Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mutia Nisa

NIM: 043052117

Prodi : D-III Perpajakan

UPBJJ-UT : Surabaya

1. Dalam proses kepabeanan impor, sering ditemukan istilah jalur hijau dan
jalur       

    merah. Jelaskan maksud dari kedua istilah tersebut!

2.  Terkait dengan kepabeanan import, ada satu buku besar yang disebut
buku tarif. Jelaskan

      tentang buku tarif dan kegunaannya.

3. Apakah informasi yang wajib disampaikan oleh masing-masing pemilik barang niaga
di dalam manifest, yang merupakan kompilasi dari Bill of Lading atau Air Way Bill?
Jelaskan!

4. Dalam dokumen pemberitahuan impor barang yang disampaikan oleh importir wajib
dibutuhkan dokumen-dokumen pelengkap lainnya. Dokumen-dokumen apakah saja itu,
dan secara structural ada juga elemen data yang wajib pula diinformasikan, apakah
saja itu? Jelaskan lengkap!

5. PT Trimitra Nusa Engineering telah mempunyai API, mengimpor mesin cetak


otomatis dari Osaka, Jepang dengan data-data sebagai berikut:

 Jenis barang:            Mesin cetak otomatis


 Harga FOB:               US$285,000 data B/L biaya freight dan asuransi tidak
terlampir (tidak ada).
 NDPBM:                    US$1 = Rp14.500,-
 Pos Tarif BTKI:         BM 15%; PPN 10%

Hitung besarnya Bea Masuk & Pajak Dalam Rangka Impor yang wajib dibayarkan!
Lakukan pembulatan di Total Pungutan (bukan di atas atau di tengah perhitungan
pembulatannya).

6. PT Bridgestone Indonesia membeli bahan baku berupa karet untuk memproduksi


ban di Indonesia. Perusahaan belum memiliki Angka Pengenal Impor.  Bahan baku
karet tersebut dipesan dari Phnom Penh, Kamboja. Sebanyak 17 ton dengan harga
total US$225,000 FOB. Menurut sistim klasifikasi barang impor, dikodifikasikan ke
dalam buku tarif kepabeanan Indonesia tahun 2012 bea masuknya 12% dan pajak
pertambahan nilainya 10%. Menurut bill of lading-nya freight dan insurance tidak
dicantumkan. Sedangkan nilai tukar yang berlaku saat itu adalah US$1 = Rp14.500,-
Hitung berapa total besarnya bea masuk, pajak dalam rangka impor, dan total pungutan
impor yang wajib dibayarkan oleh PT Bridgestone Indonesia? Lakukan pembulatan
pada Total Pungutan Impor!

7. PT Parama Matra Widya mengimpor plastic dari Taipei, Taiwan dan perusahaan
belum mempunyai angka pengenal impor. Membeli sebanyak 7 peti kemas ukuran 40
feet yang dapat diisi dengan 18 bal plastic per peti kemasnya. Berat per bal 1,5 Kwintal,
dengan harga FOB US$2.75 per Kg. Freight per peti kemas dari Taipei ke Tanjung
Priok, Jakarta US$3,750 untuk asuransi seharga US$500 ditutup di Jakarta, sedangka
Tarif bea masuk 7% dan bea masuk anti dumping 27% dan kurs yang digunakan US$1
= Rp14.500,- Hitung berapa total besarnya bea masuk, pajak dalam rangka impor, dan
total pungutan impornya yang wajib dibayarkan oleh PT Red Bean Sukses? Lakukan
pembulatan pada Total Pungutan Impor nya!

8. PT Enusa Tbk berkedudukan di Jl. TB. Simatupang Kav. 1B Cilandak Timur, Jakarta
Selatan 12560 memesan alat-alat untuk eksplorasi minyak di wilayah Papua dari
Houston, Texas – Amerika Serikat sebanyak 15 peti kemas. Pada saat pengapalan di
pelabuhan muat Houston ternyata hanya 10 peti kemas ukuran 40 Feet yang dapat
dimuat. Dengan demikian terjadi short shipment, dan sisanya akan dikirimkan pada
shipment berikutnya. Pertanyaannya bagaimana caranya untuk mengeluarkan 5 sisa
peti kemas yang akan datang itu? Jelaskan lengkap!

9. Sebagai Manager Logistik dari PT Basuki Pratama Engineering yang mengimpor


mesin cetak otomatis dari Osaka, Jepang (soal nomor 3 di atas) yang diwajibkan untuk
membayar bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Setelah melakukan perhitungan,
kemana harus membayar pajak-pajak tersebut? Apa yang akan diterima setelah
melakukan pembayaran? Jelaskan lengkap!

10. Bapak Thamrin membeli sepatu golf dari Seoul, Korea Selatan melalui PT Tiki JNE
(Jalur Nugraha Ekakurir) seharga US$115.00 dan melihat Air Way Bill diketemukan
bahwa freight nya US$20.00 dan asuransi US$10.00 diketahui pula bahwa bapak
Thamrin tidak mempunyai NPWP dan juga tidak mempunyai API. NDPBM US$1 =
Rp14.500,- Hitung berapa besarnya BM dan PDRI yang harus dibayarkan oleh bapak
Thamrin?
Jawab :

1. Jalur hijau yaitu proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran Barang Impor dengan tidak
dilakukan pemeriksaan fisik,tetapi dilakukan penelitian dokumen setelah penerbitan Surat
Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB)

Jalur merah yaitu proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran Barang Impor dengan
dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen sebelum penerbitan SPPB.

2. BTKI adalah Buku Tarif Kepabeanan Indonesiayang memuat sistem klasifikasi barang yang
berlaku di Indonesia, meliputi Ketentuan Untuk Menginterpretasi Harmonized
System (KUMHS), Catatan, dan Struktur Klasifikasi Barang yang disusun
berdasarkan Harmonized System (HS) dan ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN).

Sistem Klasifikasi barang impor selanjutnya dikodifikasikan kedalam BTKI . Versi terupdate
BTKI Versi Tahun 2012.

3. Informasi yang wajib disampaikan oleh masing-masing pemilik barang niaga di dalam
manifest, yang merupakan kompilasi dari Bill of Lading atau Air Way Bill adalah :

a. Barang impor yang kewajiban pabeannya diselesaikan di kantor pabean setempat.

b. barang impor yang akan diangkut lanjut

c. barang impor yang akan diangkut terus

d. barang ekspor yang dibongkar kemudian diangkut lanjut

e. barang ekspor yang akan diangkut terus

f. barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean ke Kawasan Pabean
lainnya melalui luar Daerah Pabean.

4. Dokumen yang dibutuhkan untuk mengisi PIB meliputi :

a. Dokumen komersial,Invoice dan Packing List

b.Dokumen pengangkutan :Bill of Landing atau Airway Bill, pemberitahuan manifest (BC.1);

c. Dokumen pembayaran : Letter of credit (bila menggunakan LC),telegraphic transfer


(T/T),Surat Setoran Pabean,Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI)

d.Dokumen fasilitas impor : Surat Keputusan Pembebasan/Keringanan BM dan PDRI,Surat


keterangan asal (SKA)
e.Dokumen Pemenuhan Izin Larangan dan pembatasan (Lartas),antara lain : Sertifikat Analisis
(barang kimia),Laporan surveyor,dsb.

f. Polis asuransi

g. dokumen lain yang diperlukan sesuai karakteristik barang.

Secara struktur,elemen data yang wajib diinformasikan oleh importer,yaitu :

a. Jenis PIB,apakah merupakan PIB biasa,PIB berkala,atau PIB penyesuaian.

b. Jenis Impor,disesuaikan dengan tujuan pemasukan barang impor,untuk dipakai,impor


sementara,pelayanan segera,vooruistlag,dsb.

c.Jenis Pembayaran,disesuaikan dengan cara pembayaran yang dilakukan


tunai,berkala,jaminan,dsb.

d.Data Pemberitahuan,merupakan bagian utama dari PIB yang memuat informasi mengenai
identitas barang,identitas pengangkut,nilai pabean,tariff dan klasifikasi,data pembayaran bea
masuk dan pajak impor lainnya.

e. Pernyataan tanggung jawab pihak importer atau kuasanya.

5. FOB = US$ 285.000

Freight = 10 % x FOB (Barang dari ASIA non ASEAN )

= 10% x US$ 285.000 = US$ 28.500

CFR = Freight + FOB = US$ 28.500 + US$ 285.000 = US$ 313.500

Insurance = 0,5% x CFR = 0,5% x US$ 313.500 = US$ 1.567,5

CIF = US$ 313.500 + US$ 1.567,5 = US$ 315.067,5

Nilai Pabean = CIF x Kurs ( NDPBM) = US$ 315.067,5 x Rp. 14.500 = Rp. 4.568.478.750

Bea Masuk = 15% x Nilai Pabean = 15% x Rp. 4.568.478.750 = Rp. 685.271.812,5

Nilai Impor = Nilai Pabean + Bea Masuk = Rp. 4.568.478.750 + Rp. 685.271.812,5 = Rp.
5.253.750.562,5

PPN = 10% x Nilai Impor = 10% x Rp. 5.253.750.562,5 = Rp. 525.375.056,25

PPh = 2,5% x Nilai Impor (memiliki API) = 2,5% x Rp. 5.253.750.562,5 = Rp.
131.343.764,0625
PDRI = PPN + PPh = Rp. 525.375.056,25 + Rp. 131.343.764,0625 = Rp. 656.718.820,3125

Total Pungutan = PDRI + Bea Masuk = Rp. 656.718.820,3125 + Rp. 685.271.812,5

= Rp. 1.341.990.632, 8125

= Rp. 1.341.991.000

6. FOB = US$ 225.000

Freight = 5% x FOB (barang ASEAN)

= 5% x US$ 225.000 = US$ 11.250

CFR = Freight + FOB = US$ 11.250 + US$ 225.000 = US$ 236.250

Insurance = 0,5 % x CFR = 0,5 % x US$ 236.250 = US$ 1.181,25

CIF = US$ 236.250 + US$ 1.181,25 = US$ 237.431,25

Nilai Pabean = CIF x Kurs = US$ 237.431,25 x Rp.14.500 = Rp. 3.442.753.125

Bea Masuk = 12% x Nilai Pabean = 12 % x Rp. 3.442.753.125 = Rp. 413.130.375

Nilai Impor = Nilai Pabean + Bea Masuk = Rp. 3.442.753.125 + Rp. 413.130.375 = Rp.
3.855.883.500

PPN = 10% x Nilai Impor = 10% x Rp. 3.855.883.500 = Rp. 385.588.350

PPh = 7,5% x Nilai Impor ( Tidak memilki API) = 7,5% x Rp. 3.855.883.500 =
Rp.289.191.262,5

PDRI = PPN + PPh = Rp. 385.588.350 + Rp.289.191.262,5 = Rp. 674.779.612,5

Total Pungutan = PDRI + BM = Rp. 674.779.612,5 + Rp. 413.130.375 = Rp. 1.087.909.987,5

= Rp. 1.087.910.000

7. FOB Total = US$ 2,75 x 100 kg x 126 bal x 7 Peti kemas = US$ 242.500

Freight = US$ 3.750 x 7 peti kemas = US$ 26.250

CIF = US$ 242.500 + US$ 26.250 = US$ 268.750

Nilai Pabean = CIF x Kurs = US$ 268.750 x Rp. 14.500 = Rp. 3.896.875.000

Bea Masuk = 7% x Nilai Pabean = 7% x Rp. 3.896.875.000 = Rp. 272.781.250


Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) = 27% x Nilai Pabean = 27% x Rp. 3.896.875.000 = Rp.
1.052.156.250

Nilai Impor = Nilai Pabean + Bea Masuk + (BMAD) = Rp. 3.896.875.000 + Rp. 272.781.250 +
Rp. 1.052.156.250 = Rp. 5.221.812.500 PPN = 10% x

Nilai Impor = 10% x Rp. 5.221.812.500 = Rp. 522.181.250 PPh = 7,5 % x Nilai Impor = 7,5% x
Rp. 5.221.812.500 = Rp. 391.635.937,5

PDRI = PPN + PPh = Rp. 522.181.250 + Rp. 391.635.937,5 = Rp. 913.817.187,5

Total Pungutan = PDRI + BM + BMAD = Rp. 913.817.187,5 + Rp. 272.781.250 + Rp.


1.052.156.250 = Rp. 2.238.754.687,5

= Rp. 2.238.755.000

8. Dalam kasus PT Enusa TBK ini dapat mengajukan permohonan PIB Eksep kepada kepala
kantor pabean. Penyelesaian atas 5 (lima) peti kemas yang dikirim menyusul tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan PIB Eksep dengan syarat pengeluaran barang PIB Eksep paling
lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal SPPB. Untuk pengecualian ini importer harus
mengajukan permohonan kepada kepala kantor pabean dengan melampirkan dokumen
pendukung dan alas an adanya short shipment.

9. Pembayaran Bea Masuk dan PDRI dapat dilakukan dalam 2 cara,yaitu :

a. Pembayaran Biasa,pembayaran dilakukan oleh importer untuk setiap kali dilakukan importasi.

b.Pembayaran berkala,pembayaran tidak dilakukan saat importasi,tapi bulan berikutnya,hanya


yang menerima fasilitas Mitra Utama (MITA) Kepabeanan dan Authorized Economic Operator
(AEO) yang bisa melakukan pembayaran berkala.

Setelah melakukan pemnbayaran,akan diberikan Bukti Penerimaan Negara (BPN).

10. Untuk kasus bapak Thamrin dikarenakan nilai pabean barang kirimannya melebihi FOB
USD 75.00 sampai dengan USD 1500, maka Bapak Thamrin dapat menyelesaikan dengan
dokumen consigment note.

CIF = US$ 115 + US$ 20 + US$ 10 = US$ 145

Nilai Pabean = CIF x Kurs = US$ 145 x Rp. 14.500 = Rp. 2.102.500

Bea Masuk = 7,5% x Nilai Pabean = 7,5% x Rp. 2.102.500 = Rp. 157.687,5

Nilai Impor = Nilai Pabean + BM = Rp. 2.102.500 + Rp. 157.687,5 = Rp 2.260.187,5

PPN = 10% x Nilai Impor = 10% x Rp 2.260.187,5 = Rp. 226.018,75


PPh 22 = 20% ( tidak ada NPWP) x Nilai Impor = 20% x Rp 2.260.187,5 = Rp. 452.037,5

PDRI = PPN + PPh = Rp. 226.018,75 + Rp. 452.037,5 = Rp. 678.056,25

= Rp. 679.000

Besarnya tarif pungutan PPh pasal 22 terhadap wajib pajak yang tidak memiliki NPWP lebih
tinggi 100% daripada Wajib pajak yang mempunyai NPWP

Sumber : BMP ADBI4235

Materi Inisiasi

Materi Pengayaan

Anda mungkin juga menyukai