SKRIPSI
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir/skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naska ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Penulis
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji dan rasa syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Sifat Fisik Cookies Dengan
Subtitusi Tepung Hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) Dan Tepung Daun Kelor
Siarah, kakak dan adik tercinta serta segenap keluarga dan semua pihak terutama
kepada Ibu Dr. Sriwati Malle, STP.,M.Kes selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak
Ilham Ahmad. S.T., M.T. selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberikan
arahan maupun bimbingan yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Pangkep.
3. Ibu Dr. Ir. Sitti Nurmiah, M.Si selaku Ketua Program Studi Agroindustri.
4. Bapak Ibu dosen dan staf Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.
vi
6. Sahabat saya pajokka squad (Very Dianto Arief, Sitti Naslia, Nurul
Mawaddah, Nini Puspitasari, Dan Rita Aryanti Anas) yang terus memotivasi
8. Pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Kritik dan saran yang membangun tentunya penulis sangat harapkan demi
Akhir kata penulis berharap skripsi ini semoga dapat bermanfaat bagi semua
pihak, Aamiin...
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Hanjeli Coic Lacryma-Joni L ........................................ 4
2.2 Daun Kelor Moringo Olelfera L .................................................... 7
2.3 Cookies .......................................................................................... 10
2.4 Bahan Penunjang ........................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat ........................................................................ 20
3.2 Bahan Dan Alat Penelitian............................................................. 20
viii
3.3 Rancangan Penelitian..................................................................... 20
3.4 Prosedur Kerja Pembuatan Cookies Hanjeli .................................. 21
3.5 Parameter Penelitian ...................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Analisis Warna Cookies Hanjeli .................................................... 28
1.2 Uji Tekstur Cookies Hanjeli .......................................................... 29
1.3 Kadar Air Cookies Hanjeli ........................................................... 32
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 34
5.2 Saran .............................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35
LAMPIRAN ................................................................................................... 38
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... 53
ix
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.6 Komposisi Kimia Telur Ayam (Per 100 Gram Bahan) ............................ 18
x
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Tanaman Hanjeli (Coix Lacryma-Jobi L.) ................................. 5
Gambar 2.2 Biji Hanjeli Liar ......................................................................... 6
Gambar 2.3 Biji Hanjeli Budidaya ................................................................. 6
Gambar 2.4 Cookies ....................................................................................... 8
Gambar 2.5 Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) ............................................. 11
Gambar 3.1 Diagram Alir Cookies Hanjeli .................................................... 25
Gambar 4.1 Hasil Pengujian Warna Cookies Hanjeli .................................... 32
Gambar 4.2 Hasil Uji Tekstur Cookies Hanjeli ............................................. 31
Gambar 4.3 Hasil Uji Tekstur Cookies Hanjeli ............................................. 30
Gambar 4.4 Hasil Uji Kadar Air Cookies Hanjeli ......................................... 32
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Bahan Pembuatan Cookies Hanjeli ................................................ 39
Lampiran 2. Dokumentasi Pembuatan Cookies Hanjeli ..................................... 41
Lampiran 3. Pengujian Kadar Air Pada Cookies Hanjeli ................................... 43
Lampiran 4. Pengujian Warna Dan Tekstur Pada Cookies Hanjeli .................... 44
Lampiran 5. Gambar Alat Texture Analyzer TA-HD PLUS .............................. 45
Lampiran 6. Gambar Alat Colorimeter ............................................................... 44
Lampiran 7. Hasil Sidik Ragam Warna Cookies Hanjeli ................................... 45
Lampiran 8. Hasil Sidik Ragam Tekstur Cookies Hanjeli .................................. 51
Lampiran 9. Hasil Sidik Ragam Kadar Air Cookies Hanjeli .............................. 52
xii
ABSTRAK
xiii
ABSTRACT
Hanjeli is a cereal plant that has not been explored much, even though this
plant has the potential to be processed into various food products, medicines or
industrial raw materials. Based on several studies and literature hanjeli is known
to have elements such as those contained in rice which can be a source of energy
for the body. Moringa leaves as a natural preservative have started to be done to
extend the shelf life of fresh food products besides contributing to the taste and
aroma of processed products, Moringa leaf flour is dried and ground moringa
leaves into powder, moringa flour can be produced from leaves that are still
young.
This study aims to determine the best formulation for making cookies using
hanjeli flour and moringa leaf flour, to analyze the physical properties of cookies
with the substitution of hanjeli flour and moringa leaf flour. This research used
factorial completely randomized design (CRD) with 2 treatments of hanjeli flour
and wheat flour ratio which was carried out 3 times. A is the concentration of
hanjeli flour and B is the concentration of Moringa leaves used in making cookies.
With a concentration of hanjeli flour and wheat flour each of A1 = 25%: 75%, A2
= 50%: 50%. And the use of moringa leaves is B1 = 3%, B2 = 5%, B3 = 7%. The
results showed that the analysis of water content in Cookies was 6.25% -2.84%
bk, texture (hardness) 3154,156gf-1180,151gf (easy to break) 6,704gf-3,733gf
and the color of the best cookie products with treatment (A1B2) dE * = 59.54.
xiv
1
I. PENDAHULUAN
pangan. Salah satu pangan lokal sumber karbohidrat adalah tanaman hanjeli.
Asia Timur dan Malaysia, namun penyebarannya telah meluas hingga Asia
Sumatera, Jawa, dan Kalimantan (Feasal 2013). Hanjeli biasa hanya diolah
menjadi bubur atau sekedar dikukus, sup, makanan manis, dan minuman
karena memiliki kandungan gizi yang baik. Selain itu, kandungan protein, lemak,
dan vitamin B1 pada hanjeli jauh lebih tinggi dibandingkan tanaman serealia
Daun kelor memiliki kandungan karbohidrat tinggi yaitu sebesar 38,2 gram
(Bey, 2010). Pemanfaatan daun kelor sebagai bahan pangan masih rendah. Untuk
meningkatkan nilai tambah, maka daun kelor dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan bubuk. Salah satu alasan mengapa daun kelor dapat dijadikan bubuk
yaitu karena di dalam daun kelor memiliki karbohidrat yang cukup tinggi,
sehingga dapat memenuhi syarat untuk dijadikan bubuk. Selain itu daun kelor
juga dapat dijadikan suplemen herbal (Janah, 2013 dalam Alkham, 2014). Oleh
karena itu, sebagai upaya diversifikasi pangan yang dapat meningkatkan manfaat
produksi hanjeli dan daun kelor, yang dapat dikembangkan menjadi produk
dan pengikat telur dalam pembuatan cookies. Jika penambahan tepung terigu
terlalu banyak maka akan menghasilkan cookies dengan tekstur yang keras dan
penampakan yang kasar. Akan tetapi, jika penambahan tepung terigu terlalu
sedikit dan lemak cukup banyak akan dihasilkan cookies dengan struktur yang
mudah patah dan kehilangan bentuk. Oleh karena itu, diperlukan penentuan
formulasi yang terbaik pada pembuatan cookies berbahan dasar tepung hanjeli
terhadap sifat fisik (tekstur, warna) dan kadar air cookies hanjeli ?
1. Memanfaatkan tepung hanjeli dan tepung kelor sebagai salah satu bahan
2. Meningkatkan daya guna bahan baku lokal yang optimal sehingga dapat
Hanjeli adalah nama popular di daerah Sunda (Jawa Barat) untuk tanaman
bernama ilmiah Coix lacryma-jobi L yang termasuk jenis rumputan marga Coix.
Poceae. Asalnya adalah Asia Timur dan Malaysia namun sekarang telah tersebar
yang dapat dimakan dan dijadikan sumber karbohidrat dan obat (Nurmala,Tati
2003). Biji tanaman hanjeli ini dapat digunakan atau diolah menjadi tepung
karena biji hanjeli mengandung pati yang tinggi sekitar 52% dibandingkan
dibandingkan dengan tumbuhan serealia lainnya yaitu sekitar 15,18%. Selain itu
tepung hanjeli juga memiliki kandungan amilosa yang cukup tinggi sekitar 8,36%
Nama popular di Indonesia adalah jali atau jali-jali. Dalam bahasa Inggris
disebut Job’s tears, di Filipina dikenal sebagai adlay, kadang-kadang biji hanjeli
Poceae) terdiri dari 9 spesies yang dibedakan dengan kriteria morfologi dan
kromosom. Salah satu spesies yang telah dikenal adalah C. lacrymajobi atau
Ordo : Poales
Genus : Coix
Secara umum tanaman ini ada dua macam, yaitu varietas yang
penting sebagai sumber pangan, dengan ciri memiliki cangkang yang tipis dan
bahan makanan. Sedangkan variasi hanjeli jenis yang liar seringkali dianggap
sebagai gulma, karena mudah sekali tumbuh secara liar. Jenis ini memiliki
cangkang yang sangat keras bagaikan batu, sulit dipecahkan. Biji-bijian ini sering
dan besar, tinggi 1-3 m, akarnya kasar dan sulit dicabut. Letak daunnya berseling,
helaian daun berbentuk pita, ukuran daun 8-100 x 1,5 cm, ujung daun runcing,
pangkalnya memeluk batang, tepinya rata, permukaan kasar, ibu tulang daun
menonjol di punggung daun, berbentuk bulir , bunga keluar dari ketiak dan ujung
belum banyak digali, padahal tanaman ini berpotensi untuk dapat diolah menjadi
berbagai produk makanan, obat-obatan atau bahan baku industri. Para petani
hanya memanfaatkan hanjeli sebagai tanaman sela atau tanaman pagar, padahal
banyak manfaat yang bisa diperoleh dari tanaman hanjeli. Hanjeli berdasarkan
terkandung dalam beras yang dapat menjadi sumber energi bagi tubuh (Hidayat,
2013). Kandungan Gizi Dalam 100g Hanjeli dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Data ini menunjukkan hanjeli lebih banyak mengandung protein dan zat gizi
protein. Manfaat lain dari tanaman hanjeli adalah kegunaanya sebagai obat
berbagai penyakit. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah
biji dan akar hanjeli. Beberapa penyakit yang dapat dibantu kesembuhannya
antara lain sakit usus buntu, radang usus (enteritis) kronis, infeksi dan batu
saluran kencing, kencing bernanah, sakit kuning, cacingan, sakit otot, keputihan,
kanker mulut rahim, kutil, radang paru, demam, dan batuk sesak (Hidayat, 2013).
buah/biji kelor dapat dijadikan minyak sebagai bahan baku pembuatan kosmetik
8
kulit dan dapat dijadikan sebagai tepung untuk tambahan pembuatan makanan
diolah kering untuk menjadi tepung. Selain memperpanjang umur simpan, daun
kelor yang diubah ke bentuk kering memiliki mutu yang lebih baik dibandingkan
dalam bentuk segar, kecuali vitamin C nya (Nurcahyati, 2014). Daun kelor kering
kali vitamin A wortel, 25 kali zat besinya bayam, 17 kali calcium susu, 9 kali
protein yogurt (Fuglie LJ, 1999 dalam Krisnadi, 2015). Karena tingginya
yang ada di indonesia. Untuk itu penelitian mencoba menambahkan tepung daun
Menurut KBBI, tepung adalah bahan yang lumat karena ditumbuk, digiling,
dan sebagainya. Sedangkan pengertian tepung daun kelor adalah daun kelor yang
dikeringkan dan digiling hingga menjadi bubuk, tepung kelor dapat di produksi
dari daun yang masih muda. Serbuk daun kelor juga mengandung asam amino
essensial yang lengkap. Asam amino essenasial berguna untuk pertumbuhan dan
dengan konsentrasi tinggi. Klorofil adalah zat warna hijau daun alami yang
umumnya terdapat dalam daun, sehingga sering disebut juga zat hijau daun. Daun
kelor mengandung klorofil pada 6,890 mg/kg bahan kering. Sedangkan dalam 8
Hal ini disebabkan karena pada saat proses pengolahan daun kelor menjadi
tepung akan menjadi pengurangan kadar air yang terdapat dalam daun kelor, dan
Tabel 2.2 Kandungan Zat Gizi Tepung Daun Kelor Per 100g
No Kandungan Zat Gizi Satuan Jumlah
1 Kalori Kal 205
2 Protein Gr 27,1
3 Lemak Gr 2,3
4 Kh Gr 38,2
5 Serat Gr 19,2
6 Mineral Gr -
7 Kalsium (Ca) Mg 2003
8 Magnesium (Mg) Mg 368
9 Fospor (P) Mg 204
10 Kalium (K) Mg 1324
11 Copper (CU) Mg 0,6
12 Zat besi (Fe) Mg 28,2
13 Asam oksalat Mg 0
14 Sulfur (S) Mg 870
Sumber: Hakim Bey, 2010 dalam Krisnadi 2015.
10
dapat berfungsi sebagai bahan pengawet alami. Ekstrak daun kelor atau yang
dikenal dengan istilah Moringa Leaf Extract (MLE) dapat mempertahankan warna
daging segar dalam kemasaan MAP selama 12 hari penyimpanan pada suhu
dingin. Hal ini disebabkan oleh karena daun kelor sebagai sumber senyawa
phenolik yang baik yang mampu mencegah terjadinya oksidasi lemak pada daging
Oleh karena itu penelitian tentang daun kelor sebagai pengawet alami mulai
pangan segar selain berkontribusi terhadap rasa dan aroma pada produk olahan.
Komponen bioaktif yang cukup tinggi, seperti asam askorbat, carotenoid dan
2.3. Cookies
Cookies adalah kue kering yang rasanya manis, terbuat dari tepung terigu,
lemak, gula halus dan telur yang dicampur menjadi satu. Kemudian dicetak, ditata
diatas loyan yang telah diolesi margarin lalu dipanggang sampai matang. Proses
tidak memerlukan keahlian khusus dan tidak memerlukan waktu yang lama
(Sutomo,2012).
11
Ciri khas cookies adalah kering dan renyah. Cookies atau kue kering
merupakan salah satu makanan ringan yang proses pematangannya dengan cara
dipanggang. Kerenyahan cookies diukur dengan cara mudah atau tidaknya cookies
hancur ketika digigit. Cookies yang baik memiliki tekstur dan struktur yang
kompak serta memiliki butiran yang halus. Kerenyahaan cookies dipengaruhi oleh
berkolerasi dengan kadar air adonan. Kadar air cukup akan menghasilkan
Aroma dari satu cookies tidak hanya ditentukan oleh satu komponen, tetapi
juga oleh beberapa komponen tertentu yang menimbulkan bau khas, misalnya
dengan penambahan margarin dan telur dapat memberikan aroma cookies yang
dihasilkan. Ciri khas lain dari cookies adalah kandungan lemaknya sangat tinggi
adalah 35%, 0,8% protein, 1,1% lemak dan 5,4% karbohidrat (Direktorat Gizi
karakteristik jika dilihat dari warna, tekstur, rasa, aroma, dan bahan yang
melebihi batas yang ditentukan. Cookies yang baik yaitu berwarna kuning
kecoklatan atau sesuai dengan warna bahannya, tekstur renyah (rapuh), aroma
ditimbulkan dari banyak sedikitnya penggunaan gula dan juga dari karakteristik
Perubahan sifat fisik pada cookies dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor yang mempengaruhi perubahan sifat fisik pada pembuatan cookies adalah
kadar air 1 – 5%. Kandungan kadar air cookies yang terlalu rendah akan
menghasilkan biskuit yang gosong dan warna cookies yang terlalu gelap,
sedangkan jika kadar air terlalu tinggi maka biskuit yang dihasilkan memiliki 6
struktur yang tidak terlalu renyah dan akan memicu cepatnya perubahan flavor
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari butir
gandum yang yang banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue, mie
dan roti. Kandungan utama tepung terigu ini adalah pati, yaitu karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu memiliki beberapa kelebihan
diantaranya adalah senyawa gluten yang merupakan campuran antara dua jenis
protein, yaitu glutein dan gliadin. Glutenin memberikan sifat tegar dan gliadin
memberikan sifat lengket pada produk, memerangkap gas yang terbentuk selama
struktur dinding sel dan menghasilkan produk yang remah (Hastiningsih, 2016).
Komposisi tepung terigu dalam 100g dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tepung terigu sebagai bahan dasar sangat berpengaruh terhadap sifat fisik
dan cita rasa cookies, dimana tepung akan membentuk struktur adonan yang stabil
terigu adalah sebagai pembentuk adonan dan struktur kue, disamping itu juga
2.4.2 Margarin
Menurut ketaren (1986) dan Nisa (2016), margarin merupakan suatu bahan
pangan berlemak dalam bentuk emulsi water in oil (W/O) yaitu fase air berada
dalam fase minyak atau lemak. Lemak yang digunakan pada pembuatan margarin
berasal dari lemak nabati yang sering digunakan pada minyak kelapa, minyak inti
sawit, minyak biji kapas, minyak kedelai, minyak wijen dan minyak jagung.
Minyak nabati umumnya berwujud cair, karena mengandung asam lemak tidak
jenuh, seperti asam linoleat, oleat dan linolenat. Minyak tersebut sebelum
bertujuan merubah minyak cair menjadi lemak berwujud padat. Warna yang
diinginkan pada margarin adalah warna kuning mentega (butter yellow). Minyak
nabati yang telah mempunyai warna kuning misalnya kelapa sawit, jika dijadikan
dari minyak nabati yang berwarna pucat harus ditambahkan β-karoten dan lesitin
dalam jumlah yang lebih besar, sehingga diperoleh warna kuning mentega.
mengubah tekstur, rasa, dan flavor cookies. Lemak tersebut dapat berinteraksi
membuat lapisan pada bagian luar granula pati dan menghambat penetrasi air ke
dalam granula. Penetrasi air yang lebih sedikit akan menghasilkan gelatin di yang
tinggi dan akan membentuk cookies yang kurang mengembang dengan tekstur
penampilan cookies. Fungsi gula dalam pembuatan cookies selain sebagai pemberi
rasa manis, juga berfungsi memperbaiki tekstur dan memberikan warna pada
mengakibatkan cookies menjadi semakin keras, dengan adanya gula maka waktu
pemanggangan sesingkat mungkin agar tidak hangus karena sisa gula yang masih
terdapat dalam adonan dapat mempercepat proses pembentukan warna. Selain itu
gula juga berfungsi memperpanjang umur simpan produk karena dapat menyerat
2.4.4. Telur
atau peningkatan volume serta mempengaruhi warna dari cookies. Fungsi lainnya
adalah untuk aerasi, yaitu kemampuan menangkap udara pada saat adonan
dikocok sehingga udara menyebar rata pada adonann. Dosis penggunaan telur
dalam pembuatan cookies harus tepat karena jika terlalu banyak telur, maka
adonan akan menjadi lembek dan cookies yang dihasilkan terlalu remah, akan
tetapi jika adonan kekurangan telur maka cookies yang dihasilkan kurang
mengembang dan kurang remah atau keras (Fatmawati, 2012). Telur yang
digunakan akan dalam pembuatan cookies adalah jenis telur ayam negeri atau
18
telur ayam ras, selain harganya murah, muda didapat dan tidak begitu amis
dibanding dengan telur bebek. Komposisi kimia telur ayam dapat dilihat pada
Tabel 2.6.
memperbaiki warna, aroma, menahan penyerapan air, sebagai bahan pengisi dan
untuk meningkatkan nilai gizi cookies. Laktosa yang terkandung didalam susu
reaksi maillard dan adanya proses pemanasan akan memberikan warna cokelat
dalam pengolahan cookies adalah baking powder. Baking powder memiliki sifat
cepat larut pada suhu kamar dan tahan selama pengolaham. Fungsi bahan
berpori, menghasilkan cookies yang renyah dan halus teksturnya. Selama proses
pemanggangan CO₂ bersama udara dan uap air yang ikut tertangkap dalam
19
karena jika terlalu banyak menggunakan baking powder maka adonan akan
berubah warnanya dan rasa cookies yang dihasilkan akan terasa getir dan pahit,
akan tetapi jika kekurangan baking powder pada adonan maka cookies yang
III. METODOLOGI
Lembaga Ilmu Dan Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jalan KS. Tubun No.5,
tepung terigu, daun kelor, gula halus, garam, maizena, butter, margarin, telur, susu
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua yaitu alat
pembuatan cookies hanjeli dan alat pengujian. Alat pembuatan cookies hanjeli
yaitu mixer, oven, timbangan digital, loyang, kertas minyak, wadah stainless,
wadah plastik, kompor gas, cup, spatula, kuas, baking paper, dan sendok. Adapun
alat pengujian yang digunakan yaitu oven listrik, colorimeter, texture analyser,
dua faktor, faktor pertama yaitu perbandingan tepung hanjeli dan tepung terigu
dan faktor kedua yaitu konsentrasi daun kelor yang digunakan. Dengan
A1 = 25g : 75g, A2 = 50g : 50g dan penggunaan daun kelor sebesar B1=3g,
B2=5g, B3=7g. Adapun rancangan penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
21
yang akan digunakan yaitu wadah stainless, wadah plastik, mixer, loyang, kertas
minyak, oven, gas, spatula, timbangan digital. Adapun bahan yang digunakan
seperti tepung hanjeli, tepung terigu, tepung daun kelor, margarin, butter, gula
2. Penimbangan
neraca digital untuk mendapatkan berat bahan yang akan ditambahkan pada saat
proses pencampuran.
3. Pencampuran I
tambahan yaitu margarin, butter, dan gula halus dengan menggunakan mixer
hinggga homogen.
22
4. Pencampuran II
baking powder agar pada saat pencampuran akan mengembang dengan baik
5. Pencampuran III
tepung terigu, susu bubuk, maizena, tepung kelor, dan garam dicampur sesuai
6. Pencetakan
diatas loyang yang telah diolesi dengan margarin, lalu dipanggang di dalam oven.
7. Pemanggangan
Penempatan cookies pada loyang diberi jarak 1 cm agar tidak terjadi penempelan
kadar air dan perubahan warna karena reaksi maillard dan karamelisasi.
8. Pengemasan
Cookies yang telah dingin langsung dikemas dan cookies siap untuk diuji
untuk melihat formula terbaik yang dapat diperoleh berdasarkan analisis fisik
Tepung hanjeli
Margarin,
Butter, Gula Pencampuran I
halus
Hanjeli,Susu
bubuk,Terigu, Pencampuran III
kelor,Meizena,
Garam
Pencetakan
Pemanggangan
Pendinginan
Pengemasan
Cookies Hanjeli
Adapun formulasi pembuatan cookies hanjeli dapat dilihat pada tabel 3.2.
Colorimeter AMT-501 ini sensitif terhadap setiap cahaya yang diukur dan
sebagian besar warna yang diserap oleh suatu benda atau zat. Cara kerja alat ini
dalam menentukan warna berdasarkan komponen warna biru, merah serta hijau
dari cahaya yang terserat oleh objek atau sampel. hasil pengujian yang terbaca,
Pada saat cahaya melalui sebuah objek, maka sebagian dari cahaya akan
diserap, hal itu akan mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah sebagian besar
kita dapat menganalisa konsentrasi zat tertentu pada medium atau objek tersebut.
Alat pengukur warna ini bekerja berdasarkan hukum beer lambert, yang
TAXT-2 yang digunakan adalah sebagai berikut : pre test speed 2,0 mm/s, test
speed 0,1 mm/s, rupture test distance 50%, mode TPA (Texture Profile Analysis).
Sampel cookies hanjeli diletakkan di atas landasan lalu ditekan oleh probe.
Sampel ditekan oleh probe sejauh 50% dari ukuran asal dengan kecepatan 0,1
kedua sejauh 50% ukuran asal dengan kecepatan 0,1 mm/s, gaya yang dibutuhkan
obsolute (+) peak yaitu gaya maksimal, dengan satuan parameter ini adalah gram
force (gf).
Keterangan :