TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Disusun Oleh
NIM : 041401503125124
FAKULTAS EKONOMI
2018
PENGARUH BRAND IMAGE, STORE ATMOSPHERE DAN
TANGERANG SELATAN
SARJANA EKONOMI
Disusun Oleh
NIM : 041401503125124
FAKULTAS EKONOMI
2018
i
THE EFFECT OF BRAND IMAGE, STORE ATMOSPHERE AND
Thesis
BACHELOR OF ECONOMICS
Arranged By:
NIM : 041401503125124
FACULTY OF ECONOMICS
JAKARTA
2018
ii
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
atas rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat
SELATAN”. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Indonesia.
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat selesai. Selain itu penulis
1. Rektor Universitas Satya Negara Indonesia Ibu Dra. Merry L. Panjaitan, MM,
MBA
3. Ketua Jurusan Manajemen, Bapak GL. Hery Prasetya, SE, MM, yang
menyelesaikan skripsi.
iv
4. Bapak Agus Wahyono, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
5. Bapak G.L Hery Prasetya, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
7. Kepada Orang Tua, dan Adik yang senantiasa mendukung penulis baik secara
8. Kepada Sinta Sari Nur Oktavia, Try Andika, Putri Utami dan seluruh rekan-
10. Kepada Khrisna Bayu Dwitama, Shabrina Fajriani, Dyahdhana Sawara, Dicky
Norman, M. Arif Rifai, Yan Hermawan, Okky Lukman Saputra yang telah
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the effect of Brand image, Store
Atmosphere and Promotion on Starbucks Coffee outlet Bintaro Xchange South
Tangerang. Data collected using the roscoe formula with spread 100 respondents
customer Starbucks Coffee Bintaro Xchange South Tangerang. Methodology this
research is quantitative analysis performed with the associative analysis of
multiple linear regression. The results showed partially Brand Image is a positive
and significant effect against the purchase decisitions, Store Atmosphereis a
positive and significant effect against the purchase decisitions, Promotionis a
positive and significant effect againts the purchase decisitions. Simultaneous
brand image, store atmosphere and promotion together in the same positive and
significant effect of 58,4% and the remaining 41.6% influenced by other variables
that are not described in This research.
vii
DAFTAR ISI
viii
2.4 Definisi Store Atmosphere ......................................................................... 33
2.4.1 Faktor-Faktor Yang Menciptakan Store Atmosphere.................... 34
2.4.2 Strategi Dalam Merencanakan Store Atmosphere ......................... 35
2.4.3 Manfaat Perubahan Store Atmosphere .......................................... 36
2.4.4 Dimensi Store Atmosphere ............................................................ 36
2.4.5 Indikator Store Atmosphere........................................................... 37
2.5 Definisi Promosi ........................................................................................ 40
2.5.1 Tujuan Promosi ............................................................................. 41
2.5.2 Peranan Promosi ............................................................................ 41
2.5.3 Dimensi Promosi ........................................................................... 43
2.5.4 Indikator Promosi ......................................................................... 44
2.6 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 45
2.7 Hubungan Pengaruh Antar Variabel .......................................................... 46
2.8 Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................................................... 47
2.9 Hipotesis Penelitian.................................................................................... 49
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 72
4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner ...................................................................... 72
4.2 Profil Responden ........................................................................................ 72
4.2.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 73
4.2.2 Profil Responden Berdasarkan Usia ............................................. 74
4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................... 75
4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan ................. 76
4.3 Hasil Pengolahan Data .............................................................................. 77
4.3.1 Analisis Instrumen Penelitian........................................................ 77
4.3.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 83
4.3.3 Pengujian Hipotesis ....................................................................... 87
4.4 Pembahasan ................................................................................................ 92
4.4.1 Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian ............. 92
4.4.2 Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian ...... 93
4.4.3 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian ..................... 93
4.4.4 Pengaruh Brand Image, Store Atmosphere dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian .................................................... 94
x
DAFTAR TABEL
xi
4.18Output Koefisien Determinasi (R2) .......................................................... 91
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Masyarakat tidak hanya sekedar menikmati kopi dengan bersantai namun juga
masyarakat itu sendiri. Kebiasaan minum kopi di coffee shop telah menjadi
waktu cukup banyak untuk duduk dan minum kopi di kedai kopi dengan berbagai
tujuan seperti membina relasi keluarga, menjalin klien atau bahkan sebagai tempat
minum dan makan seperti halnya restoran, atau resto-cafe, hal ini tentu menjadi
Tidak harus menjadi penggemar berat kopi untuk bisa mengunjungi coffee
shop, walaupun menyeduh kopi dapat dilakukan sendiri di rumah, akan tetapi
duduk di coffee shop memang memberikan suasana berbeda. Selain dari variasi
menu, kebutuhan untuk bersosialisasi menjadi alasan yang kuat mengapa begitu
banyak orang menyukai tempat seperti ini. Maka tak heran, puluhan bahkan
1
Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi
ditargetkan sekitar 12 juta - 12,5 juta karung atau sekitar 720.000-750.000 ton.
Moelyono juga menyatakan bahwa kebutuhan kopi untuk kafe-kafe kopi terus
konsumsi kopi nasional. Di Indonesia pertumbuhan kedai kopi (coffee shop) kelas
Hasil survei yang dilakukan oleh AC Nielsen yang dicatat dalam Kontan
experience atau bisa disebut experiencer, jadi tidak hanya sebuah produk yang
kepuasan.
Serikat yang masuk ke Indonesia pada tahun 2002. Starbucks coffee merupakan
salah satu pioner produk coffee shop di industri bisnis kopi. Starbucks merupakan
kedai kopi premium yang hadir di Indonesia, dan menjadi bagian dari gaya hidup
2
saat ini sudah mencapai 250 outlet. Kehadiran Starbucks membuka persaingan
yang sengit diantara pemain bisnis kopi di Jakarta. Khususnya untuk Mall Bintaro
2 Excelso Coffee
5 Tator Coffee
7 Esquires Coffee
8 Kulliney Coffee
9 Filosofi Kopi
10 Kopi Manyar
11 Pigeonhole
12 Saudagar Kopi
Tabel 1.1
3
Persaingan inilah yang menyebabkan mengapa kedai seperti Starbucks
Coffee tidak hanya menyediakan kopi saja, akan tetapi juga menampilkan nilai
lebih yang lain yang di sajikan kepada konsumen, misalnya store atmosphere yang
potongan harga atau promosi untuk menarik minat konsumen untuk mengunjungi
dan membeli produk dari Starbucks Coffee, brand image, inovasi yang
Brand image adalah serangkaian asosiasi (persepsi) yang ada dalam benak
Strategi Brand Image yang dilakukan oleh Starbucks adalah menciptakan sebuah
logo visual yang sesuai dengan produk dan brand produk, yang bergambar putri
duyung berwarna hijau. Logo ini dapat membantu brand yang diciptakan agar
terkesan lebih mewah dan istimewa. Dengan logo juga menjadi identitas dari
bisnis, logo dapat membentuk sebuah komunikasi melalui tanda yang mudah
dimengerti dan diingat oleh setiap orang. Starbucks memiliki target pasar yang
sesuai, target market starbucks adalah konsumen menengah ke atas, tentu image
yang mesti dibentuk adalah sebuah produk yang mewah. Starbucks memilih
lokasi yang sangat strategis sehingga banyak pengunjung yang datang karena
gerai starbucks memiliki banyak lokasi yang berada pada pusat pusat kota.
4
iOs untuk bisa mendekatkan diri dengan dengan para konsumennya. Sehingga
Novia Diana Prastiwi (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh brand image
Store Atmosphere adalah kombinasi dari pesan secara fisik yang telah
(2013:129)
bertemu klien, sebagai tempat untuk meeting, tempat berkumpul dan berdiskusi.
Hal lain yang membuat konsumen Starbucks merasa nyaman selama berada di
Starbucks karena tempat yang luas, memiliki fasilitas Wifi, dan tempat parkir
pada konsumen.
5
Arnis Risanti (2017) melakukan penelitian tentang pengaruh kualitas layanan,
dan membujuk pelanggan untuk membeli produk itu. Kotler dan Armstrong
(2014:77).
harga, tidak hanya dengan Starbucks card, Starbucks juga melihat perkembangan
social media, sehingga mereka melakukan promosi lewat aplikasi aplikasi social
Starbucks. Dengan adanya promosi itu, makin banyak konsumen Starbucks yang
meningkatkan pembelian dari sekali menjadi dua kali seminggu, bahkan ada yang
konsumen.
6
Diana Petricia, Syahputra (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh kualitas
Coffee Bintaro X Change periode Januari tahun 2017 s/d Desember 2017
Dari observasi penelitian di gerai starbucks coffee Bintaro XChange dapat dilihat
2017
6000
5500
5000
2017
4500
4000
Tabel 1.2
Bintaro X Change yang berakibat pada penurunan dan kenaikan pendapatan yang
7
diterima. Hal ini tentu saja berkaitan dengan keputusan pembelian pada gerai
brand image, store atmosphere dan promosi yang di peroleh konsumen dalam
konsumen dalam mencoba atau membeli suatu produk. Faktor lain yang dapat
Jadi terdapat hubungan antara brand image, store atmosphere, dan promosi
dalam pengaruh keputusan pembelian konsumen. Hal ini juga yang disampaikan
oleh penelitian terdahulu mengenai pengaruh brand image, store atmosphere, dan
terdapat pengaruh brand image, store atmosphere dan promosi terhadap keputusan
pembelian pada gerai starbucks bintaro x change maka dari itu penulis memilih
8
1.2 Rumusan Masalah
Selatan?
Tangerang Selatan?
Selatan?
9
1. Untuk mengetahui pengaruh Brand Image (X1) terhadap Keputusan
Selatan.
Selatan.
dan Promosi (X3) secara simultan terhadap Keputusan Pembelian (Y) pada
berikut:
1. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada
2. Bagi Perusahaan
konsumen.
10
3. Bagi pembaca (orang lain)
11
BAB II
LANDASAN TEORI
bahwa Manajemen sebagai suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
12
2.1.1 Definisi Pemasaran
dan keinginan konsumen. Definisi yang baik dan singkat dari pemasaran yang
the process by which companies create value for customers and build strong
berarti pemasaran adalah proses yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam
menciptakan nilai bagi konsumen, dengan menjalin relasi yang kuat dengan
balik dari kepuasannya. Pemasaran menurut Kotler dan Keller (2016:27) adalah
America Marketing Association (AMA) yang dikutip oleh Kotler dan Keller
exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and society
at large. Arti dari definisi tersebut adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian
13
mengkomunkasikan produk (barang, jasa, atau ide), dan dengan cara yang
menciptakan nilai manfaat bagi konsumen dan terjadinya hubungan relasi yang
choosing target markets and getting , keeping, and growing customers through
pemasaran adalah suatu gabungan antara seni dengan ilmu mengenai pemilihan
suatu gabungan antara seni dengan ilmu mengenai pemilihan target pasar dan
pertukaran/ transaksi melalui sasaran pasar dengan harapan untuk mencapai tujuan
14
Definisi di atas menunjukan bahwa manajemen pemasaran adalah segala
sesuatu yang perlu ada perencanaan terlebih dahulu agar segala sesuatu sesuai
dengan yang diinginkan oleh konsumen yang kemudian akan menimbulkan suatu
membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Kotler dan Armstrong (2014:76)
tactical marketing tools that the firm blends to produce the response it wants in
the target market. Definisi tersebut menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah
menghasilkan respon yang diinginkan dalam target pasar. Menurut Kotler dan
alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan
15
mix terdiri atas empat komponen atau disebut 4P yaitu product, price, place,
promotion.”
1. Product (produk) adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dirancang dan
2. Price (harga) adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk
mendapatkan produk.
agar tersedia bagi target konsumen, sejenis aktivitas yang berkaitan dengan
16
1. Process (proses) adalah dimana pelayanan menjadi perhatian, penciptaan dan
efektif.
peralatan, seragam staf, signs, printed materials, dan lainnya yang terlihat
pelanggan – pasar sasaran, memuaskan pelanggan (lebih tinggi dari pesaing), dan
17
kebutuhan dan keinginan pelanggan, pesaing dan skills, dan core bisnis termasuk
Di semua tipe bisnis, tiga langkah berikut ini dapat membantu dalam mencapai
keberhasilan:
1. Pelajari pelanggan dan pasar untuk mengetahui produk dan jasa apa yang
pelanggan.
“In the evaluation stage , the consumer forms preferences among the brands in
the choice and may also form an intention to buy the most preferred brand”. Yang
merek yang ada dalam pilihan dan mungkin juga merupakan niat untuk membeli
individuals and households who buy goods and services for personal
consumption.
pembelian akhir dari konsumen, baik individual, maupun rumah tangga yang
18
membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Selanjutnya Buchari Alma
1. Faktor Budaya (Cultural) Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat
khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan
wilayah geografis.
19
a. Kelompok acuan Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen
b. Keluarga
keluarga orientasi. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara
ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang
terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga
sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam
20
direktur perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek-merek
diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup
keluarga.
dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga
c. Gaya hidup
Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang
sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan
yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama.
21
Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran,
seseorang.
d. Kepribadian
a. Motivasi
Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis
22
Ketika seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya
b. Persepsi
bersangkutan.
c. Pembelajaran
23
d. Keyakinan dan Sikap
terdiri dari:
24
kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat
konsumen.
produk.
membantu memahami proses ini. Yang pertama adalah sifat – sifat produk,
25
4. Purchase decision (keputusan pembelian)
pelanggan setia.
oleh faktor diri konsumen sendiri (fisiologis), misalnya rasa lapar dan
haus.
26
3. Perilaku waktu memakai
konsumen akan menilai apakah ia merasa puas atau tidak puas dengan
Kotler dan Armstrong (2014 : 233) menyatakan bahwa citra merek adalah
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:328), Asosiasi merupakan atribut yang ada
27
diingat oleh konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra merek (brand
image).
dapat diambil kesimpulan bahwa brand image adalah asosiasi atau kepercayaan
yang ada dalam benak konsumen untuk menjadi pembeda dari merek yang
mereka.
28
sejenis dari pesaing, sehingga produk atau jasa tersebut mempunyai
itu, porsi dari perusahaan jasa untuk hal-hal yang berhubungan dengan iklan
penting untuk merek produk, biasanya tidak mampu menciptakan suatu merek
(2014), yang mengatakan bahwa “suatu merek yang kuat dan mampu bertahan
adalah merek yang bukan dihasilkan dari sebuah iklan, tetapi yang dibangun oleh
spirit dari suatu pelayanan yang akan mampu masuk ke dalam hati para
pelanggan”.
pelanggan dan perusahaan jasa bisa tercipta dari banyak hal. Interaksi dengan
fasilitas dan atmosfir dalam suatu ruangan adalah bagian pertama yang mampu
suatu relationship yang emosional, loyalitas dari pelanggan ini, sudah pasti tidak
akan ditentukan lagi oleh harga atau kualitas produk. Hubungan emosional
29
kemudian dapat tercipta juga karena interaksi antarpelanggan. Para pelanggan
Dimensi dari Brand Image menurut Aaker dalam Wijaya (2013: 8):
Identitas merek mengacu pada identitas fisik atau nyata terkait dengan
merek). Asosiasi Merek adalah hal-hal tertentu yang layak atau selalu
dikaitkan dengan merek, dapat timbul dari penawaran yang unik dari
sponsorship atau tanggung jawab sosial, isu-isu yang sangat kuat terkait
30
dengan merek, atau orang, simbol tertentu dan makna yang sangat kuat
yang tidak tepat dan melanggar etika, atau memberikan layanan yang
mimpi dan obsesi yang diwujudkan dengan apa yang ditawarkan. Nilai-
manfaat / nilai), menjadi simbol dari gaya hidup bersih dan pelestarian
31
lebih besar untuk peduli tentang gaya hidup sehat dan pelestarian
merek tersebut. Menurut Kotler dan Keller, dialih bahasakan oleh Bob Sabran
1. Pengenalan (Recognition)
Tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen, jika sebuah merek tidak
2. Reputasi (Reputation)
Merupakan suatu tingkat reputasi atau status yang cukup tinggi bagi sebuah
merek karena lebih memiliki track record yang baik, sebuah merek yang
disukai konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk yang
32
4. Kesetiaan (Loyality)
dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik pelanggan untuk membeli.
tindakan pembelian.
dari store atmosphere adalah kegiatan mendesain lingkungan toko yang menarik
33
2.4.1 Faktor-Faktor yang Menciptakan Store Atmosphere
2. Jenis produk dan kepadatan, jenis produk yang dijual bagaimana produk
3. Jenis perlengkapan tetap dan kepadatan, perlengkapan tetap bisa elegan dan
trendi. Perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum yang ingin
diciptakan. Contoh: menciptakan suasana santai dan teratur dengan meja dan
dengan mudah.
seorang pelanggan. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih lama di
toko. Musik dapat mengontrol lalu lintas di toko, menciptakan suasana citra
suasana toko.
34
2.4.2 Strategi Dalam Merencanakan Store Atmosphere
1. Pemilik atau pengelola toko harus dapat mendesain atmosfir toko sedemikian
rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman dan aman di dalam diri konsumen,
2. Menciptakan atmosfir toko yang memiliki citra atau kesan melebihi yang
loyal.
35
2.4.3 Manfaat Perubahan Store Atmosphere
selalu dirancang agar tidak membosankan, pelanggan tetap setia, dan dapat
mengatasi para pesaing. Jika konsumen bosan dengan suasana toko yang mereka
kunjungi, kemungkinan besar mereka akan beralih ke toko lain, sehingga para
pelaku bisnis menerapkan berbagai cara yang efektif dalam menciptakan suasana
toko yang menarik dengan tujuan untuk menang dalam persaingan, apabilastore
atmosphere dikelola dengan baik dan dapat membuat konsumen merasa nyaman
ketika berada di dalam toko merupakan salah satu cara agar bisa membuat
semenarik mungkin dapat berakibat positif dan akan memberikan keuntungan bagi
perusahaan.
1. Exterior
kekokohan, maka bagian depan dan bagian luar ini dapat menciptakan
36
2. General Interior
dinding toko yang menarik, musik yang diperdengarkan, serta aroma/bau dan
3. Store Layout
Jalan/gang di dalam toko yang cukup lebar dan memudahkan orang untuk
berlalu-lalang, serta fasilitas toko seperti kelengkapan ruang ganti yang baik
dan nyaman.
4. Interior Display
bagi toko.
Bagian depan toko yang berbeda menjadi salah satu kelengkapan penerapan
store atmosphere.
37
2. Logo/symbol
Papan nama toko menjadi salah satu faktor yang penting untuk menarik
perhatian konsumen, seperti papan nama toko yang unik dan terlihat jelas oleh
konsumen.
3. Fasilitas parkir
Fasilitas parkir perlu diperhatikan, karena fasilitas parkir yang kurang memadai
1. Pencahayaan
2. Warna
Warna adalah ekspresi rasa yang dapat membuat emosi dan mempengaruhi
3. Musik
konsumen.
4. Suhu
Suhu turut berperan penting dalam menciptakan suasana toko. Suhu yang tidak
toko.
38
Indikator Layout Interior
1. Lokasi ruangan
2. Penataan produk
3. Fasilitas toko
1. Poster
Poster atau tampilan berupa kertas atau sejenisnya yang dipajang sedemikian
rupa agar ruangan menjadi lebih menarik dan konsumen tidak merasa bosan
39
2.5 Definisi Promosi
product and persuade target customers to buy it.Yang artinya bahwa promosi
atau menawarkan produk atau jasa pada tujuan dengan menarik calon konsumen
40
2.5.1 Tujuan Promosi
2. Objectives for trade promotions include getting retailers to carry new items
and more inventory, buy ahead, or promote the company’s products and give
them more shelf space. Diartikan bahwa tujuan promosi dagang antara lain
promosi yang akan membantu tercapainya tujuan perusahaan secara lebih luas.
Program-program promosi dapat didasarkan atas satu atau lebih tujuan berikut
ini:
41
1. Memberikan informasi. Tujuan dasar dari semua kegiatan promosi adalah
konsumen
42
2.5.3 Dimensi Promosi
1. Advertising (periklanan)
Segala bentuk presentasi dan promosi gagasan, barang atau jasa yang dibayar
Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih calon pembeli untuk melakukan
43
5. Direct Marketing (pemasaran langsung)
mail, dll.
sebagai berikut:
1. Media Promosi
suatu barang atau jasa yang menjadi sasarannya. Salah satu bagian penting
dari promosi adalah menentukan media promosi yang paling tepat. Misalnya,
2. Kreatifitas Promosi
Promosi adalah suatu usaha untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada
gunakan gaya atau cara yang khas dengan tujuan agar konsumen selau ingat
44
3. Diferensiasi Promosi
Apabila tenaga pemasar memiliki kualitas yang baik hal ini dapat
penelitian yang serupa yang memiliki tujuan yang sama dengan yang
45
3 Arnis Risanti Variabel Bebas: Kualitas Layanan berpengaruh
(2017) Kualitas Layanan, positif terhadap keputusan
Kualitas Produk dan pembelian.
Store Atmosphere. Kualitas Produk berpengaruh
Variabel Terikat: positif terhadap keputusan
Keputusan Pembelian, pembelian.
Metode Analisis: Store Atmosphere berpengaruh
Regresi Berganda positif terhadap keputusan
pembelian.
4 Monika Tiarawati Variabel Bebas: Brand image tidak berpengaruh
(2014) Brand Image signifikan terhadap keputusan
Variabel Terikat: pembelian.
Keputusan Pembelian
Metode Analisis:
Regresi Berganda
46
2. Pengaruh store atmosphere dengan keputusan pembelian
tindakan pembelian.
dari adanya saling ketergantungan antar variabel yang dianggap penting untuk
diteliti. Penelitian ini menggunakan variabel brand image, store atmosphere dan
47
Dengan gambar model penelitian sebagai berikut:
BRAND
IMAGE
(X1) H1
H2
STORE
ATMOSPHERE
KEPUTUSAN
(X2) PEMBELIAN
(Y)
H3
PROMOSI
(X3)
H4
Keterangan:
48
2.9 Hipotesis Penelitian
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang mendorong kafe-kafe kopi bisa berkembang. Kafe-kafe ini banyak tersebar
hidup perkotaan. Pada kota besar yang terus berkembang, gaya hidup
kafe-kafe kopi telah menjadi keharusan dan kebiasaan. Fenomena ini dijadikan
sebagai peluang usaha. Para pemain yang terlibat dalam kafe-kafe kopi ini tidak
hanya terdiri dari pemain lokal (kafe lokal) tetapi juga pemain asing (kafe asing)
yang terlibat di dalamnya. Salah satu pemain asing (kafe asing) yang ikut
PT. Sari Coffee Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT.Mitra Adi
50
Di Tangerang Selatan Starbucks sudah memiliki 17 outlet, salah satunya
adalah Starbucks yang terletak di Mall Bintaro Jaya Xchange, Lantai Lower
Visi
and respected brand in the world. Menjadikan Starbucks sebagai brand yang
tidak mengetahui secara jelas bidang usaha yang dijalankan, tetapi masyarakat
satu atau diatas brand lainnya dalam jangka waktu tak terbatas.
51
Misi
of the finest coffee in the world while maintaining our uncompromising principles
mitra usaha.
3. Bekerja keras untuk membeli, menjual dan menggunakan produk yang ramah
lingkungan.
4. Memahami tanggung jawab itu sebagai hal yang penting untuk lingkungan
hidup.
perusahaan.
lingkungan hidup.
52
3.1.2 Struktur Organisasi Starbucks Coffee Bintaro X Change
SUPERVISOR BARISTA
STORE
MANAGER
SECURITY
Gambar 2.2
a. Store Manager
Coffee
b. Supervisor
53
c. Barista
Customer.
d. Security
yang beralamat di Jl. Boulevard Jaya Sektor 7, Tangerang Selatan, Pd. Jaya, Pd.
Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15224. Penelitian ini dilakukan pada bulan
mengetahui hubungan atau pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas
54
Pengaruh Brand Image, Store Atmosphere dan Promosi terhadap variabel terkait
1. Hipotesis 1
Change.
H1a :β > 0 = Ada pengaruh secara signifikan antara variabel brand image
Change.
2. Hipotesis 2
Bintaro X Change.
H2a : β > 0 = Ada pengaruh secara signifikan antara variabel store atmosphere
Change.
55
3. Hipotesis 3
Change.
Change.
4. Hipotesis 4
H4a : β > 0 = Ada pengaruh secara signifikan antara variabel brand image,
56
3.5 Variabel Dan Skala Pengukuran
Variabel Dependen
preferensi di antara merek-merek yang ada dalam pilihan dan mungkin juga
merupakan niat untuk membeli merek yang paling disukai. Kotler & Keller
(2016:198)
Variabel Independen
(terikat).
57
1. Brand Image (X1)
Citra merek merupakan serangkaian asosiasi (persepsi) yang ada dalam benak
Store atmosphere adalah kombinasi dari pesan secara fisik yang telah
3. Promosi (X3)
(2014:76)
Sugiyono (2016:93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
penelitian ini skala Likert dengan angka pilihan yang diarahkan dengan nilai
58
Berikut adalah contoh tabel skala likert yang akan digunakan dalam
penelitian ini:
2. Setuju (S) 4 2
3. Netral (N) 3 3
Tabel 2.2
59
3 Store 1. Exterior 1. Bangunan luar toko 29 Skala Likert
Atmosphere 2. General Interior 2. Logo/symbol 30
3. Store Layout 3. Fasilitas parkir 31
Gilbert
(2013:129) 4. Store Layout 4. Pencahayaan 32
5. Interior Display 5. Warna 33
6. Musik 34
7. Suhu 35
8. Lokasi ruangan 36
9. Penataan produk 37
10. Fasilitas toko 38
11. Poster 39
12. Theme setting 40,41,42
display
4 Promosi 1. Advertising 1. Media Promosi 43,44,45 Skala Likert
(periklanan) 2. Kreatifitas Promosi 46,47,48
Kotler & 2. Sales Promotion 3. Diferensiasi 49,50,51
Armstrong (promosi penjualan) Promosi
(2014:77) 3. Personal Selling
(penjualan perorangan) 4. Kualitas Tenaga 52,53,54,
4. Public Relations Pemasar 55,56
(hubungan
masyarakat)
5. Direct Marketing
(pemasaran langsung)
Tabel 2.3
1. Wawancara
2013:188).
60
2. Metode Kuesioner
3. Kepustakaan
penelitian.
1. Data Primer
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah
data yang didapat dari sumbernya langsung dengan cara wawancara atau
2. Data Sekunder
Data fisik ini merupakan data dokumentasi berupa buku, catatan yang
61
menggunakan data sekunder yang berupa jurnal, buku-buku, artikel, dan
1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
2. Sampel
Menurut sugiyono (2013: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
62
Untuk memudahkan penelitian, maka digunakan rumus Roscoe dengan
= 10.4
= 40
Keterangan:
n : Jumlah Populasi
k : Konstan
v : Variabel
sebagai berikut:
satu bulan.
63
3.10 Metode Analisis Data
variabel independen yaitu brand image, store atmosphere dan promosi dengan
a) Uji Validitas
2. Jika r hitung> r tabel, maka butir pertanyaan atau variabel tidak valid.
b) Uji Reliabilitas
64
dimana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan
a) Uji Normalitas
asumsi dilanggar maka uji statistik tidak valid untuk jumlah sample kecil
ada dua cara untuk mendeteksi residu berdistribusi normal atau tidak yaitu
b) Uji Heteroskedastisitas
yang lain tetap, maka disbut homoskesdatisitas dan jika berbeda disebut
65
Uji hateroskedastisitas dalam penelitian ini dengan melihat pola titik-titik
pada grafik regresi. Kriteria pengujian adalah jika ada pola tertentu seperti
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
hateroskedastisitas.
c) Uji Multikolonieritas
66
tersebut dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance
VIF < 10 dan tolerance > 0,10, maka dinyatakan tidak terjadi
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi liner ada korelasi
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
lainya hal ini sering ditemukan pada data runtun waku (time series) karena
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
67
3. DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak ada kepastian atau
3. Pengujian Hipotesis
hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independent (X1,
X2, X3) dengan variabel dependent (Y). Analisis ini untuk mengetahui
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependent apabila nilai
Y = a + X1 + X2 + X3 + e
68
1. Jika t hitung>t tabel maka Ho ditolak, ada pengaruh signifikan.
signifikan.
independen (X1, X2, dan X3) secara simultan dengan variabel dependen
(Y) yakni : brand image (X1), store atmosphere (X2), dan promosi (X3)
berikut ini:
Keterangan :
69
b =Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun
penurunan.
d) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
variabel terikat.
mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R2, nilai
- atau Kd = x 10
70
BAB IV
100 responden dari seluruh populasi. Setiap responden diberi kuesioner untuk
(X1), Store Atmosphere (X2), dan Promosi (X3). Dari keseluruhan jumlah
pada tabel 4.1 kuesioner yang kembali dalam keadaan utuh sebanyak 100
eksemplar.
Tabel 4.1
Hasil Penyebaran Kuesioner
Keterangan Jumlah
Kuesioner yang disebar 100
Kuesioner yang layak untuk dianalisis 64
71
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-Laki
40,6%
Perempuan
59,4%
Gambar 4.1
72
4.2.2 Profil Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.3
Profil Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden
20-30 tahun 42
30-40 tahun 22
Total 64
30-40 tahun
34,4%
20-30 tahun
65,6%
Gambar 4.2
responden berusia 20-30 tahun, dan 22 (34,4%) responden berusia 30-40 tahun,
hal ini menyimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berusia
20-30 tahun.
73
4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.4
Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Responden
SMA/SMK 13
Diploma 15
Sarjana 36
Lain-lain -
Total 64
SMA/SMK
20,3%
Sarjana
Diploma
56,3%
23,4%
Gambar 4.3
74
4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Penghasilan perbulan
Tabel 4.5
Profil Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan
Penghasilan Perbulan Jumlah Responden
Rp 1000.000-Rp 2000.000 8
Rp 2000.000-Rp 3000.000 11
Rp 3000.000-Rp 4000.000 13
>Rp4000.000 32
Total 64
13%
17%
50%
20%
Gambar 4.4
75
terakhir Rp3000.000-Rp4000.000, 32 (50%) responden penghasilan perbulan
a) Uji Validitas
adalah :
2. Jika r hitung< r tabel, maka butir pertanyaan atau variabel tidak valid.
76
1. Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian(Y)
Tabel 4.6
pembelian (Y) yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid karena memiliki
nilai r hitung > r tabel, atau setiap variabel memiliki nilai lebih dari 0,2461.
77
2. Uji Validitas Variabel Brand Image(X1)
Tabel 4.7
disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan dalam variabel Brand Image (X1)
yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung >
78
3. Uji Validitas Variabel Store Atmosphere(X2)
Tabel 4.8
(X2) yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai r
hitung > r tabel, atau setiap variabel memiliki nilai lebih dari 0,2461.
79
4. Uji Validitas Variabel Promosi(X3)
Tabel 4.9
disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan dalam variabel Promosi (X3) yang
terdapat pada kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung > r
80
b) Uji Reliabilitas
Tabel 4.10
Output Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Keterangan
Alpha
81
4.3.2 Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
asumsi dilanggar maka uji statistik tidak valid untuk jumlah sample kecil
ada dua cara untuk mendeteksi residu berdistribusi normal atau tidak yaitu
Tabel 4.11
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
BI Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
*
X1 ,098 64 ,200 ,971 64 ,313
*
X2 ,096 64 ,200 ,964 64 ,158
*
X3 ,094 64 ,200 ,945 64 ,030
Y ,120 64 ,096 ,944 64 ,028
variabel lebih besar dari 0,05, sehingga data dari masing-masing variabel
terdistribusi normal.
82
b) Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
pola tertentu pada grafik scatterplot. Berikut ini merupakan hasil uji
heteroskedastisitas :
Gambar 4.5
OutputUji Heteroskedastisitas
Dari output dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang
jelas, dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi
83
c) Uji Multikolonieritas
variable bebas dimana dalam model regresi yang baik seharusnya tidak
Inflation Factor).
Tabel 4.12
Standardized
Unstandardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model Std. T Sig.
B Error Beta Tolerance VIF
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa Brand Image (X1) mempunyai
nilai tolerance 0,820, Store Atmosphere (X2) mempunyai nilai tolerance 0,777,
Promosi (X3) mempunyai nilai tolerance 0,774. Sedangkan Brand Image (X1)
84
mempunyai nilai VIF 1,219, Store Atmosphere (X2) mempunyai nilai VIF 1,287,
Promosi (X3) mempunyai nilai VIF 1,292. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
masing-masing variabel adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF (Variance
Inflation Factor) untuk masing-masing variabel adalah lebih kecil dari 10.
d) Uji Autokorelasi
autokorelasi.
autokorelasi.
Tabel 4.13
85
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Nilai DL dan DU dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson dengan n
= 100 dan k = 3 didapat nilai DL= 1,6131 dan nilai DU = 1,7364. Jadi, nilai 4 –
(1,6131< 1,846 < 2,3869) hasilnya tidak ada autokorelasi pada model regresi.
analisis regresi linear berganda, karena variabel bebasnya lebih dari satu.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu hubungan
antara variabel Brand Image (X1), Store Atmosphere (X2), Promosi (X3) dan
Tabel 4.14
a
Coefficients
a. Dependent Variable: Y
86
Persamaan regresi dari output SPSS diatas adalah sebagai berikut:
1) Nilai konstanta sebesar 2,863 yang berarti jika variabel Brand Image
meningkat.
87
1. Jika signifikan < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti
2. Jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak
Tabel 4.15
a
Coefficients
a. Dependent Variable: Y
sebesar 2,001.
88
berarti terdapat pengaruh signifikan variabel Brand Image (X1) terhadap
Pembelian (Y).
dilakukan uji Fhitung penulis akan menggunakan keputusan uji berikut ini:
Sedangkanuntukmengetahuipengaruhsimultandari variabel
berdasarkannilaisignifikansiadalahsebagaiberikut:
89
Tabel 4.16
a
ANOVA
Total 147,859 63
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui nilai fhitung sebesar 18,903 dan ftabel
2,76 dengan nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 berarti lebih kecil dari
tingkat signifikansi 0,05. Karena nilai fhitung> ftabel dan nilai sig <0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Brand Image, Store
Keputusan Pembelian.
d) Koefisien Determinasi(R2)
hasil analisis regresi, dapat dilihat pada output moddel summary yang
90
Tabel 4.17
a
1 .772 .597 .584 1.07785
Dalam penelitian ini Brand Image (X1), Store Atmosphere (X2), Promosi
sebesar (100% - 58,4% = 41,6%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
4.4 Pembahasan
suatu produk memiliki brand image yang positif dan diyakini oleh
91
melakukan penelitian tentang pengaruh brand image dan gaya hidup
92
4.4.3 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian
dan ftabel2,76 dengan nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 berarti
lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Karena nilai fhitung> ftabel dan nilai
93
sisanya sebesar (100% - 58,4% = 41,6%) dipengaruhi oleh variabel yang
Dari ketiga variabel tersebut variabel yang paling dominan adalah variabel
Brand Image karena Starbucks dinilai sudah memiliki brand image yang
kuat di benak konsumen. Hal tersebut didukung oleh strategi brand image
yang dibangun oleh pihak Starbucks itu sendiri, seperti menciptakan sebuah
logo visual yang sesuai dengan produk dan brand produk, Starbucks mampu
94
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis penelitian yang dilakukan mengenai Brand Image, Store
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Brand Imagepada gerai
Pembelian.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Store Atmosphere pada
Pembelian.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Promosi pada gerai
Pembelian.
4. Secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Brand
Image, Store Atmosphere dan Promosi pada gerai Starbucks Bintaro Xchange
sisanya. 41,6% dipengaruhi oleh varibel lain yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini.
95
5.2 Saran
antara lain
nilai validitas terendah sebesar 0,623. Dalam hal ini pihak Starbucks harus
tertentu tersebut, hal ini bisa dilakukan dengan memberikan informasi melalui
informasi ini secara langsung kepada konsumen, agardapat menjadi daya tarik
toko” memiliki nilai validitas terendah sebesar 0,658. Dalam hal ini pihak
warna ruangan saja, akan tetapi pihak Starbucks juga harus memperhatikan
memiliki berbagai macam varian rasa kopi yang membuat konsumen tertarik
96
untuk datang membeli” memiliki nilai validitas terendah sebesar 0,720.
Dalam hal ini sebaiknya Starbucks fokus menambahkan lebih banyak varian
rasa kopi agar konsumen lebih tertarik lagi untuk datang membeli.
konsumennya seperti produk apa yang mereka inginkan, karena masih banyak
coffee shop lainnya yang menawarkan produk yang sama dengan harga yang
lebih murah.
97
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hasan . 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. CAPS (Center For
Academic Publishing Service). Yogyakarta.
Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane (2013), Manajemen Pemasaran, Jilid 2,
Edisi 13, Erlangga.
Kotler, Philip, & Keller. 2014. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 jilid 1 erlangga,
Jakarta .
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2016. Manajemen Pemasaran. Edisi 15
Erlangga, Jakarta.
98
Jurnal
Arnis Risanti. (2017). Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Store
Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian pada Warung Kopi Mas Bro
diSurabaya. Jurnal EMBA, Volume 6, Nomor 4, April 2017.
Diana Petricia, Syahputra. 2015. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Proses Keputusan Pembelian (Studi Pada
Konsumen Kopi Progo Bandung). Jurnal EMBA, Vol.2, No.2 Agustus
2015. Page 2117.
Novia Diana Prastiwi. 2016. Pengaruh Brand Image dan Gaya Hidup terhadap
Keputusan Pembelian pada Starbucks Reserve Galaxy Mall Surabaya.
Jurnal EMBA, Volume 5, Nomor 3, Maret 2016.
99
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
E-mail : vayaglorinda10@gmail.com
Pendidikan Formal :
100