Anda di halaman 1dari 40

KEPABEANAN DAN

CUKAI
Disusun Oleh :
Yuliana Mukarromah
F 201210220

POKOK BAHASAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dasar hukum Kepabeanan dan Cukai


Pengertian Kepabeanan dan Cukai
Dokumen yang terkait dengan Kepabeanan dan Cukai
Objek Kepabeanan dan Cukai
Pengecualian / yang tidak dikenakan Kepabeanan
dan Cukai
Subjek dan pengecualian subjek Kepabeanan dan
Cukai
Tarif Kepabeanan dan Cukai
Tarif terendah dan tertinggi masing masing barang
Contoh perhitungan bea masuk dan pajak dalam
rangka Impor

DASAR HUKUM KEPABEANAN


DAN CUKAI
Dasar Hukum Kepabeanan dan Cukai
a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2006 tentang Kepabeanan dan Undang
Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai
b. Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
63/PMK.04/2011 tanggal 30 Maret 2011 tentang
Registrasi Kepabeanan
c. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor PER-21/BC/2011 tentang Pedoman
Teknis Pelaksanaan Registrasi Kepabeanan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2012

PENGERTIAN KEPABEANAN DAN


CUKAI
Pengertian Kepabeanan
Kepabeanan adalah Segala sesuatu yang berhubungan
dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk
atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea
masuk dan bea keluar.

Istilah istilah yang terkait dengan


kepabeanan:
1.

Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia


yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang
udara diatasnya, serta tempat- tempat tertentu di
Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di
dalamnya berlaku Undang undang kepabeanan.

2.

3.

Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas


batas tertentu di pelabuhan laut, bandar
udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk
lalu lintas barang yang sepenuhnya berada
dibawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai.
Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan
DJBC tempat dipenuhinya kewajiban pabean
sesuai dengan ketentuan Undang undang
kepabeanan.

4.

5.

6.
7.

Pos Pengawasan Pabean adalah tempat yang


digunakan oleh pejabat bea dan cukai untuk
melakukan pengawasan terhadap lalu lintas
barang impor dan barang ekspor.
Kewajiban pabean adalah semua kegiatan
dibidang kepabeanan yang wajib dilakukan
untuk memenuhi ketentuan Undang undang
kepabeanan.
Menteri adalah Menteri Keuangan Repunlik
Indonesia.
Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea
dan Cukai.

8.

9.

10.

Pemberitahuan Pabean adalah pernyataan yang


dibuat oleh orang dalam rangka melaksanakan
kewajiban pabean dalam bentuk dan syarat yang
ditetapkan dalam Undang undang kepabeanan.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah Unsur
pelaksana tugas pokok dan fungsi Department
Keuangan di bidang Kepabeanan dan Cukai.
Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai DJBC
yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk
melaksanakan tugas tertentu berdasarkan
Undang undang kepabeanan.

11.
12.
13.
14.

15.

Orang adalah orang perseorangan atau badan


hukum.
Impor adalah kegiatan memasukan barang ke
dalam daerah pabean.
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang
dari daerah pabean.
Bea masuk adalah pungutan negara
berdasarkan Undang undang kepabeanan yang
dikenakan terhadap barang yang di impor.
Bea keluar adalah pungutan negara
berdasarkan Undang undang kepabeanan yang
dikenakan terhadap barang yang di ekspor.

16.

17.

Tempat penimbunan sementara adalah


bangunan dan atau lapangan atau tempat lain
yang disamakan dengan itu dikawasan pabean
untuk menimbun barang, sementara menunggu
pemuatan atau pengeluarannya.
Tempat penimbunan berikat adalah bangunan,
tempat, atau kawasan yang memenuhi
persyaratan tertentu yang digunakan untuk
menimbun barang dengan tujuan tertentu
dengan mendapatkan penangguhan bea masuk.

18.

19.

Tempat penimbunan pabean adalah bangunan


dan atau lapangan atau tempat lain yang
disamakan dengan itu, yang disediakan oleh
pemerintah dikantor pabean, yang berada di
bawah pengelolaan DJBC untuk menyimpan
barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang
yang dikuasai negara dan barang yang menjadi
milik negara berdasarkan Undang undang
kepabeanan.
Barang tertentu adalah barang yang ditetapkan
oleh instansi teknis terkait sebagai barang yang
pengangkutannya didalam daerah pabean
diawasi.

20.

21.

Audit kepabeanan adalah kegiatan pemeriksaan


laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen
yang menjadi bukti dasar pembukuan, surat
yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk
data elektronik, surat yang berkaitan dengan
kegiatan di didang kepabeanan, dan/atau
sediaan barang dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang undangan di
bidang kepabeanan.
Tarif adalah klasifikasi barang dan pembebanan
bea masuk atau bea keluar.

Pengertian Cukai
Cukai adalah Pungutan negara yang dikenakan
terhadap barang- barang tertentu yang mempunyai
sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam
Undang undang Cukai.

Istilah- istilah yang terkait dengan Cukai :


1.

Pabrik adalah tempat tertentu termasuk


bangunan, halaman dan lapangan yang
merupakan bagian daripadanya, yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang kena
cukai dan atau untuk mengemas barang kena
cukai dalam kemasan untuk penjual eceran.

2.
3.

4.
5.

Pengusaha pabrik adalah orang yang


menguhasakan pabrik.
Tempat penyimpanan adalah tempat, bangunan,
dan/atau lapangan yang bukan merupakan
bagian dari pabrik, yang dipergunakan untuk
menyimpan barang kena cukai berupa etil
alcohol yang masih terutang cukai dengan
tujuan untuk disalurkan, dijual, atau di eksport.
Pengusaha tempat penyimpanan adalah orang
yang mengusahakan tempat penyimpanan.
Tempat penjualan eceran adalah tempat untuk
menjual secara eceran barang kena cukaikepada
konsumen akhir.

6.

7.

8.

Pengusaha tempat penjualan eceran adalah


orang yang mengusahakan tempat penjualan
eceran.
Penyalur adalah orang yang menyalurkan atau
menjual barang kena cukai yang sudah dilunasi
cukainya yang semata mata ditujukan bukan
kepada konsumen akhir.
Dokumen cukai adalah dokumen digunakan
dalam rangka pelaksanaan undang undang
cukai dalam bentuk formulir atau melalui
media elektronik.

9.

10.

Audit cukai adalah serangkaian kegiatan


pemeriksaan laporan keuangan, buku, catatan
dan dokumen yang menjadi bukti dasar
pembukuan, dan dokumen lain yang berkaitan
dengan kegiatan usaha, termasuk data
elektronik, serta surat yang berkaitan dengan
kegiatan di bidang cukai dan/atau sediaan
barang dalam rangka pelaksanaan ketentuan
perundang undangan di bidang cukai.
Surat tagihan adalah berupa surat ketetapan
yang digunakan untuk melakukan tagihan
utang cukai, kekurangan cukai, sanksi
administrasi berupa denda dan/atau bunga.

DOKUMEN DOKEMEN YANG TERKAIT


DENGAN KEPABEANAN DAN CUKAI
Petunjuk penyampaian dokumen dalam rangka
mengajukan permohonan registrasi kepabeanan
Langkah yang harus dilakukan dalam masa transisi
tahap 1 :
1. Melakukan pengisian data registrasi kepabeanan
secara online.
2. Memindai ( scan ) dokumen sesuai yang
diminta*dalam format pdf.Grayscale.
3. Mengirimkan dokumen hasil pindai ( scan )dalam
1 ( satu ) folder dengan format .rar atau zip ke
alamat email
registrasikepabeanan@customs.go.id dan

4.

dan registrasikepabenan@yahoo.com
dengan subject NPWP-NAMA PERUSAHAAN
contoh 01.234.567.8-900.000-PT.ABCD OK
Untuk pengguna jasa kepabeanan yang
melakukan perubahan data yang pertama kali
sesuai dengan PMK Nomor 59/PMK.04/2014
WAJIB menyampaikan lampiran dokumen wajib
sesuai bidang usaha dan dokumen lain sesuai
jenis perubahan data.
*jenis jenis dokumen untuk registrasi
kepabeanan

A.

REGISTRASI BARU :
1. DOKUMEN WAJIB :
a. IMPORTIR
No

JENIS DOKUMEN

KETERANGAN

1.

KARTU NPWP PERUSAHAAN

HALAMAN MUKA, 1
FILE

2.

SURAT KETERANGAN DOMISILI

LENGKAP, 1 FILE

3.

API

LENGKAP, 1 FILE

4.

KTP / KITAS / KITAP / PASSPOR/


HALAMAN MUKA,
IDENTITAS LAINNYA A. N. SELURUH 1 FILE PER ORANG
SUSUNAN DIREKSI

5.

SURAT PERNYATAAN

1 FILE

6.

SURAT KUASA

1 FILE

b. EKSPORTIR
No

JENIS DOKUMEN

KETERANGAN

1.

KARTU NPWP PERUSAHAAN

HALAMAN MUKA, 1
FILE

2.

SURAT KETERANGAN DOMISILI

LENGKAP, 1 FILE

3.

SIUP/ IUI/ IUT atau TDP / TDUP

LENGKAP, 1 FILE

4.

KTP/KITAS/KITAP/PASSPOR/
IDENTITAS LAINNYA A.N. SELURUH
SUSUNAN DIREKSI

HALAMAN MUKA, 1
FILE PER ORANG

5.

SURAT PERNYATAAN

1 FILE

6.

SURAT KUASA

1 FILE

c. PPJK
No

JENIS DOKUMEN

KETERANGAN

1.

KARTU NPWP PERUSAHAAN

HALAMAN MUKA, 1 FILE

2.

SURAT KETERANGAN DOMISILI

LENGKAP, 1 FILE

3.

SKEP PPJK

LENGKAP, 1 FILE

4.

KTP/KITAS/KITAP/PASSPOR/IDENTI HALAMAN MUKA, 1 FILE


TAS LAINNYA A.N. SELURUH
PERORANG
SUSUNAN DIREKSI

5.

SURAT PERNYATAAN

1 FILE

6.

SURAT KUASA

1 FILE

d. PENGANGKUT
No

JENIS DOKUMEN

KETERANGAN

1.

KARTU NPWP PERUSAHAAN

HALAMAN MUKA, 1
FILE

2.

SURAT KETERANGAN DOMISILI

LENGKAP, 1 FILE

3.

SURAT IZIN TERKAIT


PENGANGKUTAN

LENGKAP, 1 FILE

4.

KTP/KITAS/KITAP/PASSPOR/IDENT HALAMAN MUKA, 1


ITAS LAINNYA A.N. DELURUH
FILE PERORANG
SUSUNAN DIREKSI

5.

SURAT PERNYATAAAN

1 FILE

6.

SURAT KUASA

1 FILE

2. DOKUMEN TAMBAHAN
No

JENIS DOKUMEN

KETERANGAN

1.

SURAT PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA


PAJAK ( SPPKP )

HALAMAN MUKA,
1 FILE

2.

DOKUMEN PENGUASAAN TEMPAT USAHA

LENGKAP, 1 FILE

3.

NPWP PABRIK/ GUDANG/ PERKEBUNAN/


PETERNAKAN/ CABANG/ LAIN - LAIN

HALAMAN MUKA,
1 FILE

4.

DOKUMEN PENGUASAAN PABRIK/


GUDANG/ PERKEBUNAN/ PETERNAKAN/
CABANG/ LAIN - LAIN

LENGKAP, 1 FILE

5.

AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN DAN


PENGESAHAN

HALAMAN MUKA,
HALAMAN
PEMEGANG SAHAM,
MODAL,SUSUNAN
DIREKSI DAN
KOMISARIS, HAL
TERAKHIR, 1 FILE

No.

JENIS DOKUMEN

KETERANGAN

6.

AKTA PERUBAHAN TERAKHIR


PERUSAHAAN DAN PENGESAHANNYA

HALAMAN MUKA,
HALAMAN PEMEGANG
SAHAM,
MODAL,SUSUNAN
DIREKSI DAN KOMISARIS,
HAL TERAKHIR, 1 FILE

7.

SERTIFIKAT ISO

HALAMAN MUKA, 1 FILE

8.

KTP/KITAS/KITAP/PASPOR SELURUH
SUSUNAN KOMISARIS PERUSAHAAN

HALAMAN MUKA,
1 FILE PER ORANG

9.

BUKTI KEANGGOTAAN ASOSIASI

HALAMAN MUKA, 1 FILE

10.

BAGAN STUKTUR ORGANISASI

LENGKAP, 1 FILE

11.

LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN LABA RUGI,


NERACA, 1 FILE

12.

REKENING KORAN ATAS NAMA


PERUSAHAAN

HALAMAN MUKA, 1 FILE

13.

SURAT YANG MEMUAT EDI NUMBER

LENGKAP, 1 FILE

No.

JENIS DOKUMEN

KETERANGAN

14.

LAPORAN AUDIT KAP. PAJAK DAN BEA


DAN CUKAI

HALAMAN MUKA,
HALAMAN YANG
MENCANTUMKAN OPINI,
1 FILE

15.

IJAZAH KUALIFIKASI KEPALA BAGIAN /


MANAJER PEMBUKUAN ( AKUNTANSI )

HALAMAN MUKA, 1 FILE

16.

KTP/KITAS/KITAP/PASPOR
PENANDATANGANAN PIB

HALAMAN MUKA, 1 FILE


PERORANG

17.

SERTIFIKAT AHLI KEPABEANAN

HALAMAN MUKA, 1 FILE

18.

SURAT KEPUTUSAN FASILITAS YANG


DIMILIKI

LENGKAP, 1 FILE

19.

SURAT IZIN KOMODITI UTAMA EKSPOR

LENGKAP, 1 FILE

20.

BUKTI KEPEMILIKAN SARANA


PENGANGKUT

LENGKAP, 1 FILE

OBJEK OBJEK YANG TERKAIT


DENGAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Objek Pajak Kepabeanan meliputi segala barang


impor dan ekspor yang keluar masuk ke dalam
wilayah kepabeanan, barang komersial maupun
barang pribadi sesuai dengan undang undang
yang di atur.

Objek Pajak Cukai yang meliputi Barang Kena


Cukai yaitu :
1. Etil alkohol ( EA ) atau etanol
2. Minuman yang mengandung etil alkohol
( MMEA )
3. Hasil tembakau

Menurut Undang Undang No 39 Tahun 2007


Berdasarkan pasal 2 UU No.39 Tahun 2007
tentang Cukai :
1. Barang barang tertentu yang mempunyai
sifat atau karakteristik :
a.
Konsumsinya perlu dikendalikan
b.
Peredarannya perlu di awasi
c.
Pemakaiannya dapat menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat atau lingkungan
hidup
d.
Pemakaiannya perlu pembebanan pungutan
negara demi keadilan dan keseimbangan.
2. Barang barang sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) dinyatakan sebagai barang kena cukai.

PENGECUALIAN / YANG TIDAK


DIKENAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI
Barang barang penumpang yang dibebaskan dari Pabean
serta Pajak dalam rangka Impor lainnya, jika nilai barang
yang dibawa kurang dari FOB USD 250 untuk setiap orang
atau nilainya kurang dari FOB USD 1.000 untuk setiap
keluarga. Jika nilai barang tersebut melebihi jumlah yang
telah disebutkan sebelumnya, penumpang tersebut
diwajibkan membayar kewajiban pabean dan pungutan
pajak lainnya dari selisihnya. Barang penumpang asing
seperti kamera, video kamera, radio kaset, teropong,
laptop, atau telepon genggam yang akan dipergunakan
selama mereka tinggal di Indonesia dan akan dibawa
kembali pada saat mereka meninggalkan Indonesia juga
mendapat fasilitas pembebasan.

SUBJEK KEPABEANAN DAN


PENGECUALIAN SUBJEK KEPABEANAN
Subjek Kepabeanan
Subjek Kepabeanan adalah orang atau
badan hukum yang bertanggung jawab atas
pungutan cukai.

SUBJEK CUKAI
DAN
PENGECUALIAN SUBJEK CUKAI
Subjek Cukai
Subjek cukai adalah orang atau badan hukum yang
bertanggung jawab atas pungutan cukai, dalam
undang undang cukai subjek yang dimaksud adalah :
a. Pengusaha Pabrik Kena Cukai ( BKC )
b. Pengusaha Tempat Penyimpanan Etil Alkohol ( EA )
c. Importir Barang Kena Cukai ( BKC )
d. Penyalur Etil Alkohol / Minuman mengandung Etil
Alkkohol
e. Pengusaha Tempat Penjualan Eceran Etil Alkohol /
Minuman mengandung Etil Alkohol

TARIF CUKAI
Tarif Cukai
Berdasarkan ketentuan yang di atur dalam pasal 5
Undang undang cukai diatur mengenai tarif cukai
sebagai berikut :
1. Barang kena cukai berupa hasil tembakau,
dikenakan cukai berdasarkan tarif yang paling
tinggi :
a. Untuk yang dibuat di Indonesia :
- 275% dari harga dasar apabila harga dasar yang
digunakan adalah harga jual pabrik ( HJP ) atau

b. untuk yang di impor :


- 275% dari harga dasar apabila harga dasar
yang digunakan adalah nilai pabean ditambah
bea masuk.
- 57% dari harga dasar yang digunakan adalah
harga jual eceran.
2. Barang kena cukai lainnya dikenakan cukai
berdasarkan tarif paling tinggi
a. Untuk yang dibuat di Indonesia :
- 1.150% dari harga dasar apabila harga
dasar yang digunakan adalah harga jual
pabrik : atau
- 80% dari harga dasar apabila harga dasar
yang digunakan adalah harga jual eceran.

b. Untuk yang diimpor :


- 1.150% dari harga dasar apabila harga dasar
yang digunakan adalah nilai pabean ditambah bea
masuk atau
- 80% dari harga dasar apabila harga dasar yang
digunakan adalah harga jual eceran.
Macam macam tarif cukai yang berkaitan dengan
hal tersebut, yaitu :
1. Tarif cukai advalorum atau persentase
Dalam sistem tarif advalorum, pungutan cukai di
hitung berdasarkan besaran persentase tertentu
yang dikalikan dengan harga dasar tertentu.
Cukai = Tarif Cukai x HJE x JSB BKC

Ket :
HJE : Harga Jual Eceran
JSB BKC : Jumlah Satuan Barang Kena Cukai
Harga Dasar yang ditetapkan adalah harga jual eceran
( HJE )
Contoh : Sigaret putih sebanyak 9.000 bungkus, isi12
batang perbungkus, HJE Rp. 7.000,- dengan tarif cukai
30% maka cukainya adalah :
30% xRp. 7. 000,- x 9.000 = Rp. 18. 900. 000,Tarif Cukai spesifik
Dalam sistem tarif cukai spesifik, pungutan cukai
dihitung dengan cara mengalikan antara tarif cukai
dalam satuan Rupiah dengan jumlah satuan spesifik
tertentu, misalnya : jumlah dalam liter,
2.

Jumlah dalam batang, dan sebagainya.


Cukai = Tarif Rp x Jumlah Satuan Spesifik ( liter
atau batang )
Tarif Cukai = Rp. . . . . ./satuan BKC
Contoh :
a. Tarif cukai etil Alkohol = Rp. 3000.-/liter jadi
20.000 liter E.A Cukainya adalah :Rp. 3.000,-x
20.000 = rp. 60.000.000,b. Tarif cukai MMEA berkadar 1 % = Rp.
2000,-/liter. Jadi bila MMEA sebanyak 500
karton berisi 50 botol @ botol 500 ml/cc, maka
cukainya : 500 x 50 x 500/1000 x Rp. 2000,- =
Rp. 25. 000 .000

Tarif Cukai Gabungan


Pada prakteknya sistem tarif ini gabungan
bukanlah suatu pilihan tarif yang permanen. Sistem
tarif gabungan biasanya hanya digunakan pada
masa transisi ketika pemerintah hendak
mengalihkan suatu sistem tarif advalorum menjadi
sistem tarif spesifik atau sebaliknya,. Tujuannya
adalah agar tidak menimbulkan gejolak berlebihan
dan sekaligus sebagai transisi terhadap proses
pengalihan sistem tarif baru.
Cukai = ( Tarif%xHarga Dasar ) + ( Tarif Rp. X
Jumlah Satuan tertentu )
3.

CONTOH PERHITUNGAN
Perhitungan Cukai Etil Alkohol
Dalam menghitung pungutan cukai etil alkohol,
variabel yang telibat, yaitu :
1. Jumlah dalam satuan liter
2. Tarif cukai spesifik, yaitu Rp. 20.000,- per liter
Rumus Perhitungan cukai etil alkohol :
Cukai EA = Tarif spesifik (Rp.20.000) x Jumlah Liter
( dalam kadar berapapun )
Contoh penghitungan :
1. Pabrik etil alkohol FF di medan mengajukan
permohonan pengeluaran BKC dengan pelunasan
cukai ( dokumen CK-14)kepada KPPBC Medan,
dengan rincian :

40 drum isi @ 300 liter, etil alkohol kadar 96%


Pertanyaan, berapa nilai cukai yang harus dibayar
pengusaha sebelum BKC dikeluarkan dari pabrik ?
Jawab :
Pungutan Cukai yang harus dilunasi = 40 x 300 ltr x Rp.
20.000 = Rp. 240. 000. 000,2. Importir ZZA mengimpor barang kena cukai berupa
etil alkohol dari luar negeri dengan rincian data sebagai
berikut :
Jumlah etil alkohol yang di impor sebanyak 10.000 liter
Harga barang tersebut sesuai invoice adalah C& F USD
0,5 per liter
Biaya insurance yang dikeluarkan importir adalah USD
1.000,00
NDPBM diasumsikan Rp. 10.000 per 1 USD
Pos Tarif dan pembesaran sesuai HS adalah :

Pos Tarif : 2207.10.00.00 ( BM 30%, PPN 10%, Pph. Psl.22


2,5%)
Pertanyaan : Hitunglah pungutan yang harus dilunasi
Importir sebelum barangnya dapat dikeluarkan dari
kawasan pabean.
Jawab :
Pungutan Cukai = 10. 000 liter x Rp. 10. 000
= Rp. 100. 000. 000, Nilai Pabean = CIF x NDPBM
USD ( 10.000x0,5) + 1000 =
USD 5,000.00xRp.10.000 = Rp. 50.000.000, Bea Masuk = 30% x Rp. 50.000.000,- =
Rp. 15.000.000, Nilai Impor = Nilai Pabean + BM + Cukai
Rp. 50.000.000,-+ Rp. 15.000.000,- +
Rp.100.000.000,- = Rp. 165.000.000,-

PPN Impor = 10 %x Rp. 165.000.000,= Rp. 16.500.000,Pph Pasal 22 = 2,5%x Rp. 165.000.000,= Rp. 4.125.000,-

Total Pungutan : BM + Cukai + PPN + PPh. Psl 22 :


Rp. 15.000.000,- + Rp. 100.000.000,- + Rp. 16.500.000,+ Rp. 4.125.000,- =
Rp. 135.625.000
Penghitungan Cukai MMEA
Variabel yang menentukan besar nilai cukai yaitu :
a. Jumlah barang dalam satuan liter
b. Tarif cukai spesifik sesuai golongan
c. Golongan barang kena cukai yang dibedakan berdasarkan
kadar etil alkohol yang terkandung didalamnya.

Rumus penghitungan cukai MMEA


Cukai MMEA = Tarif Cukai Spesifik x Jumlah liter
Contoh : Berapa cukai yang harus dibayar untuk
2.000 KRAT @ 15 Botol BIR KADAR 3% ISI PER BOTOL
@ 2 LITER ?
Jawab : 2.000 x 15 x 2 = 60.000 LITER
Rp. 11.000,-x60.000 = Rp.
660.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai