Anda di halaman 1dari 34

Anggara Soekowati

Lukmana
12010116130265
Tiga Aspek Pokok
dari Bisnis
Tiga Aspek Pokok dari Bisnis

▰Sudut Pandang Ekonomis


▰Sudut Pandang Moral
▰Sudut Pandang Hukum

3
Sudut Pandang Ekonomis

▰Bisnis adalah kegiatan ekonomis yang mana menemukan antara


produsen dengan konsumen, perusahaan dengan karyawan, dll.
▰Bisnis bertujuan untuk mencari untung
▰Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak boleh sepihak tetapi
harus melibatkan berbagai pihak sehingga berkualitas etis

4
Sudut Pandang Moral

▰Dalam bisnis kita juga harus memerhatikan kepentingan


dan hak orang lain
▰Tidak boleh menghalalkan segala cara demi kepentingan
bisnis

5
Sudut Pandang Hukum

▰Kegiatan bisnis tentu saja berkaitan dengan Hukum


Bisnis/Hukum Dagang
▰Hukum melengkapi moral dan bersifat lebih jelas karena
dicantumkan pada hitam di atas putih
▰Pelaku Bisnis harus mengikuti aturan hukum demi
kelancaran bisnis

6
Tolak Ukur Untuk Ketiga Sudut
Pandang

▰Sudut Pandang Ekonomi menggunakan tolak ukur dimana bisnis


yang baik adalah bisnis yang dapat menghasilkan laba, dan
menghasilkan laba dengan cara yang etis
▰Sudut Pandang Hukum menggunakan tolak ukur dimana bisnis
yang baik adalah bisnis yang kegiatannya diperbolehkan oleh
sistem hukum

7
Tolak Ukur Untuk Ketiga Sudut
Pandang

Sudut Pandang Moral memiliki tolak ukur yang cenderung lebih


sulit diukur, bisa diukur dengan 3 tolak ukur:

▰Hati Nurani
▰Kaidah Emas
▰Penilaian Umum

8
Gunawan Setiawan
12010116130106
Etika Bisnis
▰Hill dan Jones
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan
benar. Di mana hal tersebut dapat memberikan pembekalan kepada setiap
pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil
keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
▰Velasques
Studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis. 10
Consumer

Shareholder Supplier

Business
Ethics

Creditor Employee

11
Perkembangan Etika Bisnis
Situasi Dahulu

Masa Peralihan: tahun 1960-an

Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an

Etika Bisnis Meluas ke Eropa: 1980-an


Etika Bisnis Menjadi Fenomena Global:
1990-an 12
Adhyasa Putra
12010116130231
Profil Etika Bisnis
Dewasa Ini
Ekonom Amerika, Robert Heilbroner

▰“As a ubiquitous characteristic of society, the profit motive is as


modern an invention as printing”.
▰Kalau pencarian untung menjadi motif utama bagi bisnis, dengan
sendirinya diakibatkan juga bahwa bisnis mengejar kepentingan sendiri.
▰Di masa silam terutama pihak agama menolak sikap egoisme sebagai
tidak etis dan menunjuk kepada perlunya altruisme. Sebagai lawan dari
egoisme, altruisme adalah sifat watak yang memperhatikan dan
mengutamakan kepentingan orang lain. Kalau perlu, malah dengan
menganggap lebih rendah kepentingannya sendiri. 15
▰Kesimpulannya yang betul adalah
Janganlah bisnis sampai menjadi
pekerjaan kotor. Bisnis harus tahu diri. Bisnis
harus memperhatikan nilai dan norma yang baik.
Bisnis membutuhkan etika.

16
Faktor Sejarah dan
Budaya dalam Etika
Bisnis
Kebudayaan Yunani Kuno
▰Plato (427-347 SM) = Undang-Undang
▰Bagaimana sebaiknya perundang-undangan dalam negara yang dianggap
ideal. Letak negara ideal itu seharusnya cukup jauh dari pantai laut, paling
sedikit 80 stadia (kira-kira 14,5 kilometer).
▰Menurut Plato, negara yang ideal adalah negara agraris yang sedapat
mungkin berdikari, sehingga perdagangan hampir tidak perlu.
Perdagangan mempertebal keserakahan manusia. Yang paling berharga
bagi manusia adalah keutamaan dan bukan kekayaan duniawi.
18
▰Aristoteles (384-322 SM) = Politica
▰Ia menilai sebagai tidak etis setiap kegiatan menambah
kekayaan. Kalau kita sepakat bahwa bisnis selalu mengandung
unsur mencari keuntungan. Aristoteles menolak bisnis dalam arti
modern itu sebagai tidak etis.

19
Kegiatan menurut Aristoteles :
▰oikonomike tekhne dan khrematistike tekhne
▰oikonomike tekhne adalah tukar-menukar untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga.
▰khrematistike tekhne adalah menukar barang dengan
uang hanya untuk menambah kekayaan.

20
Agama Kristen

▰Dalam Alkitab, perdagangan tidak ditolak sebagai kurang etis. Akan


tetapi, karena perdagangan merupakan salah satu jalan biasa menuju
kekayaan, dapat dimengerti juga kalau pada permulaan sejarah Gereja
Kristen perdagangan dipandang dengan syak wasangka.
▰Decretum Gratiani adalah sebuah dokumen sangat penting di bidang
hukum Gereja dalam abad Pertengahan. Dari riwayat ini dapat disimpulkan
bahwa suara yang begitu negatif terhadap perdagangan ini mendapat
kedudukan terpandang selama berabad-abad.
21
Agama Islam

▰Yang dilarang dalam dalam ajaran Islam adalah keserakahan dan


pamer kekayaan (riya’).
▰Seperti pada Surat al-Baqarah ayat 275 yang menyatakan: “Allah telah
menghalalkan perdagangan dan melarang riba”.
▰Riba (dalam bahasa Arab berarti “tambahan”).

22
Kebudayaan Jawa
▰Clifford Geertz 1950-an menyelidiki struktur sosial dari kota Jawa
Timur, ia menemukan 3 golongan yaitu:
1. Priyayi, para pedagang pribumi (wong dagang)
2. Orang kecil yang bekerja sebagai buruh tani dan tukang (wong cilik)
3. Orang Tionghoa yang berdagang (wong Cina).

23
Intinya dalam tradisi kebudayaan Jawa kekayaan ternyata
dicurigakan. Pandangan ini tentu tidak kondusif untuk memajukan
semangat kewiraswastaan. Secara spontan kekayaan tidak
dihargai sebagai hasil jerih payah seseorang atau sebagai prestasi
dalam berusaha.

24
Ridho Gusti Kusuma
12010116130232
Kritik Atas Etika
Bisnis
Etika Bisnis Mendiskriminasi
▰Inti keberatan Drucker ialah bahwa etika bisnis menjalankan
semacam diskriminasi. Mereka berpendapat bahwa perbuatan yang
tidak bersifat immoral atau ilegal apabila dilakukan oleh orang biasa
menjadi immoral atau ilegal kalau dilakukan oleh orang bisnis. Jika kita
menyimak buku-buku pegangan tentang etika bisnis maka disitu justru
dimulai dengan penguraian teori-teori etika yang umum. Disitu tidak
terlihat aturan-aturan moral yang hanya berlaku untuk seroang bisnis.

27
▰Etika bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip moral yang umum atas
suatu bidang yang khusus. Etika bisnis menjadi suatu ilmu dengan
identitas tersendiri , bukan karena adanya norma-norma moral yang
umum atas suatu wilayah kegiatan manusiawi yang minta perhatian
khusus, sebab keadaanya dan masalah-masalahnya mempunyai corak
tersendiri.

28
Etika Bisnis itu Kontradiktif

▰Kritik ini ditemukan dalam kalangan populer yang cukup luas. Orang-
orang ini menilai etika bisnis sebagai suatu usaha naif. Dunia bisnis itu
ibarat rimba raya dimana tidak ada tempat untuk etika. Kalau mau
disebut bidang yang sama sekali asing terhadap etika, tidak ada contoh
jelas daripada justru bisnis. Etika dan bisnis bagaikan air dan minyak,
yang tidak meresap yang satu ke dalam yang lain.

29
Etika Bisnis Tidak Praktis

▰Menurut Stark, etika bisnis adalah “ too general, too theoretical, too
impractical. Sebagai ilmu, etika bisnis selalu bergerak pada taraf
refleksi dan akibatnya ada taraf teoretis juga. Walaupun etika bisnis
berbicara tentang hal-hal yang sangat praktis, pembicaraannya
berlangsung pada taraf teoristis. Kita harus bersungguh – sungguh
agar kita dekat dengan praktek bisnis , namun jarak antara teori dan
praktek tidak pernah bisa dihilangkan.
30
Etikawan Tidak Bisa Mengambil Alih Tanggung
Jawab

▰Etika bisnis dapat membantu untuk mengambil keputusan moral yang


dapat dipertanggungjawabkan, tapi tidak berniat mengganti tempat
dari para pelaku moral dalam perusahaan. Berikutnya etika bisnis
dapat memberikan informasi yang berharga sebelum pebisnis
mengambil keputusan moral yang di anggap sulit. Etikawan secara
khusus terlatih dalam hal itu karena itu dapat memberi bantuan yang
berharga.
“ you can lead the horse to the water, but you cannot make him drink. “
31
THANKS!
Any questions?
Feel Free to Ask about Business Ethics!

32
33
▰Setelah kita mengetahui bagaimana etika bisnis dalam dunia modern, dapat disimpulkan bahwa
bagaimana etika kita dalam dunia modern ini dan bagaimana suatu bisnis dapat disebut sebagai good
business yaitu dengan tingkah laku bisnis harus memenuhi syarat-syarat dari semua sudut pandang yang
telah dijelaskan di atas. Meskipun dalam hal ini, hukum lebih mudah diterima dalam hal teoritis tapi
dalam kenyataan banyak dilanggar.
▰Tetapi perlu diingat, sebagai seorang pebisnis harus tetap berusaha menjadi good business. Karena
dalam Islam, bisnis dianjurkan dan suatu kegiatan yang dihalalkan. Islam memperbolehkan bisnis
asalkan bukan hal-hal yang bertentangan dengan syariat islam.
▰Dalam etika bisnis islam harus mengedepankan kepada keadilan, menjauhi hal yang samar,
menghindari judi, menghindari penindasan, menjauhi riba, menjauhi penipuan, menjauhi barang haram,
dan menghindari monopoli bisnis. Untuk itu di balik bisnis islam yang dihalalkan ini tentu ada saja etika
dan manfaat yang diperoleh baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain. Sehingga tujuan dari bisnis
bukan hanya kemaslahatan di dunia tetapi juga kemaslahatan di akhirat. 34

Anda mungkin juga menyukai