Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HUKUM PAJAK
-BEA CUKAI-
KELOMPOK 8
Welcome
Tak kenal maka tak sayang, maka perkenalkan kelompok
presentasi kami yang beranggotakan :

~ RONALDINHO JOSE L. KORBAFFO (2102010438)

~ RONALDINHO XIMENES (2102010439)

~ INTAN THESALIN KONAY (2102010183)

~ STELLA GRATIO JEHAMAN (220202010102)


Table of Content

Latar Belakang

Pembahasan mengenai
Bea Cukai

Simpulan dan Saran


Latar Belakang
Sejarah pajak di Indonesia dimulai sejak diberlakukannya ‘huistaks’ yaitu pada tahun
1816.Huistaks adalah pajak yang dikenakan bagi suatu warga negara yang mendiami suatu
wilayah atau tempat tertentu di atas bumi. Seperti sewa tanah,bangunanatau yang sekarang
dikenal dengan Pajak Bumi dan Bangunan.
Zaman Belanda dan saat penjajahan Jepang, mereka memungut pajak dari berbagai hasil
bumi yang ada di Indonesia. Jauh sebelum itu, kerajaan - kerajaan yang ada di Nusantara
ini juga sudah menerapkan pajak pada masyarakatnya untuk keberlangsungan kerajaan.
Hingga saat ini, pajak sudah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini dapat kita
liat dari banyaknya jenis pajak yang ada. Dan,sebagai warga Negara yang baik, tentunya
kita akan membayar pajak yang sudah menjadi kewajiban kita. Karena semuanya juga untuk
kesejahteraan kita bersama. Atau sejarah lain menerangkan bahwa Pajak pertama kalinya di
Indonesia di awali dengan Pajak Bumi dan Bangunan atau lebih kita kenal dengan PBB.
>>>
Pajak secara teratur dan permanen sudah dilakukan sejak zaman colonial. Akan tetapi perlu juga diingat
bahwa ketika wilayah nusantara masih terdiri dari kerajaan-kerajaan pun sudah ada pungutan semacam
pajak. Pemberian sukarela (upeti) dari rakyat kepada raja / penguasa, upeti berupa barang (natura): padi,
ternak, atau hasil tanaman lainnya seperti pisang, kelapa, dan lain-lain.
Pengenaan pajak secara sistematis dan permanen dimulai dengan pengenaan pajak terhadap tanah.
Pengenaan pajak terhadap tanah atau sesuatu yang berhubungan dengan tanah sudah ada sejak jaman
colonial.
Setelah penjajahan Inggris berakhir maka kemudian Indonesia dijajah kembali oleh Belanda. Pajak tersebut
kemudian diganti menjadi Landrente dengan system atau cara pengenaan yang sama.
Pada jaman penjajahan Jepang namanya diganti dengan Pajak Tanah, dan setelah Indonesia merdeka namanya
diubah menjadi Pajak Bumi. Istilah Pajak Bumi inipun diubah menjadi “Pajak Hasil Bumi”.Yang dikenakan
pajak tidak lagi nilai tanah, melainkan hasil yang keluar dari tanah, sehingga timbul frustasi karena hasil
yang keluar dari tanah merupakan objek dari Pajak Penghasilan, yang pada saat itu namanya Pajak
Peralihan.
Pembahasan
JENIS DAN TUJUAN BEA CUKAI

1. Bea Masuk dan Bea keluar


Bea adalah pungutan yang dikenakan atas keluar masuknya barang atau komoditas dari daerah
pabean. Sederhananya, bea masuk adalah pajak yang dipungut atas impor dan beberapa ekspor
oleh otoritas bea cukai suatu negara.Bea keluar adalah tarif lain yang dikenakan pada barang
yang diekspor ke negara lain dari negara tertentu. Bea keluar dipungut ketika barang tersebut
meninggalkan negara.

2. Bea Ekspor Dan Bea Impor


Bea ekspor adalah pungutan resmi kepada eksportir yang akan mengekspor
barang dagangannya keluar negeri, berdasarkan tarif yang sudah
ditentukan bagi masing-masing golongan barang. Bea ekspor diatur dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2008 tentang Pengenaan Bea
Keluar Terhadap Barang Ekspor.
>>>
.Barang yang Dikenakan Bea Ekspor Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor
13/PMK.010/2017, barang-barang yang dikenakan bea ekspor adalah:
1.Kulit.
2.Kayu.
3.Biji kakao.
4.Kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO dan turunannya).
5.Produk hasil pengolahan mineral logam.
6.Produk mineral logam dengan kriteria tertentu.

Bea Impor adalah bea yang dikenakan pada barang yang measuki daerah pabean. Daerah
pabean berarti wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, ruang
udara di atasnya, dan tempat-tempat tertentu yang masuk ke dalam Zona Ekonomi
Eksklusif dan Landas Kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan.
Tujuan bea impor adalah untuk membatasi permintaan konsumen pada produk impor dan
mendorong konsumen untuk menggunakan produk domestik.
>>>
Jenis-jenis Bea masuk
Seperti yang sudah disebutkan di atas, Bea Masuk adalah pungutan atau bea dari barang impor
yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan RI.
Aturan mengenai Bea Masuk barang impor ini tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun
2006 tentang Perubahan atas UU No. 10/1995 tentang Kepabeanan.
Berikut ini jenis-jenis bea masuk barang impor berdasarkan BAB IV Undang-Undang Kepabeanan:
1. Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP)

2. Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD)

3. Bea Masuk Pembalasan (BMP)

4. Bea Masuk Imbalan (BMI)


PERAN DAN KEBIJAKAN BEA CUKAI DALAM
PEREKONOMIAN INDONESIA

• Bea Cukai memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia.


Berikut adalah beberapa peran utama Bea Cukai dalam konteks ekonomi
Indonesia:
1.Pengumpulan Pendapatan Negara:
2 .Pengendalian Impor:
3. Fasilitasi Perdagangan Internasional
4. Pengawasan dan Pemeriksaan
5. Penindakan Hukum
Dengan demikian, Bea Cukai Indonesia berperan penting dalam mengelola
aliran barang melintasi perbatasan negara dan memiliki dampak besar
pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
>>>
• Kebijakan Bea Cukai dalam perekonomian Indonesia.

Kebijakan bea cukai dapat memengaruhi perdagangan baik dalam skala


nasional maupun internasional. Berikut beberapa contoh kebijakan bea
cukai yang dapat mempengaruhi perdagangan:
1. Tarif Bea Masuk
2. Klasifikasi Barang
3. Kuota Impor
4. Pemberlakuan Bea Dumping.
5. Perjanjian Perdagangan Internasional
Sanksi dan Embargo
DASAR HUKUM BEA DAN CUKAI

• Dasar hukum kepabean


Undang-undang republik indonesia no.17
tahun 2006 tentang perubahan atas
undang undang no.10 tahun 1995
tentang kepabeanan.
• Dasar Hukum Cukai
>>>
1.) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagai
mana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007
tentang Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1995
tentang Cukai;
2.) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 62/PMK.011/2010 tentang Tarif Cukai Etil
Alkohol, Minuman Yang Mengandung Etil Alkohol, Dan Konsentrat Yang Mengandung
Etil Alkohol;
3.) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.011/2009 tentang Tarif Cukai Hasil
Tembakau;
4.) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.011/2010 tentang Perubahan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.011/2009 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau;
5.) Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-43/BC/2009 tentang Tata
Cara Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau;
6.) Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P – 22/BC/2010 tentang Tata
Cara Pemungutan Cukai Etil Alkohol, Minuman Mengandung Etil Alkohol, dan
Konsentrat Mengandung Etil Alkohol.
SOLUSI DALAM MENGATASI PERMASALAHAN
BEA CUKAI DI INDONESIA

Permasalahan yang biasa terjadi dalam


bea cukai di indonesia adalah
penyelundupan barang ilegal.
Mengatasi masalah penyelundupan adalah
salah satu tantangan utama yang dihadapi
oleh pihak berwenang dalam administrasi
bea cukai.
>>>
Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi masalah
penyelundupan:

1.) Peningkatan Pengawasan dan Teknologi


2.) Kerja Sama Internasional
3.) Pelatihan dan Peningkatan Keterampilan
4.) Hukuman yang Tegas
5.) Kerja Sama dengan Swasta
6.) Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
7.) Pengembangan Kebijakan yang Lebih Efektif
8.) Analisis Risiko
9.) Pengaduan dan Whistleblower

Setiap negara mungkin memiliki kondisi dan tantangan unik dalam mengatasi penyelundupan.
Oleh karena itu, solusi yang efektif harus disesuaikan dengan situasi setempat dan
berkelanjutan dalam menghadapi perubahan taktik penyelundupan yang mungkin terjadi.
Simpulan dan Saran

Bea Cukai merupakan salah satu


Lembaga Negara yang berfungsi sebagai
salah satu sumber daya yang penting
dan utama dalam menunjang proses
perekonomian di Indonesia.

>>>
>>>
Maka dari itu yang harus diberikan fokus perhatian adalah pada
indikator Tempat Pengawasan, dimana perlu ditingkatkan lagi
kualitas dan kinerja dari tiap karyawannya untuk dapat lebih
memperhatikan lagi permasalahan yang ada di tiap pos jaga dan
tempat pengawasan. Dalam hal ini harus dilakukan sesuai
dengan unit tugas pengawasan yang sudah diberikan. Bisa juga
dengan lebih sering melakukan patroli darat sehingga dengan
adanya patroli darat rutin yang dilakukan oleh petugas bea
cukai maka tentunya akan mengurangi adanya kecurangan
ataupun pelanggaran di daerah pabean.
>>>
>>>
Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan dalam
pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak
sumber maupun referensi yang terkait dengan Bea Cukai
sebagai Lembga Negara agar hasil penelitianya dapat lebih
baik lagi.
Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri
dalam proses pengambilan dan pengumpulan data, sehingga
penelitian bisa dilakukan dengan lebih baik lagi.
???
"sekian presentasi dari kami,jika
ada pertanyaan silahkan di
tanyakan,karena lebih baik di
ungkapkan daripada di pendam"
jalan jalan ke amerika
pulang nya beli good time
terimakasih atas perhatian anda
and see you next time:)

Anda mungkin juga menyukai