MAKALAH TEKFAR II
DOSEN PENGAMPU :
Apt. Yenni Sri Wahyuni., M.Farm
Apt. Doddy Rusli., M.Farm
Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat segala
limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini untuk memenuhi laporan akhir makalah Teknologi
Farmasi II(Padat) ini dengan tepat waktu dan tanpa hambatan.
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah kami kali ini.terutama kepada guru pemimbing Tekfar II, ibu
Apt.Yenni Sri Wahyuni,M.Farm dan Apt. Doddy Rusli., M.Farm yang telah banyak
membantu dalam penyusunan makalah kami kali ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada guru
pemimbing Teknologi Farmasi II, kami meminta masukannya demi perbaikan
dalam pembuatan makalah saya selanjutnya, dan mengharapkan kritik serta saran
yang dapat membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya lebih baik lagi
.
Penulis
BAB I .................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................ 3
2.11.4 Kompresibilitas............................................................................. 15
BAB IV ............................................................................................................. 43
4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 43
2.6 Monografi
2.6.1 Paracetamol (FI ed III hal 37)
Sinonim : Acetaminophenum
BM/RM : 151,16/C8H9NO2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%)p,
dalam 13 bagian aseton p dalam 40 bagian gliserol p dan dalam 9 bagian
propilen glikol p larut dalam larutan alkali hidroksida.
Khasiat : Analgetik dan antipiretik
R/ Paracetamol 250 mg
Laktosa qs Fase Dalam
Mucilago Amylum 10% b/v qs
Amylum Manihot 10%
Mg Stearat 1%
Amylum Manihot 5% Fase Luar
Talkum 2%
= 230 g
Fase luar = 250 gram – 230 gram = 20 gram
2. Amylum
10
x 250 gram = 25 gram
100
3. Mucilago amylum
10
x 33 = 3,3%
100
4. Laktosa
100% - ( 50 + 10 + 3,3 + 1 + 5 + 3)%
100% - 71,3 % = 28,7%
28,7
Laktosa = x 250 g = 71,25 g
100
𝑊 (𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘)
BJ mampat = 𝑉𝑡 ( 𝑉𝑜𝑙.𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛)
2.11.4 Kompresibilitas
Alat: Gelas Ukur
Cara Kerja:
1. Timbang granul, masukkan dalam gelas ukur dan catat volume
2. Granul diketuk 50 kali, catat dan ulangi 3 kali
3. Granul diketuk 100 kali, catat dan ulangi 3 kali
4. Granul diketuk 500 kali, catat dan ulangi 3 kali
5. Hitung masing-masing hasil ketukannya
(apabila serbuk belum mampat pada ketukan 500 kali, maka dilanjutkan
dengan ketukan 100 kali, sampai seterusnya sampai volume serbuk
konstan)
𝑉0−𝑉𝑛
Rumus: Kp= x100%
𝑉0
=6,6 detik
6,09+6,62+6,6
• Rata-rata= =6,43 detik
3
Syarat = waktu alir tidak boleh lebih dari 5 detik untuk 50 gram granul
Laju alir Keterangan
>10 Sangat baik
4-10 Baik
1,6-4 Sukar
<1,6 Sangat Sukar
b) Sudut diam
40-45 Mengalir
≥ 45 Sukar mengalir
c) Bobot Jenis
1. Bobot jenis sejati
Pengulangan Bobot Bobot Bobot Bobot
pikno pikno+serbuk(B) pikno+serbuk+cairan(C) pikno+cairan(D)
kosong
(A)
I 20,20 34,24 45,99 41,16
II 20,21 35,02 46,92 42,02
Ρ parrafin = 0,87
(𝐵−𝐴).𝜌 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑠𝑝𝑒𝑟𝑠𝑖
BJ Sejati =
(𝐵−𝐴)+(𝐶−𝐷)
(34,27−20,20)𝑥0,87
BJ 1 = = 0,64
(34,27−20,20)+(45,99−41,16)
(35,02−20,21)𝑥0,87
BJ 2 = = 0,65
(35,02−20,21)+(46,92−42,02)
(34,25−20,20)𝑥0,87
BJ 3 = = 0,69
(34,25−20,20)+(46,92−42,02)
0,64+0,65+0,69
Rata-rata= = 0,64 g/ml
3
e) Kompresibilitas
V0 = 83 ml V50 = 77 ml
V10 = 81 ml V500 = 75 ml
𝑉0−𝑉𝑛
Rumus: Kp= x100%
𝑉0
83−81
V10 = x100% = 2,40%
83
83−77
V50 = x100% = 7,22 %
83
83−75
V500 = x100% = 9,63 %
83
Sifat Alir
Waktu alir 6,43 detik Waktu alir tidak boleh lebih dari 10 detik untuk 100
untuk 50 g g granul atau 5 detik untuk 50 g granul
granul
40-45 Mengalir
≥ 45 Sukar mengalir
Bobot Jenis
3. Timbang
Keterangan :
250 mg
% zat aktif = x 100 % = 48%. Maka dapat disimpulkan masuk
520 mg
kedalam range keseragaman bobot.
Untuk n=10, maka k=2,4
A = 100%
95.74 95.74
𝑠=√ =√ = √10,63 = 3,261
10 − 1 9
Syarat tablet:
Diameter tab = kurang dari 3x diameter rata-rata
= 3 x 1.74745
= 6.621 cm
1
Tebal tablet = lebih dari 1 3 tebal rata-rata
1
= 1 3 x 1.74745
= 0.5824 cm
Dapat disimpulkan bahwa, dari data diameter tablet yang didapatkan,
seluruh diameter ke-20 tablet tidak lebih dari 6.621 cm dan tidak kurang
dari 0.5824 cm. maka tablet yang dibuat memenuhi syarat
𝑊𝑜−𝑊𝑖
%𝐹 = x 100%
𝑊𝑜
Keterangan:
Wo = bobot awal
Wi = bobot akhir
%F = persen friabilitas
Nilai F dinyatakan baik apabila <1% , maka dapat disimpulkan bahwa tablet
yang dibuat tidak memenuhi syarat keregasan tablet
2. Basis yang larut dalam air atau yang bercampur dengan air.
Basis suppositoria yang dapat larut dalam air atau bercampur dengan air
misalnya: gliserin gelatin dan polietilenglikol.
a. Gliserin Gelatin
Gliserin gelatin merupakan bahan dasar suppos paling lama digunakan
dan dapat juga sebagai bahan dasar ovula. Tidak melebur pada suhu tubuh,
tetapi larut dalam sekresi tubuh, sehingga lebih lambat melunak (absorpsi
lama). Ditambahkan pengawet (nipagin) karena merupakan media yang
baik untuk pertumbuhan bakteri. Penyimpanan harus ditempat dingin.
Cetakan harus dibasahi dulu dengan paraffin liq sebelum digunakan.
Sebelum digunakan harus dicelupkan dulu dalam air supaya tidak
mengiritasi. Suppositoria dengan basis gelatin gliserin merupakan basis
yang paling sering digunakan untuk suppositoria vaginal (ovula). Biasanya
dengan bahan aktif yang ditujukan untuk efek diperpanjang. Basis gelatin
gliserin lebih lambat melunak dan bercampur dengan cairan fisiologis
dibandingkan dengan oleum cacao, sehingga menghasilkan pelepasan yang
lebih lambat.
3. Basis campuran.
Basis campuran merupakan kelompok campuran bahan berminyak dan
bahan larut air atau bahan bercampur air. Bahan tersebut dapat berupa
campuran kimia atau fisika. Beberapa bahan membentuk emulsi, biasanya
emulsi air dalam minyak, atau terdispersi dalam cairan berair. Salah satu
dari bahan ini adalah polioksil 40 stearat suatu zat aktif pada permukaan
(surfaktan) yang digunakan pada sejumlah basis suppositoria dalam
perdagangan. Polioksil-40 stearat adalah campuran ester monostearat dan
distearat dari polioksietilendiol dan glikol bebas panjang polimer rata-rata
sebanding dengan 40 unit oksietilen. Bahan ini menyerupai lilin, berwarna
putih hingga kecoklat-coklatan, padat dan larut dalam air. Umumnya
2. Kompresi untuk obat yang tidak tahan panas, tidak larut dalam basis.
Dibuat dengan menekan masa campuran obat ditambah basis dalam cetakan
khusus memakai alat/mesin. Suatu roda tangan berputar menekan suatu piston
pada massa suppositoria yang diisikan dalam silinder, sehingga massa
terdorong kedalam cetakan.
2. Keseragaman Bentuk
Bentuk suppositoria juga perlu diperhatikan karena jika dari bentuknya
tidak seperti sediaan suppositoria pada umunya, maka seseorang yang
tidak tahu akan mengira bahwa sediaan tersebut bukanlah obat. Untuk
itu, bentuk juga sangat mendukung karena akan memberikan keyakinan
pada pasien bahwa sediaa tersebut adalah suppositoria. Selain itu,
suppositoria adalahsediaan padat yang mempunyai bentuk torpedo.
b) Penimbangan bahan
Oleum cacao = 18,7 gram
Cara kerja
- Timbang oleum cacao 18,7 gram
- Peleburan basis suppositoria (oleum cacao) pada suhu 70℃-80℃
- Tuang leburan oleum cacao kedalam cetakan suppositoria sebanyak
3 suppositoria
- Lakukan pemadatan (simpan disuhu dingin)
- Jika sudah keras, keluarkan dari cetakan. Timbang berat masing –
masing suppositoria.
c) Pengamatan
3,72 gram + 3,80 gram + 3,78 gram
Rata – rata bobot = = 3,76 gram
3
a) Perhitungan Bahan
1) Aminofilin = 200 mg
Dibuat untuk 16 sediaan suppositoria = 200 mg x 16
= 3200 mg
= 3,2 gram
200 mg
Untuk 200 mg aminofilin = x 356=189,36 mg
376
= 0,18 gram
Basis yang diperlukan untuk 1 suppost = 3,74 gram – 0,18 gram
= 3,551 gram
Basis yang diperlukan untuk 16 suppost = 3,551 gram x 16
= 56,816 gram
2) Cera Flava 6%
6
= 100 x 56,816 gram=3,408 gram
3) Oleum Cacao
Oleum cacao = Total basis – cera flava
= 56,816 gram – 3,408 gram
= 53,408 gram
Cara kerja
- Timbang aminophyllin 3,2 gram. Cera 3,408 gram, dan oleum
cacao 53,408 gram
b) Penimbangan Bahan
1) Aminofilin = 3,2 gram
2) Cera flava = 3,408 gram
3) Oleum Cacao = 53,408 gram
3,54
I
3,26
II
3,50
III
3,50
IV
3,50
V
3,46
VI
3,46
VII
3,54
VIII
3,61
IX
3,61
X
Total 34,98
Anief M. 2016 . Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979. Farmakope Indonesia , edisi
III. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.