Anda di halaman 1dari 2

Nama : Shabrina Safira Fauzani

NIM : 043090188

DISKUSI

Materi Diskusi:

Menurut anda seberapa penting dilakukannya pembukuan atau pencatatan bagi wajib pajak
dan fiskus? Berikan alasan !

Jelaskan dengan bahasa anda sendiri, serta tuliskan sumber anda


menjawab diskusi. Kemiripan jawaban anda dengan rekan anda akan
mempengaruhi penilaian.

Selamat Berdiskusi. Semoga memperoleh nilai bagus.

Selamat Sore Tutor,

Izin menjawab Diskusi 1 :

Menurut saya proses pembukuan atau pencatatan bagi wajib pajak dan fiskus itu sangat penting
karena pembukuan dan pencatatan merupakan proses utama dalam akuntansi perpajakan. Dari segi
perpajakan sendiri pembukuan dan pencatatan menjadi penting karena apa yang dibukukan atau
dicatat akan menjadi dasar bagi setiap Wajib Pajak untuk menghitung besarnya pajak yang terutang.
Dan juga berfungsi sebagai pedoman untuk mempermudah fiskus dalam memeriksa Perhitungan
dan pembayaran pajak yang telah disampaikan oleh Wajib Pajak.

Selain itu manfaat dari pembukuan dan pencatatan bagi Wajib Pajak dan fiskus antara lain :

a. Mempermudah dalam hal Pengisian dan Pelaporan SPT Tahunan;


b. Mempermudah dalam menghitung Penghasilan kena Pajak;
c. Mempermudah dalam menghitung PPN;
d. Manfaat lain dari adanya pembukuan dan pencatatan pajak adalah untuk mengetahui posisi
keuangan dari Suatu Instansi atau Badan;

Pada Prinsipnya Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
dan Wajib Pajak Badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan. Wajib Pajak yang
dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib melakukan pencatatan,
adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung
penghasilan neto dengan menggunakan Norma perhitungan Penghasilan Neto dan Wajib Pajak
Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

Pembukuan sekurang-kurangnya harus :

1. Diselenggrakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau


kegiatan usaha yang sebenarnya.
2. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunkana huruf Latin, angka arab, satuan mata
uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan
oleh Menteri Keuangan.
3. Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau kas. Perubahan
terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat persetujuan dari Direktur
Jenderal Pajak.

Pencatatan sekurang-kurangnya harus :

1. Diselenggarakan secara teratur dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya dengan


menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia.
2. Diselenggrakan secara kronologis.
3. Dalam pencatatan pajak, harus menggambarkan peredaran atau penerimaan bruto dan/atau
jumlah penghasilan bruto yang diterima dan/atau diperoleh. Selain itu juga harus
menggambarkan penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan
pajaknya bersifat final.

Demikian diskusi yang dapat saya sampaikan.

Sumber : Halim, Abdul, dkk. (2022). Perpajakan. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai