E, 2020)
B. Nanopartikel
metode menyarankan sebaiknya ukuran diameter partikel antara 200 dan 400 nm.
Dalam bidang farmasi, terdapat dua pengertian nanopartikel yaitu senyawa obat
melalui suatu cara dibuat berukuran nanometer (nanokristal) dan suatu obat
a. Nanokristal
yang membentuk menjadi kristal, terdiri dari senyawa obat muri dengan
b. Nanocarrier
1) Nanotube
Nanotube merupakan lembaran atom yang diatur dalam bentuk tube atau
dasar karbon. Nanotube terdiri dari dua macam yaitu yang berdinding tunggal
2) Nanoliposom
1. Karakterisasi Nanopartikel
a) Sifart organoleptik
berukuran nanometer tidak bisa terlihat dengan kasat mata, suspense akan
12
partikel keicl dalam suspense bergerak dengan pola secara acak, lalu sinar
laser akan menyinari. Semakin lambat gerak brown maka semakin besar
c. Zeta Potensial
2021)
2. Kelebihan Nanopartikel
(Teknologi, 2020)
13
aktif.
permukaan partikel.
Tabel 2. 1
Pembuatan Nano Partikel
NO METODE KETERANGAN B
*PVP :
Polyvinylpyrrolidone
HEC : Hydroxyethylcellulose
a/m : air dalam minyak
a/m/a. : air dalam minyak dalam air
16
dan cepat, serta yang paling penting selektif untuk nanopartikel yang
memiliki sifat optic yang unik dari nanopartikel logam adalah konsekuensi
yang lebih besar atau asimetris >20nm , SPR ditemukan pergeseran merah
Resonance)
C. Antioksidan
biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkal dampak dari
disebabkan oleh radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah atom yang tidak
stabil karna tidak memiliki electron dengan mengikat sel-sel tubuh. Apabila hal
(Lutfia, 2019)
berfungsi untuk mencegah diri dari penuaan dini (anti aging), menjaga kesehatan kulit.
Dalam bidang pangan dapat digunakan untuk mencegah proses oksidasi yang dapat
menyebabkan kerusakan seperti ketengikan, perubahan aroma dan warna dan dapat
dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil.
Senyawa fenolik dan flavonoid merupakan sumber antioksidan alami yang biasanya
memberikan elektron, mengikat dan mengakhiri reaksi berantai radikal bebas yang
mematikan. Antioksidan yang dipakai kemudian didaur ulang oleh antioksidan lain
untuk mencegahnya menjadi radikal bebas (bagi dirinya sendiri) atau tetap dalam
D. Definisi Kosmetik
bahan atau sediaan yang biasa digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar termasuk bagian gigi dan mukosa
memperbaiki bau badan atau melindungi dan memelihara tubuh pada keadaan baik
(BPOM, 2018)
Kosmetik sudah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu, baru abad ke 19
mendapat perhatian khusus, dimana selain untuk kecantikan juga mempunyai fungsi
untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru di mulai pada
abad ke 20 dan kosmetik menjadi salah satu bagian dari dunia usaha. Pada saat ini,
ternologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat
Kosmetik berasal dari kata Yunani ‘kosmetikos’ yang mempunyai arti keterampilan
bahan aktif tertentu seperti zatzat anti bakteri atau jasad renik lainnya, anti
jerawat, anti gatal, anti produk keringat, anti ketombe dan lain-lain dengan
E. Bibir
1. Definisi Bibir
Pada bagian luar ,ulut terdapat dua buah bibir, bagian atas, dan bawah.
Permukaan luar dari bibir ini dilapisi kulit luar yang mengandung folikel rambut
mukosa. Kemudian terdapat tempat bertemunya bibir atas dan bawah disamping
Bibir mengandung otot buccinators dan kelenjar bukal. Titik awal yang
kulit. Tiga lapisan pembentuk kulit dapat dikenali di semua bagian kulit. Epitel
merupakan lapisan yang paling gelap yang terlihat. Sedangkan dermis jauh lebih
tebal darpada epidermis. Pada kulit yang tebal,papilla dermis membuat batas
yang sangat tidak teraturantara epidermis dan dermis membuat batas yang sangat
tidak teratur antara epidermis dan dermis. Hipodermis adalah lapisan yang terlihat
dari sebagian besar terdiri dari jaringan adipose. Untaian jaringan ikat yang padat
dapat meluas dari dermis jauh ke dalam hypodermis dan mengikat kulit di
3. Bibir kering
Penyebab utama yang terjadi pada bibir kering atau pecah-pecah adalah
dehidrasi, dehidrasi terjadi karena kurang asupan cairan. Jika lapisan keratin
21
rusak dan mengelupas maka seseorang sedang mangalami. Bibir yang pecah-
permukaan bibir. Pada bibir apabila bagian permukaan luar kulit mati akan
Permukaan luar yang lebih tebal dan tertutup keratin (disebut sebagai lapisan
keratin) melindungi pertumbuhan sel-sel yang halus dari efek berbahaya yang
berasal dari lingkungan umumnya dari matahari (ultraviolet) dan dari kekeringan.
F. Lip Balm
masalah pada bibir. Lip balm merupakan sediaan kosmetik dengan komponen
utama seperti lilin, lemak dan minyak dari ekstrak alami atau yang di sintesis
bibir. Dengan adanya Lip balm kelembaban akan lebih terjaga pada lapisan
korneum yang berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bibir. (Penambahan et al.,
2019)
Pada formulasi sediaan lip balm harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan. Persyaratan lip balm yang benar yaitu: dapat melapisi bibir secara
menyeluruh, cukup melekat pada bibir tapi tidak sampai lengket, tidak
22
memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik. (RI, Ditjen POM Dan Depkes,
2004)
a) Cera alba
Cera alba mempunyai titik leleh 62 − 64⁰C. Bahan ini digunakan untuk
mengikat minyak dan waxes yang memiliki titik leleh yang tinggi (Kadu, M.,
tembus cahaya dalam keadaan lapisan tipis, memiliki bau yang khas dan bebas
dari bau tengik. Cera alba tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
dingin, larut sempurna dalan kloroform, eter, minyak lemak dan minyak atsiri
dan pada suhu lebih kurang 30⁰C larut sempurna dalam benzen dan dalam
III, 1979)
b) Nipagin
cahaya, tahan terhadap panas dan dingin termasuk uap sterilisasi, stabilitas
Pemerian dari metil paraben adalah serbuk hablur halus, berwarna putih, tidak
berbau, tidak berasa. Metil paraben mempunyai kelarutan yang baik pada air,
aseton, eter, dan gliserol. Titik lebur dari metil paraben adalah 125-128oC.
23
2014)Propilen glikol
molekul 76,09). Propilen glikol berupa cairan kental, jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, rasa agak manis, dan higroskopik, Propilen glikol dapat
dicampur dengan air, dengan etanol (95% dan dengan kloroform, larut dalam 6
bagian eter, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah dan dengan minyak
lemak.
Sebagai pelarut atau kosolven propilen glikol digunakan dalam konsentrasi 10-
30% larutan aerosol, 10-25% larutan oral, 10-60% larutan parentral dan 5-80%
Sifat propilen glikol hampir sama dengan gliserin hanya saja propilen
glikol lebih mudah melarutkan berbagai jenis zat. Sama seperti gliserin fungsi
propilen glikol adalah sebagai humektan, namun fungsi dalam formula krim
adalah sebagai pembawa emulsi sehingga emulsi menjadi lebih stabil. Propilen
glikol dapat berfungsi sebagai humektan pada sediaan salep digunakan pada
c) Lanolin
Lanolin adalah adeps lanae yang mengandung air 25% dan digunakan
sebagai pelumas dan penutup kulit dan mudah dipakai. Pemakaian pada kulit
Keberatannya bau dan banyak yang alergi terhadap adeps lanae (Anif, 1993).
24
Lanolin adalah pengemulsi yang sangat baik dan digunakan dalam kosmetik.
Lanolin merupakan lemak yang ditemukan dalam wol domba. wol tersebut
diolah dengan larutan sabun encer dan dicuci, kemudian diolah dengan asam
d) Gliserin
dan kosmetik. Gliserin memiliki cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna,
rasa, manis, berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopisnya netral
terhadap lakmus. Kelarutannya yaitu dapat bercampur dengan air dan etanol,
e) Minyak
Lemak coklat (cocoa butter) adalah lemak alami yang berasal dari biji
coklat dan memberikan kelembutan pada lip balm. Bahan ini dapat menutrisi
yang kering. Serta berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir,
memberi tekstur yang lembut, mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lip
balm(Lutfia, 2019)
25
Ekstrak adalah Sediaan kental yang diperoleh dengan menyari senyawa aktif
dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
III,1979)
merendam sampel menggunakan pelarut organik pada suhu ruangan. Metode ini
biasanya digunakan pada bahan yang mengandung zat aktif mudah larut ketika
diekstrak dan tidak mengandung benzoin. Waktu yang digunakan dalam metode ini
sangat signifikan dengan kualitas ekstrak. . Jumlah pelarut yang diuapkan dapat
mempengaruhi bentuk dari ekstrak yang dihasilkan seperti berupa ekstrak kental atau
ekstrak kering bahan yang akan diekstrak berasal dari bahan kering yang telah
Mardawati E, 2020)
Analisis ukuran partikel merupakan sifat dasar dari endapan suatu partikel
yang dapat memberikan informasi tentang asal dan sejarah partikel tersebut.
Distribusi ukuran merupakan hal penting seperti untuk menilai perilaku granular
yang digunakan oleh suatu senyawa atau gaya gravitasi (Wibrianto, 2021)
26
dengan sumber laser HeNe 4 mW dengan panjang gelombang 633 nm. Rentang
berupa cairan, atau serbuk berukuran nanometer yang didispersikan dalam media
cair. Hasil yang diperoleh berupa kurva distribusi ukuran partikel.(Ahdyani et al.,
2020)
partikel kecil dalam suspense bergerak dengan pola secara acak, kemudian sinar
homogen. Tutup rapat dan tutup botol dengan alomunium foil agar vial tidak
1) Uji Organoleptis
sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap suatu sediaan
Uji organoleptik dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan cara
melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna dan bau dari sediaan yang telah
2) Uji pH
Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat keasaman sediaan lip Balm untuk
menjamin sediaan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. pH sediaan lip balm
Uji ini dilakukan dengan cara sediaan lip balm dimasukkan kedalam oven
dengan suhu awal 50 °Cselama 15 menit, lalu amati apakah terjadi peleburan
atau tidak. Kemudian naikkan suhu 1 °Ctiap 15 menit kemudian amati pada
suhu berapakah sediaan lip balm mulai melebur. Sediaan lipbalm yang baik
4) Uji Homogenitas
mengoles sebagian sediaan pada plat kaca, kemudian amati. Dilihat apakah
29
sudah tidak ada butiran kasar. Sediaan haruslah menunjukan susunan yang
5) Uji Iritasi
Hewan uji yang digunakan adalah tikus. Tujuan uji ini adalah melihat
respon lokal pada kulit karena adanya suatu reaksi kulit setelah terpapar zat
6) Uji Kelembapan
Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana lip balm dapat
Uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui lama waktu kontak lip balm
dengan kulit, semakin lama maka semakin maksimal absorbsi ke dalam kulit.
9) Uji Stabilitas
jam pada suhu kamar. Sampel kemudian ditempatkan pada suhu yang
30
dan diamati terjadinya perubahan fisik dari sediaan pada awal dan akhir
I. Kerangka Teori
KOSMETIK
MODERN TRADISIONAL
LIP
LIPSTIK
KOSMETIK PADA
LIP BUTTER
BIBIR LIP TINT
GLOSS
LIP BALM
Uji Iritasi
Uji pH
32
A. Definisi Operasional
Tabel 3. 1
Definisi Operasional Variabel
Variabel
Defenisi Alat Hasil Skala
No Penelitia Cara Ukur
Operasional Ukur ukur Ukur
n
1. Nanopa Nanopartikel adalah Menggu Particle Nanoparti Ordinal
parti kel adalah partikel yang nakan alat Size kel ( nm )
ekstrak berukuran 1 dan 100 Analyze
kulit nanometer. partikel r ( PSA)
buah halus berukuran
naga antara 100 dan
2.500 nanometer,
dan partikel kasar
berukuran antara
2.500 dan 10.000
nanometer.
2. Aktivita Antioksidan Perbanding Spektrof Dengan Ordinal
s merupakan suatu an dengan otometri metode
Antioksi senyawa Vit.C DPPH
dan ataukomponen kimia
yang dalam kadar
atau jumlah tertentu
yang mampu
menghambat atau
memperlambat
keruasakan akibat
dari proses.
2. Lip Lip balm adalah Melakukan Secara formulasi Ordinal
balm sediaan yang uji visual dan lip balm
diaplikasikan pada alat hasil
bibir untuk mencegah modifikas
bibir kering dan i
melindungi dari efek
lingkungan yang
buruk.
33
pasangan
nya
B. Hipotesis
2. Tidak Adanya Nanopartikel ekstrak kulit buah naga sebagai antioksdian pada
sediaan lipbalm ( H0 )
BAB IV
METODE PENELITIAN
buah naga (hylocereus polyrhizus) sebagai lip balm. Kemudian dilakukan pengujian
Uji aktivitas antioksidan, uji organoleptis, uji PH, uji titik lebur, uji homongenitas,
uji iritasi, uji kelembaban, Uji PSA, Uji daya sebar, Uji daya lekat
Bahan uji simplisia kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) diperoleh dari
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari blender (Philips), Pisau,
batang pengaduk,gelas ukur (Iwak), cawan penguap (Iwak), Penangas Air, Rotary
36
37
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Kitosan (sigma Aldrich),
Na.TPP (Wako, jepang), asam asetat glasial (merck), NaOH (Merck), aquadest,
kulit buah naga merah, gliserin(PHARMA GRADE), cera alba (beeswax), nipagin
D. Prosedur Kerja
1. Penyiapan Sampel
a) Pengambilan sampel
Kulit buah naga yang diambil adalah kulit buah naga yang segar dan tidak
busuk.
b) Pengolahan sampel
hingga bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Kulit buah naga
dengan suhu 60°C. Kulit buah naga yang telah dikeringkan lalu dihaluskan.
Kemudian di ayak dengan ayakan mesh nomor 60. Hingga didapat sampel
naga merah diekstraksi dengan etanol 96% dengan 1:3 selama 2x24 jam.
Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk kulit buah naga merah
38
dengan pelarut etanol 96% sambil sesekali diaduk. Hasil ekstraksi dipekatkan
kental. (Yanty & Siska, 2018) Ekstrak kental yang sudah didapatkan kemudian
lebih stabil kualitasnya (tidak terjadi perubahan aroma, warna, dan unsur
organoleptik lainnya).
lanolin, cera alba, gliserin, nipagin, dan oleum cacao dilakukan pemeriksaan
Tabel 4. 1
Pemerian
Pemerian
Nama
No
zat
Peng Peng
FI IV Peng FI IV Peng FI IV
Standa r Amata amat
dan V Amatan dan V Amatan dan V
N an
nyai
rasa
a. Pemeriksaan Kelarutan
Tabel 4. 2
Pemeriksaan Kelarutan
Kelarutan
Nama
No
zat
FI IV dan V Pengamatan
1. Cera alba Tidak larut dalam air, agak sukar
larut dalam etanol, larut sempurna
dalam kloroform
dalam eter.
4. Pembuatan Nanopartikel
a) Pembuatan larutan dapar asetat pH 4, larutan kitosan dan Na. TPP Dapar
mg/ml. Sedangkan larutan Na.TPP dalam air dibuat dengan konsentrasi 0,4
kitosan yaitu 4:1. Na.TPP yang digunakan sebanyak 0,05 bagian untuk
(Abdassah, 2017)
c) Cara Kerja Pembuatan Lip balm. Ditimbang semua bahan, kemudian basis
lemak coklat (Oleum cacao) dilelehkan pada suhu lelehnya yaitu sekitar 31-
kedalam lelehan basis tersebut (Lutfia, 2019). Lalu basahi lumpang dengan
pada keadaan cair. dituangkan kedalam wadah lipbalm lalu dibiarkan pada
Dilakukan pengaturan alat. Untuk pertama kali digunakan cara otomatis dengan
hingga terisi 2/3 cuvet. Setelah itu cuvet yang berisi larutan standar di masukkan
kedalam alat dan ditutup dengan sebuah sensor. Suhu dikondisikan terlebih dahulu
menekan menu “Auto1”. Otomatis alat akan mengukur besarnyan ukuran partikel
sebanyak enam kali pengukuran. Prosedur yang sama dilakukan terhadap larutan
standar 200 kali pengenceran dan 2000 kali pengenceran. Prosedur selanjutnya
sama dengan pada metode otomatis pertama, tetapi pengaturan grafik distribusi
1. Uji organoleptis
secara kasat mata seperti warna, aroma, tekstur, rasa serta perubahan- perubahan
2. Uji pH
gram yang telah diencerkan dengan air panas 100 ml, diamkan beberapa saat dan
3. Uji Homogenitas
Lip balm dioleskan pada objek glass atau kaca transparan lain yang cocok,
sediaan tersebut harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat
4. Uji Iritasi
sebelum pengujian dari area tulang belikat (bahu) sampai tulang pangkal paha
(tulang pinggang) dan setengah kebawah badan pada tiap sisi (BPOM, 2014).
Jumlah sediaan uji sebanyak 0,5 g. Sediaan uji dipaparkan di area kulit seluas 2 x
sediaan segera dihilangkan menggunakan air atau pelarut lain setelah pemaparan 4
jam. Nilai iritasi diberikan dengan mengamati tingkat eritema dan edema,
kemudian untuk melihat level iritasi diperoleh dari rerata dari eritema dan edema.
Semua hewan uji harus diamati ada atau tidaknya eritema dan edema, penilaian
respon dilakukan pada jam ke 1, 24, 48, dan 72 jam setelah pembukaan tempelan.
Skor iritasi (Indeks Iritasi Primer) sediaan uji adalah kombinasi dari seluruh
5. Uji Kelembapan
Hewan uji yang digunakan Tikus. Penyiapan mulai dari tikus dicukur di
bagian punggung menggunakan alat pencukur. Tikus yang telah dicukur, diukur
diameternya 2,8 cm. Kulit yang sudah dicukur dilakukan orientasi terlebih dahulu.
Siapkan tikus yang sudah dicukur kemudian diolesi basis lip balm. Pengukuran
sebelum diberi lip balm dan sesudah di beri di catat hasil nya
Sampel sediaan lip balm ditimbang sebanyak 0,25 gram, lalu diletakkan
diatas gelas objek. Kedua gelas objek ditempelkan sampai menyatu. Kemudian
diletakkan dengan beban seberat 1 kg selama 5 menit setelah itu dilepaskan, lalu
diberi beban 80 gram dan dicatat waktunya hingga kedua gelas obyek tersebut
Sampel sediaan lip balm ditimbang sebanyak 0,5 gram diletakkan di atas
alat uji daya sebar yang berupa lempengan kaca beralaskan kertas skala,tutup
selama 1 menit, diukur diameter penyebaran lip balm dengan cara mengukur dari
berbagai sisi dan dihitung rata-ratanya, diulang sebanyak 3 kali replikasi dengan
cara yang sama dengan penambahan beban secara berkala (50 g, 100 g, 150 g, 200
E. Analisi Data
Analisis data yang dilakukan adalah dengan pengujian statistika, yakni dengan
menggunakan uji ANOVA (Analysis of Varian) satu arah tingkat kepercayaan 95%.
Syarat uji homogenitas dan normalitas memenuhi persyaratan yaitu harga p > 0,05.
Jika sudah memenuhi persyaratan uji normalitas dan homogenitas, maka dapat
Abdassah, M. (2017). Nanopartikel dengan gelasi ionik. Jurnal Farmaka, 15(1), 45–
52.
Ahdyani, R., Rahayu, S., Zamzani, I., & Andika. (2020). Review : Pengembangan
Sistem Penghantaran Berbasis Nanopartikel Dalam Sediaan Kosmetika
Herbal. Journal of Current Pharmaceutical Science, 4(1), 289–299.
Amalia, I., Prabandari, S., & Susiyarti. (2021). FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK
LIP BALM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragraria Sp). 09, 3.
Ambari, Y., Hapsari, F. N. D., Ningsih, A. W., Nurrosyidah, I. H., & Sinaga, B.
(2020). Studi Formulasi Sediaan Lip Balm Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia
sappan L.) dengan Variasi Beeswax. Journal of Islamic Pharmacy, 5(2), 36–
45. https://doi.org/10.18860/jip.v5i2.10434
Coulter, B. (2008). Delsa TM Nano – The Solution to Your Nanoparticle Size and Zeta
Potential Analysis Needs. 4.
https://www.aphys.kth.se/polopoly_fs/1.190116.1397150310!/Menu/general/
column-content/attachment/catalogo_DelsaNano.pdf
45
46
Dani, H. (2019). Khasiat Ampuh Buah Naga dan Buah Delima (K. Aldi (ed.)).
laksana.
https://www.google.co.id/books/edition/Khasiat_Ampuh_Buah_Naga_dan_D
elima/K9jEDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1
Daniel, K. (2014). Berkebuh Buah Naga (F. Ainurrohmah (ed.)). Penebar Swadaya.
https://www.google.co.id/books/edition/Berkebun_Buah_Naga/xJ4PBwAAQ
BAJ?hl=id&gbpv=1
Hakim Rachmi Fanani. (2021). Anatomi, Histologi, Fisiologi Sistem Rongga Mulut.
Syiah Kuala University Press.
https://www.google.co.id/books/edition/
Anatomi_Histologi_Fisiologi_Sistem_Rongg/VT1vEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=0
Lutfia, F. (2019). Mutu Fisik Sediaan Lipbalm Dengan Pewarna Ekstrak Kayu
Secang (Caesalpinia sappan L.). Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang,
48.
Mappa, T., Edy, H. J., & Kojong, N. (2013). Formulasi Gel Ekstrak Daun
Sasaladahan (Peperomia Pellucida (L.) H.B.K) Dan Uji Efektivitasnya
Terhadap Luka Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus Cuniculus). Pharmacon,
2(2), 49–56.
Mardhiani, Y. D., Yulianti, H., Azhary, D., & Rusdiana, T. (2018). Formulasi dan
47
Stabiltas Sediaan Serum dari Ekstrak Kopi Hijau (Coffe Canephora). Indones
Nat Res Pharm J, 2(2), 19–33.
Mersil, S., Limanda, N., Ilmu, D., Mulut, P., Kedokteran, F., Universitas, G., &
Moestopo, P. (2022). Management of Exfoliative Cheilitis. 10(30), 214–220.
Penambahan, D. A. N., Ceri, B., & Pewarna, S. (2019). FORMULASI SEDIAAN LIP
BALM DARI MINYAK ZAITUN ( Olive oil ) SEBAGAI EMOLIEN DAN
PENAMBAHAN BUAH CERI ( Prunus avium ) SEBAGAI PEWARNA ALAMI.
1(1), 24–31.
BPOM, (2018).
Rismana, E., Kusumaningrum, S., Bunga, O., Nizar, N., & Marhamah, M. (2014).
PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIACNE NANOPARTIKEL KITOSAN –
EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana). Media
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 24(1).
https://doi.org/10.22435/mpk.v24i1.3483.19-27
Satiti, K. (2021). Modul Pelatihan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan Anak. Airlangga University Press.
https://www.google.co.id/books/edition/Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_
48
Gigi_dan/vOEiEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
Utami, S. M., Fadhilah, H., & Malasari, M. N. (2021). UJI STABILITAS FISIK
FORMULASI SEDIAAN LIP BALM YANG MENGANDUNG EKSTRAK
ETANOL BUAH LABU KUNING (Curcubita moschata D.).
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological, 3(2), 78–88.
https://doi.org/10.55093/herbapharma.v3i2.265
Yanty, Y. N., & Siska, V. A. (2018). EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH
(Hylocereus Polyrhizus) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DALAM FORMULASI
SEDIAAN LOTIO. Jurnal Ilmiah Manuntung, 3(2), 166.
https://doi.org/10.51352/jim.v3i2.123