Anda di halaman 1dari 99

PENGARUH KUALITAS PRODUK, FITUR DAN DESAIN TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN INTERIOR RUMAH PADA TOKO BONITA


LIVING PADANG LUAR KAB. AGAM

SKRIPSI

OLEH :
FANNI JANUALISA
Bp/ NPM :17100150202412 / 17.027

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


STIE HAJI AGUS SALIM
BUKITTINGGI
2021
LEMBAR BEBAS PLAGIARISME
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : FANNI JANUALISA

No BP/ NPM : 17.027 / 17100150202412

Jurusan : S1 Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Produk, Fitur dan Desain


Terhadap Keputusan Pembelian Interior Rumah pada
Toko Bonita Living Padang Luar Kab.Agam

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diajukan dalam
naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila suatu saat terbukti bahwa
pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggu menerima hukuma atau sanksi apapun
dalam peraturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Bukittinggi, Juni 2021

Fanni Janualisa
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan ini Pembimbing Skripsi dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Haji Agus Salim Bukitinggi, menyatakan :

Nama : FANNI JANUALISA

No BP/ NPM : 17.027 / 17100150202412

Jurusan : S1 Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Produk, Fitur dan Desain Terhadap


Keputusan Pembelian Interior Rumah pada Toko Bonita
Living Padang Luar Kab.Agam

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi tersebut telah disetujui dan disahkan
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku Pada Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Haji Agus Salim Bukittinggi.

Demikianlah tanda pengesahan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Bukittinggi, Juli 2021

Dosen Pembimbing : Dian Rahmawaty,S.E.MM

Tanda Tangan :...................................

Disetujui Oleh :

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)

Haji Agus Salim Bukittinggi

Dr. Heliyani, SE.,MM


HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Fitur dan Desain


terhadap keputusan Pembelian Interio Rumah pada Toko Bonita Living Padang
Luar Kabupaten Agam” oleh Fanni Janualisa NPM. 17100150202412 telah diuji
dalam sidang pada hari ini dan di nyatakan dapat di terima sebagai salah satu syarat
dalam mencapai gelar sarjana Sastra Manajemen (S1) Jurusan Manajemen.

Bukittinggi, Juli 2021

TIM PENGUJI

Penguji I : Hariman Shaleh, SE, MM

Tanda tangan :..........................................

Penguji II : Dian Rahmawaty,S.E.,MM.

Tanda Tanngan : ...........................................

Penguji III : Muhammad Ihsan,S.T.,MBA.

Tanda Tangan :.............................................

Disetujui Oleh :
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Haji Agus Salim Bukittinggi

DR.Heliyani, SE,MM
ABSTRAK

Penelitian ini di tulis oleh Fani Janualisa, Program Studi S1 Manajemen,


BP/ NPM/17.027/1710015020-2412 Jurusan Manajemen pada Institut Teknologi
dan Bisnis (ITB) Haji Agus Salim Bukittinggi dengan Judul “ Pengaruh
Kualitas Produk, Fitur dan Desain Terhadap Keputusan Pembelian Interior
Rumah Pada Toko Bonita Living Padang Lua Kab. Agam” di bawah bimbingan
ibu Dian Rahmawaty SE. Penelitian ini di lakukan pada toko Bonita Living Padang
Luar Kab. Agam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat pengaruh
kualitas produk, fitur dan desain terhadap keputusan pembelian konsumen pada Toko
Bonita Living Padang Luar Kab. Agam. Penelitian ini menggunakan Metode
Kualitatif dimana Bonita Living Padang Luar Kab. Agam yang menjadi Objek dari
penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dapat tarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut, Berdasarkan hasil uji Regresi Binary Logistic, Kualitas Produk, Fitur dan
Desain memiliki Pengaruh Positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian,
sedangkan variable yang paling dominan yakni desain. Dimana, desain memiliki
kontribusi terbesar terhadap keputusan pembelian konsumen.

Kata Kunci: Kualitas Produk,Fitur, Desain, Keputusan Pembelian


ABSTRAK

This research was written by Fani Janualisa, Bachelor of Management


Study Program, BP/NPM/17.027/1710015020-2412 Department of Management
at the College of Economics (STIE) Haji Agus Salim Bukittinggi with the title
"The Effect of Product Quality, Features and Design on Interior Purchase
Decisions House at Bonita Living Store Padang Lua Kab. Agam” under the
guidance of Mrs. Dian Rahmawaty SE. This research was conducted at the Bonita
Living Padang Luar Kab. religion. The purpose of this study was to determine and
see the effect of product quality, features and design on consumer satisfaction at the
Bonita Living Store Padang Luar Kab. religion. This study uses a qualitative method
where Bonita Living Padang Luar Kab. Religion is the object of research. Based on
the results of the study, some conclusions can be drawn as follows, Based on the
results of the Binary Logistic Regression test, the quality product, features and design
has a positive and signific, while the most dominant variable is features. Where,
features have the greatest contribution to customer loyalty

Keywords: Product Quality, Features, Desain, Purchase Decision


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan Skripsidengan judul “PENGARUH KUALITAS PRODUK, FITUR

DAN DESAIN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN INTERIOR RUMAH

PADA TOKO BONITA LIVING PADANG LUAR KAB. AGAM“.Shalawat dan

salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW,semoga kita selalu dapat

meneladani segala sisi kehidupan beliau.Skripsi ini diajukan sebagai salah satu

syaratdalam menyelesaikan pendidikan untuk mencapai gelarSarjana Ekonomi pada

Program studi Manajemen di STIE Haji Agus Salim Bukittinggi.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terimakasih terutama kepada:

1. Ibu Dr.Heliyani,SE,MM selaku Ketua STIE Haji Agus Salim Bukittinggi

2. Bapak Muhammad Ihsan,S.T, MBA selaku Wakil Ketua I

3. Bapak Adriansyah,SE, M.SI selaku Wakil Ketua II

4. Ibu Sri Kemala, SE.MM selaku Wakil Ketua III

5. Bapak Kuliman,SE, M.SI selaku Kaprodi S1 Manajeman


6. Ibu Dian Rahmawaty, S.E.,MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan petunjuk dan saran-saran dalam menyelesaikan Skripsi ini, saya

ucapkan terimakasih banyak.

7. Segenap Keluarga Besar Toko Bonita Living Padang Luar yang telah

memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian di Pondok.

8. Teristimewa kepada Kedua Orang Tua, ,kakak dan abang tersayangyang telah

benyak memeberikan dorongan dan semangat kepada peneliti baik moril

maupun materil secara do’a restu dan kasih sayang yang tulus dalam

menggapai cita-cita sehinga dapat meneyelesaiakan skripsi ini setelah melalui

perjalanan panjang, terimakasih.

9. Terimakasih kepada Finna dan Saskia teman seperjuangan yang selalu

memberikan penulis dorongan untuk menyelesaikan pengerjaan skripsi ini.

10. Terimakasi banyak kepada Alfin Nashri untuk semua dukungan dalam

pengerjaan skripsi ini hingga selesai. Membantu dalam setiap pengerjaan dan

proses pembuatan skripsi ini. Terimakasih.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,maka

saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi

penyempurnaan selanjutnya.Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan

semua urusan dan semoga spenelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,

khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya,semoga Allah SWT

meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, Aamiin.

Bukittinggi, Juni 2021


Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI..........................................................i


HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI........................................................ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.....................................................iii
ABSTRAK.........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
DAFTAR ISI .....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.................................................... 6
1.4 Ruang Lingkup Penelitian............................................................................. 7
1.5 Sistematika Penulisan.................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Perilaku Konsumen....................................................................................... 9
2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen....................... 11
2.2 Keputusan Pembelian.................................................................................... 15
2.2.1 Indikator-indikator Keputusan Pembelian............................................. 19
2.3 Kualitas Produk............................................................................................. 21
2.3.1 Defenisi Kualitas................................................................................... 21
2.3.2 Defensi Kualitas Produk........................................................................ 22
2.3.3 Hubungan Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian................... 23
2.3.4 Indikator-indikator Kualitas Produk...................................................... 24
2.4 Fitur............................................................................................................... 25
2.4.1 Defenisi Fitur......................................................................................... 25
2.4.2 Hubungan Fitur dengan Keputusan Pembelian..................................... 26
2.4.3 Indikator-indikator Fitur........................................................................ 26
2.5 Desain............................................................................................................ 28
2.5.1 Defenisi Desain..................................................................................... 28
2.5.2 Hubungan Desain dengan Keputusan Pembelian.................................. 29
2.5.3 Indikator-indikator Desain.................................................................... 30
2.6 Penelitian Terdahulu..................................................................................... 33
2.7 Kerangka Pemikiran...................................................................................... 34
2.8 Hipotesa......................................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................. 37
3.2 Objek Penelitian............................................................................................ 37
3.3 Sumber Data.................................................................................................. 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 38
3.5 Populasi dan Sampel..................................................................................... 39
3.6 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ............................................. 40
3.6.1 Variabel Penelitian................................................................................ 40
3.6.2 Defenisi Operasional dan Indikatornya................................................. 41
3.6.3 Skala Pengukuran Variabel................................................................... 45
3.7 Alat Analisis.................................................................................................. 46
3.2.1 Uji Instrumen......................................................................................... 46
3.2.2 Analisis Deskriptif................................................................................. 49
3.2.3 Analisis Regresi Binary Logistik.......................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan....................................................................... 48
4.1.1 Sejarah Singkat Toko Rumah Kita........................................................ 50
4.1.2 Visi dan Misi......................................................................................... 51
4.1.3 Struktur Organisasi................................................................................52
4.2 Profil Responden........................................................................................... 56
4.2.1 Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin....................................... 56
4.2.2 Profil Responden berdasarkan Usia...................................................... 57
4.2.3 Profil Responden berdasarkan Pendidikan............................................ 58
4.3 Temuan Empiris............................................................................................ 59
4.3.1 Hasil Uji Instrumen............................................................................... 59
4.3.2 Analisis Depskriptif Variabel Penelitian............................................... 62
4.3.3 Analisis Binary Logistik........................................................................ 68
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................... 77
5.2 Saran.............................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................79
LAMPIRAN........................................................................................................ 82

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1Proses KeputusanPembelian........................................................... 18
Gambar 2.2Kerangka Pemikiran...................................................................... 35

Gambar 2.3Struktur Organisasi Toko............................................................... 52

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1KuesionerPenelitian....................................................................... 82

Lampiran IITabulasi Data................................................................................. 86


Lampiran IIIUjiValiditas.................................................................................. 94

Lampiran IVUjiReliabilitas.............................................................................. 98

Lampiran VAnalisisDeskriptifVariabelTCR Tangible..................................... 99

Lampiran VIAnalisisRegresiBineryLogistik.................................................... 111

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia akan barang dan


jasa semakin meningkat. Salah satunya adalah perkembangan dalam industri kreatif

yang juga berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan manusia. Kebutuhan

manusia dalam industri kreatif dapat dilihat dari banyaknya profesi untuk desain,

arsitektur, fotografi, fashion dan sebagainya.

Industri kreatif berkaitan erat dengan bidang desain, salah satunya yaitu

desain interior yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Usaha jasa desain interior

tidak hanya melayani jasa gambar tetapi juga menghasilkan forniture untuk ruangan.

Usaha jasa yang akan diteliti oleh penulis yaitu Bonita Living yang didirikan

oleh Bapak Jefri pada tahun 2016. Usaha jasa ini berfokus pada Desain Interior

seperti gorden, wallpaper, kitchen set dan vinyl. Bonita Living ini tergolong pada

desain interior kelas premium yang bergaya klasik maupun minimalis.Bapak Jefri

memasarkan produknya di kawasan sumaterabarat, sumaterautara, hingga ke pulau

jawa.

Banyak factor dapa tmempengaruhi keputusan pembelian.

Kualitas produk dapa tmempengaruhi keputusan pembelian, karena konsep

kualitas sendirip adadasarnya bersifat relatif, yaitu tergantung pada perspektif atau

ciri-ciri yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi. Jika dianalisis

lebih jauh, kualitas akan menguntungkan dalam jangka panjang karena keuntungan

eksternal yang diperoleh dari kepuasan konsumen dan keuntungan internal yang

diperoleh dari adanya perbaikan efisiensi produk (Ratnasaridan Aksa,2011).

Fitur produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian, karena suatu

produk dapat di tawarkan dengan berbaga ifitur.Suatu model yang disebut ”model
awal”, dengan sesuatu tanpa kelebihan (ekstra) sebagai titik awal. Perusahaan dapa

menciptakan model tingkat lebih tinggi dengan menambahkan fitur.Sebagai

produsen pertama memperkenalkan suatu fitur baru yang dibutuhkan dan bernilai

adalah salah satu cara bersaing yang paling efisien. Beberapa perusahaan sangat

inovatif dalam menambahkan fitur baru (Ginting,2012)..

Berdasarkan data, penjualan Toko Bonita Living tahun 2018 – 2021 adalah

sebagai berikut :

Tabel 1.1
PenjualanProduk Bonita Living 2018 - 2021

Peningkatan
Penjualan(Rp.
Tahun / Penurunan
)
(%)
2018 360.500.000
2019 224.000.000 - 80 %
2010 471.000.000 +10 %
2021 354.000.000 - 10 %
Rata-Rata 431.250.000 - 10,78 %
Sumber: Bonita Living (2020)

Tabel 1.1 menunjukkanbahwa rata-rata penjualanToko Bonita Living

meningkat sebesar 25,33%. Kenaikan penjualan toko Bonita Living tersebut

disebabkan karena banyaknya pembangunan perumahan di daerah Bukittinggi dan

sekitarnya.

Pada penelitian awal penulis menemukan beberapa masalah pada Bonita

Living diantaranya kualitas dari bonita living yang masih kurang di banding dengan

pesaing lainnya, fitur yang digunakan biasa saja atau simpel dan desain yang di
tawarkan masih belum uptodate sehingga mempengaruhi keputusan pembelian dan

proses yang digunakan terkadang tidak tepat waktu.

Berdasarkan padauraianlatarbelakangmasalah yang terjadi di atasmaka

penulis ingin melakukan penelitian denganjudul“PENGARUH KUALITAS

PRODUK, FITUR DAN DESAIN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

INTERIOR RUMAH PADA TOKO BONITA LIVING PADANG LUAR KAB.

AGAM”

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkanuraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas,maka peneliti

merumuskan permasalahan sebagaiberikut:

a. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada

Toko Bonita Living di Padang Luar?

b. Bagaimana pengaruh fitur terhadap keputusan pembelian interior rumah pada

Toko Bonita Living Padang Luar?

c. Bagaimana pengaruh desain terhadap keputusan pembelian interior rumah

pada Toko Bonita Living Padang Luar?

d. Bagaimana pengaruh kualitas produk, fitur, dan desain terhadap keputusan

pembelian interior rumah pada Toko Bonita Living Padang Luar?

e. Variabel apa yang dianggap dominan atau berpengaruh terhadap keputusan

pembelian interior rumah pada Toko Bonita Living Padang Luar?

1.3 Tujuan dan ManfaatPenelitian

1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul penelitian ini tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap

keputusan pembelian.

b. Untu kmengetahui dan menganalisis pengaruh fitur terhadap keputusan

pembelian.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh desain terhadap keputusan

pembelian.

d. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas produk, fitur, dan desain

terhadap keputusan pembelian.

e. Untuk mengetahui variabel apa yang dianggap dominan atau berpengaruh

terhadap keputusan pembelian.

2. ManfaatPenelitian

Adapun manfaat yang dapa tdiharapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis

Penelitian berguna untuk mengetahui pengaruh kualitas produk

terhadap pembelian interior rumah pada Toko Bonita Living di Padang

Luar dalam memajukan dan mengembangkan usaha tersebut.

b. Bagi Pembaca

Semoga dapat menjadi referensi dan sumber informasi untuk

melakukan penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang

menyangkut pengaruh kualitas produk, fitur, desain dan bahan bacaan

untuk menambah pengetahuan bagi pembaca.

c. Bagi Perusahaan
Untuk memberikan informasi-informasi yang positif sekiranya

terdapat kelemahan untuk perbaikan bagi Toko Bonita Living dimasa

yang akan datang agar Toko Bonita Living yang terkait mampu

memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen untuk selanjutnya

dan sebagai bahan masukan bagi Toko Bonita Living.

1.4 RuangLingkupPenelitian

Untuk menjadikan penelitian ini lebih fokus dan tidak mengambang, maka

penulis membatasi pembahasan penelitian ini mengenai kualitas produk, fitur dan

desain terhadap keputusan pembelian interior rumah padaToko Bonita Living Padang

Luar.

1.5 SistematikaPenelitian

Untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan dibahas secara

keseluruhan dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu sistematika penulisan

sebagai berikut :

BAB I :PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan

sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang teori yang mendukung penulisan tentang


penelitian ini yang meliputi uraian secarateoritis terhadap masalah

penelitian.Beberapa pokok bahasan di antaranya tentang keputusan

pembelian, kualitas produk fitur dan desain.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,

waktu dan lokasi penelitian, variable penelitian, defenisi operasional,

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengujian

instrument dan teknik analisa data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dari Objek Penelitian,

Profil Responden, Hasil dan Pembahasan Hasil Penlitian.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran dari

penelitian yang akan digunakan.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku Konsumen

Mengenali perilaku konsumen sangatlah tidak mudah, sehingga sangat

penting bagi para pemasar untuk mempelajari persepsi, prefensi, dan perilakunya

dalam berbelanja. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Nitisusantro (2012),

menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah :

“Istilah perilaku konsumen merujuk kepada perilaku yang diperhatikan oleh

konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan

produk barang dan produk jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan

mereka.” Levy dan Weltz yang dikutip oleh Utami (2010) mendefenisikan perilaku

konsumen sebagai perilaku yang terlibat dalam hal perencanaan, pembelian, dan

penentuan produk serta jasa yang konsumen harapkan untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen.

Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis

keputusan pembelian. Pembelian konsumen yang rumit dan mahal mungkin

melibatkan lebih banyak peserta. Menurut Kotler dan Keller (2012) terdapat empat

jenis perilaku pembelian konsumen yaitu:

1. Perilaku konsumen yang rumit

2. Perilaku pemebelian pengurang ketidaknyamanan

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi

1.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhui Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

dalam pembelian suatu produk. Faktor-faktor ini memberi pengaruh yang cukup

signifikan terhadap konsumen dalam memilih produk. Menurut Kotler dan Keller

(2012) faktor-faktor ini terdiri dari faktor budaya (cultural factor), faktor sosial

(sosial factor), faktor pribadi (personal factor) dan faktor psikologi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler dan

Keller (2012) adalah sebagai berikut:

1. Faktor Budaya (cultural factor)

a. Culture (budaya)

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

Karena budaya merupakan suatu tatanan kehidaupan manusia yang

menjadi dasar segala aktivitas yang dilakukan. Oleh karena itu seorang
pemasar harus benar-benar memperhatikan nilai-nilai budaya di setiap

negara untuk memahami bagaimana cara terbaik untuk memasarkan

produk mereka yang sudah ada dan mencari peluang untuk produk baru.

b. Subcultures (Sub-Budaya)

Sub-budaya merupakan bagian kecil dari budaya dan cirinya dapat terdiri

dari kebangsaan, agama, kelompok, ras dan daerah geografis. Banyak sub-

budaya yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering

merancang produk dan program pemasar yang disesuaikan dengan

kebutuhan mereka, sehingga akan dengan mudah diterima oleh pasar.

c. Social Classes (Kelas Sosial)

Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan

pemanen, tersusun secara hirarkis dan anggotanya menganut nilai, minat

dan perilaku yang sama.

2. Social factor (Faktor sosial)

Faktor sosial yang mempengarui perilaku pembelian, seperti:

a. Reference Grup (Kelompok Referensi)

Kelompok referensi seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung atau tidah langsung terhadap sikap atau perilaku orang

tersebut.

b. Family (Keluarga)

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting

dalam masyarakat dan anggota keluarga sebagai acuan utama yang paling

berpengaruh. Ada dua k eluarga dalam kehidupan pembeli, yaitu: keluarga


orientasi yang terdiri dari pasangan dan anak.

c. Roles and Status (Peran Sosial dan Status)

Bahwa setiap orang berpartisipasi dalam banyak kelompok, seperti halnua

keluarga, klub, dan organisasi. Kelompok sering menjadi sumber

informasi penting dalam membantu mendefenisikan norma perilaku, kita

mendefenisikan posisi seseorang dalam setiap kelompok diamana dia

menjadi anggota berdasarkan peran dan statusnya.

3. Faktor Pribadi (Personal Factor)

Faktor pribadi juga dipengaruhi oleh karakter pribadi. Faktor pribadi meliputi

usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli, pekerjaan dan keadaan ekonomi,

kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai.

a. Usia dan Tahap Hidup

Orang membeli suatu barang dan jasa yang berubag-ubah selama

hidupnya, mereka makan makanan bayi pada waktu bertahun-tahun awal

kehidupannya, memerlukan makanan paling banyak pada waktu

meningkat besar dan menjadi dewasa serta memerlukan diet khusus pada

waktu menginjak usia lanjut dan selera orang sangat berhubungan dengan

usia.

b. Pekerja

Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh perjaannya, dimana

seorang murid akan membeli pensil, buku, kotak pensil, tas. Sedangkan

seorang guru akan membeli pena dan produk yang perlukan dalam bekerja

yang terbaik dan mahal.


c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang akan besar sekali pengaruhnya terhadap

pilihan produk. Keadan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang

dapat dibelanjakan (tingkatan, kestabilannya, dan pola waktu), tabungan

dan milik kekayaan (termasuk persentase yang sudah diuangkan)

kemampuan meminjam dan sikapnya terhadap pengeluaran lawan

menabung.

d. Kepribadian Konsep Diri

Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan

mempengaruhi perilaku pembeli, dimana kepribadian tersebut adalah ciri-

ciri psikologis yang membedakan seseorang, yang menyebabkan

terjadinya jawaban yang secara relatif tetap dan bertahan lama terhadap

lingkungannya. Kepribadian seseorang biasanya digambarkan dalam

istilah seperti: percaya diri, gampang mempengaruhi, berdiri sendiri,

menghargai orang lain, bersifat sosial, sifat membela diri.

4. Faktor Psikologis

a. Motivasi

Motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak

untuk mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap

kebutuhan itu, dimana pemuasan kebutuhan dapat mengurangi rasa

ketegangan.

b. Persepsi

Seorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan


bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi

oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. Dua orang yang

mengalami keadan dorongan yang sama dan tujuan situasi yang sama

mungkin akan berbuat sesuatu yang agar berbeda karena mereka

menanggapi situasi secara berbeda.

c. Belajar

Sewaktu orang berbuat, mereka belajar-belajar menggambarkan

perubahan dalam perlaku seseorang individu yang bersumber dari

pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan

mempelajarinya.

d. Kepercayaan dan Sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap

dimana hal ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku membeli mereka,

dimana suatu kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut

oleh seseorang tentang sesuatu.

2.2 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang

dibeli (Kotler dan Amstrong,2008). Konsep lain keputusan pembelian adalah seleksi

terhadap dua pilihan alternatif atau lebih konsumen pada pembelian (Schiffman dan

Kanuk,2008). Kotler dan Keler (2009), mendeskripsikan keputusan pembelian adalah

keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek- merek yang ada di dalam

kumpulan pilihan Menurut Ginting (2012), keputusan pembelian adalah membeli

merek yang paling dikehendaki konsumen.


Bagi konsumen, kebebasan sering diungkapkan dengan sangat beragamnya

pilihan produk.Jadi, hampir selalu ada pilihan, maka hampir selalu pula ada

kesempatan bagi para konsumen untuk mengambil keputusan. Selain itu, riset

konsumen eksperimental mengungkapkan bahwa menyediakan pilihan bagi

konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satu pun pilihan dapat dijadikan strategi

bisnis yang tepat, strategi tersebut dapat meningkatkan penjualan dengan jumlah

sangat besar (Schiffman dan Kanuk,2008).

Tidak semua situasi pengambilan keputusan konsumen menerima (atau

membutuhkan) tingkat pencarian informasi yang sama. Jika keputusan pembelian

membutuhkan usaha yang besar, maka pengambilan keputusan konsumen akan

merupakan proses melelahkan yang menyita waktu. Sebaliknya, jika semua

pembelian sudah merupakan hal rutin, maka akan cenderung membosankan dan

hanya sedikit memberikan kesenangan atau sesuatu yang baru (Schiffman dan

Kanuk,2008).

Konsumen banyak mengambil keputusan pembelian setiap hari. Perusahaan

besar meneliti keputusan pembelian konsumen secara rinci untuk dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan : apa, di mana, bagaiman, berapa banyak, kapan, dan

mengapa mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari pembelian konsumen untuk

a. Proses Keputusan Pembelian

Proses pembelian dimulai jauh sesudah pembelian yang sesungguhnya.

Pemasaran harus memberi perhatian kepada semua tingkatan proses, dan


bukan hanya kepada tingkat keputusan pembelian saja. Menurut Ginting

(2012),

Terdapat lima tingkatan yang dilewati pembelian dalam mencapai

keputusan pembeliannya, yakni pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,

penilaian pilihan, keputusan pembelian dan perilaku pasca beli.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan proses keputusan

pembelian yaitu :

Gambar 2.1

Proses Keputusan Pembelian

Pengenalan Pencarian Penilaian Keputusan Perilaku


Kebutuhan Informasi Pilihan Pembelian Pasca Beli

Sumber : Ginting (2012)

b. Pengenalankebutuhan

Proses pembelian mulai dengan pengenalan kebutuhan. Pembeli

merasakan bedanya antara keadaan aktual dan keadaan yang

diinginkan.Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal bila salah satu

kebutuhan normal personal meningkat cukup tinggi menjadi dorongan. Pada

tingkat ini, pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui apa

kebutuhannya, apa yang menyebabkan, dan bagaimana mereka bisa sampai

kepada pilihan produk tertentu.


c. PencarianInformasi

Bila dorongan konsumen cukup kuat dan produk pemuas mudah

didapat, maka konsumen akan membelinya. Kalau tidak, konsumen akan

menyimpan dalam ingatannya atau mencari informasi. Pada suatu tingkatan,

informasi hanya masuk perhatiannya yang meningkat atau ia akan mencari

informasi lebih lanjut dengan membaca iklan, menelepon atau lainnya.

Umumnya konsumen mendapat informasi dari sumber komersial yang dapat

dikendalikan oleh pemasar.Hal yang paling efisien untuk produk jasa adalah

sumber personal.Sumber komersial biasanya memberitahukan, sedang sumber

personal memperkuat ataumenilai.

d. PenilaianPilihan

Pemasar perlu mengetahui penilaian pilihan yakni bagaimana

konsumen memproses informasi untuk sampai pada merek pilihannya. Kalau

pemasar mengetahui timbangan atribut atau atribut yang penting, ia akan

berhasil dalam upaya pemasarannya.

e. KeputusanPembelian

Dalam tingkat evaluasi, konsumen membuat urutan merek dan

membentuk tujuanpembelian.

f. Perilaku PascaBeli

Pekerjaan pemasar belum berakhir walaupun produk telah dibeli. Pasca

membeli konsumen dapat puas atau tidak puas dan akan memerlukan

perhatian pemasar, yakni perilaku pasca beli. Hal yang menentukan kepuasan
konsumen adalah apakah konerja yang dirasakan konsumen.

2.2.1 Indikator-indikator Keputusan Pembelian

Sementara itu keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu

produk meliputi enam indikator keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller

(2012) menjelaskan sebagai berikut :

a. Pilihan produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah

produk atau menggunakan perhatiannya kepada orang-orang yang

berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka

pertimbangkan.

b. Pilihan Merek

Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana yang

akan dibeli, setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.

Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen

memilih sebuah merek.

c. Pilihan Penjual

Pembeli harus mengambil keputusan penjual mana yang akan

dikunjungi. Setiap pembeli mempunyai pertimbangan yang

berbeda-beda dalam hal menentukan penjaual bisa dikarenakan

faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang

yang lengkap dan lain-lain.

d. Waktu Pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa

berbeda-beda, misalnya: ada yang membeli setiap hari, satu

minggu sekali, dua minggu sekali, tiga minggu sekali, dan sebulan

sekali.

e. Jumlah Pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak

produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang

dilakukan mungkin lebih dari satu. Dalam hal ini persahaan harus

mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang

berbeda-beda dari para pembeli.

f. Metode Pembayaran

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode

pembayaran yang akan dilakukan dalam pengambilan keputusan

konsumen menggunakan produk atau jasa. Saat ini keputusan

pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam

transaksi pembelian sehingga memudahkan konsumen untuk

melakukan transaksi baik didalam maupun diluar rumah.

2.3 Kualitas Produk

2.3.1 Defenisi Kualitas

Kualitas adalah tingkat mutu yang diharapkan, dan pengendalian keragaman

dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen

(Laksana,2008). Definisi lain kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk

atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat (Kotler dan Keller,2009). Menurut Ratnasari dan Aksa

(2011), kualitas adalah keseluruhan dari ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari

suatu produk/jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

yang telah ditentukan, dan dengan kata lain kualitas suatu produk/jasa adalah sejauh

mana produk/jasa memenuhi spesifikasi- spesifikasinya.

Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat relatif, yaitu tergantung pada

perspektif atau ciri-ciri yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi.

Jika dianalisis lebih jauh, kualitas akan menguntungkan dalam jangka panjang

karena keuntungan eksternal yang diperoleh dari kepuasan konsumen dan

keuntungan internal yang diperoleh dari adanya perbaikan efisiensi produk

(Ratnasari dan Aksa, 2011).

Perusahaan yang memuaskan sebagian besar kebutuhan konsumennya

sepanjang waktu disebut perusahaan berkualitas, tetapi harus dibedakan antara

kesesuaian kualitas, dan kinerja (tingkat) kualitas (Kotler dan Keller,2009). Kualitas

terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, yang memenuhi keinginan konsumen,

dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk.Kualitas selalu

berfokus pada konsumen. Produk dibuat atau dihasilkan untuk memenuhi keinginan

konsumen, sehingga suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan

keinginan konsumen (Laksana,2008).

2.3.2 Defenisi Kualitas Produk

Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan

atau keinginan konsumen (Cannon, dkk,2008). Definisi lain kualitas produk adalah
karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau diimplikasikan (Kotler dan

Amstrong,2008). Menurut Kotler dan Keller (2009), kualitas produk adalah totalitas

fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atautersirat.

Kualitas produk juga harus dapat ditentukan oleh cara konsumen

memandang produk tersebut. Dari suatu pandang pemasaran, kualitas adalah

kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen.

Definisi ini berfokus pada konsumen dan bagaimana konsumen berpikir suatu

produk akan memenuhi tujuan tertentu (Cannon,dkk, 2008).

2.3.3 Hubungan Kualitas Produk Dengan Keputusan Pembelian

Kualitas produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau

diimplikasikan (Kotler dan Armstrong,2008). Kualitas produk adalah salah satu

sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada

kinerja produk atau jasa, oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan

kepuasan pelanggan (Kotler dan Amstrong,2008). Kualitas produk mempunyai dua

dimensi tingkat dan konsistensi. Dalam mengembangkan sebuah produk, mula-mula

pemasar harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung positioning produk.

Di sini kualitas produk berarti kualitas kinerja kemampuan produk untuk

melaksanakan fungsinya.

Perusahaan jarang berusaha menawarkan tingkat kualitas kinerja yang


setinggi mungkin sedikit pelanggan yang menginginkan atau mampu menjangkau

tingkat kualitas tinggi yang ditawarkan. Perusahaan justru memilih tingkat kualitas

yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasaran dan tingkat kualitas produk pesaing

(Kotler dan Amstrong,2008). Hasil penelitian Suswardji, dkk (2012), Nasir dan Tata

(2013) serta Suatma (2013) menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh

terhadap keputusan pembelian.

2.3.4 Indikator-indikator Kualitas Produk

Tjiptono (2011) menglasifikasikan kualitas produk kedalam delapan

indikator-indukator kualitas yang meliputi kinerja, fitur, kesesuaian dengan

spesifikasi, ketahanan, keandalan, kemampuan pelayanan, estetika dan persepsi

kualitas yaitu sebagai berikut:

a. Kinerja (Performens)

Merupakan karakteristik operasi dan produk ini( core product) yang

dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan dalam

penggunaan.

b. Fitur (Feature)

Fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu produk tersebut.

c. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification)

Sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang

telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar karakteristik operasional.

d. Ketahanan (durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.

Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.


e. Keandalan (reality)

Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gaggal pakai.

f. Kemampuan Pelayanan (serviceability)

Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi serta

penanganan keluhan yang memuaskan.

g. Estetika (esthetica)

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya keindahan

desain produk, keunikan model produk dan kombinasi.

h. Persepsi Kualitas (perceived quality)

merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau

keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan

pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli

mempersepsikan kualitasnya dan aspek harga, iklan, reputasi perusahaan,

maupun negara pembuatnya.

2.4 Fitur

2.4.1 Defenisi Fitur

Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan

dari produk pesaing (Kotler dan Armstrong, 2008). Konsep lain fitur adalah alat

pesaing untuk mendiferensiasikan (membedakan) produk perusahaan dari produk

pesaing (Ginting, 2012).

Sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur. Model dasar, model

tanpa tambahan apa pun, merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan

tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur. Menjadi
produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu

cara paling efektif untuk bersaing (Kotler dan Amstrong, 2008).

Suatu produk dapat ditawarkan dengan berbagai fitur. Suatu model yang

disebut ”stripped-down”, dengan sesuatu tanpa kelebihan (ekstra) sebagai titik

awal.Perusahaan dapat menciptakan model tingkat lebih tinggi dengan

menambahkan fitur. Sebagai produsen pertama memperkenalkan suatu fitur baru

yang dibutuhkan dan bernilai adalah salah satu cara bersaing yang paling efisien.

Beberapa perusahaan sangat inovatif dalam menambahkan fitur baru (Ginting,

2012:97).

2.4.2 Hubungan Fitur dengan Keputusan Pembelian

Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk

perusahaan dari produk pesaing (Kotler dan Armstrong,2008). Fitur produk

dapat mempengaruhi keputusan pembelian, karena suatu produk dapat

ditawarkan dengan berbagai fitur. Suatu model yang disebut ”model awal”,

dengan sesuatu tanpa kelebihan (ekstra) sebagai titik awal. Perusahaan dapat

menciptakan model tingkat lebih tinggi dengan menambahkan fitur. Sebagai

produsen pertama memperkenalkan suatu fitur baru yang dibutuhkan dan

bernilai adalah salah satu cara bersaing yang paling efisien. Beberapa perusahaan

sangat inovatif dalam menambahkan fitur baru (Ginting,2012). Hasil penelitian

Suswardji, dkk (2012)

danSuatma(2013)menyatakanbahwafiturberpengaruhterhadapkeputusan

pembelian.
2.4.3 Indikator-indikator Fitur

Sebagai salah satu bagian dari atribut produk, fitur merupakan sebuah

karya yang kreatif, subjektif, yang diciptakan oleh produsen untuk

menyenangkan dan memberikan informasi dan gambaran kepada pembaca

tentang produk atau aspek produk. Menurut Fandy Tjiptono (2002) mengatakan

bahwa fitur adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen

dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. fitur produk dapat

mempengaruhi proses keputusan pembelian. fitur produk dapat mempengaruhi

proses keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, karena fitur melekat

erat pada suatu produk dan seringkali digunakan oleh konsumen sebagai dasar

dan pertimbangan untuk memutuskan membeli atau tidak suatu barang atau jasa

yang ditawarkan. Fitur merupakan karakteristik tambahan yang dirancang untuk

menambah ketertarikan konsumen terhadap produk atau menyempurnakan

fungsi produk.

Fitur memiliki indikator-indikator yanitu sebagai berikut:

a. Kelengkapan Fitur

b. Kebutuhan Fitur

c. Ketertarikan Fitur

d. Kemudahan dalam Penggunaan

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa fitur pada sebuah produk

diciptakan untuk membuat produk tersebut istimewa dan menarik konsumen.


Indikator fitur antara lain adalah keragaman fitur yang diukur dari kelengkapan

fitur kesesuaian fitur dengan harapan konsumen yang diukur dari kelengkapan

fitur, kesesuaian fitur dengan hatrapan konsumen yang dapat diukur dari

kebutuhan konsumendan kesesuaian fitur tersebut dengan kebutuhan, dan

keunggulan fitur yang diukur dari daya tarik fitur produk dan kemudahan

konsumen dalam menggunakan fitur tersebut.

2.5 Desain

2.5.1 Defenisi Desain

Desain adalah konsep yang lebih besar daripada gaya (Kotler dan

Armstrong,2008). Konsep lain desain adalah totalitas fitur yang mempengaruhi

tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan (Kotler dan

Keller,2009).

Desain lebih dari sekedar kulit luar, desain adalah jantung produk.Desain

yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam

manfaatnya (Kotler dan Amstrong, 2008).Desain yang baik dinilai dengan

pemahaman mendalam tentang kebutuhan pelanggan.Lebih dari sekedar

menciptakan atribut produk atau jasa, desain melibatkan pembentukan pengalaman

pemakaian produk bagi pelanggan. Oleh karena itu, desain produk sebaiknya tidak

terlalu memikirkan atribut produk dan spesifikasi teknis yang lebih memikirkan

bagaimana cara pelanggan menggunakan dan mengambil manfaat dari produk

(Kotler dan Amstrong, 2008)

Bila desain yang baik dapat meningkatkan nilai pelanggan, memotong biaya

dan menciptakan keunggulan kompetitif yang kuat, desain yang buruk bisa
mengakibatkan hilangnya penjualan dan rasa malu (Kotler dan Amstrong,2008).

Desain sangat penting terutama pembuatan dan pemasaran jasa eceran,

busana, barang kemasan, dan peralatan tahan lama. Desainer harus menemukan

berapa banyak yang diinvestasikan dalam bentuk pengembangan fitur, kinerja,

kesesuaian, ketahanan, keandalan, kemudahan perbaikan, dan gaya. Bagi

perusahaan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang mudah dibuat

dan didistribusikan.Bagi pelanggan, produk yang dirancang dengan baik adalah

produk yang penampilannya menyenangkan dan mudah dibuka, dipasang,

digunakan, diperbaiki dan disingkirkan.Desainer harus memperhitungkan semua

faktor ini.Pendapat atas desain yang baik sangat meyakinkan terutama bagi

perusahaan produk konsumen yang lebih kecil dan perusahaan pemula yang tidak

mempunyai anggaran iklan yang besar (Kotler dan Keller, 2009).

2.5.2 Hubungan Desain Dengan Keputusan Pembelian

Desain adalah konsep yang lebih besar dari pada gaya (Kotler dan

Armstrong,2008). Desain produk dapat mempengarui keputusan pembelian, karena

desain sangat penting terutama pembuatan dan pemasaran jasa eceran, busana,

barang kemasan, dan peralatan tahan lama. Desainer harus menemukan berapa

banyak yang diinvestasikan dalam bentuk pengembangan fitur, kinerja, kesesuaian,

ketahanan, keandalan, kemudahan perbaikan, dan gaya. Bagi perusahaan, produk

yang dirancang dengan baik adalah produk yang mudah dibuat dan

didistribusikan.Bagi pelanggan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk

yangpenampilannya menyenangkan dan mudah dibuka, dipasang, digunakan,


diperbaiki dan disingkirkan.Desainer harus memperhitungkan semua faktor ini.

Pendapat atas desain yang baik sangat meyakinkan terutama bagi perusahaan

produk konsumen yang lebih kecil dan perusahaan pemula yang tidak mempunyai

anggaran iklan yang besar (Kotler dan Keller,2009). Hasil penelitian Suswardji, dkk

(2012), Soewito (2013) dan Suatma (2013) menunjukkan bahwa desain berpengaruh

terhadap keputusan pembelian.

2.5.3 Indikator-indikator Desain

Menurut Kotler (2008) terdapat 7 indikator desain produk, yaitu:

a. Ciri-ciri

Yakni karakteristik yang mendukung fungsi dasar produk. Sebagai besar

produk dapat ditawarkan dengan beberapa ciri-ciri. Ciri-ciri produk

merupakan alat kompetitif untuk produk perusahaan yang terdiferensiasi.

Beberapa perusahaan sangat inovatif dalam penambahan ciri-ciri baru ke

produknya, satu dari faktor kunci keberhasilan perusahaan Jepang adalah

karena mereka secara terus menerus meningkatkan ciri-ciri tertentu pada

produk seperti arloji, mobil, kalkulator dan lain-lain. Pengenalan ciri-ciri

baru dinilai merupakan satu dari cara-cara yang sangat efektif dalam

persaingan.

b. Kinerja

Yakni mengacu kepada tingkat karakteristik utama produk pada saat

beroperasi. Pembeli produk-produk mahal biasanya membandingkan kinerja


(kenampakan/prestasi) dari merek-merek yang berbeda. Para pembeli

biasanya rela membayar lebih untuk kinerja yang lebih baik sepanjang

lebihnya harga tidak melebihi nilai yang dirasakan.

c. Mutu Kesesuaian

Yang dimaksud dengan penyesuaian adalah tingkat di mana desain produk

dan karakteristik operasinya mendekati standar sasaran. Mutu kesesuaian

adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi

terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Hal ini disebut konfirmasi

karena spesifikasinya.

d. Daya Tahan (Durabillity)

Daya tahan merupakan ukuran waktu operasi yang diharapkan dari suatu

produk tertentu. Sebagai contoh, Volvo mengiklankan mobilnya sebagai

mobil yang mempunyai waktu pakai tertinggi untuk menjustifikasi harganya

yang lebih tinggi. Pembeli bersedia membayar lebih untuk produk yang

tahan lama.

e. Daya Uji (Reabilitas)

Yakni ukuran kemungkinan bahwa suatu produk tidak akan berfungsi salah

atau rusak dalam suatu periode wakt tertentu. Pembeli rela membayar lebih

untuk produk-produk dengan reliabilitas yang lebih tinggi. Mereka ingin

menghindari biaya karena kerusakan dan waktu untuk reparasi.

f. Kemudahan Perbaikan (Repairability)


Kemudahan perbaikan adalah suatu ukuran kemudahan perbaikan suatu

produk yang mengalami kegagalan fungsi atau kerusakan-kerusakan.

Kemudahan perbaikan ideal akan ada jika pemakai dapat memperbaiki

produk tersebut dengan biaya murah atau tanpa biaya dan tanpa memakan

waktu terlalu lama.

g. Model (Style)

Yakni menggambarkan seberapa jauh suatu produk tanpak dan berkenan

bagi kosumen. Model memberi keunggulan ciri kekhususan produk yang

sulit untuk ditiru. Sebagai contoh, banyak pembeli mobil yang membayar

lebih untuk mobil Jaguar karna penampilannya yang luar biasa walupun

Jaguar sendiri tidak begitu baik dari segi ketahan uji (reability).

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan untuk hipotesa atau jawaban sementara

dalam penelitian ini, selain itu penelitian terdahulu dapat dipakai sebgai sumber

perbandungan dengan yang sedang penulis lakukan. Berikut bebrapa penelitiahan

terdahulu didapat dari jurnal internet sebagai perbandingan agar diketahui

persamaan dan perbedaannya. Judul penelitian yang diambil sebagai pembanding

adalah memiliki variabel independen tentang kualitas produk, fitur, desain dan

variabel dependen tentang keputusan pembelian, sebagai berikut:

Tabel 2.2

Daftar Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel Alat Hasil


Analisa
1 2 3 4 5 6
1 Soewito Kualitas Produk, Variabel Regresi Hasil penelitian
(2013) Merek dan Desain bebas: Binary ini adalah
Pengaruhnya Kualitas Logistic Kualitas Produk,
Terhadap Keputusan Produk Merek dan
Pembelian Sepeda Merek Desain
Motor Yamaha Mio Desain berpengaruh
Variabel terhadp
terikat: Keputusan
Keputusan pembelian
Pembelian

2 Nasir dan Analisis Atribut Variabel Regresi Hasil penelitian


Tata Produk Terhadap bebas: Binary ini adalah
(2013) Keputusan Pembelian Kualitas Logistic kualitas, Harga,
furniture di magelang Harga Pelayanan dan
Pelayanan Lokasi
Lokasi berpengaruh
Variabel terhadap
terikat: Keputusan
Keputusan Pembelian
Pembelian

3 Suwardji, Pengaruh Atribut Variabel Regresi Hasil penelitian


dkk Produk Terhadap bebas: Binary ini adalah
(2012) Keputusan Pembelian Kualitas Logistic Kualitas Produk,
Gorden di toko marina Produk Fitur Produk dan
gorden Fitur Produk Desain Produk
Desain Produk berpengaruh
Variabel terhadap
terikat: Keputusan
Keputusan Pembelian
Pembelian
4 Suatma Analisis Strategi Variabel Regresi Hasil penelitian
(2013) Inovasi Atribut bebas: Binary ini adalah
Produk dan Kualitas Logistic Kualitas Produk,
Pengaruhnya Produk Fitus dan Desain
Terhadap Keputusan Fitur Produk Produk
Pembelian Kosumen Desain Produk berpengaruh
Pada Skuter Natik Variabel terhadap
Merek Honda Vario di terikat: Keputusan
Kota Semarang Keputusan Pembelian
Pembelian

5. Aditya Pengaruh Citra Merek, Variabel Regresi Citra merek


Yessuka Desain, dan Fitur bebas: Binary berpengaruh
Alama, Produk terdapat Citra Merek Logistic positif dan
dkk Keputusan Pembelian Desain Produk signifikan
(2011) furniture di Fitur Produk terhadap
indomeubel pekanbaru Variabel keputusan
terikat: pembelian.
Keputusan
Pembelian
Sumber : Dari berbagai skripsi dan jurnal (2012-2013)

2.7 Kerangka Pemikiran

Keputusan pembelian merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau

lebih konsumen pada pembelian.Setiap hari konsumen mengambil berbagai

keputusan mengenai setiap aspek kehidupan sehari-hari. Tetapi, kadang mengambil


keputusan ini tanpa memikirkan bagaimana mengambil keputusan dan apa yang

terlibat dalam proses pengambilan keputusan ini. Kualitas produk adalah

kemampuan suatu produk dalam memberikan kinerja sesuai dengan fungsinya.

Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk

satudengan produk-produk pesaing.Artinya fitur adalah alat untuk bersaing yang

membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.Fitur produk

identik dengan sifat dan sesuatu yang unik, khas dan istimewa yang tidak dimiliki

oleh produk lainnya.Desain produk memiliki konsep yang lebih luas daripada gaya

(style). Desain produk selain mempertimbangkan faktor penampilan, juga untuk

bertujuan memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya produksi, dan menambah

keunggulan bersaing.Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat digambarkan

sebuah kerangka pemikiran sebagaimana digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Kualitas Produk
H1
(X1)

H2
Keputusan
Fitur
Pembelian (Y)
(X2)
H3

Desain
Sumber: Diolah Sendiri
(X3) (2021)
2.8 Hipotesa

Hipotesa adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesa

tersebut dapat berupa hubungan positif maupun negatif, tegantung variabel yang

diuji.

Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas dapat dinyatakan dugaan

sementara tentang hungungan variabel antara lain:

a. Diduga Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian konsumen pada Toko Bonita Living Padang Luar.

b. Diduga Fitur berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

konsumen pada Toko Bonita Living Padang Luar.

c. Diduga Desain berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

konsumen pada Toko Bonita Living Padang Luar.

d. Diduga variabel yang paling dominandalam mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen pada Toko Bonita Living Padang Luar adalah kualitas

produk.

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif

yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan penggambaran atau

pemaparantentang variabel-variabel yang diteliti yang selanjutnya mencoba untuk

menarik kesimpulan, Sugiyono (2012). Penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X)

(independent variable) yaitu pengaruh kualitas produk, fitur dan desain, sedangkan

variabel terikat (Y) (dependent variable) yaitu keputusan pembelian.

3.2 Objek Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian tersebut dilaksanakan.

Dalam penelitian ini di laksanakan dari bulan Desember 2020 – Mei 2021di Toko

Bonita Living Padang Luar Kab. Agam.

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua jenis :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari

tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan. Sumber data primer adalah

responden individu, kelompok fokus, internet juga dapat menjadi sumber

data primer jika koesioner disebarkan melalui internet.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung biasanya

dari buku-buku, situs, laporan penelitian terdahulu yang terkait dengan

penelitian yang akan dilaksanakan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian menurut Sugiyono (2013) :

a. Penelitian Langsung (Field Research)

Study lapangan yaitu melakukan peninjauan secara langsung untuk

memperoleh data-data yang lebih lengkap dari responden. Antara lain:

1) Observasi (Observation) merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data

dengan pengamatan secara langsung ke tempat objek penelitian.

2) Wawancara (Interview) merupakan pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan lisan langsung kepada koresponden.

3) Dokumentasi (Documentation) merupakan pengumpulan data yang

dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada

perusahaan.

b. Studi Pustaka (Library Research)

Studi Pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara membaca literatur, jurnal, buku-buku dan referensi yang berkaitan


dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

penenelitian yang sedang dilakukan.

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.5.1 Populasi

Populasi adalah sekumpulan subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi

hasil penelitian, sedangkan sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti

(Priyanto, 2010) populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Toko Bonita Living

Padang Luar yang menggunakan jasa desain interior rumah sebanyak 60 orang

selama tiga bulan yang berlangsung pada bulan Desember 2020 – mei 2021.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang

diteliti). Sampel penelitan adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber

data dan dapat mewakili seluruh populasi. Adapun penentuan jumlah sampel yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode sesus berdasarkan

pada ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012), yang mengatan bahwa

“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus”.

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

sampel jenuh. Metode sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan menjadi sampel.


3.5.3 Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif

sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Sampel merupakan bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliiki oleh suatu populasi yang akan diteliti. Penentuuan

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan jenis Non Probability Sampling. Non

Probability Sampling jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur

atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi

sampel.

Menurut Sugiyono (2001) nonprobability sampling adalah teknik yang tidak

memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik Non Probability Samplingyang dipilih yaitu dengan Sampling Jenuh

(sensus) yaitu metode penarikan sampel bila semua anggota populasi dijadikan

sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi kecil, kurang dari

30 orang (Supriyanto dan Machfudz, 2010).

Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah seluruh konsumen

Toko Bonita Living yang berbelanja pada saat penelitian ini berlangsung. Teknik

pengambilan sampel dengan menggunakanmetode sampel jenuh. Metode sampel

jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel.

3.6 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional


3.6.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah satu yang dapat membedakan dan mengubah nilai penelitian ini

menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.

a. Variabel Terikat (Dependen Variable)

Merupakan variabel yang menjadi perluasan utama dalam sebuah

pengamatan. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah

keputusan pembelian (Y).

b. Variabel Bebas (Indipenden Variable)

Merupakan variabel yang mempengaruhi dependen baik yang

pengaruhnya positif maupun pengaruhnya negatif. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel bebas adalah:

1. Kualitas Produk (X1)

2. Fitur (X2)

3. Desain (X3)

3.6.2 Defenisi Operasional dan Indikatornya

Defenisi operasional variabel dapat didasarkan pada satu atu lebih referensi

yang disertai dengan alasan penggunaan defenisi tersebut. Variabel penelitian harus

dapat diukur menurut skala ukuran yang lazim digunakan variabel penelitian adalah

sebagai berikut:
1. Kualitas Produk

Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untukmelaksanakan

fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan

perbaikan serta atribut bernilai lainnya. Kualitas produk merupan hal penting

yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan jika ingin yang dihasilkan dapat

bersaing dipasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

(Kotler dan Amstrong,2012).

2. Fitur

Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendefenisikan produk pereusahaan dari

produk pesaing (Kotler dan Amstrong,2008). Konsep lain fitur adalah alat

pesaing untuk mendiferensikan (membedakan) produk perusahaan dari produk

pesaing (Ginting,2012).

3. Desain

Desainadalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, ras, dan fungsi

produk berdasarkan kebutuhan pelanggan (Kotlet dan Keller, 2019).Desain

produk selain mempertimbangkan faktor penampilan juga untuk bertujuan

memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya produksi, dan menambah

keunggulan bersaing.
4. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2012), proses keputusan pembelian terdiri dari

lima tahap yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai pada

keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Kotler dan Amstrong

(2008), menyatakan bahwa “Keputusan pembelian adalah keputusan pembeli

tentang merek mana yang dibeli.” Dalam keputusan pembelian ada dua faktor

yang muncul antara niat untuk membeli dan keputusan pembelian.

Indikator dari keputusan pembelian ini adalah keingin konsumen dalam

melakukan pembelian, pemilihan produk dan suasana dari tempat tersebut.

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel dan Indikatornya

Variabel Defenisi Indikator

Kualitas produk adalah kemampuan


Kualitas a. Kinerja (performance)
suatu produk untukmelaksanakan
Produk (X1) b. Fitur (feature)
fungsinya, meliputi daya tahan,
c. Kesesuaian dengan
keandalan, ketepatan, kemudahan
spesifikasi(conforman
operasi dan perbaikan serta atribut
ce to spesification)
bernilai lainnya. Kualitas produk
d. Ketahanan (durability)
merupan hal penting yang harus
e. Keandalan (reability)
diusahakan oleh setiap perusahaan jika
f. Kemampuan
ingin yang dihasilkan dapat bersaing
Pelayanan
dipasar untuk memuaskan kebutuhan
(serviceability)
dan keinginan konsumen (Kotler dan
g. Estetika (esthetica)
Amstrong,2012).
h. Persepsi Kualitas

(perceived quality)

Fitur adalah sarana kompetitif untuk


Fitur (X2) a. Kelengkapan fitur
mendefenisikan produk perusahaan
b. Kebutuhan fitur
dari produk pesaing (Kotler dan
c. Ketertarikan fitur
Amstrong,2008). Konsep lain fitur
d. Kemudahan dalam
adalah alat pesaing untuk
fitur
mendiferensikan (membedakan)

produk perusahaan dari produk

pesaing (Ginting,2012).
Desain adalah totalitas fitur yang
Desain (X3) a. Ciri-ciri
mempengaruhi tampilan, ras, dan
b. Kinerja
fungsi produk berdasarkan kebutuhan
c. Mutu Kesesuaian
pelanggan (Kotlet dan Keller, 2019).
d. Daya Tahan
Desain produk selain
e. Daya Uji
mempertimbangkan faktor penampilan
f. Kemudahan Perbaikan
juga untuk bertujuan memperbaiki
g. Model
kinerja produk, mengurangi biaya

produksi, dan menambah keunggulan

bersaing.

Keputusan Kotler dan Amstrong (2008), a. Pilihan Produk


Pembelian (Y) menyatakan bahwa “Keputusan

pembelian adalah keputusan pembeli b. Pilihan Merek

tentang merek mana yang dibeli.” c. Pilihan Penjual

Dalam keputusan pembelian ada dua d. Waktu Pembelian

faktor yang muncul antara niat untuk e. Jumlah Pembelian

membeli dan keputusan pembelian. f. Metode Pembayaran

Sumber: dikembangkan dari jurnal (2017-2019)

3.6.3 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran masing-masing

indikator variabel adalah skala likert.

Tabel 3.2

Skala Pengukuran

Instrumen Penelitian Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-ragu (RR) 3

Tidak Setuju (TS) 2


Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Arikunto (2002)

Skala likert salah satu yang paling sering digunakan dalam menentukan skor.

Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seseorang responden dengan sebuah

pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban sangat setuju, setuju

ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, jawaban ini di beri skor 1 sampai 5,

seperti pada tabel di atas.

3.7 Alat Analisis

3.7.1 Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan

keabsahan suatu instrumen, dianggap valid apabila mampu mengukur apa

yang ingin diukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dan

variabel yang diteliti. Teknik untuk mengukur valiidasi kuisoner bisa dengan

menggunakan rumus korelasi, yaitu:


r xy n¿ ¿
Keterangan:

r = nilai koefisien korelasi

((x) = jumlah pengamatan variabel x

((y) = jumlah pengamatan hasil y

((xy) = jumlah hasil perkalian variabel x dan y

((x2) =jumlah kuadrat pengamatan variabel x

((x)2 = jumlah kuadrat dari jumlah pengamtan variabel x

((y2) = jumlah kuadrat pengamatan variabel y

((y)2 = jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan y

n = jumlah pasangan pengamatan x dan y

Yang mana dasar pengambilan keputusan untuk menguji validitas adalah

dengan menggunakan N30 dengan rumus untuk mebcari r tabel: df = n – 2 menurut

Suharsimi, Arikunto (2002) dengan nilai r label sebesar 0,361.

Jika r hitung positif dan r hitung ¿ r tabel maka variabel tersebut valid

sedangkan jika r hitung tidak positif dan r hitung < r tabel tidak valid.

Adapun kriteria pengujian validitas menurut Sugiyono (2006) adalah sebagai

berikut:

a. Jika r hitung > dari 0,361 instrumen penelitian dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < dari 0,361 instrumen penelitian dinyatakan tidak valid.

c. Jika valid maka instrumen pernyataan dapat dipakai dalam penelitian ini.
d. Jika tidak valid maka instrumen pernyataan tidak dapat dipakai dalam

penelitian ini.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat kehandalan kuisioner. Kuisioner yang reliable

adalah kuisioner yang apabila diuji dicobakan secara berulang-ulang kepada

kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama, pengujian

reliabilitas dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach, yaitu:

(Sugiyono, 2009)

2
k ∑σ b
r 11= (
( k−1)
1− )(
σ 2t )
Keterangan :

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya jumlahitem

∑ σ 2 b = Jumlah varians skor item

σ 2t = varians skor item

Uji reliabilitas dilakukan dengan mengggunakan bantuan program SPSS.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan analisis teknik alpha cronbach. Tingkat

reliabilitas diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai 1.

Alpha skala tersebut dikelompokkan kedalam lima kelas dengan rentang yang

sama, maka ukuran kemantapan Alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut:


Tabel 3.3

Tingkat Reliabilitas

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,0 – 0,20 Kurang Reliable

>0,20 – 0,40 Agak Reliable

>0,40 – 0,60 Cukup Reliable

>0,60 – 0,80 Reliable

>0,80 – 1,00 Sangat Reliable

Sumber : Sugiyono (2008)

Kriteria hasil koefisien uji reliabilitas menurut Arikunto (2002) adalah sebagai

berikut:

a. Jika rhitung ≥ rtabel dengan nilai > dari 0,6 berarti reliabel.

b. Jika rhitung ≤ rtabel dengan nilai > dari 0,6 berarti tidak reliabel.

c. Jika reliabel maka instrumen pernyataan dapat dipakai dalam penelitian

ini.

d. Jika tidak reliabel maka instrumen pernyataan tidak dapat dipakai dalam

penelitian ini.

3.7.2 Analisis Deskriptif Variabel


Analisi ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik masing-masing

variabel penelitian. Dengan cara menyajikan data dalam tabel distribusi frekuensi,

menghitung nilai rata-rata (Mean), standar deviasi dan koefisien variasi.

Setelah data terkumpul kemudian disajikan kedalam tabel distribusi frekuensi

untuk dilakukan analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk melihat gambaran

secara umum tentang variabel yang diteliti dengan analisis persentase. Analisis ini

dilakukan untuk mengolah data yang diperoleh dari responden. Untuk menentukan

rata-rata skor masing-masing, pernyataan responden digunakan Arikunto (2002)

sebagai berikut:

(5. SS ) + ( 4. S ) + ( 3. RR )+ ( 2.TS )+(1. STS)


Rata-rata ¿
N

Dimana :

x = Skor rata-rata total item

n = Jumlah responden

5 = Nilai untuk jawaban sangat setuju

4 = Nilai untuk jawaban setuju

3 = Nilai untuk jawaban ragu-ragu

2 = Nilai untuk jawaban tidak setuju

1 = Nilai untuk jawaban sangat tidak setuju

Menghitung nilai TCR masing-masing kategori dari deskriptif variavel

menurut Arikunto (2002) dapat dihitung dengan menggunakan rumus


Rs
TCR= x 100 %
n

Dimana :

TCR = Tingkat Capaian Responden

Rs = Ratar-rata skor jawaban responden

n = nilai skor maksimum

nilai persentase di asumsikan kedalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rentang Skala TCR

No. Rentang Skala Keterangan

1 81% - 100% Sangat Baik

2 61% - 80% Baik

3 41% - 60% Cukup Baik

4 21% - 40% Kurang Baik

5 0% - 20% Tidak Baik

Sumber: Ridwan (2011)

3.7.3 Analisis Refresi Binary Logistik


Menurut Santoso (2010), analisis regresi binary logistic adalah metode

mengembangkan sebuah model (persamaan) yang menjelaskan hubungan antara dua

variabel. Model analisis regresi binary logistic ini menjelaskan pengaruh antara

variabel bebas dan variabel terikat, variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas

produk, fitur, dan desain sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah

keputusan pembelian. Keputusa pembelian dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan ukuran (membeli = 1 dan tidak membeli = 0), sehingga dalam

penelitian ini menggunakan persamaan Santoso (2010) sebagai berikut:

Y = a + β1 X1+β2 X2 + β3 X3+e

p
Y = log P =
1− p

Keterangan :

Y : Keputusan Pembeli (berapa unit)


A : Konstanta
X1 : Kualitas Produk
X2 : Fitur
X3 : Desain
β1 : Koefisien Regresi Kualitas Produk
β2 : Koefisien Regresi Fitur
β3 : Koefisien Regresi Desain
P : Peluang dari peristiwa yang terjadi
1–p : Peluang dari peristiwa yang tidak terjadi
e : eror

Variabel binary adalah data jenis nominal dengan dua kategori saja, seperti 1

= membeli, 0 = tidak membeli. Sedangkan untuk mengukur X digunakan skala likert.


Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

kelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Ridwan, 2011). Skala likert adalah

suatu skala yang jawaannya bertingkat.

Untuk memudahkan penelitian, peneliti membagi kategori penelitian diatas

menjadi:

a. Skala biner 1, untuk nilai 5 dan 4

b. Skala biner 0, untuk nilai 3, 2, dan 1

Dimana skala biner diats akan menjadi dasar untuk pengolahan hasil

kuesioner ynag telah disebarkan pada seluruh konsumen yang berbelanja dan

menggunakan jasa Toko Bonita Living Padang Luar.

a. Uji Model Ketapan Regresi

Untuk uji ketetapan model regresi binery logistic dengan nilai Chi Square

dengan Uji Hosmer dan Lemeshow yang diproses dengan program SPSS. Untuk

melihat keputusan penerimaan hipotesis harus berdasarkan pertimbangan sebagai

berikut:

1. H0 : Tidak ada perbedaan signifikan antara klasifikasi yang diprediksi dan

yang diamati.

2. H1 : ada perbedaan signifikan antara klarifikasi yang diprediksi dan yang

diamati, dasar keputusan adalah sebagai berikut:

Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima


Jika probabilitas < 0,05, maka Ho di tolak

b. Uji Wald

Uji Wald digunakan untuk menguji parameter β1 secara parsial, Hosmer dan

Lameshow (2000). Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : β1 = 0

H 1 : β1 = 0

Formula untuk statistic wald :

β1
W=
SE(β 1)

Secara teori statisti W ini mengikuti sebaran normal baku jika Ho besar.

Kriteria kepuasan adalah Ho ditolah jika W di tolah > Za/2. Goodness of fit adalah

suatu alat statistic yang digunakan untuk pengujian perbaikan atau kecocokan model

yang dipostulatkan (asumsi) dibandingkan dengan data yang diamati. Pengepasan

dikatakan baik jika ada kesesuaian antara model dengan data yang diamati. Metode

Pearson, Deviance dan Hosmer-Lemeshow, dengan hipotesis uji:

Ho : Model yang diasumsikan layak

H1 : Model yang diasumsikan tidak layak

c. Uji G
Sebagaimana halnya regresi linear dengan metode OLS dalam pengujian

model logistic juga dapat dilakukan pengujian secara keseluruhan yaitu uji G,

Statistic G menyebar menurut sebaran Chi Square ( x 2).

n−2
G 0= √
√¿ ¿ ¿

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Tahun

Uji G menunjukkan bahwa model logistic secara keseluruhan dapat

menjelaskan atau memprediksi variabel independen tahap variabel dependen uji

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Variabel-variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi

variabel dependen.

H1 : Variabel-variabel secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel

dependen.

d. Uji Exp ( B )

Uji ekspetasi ( B ) digunakan untuk seberapa baik kesesuaian diantara frekuensi

harapan yang didasarkan pada yang akan dihipotesiskan untuk juga menguji

signifikan asosiasi dua kelompok pada data dua kategori tersebut.


Rumus: :

x 2= ∑ ¿ ¿ ¿

Keterangan:

X2 = Nilai frekuensi acak yang distribusi sampel di dekati oleh distribusi


dekspetasi dengan derajat kebebasan.

0 = Frekuensi hasil observasi.

E = Frekuensi yang diharapkan.

Nilai E = ( Jumlah sebaris x jumlah sekolom ) / jumlah data.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar Umur Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Toko Bonita Living Padang Luar Kab. Agam

Toko Bonita Living yang didirikan sejak tahun 2013 oleh BapakJefri

Ramadhan, telah membangun reputasinya dengan mendesain interior dengan penuh

kreasi dan pertimbangan dengan interior yang beragam dan ekslusif. Memproyeksi

ruang, makna, proses, ide dan sikap. Desain sebagai makna konseptual ekspresi dan

interaksi.

Lingkup layanan jasadari Toko Bonita Living berfokus pada Desain Interior

seperti gorden, wallpaper, kitchen set dan vinyl. TokoBonita Living tergolong pada

desain interior kelas premium yang bergaya klasik maupun minimalis. Lingkup

pelayanan Toko Bonita Living mencakup area sumatera barat, sumatera utara,

hingga ke pulau jawa. Tim Toko Bonita Living telah berpengalaman lebih dari 6

tahun yang berawal dari kedai kecil sekarang sudah menjadi perusahaan menengah
di bidang interior dengan beranggotakan 7 orang dengan mengupgrade diri dalam

rangka meningkatkan kualitas layanan bagi klien.

Dari sisi desain Toko Bonita Livingsenantiasa mendengarkan keinginan

pelanggan kami secara menyeluruh, apakah pelanggan menginginkan desain

minimalis, modern, elegan, klasik, kontemporer, atau bahkan dengan fitur futuristik.

Dengan mendengar input Toko Bonita Living juga menganalisa dan memberikan

masukan yang terbaik diberbagai hal semata-mata demi kepuasan klien. Toko

Bonita Living telah dipercaya banyak individual dan juga perusahaan besar untuk

menangani berbagai macam keinginan pelanggan sesuai dengan apa yang kami

sediakan terkait desain interior.

Toko Bonita Living selalu menerima masukan dan keinginan pelanggan akan

ruangan yang akan didesain. Akan tetapi tidak lupa pula kami selalu

mempertimbangkan harmonisasi waena, tata letak, tata ruang, pemilihan forniture,

pencahayaan dan juga tipe ruangan. Bagian-bagian dalam sebuah ruangan seperti

wallpaper dan gorden selalu kami pikirkan kebutuhan desainnya secara detail.

Semua itu semata-mata hanya agar dalam proses desain kami dapat mewujudkan

keinginan pelanggan akan sebuah ruangan yang nyaman sesuai dengan fungsinya

masing-masing.

Dua hal yang senantiasa dikedepankan oleh Toko Bonita Living dalam

menjalankan bidang usaha desain interior ini adalah fungsi dan estetika.

Mengedepankan fungsi berarti memperhatikan secara detail kebutuhan ruang sesuai

dengan peruntukannya dan juga memastikan ruangan sudah mengakomodir setiap


kebutuhan dari pemilik.

Dalam setiap pengerjaan, Toko Bonita Living senantiasa menjaga performa

dan memastikan kepuasan pelanggan adalah segalanya. Dengan keinginan yang

besar untuk maju dan berkembang setiap saat, Toko Bonita Living berkomitmen

untuk memberikan layanan terbaik kepada setiap pelanggan dalam mewujudkan

interior impian dan memanfaatkan setiap ruangan yang ada menjadi bernilai.

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan

Toko Bonita Living Padang Luar Kab. Agam mempunyai visi dan misi untuk

mencapai tujuan usahanya.

Visi:

Menjadikan Toko Bonita Living sebagai perusahaan jasa Desain Interior terbaik,

maju dan bisa dipercaya serta selalu menjadi pilihan Konsumen melalui keunggulan

kami dalam kualitas produk dan pelayanan terbaik pada konsumen.

Misi:

a. Kepuasan konsumen adalah tujuan utama.

b. Memberikan produk berkualitas sesuai dengan harga kepada konsumen.

c. Selalu memberikan solusi segala permasalahan konsumen pada bidang jasa

desain interior yang bermutu dan berkualitas tinggi.

Tujuan:

a. Meningkatkan pertumbuhan bisinis dalam jangka panjang.


b. Menjamin kepuasan pelanggan melali peningkatan kualitas dan pelayanan

secara terus menerus.

c. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang profesional dan

berkomitmen dengan melakukan pelatihan.

d. Penyempurnaan komunikasi dalam perusahaan baik vertikal maupun

horizintal

4.1.3 Struktur Organisasi

Untuk dapat menjamin kelancaran kerja suatu persahaan diperlukan adanya

pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas. Pembagian ini

diperoleh melalui struktur organisasi yang baik dalam perusahaan, sehingga

kesimpang siuran dalam melaksanakan pekerjaan, tanggung jawab serta wewenang

dari masing-masing bagian dapat diatasi.

Struktur orrganisasi dibuat agar nampak jelas hubungan antara bagian dalam

suatu organisasi baik berfungsi maupun kedudukannya, hal ini bertujuan agar setiap

bagian dapat bekerja sebaik mungkin sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-

masing. Membentuk organisasi suatu perusahaan harus disesuaikan dengan kondisi

dan kebutuhan kondisi dan kebutuhan dari perusahaan tersebut. Sebab, hal tersebut

sangat berpengaruh bagi perusahaan guna mencapai tujuan yang di inginkan.

Selain itu, struktur organisasi juga dapat berjalan sebagaimana mestinya

apabila ada pembagian tugas, posisi atau kedudukan dari masing-masing unit kerja

serta pelaksanaan program kerja yang menjadi tugasnya dalam setiap unit kerja.
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan juga memiliki peranan yang penting

dalam menjalankan setiap aktifitas-aktifitas sehari-hari agar tujuan perusahaan yang

telah direncanakan dapat berjalan dengan baik.

Struktur organisasi pada Toko Bonita Living Padang Luar Kab. Agam dapat

dilihat pada gamber berikut:

n
k
a
t
l
u
s
o
A
K
P
p
m
i
r
e
j
i
s
a
K
r
n
a
g
s
i
p
e
D
L

Gambar 2.3
Struktur Organisasi Toko Bonita Living Padang Luar Kab. Agam
Sumber: Toko Bonita Living Padang Luar Kab. Agam
Keterangan:

Masing masing karyawan mempunyai tanggung jawab yang berbeda, tetapi

tugasnya bisa saling menggantikan, dan karyawan dituntut mampu mengerjakan

semua jenis pekerjaan yang ada ditoko kecuali tugas pemasangan interior.
A. Tanggung Jawab Pimpinan

Tanggung jawab pimpinan sebagi berikut:

1. Bertanggung jawab kepada pemilik/pimpinan/pengurus.

2. Bertanggung jawab terhadap kelancaran toko (dalam segala aspek).

3. Bertanggung jawab terhadap produk yang disedikan (dalam ssegala

aspek).

4. Bertanggung jawab atas kelengkapan produk .

5. Bertanggung jawab atas harga, kualitas, kuantitas kontinuitas produk dan

waktu.

6. Bertanggung jawab terhadap hasil penjualan dan keuntungan toko

B. Tugas Pimpinan Toko Bonita Living

Tugas pimpinan toko sebagai berikut:

1. Kontrol waktu membuka dan menutup toko.

2. Kontrol desain dan produk yang dijual.

3. Kontrol karyawan toko.

4. Kontrol kebersihan toko, pajangan gorden, pajangan set kelambu dan

kitchen set.

5. Kontrol kebersihan gudang, produk dan pengaturannya.

6. Kontrol display barang.

7. Kontrol kasir, pembukuan, mesin registrasi (nota jual).

8. Kontrol penerimaan barang (nota, ongkos, harga beli).

9. Kontrol faktur untuk menentukan harga jual produk.


10. Kontrol target pasar.

11. Kontrol kuantitas dan kualitas.

12. Kontrol order mingguan dan bulanan.

13. Omzet, setoran kasir, laporan penyetoran.

14. Kontrol nota kontan dan nota kredit pelanggan.

15. Kontrol suplier.

16. Kontrol tata tertib, sopan santun dan tata krama.

17. Kontrol keamanan penyimpanan sementara uang kas.

C. Akuntansi

Tugas akuntansi sebagai berikut:

1. Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi bagi pimpinan.

2. Akuntansi sebagai data untuk melakukan perencanaan keuangan.

3. Informasi akuntansi mencerminkan posisi keuangan suatu toko.

4. Dasar untuk pengambilan berbagi keputusan keuangan dan non keuangan

suatu toko.

5. Mengelola keuangan yang menghasilkan laporan keuangan.

6. Membuat anggaran dan biaya.

D. Pramuniaga

Tugas Pramuniaga adalah memberikan pelayanan yang ramah

terhadap pelanggan toko dan memberi tahu apa saja terkait referensi

wallpaper, kelambu, gorden dan kitchen set yang disediakan di toko sebelum

pelanggan di arahkan ke konsultan desain.


E. Tugas Konsultan Desain

Tugas konsultan desain sebagai berikut:

1. Memberikan masukan dan saran mengenai penentuan tata letak dan tata

ruang pada ruangan yang pelanggan miliki.

2. Mendiskusikan segala kemungkinan-kemungkinan dan juga

mempertimbangkan masukan dari pelanggan tentang keinginan mereka.

3. Mempelajari ruangan yang dipercayakan

4. Mendengarkan keinginan pelanggan baik itu referensi warna, motif dan

fornitur dan lain lain.

5. Menentukan material-material yang cocok untuk setiap ruangan

F. Kasir

Tugas kasir sebagai berikut:

1. Berkepribadian baik.

2. Murah senyum dan ramah kepada pelanggan.

3. Teliti, jujur dan bertanggung jawab.

4. Harus mengerti produk dan mengetahui kode barang.

5. Disiplin dan selalu bekerja sama dengan sesama karyawan.

G. Kebersihan

Kebersihan sebagai berikut:

1. Kebersihan karyawan
2. Kebersihan barang dagangan

3. Kebersihan toko

4. Kebersihan WC

4.2 Profil Responden

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untukmelihat sejauh

mana pengaruh kualitas produk, fitur dan desain terhadap keputusan pembelian

konsumen, untuk mengimplementasikan hal tersebut maka dilakukan penyebaran

kuesioner kepada responden. Dalam pelaksanaan penelitian ini yang ditetapkan

sebagai responden yaitu konsumen yang berbelanja di Toko Bonita Living Padang

Luar sebanyak 60 orang responden, semua kuesioner telah dikembalikan dan

semuanya dapat diolah lebih lanjut.

4.2.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin dapat mempengaruhi terhadap perasaan dan kesenangan diri

individu atas suatu hal. Hal ini selanjutnya akan berpengaruh terhadap sikap mereka

atas suatu produk Pada tabel berikut ini menunjukkan pengelompokan responden

berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase

Pria 33 55 %

Wanita 27 45%

Total 60 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2020
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden pria lebih banyak dibanding

wanita yaitu 33 orang (55%) pria dan 27 orang (45%) wanita. Nampaknya ada

perbedaan proporsi responden berdasarkan jenis kelamin. Hal ini dapat

dikarenakan aktivitas prialebih banyak dibandingkan wanita.

4.2.2 Profil Responden Berdasarkan Usia

Umur seringkali memiliki keterkaitan dengan perilaku konsumen misalnya

sebagai penentu atas tindakan dalam menentukan suatu pembelian atau penggunaan

suatu produk tertentu yang sesuai dengan kebutuhannya. Tabulasi umur responden

dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.2
Usia Responden

Usia Jumlah (Orang) Persentase

17-26 tahun 10 15%

27-36 tahun 15 24%

37-46 tahun 25 46%

>47 tahun 10 15 %

Total 60 100%

Sumber: data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa untuk umur responden yang

terbanyak adalah yang berumur antara 37 – 46 tahun sebanyak 25 (46%), diikuti


dengan usia responden yang memiliki usia 27 - 36 tahun sebanyak 15 orang (24%).

Proporsi demikian menunjukkan adanya distribusi umur yang mencolok pada kisaran

umur 30-an atau usia dewasa. Hal ini dikarenakan keinginan berbisnis seseorang

pada usia dewasa lebih banyak, dibandingkan seseorang yang masih usia muda dan

sudah berumur tua dalam memanfaatkan menjalankan suatu bisnis.

4.2.3 ProfilResponden Berdasarkan Pekerjaan

Tingkat Pekerjaan seringkali memiliki keterkaitan dengan perilaku konsumen

misalnya sebagai penentu atas tindakan dalam menentukan suatu pembelian atau

penggunaan suatu produk tertentu yang sesuai dengan kebutuhannya. Tabulasi tingkat

pendidikan responden dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.3
Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase

Pegawai negri 20 33%

Swasta 25 42%

Rumah tangga 15 25%

Pelajar/mahasiwa - -

Total 60 100%

Sumber: data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa untuk pekerjaan

responden yang terbanyak adalah Swasta yaitu berjumlah 25 orang (42 %) dan
pegawai negri sebanyak 20 orang (33 %). Dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar dominasi oleh responden Swasta yakni 25 orang atau 42 %.

4.3 Temuan Empiris

4.3.1 Hasil Uji Instrumen

Sebelum melakukan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis terlebih dahulu

dilakukan pengujian instrument, yang digunakan untuk mendapatkan data yang sahih

(valid) dan handal (reliabel) secara empiris.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu derajat ketetapan instrumen (alat ukur), maksudnya

apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan

diukur (Arifin,2012). Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur

berhubungan dengan suatu pengujian item-item dalam kuisioner yang akan

digunakan. Dalam penelitian ini akan digunakan analisis korelasi yaitu dengan

menghitung korelasi antara nilai keseluruhan yang diperoleh dari setiap butir

pertanyaan dengan nilai keseluruhan atau skor totalnya. Skor total adalah skor yang

diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item pernyataan. Apabila skor totalnya

lebih besar dari 0,361 maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut

mempunyai validitas. Jika koefisien korelasi item pertanyaan lebih kecil dari 0,361

maka di katakan tidak valid, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada :

Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas
Variabel/Indikator Item Korelasi R Tabel Status
1 2 3 4 5
Kualitas produk 1 1 0,375 0,361 Valid
Kualitas produk 2 2 0,536 0,361 Valid
Kualitas produk 3 3 0,637 0,361 Valid
Kualitas produk 4 4 0,413 0,361 Valid
Kualitas produk 5 5 0,412 0,361 Valid
Fitur 1 6 0,534 0,361 Valid
Fitur 2 7 0,457 0,361 Valid
Fitur 3 8 0,700 0,361 Valid
Fitur 4 9 0,586 0,361 Valid
Desain 1 10 0,604 0,361 Valid
Desain 2 11 0,495 0,361 Valid
Desain 3 12 0,419 0,361 Valid
Desain 4 13 0,434 0,361 Valid
Desain 5 14 0,737 0,361 Valid
Desain 6 15 0,604 0,361 Valid
Desain 7 16 0,713 0,361 Valid
Keputusan pembelian 1 17 0,718 0,361 Valid
Keputusan pembelian 2 18 0,377 0,361 Valid
Keputusan pembelian 3 19 0,511 0,361 Valid
Keputusan pembelian 4 20 0,450 0,361 Valid
Keputusan pembelian 5 21 0,761 0,361 Valid
Keputusan pembelian 6 22 0,403 0,361 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan data Primer Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, pengujian validitas dimulai dari uji validitas

variabel independen dan dependen dari 20 butir pernyataan yang ada, ditemukan

semua item Pernyataan valid. Dari hasil uji validitas diperoleh semua nilai korelasi

masing-masing lebih besar dari nilai korelasi kritis atau 0.361. Dengan demikian

semua item Pernyataan variabel independen dapat digunakan untuk pengujian lebih

lanjut.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan,

relibilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya


sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel

jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada

waktu yang berbeda (Arifin,2012). Uji ini hanya dapat dilakukan pada pertanyaan-

pertanyaan yang valid saja. Untuk menguji tingkat reabilitas dalam penelitian ini

digunakan metode statistik dengan rumus alpha cronbach, menurut Arikunto (2002).

Hasil analisis reliabilitas terhadap masing-masing instrumen penelitian

diketahui bahwa nilai Koefisien Alpha Cronbach dari masing-masing variabel dapat

dilihat pada :

Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Cronbach's Alpha N of Items Variabel Status
0,636 6 X1  Reliabel
0,698 5 X2  Reliabel
0,724 8 X3  Reliabel
0,708 7 Y Reliabel 
Sumber : Hasil Pengolahan data Primer Tahun 2020

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwasanya hasil pengolahan data

untuk uji reliabilitas variabel penelitian semua variabel memiliki angka alpha

cronbach lebih besar dari 0,361 Hal ini menandakan bahwa semua variabel penelitian

memiliki kuesioner yang handal atau reliabel.

4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel

Deskripsi data hasil penelitian akan diuraikan berdasarkan variabel-variabel

.yang dipilih dalam penelitian ini yang terdiri dari variabel Y yakni keputusan

pembelian dan variabel X yang terdiri dari variabel X1 (kualitas produk), variabel X2

(fitur), variabel X3 (desain).


a. Kualitas Produk (X1)

Untuk menilai atau mengukur variabel Kualitas produk maka digunakan 5

item pernyataan. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang telah ditabulasikan,

maka dapat dibuat skor yang menunjukkan penilaian responden terhadap masing

masing item pernyataan yang diajukan didalam kuesioner penelitian.Deskripsi data

tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Data Variabel Kualitas Produk
No Item Pernyataan Rerata TCR Ket
Kualitas produk yang ditawarkan Toko
1 Bonita Living sesuai dengan ketahanan 4,22 84,4 Sangat baik
produk dalam pemakaian.
Kualitas produk yang ditawarkan Toko
2 Bonita Living memiliki bentuk dan 4,05 81 Sangat baik
motif yang beragam.
Kualitas produk yang diberikan Toko
3 Bonita Living sesuai dengan 3,98 79,6 Baik
keunggulan produk.
Kualitas produk yang ditawarkan Toko
4 Bonita Living sesuai dengan harapan 4,23 84,6 Sangat baik
dan kebutuhan konsumen
Kualitas produk yang ditawarkan Toko
5 Bonita Living sesuai dengan 4,20 84 Sangat baik
penanganan keluhan yang memuaskan.
Total 20,68 413,6
Rata-rata variable 4,14 82,72 Sangat baik
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2020

Dari tabel diatas, dapat diperoleh informasi bahwa skor rata-rata variabel

kualitas produk yang ditawarkan oleh Toko Bonita Living sebesar dengan tingkat

capaian responden 82,72. Hal ini berarti kualitas produk yang ditawarkan oleh Toko
Bonita Living adalah sangat baik, namun demikian ini masih harus ditingkatkan agar

pelanggan lebih menyukai produk-produk yang ditawarkan oleh TokoBonita Living.

Rata-rata skor tertinggi dalam kualitas produk pada Toko Bonita Living adalah

sebesar4,23terdapat pada item no.4 yaitu “Kualitas produk yang ditawarkan Toko

Bonita Living sesuai dengan harapan dan kebutuhan konsumen” dengan total capaian

responden 84,6%. Sedangkan skor terendah sebesar 3,98 terdapat pada item no. 3

yaitu “Kualitas produk yang diberikan Toko Bonita Living sesuai dengan keunggulan

produk.” dengan total capaian responden sama-sama sebesar 79,6%. Dari hasil

tersebut dapat diartiakan bahwasanya kualitas produk Toko Bonita Living sudah

dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

b. Fitur (X2)

Untuk menilai atau mengukur variabel harga maka digunakan 4 item

pernyataan. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang telah ditabulasikan, maka

dapat dibuat skor yang menunjukkan penilaian responden terhadap masing masing

item pernyataan yang diajukan didalam kuesioner penelitian. Deskripsi data tersebut

disajikan dalam bentuk tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Data Variabel fitur
No. Item pernyataan Rerata TCR Ket
1 Fitur yang disajikan Toko 4,20 84 Sangat baik
Bonita Living beragam seperti
set kamar pengantin berupa
kasur lemari dan kelambu.
Toko Bonita Living
menggunakan ukiran jepara
2 4,15 83 Sangat baik
pada box gorden nya sehingga
terlihat mewah
Pada wallpaper nya
menggunakan bahan berkualitas
3 4,17 83,4 Sangat baik
bagus dan motif-motif yang
cantik serta motif 3 dimensi
Toko Bonita Living memberikan
kemudahan dalam penggunaan
4 seperti mudah dirapikan serta 4,13 82,6 Sangat baik
proses pengerjaan/pemasangan
kurang lebih 2 minggu
Total 16,65 333
Rata-rata variable 4,16 83,25 Sangat baik
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2020

Dari tabel diatas, dapat diperoleh informasi bahwa skor rata-rata variabel

harga pada Toko Bonita Living sebesar4,16 dengan tingkat capaian responden 83,25

%. Hal ini berarti harga pada toko Bonita Living adalahsangat baik.

Rata-rata skor tertinggi dalam variabel harga sebesar 4,20 yang terdapat pada

item no. 1 yaitu “Fitur yang disajikan Toko Bonita Living beragam seperti set kamar

pengantin berupa kasur lemari dan kelambu.” dengan total capaian responden 84%

Sedangkan skor terendah sebesar 4,13 terdapat pada item no.4 yaitu “Toko Bonita

Living memberikan kemudahan dalam penggunaan seperti mudah dirapikan serta

proses pengerjaan/pemasangan kurang lebih 2 minggu” dengan total capaian

responden 82,6%.Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwasanya harga di toko Bonita

Living sudah dapatmemenuhi standart fitur yang dapat membuat pelanggan puas.

c. Desain (X3)
Untuk menilai atau mengukur variabel tempat maka digunakan 4 item

pernyataan. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang telah ditabulasikan, maka

dapat dibuat skor yang menunjukkan penilaian responden terhadap masing masing

item pernyataan yang diajukan didalam kuesioner penelitian. Deskripsi data tersebut

disajikan dalam bentuk tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Data Variabel Desain
No
Item Pernyataan Rerata TCR Ket
.
Toko Bonita Living memiliki
karakteristik dan daya tarik karna
1 4,20 84 Sangat baik
didalam toko dipasang gorden sebagai
referensi produk.
Toko Bonita Living memberikan produk-
produk yang terbaik kepada konsumen
2 4,18 83,6 Sangat baik
yang memebeli produknya sesuai
tingkatan-tingkatan harganya.
Toko Bonita Living memberikan
kesesuaian desain dengan apa yang di 4,13 82,6 Sangat baik
3
inginkan konsumen.
Produk dari Toko Bonita Living memilki
4 4,00 80 Sangat baik
ketahanan lebih dari 5 tahun.
Toko Bonita Living memastikan selalu
5 mengecek kembali setelah pemasangan 4,17 83,4 Sangat baik
produk pada konsumen.
Toko Bonita Living memberikan garansi
6 1 tahun pada produk yang disajikan pada 4,20 84 Sangat baik
konsumen.
7 Desain produk di Toko Bonita Living 4,20 84 Sangat baik
tidak kuno karna selalu berevolusi seiring
berkembangnya mode atau tren masa
kini.
Total 29,08 581,6
Rata-rata variable 4,15 83,08 Sangat baik
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2020

Dari tabel diatas, dapat diperoleh informasi bahwa skor rata-rata variabel

tempat pada Toko Bonita Living sebesar 4,15 dengan tingkat capaian responden

83,08 %. Hal ini berarti desain Sangat baik, namun masih harus dilengkapi

fasilitasnya dan ditingkatkan lagi guna menambah dan menarik pelanggan yang lebih

banyak.

Rata-rata skor tertinggi pada variabel desain pada Toko Bonita Living yaitu

4,20 terdapat pada item no.1,6 dan 7 yaitu dengan total capaian responden 84%.

Sedangkan skor terendah yaitu 4,00 terdapat pada item no. 4 yaitu dengan total

capaian responden 80%.Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa variabel desain

sudah cukup menarik, namun masih harus di kembangkan terus.

d. Keputusan Pembelian (Y)

Untuk menilai atau mengukur variabel keputusan pembelian maka digunakan

6 item pernyataan. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang telah ditabulasikan,

maka dapat dibuat skor yang menunjukkan penilaian responden terhadap masing

masing item pernyataan yang diajukan didalam kuesioner penelitian. Deskripsi data

tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Data Variabel keputusan pembelian

No Item Pencpaian Rerata TCR Ket


1 Jika Saya ingin mendekorasi rumah maka 4,20 84 Sangat baik
saya pergi ke Toko Bonita Living
Saya mencari informasi yang selengkapnya
2 tentang beberapa merek di Toko Bonita 3,97 79,4 Baik
Living
3 Saya yakin dengan pelayanan yang 4,10 82 Sangat baik
diberikan oleh Toko Bonita Living
4 4,33 86,6 Sangat baik
Saya bebelanja di Toko Bonita Living
Saya akan memberikan Informasi atau
merekomendasikan ke kerabat dan teman
5 4,17 83,4 Sangat baik
tentang kemudahan berbelanja di Toko
Bonita Living
Saya belanja di Toko Bonita Living karena
6 4,15 83 Sangat baik
jumlah belanja sesuai dengan harga produk
Total 24,92 498,4
Rata-rata 4,15 83,06 Sangat baik
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2020
Dari tabel diatas, dapat diperoleh informasi bahwa skor rata-rata variabel

keputusan pembelian pada Toko Boinita Living sebesar 4,15 dengan tingkat capaian

responden sebesar 83,06%. Hal ini berarti keputusan pembelianpada Toko Bonita

Living sangat baik dan optimal sehingga untuk kedepannya Toko Bonita Living

masih harus ditingkatkan guna terwujudnya kepuasan pelanggan yang lebih baik

untuk pencapaian tujuan perusahaan masa yang akan datang.

Rata-rata skor tertinggi dalam keputusan pembelianpada Bonita Living

sebesar 4,33 yang terdapat pada item no. 4 yaitu dengan total capaian responden

86,6%. Sedangkan rata-rata skor terendah terdapat pada item no.2 yaitu dengan total

capaian responden 79,4%. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwasannya Toko

Bonita Living harus lebih meningkatkan kualitas produk, fitur yang menarik, dan

desain yang beragam agar lebih maju dan berkembang dimasa yang akan datang.

4.3.3 Analisis Binary Logistik


1. Uji Model Regresi Logistik

Uji ketetapan model regresi berdasarkan Hosmer and Lemeshow Test

disajikan pada tabel 4.11 dibawah ini :

Tabel 4.11

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 9.122 3 .028

Sumber : hasil Pengolahan data Primer Tahun2020

Dari tabel diatas,uji ketetapan model regresi binary logistik dengan uji

Hosmer dan Lemeshow Test menunjukkan bahwa nilai Chi-Square sebesar 9,122

dengan signifikan 0,028.Angka tersebut lebih besar dari angka yang ditetapkan yaitu

0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti model regresi binary logistkik yang

diteliti fit dengan data sehingga layak untuk dipakai untuk analisis selanjutnya.

2. Model Regresi Logistik

Regresi logistic digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

secara parsial terhadap variabel dependen selain itu juga untuk melhat independen

yang dominan dalam mempengaruhi variabel dependen. Dari hasil pengolahan data
yang diperoleh dengan model regresi logistik sesuia dengan tampilan variables in the

equation, seperti pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12
Koefisien Regresi Binary Logistic

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a x1 .715 .894 1.639 1 .016 2.043

x2 1.703 1.163 4.086 1 .043 5.491

x3 2.340 .899 6.785 1 .009 10.385

Constant 1.429 1.425 8.532 1 .003 .240

a. Variable(s) entered on step 1: x1, x2, x3.

Sumber: Data primer diolah 2020

Regresi Logistic dapat disubstansikan kedalam persamaan sebagai berikut :

Y= 1,429+0,715X1+1,703X2+2,340X3
Penjelasan dari persamaan diatas yaitu bahwa nilai konstanta sebesar 1,429

menjelaskan bahwa apabila kualitas produk, fitur dan desain nol maka keputusan

pembelian adalah menurun sebesar 1,425 dengan asumsi tidak ada variabel lain.

Variabel bauran pemasaran yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

produk adalah variabel kualitas produk, fitur dan desain. Hal ini menunjukkan dengan

angka sig kecil dari 0,05 (5%).

Persamaan diatas dapat diinterpretasikan setiap peningkatan variabel kualitas

produk sebesar satu-satuan, membuat kecendrungan konsumen untuk memutuskan

pembelian0,715 kali, setiap peningkatan variabelfitur sebesar satu-satuan, membuat

kecendrungan konsumen untuk memutuskan pembelian1,703 kali, setiap peningkatan

variabel desain sebesar satu-satuan, membuat kecenderungan konsumen untuk

keputusan pembelian2,340 kali. Sehingga semakin tinggi kualitas produk, fitur dan

desain yang diberikan oleh toko Bonita Living maka semakin tinggi tingkat

keputusan pembelian.

3. Uji Wald

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.12 diatas dapat diuraikan hasil

pengujian hipotesa sebagai berikut :

a. Hipotesa pertama dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang

signifikan antara variable kualitas produk dengan keputusan pembalian pada

produk yang ditawarkan oleh TokoBonita Living. Hasil pengolahan data

dengan uji wald diketahui bahwa nilai uji wald pada variable kualitas produk
adalah sebesar 1,639 mendapatkan hasil signifikan sebesar 0,16, sehingga

dapat diketahui nilai signifikan tersebut kecil dari tingkat signifikan yang

digunakan yaitu sebesar 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari variabel kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada

Toko Bonita Living.

b. Hipotesa kedua dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara variabel fitur dengan keputusan pembelian pada kualitas

produk yang ditawarkan oleh Toko Bonita Living. Hasil pengolahan data

dengan uji wald diketahui bahwa nilai uji wald pada variabel fitur adalah

sebesar 4,086 mendapatkan hasil signifikan sebesar 0,043, sehingga hasilnya

diketahui nilai signifikan tersebut kecil dari tingkat signifikan yang digunakan

yaitu sebesar 0,05.Hal iniberarti terdapat pengaruh positif dan signifikan dari

variabel fitur terhadap keputusan pembelian pada toko Bonita Living .

c. Hipotesa ketiga dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara variabel desain dengan keputusan pembelian pada

TokoBonita Living. Hasil pengolahan data dengan uji wald diketahui bahwa

nilai uji wald pada variabel desain adalah sebesar 6,785 mendapatkan hasil

signifikan sebesar 0,009 sehingga dapat diketahui nilai signifikan tersebut

kecil dari tingkat signifikan yang digunakan yaitu sebesar 0,05. Hal ini berarti

terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel desain terhadap

keputusan pembelian pada Toko Bonita Living.

4. Uji G
Hasil uji G digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi yang diberikan

variabel independen terhadap variabel dependen pada penelitian ini, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.13
Hasil Uji G

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 11.120 3 .011

Block 11.120 3 .011

Model 11.120 3 .011

Sumber : Hasil
Pengolahan data Primer Tahun 2020
Dari tabel 4.13 diatas diperoleh nilai Chi-Square sebesar 11.120 dengan

signifikansi 0,011. Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai signifikan kecil dari angka

yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi dapat diartikan bahwa Kualitas Produk (X1), Fitur

(X2) dan Desain (X3) secara simultan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian pada Toko Bonita Living.

5. Uji Ekspektasi B

Uji ini dilakukan untuk mengetahui dari ketiga variabel yang penulis teliti,

variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen

pada toko Bonita Living Padang Luar. Dari nilai ekspektasi B di atas menunjukan
bahwa variabel desain (X3) mempunyai pengaruh yang lebih besar yaitu dengan nilai

ekspektasi B=10.385 terhadap keputusan pembelian konsumen pada toko Bonita

Living Padang Luar dibandingkan variabel kualitas produk dan variabel fitur, nilai

yang diperoleh dari hasil uji ekspektasi B pada variabel kualitas produk sebesar 2.043

dan variabel fitur sebesar 5.491 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang

paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian pada toko Bonita Living Padang

Luar adalah variabel desain karena memiliki nilai ekspektasi B yang lebih besar

dibandingkan dengan variabel kualitas produk dan fitur.

6. PEMBAHASAN DAN HASIL TEMUAN

1. Pada Variabel Kualitas Produk

Diketahui bahwa dari rata-rata skor jawaban yang diperoleh berada

dalam kategori sangatbaik, hal ini berarti kustomer Toko Bonita Living

merasakan kualitas produk sudah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Namun dari beberapa pernyataan dari variabel kualitas produk jawaban terendah

responden yaitu “Kualitas produk yang diberikan Toko Bonita Living sesuai

dengan keunggulan produk.”, hal ini mungkin di sebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya kurangnya keunggulan dari produk yang ditawarkan oleh TokoBonita

Living. Untuk itu agar dapat menambahkan keunggulan-keunggulan dari produk

sehingga akan dapat menambah minat konsumen .

Pada uji regeresi binary logistik didapatkan temuan bahwa variabel

kualitas produk berpengaruh posistif dan signifikan terhadap keputusan


pembelian pada TokoBonita Living. Besarnya kontribusi indikator variabel

kualitasproduk terhadap keputusan pembelianditunjukkan dari besarnya nilai

expetasi B. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa variabel kualitas produk

memiliki nilai Exp (B) yaitu 2,043. Ini menunjukkan bahwa variabel kualitas

produkmemiliki kontribusi sangat baik dalam menciptakan keputusan

pembelianToko Bonita Living.

2. Pada Variabel Fitur

Pada variabel fitur, dapat dilihat dari rata-rata skor jawaban yang

diperoleh berada dalam kategori “sangat baik” dari hasil terssebut dapat dillihat

bahwa variabel fitur memiliki nilai Exp (B) yaitu 5.491. Jika dilihat dari

tanggapan responden “Fituryang disediakan Toko Bonita Living beragam”, hal ini

berarti fiturproduk pada Toko Bonita Living sudah sesuai dengan yang

diharapkan oleh pelanggan TokoBonita Living.

3. Pada Variabel Desain

Dari variabel yang ketiga ini yaitu desain dilihat rata-tara tanggapan

responden yang diperoleh adalah “ sangat baik” hal ini berarti responden merasa

pilihan desain pada Toko Bonita Living sudah banyak pilihan dan di harapkan.

Pada uji regeresi binary logistik didapatkan temuan bahwa variabel

desainberpengaruh posistif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada

Toko Bonita Living. Besarnya kontribusi indikator variable desain terhadap

keputusan pembelian ditunjukkan dari besarnya nilai expetasi B. Dari hasil


tersebut dapat dilihat bahwa variabel desain memiliki nilai Exp (B) lebih besar

dari variabel lainnya yaitu 10,385. Ini menunjukkan bahwa variabel desain

memiliki kontribusi paling besar dalam menciptakan keputusan pembelianToko

Bonita Living.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan masalah mengenai pengaruh kualitas produk,

fitur dan desain terhadap keputusan pembelian konsumen pada Toko Bonita Living

Padang Luar Kab. Agam dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. BerdasarkanhasilujiRegresi Binary Logistic, ditemukanbahwa Kualitas

Produk, Desain dan Fitur berpengaruhpositifdansignifikanterhadapkeputusan

pembelian pada Toko Bonita Living Padang Luar, Kab. Agam.

2. Fitur memilikikontribusi yang paling besar/dominanterhadapKeputusan

pembelianpadaToko Bonita Living Padang Luar Kab.Agam.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis menyarankan pada

Toko Bonita Living Padang Luar Kab. Agam sebagai berikut:

1. Toko Bonita Living Padang Luar Kab. Agam sebaiknya lebih

memperbaharui desain untuk kelambu pengantin agar tidak terlihat seperti

itu-itu saja

2. Toko Bonita Living Padang Luar Kab. Agam sebaiknya menyediakan fitur

seperti set ruang tamu modern atau klasik dan set kamar pengantin seperti

kasur dan meja rias.


3. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya meneliti variabel-variabel lain

yang juga mempengaruhi keputusan pembelian selain kualitas produk,

fitur dan desain.

DAFTAR PUSTAKA

_______. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

________. 2007. Statistika Penelitian. Bandung: CV ALFABETA


_______________. 2012. Manajemen Pemasaran. Jilid 8 Terjemahan Bob Sabran,
MBA Erlangga, Jakarta

________________. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1 dan 2.Edisi 12.


Jakarta: Erlangga.

Arikunto.2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta Raneka


Cipta.

Cannon, Joseph P., William D. Perreaul Jr. Dan Jerome McCartht.2008. Alih
BAHASA : Diana Angelica dan Ria Cahyani. Pemasaran Dasar-Dasar :
Pendekatan Manajerial Global. Buku 2. Edisi 16. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Cetakan Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ginting, Nembah F. Hartimbul. 2012. Manajemen Pemasaran. Cetakan 2. Yrama


Widya. Bandung.

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga

Kotler, Amstrong, Yudhi. 2008, “Kualiatas Produk, Merek dan Desain


Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha
Mio”, Jurnal EMBA. Vol. 1, No. 3, Juni

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller:2009 Marketing Manajement 1. Jakarta:


Erlangga

Nasir, Moechammad dan Muhammad Tata. “Analisis Atribut Produk Terhadap


Keputusan Pembelian Accsories Di Solo”. Proceeding Seminar Nasional
Dan
Call For Papers Sancall 2013. Surakarta, 23 Maret 2013. Hal. 394 – 401.
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Surakarta.

Ridwan. 2011. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Ririn Tri Ratna Sari, Mastuti H. Aksa. 2011. Teori dan Kasus Manajemen
Pemasaran Jasa. Edisi 1, Bogor: Ghalia Indonesia

Santoso. 2010. Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Jakarta. PT Elox


Koomputindo kelompok gramedia.

Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku konsumen. Edisi 7. Jakarta: Indeks


Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Perhitungan
Manual & SPSS. Edisi Pertama. Cetakan ke 1. Kencana Prenada Media
Group.
Jakarta.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keenambelas. Bandung: CV.


ALFABETA.

Suswardji, Edi, Sungkono dan Lutfi Alfajri. 2012. “Pengaruh Atribut Produk
Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki Satria Fu (Studi Kasus Pada
Dealer
Suzuki Sanggar Mas Jaya Karawang)”. Jurnal Manajemen. Vol. 10. No. 1.
Oktober 2012. Hal. 1055 – 1070. Universitas Singaperbangsa Karawang
(Unsika). Karawang.

Tjiptono, Fandy.2008, Strategi Bisnis Pemasaran. Penerbit Andi Yogyakarta

Umar, Husein 2013. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Kedua.
Cetakan Keduabelas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai