Menurut pendapat Anda apakah benar jika dokumen pabean yang utama dalam pengurusan
barang ekspor itu adalah PEB ? Jelaskan !
2.Salah satu fungsi TPP yang disediakan pemerintah di kantor pabean dibawah pengelolaan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah untuk menyimpan barang yang menjadi milik negara.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan barang yang menjadi milik negara tersebut.
3. Perubahan UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan UU
No. 17 Tahun 2006 telah memperhatikan beberapa aspek. Sebutkan minimal 5 saja (ada 8
aspek).
4. Perhitungan tarif cukai maksimum yang dilakukan seorang pengusaha pabrik rokok:
Jika cukai dikenakan dari harga jual pabrik per bungkus Rp 8.500,00 dengan cukai sebesar 275%
dari harga jual pabrik. Hitung berapa harga eceran (HE) rokok tersebut?
Apabila cukai dikenakan dari harga jual eceran (HE), hitung berapa sesungguhnya harga eceran
(HE) rokok tersebut? Tarif maksimum 275% dari harga jual pabrik harus equivalent dengan 57%
dari Harga Jual Eceran.
5. Dalam penerimaan keuangan negara menerapkan modul penerimaan negara prima (MPN),
merupakan suatu paket untuk memberikan kemudahan dalam melakukan pelaporan atau
pembayaran perpajakan. Sebutkan modul apa saja dan jelaskan!
6. Ada berapakah tempat-tempat penimbunan berikat? Sebutkan! Apakah yang dimaksud dengan
TBB (= Duty Free Shop)? Apa unsur-unsur yang harus dipenuhi sebagai TBB?
8. Ada beberapa kewajiban² pengusaha TPS yang wajib dilakukan, apa sajakah kewajiban
tersebut? Sebutkan dan jelaskan!
9. Untuk mendirikan DP3 ada 2 persyaratan utama yang harus dimiliki. Apa sajakah persyaratan-
persyaratannya tersebut. Sebutkan secara terinci!
10. Berapa lama barang seharusnya berada di TPS? Jika melebihi batas waktu yang telah
ditentukan, maka berapa besar denda yang harus dibayarkan? Kemudian diapakan terhadap
barang tersebut?
Jawab :
1.Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) adalah dokumen pabean yang digunakan untuk
pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang dapat berupa tulisan di atas formulir atau media
elektronik. PEB Biasa adalah PEB yang diajukan untuk setiap transaksi ekspor
2. Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau
berasal dari perolehan lainnya yang syah.
3. 1. Keadilan sehingga kewajiban pabean hanya dibebankan kepada anggota masyarakat yang
melakukan kegiatan Kepabeanan dan terhadap mereka diperlakukan sama dalam hal dan kondisi
yang sama.
3. Netralitas dalam pemungutan Bea Masuk sehingga distorsi yang mengganggu perekonomian
nasional dapat dihindari.
5. Kepentingan penerimaan negara, dalam arti ketentuan dalam undang- undang ini telah
memperhatikan segi-segi stabilitas, potensial dan fleksibilitas dari penerimaan negara dan dapat
menjamin peningkatan penerimaan negara serta dapat mengantisipasi kebutuhan peningkatan
pembiayaan pembangunan nasional.
=31.875
Harga sesungguhnya =31.875 x 57%
=18.168
=18.168 x 10%
=10.355
‐Sistem Electronic Data Interchange (EDI) oleh Ditjen Bea dan Cukai
6. * 1. Adalah suatu bangunan atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang di dalamnya di
gunakan untuk kegiatan industri.
2. Gudang Berikat
Adalah suatu bangunan dengan batas-batas tertentu yang di alamnya di lakukan kegiatan usaha,
sebgai pusat distribusi banrang-barang asal impor untuk tujuan di masukkan daerah pabean
Indonesia lainnya, kawasan berikat atau di ekspor tanpa adanya pengelolaan.
Adalah suatu bangunan atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang di dalamnya di lakukan
kkegiatan usaha penyelanggaraan pameran.
Adalah tempat yang khusus di gunakan sebagai toko untuk menjual barang-barang bebas bead an
punggutannegara lainnyakepada mereka yang berhak membeli dalam batas nilai tertentu.
-Foto copy akte pendirian perusahhan yang telah disahkan oleh Departemen Hukum & HAM RI
(d/h Departemen Kehakiman)
-Berita Acara Pemeriksaan lokasi dari Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) yang
mengawasi disertai lampiran berupa peta lokasi/tempat/ denah/tata letak dan foto-foto lokasi
yang akan dijadikan KB yang telah ditandasahkan oleh KPBC yang mengawasi
-Saldo awal bahan baku, bahan dalam proses, barang jadi, barang modal dan peralatan pabrik
-Fotokopi KTP/ KITAS a.n penanggung jawab perusahaan dan fotokopi surat ijin kerja tenaga
kerja asing (apabila penanggung jawab adalah WNA)
8. PENGUSAHA TPS
• Pengusaha TPS wajib menyediakan tempat atau sarana yang memadai untuk tempat
pemeriksaan barang yang ditimbun didalam TPS.
• TPS yang berada dibawah pengawasan KPPBC yang telah menerapkan siste pertukaran data
elektronik (PDE) kepabeanan, wajib memiliki dan menyelenggarakan aplikasi pengelolaan
barang diTPS
• Pengusaha TPS yang telah mendapatkan keputusan penetapan sebagai TPS yang akan memulai
operasional kegiatan sebagai TPS wajib memberitahukan secara tertulis dan menyerahkan
jaminan kepada kepala KPPBC.
• Pengusaha TPS wajib memberitahukan kepada Kepala Kantor wilayah, melali kepala KPPBC
yang mengawasi.
• Dalam hal perubahan tersebut mnurut jenis dan atau volume TPS yang mengakibatkan
perubahan besatnya jaminan, pengusaha TPS wajib melakukan penyesuaian besarnya jaminan ke
KPPBC yang mengawasi.
• Pengusaha TPS wajib menyerahkan laporan keuangan, buku, catatan, dan document yang
menjadi bukti dasar pembukuan, surat terkait dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik,
serta surat yang terkait dengan kegiatan dibidang kepabeanan untuk kepentingan audit
kepabeanan.
9. Persyaratan Administrasi
Persyaratan Fisik
Memiliki Generator Pembangkit Listrik sebagai sumber energi pendukung operasional DP3
Mempunyai alat timbang, alat ukur, dan alat-alat lainnya pada proses pemeriksaan
Mempunyai pintu keluar masuk yang mudah diawasi oleh Bea dan Cukai
Menyiapkan pagar keliling vertikal minimal 2,5 meter dan pagar pembatas untuk kegiatan
ekspor / impor 1,5 meter transparan dan dapat dipindahkan
Lokasi dapat dicapai dari jalan umum dan tidak berhubungan secara langsung dengan tempat
tinggal dan industry
Jika melebihi jangka waktu tersebut, barang akan dinyatakan oleh pejabat Bea dan Cukai sebagai
barang yang tidak dikuasai. Macam-macam barang yang tidak dikuasai antara lain adalah:
1. Barang yang ditimbun lebih dari 30 hari di TPS yang ada di area pelabuhan atau 60 hari
jika TPS tersebut ada diluar area pelabuhan.
2. Barang yang berada di TPB yang sudah dicabut izinnya lebih dari 30 hari.
3. Barang kiriman pos yang ditolak oleh penerima dan tidak bisa dikirim kembali keluar
daerah pabean.
4. Barang kiriman pos yang diterima kembali di dalam daerah pabean namun tidak
diselesaikan kewajibannya dalam waktu 30 hari.
Terhadap barang-barang di atas akan dipindahkan ke TPP dan akan timbul biaya sewa gudang
yang besarnya ditetapkan Menteri. Ketika barang berada di TPP maka pejabat Bea dan Cukai
waijb memberitahu kepada pemilik barang dalam jangka waktu 60 hari bahwa barang akan
dilelang jika kewajiban tidak diselesaikan.
Ketika barang belum dilelang, maka barang dapat diimpor untuk dipakai, diekspor kembali,
dibatalkan ekspornya, diekspor, dan dikeluarkan ke TPB; semuanya dilakukan ketika biaya
terusan sudah dilunasi.
Sedangkan barang yang tidak dikuasai adalah barang yang mudah busuk dan harus dimusnahkan,
tidak tahan lama, atau pengurusannya memerlukan biaya tinggi, barang yang dibatasi atau
dilarang yang melanggar ketentuan impor atau ekspor.
Pelelangan terjadi ketika setelah 60 hari barang berada di TPP dan tidak diurus kewajiban
pabeannya. Pelelangan dilakukan oleh kantor lelang Negara. Hasil lelang setelah dikurangi bea
masuk, pajak, dan biaya operasional lain disediakan untuk pemilik barang.
Pemilik barang harus mengambil uang hasil lelang tersebut dalam jangka waktu 90 hari sejak
terbitnya pemberitahuan tertulis. Jika tidak dilakukan pengambilan, maka uangnya akan menjadi
milik Negara.