Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Ginta Roka

NPM : 1901051006

KUIS 1

1. Jelaskan Histori Bea Cukai dari Jaman Belanda yang telah mengalami beberapa kali perubahan
sampai dengan Tahun 1965?

-Bea Cukai mulai terlembagakan secara “nasional” pada masa Hindia Belanda,Tugasnya adalah
memungut invoer-rechten (bea impor/masuk), uitvoererechten (bea ekspor/keluar), dan accijnzen
(excise/ cukai). Tugas memungut bea (“bea” berasal dari bahasa Sansekerta), baik impor maupun
ekspor, serta cukai (berasal dari bahasa India) inilah yang kemudian memunculkan istilah Bea dan
Cukai di Indonesia. Lembaga Bea Cukai setelah Indonesia merdeka, dibentuk pada tanggal 01
Oktober 1945 dengan nama Pejabatan Bea dan Cukai, yang kemudian pada tahun 1948 berubah
menjadi Jawatan Bea dan Cukai sampai tahun 1965. Setelah tahun 1965 hingga sekarang menjadi
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). DJBC merupakan unit eselon I di bawah Departemen
Keuangan, yang dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal

2. Sebutkan dan Jelaskan Dasar Hukum mengenai Bea Cukai?

Dasar hukum keberadaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun  2006 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun  2007 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai.

Yang mencakup tentang :

1. Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas
barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar.
2. Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan
ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas
kontinen yang didalamnya berlaku Undang-Undang ini.
3. Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara,
atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah
pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
4. Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat
dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
5. Pos pengawasan pabean adalah tempat yang digunakan oleh pejabat bea dan cukai untuk
melakukan pengawasan terhadap lalulintas barang impor dan ekspor.
6. Kewajiban pabean adalah semua kegiatan di bidang kepabeanan yang wajib dilakukan untuk
memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang ini.
7. Pemberitahuan pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka melaksanakan
kewajiban pabean dalam bentuk dan syarat yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini.
8. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
10. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah unsur pelaksana tugas pokok dan fungsi
Departemen Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai.
11. Pejabat bea dan cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam
jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang ini.
12. Orang adalah orang perseorangan dan badan hukum.
13. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.
14. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.
15. Bea masuk adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang ini yang dikenakan terhadap
barang yang diimpor.
16. Bea keluar adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang ini yang dikenakan terhadap
barang ekspor.
17. Tempat penimbunan sementara adalah bangunan dan/atau lapangan atau tempat lain yang
disamakan dengan itu di kawasan pabean untuk menimbun barang, sementara menunggu
pemuatan dan pengeluarannya.
18. Tempat penimbunan berikat adalah bangunan, tempat, atau kawasan yang memenuhi
persyaratan tertentu yang digunakan untuk menimbun barang dengan tujuan tertentu dengan
mendapatkan penangguhan bea masuk.
19. Tempat penimbunan pabean adalah bangunan dan/atau lapangan atau tempat lain yang
disamakan dengan itu, yang disediakan oleh pemerintah di kantor pabean, yang berada di
bawah pengelolaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menyimpan barang yang
dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik
negara berdasarkan Undang-Undang ini.
20. Barang tertentu adalah barang yang ditetapkan oleh instansi teknis terkait sebagai barang
yang pengangkutannya di dalam daerah pabean diawasi.
21. Audit Kepabeanan adalah kegiatan pemeriksaan laporan keuangan, buku, catatan dan
dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha
termasuk data elektronik, surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan,
dan/atau sediaan barang dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang kepabeanan. Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1995, Audit Kepabeanan belum
didefinisikan secara eksplisit.
22. Tarif adalah klasifikasi barang dan pembebanan bea masuk atau bea keluar. Dalam Undang-
Undang No. 10 Tahun 1995, tarif belum didefinisikan secara eksplisit.

3. Sebutkan dan Jelaskan Dasar Hukum apasaja yang mengatur di bidang Ekspor, Impor, dan Cukai?

Dasar hukum keberadaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun  2006 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun  2007 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai.

4. Sebutkan Sanksi dan Dasar Hukum apabila terjadi Pelanggaran terhadap Subjek dan Objek Pajak?

-sanksi administrasi = Sanksi administrasi merupakan sejumlah pembayaran kerugian berupa uang
kepada negara. Ada tiga macam sanksi administrasi perpajakan yang dapat dikenakan terhadap wajib
pajak sesuai dengan undang-undang perpajakan, yakni dalam bentuk denda, bunga dan kenaikan
pajak (Pasal 7 UU No. 28 Tahun 2007).

- Sanksi Administrasi Berupa Bunga = Wajib pajak yang pembayaran pajaknya tidak sesuai dengan
ketentuan atau terlambat dibayarkan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 %
perbulan (Pasal 8 ayat (2, 2a), Pasal 9 ayat (2a,2b), Pasal 13 ayat (2), Pasal 14 ayat (3) UU. No. 28
Tahun 2007.
-Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan a. Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari
pengungkapan ketidakbenaran pengisian surat pemberitahuan dikenakan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 50 % dari pajak yang kurang dibayar (Pasal 8 ayat (5) UU. No. 28 Tahun 2007

5. Sebutkan dan jelaskan Dasar Hukum Bea Masuk Dengan Syarat Penyerahan?

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.04/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 182/PMK.04/2016 tentang Ketentuan Impor Barang Kiriman.

6. Sebutkan dan Jelaskan Dasar Hukum mengenai Tata Cara Penyerahan Surat Keterangan
Asal(SKA) atau Invoice Declaration dalam rangka pengenaan Bea Masuk atas Barang Impor
berdasarkan Perjanjian atau Kesepakatan Internasional selama Pandemi Covid-19?

Pertimbangan ditetapkannya PMK 45/2020 yaitu bahwa:

a. Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan tarif bea masuk atas barang impor dalam
skema ASEAN Trade In Goods Agreement (ATIGA), ASEAN China Free Trade Area (ACFTA),
ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA), IndonesiaJapan Economic Partnership Agreement
(IJEPA), ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA), ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area
(AANZFTA), IndonesiaPakistan Preferential Trade Agreement (IPPTA), ASEAN-Japan
Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), Memorandum of Understanding between The
Government of The Republic of Indonesia and The Government of The State of Palestine on Trade
Facilitation for Certain Products Originating from Palestinian Territories, dan Indonesia-Chile
Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA);

b. Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang berdampak pada proses penerbitan dan
pengiriman Surat Keterangan Asal oleh negara mitra dagang Indonesia, menyebabkan adanya
perubahan pada pola kerja dalam proses pengadministrasian dan pemanfaatan Surat Keterangan Asal
atau Invoice Declaration;

c. Memberikan kepastian hukum dalam memberikan pelayanan atas impor barang dengan
menggunakan Surat Keterangan Asal berbasis Affixed Signature and Stamp (ASnS) dari negara mitra
dagang selama pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); d. Melaksanakan ketentuan Pasal
13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan,.

7. Sebutkan Dasar Hukum apasaja yang mengatur tentang Peraturan Bea Masuk?

UUD NOMOR 10 TAHUN 1995 (MENGATUR TENTANG BEA MASUK)

8. Jelaskan Dasar Hukum apasaja yang mengatur tentang Pengeluaran Barang dari Pabean?

-UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1995 :tentang pabean

-PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 90/PMK.04/2007 : tentang pengeluaran barang


impor

9. Sebutkan dan Jelaskan Dasar Hukum Tentang Pengeluaran Barang Untuk Dipakai?
-bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, barang yang
telah diolah atau digabungkan, barang yang tidak diolah dan/atau barang lainnya dapat dikeluarkan
dari Tempat Penimbunan Berikat untuk diimpor untuk dipakai atas persetujuan Pejabat Bea dan Cukai
dan dipungut Bea Masuk berdasarkan tarif dan nilai pabean yang ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Keuangan;
10. Sebutkan dan Jelaskan Metode apasaja Mengenai Penetapan Nilai Pabean dan Dasar Hukumnya?
- PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 160/PMK.04/2010 TENTANG NILAI
PABEAN UNTUK PENGHITUNGAN BEA MASUK

Nilai pabean hanya diperlukan untuk menghitung bea masuk  dengan tarif bea
masuk advalorum (persentase). Dalam hal tarif bea masuk yang digunakan adalah
tarif adnatorum (spesifik) maka dasar penghitungan bea masuk adalah satuan barang. Ada 6 (enam)
metode penetapan nilai pabean, yaitu:
-nilai tranksaksi
-nilai tranksaksi barang identik
-nilai transaksi barang serupa
-nilai pabean metode dedukasi
-nilai pabean metode komputasi
-nilai pabean metode pengulangan

Anda mungkin juga menyukai