Anda di halaman 1dari 17

Kepabeanan dan bea cukai

Pendahuluan
Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengawasan atas lalulintas barang yang masuk atau keluar daerah
pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar

Daerah Pabeanan
Istilah kepabeanan
• Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar
daerah pabeanan serta pemungutan bea masuk dan be keluar
• Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya serta
tempat-tempat tertentu di ZEE dan landas kontinen
• Kawasan pabeanan adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, Bandar udara, atau tempat lain yang
ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan direktorat jenderal bea cukai
• Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean
sesuai ketentuan undang undang
• Pos pegawasan pabean adalah tempat yang digunakan oleh pejabat bea dan cukai untuk melakukan pengawasan
terhadap lalu lintas barang impor dan ekspor
• Pemberitahuan pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka melaksanakan kewajiban pabean dalam
bentuk dan syarat yang ditetapkan dalam undang-undang
• Bea masuk dalah pungutan Negara berdasarkan Undang-undang ini dikenakan terhadap barang yang diimpor. Sedangkan
bea ekspor untuk barang ekspor
• Audit kepabeanan adalah kegiatan permeriksaan laporan keuangan, buku catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar
pembukuan di kegiatan pabeanan
• Tarif adalah klasifikasi barang dan pembebanan bea masuk atau keluar
Tempat Tempat Penimbunan
1. Tempat Penimbunan Sementara (TPS) adalah bangunan, lapangan, atau tempat
lain di kawasan Pabean untuk menimbun barang sementara menunggu
pemuatan atau pengeluarannya.
2. Tempat Penimbunan Berikat (TPB) adalah bangunan, atau tempat di dalam
daerah pabean yang digunakan untuk menimbun, mengolah, memamerkan,
dan atau menyediakan barang untuk dijual dengan mendapat perlakuan khusus
di bidang kepabeanan, cukai dan perpajakan dalam bentuk kawasan berikat,
pergudangan berikat, entropot untuk tujuan pameran atau toko bebas bea
3. Tempat Penimbunan Pabean (TPP) adalah bangunan dan atau lapangan atau
tempat lain yang disamakan dengan itu yang disediakan oleh pemerintah di
kantor pabean yang berada di bawah pengelolaan oleh pemerintah di kantor
Pabean yang berada di bawah pengelolaan DJBC untuk meyimpan barang yang
tidak dikuasai Negara dan barang yang menjadi milik Negara berdasarkan
undang-undang kepabeanan.
Jenis-Jenis Bea
1. Bea Masuk, adalah pungutan Negara terhadap barang impor sesuai klasifikasi barang . Bea
masuk sesuai pasal 12 UU Kepabeanan, barang impor dipungut Bea Masuk berdasarkan tariff
setinggi-tingginya 40% dari nilai pabean untuk perhitungan Bea Masuk
Jenis Bea Masuk:
a) Bea Masuk Anti Dumping, Bea masuk ini dikenakan pada barang impor yang terindikasikan
Dumping. Bea masuk ini dikenakan terhadap impor setinggi-tingginya sebesar selisih antara
nilai normal dan harga ekspor dari barang tersebut
b) Bea Masuk Imbalan, Bea ini dikenakan pada barang impor yang diberikan subsidi oleh Negara
asal. Bea masuk ini dikenakan terhadap barang impor setinggi tingginya sebesar selisih subsidi
dengan biaya permohonan dan pungutan
c) Bea Masuk Tindakan Pengamanan, dikenakan terhadap barang impor dalam hal terdapat
lonjakan barang impor baik secara absolut atau relatif terhadap barang produksi dalam negeri
yang sejenis. Bea ini sebesar jumlah yang dibutuhkan untuk mengatasi kerugian serius atau
mencegah ancaman kerugian
d) Bea masuk Pembalasan Dikenakan terhadap barang impor yang berasal dari Negara yang
memperlakukan barang ekspor Indonesia secara diskriminatif
2. Bea keluar, adalah pungutan Negara terhadap barang yang diekspor.
Tarif b ea keluar ditetapkan paling tinggi 60% dari harga ekspor atau
nominal tertentu yang besarnya sama dengan 60% dari harga
ekspor.
Tujuan
a) Menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri
b) Melindungi kelestarian sumber daya alam
c) Mengantisipasi harga yang dapat melonjak dari komoditi ekspor
tertentu di pasar internasional
d) Menjaga stabilitas harga komoditi tertentu di dalam negeri
Cukai
Pengertian cukai adalah pungutan Negara yang dikenakan terhadap
barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang
ditetapkan dalam undang-undang .
Karakteristik Barang yang terkena cukai:
1. Konsumsinya perlu dikendalikan
2. Peredaran perlu diawasi
3. Pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat
4. Pemakaiannya perlu pembebanan pungutan Negara demi keadilan
dan keseimbangan
Barang-barang yang terkena cukai sendiri adalah:
1. Etil alcohol atau etanol, dengan tidak meperhatikan bahan yang
digunakan serta proses pembuatan.
2. Minuman yang mengandungetil alcohol degan kadar berapa pun.
Termasuk konsentrat yang mengandung etil alcohol.
3. Hasil tembakau, meliputi sigaret, cerutu, rokok daun, tembakau iris, dan
hasil pengolahan tembakau lainnya
Tarif Cukai dikenakan berdasarkan tarif setinggi tingginya, yaitu:
1. 250% dari harga dasar apabila harga dasar yang digunakan adalah harga
jual pabrik
2. 55% dari harga dasar apabila harga dasar yang digunakan adalah harga
eceran
Barang yang tidak dipungut cukai adalah:
1. Tembakau iris dari dalam negeri yang tidak dikemas untuk penjualan eceran
atau dikemas dengan pengemasan tradisional untuk penjualan eceran
2. Minuman yang mengandung etil alcohol hasil peragian atau penyulingan hasil
dalam negeri secara sederhana semata-mata untuk matapencaharian
3. Cukai tidak dipungut atas barang kena cukai apabila:
• Diangkut terus / lanjut dengan tujuan di luar daerah pabean
• Diekspor
• Dimasukan kedalam pabrik/ penyimpanan
• Digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan hasol
akhir yang merupakan barang kena cukai
• Telah musnah atau rusak sebelum dikeluarkan dari pabrik
Pertanyaan
1. Ketika ada barang masuk atau keluar ke Indonesia pemeriksaan
kepabeanan sangat ketat. mengapa masih sering ditemukan barang
illegal/ selundupan yang bisa masuk ke wilayah Indonesia? Apa
penyebabnya? Dimana letak kesalahannya?
2. Bagaimana proses terjadinya perubahan status barang dari barang
yang dinyatakan tidak dikuasai menjadi barang yang dikuasai
Negara dan barang yang menjadi milik negara?
3. Rokok, minuman keras termasuk barang yang kena cukai. Mengapa
negara tidak melarang saja peredaran barang-barang tersebut?
Sumber Devisa
Devisa diperoleh dari beberapa hal diantaranya:
1. Hasil penualan ekspor barang atau jasa
2. Pinjaman dari negara asing, badan internasional, swasta asing
3. Hadiah/Grant dan bantuan dari PBB dan pemerintah asing
4. Laba dari penanaman modal di luar negeri
5. Hasil pariwisata internasional.

Devisa ini diperlukan untuk membayar hutang luar negeri, biaya kantor
perwakilan, serta kedutaan
Sistem Devisa
Dalam nenentukan devisa terdapat beberapa sistem divisa antara lain:
1. Sistem standar emas (Gold Standard System) dengan asumsi nilai mata
uang emas, emas dalam jumlah tak terbatas bebas keluar masuk negara
tersebut dan badan moneter bersedia membeli atau menjual emas
2. Sistem kurs mengambang (Floating Exchange Control) yang berarti nilai
tukar suatu mata uang atau valas ditentukan oleh kekuatan permintaan
dan penawaran pada bursa valas. Dimana sistem ini dibagi menjadi 2
yaitu:
• Sistem kurs mengambang murni (tanpa campur tangan pemerintah)
• Sistem kurs mengambang kurang murni (pemerintah ikut campur
dalam penentuan kurs valas)
Lanjutan..
3. Sistem pengawasan Devisa (Exchange Control Systemi) pemerintah
memonopoli seluruh transaksi valas dengan tujuan mencegah adanya
aliran modal keluar dan melindungi pengaruh depresi dari negara lain
4. Sistem Kurs Tambatan (Pagged Rate System) sistem nilai tukar yang
dilakukan dengan mengkaitkan nilai mata uang suatu negara dengan
mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu.
Pertanyaan.
1. Apa tujuan negara mengenakan tariff terhadap barang yang berasal
dari luar negeri?
2. Apa yang dimaksud dengan barang bebas bea, mengapa hal itu bisa
terjadi?
3. Mengapa TKI yang bekerja di luar negeri bisa disebut pahlawan
devisa

Anda mungkin juga menyukai