Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh
dari kata sempurna baik dalam segi tulisan, bahasa, ataupun pemilihan kalimat
dan diksi yang tepat. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat menjadi masukan bagi penulis untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah
kedepannya lagi.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................II
DAFTAR TABEL…..............................................................................................III
ABSTRAK..............................................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................... 2
1.3 TUJUAN PENELITIAN....................................................................................................... 2
1.4 MANFAAT PENELITIAN................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1.1 LANDASAN TEORI............................................................................................................ 3
2.1.1 Abu Sekam.........................................................................................3
2.1.2 Daun Pandan Wangi (Pandanus ammaryllifolius).............................3
2.1.3 Morfologi Pandan Wangi (Pandanus ammaryllifolius).....................3
2.1.4 Klasifikasi Pandan Wangi (Pandanus ammaryllifolius)....................3
2.1.5 Kandungan Daun Pandan Wangi (Pandanus Ammaryllifolius)........4
2.1.6 Foam Booster.....................................................................................4
2.1.7 Natrosol..............................................................................................4
2.1.8 Fragrance Oil......................................................................................4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN............................................................................ 5
3.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA.................................................................................... 5
3.3 METODE PENELITIAN...................................................................................................... 5
3.4 ALAT DAN BAHAN........................................................................................................... 5
3.5 LANGKAH PEMBUATAN................................................................................................. 5
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 PENGARUH SESAR (SAMPO DARI EKSTRAK SEKAM BAKAR TERHADAP
RAMBUT DAN KULIT KEPALA........................................................................................... 6
4.1.1 Uji pH dan tinggi busa pada sediaan SESAR....................................6
4.1.2 Uji iritasi pada kulit sukarelawan.......................................................6
4.1.3 Uji Organoleptik pada sediaan sampo...............................................7
4.2 PERBANDINGAN SESAR (SAMPO DARI EKSTRAK SEKAM BAKAR) DENGAN
II
SAMPO KOMERSIAL LAINNYA.......................................................................................... 7
4.2.1 Perbandingan pengaruh SESAR dengan sampo komersial terhadap
rambut................................................................................................7
4.2.2 Perbandingan ekonomis sampo SESAR dengan sampo komersial
lainnya................................................................................................8
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN...................................................................................................................... 9
5.2 SARAN.................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
III
DAFTAR TABEL
IV
ABSTRAK:
Sebagai salah satu penghasil padi terbesar di Sumatera Selatan, kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur (OKU Timur) per tahun 2017 memiliki total luas lahan
persawahan 144.586 ha dengan produksi sebesar 864.437 ton gabah kering giling
(Dinas pertanian OKU Timur). Pada setiap proses penggilingan padi
menghasilkan 65% beras, 20% sekam dan sisanya hilang (Ismunadji,1988).
Sekam adalah kulit beras yang bertekstur keras dan mengandung silika yang
tinggi. Setelah dilakukan proses pembakaran sempurna, kandungan silika dalam
abu sekam meningkat menjadi 86%-97% (Houston, 1972). Kandungan silika yang
tinggi pada ekstrak abu sekam bakar sering dimanfaatkan oleh puteri-puteri raja
zaman dahulu sebagai sampo alami yang dipercaya dapat menghitamkan serta
menebalkan rambut. Dengan penambahan ekstrak daun pandan wangi yang
mengandung tanin, alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol dan zat yang mampu
menghambat pertumbuhan campuran yang di isolasi dari kulit kepala (Eny
Nurhikma Dkk, 2018). Sebagai pengharum, digunakan fragrance oil aroma
melonium yang memilki wangi khas. Penggunaaan sampo berbahan baku alami
ini sangat aman digunakan oleh semua orang tanpa mengenal batasan usia dan
jenis kulit kepala. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif ini
menggunakan data primer yang diambil dari penelitian dan data sekunder dari
berbagai jurnal dan buku-buku literatur. Penulis mengharapkan dengan adanya
penelitian ini pemanfaatan bahan-bahan alami dapat di tingkatkan sehingga tidak
menimbulkan bahaya terhadap diri dan juga lingkungan. Dari penelitian diperoleh
ekstrak silika dari sekam padi dapat diformulasikan sebagai sediaan sampo ramah
lingkungan yang aman digunakan untuk semua kalangan.
V
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Rambut memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial manusia dan
merupakan salah satu daya tarik manusia (Junlatat dan Sripanidkulehai,
2014). Memiliki rambut yang sehat merupakan impian semua orang baik pria
maupun wanita. Rambut yang sehat memiliki ciri bersih, berkilau, dan
bertekstur lembut. Rambut merupakan struktur derivative khusus dari kulit
dan merupakan suatu ciri khas yang mendefinisikan karakteristik dari
manusia (Alvin Albaihaqi dan Resmi Mustarichie, 2020). Rambut memiliki
fungsi seperti pelindung dari paparan sinar matahari, termolegulasi, dan
membantu proses transpirasi (Bufolli, 2014). Selain itu, fungsi dari rambut
adalah pelindung kulit dari hawa dingin dan juga sengatan matahari.
Pertumbuhan dan perawatan rambut sangat perlu untuk diperhatikan
mengingat berbagai peranan rambut dalam kehidupan, masalah pada rambut
seperti rambut merah dan bercabang oleh sinar UV (Trancik, 2000) dan juga
kerontokan rambut akibat hormon dan metamorfosis enzim 5-AR (Prager
dkk, 2002).
OKU Timur merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Selatan
yang memiliki total luas lahan persawahan 144.596 ha dengan produksi
sebesar 864.437 ton gabah kering giling (Dinas pertanian OKU Timur).
Industri penggilingan menghasilkan 65% beras, 20% sekam dan sisanya
hilang (Ismunadji, 1988). Jika sekam yang merupakan limbah, mengambil
tempat hingga seperlima dari keseluruhan proses penggilingan padi tentu saja
akan menimbulkan dampak buruk pada lingkungan seperti polusi udara.
Sekam telah banyak dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat untuk
menstabilkan panas api dalam proses pembakaran bata. Sekam padi
mengandung silika sebanyak 87%-97% berat kering setelah mengalami
pembakaran sempurna (Prima Astuti Handayani dkk, 2015). Kandungan
silika yang tinggi dalam abu sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai sampo
ramah lingkungan. Silika berperan untuk mempertahankan kolagen,
elastisitas rambut, menstimulasi pertumbuhan rambut, dan menjaga rambut
tetap berkilau, serta diperlukan dalam produksi protein untuk memperbaiki
rambut rontok.
Pandan wangi (pandanus ammaryllifolius) atau biasa desebut dengan daun
pandan adalah jenis tanaman monokotil dari famili Padanaceae.
Mardiyaningsih dan Aini (2014) telah membuktikan efek farmakologis daun
pandan wangi sebagai antibakteri. Salah satu khasiat pandan wangi ialah
sebagai antimikroba (anti bakteri dan anti jamur) yang diduga berasal dari
1
kandungan flavonoid, alkaloid, tanin, polifenol, dan saponin yang bertindak
sebagai antibakteri yang dapat membunuh bakteri Staphylococcus aureus dan
Eschericia coli.
Berdasarkan uraian di atas, abu sekam dan daun pandan wangi yang selama
ini jarang dimanfaatkan dapat diolah menjadi bahan pembuat sampo alami
yang ramah lingkungan dan berkhasiat dalam menjaga kesehatan rambut
serta memelihara rambut yang rusak. SESAR merupakan sampo alami yang
berasal dari ekstrak abu sekam bakar dan daun pandan wangi, dengan
penambahan foam booster sebagai penambah busa, fragrance oil sebagai
pewangi dan ekstrak daun pandan sebagai pengawet SESAR dapat menjadi
jawaban bagi mereka yang memiiki kulit sensitif namun tetap ingin tampil
menawan dengan rambut yang indah.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
2.1.5 Kandungan Daun Pandan Wangi (Pandanus Ammaryllifolius)
Zat Kegunaan
Flavonoid Anti inflamasi
Antibiotik
Antivirus
Polifenol Antioksidan
Memperkuat sistem keekbalan tubuh
Tanin Antibakteri
Antioksidan
Saponin Antiseptik
Minyak Atsiri Anti nyeri
Anti infeksi
Pembunuh bakteri
Alkaloid Meminimalisir racun-racun di dalam tubuh
Tabel 2.1 Kandungan daun pandan wangi
(Sumber: Dalimatra, 2008)
2.1.7 Natrosol
Natrosol merupakan bahan pengental produksi Aqualon yang memiliki
bahan aktif hidroksietilselulosa. Natrosol juga mengandung campuran
bahan lain yaitu berupa senyawa asam karboksilat yang ditandai adanya
gugus fungsi O-H asam karbosilat dan C=O. Dalam penggunaanya
natrosol berwujud bubuk dengan tekstur sedikit kasar dan akan sedikit
menggumpal.
4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium SMA Negeri 1 OKU Timur,
Belitang. Dimulai pada Mei 2021 hingga Desember 2021 ini telah
mengalami beberapa uji coba dan perbandingan.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer
diambil dari hasil eksperimen dan penelitian, sedangkan data sekunder
berasal dari buku-buku literatur dan jurnal-jurnal terkait.
3.3 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitaf dan
eksperimental. Metode kuantitatif adalah penelitian yang didapat
berdasarkan data dan dijelaskan oleh teori-teori. Metode eksperimental
adalah penelitian yang digunakan untuk melihat reaksi tertentu sampel
terhadap objek uji dengan kondisi terkendali.
3.4 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu: gelas takar, kain flanel, pengaduk, neraca,
kertas lakmus, corong kaca dan blender. Sementara bahan yang digunakan
yaitu: ekstrak abu sekam, ekstrak daun pandan, fragrance oil, air, natrosol
dan foam booster.
3.5 Langkah Pembuatan
1. Perendaman abu sekam bakar
Sebanyak 500 gr abu sekam direndam dengan 1000 ml air biasa
kemudian didiamkan selama 24 jam untuk mengekstrak silika.
2. Pengeringan dan penghalusan daun pandan wangi
Pengeringan daun pandan wangi dengan ditutupi kain hitam di suhu
ruangan yang terhindar dari sinar matahari langsung agar
kandungannya tidak rusak, kemudian di haluskan menggunakan
blender, diayak dan di ekstrak menggunakan metode meserasi. Metode
meserasi adalah proses pengekstrakan daun pandan dengan cara
melarutkan bubuk daun pandan menggunakan air lalu disaring
menggunakan kain flannel agar didapatkan ekstraknya.
3. Pencampuran
Sebanyak 15 ml ekstrak abu sekam di campurkan dengan 30 ml ekstrak
daun pandan wangi, 5 ml fragrance oil, 45 ml foam booster dan 15
gram natrosol. Semua bahan tersebut kemudian diaduk menggunakan
pengaduk kaca sampai semua bahan larut dan natrosol tidak lagi
menggumpal.
5
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh SESAR (Sampo dari Ekstrak Sekam Bakar terhadap rambut dan kulit
kepala
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan bahwa abu sekam yang merupakan hasil
pembakaran sempurna kulit padi memiliki kandungan silika yang tinggi dan dapat dibuat
menjadi sampo alami yang menghitamkan rambut. Tabel berikut merupakan komposisi
tiap-tiap sampel dengan menggunakan variabel bebas pada sampel A, B dan C, setiap
sampel menggunakan titik kontrol 150 ml.
6
1 S2 - - -
S3 - - -
S1 - - -
2 S2 - - -
S3 - - -
S1 - - -
3 S2 - - -
S3 - - -
4.2 Perbandingan SESAR (Sampo dari Ekstrak Sekam Bakar) dengan sampo
komersial lainnya.
4.2.1 Perbandingan pengaruh SESAR dengan sampo komersial terhadap rambut
Berikut merupakan perbandingan antara sampel C sebagai sampel terbaik dengan
sampo komersial yang dijual di pasaran.
Formula Perbandingan
Ketombe Hitam mengkilap Lembut
Sampo SESAR - 🗸 🗸
Sampo komersil 🗸 🗸 🗸
Tabel 4.5 Perbandingan SESAR dengan sampo komersial
Dapat dilihat pada tabel, dibandingkan dengan sampo komersial, sampo sediaan
ekstrak abu sekam bakar lebih tidak menimbulkan ketombe. Selain itu,
penggunaan sampo SESAR terhadap balita maupun dewasa tidak menimbulkan
kulit kemerahan seperti yang timbul saat menggunakan sampo komersial biasa.
7
Selain itu, penggunaan SESAR juga tidak membutuhkan pembilasan
berulang dengan sampo lainnya. Hal ini dikarenakan, bau wangi yang
berasal dari fragrance oil mampu mengharumkan rambut hingga tiga jam.
Jadi, pengaruh SESAR terhadap rambut tidak hanya dapat menghitamkan
dan menghilangkan ketombe namun juga dapat memberikan bau yang khas
terhadap rambut pemakainya.
Berdasarkan tabel rincian biaya di atas, abu sekam dan daun pandan wangi
bernilai nol (0). Hal tersebut dikarenakan abu sekam adalah limbah yang
tidak terpakai sehingga tidak memiliki harga tetap di pasaran. Sementara
daun pandan wangi merupakan tanaman yang sering tumbuh liar di area
perkebunan, sehingga tidak memiliki harga jual. Dilihat dari sudut pandang
ekonomis, diketahui bahwa produk SESAR dapat bersaing dengan sampo
komersial di pasaran. Harga sampo komersial biasa di pasaran per 150 ml
berkisaran antara Rp.20.000,00 hingga Rp.28.000,00 sementara harga
perbotol SESAR dengan isi 150 ml hanya membutuhkan biaya 12.095,00.
Harga yang lebih terjangkau serta kandungan yang mampu bersaing
dengan produk sejenis membuat sampo SESAR dapat menjadi alternatif
sampo penghitam rambut dan penghilang ketombe tanpa membuat iritasi
pada kulit kepala. Oleh karena itu, produk ini dapat menjadi pengganti
sampo komersial di pasaran namun dengan harga yang lebih terjangkau.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik, yaitu :
1. Abu dari sekam padi pada sampel C dapat diformulasikan menjadi sampo
penghitam rambut dilihat dari uji pH, uji tinggi busa, uji iritasi,dan uji
organoleptik yaitu pada sampel A yaitu dengan konsentrasi 50 ml ekstrak
abu sekam, 50 ml ekstrak daun pandan wangi, 5 ml fragrance oil, 45 ml
foambooster, dan5 gr natrosol.
2. Sampo SESAR terbukti dapat menghitamkan rambut layaknya sampo
komersil dengan lebih sedikit efek samping. Kandungan silika yang cukup
tinggi pada sampo SESAR terbukti dapat menghitamkan dan
menghaluskan rambut tanpa menimbulkan iritasi. Kandungan antibakteri
pada sampo SESAR dapat menghalau ketombe untuk bersarang pada kulit
kepala.
5.2 Saran
Dalam penelitian kali ini ada beberapa saran yang penulis sarankan agar dapat
ditinjau demi penelitian yang akan datang :
1. Penggunaan limbah alami yang ramah lingkungan membutuhkan keahlian
dan ketelitian dalam pengolahannya sehingga dibutuhkan Sumber Daya
Manusia yang berkompeten, teknologi yang memadai dan waktu
penelitian yang cukup lama.
2. Banyaknya produk yang sejenis memerlukan perhatian khusus, terutama
dalam bentuk fisik produk agar tidak kalah saing dengan produk sejenis
yang lainnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN GAMBAR
11
Gambar: Blender Gambar: Abu sekam
12
Gambar: Ekstrak daun pandan Gambar:Ekstrak abu sekam
13
14
15