Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Mengapa Gejala Sosial Ini Penting Ditulis Atau Diteliti

Di zaman dalam keadaan perekonomian yang sudah semakin sulit ini banyak sekali persaingan
usaha di berbagai bidang perekonomian di dalam kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah
persaingan dalam dunia usaha. Banyak pengusaha yang saling berlomba-lomba untuk mendapatkan
pangsa pasar, sehingga hal ini memicu para pengusaha untuk berusaha terus maju dalam memperbaiki
usahanya. Agar usahanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam mengikuti perkembangan
zaman, maka pengusaha-pengusaha tersebut harus dapat mengantisipasi perkembangan ekonomi yang
semakin kompetitif dengan melakukan strategi yang tepat agar tidak tersisih dalam persaingan. Selain itu
pengusaha juga harus dapat mengantisipasi kecendrungan ekonomi di masa mendatang dan harus dapat
bersaing dengan pengusaha lain yang bergerak di bidang yang sama. Hal itu dilakukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan kemajuan usahanya.

Menyangkut dari hal diatas, berbagai fenomena pun kini bermunculan tiap tahunnya pada
pengusaha-pengusaha yang membuat usahanya yang dimulai dari kecil ke besar kemudian berpeluang
menjadi sukses. Maka gejala sosial ini penting untuk ditulis atau diteliti karena untuk mengetahui
bagaimana fenomena tersebut terjadi, baik pada pengusaha yang baru memulai menjadi pengusaha
sukses, pengusaha yang sudah mulai mapan, dan pengusaha yang sudah besar.

Contoh usaha yang paling banyak di geluti oleh pengusaha pada zaman sekarang ini yaitu dalam
hal makanan, karena makanan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia. Salah
satu makanan tersebut yaitu seperti roti bakar. Selain makanan, tempat usahanya pun juga di buat
sedemikian rupa untuk menarik minat masyarakat atau konsumen agar datang. Berdasarkan hasil
penelitian kami, di masa yang modern saat ini banyak masyarakat atau konsumen terutama anak-anak
remaja yang menyukai atau menggemari berbagai makanan yang cepat saji serta diiringi dengan tempat
yang menarik minat dan terkesan nyaman untuk dijadikan tempat berkumpul bersama teman-teman
atau tempat sekedar untuk nongkrong. Maka tidak heran di masa sekarang ini banyak sekali pengusaha-
pengusaha yang menjual makanan dengan berbagai menu makanan dan konsep tempat yang sangat
menarik agar menarik minat para masyarakat atau konsumen.

B. Landasan Teori Sosiologi


Karya Weber pada dasarnya adalah teori tentang proses rasionalisasi. Weber tertarik pada
masalah umum seperti mengapa institusi sosial di dunia barat berkembang semakin rasional sedangkan
rintangan kuat tampaknya mencegah perkembangan serupa di belahan bumi lain.

Meski konsep rasionalitas digunakan dengan berbagai cara yang berlainan dalam karya Weber,
yang menjadi sasaran perhatian kita disini adalah salah satu dari empat jenis proses yang diidentifikasi
oleh Karlberg yaitu rasionalitas formal. Rasionalitas formal meliputi proses berpikir aktor dalam
membuat pilihan mengenai alat dan tujuan. Dalam hal ini pilihan dengan merujuk pada kebiasaan,
peraturan dan hukum yang diterapkan secara universal. Weber melihat birokrasi dan juga historis
birokrasi sebagai contoh klasik rasionalisasi, tetapi mungkin contoh rasionalisasi terbaik dewasa ini
adalah restoran cepat saji. Kecepatan dan efisiensi didiktekan oleh restoran cepat saji dan aturan
operasionalnya.

Weber juga membuat analisis perinci dan canggih tentang rasioanlis fenomena seperti agama,
hukum, kota, bahkan musik. Weber berupaya memahami mengapa sistem ekonomi rasional
(kapitalisme) berkembang di Barat dan mengapa gagal berkembang di masyarakat lain di luar masyarakat
Barat.

Dalam studi tersebut Weber mengakui peran sentral agama. Agama telah memainkan peran kunci
dalam pertumbuhan kapitalisme Barat, tapi sebaliknya gagal mengembangkan kapitalisme di masyarakat
lain. Weber juga menegaskan bahwa sistem agama rasional lah (Calvinisme : Tradisi Kaum Protestan)
yang memainkan peran sentral dalam menumbuhkan kapitalisme di Barat. Sebaliknya di belahan bumi
lain Weber menemukan sistem agama yang lebih irasional (misalnya Konfusianisme, Taoisme,
Hinduisme) merintangi perkembangan ekonomi rasional.

Pendapat lain yang disampaikan Weber adalah tentang bagaimana perilaku individu dapat
mempengaruhi masyarakat secara luas. Inilah yang disebut sebagai memahami tindakan sosial. Karena
sosiologi mempunyai tujuan memahami mengapa tindakan sosial mempunyai arah dan akibat tertentu,
sedangkan setiap tindakan mempunyai makna subjektif bagi pelakunya.

C. Metode
Kami menggunakan metode kualitatif (Qualitative Method) dalam laporan penelitian ini. Metode
kualitatif yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data-data naratif dan visual untuk
memperoleh wawasan atau pengetahuan tentang fenomena yang di teliti. Dan dalam pengumpulan
data, kami menggunakan jalan wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung
kepada responden atau narasumber.

Dan metode inilah yang kami ambil dalam laporan penelitian ini. Dengan persiapan awal yaitu
memilih tema dan mempersiapkannya lalu membuat point-point penting yang di saji dalam bentuk
pertanyaan. Lalu dari pertanyaan tersebut timbul lah pertanyaan-pertanyaan endukung yang dijadikan
sebagai penggali informasi sebnayak-banyaknya dari narasumber untuk menjawab berbagai pertanyaan
dalam penelitian kami. Dan dari penggunaan jalan wawancara ini, kami mendapatkan data-data yang
memuaskan untuk selanjutnya di analisis.

BAB II

GAMBARAN LOKASI

1. Keibar (Kedai Roti Bakar)

Keibar didirikian pada 23 September 2013 oleh Vabel Primadana Putra. Tujuan didirikannya Keibar
ini yaitu berawal dari keinginan pemilik saat dari kuliah untuk berwirausaha saja dan tidak ingin bekerja.
Asal-usul dinamakan Keibar karena Keibar itu merupakan singkatan dari Kedai Roti Bakar. Salah satu dari
3 cabang Keibar yang kami datangi untuk melakukan wawancara serta pengambilan data yaitu Keibar
cabang Ciputat yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 75L Ciputat, Tangerang Selatan yang buka pada pukul
3 sore hingga pukul 11 malam saat weekday dan pukul 3 sore hingga pukul 12 malam saat weekend.
Keibar memiliki 3 buah cabang di wilayah yang berbeda-beda yaitu di Pamulang, Ciputat, dan Cibubur
dan saat ini telah memiliki karyawan sebanyak 47 orang dari total 3 cabang tersebut. Setiap bulannya
Keibar mendapat keuntungan atau omset kira-kira sekitar di atas puluhan juta per bulannya.

2. Roti & Pisang Bakar Alend

Roti & Pisang Bakar Alend didirikan sekiatr bulan September tahun 1997 oleh Bapak Endang
Marzuki. Sejarah didirikannya Alend ini yaitu berawal dari minat Bapak Endang Marzuki untuk membuka
usaha roti bakar dan pisang bakar karena sebelumnya beliau ikut bersama saudaranya yang telah
berjualan roti bakar di daerah Pancoran setelah terkena pemutusan hak kerja (PHK) di pekerjaan beliau
sebelumnya yaitu di sebuah kontraktor karena krisis dan asal-usul dinamakan Alend karena Alend itu
merupakan gabungan dari nama ke dua orang pemiliknya yaitu Alan dan Endang. Roti & Pisang Bakar
Alend terletak di Jl. RC. Veteran Raya Blok Robiyah No. 6, pesanggrahan, Jakarta Selatan dan buka pada
pukul 5 sore hingga pukul 4 pagi. Roti & Pisang Bakar Alend memiliki 2 tempat di dalam 1 wilayah yang
sama dan juga memiliki 8 orang karyawan. Setiap bulannya Roti & Pisang Bakar Alend mendapat
keuntungan atau omset sekitar 5 sampai 6 jutaan per bulannya.

3. Roti Bakar Botak

Roti Bakar Botak didirikan pada 1 Oktober 2015 oleh 3 orang pendirinya, yaitu Mahardika, Fahmi,
dan Maulana. Awal berdirinya Roti Bakar Botak ini yaitu untuk mengisi waktu kosong sekaligus membuat
tempat tongkrongan karena seringnya para pemilik nongkrong bersama. Asal-usul dinamakan Roti Bakar
Botak karena salah satu dari 3 pendiri Roti Bakar Botak memiliki kepala yang botak, beliau biasa dikenal
dengan bang botak. Roti Bakar Botak terletak di Jl. Raya Rempoa dan buka pada habis maghrib hingga
pukul 12 malam. Roti Bakar Botak memiliki 1 orang karyawan. Setiap bulannya Roti Bakar Botak
mendapat keuntungan atau omset sekitar 3 sampai 5 jutaan perbulannya.

BAB III

ANALISIS ATAS KASUS ATAU MASALAH YANG DIKAJI

Pengusaha atau yang biasa disebut juga dengan Wirausahawan (Entrepreneur) adalah orang yang
melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Wirausahawan bekerja dengan risiko yang
diperhitungkan. Wirausahawan bekerja paling sukses keras lewat perencanaan dan persiapan untuk
meminimalkan risiko yang terlibat dalam rangka untuk lebih mengontrol nasib visi mereka.

Ada 4 kategori menjadi wirausahawan, yaitu :


1. Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau metodologi.

2. Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk memecahkan masalah baru.

3. Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya dengan produk baru atau produk
substitusi yang lebih efisien.

4. Oportunis, pada dasarnya sebuha broker, pialang, yang menyesuaikan antara kebutuhan dengan
jasa diberikan dan komisi.

Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh wirausahawan jika dibandingkan dengan profesi lainnya, yaitu :

1. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.

2. Kesempatan untuk menciptakan perubahan.

3. Untuk mencapai potensi penuh dari diri sendiri.

4. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.

5. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usaha yang
dijalani.

6. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.

Adapun sikap-sikap yang umum ditemui pada wirausahawan, yaitu :


1. Keinginan untuk preferensi tanggung jawab atas risiko yang lebih besar, wirausahawan tidak
mengambil risiko secara liar melainkan meperhitugkan terlebih dahulu risiko yang akan diambil.

2. Keyakinan akan kemampuan mereka untuk berhasil. Biasanya memiliki kepercayaan diri terhadap
kemampuan mereka untuk berhasil.

3. Keinginan untuk hasil segera.

4. Tingkat tinggi energi, lebih energik dari pada rata-rata orang.

5. Orientasi terhadap masa depan. Berorientasi pada masa depan, wirausahawan kurang peduli dengan
apa yang telah mereka lakukan kemarin dibandingkan dengan apa yang akan mereka lakukan besok.

6. Keahlian dalam pengorganisasian, tahu bagaimana menempatkan orang yang tepat di tempat yang
tepat.

7. Secara efektif menciptakan sinergi antara orang dan pekerjaan, sehingga memungkinkan
wirausahawan untuk mewujudkan visi mereka menjadi kenyataan.

8. Nilai prestasi atas uang.

Kami menganalisis hasil wawancara dengan menggunakan Teori dari Max Weber. Kami
mewawancarai 9 orang narasumber dari 3 tempat usaha yang menjual roti bakar. Masing-masing
narasumber yaitu terdiri dari 3 orang pemilik usaha, 3 orang karyawan yang bekerja di tempat usaha
tersebut, dan 3 orang konsumen yang sedang mengunjungi tempat usaha tersebut.
Dalam kajian ini, kami akan membahas secara mendalam tentang beberapa usaha roti bakar yang
sudah kami dapatkan datanya, diantaranya yaitu Keibar (Kedai Roti Bakar), Roti & Pisang Bakar Alend,
dan Roti Bakar Botak.

Lokasi usaha pertama, kami melakukan wawancara serta pengambilan data di Kedai Roti Bakar
atau yang biasa dikenal dengan Keibar, yaitu di Jl. Ir. H. Juanda No. 75L Ciputat, Tangerang Selatan yang
dimana kami menemui pemilik dari usaha tersebut yang bernama Vabel Primadana Putra dan mencoba
mewawancarai ditengah kesibukannya. Ka Vabel merupakan Sarjana dari Indonesian Banking School
(IBS) dan kini berusia 25 tahun. Beliau memilih untuk mendirikan usaha roti bakar ini karena berawal dari
keinginannya saat dari kuliah untuk berwirausaha saja dan tidak ingin bekerja dan juga salah satunya
karena kesukaan beliau yang hobi makan roti. Beliau sendiri telah menjalani usaha ini selama 3 tahun
sejak 23 September 2013 lalu, dan sudah memiliki 3 buah cabang di wilayah yang berbeda-beda yaitu di
Pamulang, Ciputat, dan Cibubur dan saat ini telah memiliki karyawan sebanyak 47 orang dari total 3
cabang tersebut dan keuntungan yang di dapat kira-kira sekitar di atas puluhan juta per bulannya.

Lokasi Keibar sendiri yang berada di ruko yang cukup besar dan cukup strategis membuat mudah
didatangi oleh orang banyak. Bahkan, jika jam 5 sore sudah ramai didatangi oleh para pengunjung yang
sebagian besar adalah anak-anak muda. Sebenarnya awal pertama buka sebelumnya hanya di tenda
bongkar pasang seperti pecel kaki lima di daerah Pamulang dan tidak lama setelah itu ada tempat yang
kosong lalu akhirnya pindah. Setahun berjalan, buka cabang di Ciputat lalu di Cibubur. Saat ditanya
mengapa usaha ini diberi nama Keibar, beliau menjawab karena Keibar itu merupakan singkatan dari
Kedai Roti Bakar. Agar Keibar lebih dikenal, Keibar fokus memperkenalkannya lewat social media seperti
twitter dan instagram, selain itu Keibar sendiri turut mengundang food blogger seperti Anak Jajan dan
Eat ad Treats untuk membantu mempromosikan. Menu yang disediakan pun cukup menarik, seperti roti
bakar dan pisang bakar yang dikombinasikan dengan berbagai macam topping seperti ice cream, cereals,
serta topping-topping lainnya seperti keju, coklat, dan sebagainya. Selain itu, tersedia pula indomie yang
dikombinasikan dengan telur, keju, kornet, maupun smoked beef dengan tingkat kepedasan yang
beragam. Lalu pada suasana tempatnya, dengan design yang sangat apik dengan konsep dan model yang
sangat kekinian membuat para pengunjungnya, terutama anak-anak muda yang datang sangat betah
untuk nongkrong di Keibar.

Seusai mewawancarai Ka Vabel selaku pemilik dari Keibar, kami pun langsung mewawancarai salah
seorang karyawan dari Keibar tersebut yang bernama Mas Andra. Kami pun langsung menanyakannya
sesuai dengan pertanyaan yang telah kami siapkan. Dan hasil dari pertanyaan yang telah kami ajukan
yaitu Mas Andra telah bekerja di Keibar selama kurang lebih 1 tahun setengah sejak 7 Agustus 2014 lalu
dan pekerjaan sebelumnya yaitu bekerja di pemboran. Alasan Mas Andra memilih untuk bekerja di sini
yaitu ingin mencari pengalaman yang baru, selain itu juga ingin mencari wawasan. Lalu kami juga
mewawancarai seorang konsumen yang sedang berkunjung yaitu Mba Ninda dan kami pun menanyakan
seputar pendapatnya mengenai Keibar ini dan pendapatnya yaitu ia senang berkunjung ke Keibar karena
menu-menu yang disediakan sangat ia senangi.

Selanjutnya lokasi usaha kedua yang kami datangi, yaitu Roti & Pisang Bakar Alend yang terletak di
Jl. RC. Veteran Raya Blok Robiyah No. 6, Pesanggrahan, Jakarta Selatan dan kami menemui pemilik dari
usaha tersebut yaitu Bapak Endang Marzuki dan kami mencoba mewawancarai ditengah kesibukannya.
Bapak Endang Marzuki memilih untuk mendirikan usaha ini karena berawal dari minat Bapak Endang
Marzuki untuk membuka usaha roti bakar dan pisang bakar karena sebelumnya beliau ikut bersama
saudaranya yang telah berjualan roti di daerah Pancoran setelah terkena pemutusan hak kerja (PHK) di
pekerjaan beliau sebelumnya yaitu di sebuah kontraktor karena krisis. Beliau sendiri telah menjalani
usaha ini selama 10 tahun sejak sekitar bulan September tahun 1997 lalu, dan sudah memiliki 2 tempat
di dalam 1 wilayah yang sama dan saat ini telah memiliki karyawan sebanyak 8 orang dan keuntungan
yang di dapat sekitar 5 sampai 6 jutaan per bulannya.
Lokasi Roti & Pisang Bakar Alend sendiri yang berada di ruko yang cukup ramai dan di pinggir jalan
pun cukup strategis membuat mudah didatangi oleh orang banyak. Saat di tanya mengapa usaha ini
diberi nama Alend, beliau menjawab karena Alend itu merupakan gabungan dari nama ke dua orang
pemiliknya yaitu Alan dan Endang. Menu yang disediakan pun cukup beragam, seperti roti bakar dengan
berbagai varian rasa yang dikombinasikan. Selain itu, tersedia pula indomie yang dikombinasikan dengan
telur, keju, maupun kornet.

Seusai mewawancarai Bapak Endang Marzuki selaku pemilik dari Roti & Pisang Bakar Alend, kami
pun langsung mewawancarai salah seorang karyawan dari Keibar tersebut yang bernama Pak Kukus
Kusnaidi. Kami pun langsung menanyakannya sesuai dengan pertanyaan yang telah kami siapkan. Dan
hasil dari pertanyaan yang telah kami ajukan yaitu Pak Kukus Kusnaidi telah bekerja di sini selama 10
tahun sejak Februari 2005 lalu. Alasan Pak Kukus Kusnaidi memilih untuk bekerja di sini yaitu karena dari
dulu memang beliau ingin bekerja di sini. Lalu kami juga mewawancarai seorang konsumen yang sedang
berkunjung yaitu Mas Reza dan kami pun menanyakan seputar pendapatnya mengenai Roti & Pisang
Bakar Alend ini dan pendapatnya yaitu ia senang berkunjung ke Roti & Pisang Bakar Alend karena ia
sangat menyukai roti dan pisang bakarnya.
Lalu lokasi usaha terakhir yang ketiga, yaitu Roti Bakar Botak yang terletak di Jl. Raya Rempoa yang
dimana kami menemui salah satu pemilik dari usaha tersebut yang bernama Mahardika dan mencoba
mewawancarai di tengah kesibukannya. Mas Mahardika beserta 2 orang pendiri lainnya memilih untuk
mendirikan usaha ini karena untuk megisi waktu kosong sekaligus membuat tempat tongkrongan karena
seringnya mereka ber 3 nongkrong bersama. Mas Mahardika bersama ke 2 orang pendiri lainnya yang
bernama Fahmi dan Maulana telah menjalani usaha ini baru 3 bulan sejak 1 Oktober 2015 lalu, dan baru
memiliki 1 orang karyawan. Saat ini Roti Bakar Botak mendapat keuntungan sekitar 3 sampai 5 jutaan per
bulannya.

Lokasi Roti Bakar botak sendiri yang berada di ruko yang cukup strategis karena tepat berada di
pinggir jalan membuat mudah didatangi oleh orang banyak. Saat ditanya mengapa usaha ini diberi nama
Roti Bakar Botak, Mas Mahardika pun menjawab karena salah satu dari 3 pendiri Roti Bakar Botak
memiliki kepala yang botak, yaitu Mas Mahardika sendiri dan beliau biasa dikenal dengan bang botak.
Menu yang disediakan pun cukup beragam dan ada salah satu menu yang menarik, yaitu seperti
"patungan". Menu tersebut cocok untuk kalangan anak muda yang datang beramai-ramai karena menu
ini lebih irit harganya. Dan dalam penyajian rotinya, Roti Bakar Botak menggunakan talenan sebagai
wadah untuk menyajikan roti bakarnya.

Seusai mewawancarai Mas Mahardika selaku pemilik dari Roti Bakar Botak, kami pun langsung
mewawancarai salah seorang karyawan dari Roti Bakar Botak tersebut yang bernama Mba Ami. Kami
pun langsung menanyakannya sesuai dengan pertanyaan yang telah kami siapkan. Dan hasil dari
pertanyaan yang telah kami ajukan yaitu Mba Ami telah bekerja di Roti Bakar Botak selama 3 bulan
semenjak awal tempat ini di buka dan pekerjaan sebelumnya yaitu apoteker. Alasan Mba Ami memilih
untuk bekerja di sini yaitu karena ingin membantu saja karena salah satu dari pemiliknya merupakan
saudaranya. Lalu kami juga mewawancarai seorang konsumen yang sedang berkunjung yaitu Mba Fira
dan kami pun menanyakan seputar pendapatnya mengenai Roti Bakar Botak ini dan pendapatnya yaitu ia
senang berkunjung ke Roti Bakar Botak karena menu-menu yang disediakan enak.

Disini teori Weber membuktikan rasionalitas formal yang meliputi proses berpikir aktor dalam
membuat pilihan mengenai alat dan tujuan. Terbukti saat ketiga pemilik usaha tersebut yang bisa
dibilang sebagai aktor utama membuat pilihan yang sama yaitu membuat suatu usaha dengan tujuan
yang bersifat dari keinginan diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun memenuhi
kegemaran agar orang lain dapat merasakan dan juga memberikan timbal balik kepada sang aktor utama
yaitu para pemilik usaha tersebut.

Meski tidak jarang tindakan ini menerima timbal balik yang subjekif karena mungkin terjadi pada
situasi tertentu. Bahkan terkadang tindakan tersebut dapat terulang kembali dengan sengaja sebagai
akibat dari situasi pengaruh yang serupa atau hanya berupa persetujuan pasif dalam situasi tertentu.

Tindakan ini juga dapat diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu atau mungkin
dalam hal ini dapat menarik minat konsumen untuk dapat meniru pengaruh yang terjadi seperti
suksesnya usaha Keibar yang sudah bisa membuat cabang di berbagai tempat membuat banyak pihak
untuk membuat usaha sendiri baik yang serupa maupun tidak dan hanya dijadikan pekerjaan utama atau
sampingan. Dari semua aktivitas individu atau beberapa individu yang saling berkaitan dan
berkesinambungan juga saling memberi timbal balik ini disebut sebagai tindakan sosial.

Wirausaha yang baik ialah wirausaha yang bisa berorientasi pada pasar atau lingkungan.
Maksudnya, sang wirausaha tersebut mampu melihat peluang dalam membuat suatu usaha yang dapat
berkembang lebih luas dan besar. Jika sang wirausaha tidak berjualan pada orientasi pasar maka usaha
sang wirausaha tersebut bisa menjadi nihil hasilya. Meski orientasi pasar ini umum terjadi, namun masih
banyak wirausaha yang tidak melihat peluang ini dan bahkan membuatnya menjadi sebuah orientasi
pasar.

Dilihat dari keinginan ketiga pemilik usaha tersebut, jelas menggambarkan bahwa mereka tidak
hanya ingin berwirausaha hanya sekedar dijadikan pekerjaan utama. Melainkan juga untuk menyalurkan
kegemaran masing-masing seperti pemilik Keibar yang suka dengan roti bakar, juga pemilik Roti Bakar
Botak yang sering nongkrong bersama teman-temannya. Mereka berusaha membuat suatu usaha yang
juga sesuai minat. Ini juga membuktikan bahwa tindakan yang diambil dalam membuka usaha ini
dipengaruhi oleh kebiasaan. Lalu kebiasaan-kebiasaan ini menjadi hal yang positif dengan dijadikannya
kebiasaan ini menjadi ladang pekerjaan yang berguna bagi dirinya sendiri atau sang pemilik usaha
tersebut maupun bagi konsumen baik dalam hal individu maupun dalam beberapa individu serta
kelompok-kelompok atau karyawan yang ia pekerjakan.
Ketiga usaha tersebut memiliki nama usaha yang terbilang unik. Seperti Keibar yang merupakan
singkatan dari "Kedai Roti Bakar", Alend yang merupakan singkatan dari 2 orang pemilik usaha tersebut
yaitu Alan dan Endang, serta Roti Bakar Botak karena salah satu dari ketiga pemiliknya tersebut yakni
Mas Mahardika memiliki kepala yang botak.

Usaha roti bakar tersebut juga memiliki ciri khas masing-masing. Seperti Keibar yang menyediakan
tempat yang nyaman bagi kaula muda karena pendirinya juga masih terbilang sangat muda untuk
kalangan wirausaha yang sudah membuka cabang lebih dari satu tempat. Roti Bakar Botak yang
membuat tempat usahanya menjadi tempat nongkrong karena terinspirasi dari kebiasaan mereka sendiri
dan juga penggunaan talenan untuk wadah Roti Bakar tersebut. Masyarakat atau khususnya remaja yang
menjadi konsumen utama, sekarang ini lebih memilih untuk bercengkrama bersama teman maupun
keluarga di tempat-tempat makan yang memiliki daya tarik tersendiri. Tempat makan cepat saji juga
menjadi daya tarik utama karena bisa menghemat waktu dan bisa saling bersenda gurau dengan para
keluarga, teman kantor, maupun para sahabat.

Meski memang terkadang banyak tempat makan yang kurang menarik namun memiliki menu-
menu dan penawaran-penawaran yang unik. Seperti pada Roti Bakar Botak yang memiliki menu
"Patungan" yang digemari anak muda demi menekan uang jajan mereka dan juga dengan Keibar yang
memiliki menu lain seperti roti bakar dan pisang bakar yang di kombinasikan dengan berbagai macam
topping seperti ice cream, cereals, serta topping-topping lainnya seperti keju dan coklat, tersedia pula
indomie yang di kombinasikan dengan telur, keju, kornet, maupun smoked beef dengan tingkat
kepedasan yang beragam serta Roti dan Pisang Bakar Alend dengan indomie yang di kombinasikan
dengan telur, keju, maupun kornet.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak di
perdagangkan. Perilaku konsumen yang rasional juga mempengaruhi berkembangnya usaha para
wirausaha tersebut. Konsumen yang rasional akan menimbang-nimbang jika hendak membeli sesuatu.
Ini diperlukan agar konsumen juga pemilik usaha tersebut tidak saling merugi. Tindakan ini juga
termasuk kedalam tindakan sosial yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu karena mendahulukan
nilai-nilai sosial.

Pendapat lain yang disampaikan Weber juga tentang bagaimana perilaku individu dapat
mempengaruhi masyarakat secara luas. Inilah yang disebut sebagai memahami tindakan sosial. Karena
soiologi mempunyai tujuan memahami mengapa tindakan sosial mempunyai arah dan akibat tertentu,
sedangkan setiap tindakan mempunyai makna subjektif bagi pelakunya.

Menurut Weber, peradaban Barat adalah semangat Barat yang rasional dalam sikap hidup.
Rasional menjelma menjadi operasional (berpikir sistemik langkah demi langkah). Rasionalisasi adalah
proses yang menjadikan setiap bagian kecil masyarakat terorganisir, profesional, dan birokratif. Meski
akhirnya Weber prihatin betapa intervensi negara terhadap kehidupan warga kian hari kian besar.

Melakukan promosi juga sangat diperlukan untuk menarik minat masyarakat sebagai konsumen.
Seperti halnya yang di lakukan oleh Keibar yang melakukan pengenalan tentang usahanya dengan media
sosial yang antara lain adalah twitter dan instagram serta mengundang para Food Blogger seperti Anak
Jajan dan Eat and Treats untuk membantunya mempromosikan usahanya.

Berwirausaha bisa menjadi tantangan tersendiri bagi seorang wirausahawan. Dimana mereka
dituntut untuk bisa mengendalikan sendiri usaha yang telah ia bangun. Biasanya jika usaha mereka telah
maju, sang pemilik akan menurunkan usahanya tersebut kepada anaknya. Menurut Weber ini adalah
dominasi kekuasaan yang di hasilkan oleh kepercayaan tradisional. Masing-masing bentuk kekuasaan
akan menghasilkan sistem ekonomi yang berbeda pula. Persaingan usaha juga di nilai sebagai suatu
tantangan yang sulit di hindari. Meski mereka masih memiliki peluang besar untuk menguasai pasar
wirausaha namun mereka masih berbaik hati memberi sedikit peluang untuk wirausaha lain.

Lokasi tempat usaha tersebut juga menentukan keberhasilan suatu usaha itu juga. Seperti yang
telah dijelaskan bahwa sang wirausaha juga harus berorientasi dengan pasar atau lingkungan. Ketiga
usaha tersebut berlokasi di 3 tempat yang berbeda dan memiliki lokasi yang sangat strategis karena
berada di pinggir jalan.

Mayoritas masyarakat Indonesia memiliki agama dan kepercayaan yang mereka anut masing-
masing. Semakin banyak manusia itu berdoa kepada Tuhannya, semakin lancar pula usaha yang biasa ia
kerjakan. Weber juga menyatakan (dalam hal ini Kaum Protestan dengan tradisi Kalvinis) menyimpulkan
bahwa kesuksesan finansial merupakan tanda bahwa Tuhan berada di pihak mereka. Untuk
mendapatkan tanda ini, kaum Protestan menjalani hidup yang hemat, menabung dan
menginvestasikannya agar mendapat modal lebih banyak lagi.

Melalui karyanya Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, Weber menyatakan bahwa
kebangkitan pandangan religious tertentu yang membawa masyarakat pada perkembangan kapitalisme.
Banyak wirausaha yang sudah besar usahanya memiliki beberapa karyawan yang membantu kelancaran
usahanya tersebut. Namun memang terkadang sikap kaum kapitalis masih terlihat dari beberapa pemilik
usaha tersebut seperti memberi jatah libur yang kurang. Meski demikian, karyawan tersebut masih bisa
mentolelir demi pengalaman, wawasan, dan juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di dirinya
maupun keluarganya.

Karyawan-karyawan tersebut juga bisa bersikap profesional, terbukti jika ada pelanggan yang
complain mereka selalu menghadapinya dengan cara baik-baik, ramah, dan jangan emosi. Ini karena
mereka mengutamakan kepuasan pelanggan untuk pelayanan mereka.

Tindakan yang dilakukan karyawan-karyawan tersebut menjadi asal terbentuknya sistem


ekonomi. Karyawan-karyawan tersebut memulai dari tindakan yang paling sederhana yakni dengan
upaya mencari keuntungan dengan bersikap sopan dan melayani dengan senang hati demi menarik hati
para konsumen.
Kak Vabel yang merupakan contoh wirausahawan muda yang gigih dalam membangun usahanya.
Pemilik Keibar tersebut mencoba untuk menjadi wirausahawan muda dan tidak takut gagal untuk
bertahan dari para pesaing. Saran Mas Mahardika bagi mahasiswa agar termotovasi menjadi pengusaha
adalah bekemauan yang kuat, berusaha, dan jangan takut dengan kegagalan. Menurut pemilik Roti Bakar
Alend juga setiap mahasiswa jangan beranggapan dan berharap untuk selalu bekerja di kantoran saja,
melainkan bisa mandiri dengan berwirausaha sendiri. Penuturan tersebut sangat terikat dengan ulasan
Weber. Menurut Weber, dominasi kekuasaan selalu ada dalam setiap sistem masyarakat. Kekuasaan
tersebut dapat di definisikan sebagai sebuah sistem yang memiliki sebuah kekuatan untuk membuat
setiap perintahnya dipatuhi oleh orang lain.

BAB IV

KESIMPULAN

Disini teori Weber membuktikan rasionalitas formal yang meliputi proses berpikir aktor dalam membuat
pilihan mengenai alat dan tujuan. Terbukti saat ketiga pemilik usaha tersebut yang bisa dibilang sebagai
aktor utama membuat pilihan yang sama yaitu membuat suatu usaha dengan tujuan yang bersifat
keinginan diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun memenuhi kegemaran agar orang
lain dapat merasakan dan juga memberikan timbal balik kepada sang aktor utama yaitu para pemilik
usaha tersebut. Dari semua aktivitas individu atau beberapa individu yang saling berkaitan dan
berkesinambungan juga saling memberi timbal balik ini disebut sebagai tindakan sosial.

Mereka berusaha membuat suatu usaha yang juga sesuai minat. Ini juga membuktikan bahwa tindakan
yang diambil dalam membuka usaha ini dipengaruhi oleh kebiasaan. Lalu kebiasaan-kebiasaan ini
menjadi hal yang positif, dengan dijadikannya kebiasaan ini menjadi ladang pekerjaan yang berguna bagi
dirinya sendiri atau sang pemilik usaha tersebut maupun bagi konsumen baik dalam hal individu maupun
dalam beberapa individu serta kelompok-kelompok atau karyawan yang ia pekerjakan.

Usaha roti bakar tersebut juga memiliki ciri khas masing-masing. Salah satu contohnya seperti
Keibar yang menyediakan tempat yang nyaman bagi kaula muda karena pendirinya juga masih terbilang
sangat muda untuk kalangan wirausaha yang sudah membuka cabang lebih dari satu tempat.

Menurut Weber, peradaban Barat adalah semangat Barat yang rasional dalam sikap hidup. Rasional
menjelma menjadi operasional (berpikir sistemik langkah demi langkah). Rasionalisasi adalah proses
yang menjadikan setiap bagian kecil masyarakat terorganisir, profesional, dan birokratif. Meski akhirnya
Weber prihatin betapa intervensi negara terhadap kehidupan warga kian hari kian besar.

BAB V

BAHAN BACAAN ATAU DAFTAR PUSTAKA

Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern Edisi Ketujuh. Jakarta: Kencana

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Wirausahawan

Anda mungkin juga menyukai