Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

PENGARUH KEMASAN, MEREK DAN KUALITAS PRODUK


TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN ICE CREAM AICE
DI SIDOARJO

Wahyu Nurindah Putri, Nurul Qomari, Haryono


Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya
Wahyunurindahputri14@gmail.com

ABSTRAK

Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan uji kuantitatif dengan alat uji


statistik. Pengukuran variabel menggunakan jenis data skala Likert dengan
menyebarkan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Ice
Cream AICE di Sidoarjo. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik total sampling. Sampel penelitian ini adalah 254konsumen
ice cream AICE. Teknik Analisis Data adalah regresi linier berganda.Setelah
melakukan penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa variabel Kemasan,
Merek, dan Kualitas Produk berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial
terhadap Minat Beli Konsumen Ice Cream AICE di Sidoarjo, dan variabel yang
berpengaruh dominan terhadap Minat Beli Konsumen Ice Cream AICE di
Sidoarjo adalah variabel Kualitas Produk.

Kata Kunci : Kemasan, Merek, Kualitas Produk, Minat Beli Konsumen

ABSTRACT

Hypothesis testing is done based on quantitative test with statistical test


equipment. Measurement of variables using Likert-scale data types by distributing
questionnaires. The population in this research is AICE Ice Cream consumer in
Sidoarjo. The sampling technique was done by using total sampling technique.
The sample of this research is 254 AICE ice cream consumer. Data Analysis
Technique is multiple linear regression.After doing research and analysis it can
be concluded that Packaging, Brand, and Product Quality variables significantly
and partially simultaneously affect the Consumer Buying Interest of Ice Cream
AICE in Sidoarjo, and the dominant influence variable to Consumer Interest of
Ice Cream AICE in Sidoarjo is variable of Product Quality .

Keywords: Packaging, Brand, Product Quality, Consumer Buying Interest

PENDAHULUAN
Di era pasar bebas ini, pemasaran berkembang dengan sangat cepat, hal ini
disebabkan oleh dua kekuatan yaitu kemajuan teknologi dan keterbukaan pasar.
Kedua kekuatan ini hanya menciptakan paradigma baru dalam aspek pemasaran

762
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

tetapi juga menyebabkan persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan


maupun ancaman bagi pengusaha maupun para pemasar baik pada tingkat
domestik maupun pada tingkat internasional. Pemasaran global merupakan
kegiatan pemasaran oleh perusahaan (global) yang mempunyai bisnis (global)
dengan strategi pemasaran, pasar, maupun produk yang sama di berbagai
negara.Sekarang ini, pemasaran global sudah meluas ke seluruh negara.
Banyak barang atau produk luar negeri yang dijual dipasaran. Dilain
pihak, dengan adanya pemasaran global ini banyak negara yang merasa
diuntungkan tetapi ada beberapa negara pula yang merasa dirugikan. Diuntungkan
dalam hal ini adalah mendapatkan penghasilan tambahan sebagai devisa negara.
Suatu negara yang tidak dapat mengimbangi adanya globalisasi ini akan berakibat
minus dalam hal politik maupun sosial.Pemasaran merupakan salah satu ilmu
ekonomi yang telah lama berkembang,dan sampai pada saat sekarang ini
pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa
bertahan di dalam pangsa pasar.
Oleh karena itu, diperlukan strategi pemasaran yang dapat memberikan
pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan
produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut
mampu memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap
tujuan perusahaan.Dalam mempertahankan suatu usaha sebuah perusahaan ini,
perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran global sehingga akan
berdampak keunggulan dan perusahaan harus mempunyai hubungan yang baik
dengan pelanggannya. Hubungan yang baik dapat menjaga kelangsungan hidup
sebuah produk sehingga dapat mendapatkan hasil yang maksimal dalam
profit.Salah satu strategis pemasaran yang digunakan untuk menjaga hubungan
antara pelanggan dan manajemen perusahaan.
Dengan memberikan kepuasan pada konsumen maka akan dapat
membangun kepercayaan konsumen dan akhirnya tercipta hubungan yang erat
antara konsumen dan perusahaan. menurut konsep pemasaran, perusahaan yang
bisa bertahan dan memenangkan persaingan di pasar global adalah perusahaan
yang mampu menawarkan nilai lebih dan sesuai dengan keinginan pelanggan

763
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

(Kotler, 2009:45). Aice didirikan pada bulan November 2014, berkantor pusat di
Singapore. Aice berkomitmen untuk menjadi “Merek es krim yang paling
populer” di Asia Tenggara dan untuk memberikan kualitas, kenikmatan,
kesegaran, kebahagiaan, inovasi produk es krim kepada konsumen. Aice telah
memperoleh Sertifikat Halal dan Implementasi Sistem Jaminan Halal dengan
nilai A (Sangat Baik) yang dikeluarkan oleh lembaga yang menjadi Pusat Halal
International yaitu LPPOM MUI. Aice di produksi dengan teknologi tinggi. 3
tempat produksi es krim kami berada di Indonesia serta memiliki output tahunan
103.000 ton yang akan memberikan konsumen produk es krim yang penuh
kelezatan.
Di kantor pusat kami Singapura, Kami memiliki pusat R&D terkemuka di
dunia, dan tim ahli yang berpengalaman, untuk mengembangkan produk-produk
yang inovatif serta memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda.Dengan di
dorong oleh pertumbuhan konsumen kelas menengah dan perubahan gaya hidup
masyarakat Indonesia, kinerja Industri es krim di dalam negeri mengalami
peningkatan yang signifikan. Peningkatan tersebut mendorong setiap perusahaan
Industri es krim berkompetisi untuk meraih pangsa pasarnya dengan menawarkan
produk yang lebih beragam yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginan setiap konsumen. Persaingan pada industri ini menyebabkan
beragamnya perusahaan-perusahaan es krim di Indonesia dengan berbagai variasi,
kemasan, merek, serta kualitas produknya.Salah satu persoalan yang cukup
penting dalam dunia usaha adalah bagaimana aspek pamasaran yang baik
sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Kemasan
Kotler dan Amstrong (2012:56) mendefinisikan “Packaging Involves
Designing and Producing the Container or Wrapper for a Product”yang artinya
adalah Proses Kemasan melibatkan kegiatan mendesain dan memproduksi,
fungsi utama dari kemasan sendiri yaitu untuk melindungi produk agar produk
tetap terjaga kualitasnya. Sedangkan Pengemasan (packaging) menurut Basu
Swastha (2011:139) adalah "kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang
yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi

764
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

suatu barang". Menurut Titik Wijayanti (2012), kemasan mempunyai tujuan dan
fungsi dalam pembuatan produk, yaitu:
a. Memperindah produk dengan kemasan yang sesuai kategori produk.
b. Memberikan keamanan produk agar tidak rusak saat dipajang ditoko.
c. Memberikan keamanan produk pada saat pendistribusian produk.
d. Memberikan informasi pada konsumen tentang produk itu sendiri dalam bentuk
pelebelan.
e. Merupakan hasil desain produk yang menunjukan produk tersebut.
Merek
Di dalam pemasaran suatu usaha, unsur brand atau merek memiliki peran
yang penting. The American Marketing Association dalam Kotler &Keller
(2012:241) mendefinisikan brand atau merek sebagai ˝A name, term, sign, symbol,
or design, or a combination of them, intended to identify thegoods or services of
one seller or group of sellers and to differentiate themfrom those of competitors˝.
Jika diartikan , maka brand atau merek adalah suatu nama , istilah , tanda , simbol,
desain, atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan suatu barang atau jasa dari satu penjual atau sekelompok
penjual dan untuk membedakannya dari kompetitor lain. Maka jika dilihat,
penggunaan brand atau merek sendiri mencerminkan identitas dari produk atau
jasa apa yang ditawarkan oleh penjual. Merek juga memiliki peran dalam
mengidentifikasi sumber atau pembuat produk yang memungkinkan konsumen
untuk mengevaluasi produk yang sejenis secara berbeda tergantung pada
bagaimana merek itu sendiri. Evaluasi produk itu sendiri dapat dilakukan dari
pengalaman masa lalu konsumen terhadap penggunaan produk serta bagaimana
pemasaran penjualnya apakah memenuhi kebutuhan konsumen atau tidak, Kotler
& Keller (2012:242).
Kualitas Produk
Tjiptono (2010:67) dijelaskan bahwa “kualitas dapat diartikan sebagai
produk yang bebas cacat. Dengan kata lain, produk sesuai dengan standar (target,
sasaran, atau persyaratan yang bisa didefinisikan, diobservasi, dan diukur)”.
Kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan

765
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

manfaat bagi pelanggan. Simamora (2011:147) “kualitas adalah tingkat suatu


produk dalam memenuhi standard an fungsi-fungsinya”. Kotler (2012:163)
“Pentingnya kualitas produk dapat dijelaskan dari dua sudut, pertama dari sudut
manajemen operasional, kualitas produk merupakan salah satu kebijakan penting
dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberikan kualitas produk
dari pesaing. Kedua sari sudut pemasaran, kualitas produk yaitu kualitas produk,
harga, dan promosi, saluran distribusi yang dapat meningkatkan volume penjualan
dan memperluas pangsa pasar perusahaan.”. Berdasarkan beberapa pengertian
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah kualitas dapat
diartikan sebagai produk yang bebas cacat (sesuai standar), kemampuan dalam
memenuhi fungsi-fungsinya yang ditentukan untuk memenuhi kepusan pelanggan.
Minat Beli Konsumen
Minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah menerima
rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk
mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli
agar dapat memilikinya (Kotler,2010). Menurut Mc.Carthy (2010:298) Minat Beli
merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseornag untuk membeli barang tau
jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Thamrin (2013:142) berpendapat
Minat Beli Konsumen merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen
dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Jadi dapat disimpulkan Minat Beli
Konsumen adalah niatan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan
pembelian suatu produk atau jasa dengan pertimbangan sebelum proses pembelian
berlangsung.
Minat beli (willingness to buy) merupakan bagian dari komponen perilaku
dalam sikap mengkonsumsi Monroe dan Grewal (1991) dalam Sulistyari 2012:19)
menyatakan bahwa minat beli (willingness to buy) didefinisikan sebagai
kemungkinan bila pembeli bermaksud untuk membeli produk. Minat beli
merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya
untuk melakukan pembelian. Minat beli berbeda dengan niat beli, niat beli adalah
suatu tindak lanjut dari minat beli konsumen dimana keyakinan untuk

766
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

memutuskan akan membeli sudah dalam persentase yang besar. Jadi, dapat
dikatakan bahwa niat beli adalah tingkatan akhir dalam minat beli berupa
keyakinan sebelum keputusan pembelian diambil.
Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen Kotler (2008:187) yaitu :
1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternative yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif
seorang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi
konsumenuntuk menuruti keinginan orang lain.
2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah
pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari
pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan
membeli suatu barang atau tidak.

METODE PENELITIAN
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2007:115). Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Ice Cream AICE yang ada
di Sidoarjo kecamatan Waru yang berjumlah 700 responden. Data ini diambil
dari beberapa toko yang menjual ice cream AICE di Sidoarjo Kecamatan Waru.
Sampel
Sugiyono (2008:81) Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi sampel dapat mewakili dan menggambarkan
populasi. Berdasarkan rumus slovin dari 700 populasi maka jumlah sampel yang
harus diteliti sebesar 254 orang.

767
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

Kerangka Konseptual

Kemasan (X1)

Merek (X2) Minat beli (Y)

Kualitas produk (X3)

Sumber: Peneliti (2017)


Gambar 1
Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian
Tujuan penelitian yang dilaksanakan adalah untuk mengetahui hubungan
yang sistematis antara variabel-variabel penelitian. Hubungan antara variabel-
variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk hipotesis :
1. Bahwa Kemasan, Merek, dan Kualitas Produk berpengaruh secara simultan
dan signifikan terhadap Minat Beli Konsumen Ice Cream AICE di Sidoarjo.
2. Bahwa Kemasan, Merek, dan Kualitas Produk berpengaruh secara parsial dan
signifikan terhadap Minat Beli Konsumen Ice Cream AICE di Sidoarjo.
3. Bahwa variabel yang berpengaruh Dominan terhadap Minat Beli Konsumen
Ice Cream AICE di Sidoarjo adalah kualitas produk.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dari objek penelitian adalah di Sidoarjo Kecamatan Waru. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2017 sampai dengan data yang
diperlukan lengkap
Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari konsumen ice
cream AICE. Dalam penulisan ini data primer diperoleh melalui hasil
wawancara dari responden dan dilengkapi dengan catatan tertulis kepada
responden yang berkaitan dengan masalah Pengaruh kemasan, merek, dan
kualitas poduk terhadap minat beli konsumen di Sidoarjo.

768
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

b. Sumber Data
Sumber data penelitian ini berasal dari bagian konsumen AICE di Sidoarjo
kecamatan waru yang berupa data primer.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


a. Uji Validitas
Tabel 1
Hasil Uji Validitas

Hasil Korelasi Nilai Kritis


Variabel Item Keterangan
(rhitung) (rtabel)

X1.1 0,727 0,1231 Valid


Kemasan X1.2 0,845 0,1231 Valid
(X1) X1.3 0,764 0,1231 Valid
X1.4 0,840 0,1231 Valid
X1.5 0,824 0,1231 Valid
X2.1 0,539 0,1231 Valid
Merek X2.2 0,591 0,1231 Valid
(X3) X2.3 0,664 0,1231 Valid
X2.4 0,676 0,1231 Valid
X3.1 0,496 0,1231 Valid
X3.2 0,643 0,1231 Valid
X3.3 0,729 0,1231 Valid
Kualiatas Produk X4.4 0,696 0,1231 Valid
(X4) X4.5 0,505 0,1231 Valid
X4.6 0,453 0,1231 Valid
Y1 0,517 0,1231 Valid
Minat Beli
Y2 0,554 0,1231 Valid
Konsumen
Y3 0,559 0,1231 Valid
(Y)
Y4 0,350 0,1231 Valid
Sumber: Peneliti (2017)

Uji validitas adalah pengujian terhadap instrumen penelitian yang


digunakan dalam penelitian, apakah dapat mengukur yang hendak diukur atau
tidak. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Untuk
mengetahui ketepatan data diperlukan teknik uji validitas. Uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner (Sudjana, 2011:89).Untuk
mengetahui indeks validitas kuisioner digunakan rumus product moment
correlation dengan tingkat kepercayaan 95%. Suatu kuisioner dikatakan valid jika
nilai signifikan < 0,05 dan jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka variabel tersebut tidak

769
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

valid. Bila angka koefisiennya lebih besar dari angka kritis r, maka suatu
pernyataan atau pertanyaan dianggap valid dan sebaliknya. Untuk jumlah sampel
sebanyak 254 maka df = n-2 atau 254-2 = 252 dan didapatkan nilai kritis rtabel

sebesar 0,1231.Adapun hasil analisis uji validitas selengkapnya dapat ditunjukkan


pada tabel berikut :Pengambilan keputusan:
1. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel, maka hasilnya valid
2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka hasilnya tidak valid

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa dari indikator-indikator variabel yang


digunakan dalam penelitian ini semuanya memiliki nilai korelasi di atas
0,1231. Hal ini berarti bahwa semua indikator yang digunakan untuk
mengukur semua variabel dalam penelitian ini dinyatakan mempunyai validitas
yang tinggi.
b. Uji Reliabilitas
Ghozali (2013:47-48) disebutkan bahwa Reabilitas merupakan alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Metode yang
digunakan Untuk pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah metode
cronbach alpha atau koefisian apha. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach’s Nilai Kritis Keterangan
Alpha
Kemasan (X1) 0,815 0,600 Reliabel

Merek (X2) 0,786 0,600 Reliabel

Kualitas Produk (X3) 0,762 0,600 Reliabel


Minat Beli Konsumen (Y) 0,738 0,600 Reliabel
Sumber: Peneliti (2017)
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil pengujian reliabilitas dari
semua variabel bebas dan terikat adalah reliabel. Hal ini dikarenakan nilai

770
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

Cronbach Alpha dari kemasan (X1), merek (X2), kualitas produk (X3), dan minat
beli konsumen (Y) lebih besar dari 0,600. Oleh karena itu semua instrumen telah
reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel-variabel bebas (independen) yaitu Kemasan (X1), Merek (X2)
dan Kualiats Produk (X3) terhadap variabel terikat (dependen) yaitu Minat Beli
Konsumen (Y). Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara
bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi
berganda.Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPPS 18.0 for
windows diperoleh hasil regresi sebagai berikut :
Tabel 3
Hasil Regresi Linear Berganda
Model Koefisien Regresi thitung Sig.
Konstanta 1,519 10,015 0,000
Kemasan (X1) 0,137 4,218 0,000
Merek (X2) 0,077 2,157 0,032
Kualitas Produk (X3) 0,432 9,729 0,000
Sumber: Peneliti (2017)

Berdasarkan data Tabel 3 persamaan regresi linier berganda sebagai


berikut:
Y = 1,519 + 0,137 X1 + 0,077 X2 + 0,432 X3

PENGUJIAN HIPOTESIS
a. Hipotesis 1
Tabel 4
Hasil Uji Simutan (Uji F)
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 20,626 3 6,875 96,278 0,000b


Residual 17,853 250 0,071
Total 34,478 253
Sumber: Peneliti (2017)

Uji simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara


simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan

771
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel serta dengan memperhatikan


signifikansinya. Dari hasil uji F diperoleh Fhitung (96,278) > Ftabel (2,64) dan
dengan nilai signifikansi (0,000) < α (0,05). Hal ini membuktikan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima. Sehingga variabel Kemasan (X1), Merek (X2) dan
Kualitas Produk (X3) secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Minat Beli Konsumen pada Ice Cream AICE di
Sidoarjo.
b. Hipotesis II dan III
Tabel 5
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Standardized Of thitung Sign.
Model Coefficients
Kemasan (X1) 0,231 4,218 0,000
Merek (X2) 0,122 2,157 0,032
Kualitas Produk (X3) 0,508 9,729 0,000
Sumber: Peneliti (2017)
Pengaruh parsial variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat dapat
dijelaskan sebagi berikut:
1) Dari hasil uji t pada Tabel 5 didapatkan nilai thitung sebesar 4,218 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena itu thitung (4,218) > ttabel (1,651)
dan nilai signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan
antara kemasan (X1) secara parsial terhadap variabel terikat Minat beli
konsumen (Y) ice cream AICE di Sidoarjo.
2) Dari hasil uji t pada Tabel 5 didapatkan nilai thitung sebesar 2,157 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,003. Oleh karena itu thitung (2,157)> ttabel(1,651)
dan nilai signifikansi yang dihasilkan sebesar 0.032 berarti 0,032 yang lebih
kecil dari 0,05, maka Ho diterima dan H1ditolak. Artinya bahwa variabel bebas
merek (X2) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
minat beli konsumen (X2) secara parsial terhadap variabel terikat minat beli
konsumen (Y) ice cream AICE di Sidoarjo.

772
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

3) Dari hasil uji t pada Tabel 5 didapatkan nilai thitung sebesar 9,729 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,002. Oleh karena itu thitung (9,729)> ttabel(1,651)
dan nilai signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan
antara kualitas produk (X3) secara parsial terhadap variabel terikat minat beli
konsumen (Y) ice cream AICE di Sidoarjo.
4) Berdasarkan Tabel 5 tersebut dapat diamati bahwa dari kelima variabel bebas
yang terdiri dari kemasan (X1), merek (X2), kualitas produk (X3), dapat
diketahui bahwa ternyata variabel Kualitas produk (X1) mempunyai nilai
koefisien β (Beta) terbesar yaitu sebesar 0,508. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel bebas yang mempunyai pengaruh dominan terhadap varibel
terikat minat beli konsumen adalah kualitas produk (X1).

SIMPULAN
Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut:
1. Pada uji hipotesis secara simultan, variabel bebas yang terdiri dari Kemasan,
Merek, dan Kualitas Produk secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Minat Beli Konsumen pada Ice Cream AICE di Sidoarjo.
Hasil uji simultan diperoleh nilai Fhitung sebesar 96,278 yang lebih besar
daripada Ftabel 2,64. Dengan nilai signifikan yang dihasilkan sebesar 0,000
yang artinya variabel Kemasan, Merek, dan Kualitas Produk secara bersama-
sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Minat Beli
Konsumen Ice Cream AICE di Sidoarjo.
2. Pada uji hipotesis secara parsial, variabel Kemasan, Merek, dan Kualitas
Produk secara parsial (sendiri-sendiri) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Minar Beli Konsumen Ice Cream AICE di Sidoarjo.
a. Berdasarkan uji parsial untuk variabel bebas berupa Kemasan (X1) nilai
thitung sebesar 4,218 > ttabel sebesar 1,651 dengan nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil daripada 5% atau 0,05 (terbukti) mempunyai suatu
pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

773
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

b. Berdasarkan uji parsial untuk variabel bebas berupa Merek (X2) nilai
thitung sebesar 2,157 > ttabel sebesar 1,993 dengan nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil daripada 5% atau 0,05 (terbukti) mempunyai suatu
pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y).
c. Berdasarkan uji parsial untuk variabel bebas berupa Kualitas Produk (X3)
nilai thitung sebesar 4,081 > ttabel sebesar 1,651 dengan nilai signifikan
sebesar 0,032 lebih kecil daripada 5% atau 0,05 (terbukti) mempunyai suatu
pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Konsumen (Y).
3. Dari pengujian secara parsial dan simultan variabel bebas (X) yang terdiri dari
Kemasan, Merek, dan Kualitas Produk yang dominan berpengaruh terhadap
Minat Beli Konsumen (Y) adalah Kualitas Produk (X1), terbukti berpengaruh
dominan atau secara signifikan dengan nilai Standardized Coefficients Beta
(koefisien beta yang distandarkan) terbesar yaitu sebesar 0,432 dibandingkan
dengan variabel bebas kemasan dan Merek.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran,
antara lain:
1. Pada variabel Kemasan, pernyataan yang mendapatkan skor terendah dari
responden adalah “Logo sangat Unik”. Untuk itu diharapkan perusahaan dapat
meningkatkan dan menciptakan sebuah inovasi dan bentuk logo yang lebih
unik dan dapat dengan mudah dikenal konsumen sehingga konsumen tertarik
akan produk yang ditawarkan.
2. Pada variabel Merek, pernyataan yang mendapatkan skor terendah dari
responden adalah “Ice Cream AICE memiliki varian rasa yang unik”. Variabel
Merek merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling kecil
dibandingkan variabel bebas lainnya. Untuk itu diharapkan perusahaan dapat
memenuhi dan meningkatkan suatu produk yang lebih lagi dan lebih berinovasi
menciptakan varian rasa yang lebih unik dari produk lainnya sehingga
konsumen lebih tertarik dan minat untuk membeli produk tersebut dan

774
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

gampang diingingat konsumen merek produknya dengan mengingat varian


rasanya.
3. Pada variabel Kualitas produk, pernyataan yang mendapatkan skor terendah
dari responden adalah “saya meyukai kinerja produk AICE. Untuk itu perusahaan
harus lebih meningkatkan Kinerja produk agar konsumen percaya dan yakin
akan kualitas produk yang dijual. Agar konsumen yakin perusahaan harus
memberikan kualitas produk yang baik. Produk dengan kualitas yang baik
secara tidak langsung akan membantu kegiatan perusahaan dalam
mempromosikan produk yang dipasarkan selanjutnya dan hal tersebut akan
menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan.
4. Variabel Kualitas Produk mempunyai pengaruh yang besar terhadap Minat
Beli Konsumen, karena itu perusahaan hendaknya memperhatikan Kualitas
produk yang hendak dijual. Sehingga konsumen dapat tertarik akan produk
yang hendak di beli.
5. Diharapkan peneliti selanjutnya hendaknya penelitian lebih lanjut dapat
menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi Minat Beli Konsumen,
sehingga dapat menjadikan penelitian yang lebih luas dan hasil yang lebih
maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Thamrin dan Francis Tantri. 2013. Manajemen Pemasaran. cet. II.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Basu Swastha. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan.


Jakarta: Penerbit Liberty.

Basu Swastha dan Hani Handoko. 2011. Manajemen Pemasaran-Analisis


Perilaku.Konsumen. Yogyakarta: BPFE.

Danang Sunyoto. 2014. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku. Konsumen.
Yogyakarta : CAPS

Fandy Tjiptono dkk. 2010. Pemasaran Strategik.Yogyakarta: Andi

Freddy, Rangkuti, 2011. Riset Pemasaran, Cetakan ke 10. Jakarta : Percetakan


PT. Gramedia.

775
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017

Ghozali Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM


SPSS21. Edisi 7. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Kotler dan Keller. 2012. Marketing Management. 14th. Person Education.

Mc Carthy, Jerome dkk . 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi kelima. alih


Bahasa. Agus Darma. Jakarta: Erlangga.

S. A. Surachman. (2008). Dasar-Dasar Manajemen Merek. Malang :Bayumedia


Publishing

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit CV. Alfabeta


.
Titik Wijayanti. 2012. Management Marketing Plan. Jakarta: PT Elex media
Komputindo.

Yamin Sofyan. 2011. SPSS Complate Teknik Analisis Statistik Terlengkap


dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Empat.

776

Anda mungkin juga menyukai