Anda di halaman 1dari 2

Diskusikanlah perbedaan dan persamaan dari :

1. Pajak langsung dan pajak tidak langsung

2. Pajak Pusat dan Pajak Daerah

Sebutkanlah masing-masing  contoh dari pajak diatas dan dasar hukum yang melandasinya !

Berdasarkan Golongan, Pajak dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :

1. Pajak Langsung, adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak
dapat dialihkan atau dibebankan ke orang lain maupun pihak lain. Pajak tersebut harus
menjadi tanggungan Wajib Pajak yang bersangkutan.
Contoh : PPh (Pajak Penghasilan) dibayar oleh pihak-pihak yang memperoleh penghasilan
tersebut.
2. Pajak tidak langsung, adalah pajak yang dapat dialihkan atau dibebankan kepada orang lain
atau pihak lain. Pajak tidak langsung bisa terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa atau
perbuatan yang menyebabkan pajak terhutang, misalnya ketika terjadi penyerahan barang
dan jasa.
Contoh : PPN (Pajak Pertambahan Nilai) adalah pajak yang terjadi karena adanya
pertambahan nilai terhadap barang dan jasa. Jenis Pajak ini dibayarkan oleh produsen
maupun pihak yang menjual barang, akan tetapi pajak tersebut dibebankan kepada
konsumen, baik secara eksplisit maupun implisit (dimasukkan dalam harga jual).

Untuk menentukan apakah suatu pajak termaksut sebagai pajak langsung dan pajak tidak
langsung, dapat dilakukan dengan cara melihat unsur-unsur yang terdapat dalam kewajiban
pemenuhan perpajakan. Unsur-unsur tersebut adalah:
a. Penanggung jawab pajak, yaitu orang yang diharuskan melunasi pajak secara formal
yuridis.
b. Penanggung pajak, yaitu orang yang pada kenyataannya menanggung beban pajak
terlebih dahulu.
c. Pemikul pajak, yaitu orang yang harus dibebankan pajak secara undang-undang.

Jika ketiga unsur tersebut terdapat pada seseorang, maka pajak yang ditanggungkan
merupakan pajak langsung. Tapi jika ketiga unsur tersebut terpisah atau terdapat pada
lebih dari satu orang/satu pihak, maka pajak yang ditanggungnya merupakan pajak tidak
langsung

Berdasarkan Organisasi Pengelolanya, Pajak dikelompokan Menjadi :


1. Pajak Pusat, merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai pengeluaran umum (negara).
 Pajak yang pengelolaannya oleh Direktorat Jenderal Pajak, meliputi;
a. Pajak Penghasilan (PPh) yaitu pajak yang dikenakan atas penghasilan yang
diterima oleh wajib pajak baik perorangan maupun badan hukum.
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
atas penyerahan barang dan jasa baik ekspor maupun impor.
c. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yaitu pajak yang dikenakan atas bumi dan
bangunan
d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
e. Bea Materai yaitu pajak yang dikenakan atas bea materai.
 Pajak yang pengelolaannya oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, meliputi;
a. Bea Masuk (UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah
diubah dengan UU No 17 Tahun 2016).
b. Cukai Tembakau dan cukai lain-lain (UU No 11 Tahun 1995 Tentang Cukai
sebagaimana telah diubah dengan UU No 39 Tahun 2007).
c. PPN Import
 Pajak yang pengelolaannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Moneter,
meliputi;
a. Pajak ekspor dan penerimaan bukan pajak oleh Ditjen Moneter Dalam
Negeri.
b. Pajak penerimaan/penghasilan minyak termaksut penerimaan lainnya oleh
Ditjen Moneter Luar Negeri.
2. Pajak Daerah, merupakan pajak yang pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah
daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran daerah. Pajak daerah meliputi
pendapatan asli daerah yang terdiri atas:
a. Hasil pajak daerah (pajak penjualan);
b. Hasil retribusi daerah (PKB);
c. Sumbangan dari pemerintah.

Sesuai dengan pembagian administrasi daerah, maka berdasarkan UU No.


34 Tahun 2000 tentang pajak daerah, dapat digolongkan menjadi dua macam
yaitu Pajak Propinsi, dan Pajak Kota/Kabupaten

Sumber Refrensi :
Ratnawati, Juli. Retno Indah Hernawati. (2015). Dasar-Dasar Perpajakan. Yogyakarta: Deepublish

Wahyuningsih, Tiesnawati. (2020). Administrasi Perpajakan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai