Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA UMKM BRANDING

DAN METODE PROMOSI PENJUALANAN PRODUK UMKM


BAWANG GORENG IBU MIYA

Disusun oleh :
M. Rafly Al-farizi : 2111201030
Fadli Fadilah : 2111201022
Deni Ferdiawan : 2111201026

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kapada Tuhan yang maha Esa. yang telah
melimpahkan rahmat dan penyertaan-Nya, sehingga penyusulan Laporan
Pengembangan Desain Kemasan dan Metode promosi penjualan produk UMKM
Produk Bawang Goreng Ibu Miya ini dapat terselesaikan.

Laporan ini disusun : M Rafli Al-Farizi, Fadli Fadilah dan Deni


Ferdiawan. Seluruh isi Laporan ini disusun berdasarkan Observasi langsung yang
Kami lakukan di UMKM keripik ibu Mia di Pasir Jati Kecamatan Cilengkrang
Kabupaten Bandung.

Kami menyadari bahwa banyak dalam penyusunan Laporan ini masih


banyak kekurangan. Oleh karena itu Kami selaku penulis laporan ini
mengharapkan Kritik dan saran yang dapat membangun motivasi Kami selaku
penulis agar menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan mendatang.

Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, oleh karena itu, Kami


mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun motivasi Kami agar dapat
menjadi lebih baik dan lebih maju untuk masa yang akan datang.

Harapan Kami semoga laporan yang Kami buat ini dapat bermanfaat bagi
Kami selaku pembuat Laporan ini serta para pembaca pada umumnya.

Bandung, 22 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
1.5 Waktu Pelaksanaan Penelitian...................................................................5
1.6 Lokasi Penelitian.......................................................................................5
1.7 Batasan Masalah........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
LANDASAN TEORI...............................................................................................6
2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran.....................................................................6
2.2 Brand Image...................................................................................................7
2.3 Strategi Brand Communication......................................................................8
2.4 Strategi Menghadirkan Merek dalam Pelanggan...........................................9
BAB III..................................................................................................................12
METODE PENELITIAN.......................................................................................12
3.1 Metode Penelitian....................................................................................12
3.2 Teknik Analisis Data...............................................................................15
3.3 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.....................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah jenis kegiatan
ekonomi yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia sebagai
tumpuan dalam memperoleh pendapatan. Hal ini tentunya membuka peluang
kerja baru, membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang akan mampu
menciptakan pertumbuhan usaha di berbagai sektor.
Di negara yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak tumbuh di
masyarakat umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini menunjukkan
bahwa usaha kecil merupakan mayoritas kegiatan masyarakat yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan pendapatan
penduduknya.
UMKM juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan usaha besar
yaitu inovasi yang mudah terjadi dalam pengembangan produk. Dengan
demikian pengembangan usaha kecil dan menengah sudah menjadi salah satu
tugas pokok dalam program kerja.
Bawang goreng Ibu Mia adalah salah satu jenis UMKM yang
memproduksi bawang goreng bergerak pada bidang industri makanan.
Berlokasi di Pasir Jati, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Provinsi
Jawa Barat. Dilatarbelakangi hobi memasak, ibu mia sudah memproduksi
bawang goreng selama 10 tahun. Menurut pemiliknya produksi bawang
goreng ini sangat mementingkan kualitas seperti rasa dan tekstur. Produksi
bawang goreng ibu mia sempat terhenti selama 2 tahun, kerena ada beberapa
alasan.
Memulai produksi kembali pada tahun 2022 bawang goreng ibu mia mulai
dipasarkan. UMKM bawang goreng ibu mia memiliki beberapa permasalahan
dari segi pemasaran yang masih minim jangkauan, desain kemasan yang
sangat sederhana dan brand image yang belum dikenal secara luas.
Berdasarkan permasalahan tersebut kami tertarik untuk melakukan
penelitian dan memberikan inovasi usulan perubahan pada produk bawang
goreng ibu mia.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan yang akan
dibahas sebagai berikut;
1. Bagaimana strategi pemasaran untuk memasarkan produk secara meluas?
2. Bagaimana desain kemasan yang sesuai dan menarik bagi produk dan
konsumen?
3. Bagaimana stategi brand communicatin untuk membangun brand image?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan bahwa
tujuan penilitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana cara pemasaran yang efektif.
2. Untuk mengetahui bagaimana desain kemasan yang sesuai dengan produk.
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi brand communication untuk
membangun brand image yang positif.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dilaksanakannya penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa, yaitu:
a. Mahasiswa bisa mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya.
b. Mahasiswa dilatih untuk kreatif dan mengembangkan kemampuannya.
c. Mahasiswa dapat menambah wawasan bagaimana cara untuk
mempertahankan dan mengembangkan usaha.
2. Bagi UMKM bawang goreng ibu mia, yaitu:
a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mengembangkan usaha
produksi bawang goreng ibu mia dengan inovasi dan olusi-solusi yang
diberikan

1.5 Waktu Pelaksanaan Penelitian


Waktu Penelitian yang kami lakukan dilaksanakan Hari Senin pada tangga
6 November 2023

1.6 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian yang kami lakukan yaitu di rumah Ibu Mia Berlokasi di
Pasir Jati, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

1.7 Batasan Masalah


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran


Strategi menurut Swastha dalam Agus Hermawan adalah serangkaian
rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus
beroperasi untuk mencapai tujuannya. Strategi merupakan daya kreativitas dan
daya cipta serta merupakan cara pencapaian tujuan yang sudah ditentukan oleh
pimpinan puncak perusahaan. Strategi komunikasi merupakan paduan dari
perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu
tujuan. Dijelaskan oleh Chris Fill dalam Dian Sarastuti bahwa komunikasi
pemasaran merupakan suatu proses manajemen melalui kegiatan dalam
sebuah organisasi sehingga dapat terhubung dengan berbagai macam target
sasaran. Komunikasi pemasaran memiliki fungsi dasar yaitu bagaimana
menyampaikan pesan untuk mempengaruhi dan membujuk target sasaran
untuk melakukan pembelian produk atau jasa melalui sebuah komunikasi.
Komunikasi pemasaran memiliki beberapa karateristik. Lovelock dan Wright
berpendapat bahwa komunikasi pemasaran harus terdiri dari beberapa
karateristik, seperti (1) menginformasikan dan mendidik, (2) membujuk atau
bersifat persuasif, (3) sebagai pengingat akan suatu produk, menjaga
hubungan baik, (5) kejelasan produk.
Seiring dengan berkembangnya pasar dengan banyak produsen yang
menghasilkan berbagai macam produk dan semakin ketatnya persaingan,
komunikasi pemasaran mengalami perkembangan dan bertransformasi
menjadi lebih terintegrasi yang dikenal dengan istilah komunikasi pemasaran
terpadu. Membaurkan unsur-unsur komunikasi pemasaran yang sering
dilaksanakan secara terpisah kini mulai dilakukan oleh pemasar karena dengan
itu proses komunikasi pemasaran menjalankan fungsinya dengan maksimal.
Komunikasi pemasaran terpadu memiliki beberapa alat yang dapat
dikombinasikan satu dengan lainnya dan dapat berubah sesuai kebutuhan
dalam mengomunikasikan pesan kepada pasar sasaran., alat-alat tersebut
meliputi:
1. Periklanan. Semua bentuk penyajian tidak personal dan promosi ide,
barang atau jasa.
2. Promosi penjualan. Berbagai tindakan intensif yang dilakukan oleh
pemilik usaha untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba
atau membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
3. Hubungan masyarakat dan publisitas. Program yang dijalankan oleh
pemilik usaha untuk memperkenalkan, mempertahankan, dan
melindungi citra perusahaan serta citra merek suatu produk yang
dimiliki oleh perusahaan.
4. Penjualan dengan tatap mata. Sebuah proses komunikasi antara penjual
dan konsumen yang terjadi secara langsung antara pihak produsen dan
calon konsumen. Penjualan personal juga untuk melakukan presentasi,
komunikasi interaktif, dan menerima pesanan.
5. Pemasaran langsung. Menggunakan berbagai media untuk
berkomunikasi dengan konsumen secara langsung dengan/atau
mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan.
6. Acara dan pengalaman. Pengembangan publisitas yang mengacu pada
pengadaan kegiatan yang mendukung promosi seperti sponsor.

2.2 Brand Image


Definisi image menurut Kotler adalah “the attitude, thought and feelings
of person for a particular thing or object”. Artinya, image atau citra
didefinisikan sebagai sikap, pikiran dan perasaan orang untuk hal tertentu atau
objek tertentu. Pengertian citra dalam KBBI yaitu arti gambaran yg dimiliki
orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk. Citra
artinya kesan yang ingin diberikan oleh perusahaan kepada publik atau
khalayak agar timbul opini publik yang positif tentang perusahaan tersebut.
Kata merek yang tercantum di KBBI merupakan kata serapan dari bahasa
Belanda yaitu merk, merk adalah merek, tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa. Kotler dalam Surachman berpendapat bahwa “a
brand is a name, term, sign, symbol, or design or a combination of them
intended to identify the goods or services of one seller or group of seller and
seller and to differentiate then from those competitor” bahwa merek adalah
nama, kata, isyarat, lambang, dan model atau pencampuran dari poin-poin di
atas yang digunakan penjual untuk dasar dalam mengenalkan produk atau
barang atau pelayanan dari sekelompok penjual atau pembeda dari satu
penjual kepada penjual lain yang memiliki produk atau jasa sejenis.
Brand image menurut Timmerman dalam Lutiary Eka Ratri, sering
terkonseptualisasi sebagai sebuah koleksi dari semua asosiasi yang
berhubungan dengan sebuah merek, yang terdiri dari:
1. Faktor fisik, karakteristik fisik yang menentukan citra merek baik
berasal dari merek tersebut, yakni desain kemasan, logo, nama merek,
fungsi, dan kegunaan produk dari merek itu.
2. Faktor psikologis, dibentuk oleh emosi, kepercayaan, nilai,
kepribadian yang dianggap oleh konsumen menggambarkan produk
dari merek tersebut.
Citra merek sangat erat kaitannya dengan apa yang orang pikirkan dan
rasakan terhadap suatu merek tertentu, sehingga dalam citra merek faktor
psikologis lebih banyak berperan dibandingkan faktor fisik dari merek
tersebut. Perusahaan yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan penjual
lain adalah pertanda dari citra merek baik yang diterima oleh pelanggannya.
Citra merek tidak mudah dibentuk, diperlukan waktu dan promosi dalam
waktu yang lama untuk sampai ke benak pelanggan. Brand image terdiri dari 3
bagian, yaitu:
1. Corporate image (citra perusahaan), yaitu sesuatu yang dipersepsikan
konsumen terhadap perusahaan yang menciptakan produk atau jasa,
misalnya kredibilitas perusahaan, jaringan yang dimiliki.
2. User image (citra pemakai), yaitu sesuatu yang dipersepsikan
konsumen terhadap pemakai atau yang menggunakan produk atau jasa
yang ditawarkan perusahaan tersebut, misalnya gaya hidup, status
sosial.
3. Product image (citra produk), yaitu sesuatu yang dipersepsikan
konsumen terhadap produk yang ditawarkan, misalnya manfaat
produk, jaminan atas penggunaan.

2.3 Strategi Brand Communication


Komunikasi merek menjadi bagian dari program strategi komunikasi
pemasaran sebuah organisasi. Komunikasi pemasaran adalah alat penting yang
digunakan organisasi menginformasikan, mengajar, membujuk dan
mengingatkan konsumen tentang produk dan merek yang dijual. Daniella
mengutip Kotler dan Keller yang berpendapat bahwa Komunikasi pemasaran
mewakili "suara" merek dan merupakan salah satu cara untuk membangun
dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.
Strategi brand communication merupakan sebuah strategi komunikasi
yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan atau instansi tertentu untuk
membangun merek atau brand di mata publik. Salah satu bagian penting yang
tergolong dalam strategi brand tidak lain adalah brand communication.
Strategi brand communication atau komunikasi merek banyak dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam membangun awareness terhadap
produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Brand communication
memiliki keterikatan dengan brand expression yang merupakan suatu cara atau
bentuk komunikasi merek melalui proses visualisasi atau brand visualization
sehingga suatu merek dapat mudah dipahami dan diingat oleh konsumen
secara cepat. Brand visualization dapat diterapkan dalam bentuk logo
perusahaan terhadap produk yang dipasarkan sebagai identitas suatu
perusahaan dalam memasarkan suatu produk, dan penerapan lainnya dapat
dilakukan melalui iklan.
Brand activation adalah interaksi dan keterlibatan target pasar dengan
brand hasil dari kegiatan komunikasi yang mendukung terbentuknya
komunikasi brand terhadap target. Brand activation teknik baru dalam
komunikasi pemasaran, pada tahun ini brand activation menjadi tren untuk
memasarkan merek. Rashid Saeed berpendapat bahwa “Brand activation is
defined as a marketing relation created between brand and consumers in a way
that consumers understand the brand in a better way and consider it as a part
of their lives. Brand activation is the process of activating the customers by
joining the all available sources of the communication in a creative manner”
Aktivasi merek didefinisikan sebagai hubungan pemasaran yang dibuat
antara merek dan konsumen sedemikian rupa sehingga konsumen memahami
merek dengan cara yang lebih baik dan menganggapnya sebagai bagian dari
kehidupan mereka. Aktivasi merek adalah proses mengaktifkan pelanggan
dengan menggabungkan semua sumber komunikasi yang tersedia secara
kreatif. Wallace dalam Faif Yusuf, brand activation memiliki beberapa bentuk,
antara lain:
1. Direct Marketing Activation, merupakan jenis brand activation dimana
konsumen bisa berinteraksi dengan merek baik melalui media maupun
secara langsung. Contohnya: melalui wawancara di media TV, radio,
media cetak, sampling, dan sebagainya.
2. Social Media Activation, merupakan jenis brand activation dimana
brand berinteraksi dengan konsumennya melalui kegiatan di media
sosial. Contohnya surel, instagram, facebook, dan twitter.
3. Promotions Activation, perusahaan mengadakan promo-promo spesial
yang berhubungan dengan produk atau jasanya. Contohnya: potongan
harga, peluncuran produk baru, kemasan spesial, undian berhadiah,
penggunaan brand ambassador, dan sebagainya.
4. Event Marketing Activation, jenis brand activation yang dilakukan
dengan bentuk acara dan perusahaan yang memiliki merek tersebut
turut andil dalam setiap kegiatan. Contohnya pameran, kontes
pemilihan brand ambassador, arena games, dan sebagainya.
5. Sponsorship Activation, jenis brand activation dimana brand mendanai
suatu kegiatan yang biasanya berhubungan dengan jenis dagang merek
tersebut. Contoh mendanai kegiatan olahraga, musik, dan sebagainya.
Bentuk-bentuk brand activation dapat dikombinasikan, sehingga dalam
satu kegiatan aktivasi dapat ditemui lebih dari satu bentuk brand activation.
Brand activation dapat digabungkan dan dikombinasikan sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik dari target konsumen.

2.4 Strategi Menghadirkan Merek dalam Pelanggan


Citra merek bisa mulai dibangun dengan melakukan personal branding
atau merek pribadi. Merek pribadi dibutuhkan supaya bisa menjadi pembeda
antara orang lain disekitar. Merek pribadi yang kuat akan membuat diri
mengeksplorasi kreativitas untuk menjadi diri sendiri. Konsistensi dan
kejelasan dalam tahap ini sangat penting untuk membangun merek pribadi.
Merek pribadi akan tampak jika mampu menyinergikan keahlian dan potensi
potensi yang dimiliki. Tiga hal yang yang perlu dikembangkan agar merek
pribadi menjadi kuat, antara lain:
1. Mampu menentukan keahlian, keunikan, dan bakat secara jelas.
Keahlian dan bakat yang sudah teridentifikasi jelas sejak awal akan
mudah untuk dibentuk dan mudah untuk mengetahui apa yang harus
dilakukan selanjutnya.
2. Jelas dalam mengartikulasi keunikan yang dimiliki. Mampu
mengomunikasikan merek pribadi melalui berbagai saluran
komunikasi. Komunikasi merupakan cara terbaik untuk mengenalkan
merek pribadi kepada masyarakat terutama melalui media sosial.
Pelaku usaha yang ingin memiliki merek ternama harus paham dalam
strategi pemasaran. Strategi pemasaran dimulai dengan membuat kerangka
kerja untuk memanfaatkan potensi merek agar dapat melakukan penetrasi ke
pasar lain. Penetrasi ke dalam pasar dapat dilakukan secara daring atau
langsung, artinya mengenalkan potensi merek anda kepada khalayak sangat
diperlukan untuk mendapatkan tempat dalam pasar.
Cara agar produk atau merek yang kita miliki dapat masuk kedalam diri
pelanggan, antara lain:
1. Ceritakan produk atau merek. Bercerita merupakan teknik komunikasi
yang luwes. Menceritakan merek kepada komunikan menggunakan
bahasa sehari-hari lebih mudah dipahami, ketika anda menjelaskan
kelebihan dan keuntungan menggunakan merek anda. Komunikan
akan dengan mudah mencerna perkataan anda dan akan
menceritakannya dengan orang lain.
2. Gunakan masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Merek yang
dikenal oleh semua generasi tentunya melalui proses membangun citra
merek yang cukup lama. Merek yang anda ciptakan harus bisa
bertahan dan dikenal dari generasi ke generasi berikutnya.
3. Jadikan produk sebagai mitos. Masyarakat Indonesia sangat
mempercayai mitos, terlebih lagi mengenai kesehatan. Merek
minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia salah satunya
adalah Air Mata Kucing. Produk ini banyak dijual di pusat
perbelanjaan seperti Mall, baik kelas menengah atas maupun highend.
Produk Air Mata Kucing dikenal berkhasiat untuk menyegarkan badan
dan mencegah panas dalam.
4. Membangun inspirasi. Sesuatu yang pertama kali muncul dan
dianggap kreatif pasti akan menjadi inspirasi banyak orang.
Muhammad Yunus dari Bangladesh memberikan kredit untuk rakyat
miskin melalui bank Grameen. Berkat usahanya, banyak bank lain
mengeluarkan program kredit yang sama. Inspirasi-inspirasi yang telah
diberikan kepada bank lain, membuatnya berhak mendapatkan
penghargaan bergengsi dari Nobel.
Fera Kusno berpendapat bahwa strategi merek merupakan suatu
pengelolaan dalam sebuah merek yang bertujuan untuk mengatur semua unsur
dalam merek yang berkaitan dengan sikap dan perilaku konsumen. Ada lima
pilihan dalam menentukan strategi merek, yaitu:
1. Perluasan lini merupakan memperkenalkan produk tambahan yang
memiliki kategori dan merek yang sama tetapi memiliki perberbedaan,
seperti perbedaan dalam rasa, warna, bentuk, bahan pembuat, ukuran
kemasan dan sebagainya, biasanya diperkenalkan dengan tampilan
baru.
2. Perluasan merek menggunakan merek yang sudah ada dan sudah
dikenal masyarakat untuk membentuk kategori baru. Strategi perluasan
merek memberi sejumlah keuntungan. Merek yang sudah dikenal akan
lebih dihargai sehingga kehadiran kategori baru akan cepat diterima
oleh konsumen.
3. Multi brand merupakan strategi pengenalan berbagai merek baru
dalam kategori produk yang sama, tujuannya untuk membentuk kesan
dengan tampilan serta daya tarik dari merek baru, sehingga konsumen
memiliki pilihan yang lebih bervariatif.
4. Merek baru yang bisa dibentuk jika perusahaan tidak memiliki merek
yang sesuai dengan kategori produk yang dihasilkan atau citra merek
yang sebelumnya sudah ada tidak sesuai dengan gambaran umum
produk yang akan diluncurkan.
Merek bersama yang dimaksud adalah kerjasama merek dengan
meningkatkan strategi co-branding. Kerjasama merek adalah penggabungan
dua merek terkenal atau lebih menjadi satu yang biasanya memiliki tampilan
dan jenis baru.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


David H Penny menjelaskan dalam Wening Sahayu bahwa penelitian
merupakan suatu penyelidikan yang sistematis dan tertata untuk menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban berdasarkan pengumpulan dan
penafsiran fakta. Suryana menyampaikan bahwa metode penelitian atau
metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah yang sistematis dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah dan menyusun ilmu pengetahuan.
Metodologi penelitian dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif memiliki tujuan utama yaitu
untuk to understand fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik
beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji
daripada merincikannya menjadi variabel-variabel yang saling terkait.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menyajikan data berupa
gambargambar dan kata. Data tersebut diperoleh melalui proses
wawancara, catatan lapangan, foto dan dokumen resmi lainnya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah pemilik “Ibu
Miya”. Pemilik memberikan informasi kepada peneliti tentang
strategi brand communication yang dijalankan untuk
membangun brand image “Ibu Miya”.
b. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah strategi brand
communication untuk produk bawang goreng yang diproduksi
oleh “Ibu Miya” dalam membangun brand image.
3. Metode Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan keterangan yang lebih objektif, konkrit, dan
representatif, menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Jenis Data
Jenis data yang diolah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Data Primer
Data ini merupakan data yang dikumpulkan dari lapangan
dengan melakukan wawancara mendalam kepada para
informan kunci atau subjek penelitan yang terkait dengan
perihal strategi brand communication yang dijelaskan oleh
“Ibu Miya”.
2) Data Sekunder
Data sekunder digunakan untuk mendukung informasi
primer yang diperoleh baik dari dokumen, maupun dari
observasi langsung ke lapangan. Data sekunder didapat
dengan mendalami berbagai sumber tertulis yang
berhubungan dengan penelitian seperti buku, jurnal, dan
internet.
b. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Wawancara
Penelitian ini menggunakan wawancara untuk melengkapi
data penelitian. Peneliti melakukan wawancara langsung
dengan pemilik “Ibu Miya”
2) Observasi Non Partisipan
Penelitian ini tidak melibatkan orang lain atau partisipan,
melainkan melibatkan peneliti ke dalam pengamatan
langsung untuk melakukan penambahan dan pemeriksaan
silang data.
3) Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan informasi
yang didapatkan dari dokumen, yakni peninggalan tertulis,
arsip-arsip, peraturan perundang-undangan, buku harian,
surat-surat pribadi, catatan biografi, dan lain-lain yang
memiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti.
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Secara khusus, untuk penelitian kualitatif dan sejarah,
kajian dokumenter merupakan teknik pengumpulan data
yang utama.
4. Tahap-Tahap Penelitian
Peneliti menggunakan tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan,
dan tahap analisis data.
a. Tahap Pra-Lapangan
Tahapan yang harus dilakukan peneliti sebelum terjun ke lapangan
dan juga pertimbangan etika penelitian lapangan akan dijabarkan
sebagai berikut :
1) Menyusun Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini mengenai bagaimana strategi brand
communication yang ada di UMKM Bawang goreng Ibu Miya
2) Memilih Lapangan Penelitian
Peneliti akan menggunakan beberapa aspek sosial yang ada di
lingkungan sekitar peneliti untuk dijadikan bahan penelitian
dan peneliti akan mengupas tentang strategi brand
communication yang dilakukan UMKM Bawang goreng Ibu
Miya
3) Mengurus Perizinan
Pertama hal yang perlu dilakukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian di lapangan adalah mengurus perizinan
kepada pihak yang berhubungan dengan penelitian demi
kelancaraan pelaksanaan penelitian.
4) Menjajaki dan Menilai Lapangan
Tahapan ini merupakan tahap pengenalan terhadap fenomena
yang akan diteliti di lapangan penelitian.
5) Memilih Informan
Pemilihan informan yang tepat akan menjamin kredibilitas data
yang didapatkan peneliti. Informan yang didapatkan oleh
peneliti diminta untuk memberikan suatu informasi yang
kredibel mengenai situasi dan kondisi yang terkait dengan
subjek dan objek penelitian.
6) Menyiapkan Alat Peneltian
Alat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian di
lapangan yaitu surat izin penelitian sebagai tanda bahwa
peneliti melaksanakan penelitian secara resmi, menghubungi
informan, alat tulis untuk mencatat temuan-temuan yang ada di
lapangan, perekam suara untuk merekam wawancara dengan
informan, alat dokumentasi untuk mendokumentasikan
kegiatan penelitian.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri
Memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri penting
dilakukan oleh peneliti sebelum terjun ke lapangan penelitian.
Peneliti melakukan pengamatan mengenai bagaimana strategi
brand communication melalui observasi langsung di UMKM
Bawang goreng Ibu Miya
2) Memasuki Lapangan Penelitian
Kegiatan wawancara ini peneliti lakukan langsung dengan
pemilik UMKM Bawang goreng yaitu Ibu Miya.
3) Tahap Pengumpulan Data
Data-data yang diperoleh selama penelitian berupa hasil
wawancara informan dan observasi dikumpulkan oleh peneliti
kemudian memilah hasil perolehan data yang dianggap dapat
menjawab rumusan masalah penelitian.
4) Tahap Analisis Data
Seiddel dalam Lexy Moleong mengungkapkan tahapan analisis
data kualitatif yang proses pertamanya adalah mencatat yang
terjadi di lapangan sehingga terkumpullah catatan lapangan.
Proses yang kedua adalah mengumpulkan, memilah,
mengklarifikasi, mensintensis, membuat ikhtisar, dan membuat
indeksnya. Proses yang ketiga adalah berpikir dengan membuat
kategori data itu mempunyai makna, mencari dan 13
menemukan pola hubungan, dan membuat temuan-temuan
umum.
5) Tahap Penulisan Laporan
Penulisan laporan ditulis sesuai dengan data-data yang
diperoleh oleh peneliti selama proses penelitian. Data primer
didapatakan melalui wawancara dan observasi lapangan
kemudian data sekunder didapatkan dari dokumentasi tertulis
yang dipilah, dianalisis, dan ditulis oleh peneliti sesuai dengan
fakta yang ditemukan selama penelitian.

3.2 Teknik Analisis Data


1) Reduksi Data
Mereduksi data memiliki persamaan dengan merangkum data
kemudian memilah data yang diperoleh kemudian dituliskan yang
memiliki hubungan dengan penelitian dan tahap ini dilaksanakan
selama penelitian.
2) Penyajian Data
Setelah memilah data yang diperoleh peneliti, langkah selanjutnya
ialah menyajikan hasil perolehan data. Data disajikan dalam berbagai
bentuk yang dapat mempermudah pemahaman peneliti seperti
disajikan dalam bentuk uraian kata dan tabel.
3) Penarikan Kesimpulan
Data yang ditemukan selama penelitian dipilah dan dituliskan dengan
temuan-temuan lain kemudian langkah berikutnya adalah menarik
kesimpulan dari hasil temuan penelitian. Setelah tahapan tersebut
peneliti dapat memverifikasi data dan dapat menjawab rumusan
penelitian yang telah direncanakan sebelumnya.

3.3 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini dilakukan dengan
memperpanjang jadwal hadir peneliti di lapangan penelitian hingga peneliti
mendapatkan semua data yang dibutuhkan, melaksanakan diskusi mengenai
hasil sementara dengan teman sejawat yang memiliki kesamaan dalam minat
dan penelitian sejenis yang dapat memberikan peneliti masukan serta kritik
hingga peneliti bisa meningkatkan kualitas hasil penelitian, kemudian
triangulasi sumber data, menurut Patton dalam Lexy Moloeng triangulasi
dengan sumber data adalah membandingkan kepercayaan satu informasi
dengan informasi lain yang diperoleh peneliti melalui waktu dan alat yang
berbeda yang dilakukan dalam penelitian kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai