Anda di halaman 1dari 116

PENGARUH ADVERTISING TERHADAP PEMBENTUKAN

BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA


PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECAP ABC
(Study Kasus PT. Heinz ABC Indonesia)

Disusun Oleh :
DEDY SETYAWAN
NIM : 111-511-652

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Menyelesaikan penulisan Skripsi

PROGRAM STUDI (S1) MANAJEMEN


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI - 2019
PENGARUH ADVERTISING TERHADAP PEMBENTUKAN
BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA
PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECAP ABC
(Study Kasus PT. Heinz ABC Indonesia)

Disusun Oleh :
DEDY SETYAWAN
NIM : 111-511-652

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Menyelesaikan penulisan Skripsi

PROGRAM STUDI (S1) MANAJEMEN


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI - 2019

2
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI
PROGRAM STUDY MANAJEMEN UNIVERSITAS PELITA
BANGSA

Nama Penyusun/NIM : DEDY SETYAWAN (111-511-652)

Angkatan/Kelas : 2015/MA.15.D.1PMS

Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Judul Penelitian : Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan

Brand Awareness Serta Dampaknya Pada

Keputusan Pembelian Produk Kecap ABC

Bekasi, 30 Oktober 2019

Dosen Pembimbing,

Dr. Retno P. Setyaningrum, SE., M.M

NIDN : 042911630

3
PENGARUH ADVERTISING TERHADAP PEMBENTUKAN
BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA
PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECAP ABC

DEDY SETYAWAN
NIM : 111511652
Telah dipertahankan di depan dewan Penguji pada hari….. tanggal….
Bulan….tahun 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
sebagai Skripsi Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa
Ketua Tim Penguji Tanda Tangan
Nama : ......................................
NIDN : ...................................... ............
.........................
Anggota Penguji Tanda Tangan
Nama : ......................................
NIDN : ...................................... ............
...........................
Anggota Penguji Tanda Tangan
Nama : ......................................
NIDN : ...................................... ............
...........................

Menyetujui,

Ketua Program Studi Ketua Universitas Pelita


Bangsa

4
HJ. Surya Bintarti.,SE.,MM Ir.H. Moch Mardiana.,MM

RIWAYAT HIDUP

Nama : Dedy Setyawan


Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 05 Februari 1993
Alamat Tinggal : Kp. Galian Sasak, Rt 002/Rw 002 Ds.
Sukakerta Kec. Sukawangi Kab. Bekasi

Riwayat Pendidikan :

2002 – 2007 : SDN 01 Sukakerta


2007 – 2010 : SMPN I Sukawangi
2010 – 2013 : SMAN I Sukawangi

Riwayat Pekerjaan :

2014 – 2015 : PT. Denso Tbk


2015 – 2016 : Koperasi Simpan Pinjam (Morang Jaya)

5
SURAT PERNYATAAN

Bersama ini saya :

Nama : DEDY SETYAWAN

NIM : 111511652

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah

hasil karya sendiri yang belum pedisampaikan untuk mendapatkan gelar pada

Program Sarjana ini ataupun pada program lain. Karya ini adalah milik Saya,

karena itu pertanggung jawabannya berada di pundak saya. Apabila dikemudian

hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka Saya bersedia untuk ditinjau dan

menerima sanksi sebagaimana mestinya.

Bekasi, 05 September 2019

DEDY SETYAWAN

NIM : 111511652

6
ABSTRAK

PENGARUH ADVERTISING TERHADAP PEMBENTUKAN


BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA
PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECAP ABC

Oleh
DEDY SETYAWAN
NIM : 111511652

Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam


segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tingginya
tingkat persaingan di bisnis lokal maupun global dan kondisi ketidakpastian
memaksa perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive
advantage) agar mampu memenangkan persaingan di bisnis global. Seiring
perkembangan tersebut masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan dalam
mengkonsumsi kebutuhannya sehari-hari. Dengan perkembangan teknologi
dan informasi, perkembangan industri semakin tinggi dan kompleks. Salah
satu industri yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah jenis industri
makanan dan minuman kategori kecap. Persaingan yang semakin ketat
membuat perusahaan kecap menggunakan berbagai strategi dan berusaha
mendapatkan dan mempertahankan konsumen agar tetap menjadi
pelanggannya. Para pemasar menyadari dalam persaingan yang semakin ketat
dan untuk mencapai laba, mempertahankan kontinuitas perusahaan, mereka
harus menciptakan strategi agar kontinuitas perusahaan tetap terjaga. Salah
satu strategi yang berkembang adalah advertisng, untuk itulah Perusahaan
Kecap ABC menggunakan program advertising untuk meningkatkan brand
awareness dan keputusan pembelian konsumennya. Yang menjadi objek
penelitian adalah ibu-ibu PKK Pengguna Kecap ABC di Kelurahan Desa
Cibarusah Kecamatan Cibarusah Kota Bekasi. Variabel bebas (X) adalah
Pelaksanaan Program Advertising dan Variabel bebas (Y) adalah
Pembentukan Brand Awareness. Sedangkan untuk variabel terikat (Z) adalah
Keputusan Pembelian Konsumen. Jenis penelitian ini menggunakan jenis
deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah survei dengan teknik
cluster random sampling, maka diperoleh jumlah sampel sebesar 120
responden.
Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik regresi linier sederhana
dengan menggunakan koefisien korelasi, koefisien determinasi, uji t, dan uji
F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program Advertising
berpengaruh terhadap Pembentukan Brand Awareness sebesar 68,8%,
kemudian Brand Awareness berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian
sebesar 91,9%, dan pelaksanaan program Advertising berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian sebesar 69,0%. Oleh karena itu, saran untuk
Perusahaan Kecap ABC hendaknya lebih meningkatkan program advertising
Kecap ABC dengan program yang lebih menarik dan menggunakan media
yang lebih tepat guna meningkatkan brand awareness serta keputusan
pembelian Konsumen Kecap ABC.Selain itu, Perusahaan Kecap ABC

7
sebaiknya mempertimbangkan sarana promosi lainnya di samping
advertising agar kinerja dan tujuan perusahaan dapat tercapai dengan lebih
baik.

Kata Kunci : Advertising, Brand Awareness, Keputusan Pembelian.

8
ABSTRACT

ADVERTISING EFFECT ON FORMATION


BRAND AWARENESS AND IT'S IMPACT
ON THE DECISION OF PURCHASE ABC PRODUCTS

Oleh
DEDY SETYAWAN
NIM : 111511652

The era of globalization has demanded an old paradigm shift in all fields, one
of which is the field of marketing. Increasing levels of competition in local
and global businesses and uncertainty conditions force companies to achieve
competitive advantages in order to be able to win competition in global
business. Along with these developments the community is faced with
various choices in consuming their daily needs. With the development of
technology and information, industrial development is increasingly high and
complex. One of the industries that has developed quite rapidly is the type of
food and beverage industry in the soy sauce category. Increasing competition
makes ketchup companies use various strategies and try to get and keep
consumers to remain customers. Marketers realize that in the increasingly
fierce competition and to achieve profits, maintain company continuity, they
must create a strategy so that company continuity is maintained. One strategy
that developed was advertisng, for this reason the ABC Ketchup Company
used an advertising program to increase brand awareness and consumer
purchasing decisions. The object of the research was the PKK Kecap Users
PKK users in Cibarusah Village, Cibarusah District, Bekasi City. The
independent variable (X) is the Implementation of the Advertising Program
and the independent variable (Y) is the Establishment of Brand Awareness.
Whereas the dependent variable (Z) is the Consumer Purchase Decision. This
type of research uses descriptive verification type, and the method used is a
survey with a cluster random sampling technique, then obtained a total
sample of 120 respondents.
The data analysis technique used is a simple linear regression technique using
correlation coefficient, determination coefficient, t test, and F test. The results
of this study indicate that the implementation of the Advertising program
affects the formation of Brand Awareness by 68.8%, then Brand Awareness
influences the Decision The purchase amounted to 91.9%, and the
implementation of the Advertising program affected the Purchase Decision of
69.0%. Therefore, suggestions for ABC Ketchup Company should further
enhance the ABC Ketchup advertising program with a more attractive
program and use more appropriate media to increase brand awareness and
ABC consumer soybean purchasing decisions. Additionally, ABC Ketchup
Company should consider other promotional tools at beside advertising so
that the company's performance and goals can be achieved better.

9
Key Words : Advertising, Brand Awareness, Purchasing Decisions.

10
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis
dalam menyelesaikan dari suatu skripsi ini dengan judul : PENGARUH
ADVERTISING TERHADAP PEMBENTUKAN BRAND AWARENESS
SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK
KECAP ABC. Adapun tujuan dari penulisan Skripsi adalah untuk
memenuhi syarat dalam mencapai suatu gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.
Sehubungan dengan selesainya karya akhir tersebut, penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr.Retno Purwani Setyaningrum, SE., M.M selaku pembimbing
skripsi yang dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan
skripsi.
2. Bapak Ir.H. Moch. Mardiana.,M.M selaku ketua dari Universitas Pelita
Bangsa Cikarang.
3. Ibu Hj. Surya Bintarti.,SE., M.M selaku Ketua Program Sarjana Program
Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa Cikarang.
4. Pimpinan dan Karyawan PT. Heinz ABC Indonesia.
5. Civitas Akademika Universitas Pelita Bangsa Cikarang.
6. Rekan-rekan dari suatu mahasiswa, se-Angkatan 2015 (MA.15.F.1 dan
MA.15.D.1PMS) Program Sarjana Universitas Pelita Bangsa Cikarang.
7. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan dorongan
semangat.
8. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

11
Penulis menyadari penyusunan skripsi (laporan praktek nyata) ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu saran serta kritik yang membangun sangat
kami harapakan. Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amien.

Bekasi, 05 September 2019


Peneliti

(DEDY SETYAWAN)

12
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................i
Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing.............................................................i
Lembar Pengesahan Skripsi Dosen Penguji........................................................ii
Riwayat Hidup......................................................................................................iii
Surat Pernyataan..................................................................................................iv
Abstrak....................................................................................................................v
Abstract................................................................................................................. vi
Kata Pengantar................................................................................................... vii
Daftar Isi............................................................................................................. viii
Daftar Tabel........................................................................................................... x
Daftar Gambar..................................................................................................... xi
Daftar Lampiran................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3. Batasan Penelitian........................................................................................ 3
1.4. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian........................................................................................ 5
1.6. Sistematika Penulisan Skripsi....................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori............................................................................................. 7
2.1.1 Pengertian Advertising........................................................................... 8
2.1.2 Brand Awareness (Kesadaran Merek).................................................... 9
2.1.3 Keputusan Pembelian........................................................................... 10
2.1.4 Ekuitas Merek....................................................................................... 11
2.1.5 Promosi................................................................................................. 12
2.1.6 Kaitan Antara Konsep Advertising Dengan Brand Awareness............ 13
2.1.7 Kaitan Antara Konsep Advertising Dengan Keputusan Pembelian..... 14
2.1.8 Kaitan Antara Konsep Brand Awareness Dengan Keputusan
Pembelian............................................................................................. 15
2.2. Penelitian Terdahulu................................................................................... 16

13
2.3. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian........................................................................................... 18
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian.................................................................... 19
3.3. Kerangka Konsep....................................................................................... 20
3.3.1 Desain Penelitian.................................................................................. 21
3.3.2 Diskripsi Operasional Variabel Penelitian............................................ 22
3.4. Populasi dan Pengambilan Sampel............................................................. 23
3.5. Metode Pengumpulan Data........................................................................ 24
3.6. Metode Analisis Data................................................................................. 25
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1. Sejarah Obyek Penelitian............................................................................ 26
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Heinz ABC Indonesia............................................ 27
4.1.2 Gambaran Umum Dari Responden Yang Diteliti.................................. 28
4.1.3 Visi, Misi Dan Tujuan Perusahaan PT. Heinz ABC Indonesia.............. 29
4.2. Struktur Organisasi Obyek Penelitian......................................................... 30
4.3. Kegiatan Operasional Obyek Penelitian..................................................... 31
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian........................................................................................... 32
5.1.1 Hasil Analisis Data Uji Validitas Dan Reliabilitas................................ 33
5.2. Hasil Analisis Data...................................................................................... 34
5.3. Pembahasan................................................................................................. 35
5.3.1 Pembahasan Atas Uji Validitas Dan Reliabilitas................................... 36
5.3.2 Pembahasan Atas Hasil Analisa Data.................................................... 37
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan................................................................................................. 38
6.2. Saran............................................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... xiii
LAMPIRAN........................................................................................................ xiv

14
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata-Rata Indeks Loyalitas Konsumen Indonesia Jenis Industri


Makanan Dan Minuman................................................................... 2

Tabel 1.2 Indeks Loyalitas Konsumen Indonesia Kategori Kecap................... 3

Tabel 1.3 Market Share Kecap ABC................................................................ 3

Tabel 1.4 Peringkat Kinerja Merek................................................................... 5

Tabel 1.5 Brand Awareness (Top Of Mind/TOM Ad)...................................... 6

Tabel 1.6 Anggaran Advertising PT. Heinz ABC Indonesia........................... 7

Tabel 2.1 Daftar Tiap-Tiap Tujuan Advertising............................................... 13

Tabel 2.2 Tujuan Advertising Yang Mungkin.................................................. 14

Tabel 2.3 Profil Jenis-Jenis Media Utama........................................................ 17

Tabel 2.4 Jenis-Jenis Keputusan Pembelian Konsumen................................... 27

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu......................................................................... 40

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian............................................................... 46

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian................................................ 49

Tabel 3.3 Jumlah Kepala Keluarga Di Kelurahan Cibarusah – Bekasi............ 50

Tabel 3.4 Alternatif Jawaban Berdasarkan Skala Likert.................................. 54

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas................................................................. 58

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas............................................................. 60

15
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Konsumen Pembeli Kecap Di Kelurahan Cibarusah.................... 4

Gambar 2.1 Efektivitas Biaya Berbagai Alat Promosi Pada Berbagai Tahap
Kesiapan Pembeli.......................................................................... 18

Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness........................................................... 20

Gambar 2.3 Model Perilaku Pembeli................................................................ 22

Gambar 2.4 Empat Jenis Perilaku Pembelian................................................... 25

Gambar 2.5 Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen.................. 28

Gambar 2.6 Nilai Ekuitas Merek Bagi Pelanggan............................................. 31

Gambar 2.7 Ekuitas Merek................................................................................ 32

Gambar 2.8 Empat Komponen P Dalam Bauran Pemasaran............................. 35

Gambar 3.1 Desain Riset Pemasaran................................................................. 47

16
17
DAFTAR LAMPIRAN

Hal.
Lampiran 1 Kuesioner.............................................................................. 64
Lampiran 2 Distribusi Jawaban Responden............................................. 67
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Harga (X1)............................................ 68
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan (X2)....................... 69
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Kepuasan Pelanggan (Y)...................... 70
Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas (X1), (X2), dan (Y)............................ 71
Lampiran 7 Hasil Uji Multikonieritas ..................................................... 72
Lampiran 8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda....................................... 73
Lampiran 9 Daftar r Tabel....................................................................... 74
Lampiran 10 Daftar F Tabel....................................................................... 78

18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan
ekonomi dunia yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Kedua kekuatan ini
telah menyebabkan persaingan diantara berbagai perusahaan menjadi semakin
ketat baik pada tingkat domestik maupun pada tingkat internasional. Era
globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala
bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tingginya tingkat
persaingan di bisnis lokal maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa
perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage)
agar mampu memenangkan persaingan di bisnis global. Untuk mencapai hal itu
pemasar harus menerapkan konsep pemasaran modern yang berorientasi pasar
atau pelanggan karena mereka merupakan suatu ujung tombak keberhasilan
pemasaran. Realitas tersebut pada tatanan aktivitas bisnis telah merubah
paradigma aspek pemasaran yang menjadi tolak ukur saat ini tidak hanya 3 C
(Corporates, Competitors, Customers), tetapi terdapat satu aspek yang secara
signifikan harus diperhitungkan yaitu perubahan (Changes). Dengan terjadinya
perubahan maka strategi pemasaran tidak hanya berdasarkan pada konsep
pemasaran secara konvensional saja tetapi harus bersifat fleksibilitas, serta
visibilitas pada strategi pemasaran yang dilakukan pelaku bisnis dengan
mempertimbangkan setiap realitas yang terjadi, maupun fenomena mendatang.
Seiring perkembangan tersebut masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan
dalam mengkonsumsi kebutuhannya sehari-hari. Dengan perkembangan suatu
teknologi dan informasi, perkembangan industri semakin tinggi dan kompleks.
Salah satu industri yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah jenis
industri makanan dan minuman.
Seiring dengan munculnya pesaing-pesaing baru, persaingan diantara industri
makanan dan minuman menjadi sangat ketat. Ketatnya persaingan tersebut
terlihat dalam Tabel 1.1 berikut ini :
2

1.1 Tabel
Rata-Rata Indeks Loyalitas Konsumen Indonesia
Jenis Industri Makanan Dan Minuman
Rata-rata
Industri Rata-rata Tahun 2006
Tahun 2005
Minyak Goreng 70,1% 85,5 %
Kopi Bubuk 71,9% 73,4 %
Mie Instant 68,9% 72,9 %
Rokok Mild 74,1% 71,5 %

Saus Sambal 72,8% 69,1 %

Kecap 75,2% 69,0 %

Minuman Energi Cair - 66,2 %


Rokok Kretek 75,7% 65,9 %

Minuman Tidak Bersoda 71,6% 62,9 %

Sumber : Majalah SWA 06/XXII/23 Maret – 5 April 2006

Secara keseluruhan, hasil indeks loyalitas pelanggan kategori industri


makanan dan minuman menurun. Loyalitas industri makanan dan minuman
tahun 2005 sebesar 72,8% lalu pada tahun 2006 turun menjadi 69,5%. Hasil
tersebut diakibatkan loyalitas di dalam jenis industri makanan dan minuman
sendiri mengalami penurunan, salah satunya adalah industri makanan dan
minuman kategori kecap. Tahun lalu rata-rata loyalitas pelanggan industri
makanan dan minuman kategori kecap sebesar 75,2%, sekarang turun menjadi
69,9%. Gejala penurunan loyalitas pada industri makanan dan minuman
kategori kecap tersebut diakibatkan perubahan situasi dan kondisi ekonomi
yang berpengaruh pada harga jual. Konsumen menjadi selektif dalam
menentukan keputusan pembelian merek kecap yang dipilihnya. Persaingan
merek-merek kecap tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.2 berikut ini :
3

Tabel 1.2
Indeks Loyalitas Konsumen Indonesia
Kategori : Kecap
Tahun 2005 Tahun 2006
LOYALTY REFER CUS- LOYALTY REFER CUS-
MEREK BEHAVIO- - TOMER LOYALTY MEREK BEHAVIO- - TOMER LOYALTY
No UR INDEX RAL SATISFA- INDEX UR INDEX RAL SATISFA- INDEX
INDEX CTION INDEX CTION
1 Indofoo 74, 0 61, 1 78, 7 78, 4 Bango 86, 8 52, 5 91, 4 76, 9
d
2 Cap 75, 9 60, 2 78, 6 78, 0 Indofoo 84, 9 58, 5 87, 8 71, 7
Bango d
3 ABC 72, 2 61, 5 76, 5 76, 3 ABC 79, 9 41, 5 84, 8 66, 0
Rata- 72, 9 59, 1 75, 9 75, 2 Rata- 81, 3 43, 9 86, 4 69, 0
rata rata
Sumber : Majalah SWA 06/XXII/23 Maret – 5 April 2006

Pada Tabel 1.2 Kecap ABC menempati urutan ketiga di bawah kecap Cap
Bango dan Indofood. Hal ini mengindikasikan bahwa kecap ABC memiliki
loyalitas pelanggan yang rendah bila dibandingkan kedua pesaingnya, yakni
Cap Bango dan Indofood. Di samping itu, kecap ABC mengalami penurunan
loyalitas pelanggan dibanding tahun sebelumnya, jika pada tahun 2005 suatu
loyalitas pelanggan kecap ABC sebesar 75,2%, sekarang turun menjadi 69,9%.
Turunnya loyalitas pelanggan kecap ABC mengindikasikan bahwa pembelian
konsumen kecap ABC pun mengalami penurunan. Penurunan pembelian kecap
ABC secara umum dapat digambarkan melalui market share (pangsa pasar)
kecap ABC pada tabel 1.3 berikut ini :
Tabel 1.3
Market Share Kecap ABC
Tahun Market Share
2003 64,4 %

2004 54,7 %
2005 54,2 %

2006 52,8 %

Sumber : Majalah SWA 06/XXII/23 Maret – 5 April 2006


4

Menurut tabel 1.3 diatas dalam kurun waktu selama 4 tahun market share
kecap ABC terus menerus mengalami penurunan, pada tahun 2003 market
share kecap ABC sebesar 64,4%, lalu pada tahun 2004 turun menjadi 54,7%,
kemudian pada tahun 2005 turun menjadi 54,2%, dan sekarang pada tahun
2006 market share kecap ABC turun lagi menjadi 52,8%. Penurunan suatu
market share tersebut menggambarkan turunnya penjualan kecap ABC atau
turunnya keputusan pembelian kecap ABC pada konsumen. Gambaran
mengenai rendahnya pembelian kecap ABC bukan hanya secara nasional,
namun juga terjadi pada tingkat Kelurahan di kota Bekasi. Salah satunya
adalah Kelurahan Sukakerta yang memiliki karakteristik konsumen kecap yang
beraneka ragam. Konsumen kecap di Keluarahan Sukakerta sangat dipengaruhi
oleh informasi yang didapat melalui berbagai media. Pada umumnya ibu-ibu
rumah tangga mempunyai suatu peran besar dalam memutuskan kecap yang
akan dipilih dalam satu keluarga. Oleh karena itu, untuk mengetahui gambaran
konsumen kecap yang ada di Kelurahan Sukakerta, peneliti melakukan survei
pendahuluan yang dilakukan secara langsung melalui 30 ibu-ibu PKK di
Kelurahan Cibarusah secara acak, sehingga diperoleh data sebagai berikut :

Gambar 1.1
Konsumen Pembeli Kecap Di Kelurahan Cibarusah
5

Sumber : Survei Pendahuluan terhadap 30 responden, Maret 2006


Konsumen pembeli kecap di Kelurahan Cibarusah yang ditunjukkan melalui
Gambar 1.1 di atas menyatakan bahwa konsumen pembeli atau pengguna
kecap ABC hanya 37%, sisanya sebanyak 63% merupakan konsumen pembeli
atau pengguna kecap merek lain. Hal tersebut menggambarkan bahwa
penurunan penjualan kecap ABC bukan hanya secara nasional namun juga
pada tingkat kelurahan di kota Bekasi, khususnya Kelurahan Cibarusah. Selain
penurunan penjualan, dalam peringkat kinerja merek, kecap ABC juga
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Kinerja merek merupakan salah
satu tolok ukur yang menggambarkan ekuitas merek tersebut dibanding dengan
merek pesaing. Indikator dari kinerja merek dapat dilihat melalui Brand Value
(BV) produk tersebut. Adapun Brand Value (BV) kecap ABC dapat dilihat pada
tabel 1.4 berikut :

Tabel 1.4
Peringkat Kinerja Merek
KECAP ABC

Tahun Brand Value

2003 370,9

2004 428,6

2005 216,6

Sumber : Majalah SWA 15/XXI/21 Juli – 3 Agustus 2005

Merek memiliki arti yang sangat penting bagi perusahaan. Merek terkenal
dipercaya dapat menghasilkan lebih banyak uang bagi perusahaannya. Merek
yang kuat adalah jalan untuk mempertahankan penjualan di atas rata-rata.
Brand value (BV) Kecap ABC walaupun sempat mengalami kenaikan dari
tahun 2002 hingga tahun 2003 namun menurun drastis dari tahun 2003 hingga
tahun 2004. Selain itu dari sisi awareness, kecap ABC menunjukan
kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Seperti terlihat dalam Tabel 1.5
berikut ini :
6

Tabel 1.5
Brand Awareness (Top Of Mind/TOM Ad)
KECAP ABC

Tahun TOM Ad

2002 69, 2 %

2003 63, 2 %

2004 62, 5 %

2005 58, 7 %

Sumber : www.swa.co.id (12 Mei 2006)

Top OF Mind Awareness adalah tingkatan tertinggi dalam piramida brand


awareness yang menggambarkan sampai sejauh mana tingkat ingatan
konsumen terhadap merek pada suatu produk. Tabel 1.5 diatas menggambarkan
bahwa awareness (Top Of Mind/TOM Ad) kecap ABC terus menurun dari tahun
ke tahun. Hal ini sangat berbahaya apabila pada suatu kecap ABC tidak segera
mengantisipasinya. Menanggapi persaingan ketat diantara produsen kecap,
diduga PT Heinz ABC Indonesia selaku produsen kecap ABC, menata ulang
kegiatan promosinya dalam upaya meningkatkan brand awareness dan
penjualan. Salah satu kegiatan yang dilakukan Kecap ABC dalam promosi
adalah advertising. Untuk mengkomunikasikan diferensiasi produk baru dari
kecap ABC dibutuhkan promosi berupa advertising di berbagai media. Karena
bila kecap ABC melakukan diferensiasi produk baru namun tidak dapat
mengkomunikasikan dengan baik kepada konsumen, maka produk baru
tersebut akan sulit untuk dijual. Oleh karena itu dibutuhkan promosi berupa
advertising untuk membantu memperkenalkan produk baru kecap ABC kepada
konsumen. Usaha kecap ABC untuk meningkatkan suatu brand awareness dan
penjualan produknya melalui promosi berupa advertising dapat dilihat dalam
Tabel 1.6 berikut ini :
7

Tabel 1.6
Anggaran Advertising PT. Heinz ABC Indonesia
Periode Anggaran

Januari-Juni 2004 Rp.40,4 Miliar

Januari-Juni 2005 Rp.13,9 Miliar

Januari-Juni 2006 Rp.20,8 Miliar

Sumber : Nielsen Media Research, 2006

Penurunan anggaran advertising kecap ABC dari Rp.40,4 Milyar pada tahun
2004 menjadi Rp.13,9 Milyar pada tahun 2005 dapat pula dijadikan sebab yang
mengakibatkan turunnya brand awareness dan penjualan kecap ABC. Oleh
karena itu dari data yang diberikan suatu oleh Nielsen Media Research : selama
Januari-Juni 2006, PT. Heinz ABC meningkatkan anggaran untuk advertising
menjadi sekitar 20,8 Miliar. Peningkatan anggaran advertising kecap ABC
untuk mengkomunikasikan produknya merupakan upaya yang dilakukan kecap
ABC untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi kecap ABC khususnya
dalam upaya meningkatkan brand awareness dan penjualan produk kecap ABC
yang mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Bertitik tolak dari
uraian-uraian tersebut maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian
dengan judul : “Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand
Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Kecap
ABC”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan suatu dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
PT. Heinz ABC Indonesia adalah rendahnya keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen kecap untuk membeli kecap ABC. Ada beberapa
hal yang mempengaruhi keputusan pembelian kecap ABC, salah satunya
8

adalah brand awareness. Turunnya brand awareness kecap ABC, merupakan


salah satu penyebab konsumen memutuskan untuk tidak membeli kecap
ABC. Salah satu hal yang membuat brand awareness kecap ABC menjadi
turun adalah akibat kurang maksimalnya kecap ABC dalam melakukan
kegiatan promosi terutama advertising. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan
brand awareness dan mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk
membeli kecap ABC, diduga advertising adalah strategi promosi yang
digunakan kecap ABC untuk mengatasi permasalahan tersebut. Seperti
rumusan masalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap advertising kecap ABC.
2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap brand awareness kecap ABC.
3. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap keputusan pembelian kecap
ABC.
4. Seberapa besar pengaruh advertising terhadap pembentukan brand
awareness kecap ABC.
5. Seberapa besar pengaruh advertising terhadap brand awareness kecap
ABC.
6. Seberapa besar pengaruh advertising terhadap keputusan pembelian kecap
ABC.

1.3. Batasan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah diatas, supaya


dalam pembahasan ini tidak menimbulkan pengertian ganda, maka sangat
perlu kiranya diberikan batasan-batasan masalah, adalah sebagai berikut :
1. Kepuasan
Kepuasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu keadaan dimana
kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat terpenuhi suatu melalui
produk yang dikonsumsi. Pelanggan yang merasa puas atau senang biasanya
akan loyal terhadap produk yang telah dikonsumsi.
2. Kepercayaan
Kepercayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keinginan
seseorang yang menggantungkan diri terhadap produk karena merasa yakin
9

terhadap produk tersebut. Kepercayaan timbul karena suatu dari kejadian


sebelumnya yang dialami oleh seseorang.

3. Persepsi kualitas
Persepsi kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi dari
seseorang terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk.
Salah satu faktor konsumen memilih produk adalah persepsi konsumen
terhadap produk tersebut. Produk yang dianggap lebih dari berkualitas akan
cenderung dipilih oleh konsumen.
4. Loyalitas
Loyalitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku pelanggan
yang terus menerus membeli produk yang sama karena kesetiaan terhadap
produk. Loyalitas biasanya timbul suatu karena beberapa faktor, seperti :
kepuasan, kepercayaan, dan persepsi kualitas pelanggan. Pelanggan yang
loyal biasanya akan selalu membeli produk dalam jangka waktu yang lama.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan laporan proposal skripsi ini, adalah :


1. Mengetahui tanggapan konsumen terhadap advertising kecap ABC.
2. Mengetahui tanggapan konsumen terhadap brand awareness kecap ABC.
3. Mengetahui tanggapan konsumen terhadap keputusan pembelian kecap
ABC.
4. Mengetahui seberapa besar pengaruh advertising terhadap pembentukan
brand awareness kecap ABC.
5. Mengetahui seberapa besar suatu pengaruh advertising terhadap brand
awareness kecap ABC.
6. Mengetahui seberapa besar pengaruh advertising terhadap keputusan
pembelian kecap ABC.
10

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian karya ilmiah ini diharapkan akan memberi manfaat kegunaan


secara teoritis dan priktis kepada untuk berbagai pihak yang membaca :
1. Manfaat Teoritis, semoga hasil suatu kesimpulan daripada penelitian
karya ilmiah ini akan menjadi sarana pengembangan teori ilmu
pengetahuan yang dimiliki dalam manajemen pemasaran yang selama ini
diperoleh dibangku kuliah untuk kemudian diterapkan pada dunia kerja.
2. Manfaat Praktis, semoga pula hasil penelitian karya ilmiah akan dapat
pula menjadi bahan pertimbangan bagi para halayak yang membaca hasil
karya ilmiah ini.

1.6. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi yang akan dilakukan peneliti


berdasarkan pada suatu dari aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh
Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa (Yunita, 2019:38-48),
sehingga dapat diuraikan sebagai berikut :
- Bab I Pendahuluan, dimana pada suatu bab ini menjelaskan tentang :
latar belakang, rumusan masalah, atau batasan penelitian, tujuan
penelitian, manfaat/kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan
skripsi.
- Bab II Kajian Pustaka, dimana pada bab ini menjelaskan tentang
landasan teori meliputi : pengertian advertising, atau brand awareness
(kesadaran merek), keputusan pembelian, ekuitas merek, atau promosi,
kaitan antara konsep advertising dengan brand awareness, atau kaitan
antara konsep advertising dengan keputusan pembelian, atau kaitan
antara konsep brand awareness dengan keputusan pembelian.
Selanjutnya menjelaskan suatu tentang penelitian terdahulu yang relevan
dan hipotesis dari penelitian.
- Bab III Metodologi Penelitian, dimana pada bab ini menjelaskan tentang
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, atau kerangka konsep
yang meliputi desain penelitian, dan deskripsi operasional variabel
11

penelitian. Selanjutnya menjelaskan tentang sesuatu populasi dan


sampel, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
- Bab VI Gambaran Umum Obyek Penelitian, dimana pada suatu bab ini
menjelaskan tentang sejarah obyek penelitian yang meliputi : sejarah
singkat PT. Heinz ABC Indonesia, gambaran umum dari responden yang
diteliti, visi, misi dan tujuan perusahaan PT. Heinz ABC Indonesia.
Selanjutnya menjelaskan tentang struktur organisasi obyek penelitian,
dan kegiatan operasional obyek penelitian.
- Bab V Hasil Penelitian Dan Pembahasan, dimana pada suatu dari bab ini
menjelaskan tentang dari hasil penelitian, meliputi : hasil analisis data
uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya menjelaskan tentang hasil
analisis data, serta pembahasan yang meliputi, dari : pembahasan atas uji
validitas dan reliabilitas, dan pembahasan atas hasil analisa data.
- Bab VI Penutup, dimana pada bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran
bagi pihak-pihak dari suatu yang terkait.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Advertising

Advertising merupakan salah satu bentuk promosi yang paling


banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Uyung Sulaksana (2003:90) bahwa
“Advertising adalah semua bentuk presentasi non personal suatu yang
mempromosikan gagasan, barang, atau jasa yang dibiayai pihak sponsor
tertentu”. Karena definisi yang cukup longgar tersebut, sponsor advertising
tidak terbatas pada perusahaan, namun juga meliputi semua pihak yang
menyebarkan pesannya pada publik sasaran termasuk sekolah, organisasi
amal, dan suatu lembaga pemerintah. Sedangkan Djaslim Saladin
(2003:183) mengemukakan bahwa “Advertising adalah semua suatu bentuk
penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang atau jasa yang
dilakukan oleh sponsor yang dibayar”. Advertising adalah bentuk
komunikasi tidak langsung, yang didasarkan pada informasi tentang
keunggulan dan keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah suatu
pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.
Kotler (2005:658) mendefinisikan “Advertising adalah segala bentuk
penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non-personal
yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran”.
Adapun AMA (American Marketing Association) dalam Fandy Tjiptono
(2001:226) mendefinisikan Advertising adalah seluruh proses yang meliputi
penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pada advertising.
Dari pengertian-pengertian diatas, maka suatu penulis menyimpulkan bahwa
advertising adalah semua bentuk penyajian non personal, promosi, ide-ide,
promosi barang atau jasa yang merupakan keseluruhan proses yang meliputi

12
penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan advertising.
Biasanya advertising ini meliputi penggunaan media seperti surat kabar,
televisi, radio, majalah, internet, billboard, dan lain-lain. Selanjutnya Kotler
menambahkan bahwa dalam mengembangkan program advertising, manajer
pemasaran harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan
motif membeli. Kemudian mengambil lima dari keputusan utama dalam
pembuatan program advertising ini, yang dikenal dengan lima M (5M),
yaitu :
a. Mission (misi), apakah tujuan advertising?
b. Money (uang), berapa banyak yang dapat dibelanjakan?
c. Message (pesan), pesan apa yang harus disampaikan?
d. Media, media apa yang akan digunakan?
e. Meassurement (pengukuran), bagaimana mengevaluasi suatu dari
hasilnya? (Kotler, 2005:658)
Langkah pertama yang harus dilewati dalam program suatu advertising
adalah menentukan tujuan dari iklan. Tujuan itu harus didasarkan pada suatu
keputusan-keputusan dimasa lalu tentang pasar sasaran, positioning, dan
bauran pemasaran, yang mendefinisikan pekerjaan yang harus dilakukan
oleh advertising dalam kerangka program pemasaran kesluruhan. Tabel 2.1
di bawah ini mendaftar contoh tiap-tiap tujuan itu.

13
Tabel 2.1
Daftar Tiap-Tiap Tujuan Advertising

Keputusan pesan
Keputusan Strategi Pesan
Anggaran Pelaksanaan pesan
Keputusan
Penetapan Pendekatan yang Kampanye
tujuan terjangkau, Dampak
Tujuan Presentase komunikasi
Komunikasi penjualan, Dampak
Tujuan Paritas persaingan, penjualan
Penjualan Pendekatan tujuan Keputusan media
dan tugas Jangkauan Frekuensi,
Jenis media utama,
Sarana media khusus,
Penentuan waktu
media

Sumber : Philip Kotler (2005:640)

Advertising adalah tugas komunikasi tertentu yang harus dilakukan terhadap


khalayak sasaran tertentu selama periode waktu tertentu. Tujuan advertising
dapat dikelompokan berdasarkan tujuan utamanya, apakah tujuannya adalah
menginformasikan, membujuk, atau suatu mengingatkan.

14
Tabel 2.2
Tujuan Advertising Yang Mungkin
Menginformasikan
Menceritakan kepada pasar tentang Menggambarkan layanan yang
produk baru tersedia
Menganjurkan kegunaan baru produk
tertentu Mengoreksi kesan yang salah
Menginformasikan pasar tentang
perubahan harga Menggurangi ketakutan pembeli
Menjelaskan cara harga produk
Menciptakan citra perusahaan
Membujuk
Menciptakan preferensi merek Membujuk pelanggan membeli
Mendorong pergantian ke merek anda sekarng
Mengubah persepsi pelanggan tentang Membujuk pelanggan untuk menerima
atribut produk kunjungan tenaga penjualan
Mengingatkan
Mengingatkan pelanggan bahwa Mempertahankan produk tersebut
produk itu mungkin diperlukan dalam tetap ada di benak konsumen selama
waktu dekat bukan musimnya
Mengingatkan pelanggan dimana Mempertahankan kesadaran produk
membeli produk tersebut tertinggi (top of mind) di benak
konsumen
Sumber : Philip Kotler (2005:641)

Advertising informatif digunakan khususnya untuk ketika memperkenalkan


suatu kategori produk baru. Dalam kasus itu, tujuannya adalah menciptakan
permintaan suatu primer. Advertising persuasif menjadi lebih penting jika
persaingan meningkat. Disini, tujuan perusahaan adalah menciptakan
permintaan selektif. Kotler (2005:641) mengemukakan bahwa “advertising
yang mengingatkan penting bagi produk yang sudah dewasa, advertising itu
membuat konsumen terus menerus memikirkan produk tersebut”.
Langkah berikutnya adalah memutuskan anggaran periklanan. Menurut
Lingga (2002:160), sedikitnya ada lima faktor suatu spesifik yang harus
dipertimbangkan dalam membuat anggaran periklanan, yaitu :

15
a. Tahap dalam siklus hidup produk. Produk baru umumnya mendapat
anggaran iklan yang besar dengan tujuan membangun kesadaran dan
agar pelanggan bersedia mencoba produk tersebut. Merek yang
sudah mapan biasanya didukung anggaran periklanan yang lebih
rendah.
b. Pangsa pasar dan basis konsumen. Merek dengan pangsa pasar yang
tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit biaya iklan karena biaya
tersebut hanya untuk mempertahankan pangsanya.
c. Persaingan dan gangguan. Dalam pasar banyak suatu pesaing dan
pengeluaran iklan yang tinggi, suatu merek harus diiklankan agar
terdengar ditengah-tengah kegaduhan pasar. Bahkan gangguan suatu
sederhana dari iklan yang tidak bersaing secara langsung dengan
merek tersebut memerlukan periklanan yagng berdampak lebih
besar.
d. Frekuensi periklanan. Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk
menyampaikan pesan ke suatu konsumen juga sangat mempengaruhi
anggaran periklanan.
e. Kemungkinan substitusi produk. Merek-merek dalam suatu kelas
komoditas (misalnya rokok) memerlukan iklan besar-besaran untuk
membangun citra yang berbeda. Periklanan juga penting jika suatu
merek dapat memberikan manfaat atau tampilan fisik yang unik.
Langkah ketiga yang harus dilakukan adalah memilih atau menetapkan
pesan periklanan. Keputusan memilih pesan dari iklan yang digunakan
biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk tema, teknik atau cara,
serta sasaran yang akan dituju. Tema iklan itu sendiri harus singkat, jelas,
mudah dipahami, dan tepat sasaran. Dalam memilih pesan periklanan harus
melalui empat tahap agar strategi yang dikembangkan menjadi kreatif,
yaitu :
a. Pembentukan pesan. Pada prinsipnya pesan produk, manfaat utama
yang ditawarkan merek, harus diputuskan suatu sebagai bagian dari
pengembangan konsep produk.

16
b. Evaluasi dan pemilihan pesan. Pengiklan perlu mengevaluasi pesan-
pesan alternatif. Iklan yang baik biasanya berfokus pada usulan
penjualan inti.
c. Pelaksanaan pesan. Pengaruh pesan tidak hanya tergantung pada apa
yang dikatakan tetapi juga pada bagaimana mengatakannya.
Beberapa iklan mengarah pada penentuan pada posisi rasional dan
yang lain penentuan posisi emosional.
d. Tanggung jawab sosial. Pada saat yang sama pengiklan dan bironya
harus memastikan bahwa iklan kreatif mereka tidak melanggar
norma-norma sosial dan hukum. (Lingga, 2002:161)
Selanjutnya adalah keputusan tentang suatu media apa yang akan
digunakan. Pemilihan media ini merupakan masalah bagaimana mencari
cara yang efektif dan efisien dalam menyampaikan sejumlah pesan yang
benar-benar dikehendaki konsumen sebagai sasaran. Ada beberapa langkah
dalam menentukan media, yaitu :
a. Mengukur jangkauan, frekuensi, dan dampak dari iklan. Kesadaran
masyarakat semakin tinggi jika jangkauan frekuensi dan dampak
pembeberan iklan semakin tinggi. Oleh karena itu, para perencana
media penting mengetahui pertukaran antara jangkauan, frekuensi,
dan dampak iklan.
b. Pemilihan media. Jenis media iklan terdiri atas iklan lini atas (above
the line) dan iklan lini bawah (below the line). Iklan lini atas
dikuasai oleh lima media yang berhak mengatur pengakuan dan
pembayaran komisi kepada biro-biro iklan, yaitu pers (koran dan
majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan luar ruang, dan sinema
atau bioskop.
c. Penetapan waktu pemasangan media.
d. Penetapan lokasi pemasangan media. (Djaslim Saladin, 2003:187)
Berikut disajikan oleh profil jenis-jenis media utama serta keunggulan dan
keterbatasannya :

17
Tabel 2.3
Profil Jenis-Jenis Media Utama
Media Keunggulan Keterbatasan
Fleksibiltas; ketepatan Jangka waktu pendek;
waktu; liputan pasar lokal kualitas reproduksi
Surat Kabar
yang baik; penerimaan buruk; “penerusan”
luas; dipercayai. audiens kecil.
Menggabungkan gambar,
Biaya absolut;
suara, dan gerak;
pengelompokan tinggi;
Televisi merangsang indera
paparan tidak terlihat;
perhatian tinggi;
pilihan audiens kurang.
jangkauan tinggi.
Hanya penyajian audio;
Penggunaan masal;
perhatian lebih rendah
pilihan geografis dan
Radio daripada televisi; struktur
demografis tinggi; biaya
harga tidak standar;
rendah.
paparan sia-sia.
Pilihan geografis dan
demografis tinggi;
Tenggang waktu
kredibilitas dan gengsi;
pembelian iklan panjang;
Majalah kualitas reproduksi tinggi;
peredaran yang sia-sia;
jangka waktu panjang;
tidak ada jaminan posisi.
penerusan pembacaan
baik.
Fleksibilitas; pengulangan
Tidak ada pilihan
Luar paparan tinggi; biaya
audiens; kreativitas
Ruang/Billboard rendah; persaingan
terbatas.
rendah.
Media yang relatif baru
Selektivitas tinggi,
dengan jumlah pengguna
Internet kemungkinan interaktif,
yang rendah di beberapa
biaya relatif rendah
negara
Sumber : Philip Kotler (2005:670)

18
Langkah selanjutnya menghitung biaya (budget) advertising. Biaya ini tentu
harus dirancang seefektif mungkin. Setiap alat promosi memiliki efektivitas
biaya yang berbeda pada setiap tahapan kesiapan pembeli. Advertising akan
sangat membantu perusahaan dalam memperkenalkan produk terutama pada
tahapan kesadaran (awareness) pembeli.
Alat-alat promosi juga memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda pada
berbagai tahap daur hidup produk. Kotler memberikan gambaran bahwa
pada tahap perkenalan, advertising dan publisitas memiliki tingkat
efektivitas biaya yang tertinggi. Ini disebabkan oleh suatu karena
perusahaan mencoba menyadarkan pelanggan akan keberadaan produk.

Gambar 2.1
Efektivitas Biaya Berbagai Alat Promosi Pada Berbagai
Tahap Kesiapan Pembeli
Promosi
Penjualan

Penjualan
Personal

Jenis Promosi

Periklanan dan
Publisitas

Kesadaran Pengertian Keyakinan Pemesanan Pemesanan Ulang

Tahap kesiapan pembeli


Sumber : Philip Kotler (2005:647)

Evaluasi keberhasilan iklan pun perlu dilakukan karena sangat berpengaruh


terhadap volume penjualan. Walaupun sulit untuk dilakukan tetapi hasilnya
dapat membantu keputusan advertisng yang cocok diterapkan untuk periode
berikutnya. Menurut Djaslim Saladin (2003:188), sedikitnya ada tiga dari

19
alternatif untuk mengukur pengaruh advertising terhadap volume penjualan,
yaitu :
a. Metode penentuan peringkat langsung (direct rating method), yaitu
metode yang membeberkan beberapa iklan alternatif kepada panel
konsumen dan meminta mereka menentukan peringkat masing-
masing dari iklan ini. Metode ini dapat mengevaluasi kekuatan
sebuah iklan atas kemampuannya memperoleh perhatian, mudah
tidaknya dibaca dan dipahami, serta kemampuan menggugah
perasaan dan perilaku.
b. Pengujian portfolio (portfolio test), yaitu metode yang dapat melihat
atau mendengarkan sejumlah iklan alternatif tanpa batasan waktu
dan kemudian mereka diminta mengingat-ingat kembali semua iklan
beserta isinya, dengan atau tanpa bantuan pewawancara.
c. Pengujian laboratorium (laboratory test), yaitu untuk mengukur
reaksi fisiologi konsumen, bagaimana perhatian konsumen terhadap
iklan tersebut.

2.1.2 Brand Awareness (Kesadaran Merek)

Brand awareness merupakan kesanggupan seorang calon pembeli


untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori merek tertentu (Aaker, 1996:90). Terence A.Shimp
(2003:11) mengemukakan bahwa brand awareness merupakan kemampuan
sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang
memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut
dimunculkan. Brand awareness membutuhkan jangkauan kontinum dari
perasaan yang tak pasti bahwa merek tertentu dikenal, menjadi keyakinan
bahwa suatu produk tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk
bersangkutan. Peran dan kesadaran merek atas ekuitas merek bergantung
pada konteks dan pada tingkat mana brand awareness itu dicapai.
Menurut Rhenald Kasali (1999:378) awareness adalah :
Pengetahuan yang dimiliki konsumen tentang keberadaan produk.
Biasanya dinyatakan dengan pernyataan-pernyataan seperti : Saya

20
pernah mendengar, Saya pernah suatu melihatnya, Saya pernah dari
mencobanya, Saya tahu apa gunanya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa brand awareness
adalah sampai sejauh mana konsumen dapat mengenali dan menyadari
tentang keberadaan suatu merek yang merupakan bagian dari kategori
produk tertentu. Tingkatan brand awareness secara berurutan dapat
digambarkan sebagai suatu piramida seperti di bawah ini.

Gambar 2.2
Piramida Brand Awareness

Top
of Mind

Brand Recall

Brand Recognition

Unware of Brand

Sumber : David A.Aaker (1997:92)

Penjelasan mengenai piramida brand awareness dari tingkat terendah


sampai tingkat tertinggi adalah :
a. Unware of brand merupakan tingkat yang paling rendah dalam
piramida kesadaran merek di mana konsumen tidak menyadari akan
adanya suatu merek.
b. Brand recognition merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek.
Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada
saat melakukan pembelian. Pengakuan merek, didasarkan suatu tes
pengingatan kembali lewat bantuan. Pengenalan merek adalah
tingkat minimal dari kesadaran merek, hal ini penting khususnya
ketika seorang pembeli memilih suatu merek pada saat pembelian.

21
c. Pada tingkat berikutnya adalah pengingatan kembali merek (brand
recall). Pengingatan kembali merek didasarkan pada permintaan
seseorang untuk menyebutkan merek tersebut dalam suatu kelas
produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa
bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak
perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
d. Top of Mind merupakan tingkat tertinggi dari kesadaran merek.
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan
pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama merek, maka
merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan
puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek
utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.
Posisi pengingatan kembali yang lebih kuat dari kesadaran puncak
pikiran adalah merek dominan, yaitu merek yang menempati posisi
sebagai satu-satunya merek yang diingat kembali oleh responden
dengan prosentase tinggi.
Peran suatu brand awareness adalah bagaimana brand awareness tersebut
menciptakan suatu nilai. Pengenalan maupun pengingatan merek akan
melibatkan upaya mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya
dengan kategori produk. Menurut Darmadi Durianto (2004:57) agar brand
awareness dapat dicapai dan diperbaiki dapat ditempuh dengan beberapa
cara sebagai berikut :
a. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan atau tampil beda
dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara merek
dengan kategori produknya.
b. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu
konsumen untuk mengingat merek.
c. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat
dihubungkan dengan mereknya.
d. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak
diingat pelanggan.

22
e. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat
yang sesuai dengan kategori produk, merek, atau keduanya.
Melakukan pengulangan untuk meningkatkan suatu pengingatan karena
membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan dengan membentuk
pengenalan.

2.1.3 Keputusan Pembelian

Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan


serta keinginan pelanggan sasaran. Bidang ilmu perilaku konsumen
mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,
memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman
dalam rangka suatu memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
Konsumen membuat sejumlah keputusan pembelian setiap hari. Hampir
seluruh perusahaan meneliti pengambilan keputusan pembelian konsumen
secara mendetail untuk memperoleh jawaban apa yang konsumen beli,
dimana mereka membelinya, bagaimana caranya dan seberapa banyak,
kapan dan mengapa mereka membelinya.

Gambar 2.3
Model Perilaku Pembeli

Rangsangan Rangsangan Ciri-ciri Proses Keputusan Keputusan


Pemasaran Lain Pembeli Pembelian Pembeli

Pemahaman Pemilihan produk


masalah Pemilihan merek
Produk Ekonomi Budaya Pencarian Pemilihan saluran
Harga Teknologi Sosial informasi pembelian
Saluran Politik Pribadi Pemilihan Penentuan waktu
Pemasaran Budaya Psikologi alternatif pembelian
Promosi Keputusan Jumlah
pembelian pembelian
Perilaku pasca-
pembelian

23
Sumber: Philip Kotler (2005:203)

Titik awalnya adalah model perilaku pembelian yang berupa rangsangan-


tanggapan yang disajikan pada Gambar 2.3 Gambar ini menunjukkan bahwa
pemasaran dan rangsangan lain akan masuk ke dalam suatu “kotak hitam”
konsumen dan menghasilkan tanggapan tertentu. Pemasar harus mencari
tahu apakah yang ada dalam kotak hitam pembeli. Pembelian konsumen
sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan dari
psikologis. Sebagian besar dari faktor-faktor itu tidak dapat dikendalikan
oleh pemasar, namun mereka harus mempertimbangkannya. Menurut Kotler
(2005:203) faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut :
a. Faktor budaya memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam dalam
perilaku konsumen. Pemasar perlu memahami pada peranan yang
dimainkan oleh budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli.
Budaya adalah serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku
dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan
instansi penting lain. Subbudaya adalah kelompok orang yang
memiliki sistem lai yng sama berdasarkan pengalaman dan situasi
kehidupan yang serupa. Kelas sosial adalah pembagian kelompok
masyarakat yang relatif permanan dan relatif teratur dimana
anggota-anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
b. Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh dari faktor sosial, seperti
kelompok kecil, keluarga, peran sosial, dan status yang melingkupi
konsumen tersebut. Kelompok adalah dua atau lebih sekelompok
orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan
bersama. Keluarga merupakan organisasi pembelian di masyarakat
tempat konsumen berada yang paling penting, dan keluarga telah
diteliti secara luas. Peran terdiri atas sebuah sejumlah aktivitas yang
diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya.

24
c. Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakeristik
pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi
ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri. Sepanjang
hidupnya, orang akan mengubah barang dan jasa yang dibelinya.
Pekerjaan akan suatu mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.
Situasi ekonomi dari seseorang akan mempengaruhi pilihan produk.
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang tergambarkan pada
aktivitas, interest, dan opinions (AIO) orang tersebut. Kepribadian
adalah suatu karakteristik psikologis yang membedakan suatu
seseorang yang menghasilkan tanggapan secara suatu konsisten dan
terus dari menerus terhadap lingkungannya.
d. Pilihan pembelian dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama :
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta suatu kepercayaan dan sikap.
Motivasi adalah kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat
mencari kepuasan atas suatu kebutuhan tersebut. Persepsi adalah
menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan dari informasi guna
membentuk gambaran yang berarti tentang suatu dunia.
Pembelajaran adalah perubahan perilaku seseorang karena
pengalaman. Keyakinan adalah pemikiran dekriptif yang
dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap adalah evaluasi,
perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak
sukanya seseorang terhadap objek atau ide.
Keputusan yang lebih rumit biasanya melibatkan lebih banyak pelaku dan
lebih banyak awareness (kesadaran) pembeli. Gambar 2.4 menunjukan tipe
perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembelian
dan tingkat perbedaan diantara merek.

25
Gambar 2.4
Empat Jenis Perilaku Pembelian

Keterlibatan tinggi Keterlibatan rendah

Perbedaan yang Perilaku Perilaku


sangat besar Pembelian Pembelian
di antara merek Yang kompleks Pencari variasi

Perbedaan yang
kecil di antara
Perilaku Perilaku
merek
Pembelian Pembelian
Pengurangan disonansi kebiasaan

Sumber : Philip Kotler (2005:221)

Menurut Kotler (2005:221) tipe perilaku pembelian dapat dibedakan


menjadi empat tipe, yaitu :
a. Perilaku pembelian kompleks : perilaku pembelian konsumen dalam
situasi yang bercirikan adanya keterlibatan konsumen yang sangat
tinggi dalam membeli dan adanya persepsi yang signifikan mengenai
perbedaan diantara merek.

26
b. Perilaku pembelian pengurangan disonansi : perilaku pembelian
dalam situasi dimana pembeli mempunyai keterlibatan yang tinggi
tetapi melihat hanya sedikit perbedaan merek.
c. Perilaku pembelian kebiasaan : suatu situasi yang dimana konsumen
mempunyai keterlibatan rendah dan perbedaan suatu yang tidak jauh
diantara merek.
d. Perilaku pembelian pencarian variasi : perilaku pembelian konsumen
dalam situasi dimana konsumen mempunyai tingkat keterlibatan
yang rendah tetapi mempersepsikan bahwa adanya perbedaan merek
yang signifikan.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:560) istilah model konsumen ini


menunjukan kepada cara pandang umum terhadap bagaimana dan mengapa
individu berperilaku seperti yang ditampilkannya, terdapat dari 4 (empat)
pandangan yaitu, sebagai berikut : ekonomis (economic), pasif (passive),
mengamati (cognitive), dan emosional (emotional).
a. Economic Man. Dalam persaingan sempurna, konsumen sering
digolongkan sebagai economic man, yaitu seorang yang membuat
keputusan secara rasional.
b. Passive Man. Sebagai konsumen dari keterangan nomor satu diatas,
passive man digambarkan sebagai konsumen yang patuh terhadap
keinginan dan promosi dari pemasar.
c. Cognitive Man. Model ini memfokuskan pada proses konsumen
dalam mencari dan mengevaluasi merek dan toko eceran.
d. Emotional Man. Pada saat melakukan pembelian secara emosional
cenderung memperhatikan dan mencari suatu informasi yang lebih
memperhatikan pada perasaan dan suasana hati.
Sedangkan Buchari Alma (2004:97) mengemukakan 3 (tiga) macam motif
pembelian yaitu sebagai berikut :
a. Primary buying motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya.

27
b. Selective buying motive, yaitu pemilihan terhadap barang. Ini bisa
berdasarkan rasio. Selective buying dapat berbentuk rational buying
motive, emotional buying atau impulse.
c. Patronage buying motive. Ini adalah selective buying yang ditujukan
kepada tempat atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul karena
layanan yang memuaskan, tempatnya dekat, cukup persediaan
barang, halaman parkir, dan lain-lain.
Proses pengambilan keputusan yang digunakan konsumen ketika melakukan
pembelian bervariasi. Pembeli yang berbeda mungkin terlibat dalam jenis
proses pengambilan keputusan yang berbeda bergantung pada sejauh apa
keterlibatannya dalam produk. Sebuah produk yang bagi seorang konsumen
memerlukan keterlibatan tinggi mungkin hanya membutuhkan keterlibatan
rendah bagi pembeli yang lain.
Tabel 2.4
Jenis-Jenis Keputusan Pembelian Konsumen
Luas Pengambilan Luas Keterlibatan
Keputusan
Tinggi Rendah
Luas (pencarian informasi; Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan
pertimbangan alternatif yang kompleks terbatas; termasuk
merek) pencarian variasi dan
pembelian atas dasar
dorongan
Rutin/kebiasaan (sedikit Kesetiaan Merek Tidak berminat
atau tidak ada pencarian
informasi, terpusat pada
satu merek)
Sumber : Boyd et al (2000:122)

Pembelian-pembelian dengan keterlibatan tinggi meliputi produk atau jasa


secara psikologis penting bagi seorang konsumen karena dapat memenuhi
kebutuhan sosial atau pribadinya. Konsumen mengambil risiko sosial dan
psikologis, selain itu konsumen juga mungkin mengambil risiko keuangan.
Proses pengambilan keputusan yang kompleks (complex decision making
process), yaitu konsumen mencari informasi secara luas dari berbagai
sumber untuk mengevaluasi produk atau merek pilihan sebelum membeli.

28
Dengan cara ini, pembeli mencoba untuk meminimalkan kemungkinan
konsekuensi negatif yang tidak terduga setelah pembelian. Frekuensi
pembelian produk tertentu memungkinkan konsumen menilai merek mana
yang terbaik dan untuk selanjutnya membeli merek tersebut dengan sedikit
pertimbangan di antara alternatif yang ada. Proses keputusan ini disebut
kesetiaan merek (brand loyalty). Kesetiaan merek tumbuh dari hasil belajar
dari suatu pengalaman konsumen. Pencarian informasi untuk mengevaluasi
merek-merek alternatif yang sedikit dikarenakan produk-produk yang
membutuhkan keterlibatan rendah tidak terlalu penting bagi konsumen.
Oleh karena itu, keterlibatan konsumen dan risiko yang mereka hadapi
sebagai akibat dari pengambilan keputusan yang buruk adalah kecil untuk
beberapa jenis produk.
Konsumen hanya rugi sedikit untuk menukar merek untuk mendapat variasi.
Namun, banyak konsumen yang mengembangkan kesetiaan tertentu untuk
merek tertentu yang sudah terkenal. Untuk produk yang tidak terlalu penting
dan hanya mempunyai sedikit perbedaan yang mendasar antar merek,
konsumen tetap akan membeli merek apa yang dikenal atau yang tersedia
tanpa merasa khawatir apakah itu merupakan pilihan terbaik atau bukan.
Sejumlah produk tidak dianggap layak menyita waktu dan upaya dalam
pengambilan keputusan. (Boyd et. al. 2000:122).
Menurut Kotler (2005:224), konsumen melewati lima tahap dalam proses
pembelian sebuah produk. Lima tahap ini tidak berlaku untuk pembelian
dengan keterlibatan yang rendah, karena tahapan ini menampung seluruh
cakupan pertimbangan yang muncul saat seorang konsumen menghadapi
pembelian baru dengan suatu keterlibatan yang tinggi. Lima tahap proses
pembelian konsumen digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.5
Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku

kebutuhan Informasi Alternatif Pembelian Pascapembelian

Masalah

29
Sumber : (Kotler 2005:224)

Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut :


a. Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai saat suatu konsumen
mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan konsumen
dapat dipengaruhi oleh rangsangan internal atau rangsangan
eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi suatu keadaan yang
memicu pada kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi
dari sebuah sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi
rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu
kategori produk.
b. Pencarian informasi. Setelah mengenali suatu kebutuhannya, maka
konsumen akan terdorong untuk mencari dari informasi yang lebih
banyak. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan
perhatian yang menguat. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi
lebih peka terhadap informasi tentang suatu produk. Pada tingkat
selanjutnya, konsumen itu mungkin memasuki dari pencarian aktif
informasi yaitu mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan suatu
mengunjungi toko untuk mempelajari dari produk. Pemasar perlu
mengetahui sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan
konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap suatu
keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen yang
digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu :
 Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
 Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, dan
pajangan di toko.
 Sumber publik : media massa, dan organisasi penentu peringkat
konsumen.
 Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian
produk.

30
c. Evaluasi alternatif. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana
yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu dari konsumen
dalam semua situasi suatu pembelian. Terdapat beberapa proses
evaluasi dari keputusan, dan model-model yang terbaru memandang
suatu proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi
kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap konsumen dari
membentuk penilaian atas produk terutama secara sadar dan
rasional. Beberapa konsep dasar untuk memahami proses suatu
evaluasi konsumen, yaitu: pertama, konsumen berusaha untuk
memenuhi suatu dari kebutuhan. Kedua, konsumen mencari suatu
manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang
masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang
digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
d. Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk
preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen
juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling
disukai.
e. Perilaku pascapembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan
mengalami suatu level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas
pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut
hingga periode suatu pascapembelian. Pemasar harus memantau
kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan pemakaian
suatu dari pascapembelian.

2.1.4 Ekuitas Merek

Salah satu asset tak berwujud adalah ekuitas yang dimiliki merek.
Bagi banyak perusahaan, merek dan segala yang diwakilinya merupakan
asset yang paling penting karena sebagai dasar keunggulan kompetitif dan
sumber penghasilan masa depan. Apabila pelanggan dihadapkan pada
pilihan seperti nama merek, harga, serta berbagai atribut produk lainnya, ia

31
akan cenderung memilih nama merek terlebih dahulu setelah itu baru
memikirkan harga (Freddy Rangkuti, 2002:21).
Ekuitas merek menurut David Aaker (1991:22) adalah seperangkat
asset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama
dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai yang
diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau
pelanggan perusahaan.
Sedangkan menurut Kotler (2005:350) merek yang kuat mempunyai ekuitas
merek yang tinggi, dan ekuitas merek yang tinggi memberikan perusahaan
berbagai keuntungan bersaing.
Ekuitas merek menurut Darmadi Durianto (2004:4) adalah sebagai berikut :
Ekuitas merek (Brand Equity) adalah seperangkat asset dan liabilitas merek
yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang menambah
atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada
perusahaan atau pelanggan perusahaan. Menurut E.Knapp (2001:2) Ekuitas
merek adalah totalitas dari persepsi merek, mencakup kualitas relatif dari
produk dan jasa, kinerja keuangan, loyalitas pelanggan, karyawan, dan
semua stakeholder yang merasakan tentang merek.

Gambar 2.6
Nilai Ekuitas Merek Bagi Pelanggan
EKUITAS MEREK

Memberikan Nilai kepada Para pelanggan Dengan Mempertinggi

Interpretasi pemrosesan
Konfindensi dalam Keputusan Pembelian
Kepuasan Pelanggan

Sumber: The Bran Minset, Duane E.Knapp (2001:11)

Konsumen bersedia membayar lebih tinggi suatu produk karena melekat


merek, yang merupakan jaminan kualitas dan nilai tertentu yang diyakini
terkandung di dalamnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Barwise
pada tahun 1993 (dalam Rangkuti, 2002), disebutkan bahwa banyak

32
pemasar menggunakan suatu istilah ekuitas merek (brand equity). Freddy
Rangkuti (2002:63) mengemukakan bahwa :
Perusahaan yang memiliki basis pelanggan yang mempunyai loyalitas
merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan, karena
biaya untuk mempertahankan suatu pelanggan jauh lebih murah
dibandingkan mendapatkan pelanggan baru. Keuntungan kedua, loyalitas
merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan.
Mengelola suatu ekuitas merek dalam persaingan yang kompetitif semakin
strategis, tidak hanya sekedar nama ataupun simbol, bahkan tidak sekedar
pembeda produk. Ekuitas merek dapat meningkatkan preferensi konsumen
terhadap sebuah merek, membentuk loyalitas pelanggan dan dapat menjadi
keunggulan bersaing bagi perusahaan. Oleh karena ini merek memiliki arti
sebagai suatu identitas perusahaan, maka merek yang baik adalah yang
dapat dengan mudah membedakannya dengan pesaing. Untuk itu banyak
merek memanfaatkan karakteristik manusia dalam produknya agar
memudahkan konsumen mengingat merek, sehingga pada akhirnya
konsumen pada satu tataran kesetiaan yang tinggi terhadap merek tersebut.

Gambar 2.7
Ekuitas Merek
Kesan Kualitas
Aset Merek yang lain Kesadaran Merek

33
EKUITAS MEREK Nama & Simbol

Loyalitas Merek Assosiasi Merek

Memberikan nilai kepada Memberikan nilai kepada


pelanggan dengan perusahaan dengan
menguatkan: menguatkan:
Interpretasi/proses Efisiensi dan efektifitas
informasi program pemasaran
Rasa percaya diri dalam Loyalitas merek
keputusan pembelian Harga/laba
Pencapaian kepuasan dari Perluasan merek
pelanggan Peningkatan perdagangan

Sumber : David A. Aaker (1997:25)

Sementara itu, David Aaker (1996:319) mengatakan bahwa untuk mengukur


ekuitas merek harus dilihat melalui lima dimensi yaitu brand awareness,
measure perceived quality, brand association, loyalty measure, dan market
behaviour measure.
Menurut David Aaker dalam Darmadi Durianto (2004:4) mengatakan bahwa
untuk mengukur ekuitas merek harus dilihat melalui lima dimensi yaitu :
a. Brand Awareness (Kesadaran Merek) : kesanggupan calon pembeli
untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian
dari suatu kategori produk tertentu. Masyarakat cenderung membeli
merek yang sudah terkenal karena mereka merasa aman dengan
sesuatu yang dikenal.
b. Perceived Quality (Kesan Kualitas) : sebuah merek akan dikaitkan
oleh sebuah persepsi kualitas tanpa perlu mendasarkan pengetahuan
yang mendetail mengenai spesifikasi. Persepsi suatu kualitas

34
mungkin berwujud sesuatu yang berbeda untuk masing-masing tipe
industri.
c. Brand Association (Asosiasi Merek) : mencerminkan pencitraan
suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam suatu kaitannya
dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis,
harga, atau pesaing, selebritis dan lain-lain.
d. Brand Loyalty (Loyalitas Merek) : mencerminkan tingkat
keterikatan konsumen dengan suatu merek produk. Bagi perusahaan
adalah mahal untuk mendapatkan konsumen baru. Sebaliknya, relatif
tidak mahal untuk memelihara suatu konsumen yang sudah ada,
terutama jika para konsumen itu sudah puas dan bahkan menyukai
merek tersebut.
e. Other Proprietary Brand Assets : Aset-aset merek yang lainnya
seperti paten, cap, saluran hubungan dan lain-lain.
Ekuitas merek dapat mempengaruhi suatu rasa percaya diri konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam
menggunakan produk tertentu. Apabila dari konsumen tidak tertarik kepada
merek dan membeli karena karakteristik dari suatu produknya, harga dan
kenyamanannya dengan sedikit mempedulikan merek, maka kemungkinan
ekuitas mereknya kecil. Sebaliknya apabila dari para pelanggan melanjutkan
membeli merek tersebut walaupun dihadapkan pada para kompetitor yang
menawarkan suatu dari karakteristik yang lebih unggul dari segi harga dan
kepastiannya, berarti terdapat nilai besar dalam merek tersebut.

2.1.5 Promosi

Definisi pemasaran menurut Kotler (2005:10) adalah :

35
Proses sosial yang dengan proses itu individu dan suatu kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan suatu produk dan jasa yang
bernilai dengan pihak lain. Tugas pemasar adalah menyusun program atau
rencana pemasaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang bauran alat-alat
pemasaran yang digunakan.
Kotler (2005:17) mendefinisikan bauran pemasaran (marketing mix)
sebagai berikut :
Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus
menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran, alat-alat
itu diklasifikasikan menadi empat kelompok yang luas yang terdiri
dari empat P pemasaran : produk (product), harga (price), tempat
(place), dan promosi (promotion).
Keputusan bauran pemasaran harus diambil untuk mempengaruhi saluran
perdagangan dan dan juga konsumen akhir. Perusahaan harus
mempersiapkan bauran tawaran yang terdiri dari produk, servis, harga, dan
memanfaatkan bauran promosi.

Gambar 2.8
Empat Komponen P Dalam Bauran Pemasaran

36
Bauran pemasaran

Pasar Sasaran

Produk Harga Promosi Tempat


Keragaman Daftar harga Promosi penjualan Saluran pemasaran
produk
Rabat/diskon Periklanan Cakupan pasar
Kualitas
Potongan harga Tenaga penjualan Pengelompokan
Design khusus
Kehumasan Lokasi
Ciri Periode
Pemasaran Persediaan
pembayaran
Merek Langsung
Transportasi
Syarat kredit
Kemasan
Ukuran
Pelayanan
Garansi
Imbalan

Sumber: Philip Kotler (2005:18)

Variabel pemasaran tertentu dari masing-masing P ditunjukan dalam


Gambar 2.8 Keputusan bauran pemasaran harus diambil untuk
mempengaruhi saluran perdagangan dan juga konsumen. Buchari Alma
(2004:135) mendefinisikan promosi adalah sejenis suatu dari komunikasi
yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang
dan jasa. Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik,
mengingatkan, dan meyakinkan suatu dari calon konsumen. Pemasaran
modern memerlukan suatu lebih dari sekedar mengembangkan produk yang
baik, menawarkannya dengan harga menarik, dan membuatnya mudah

37
dijangkau. Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan para suatu
stakeholder yang ada sekarang dan yang potensial, serta masyarakat umum.
Setiap perusahaan tidak dapat menghindari dari perannya sebagai
komunikator dan promotor. Bagi sebagian dari besar perusahaan,
pertanyaannya bukan apakah akan melakukan komunikasi tersebut atau
tidak, tetapi lebih pada apa yang akan dikomunikasikan, kepada siapa, dan
seberapa sering.
Bauran komunikasi pemasaran menurut Kotler (2005:600) terdiri atas lima
cara komunikasi utama :
a. Advertising : semua bentuk presentasi dan promosi non-personal
yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa oleh
sponsor yang jelas.
b. Personal Selling : presentasi personal oleh tenaga penjualan sebuah
perusahaan dengan tujuan menghasilkan suatu transaksi penjualan
dan membangun hunungan dengan pelanggan.
c. Sales promotion : insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
d. Public Relations : membangun hubungan baik dengan berbagai
publik perusahaan dengan sejumlah cara supaya memperoleh
publisitas yang menguntungkan, membangun suatu citra perusahaan
yang bagus, dan menangani atau meluruskan dari rumor, cerita, serta
event yang tidak menguntungkan.
e. Direct Marketing : hubungan-hubungan langsung dengan masing-
masing pelanggan yang dibidik secara seksama dengan tujuan baik
untuk memperoleh suatu tanggapan segera maupun untuk membina
hubungan dengan pelanggan yang langgeng (penggunaan telepon,
surat, fax, e-mail, internet, dan suatu perangkat-perangkat lain untuk
berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu).
Komunikasi pemasaran adalah suatu aspek penting dalam keseluruhan misi
pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Dalam dekade terakhir ini,
komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi
semakin penting. Semua organisasi modern, baik perusahaan bisnis maupun

38
nirlaba, menggunakan berbagai suatu dari bentuk komunikasi pemasaran
untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan
finansial dan non finansial. Bentuk utama dari komunikasi pemasaran
meliputi; iklan, tenaga penjualan, papan nama toko, display, di tempat
pembelian, kemasan produk, direct-mail, sampel produk gratis, kupon,
publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya. Secara kesuluruhan, aktivitas-
aktivitas yang disebutkan diatas merupakan komponen promosi dalam
bauran pemasaran (marketing mix).

2.1.6 Kaitan Antara Konsep Advertising Dengan Brand Awareness

Advertising membuat suatu konsumen sadar (aware) akan merek-


merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek,
serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Karena merupakan
suatu bentuk komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau khalayak
luas dengan biaya suatu perkontak yang relatif rendah, advertising
memfasilitasi pengenalan (introduction) merek-merek baru, meningkatkan
suatu puncak kesadaran dalam benak konsumen (TOMA – Top Of Mind
Awareness) untuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori produk yang
matang. (Terence A.Shimp, 2003:357). Tujuan advertising mengandung misi
komunikasi dan keberhasilannya ditentukan oleh bagaimana keefektifan
komunikasi yang dijalankan. Pada saat pemasar mencoba untuk mengubah
sikap konsumen, mereka mengkomunikasikan suatu informasi tentang
produk mereka dan manfaatnya. Iklan akan sangat membantu perusahaan
dalam memperkenalkan produk terutama pada tahapan suatu kesadaran
(awareness) pembeli. Kotler memberikan suatu gambaran bahwa pada tahap
perkenalan, advertising dan publisitas memiliki tingkat efektivitas biaya
yang tertinggi. Ini disebabkan karena perusahaan mencoba menyadarkan
dari pelanggan akan keberadaan produk.
Advertising sebagai proses komunikasi bertujuan untuk menginformasikan
keberadaan suatu produk dan manfaatnya, sehingga suatu pelanggan sasaran
memiliki brand awareness terhadap suatu dari produk tersebut serta dapat
memperlihatkan citra produk maupun perusahaan. (Assael, 1998:189).

39
Upaya menumbuhkan kesan merek merupakan tujuan utama bagi
perusahaan dalam melakukan program periklanan karena kesan produk
merupakan gambaran total dari pikiran konsumen atau pelanggan sasaran
terhadap produk dan merek.

2.1.7 Kaitan Antara Konsep Advertising Dengan Keputusan Pembelian

Kemampuan advertising untuk mempengaruhi perilaku konsumen


dalam memutuskan membeli merek tertentu tergantung pada sikap
konsumen terhadap advertising. Advertising ini yang diminati akan
mendatangkan sikap positif terhadap suatu dari produk dan tanggapan
positif terhadap produk dan memutuskan untuk membeli pada produk
tersebut. Sedangkan advertising yang tidak diminati dapat menimbulkan
sikap negatif dan akhirnya dapat menurunkan kesan produk maupun
perusahaan. Untuk menampilkan suatu pesan suatu yang mampu membujuk,
mampu untuk membangkitkan dan mempertahankan suatu ingatan
konsumen akan produk yang ditawarkan, memerlukan daya tarik bagi
konsumen sasaran. Daya tarik iklan sangatlah penting agar suatu sasaran
tersebut memiliki minat untuk membeli. (Kotler, 2005:235).

2.1.8 Kaitan Antara Konsep Brand Awareness Dengan Keputusan Pembelian

Brand awareness berhubungan positif dengan ekuitas merek, karena


dapat menjadi tanda terhadap suatu kualitas dan komitmen, dan mendorong
konsumen untuk memikirkan suatu merek tertentu dalam proses pembelian.
Brand awareness memberikan nilai kepada pelanggan dengan menguatkan
rasa percaya diri dalam suatu dari keputusan pembelian (Aaker, 1997:25).
Jika komunikator sukses menciptakan kesadaran konsumen akan mereknya,
konsumen dapat membentuk sikap (attitudes) positif terhadap merek
tersebut dan mungkin akan muncul niat (intention) untuk membeli merek
tersebut, ketika timbul suatu keinginan untuk membeli suatu produk dimasa
yang akan datang. (Terence A. Shimp, 2003:161).

40
2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu biasanya menjadi salah satu sub-bab di dalam


BAB II dari suatu karya ilmiah Skripsi. Penelitian terdahulu biasanya di isi
dengan suatu ringkasan dari contoh jurnal ilmiah, contoh skripsi atau tesis.
Ringkasan yang digunakan berisikan suatu judul, tujuan dari suatu
penelitian terdahulu, metodologi penelitian yang digunakan dalam
penelitian terdahulu dan kesimpulan dari penelitian terdahulu. Rujukan
suatu penelitian pertama yaitu Skripsi Ilvina Yenisafitry mahasiswi
Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang pada tahun 2016 dengan judul
Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing
Communication) pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera Palembang.
Dalam suatu dari penelitiannya peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif. Rujukan kedua yaitu jurnal Dio Martha Prihandon, Zainul Arifin
dan Yusri Abdillah pada tahun 2014 dengan suatu judul Pengaruh
Advertising Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen AMDK
Narmada di Kota Mataram). Pada penelitiannya mendapatkan hasil
penelitian bahwa variabel bebas yang diteliti memiliki pengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian, kemudian variabel media memiliki pengaruh
secara parsial terhadap keputusan pembelian. Sedangkan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti tidak jauh berbeda dengan penelitian
sebelumnya yaitu untuk mengetahui pengaruh suatu signifikan 40
Advertising dan Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian melalui
dari Citra Merek kecap ABC. Metode penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif. Untuk lebih jelas dan detail terhadap penelitian terdahulu dapat
dilihat pada tabel berikut :

41
Tabel 2.5
Penelitian Terdahulu
PENELITI TAHUN JUDUL KESIMPULAN

Ilvina 2016 Strategi Komunikasi Untuk mendapatkan data


Yenisavitry
Pemasaran Terpadu yang dibutuhkan guna
(Integrated Marketing melengkapi data penulisan
Communication) pada PT. Skripsi ini, maka penulis
Asuransi Jiwa Bringin Jiwa menggunakan metode-
Sejahtera Palembang metode sebagai berikut:
1. Riset Lapangan (Field
Research)
Adalah riset yang dilakukan
dengan jalan mendatangi
perusahaan dan tempat-
tempat lainnya yang
berkenaan dengan proses
pengambilan data. Cara atau
metode pengumpulan data
yang peneliti lakukan adalah:
a.Pengamatan (Observation)
Yaitu melakukan pengamatan
secara langsung terhadap
objek yang diteliti serta
pencatatan data-data yang
diperlukan di dalam
penyusunan Skripsi ini.
b.Wawancara (Interview)
Yaitu dengan mengadakan
tanya jawab lisan dan dialog
langsung dengan pihak-pihak
yang terkait dengan pokok-
pokok bahasan yang
berwenang memberikan
informasi tentang keadaan
PT Asuransi Jiwa Bringin
Jiwa Sejahtera Palembang.
2. Studi Kepustakaan
(Library Research)
Pada metode ini penulis
memanfaatkan sumber-
sumber tertulis lain dengan
mempelajari dan
mengumpulkan data-data
dari buku-buku literatur yang
berhubungan dengan

42
permasalahan-permasalahan
yang ada dan dijadikan
sebagai landasan teori
untuk
pembahasan selanjutnya.

Dio Martha 2014 Pengaruh Pelaksanaan 1. Dari hasil uji F


Prihandon, Advertising Terhadap menunjukkan bahwa ketiga
Zainul Arifin, Keputusan Pembelian variabel bebas yaitu, media
Yusri Abdillah (Survei cetak, media
Pada Konsumen AMDK elektronik, dan media luar

43
Narmada di Kota Mataram) ruangan secara bersama-
sama berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian produk AMDK
PT. Narmada Awet Muda.
2.Berdasarkan uji t
menunjukkan bahwa
variabel media cetak dan
media elektronik
mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap keputusan
pembelian. Sedangkan
variabel media luar ruangan
tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
keputusan pembelian
produk AMDK PT.
Narmada Awet Muda.
3. Variabel media cetak
memiliki koefisien
terstandarisasi Beta paling
besar, yaitu sebesar 0.275.
Ini menunjukkan bahwa
variabel media cetak
merupakan variabel bebas
yang paling dominan
berpengaruh terhadap
variabel terikat, keputusan
pembelian produk AMDK
PT. Narmada Awet Muda.
Romy Victor 2013 PENGARUH IKLAN Hasil penelitian ini
Tanoni
TERHADAP NIAT BELI menunjukan bahwa terdapat
KONSUMEN MELALUI pengaruh secara positf dari
CITRA MEREK DAN Iklan terhadap Citra Merek,
SIKAP PADA MINUMAN terdapat pengaruh Iklan
ISOTONIC MIZONE DI terhadap Sikap, terdapat
SURABAYA pengaruh Citra Merek
terhadap Sikap, terdapat
pengaruh Sikap terhadap
Niat Beli, terdapat pengaruh
Iklan terhadap Niat Beli
melalui Citra Merek dan
Sikap.

44
Fristiana 2012 PENGARUH CITRA Dari hasil analisis data
MEREKDAN HARGA diketahui bahwa kategori
TERHADAP citra merek sebesar 70 persen
KEPUTUSAN menyatakan baik. Kategori
PEMBELIAN harga diketahui sebesar 46
PADA RAMAI persen menyatakan murah.
SWALAYAN Kategori keputusan
PETERONGAN pembelian diketahui sebesar
SEMARANG 57 persen adalah tinggi.
Variabel citra merek
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian sebesar
15 persen. Variabel harga
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian sebesar
43,2 persen. Variabel citra
merek dan harga
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian sebesar
17,4 persen. Hal ini berarti
semakin baik citra merek,
dan semakin murah harga
yang ditawarkan diharapkan
dapat meningkatkan
keputusan pembelian.
Priccila Natalia 2014 Pengaruh Periklanan Dan 1.Periklanan yang dimiliki
Mumuh Mulyana
Promosi Penjualan oleh XL saat ini berpengaruh
positif namun tidak
Terhadap Keputusan signifikan
Pembelian
terhadap keputusan
pembelian. Hal ini mungkin
disebabkan oleh karena terlalu
banyaknya promosi
yang
disampaikan melalui iklan
tidak sesuai dengan
sebagaimana mestinya atau
karena kurang menariknya
iklan yang dibuat oleh XL.
2. Promosi pejualan pada PT
Axiata melalui diskon dan
kontes / event saat ini
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian. Hal ini harus
dipertahankan dan

45
ditingkatkan. Namun, saat ini
konsumen lebih terdorong
untuk
melakukan pembelian produk
XL melalui
diskon
dibandingkan kontes / event
yang diadakan oleh XL.

46
2.3. Hipotesis Penelitian

Suharsimi Arikunto dalam suatu buku Prosedur penelitian (2002:64),


mengemukakan hipotesis sebagai “Suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul”. Berdasarkan pengertian diatas hipotesis utama yang diajukan
penulis sebagai berikut :
“Terdapat pengaruh advertising terhadap pembentukan brand awareness
serta dampaknya pada keputusan pembelian”. Secara rinci hipotesis suatu
utama diatas dapat dielaborasi ke dalam tiga sub hipotesis sebagai berikut :
a. Terdapat pengaruh advertising terhadap brand awareness.
b. Terdapat pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian.
c. Terdapat pengaruh advertising terhadap keputusan pembelian.

BAB III
METODE PENELITIAN

47
3.1. Jenis Penelitian

Dilihat dari latar belakang dan rumusan masalah peneliti memakai


jenis penelitian deskriptif dimana penelitian, deskriptif meliputi pengumpulan
data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir
dari subjek penelitian (Kuncoro, 2003:08).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bekasi dan waktu penelitian dilaksanakan


oleh suatu dari peneliti adalah PT. Heinz ABC Indonesia. Jl. Cibarusah Kota
Kecamatan Cibarusah Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Telp./Hp.
(021)9960428/085771111797. Email : Abc@abcfood.com.
Maret sampai dengan Agustus 2019, dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian

Sumber : Dedy Setyawan

48
3.3. Kerangka Konsep

3.3.1 Desain Penelitian

Menurut Malhotra dalam Istijanto (2005:29) mendefinisikan dari desain riset


sebagai berikut :
Suatu kerangka kerja atau cetak biru (blueprint) yang merinci secara
detail prosedur yang diperlukan untuk memperoleh informasi guna
menjawab masalah riset dan menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi
pengambilan keputusan. Dalam tahap ini, periset akan mengembangkan
desain riset yang cocok untuk menjawab suatu permasalahan riset. Menurut
Istiyanto (2005:29) mengungkapkan bahwa desain riset dapat dibagi
menjadi tiga suatu macam. Pertama, riset eksplanatori yaitu desain riset
yang digunakan untuk suatu dari mengetahui permasalahan dasar. Kedua,
riset deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk menggambarkan
sesuatu. Dan ketiga, riset kausal yaitu untuk menguji hubungan “sebab
akibat”. Ketiga jenis riset ini menghasilkan informasi yang berbeda-beda
sehingga suatu penentuan desain riset yang akan digunakan tergantung pada
informasi yang akan dicari dalam riset pemasaran. Pembagian ketiga jenis
riset pemasaran dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1
Desain Riset Pemasaran

Desain Riset Pemasaran

Riset Eksplanatori Riset


Riset Deskriptif
Deskriptif Riset Kausal

Sumber : Istiyanto (2005:30)

49
Berdasarkan tujuannya, desain penelitian yang akan digunakan adalah riset
kausal, karena akan membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan
dari mempengaruhi dan dipengaruhi variabel-variabel yang diteliti. Dalam
hal ini, advertising mempengaruhi suatu atau menyebabkan dari perubahan
pada keputusan pembelian kecap ABC (Istiyanto, 2005:31).

3.3.2 Diskripsi Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang dikaji dalam suatu penelitian ini meliputi pengaruh


advertising (X1) yang terdiri atas tujuan (X1.1), frekuensi (X1.2), daya tarik
(X1.3), kefektifan (X1.4), dan suatu ketepatan media (X1.5), brand awareness
(X2) yang dibentuk oleh dimensi unware of brand (X 2.1), brand recognation
(X2.2), brand recall (X2.3), dan top of mind (X2.4) serta keputusan pembelian
(Y) yang dibentuk oleh dimensi pemilihan produk (Y1.1), pemilihan merek
(Y1.2), pemilihan saluran pembelian (Y1.3), penentuan suatu waktu pembelian
(Y1.4), dan jumlah pembelian (Y1.5). Secara lebih rinci suatu dapat dilihat
pada tabel berikut :

50
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Semua bentuk  Tujuan  Tingkat Ordinal
Advertisin penyajian non ketepatan sasaran
g personal, promosi,  Frekuensi  Tingkat keseringan Ordinal
(X) ide-ide, promosi penayangan
barang atau jasa  Daya Tarik  Tingkat daya tarik Ordinal
yang merupakan program advertising
keseluruhan proses  Keefektifan  Tingkat Keefektifan Ordinal
yang meliputi advertising
penyiapan,  Ketepatan Media  Tingkat Ketepatan Ordinal
perencanaan, Media
pelaksanaan, dan
pengawasan.
Kesanggupan  Unware of  Tingkat Ordinal
seseorang calon brand kesadaran hadirnya
Brand pembeli untuk produk Ordinal
Awareness mengenali atau  Recognation  Tingkat
(Y) mengingat kembali brand keseringan Ordinal
bahwa suatu  Recall brand mendengar
merek merupakan  Tingkat Ordinal
bagian dari  Top of Mind penyebutan
kategori merek Kembali
tertentu.  Tingkat ingatan
terhadap merek
Tahap proses  Pemilihan  Tingkat Ordinal
keputusan dimana produk pemilihan produk
Keputusan konsumen secara  Tingkat Ordinal
Pembelian aktual melakukan  Pemilihan pemilihan merek
(Z) pembelian. merek  Tingkat Ordinal
pemilihan saluran
 Pemilihan pembelian Ordinal
saluran  Tingkat
pembelian penentuan waktu Ordinal
 Penentuan pembelian
waktu pembelian  Tingkat jumlah
 Jumlah pembelian
pembelian

51
3.4. Populasi dan Pengambilan Sampel

1. Populasi
Dalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan
langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang
merupakan elemen-elemen dalam suatu objek penelitian. Data tersebut
digunakan untuk pengambilan keputusan atau digunakan untuk pengujian
hipotesis. Dalam pengumpulan data akan selalu dihadapkan dengan objek
yang akan diteliti baik itu berupa benda, manusia, dan aktivitasnya atau
peristiwa yang terjadi. Sugiyono (2004:72) mengemukakan bahwa suatu
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut
Sudjana (2000:19) populasi adalah totalitas suatu semua nilai yang mungkin,
hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun dari kualitatif
mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap
dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi pada penelitian ini
adalah Konsumen suatu dari Kecap ABC di Kelurahan Cibarusah
Kecamatan Cibarusah Kota Bekasi.

Tabel 3.3
Jumlah Kepala Keluarga Di Kelurahan
Cibarusah – Bekasi
NAMA JUMLAH JUMLAH JUMLAH
KELURAHA RW RT KK
N

Antapani 16 82 4655

Sumber : Laporan Bulanan Kependudukan Akhir Bulan Januari 2006,


Kelurahan Cibarusah – Bekasi

52
Untuk mendapatkan suatu populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rata-rata, yaitu sebagai berikut :
Rata-rata kepala keluarga per RW = Jumlah Kepala Keluarga
Jumlah RW
Rata-rata kepala keluarga per RT = rata-rata kepala keluarga per RW
Jumlah RT
N = (rata-rata jumlah penduduk per RT x pembeli kecap ABC (%)) x
jumlah penduduk
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung jumlah populasi (N), yaitu
sebagai berikut :
Rata-rata kepala keluarga per RW = 4655
16
= 291 kepala keluarga
Rata-rata kepala keluarga per RT = 291
82
= 4 kepala keluarga
N = (4 x 52,8 %) x 82 x 16
= 2,6 x 82 x 16
N = 2.770, 944 = 2.771

2. Sampel
Dalam populasi tidak seluruh anggota populasi harus diukur, tetapi
sebagian saja. Oleh karenanya adanya keterbatasan kemampuan yang
dimiliki peneliti serta keterbatasan dana dan waktu suatu yang diperlukan
seperti apa yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004:73) :
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa
yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar mewakili.

53
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:109) yang dimaksud dengan suatu
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang dari diteliti”. Sedangkan
menurut Sugiyono (2004:73), sampel adalah “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”.
Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, dalam hal ini
disebabkan beberapa faktor, diantaranya :
a. Keterbatasan biaya.
b. Keterbatasan tenaga dan waktu yang tersedia.
Maka dari itulah suatu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari
objek populasi yang ditentukan, dengan catatan suatu bagian yang diambil
tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2004:73)
:
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa
yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar mewakili.
Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu suatu
dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. Husain
Umar (2002:59), mengemukakan bahwa ukuran sampel dari suatu populasi
dapat menggunakan dari suatu bermacam-macam cara, salah satunya adalah
dengan menggunakan teknik Slovin.
Untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar,
2003:141), yaitu sebagai berikut :
n= N
1 + Ne2
Dimana :
n = ukuran sampel.
N = ukuran populasi.
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat
ditolerir.
Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut :
n= 2.771
1 + 2.771 x 0,12

54
n = 99,96 = 100

Berdasarkan perhitungan diatas, maka suatu ukuran sampel minimal dalam


penelitian ini diperoleh ukuran sample (n) minimal sebesar 100. Menurut
Winarno Surakhmad (1998:100) bahwa “untuk jaminan ada baiknya sampel
selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik ”. Kemudian agar sampel
yang digunakan representatif, maka suatu sampel yang digunakan di dalam
penelitian ini berjumlah 120 orang responden.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan


dari untuk memperoleh data. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Studi literatur, yaitu pengumpulan data dengan dari cara mempelajari
buku, makalah, majalah ilmiah, guna memperoleh dari informasi
yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang
berkaitan dengan masalah penelitian.
b. Observasi, mengamati kegiatan perusahaan yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
c. Kuesioner, dilakukan dengan suatu menyebarkan seperangkat daftar
pertanyaan tertulis kepada responden (sampel penelitian). Responden
tinggal memilih dari alternatif jawaban yang telah disediakan dengan
membubuhkan tanda (X) pada masing-masing alternatif jawaban
yang dianggap paling tepat. Dalam kuesioner ini penulis
mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan
pengukuran indikator dari variabel (X) advertising, variabel (Y)
brand awareness, dan keputusan pembelian variabel (Z).
Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut :
a. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan.
b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis
instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang
bersifat tertutup, yaitu suatu seperangkat daftar pertanyaan tertulis

55
dan disertai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan,
sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.
c. Menetapkan dari pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada
penelitian ini setiap pendapat responden atas pernyataan diberi nilai
dengan skala likert, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.4
Alternatif Jawaban Berdasarkan Skala Likert
Alternatif Sangat Cukup Kurang
Jelas Tidak Jelas
Jawaban Jelas Jelas Jelas
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Alternatif Sangat Cukup Sangat
Sering Jarang
Jawaban Sering Sering Jarang
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Alternatif Sangat Cukup Kurang Tidak
Menarik
Jawaban Menarik Menarik Menarik Menarik
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Alternatif Sangat Cukup Kurang Tidak
Efektif
Jawaban Efektif Efektif Efektif Efektif
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Alternatif Sangat Tepat Cukup Kurang Tidak
Jawaban Tepat Tepat Tepat Tepat
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Sangat
Alternatif Sangat Kurang Tidak
Setuju Tidak
Jawaban Setuju Setuju Setuju
Setuju
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5

56
3.6. Metode Analisis Data

Jenis data yang akan terkumpul dalam suatu penelitian ini adalah
data ordinal. Sejalan dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui
suatu pengaruh advertising terhadap pembentukan suatu brand awareness
serta dampaknya pada suatu keputusan pembelian kecap ABC pada ibu-ibu
PKK di Kelurahan Cibarusah Kota Bekasi dengan suatu bantuan statistik
untuk mengolah data yang terkumpul dari sejumlah kuesioner.
Pengolahan data yang terkumpul dari hasil suatu penyebaran angket yang
dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, suatu tabulasi, dan
penerapan data pada pendekatan penelitian. Persiapan adalah
mengumpulkan dan memeriksa kebenaran cara pengisian, melakukan
tabulasi hasil angket dan memberikan nilai sesuai dengan sistem penilaian
yang telah ditetapkan. Data hasil tabulasi diterapkan pada pendekatan
penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian.
1. Method Of Successive Interval (MSI)
Karena penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam
suatu operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang
terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval
dengan menggunakan Method of Successive Interval (Harun Al Rasyid,
1994:131). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil
jawaban responden pada setiap pernyataan.
b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap suatu pernyataan,
dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan
cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.
c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap dari pernyataan,
dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan
jawaban.
d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan
setiap pilihan jawaban.

57
e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk suatu setiap pilihan
jawaban melalui persamaan berikut :

( Dencity at Lower Limit )  ( Dencity at Upper Limit )


Scale Value 
( Area Below Upper Limit )  ( Area Bellow Lower Limit )

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan


oleh pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta
suatu ditentukan persamaan yang berlaku untuk suatu pasangan-pasangan
tersebut. Adapun di dalam proses pengolahan data MSI tersebut, peneliti
menggunakan bantuan program software SUCC’97. Mengingat
pengumpulan dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka suatu
kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Instrumen yang
baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable.
2. Uji Validitas
Yang dimaksud validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
dari kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu pada instrumen yang
valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang
kurang berarti memiliki suatu validitas rendah (Suharsimi Arikunto,
2002:145). Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh
mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan
dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total
pernyataan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala
pengukuran minimal ordinal serta pilihan jawaban lebih dari dua pilihan,
perhitungan korelasi antara pertanyaan kesatu dengan suatu skor total
digunakan alat uji korelasi Pearson (product moment coefisient of
corelation), dengan rumus :

NXY   X   Y 
rxy =   N X     X   N  Y
2 2 2
  Y 2 

Dimana :

58
r = koefisien korelasi antara suatu variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan.
(Suharsimi Arikunto, 2002:144)
Teknik perhitungan yang digunakan untuk suatu menganalisa validitas tes
ini adalah teknik korelasional biasa, yakni dari korelasi antara skor-skor tes
yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolok ukurnya dari peserta yang
sama.
Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (rb) dilakukan dengan
taraf signifikansi 5%. Rumus uji t yang digunakan adalah sebagai berikut :

r n2
r ; db  n  2
1 r2

Keputusan pengujian suatu validitas konsumen dengan menggunakan taraf


signifikansi 5% adalah sebagai berikut :
a. Item pertanyaan/pertanyaan konsumen penelitian dikatakan valid
jika r hitung lebih besar atau sama dengan r Tabel.
b. Item pertanyaan/pertanyaan konsumen penelitian tidak valid jika r
hitung lebih kecil dari r Tabel.
Hasil suatu pengujian validitas item pertanyaan pada kuesioner untuk setiap
variabel menunjukkan hasil sebagai berikut :

59
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas

No. Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan


Advertising (X)
1 Bagaimana kejelasan informasi yang disampaikan
iklan kecap ABC di berbagai media menurut anda
0,512 0,374 Valid
2 Apakah jumlah frekuensi penayangan iklan kecap ABC
di berbagai media sering menurut anda
0,619 0,374 Valid
3 Apakah penayangan iklan kecap ABC di berbagai
media menarik bagi anda
0,582 0,374 Valid
4 Apakah penayangan iklan kecap ABC di berbagai
media efektif menurut anda
0,604 0,374 Valid
5 Bagaimana ketepatan media yang digunakan iklan
kecap ABC menurut anda
0,437 0,374 Valid
No. Item Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Brand Awareness (Y)
6 Sebelum muncul merek kecap lain, kecap ABC adalah
merek kecap yang sudah anda kenal sebelumnya
0,506 0,374 Valid
7 Kecap merek ABC merupakan kecap yang anda kenal
pertama kali dibanding kecap merek lain
0,915 0,374 Valid
8 Kecap merek ABC adalah kecap yang sangat dikenal
oleh masyarakat luas
0,953 0,374 Valid
9 Anda sering mendengar tentang produk kecap ABC
melalui penayangan iklan di berbagai media
0,452 0,374 Valid
10 Kecap merek ABC merupakan merek kecap yang
memiliki ciri khas tersendiri
0,701 0,374 Valid
11 Kecap merek ABC adalah merek kecap yang mudah
untuk diingat
0,957 0,374 Valid
12 Bila anda membeli kecap maka yang teringat pertama
kali hanya kecap ABC
0,928 0,374 Valid
No. Item Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Keputusan Pembelian (Z)
13 Informasi orang lain mempengaruhi keputusan anda
dalam membeli kecap 0.523 0,374 Valid
14 Jenis produk kecap mempengaruhi keputusan anda
dalam membeli kecap 0.899 0,374 Valid
15 Kemasan sachet/refill/botol kecap mempengaruhi
keputusan anda dalam membeli kecap 0.940 0,374 Valid
16 Rasa kecap mempengaruhi keputusan anda dalam
membeli kecap 0.498 0,374 Valid
17 Merek kecap mempengaruhi keputusan anda dalam
membeli kecap 0.696 0,374 Valid
18 Tempat pembelian kecap mempengaruhi keputusan
anda dalam membeli kecap 0.935 0,374 Valid

60
19 Penentuan waktu belanja mempengaruhi keputusan
anda dalam membeli kecap
0.911 0,374 Valid
20 Ukuran kecap mempengaruhi keputusan anda dalam
membeli kecap
0.394 0,374 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2006

Pengujian validitas instrumen ini dilakukan terhadap 30 responden dengan


tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 atau (30-2=28), maka
didapat nilai rtabel sebesar 0,374. dengan demikian dapat diketahui bahwa
item atas pertanyaan-pertanyaan valid, karena setiap item pertanyaan di atas
memiliki rhitung lebih besar daripada rtabel. Sehingga item pertanyaan tersebut
dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti.
3. Uji Reliabilitas
Yang dimaksud dengan reliabel adalah suatu instrumen yang jika digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama (Sugiyono, 2004:110).
Koefisien Alpha Cronbach (Cα) merupakan suatu statistik yang paling
umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen pada penelitian.
Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas
memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70
(Hair, Anderson, Tatham & Black, 1998:88).

 k    Si 
2

C   1  
 k  1  St 2 

(Azwar, 2003:184)

di mana k = jumlah item,  Si 2


= jumlah dari varians setiap item

pertanyaan,  Si 2
=

varians skor total. Dilihat dari suatu statistik alpha Cronbach, suatu
instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai
jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70 (Hair,
Anderson, Tatham & Black, 1998:88) Reliabilitas menunjuk kepada suatu

61
pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk dapat digunakan
sebagai alat untuk mengukur atas suatu variabel-variabel yang diteliti.
Adapun hasil pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini akan
diperlihatkan dalam bentuk tabel di bawah ini :

Tabel 3.6
Hasil Pengujian Reliabilitas
No Variabel Cα hitung Cαminimal Keterangan
.
1 Advertising 0,773 0,70 Reliabel
2 Brand Awareness 0,928 0,70 Reliabel
3 Keputusan Pembelian 0,911 0,70 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2006

Pengujian reliabilitas angket dilakukan terhadap 30 responden dengan


tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 atau (30-2=28), maka
didapat Cα masing-masing variabel > 0,70. Dengan demikian diketahui
bahwa angket di atas dapat dikatakan reliabel, karena hasil Cα hitung lebih
besar dari Cα tabel (Cα hitung > Cα tabel ). Sehingga pertanyaan-pertanyaan di
atas kapanpun dan dimanapun ditanyakan terhadap responden akan
memberikan hasil ukur yang sama.

62
BAB VI
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1. Sejarah Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Heinz ABC Indonesia

Kecap merupakan salah satu produk awal perusahaan yang dirintis


Chu Sok Sam (alm.), pada 1975 dengan nama PT ABC Central Food
Industry (ABC-CFI) ini. Chu mengawali kiprah bisnis perusahaan ini
dengan skala produksi kecil-kecilan di pabriknya di Daan Mogot, Jakarta
Barat. Tiga tahun kemudian, perusahaan ini mulai memproduksi sirup dan
setahun berikutnya (1979) membuat sambal dan dilanjutkan tahun 1980
memproduksi saus. Lalu, 1982, mulai diproduksi teh dan sari buah dalam
kemasan tetrapack dan minuman kopi segar dengan merek Capuccini.
Bahkan, selanjutnya, ABC-CFI juga memproduksi makanan bayi bermerek
Farley, sarden, dan corned beef. Mulai 1980-an, pasar yang dibidik
perusahaan ini makin meluas, dari semula Jabotabek, terus merambah ke
pasar nasional. Bahkan, beberapa produk tersebut sempat diekspor, antara
lain ke AS, Kanada, Singapura, Hong Kong, Jepang, Arab Saudi, Belanda
dan Inggris. Porsi produk yang diekspor, 5%-8% dari total produksi.
Ketika perusahaan ini berkembang, Chu Sok Sam meninggal dunia tahun
1986. Tampuk pimpinan diserahkan pada Kogan Mandala, generasi kedua.
Di tangan Kogan, perusahaan ini kian ekspansif dan kini mengoperasikan
tiga suatru pabrik, yaitu di Jl. Daan Mogot Km 12, Jakarta Barat (sejak
1975), di Karawang, Jawa Barat (sejak Oktober 1995) dan di Pasuruan, Jawa
Timur (beroperasi 1998). Total area ketiga pabrik tersebut sekitar 450 ribu
m2. Total Investasinya sekitar US$ 38 juta, dengan modal perusahaan sekitar
US$ 28 juta, selebihnya (US$ 10 juta) dibiayai pinjaman. Adapun kapasitas

63
total produksi ketiga pabrik per tahun: kecap manis (sweet soy souces)
mencapai 46,1 juta liter, kecap asin (salty soy souces) 2,6 juta liter, chilli
souces 15,5 juta liter, other souces 10,6 juta liter, tomatto ketchups 9,7 juta
liter, syrups squashes 58,2 juta liter, dan produk dalam kemasan tetrapack
5,4 juta liter.
Sejak suatu Februari 1999, HJ Heinz, perusahaan saus dari AS, mengakuisisi
mayoritas saham perusahaan ini. Untuk menguasai suatu saham mayoritas
ini (sekitar 65%), HJ Heinz mengeluarkan biaya sebesar US$ 70 juta. HJ
Heinz yang masuk lewat tangan Asia Pasific Investment Corporation dari
AS dan Wheller Resources Limited dari British Virgin Island, kemudian
mengubah nama perusahaan ini menjadi PT Heinz ABC Indonesia. Menurut
manajemen Heinz ABC, alasan suatu penjualan saham pendiri bukanlah
karena kesulitan keuangan, melainkan suatu agar produsen saus, kecap, dan
sirup terbesar di Indonesia ini bisa semakin berkembang dan dapat
mempertahankan posisinya selaku pemimpin pasar. Dengan masuknya
Heinz, terjadi perubahan terutama dalam hal suatu teknologi informasi,
proses manufaktur, dan jaringan pasar internasional.

4.1.2 Gambaran Umum Dari Responden Yang Diteliti

Dalam melakukan suatu penelitian ini, penulis menggunakan metode


penelitian kuantitatif. Lebih suatu jelasnya lagi, penulis menggunakan
metode penelitian kuantitatif korelasional, dimana penelitian yang dilakukan
adalah untuk menguji hubungan antara suatu variabel yang dihipotesiskan,
yaitu Corporate Social Responsibility sebagai bagian program Public
Relations (variabel x) dan (variabel y). Penulis menggunakan teknik
pengumnpulan data kuesioner dan wawancara tidak terstruktur. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas di mana peneliti tidak suatu menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan suatu datanya. Penulis menyebarkan kuesioner kepada 100

64
responden yang merupakan sampel dari penelitian ini. Berikut ini adalah
data yang telah diperoleh dan diolah oleh penulis.

4.1.3 Visi, Misi Dan Tujuan Perusahaan PT. Heinz ABC Indonesia
1. Visi Perusahaan PT. Heinz ABC Indonesia
Menjadikan perusahaan makanan dan minuman terdepan yang unggul dalam
inovasi, mutu dan nilai.
2. Misi Perusahaan PT. Heinz ABC Indonesia
Membangun lingkungan kerja bermotivasi tinggi dimana karyawan berjuang
dalam suatu membentuk tim pada berkinerja tinggi – HAI (berdasarkan pada
suatu kepercayaan, perdebatan yang sehat, komitmen, pertanggung jawaban
dan pencapaian hasil kelompok) yang dapat melampaui suatu dari keinginan
“stakeholder”.
3. Tujuan Perusahaan PT. Heinz ABC Indonesia
Agar mampu memaksimalkan nilai-nilai suatu dari saham dan dapat
menjadi perusahaan yang diterima dengan baik di kalangan masyarakat.

4.2. Struktur Organisasi Obyek Penelitian


Sebagai struktur organisasi lembaga bentuk badan hukum usaha yang
bergerak dalam bidang suatu lingkungan pemberdayaan ekonomi rakyat
Koperasi Argo Niaga Jaya Abadi Unggul telah dilengkapi dengan perijinan,
yaitu :
- Badan Hukum Nomor : 4427/BH/II/1980.
- SI4UP : 510/014/421.107/2007.
- TDUP : 13242600028.
- NPWP : 01.426.021.0-651.000.
- PKP : 623.023.140295.
- TDP : 132525100028.
Adapun organisasi Koperasi Argo Niaga Jaya Abadi Unggul ini,
adalah suatu cara atau sistem hubungan kerjasama antara orang-orang yang
mempunyai kepentingan yang sama untuk mencapai tujuan yang sama pula.

65
Kerjasama yang erat dari fungsi yang satu dengan yang lainnya sangat
diharapkan untuk dibina terus demi perkembangan koperasi selanjutnya.
Berbagai fungsi dari orang-orang tersebut dipersatukan dalam hubungan
yang harmonis sehingga kepentingan masing-masing dipersatukan dalam
suatu kepentingan bersama. Untuk itu diperlukan koordinasi yang baik
sehingga kewajiban dan tugas dari masing-masing orang dapat seimbang
dalam seluruh kegiatan koperasi.
Untuk melaksanakan tujuan dan maksud tersebut diperlukan suatu struktur
organisasi suatu yang jelas dan tepat. Struktur organisasi koperasi adalah
merupakan mekanisme untuk mencapai tujuan koperasi yang telah
ditetapkan dan direncanakan. Yang mana didalamnya diletakkan pembagian
kerja dari masing-masing fungsi yang ada menurut suatu sistem yang cocok
dengan maksud dan tujuan yang akan dicapai wewenang, tanggung jawab,
kewajiban dari masing-masing fungsi yang ada dalam struktur organisasi
dilaksanakan secara konsekuen dan kerjasama di dalam pengetrapannya
sehari-hari. Suatu organisasi yang baik harus tegas dan jelas untuk
menggambarkan suatu pertanggung jawaban atas suatu pekerjaan,
wewenang, peranan dan batas-batas keputusan yang dapat diambil oleh
setiap pegawai yang dalam setiap susunan organisasi. Sesuai dengan
Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 tentang pokok-pokok suatu
perkoperasian, Bab VIII pasal 19, suatu yang menyebutkan bahwa alat
perlengkapan organisasi koperasi terdiri dari :
1. Rapat anggota.
2. Pengurus.
3. Pengawas.
Susunan Pengurus, Pengawas Dan Manajer Tahun 2014
Koperasi Agro Niaga Jaya Abadi Unggul Bekasi
Pengurus :
a) Ketua I : Wahyudi, SH.
b) Ketua II : Suwendi, S.Pt.
c) Ketua III : Yulistiyana.
d) Sekretaris : Santoso.

66
e) Bendahara : Samsul Bachri.
Pengawas :
a) Koordinator : H. Zainal Fanani (periode tahun 2014-2016).
b) Anggota : 1. Sutrisno Nugroho (periode tahun 2012-2014).
c) Mishari (periode tahun 2013-2015).
d) Manager : Drs. Ec. A. Ali Suhadi.

Job Deskription
Struktur organisasi menggambarkan suatu secara jelas tentang tugas,
tanggung jawab dan wewenang serta hubungan antar bagian sehingga
tercipta hubungan yang baik dan aktifitas perusahaan dapat berjalan dengan
lancar dan terkendali. Untuk memperjelas tujuan dan struktur organisasi
dibawah ini merupakan job deskription dari bagian-bagian yang terkait
dalam struktur organisasi tersebut.
Rapat anggota
Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 23 UU No. 25/1992, kekuasaan rapat
anggota koperasi meliputi :
1. Menetapkan anggaran dasar.
2. Menetapkan kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen dan
usaha koperasi.
3. Menetapkan pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan
pengawas.
4. Menetapkan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi.
5. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).
6. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
Pengurus
Susunan organisasi pengurus terdiri dari :
1. Ketua I tugas khusus
Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap unit usaha
sapi perah (CBP) dan sarana produksi peternakan (sapronak) Tugas umum,
antara lain :

67
a) Mengkoordinir dan mengendalikan pelaksanaan tugas anggota pengurus
dan manager.
b) Melaksanakan pengendalian organisasi dan usaha berdasarkan peraturan
yang berlaku.
c) Memimpin rapat-rapat.
d) Menandatangani surat keputusan, surat perjanjian, surat keluar dan
surat-surat lain beserta sekretaris.
e) Mendisposisi surat masuk.
2. Ketua II tugas khusus
Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap unit usaha
tebu rakyat (TR) dan sarana produksi pertanian (saprotan) Tugas umum,
antara lain :
a) Mengembangkan organisasi koperasi.
b) Memperkuat kelembagaaan.
c) Membentuk dan membina kelompok organisasi anggota.
d) Mengkoordinasikan terwujudnya buku simpanan suatu anggota dan
kartu tanda pada anggota.
e) Menandatangani suatu surat-surat yang bersifat dan kebutuhannya perlu
ditanda-tangani.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh ketua I atau organisasi.
3. Ketua III tugas khusus
Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap unit usaha
swalayan, antara lain :
a) Meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
b) Menginvertarisir pelatihan-pelatihan yang diperlukan baik bagi anggota,
pengurus, karyawan, dan pengawas.
c) Mengkoordinasikan pelaksanaan pelatihan atau penyuluhan dengan
pihak-pihak terkait.
d) Menandatangani surat-surat yang menurut sifat dan kebutuhannya perlu
ditanda tangani.
e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh ketua I atau organisasi.
4. Sekretaris tugas khusus

68
Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap Unit Usaha
simpan pinjam, Tugas umum, antara lain :
a) Mendampingi ketua dalam kegiatan raat-rapat dan mencatat seluruh
hasil keutusannya dalam buku notulen rapat dan berita acara rapat
apabila diperlukan.
b) Membina rumah tangga kantor.
c) Mempersiapkan bahan-bahan rapat pengurus, rapat anggota, atau rapat
dengan pihak lain.
d) Melaksanakan surat-menyurat baik kedalam maupun keluar koperasi.
e) Menghimpun arsip surat keluar/masuk dan segala dukomen, stempel
serta buku-buku organisai untuk dipelihara dengan tertib dan teratur.
f) Bersama ketua menandatangani surat-surat.
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh ketua I atau organisasi.

5. Bendahara tugas khusus


Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap unit usaha
angkutan, Tugas umum, antara lain :
a) Merencanakan anggaran belanja koerasi bersama manager/kepala bagian
keuangan.
b) Bersama-sama ketua dan manager menggali permodalan koperasi.
c) Mengandalian keuangan/anggaran koperasi dan menyesuaikan dengan
rencana anggaran pada tahun berjalan.
d) Bersama-sama ketua dan manager menanda tangani laporan keuangan
dan semua bukti-bukti pengeluaran dari kas diatas batas kewenangan
manager.
e) Membina dan mengawasi penyelelenggaran suatu administrasi keuangan
koperasi.
f) Mengkoordinri penagihan utang piutang koperasi.
g) Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh ketua I atau organisasi.
Pengawas tugas khusus
1. Koordinator pengawas bertugas dalam bidang keuangan yang meliputi,
antara lain :

69
a) Mengkoordinir seluruh kegiatan kepengawasan.
b) Memeriksa keuangan.
c) Pemeriksaaan terhadap bukti-bukti keuanagan.
d) Pemeriksaaan laporan keuangan yang dibuat oleh pengurus.
2. Anggota pengawas I bertugas dalam bidang organisasi yang meliputi,
antara lain :
a) Memeriksa kegiatan koperasi dan keadaan administrasi.
b) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kebijakan yang
diambil.
c) Melakukan pengawasan terhadap hak dan kewajiban anggota.
3. Anggota pengawas II bertugas dalam bidang usaha dan permodalan
yang meliputi, antara lain :
a) Memeriksa kegiatan usaha.
b) Mengadakan pemeriksaan dan pelaksanaan semua simpanan anggota
dan nasabah.
c) Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap modal penyetoran
yang dimiliki.
Manager tugas khusus
Tugas umum manajer meliputi, antara lain :
a) Membangun dan menjalankan visi, misi, strategi, filosofi dan nilai-nilai
koperasi.
b) Membuat agenda fungsi yang manajerial dalam rangka suatu (0-12
bulan) jangka menengah (1-15 tahun) dan jangka panjang (5-20 tahun).
c) Merencanakan SDM dan penempatannya sehingga dapat melahirkan
dari kinerja yang optimal.
d) Menyediakan fakta, data dan gambaran yang dapat membantu
kelancaran kerja karyawan dalam pelaksanaan strategi, kebijakan,
prosedur dan setandar.
e) Komitmen terhadap manajemen kualitas dan perbaikan terus menerus
agar dapat memuaskan pelanggan.

70
f) Melaksanakan efesiensi, efektifitas dan kualitas suatu operasional yang
meliputi biaya, kualitas karyawan, keuntungan dan hubungan dengan
koperasi.
g) Membangun jaringan dengan pihak internal dan eksternal.
h) Menyusun standar dan jaringan komunikasi yang dapat diperlukan untuk
menjamin bahwa koperasi (manjemen) berupaya untuk melaksanakan
perencanaan yang tela.

4.3. Kegiatan Operasional Obyek Penelitian


Sesuai dengan visi dari pada Koperasi Argo Niaga Jaya Abadi
Unggul Bekasi, ialah menjadi dari suatu Koperasi Agribisnis yang
kompetitif, maka pengembangan usaha tetap pada sektor agri namun
demikian tidak menutup kemungkinan pengembangan ke sektor lainnya
sepanjang bertujuan untuk memperkuat dan menunjang pada pertumbuhan
sektor agri bisnisnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anggota
berusaha dibidang agri. Yaitu usaha sapi perah dan usaha tebu rakyat.
1. Usaha inti (usaha sapi perah)
Usaha ini merupakan usaha yang terkait langsung dengan sebagian besar
anggota Koperasi Argo Niaga Jaya Abadi Unggul. Oleh karena itu wajar jika
usaha ini dijadikan Core business (usaha inti). Didukung oleh 1100 orang
peternak yang tersebar dikecamatan Jaya Abadi Unggul dan sekitarnya, baru
mampu menghasilkan 15.000 liter susu perhari. Meskipun baru sekecil itu
tapi telah mampu membangkitkan perekonomian wilayah ini. Dari potensi
wilayah yang ada, usaha ini masih bisa dikembangkan hingga tiga kali lipat
kondisi sekarang. Didukung dengan sarana pendinginan yang tersebar di
sentra produksi susu, kualitas susu Koperasi Argo Niaga Jaya Abadi Unggul
kategori yang cukup bagus.
2. Usaha tebu rakyat
Usaha ini secara suatu histories yang mempunyai peran penting adalah
proses kebangkitan Koperasi ini setelah mengalami ketepurukan pada tahun
1984. disaat kepercayaan anggota dan pihak terkait berada dalam titik
terendah, justru petani tebu dengan kesadaran dan pengertian yang tinggi

71
bersedia menerima penjadwalan pembayaran yang menjadi hak mereka.
Unit usaha ini sempat menjadi unit usaha yang dominan sampai tahun 1990.
kemudian secara bertahap digeser oleh unit sapi perah.
3. Beberapa usaha penunjang
Guna memperkuat usaha suatu dari inti serta memenuhi kebutuhan anggota,
maka Koperasi Argo Niaga Jaya Abadi Unggul yang membuka usaha-usaha
penunjang. Selain untuk memenuhi kebutuhan anggota, usaha penunjang ini
juga dimaksudkan untuk membiayai overhead cost koperasi agar tidak
terlalu membebani anggota.
Usaha-usaha ini terbagi menjadi dua yaitu, usaha penunjang langsung dan
usaha penunjang tidak langsung, seperti sebagai berikut :
a) Usaha penunjang langsung
Yaitu usaha yang berfungsi sebagai penunjang langsung terhadap usaha inti,
yaitu :
 Unit usaha sapronak, yaitu ; rangka memenuhi kebutuhan pakan ternak
dan sarana ternak yang lain.
 Unit usaha angkutan, yaitu ; unit usaha ini sangat dominan perannya
dalam memperkuat usaha inti, mengingat kebutuhan transportasi susu
dan lainnya ditopang oleh unit angkutan.
 Unit usaha swalayan, yaitu ; unit usaha swalayan ini termasuk
penunjang langsung bagi usaha sapi perah, namun demikian unit ini
bukan hanya melayani anggota, terbukti dari data yang ada volume
usaha ini yang berasal dari anggota peternak hanya berkisar 40%, dan
sisanya adalah berasal dari pasar umum.
 Unit usaha simpan pinjam, yaitu ; unit usaha ini memiliki peran penting
dalam menunjang secara langsung usaha inti. Kebutuhan dana bagi
peternak untuk pembelian sapi, perbaikan kandang, serta lahan rumput
dan juga kebutuhan konsumsi kerja sepenuhnya dilayani oleh unit ini.
Disamping memberikan pinjaman kepada anggota, unit ini juga berperan
menjembatani minat menabung dan menyimpan bagi anggota melalui
produk Sigatra (Simpanan Keluarga Sejahtera), Sijaka (Simpana

72
Berjangka Waktu), Si Tita (Simpanan Titian Cita-cita), dan serta Sutera
(Simpana Untuk Tebu Rakyat).
b) Usaha penunjang tak langsung
Yaitu usaha yang tidak secara langsung berhubungan dengan usaha inti,
akan tetapi sisa hasil usaha yang diperoleh dipergunakan sebanyak-
banyaknya untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota diusaha inti
antara lain adalah :
 Unit usaha tebu rakyat
Secara historis usaha ini mempunyai peran penting dalam proses
kebangkitan koperasi ini setelah mengalami keterpurukan pada tahun 1984
dan sempat menjadi unit usaha yang dominan (usaha inti) sampai tahun
1990 kemudian secara bertahap digeser oleh unit sapi perah. Sampai saat ini
unit usaha tebu rakyat tetap eksis.

 Unit usaha saprotan


Usaha ini bergerak dalam bidang produksi untuk pertanian, khususnya
pupuk yang dibutuhkan untuk tanaman tebu.
 Unit usaha toko bangunan
Usaha ini bergerak dalam bidang perdagangan material atau bahan-bahan
yang dibutuhkan untuk bangunan.
 Usaha kolaborasi
Usaha ini adalah usaha kerjasama antara koperasi dengan pihak lainnya
yaitu : Stasiun Pompa Bahan Bakar (pom bensin), Bank Perkreditan Rakyat
dan Diklat (Training Centre). Usaha-usaha tersebut menyumbangkan SHU
yang sangat penting untuk menyanggabeban operasional Koperasi Argo
Niaga Jaya Abadi Unggul. Sehingga beban kepada anggota bisa jauh lebih
baik.

73
DAFTAR PUSTAKA

Adioetomo SM dan Samosir OB, 2010, Dasar-dasar Demografi. Edisi Kedua,


Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Assauri, Sofjan, 2013, Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Bintarti S dan Ergo NK, 2017. A Study of Revisit Intention: Experiental Quality
and Image of Muara Beting Tourism Site in Bekasi District terbit dijurnal
European Research Studies Journal Vol. XX, Issue 2A, 2017
Buchori dan Djaslim, 2010, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Bandung: CV. Alfabeta
Daryanto, 2013, Inovasi Pembelajaran Efektif. Yrama Widya. Bandung.
Gliria K.Q, 2011. The Effect of Service Quality on Customer Satisfaction in the
Utility Industry – A Case of Vodafone (Ghana) terbit dijurnal Published by
Canadian Center of Science and Education International Journal of
Business and Management Vol. 6, No. 5; May 2011
Kotler dan Amstrong, 2012, Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi Tiga Belas, Jilid
Satu, Jakarta: Erlangga.
Kotler dan Keller, 2012.Marketing Management 13. New Jersey: Pearson Pertince
Hall, inc.
Lupiyoadi, 2011.Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Kedua, Jakarta : Salemba
Empat.
Lupiyoadi, 2014.Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi. Edisi Ketiga.
Jakarta: Salemba Empat.

74
Ofela, Hana, 2016. Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen Kebab Kingabi. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia Surabaya, terbit dijurnal Ilmu dan Riset Manajemen :
Volume 5, Nomor 1, Januari 2016.
Prasetio, Ari, 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap Kepuasan
Pelanggan, terbit dijurnal Management Analysis Journal : Volume 1,
Nomor 4, agustus 2012.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tjiptono, Fandy, 2010.Strategi Pemasaran. Edisi tiga, Jakarta : Graha Ilmu.
Fandy, Tjiptono. 2011. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Edisi
2. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy, 2012.Pemasaran Strategik. Yogyakarta, ANDI.
Wijaya, Chintya, 2017. Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan dam Kualitas Produk
Terhadap Kepuasan Konsumen Depot Madiun Masakan Khas Bu Rudi,
terbit dijurnal AGORA : Volume 5, Nomor 1, Tahun 2017.
Zakaria, Dianpinsa, 2017. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk dan
Harga terhadap Kepuasan, terbit dijurnal ilmu dan riset manajemen :
Volume 6, Nomor 4, April 2017`

75
LAMPIRAN PROPOSAL SKRIPSI

KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PT. KERETA


COMMUTER LINEDIPENGARUHI OLEH HARGA TIKET
DAN KUALITAS PELAYANAN
(Study Kasus Pengguna Kereta di Stasiun Cikarang)

Diajukan Oleh:
NOFELIANA
NIM : 111410254

PROGRAM STUDIMANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA BANGSA
BEKASI - 2019

12
LAMPIRAN 01 : DAFTAR KUESIONER PENELITIAN

Nama : NOFELIANA
NIM : 111410254
Kelas : MA 14 D1
Konsentrasi : PEMASARAN
Judul Proposal : KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA
PT.KERETA COMMUTER LINE DIPENGARUHI
OLEH HARGA TIKET DAN KUALITAS
PELAYANAN

13
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA BANGSA
JL. InspeksiKalimalangTegal Danas Arah DELTAMASCikarangPusat- Kab. Bekasi,
Telp (021) 28518181,82,83,84, Fax : (021) 2851 8180
www.pelitabangsa.ac.id
www.ecampus.pelitabangsa.ac.id; www.pmb.pelitabangsa.ac.id

Kepada Yth.
Rekan – rekan Responden
Di tempat

Dengan Hormat,
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir pada program Studi Manajemen di STIE
Pelita Bangsa Cikarang, dengan ini saya memohon bantuan rekan – rekan
mahasiswa prodi manajemen angkatan 2014 untuk mengisi kuesioner ini.
Sehubungan dengan hal ini, saya mohon kiranya rekan – rekan berkenan untuk
menjawab kuesioner ini sesuai dengan petunjukpengisian sebagai berikut:
1. Pengisian identitas responden dengan cara memberikan tanda silang (X)
pada pilihan yang disediakan.
2.Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memilih salah satu jawaban
pernyataan menyangkut keputusan anda dengan memberi tanda contreng (√)
dengan menggunakan skala 1 – 10 dengan nilai untuk skala tersebut adalah
1 untuk tidak sangat setuju kemudian dengan seterusnya hingga 10 untuk
sangat setuju, dan untuk pernyataan yang ada pada kuesioner mohon
dituliskan alasan rekan – rekan memberikan nilai rata – rata pada pernyataan
kuesioner tersebut.
3. Setelah mengisi jawaban pada kuesioner ini, mohon diperiksa kembali agar
pertanyaan dan pernyataan yang belum terisi tidak terlewati (kosong).

Saya berharap kuesioner ini dijawab dengan kenyataan sebenarnya guna


keabsahan penelitian, adapun identitas dan jawaban rekan – rekan responden saya
jamin kerahasiaannya. Terimakasih atas partisipasi dan bantuan rekan – rekan.

Hormat Saya

Nofeliana

IDENTITAS RESPONDEN

1. Usia : a. 17 – 25 tahun c. 36 – 40 tahun


b. 26 – 35 tahun d. ˃40 tahun
2. Jenis Kelamin : a. Laki – Laki b. Perempuan
3. Pendidikan Terakhir : a. SD d. DIPLOMA
b. SMP e. S1
c. SMA f. S2
4. Pekerjaan : a. PNS d. Ibu Rumah Tangga
b. Pegawai Swata e. Pelajar/Mahawiswa
c. Wiraswasta
5. Pendapatan setiap bulan : a. ˂ Rp.1.000.000
b. Rp.1.000.000 – Rp.5.000.000
c. ˃ Rp,5.000.000
6. Frekuensi menggunakan KRL : a. 1 – 3 kali
b. ˃ 3 kali

14
“KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PT. KERETA
COMMUTER LINE DIPENGARUHI OLEH HARGA TIKET DAN
KUALITAS PELAYANAN”

Daftar Pernyataan
A. Kepuasan Pelanggan
Berikan tanda (√) pada kolom penilaian sesuai dengan jawaban yang anda pilih
No STS SS
PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Petugas memberikan kesempatan seluas-
luasnya bagi para pelanggan untuk
menyampaikan saran, kritk, pendapat, dan
keluhan.
2 Petugas mempekerjakan beberapa ghost
shopper untuk berperan sebagai pelanggan
potensial jasa perusahaan untuk
mengetahui gambaran kepuasan
konsumen.
3 Perusahaan menghubungi para pelanggan
yang telah berhenti membeli atau telah
beralih pemasok agar dapat memahami
mengapa hal ini terjadidan supaya dapat
mengambil kebijakan perbaikan
selanjutnya.
4 Saya merasa puas ketika petugas
menerima dan menindaklanjuti keluhan
pelangganlewat telepon, fax, atau e-mail.
Berikan alasan saudara atas penilaian yang saudara lakukan:

B. Harga
Berikan tanda (√) pada kolom penilaian sesuai dengan jawaban yang anda pilih

15
No
PERNYATAAN STS SS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. pelanggan cenderung melihat harga akhir


dan memutuskan akan menerima nilai
yang baik seperti yang di harapkan.

2 Harga tiket yang ditentukan sesuai


dengan kualitas pelayanan yang
diberikan.
3 Perbandingan harga tiket yang mampu
bersaing dengan perusahaan transportasi
lainnya.

4 Harga tiket kereta commuter line sesuai


dengan manfaat yang saya rasakan.

Berikan alasan saudara atas penilaian yang saudara lakukan:

C. Kualitas Pelayanan
Berikan tanda (√) pada kolom penilaian sesuai dengan jawaban yang anda pilih
No STS SS
PERNYATAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Kebersihan dan kerapian berpakaian
karyawan telah sesuai harapan.
2 Konsisten dalam pelayanan jasa dan
kesesuaian jadwal yang sudah ditentukan
3 Karyawan kereta commuter line sopan,
jujur dan mampu melayani pelanggan
dengan tanggap.
4 Petugas dapat memberikan kepercayaan
kepada konsumen ( ketepatan waktu,
keamanan, kenyamanan ).
5 Petugas memahami kebutuhan para
konsumen.
Berikan alasan saudara atas penilaian yang saudara lakukan:

16
LAMPIRAN 02 : LAMPIRAN DISTRIBUSI JAWABAN
RESPONDEN

Nama : NOFELIANA
NIM : 111410254
Kelas : MA 14 D1
Konsentrasi : PEMASARAN
Judul Proposal : KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA
PT.KERETA COMMUTER LINE DIPENGARUHI
OLEH HARGA TIKET DAN KUALITAS

17
PELAYANAN

Lampiran Penilaian Responden


Distribusi
Jawaban
Responden
XPernyataan
Harga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. X1_1 0 0 0 0 6 16 34 43 2 0

18
2. X1_2 0 0 0 0 4 14 36 37 9 0
3. X1_3 0 0 0 0 1 15 34 43 7 1
4. X1_4 0 0 0 0 2 7 39 39 10 3

Kualitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pelayanan
1. X2_1 0 0 0 0 1 16 34 48 1 0
2. X2_2 0 0 0 0 3 13 35 40 10 0
3. X2_3 0 0 0 0 3 11 36 42 7 2
4. X2_4 0 0 0 0 3 8 36 41 10 3
5. X2_5 0 0 0 0 0 12 48 37 3 1

Kepuasan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pelanggan
1. Y1 0 0 0 0 1 12 30 49 6 1
2. Y2 0 0 0 0 2 13 30 45 12 1
3. Y3 0 0 0 0 0 12 28 48 11 2
4. Y4 0 0 0 0 3 8 32 40 15 4

LAMPIRAN 03 : LAMPIRAN HASIL UJI ANALISA DATA

Nama : NOFELIANA
NIM : 111410254
Kelas : MA 14 D1

19
Konsentrasi : PEMASARAN
Judul Proposal : KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA
PT.KERETA COMMUTER LINE DIPENGARUHI
OLEH HARGA TIKET DAN KUALITAS
PELAYANAN

Lampiran Hasil Uji validitas Harga (X1)

20
Lampiran Hasil Uji Validitas Kepuasan Pelayanan (X2)

21
Lampiran Hasil Uji Validitas Kepuasan Pelanggan (Y)

22
Lampiran Hasil Uji Reliabilitas

23
Uji Reliabilitas Harga (X1)

Uji

reliabilitas Kualitas Pelayanan (X2)

Uji Reliabilitas Kepuasan Pelanggan (Y)

Lampiran Hasil Uji Multikonieritas


Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 9,391 3,849 2,440 0,017

Harga 0,551 0,083 0,561 6,669 0,000 0,991 1,009

24
Kualitas_Pelayana 0,130 0,074 0,148 1,757 0,082 0,991 1,009
n

a. Dependent Variable: Kepuasan_Pelanggan

Lampiran Uji Regresi Linear Berganda


Model Summaryb
Adjuste
R dR
Model R Square Square Std. Error of the Estimate
1 ,566a 0,320 0,306 2,584

a. Predictors: (Constant), Kualitas_Pelayanan, Harga

b. Dependent Variable: Kepuasan_Pelanggan

ANOVAa

25
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 305,337 2 152,668 22,868 ,000b

Residual 647,573 97 6,676

Total 952,910 99

a. Dependent Variable: Kepuasan_Pelanggan

b. Predictors: (Constant), Kualitas_Pelayanan, Harga

Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9,391 3,849 2,440 0,017

Harga 0,551 0,083 0,561 6,669 0,000

Kualitas_Pelayan 0,130 0,074 0,148 1,757 0,082


an

a. Dependent Variable: Kepuasan_Pelanggan

Lampiran r Tabel

Tabel r untuk df = 1 – 100


Tingkat signifikansi untuk uji satu arah

0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005


df = (N-2)
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah

0.1 0.05 0.02 0.01 0.001

1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000

2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990

26
3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911

4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741

5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509

6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249

7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983

8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721

9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470

10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233

11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010

12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800

13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604

14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419

15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247

16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084

17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932

18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788

19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652

20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524

21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402

22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287

23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178

24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074

25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974

26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880

27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790

28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703

29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620

30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541

31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465

27
32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392

33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322

34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254

35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189

36 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128 0.5126

37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 0.5066

38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 0.5007

39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 0.4950

40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 0.4896

41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887 0.4843

42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843 0.4791

43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801 0.4742

44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761 0.4694

45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721 0.4647

46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683 0.4601

47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646 0.4557

48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610 0.4514

49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575 0.4473

50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542 0.4432

51 0.2284 0.2706 0.3188 0.3509 0.4393

52 0.2262 0.2681 0.3158 0.3477 0.4354

53 0.2241 0.2656 0.3129 0.3445 0.4317

54 0.2221 0.2632 0.3102 0.3415 0.4280

55 0.2201 0.2609 0.3074 0.3385 0.4244

56 0.2181 0.2586 0.3048 0.3357 0.4210

57 0.2162 0.2564 0.3022 0.3328 0.4176

58 0.2144 0.2542 0.2997 0.3301 0.4143

59 0.2126 0.2521 0.2972 0.3274 0.4110

60 0.2108 0.2500 0.2948 0.3248 0.4079

28
61 0.2091 0.2480 0.2925 0.3223 0.4048

62 0.2075 0.2461 0.2902 0.3198 0.4018

63 0.2058 0.2441 0.2880 0.3173 0.3988

64 0.2042 0.2423 0.2858 0.3150 0.3959

65 0.2027 0.2404 0.2837 0.3126 0.3931

66 0.2012 0.2387 0.2816 0.3104 0.3903

67 0.1997 0.2369 0.2796 0.3081 0.3876

68 0.1982 0.2352 0.2776 0.3060 0.3850

69 0.1968 0.2335 0.2756 0.3038 0.3823

70 0.1954 0.2319 0.2737 0.3017 0.3798

71 0.1940 0.2303 0.2718 0.2997 0.3773

72 0.1927 0.2287 0.2700 0.2977 0.3748

73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957 0.3724

74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938 0.3701

75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919 0.3678

76 0.1876 0.2227 0.2630 0.2900 0.3655

77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882 0.3633

78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864 0.3611

79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847 0.3589

80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830 0.3568

81 0.1818 0.2159 0.2550 0.2813 0.3547

82 0.1807 0.2146 0.2535 0.2796 0.3527

83 0.1796 0.2133 0.2520 0.2780 0.3507

84 0.1786 0.2120 0.2505 0.2764 0.3487

85 0.1775 0.2108 0.2491 0.2748 0.3468

86 0.1765 0.2096 0.2477 0.2732 0.3449

87 0.1755 0.2084 0.2463 0.2717 0.3430

88 0.1745 0.2072 0.2449 0.2702 0.3412

89 0.1735 0.2061 0.2435 0.2687 0.3393

29
90 0.1726 0.2050 0.2422 0.2673 0.3375

91 0.1716 0.2039 0.2409 0.2659 0.3358

92 0.1707 0.2028 0.2396 0.2645 0.3341

93 0.1698 0.2017 0.2384 0.2631 0.3323

94 0.1689 0.2006 0.2371 0.2617 0.3307

95 0.1680 0.1996 0.2359 0.2604 0.3290

96 0.1671 0.1986 0.2347 0.2591 0.3274

97 0.1663 0.1975 0.2335 0.2578 0.3258

98 0.1654 0.1966 0.2324 0.2565 0.3242

99 0.1646 0.1956 0.2312 0.2552 0.3226

100 0.1638 0.1946 0.2301 0.2540 0.3211

Lampiran F Tabel untuk Probabilita = 0,05

df untuk
pembilang (N1)
df untuk

penyebu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
t (N2)

1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43

3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94

7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51

30
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72

12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62

13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46

15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31

18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27

19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11

25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09

26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03

30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01

31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00

32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99

33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98

34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97

35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96

36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95

37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95

38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94

39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93

40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92

41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92

42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91

43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91

31
44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90

45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89

46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 2.30 2.22 2.15 2.09 2.04 2.00 1.97 1.94 1.91 1.89

47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 2.30 2.21 2.14 2.09 2.04 2.00 1.96 1.93 1.91 1.88

48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 2.29 2.21 2.14 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88

49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88

50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03 1.99 1.95 1.92 1.89 1.87

51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13 2.07 2.02 1.98 1.95 1.92 1.89 1.87

52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.07 2.02 1.98 1.94 1.91 1.89 1.86

53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86

54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 2.27 2.18 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86

55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.06 2.01 1.97 1.93 1.90 1.88 1.85

56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85

57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 2.26 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85

58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.05 2.00 1.96 1.92 1.89 1.87 1.84

59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.04 2.00 1.96 1.92 1.89 1.86 1.84

60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 1.95 1.92 1.89 1.86 1.84

61 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37 2.25 2.16 2.09 2.04 1.99 1.95 1.91 1.88 1.86 1.83

62 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.99 1.95 1.91 1.88 1.85 1.83

63 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83

64 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.24 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83

65 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.85 1.82

66 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.84 1.82

67 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.98 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82

68 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82

69 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.86 1.84 1.81

70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97 1.93 1.89 1.86 1.84 1.81

71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.97 1.93 1.89 1.86 1.83 1.81

72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81

73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81

74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.22 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.85 1.83 1.80

75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.83 1.80

76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80

32
77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80

78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.80

79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.79

80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.84 1.82 1.79

81 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95 1.91 1.87 1.84 1.82 1.79

82 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95 1.91 1.87 1.84 1.81 1.79

83 3.96 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95 1.91 1.87 1.84 1.81 1.79

84 3.95 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95 1.90 1.87 1.84 1.81 1.79

85 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.84 1.81 1.79

86 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.84 1.81 1.78

87 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.83 1.81 1.78

88 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.81 1.78

89 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 2.20 2.11 2.04 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.80 1.78

90 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 2.20 2.11 2.04 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.80 1.78

91 3.95 3.10 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.94 1.90 1.86 1.83 1.80 1.78

92 3.94 3.10 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.94 1.89 1.86 1.83 1.80 1.78

93 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.86 1.83 1.80 1.78

94 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.86 1.83 1.80 1.77

95 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.86 1.82 1.80 1.77

96 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.19 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.80 1.77

97 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.19 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.80 1.77

98 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.79 1.77

99 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.79 1.77

100 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03 1.97 1.93 1.89 1.85 1.82 1.79 1.77

101 3.94 3.09 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.93 1.88 1.85 1.82 1.79 1.77

102 3.93 3.09 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.85 1.82 1.79 1.77

103 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.85 1.82 1.79 1.76

104 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.85 1.82 1.79 1.76

105 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.85 1.81 1.79 1.76

106 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.79 1.76

107 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.18 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.79 1.76

33
108 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.18 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.78 1.76

109 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.78 1.76

110 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.78 1.76

111 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.78 1.76

112 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02 1.96 1.92 1.88 1.84 1.81 1.78 1.76

113 3.93 3.08 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.92 1.87 1.84 1.81 1.78 1.76

114 3.92 3.08 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.84 1.81 1.78 1.75

115 3.92 3.08 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.84 1.81 1.78 1.75

116 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.84 1.81 1.78 1.75

117 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.84 1.80 1.78 1.75

118 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.84 1.80 1.78 1.75

119 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.78 1.75

120 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.78 1.75

121 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.17 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75

122 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.17 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75

123 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.17 2.08 2.01 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75

124 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75

125 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75

126 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01 1.95 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75

127 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01 1.95 1.91 1.86 1.83 1.80 1.77 1.75

128 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01 1.95 1.91 1.86 1.83 1.80 1.77 1.75

129 3.91 3.07 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.80 1.77 1.74

130 3.91 3.07 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.80 1.77 1.74

131 3.91 3.07 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.80 1.77 1.74

132 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.79 1.77 1.74

133 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.79 1.77 1.74

134 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.79 1.77 1.74

135 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.77 1.74

34

Anda mungkin juga menyukai