ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Di era pasar bebas ini, pemasaran berkembang dengan sangat cepat, hal ini
disebabkan oleh dua kekuatan yaitu kemajuan teknologi dan keterbukaan pasar.
Kedua kekuatan ini hanya menciptakan paradigma baru dalam aspek pemasaran
762
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
763
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
(Kotler, 2009:45). Aice didirikan pada bulan November 2014, berkantor pusat di
Singapore. Aice berkomitmen untuk menjadi “Merek es krim yang paling
populer” di Asia Tenggara dan untuk memberikan kualitas, kenikmatan,
kesegaran, kebahagiaan, inovasi produk es krim kepada konsumen. Aice telah
memperoleh Sertifikat Halal dan Implementasi Sistem Jaminan Halal dengan
nilai A (Sangat Baik) yang dikeluarkan oleh lembaga yang menjadi Pusat Halal
International yaitu LPPOM MUI. Aice di produksi dengan teknologi tinggi. 3
tempat produksi es krim kami berada di Indonesia serta memiliki output tahunan
103.000 ton yang akan memberikan konsumen produk es krim yang penuh
kelezatan.
Di kantor pusat kami Singapura, Kami memiliki pusat R&D terkemuka di
dunia, dan tim ahli yang berpengalaman, untuk mengembangkan produk-produk
yang inovatif serta memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda.Dengan di
dorong oleh pertumbuhan konsumen kelas menengah dan perubahan gaya hidup
masyarakat Indonesia, kinerja Industri es krim di dalam negeri mengalami
peningkatan yang signifikan. Peningkatan tersebut mendorong setiap perusahaan
Industri es krim berkompetisi untuk meraih pangsa pasarnya dengan menawarkan
produk yang lebih beragam yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginan setiap konsumen. Persaingan pada industri ini menyebabkan
beragamnya perusahaan-perusahaan es krim di Indonesia dengan berbagai variasi,
kemasan, merek, serta kualitas produknya.Salah satu persoalan yang cukup
penting dalam dunia usaha adalah bagaimana aspek pamasaran yang baik
sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Kemasan
Kotler dan Amstrong (2012:56) mendefinisikan “Packaging Involves
Designing and Producing the Container or Wrapper for a Product”yang artinya
adalah Proses Kemasan melibatkan kegiatan mendesain dan memproduksi,
fungsi utama dari kemasan sendiri yaitu untuk melindungi produk agar produk
tetap terjaga kualitasnya. Sedangkan Pengemasan (packaging) menurut Basu
Swastha (2011:139) adalah "kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang
yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi
764
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
suatu barang". Menurut Titik Wijayanti (2012), kemasan mempunyai tujuan dan
fungsi dalam pembuatan produk, yaitu:
a. Memperindah produk dengan kemasan yang sesuai kategori produk.
b. Memberikan keamanan produk agar tidak rusak saat dipajang ditoko.
c. Memberikan keamanan produk pada saat pendistribusian produk.
d. Memberikan informasi pada konsumen tentang produk itu sendiri dalam bentuk
pelebelan.
e. Merupakan hasil desain produk yang menunjukan produk tersebut.
Merek
Di dalam pemasaran suatu usaha, unsur brand atau merek memiliki peran
yang penting. The American Marketing Association dalam Kotler &Keller
(2012:241) mendefinisikan brand atau merek sebagai ˝A name, term, sign, symbol,
or design, or a combination of them, intended to identify thegoods or services of
one seller or group of sellers and to differentiate themfrom those of competitors˝.
Jika diartikan , maka brand atau merek adalah suatu nama , istilah , tanda , simbol,
desain, atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan suatu barang atau jasa dari satu penjual atau sekelompok
penjual dan untuk membedakannya dari kompetitor lain. Maka jika dilihat,
penggunaan brand atau merek sendiri mencerminkan identitas dari produk atau
jasa apa yang ditawarkan oleh penjual. Merek juga memiliki peran dalam
mengidentifikasi sumber atau pembuat produk yang memungkinkan konsumen
untuk mengevaluasi produk yang sejenis secara berbeda tergantung pada
bagaimana merek itu sendiri. Evaluasi produk itu sendiri dapat dilakukan dari
pengalaman masa lalu konsumen terhadap penggunaan produk serta bagaimana
pemasaran penjualnya apakah memenuhi kebutuhan konsumen atau tidak, Kotler
& Keller (2012:242).
Kualitas Produk
Tjiptono (2010:67) dijelaskan bahwa “kualitas dapat diartikan sebagai
produk yang bebas cacat. Dengan kata lain, produk sesuai dengan standar (target,
sasaran, atau persyaratan yang bisa didefinisikan, diobservasi, dan diukur)”.
Kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan
765
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
766
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
memutuskan akan membeli sudah dalam persentase yang besar. Jadi, dapat
dikatakan bahwa niat beli adalah tingkatan akhir dalam minat beli berupa
keyakinan sebelum keputusan pembelian diambil.
Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen Kotler (2008:187) yaitu :
1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternative yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif
seorang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi
konsumenuntuk menuruti keinginan orang lain.
2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah
pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari
pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan
membeli suatu barang atau tidak.
METODE PENELITIAN
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2007:115). Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Ice Cream AICE yang ada
di Sidoarjo kecamatan Waru yang berjumlah 700 responden. Data ini diambil
dari beberapa toko yang menjual ice cream AICE di Sidoarjo Kecamatan Waru.
Sampel
Sugiyono (2008:81) Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi sampel dapat mewakili dan menggambarkan
populasi. Berdasarkan rumus slovin dari 700 populasi maka jumlah sampel yang
harus diteliti sebesar 254 orang.
767
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
Kerangka Konseptual
Kemasan (X1)
768
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
b. Sumber Data
Sumber data penelitian ini berasal dari bagian konsumen AICE di Sidoarjo
kecamatan waru yang berupa data primer.
769
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
valid. Bila angka koefisiennya lebih besar dari angka kritis r, maka suatu
pernyataan atau pertanyaan dianggap valid dan sebaliknya. Untuk jumlah sampel
sebanyak 254 maka df = n-2 atau 254-2 = 252 dan didapatkan nilai kritis rtabel
770
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
Cronbach Alpha dari kemasan (X1), merek (X2), kualitas produk (X3), dan minat
beli konsumen (Y) lebih besar dari 0,600. Oleh karena itu semua instrumen telah
reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel-variabel bebas (independen) yaitu Kemasan (X1), Merek (X2)
dan Kualiats Produk (X3) terhadap variabel terikat (dependen) yaitu Minat Beli
Konsumen (Y). Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara
bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi
berganda.Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPPS 18.0 for
windows diperoleh hasil regresi sebagai berikut :
Tabel 3
Hasil Regresi Linear Berganda
Model Koefisien Regresi thitung Sig.
Konstanta 1,519 10,015 0,000
Kemasan (X1) 0,137 4,218 0,000
Merek (X2) 0,077 2,157 0,032
Kualitas Produk (X3) 0,432 9,729 0,000
Sumber: Peneliti (2017)
PENGUJIAN HIPOTESIS
a. Hipotesis 1
Tabel 4
Hasil Uji Simutan (Uji F)
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
771
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
772
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
3) Dari hasil uji t pada Tabel 5 didapatkan nilai thitung sebesar 9,729 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,002. Oleh karena itu thitung (9,729)> ttabel(1,651)
dan nilai signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan
antara kualitas produk (X3) secara parsial terhadap variabel terikat minat beli
konsumen (Y) ice cream AICE di Sidoarjo.
4) Berdasarkan Tabel 5 tersebut dapat diamati bahwa dari kelima variabel bebas
yang terdiri dari kemasan (X1), merek (X2), kualitas produk (X3), dapat
diketahui bahwa ternyata variabel Kualitas produk (X1) mempunyai nilai
koefisien β (Beta) terbesar yaitu sebesar 0,508. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel bebas yang mempunyai pengaruh dominan terhadap varibel
terikat minat beli konsumen adalah kualitas produk (X1).
SIMPULAN
Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut:
1. Pada uji hipotesis secara simultan, variabel bebas yang terdiri dari Kemasan,
Merek, dan Kualitas Produk secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Minat Beli Konsumen pada Ice Cream AICE di Sidoarjo.
Hasil uji simultan diperoleh nilai Fhitung sebesar 96,278 yang lebih besar
daripada Ftabel 2,64. Dengan nilai signifikan yang dihasilkan sebesar 0,000
yang artinya variabel Kemasan, Merek, dan Kualitas Produk secara bersama-
sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Minat Beli
Konsumen Ice Cream AICE di Sidoarjo.
2. Pada uji hipotesis secara parsial, variabel Kemasan, Merek, dan Kualitas
Produk secara parsial (sendiri-sendiri) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Minar Beli Konsumen Ice Cream AICE di Sidoarjo.
a. Berdasarkan uji parsial untuk variabel bebas berupa Kemasan (X1) nilai
thitung sebesar 4,218 > ttabel sebesar 1,651 dengan nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil daripada 5% atau 0,05 (terbukti) mempunyai suatu
pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Konsumen (Y).
773
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
b. Berdasarkan uji parsial untuk variabel bebas berupa Merek (X2) nilai
thitung sebesar 2,157 > ttabel sebesar 1,993 dengan nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil daripada 5% atau 0,05 (terbukti) mempunyai suatu
pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y).
c. Berdasarkan uji parsial untuk variabel bebas berupa Kualitas Produk (X3)
nilai thitung sebesar 4,081 > ttabel sebesar 1,651 dengan nilai signifikan
sebesar 0,032 lebih kecil daripada 5% atau 0,05 (terbukti) mempunyai suatu
pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Konsumen (Y).
3. Dari pengujian secara parsial dan simultan variabel bebas (X) yang terdiri dari
Kemasan, Merek, dan Kualitas Produk yang dominan berpengaruh terhadap
Minat Beli Konsumen (Y) adalah Kualitas Produk (X1), terbukti berpengaruh
dominan atau secara signifikan dengan nilai Standardized Coefficients Beta
(koefisien beta yang distandarkan) terbesar yaitu sebesar 0,432 dibandingkan
dengan variabel bebas kemasan dan Merek.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran,
antara lain:
1. Pada variabel Kemasan, pernyataan yang mendapatkan skor terendah dari
responden adalah “Logo sangat Unik”. Untuk itu diharapkan perusahaan dapat
meningkatkan dan menciptakan sebuah inovasi dan bentuk logo yang lebih
unik dan dapat dengan mudah dikenal konsumen sehingga konsumen tertarik
akan produk yang ditawarkan.
2. Pada variabel Merek, pernyataan yang mendapatkan skor terendah dari
responden adalah “Ice Cream AICE memiliki varian rasa yang unik”. Variabel
Merek merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling kecil
dibandingkan variabel bebas lainnya. Untuk itu diharapkan perusahaan dapat
memenuhi dan meningkatkan suatu produk yang lebih lagi dan lebih berinovasi
menciptakan varian rasa yang lebih unik dari produk lainnya sehingga
konsumen lebih tertarik dan minat untuk membeli produk tersebut dan
774
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Thamrin dan Francis Tantri. 2013. Manajemen Pemasaran. cet. II.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Danang Sunyoto. 2014. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku. Konsumen.
Yogyakarta : CAPS
775
Jurnal Manajemen Branchmark Vol 3 Issue 3, 2017
776