Anda di halaman 1dari 98

STRATEGI PENGEMBANGAN BRANDING PRODUK

PADA UMKM BINAAN DINAS KOPERASI KABUPATEN


PROBOLINGGO

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Oleh:

FUJI FATUR ROHMAH


NPM: 2018.12.07.52.0001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
2022
STRATEGI PENGEMBANGAN BRANDING PRODUK
PADA UMKM BINAAN DINAS KOPERASI KABUPATEN
PROBOLINGGO

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Zainul Hasan


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

FUJI FATUR ROHMAH


NPM: 2018. 12.07.52.0001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
2022

i
ABSTRAK

Fuji Fatur Rohmah, 2022. Strategi Pengembangan Branding Produk Pada


UMKM Binaan Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo. Skripsi.
Program Studi Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam Universitas Islam Zainul Hasan Genggong. Pembimbing
oleh: Bapak Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag dan Ibu Cici Widya
Prasetyandari, M. M

Kata Kunci : Strategi, Branding produk, UMKM


UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan bagian ekonomi
di dalam sebuah negara, khususnya negara indonesia. UMKM merupakan
sebuah bidang usaha yang memiliki kontribusi yang penting untuk
pertumbuhan ekonomi, tidak hanya itu UMKM juga mempunyai peranan
dalam penyerapan tenaga kerja dan pembangunan ekonomi. UMKM memang
harus melakukan branding produk sehingga memiliki keunggulan kompetitif
untuk bisa bersaing di pasar global. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui strategi pengembangan branding produk pada UMKM dan untuk
mengetahui kendala pengembangan branding produk pada UMKM.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Yang
mana pendekatan ini berdasarkan fakta dan alamiah. Peneliti mengumpulkan
data, menganalisis data dimana sumber data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder dengan menggunakan teknik pengumpulan
wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisa data yang
digunakan adalah reduksi data, penyajian data, serta kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan
branding produk pada UMKM menggunakan enam aspek utama yaitu
keputusan branding, keputusan brand sponsor, keputusan hierarchy,
keputusan brand extension, keputusan multibrand dan keputusan brand
repositioning. Kendala dalam pengembangan branding produk pada UMKM
bahwa pelaku usaha masih ada kesalah pahaman tentang merek yaitu: merek
identic dengan biaya mahal, membangun merek itu rumit, UMKM tidak perlu
membangun merek, manajemen merek bukan sebagai prioritas bagi UMKM
dalam pelaksanaan aktivitas keseharian mereka, tanggung jawab manajemen
merek masih berada di manajemen atas organisasi. Pengembangan merek
bagi pelaku usaha sangat penting karena produk dan kualitasnya ingin
terkenal di pasar global.

ii
ABSTRACT

Fuji Fatur Rohmah, 2022. Strategy to Build Product Branding in UMKM


Assisted by the Probolinggo Regency Cooperative Service. Thesis.
Islamic Financial Management Study Program, Faculty of Economics
and Islamic Business, Zainul Hasan Genggong Islamic University.
Supervisor by: Mr. Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag and Mrs. Cici Widya
Prasetyandari, M. M

Keyword : Strategi, Branding produk, UMKM


UMKM (Micro, Small and Medium Enterprises) are part of the economy
in a country, especially Indonesia. MSMEs are a business field that has an
important contribution to economic growth, not only that UMKM also have a
role in employment and economic development. MSMEs do have to do
product branding so that they have a competitive advantage to be able to
compete in the global market. The purpose of this study was to determine the
strategy for developing product branding in UMKM and to find out the
obstacles to developing product branding in UMKM.
The approach used is a qualitative descriptive approach. Which
approach is based on facts and nature. Researchers collect data, analyze
data where the data sources used are primary data and secondary data using
interview, observation and documentation collection techniques. While the
data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and
conclusions.
The results of this study indicate that the product branding development
strategy for UMKM uses six main aspects, namely branding decisions, brand
sponsor decisions, hierarchy decisions, brand extension decisions,
multibrand decisions and brand repositioning decisions. Obstacles in
developing product branding for UMKM are that business actors still have
misunderstandings about brands, namely: identical brands are expensive,
brand building is complicated, UMKM do not need to build brands, brand
management is not a priority for UMKM in carrying out their daily activities,
responsibility brand management is still in the top management of the
organization. Brand development for business actors is very important
because their products and quality want to be famous in the global market.

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir Skripsi dengan Judul

STRATEGI PENGEMBANGAN BRANDING PRODUK


PADA UMKM BINAAN DINAS KOPERASI KABUPATEN
PROBOLINGGO

Disusun oleh:
Fuji Fatur Rohmah
NPM: 2018.12.07.52.0001

telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dilaksanakan
Ujian Akhir Skripsi bagi yang bersangkutan

Kraksaan 7 Agustus 2022

Mengetahui,
Ketua Program Studi,

Zahida I'tisoma Billah, M.E


NIDN: 2118029203

Disetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Abd. Aziz Wahab, M.Ag Cici Widya Prasetyandari, M.M


NIDN: 2105046501 NIDN : 218049303

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir Skripsi dengan Judul

STRATEGI PENGEMBANGAN BRANDING PRODUK


PADA UMKM BINAAN DINAS KOPERASI KABUPATEN
PROBOLINGGO

Disusun oleh:
Fuji Fatur Rohmah
NPM: 2018. 12.07.52.0001

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi


Program Studi Manajemen Keuangan Syariah
Universitas Islam Zainul Hasan Genggong
pada tanggal 01 September 2022
TIM PENGUJI
Nama/Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Endah Tri Wisudaningsih, M.Pd.I 29 September 2022


Penguji Utama

Hayatul Millah, M. M. 26 September 2022


Ketua Penguji

Ahdiyat Agus Susila, M.E.I. 26 September 2022


Sekretaris

Kraksaan 01 September 2022


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Zainul Hasan Genggong
Dekan

NUNTUPA, M.M
NIDN: 2109099101

v
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Fuji Fatur Rohmah


NPM : 2018.12.07.52.0001
Program Studi : Manajamen Keuangan Syariah
Judul Skripsi : Strategi pengembangan branding produk bagi UMKM binaan
Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang


pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan
orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya
ilmiah yang telah lazim.

Kraksaan 14 Agustus 2022


Yang Membuat Pernyataan

Fuji Fatur Rohmah


2018.12.07.52.0001

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

karunia dan hidayahnya, maka peneliti akan mempersembahkan karya ini kepada:

1. Bapak dan ibu yang telah memberikan dukungan penuh baik dukungan moril

berupa doa dan motivasi maupun dukungan materil untuk terus melanjutkan

pendidikan dan menggapai impian.

2. Adik yang tercinta dan keluarga yang telah memberi dorongan dan dukungan

untuk peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Semua civitas akademik yang telah memberikan ilmu dan intelektualitas

kepada peneliti.

4. Kampus khoiru ummah UNZAH yang telah memberikan kesempatan untuk

menimba ilmu dan memperoleh pengalaman.

5. Sahabat-sahabatku A’yunin Nisa’, Hamamia Hafsawati, Robiatul Adawiyah,

Vera Apriliyah, Putri Agustin Wulandari, siti juhairiyah, Jazaul Aufa yang

senantiasa memberikan semangat dan berbagi ilmu untuk menyelesaikan

skripsi ini.

vii
MOTTO

َّ ٌَّ ِ ‫ص ََل ة ِ ۚ إ‬
‫َّللا َ َي َع‬ ْ ‫ٌ َ ا أ ٌَ ُّ َه ا ان َّ ِر ٌ ٍَ آ َي ُ ُ ىا ا‬
َّ ‫س ت َ ِع ٍ ُ ُ ىا ب ِ ان‬
َّ ‫ص ب ِْس َو ان‬
ٍَ ٌ ‫ص ا ب ِ ِس‬
َّ ‫ان‬

Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada allah) dengan


sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S Al-
Baqarah ayat 153)1

1
Departemen Agama RI, “Al-Qur’an Dan Terjemahnya”, (Jakarta: PT. Sigma Examedia
Arkaleema, 2009), 31.

viii
KATA PENGANTAR

َّ ٍِ ًَ َٰ ‫ٱنس ۡح‬
‫ٱنس ِح ٍِى‬ َّ ‫بِ ۡس ِى‬
َّ ِ‫ٱَّلل‬
Asslamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“Strategi Pengembangan Branding Produk Bagi UMKM Binaan Dinas
Koperasi Kabupaten Probolinggo”. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpah surahkan kepada junjungan kita Nabi muhammad SAW dan juga
keluarga, sahabat, serta para umat yang senantiasa istiqomah berada di jalannya.
Proposal ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1)
pada Program Studi Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam Universitas Islam Zainul Hasan Genggong.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak peneliti menerima bantuan berupa
saran, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak dalam bentuk moral maupun
material. Maka untuk selanjutnya dengan rasa hormat peneliti sampaikan terima
kasih kepada:
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH. MM selaku Pengasuh Pondok
Pesantren Zainul Hasan Genggong
2. Bapak Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam
Zainul Hasan Genggong
3. Bapak Nuntufa, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Zainul Hasan Genggong
4. Ibu Zahida I’tisoma Billah, M.E selaku Ketua Program Studi Manajemen
Keuangan Syariah
5. Bapak Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan yang sangat berharga kepada peneliti
6. Ibu Cici Widya Prasetyandari, M.M, selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan yang sangat berharga kepada peneliti
7. Seluruh Civitas Akademik beserta jajaran Universitas Islam Zainul Hasan
(UNZAH) Genggong yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
sarana prasarama selama peneliti menempuh pendidikan

ix
8. Terima kasih banyak kepada kedua orang tua saya dan segenap keluarga
tercinta yang telah bermulia hati menyertakan do’a serta support
terbaiknya sehingga saya dapat memaksimalkan penyelesaian skripsi ini
9. Semua teman-teman Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam angkatan V
dengan sekian konstribusi riil yang diberikan dalam memudahkan
penyusunan skripsi.
Semoga bantuan yang ikhlas dan amal baik dari semua pihak tersebut dibalas
oleh Allah SWT. Peneliti dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
maka dari itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk menjadikan skripsi ini lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amiin

Kraksaan 14 Agustus 2022


Yang menyatakan,

FUJI FATUR ROHMAH


NPM: 2018.12.07.52.0001

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


ABSTRAK ................................................................................................................ ii
ABSTRACT .............................................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vii
MOTTO ................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
F. Kajian Penelitian Terdahulu....................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 8
A. Strategi ....................................................................................................... 8
1. Pengertian Strategi ................................................................................ 8
2. Jenis-jenis Strategi................................................................................. 9
3. Strategi Pengembangan ....................................................................... 11
4. Kendala Pengembangan Branding Produk .......................................... 12
B. Branding ................................................................................................... 12
1. Pengertian Branding ............................................................................ 12
2. Tujuan dan Fungsi Branding ............................................................... 14
3. Unsur-unsur Branding ......................................................................... 15
4. Jenis-jenis Branding ............................................................................ 15
C. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) ......................................... 16

xi
1. Pengertian UMKM .............................................................................. 16
2. Asas dan Tujuan UMKM .................................................................... 19
3. Peran UMKM ...................................................................................... 20
4. Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ............... 21
D. Kerangka Konseptual ............................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 24
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .............................................................. 24
B. Kehadiran Peneliti .................................................................................... 24
C. Sumber Data Penelitian ............................................................................ 25
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 26
E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 31
F. Pengecekan Keabsahan Temuan .............................................................. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 35
A. Deskripsi Data .......................................................................................... 35
1. Sejarah Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo ................................ 35
2. Visi dan Misi Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo ...................... 36
3. Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab Divisi Dinas Koperasi
Kabupaten Probolinggo ....................................................................... 37
B. Hasil Analisis Data................................................................................... 56
C. Pembahasan .............................................................................................. 61
1. Strategi Pengembangan Branding Produk Bagi UMKM .................... 61
2. Kendala pengembangan branding produk bagi UMKM ..................... 63
BAB V P E N U T U P ........................................................................................... 65
A. Kesimpulan .............................................................................................. 65
B. Saran......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 67
LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................................................................. 69
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ 81

xii
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Kajian Penelitian Terdahulu 5

xiii
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual 22

Struktur Organisasi Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro


4.1 37
Kabupaten Probolinggo

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) ialah bagian ekonomi di

dalam sebuah negara, khususnya negara indonesia. UMKM merupakan

sebuah bidang usaha yang memiliki kontribusi yang penting untuk

pertumbuhan ekonomi, tidak hanya itu UMKM juga mempunyai peranan

dalam penyerapan tenaga kerja dan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan

jumlah UMKM tiap tahunnya mengalami peningkatan, semakin

meningkatnya pertumbuhan UMKM di Indonesia, maka kopetensi pasar pun

akan semakin ketat. Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk menentukan

strategi pemasaran yang cocok dengan keadaan kawasan usahanya agar

mampu bertahan dan memenangi persaingan pasar. UMKM mampu menjadi

penyedia lapangan kerja, penyedia barang murah untuk rakyat, dan mencetak

wirausaha baru. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Jumu’ah ayat 10

yang berbunyi:

ٍْ ‫ض َو ا بْ ت َغ ُىا ِي‬ ِ ‫اْل َ ْز‬ ْ ً ِ ‫ت ان صَّ ََل ة ُ ف َ ا َْ ت َ ِش ُس وا ف‬ ِ ٍَ ‫ض‬ ِ ُ ‫ف َ إ ِذ َ ا ق‬


ٌَ ‫ٍس ا ن َ ع َ ه َّ كُ ْى ت ُفْ هِ ُح ى‬ َّ ‫َّللا ِ َو ا ذْ ك ُ ُس وا‬
ً ِ ‫َّللا َ كَ ث‬ َّ ‫ض ِم‬ ْ َ‫ف‬
Artinya: “apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-
banyak supaya kamu beruntung”.2

Berbagai jenis produk yang dihasilkan para pelaku usaha yang

memiliki kualitas. Hal ini dikarenakan keinginan mereka untuk mampu

bersaing di pasar. Kondisi persaingan pasar yang kompetitif menjadi aspek

2
Al-Qur’an, 62: 10.

1
2

yang tidak lepas dari perhatian, mereka harus saling bersaing dengan

perusahaan besar. Alasan pelaku usaha untuk mempertimbangkan aspek mutu

dan kualitas salah satunya dikarenakan kesadaran mereka terhadap konsumen

dan calon konsumen yang lebih selektif sebelum melakukan keputusan

pembelian.

Menurut Kotler (2002) brand adalah sebuah nama,3 tanda, istilah,

rancangan atau simbol, atau bauran dari hal-hal tersebut, yang digunakan

untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang disediakan secara baik oleh

perorangan ataupun kelompok. Pelaku usaha dalam membangun bisnis untuk

kemasan produk dan kualitas produk sangatlah penting untuk menarik

perhatian konsumen. Pelaku usaha yang belum memiliki legalitas atau

perizinan produk seperti Nomer Pokok Wajib Pajak (NPWP), Pangan Industri

Rumah Tangga (PIRT), Nomer Induk Berusaha (NIB), Halal dan Merek.

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan lain-lain memfasilitasi perizinan

produk untuk pelaku usaha.

Merek sangatlah penting bagi pelaku usaha untuk kualitas produk dan

daya tarik konsumen sehingga produk bisa bersaing di pasar. Brand bukan

hanya dibuat semata-mata sekedar memastikan logo atau merek itu dikenal

masyarakat. Merek yang kuat akan menciptakan kepercayaan konsumen

terhadap produk yang hendak dibeli atau hendak dipakainya, juga tidak

meragukan kualitas dari produk tersebut dimana persepsi terhadap produk

telah tertanam kuat di dalam benak konsumen, komunikasi

berkesinambungan, konsumen diharapkan mampu memahami perbedaan

3
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 2, (PT Prenhallindo,
Jakarta.2002) 86
3

kualitas dibanding pesaing dan keunikan merek yang dimiliki produk.

Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4 yang berbunyi:

‫ظ ٍ ٍى‬ ٍ ُ ‫ك ن َ ع َ ه َ َٰى ُخ ه‬
ِ َ‫ق ع‬ َ َّ َ ِ ‫َو إ‬
Artinya: “dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi
pekerti yang agung”.4

Pelaku usaha di Kabupaten Probolinggo sebanyak 68.800 pelaku

usaha, 186 yang mempunyai brand yang meliputi 26 Kecamatan. Saat ini

pelaku usaha di Indonesia juga masih belum memiliki fasilitas pelindungan

merek. Hal ini terjadi karena keterbatasan modal ushaa, keterbatasan promosi,

dan rendahnya kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya penggunaan

merek pada hasil produksi. Pelaku usaha di Probolinggo bukan hanya

kurangnya pengetahuan tentang legalitas tetapi kurangnya pembukaan yang

teratur terhadap pemasukan atau pengeluaran terhadap usahanya. Maka dari

itu, berdasarkan uraian pada latar belakang yang dikemukakan diatas, peneliti

tertarik untuk mengangkat judul penelitian: “Strategi Pengembangan

Branding Produk Pada UMKM Binaan Dinas Koperasi Kabupaten

Probolinggo” sebagai bentuk tercapainya tujuan penelitian.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti fokus pada pengembangan

brand produk pada UMKM binaan Dinas Kopeasi Kabupaten Probolinggo.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dikemukakan

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

4
Al-Qur’an, 68: 4.
4

1. Bagaimana strategi pengembangan branding produk pada UMKM?

2. Bagaimana kendala pengembangan branding produk pada UMKM?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, penelitian

ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui strategi pengembangan branding produk pada UMKM.

2. Untuk mengetahui kendala pengembangan branding produk pada UMKM.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau pengetahuan kepada

pelaku usaha tentang branding produk.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan sarjana (S1). Melalui kegiatan ini dapat

memberikan pengetahuan tentang strategi pengembangan branding

produk bagi UMKM binaan Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo.

b. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman,

pengetahuan, serta wawasan keilmuwan sebagai bahan referensi dan

dapat bermanfaat bagi penelitian yang akan datang.

c. Bagi Masyarakat
5

Memberikan informasi kepada pelaku usaha dan masyarakat

tentang branding produk untuk menambah pengetahuan dan wawasan

tentang pentingnya branding produk.

F. Kajian Penelitian Terdahulu

Peneliti bertujuan untuk menelaah lebih dalam secara singkat dan jelas

mengenai beberapa hasil penelitian terdahulu yang ditujukan untuk

memberikan gambaran guna memperjelas kerangka dan kajian didalam

penelitian ini. Penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai pedoman, acuan

maupun perbandingan bagi peneliti untuk memperoleh arah kerangka pikir

yang jelas. Sudah banyak karya tulis ilmiah yang berupa buku, jurnal, skripsi

maupun tesis yang membahas tentang strategi pengembangan branding

produk bagi UMKM binaan Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo.

Tabel 1.1 Kajian Penelitian Terdahulu


No. Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

Sherley Personal 1. Membahas 1. Penelitian ini


1 Pricyllia Branding Melalui tentang untuk
(2018)5 Instagram (Studi Branding mengetahui
Deskriptif Produk bentuk
Kualitatif Pada 2. Peneliti sama personal
Akun Instagram menggunakan branding
@Aulion) penelitian Aulia Rizsa
kualitatif Wirizqi
deskriptif melalui akun
Instagram
@Aulion.
Teori
Penelitian
menggunaka
n Interaksi
Simbolik
2. Penelitian ini
5
Sherley Pricyllia, Personal Branding Melalui Instagram (Studi Deskriptif Kualitatif Pada
Akun Instagram @Aulion), Skripsi (Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran, 2018).
6

No. Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

untuk
mengetahui
branding
produk dari
binaan dinas
koperasi
Afifah Prabu Strategi Branding 1. Mebahas Peneliti lebih
2 Wardaheni dalam tentang Strategi fokus ke
6
(2021) Membangun Branding membangun
Brand Awareness 2. Peneliti sama branding
(Studi Kualitatif menggunakan Awareness
Strategi Branding penelitian
Syafa’at kualitatif
Marcomm dalam deskriptif
Membangun
Brand Awareness
Sebagai Agensi
Marketing
Communication
Syari’ah)
7
3 As’ari (2019) Strategi Branding 1. Mebahas Lebih meneliti
Produk tentang ke Branding
Tembakau Di Strategi Produk
Kalangan Branding Tembakau Di
Kampus (Studi 2. Peneliti Kalangan
Pada Promotor sama Kampus
La Lights menggunak
Pemasaran Area an
Universitas penelitian
Muhammadiyah kualitatif
Malang) deskriptif
4 Fini Nur Strategi Branding 1. Mebahas Pneliti melihat
Aulidia PT. Berkah tentang bagaimana
Diniarum Catering Strategi proses dari
8
(2019) Nusantara Di Branding branding yang
Sidoarjo 2. Peneliti dilakukan PT.
sama Berkah Catering

6
Afifah Prabu Wardaheni, Strategi Branding dalam Membangun Brand Awareness (Studi
Kualitatif Strategi Branding Syafa’at Marcomm dalam Membangun Brand Awareness Sebagai
Agensi Marketing Communication Syari’ah), Skripsi (Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar, 2021).
7
As’ari, Strategi Branding Produk Tembakau Di Kalangan Kampus (Studi Pada Promotor
La Lights Pemasaran Area Universitas Muhammadiyah Malang), Skripsi (Ponorogo: Institut
Agama Islam Negeri (IAIN), 2019).
8
Fini Nur Aulidia Diniarum, Strategi Branding Produk PT. Berkah Catering Nusantara di
Sidoarjo, Skripsi (Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2019).
7

No. Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

menggunak Nusantara.
an
penelitian
kualitatif
deskriptif
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa yunani strategos yang berarti jenderal.

Oleh karena itu kata strategi secara harfiah berarti “Seni dan Jenderal”.

Kata ini mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama manajemen

puncak organisasi. Secara khusus, strategi adalah penempatan misi

perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengikat kekuatan

eksternal dan internal, perumusan kebijakkan dan strategi tertentu

mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga

tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.9

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan

dengan gagasan, perencanaan, daneksekusi, sebuah aktivitas dalam kurun

waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat kordinasi tim kerja,

memiliki tema mengidentifikasi faktor pendukungnya sesuai dengan

prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efesiensi dalam

pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.10

Strategi adalah rencana yang menyeluruh dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi. Bagi perusahaan, strategi diperlukan tidak hanya untuk

memperoleh proses sosial dan manejerial dengan mana individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

9
Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gemainsani, 2001), 153.
10
Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 2000), 17.

8
9

cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak

lain.11

Strategi merupakan faktor yang paling penting dalam mencapai

tujuan perusahaan, keberhasilan suatu usaha tergantung pada kemampuan

pemimpin yang busa dalam merumuskan strategi yang digunakan. Strategi

perusahaan sangat tergantung dari tujuan perusahaan, keadaaan dan

lingkuangan yang ada. Strategi adalah keseluruhan upaya, dalam rangka

mencapai sasaran dan mengarah kepengembangan rencana marketing yang

terinci.12

2. Jenis-jenis Strategi

Jenis-jenis strategi terdapat lima jenis yaitu:

a. Strategi penetrasi pasar

Penetrasi pasar atau penerobosan pasar merupakan usaha perusahaan

meningkatkan jumlah nasabah baik secara kuantitas maupun kualitas

pada pasar saat ini melalui promosi dan distribusi secara aktif.

Strategi ini cocok untuk pasar yang sedang tumbuh dengan lambat.

b. Strategi pengembangan produk

Strategi pengembangan produk merupakan usaha meningkatkan

jumlah konsumen dengan cara mengembangkan atau

memperkenalkan produk-produk baru perusahaan. Inovasi dan

kreativitas dalam penciptaan produk menjadi salah satu kunci utama

dalam strategi ini. Perusahaan selalu berusaha melakukan

11
Setyo Soedrajat, Manajemen Pemasaran Jasa Bank, (Jakarta: Ikral Mandiri Abadi,
1994), 17.
12
Philip Kotler, Marketing Management, (Jakarta: Pren Hallindo, 1997), 8.
10

pembaharuan atau pengenalan produk baru kepada konsumen.

Perusahaan tiada henti terus melakukan eksplorasi terhadap

kebutuhan pasar dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan pasar

tersebut.

c. Strategi pengembangan pasar

Strategi pengembangan pasar merupakan salah satu untuk membawa

produk kearah pasar baru dengan membuka atau mendirikan atau

anak-anak cabang baru yang dianggap cukup strategis atau menjalin

kerjasama dengan pihak lain dalam rangka untuk menyerap

konsumen baru. Manajemen menggunakan strategi ini bila mana

pasar sudah padat dan peningkatan bagian pasar sudah sangat besar

atau pesaing kuat.

d. Strategi intergrasi

Strategi integrasi merupakan strategi pilihan akhir yang biasanya

ditempuh oleh para perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas

sangat parah. Biasanya yang akan dilakukan adalah strategi

diversifikasi horizontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan.

e. Strategi diversifikasi

Strategi diversifikasi baik konsentrasi maupun diversivikasi

konglomerat. Diversivikasi yang dimaksud disini adalah perusahaan

memfokuskan pada suatu segmen pasar tertentu dengan menawarkan

berbagai varian produk perusahaan dimiliki. Sementara diversifikasi

konglomerat adalah perbankan memfokuskan dirinya dalam


11

memberikan berbagai varian produk perusahaan kepada kelompok

konglomerat (korpoorat).13

3. Strategi Pengembangan

Strategi pengembangan adalah usaha menyeluruh, yang

memerlukan dukungan dari pimpinan atas yang dirancang untuk

meningkatkan efektifitas dan kesehatan organisasi melalui penggunaan

beberapa tehnik intervensi dengan menerapkan pengetahuan yang berasal

dari ilmu-ilmu perilaku.14 Setiap pelaku usaha dituntut agar aktivitas

ekonomi yang ditekuninya selalu berorientasi pada mencari ridha alla

semata yang dijelaskan didalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 162-163

yang berbunyi:

ّ ‫اي َو َي ًَ ا ت ِ ً ِ ََّّلل ِ َز‬


ِ‫ب‬ َ ٌَّ ِ ‫ق ُ ْم إ‬
َ َ ٍ ‫ص ََل ت ِ ً َو َ ُ س ُ ِك ً َو َي ْح‬
ُ ‫ك أ ُ ِي ْس‬
‫ت َو أ ََ َا أ َ َّو ُل‬ َ ِ‫ك ن َ ّ ُ ۖ َو ب ِ َٰر َ ن‬
َ ٌ ‫ ) ََل ش َِس‬261 ( ٍَ ٍ ًِ َ ‫انْ ع َ ا ن‬
) 261 ( ٍَ ٍ ًِ ِ‫س ه‬ ْ ًُ ْ‫ان‬
Artinya: “katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk allah, tuhan semesta alam. Tiada
sekutu baginya: dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan
aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada
allah)”.15

Srategi pengembangan adalah usaha yang terencana dan

berkelanjutan untuk menerapkan ilmu perilaku guna pengembangan sistem

dengan menggunakan metode–metode refleksi dan analisis diri. Strategi

pengembangan adalah cara atau srategi yang digunakan oleh wadah atau

tempat guna proses suatu perubahan berencana yang memerlukan

13
Hari Suminto, Pemasaran Blak-blakan, (Batam: Inter Aksara, 2002), 20.
14
Indra Wijaya, Perilaku Organisasi, (Bandung: Sinar Baru, 1989), 244.
15
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2001), 358.
12

dukungan semua pihak, antara lain pengelola dan karyawan dengan

perubahan–perubahan itu diharapkan dapat mengembangkan dan

meningkatkan suatu perusahaan, yang memerlukan usaha jangka pendek,

menengah, dan panjang guna menghadapi perubahan yang akan terjadi

pada masa mendatang.16 Strategi pengembangan branding produk

memiliki enam aspek utama yaitu17: keputusan branding, keputusan brand

sponsor, keputusan brand hierarchy, keputusan extension, keputusan

multibrand, keputusan brand repositioning.

4. Kendala Pengembangan Branding Produk

Kendala pengembangan branding produk ada 5 yaitu:

a. merek identik dengan biaya yang mahal

b. membangun merek itu rumit

c. UMKM tidak perlu membangun merek

d. manajemen merek bukan sebagai prioritas bagi UMKM dalam

pelaksanaan aktivitas keseharian mereka.

e. tanggung jawab manajemen merek masih berada di manajemen atas

organisasi. Direktur atau pemilik yang menentukan kebijakan merek,

perubahan nama maupun logo dari organisasi.

B. Branding

1. Pengertian Branding

Branding adalah kegiataan membangun sebuah brand atau merek,

mengkomunikasikan sebuah merek untuk memperoleh brand positioning

16
Umar Nimran, Perilaku Organisasi, (Surabaya: Citra Media, 1997), 109.
17
Fandy Tjiptono, Brand Management & Strategy, (Jakarta: ANDI, 2005), 10.
13

yang kuat di pasar. Sedangkan menurut Novri Susan branding merupakan

proses menginterkasikan symbol-simbol yang diwujudkan ke dalam

bentuk bahasa, suara (intonasi), gesture, dan visualisasi untuk

mengkonstruksi sebuah makna yang kemudian menjadi indetitas atau ciri

khas sebuah obyek yang baik itu individu, produk ataupun institusi.18

Branding adalah proses penciptaan identity yang terkait dengan

dugaan, emosi, dan perasaan identitas tertentu. Branding mendahului

pemasaran dan penjualan, pemasaran tidak efektif tanpa merek yang kuat.

Branding berarti pernyataan tentang siapa (identitas), apa (produk atau jasa

yang ditawarkan), dan mengapa sebuah merek layak dipilih dan merek

menjanjikan. Pelaku usaha yang melakukan promosi atau memperkenalkan

produk atau jasa berlandasan pada sebuah kebenaran yang dijelaskan pada

surat Yunus ayat 82 yang berbunyi:

ٌَ ‫ق ب ِ كَ هِ ًَ ا ت ِ ِّ َو ن َ ْى كَ ِس ِ َ انْ ًُ ْج ِس ُي ى‬
َّ ‫َّللا ُ انْ َح‬
َّ ‫ق‬ ُّ ‫َو ٌ ُ ِح‬
artinya: “Dan allah akan mengokohkan yang benar dengan
ketetapannya walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak
menyukai(nya)”.19

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan branding

adalah brand yang sangat penting bagi pelaku usaha dan konsumen karena

seseorang akan memilih produk bukan hanya alasan rasional tetapi juga

karena alasan emosional. Orang akan melihat atau membandingkan produk

yang satu dengan produk yang lain dengan kelayakan ataupun dengan

harga.

18
Susan, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2014), 199.
19
Al-Qur’an, 10: 82.
14

2. Tujuan dan Fungsi Branding

Tujuan dalam membangun brand ada 3 tujuan yaitu:

a. Membentuk persepsi

b. Membangun kepercayaan

c. Membangun cinta (kepada brand)

Fungsi branding ada 3 yaitu:

a. Pembeda

Suatu produk akan memiliki perbedaan dengan pesaingnya bila

memiliki brand yang kuat, sehingga sebuah brand dapat dengan

mudah dibedakan dari brand yang lain.

b. Promosi dan daya tarik

Produk yang memiliki brand akan dengan mudah dipromosikan dan

menjadi daya tariknya. Promosi sebuah brand akan dengan mudah

mempromosikan produknya dengan menampilkan logo brand tersebut.

c. Pembangun citra, pemberi keyakinan, jaminan kualitas, dan prestise

Sebuah brand juga berfungsi membentuk citra dengan memberi alat

pengenalan pertama kepada masyarakat. Keyakinan, kualitas dan

prestise sebuah produk akan melekat dalam sebuah brand dari

pengalaman dan informasi dari produk tersebut.

d. Pengendali pasar

Pasar akan mudah dikendalikan oleh brand yang kuat. Brand tersebut

akan menjadi peringatan lagi para kompetitonya untuk mengambil

setiap langkah yang diambilnya, di samping itu masyarakat akan


15

dengan mudah diberi informasi dengan tambahan dengan adanya

brand yang diingat olehnya.

3. Unsur-unsur Branding

Unsur terpenting dari suatu brand adalah nama dagang atau merek.

Namun demikian brand tidak cukup bila hanya didukung dengan lambing

atau simbol identitas visual yang secara konsisten dan sistematis

diterapkan pada berbagai media pendukung komunikasi pemasarab suatu

brand. Unsur-unsur branding ada 6 yaitu:

a. Nama merek

b. Logo: logo, logotype, monogram, bendera

c. Penampilan visual: desain kemasan, desain produk, desain seragam,

desain bangunan, desain kendaraan

d. Juru bicara: pesohor, tokoh pendiri, tokoh perusahaan, tokoh

penciptaan, mascot.

e. Kata-kata: akronim, nama panggilan, selogan, tag line, jingle.

f. Suara: lagu, icon bunyi/nada, lagu tematik.

4. Jenis-jenis Branding

Branding memiliki 5 jenis yaitu:

a. Produck branding

Branding produk merupakan hal yang paling umum dalam branding.

Merek atau produk yang sukses adalah produk yang mampu mendorong

konsumen untuk memilih produk miliknya di atas produk-produk

pesaing lainnya.
16

b. Personal branding

Personal branding merupakan alat pemasaran yang paling popular

dikalangan public figure seperti politisi, musisi, selebriti dan lainnya.

Sehingga mereka memiliki pandangan tersendiri di masyarakat.

c. Corporate branding

Corpolate branding penting untuk mengembangkan reputase sebuah

perusahaan di pasar, meliputi sebuah aspek perusahaan tersebut mulai

dari produk/jasa yang ditawarkan hingga kontribusi karyawan mereka

terhadap masyarakat.

d. Geographic branding

Geographic branding atau regional bertujuan untuk memunculkan

gambaran dari produk atau jasa ketika nama lokasi tersebut disebutkan

oleh seseorang.

e. Cultural branding

Cultural branding mengembangkan reputasi mengenai lingkungan dan

orang-orang dari lokasi tertentu atau kebangsaan.

C. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)

1. Pengertian UMKM

Dalam perekonomian Indonesia, UMKM merupakan kelompok

usaha yang memiliki jumlah paling besar dari kelompok usaha kecil

maupun menengah. Hal ini dikarenakan, pelaku UMKM dapat digerakan

atau dijalankan mulai dari kelas bawah hingga kelas atas. Islam sangat

menjunjung tinggi nilai setiap usaha mandiri (wirausaha) maupun bekerja


17

pada orang lain agar manusia dapat hidup sejahtera, kata kuncinya adalah

keberkahan. Sebagaimana rasulullah menjelaskan:

ِِ‫س ََل ُو َكاٌَّ ََل ٌَأ ْ ُك ُم إِ ََل ِي ٍْ َع ًَ ِم ٌَد‬


َ ّ‫ًّ َعهَ ٍْ ِّ ان‬ َّ
َ ِ‫أٌَ دَ ُاودَ انَُّب‬
"Sungguh, Nabi Allah Daud as. tidak memakan makanan kecuali
hasil usahanya (bekerja) sendiri." (HR. Bukhari)

UMKM terdiri dari empat kata, yaitu usaha, mikro, kecil dan

menengah. Setiap kata dari UMKM tersebut, memiliki arti tersendiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), usaha merupakan

kegiatan dibidang perdagangan (dengan maksud mencari untung). Mikro

adalah kecil, tipis, sempit, ditinjau secara tempat itu hanya pantas untuk

pasar. Kecil adalah kurang besar (keadaannya dan sebagainya) dari pada

yang biasa. Dan menengah adalah sedang, tidak besar dan tidak kecil

(tentang ukuran). Pelaku usaha yang mealakukan transaksi jual beli sudah

dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 29 yang berbunyi:

َ ‫َِل ا َ ٌْ ت َ ُك ْىٌَ تِ َج‬


ً ‫ازة‬ ِ َ‫َٰ ٌٰٓاٌَُّ َها انَّ ِرٌٍَْ َٰا َيُُ ْىا ََل تَأ ْ ُكهُ ْٰٓىا ا َ ْي َىانَ ُك ْى بَ ٍَُْ ُك ْى بِ ْانب‬
ٰٓ َّ ‫اط ِم ا‬
‫َّللاَ َكاٌَ ِب ُك ْى َز ِح ٍْ ًًا‬ ‫س ُك ْى ۗ ا ٌَِّ ه‬ َ ُ‫اض ِ ّي ُْ ُك ْى ۗ َو ََل ت َ ْقتُهُ ْٰٓىا ا َ َْف‬
ٍ ‫َع ٍْ ت َ َس‬
Artinya: “hai orang yang beriman janganlah kalian saling memakan
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku sukarela bersamamu”.20

UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha disemua sektor

ekonomi.21 Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam UndangUndang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM pada bab I

pasal I, sebagai berikut ini;

20
Al-Qur’an, 3: 29.
21
Tulus Tambunan, Usaha kecil dan menengah di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat,
2002.11.
18

a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau

badan usaha yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi criteria

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha menengah adalah usaha mikro produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak lengsung

dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang

ini.22

Menurut UU Nomor 9 tahun 1995 tentan usaha kecil,

mendefisinikan UMKM sebagai usaha kecil yang memiliki asset diluar

tanah dan bangunan sama atau lebih kecil dari Rp 200.000.000 dengan

omset tahunan hingga Rp 1 miliar. Sedangkan pengertian usaha menengah

ialah badan usaha resmi yang memiliki omset antara Rp 200 juta sampai

dengan Rp 10 miliar. Sedangkan pengertian UKM menurut Badan Pusat

Statistik (BPS), UKM adalah sebuah usaha rakyat yang dpat dilihat dari

22
Tulus Tambunan, Usaha kecil dan menengah di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat,
2002.14
19

banyaknya tenaga kerja. Usaha kecil memiliki jumlah tenaga kerja antara

5-19 orang, sedangkan usaha menengah memiliki jumlah tenaga kerja

antara 20-99 orang.23

Jadi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan usaha produktif

yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha tertentu baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan jumlah asset dan penghasilan

sesuai dengan kriteria masing-masing jenis udaha yang dilakukan. Dapat

disimpulkan bahwa definisi UMKM pada intinya sama, namun ada sedikit

perbedaan penggolongan jumlah nominal asset yang dimiliki oleh suatu

usaha dan bisnis khususnya antara usaha mikro, kecil dan menengah.

2. Asas dan Tujuan UMKM

Berdasarkan pasal 2, UU No. 20 Tahun 2008 tetang UMKM

menjelaskan bahwa asas UMKM adalah kekeluargaan, demokrasi

ekonomi, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan, kemandirian, keseimbangan kemajuan, dan keasatuan

ekonomi nasional.

Sedangkan tujuan UMKM menurut pasal 3, UU No. 20 tahun 2008

tentang UMKM adalah menumbuhkan dan mengembangkan usahanya

dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi

ekonomi yang berkeadilan.24

23
Fadhilah Ramadhani dan Yaenal Arifin, “Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi
Informasi Komunikasi Berbasis E-Commerce sebagai Media Pemasaran Usaha Kecil Menengah
Guna Meningkatkan Daya Saing dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015”, Artikel
(Economics Development Analisys Journal, Vol 2 No 2, 2013), 136.
24
Tulus Tambunan, Usaha kecil dan menengah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,
2002), 17.
20

3. Peran UMKM

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran

penting, di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di

Negara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi juga di Negara-negara

maju (NM). Di dalam literatur diakui secara luas bahwa NSB, UMKM

sangat penting karakteristik-karakteristik utama mereka yang berbeda

dengan usaha besar (UB) yakni sebagai berikut:

a. Jumlah perusahaan sangat banyak (jauh melebihi jumlah UB) terutama

dari kategori usaha mikro dan usaha kecil. Berbeda dengan UB dan

usaha menengah (UM), usaha mikro dan usaha kecil tersebar diseluruh

plosok pedesaan, termasuk di wilayahwilayah yang relative terisolasi.

Oleh karena itu kelompok usaha ini mempunyai signifikasi lokal yang

khusus untuk ekonomi pedesaan. Dalam kata lain, kemajuan

pembangunan ekonomi pedesaan ditentukan oleh kemajuan

pembangunan UMKM-nya.

b. Karena sangat padat karya, berarti mempunyai potensi pertumbuhan

kesempatan kerja yang sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat

dimasukkan sebagai suatu elemen penting dari kebijakan-kebijakan

nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan

pendapatan, terutama bagi masyarakat miskin.

c. UMKM memakai teknologi yang lebih cocok jika dibandingkan dengan

teknologi canggih yang digunakan perusahaan-perusahaan besar/ Ub

terhadap proporsi-proporsi dari faktor-faktor produksi dan kondisi lokal

yang ada di NSB, yakni sumber daya alam (SDA) dan tenaga kerja
21

berpendidikan rendah yang berlimpah, tetapi modal serta sumber daya

manusia (SDM) atau tenaga kerja berpendidikan tinggi sangat

terbatas.25

4. Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

UMKM tidak saja berbeda dengan usaha besar, tetapi di dalam

kelompok UMKM itu sendiri terdapat perbedaan karakteristik antara usaha

mikro dengan usaha kecil dan usaha menengah dalam sejumlah aspek yang

mudah dilihat sehari-hari di Negara yang sedang berkembang, termasuk

Indonesia. Aspek-aspek itu termasuk orientasi pasar, profil dari pemilik

usaha, sifat dari kesempatan kerja di dalam perusahaan, sistem organisasi

dan manajemen yang diterapkan di dalam usaha, derajat mekanisme di

dalam proses produksi, sumbersumber dari bahan baku dan modal, lokasi

tempat usaha, hubunganhubungan eksternal, dan derajat keterlibatan

wanita sebagai pengusaha.26

25
Tulus Tambunan, Usaha kecil dan menengah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,
2002), 2-3.
26
Tulus Tambunan, Usaha kecil dan menengah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,
2002), 5.
22

D. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan

bagaimana hubungan antara suatu teori dengan faktor-faktor penting yang

telah di ketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan pada analisis,

maka kerangka konseptual ini di tunjukkan pada gambar sebagai berikut:

Strategi Pengembangan Branding Produk Pada


UMKM Binaan Dinas Koperasi Kabupaten
Probolinggo

Strategi adalah rencana Branding produk adalah UMKM unit usaha


yang menyeluruh dalam proses penciptaan produktif yang berdiri
rangka pencapaian tujuan identity yang terkait sendiri, yang dilakukan
organisasi. dengan dugaan, emosi, oleh orang perorangan
dan perasaan identitas atau badan usaha
tertentu disemua sektor ekonomi.

1. Bagaimana strategi pengembangan


branding produk pada UMKM?
2. Bagaimana kendala pengembangan
branding produk pada UMKM.?

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada penelitian ini adalah strategi pengembangan branding

produk pada UMKM binaan Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo, penelitian

ini akan dipaparkan tentang strategi, branding produk, usaha mikro kecil
23

menengah (UMKM), penelitian ini akan memecahkan rumusan masalah yaitu

bagaimana strategi pengembangan branding produk pada UMKM dan bagaimana

kendala pengembangan branding produk pada UMKM.


24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif deskriptif. Penelitian menggunakan penelitian kualitatif yang pada

prinsipnya ingin memberikan, menjelaskan, mendeskripsikan secara kritis,

atau mendeskripsikan suatu fenomena, suatu peristiwa, atau interaksi sosial

dalam masyarakat untuk menemukan dan menemukan makna dalam konteks

yang sebenarnya (natural setting).27

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field

research). Penelitian ini dilakukan di Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo

Tempat yang dipilih sebagai lokasi evaluasi objektif yang berlangsung di

lokasi tersebut, yang juga dilakukan untuk laporan ilmiah.28

B. Kehadiran Peneliti

Peran peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai instrumen

utama, maksud dari instrumen utama yaitu sebagai pihak pengamat sekaligus

pengumpul data, yang mana peneliti melakukan pengamatan secara langsung

(terjun lapangan) guna memperoleh data sebagai sumber(bahan) penelitian.

27
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Prenada Media Grup, 2014), 338.
28
Abdurrahmand Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
RinekaCipta, 2006), 96.
25

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data peneliti menggunakan dua sumber data untuk mencari

dan mengumpulkan sumber data pada penelitian ini yaitu:29

1. Data primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data

primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab

pertanyaan penelitian, ada dua metode yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data primer yaitu: metode survey dan metode berupa data

jawaban responden atas proses interview yang dilakukan.30 Dalam

penelitian ini data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari responden

penelitian, seperti data hasil wawancara dan observasi yang langsung

kepada pelaku usaha.

2. Data sekunder

Data yang di dapat dari sumber yang sudah ada dari perpustakaan

atau hasil penelitian sebelumnya.31 Data sekunder di peroleh secara tidak

langsung yang mampu memberikan tambahan serta penguatan terhadap

data penelitian. Sumber data sekunder dalam penelitian ini seperti buku,

jurnal, karya ilmiah, koran, internet, tentang strategi membangun branding

produk pada UMKM binaan Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo.

29
Saefuddin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 91.
30
Nur Sindriyanto Dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE,
1999), 146-147.
31
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metododogi Penelitian Dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia IKAPI, 2002), 82.
26

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah meliputi

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Karena bagi peneliti dengan

meninjau fenomena faktual dilakukannya interaksi dengan pihak terkait

melalui wawancara mendalam serta observasi pada kejadian berlangsung

akan sangat membantu terselesaikannya salah satu tahapan penelitian yakni

dalam hal melengkapi data serta aktivitas dokumentasi.

1. Observasi

Menurut Gordon E Mills menyatakan bahwa observasi adalah

sebuah kegiataan yang terencana dan terfokus untuk melihat dan mencatat

serangkaian perilaku ataupun jalannya sebuah sistem yang memiliki tujuan

tertentu, serta mengungkap apa yang ada di balik munculnya perilaku dan

landasan suatu sistem tersebut.32

Metode observasi merupakan metode pengamatan yang di dukung

dengan pengumpulan dan pencatatan dan secara sistematis terhadap objek

yang akan diteliti. Dalam konteks penelitian ini, metode observasi di

gunakan agar pokok permasalahan yang ada dapat di teliti secara langsung

pada pelaku usaha.

Ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan dalam observasi

diantaranya memilih lokasi observasi yang tepat, melakukan observasi

sederhana sebelumnya dengan obsenvasi kancah, menentukan subjek

observasi, menentukan peran observer dalam observasi yang dilakukan,

membuat fieldnotes dari setiap perilaku yang di observasi, memberikan

32
Haris Herdiansyah, Wawancara Observasi Dan Focus Group, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2015), 131.
27

peta gambaran terhadap objek yang hendak di observasi, melakukan

pencatatan descriptive fieldnotes dan reflective fieldnotes, menunjukkan

sikap yang baik terhadap observer yang cenderung nopartisipan serta

selalu memperhatikan etika dalam bersikap.

Adapun contoh transkip observasi antara lain:33

Transkip Observasi

N0.CL : 01
Koding : 01/O/F-2/13-XII/2021
Tanggal Pengamatan : 13 Desember 2021
Jam : 09.00 – 14.00 Wib
Disusun jam : 19.00-20.00
Kegiatan observasi : Dinas Koperasi Kab. Probolinggo

Transkip Observasi Dalam kolom ini narasikan kegiatan


yang diamati tanpa memberikan
Komentar
Tanggapan Pengamat Dalam kolom ini, peneliti sudah
mengadakan analisis data dengan
reduksi data yang akan menemukan
Domaindomanin

Keterangan:
Kode : 01/O/F-1/13-XII/2021
01 : Kode nomor transkip
O : Kode Observasi
F-2 : Kode masalah yang berhubungan dengan focus kedua
13-XII : Kode tanggal/bulan diadakannya wawancara
2021 : Kode tahun diadakannya Observasi

33
Tim inzah genggong, pedoman penulisan skripsi, (kraksaan: inzah press, 2016), 52.
28

2. Wawancara

Wawancara yakni menghimpun data primer yang di dapat dari

subjek penelitian.34 Wawancara dalam penelitian ini yang dilakukan

peneliti dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya

dengan pewawancara dengan sipenjawab atau peresponden dengan

menggunakan metode wawancara semiterstruktur yaitu peneliti

menyiapkan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu dengan pelaksanan

dengan bebas. Artinya dalam penelitian ini tidak menutup kemungkinan

untuk muncul pertanyaan baru yang masih relevan agar mendapat

pendapat dan ide dari narasumber secara lebih luas. Wawancara dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informan atau interview yaitu pelaku

uasaha.

Secara umum langkah-langkah dalam tahapan ini diantaranya adalah

menetapkan informan, mempersiapkan pokok-pokok masalah yang

menjadi bahan pembahasan, mengawali atau membuka alur wawabcara,

melangsungkan alur wawancara, mengkonfirmasi ikhrisar hasil wawancara

dan mengakhirinya, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan

lapangan serta mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah

diperoleh.

Adapun contoh transkip wawancara:35

34
Abdul Khadir Muhammad, Hukum Dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2014), 84.
35
Tim inzah genggong, pedoman penulisan skripsi, (kraksaan: inzah press, 2016), 51.
29

Transkip Wawancara

Kode : 01/1-W/F-1/22-XII/2021

Nama Informan : Asniati & Nurul Khotimah

Jam : 07.00 – 09.00 WIB

Disusun Jam : 19.00 – 22.00 WIB

Tempat Wawancara : Rumah Owner

Topik Wawancara : Stratrategi Pengembangan Branding Produk

Materi Wawancara

Dikolom ini ditulis pertanyaan-


pertanyan yang diajukan kepada
Peneliti
informan sesuai dengan topik
wawancara
Dikolom ini ditulis pertanyaan-
pertanyan yang diajukan kepada
Informan
informan sesuai dengan topik
wawancara
Dalam kolom ini, peneliti sudah
mengadakan analisis data dengan
Refleksi
reduksi data yang akan menemukan
domain-domanin

Keterangan:
Kode : 01/1-W/F-1/22-XII/2021
01 : Kode nomor transkip
1 : Kode informan
W : Kode wawancara
F-1 : Kode masalah yang berhubungan dengan focus pertama
22-XII : Kode tanggal /bulan diadakannya wawancara
2021 : Kode tahun diadakannya wawancara
30

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh

melalui dokumen-dokumen.36 Dokumentasi yakni proses menemukan,

menghimpun, dan menyajikan data sebagai data kredibel untuk

menguatkan informasi yang sudah di dapat, berupa gambar, buku jurnal,

dan sebagainya sesuai topik penelitian.37

Adapun contoh transkip dokumentasi anatar lain:38

Transkip Dokumentasi

Koding : 01/O/F-1/22.XII/2021

Bentuk : Gambar

Isi Dokumen : Dokumentasi

Tanggal Pencatatn : 22 Desember 2021

Jam Pencatatan : 10.00 WIB

Tempel bukti dokumen pada kolom ini


Bukti Dokumen
Dalam kolom ini, peneliti sudah
Refleksi mengadakan analisis data dengan reduksi
data yang akan menemukan domaindomanin

1. Tulisan, misalnya: catatan harian, life histories, cerita, biografi,

peraturan, kebijakan;

2. Gambar, misalnya: foto, gambar hidup, sketsa dll;

3. Karya momental, misalnya: karya seni, patung, film, dll.

36
Husaini Usman Dan Purnomo Setiady, Metode Penelitian Social, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2003), 73.
37
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Bima
Aksara, 1981), 202.
38
Tim inzah genggong, pedoman penulisan skripsi, (kraksaan: inzah press, 2016), 53.
31

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yangdi gunakan adalahanalisis datakualitatifdengancara

berfikir induktif, karenadatayang di peroleh berupa keterangan-keterangan

dalambentukuraian. Kualitatif adalahprosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif yaitu sumber dari tertulis atau ungkapan tingkah laku yang di

observasikan dari manusia.39

Metode yang digunakan untuk menganalisis data yaitu dengan metode

analisis deskriptif. Deskriptif yaitu menganalisa data yang bersifat penjelasan

atau penguraian data dan informasi yang kemudian dikaitkan dengan teori

dan konsep-konsep yang mendukung pembahasan yang relevan dimana

penjelasan ini menggunakan metode kualitatif kemudian diperoleh

kesimpulan dari permasalahan penelitian ini. Analis data terdiri dari 3 alur

aktivitas simultan, yakni:40

1. Penyajian Data

Penyajian data yakni menyusun seperangkat informasi yang

memberi kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Misalnya, representasi data yang di maksudkan untuk menggabung

informasi yang disusun dalam bentuk yang koheren dan mudah di akses

yang terkandung dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan.

2. Reduksi Data

Reduksi data yakni proses seleksi yang berfokus pada

penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data “kasar” yang muncul

39
Burhan Ashafa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 16.
40
Rachman, Maman, Metode Penelitian Pendidikan Moral, (Semarang:Unnes Press, 2011),
173.
32

dari catatan tertulis di lapangan. Data kualitatif bisa di sederhanakan dan

ditransformasikan dalam bentuk: seleksi yang ketat, ringkasan atau uraian

singkat, mengklasifikasikannya dalam satu pola yang lebih puas, dan

sebagainya. Ada juga mentransfer data ke dalam angka atau peringkat, tapi

sikap ini tidak selalu bijaksana.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan yakni mencari makna, memperhatikan hukum,

pola penjelas, jalur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan tersebut juga

diverifikasi selama proses penelitia. Verifikasi yakni ingatan yang

berkelebihan di benak analisis ketika dia menarik kesimpulan, meminjam

catatan lapangan, dan meminta orang yang diwawancarai untuk membaca

kesimpulan yang di tarik oleh peneliti. Makna yang muncul sebagai

kesimpulan data akan diuji validitasnya, kekuatan, dan keberlakuannya.

F. Pengecekan Keabsahan Temuan

Pengecekan keabsahan data melalui uji kredibilitas yang dilakukan

dengan observasi yang diperpanjang, peningkatan ketekunan dalam

penelitian, triangulasi, diskusi dengan rekan sejawat, analisis kasus negatif

dan membercheck. Adapun untuk mengetahui reliabilitas dapat dilakukan

dengan menguji keterandalan (dependability) melalui audit terhadap seluruh

proses penelitian. Uji konfirmabilitas untuk mengetahui benar atau tidaknya

hasil penelitian guna menjamin kehandalannya sehingga kualitas datanya

dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan.41

41
Umar Sidiq Dan Moh. Miftachul Choiri, metode penelitian kualitatif di bidang
pendidikan, (ponorogo: CV. Nata karya, 2019), 101-102.
33

Dalam penelitian kualitatif ini memakai beberapa teknik, yaitu:

1. Kepercayaan (kreadibility)

Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang

berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada beberapa teknik

untuk mencapai kreadibilitas ialah teknik : perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, dan membercheck.

2. Trianggulasi

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan berbagai sumber diluar data sebagai bahan perbandingan.

Kemudian dilakukan cross check agar hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan.

3. Memperpanjang Pengamatan

Dengan memperpanjang pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data

yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan memperpanjang

pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan

semakin terbentuk rapport (hubungan), semakin akrab (tidak ada jarak

lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi

yang disembunyikan lagi. Dalam perpanjangan pengamatan ini, peneliti

melakukan penggalian data secara lebih mendalam supaya data yang

diperoleh menjadi lebih konkrit dan valid. Peneliti datang ke lokasi

penelitian walaupun peneliti sudah memperoleh data yang cukup untuk


34

dianalisis, bahkan ketika analisis data, peneliti melakukan crosscheck di

lokasi Penelitian.42

4. Pemeriksaan Sejawat

Pemeriksaan sejawat melalui diskusi yaitu teknik yang dilakukan

dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh

dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Dari informasi

yang berhasil digali, diharapkan dapat terjadi perbedaan pendapat yang

akhirnya lebih memantapkan hasil penelitian.

5. Ketergantungan (depandibikity)

Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati –hatian akan terjadinya

kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan

data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

6. Kepastian

Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan

dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian

yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

42
Umar Sidiq Dan Moh. Miftachul Choiri, metode penelitian kualitatif di bidang
pendidikan, (ponorogo: CV. Nata karya, 2019), 103-104.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo

Berdasarkan undang-undang Nomer 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan sejak diberlakukannya PP 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah status Dinas Koperasi Usaha Kecil

Menengah Kabupaten Probolinggo sesuai Peraturan Daerah Nomer: 70

Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Kabupaten

Probolinggo, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan menengah Kabupaten

Probolinggo tetap berdiri sendiri dengan pola maksimal terdiri dari empat

bidang dan satu secretariat. Terselenggaranya kepemerintahan yang baik

(good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk

mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita

bangsa bernegara. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat,

jelas dan nyata, sehingga penyelenggaran pemerintah dan pelaksanaan

pembangunan dapat belangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih

dan bertanggung jawab (akuntabel), dasar hukum tentang Undang-undang

Nomer 28 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Undang-undang Nomer

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Sebelum dinamakan Dinas Koperasi awalnya dinamakan

“Departemen Koperasi” Departemen Koperasi berdiri sekitar Tahun 1980,

di JL. Panglima Sudirman, bertempatan di balai Kota Probolinggo dan

35
36

Kejaksaan Probolinggo antara Tahun 1979-1980. Pada Tahun 1980 nama

Koperasi pada waktu itu dinamakan Departemen Koperasi. Pada Tahun

1982-1983 beralih nama kembali menjadi “Departemen Koperasi dan

Perdagangan” yang bertepatan du JL. Ayani No 11 Probolinggo sampai

dengan Tahun 1990. Pada Tahun 1990-2000 bertepatan “Diotomi Daerah”

Departemen Koperasi dan Perdagangan diganti menjadi “Dinas Koperasi

dan UKM”. Pada tahun 2016-2021 dari Dinas Koperasi UKM diganri lagi

menjadi Dinas Koperasi dan Usaha mikro.43

2. Visi dan Misi Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo

Adapun Visi dan Misi Dinas Koperasi sebagai berikut”

a. Visi

1. Terwujudnya masyarakat Kabupaten Probolinggo makin

sejahtera, mandiri, dan berakhlak mulia melalui perekonomian

dan kualitas sumber daya manusia.

b. Misi

1. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan daya

saing.

2. Daerah, pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan dan

optimalisasi.

3. Pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.

4. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia melalui

peningkatan.

43
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, “Profil Dinas Koperasi”,
https://dinkop.probolinggokab.go.id/, diakses tanggal 25 September 2022.
37

3. Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab Divisi Dinas Koperasi

Kabupaten Probolinggo

KEPALA DINAS

SEKERTARIS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB. BAGIAN SUB. BAGIAN
PERENCANAAN DAN UMUM DAN
BLUD/UPTD KEUANGAN KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG USAHA & BIDANG USAHA


KELEMBAGAAN FASILITASI MIKRO, KECIL &
KOPERASI PERMODALAN MENENGAH

SEKSI SEKSI USAHA SEKSI


PENYULUHAN & KOPERASI PENGEMBANGAN
SDM KEWIRAUSAHAAN

SEKSI SEKSI USAHA


ORGANISASI DAN SEKSI
SIMPAN PIMJAN
TATA LAKSANA PENINGKATAN
KERJASAMA
USAHA DAN
PEMASARAN
SEKSI SEKSI
PENGAWASAN FASILITASI
PEMBIAYAAN SEKSI
DAN JASA PENGEMBANGAN

Sumber: Sekretaris Dinas KEUANGAN


Koperasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro


Kabupaten Probolinggo
38

Susunan organisasi dinas koperasi dan usaha mikro terdiri dari:

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris membawahi

a. Sub bagian perencanaan dan keuangan

b. Sub bagian umum dan kepegawaian

3. Bidang kelembagaan koperasi membawahi

a. Seksi penyuluhan SDM

b. Seksi organisasi dan tata laksana

c. Seksi pengawasan

4. Bidang usaha koperasi fasilitasi permodalan membawahi

a. Seksi usaha koperasi

b. Seksi usaha simpan pinjam

c. Seksi fasilitasi pembiayaan dan jasa keuangan

5. Bidang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) membawahi

a. Seksi pengembangan kewirausahaan

b. Seksi pengembangan informasi bisnis

c. Seksi pengembangan kerjasama usaha dan pemasaran

Adapun tugas pokok dan fungsi dari susunan organisasi di atas, dapat di

jabarkan sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas menyelenggarakan tugas pokok

dan fungsi untuk mengkoordinasikan dan melakukan pengendalian internal

terhadap unit kerja dibawahnya serta melaksanakan tugas lain yang

diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.


39

2. Sekretariat

a. Sekretariat melaksanakan tugas pokok pengelolaan administrasi

umum meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan,

keuangan, kepegawaian, urusan rumah tangga, perlengkapan,

kehumasan dan kepustakaan serta kearsipan.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok, sekretariat mempunyai fungsi :

1) Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja

(Renja)

2) Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

3) Penyusunan dan pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

(DPA)

4) Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA)

5) Penyusunan Penetapan Kinerja (PK)

6) Pelaksanaan dan pembinaan ketatausahaan, ketatalaksanaan

dan kearsipan

7) Pengelolaan urusan kehumasan, keprotokolan dan kepustakaan

8) Pelaksanaan urusan rumah tangga

9) Pelaksanaan administrasi dan pembinaan kepegawaian

10) Pelaksanaan pembelian / pengadaan atau pembangunan aset

tetap berwujud yang akan digunakan dalam rangka

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi.

Dalam sekretariatan terdapat 2 sub bagian antara lain sub bagian

perencanaan dan keuangan, sub bagian umum dan kepegawaian, di mana

tugasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:


40

3. Sub Bagian Perencanaan Dan Keuangan

Sub bagian perencanaan dan keuangan mempunyai tugas yaitu:

a. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra ) dan Rencana Kerja

(Renja);

b. Penyusunan rencana kerja anggaran (RKA);

c. Penyusunan dan pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran

(DPA) dan dokumen perubahan pelaksanaan anggaran (DPPA);

d. Penyusunan penepatan kinerja (PK);

e. Penyusunan laporan dan dokumentasi pelaksanaan program dan

minimal (SPM);

f. Penyusunan dan pelaksanaan standar pelayanan public (SPP)

dan standar operasional dan prosedur (SOP);

g. Pelaksanaan sistem pengendalian intern (SPI);

h. Pelaksanaan pengukuran indeks kepuasan masyarakat (IKM)

dan/ atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara

periodic yag bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan;

i. Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja perangkat daerah.

j. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya

terkait layanan public secara berkala selalui website pemerintah

daerah.

k. Pelaksanaan penatausahaan keuangan.

l. Pelaksanaan verifikasi surat pertanggung jawaban (SPJ)

keuangan.

m. Penyusunan dan penyampaian laporan penggunaan anggaran.


41

n. Penyusunan dan penyampaian laporan keuangan semesteran dan

akhir tahun.

o. Penyusunan administrasi dan pelaksanaan pembayaran gaji

karyawan.

p. Penerimaan pengadministrasian dan penyetoran penerimanaan

bukan pajak daerah.

q. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi dan;

r. Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh penyetoran

penerimaan bukan pajak daerah.

4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas yaitu:

a. Pelaksanaan ketatausahaan, ketatalaksanaan dan kearsipan.

b. Pelaksanaan administrasi kepegawaian.

c. Pelaksanaan kehumasan, keprotokolan dan kepustakaan.

d. Pelaksanaan urusan rumah tangga.

e. Pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan asset

tetap berwujud yang akan di gunakan dalam rangka

penyelenggaran tugas pokok dan fungsi.

f. Pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang di gunakan

dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi.

g. Pelaksanaan dan penatausahaan barang milik daerah.

h. Memproses tentang kedudukan hukum pegawai dan upaya

peningkatan kemampuan pegawai.


42

i. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dokumentasi kepegawaian.

j. Pelaksanaan sistem pengendalian intern (SPI).

k. Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh sekertaris sesuai

dengan tugas pokoknya.

5. Bidang Kelembagaan Koperasi

a. Bidang kelembagaan koperasi melaksanakan tugas pokok

pembinaan organisasi, tata laksana dan hukum, serta

pengembangan dan pengawasan kelembagan koperasi.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok, bidang kelembagaan koperasi

mempunyai fungsi:

1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang

kelembagaan koperasi;

2) Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka

perencanaan teknis pembinaan organisasi, tata laksana dan

hukum, serta pengembangan dan pengawasan kelembagaan

koperasi

3) Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program

dibidang pembinaan organisasi, tata laksana dan hukum,

serta pengembangan dan pengawasan kelembagaan

koperasi;

4) Pelaksanaan pengaturan, pencatatan, pendaftaran dan

pengesahan badan hukum koperasi;

5) Pelaksanaan fasilitasi pengembangan organisasi dan

kelembagaan koperasi;
43

6) Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian permasalahan

kelembagaan yang dihadapi koperasi;

7) Pelaksanaan pemeringkatan koperasi;

8) Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam

rangka pembinaan kelembagaan koperasi;

9) Pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan kader koperasi

serta kewirausahaan.

10) Pelaksanaan fasilitasi kerja sama antar koperasi serta

dengan badan usaha lain;

11) Penyiapan bahan dalam rangka pemeriksaan dan tindak

lanjut Hasil Pemeriksaan;

12) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

sesuai dengan tugas pokoknya.

13) Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanan tugas pokok dan

fungsi

Dalam bidang kelembagaan koperasi terdapat 3 seksi antara lain seksi

penyuluhan dan SDM, seksi organisasi dan tata laksana, dan seksi

pengawasan, dimana tugasnya dapat di jelaskan sebagai berikut:

6. Seksi Penyuluhan dan SDM

Seksi penyuluhan dan SDM mempunyai tugas yaitu:

a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis

penyuluhan perkoperasian dan pembinaan SDM;


44

b. Pelaksanaan pembinaan dalam rangka konsultasi pendirian

koperasi di bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Mengengah

(UKM);

c. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan

program penyuluhan perkoperasian dan pembinaan SDM;

d. Pemrosesan fasilitasi sosialisasi perkoperasian dan pengajuan

permohonan pendirian koperasi;

e. Pengadministrasian pembentukan dan pendirian koperasi;

f. Pelaksanaan fasilitasi pendirian koperasi;

g. Fasilitasi pembinaan kelompok usaha masyarakat dan koperasi

siswa sadar koperasi;

h. Pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan kader koperasi serta

kewirausahaan;

i. Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian permasalahaan kelompok usaha

yang dihadapi dalam koperasi terdaftar;

j. Pelaksanaan penyuluhan dan bimbingan bagi masyarakat di bidang

perkoperasian;

k. Penyiapan bahan koordinasi dengan instansi, lembaga terkait dalam

rangka penyuluhan perkoperasian dan pembinaan SDM kelompok

usaha binaan;

l. Melakukan pendidikan, pelatihan-pelatihan, kursus-kursus dalam

rangka meningkatkan mutu SDM calon pengurus koperasi;

m. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

dan
45

n. Kegiataan penyuluhan dan pengembangan SDM Koperasi;

o. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas pokoknya.

7. Seksi Organisasi dan Tata Laksana

Seksi organisasi dan tata laksana mempunyai tugas yaitu:

a. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan

program di bidang pembinaan tata laksana dan organisasi koperasi;

b. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam rangka pembinaan tata

laksana dan organisasi koperasi;

c. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan tata laksana dan organisasi

koperasi;

d. Pelaksanaan fasilitasi pemeringkatan koperasi;

e. Pelaksanaan fasilitasi perubahan anggaran dasar koperasi;

f. Pelaksanaan fasilitasi pembubaran maupun penggabungan lembaga

koperasi;

g. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis

pembinaan tata laksana dan organisasi koperasi;

h. Penyiapan bahan dalam rangka kerja sama antar koperasi serta

dengan badan usaha lain;

i. Penyiapan bahan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

pembinaan tata laksana dan organisasi koperasi;

j. Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian permasalahan organisasi dan

tata laksana kelembagaan yang dihadapi koperasi;


46

k. Menghimpun dan sosialisasi Peraturan Perundang-undangan

dibidang koperasi;

l. Pelaksanaan fasilitasi pendirian kantor pelayanan cabang-cabang

pembantu dan kantor kas;

m. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

n. Pelaksanaan pengaturan, pencatatan, pendaftaran badan hukum

koperasi;dan

o. Pelaksanaan funsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas pokoknya.

8. Seksi Kepengawasan

Seksi kepengawasan mempunyai tugas yaitu:

a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis

bidang pengendalian dan pengawasan terhadap pertumbuhan dan

perkembangan koperasi;

b. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan

program di bidang pengendalian dan pengawasan terhadap

pertumbuhan dan perkembangan koperasi;

c. Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian permasalahan teknis bidang

pengendalian dan pengawasan kelembagaan yang dihadapi

koperasi;

d. Pengawasan terhadap kinerja kelembagaan koperasi;

e. Pelaksanaan fasilitasi audit keuangan koperasi oleh Kantor Audit

Publik (KAP);
47

f. Pelaksanaan pengendalian terhadap pertumbuhan dan

perkembangan koperasi;

g. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan kehidupan

perkoperasian;

h. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap kelembagaan

koperasi simpan pinjam/ usaha simpan pinjam;

i. Pelaksanaan pengawasan mitra kerja sama dengan instansi

penyidik lain;

j. Pelaksanaan pengendalian dan pengawasan penyelengaraan tata

kelola kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas;

k. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

dan

l. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas pokoknya.

9. Bidang Usaha Koperasi Fasilitasi Permodalan

a. Bidang Usaha Koperasi Fasilitasi Permodalan melaksanakan tugas

pokok pembinaan dan pengembangan usaha koperasi serta fasilitasi

permodalan koperasi dan UMKM.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok, Bidang Usaha Koperasi

Fasilitasi Permodalan mempunyai fungsi :

1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang

usaha koperasi permodalan koperasi;

2) Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka

perencanaan teknis pembinaan dan pengembangan


48

usaha koperasi serta fasilitasi permodalan koperasi dan

UMKM;

3) Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di

bidang pembinaan dan pengembangan usaha koperasi

serta fasilitasi permodalan koperasi dan UMKM;

4) Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha

koperasi;

5) Pelaksanaan penyiapan rencana dan program bahan

perumusan dan penjabaran kebijaksanaan teknis serta

pemberian bimbingan koperasi dan UMKM di bidang

permodalan;

6) Pelaksanaan penyiapan rencana dan program bahan

perumusan dan penjabaran kebijaksanaan teknis serta

pemberian bimbingan koperasi di bidang pengendalian

simpan pinjam;

7) Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam

rangka pembinaan dan pengembangan usaha koperasi

serta fasilitasi permodalan koperasi dan UMKM;

8) Pelaksanaan kegiatan penilaian kesehatan Koperasi

Simpan Pinjam (KSP)/Usaha Simpan Pinjam (USP);

9) Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian permasalahan usaha

yang dihadapi koperasi;

10) Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian permasalahan terkait

pembiayaan yang dihadapi koperasi dan UMKM;


49

11) Penyiapan bahan dalam rangka pemeriksaan dan tindak

lanjut Hasil Pemeriksaan;

12) Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi; dan

13) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas sesuai dengan tugas pokoknya.

14) Bidang Usaha dan Pembiayaan Koperasi, terdiri dari :

15) Seksi Usaha Koperasi;

16) Seksi Usaha Simpan Pinjam;

17) Seksi Fasilitasi Pembiayaan dan Jasa Keuangan.

Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang

dalammelaksanakan tugas pokok dan fungsinya berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

10. Seksi Usaha Koperasi

Melaksanakan tugas pokok pembinaan dan pengembanganusaha

koperasi. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Seksi Usaha

Koperasi mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis

bidang pembinaan dan pengembangan usaha koperasi;

b. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan

program di bidang pembinaan dan pengembangan usaha koperasi;

c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan bahan perumusan dan

penjabaran kebijaksanaan teknis usaha koperasi;

d. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha koperasi;


50

e. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

pembinaan dan pengembangan usaha koperasi;

f. Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian permasalahan usaha yang

dihadapi koperasi;

g. Fasilitasi kerjasama dan jaringan usaha bagi usaha koperasi dan

para pelaku usaha;

h. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

dan

i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas pokoknya.

11. Seksi Usaha Simpan Pinjam

Melaksanakan tugas pokok pembinaan dan pengembangan

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) / Usaha Simpan Pinjam (USP). Untuk

melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Seksi Usaha Simpan Pinjam

mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis

bidang pembinaan dan pengembangan Koperasi Simpan Pinjam

(KSP) / Usaha Simpan Pinjam (USP);

b. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan

program di bidang pembinaan dan pengembangan Koperasi

Simpan Pinjam (KSP)/Usaha Simpan Pinjam (USP);

c. Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan usaha Koperasi Simpan

Pinjam (KSP)/Usaha Simpan Pinjam (USP);


51

d. Pelaksanaan kegiatan penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam

(KSP)/Usaha Simpan Pinjam (USP);

e. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

pembinaan dan pengembangan Koperasi Simpan Pinjam

(KSP)/Usaha Simpan Pinjam (USP);

f. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas pokoknya.

12. Seksi Fasilitasi Pembiayaan dan Jasa Keuangan

Melaksanakan tugas pokok fasilitasi pembiayaan dan jasa keuangan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Seksi Fasilitasi

Pembiayaan dan Jasa Keuangan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis

bidang fasilitasi pembiayaan dan jasa keuangan;

b. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan

program di bidang fasilitasi pembiayaan dan jasa keuangan;

c. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di bidang fasilitasi

pembiayaan dan jasa keuangan;

d. Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian permasalahan terkait

pembiayaan yang dihadapi koperasi dan UMKM;

e. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait di bidang

pembinaan fasilitasi pembiayaan dan jasa keuangan;


52

f. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas pokoknya.

13. Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

a. Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melaksanakan Stugas

pokok Peningkatan dan Pengembangan Kewirausahaan, Informasi

Bisnis, Kerjasama Usaha dan Pemasaran usaha mikro, kecil dan

menengah.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok, Bidang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah mempunyai fungsi :

1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang usaha

mikro, kecil dan menengah;

2) Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang

pembinaan dan pengembangan kewirausahaan, informasi bisnis,

management, kerjasama usaha, pemasaran dan promosi usaha

mikro, kecil dan menengah;

3) Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka perencanaan

teknis pembinaan dan pengembangan kewirausahaan, informasi

bisnis, management, kerjasama usaha, pemasaran dan promosi

usaha mikro, kecil dan menengah;

4) Pelaksanaan pembinaan, fasilitasi dan pengembangan

kewirausahaan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dan

calon wirausaha baru


53

5) Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi usaha mikro, kecil dan

menengah dalam rangka pengembangan informasi bisnis;

6) Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi managemen usaha mikro,

kecil dan menengah;

7) Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi dalam rangka kerjasama

usaha antara usaha mikro, kecil dan menengah dengan kalangan

dunia usaha dan pengembangan pemasaran;

8) Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi usaha mikro, kecil dan

menengah dalam rangka promosi produk UMKM;

9) Penyiapan bahan dalam rangka pemeriksaaan dan tindak lanjut

hasil pemeriksaan;

10) Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tupoksi;

11) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

sesuai dengan tugas pokoknya.

14. Seksi Pengembangan Kewirausahaan

Melaksanakan tugas pokok pembinaan dan

a. Penyusunan perencanaan bahan perumusan dan

pelaksanaan teknis bidang pembinaan dan pengembangan

kewirausahaan;

b. Pelaksanaan pembudayaan kewirausahaan;

c. Peningkatan dan Pengembangan jiwakewirausahaan usaha

mikro, kecil dan menengah;

d. Pelaksanaan upaya peningkatan dan pengembangan

wirausaha baru;
54

e. Pelaksanaan monitor dan evaluasi kegiatan;

f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas pokoknya.

15. Seksi Pengembangan Informasi Bisnis

Melaksanakan tugas pokok pembinaan dan pengembangan informasi

bisnis usaha mikro, kecil dan menengah.Untuk melaksanakan tugas pokok

tersebut diatas, Seksi Pengembangan Informasi Bisnis mempunyai fungsi;

a. Penyusunan perencanaan bahan perumusan dan

pelaksanaan teknis bidang pengembangan informasi bisnis;

b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan teknis bidang

pembinaan dan pengembangan manajemen usaha mikro,

kecil dan menengah;

c. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan teknis bidang

pembinaan dan pengembangan sistem informasi usaha

mikro, kecil dan menengah;

d. Pendistribusian informasi bisnis usaha mikro, kecil dan

menengah;

e. Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi usaha mikro, kecil dan

menengah;

f. Pelaksanaan peningkatan dan pengembangan kompentensi

UMKM;

g. Pelaksanaan monitor dan evaluasi kegiatan;

h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

sesuai dengan tugas pokoknya.


55

16. Seksi Pengembangan Kerjasama Usaha dan Pemasaran

Melaksanakan tugas pokok pembinaan dan pengembangan

pemasaran dan kerjasama usaha UMKM. Untuk melaksanakan tugas

pokok tersebut diatas, Seksi Pengembangan Kerjasama Usaha dan

Pemasaran mempunyai fungsi :

a. Penyusunan perencanaan pengembangan kerjasama usaha dan

pemasaran;

b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan teknis pengembangan

kerjasam usaha dan pemasaran;

c. Pelaksanaan fasilitasi kerjasama usaha antara usaha mikro, kecil dan

menengah dengan kalangan dunia usaha;

d. Pelaksanaan fasilitasi pemasaran produk usaha mikro, kecil dan

menengah;

e. Pelaksanaan fasilitasi promosi produk usaha mikro, kecil dan

menengah;

f. Pelaksanaan monitor dan evaluasi kegiatan pelaksanaan fungsi lain

yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas pokoknya.


56

B. Hasil Analisis Data

Gambar 4.2 Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo44

Peneliti melakukan observasi langsung ke Dinas Koperasi untuk

memperoleh gambaran dan fakta mengenai strategi pengembangan branding

produk pada UMKM. Dari obsevasi di atas peneliti mengetahui bahwa

branding produk itu penting bagi pelaku usaha, agar produk bisa bersaing di

pasar global dan terkenal oleh masyarakat luas.

Guna Memperoleh data dan Informasi yang lengkap, peneliti

melakukan wawancara langsung dengan informan.

a. Keputusan Branding

Keputusan branding adalah keputusan menyangkut apakah akan

menggunakan merek atau tidak untuk produk yang dihasilkan. Peneliti

melakukan wawancara kepada Ibu Asniyati dan Ibu Nurul Hotimah selaku

owner, hasil wawancara menyatakan:

“menggunakan merek mbak soalnya saya ingin produk saya


terkenal oleh masyarakat luas baik itu luar Kota atau luar Jawa. Dengan
nama merek Asnia olahan abon ikan, krupuk ikan dan lain-lain.
Sebelumnya pelanggan menganggap semua olahan ikan itu sama, ketika
produk saya mempunyai merek jadi konsumen banyak yang
berdatangan ke toko” (wawancara dengan Ibu Asniyati tanggal 22
Desember 2021).45

“menggunakan merek mbak soalnya produk saya pernah ekspor ke


beberapa Negara seperti Jepang dan Korea, dengan khas oleh-oleh
44
01/O/F-1/13-XII/2021
45
Asniyati, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021)
57

probolinggo yaitu olahan bawang goreng” (wawancara dengan Ibu


Nurul Hotimah tanggal 22 Desember 2021). 46

b. Keputusan Brand Sponsor

Keputusan brand sponsor adalah keputusan berkenaan dengan siapa

yang harus mensponsori merek. Peneliti melakukan wawancara kepada Ibu

Asniyati dan Ibu Nurul Hotimah selaku owner, hasil wawancara

menyatakan:

“untuk brand spongsor masih belum ada mbak soalnya keterbatasan


modal, saya hanya sering promosi media online seperti di Instagram,
Whatsap, dan Tik Tok dan itu saya kelola sendiri” (wawancara Ibu
Asniyati tanggal 22 Desember 2021)”47

“brand spongsor masih belum ada mbak, kemarin dari Info


Probolinggo yang mempromosikan produk saya, saya hanya ikut acara
pameran yang diadakan oleh pemerintah ataupun lembaga” (wawancara
Ibu Nurul Hotimah tanggal 22 Desember 2021)48.

c. Keputusan Brand Hierarchy

Keputusan brand hierarchy adalah keputusan menyangkut apakah

setiap produk perlu diberi merek sendiri ataukah menggunakan corporate

brand. Peneliti melakukan wawancara kepada Ibu Asniyati dan Ibu Nurul

Hotimah selaku owner, hasil wawancara menyatakan:

“merek produk saya ini pakek merek saya sendiri jadi tidak
kaitannya dengan corporate brand” (wawancara Ibu Asniyati tanggal 22
Desember 2021).49

sejalan dengan itu owner hunay bawang mengatakan:

“saya fokus untuk mengembangkan merek sendiri dan tidak


menggunakan corporate brand” (wawancara Ibu Nurul Hotimah tanggal
22 Desember 2021). 50

46
Nurul Hotimah, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021)
47
Nurul Hotimah, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021)
48
Nurul Hotimah, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021)
49
Nurul Hotimah, wawancara, ( probolinggo 22 Desember 2021)
50
Nurul Hotimah, wawancara, ( probolinggo 22 Desember 2021)
58

d. Keputusan Brand Extension

Keputusan brand extension adalah keputusan menyangkut apakah

nama merek spesifik perlu diperluas pada produk-produk lain. Peneliti

melakukan wawancara kepada Ibu Asniyati dan Ibu Nurul Hotimah selaku

owner, hasil wawancara menyatakan:

“iya biar merek saya itu semakin banyak dikenal orang mbak”
(wawancara Ibu Asniyati tanggal 22 Desember 2021).51

“iya mbak mengembangkan merek itu butuh proses jadi merek saya
itu perlu diperluas agar terkenal” (wawancara Ibu Nurul Hotimah
tanggal 22 Desember 2021)52

e. Keputusan Multibrand

Keputusan multibrand adalah mengembangkan dua atau lebih merek

dalam kategori produk yang sama. Peneliti melakukan wawancara kepada

Ibu Asniyati dan Ibu Nurul Hotimah selaku owner, hasil wawancara

menyatakan:

“merek saya itu cuma satu mbak tapi terdiri dari beberapa produk
seperti nama merek saya ini Asnia Food yang bergerak dalam bidang
olahan ikan seperti abon ikan, krupuk ikan, petis ikan. Itukan bahan
produk olahannya sama tapi Cuman pakai satu merek” (wawancara Ibu
Asniyati tanggal 22 Desember 2021)53

“jenis produk saya banyak mbak tapi saya cuman pakek satu merek
untuk mengembangkan produk” (wawancara Ibu Nurul Hotimah
tanggal 22 Desember 2021)54

f. Keputusan Brand Repositioning

Brand repositioning adalah keputusan untuk mengubah produk dan

citranya agar dapat lebih memenuhi ekspektasi pelanggan. Peneliti

51
Asniyati, wawancara, ( probolinggo 22 Desember 2021)
52
Nurul Hotimah, wawancara, ( probolinggo 22 Desember 2021)
53
Nurul Hotimah, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021)
54
Asniyati, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021
59

melakukan wawancara kepada Ibu Asniyati dan Ibu Nurul Hotimah selaku

owner, hasil wawancara menyatakan:

“kalau untuk mengubah produk itu tidak mbak karena dari dulu
saya fokus mengembangkan produk olahan saya ini. Tapi kalau untuk
citra saya ingin meningkatkan seperti citra rasa, kemasan pada produk,
agar penilaian konsumen semakin bagus terhadap produk saya”
(wawancara Ibu Asniyati tanggal 22 Desember 2021)55.

“untuk mengubah produk tidak kepikiran mbak dan produk saya ini
sebenarnya sudah banyak orang-orang yang memproduksi juga. Saya
lebih ingin meningkatkan citra produk saya, baik itu pada ke
kemasannya, olahannya dan citra rasanya supaya ada perbedaan dari
yang lain” (wawancara Ibu Nurul Hotimah tanggal 22 Desember
2021).56

a. Merek Identik dengan Biaya yang Mahal

Pelaku usaha enggan untuk mengembangkan merek karena merasa

bahwa perlu modal yang banyak untuk prosesnya, sementara mereka

memiliki keterbatasan modal. Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu

Asniyati dan Ibu Nurul Hotimah menyatakan:

“mendaftarkan merek memang mahal mbak kecuali dapat fasilitas


dari dinas-dinas atau lembaga lainnya” (wawancara Ibu Asniayati
tanggal 22 Desember 2021).57

“saya daftar merek dapat fasilitas dari dinas mbak, jadi tidak usah
bayar sudah dapat fasilitas” (wawancara Ibu Nurul Hotimah tanggal 22
Desember 2021). 58

b. Membangun Merek Itu Rumit

merek identik dengan teori-teori yang rumit. Dengan keterbatasan

SDM yang dimiliki UMKM, hal ini bukan hal yang mudah untuk diserap

dan dilaksanakan. Padahal sebenarnya membangun merek itu tidak rumit.

55
Asniyati, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021
56
Nurul Hotimah, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021)
57
Asniyati, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021
58
Nurul Hotimah, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021)
60

Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Asniyati dan Ibu Nurul

Hotimah menyatakan:

“rumit mbak, karena keterbatasan pengetahuan tentang merek dan


teori-teori yang ada itu rumit apalagi kayak saya yang tidak tahu
masalah kayak gitu atau yang bisa dikatakan awam, dan persyaratan
mendaftar merek itu sulit” (wawancara Ibu Asniyati tanggal 22
Desember 2021). 59

“bisa dikatakan rumit mbak, soalnya persyaratan untuk daftar


banyak contoh kayak saya pertama daftar nama merek yang diberi nama
asli probolinggo tidak terdaftar karena tidak boleh memakai nama asal,
diganti dengan nama merek Hunay yang merupakan gabungan dari
nama saya dan nama anak” (wawancara Ibu Nurul Hotimah tanggal 22
Desember 2021). 60

c. UMKM Tidak Perlu Membangun Merek

UMKM masih memandang rendah manfaat merek untuk

pengembangan usaha. Merek masih dianggap tidak berguna bagi

pengembangan bisnis selanjutnya. Peneliti melakukan wawancara dengan

Ibu Asniyati dan Ibu Nurul Hotimah menyatakan:

“untuk pelaku usaha kayak saya yang legalitas perizinannya


lengkap atau terdaftar maka mendaftar merek itu penting untuk
membedakan produk saya dengan produk yang lain, kualitasnya bisa
dilihat kalau legalitas perizinannya lengkap” (wawancara Ibu Asniyati
tanggal 22 Desember 2021). 61

“untuk saya membangun merek itu penting mbak soalnya produk


saya sudah go internasional, jadi konsumen tertarik terhadap produk
saya ketika legalitas produk saya lengkap. Dan kelebihan adanya nama
merek ini bisa tercantup di laman HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan
itu resmi dari pemerintah, juga bisa terhindar dari playgiat nama merek
usaha orang lain” (wawancara Ibu Nurul Hotimah tanggal 22 Desember
2021). 62

59
Asniyati, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021
60
Nurul Hotimah, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021)
61
Asniyati, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021
62
Nurul Hotimah, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021)
61

d. Manajemen merek bukan sebagai prioritas bagi UMKM dalam

pelaksanaan aktivitas keseharian mereka. Peneliti melakukan wawancara

dengan Ibu Asniyati dan Ibu Nurul Hotimah menyatakan:

“untuk produk saya adanya merek ini sangat prioritas karna usaha
saya merupakan binaan dinas koperasi, jadi kalau untuk usaha biasa-
biasa saja yang tidak ada kaitannya dengan pemerintah merek bukan
prioritas” (wawancara Ibu Asniyati tanggal 22 Desember 2021).63

“produk saya ini sudah ditetapkan menjadi salah satu icon oleh-
oleh khas probolinggo, jadi merek sangat prioritas bagi saya”
(wawancara Ibu Nurul Hotimah tanggal 22 Desember 2021). 64

e. Tanggung jawab manajemen merek masih berada di manajemen atas

organisasi. Direktur atau pemilik yang menentukan kebijakan merek,

perubahan nama maupun logo dari organisasi. Peneliti melakukan

wawancara dengan Ibu Asniyati dan Ibu Nurul Hotimah menyatakan:

“di kelola saya sendiri terkait manajemen merek mbak ataupun


legalitas lainnya” (wawancara Ibu Asniyati tanggal 22 Desember
2021).65

“kalau dalam usaha saya untuk tanggung jawab manajemen merek


langsung dihandle saya sendiri selaku ownernya jadi pegawai yang lain
itu tidak ikut campur terkait dengan manajemen merek” (wawancara
Ibu Nurul Hotimah tanggal 22 Desember 2021). 66

C. Pembahasan

1. Strategi Pengembangan Branding Produk Bagi UMKM

Menurut Syafi’i Antonio strategi adalah penempatan misi

perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengikat kekuatan

eksternal dan internal, perumusan kebijakkan dan strategi tertentu

63
Asniyati, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021
64
Nurul Hotimah, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021)
65
Asniyati, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021
66
Nurul Hotimah, wawancara,( probolinggo 22 Desember 2021)
62

mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga

tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.67

Di dalam strategi yang baik terdapat kordinasi tim kerja, memiliki

tema mengidentifikasi faktor pendukungnya sesuai dengan prinsip-prinsip

pelaksanaan gagasan secara rasional, efesiensi dalam pendanaan dan

memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.68

Pengembangan branding produk bagi pelaku usaha sangatlah penting

untuk mengetahui produk atau merek yang dimiliki, fasilitas yang

diberikan pemerintah untuk pemasaran produknya yaitu pameran, acara-

acara besar sehingga produk bisa terkenal luas melalui acar-acara tersebut.

Dari hasil observasi di atas untuk mengetahui pengembangan

branding produk bagi UMKM di Probolinggo yang sudah tersebar luas dan

terkenal oleh masyarakat. Strategi pengembangan branding produk bagi

UMKM merupakan sebuah hasil dari proses keputusan yang mengcangkup

enam aspek utama69 yang dijadikan sebagai dasar menganalisi informasi

yang di dapatkan anatara lain :

1. Keputusan branding itu penting bagi pelaku usaha untuk mengenalkan

produknya kepada masyarakat luas.

2. Keputusan brand sponsor adalah keputusan berkenaan dengan siapa

yang harus mensponsori merek.

3. Keputusan brand hierarchy adalah keputusan menyangkut apakah setiap

produk perlu diberi merek sendiri ataukah menggunakan corporate

brand.
67
Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gemainsani, 2001), 153.
68
Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 2000), 17.
69
Tjiptono Fandy. Brand Management & Strategy, (Jakarta: ANDI, 2005), 10.
63

4. Keputusan brand extension adalah keputusan menyangkut apakah nama

merek spesifik perlu diperluas pada produk-produk lain.

5. Keputusan multibrand adalah mengembangkan dua atau lebih merek

dalam kategori produk yang sama.

6. Keputusan brand repositioning adalah keputusan untuk mengubah

produk dan citranya agar dapat lebih memenuhi ekspektasi pelanggan.

2. Kendala pengembangan branding produk bagi UMKM

Menurut Susan didalam bukunya yang berjudul Manajemen

Pemasaran, Branding adalah kegiataan membangun sebuah brand atau

merek, mengkomunikasikan sebuah merek untuk memperoleh brand

positioning yang kuat di pasar. Sedangkan menurut Novri Susan branding

merupakan proses menginterkasikan symbol-simbol yang diwujudkan ke

dalam bentuk bahasa, suara (intonasi), gesture, dan visualisasi untuk

mengkonstruksi sebuah makna yang kemudian menjadi indetitas atau ciri

khas sebuah obyek yang baik itu individu, produk ataupun institusi.70

Branding adalah proses penciptaan identity yang terkait dengan

dugaan, emosi, dan perasaan identitas tertentu. Branding mendahului

pemasaran dan penjualan, pemasaran tidak efektif tanpa merek yang kuat.

Branding berarti pernyataan tentang siapa (identitas), apa (produk atau jasa

yang ditawarkan), dan mengapa sebuah merek layak dipilih dan merek

menjanjikan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan branding adalah

brand yang sangat penting bagi pelaku usaha dan konsumen karena

70
Susan, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2014), 199.
64

seseorang akan memilih produk bukan hanya alasan rasional tetapi juga

karena alasan emosional. Orang akan melihat atau membandingkan produk

yang satu dengan produk yang lain dengan kelayakan ataupun dengan

harga.

Pengembangan merek menjadi hal yang penting, namun belum

banyak yang disadari oleh pelaku usaha. Meski telah banyak bukti yang

menunjukkan tentang keampuhan merek dalam mengembangkan suatu

bisnis, tetapi masih banyak pelaku usaha yang mengacuhkan manfaat dari

pengembangan merek ini dikarenakan :

a. Merek identik dengan biaya yang mahal, Pelaku usaha enggan untuk

mengembangkan merek karena merasa bahwa perlu modal yang banyak

untuk prosesnya, sementara mereka memiliki keterbatasan modal.

b. Membangun Merek itu sulit, merek identik dengan teori-teori yang

rumit. Dengan keterbatasan SDM yang dimiliki UMKM, hal ini bukan

hal yang mudah untuk diserap dan dilaksanakan.

c. UMKM tidak perlu membangun merek, UMKM masih memandang

rendah manfaat merek untuk pengembangan usaha. Merek masih

dianggap tidak berguna bagi pengembangan bisnis selanjutnya.

d. Manajemen merek bukan sebagai prioritas bagi UMKM dalam

pelaksanaan aktivitas keseharian mereka.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

pengembangan branding produk UMKM merupakan sebuah pilihan yang harus

dilakukan oleh pelaku usaha jika ingin tetap bertahan dalam persaingan global.

Strategi pengembangan branding produk pada UMKM menggunakan enam aspek

yaitu: 1) keputusan branding adalah keputusan menyangkut apakah akan

menggunakan merek atau tidak untuk produk yang dihasilkan. 2) keputusan brand

sponsor adalah keputusan berkenaan dengan siapa yang harus mensponsori merek. 3)

keputusan brand hierarchy adalah keputusan menyangkut apakah setiap produk perlu

diberi merek sendiri ataukah menggunakan corporate brand. 4) keputusan brand

extension adalah keputusan menyangkut apakah nama merek spesifik perlu diperluas

pada produk-produk lain. 5) keputusan multibrand adalah mengembangkan dua atau

lebih merek dalam kategori produk yang sama. 6) keputusan brand repositioning

adalah keputusan untuk mengubah produk dan citranya agar dapat lebih memenuhi

ekspektasi pelanggan.

Kemudian kendala pengembangan branding produk pada UMKM yaitu merek

identik dengan biaya yang mahal, membangun merek itu rumit, UMKM tidak perlu

membangun merek, manajemen merek bukan sebagai prioritas bagi UMKM dalam

pelaksanaan aktivitas keseharian mereka, tanggung jawab manajemen merek masih

berada di manajemen atas organisasi.

Dalam pengembangan branding produk UMKM membutuhkan dukungan dari

pemerintah. Dukungan tersebut dapat berupa pelatihan pengembangan branding

produk maupun kemudahan dalam perolehan perlindungan branding produk.


65
B. Saran

1. Bagi UMKM strategi pengembangan branding produk yang dilakukan harus

memiliki krakteristik yang berbeda dari usaha-usaha lain. Branding produk yang

dipilih sebaiknya merupakan branding produk yang mudah diingat dan menarik

bagi konsumen.

2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini belum dikatakan sempurna hasilnya,

oleh karena itu peneliti menyarankan untuk meneleti lebih dalam tentang faktor-

faktor kendala UMKM dalam pengembangan branding produk, sehingga bisa

menjadi evaluasi bagi Dinas Koperasi dalam membina UMKM.

66
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Fathoni. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.


Jakarta: RinekaCipta.

Antonio Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gemainsani.

Anwar Saifuddin. 1998. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pelajar Offset.

Arikuntoro Suharsimi. 2006. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rieneka Cipta.

As’ari. 2021. “Strategi Branding Produk Tembakau Di Kalangan Kampus (Studi Pada
Promotor La Lights Pemasaran Area Universitas Muhammadiyah Malang)”, Skripsi.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Ponorogo.

Departemen Agama RI. 2009. “Al-Qur’an Dan Terjemahnya”. Jakarta: PT. Sigma
Examedia Arkaleema.

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro. 2018. Profil Dinas Koperasi.


https://dinkop.probolinggokab.go.id/. 25 September 2022 (22.03).

Djuwaini Dimyauddin. 2008. Pengantar Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Fadhilah Ramadhani, Yaenal Arifin. 2013. Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi


Komunikasi Berbasis E-Commerce sebagai Media Pemasaran Usaha Kecil
Menengah Guna Meningkatkan Daya Saing dalam Menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean 2015. Economics Development Analisys Journal. 2(2).

Fandi, Tjiptono.2000. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi

Farroh Ahmad Hasan. 2018. Fiqh Muammalah Dari Klasik Hingga Kontemporer. Malang:
UIN-Maliki Malang Press.

Hari, Suminto. 2002. Pemasaran Blak-blakan. Batam: Inter Aksara.

Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metododogi Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta:
Ghalia IKAPI.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 2. PT Prenhallindo,


Jakarta.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Moleong Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muri ,Yusuf. 2014.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan.


Jakarta: Prenada Media Grup.

67
Nur, Sindriyanto. 1999. Metode Penelitian Bisnis, Yogyakarta: BPFE.

Philip, Kotler. 1997. Marketing Management. Jakarta: Pren Hallindo.

Prabu Wardaheni, Afifah. 2021. “Strategi Branding dalam Membangun Brand Awareness
(Studi Kualitatif Strategi Branding Syafa’at Marcomm dalam Membangun)”, Skripsi.
Universitas Muhammadiyah. Makassar.

Pricyllia, Sherley. 2018. “Personal Branding Melalui Instagram (Studi Deskriptif Kualitatif
Pada Akun Instagram @Aulion)”, Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional.
Jakarta.

M. Quraish Shihab. 2001. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.
Jakarta: Lentera Hati.

Saefuddin Anwar. 1997. Metode Penelitian. Yogyakarta: Logos Wacana Ilmu.

Salim. 2006. Hukum Kontrak: Teori Dan Teknik Penyusunan Kontrak. Jakarta: Sinar
Grafika.

Soedrajat, Setyo. 1994. Manajemen Pemasaran Jasa Bank. Jakarta: Ikral Mandiri Abadi.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuanlitatif Kualitatif Dan R Dan D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suhendi, Hendi. 2002. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Susan. 2014. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Suyanto Bagong, Sutinah. 2005. Metode Penelitian Social. Jakarta: Prenada Media Group.

Syaikhu, Ariyadi, Norwili. 2020. Fiqih Muamalah Memahami Konsep Dan Dialektika
Kontenporer. Yogyakarta: K-Media.

Tulus, Tambunan, 2002.Usaha kecil dan menengah di Indonesi, Jakarta: Salemba Empat,

Zed Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

68
LAMPIRAN – LAMPIRAN

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CL : 01

Koding : 01/O/F-1/13-XII/2021

Tanggal Pengamatan : 13 Desember 2021

Jam : 09.00-10.00

Disusun Jam : 20.00-21.00

Kegiatan Yang Diobservasi : Observasi

Transkip Observasi

Tanggapan Pengamat Peneliti mengamati strategi pengembangan


branding produk bagi UMKM binaan Dinas
Koperasi Kabupaten Probolinggo.
Dari observasi yang dilakukan peneliti
pengembangan branding produk pada UMKM
binaan Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo
sangat menarik untuk di teliti.

69
TRANSKRIP WAWANCARA

Kode : 02/1-W/F-1/22-XII/2021

Nama Informan : Asniyati (Owner Asnia)

Jam : 08.30-10.00

Disusun jam : 19.30-21.00

Tempat wawancara : Rumah owner Asnia.

Wawancara : Strategi pengembangan branding produk pada UMKM

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana keputusan ibu tentang branding?

Informan Menggunakan merek mbak soalnya saya ingin produk


saya terkenal oleh masyarakat luas baik itu luar Kota
atau luar Jawa. Dengan nama merek Asnia olahan
abon ikan, krupuk ikan dan lain-lain. Sebelumnya
pelanggan menganggap semua olahan ikan itu sama,
ketika produk saya mempunyai merek jadi konsumen
banyak yang berdatangan ke toko.

Bagaimana keputusan ibu tentang brand sponsor?


Peneliti

Untuk brand spongsor masih belum ada mbak soalnya


Informan
keterbatasan modal, saya hanya sering promosi media

online seperti di Instagram, Whatsap, dan Tik Tok dan

itu saya kelola sendiri.

Bagaimana keputusan ibu tentang hierarchy?


Peneliti

Merek produk saya ini pakek merek saya sendiri jadi


Informan
tidak kaitannya dengan corporate brand.

70
Bagaimana keputusan ibu tentang brand extension?
Peneliti

iya biar merek saya itu semakin banyak dikenal orang


Informan
mbak.

Bagaimana keputusan ibu tentang multibrand?


Peneliti

merek saya itu cuma satu mbak tapi terdiri dari


Informan
beberapa produk seperti nama merek saya ini Asnia

Food yang bergerak dalam bidang olahan ikan seperti

abon ikan, krupuk ikan, petis ikan. Itukan bahan produk

olahannya sama tapi Cuman pakai satu merek.

Bagaimana keputusan ibu tentang brand repositioning?


Peneliti

kalau untuk mengubah produk itu tidak mbak karena


Informan
dari dulu saya fokus mengembangkan produk olahan

saya ini. Tapi kalau untuk citra saya ingin meningkatkan

seperti citra rasa, kemasan pada produk, agar penilaian

konsumen semakin bagus terhadap produk saya.

Dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang


Refleksi
strategi pengembangan branding produk pada UMKM.

71
TRANSKRIP WAWANCARA

Kode : 02/2-W/F-2/22-XII/2021

Nama Informan : Ibu Nurul Hotimah (selaku owner)

Jam : 10.00-11.30

Disusun jam : 21:00-22.00

Tempat wawancara : Rumah owner Hunay

Wawancara : Strategi pengembangan branding produk pada UMKM

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana keputusan ibu tentang branding?

Informan menggunakan merek mbak soalnya produk saya

pernah ekspor ke beberapa Negara seperti Jepang

dan Korea, dengan khas oleh-oleh probolinggo yaitu

olahan bawang goreng.

Peneliti Bagaimana keputusan ibu tentang brand sponsor?

Informan brand spongsor masih belum ada mbak, kemarin dari

Info Probolinggo yang mempromosikan produk

saya, saya hanya ikut acara pameran yang diadakan

oleh pemerintah ataupun lembaga.

Peneliti Bagaimana keputusan ibu tentang brand hierarchy?

Informan saya fokus untuk mengembangkan merek sendiri

dan tidak menggunakan corporate brand.

Peneliti Bagaimana keputusan ibu tentang brand extension?

Informan Iya mbak mengembangkan merek itu butuh proses


jadi merek saya itu perlu diperluas agar terkenal.

72
Bagaimana keputusan ibu tentang multibrand?
Peneliti

Jenis produk saya banyak mbak tapi saya cuman


Informan
pakek satu merek untuk mengembangkan produk.

Bagaimana keputusan ibu tentang brand


Peneliti
repositioning?

Untuk mengubah produk tidak kepikiran mbak dan


Informan
produk saya ini sebenarnya sudah banyak orang-

orang yang memproduksi juga. Saya lebih ingin

meningkatkan citra produk saya, baik itu pada ke

kemasannya, olahannya dan citra rasanya supaya ada

perbedaan dari yang lain.

Dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa


Refleksi
tentang strategi pengembangan branding produk

pada UMKM.

73
TRANSKRIP WAWANCARA

Kode : 02/3-W/F-3/22-XII/2021

Nama Informan : Ibu Asniyati (selaku owner Asnia Food)

Jam : 08.30-10.00

Disusun jam : 19.30-21.00

Tempat wawancara : Rumah owner Asnia Food

Wawancara : Kendala pengembangan branding produk pada UMKM

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana tanggapan Ibu tentang pendaftaran


merek identik dengan biaya yang mahal?
Mendaftarkan merek memang mahal mbak kecuali
Informan
dapat fasilitas dari dinas-dinas atau lembaga lainnya.

Bagaimana tanggapan Ibu tentang pendaftaran


Peneliti
merek itu rumit?

Rumit mbak, karena keterbatasan pengetahuan


Informan
tentang merek dan teori-teori yang ada itu rumit

apalagi kayak saya yang tidak tahu masalah kayak

gitu atau yang bisa dikatakan awam, dan persyaratan

mendaftar merek itu sulit.

Bagaimana tanggapan Ibu bahwa UMKM tidak


Peneliti
perlu membangun merek?

untuk pelaku usaha kayak saya yang legalitas


Informan
perizinannya lengkap atau terdaftar maka mendaftar

merek itu penting untuk membedakan produk saya

dengan produk yang lain, kualitasnya bisa dilihat

74
kalau legalitas perizinannya lengkap.

Bagaimana tanggapan Ibu tentang manajemen merek


Peneliti
bukan prioritas bagi UMKM?

untuk produk saya adanya merek ini sangat prioritas


Informan
karna usaha saya merupakan binaan dinas koperasi,

jadi kalau untuk usaha biasa-biasa saja yang tidak

ada kaitannya dengan pemerintah merek bukan

prioritas.

Bagaimana tanggapan Ibu tentang manajemen merek


Peneliti
tanggung jawab berada di atas organisasi?

di kelola saya sendiri terkait manajemen merek


Informan
mbak ataupun legalitas lainnya.

Dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa


Refleksi
Kendala pengembangan branding produk pada

UMKM.

75
TRANSKRIP WAWANCARA

Kode : 02/4-W/F-4/22-XII/2021

Nama Informan : Ibu Nurul Hotimah (selaku owner)

Jam : 10.00-11.30

Disusun jam : 21:00-22.00

Tempat wawancara : Rumah owner Hunay

Wawancara : Kendala pengembangan branding produk pada UMKM

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana tanggapan Ibu tentang pendaftaran

merek identik dengan biaya yang mahal?

Informan saya daftar merek dapat fasilitas dari dinas mbak,

jadi tidak usah bayar sudah dapat fasilitas.

Peneliti Bagaimana tanggapan Ibu tentang pendaftaran

merek itu rumit?

Informan bisa dikatakan rumit mbak, soalnya persyaratan

untuk daftar banyak contoh kayak saya pertama

daftar nama merek yang diberi nama asli

probolinggo tidak terdaftar karena tidak boleh

memakai nama asal, diganti dengan nama merek

Hunay yang merupakan gabungan dari nama saya

dan nama anak.

Peneliti Bagaimana tanggapan Ibu bahwa UMKM tidak


perlu membangun merek?

76
Informan Untuk saya membangun merek itu penting mbak
soalnya produk saya sudah go internasional, jadi
konsumen tertarik terhadap produk saya ketika
legalitas produk saya lengkap. Dan kelebihan
adanya nama merek ini bisa tercantup di laman
HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan itu resmi
dari pemerintah, juga bisa terhindar dari playgiat
nama merek usaha orang lain.
Bagaimana tanggapan Ibu tentang manajemen merek
Peneliti
bukan prioritas bagi UMKM?

Produk saya ini sudah ditetapkan menjadi salah satu


Informan
icon oleh-oleh khas probolinggo, jadi merek sangat

prioritas bagi saya.

Bagaimana tanggapan Ibu tentang manajemen merek


Peneliti
tanggung jawab berada di atas organisasi?

Kalau dalam usaha saya untuk tanggung jawab


Informan
manajemen merek langsung dihandle saya sendiri

selaku ownernya jadi pegawai yang lain itu tidak

ikut campur terkait dengan manajemen merek.

Dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa


Refleksi
Kendala pengembangan branding produk pada

UMKM.

77
TRANSKIP DOKUMENTASI

Koding : 03/D/F-1/22-XII/2021
Bentuk : Gambar
Isi Dokumen : Foto wawancara dengan Ibu Asniyati selaku Owner Asnia Food
Tanggal Pencatatan : 22 Desember 2021
Jenis Pencatatan : 09.00 WIB

Bukti

Dokumentasi

Dokumentasi Wawancara dengan Ibu Asniyati dapat mengetahui


Refleksi
tentang strategi pengembangan branding produk pada UMKM dan

kendala pengembangan branding produk pada UMKM.

78
TRANSKIP DOKUMENTASI

Koding : 03/D/F-2/22-XII/2021
Bentuk : Gambar
Isi Dokumen : Foto wawancara dengan Ibu Nurul Hotimah selaku owner
Hunay
Tanggal Pencatatan : 22 Desember 2021
Jam pencatatan : 10.00

Bukti Dokumentasi

Dokumentasi Wawancara dengan Ibu Nurul


Refleksi
Hotimah dapat mengetahui tentang strategi

pengembangan branding produk pada UMKM dan

kendala pengembangan branding produk pada

UMKM.

79
Keterangan Transkip:

1. 1W : Ibu Asniyati (owner Asnia Food)

2. 2W : Ibu Nurul Hotimah (owner Hunay)

3. 3W : Ibu Asniyati (owner Asnia Food)

4. 4W : Ibu Nurul Hotimah (owner Hunay)

5. F-1 : Fokus Masalah Pertama

6. F-2 : Fokus Masalah Kedua

7. 01 : Koding Observasi

8. 02 : Koding Wawancara

9. 03 : Koding Dokumentasi

10. 22dst : Tanggal Pengumpulan Data

11. XIIdst : Bulan Pengumpulan Data

12. 2021 : Tahun Pengumpulan Data

80
RIWAYAT HIDUP

Fuji Fatur Rohmah dilahirkan di desa Asembakor Kecamatan Kraksaan Kabupaten

Probolinggo pada tanggal 08 Mei 2002. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan

Ayah Roufur dan Ibu Herlin Rukmianingsih. Pendidikan Dasar penulis tempuh di Sekolah

Dasar Negeri 1 Asembakor. Kemudian melanjutkan ke MTsN 1 Probolinggo. Kemudian

melanjutkan pendidikan MA Zainul Hasan Genggong. Setelah itu penulis melanjutkan

pendidikan di Universitas Islam Zainul Hasan (UNZAH) Jurusan Manajemen Keuangan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam pada Tahun Ajaran 2018/2019.

81
82
83

Anda mungkin juga menyukai