Anda di halaman 1dari 5

a.

Kegiatan Utama
Merupakan aktivitas-aktivitas yang melibatkan diri dalam penciptaan fisik produk
atau jasa, penjualan dan pengirimannya kepada pembeli, serta aktivitas purna jual.
Secara garis besar kegiatan utama terbagi menjadi lima yaitu kegiatan membawa bahan
baku ke perusahaan (logistik ke dalam), proses bahan baku menjadi suatu produk
(operasi), pengiriman produk (logistik ke luar), memasarkan produk (pemasaran dan
penjualan), serta pelayanan ke konsumen (layanan). Kegiatan utama yang dilakukan CV
Bening sebagai berikut:

1. Logistik ke Dalam (Inbound Logistics)


Kegiatan logistik ke dalam diawali dengan kegiatan penerimaan bahan baku yaitu
ikan pelagis (ikan tuna, marlin, kakap, dan teri) dan udang, pengadaan bumbu-bumbu
(lada, garam, bawang putih, bawang bombay), tepung terigu, es balokan, lemak sapi dan
pengadaan plastik kemasan. Bahan baku ikan didapat dengan cara pemesanan melalui
telepon untuk mengetahui ada tidaknya bahan material yaitu ikan dan udang di tempat
pemasok. Namun terkadang ikan yang ada dikirim oleh pemasok dengan tambahan
biaya pengiriman. Bahan baku ikan ataupun udang yang dipasok, dibawa ke Pasar Ikan
Higienis (PIH) untuk kemudian disimpan di cold storage sehingga ikan yang didapat
tidak mudah rusak. Penjadwalan pemesanan ikan tidak menentu, tetapi rata-rata
pembelian dilakukan dua kali dalam seminggu antara lima kwintal hingga sepuluh
kwintal.
Ikan yang bagus adalah ikan yang dagingnya berwarna merah muda, tidak banyak
kulit dan serat. Ketika ikan yang diberikan tidak sesuai maka ikan tersebut
dikembalikan ke pemasok, dan digantikan dengan ikan yang baru. Perusahaan
mempunyai beberapa pemasok ikan, hal ini untuk mengantisipasi ketika ikan sedang
sulit diperoleh. Pemasoknya berasal dari Muara Baru, Muara Angke, Kemang Bogor,
dan Pondok Gede. Ikan-ikan tersebut dikirim ataupun diambil dua kali seminggu.
Begitu pula dengan es balok, perusahaan selalu mendapatkan kiriman es dari
pemasok yaitu dari perusahaan Citra Lestari Es selama dua hari sekali. Pengadaan
bahan lain selain ikan dan es balok, bahan lainnya adalah bumbu-bumbu dan tepung.
Untuk bahan ini perusahaan melakukan pembelian dari agen bernama Sadena yang
lokasinya tidak jauh dari pabrik produksi yaitu di Pasar Parung. Ketika perusahaan
membuat produk olahan selain bakso tentunya membutuhkan sayur-sayuran seperti
daun bawang, wortel, dan lain-lain dibeli di pasar Parung pada hari produksi, hal ini
dilakukan agar sayur tersebut fresh untuk jumlahnya pembelian bahan baku
tergantung dari instruksi kepala produksi.
Kegiatan logistik ke dalam yang paling bermasalah adalah pengadaan bahan baku
yang masih lemah. Hal ini biasa terjadi ketika musim paceklik ikan. Musim ini
terjadi karena adanya peralihan musim dari musim barat ke musim timur. Peralihan
musim tersebut terjadi pada bulan Maret hingga April, namun karena cuaca yang
tidak dapat diprediksi, musim timur lebih cepat terjadi yaitu pada bulan Februari.
Musim tersebut angin kencang dan ombak besar sehingga nelayan jarang melaut.

2. Operasi
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan dapat dikatakan sudah baik.
Dalam menjalankan produksi, perusahaan telah menjalankan prosedur produksi
berdasarkan standar HACCP (Hazard Analysis dan Critical Control Points) yaitu
melakukan penyekatan ruangan yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan
produksinya. Perusahaan telah memisahkan antara tempat pengadaan bahan baku basah
atau kering, tempat pencucian bahan baku, tempat pengolahan hingga produk jadi.
Peraturan tersebut dibuat untuk menjaga kehigienisan produk, sehingga tidak
terkontaminasi oleh apapun. Kebersihan tempat sudah cukup diperhatikan, beberapa
kali lantai produksi disiram air agar lantai bersih kembali. Proses produksi olahan ikan
tentunya berbeda-beda tergantung produk olahannya. Secara umum proses produksi
pengolahan ikan yaitu :
a. Pengadaan bahan baku
Bahan baku yang dibutuhkan disiapkan sesuai banyaknya adonan yang akan dibuat
pada hari itu. Bahan yang digunakan meliputi ikan, udang, lemak sapi, es batu, dan
bumbu-bumbu yang sesuai dengan jenis produk yang akan diproduksi.
b. Pencucian bahan-bahan
Setelah bahan-bahan siap, maka kemudian bahan-bahan produksi seperti ikan, udang,
dan lemak sapi dicuci hingga bersih.
c. Penggilingan bahan-bahan
Bahan-bahan olahan seperti ikan, lemak sapi, udang digiling menjadi satu pada
mesin chopper. Penggilingan dilakukan dua kali agar bahan material tersebut benar-
benar halus sehingga tekstur produk akan halus pula.
d. Pencampuran bahan-bahan tambahan
Bahan material yang sudah digiling kemudian dimasukkan ke dalam mesian sillent
cutter serta ditambahkan dengan bahan-bahan tambahan seperti tepung terigu, telor,
bumbu, es batu, dan lain-lain. Bahan tambahan untuk produksi berbeda-beda tergantung
dari jenis produk yang akan diproduksi.
e. Pembentukan adonan
Adonan yang telah siap kemudian dibentuk sesuai dengan jenis produk yang
diproduksi. Misalnya untuk bakso, maka adonan dibentuk bulat, sedangkan kaki naga
dibentuk bulat lonjong dengan diberikan batang pada bagian tengahnya.
f. Perebusan atau pengukusan
Produk yang telah dibentuk kemudian direbus untuk bakso dan dikukus untuk produk
olahan lainnya. Proses ini dilakukan kurang lebih selama lima belas menit. Perebusan
bakso ini menggunakan perebusan manual.
g. Penirisan
Produk yang telah direbus atau di kukus kemudian ditiriskan di atas papan bambu
dengan kipas angin untuk mempercepat proses pendinginan tersebut. Pendinginana ini
dilakukan agar produk tidak mudah rusak atau busuk.

3. Logistik ke Luar (Outbound Logistics)


Logistik ke luar perusahaan meliputi penanganan produk jadi. Penanganan produk
jadi yaitu produk yang telah selesai diproduksi, kemudian dikemas ke dalam plastik
ukuran kg untuk produk olahan selain bakso dan plastik besar untuk olahan bakso.
Pengemasan produk dilakukan setelah produk-produk tersebut benar-benar dingin, hal
ini dilakukan agar produk tidak mudah busuk. Kemudian untuk produk olahan selain
bakso diberikan pelabelan, nama produk serta tanggal kadaluarsa produk, setelah itu
produk yang telah dikemas ada yang dikirim langsung ke pelanggan ada yang disimpan
diruang penyimpanan. Produk olahan selain bakso langsung di kirim untuk disimpan di
PIH (Pasar Ikan Higienis). Semua stok olahan bakso tetap disimpan di pabrik sekaligus
kantor CV Bening. Pemesanan produk biasanya satu hari sebelum produk dihasilkan,
sedangkan untuk bakso biasanya perusahaan langsung memproduksi dalam jumlah
tertentu, karena setiap hari agen-agen ataupun pedagang keliling mengambil bakso.

4. Pemasaran dan Penjualan


Pemasaran dilakukan melalui agen-agen dibeberapa wilayah seperti Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Penjualan produk olahan selain bakso dilakukan
di Pasar Ikan Higienis, sedangkan penjualan untuk olahan bakso dilakukan di pabrik
sekaligus kantor CV Bening selain ke agen-agen penjualan bakso dilakukan ke para
pedagang keliling baik pedagang binaan perusahaan ataupun pedagang keliling dengan
modal sendiri. Analisis pemasaran dapat dilihat dari STP dan Bauran pemasaran 4P,
yaitu:
1. Segmentasi : Produk yang dihasilkan untuk masyarakat bawah (bakso ikan),
segala kalangan masyarakat (olahan selain bakso)
2. Targetting : Semua golongan mulai anak-anak hingga dewasa
3. Positioning : Cemilan yang menyehatkan
Bauran Pemasaran dari produk olahan CV Bening, yaitu:
1. Produk (Product)
Produk yang dihasilkan oleh CV Bening merupakan produk olahan ikan, yaitu
bakso ikan, nugget, ekado, siomay, kaki naga. Produk selain bakso dikemas ke dalam
plastik dengan berat kg dalam setiap kemasannya. Kemasan kemudian diberi label
perusahaan yang berisikan keterangan halal MUI Kabupaten Bogor, nama produk,
dan tanggal kadaluarsa.
2. Harga (Price)
Harga dari produk olahan ikan ini berbeda, untuk bakso ikan kemasan isi 50 butir
dijual dengan harga Rp 300 per butir, harga tersebut untuk agen ataupun pedagang
non binaan perusahaan, sedangkan untuk pedagang binaan perusahaan menjual
dengan harga Rp 315 per butir. Perbedaan tersebut terjadi karena untuk agen binaan,
segala peralatan dagang disediakan oleh perusahaan, seperti gerobak, kompor, tabung
gas, dan sebagainya. Produk olahan selain bakso dijual dengan harga berkisar Rp
13.500 s.d. Rp 14.500 per kemasan. Penetapan harga ini selain didasarkan kepada
harga pokok produksi juga berdasarkan harga yang digunakan oleh pesaing.
Sehingga perusahaan tidak bisa menaikkan harga di atas harga pesaing demi
meningkatkan keuntungan perusahaan.
3. Tempat (Place)
Pemasaran produk dilakukan di tempat yang berbeda. Bakso ikan dijual di pabrik
sekaligus kantor perusahaan. Produk ini dijual kepada agen dan pedagang keliling.
Agen-agen yang disuplai oleh perusahaan berasal dari Depok, Citayem, Bogor,
Cilengsi sedangkan pedagang keliling hanya berada di daerah Bogor saja. Olahan
selain ikan dijual di pasar ikan higienis yang kemudian dijual ke daerah Jabodetabek.
4. Promosi (Promotion)
Pada awalnya perusahaan mempromosikan produk-produknya dengan mengikuti
bazar-bazar, namun saat ini promosi tidak dilakukan oleh perusahaan. Saat ini
promisi yang dilakukan adalah dengan memberikan sample kepada calon pembeli.
Selain itu biasanya konsumen mengetahui perusahaan ini dari konsumen lama,
ataupun dari dinas peternakan dan perikanan karena CV Bening telah memiliki nama
baik di lingkungan eksternal. Sehingga dapat dikatakan belum ada promosi khusus
yang dilakukan perusahaan seperti melalui media hal tersebut dikarenakan mahalnya
biaya iklan di media.

5. Layanan
Layanan baik yang diberikan perusahaan tentunya akan berdampak terhadap
nama baik perusahaan dimata konsumennya. Pelayanan yang dilakukan perusahaan
antara lain pengontrolan hasil akhir produk dengan mencicipi produk dan melihat
tekstur produk sehingga produk yang dijual terjamin kualitasnya. Kemudian perusahaan
juga melakukan layanan pasca pembelian yaitu menerima kembali produk-produk
terutama bakso ikan ketika produk tidak terjual. Namun hal ini jarang terjadi di dalam
perusahaan, karena bakso yang diambil oleh konsumen selalu habis terjual.

Anda mungkin juga menyukai