Diketahui :
LQ > 1 berarti laju pertumbuhan sektor (i) didaerah tersebut lebih besar dibanding dengan
laju pertumbuhan sector yang sama dalam perekonomian daerah. Ini artinya jika lapangan
usaha real estate, jasa pendidikan, konstruksi, transportasi dan pergudangan dan jasa
perusahaan adalah lapangan usaha yang laju pertumbuhannya besar dibandingkan laju
pertumbuhan sektor yang sama dalam perekenomian daerah lain.
1. Jasa perusahaan
Untuk data LQ Jasa Perusahaan di kabupaten sleman relatif selalu stabil dari tahun ke
tahun, sehingga memiliki nilai rata-rata tinggi yaitu 1,651. Ini menandakan bahwa laju
pertumbuhan Jasa Perusahaan di kabupaten sleman tinggi dalam perekonomian daerah.
(sumber : Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang dikutip dari
http://dinkopukm.slemankab.go.id/ data terhitung sampai 2016). Dalam table tersebut
dijelaskan bahwa Kabupaten Sleman kini memiliki perkembangan pertumbuhan UKM dari
ke tujuh bidang yang tertera di tabel. Untuk tiga terbesar terdapat sector usaha perdagangan
dan jasa dengan jumlah 14.344 unit ukm, kedua terdapat kuliner dengan 7.435 unit ukm
selanjutnya fashion dengan 2.417 unit ukm.
Selain itu untuk para pelaku usaha di Kabupaten Sleman kini di permudah dengan adanya
kebijakan baru yaitu Pemerintah Kabupaten Sleman telah mengeluarkan Surat Edaran yang
memberi jaminan kemudahan berusaha bagi pelaku usaha di bidang perdagangan di wilayah
Kabupaten Sleman. Untuk SIUP, ketentuan daftar ulang setiap 5 tahun dihapuskan dan
berlaku selama perusahaan aktif menjalankan kegiatan usahanya. Naskah SIUP yang masih
mencantumkan masa berlaku 5 tahun dinyatakan tetap berlaku selama perusahaan tersebut
masih melakukan kegiatan usaha dan tidak ada perubahan data. Akan tetapi bila pelaku usaha
ingin mengubah naskah SIUP tersebut maka diperbolehkan. Sementara itu untuk TDP,
permohonan perpanjangan hanya dilayani apabila pelaku usaha melampirkan Izin Teknis,
surat pemberitahuan berakhirnya masa berlaku TDP dari pemilik usaha, dan TDP asli.
(sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan di kutip dari
http://perindag.slemankab.go.id/)
2. Konstruksi
Untuk data LQ Konstruksi di kabupaten sleman selalu stabil dari tahun ketahun
sehingga memiliki nilai rata-rata tinggi yaitu 1,180. Ini menandakan bahwa laju pertumbuhan
konstruksi di kabupaten sleman tinggi dalam perekonomian daerah.
Pembangunan Rumah Susun adalah suatu cara untuk memecahkan masalah kebutuhan
permukiman dan perumahan pada lokasi yang padat terutama pada daerah perkotaan yang
jumlah penduduknya selalu meningkat, sedangkan tanah semakin lama semakin terbatas.
Pembangunan rumah susun akan mengakibatkan terbukanya ruang kota sehingga menjadi
lebih tertata dan membantu adanya peremajaan kota dengan mengurangi daerah kumuh yang
selanjutnya menjadi daerah yang tertata, bersih dan teratur.
Konsep pembangunan rumah susun yaitu dengan bangunan bertingkat yang dapat dihuni
bersama sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tujuan pembangunan rumah adalah untuk
memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi masyarakat, terutama golongan masyarakat
yang berpenghasilan rendah, yang menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya, untuk
penataan wilayah bantaran sungai dan tempat-tempat kumuh di Kabupaten Sleman serta
untuk merelokasi hunian tak berizin di bantaran sungai, tanah kas desa dan tempat-tempat
terlarang lainnya. Saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman menyediakan 4 Rumah Susun
Sederhana Sewa (Rusunawa) yang terletak di 4 lokasi, yaitu Rusunawa Gemawang,
Rusunawa Mranggen, Rusunawa Jongke dan Rusunawa Dabag.
1. Rusunawa Gemawang
Terdiri dari 2 (dua) twin blok dengan masing-masing memiliki 96 unit hunian (total 192 unit
hunian type 21 m2), berlokasi di Pedukuhan Gemawang, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati,
Kabupaten Sleman.
2. Rusunawa Mranggen
Terdiri dari 1 (satu) twin blok dengan 96 unit hunian type 24 m2, berlokasi di Pedukuhan
Mranggen, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.
3. Rusunawa Jongke
Terdiri dari 4 (empat) tower/bangunan paralel twin blok dengan masing-masing memiliki 96
unit hunian (total 384 unit hunian type 24 m2), berlokasi di Pedukuhan Jongke, Desa
Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.
4. Rusunawa Dabag
Terdiri dari 4 (empat) twin blok (369 unit hunian) dengan 273 unit hunian type 27 m2 dan 96
unit hunian type 21 m2, berlokasi di Pedukuhan Dabag, Desa Condongcatur, Kecamatan
Depok, Kabupaten Sleman. (sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan
Permukiman dikutip dari http://dinpupkp.slemankab.go.id)
Wilayah Kabupaten sleman dilewati jalur jalan negara sebagai jalur ekonomi utama di
Wilayah Selatan Pulau Jawa, baik ke Jawa Timur, Jawa Tengah maupun Jawa Barat. Bandar
udara Internasional Adisucipto terletak di Kecamatan Berbah, berdekatan dengan jalan raya
Yogyakarta-Solo dan jalur kertea api Jakarta-Surabaya dan Jumlah unit dan lokasi
penyelenggaraan terminal sampai dengan tahun 2011 di Kabupaten Sleman, yaitu:
Terminal 1 Jombor
Prambanan
Pakem
Sub
4 Gamping
Terminal
Condong Catur
Pemda DIY menyediakan transportasi perintis berupa transportasi publik yaitu angkutan
umum bagi masyarakat pedesaan mendapat dukungan dari Organisasi Pengusaha Angkutan
Darat (Organda) dan masyarakat sleman Sleman. Hal ini diharapkan masyarakat dapat
dengan mudah untuk mengakses kebeberapa tempat desa terpencil di Kabupaten Sleman.
Untuk memantapkan ketahanan pangan, Pemkab Sleman juga mengupayakannya melalui
prioritas revitalisasi pertanian dan kehutanan, mengingat kemakmuran suatu daerah hanya
dapat dicapai jika masyarakat mampu berswasembada pangan.Berkaitan dengan LDPM,
bantuan dana Rp 150 juta untuk setiap Gapoktan di Sleman digunakan untuk membangun
gudang pangan, untuk cadangan pangan dan untuk unit usaha distribusi dan pemasaran hasil
pangan. (sumber : DPRD Kabupaten Sleman dikutip dari http://setdprd.slemankab.go.id)
SUMBER :
Badan Pusat Statitik Kabupaten Sleman, 2016, Pendapatan Domistik Regional Bruto (PDRB)
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman 2011 2015, BPS, Kabupaten Sleman.
Irawati, Ira; dkk., 2008, Pengukuran Tingkat Daya Saing Daerah Berdasarkan Variabel
Perekonomian Daerah, Variabel Infrastruktur Dan Sumber Daya Alam, Serta Variabel
Sumber Daya Manusia Di Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara, Prosiding INSAHP5
Teknik Industri UNDIP Semarang, ISBN : 978-979-97571-4-2.