Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

OLEH :

Kelompok 8

Nama Kelompok :

1. Debiana Sawa Rade


2. Delfi Tiumlafu
3. Putri Srivani Kumala Devi
4. Yuliana De Jesus

PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERUSAHAN


POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2023
Perilaku konsumen

Contoh perilaku konsumen sebelum menciptakan keputusan pembelian

Perilaku konsumen adalah babak dan keaktifan ketika seseorang mengadakan


komunikasi dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian
produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan kehendak. Perilaku konsumen merupakan
hal-hal yang mendasari konsumen untuk menciptakan keputusan pembelian. Untuk barang
berharga jual rendah (low-involvement) babak pengambilan keputusan dilaksanakan
dengan gampang, sedangkan untuk barang mempunyai nilai jual tinggi (high-involvement)
babak pengambilan keputusan dilaksanakan dengan pertimbangan yang matang.

Daftar isi

● 1 Aplikasi Perilaku Konsumen dalam Bidang usaha


● 2 Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen
● 3 Roda analisis konsumen
 3.1 Afeksi dan kognisi
● 4 Babak pengambilan keputusan pembelian
● 5 Faktor-faktor yang memengaruhi
● 6 Referensi
● 7 Pranala Luar
Aplikasi Perilaku Konsumen dalam Bidang usaha

Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran. Menurut


Engel, et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu aksi yang langsung terlibat dalam
memperoleh, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan
mendahului dan menyusuli aksi ini. Terdapat dua elemen penting dari guna perilaku
konsumen, yaitu: (1) babak pengambilan keputusan, (2) keaktifan fisik yang melibatkan
individu dalam menilai, memperoleh dan memanfaatkan barang dan jasa ekonomis
(Swastha, 1990).[3] Pemahaman akan perilaku konsumen tajam akal dapat diaplikasikan
dalam sebagian hal, yang pertama adalah untuk mendesain sebuah strategi pemasaran
yang berpihak kepada yang benar, contohnya memilihkan kapan ketika yang tepat
perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.[4] Ke dua, perilaku konsumen
dapat membantu pembuat keputusan menciptakan kebijakan publik.[4] Contohnya
dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak memanfaatkan transportasi ketika
lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tsb.
Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), adalah penyebaran
ide di selang konsumen.[4] Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi
sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.Dan juga dapat
memberikan cerminan kepada para pemasar dalam pembuatan produk,pnyesuaian harga
produk,mutu produk,kemasan dan untuknya supaya dalam penjualn produknya tidak
menimbulkan kekecewaan pada pemasar tsb.

Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.[5] Pendekatan


pertama adalah pendekatan interpretif.[5] Pendekatan ini menggali secara mendalam
perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilaksanakan dengan menempuh
wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa definisi sebuah
produk dan jasa untuk konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika
membeli dan memanfaatkannya.

Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan cara dari
pengetahuan psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari pengetahuan sosiologi.
[5] Pendekatan ini mempunyai tujuan mengembangkan teori dan cara untuk menjelaskan
perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilaksanakan menempuh eksperimen
dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang
konsumen memproses informasi, menciptakan keputusan, serta pengaruh lingkungan
sosial terhadap perilaku konsumen.

Pendekatan ke tiga dikata untuk sains pemasaran yang didasari pada teori dan cara dari
pengetahuan ekonomi dan statistika.[5] Pendekatan ini dilaksanakan dengan
mengembangkan dan menguji coba model matematika sesuai hierarki kebutuhan manusia
menurut Abraham Maslow (Teori hierarki kebutuhan Maslow) untuk memprediksi
pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang diketahui dengan
sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman
atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis
yang selisih. Sebuah perusahaan dapat saja memanfaatkan salah satu atau seluruh
pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tsb.[5]

Roda analisis konsumen

Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang dipakai pemasar untuk meneliti,
menganalisis, dan memahami perilaku konsumen supaya dapat menciptakan strategi
pemasaran yang lebih berpihak kepada yang benar.[5] Roda analisis konsumen terdiri
dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku.
Afeksi dan kognisi

Tipe respons afektif

Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen
terhadap suatu stimuli atau perihal acinya, contohnya apakah konsumen menyukai sebuah
produk atau tidak. Kognisi mengacu pada konsep konsumen, contohnya apa yang
dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi bersumber dari sistem yang
dikata sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun selisih, namun keduanya memiliki
keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi.
Manusia dapat mengalami empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu, suasana
hati/mood, dan evaluasi. Setiap tipe tsb dapat berupa respons positif atau negatif.
Keempat tipe afeksi ini selisih dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas
perasaan yang dirasakan. Lebih kuat intensitasnya, lebih akbar pengaruh perasaan itu
terhadap tubuh, contohnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernapasan,
keluarnya cairan mata, atau rasa sakit di perut. Bila intensitasnya lemah, maka
pengaruhnya pada tubuh tidak akan berasa.

Sistem kognisi terdiri dari lima babak mental, yaitu: memahami, mengevaluasi,
merencanakan, memilihkan pilihan, dan berpikir. Babak memahami adalah babak
menginterpretasi atau memilihkan guna dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah
lingkungan. mengevaluasi berfaedah memilihkan apakah sebuah aspek dalam lingkungan
tertentu itu berpihak kepada yang benar atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak
disukai. Merencanakan berfaedah memilihkan bagaimana memecahkan sebuah masalah
untuk mencapai suatu tujuan. Memilihkan pilihan berfaedah membandingkan alternatif
solusi dari sebuah masalah dan memilihkan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah
keaktifan kognisi yang terjadi dalam keempat babak yang dipercakapkan sebelumnya.

Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, menciptakan masuk cara
melakukan sesuatu, dan memahami aspek tertentu dari pengalaman yang dialami
konsumen. Fungsi ke dua adalah memproses interpretasi dijadikan sebuah task kognitif
seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan
alternatif untuk memenuhi tujuan tsb, memilihkan pilihan alternatif, dan melaksanakan
alternatif itu.

Akbar kecilnya intensitas babak sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya,


produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melaksanakan keaktifan kognisi
secara ekstensif, dalam sebagian kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum
membeli sebuah produk.
Babak pengambilan keputusan pembelian

Sebelum dan sesudah melaksanakan pembelian, seorang konsumen akan melaksanakan


sejumlah babak yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:[6]
● Pengenalan masalah (problem recognition).[1] Konsumen akan membeli suatu produk
untuk solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa beradanya pengenalan masalah
yang muncul, konsumen tidak dapat memilihkan produk yang akan dibeli.[1]
● Pencarian informasi (information source).[1] Setelah memahami masalah yang berada,
konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan
yang berada menempuh pencarian informasi.[1] Babak pencarian informasi dapat
bersumber dari dalam memori (internal) dan sesuai pengalaman orang lain (eksternal).[1]
● Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).[1] Setelah konsumen mendapat
berbagai jenis informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang berada untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapinya.[1]
● Keputusan pembelian (purchase decision).[1] Setelah konsumen mengevaluasi
sebagian alternatif strategis yang berada, konsumen akan menciptakan keputusan
pembelian.[1] Terkadang waktu yang dibutuhkan selang menciptakan keputusan
pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual selisih dikarenakan beradanya
hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.[1]
● Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan babak evaluasi yang
dilaksanakan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan
pembelian.[7] Setelah membeli produk tsb, konsumen akan melaksanakan evaluasi
apakah produk tsb sesuai dengan harapannya.[8] Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen.[1] Konsumen akan puas jika produk tsb sesuai dengan
harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tsb pada
masa depan.[1] Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tsb tidak
sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa
depan.[1]
Faktor-faktor yang memengaruhi
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap babak pembuatan keputusan
pembelian:[1]
● Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang berada dalam diri manusia
untuk mencapai tujuan tertentu.[1]
● Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau
perihal acinya yang diterimanya sesuai informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tsb.[1]
● Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang berada dalam diri
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.[1]
● Integrasi (integration) merupakan kesatuan selang sikap dan aksi.[1] Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang
untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak
membeli produk tsb.[1]
Referensi
1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u (Inggris) Duncan, Tom. 2005. Principles of
Advertising & IMC, Second Edition. McGraw-Hill, Inc. Bab 5
2. ^ (Inggris) Kincaid, Judith. 2003. Customer Relationship Management: Getting it
Right. Prentice-Hall, Inc. Page 298.
3. ^ http://underground-paper.blogspot.com/2013/03/makalah-dengan-jurnal-acuan-
chung-hoon_19.html
4. ^ a b c http://www.consumerpsychologist.com/cb_Introduction.html
5. ^ a b c d e f Olson, Jerry and Paul Peter. 2008. Consumer Behavior & Marketing
Strategy, 7th edition. New York: McGraw Hill.
6. ^ Perilaku Konsumen. Diakses 14 Mei 2010.
7. ^ Keputusan Pembelian. Diakses 14 Mei 2010.
8. ^ Babak Pengambilan Keputusan dan Perilaku Konsumen. Diakses 14 Mei 2010.
Pranala Luar
Contoh Makalah Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Online di Situs
Kaskus
Kategori:
● Periklanan
● Bidang usaha
● Perusahaan
● Psikologi

edunitas.com

Anda mungkin juga menyukai