Anda di halaman 1dari 101

ANALISIS SWOT DAN KARAKTERISTIK BRAND DALAM

MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH


(Studi Kasus Eonni Corndog)

SEMINAR HASIL

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen


pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ibn Khaldun Bogor

Oleh :
Siti Nurbiah Adawiyah
181104010646

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2022
ANALISIS SWOT DAN KARAKTERISTIK BRAND DALAM
MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(Studi Kasus Eonni Corndog)

SEMINAR HASIL

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen


pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ibn Khaldun Bogor

Oleh :
Siti Nurbiah Adawiyah
181104010646

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Siti Nurbiah Adawiyah


NPM : 181104010646
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Judul Skripsi : Analisis Swot Dan Karakteristik Brand Dalam
Mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi
Kasus Eonni Corndog)

Telah Disetujui untuk Disidangkan oleh Dosen Pembimbing Skripsi


Pada Tanggal : 27 Mei 2022

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Syahrum Agung, SE., M.M. Dr. Hj. Immas Nurhayati, S.E., M.S.M.
NIK/NIDN NIK/NIDN

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Siti Nurbiah Adawiyah


NPM : 181104010646
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Judul Skripsi : Analisis Swot Dan Karakteristik Brand Dalam
Mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi
Kasus Eonni Corndog)

Diujikan Pada Tanggal : 27 Mei 2022

Susunan Dosen Penguji

Nama Penguji Tanda Tangan Tanggal


1. Nama Lengkap dan Gelar Penguji I
NIK/NIDN
2. Nama Lengkap dan Gelar Penguji II
NIK/NIDN
3. Nama Lengkap dan Gelar Penguji Profesi
NIK/NIDN

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi Manajemen


Universitas Ibn Khaldun Bogor,

Hj. Titing Suharti, S.E., M.M. Hj. Rachmatullaly Tina Kartika Rinda, S.E., M.M.
NIDN : 04 0112 6003 NIDN : 04 1611 6102

iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Siti Nurbiah Adawiyah
NPM : 181104010646
Program Studi : Manajemen
Peminatan : Kewirausahaan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Judul Skripsi : Analisis Swot Dan Karakteristik Brand Dalam
Mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi
Kasus Eonni Corndog)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang telah saya susun tidak
meniru atau melakukan plagiat atas hasil karya orang lain. Kutipan yang
digunakan dalam skripsi ini sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, apabila di kemudian
hari ditemukan fakta bahwa saya telah menyalahi pernyataan ini, maka saya
bersedia mempertanggungjawabkannya.

Bogor, 27 Mei 2022


Yang Membuat Pernyataan,

Materai Rp. 10.000

Siti Nurbiah Adawiyah


181104010646

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Analisis SWOT dan Karakteristik Brand Dalam Mengembangkan Usaha
Mikro Kecil Menengah. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan
skripsi ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Syahrum Agung, SE., M.M. selaku Dosen Pembimbing I (Materi)
atas segala bimbingan dan kesabarannya selama ini sehingga penulis dapat
segera menyelesaikan skripsi dengan baik.
2. Ibu Dr.Hj.Immas Nurhayati, S.E.,M.S.M. selaku Dosen Pembimbing II
(Teknis) atas segala bimbingan dan kesabarannya selama ini sehingga penulis
dapat segera menyelesaikan skripsi dengan baik.
3. Bapak Dr. H.E. Mujahidin, M.Si. selaku Rektor Universitas Ibn Khaldun
Bogor
4. Ibu Hj. Titing Suharti, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ibn Khaldun Bogor.
5. Ibu Hj. Rachmatullaily Tina Kartika Rinda, S.E., M.M. selaku Ketua Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ibn Khaldun
Bogor.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ibn
Khaldun Bogor yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama ini.
7. Keluarga (Bapak Rosid, Ibu Siti Rohmah, Randi Rahmayudi, Restiana Wari,
Yusron Ahmad Mozakir Zulkarnaen) atas doa dan dukungan yang tak pernah
putus sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan.
8. Segenap Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ibn Khaldun Bogor.
9. Adrian Ramadhan yang selalu memberikan masukan dan semangat selama
penulis menyusun skripsi ini.

v
10. Sahabat saya Firyal Alsya Nabila, Nabila Ratna Alfitri, Syafira Rizkia, Ridha
Robiatul Adawiyah, Dhinda Fitri Puspita, dan Ayu Nurkhayanih yang selalu
memberikan support dan semangat kepada saya.
11. Sahabat seperjuangan Firginia Osqiala, Velina Sariyuli yang selalu
memberikan masukan dan saling memberikan semangat.
12. Seluruh teman-teman Program Studi Manajemen Reguler B dan Manajemen
Kewirausaha yang senantiasa membantu dalam memberikan masukan serta
bertukar pikiran.
13. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang
telah membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan semua kebaikan kepada
berbagai pihak yang telah berkontribusi memberikan bantuan dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan sebagai perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memerlukan
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Bogor, 10 Juni 2022


Peneliti,

Siti Nurbiah Adawiyah


181104010646

vi
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di daerah Leuwiliang, dimana terdapat UMKM


Eonni Corndog. Eonni Corndog sebagai usaha perorangan sejak tahun 2019.
Brand Eonni yang memiliki beberapa karakteristik, Eonni ini berasal dari Bahasa
korea yang artinya kaka perempuan, dan Eonni ini memiliki ciri khas dari warna
yaitu warna pink, dan pamphlet warna pink. Strategi usaha yang baik guna
menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompleks dan kompetitif. Metode
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan
penyebaran kuesioner kemudian dianalisis dengan SWOT. Jenis data terdiri dari
data primer dan sekunder. Hasil penelitian dari metodologi deskriptif analisis
SWOT dapat diperoleh nilai matriks dari faktor internal 27.00 dan nilai matriks
dari faktor eksternal 0.74. dari hasil diagram sangat jelas menunjukan bahwa
UMKM Eonni Corndog berada pada kuadran I (satu) yaitu strategi agresif.
Strategi ini menandakan keadaan perusahaan yang kuat dan mampu untuk
berkembang dengan mengambil kesempatan atau peluang yang ada untuk meraih
omset yang maksimal, dimana kuadran tersebut merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga
dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Kata kunci : Brand, Analisis SWOT, UMKM

vii
ABSTRACT

This research was conducted in the Leuwiliang area, where there is MSME
Eonni Corndog. Eonni Corndog as an individual business since 2019. The Eonni
brand which has several characteristics, this Eonni comes from Korean which
means sister, and this Eonni has a characteristic color, namely pink, and pink
pamphlets. A good business strategy to face increasingly complex and competitive
business competition. The method used in this research is a qualitative method.
Data collection techniques in this study were conducted by interviewing and
distributing questionnaires and then analyzed by SWOT. The type of data consists
of primary and secondary data. The results of the research from the descriptive
methodology of SWOT analysis can be obtained the matrix value of the internal
factors 27.00 and the matrix value of the external factors 0.74. from the results of
the diagram it is very clear that UMKM Eonni Corndog is in quadrant I (one),
namely an aggressive strategy. This strategy indicates that the company is strong
and able to develop by taking the opportunities or opportunities that exist to
achieve maximum turnover, where this quadrant is a very profitable situation. The
company has opportunities and strengths so that it can take advantage of existing
opportunities. The strategy that must be applied in this condition is to support an
aggressive growth policy.

Keywords: Brand, SWOT Analysis, UMKM

viii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................i
Halaman Persetujuan...............................................................................................ii
Halaman Pengesahan..............................................................................................iii
Halaman Pernyataan Keaslian................................................................................iv
Kata Pengantar.........................................................................................................v
Abstrak...................................................................................................................vii
Daftar Isi.................................................................................................................ix
Daftar Tabel...........................................................................................................xii
Daftar Gambar......................................................................................................xiii
Daftar Lampiran....................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................13
1.3 Pembatasan Masalah.........................................................................14
1.4 Rumusan Masalah.............................................................................14
1.5 Tujuan Penelitian..............................................................................14
1.6 Manfaat Penelitian............................................................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen
2.1.1 Pengertian Manajemen......................................................................16
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Manajemen......................................................17
2.1.3 Fungsi Manajemen............................................................................18
2.1.4 Elemen Dasar Manajemen................................................................20
2.1.5 Prinsip Dasar Manajemen.................................................................21
2.1.6 Macam – Macam Manajemen...........................................................22
2.2 Manajemen Kewirausahaan
2.2.1 Pengertian Kewirausahaan................................................................23
2.2.2 Fungsi Manajemen Kewirausahaan..................................................24
2.2.3 Sifat Wirausahawan..........................................................................25
2.2.4 Kelemahan Wirausahawan................................................................24

ix
2.3 Analisis SWOT
2.3.1 Pengertian Analisis SWOT...............................................................26
2.3.2 Fungsi Analisis SWOT.....................................................................28
2.3.3 Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT................................................29
2.3.4 Jenis Analisis SWOT........................................................................30
2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Analisis SWOT...................................31
2.3.6 Indikator Analisis SWOT.................................................................33
2.4 Karakteristik Brand
2.4.1 Pengertian Karakteristik Brand.........................................................35
2.4.2 Manfaat Brand..................................................................................35
2.4.3 Fungsi dan Tujuan Brand..................................................................37
2.4.4 Kriteria Brand...................................................................................38
2.4.5 Indikator Brand.................................................................................39
2.5 Usaha Mikro Kecil Menengan (UMKM)
2.5.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).......................40
2.5.2 Tujuan dan Peran UMKM................................................................42
2.5.3 Permasalahan Utama UMKM...........................................................42
2.5.4 Strategi Pengembangan UMKM.......................................................44
2.5.5 Manfaat UMKM...............................................................................45
2.5.6 Infikator UMKM...............................................................................46
2.6 Penelitian Terdahulu.........................................................................46
2.7 Kerangka Penelitian..........................................................................49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sejarah Eonni Corndog dan Sejarah UMKM
3.1.1 Sejarah UMKM.................................................................................51
3.1.2 Sejarah Corndog................................................................................51
3.1.3 Sejarah Eonni Corndog.....................................................................52
3.1.4 Visi dan Misi.....................................................................................53
3.1.5 Struktur Organisasi UMKM Eonni Corndog....................................54
3.1.6 Job Desc............................................................................................54
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data......................................................................55

x
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data................................................................55
3.3 Variabel Penelitian............................................................................57
3.4 Teknik Analisis Data.........................................................................58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.................................................................................59
4.2 Pembahasan.......................................................................................61
4.2.1 Faktor Internal..................................................................................61
4.2.2 Faktor Eksternal................................................................................64
4.2.3 Hasil Kuesioner Analisis SWOT dan Karakteristik Brand...............67
4.2.4 Strategi SWOT dalam membangun UMKM Eonni Corndog...........70
4.2.5 Karakteristik Brand dalam membangun UMKM Eonni Corndog....72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.......................................................................................75
5.2 Saran.................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar UMKM Corndog di Wilayah Bogor Barat Kab. Bogor...............13


Tabel 2 Matriks SWOT........................................................................................32
Tabel 3 Penelitian Terdahulu...............................................................................49
Tabel 4 Operasionalisasi Variabel.......................................................................57
Tabel 5 Faktor Internal Kekuatan........................................................................63
Tabel 6 Faktor Internal Kelemahan......................................................................64
Tabel 7 Faktor Eksternal Peluang........................................................................65
Tabel 8 Faktor Eksternal Ancaman......................................................................66
Tabel 9 Perhitungan Bobot SWOT......................................................................67
Tabel 10 Matriks SWOT........................................................................................71

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Penelitian..............................................................................49


Gambar 2 Diagram Analisis Swot UKMM Eonni Corndog..................................69

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian


Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 3 Instrumen Pertanyaan Wawancara
Lampiran 4 Surat Keterangan Usaha
Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu persoalan dalam membangun ekonomi Indonesia adalah

kurangnya jumlah wirausahawan. Jumlah wirausahawan yang ideal dalam suatu

negara mendekati 10%, sedangkan di Indonesia masih di bawah 2%. Oleh karena

itu untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi diperlukan partisipasi dari

masyarakat untuk menjadi wirausahawan baru. Sejarah menunjukkan bahwa

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kurang mendapatkan perhatian di

Indonesia sebelum krisis pecah pada tahun 1997 (Hamali, 2016:112).

Pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan disetiap negara seperti di Indonesia,

sebab adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi menunjukan kesejahteraan yang

tercermin pada peningkatan output perkapita serta diikuti dengan daya beli

mesyarakat yang semakin meningkat.

Melalui pertumbuhan ekonomi sebuah negara dapat mengubah kondisi

perekonomiannya menjadi lebih baik dalam satu periode tertentu. Pertumbuhan

ekonomi ditandai dengan bertumbuhnya sektor ekonomi masyarakat. Hal ini dapat

dilihat dari perkembangan pertumbuhan nasional. Salah satu contoh

perkembangan pertumbuhan di Indonesia yang turut berkontribusi untuk

memajukan negara yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menurut

Undang-Undang no 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh perorangan atau badan

usaha yang merajuk pada usaha ekonomi produktif dengan kriteria yang

ditetapkan Secara umum. UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki dan

1
2

dikelola oleh perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria

sebagai usaha mikro.

Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki asset maksimal 50 juta dan omset

maksimal 300 juta-2,5miliar sedangkan Usaha Menengah adalah adalah usaha

dengan asset lebih dari 500juta-10 miliar dengan omset lebih dari 2,5 miliar – 50

miliar. Sedangkan usaha mikro itu sendiri adalah usaha produktif milik orang

perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Menurut data yang dikeluarkan oleh

Bank Indonesia (BI) jumlah pelaku UMKM di Indonesia saat ini mencapai 56,54

juta unit atau 99,99% dari total pelaku usaha.

UMKM dapat bertahan di masa krisis ekonomi dan dapat menopang

perekonomian bangsa. Menurut Nurnugroho (2010:1) krisis ekonomi yang terjadi

di Indonesia beberapa waktu yang lalu, membuat banyak usaha berskala besar

mengalami stagnasi bahkan menghentikan aktifitasnya, namun berbeda dengan

sektor UMKM yang terbukti mampu bertahan bahkan cenderung bertambah.

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang tumbuh di tengah masyarakat

justru menunjukkan daya tahan yang lebih tinggi dan menjadi penyangga

perekonomian suatu negara. UMKM juga memiliki beberapa keunggulan

dibandingkan usaha besar yaitu inovasi yang mudah dilakukan dalam

pengembangan produk, kemampuan menyerap tenaga kerja cukup banyak,

fleksibilitas dan adaptasi terhadap perubahan pasar dengan cepat dan lebih baik

dibandingkan usaha besar.

Selain itu UMKM juga merupakan cikal bakal dari tumbuhnya usaha besar

karena hampir semua usaha besar berawal dari UMKM. Inilah yang menyebabkan
3

UMKM semakin menunjukan eksistensinya dengan pertumbuhan jumlah unit

UMKM yang terus menerus bertambah (Nurnugroho, 2010:1) Sesuai dengan

rencana aksi strategis Association of South East Asian Nations (ASEAN) periode

2010-2015 memberikan peluang yang besar bagi usaha mikro kecil dan

menengah. Tahun tersebut merupakan masa yang menjanjikan bagi UMKM

karena peredaran produkproduk barang dan jasa tidak dibatasi oleh batas negara.

Kondisi ini membawa dampak yang positif sekaligus negatif bagi UMKM.

Menjadi positif apabila produk dan jasa UMKM mampu bersaing dengan produk

dan jasa dari negara-negara ASEAN lainnya, namun akan menjadi negatif apabila

sebaliknya. Dengan berbagai spesifikasinya, terutama modalnya yang kecil

sampai tidak terlalu besar, dapat merubah produk dalam waktu yang tidak terlalu

lama dan manajemennya yang relatif sederhana serta jumlahnya yang banyak dan

tersebar di wilayah nusantara, menyebabkan UMKM memiliki daya tahan yang

cukup baik terhadap berbagai gejolak ekonomi.

UMKM juga terbukti dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak di

banding usaha besar yang artinya dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup

banyak UMKM dapat membantu kesejahteraan perekonomian Indonesia dengan

mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Sektor industri merupakan

penyumbang PDRB terbesar di Kota Mataram dan mempunyai kontribusi yang

cukup besar bagi pertumbuhan perkonomian daerah. Sektor industri berkontribusi

mencapai 20,50 persen pada tahun 2015. Hal ini sejalan dengan peningkatan

jumlah unit UMKM di Kota Mataram (BPS, 2015:21). Usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM) seringkali terabaikan karena hasil produksinya masih dalam

skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.
4

Jaringan UMKM yang kuat juga penting bagi penciptaan struktur industri

yang tangguh. Walaupun termasuk dalam UMKM namun usaha ini yang mampu

bertahan pada krisis tahun 1998 seperti yang dikemukakan oleh Krisdiartiwi

(2008 : 1) fenomena merabaknya UMKM disebabkan karena banyak perusahaan-

perusahaan besar di Indonesia yang gulung tikar diterjang krisis ekonomi.

Uniknya, Ketika perusahaan-perusahaan raksasa tidak mampu melawan krisis,

Sebagian besar UMKM justru tetap bertahan, tentu untuk bertahan dalam krisis

dan juga bertahan dalam jangka waktu membutuhkan strategi pemasaran yang

tepat. Salah satu strategi yang digunakan adalah strategi 4P yakni product, price,

place, promotion, namun ada faktor-faktor yang memengaruhi strategi pemasaran

yaitu faktor eksternal dan internal dari usaha tersebut, melalui pendekatan analisis

SWOT, dapat diketahui posisi perusahaan yang tepat dan alternatif strategi

pemasaran yang cocok untuk manajemen UMKM.

SWOT adalah kepanjangan dari Strength, Weakness, Opportunities,

Threats. Analisis SWOT adalah teknik perencanaan strategi untuk bisnis atau

suatu proyek. Metode ini mempertimbangkan faktor internal dan eksternal guna

menyusun strategi bisnis yang efektif. Albert S Humphrey adalah yang pertama

kali memperkenalkan teknik ini di tahun 1960-an ketika menginisiasi proyek

penelitian di Stanford Research Institute. Sejak saat itu, akhirnya SWOT mulai

digunakan oleh para pebisnis untuk menumbuhkan dan mengembangkan

perusahaan mereka. Ketika membangun sebuah bisnis, cukup penting bagi Anda

untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan analisis SWOT. Secara umum,

pengertian analisis SWOT adalah metode perencanaan dengan mengevaluasi 4

komponen, yaitu S – Strengths Komponen SWOT yang pertama adalah strengths


5

atau kekuatan dalam bisnis. W – Weakness dalam analisis SWOT, W adalah

weakness yang artinya kelemahan perusahaan atau bisnis. O - Opportunities

Komponen SWOT berikutnya adalah opportunities yang berarti peluang bisnis. T

– Threats Sedangkan, analisis SWOT yang berkaitan dengan ancaman usaha

adalah threats. Berdasarkan pengertian analisis SWOT tersebut, bisa dikatakan

bahwa metode ini akan membantu para pemilik usaha dalam mengatur tingkat

kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang dimiliki secara sistematis.

Dengan begitu, seluruh pihak bersangkutan dengan bisnis bisa lebih mudah

memahami dan mengenali proyek atau perusahaan. Kesimpulannya, tujuan

analisis SWOT adalah membantu Anda merencanakan strategi bisnis berdasarkan

faktor-faktor yang ada sehingga dapat mengambil keputusan tepat.

Analisis SWOT itu sendiri menurut Rangkuti (2013 :20) adalah singkatan

dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal

opportunity dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Dengan Menyusun analisis

SWOT, tentu pemilik usaha bisa semakin memahami setiap potensi yang dimiliki

perusahaan atau bisnis yang dijalankan. Anda juga bisa memperkirakan berbagai

masalah atau kendala yang dapat muncul saat mulai bersaing dengan bisnis-bisnis

serupa. Jadi melalui analisis SWOT pemilik usaha dapat Menyusun strategi untuk

mengembangkan usaha dan sebagai alternatif strategi pemasaran yang sesuai

dengan pihak pengelola UMKM. Analisis SWOT Menurut Pearce dan Robinson

SWOT adalah singkatan dari kekuatan (Strength) dan kelemahan (weakness)

intern perusahaan serta peluang (opportunities ) dan ancaman (threat) dalam

lingkungan yang dihadapi perusahaan. Analisis SWOT merupakan cara sistematik

untuk mengidentifikasi faktor- faktor dan strategi yang menggambarkan


6

kecocokan paling baik diantara mereka. Analisis ini didasarkan pada asumsi

bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang

meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi

sederhana ini mempunyai dampak yang sangat besar atas rancangan suatu

strategik yang berhasil. 2 Analisa ini secara logis dapat membantu dalam proses

pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan berkaitan dengan visi dan

misi perusahaan serta tujuan perusahaan. Sehingga analisis SWOT dapat

digunakan sebagai alat efektif untuk menganalisis faktor- faktor yang

mempengaruhi perusahaan, sebagai proses pengambilan keputusan untuk

menentukan strategi.

Faktor internal dalam analisis SWOT adalah kekuatan (strength) dan

kelemahan (weakness) yang diperoleh dari bagian internal perusahaan atau bisnis.

Faktor ini umumnya berkaitan dengan sumber daya dan pengalaman yang ada.

Faktor eksternal dalam analisis SWOT adalah peluang (opportunities) dan

ancaman (threats) yang umumnya diperoleh dari pihak-pihak eksternal. Contoh

mengembangkan usaha itu dimulai dengan mencari dan menemukan Brand cocok

Agar Usaha dapat lebih cepat dikenal dan diterima oleh masyarakat luas.

Karakteristik Brand memainkan peran yang vital dalam menentukan apakah

pelanggan memutuskan untuk percaya pada suatu merek. Berdasarkan pada

penelitian kepercayaan interpersonal, individu-individu yang dipercaya didasarkan

pada reputation, predictability dan competence dari individu tersebut. Dalam

konteks hubungan pelanggan-merek, kepercayaan pelanggan dibangun

berdasarkan pada reputasi merek, prediktabilitas merek, dan kompetensi merek.


7

Brand atau jenama adalah tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik,

produsen, dan sebagainya) pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal.

American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai “sebuah

nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang

dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau

kelompok penjual dan untuk membedakannya dari para pesaing.” (Kottler, 2000:

404). Hal ini senada dengan yang dikatakan Aaker bahwa merek adalah nama dan

atau simbol yang sifatnya membedakan (berupa logo atau simbol, cap atau

kemasan) untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau

kelompok penjual (Aaker, 1996).

Merek merupakan frontliner sebuah produk, suatu tampilan awal yang

memudahkan konsumen mengenali produk tersebut. Pada prinsipnya merek

merupakan janji penjual atau produsen yang secara kontinu membawa

serangkaian kesatuan tampilan (performance), manfaat (benefit) dan layanan

(service) kepada pembeli. Dalam perspektif komunikasi merek, Wijaya (2011;

2012; 2013) mendefinisikan merek sebagai tanda jejak yang tertinggal pada

pikiran dan hati konsumen, yang menciptakan makna dan perasaan tertentu

(brand is a mark left on the minds and hearts of consumers, which creates a

specific sense of meaning and feeling). Dengan demikian, merek lebih dari

sekadar logo, nama, simbol, merek dagang, atau sebutan yang melekat pada

sebuah produk. Merek adalah sebuah janji (Morel, 2003). Merek merupakan

sebuah hubungan (McNally & Speak, 2004) yakni hubungan yang melibatkan

sejenis kepercayaan. Sebuah merek adalah jumlah dari suatu entitas, sebuah

koneksi psikis yang menciptakan sebuah ikatan kesetiaan dengan seorang


8

pembeli/calon pembeli, dan hal tersebut meliputi nilai tambah yang dipersepsikan

(Post, 2005). Nilson (1998) menyebutkan sejumlah kriteria untuk menyebut

merek bukan sekadar sebuah nama, di antaranya: merek tersebut harus memiliki

nilai-nilai yang jelas, dapat diidentifikasi perbedaannya dengan merek lain,

menarik, serta memiliki identitas yang menonjol.

Dalam perspektif komunikasi merek, proses pemerekan (branding)

memiliki tingkatan-tingkatan tertentu yang sekaligus mengindikasikan sejauh

mana perkembangan merek dalam hubungannya dengan kedekatan terhadap

konsumen. Tingkatan ini disebut Hierarchy of Branding (Wijaya, 2011; 2012;

2013), mulai dari brand awareness (kesadaran terhadap merek), brand knowledge

(pengetahuan tentang merek), brand image (citra merek), brand experience

(pengalaman terkait merek), brand loyalty (kesetiaan terhadap merek) hingga

brand spirituality (dimensi spiritualitas terkait merek). Pemerekan (bahasa

Inggris: branding) adalah proses penciptaan atau peninggalan tanda jejak tertentu

di benak dan hati konsumen melalui berbagai macam cara dan strategi komunikasi

sehingga tercipta makna dan perasaan khusus yang memberikan dampak bagi

kehidupan konsumen (Wijaya, 2011; 2012; 2013). Aktivitas pemerekan atau

branding merupakan implementasi dari strategi komunikasi merek dan merupakan

bagian dari proses pengembangan (nilai) merek. Aktivitas pemerekan juga

biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk menarik minat tenaga kerja, biasanya

disebut employer branding.

Ada banyak langkah dalam mengelola karakteristik merek. Kunci utama

untuk usaha kecil adalah menciptakan merek yang diinginkan konsumen dan

pelanggan lama. Merek juga harus dikelola secara ketat sepanjang siklus hidup
9

produk mereka, karena perusahaan seringkali perlu merampingkannya untuk

eksistensi yang lebih lama. Merek uaha kecil harus bisa ditargetkan. Artinya,

pemilik bisnis harus mengidentifikasi jenis pelanggan yang paling mungkin

membeli merek mereka. Tidak ada satu merek yang dapat menarik seluruh pasar.

Oleh karena itu, perusahaan harus fokus pada segmen populasi yang lebih sempit

untuk pengelolaan yang lebih baik. Perusahaan sering menggunakan demografi

seperti usia, pendapatan dan pendidikan sebagai elemen target utama. Geografi,

gaya hidup dan pola beli juga penting. Karakter lain dalam proses branding adalah

kesadaran. Kesadaran merek adalah persentase orang yang sadar akan merek

tertentu. Perusahaan yang mapan biasanya menikmati tingkat kesadaran merek

tertinggi. Ada banyak cara untuk membangun brand awareness, termasuk iklan

televisi, radio, majalah, surat kabar dan internet. Logo juga membantu perusahaan

membangun kesadaran merek, karena orang sering mengenali merek dengan

simbol atau diagram ini. Jenis terbaik dari kesadaran merek adalah kesadaran atas

pikiran. Inilah saat orang memikirkan merek tertentu terlebih dahulu saat ditanya.

Merek juga harus tetap konsisten sepanjang keberadaan mereka. Usaha

kecil membuat banyak janji dalam iklan dan iklan tentang merek mereka, dan

konsumen mengharapkan perusahaan untuk terus memenuhi janji-janji ini.

Misalnya, pelanggan mungkin membeli pembersih tertentu karena sangat efektif

dalam menghilangkan noda minyak. Oleh karena itu, tidak masalah jika

pelanggan membeli merek tersebut sebulan atau setahun kemudian. Produk harus

tetap efektif menghilangkan noda minyak. Loyalitas merek adalah pencapaian

tertinggi atau puncak bagi perusahaan manapun. Brand loyalty adalah pelanggan

yang membeli merek tertentu secara eksklusif. Banyak konsumen lebih suka
10

menggunakan merek pakaian, deodoran atau pasta gigi tertentu, misalnya. Mereka

menyukai bagaimana merek favorit mereka bekerja, atau menikmati bagaimana

beberapa merek menguntungkan mereka. Cara terbaik untuk membangun loyalitas

merek adalah dengan tetap berhubungan dekat dengan pelanggan. Ketahui ciri

atau karakteristik produk apa yang paling penting bagi mereka. Perusahaan juga

harus memastikan bahwa merek mereka terus tersedia di toko untuk

mempertahankan tingkat loyalitas merek yang tinggi.

Bisnis berjalan jika ada peluang pasarnya. Peluang pasar yang

teridentifikasi dan ditangkap oleh seorang wirausahawan merupakan responnya

untuk memecahkan masalah yang ada di dalam masyarakat. Seseorang

wirausahawan akan mengeksplorasi peluang tersebut untuk kemudian

menciptakan suatu produk atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan

lingkungan masyarakat. Melalui produk dan jasa tersebut diharapkan masalah

yang dihadapi masyarakat dapat terselesaikan secara tuntas. Bagi seorang

pengusaha suatu usaha dimulai karena adanya suatu peluang (opportunity) bisnis

dan ketertarikan pada keuntungan yang diharapkan dari usaha tersebut. M

ewujudkan suatu peluang menjadi suatu kenyataan adalah suatu proses

yang memerlukan waktu yang relatif cukup lama. Waktu diperlukan untuk

mengatur prasyarat, seperti menjajaki layak tidaknya suatu usaha tersebut

(Anoraga, 2011:5-7). Peluang bisnis adalah kesempatan atau waktu yang tepat

yang seharusnya diambil oleh seorang wirausahawan untuk mendapat

keuntungan. Keberhasilan dalam menangkap peluang usaha akan membuka

keberhasilan lainnya yang ditentukaan oleh faktor teknologi, komunikasi dan

informasi. Seseorang wirausahawan harus cerdik meangkap dan memanfaatkan


11

peluang kemudian mengambil keputusan yang tepat dengan memanfaatkan

sumber daya, baik yang ada dalam kepemilikannya maupun yang ada

dilingkungan eksternal secara kreatif. Membaca peluang pasar merupakan

komponen kunci agar analisis peluang bisnis bisa dikembangan seakurat mungkin.

Dengan membaca peluang pasar secara cermat, maka dapat diketahui apakah

produk yang diciptakan mempunyai peluang untuk diserap pasar atau tidak.

Seandainya produk terserap pasar maka harus teridentifikasi apa yang menjadi

penyebabnya dan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen (Pramudiana

dkk, 2016:11-12).

Peluang bisnis yang sudah terbuka luas memerlukan adanya

pengembangan. Dalam arti luas pengembangan adalah upaya pendidikan baik

formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah,

teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,

membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh

dan selaras, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta

kemampuannya, meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesama, maupun

lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi

yang optimal dan pribadi yang mandiri. Pengembangan adalah prihal berkembang

dan selanjutnya, kata berkembang juga berarti mekar terbuka atau membentang,

menjadi besar, luas dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal

kepribadian pikiran, pengetahuan dan sebagainya (KBBI, 1991:205).

Saat wirausahawan menciptakan suatu ide bisnis, mereka juga harus

memperhatikan bagaimana menerapkan fungsi-fungsi bisnis yang baru saja

digambarkan, untuk membuat bisnis yang berhasil. Mereka harus menciptakan


12

rencana bisnis, yaitu suatu diskripsi dari bisnis, jenis pelanggan yang ingin ditarik,

kondisi persaingan, dan fasilitas yang diperlakukan untuk produksi. Pada tahun

2019 pelaku usaha memulai bisnis jajanan korea yaitu corndog dengan brand

“Eonni Corndog” yang berlokasi di Jalan Raya Leuwiliang, Pelaku usaha memilih

kata Eonni dikarenakan pemilik usaha eonni corndog seorang perempuan dan

terinspirasi dari Bahasa Korea. Eonni dalam bahasa Korea artinya kaka

perempuan. karena tidak adanya persaingan dalam usaha sejenis maka pelaku

usaha melihat peluang yang sangat besar. Pada tahun pertama usaha ini kurang

berjalan lancar dan tidak sesuai yang diharapkan karena belum begitu banyak

orang yang mengetahui tentang jajanan khas korea ini,

Dengan seiring berjalannya waktu dan promosi di berbagai media sosial

salah satunya di Instagram yang sangat membantu, Dan viralnya drama Korea

yang berjudul Start Up pada tahun 2020 juga sangat membantu. Drama ini

menjelaskan tentang drama romantis yang menceritakan kehidupan pemuda yang

sedang berusaha memulai bisnis usaha rintisan atau start up. Seo Dal Mi seorang

gadis yang bercita-cita menjadi seperti Steve Jobs. Ia bekerja paruh waktu sambil

membantu neneknya berjualan. Neneknya Seo Dal Mi memili usaha yaitu

corndog. Viralnya drama korea itu membuat kaum milleniall lebih cepat

mengetahui makanan jalanan khas korea. Makanan jalanan khas korea ini

memiliki daya tarik sendiri karena menggugah rasa ingin tahu orang untuk

mencoba hal baru.

Semenjak viralnya drama korea start up, masyarakat jadi lebih tahu jajanan

korea ini, maka usaha pun mulai diminati dan adanya kepuasan pelanggan. Tetapi

karena viralnya jajanan khas korea ini banyak pelaku usaha lain yang membuka
13

usaha seperti ini, maka pelaku usaha lebih berinovasi dalam mengembangkan

usaha sampai saat ini. Berikut ini data usaha kecil dan menengah corndog di

wilayah Bogor Barat kabupaten Bogor.

Tabel 1 Daftar Usaha Kecil dan Menengah Corndog di Kecamatan Bogor


Barat Kabupaten Bogor
No Nama UMKM Wilayah Pendapatan (+/-) /Hari
1 Corndog Salsabilla Terminal Leuwiliang Rp 250.000
2 Kedai Kabite Galuga Leuwiliang Rp 400.000
3 Ngemil Corndog Kp.Sawah Leuwiliang Rp 250.000
4 Street Food Crunchy Babakan, Dramaga Rp 500.000
5 Re Corner Babakan, Dramaga Rp 400.000
6 Kedai Teras Rumah Cibungbulang Rp 350.000
7 Warung Ohen 88 Dramaga Rp 200.000
8 Dun – dun Babakan, Dramaga Rp 200.000
9 Corndog Dejavu DJ Terminal Leuwiliang Rp 200.000
Sumber : Hasil Wawancara, 2022

Dari hasil survey penulis maka diperoleh data UMKM tersebut, dalam

tabel diatas menjelaskan nama UMKM, lokasi, dan penghasilan dari masing –

masing UMKM tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab apa yang dapat

dilakukan pelaku usaha untuk dapat mengembangkan usahanya, dengan

melakukan analisis SWOT pengusaha dapat menemukan strategi usaha untuk

masa depan usaha kuliner itu. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik

untuk meneliti dengan judul “Analisis SWOT dan Karakteristik Brand Dalam

Mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus pada Eonni Corndog)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Menerapkan analisis SWOT untuk lebih mengembangkan usaha kecil

dan menengah eonni corndog

2. Membuat karakteriktik brand agar usaha eonni corndog agar dapat

lebih cepat dikenal oleh masyarakat luas.


14

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya

penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih

terarah dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Beberapa

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis SWOT meliputi analisis internal yaitu : kekuatan dan

kelemahan pada usaha eonni corndog. Sedangkan analisis eksternal

meliputi peluang dan ancaman bagi usaha eonni corndog.

2. Karakteristik Brand dalam mengembangkan UMKM Eonni Corndog

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana analisis SWOT dan karakteristik

brand dalam mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah eonni corndog?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengembangan usaha

kecil dan menengah dengan metode analisis SWOT pada eonni corndog

2. Untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik brand dalam

pengembangan usaha kecil dan menengah

3. Untuk mengetahui pengaruh analisis SWOT dan karakteritik brand

dalam pengembangan usaha eonni corndog

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian tersebut dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan

pembaca yaitu ilmu pengetahuan tentang strategi pengembangan usaha dengan


15

metode analisis SWOT dan karakteristik brand, dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat.

1.6.2 Manfaat Praktisi

1. Bagi peneliti

Memberi pengalaman mengenai strategi pengembangan dengan

menggunakan metode analisis SWOT dan karakteristik brand.

2. Bagi pembaca

Dari hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sebagai

referensi dalam mengembangkan usaha kecil menengah dengan

menggunakan metode analisis SWOT dan karakteristik brand.

3. Bagi pelaku usaha

Pelaku usaha eonni corndog mampu mengembangkan strategi usaha

nya untuk terus mengembangkan usahanya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen

2.1.1 Pengertian Manajemen

Melaksanakan berbagai tugas sehingga diperlakukan yang berarti tidak

melakukan tugas-tugas itu sendiri. Menurut Stoner, Manajemen ialah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para

anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya

agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Luther Gulick,

Manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha

secara sistematis untuk memahami alasan dan cara manusia bekerja secara

bersama-sama untuk Ilmu manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari secara

komprehensif tentang bagaimana mengarahkan dan mengelola orang-orang

dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda tujuan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Beberapa pendapat lainnya tentang definisi manajemen ini.

Irham Fahmi (2020:12). Manajemen adalah prodes perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapan. Bisri Mustofa (2010:7).

Definisi manajemen menurut para ahli. Manajemen menurut Marry Parker,

Manajemen sebagai seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Definisi ini mengandung arti, para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi

melalui pengaturan orang-orang lain untuk mencapai tujuan dan membuat system

kerja sama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Parera (2020:10). Menurut

16
17

pendapat Daft (2010:5), manajemen adalah pencapaian tujuan organisasional

dengan cara efektif dan efisien melalui planning, organizing, leading, dan

controlling sumber daya organisasional. Pandangan Daft tersebut dipengaruhi

pendapat Mary Parker. Wibowo (2020:07). Manajemen merupakan cara untuk

mengatur sesuatu agar menjadi sempurna atau dapat terwujud sesuai keinginan.

Istilah manajemen itu mengandung tiga pengertian, yaitu manajemen sebagai

suatu proses, manajemen sebagai kolektivitas, dan manajemen sebagai suatu seni

(art) dan suatu ilmu. itu harus dibimbing dan diawasi. Erna Novitasari (2021:12).

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Manajemen

Secara umum ada beberapa tujuan serta manfaat yang diharapkan dengan

dipergunakannya ilmu manajemen sebagai pendukung dalam mengelola

organisasi, baik organisasi profit dan non profit. Adapun tujuan serta manfaat

dengan diterapkannya ilmu manajemen pada suatu organisasi adalah:

1. Mampu memberikan arah pencapaian kinerja secara terukur dan

sistematis sehingga diharapkan pekerjaan dapat dikerjakan berdasarkan

time schedule.

2. Mampu menempatkan perusahaan dalam kerangka kerja yang

mengedepankan konsep efisiensi dan efektifitas. Efisiensi dilihat dari

segi biaya yang dipergunakan sesuai dengan alokasi yang dianggarkan

bahkan jika memungkinkan lebih rendah dari yang teralokasi.

Sedangkan konsep efektifitas melihat pada sisi penghematan waktu

yang bisa dilakukan, artinya suatu pekerjaan mampu dilaksanakan dan

terselesaikan secara tepat waktu yang direncanakan.


18

3. Membuat perusahaan telah menerapkan konsep manajemen yang

memenuhi standar-standar aturan yang telah disepakati. Sehingga para

klien dan mitra bisnis menaruh simpati serta kepercayaan pada

perusahaan.

2.1.3 Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam

manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-

tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen sebagaimana

diterangkan oleh Nickels, McHugs & McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi,

yaitu:

1. Perencanaan atau planning yaitu proses yang menyangkut upaya yang

dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan dimasa yang akan

dating dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan

target dan tujuan organisasi. Diantara kecenderungan dunia bisnis

sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah

lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu

bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.

2. Pengorganisasian atau organizing, yaitu proses yang menyangkut

bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam

perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan

tangguh, system dan lingkungan organisasi kondusif, dan bisa

memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara

efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.


19

3. Pengimplementasian atau directing, yaitu proses implementasi program

agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses

memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung

jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tiggi.

4. Pengendalian dan pengawasan atau controlling, yaitu proses yang

dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah

direncanakan, diorganisasikan, dan di implementasikan bisa berjalan

sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan

terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

Kegiatan-kegiatan dalam Fungsi Manajemen :

1. Fungsi perencanaan (planning)

a. Menetapkan tujuan dan target bisnis

b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis

tersebut.

c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

d. Menetapkan standar/indicator keberhasilan dalam pencapaian

tujuan dan target bisnis.

2. Fungsi pengorganisasian (organizing)

a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas,

dan menetapkan prosedur yang diperlukan.

b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukan adanya garis

kewenangan dan tanggung jawab.

c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan

sumber daya manusia/ tenaga kerja.


20

d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang

paling tepat.

3. Fungsi pengawasan (controlling)

a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target

bisnis sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan.

b. Mengambil Langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan

yang mungkin ditemukan.

c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang

terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.

2.1.4 Elemen Dasar Manajemen

1. Sifat

a. Seni adalah suatu keahlian, kemahiran, kemampuan, dan

keterampilan dalam aplikasi ilmu pengetahuan untuk mencapai

tujuan.

b. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang telah disistemasikan dan

diorganisasikan untuk mencapai kebenaran umum.

2. Sasaran

a. Man

b. Money

c. Machine

d. Material

e. Methode

f. Market
21

2.1.5 Prinsip – Prinsip Manajemen

Prinsip artinya titik tolak yang mendasari pelaksanaan sesuatu. prinsip

disamakan dengan istilah asas, dasar, landasan, dan pijakan. Prinsip – prinsip

umum manajemen menurut Melayu S.P. Hasibuan dengan mengutip pandangan

Henry Fayol adalah sebagai berikut :

1. Division Of Work (asas pembagian kerja) adalah prinsip yang sangat

penting dalam manajemen.

2. Authority and Responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab)

tugasnya adalah memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki semaksimal

mungkin dengan melaksanakan aktivitas organisasi secara efektif yang

efisien dan senantiasa diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan.

3. Discipline (asas disiplin) disiplin berakar pada proporsionalitas antara

wewenang dan tanggung jawab yang dipikul oleh seluruh anggota.

4. Unity Of Command (asas kesatuan perintah) artinya perintah berada di

tingkat pimpinan tertiggi.

5. Unity of Direction (asas kesatuan jurusan atau arah) kesatuan arah dan

tujuan

6. Subordination of Personal Interest Into General Interest (asas

kepentingan umum diatas asas kepentingan pribadi) prinsip ini berkaitn

dengan kaidah kemaslahatan umum yang lebih diutamakan

kemaslahatan pribadi.

7. Remuneration Of Personnel (asas pembagian gaji yang wajar) prinsip

ini berakar pada prinsip keadilan dengan kaidah upah yang diukur oleh

tingkat kesulitan pekerjaannya.


22

8. Centralization (asas pemusatan wewenang) prinsip ini berpandangan

bahwa setiap organisasi senantiasa memiliki pusat kekuasaan dan

wewenang instruksional.

9. Scalar of Chain/Hierarchy (asas rantai berkala/hierarki) prinsip

penyaluran pemerintah dan tanggung jawab bersifat hierarkis yang

artinya sesuai dengan kapasitas dan wewenangnya.

10. order (asas keteraturan) berkaitan dengan norma yang berlaku dalam

organisasi atau perusahaan

11. Equity (asas keadilan) prinsip persamaan bukan berarti sama rata dan

sama rasa karena dalam organisasi terdapat pangkat dan jabatan yang

berbeda sebagai mana pekerjaannya yang berbeda serta wewenang dan

tanggung jawab yang bereda

12. Initiative (inisiatif) inisiatif dalam organisasi tidak berarti bebas sesuai

kehendak para karyawan, tetapi harus tetap searah dengan visi dan misi

perusahaan.

13. Esprit de Corp (asas kesatuan) prinsip ini bertolak dengan visi dan misi

yang dirancang oleh organisasi atau perusahaan.

14. Stability of Turn Over of Personnel (kestabilan jabatan karyawan)

berkaitan dengan kesinambungan kinerja organisasi atau perusahaan.

2.1.6 Macam – Macam Manajemen

1. Management by Objective, manajemen berdasarkan sasaran atau tujuan

yang hendak dicapai.

2. Management by Targets, manajemen berdasarkan sasaran sangat

mementingkan kontinuitas kerja yang artinya pelaksanaan kegiatan


23

selalu berkelanjutan sesuai dengan target-target yang ditetapkan sesuai

urutan, wakt, dan biaya.

3. Management by Structure, manajemen dengan pendekatan structural

sebenarnya manajemen yang normatif.

4. Management by Technique, manajemen dengan mengutamakan Teknik

pengelolaan organisasi.

5. Management by People, manajemen pada aspek personal, yaitu

manajemen yang mengutamakan orang sebagai pelaksana seluruh

rencana organisasi.

6. Management by Information, pengelolaan organisasi yang berpusat

pada peran pentingnya informasi bagi kemajuan dan kinerja organisasi.

7. Management by Environment, jenis manajemen yang menempatkan

manusia sebagai sumber organisasi terpenting dalam suatu proses

manajerial.

2.2 Manajemen Kewirausahaan

2.2.1 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi

untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memiliki nilai

tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja, dan hasilnya berguna

bagi orang lain. Kewirausahaan mengandung makna wiraswasta atau wirausaha

adalah cabang ilmu ekonomi yang mengajarkan bagaimana kita bisa mandiri

dalam memulai suatu usaha dalam rangka mencapai profit serta mengembangkan

potensi ekonomi yang dimiliki.


24

Pengusaha adalah orang yang dapat dikategorikan sebaga wiraswasta atau

wirausaha (teori ekonomi modern). Bila usahanya stagman atau tidak berkembang

maka pengusaha tersebut disebut sebagai wiraswasta sedangkan bila usahanya

tumbuh,berkembang dan maju maka pengusaha tersebut disebut wirausaha.

Wiraswasta adalah orang yang berjiwa pejuang,gagah, luhur, berani, dan layak

menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri.

Wirausaha adalah orang yang berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu

mendirikan,membangun mengembangkan, memajukan, dan menjadikan

perusahaanya unggul. Pengertian wirausaha menurut para ahli :

1. Jean Baptise Say (1803). Wirausaha adalah kemampuan memindahkan

sumber daya ekonomi dari Kawasan produktivitas rendah kekawasan

produktivitas yang lebih tinggi dan hasil lebih besar.

2. Peter Drucker Wirausaha adalah orang yang selalu mencari perubahan,

menanggapi dan memanfaatkan berbagai peluang.

3. James W. Halloran Menurut inpres No.4 tahun 1995 kewirausahaan

adalah semangat,sikap,perilaku dan kemampuan orang dalam

menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada usaha mencari,

menciptakan, menerapkan cara kerja teknologi dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih

baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.

2.2.2 Fungsi Manajemen Kewirausahaan

1. Menentukan Penghasilan Sendiri

2. Mengembangkan Potensi Diri

3. Melakukan Apa yang Disukai


25

4. Melatih Mental Sebagai Pemimpin

5. Menciptakan Perubahan

6. Membantu Membuka Lapangan Kerja.

7. Wawasan Bertambah Banyak

8. Relasi semakin luas

9. Waktu Lebih Fleksibel

2.2.3 Sifat – Sifat Wirausahan

1. Percaya diri

2. Berorientasi tugas dan hasil

3. keberanian mengambil resiko

4. kepemimpinan yang baik

5. Berorientasi ke masa depan

6. Keorisinilan kreativitas dan inovasi

2.2.4 Kelemahan- Kelemahan Wirausahan

1. Kurang Bijaksana

2. Kurang Disiplin

3. Kurang Bermutu

4. Kurang Rapi

5. Kurang Tanggung Jawab

6. Kurang Teliti

7. Kurang Serius

8. Kurang Jujur

9. Kurang Beriman
26

2.3 Analisis SWOT

2.3.1 Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah penilaian terhadap Hasil identifikasi situasi, untuk

menentukan apakah suatu kondisi dikategorikan sebagai kekuatan-kelemahan

peluang atau ancaman. Analisis SWOT merupakan bagian dari proses

perencanaan. Hal utama yang ditekankan adalah bahwa dalam proses perencanaan

tersebut, suatu institusi membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan

gambaran kedepan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. dengan

Analisa SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuata utama, kekuatan

tambahan.faktor netral, kelemahan utama dan kelemahan tambahan berdasarkan

analisalingkungan internal daneksternal yang dilakukan (Alma,dan

Priansa,2009:hal. 115-125)

Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan

mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan

(strengths) dan kelemahan-kelemahan (weeknessese) suatu organisasi dan

kesempatan-kesempatan (opportunities) serta ancaman-ancaman (threats) dari

lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi. Strenght (kekuatan) adalah

kegiatan-kegiatan organisasi yang berjalan dengan baik atau sumber daya yang

dapat dikendalikan. weaknesses (kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi

yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh

organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Opportunities (peluang /

kesempatan) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif. threats (ancaman)

adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negative.


27

Terdapat definisi masing-masing mengenai kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman , sebagai berikut (Sedarmayanti,2014:110)

1. kekuatan merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan

oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat perusahaan

relatif lebih unggul dibangun dengan persaingannya dalam memenuhi

kebutuhan pelanggan yang dilayaninnya. kekuatan muncul dari sumber

daya dan kompetensi yang tersedia bagi perusahaan.

2. kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau

lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relative terhadap

pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan

pelanggan secara efektif.

3. peluang merupakan situasi utama menguntungkan dalam lingkungan

suatu perusahaan identifikasi atas segmen pasar, perubahan dalam

kondisi persaingan atau regulasi perubahan teknologi, dan membaiknya

hubungan dengan pembeli/pemasok dapat menjadi peluang bagi

perusahaan.

4. ancaman merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam

lingkungan suatu perusahaan atau Lembaga. ancaman merupakan

penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau

yang diinginkan, masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang

lamban, meningkatnya kekuatan tawar menawar dari pembeli atau

pemasok utama, perubahan teknologi dan direvisinya atau pembaruan

peraturan dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan perusahaan.


28

Menurut David (2006:8), semua organisasi memiliki kekuatan dan

kelemahan dalam area fungsional bisnis. dalam hal ini tidak ada perusahaan yang

sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan/kelemahan

internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi

yang jelas, dapat menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi. tujuan dan

strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan

mengatasi kelemahan.

Strategi usaha dapat dilakukan agar pemilik usaha akan lebih mudah

menganalisa bagaimana perkembangan kekuatan dan kelemahan didalam sistem

produksinya. Menurut Anggraeni (2017:105) menyatakan bahwa “analisis SWOT

digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman

untuk menghadapi persaingan dan daya saing antar UMKM”. Hasil akhir dari

analisis ini adalah arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan atau

meningkatkan kekuatan dan peluang yang ada, serta mengurangi kelemahan dan

menghindari ancaman.

2.3.2 Fungsi Analisis SWOT

Analisis SWOT berfungsi untuk menganalisis mengenai kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap

kondisi internal perusahaan, serta analisis mengenai peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal

perusahaan. SWOT dapat digunakan untuk mengungkan suatu penelitian

mengenai capacity building suatu lembaga yang terkait, pengembangan

kelembagaan, pengembangan model kebijakan mulai dari analisis formulasi,

implementasi dan evaluasi kebijakan.


29

2.3.3 Manfaat & Tujuan Analisis SWOT

Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam

bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju masa depan

serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen

perusahaan dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Dari hasil

analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungan dan menyediakan

pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan

sasaran-sasaran perusahaan selama 3-5 tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan

dan harapan dari stakeholder.

Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu

panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus. Sehingga dengan penempatan

analisis SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bandingan piker dari

berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan

ancaman yang mungkin bisa terjadi dimasa-masa yang akan dating. Tujuan lain

diperlakukannya analisis SWOT adalah dimana setiap produk yang bredar

dipasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam penjualan atau yang dikenal

dengan istilah daur hidup, produk konsep daur hidup produk dirujuk berdasarkan

keadaan realitas yang terjadi dipasar, bahwa konsumen memiliki tingkat

kejenuhan dalam memakai suatu produk (Fahmi,2010:343)

Adapun menurut Rangkuti (2006) dalam melakukan analisis, pastilah

menetapkan tujuan yang dicapai dengan analisis yang dipilih, begitu pula dengan

analisis SWOT. Beberapa tujuan analisis SWOT :


30

1. Mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai

input untuk merancang proses, sehingga proses yang dirancang dapat

berjalan optimal, efektif dan efisien

2. Untuk menganalisis suatu kondisi dimana dibuat sebuah rencana untuk

melakukan sesuatu

3. Mengetahui keuntungan yang dimiliki perusahaan competitor

4. Menganalisis prospek perusahaan untuk penjualan, euntungan dan

pengembangan produk yang dihasilkan.

5. Menyiapkan perusahaan untuk siap dalam menghadapi permasalahan

yang terjadi.

6. Menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan dalam

perencanaan pengembangan didalam perusahaan.

2.3.4 Jenis – Jenis Analisis SWOT

Menurut Fahmi (2013:347) Analisis SWOT merupakan instrument yang

bermanfaat dalam melakukan analisis strategi, adapun jenis-jenis analisis SWOT

sebagai berikut:

1. Model Kuantitatif

Asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S

dan W, serta O dan T. kondisi berpasangan ini terjadi karena

diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang

tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada

kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka

selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap rumusan

Streanght (S), harus selalu memiliki satu pasangan weakness (W) dan
31

setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan

Threats (T). kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan

dan dipasangkan. Langkah selanjutnya adalah melakukan proses

penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada

masing-masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan

dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau

mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam

jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar.

2. Model Kualitatif

Urutan dalam membuat analisa SWOT kualitatif tidak berbeda jauh

dengan urutan-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara

keduanya adalah pada saat pembuatan sub komponen dari masing-

masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen

S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O

memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif

hal ini tidak terjadi. Selain itu, subkomponen pada masing-masing

komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki

hubungan satu sama lain. Subkomponen S ada sebanyak 10 buah

sementara subkomponen W hanya 6 buah.

2.3.5 Faktor – Faktor Analisis SWOT

Menurut Irham Fahmi (2013:260) untuk menganalisis secara lebih dalam

tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian

penting dalam analisis SWOT, yaitu:


32

1. Faktor eksternal, ini mempengaruhi terbentuknya Opportunities and

threats (O dan T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-

kondisi yang terjadi diluar perusahaan yang mempengaruhi dalam

pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan

ndustry dan lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik, hukum,

teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.

2. Faktor internal, ini mempengaruhi terbentuknya strengths and weakness

(S dan W). dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi

dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya

pembuatan keputusan (decision making) perusahaan. Faktor internal ini

meliputi semua macam manajemen fungsional : pemasaran, keuangan,

operasi, sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan , system

informasi manajemen dan budaya perusahaan.

Matriks SWOT digunakan untuk Menyusun strategi organisasi atau

perusahaan yang menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman yang

dihadapi organisasi/perushaan sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan organisasi/perusahaan. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan

alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O, dan strategi W-T.

Tabel 2 Matriks SWOT


IFAS Strenghts (S) Weakness (W)
EFAS
Opportunity (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
Strategi yang menggunakan Strategi yang meminimalkan
kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
Threats (T) STRATEGI ST STARTEGI WT
Strategi yang menggunakan Strategi yang meminimalkan
kekuatan untuk mengatasi kelemahan dan menghindari
ancaman ancaman
Sumber : Fahmi (2013:260)
33

Keterangan :

1. Srategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan fikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST

Merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

2.3.6 Indikator SWOT


1. Lingkungan Internal : Strenghts (kekuatan) weaknesses (kelemahan)

Menurut Soeharto (2003:13), analisis terhadap lingkungan internal

dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis berupa matriks IFE

(Internal Factor Evaluation). Matrik IFE digunakan untuk mengetahui

faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dianggap penting (misalnya dapat diambil dari aspek

manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi atau

produksi/operasi).

2. Lingkungan Eksternal : Peluang (Opportunities) dan Ancaman

(Threats)
34

Menurut Soeharto (2003:23), analisis terhadap lingkungan eksternal

perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis matriks EFE

(Eksternal Faktor Evaluation). Data eksternal dikumpulkan untuk

menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan yang dapat berasal

dari masalah pesaing, lingkungan, demografi, sosial, dll. Persaingan di

pasar industry dimana perusahaan berada, serta data eksternal lainnya.

Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung

maupun tidak langsung terhadap perusahaan.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti:2005). Matriks SWOT adalah alat

yang digunakan untuk Menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini

dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan peluang ancaman

eksternal yang dihadapi perusahaan, dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya Matriks SWOT terdiri dari empat tipe strategi :

1. Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini merupakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih

peluang-peluang yang ada diluar perusahaan.

2. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan

internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

3. Strategi ST (Strength-Threat)

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari ancaman

atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.

4. Strategi WT (Weakness-Threat)
35

Strategi ini didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan yang ada

serta menghindari ancaman.

2.4 Karakteristik Brand

2.4.1 Pengertian Karakteristik Brand

Karakteristik brand memainkan peran yang vital dalam menentukan apakah

pelanggan memutuskan untuk percaya pada suatu brand. Berdasarkan pada

penelitian kepercayaan interpersonal, individu-individu yang dipercaya didasarkan

pada reputation, predictability dan competence dari individu tersebut (Lau dan

Lee,1999). Dalam konteks hubungan pelanggan-brand, kepercayaan pelanggan

dibangun berdasarkan pada reputasi brand, prediktabilitas brand, dan kompetensi

brand.

Brand atau merek didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, symbol, atau

desain, atau kombinasi daripadanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

produk dan jasa dari satu penjual dengan penjual lainnya (pesaing), Chalil dkk.

(2020:05). Definisi Brand yang paling banyak diacu, yakni rumusan yang

dikemukakan oleh American Marketing Association, merek merupakan istilah

atau sebuah nama, lambang atau desain, ataupun kombinasi diantaranya, untuk

lebih mudah mengidentifikasi barang ataupun jasa dari salah satu penjual dan

mengidentifikasi barang ataupun jasa dari salah satu penjual dan

mendiferensiasikan produk dari pesaing (Kotler & keller,2009).

2.4.2 Manfaat Brand

Sebuah brand dapat memberikan beraneka macam nilai bagi konsumen

melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensialnya. Misalnya seperti manfaat

utilitas fungsional produk, pilihan (choice), inovasi, trustworthiness, emosional,


36

estetis, novelty, identifikasi sosial, dan identifikasi personal. Sementara itu,

Ambler (Tjiptono,2008) mengelompokkan dimensi manfaat merek ke dalam tiga

kategori : raritas (manfaat ekonomik atau value for money), virtuositas (manfaat

fungsional dan kualitas) dan complacibilitas (manfaat psikologis atau kepuasan

pribadi). Branding tidak hanya relevan untuk perusahaan manufaktur, namun juga

sangat Krusial bagi organisasi jasa, karena merek yang kuat mampu meningkatkan

kepercayaan pelanggan dalam pembelian jasa yang bercirikan intangible,

inseparable, variable, & perishable. Merek dapat memberi manfaat baik untuk

perusahaan maupun konsumen (keller,2008). Bagi perusahaan merek berperan

untuk :

1. Merek memberikan nama yang memudahkan penjual untuk mengolah

pesan-pesan dan memperkecil timbulnya masalah.

2. Merek dan tanda dagang secara hukum melindungi penjualan dari

pemalsuan produk, bila tidak ada perlindungan hukum maka pesaing

akan meniru produk dipasaran.

3. Merek memberikan peluang bagi penjual untuk mempertahankan

kesetiaan konsumen terhadap produknya, dimana kesetiaan konsumen

akan melindungi penjual dari persaingan serta membantu memperketat

pengendalian dalam merencanakan strategi bauran pemasaran.

4. Merek dapat membantu penjual dalam mengelompokan pasar kedalam

segmen-segmen.

5. Citra dapat dibina dengan adanya nama yang baik,dengan membawa

nama perusahaan,merk ini sekaligus mengiklankan kualitas dan

besarnya perusahaan.
37

Sedangkan manfaat merek untuk konsumen yaitu sebagai berikut :

1. Jika sudah mengenal merek teretntu, hal ini akan memudahkan untuk

mengenali kualitas dan mengambil keputusan pembelian.

2. Memberikan efisiensi untuk search cost for product baik internal

(seberapa lama konsumen harus berfikir) dan eksternal (seberapa lama

konsumen harus mencari disekitar).

3. Dengan adanya merek tertentu konsumen dapat mengaitkan status dan

kebanggaannya.

2.4.3 Fungsi dan Tujuan Brand

Penelitian yang dilakukan McKinsey menjelaskan bahwa pada lingkungan

Bussiness to business (B2B) merek memiliki tiga fugsi utama (Kotler &

Pfroersch,2006). Ketiga fungsi tersebut adalah:

1. Meningkatkan efisiensi. Produk yang memiliki merek terkenal

(branded) lebih mudah bagi konsumennya meraih dan memprses

informasi mengenai produk tersebut.

2. Mengurangi resiko. Memilih sebuah merek yang terkenal, mengurangi

resiko bagi pelanggan untuk membuat kesalahan dalam pengambilan

keputusan.

3. Nilai tambah/menciptakan gambaran manfaat. Bagi konsumen, nilai

tambah atau gambaran manfaat bagi seseorang untuk mengepresikan

nilai diri seseorang.

Pemberian nama merek bagi produk memiliki tiga tujuan yakni merek

fungsional, merek citra, dan merek eksperensial.


38

1. Merek Fungsional, yakni merek-merek yang dirancang untuk

mengkomunikasikan persepsi tertentu terkait dengan fungsi dasar

produk yaitu persepsi kinerja/manfaat produk dan nilai ekonomi

produk.

2. Merek Citra, yaitu manfaat merek yang ingin ditampilkan adalah hal

yang berhubungan dengan citra, dimana konsumen yang memakai

produk dengan merek ini akan memiliki persepsi-persepsi tertentu yang

dikaitkan dengan asosiasi status sosial tertentu konsumen. Dalam hal

ini, status,pengakuan sosial dan identitas jauh lebih penting dari pada

sekedar nilai fungsional produk. Salah satu contoh brand tipe ini adalah

Gucci, LV, Hermes, dsb.

3. Merek Eksperensial, yaitu merek-merek yang mampu menyampaikan

pesan yang bersifat pengalaman yang menyenangkan selama

berinteraksi dengan merek. Kesuksesan sebuah experience brand

ditentukan oleh kemampuan merek dalam memberikan kesan

menyenangkan selama mengkonsumsi produk.

2.4.4 Kriteria Brand

1. Mudah diingat, setiap elemen-elemen harus mudah diucapkan, seperti

symbol,logo nama merek yang digunakan harus menarik,unik sehingga

menarik perhatian masyarakat dan memudahkan untuk diingat.

2. Memiliki makna, setiap elemen-elemen merek (symbol, logo, nama

merek) memiliki makna khusus baik berupa penjelasan / deskripsi /

filosofi tertentu dari sebuah produk.


39

3. Desain menarik dan lucu, merek juga dapat dibentuk dengan

menggunakan pendekatan variasi elemen merek yang memiliki

keunikan, dan mengandung unsur kelucuan, serta dapat menyajikan

visualisasi tertentu dan imajinasi-imajinasi.

4. Fleksibel (dapat disesuaikan), hendaknya pemberian nama merek harus

yang dapat diterima oleh banyak kalangan.

5. Legal atau dilindungi, setiap merek yang diciptakan akan melekat pada

produk sebagai identitas produk, sehingga elemen-elemen merek

tersebut harus terdaftar pada lembaga yang berwewenang dan

dinyatakan sah menurut hukum dan undang-undang yang berlaku.

2.4.5 Indikator Brand

Menurut Simamora (2008:33) menerangkan bahwa indicator citra merek

(brand image) terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Corporate image (citra pembuat) yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu

barang atau jasa.

2. User image (citra pemakai) yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu

barang atau jasa.

3. Product image (citra produk) yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa.


40

2.5 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

2.5.1 Pengertian UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria usaha kecil Sebagaimana dimaksud dalam Undang-

undang. Kriteria asset Rp.50 juta – Rp.500 juta dan kriteria omset Rp.300 juta –

Rp. 2,5 M.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam

undang-undang ini. Kriteria asset Rp.500 juta – Rp. 10 M, Kriteria omset >Rp. 2,5

M – Rp. 50 M.

UMKM meliputi pengelompokan jenis usaha, yaitu jenis industry skala

kecil menengah (ISKM) dan perdagangan skala kecil dan menengah (PSKM).

Karena dengan pengelompokannya pada akhirnya terfokus pada permasalahan

kesempatan lapangan kerja dan diletakan pada kemampuan pengembangan ISKM

dan PSKM (Partono dan Soejono,2001:16). Adapun pengertian UMKM

diberbagai negara tidak selalu sama tergantung pada konsep yang digunakan oleh

negara tersebut. Dalam pengertiannya mencakup sedikitnya dua aspek, yaitu

aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan ditinjau dari jumlah
41

tenaga kerja yang diserap dalam kelompok perusahaan tersebut (Range of the

member of emploves) (Partono dan Soejono,2001:14)

Sesuai dengan pasal 1 Undang-Undang usaha mikro kecil dan menengah

nomor 20 tahun 2008. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

adalah sebagai berikut :

1. Usaha Mikro, usaha produktif milik orang perorangan dan/atau usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini.

2. Usaha Kecil, usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang buan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.

3. Usaha Menengah, usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh seorang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaanbersih

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang

ini.

4. Usaha Besar, usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan

usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

lebih besar dari usaha menengah yang meliputi usaha nasional milik
42

kriteria atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan

kegiatan ekonomi di Indonesia. (Agustina,2015)

2.5.2 Tujuan dan Peran UMKM

Tujuan dari adanya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menurut

undang-undang Nomor 20 tahun 2008, yaitu menumbuhkan dan mengembangkan

usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan

demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Eksistensi dan peran UMKM dalam

membangun perekonomian nasional ditunjukkan melalui data-data empiris

dilapangan (Setyobudi,2007) yaitu :

1. UMKM menduduki posisi teratas sebagai industry dengan jumlah besar

yang terdapat dalam setiap sector ekonomi. Pada tahun 2005 tercatat

jumlah UMKM adalah 44,69 unit atau 99,9% dari jumlah total unit

usaha nasional.

2. memiliki potensi yang besar dalam menyerap tenaga kerja. Setiap unit

investasi pada sector UMKM mampu menciptakan kesempatan kerja

lebih banyak dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha

besar. Sector UMKM mampu menyerap 77,68 juta tenaga kerja atau

99,77% dari total tenaga kerja yang bekerja.

3. UMKM berkontribusi besar dalam pembentukan PDB cukup signifikan

yaitu sebesar 54,22% dari total PDB.

2.5.3 Permasalahan Utama UMKM


1. Permodalan, pelaku UMKM yang yakin usahanya akan tumbuh dan

dapat memperluas pemasarannya, namun terkendala dari sisi modal

yang terbatas. Bahkan Sebagian dari UMKM masih belum tersentuh

lembaga keuangan (bank), sehingga banyak juga dari UMKM


43

mengambil jalan untuk memanfaatkan lembaga keuangan mikro

walaupun dengan beban dan resiko yang cukup berat.

2. Distribusi Barang, kurangnya channel untuk pendistribusian barang

juga menjadi tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM.

Rekomendasi teman dan pemasaran dari mulut ke mulut menjadi

channel favorit pelaku UMKM dalam memasarkan produknya.

3. Perizinan, badan hukum yang jelas hanya dimiliki oleh beberapa pelaku

UMKM. Mayoritas UMKM juga mengalami tantangan di bidang

pengetahuan mengenai aspek legalitas dan perizinan, termasuk

persyaratan sampai dengan bagaimana proses yang ditempuh dalam

proses pengurusannya.

4. Pembukuan yang masih manual, kesulitan dalam memperhitungkan

omset, laba kotor sampai dengan laba bersih karena yang masih manual

seringkali menghambat UMKM untuk bisa growth dan scale up

bisnisnya. Walaupun terkesan tata tertib pembukuan merupakan hal

yang sepele, nyatanya dengan data pembukuan, suatu perusahaan bisa

mengukur keberhasilan dan merencanakan strategi perusahaan

kedepannya.

5. Pemasaran Online, selain distribusi barang yang sangat terbatas, cara

pemasaran online pun juga masih menjadi tantangan UMKM saat ini.

6. Problematika yang dihadapi UMKM, timbulnya beragam permasalahan

sangat berkaitan erat dengan keberadaan pendamping atau fasilitator

dalam mendampingi UMKM.


44

2.5.4 Strategi Pengembangan UMKM

Terdapat 5 strategi mengembangkan UMKM untuk menghadapi pasar

global, UMKM sedang diminati banyak masyarakat di Indonesia. Untuk bisa

menghadapi pasar global memang tidaklah mudah, karena produk UMKM akan

bersaing dengan produk negara lain. Berikut 5 strategi yang harus dimiliki

UMKM :

1. Produk (product), menentukan produk dalam bisnis UMKM adalah

Langkah yang paling utama sebelum bisnis berjalan. Produk yang dijual

haruslah sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh semua

konsumen. Untuk itu, pelaku usaha harus melakukan riset pasar, tren

pasar, dan melihat seberapa besar peluang pasar yang akan dibidik.

2. Harga (price), untuk menentukan harga jual produk, pelaku usaha harus

teliti menghitung total semua biaya yang dikeluarkan selama produksi

berlangsung. Ada 3 cara penetapan harga yang bisa dilakukan agar

terhindar dari kerugian :

a. Penentuan harga berdasarkan biaya produksi ditambah dengan

keuntungan, biasanya keuntungan diambil 30% dari harga produksi.

b. Penentuan harga berdasarkan kompetitor, jadi bisa riset terlebih

dahulu sebelum menentukan harga, tentukan harga dibawah

kompetitor, tetapi dengan kualitas yang sama dengan kompetitor.

Jadi ini bisa menjadi strategi untuk menarik konsumen dari

kompetitor.

c. Penentuan harga berdasarkan permintaan, jadi konsumen yang akan

menentukan harga produk yang dengan mengacu kualitas yang


45

dimiliki, tetapi jika harga yang diberikan masih di bawah harga

produksi, pelaku usaha harus bisa menaikan harga jualnya, sehingga

bisa tetap mendapatkan keuntungan.

3. Tempat (place), agar penjualan bisa maksimal dan produk mudah

didapatkan oleh konsumen, maka UMKM haruslah memilih tempat

yang strategis untuk berjualan.

4. Promosi (promotion), langkah untuk mengenalkan produk yang

UMKM miliki kepada konsumen.

5. SDM (people), yang terakhir adalah orang atau sumber daya manusia

(SDM). SDM yang dipilih haruslah orang-orang pilihan yang bisa

menghasilkan produk dan layanan terbaik.

2.5.5 Manfaat UMKM

Manfaat UMKM memiliki peran yang cukup strategis dalam pertumbuhan

dan pembangunan ekonomi nasional, adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat

2. Menjadi tombak dalam kenaikan nilai produk domestik bruto

3. Peningkatan kualitas SDM, khususnya perempuan

4. Memajukan perekonomian masyarakat daerah

5. Wadah untuk memulai usaha disertai pelatihan

6. Sarana mengembangkan pengalaman wirausaha didesa

7. Mengembangkan potensi dan skill yang dimiliki masyarakat

8. Menumbuhkan semangat dan motivasi untuk berkembang

9. Memperbaiki semangat dan motivasi untuk berkembang

10. Memperbaiki kualitas hidup pelaku UMKM


46

2.5.6 Indikator UMKM

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000 tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000

3. Milik Warga Negara Indonesia.

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang tidak dimiliki,dikuasai,atau berafiliasi baik langsung

maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan untuk menunjukan perbedaan penyusunan penelitia

ini. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh penelitian

ini. Dan untuk menjadi gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian

berikutnya yang sejenis. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh:

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu


N Metode
Peneliti Judul Hasil
o Penelitian
1 Pratiwi Analisis SWOT Kualitatif Keripik tempe amel berada pada
Anggraeni dan pada UMKM kuadran IV yakni kuadran
M.Kholid Keripik Tempe diversification yang juga disebut
Mawardi Amel Malang sebagai strategi ST yang
dalam rangka menggunakan kekuatan yang
meningkatkan dimiliki untuk mengatasi segala
daya saing ancaman yang ada, sehingga dapat
perusahaan disimpulkan bahwa strategi yang
tepat untuk diimplementasikan oleh
pihak UMKM keripik tempe “Amel”
adalah meningkatkan kualitas
produk agar dapat bersaing di Sanan
dan melakukan inovasi produk agar
memiliki ciri khas yang unik dan
berbeda diantara usaha keripik tempe
lain di Sanan.
2 Ulvy Tri Ayu Strategi Kualitatif Strategi pengembangan industry
Agustin pengembangan kenalpot bapak ahmad sultoni yang
47

Usaha Mikro Kecil dapat digunakan yaitu,


dan Menengah meningkatkan mutu dan kualitas
(UMKM) dengan knalpot untuk mendapatkan
analisis SWOT kepercayaan konsumen,
(studi kasus meningkatkan promosi dengan
industri knalpot mengandalkan teknologi berupa e-
bapak Ahmad commerce, melakukan pelatihan
Sultoni (Muscle kepada para karyawan untuk
Power) desa menambah kreatifitas serta inovasi
Pesayangan dalam membuat knalpot.
purbalingga Lor)
3 Adhe Anggreini Strategi Kualitatif Bahwa :
Saragi pengembangan 1. mayoritas pengusaha pada
Usaha Kecil industri kerajinan batu bata di
Menengah sektor kecamatan piyungan adalah laki-
ndustry kerajinan laki dengan rentang usia 20-57
batu bata tahun dengan latar belakang
berdasarkan Pendidikan SMP-SMA.
analisis SWOT 2. Kondisi sumber daya alam,
sumber daya manusia, teknologi,
permodalan dan pemasaran pada
industri kecil batu bata
dikecamatan Piyungan adalah
sebagai berikut :
a. sumber daya alam sebagai
bahan baku dalam
memproduksi batu bata
dikecamatan Piyungan cukup
tersedia.
b. sumber daya manusia sebagai
salah satu faktor produksi
batu bata dikecamatan
Piyungan cukup tersedia.
c. teknologi yang digunakan oleh
industry kecil batu bata
dikecamatan piyungan cukup
memadai.
d. modal yang dibutuhkan oleh
industry kecil batu bata
dikecamatan piyungan
rendah.
e. daerah pemasaran hasil
produksi industry kerajinan
batu bata dikecamatan
piyungan kurang luas yaitu
Sebagian besar terbatas di
D.I.Yogyakarta.
3. Berdasarkan analisis SWOT,
strategi yang dapat dilakukan
untuk memberdayakan industry
batu bata dikecamatan piyungan,
kabupaten Bantul. Adalah :
a. memperluas pasar sehingga
barang lebih terkenal.
b. mengembangkan produk bata
sejenis yang berkualitas
c. memanfaatkan sumber daya
manusia yang banyak untuk
48

memproduksi batu bata


d. memperbanyak modal untuk
mengembangkan usaha.
4 Mahfudl Analisis SWOT Kualitatif Pemanfaatan strategi deverensifikasi
Prastika dan usaha mikro kecil dinilai lebih tepat untuk
Arief Sdjiarto menengah diaplikasikan, dikarenakan dinilai
(UMKM) di lebih sesuai dengan kondisi UMKM
Industri kreatif sarang lebah saat ini. Menemukan
sarang lebah bahwa strategi bauran pemasaran
yang telah dijabarkan juga harus
tetap dilaksanakan guna melengkapi
strategi deferensifikasi agara lebih
efektif dan efisien dalam proses
pelaksanaanya. Hasil analisis SWOT
didapatkan skor kekuatan 1,87 dan
kelemahan 1,48 sedangkan peluang
1,46 dan ancaman 1,9.
5 Titik Inayah, Perumusan strategi Kualitatif Hasil analisis dengan Internal
Eviah dan dengan analisis Eksternal (IE) matrik menunjukan
Hendra SWOT Usaha posisi UMKM produk sepatu di
Prasetya Mikro Kecil Mojokerto pada kuadran IV yang
Menengah (studi menunjukan pada posisi kuat
kasus UMKM sedangkan analisis lingkungan
produk sepatu di eksternal pada posisi sedang. Posisi
Mojokerto, Jawa ini mengindikasikan UMKM sepatu
Timur Mojokerto dalam kondisi tumbuh
dan membangun (grow and bult).
Strategi yang bisa diterapkan yaitu
dengan strategi Strenght Opportunity
(SO) dengan memaksimalkan
kekuatan yang dimiliki dan
memperhatikan peluang pasar.
6 Suwarno dan Analisis SWOT Kualitatif hasil perhitungan skor dan bobot
Teguh Pramono Blanced Scorecard melalui metode SWOT, posisi
(BSC) dalam UMKM Batik Seminar berada pada
kebijakan kuadran 3 artinya strategi yang
pengembangan cocok digunakan adalah integrasi
UMKM Batik horizontal. UMKM batik seminar
Suminar di dalam kondisi yang kuat, namun
Kabbupaten Kediri dalam jangka Panjang kurang bisa
berkembang sebab bertumbuhnya
pesaing serupa yang beroprasi pada
tahapan yang sama dalam
pemasaran.
7 Bahtiar Strategi Kualitatif Bahwa UMKM Rumah Sayur berada
Gunawan, Pengembangan pada kuadran 1 yang berarti UMKM
Maulana Teknologi e- memiliki kekuatan dan peluang
Shaleh, Nisrina commerce UMKM sehingga peluang yang ada dapat
Anbar, dan Rumah Sayur dimanfaatkan. Strategi yang harus
Rangga Sanjaya Lembang diterapkan dalam kondisi ini adalah
menggunakan mendukung kebijakan pertumbuhan
metode analisis yang agresif.
SWOT

8 Cahyuni Novia, Analisis SWOT Kualitatif kualitas kripik buah Nangka dengan
Saiful dan Deny peningkatan daya metode six sigma menunjukan
Utomo saing pada UKM bahwa hasil evaluasi kualitas
49

Keripik Nangka di diperoleh oleh sigma produksi


Kabupaten Malang sebesar 2,05. Upaya untuk
meningkatkan daya saing UKM
keripik Nangka di kabupaten Malang
bisa dilakukan dengan beberapa
prioritas strategi : peningkatan
kualitas produk keripik Nangka,
memperluas lokasi pemasaran, dan
meningkatkan keterampilan
karyawan.
9 Wahyu Bruto S Analisis SWOT Kualitatif Diperoleh kekuatan dan kelemahan
dan Rendra Terhadap Strategi serta peluang dan ancaman dalam
Armayana Pemasaran Usaha pemasaran industry gitar. Inti dari
Mikro Kecil dan pemasaran yang baik meliputi
Menengah pemasaran yang berorientasi pada
(UMKM) Sentra keinginan konsumen, segmentasi
Industri Gitar pasar yang tepat dan bauran
dalam Menghadapi pemasaran yang sesuai dengan siklus
Covid-19 hidup produk. Maka kekuatan dari
sentra industry gitar desa Mancasan
adalah produk bervariasi, kualitas
bahan baku yang dipakai terbaik,
kualitas SDM berpengalaman,
saluran distribusi pendek, potensi
daerah yang dapat dikembangkan.
10 Rita Fitri Sovia, Strategi Kualitatif bahwa strategi pengembangan
Riscia Wahyuni Kolaborasi UMKM yang harus diterapkan oleh
Putri, Indah Pengembangan usahanya meliputi: menjaga kualitas
Prima Yendri, UMKM Sulaman produk untuk memenuhi permintaan
Tika Novita Indah Benang Mas konsumen, melakukan perbaikan
Sari, dan dan Bordir sistem manajemen ndustry,
Ramdani Bayu Menggunakan memperkuat jaringan dan
Putra Metode SWOT meningkatkan pemasaran,
melakukan pengoptimalan biaya
produksi, mengupayakan
ketersediaan bahan baku secara
berkelanjutan serta melakukan
pengembangan pada produk.
Penelitian ini menggunakan analisis
kualitatif yang digunakan untuk
menyelidiki dan mencari informasi
tentang variable-variabel yang
mengetahui faktor internal dan
eksternal.
Sumber : Olahan Peneliti, 2022
2.7 Kerangka Pemikiran

Analisis SWOT

UMKM

Karakteristik
Brand
50

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran


Penelitian ini dimulai dengan menggali informasi dari sumber informasi

yaitu pengusaha Eonni Corndog, dari penelitian ini menggunakan analisis SWOT

dan pendalaman materi Karakteristik brand . Pertanyaan yang diajukan dibagi

kedalam dua bagian, sesuai dengan pembagian , sesuai dengan pembagian dalam

analisis SWOT. Pertama, pertanyaan tentang faktor-faktor internal dari Eonni

Corndog, yaitu kekuatan dan kelemahan. Kedua, pertanyaan tentang faktor-faktor

eksternal, yaitu peluang dan ancaman.

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu kemudian diolah menggunakan

analisis SWOT yang kemudian didapatkan solusi untuk mengembangkan UMKM

Eonni Corndog.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sejarah Eonni Corndog dan Sejarah UMKM

3.1.1 Sejarah UMKM

Transaksi jual-beli memang sudah mandarah daging pada perekonomian di

Indonesia. Kegiatan berdagang adalah sumber pendapatan terbesar bagi sector

perekonomian. Saat ini kehadiran UMKM yang bergiat membangun

perekonomian dapat dikatakan berhasil sebab berdasarkan data kementrian

koperasi dan UKM RI melaporkan bahwa secara jumlah unit, UMKM memiliki

pangsa pasar sekitar 99,99% (62,9 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di

Indonesia (2017), dan setidaknya sudah membantu menyerap sekitar 97% tenaga

kerja. UMKM ini merupakan point krusial yang memiliki kontribusi sangat besar

perekonomian negara. UMKM di Indonesia sudah berkembang sejak lama dan

terbukti tetap mampu berdiri tegap ditengah terpaan krisis ekonomi 1998 silam.

3.1.2 Sejarah Corndog

Corndog diwarisi dari para pembuat sosis asal jerman yang berimigrasi ke

Texas, Amerika Serikat. Mereka pindah kesana dan mendirikan bisnis untuk

menjual sosis dan menemukan bahwa sosis mereka tidak diterima dengan baik.

Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menjadi inovatif dengan mencelupkan

sosis ke dalam breading khas Amerika (roti jagung) dan mengorengnya.

Corndog yang pertama yang tercatat didokumentasikan pada tahun 1927,

Ketika sebuah paten diajukan ke kantor paten Amerika Serikat yang menjelaskan

proses pembuatan corndog. Sejak itu, corndog menjadi sangat popular, terutama

di acara-acara seperti pameran dan festival daerah. Selain itu corndog telah

51
52

disajikan di berbagai tempat mulai dari makan siang sekolah hingga di kapal

militer seperti USS George Washington. Perayaan corndog diresmikan di

Amerika Serikat pada tahun 1992.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu usaha

yang berperan besar dalam menganekaragamkan produk-produk ekspor Indonesia

dan menjadi andalan dalam perolehan devisa. Seiring Korean wave yang semakin

marak dalam berbagai aspek, tteokbokki dan corndog pun kini mudah ditemukan

dimana-mana. Umumnya mereka yang menjual tteokbokki juga menjual corndog

dalam dua versi, manis dan asin.

3.1.3 Sejarah Eonni Corndog

Pelaku usaha yang bernama Sri Rahayu umur 23 tahun dan beralamat kp.

Sapta Marga Rt01/03 Desa Leuwiliang memulai usaha pada tahun 2019 dengan

tekad yang bulat merintis usaha ini dari nol, bermodalkan uang pribadi hasil

menabung.

Pada tahun 2019 pelaku usaha memulai bisnis jajanan korea yaitu corndog

dengan brand “Eonni Corndog” yang berlokasi di Jalan Raya Leuwiliang, Pelaku

usaha memilih kata Eonni dikarenakan pemilik Eonni Corndog itu seorang

perempuan dan terinspirasi dari Bahasa Korea. Eonni dalam bahasa korea artinya

kaka perempuan. karena tidak adanya persaingan dalam usaha sejenis maka

pelaku usaha melihat peluang yang sangat besar. Pada tahun pertama usaha ini

kurang berjalan lancar dan tidak sesuai yang diharapkan karena belum begitu

banyak orang yang mengetahui tentang jajanan khas korea ini,

Dengan seiring berjalannya waktu dan promosi di berbagai media sosial

salah satunya di Instagram yang sangat membantu, Dan viralnya drama Korea
53

yang berjudul Start Up pada tahun 2020 juga sangat membantu. Drama ini

menjelaskan tentang drama romantis yang menceritakan kehidupan pemuda yang

sedang berusaha memulai bisnis usaha rintisan atau start up. Seo Dal Mi seorang

gadis yang bercita-cita menjadi seperti Steve Jobs. Ia bekerja paruh waktu sambil

membantu neneknya berjualan. Neneknya Seo Dal Mi memiliki usaha yaitu

usaha corndog. Viralnya drama korea itu membuat kaum milleniall lebih cepat

mengetahui makanan jalanan khas korea. Makanan jalanan khas korea ini

memiliki daya tarik sendiri karena menggugah rasa ingin tahu orang untuk

mencoba hal baru.

Semenjak viralnya drama korea start up, masyarakat jadi lebih tahu jajanan

korea ini, maka usaha pun mulai diminati dan adanya kepuasan pelanggan. Tetapi

karena viralnya jajanan khas korea ini banyak pelaku usaha lain yang membuka

usaha seperti ini, maka pelaku usaha lebih berinovasi dalam mengembangkan

usaha sampai saat ini.

3.1.4 Visi dan Misi

Visi :

1. Menjadi Usaha kuliner kaki 5 yang tetap populer di kalangan

masyarakat tanpa adanya konsumen yang musiman dan untuk selalu

digemari oleh kalangan masyarakat.

2. Menjadi usaha mandiri yang sukses dan berkembang di seluruh kota-

kota terbesar di Indonesia.

3. Menjadi usaha yang selalu siap dengan tantangan dan persaingan

dengan usaha kuliner yang lebih besar dan lebih modern.

Misi :
54

1. Menyediakan Frozen food agar bisa dikirim ke seluruh kota dan bisa

dipesan secara online.

2. Memberikan harga yang sesuai atau lebih murah tapi tidak membuat

rugi.

3. Menyediakan Ruko atau tempat yang lebih nyaman agar pembeli bisa

makan ditempat.

4. Menyediakan menu varian baru yang lebih menarik tetapi tidak

merusak cipta rasa yang khas .

5. Menciptakan lapangan kerja

3.1.5 Struktur Organisasi UMKM Eonni Corndog


Owner

Chef Chef Chef

Gambar 2 Struktur Organisasi Eonni Corndog

3.1.6 Job Desc

1. Owner, Tugas dan Tanggung Jawab : Perizinan, laporan keuangan,

menjalankan proses penjualan, dan meninjau keberlangsungan usaha

2. Accounting, Tugas dan Tanggung Jawab : Mengatur keuangan,

melakukan penatausaha keuangan, penanggung jawab pelaksanaan

anggaran, mencatat laporan keuangan pemasukan dan pengeluaran

3. Chef, Tugas dan Tanggung Jawab : Memasak atau memproduksi bahan

dan memproduksi makanan untuk dijual


55

4. Kasir, Tugas dan Tanggung Jawab : menjalankan proses penjualan dan

pembayaran, dan melakukan pelayanan proses transaksi jual beli.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sifat data, data dikelompokkan menjadi dua yaitu data

kuantitatif dan data kulitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk

angka, sedangkan data kualitatif data yang tidak dalam bentuk angka. Jenis data

dalam penelitian ini ialah data kualitatif, yang tidak berupa angka yang diperoleh

dari data hasil wawancara dan observasi pengusaha eonni corndog. Sumber data

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh.

(Hadi, 2004) Ada dua macam data yang dipergunakan yaitu:

1. Data Primer, sumber data yang diperoleh melalui prosedur dan Teknik

pengambilan data berupa interview atau wawancara dengan pemimpin

UMKM Eonni Corndog.

2. Sumber data sekunder, sumber data yang diperoleh dari hasil study

perpustakaan, terdiri dari buku bacaan maupun literature lainnya yang

menyangkut dengan masalah penelitian.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti

untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Adapun jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Observasi
56

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap gejala-gejala yang

diselidiki. Dalam artian yang luas observasi sebenarnya tidak hanya

terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui

kuisioner dan tes. Adapun objek penelitian ini adalah pengusaha Eonni

Corndog di Desa Leuwiliang.

2. Wawancara

Wawancara merupakan Teknik pengumpulan data yang mengggunakan

pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Wawancara dapat

dilakukan secara terstruktur maupun tidak struktur, atau secara tatap

muka maupun menggunakan handphone. Pertanyaan wawancara yang

diberikan berkaitan dengan analisis swot, keterampilan dan potensi

usaha eonni corndog. Bagaimana produksi, pengembangan serta

ancaman yang akan terjadi dalam usaha eonni corndog.

3. Dokumentasi

Dokumentasi bertujuan agar diperoleh informasi secara buku/tertulis.

Hasil dokumentasi akan dicocokkan dengan hasil wawancara sehingga

didapatkan data yang akurat dan sesuai dengan kondisi lapangan.

4. Study Pustaka

Study Pustaka bertujuan untuk merumuskan konsep dan teori landasan

penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian ini, biasanya penulis

mengumpulkan dan mencari data melalui buku, jurnal, literature,

dokumen ataupun bahan tulisan lainnya yang berkaitan dengan Analisis


57

SWOT yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan

usaha Eonni Corndog.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2004), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat

dari nilai orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Didalam

penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel

independen. Dibawah ini adalah penjelasan mengenai kedua variabel tersebut :

1. Variabel Dependen (Dependen Variabel)

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian

penelitian (Ferdinand, 2006). Variabel ini nilainya dipengaruhi oleh

variabel lain, Ketika variabel lain berubah nilainya, maka nilai variabel

dependen ikut berubah. Sering disebut variabel respon yang

dilambangkan dengan Y. Variabel dependen dalam penelitian adalah

keputusan perpindahan merek (Y).

2. Variabel Independen (Independen Variabel)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel

dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya

negative (Ferdinand,2006). Variabel ini bertindak sebagai penyebab

atau yang mempengaruhi variabel dependen. Sering disebut sebagai

prediktor yang dilambangkan dengan X.

Tabel 4 Operasionalisasi Variabel


No Variabel Definisi Konsep Indikator Skala
1 SWOT SWOT adalah penilaian Internal : likert
terhadap hasil identifikasi 1. Strenghts (kekuatan),
situasi, untuk menentukan 2. Weaknesses (kelemahan).
apakah suatu kodisi
dikategorikan sebagai Eksternal :
58

kekuatan-kekuatan peluang 3. Opportunities (peluang),


atau ancaman. (Alma,dan 4. Threats (ancaman).
Priansa,2009:hal. 115-125)
2 Karakteristik Karakteristik Brand adalah 1. Reputation : Likert
Brand sebuah karakteristik berkenaan dengan opini dari
manusiawi yang orang lain bahwa merek itu
ditanamkan kedalam baik dan dapat diandalkan.
brand. Yang memainkan 2. Predictability :
peran yang vital dalam Kemampuan suatu
menentukan apakah kelompok untuk
pelanggan memutuskan memprediksi prilaku dari
untuk percaya pada suatu kelompok lain.
brand. 3. Competence :
Merek yang memiliki
kemampuan untuk
menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi
oleh pelanggan, dan dapat
memenuhi kebutuhannya.
Sumber : Olahan Peneliti, 2022

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan Menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalamunit-unit,

melakukan sintesa, Menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri dan orang lain.

Analisis data yang digunakan dalam menguji penelitian ini adalah

menggunakan analisis kualitatif, dengan menggunakan metode analisis SWOT.

Penggunaan analisis SWOT dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor internal

pihak pengusaha dalam mengembangkan usahanya sehingga diketahui apasaja

faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan. Dan juga menganalisis faktor-

faktor eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi dalam

rangka meningkatkan pengembangan usaha eonni corndog.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

UMKM Eonni Corndog di daerah Leuwiliang membawa pengaruh pada

perkembangan perekonomian didaerahnya. Perkembangan eonni corndog

berpengaruh kepada sarana perhubungan dan prasarana perekonomian.

Analisis SWOT merupakan strategi keseluruhan yang dapat

memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan

ancaman sehingga tidak berdampak besar dalam suatu usaha agar mencapai

keberhasilan.

4.1.1 Hasil Wawancara Pengusaha Eonni Corndog

Hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada pengusaha Eonni Corndog.

hal ini dapat dijelaskan melalui hasil wawancara. Pengusaha eonni corndog

mengatakan bahwa :

Peneliti : Produk apa saja yang dijual di Eonni Corndog?”.


Informan : Corndog yang berisi mozzarella dan sosis”.

Peneliti : Berapa banyak pesaing yang menjual produk sejenis di wilayah


sekitar?”.
Informan : pesaing kami sekitar 5 pesaing”

Peneliti : Apa yang membedakan produk Eonni Corndog dengan pesaingnya ?”


Informan : produk kami memiliki Cita rasa yang khas , packaging yang unik dan
memiliki ciri khas brand.”

Peneliti : Menurut anda, apa kekuatan yang dimiliki Eonni Corndog?


Informan : produk kami memiliki cita rasa yang berbeda dari pesaing lainnya

Peneliti : Apa kekurangan yang dimiliki Eonni corndog?”


Informan : produk dari kami itu mudah ditiru, dan produk kami tidak tahan lama
karena harus segera dimakan.”

Peneliti : Apakah ada kendala dalam mengatur keuangan eonni corndog?

59
60

Informan : ya, karena kebutuhan rumah dan modal suka bercampur karena kami
tidak memiliki biaya modal lebih.”

Peneliti : Bagaimana tingkat daya tahan produk yang anda jual”


Informan : produk yang kami jual tidak tahan lama karena bahan yang kami
gunakan tidak menggunakan bahan pengawet dan karna yang kami jual itu
mozzarella jadi hatus dimakan dadakan atau masih anget karena jika sudah
dingin mozzarella nya akan beku.”

Peneliti : Hal apa yang membuat eonni corndog bertahan sampai saat ini?”
Informan : karena rasa yang berbeda dari yang lain, dan harganya pun
terjangkau.”

Peneliti : Apa yang membuat eonni corndog berada dikondisi baik hingga saat ini
dan memiliki prospek dimasa mendatang?”
Informan : karena minat diwilayah kami ternyata banyak, dan eonni corndog
selalu menjadi pilihan jajanan dikalangan masyarakat diwilayah ini.”

Peneliti : Apa yang paling diinginkan pelanggan”


Informan : agar mempertahankan cita rasa dari awal hingga saat ini.”

Peneliti : Hal apa yang mengancam usaha eonni corndog?”


Informan : para pesaing yang menurunkan rate harga diwilayah kami.”

Peneliti : Apa yang menjadi ancaman selain pesaing?”


Informan : produk yang kami jual itu mudah ditiru, karena dengan perkembangan
jaman yang sudah lebih berkembang dan canggih banyak beredar resep corndog
di google dan youtube yang mudah di akses oleh semua masyarakat.”

Daftar Pertanyaan Karakteristik Brand

Peneliti : Apa yang menjadi ciri khas utama Eonni corndog?”


Informan : packaging yang dibuat semenarik mungkin dan stiker logo didesain
dengan kami sendiri.”

Peneliti : Bagaimana cara menarik kepercayaan pelanggan eonni corndog?”


Informan :Karena soal rasa produk kami itu sudah tidak usah diragukan
lagi,maka cara lainnya dengan memberikan pelayanan yang baik, dan
keterampilan dalam mengemas produk supaya terlihat rapih dan bersih agar
eonni corndog ini selalu menjadi pilihan.”

Peneliti : Bagaimana cara penjual mengatasi masalah yang berkaitan dengan


pelanggan”
Informan : dengan cara kami melakukan yang terbaik atas saran dan kritik
pelanggan yang kami terima, kami sebisa mungkin mengikuti saran dan kritik
dari pelanggan.”
61

Peneliti : Apa yang membuat packaging eonni corndog berbeda dengan


pesaingnya?”
Informan : karena packaging yang kami buat itu memiliki ciri khas yang berbeda
dari pesaing lainnya . kami membuat stiker logo yang membuat brand kami lebih
berbeda.

4.2 Pembahasan

Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan

mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan

(strenght) dan kelemahan-kelemahan (weeknessese) suatu organisasi dan

kesempatan-kesempatan (opportunities) serta ancaman-ancaman (threats) dari

lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi.

Dalam mengidentifikasi lingkungan internal meliputi kekuatan dan

kelemahan dan lingkungan eksternal yang meliputi peluang dan ancaman pada

usaha eonni corndog, maka disajikan data-data yang diperoleh mengenai

pengembangan usaha eonni corndog. Penulis telah melakukan wawancara dengan

pengusaha eonni corndog dan telah menyebar kuesioner untuk mengetahui nilai

pembobotan SWOT

4.2.1 Faktor internal

Berikut ini hasil rekapitulasi terhadap faktor internal usaha eonni corndog

yaitu kekuatan internal yang terdiri dari kekuatan (Strength) dan kelemahan

(Weakness).

1. Kekuatan (Strenght) adalah kondisi internal yang menunjang suatu

organisasi untuk mencapai objektif yang diinginkan yang dimiliki

adalah:

a. Citra rasa yang khas , yaitu corndog yang dijual di Eonni ini

sangatlah memiliki citra rasa yang unik, sehingga walaupun produk


62

tersebut mudah ditiru tetapi tetap saja berbeda dari para penjual yang

sama.

b. Harga terjangkau, karena peminat corndog ini tidak hanya untuk

kalangan dewasa sehingga Eonni ini memaksimalkan harga agar

dapat dijangkau oleh semua orang, contohnya dari kalangan anak-

anak, dan masyarakat yang ekonominya menengah ke atas .

c. Peminat banyak, peminat yang sangatlah menjanjikan yaitu

dikalangan anak-anak hingga remaja, karena usia anak-anak dibawah

5 tahun tentunya cenderung memiliki daya tarik yang berbeda

sehingga orang tua yang memiliki anak-anak di usia tersebut pasti

akan mengikuti permintaan anak nya. Contoh kecilnya orang tua

yang sayang anaknya, karena kebanyakan pembeli Eonni itu dari

kalangan anak-anak.

d. Pelayanan yang memuaskan, yaitu pengusaha Eonni sangatlah ramah

sehingga beliau dapat menarik perhatian pelanggan.

e. Makanan yang paling dicari karena brand dan rasa yang unik, karena

corndog ini memiliki rasa yang berbeda dan nama yang unik

sehingga masyarakat banyak yang penasaran, sehingga peminat yang

awalnya hanya mencoba tentunya malah jadi pelanggan tetap di

Eonni ini.

f. Produksi yang mudah dan simple, yaitu proses pembuatan adonan

dan bahan lainnya tidak lah membuat pengusaha Eonni kesulitan.

Berikut adalah tabel faktor internal kekuatan pada Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Eonni Corndog :
63

Tabel 5 Faktor Internal Kekuatan (Strenght)


Kode Kekuatan / Strenght
S1 Cita Rasa yang Khas
S2 Harga Terjangkau
S3 Peminat Banyak
S4 Pelayanan yang Memuaskan
S5 Produk yang paling dicari
S6 Proses Produksi Mudah
Sumber : Wawancara, Pengusaha Eonni Corndog (10 februari 2022)

Dapat dilihat dari tabel 4.1 bahwa faktor kekuatan S1 yaitu citra rasa yang

khas, S2 harga terjangkau, S3 peminat banyak, S4 pelayanan yang memuaskan,

S5 produk yang paling dicari, S6 proses produksi mudah.

2. Kelemahan (weakness) adalah kondisi internal yang menghambat

organisasi untuk mendapatkan objektif yang diinginkan yang dapat

menjadi penghambat pengelolaan usaha Eonni Corndog, adalah :

a. Produk tidak tahan lama, Corndog ini sebetulnya dapat dikonsumsi

lebih dari 24 jam namun jika produk ini didiamkan terlalu lama citra

rasa pun akan berbeda, sehingga sangat disarankan sebaiknya produk

harus langsung dimakan. Bahan baku adonan nya pun hanya dapat

bertahan 24 jam atau 1 hari saja, tidak dapat digunakan untuk

keesokan harinya karena rasanya akan tidak enak dan asam yang

menyengat.

b. Produk mudah ditiru, yaitu kuliner ini sangat mudah ditiru karena

resep dan cara pembuatan yang bertebaran di sosial media contohnya

youtube dan google sehingga semua orang yang mengakses

teknologi dapat membuat makanan ini.

c. Belum mampu mengelola keuangan dengan baik, karakteristik

pengusaha yang selalu berupaya menjaga kualitas corndog agar tetap

stabil rasanya, menjadikan struktur permodalan usahanya masih


64

terbatas pada sumber modal sendiri. namun usaha corndog tersebut

belum bisa mengendalikan keuangan mereka untuk usaha corndog

karena sering tercampur untuk kebutuhan rumah, sehingga saat

untuk memenuhi kebutuhan corndog terkadang pengusaha menjadi

kesulitan sendiri.

Berikut adalah tabel faktor internal kelemahan pada usaha Eonni Corndog:

Tabel 6 Faktor Internal Kelemahan (weakness)


Kode Kelemahan / weakness
W1 Produk tidak tahan lama
W2 Produk mudah ditiru
W3 Belum mampu mengelola keuangan dengan baik
Sumber : wawancara, pengusaha Eonni Corndog (10 februari 2022)

Dapat dilihat dari tabel 6 bahwa faktor internal kelemahan/ weakness W1

yaitu produk tidak tahan lama, W2 produk mudah ditiru, dan W3 belum mampu

mengelola keuangan dengan baik.

4.2.2 Faktor Eksternal

Berikut ini hasil rekapitulasi terhadap faktor eksternal usaha Eonni Corndog

yaitu faktor kekuatan eksternal yang terdiri dari peluang (opportunity) dan

ancaman (Threat) yang dihadapi.

1. Peluang (opportunity) adalah kondisi eksternal yang menunjang suatu

organisasi untuk mencapai objektifnya terdiri atas :

a. Gaya hidup masyarakat, dengan perkembangan hidup yang lebih

modern masyarakat tentunya cepat mengetahui makanan atau kuliner

yang sedang virall atau yang sedang ramai dibicarakan disosial

media, dengan adanya perubahan hidup masyarakat mereka akan

lebih loyal untuk membeli produk yang sedang virall.


65

b. Konsumen yang loyal, dengan perkembangan jaman yang lebih

canggih dan modern tentunya masyarakat lebih mengetahui harga

pasar sehingga dengan harga yang Eonni berikan tidak menjadi

masalah dimata pelanggan.

c. Jumlah peminat dan target pasar yang luas , yaitu dengan banyaknya

peminat dikalangan anak-anak seusia TK hingga SD maka sangatlah

menjanjikan untuk kemajuan usaha ini, karena orang tua tidak bisa

menolak permintaan anaknya. Dikarenakan lokasi eonni corndog ini

bertepatan di alun-alun leuwiliang tentunya akan menjadi target

pasar yang luas, Tempatnya yang ramai pengunjung dari berbagai

daerah dan wilayah misalnya dari pedesaan hingga dari kota,

masyarakat yang berkunjung cenderung membawa anak-anak seusia

TK hingga SD maka dari itu Eonni Corndog memiliki peminat dan

target pasar yang tinggi.

d. Varian menu, karena corndog hanya memiliki 2 varian isian yaitu

sosis dan mozzarella dan hanya ditaburi sauce dan mayonnaise,

maka pengusaha membuat varian menu baru yaitu varian topping

agar pelanggan tidak cepat bosen menikmatinya. Contohnya topping

coklat, greentea, strawberry, vanilla, tiramisu, taro dan kentang.

Berikut adalah tabel 7 faktor eksternal kekuatan pada usaha Eonni corndog :

Tabel 7 Faktor Eksternal Peluang (opportunity)


Kode Peluang / opportunity
O1 Gaya hidup masyarakat
O2 Konsumen yang loyal
O3 Jumlah peminat dan target pasar yang luas
O4 Varian menu
Sumber : wawancara, pengusaha Eonni Corndog (10 februari 2022)
66

Dapat dilihat dari table 7 bahwa faktor eksternal peluang/opportunity O1

yaitu gaya hidup masyarakat, O2 konsumen yang loyal, O3 jumlah peminat dan

target pasar yang luas, O4 Varian menu yang terbatas.

2. Ancaman (Threat) adalah kondisi eksternal yang menghambat suatu

organisasi untuk mencapa objektifnya yang dihadapi terdiri dari :

a. Adanya pesaing yang menjual produk dengan harga lebih murah,

karena peminat yang tinggi terhadap jajanan kuliner ini maka para

pesaing menurunkan harga lebih murah dari harga pasarannya,

tentunya bahan baku mereka berbeda dengan eonni corndog.

b. Kenaikan harga bahan baku, karena masa pandemic ini kenaikan

bahan baku sering terjadi, dan jika bahan baku naik pengusaha tidak

bisa menaikan harga jual produk tersebut, karena masyarakat akan

sulit menerimanya jika harga produk dinaikan.

c. Penjualan produk tinggi seiring dengan tren/hype sesaat , karena

banyak jajanan kuliner yang hanya tren sesaat atau yang sedang

virall itu pasti ramai pembeli tetapi jika makanan tersebut sudah

tidak virall maka pembeli pun ikut makin berkurang.

Berikut adalah tabel 4.4 faktor eksternal ancaman pada usaha eonni corndog :

Tabel 8 Faktor Eksternal Ancaman / Threat


Kode Peluang / opportunity
T1 Adanya pesaing yang menjual produk dengan harga lebih murah
T2 Kenaikan harga bahan baku
T3 Penjual produk tinggi seiring dengan tren/hype sesaat
Sumber : Wawancara, pengusaha Eonni Corndog (10 februari 2022)

Dapat dilihat dari tabel 8 bahwa faktor eksternal ancaman T1 yaitu adanya

pesaing yang menjual produk dengan harga lebih murah, T2 kenaikan harga bahan

baku, T3 penjual produk tinggi seiring dengan tren/ hype sesaat.


67

4.2.3 Hasil Kuesioner Analisis SWOT dan Karakteristik Brand

Tabel 9 Perhitungan Bobot SWOT


Faktor Internal
Kekuatan
No Kekuatan Pengaruh Proporsi Rating Nilai
1 Apakah rasa produk eonni corndog
4 0.67 4 0.38
berbeda dari yang lain
2 Apakah harga saat ini sudah sesuai dengan
4 0.67 4 0.38
kualitas produknya
3 Apakah pelayanan dari eonni corndog
4 0.67 4 0.38
sudah memuaskan
4 Konsumen merasa puas dengan dengan
4 0.67 4 0.38
cita rasa dari eonni corndog
5 konsumen tidak keberatan dengan harga
4 0.67 4 0.38
yang ditawarkan eonni corndog
Kelemahan
1 Produk eonni corndog harus segera di
4 0.10 -4 -0.38
konsumsi
2 Produk eonni corndog dapat dibuat
3 0.07 -3 -0.21
dirumah secara pribadi
3 produk eonni corndog mudah ditiru 3 0.07 -3 -0.21
4 Eonni corndog selalu menerima kritik dari
4 0.10 -4 -0.38
konsumen
5 Eonni corndog selalu menerima saran dari
4 0.10 -4 -0.38
konsumen
42 0.71
Faktor Eksternal
Peluang
1 Apakah eonni corndog selalu menjadi
3 0.08 3 0.24
pilihan konsumen
2 Apakah varian menu eonni corndog sudah
4 0.11 4 0.42
banyak varian
3 Apakah konsumen membeli corndog
3 0.08 3 0.24
karena tren
4 Eonni Corndog sudah menjadi pilihan
4 0.11 4 0.42
dikalangan masyarakat
5 Konsumen mempercayai eonni corndog
4 0.11 4 0.42
sebagai salah satu pilihan jajanan
6 Konsumen merekomendasikan eonni
4 0.11 4 0.42
corndog kepada rekan-rekannya
Ancaman
1 Apakah corndog mudah didapatkan 3 0.08 -3 -0.24
2 Apakah konsumen siap jika ada kenaikan
harga produk karena naiknya harga bahan 3 0.08 -3 -0.24
baku
3 Konsumen membeli corndog hanya karena
2 0.05 -2 -0.11
virall
4 Eonni corndog selalu memperhatikan
4 0.11 -4 -0.42
penilaian konsumen
5 konsumen merasa puas dengan
4 0.11 -4 -0.42
pelayanannya
38 0.74
Sumber : Olahan Peneliti, 2022
68

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa skor untuk faktor internal kekuatan adalah

sama rata yaitu 0.38 meliputi apakah rasa produk eonni corndog berbeda dari yang

lain , Apakah harga saat ini sudah sesuai dengan kualitas produknya, Apakah

pelayanan dari eonni corndog sudah memuaskan, Konsumen merasa puas dengan

dengan cita rasa dari eonni corndog, konsumen tidak keberatan dengan harga yang

ditawarkan eonni corndog. skor tertinggi untuk faktor internal kelemahan adalah -

0.38 yang berada di 3 indikator kelemahan yaitu Produk Eonni corndog harus

segera dikonsumsi, eonni corndog selalu menerima kritik dari konsumen, dan

eonni corndog selalu menerima saran dari konsumen.

Sedangkan untuk 2 indikator lainnya dengan skor -0.21 yaitu produk eonni

corndog dapat dibuat dirumah secara pribadi, dan produk eonni corndog mudah

ditiru. Skor tertinggi untuk faktor eksternal peluang adalah 0.42 yang berada di 4

indikator yaitu apakah varian menu eonni corndog sudah banyak varian, eonni

corndog sudah menjadi pilihan dikalangan masyarakat, konsumen mempercayai

eonni corndog sebagai salah salah satu pilihan jajanan, dan konsumen

merekomendasikan eonni corndog kepada rekan-rekannya. Sedangkan untuk 2

indikator lainnya dengan skor 0.24 yaitu apakah eonni corndog selalu menjadi

pilihan konsumen, dan apakah konsumen membeli corndog karena tren. Skor

tertinggi untuk faktor eksternal ancaman adalah -0.42 yang berada di 2 indikator

yaitu eonni corndog selalu memperhatikan penilaian konsumen, dan konsumen

merasa puas dengan pelayanannya.

Sedangkan untuk skor yang berada ditengah-tengah yaitu -0.24 yaitu berada

di 2 indikator yaitu apakah corndog mudah didapatkan, dan apakah konsumen

siap jika ada kenaikan harga produk karena naiknya harga produk karena naiknya
69

harga bahan baku. Terakhir skor yang paling rendah yaitu -0.11 berada pada

konsumen membeli corndog hanya karena viral.

Gambar 2 Diagram Analisis SWOT UMKM Eonni Corndog

Berdasarkan gambar diatas, UMKM Eonni Corndog berada pada kuadran 1.

Menurut Freddy Rangkuti (2013) berada pada posisi 1 merupakan situasi yang

sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki banyak peluang dan

kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung

kebijakan pertumbuhan yang agresif. Strategi ini menandakan keadaan perusahaan

yang kuat dan mampu untuk berkembang dengan mengambil kesempatan atau

peluang yang ada untuk meraih omset yang maksimal.

Dalam hal ini, Eonni Corndog sebaiknya melakukan strategi SO, dimana

Strategi SO, penulis memadukan berbagai kekuatan dengan peluang yang dimiliki
70

oleh eonni corndog. berikut penulis sajikan strategi SO beserta klarifikasi setiap

strategi yang ada didalamnya.

4.2.4 Strategi SWOT dalam Mengembangkan UMKM Eonni Corndog

1. Strategi S-O

Penetrasi pasar, strategi penetrasi pasar dilakukan bertujuan untuk

memperluas area pemasaran eonni corndog dengan cara melakukan

promosi melalui media sosisal dan penjualan online di media sosial

dengan menggunakan aplikasi Gojek (Go-Food), Grab (Grabfood), dan

Shopee (Shopee food) sebagai media pengiriman pemesanan.

2. Strategi W-O

Menambah Menu, strategi menambah menu ini dilakukan agar

konsumen tidak terbatas dalam memilih varian di menu tersebut. Dan

jika banyak pilihan pembeli pun tidak merasa bosan. Upaya yang

dilakukan UMKM Eonni Corndog adalah menambah varian topping

berupa coklat, greentea, strawberry, Vanilla, Tiramisu, dan Taro.

3. Strategi S-T

Pengembangan produk, strategi pengembangan produk dilakukan

agar konsumen senantiasa menikmati makanan dengan 2 ukuran,

ukuran L (Large) dan M (Mini). Kedua ukuran hanya berbeda dari

ukurannya saja, tetapi bahan baku semuanya sama . ukuran L harga nya

mulai dari 10 ribu – 18 ribu, sedangkan yang M mulai dari 6 ribu – 10

ribu. Sebelumnya Eonni Corndog hanya ada 1 ukuran yaitu yang Large

karena harga yang kurang kejangkau oleh masyarakat menengah


71

kebawah dan anak-anak sekolah makan dari itu dibuat ukuran mini agar

lebih bisa terjangkau oleh semua orang.

4. Strategi W-T

Menambah produk baru, strategi menambah produk baru

bertujuan agar konsumen dapat menikmati makanan lainnya, produk

yang baru yang akan ditambahkan yaitu sate pisang. Karena bahan baku

dan cara pembuatannya hampir sama atau sejenis maka akan lebih

memudahkan pengusaha membuat varian produk baru. Sate pisang

yang dibalut dengan adonan dan tepung roti lalu diberi choco crunchy

dan ditambah fla susu untuk menetralkan manisnya, sate pisang akan

menggugah selera pembeli karena sate pisang belum ada yang menjual

di wilayah tersebut. Jika masyarakat bosan dengan corndog maka

masyarakat dapat memilih sate pisang sebagai gantinya.

Tabel 10 Matriks SWOT


Kekuatan (S) Kelemahan (W) Peluang (O)
1. Cita rasa yang khas 1. Produk tidak tahan lama 1. Gaya hidup masyarakat
2. Harga terjangkau 2. Produk mudah ditiru 2. Konsumen yang loyal
3. Peminat banyak terutama 3. Belum mampu mengelola 3. Jumlah peminat & target
kalangan anak-anak keuangan dengan baik pasar yang luas
hingga remaja 4. Varian menu yang terbatas
4. Pelayanan yang
memuaskan
5. Makanan yang paling
dicari karena nama brand
& rasa yang unik
Ancaman (T) Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya pesaing yang Penetrasi Pasar Menambah Menu varian
menjual harga lebih lainnya
murah
2. Kenaikan harga bahan
baku
3. Penjualan produk tinggi
seiring dengan tren/hype
sesaat
Strategi S-T Strategi W-T
Pengembangan Produk Menambah Produk Baru
Sumber : Olahan Peneliti, 2022
72

4.2.5 Karakteristik Brand dalam mengembangkan Usaha Kecil Mikro

Menengah (UMKM) Eonni Corndog

Karakteristik brand adalah sebuah karakteristik manusiawi yang ditanamkan

kedalam brand. Karakter ini memberikan sifat kedalam brand yang mempermudah

pasar dan konsumen mengenali brand, dimana konsumen kemudian

menumbuhkan rasa relate kepada brand baik dari segi nilai, prinsip, dan

fundamentalnya. Karakteristik brand memainkan peran yang vital dala

menentukan apakah pelanggan memutuskan untuk percaya pada suatu suatu

brand. Berdasarkan pada penelitian kepercayaan interpersonal, individu-individu

yang dipercaya didasarkan pada reputation, predictability, dan competence dari

individu tersebut. (Lau dan Lee, 1999).

Karakteristik brand memegang peranan penting dalam pengembangan

sebuah perusahaan. Karakteristik brand menyangkut reputasi dan kredibilitas

suatu produk, yang kemudian akan menjadi pedoman bagi konsumen untuk

mencoba dan mengonsumsi suatu produk atau jasa tertentu. Konsumen lebih

sering membeli produk dengan merek yang terkenal karena merasa lebih nyaman

dengan hal-hal yang sudah terkenal, adanya asumsi bahwa merek terkenal lebih

dapat diandalkan, selalu tersedia dan mudah dicari, dan memiliki kualitas yang

tidak diragukan, sehingga merek yang lebih dikenal lebih sering dipilih oleh

konsumen dari pada merk yang tidak dikenal.

Hasil penelitian yang sudah diteliti oleh penulis ialah brand Eonni yang

memiliki beberapa karakteristik, Eonni ini berasal dari Bahasa korea yang artinya

kaka perempuan, dan Eonni ini memiliki ciri khas dari warna yaitu warna pink,
73

dan pamphlet warna pink. Karakteristik brand Eonni Corndogdibagi menjadi 3

yaitu :

1. Reputation

Brand Eonni ini dapat diandalkan karena dari segi packaging

yang memiliki ciri khas yang unik berwarna putih dan diberi sticker

warna pink dan berlogo Eonni Corndog yang diedit dengan lucu dan

pamphlet pink yang dapat mudah cepat dikenali oleh masyarakat

terutama kalangan anak-anak dan remaja perempuan.

2. Predictability

Brand Eonni Corndog selalu meyakinkan pelanggan dari soal rasa

dan harga yang terjangkau, brand ini selalu mempertahankan kualitas

produk agar konsumen selalu dapat mempercayai brand ini. Pengusaha

selalu mengedepankan soal citra rasa dan penilaian dari konsumen agar

konsumen selalu merasa puas dengan brand ini.

3. Competence

Pelanggan yang memberi kritikan kepada usaha eonni ini selalu

diterima dengan baik dan pengusaha selalu memberi effort/usaha untuk

memberikan kualitas dan pelayanan yang lebih baik sesuai permintaan

pelanggan, pengusaha selalu memperbaiki masalah yang dihadapi

dengan cepat agar pelanggan tidak membuat reputasi brand ini hancur

dan hilangnya kepercayaan pelanggan.

Berdasarkan penjelasan ketiga karakteristik brand tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa dengan adanya karakteristik tersebut akan membantu dalam

mengembangkan usaha eonni corndog. karena kepercayaan pelanggan itu sangat


74

penting untuk membuat brand kita lebih diterima oleh masyarakat luas. Dan jika

pelanggan merasa puas dan percaya dengan brand ini akan sangat mudah untuk

kita mengembangkan dan memperluas usaha ini.

Pengusaha dapat memperluas usahanya dengan cara lain yaitu

mempromosikannya melalui digital marketing contohnya sosial media, seperti

Instagram. Dan pengusaha pun mendaftarkan Eonni Corndog ini ke penjualan

online seperti Grab (grab food), Gojek (Go-Food), dan Shopee Food, agar dapat

mempermudah pelanggan yang tidak bisa membeli secara langsung dikarenakan

kendala lokasi yang terlalu jauh atau cuaca yang buruk , jadi pengusaha

mempermudah dengan cara tersebut agar pelanggan dapat tetap menikmatinya

dalam kondisi apapun, dengan cara membeli secara online.

Peneliti menilai dari pandangan konsumen karakteristik brand Eonni

corndog ini memiliki ciri khas ada 2 diantaranya dari :

1. Cita rasa : Menurut konsumen rasa corndog dari brand ini sangatlah

memiliki teksture yang berbeda , teksture roti nya yang lembut dan

teksture kering tidak berminyak walaupun digoreng.

2. Packaging : Menurut konsumen packaging Eonni Corndog ini

sangatlah higienis memiliki ciri khas yang berbeda mulai dari bentuk,

warna dan desain nya. packaging nya pun unik dengan stiker yang di

desain sendiri dan memiliki logo yang menarik.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan atas penelitian ini adalah brand Eonni yang memiliki beberapa

karakteristik, Eonni ini berasal dari Bahasa korea yang artinya kaka perempuan,

dan Eonni ini memiliki ciri khas dari warna yaitu warna pink, dan pamphlet warna

pink. Analisis SWOT dan Karakteristik Brand dalam Mengembangkan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah di desa leuwiliang kab.Bogor dengan tabel matriks

IFAS dan EFAS, Diketahui bahwa nilai IFASNYA adalah 27.00 dan nilai

EFASnya adalah 0.74. dari hasil diagram sangat jelas menunjukan bahwa UMKM

Eonni Corndog berada pada kuadran I (satu) yaitu strategi agresif.

Strategi ini menandakan keadaan perusahaan yang kuat dan mampu untuk

berkembang dengan mengambil kesempatan atau peluang yang ada untuk meraih

omset yang maksimal, dimana kuadran tersebut merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga

dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam

kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Strategi ini

menandakan keadaan perusahaan yang kuat dan mampu untuk terus berkembang

dengan mengambil kesempatan atau peluang yang ada untuk meraih omset yang

maksimal. Dalam strategi ini dapat mengembangkan usaha mikro kecil menengah

eonni corndog didaerah Leuwiliang.

5.2 Saran

1. Pengusaha Eonni Corndog sebaiknya melakukan strategi SO, dimana

Strategi SO, penulis memadukan berbagai kekuatan dengan peluang

75
76

yang dimiliki oleh eonni corndog. yaitu penetrasi pasar, strategi

penetrasi pasar dilakukan bertujuan untuk memperluas area pemasaran

eonni corndog dengan cara melakukan promosi melalui media sosisal

dan penjualan online di media sosial dengan menggunakan aplikasi

Gojek (Go-Food), Grab (Grabfood), dan Shopee (Shopee food) sebagai

media pengiriman pemesanan.

2. Pengusaha eonni corndog harus mengikuti seminar tentang wirausaha

dan mengikuti pelatihan yang diadakan dinas UMKM setempat, agar

pengusaha eonni corndog dapat mengatur keuangan secara lebih baik.

3. Sebaiknya pemerintah lebih berperan dalam membantu usaha eonni

corndog dalam hal keuangan dikarenakan saat ini pengusaha eonni

corndog kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya.


DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, Oscarius. 2016. ENTREPRENEUR: BAGAIMANA MENCIPTAKANNYA?


Wawasan dan Ide dalam Proses Pengajaran Kewirausahaan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Parera, Agoes. 2020. Dasar-Dasar Manajemen. Cetakan pertama. Jakarta: Bumi
Aksara.
Novitasari, Erna. 2020. Dasar-Dasar Ilmu Manajemen, Cetakan pertama.
Yogyakarta: UNICORN.
Manap, Abdul. 2018. Manajemen Kewirausahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Fahmi, Irham. 2018. Manajemen. Bandung: ALFABETA.
Yusuf, Arif. 2017. Pemahaman Kewirausahaan. Cetakan pertama. Depok:
KENCANA.
Karyoto. 2016. Dasar-Dasar Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: C.V ANDI
OFFSET.
Dahlawy Chalil, Rifyal. 2020. Brand, Islamic Branding, dan Re-Branding.
Cetakan ke-1. Depok: Rajawali Pers.
Sumiati. 2016. Brand Dalam Implikasi Bisnis. Cetakan pertama. Malang: UB
Press.
Musyadat Cholil, Akmal. 2018. 101 Branding Ideas. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Penerbit.
Nuryanto, Imam. 2018. Core Product Supplementary Service UMKM. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: PENERBIT DEEPUBLISH.
Dilanti, Yudihar. 2018. Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya
Saing Usaha Tahu di Desa Hajoran Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten
Labuhan Batu Selatan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Dalam
Negeri.
Setyawati, Kiki. 2018. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Motor Honda Vario (Studi Kasus Pada Cv Kirana Motorindi Jaya). Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan.

77
78

Syahyuti. 2011. Indikator UKM (Usaha Kecil Menengah). Diakses pada 10 Mei
2022. Dari http://syahyutivariabel.blogspot.com/2011/08/indikator-ukm-
usaha-kecil-menengah.html?m=1.
Raharjo, Yusuf. 2016. Penerapan Analisis Swot (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats) Sebagai Dasar Strategi Bersaing Pada Batik Gres
Tenan. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sebelas Maret.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif & RND. Bandung :
Alfabeta.
Suhardi. 2018. Pengantar Manajemen dan Aplikasinya. Yogyakarta : Gava Media
Novianty, D. 2020. Sejarah UMKM di Indonesia. Diakses pada 11 Juni 2022.
Dari https://umkm.momsharing.id/amp/sejarah-umkm-di-indonesia.
Aaker, David A. dan Alexander L. Biel. 2009. Brand Equity and Advertising:
Advertising Role in Building Strong Brand. Lawrence Erlbaum Associates.
Inc., Hillsdale.
Rini, Dinda I. P. 2022. Sejarah Lahirnya Corndog, Tak Diterima Masyarakat
Hingga Menjadi Camilan Yang Mendunia. Diakses pada 11 Juni 2022. Dari
https://zonabanten.pikiran-rakyat.com/internasional/amp/pr-234018262/
sejarah-lahirnya-corndog-tak-diterima-masyarakat-hingga-menjadi-camilan-
yang-mendunia.
Handayani, S. D. & Argiansyah, A. 2013. Pengaruh Karakteristik Merek,
Karakteristik Perusahaan, Dan Karakteristik Merek Pelanggan Terhadap
Loyalitas Pelanggan Outlet Planet Surf Di Yogyakarta. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden
Firginia osqiala P 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
syafira rizkia P 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
Tiara Handika P 4 4 4 4 1 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Alsya P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Arief Zuama L 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Elga prayoga L 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4
essejuicy2021 P 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Wida Oktaviani P 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Restiana P 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
Amalia P 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Moza L 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3
Rangga Agil L 4 4 4 4 2 1 4 4 1 2 4 1 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3
Siti Nurbiah A P 4 4 4 3 2 3 4 3 1 3 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
Nabila P 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Vena febrianti P 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4
Qorri azzahra P 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
Salqod P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Siti rohmah P 4 4 4 3 2 3 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Dea lestari P 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
Diki digo L 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
Randi
rahmayudi L 4 4 4 4 2 2 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Muhamad L 3 3 4 4 3 4 3 3 1 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Ayu Khayanih P 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3
snurbiah P 4 3 4 4 3 1 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
Dewi Shinta P 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
Fitri Fauziah P 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Ridha Robiatul P 3 3 4 3 2 3 3 4 1 3 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
M Gerangki N L 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
Ratih dwi alvita P 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Femi P 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
Try Prabowo L 3 2 4 4 2 1 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Dwi Attin P 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
Syahril
maulana L 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2
Nadya Lutfiani P 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
Kamila
Rohimah P 4 4 4 4 2 2 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Lampiran 3 Instrumen Pertanyaan Wawancara

DRAFT WAWANCARA

Daftar Pertanyaan Sejarah


Daftar Pertanyaan Analisis SWOT
1. Produk apa saja yang dijual di Eonni Corndog?
2. Berapa banyak pesaing yang menjual produk sejenis di wilayah sekitar?
3. Apa yang membedakan produk Eonni Corndog dengan pesaingnya ?
4. Menurut anda, apa kekuatan yang dimiliki Eonni Corndog?
Pertanyaan lebih lanjut tentang strength (kekuatan) :
a. Apa alasan pelanggan membeli produk anda?
b. Sebutkan kelebihan produk eonni corndog dibandingkan dengan
pesaing lainnya?
c. Apakah yang menjadi kunci utama dalam perkembangan eonni
corndog?
5. Apa kekurangan yang dimiliki Eonni corndog?
Pertanyaan lebih lanjut tentang kelemahan (weaknesses) :
a. Kelemahan apa yang ada di eonni corndog untuk saat ini?
b. Apa yang menjadi permasalahan utama pada produk eonni corndog?
c. Apakah ada kendala dalam mengatur keuangan eonni corndog?
d. Bagaimana tingkat daya tahan produk yang anda jual?
6. Pertanyaan mengenai peluang (opportunity) :
a. Hal apa yang membuat eonni corndog bertahan sampai saat ini?
b. Apa yang membuat eonni corndog berada dikondisi baik hingga saat
ini dan memiliki prospek dimasa mendatang?
c. Apa yang paling diinginkan pelanggan?
7. Pertanyaan ancaman (threat) perusahaan :
a. Hal apa yang mengancam usaha eonni corndog?
b. Apa yang menjadi ancaman selain pesaing?
c. Masalah apa yang terjadi berulang kali?
Daftar Pertanyaan Karakteristik Brand
1. Apa yang menjadi ciri khas utama Eonni corndog?
2. Bagaimana cara menarik kepercayaan pelanggan eonni corndog?
3. Bagaimana cara penjual mengatasi masalah yang berkaitan dengan
pelanggan?
4. Apa yang membuat brand eonni corndog berbeda dengan para pesaing?
5. Apa yang membuat packaging eonni corndog berbeda dengan pesaingnya?
Faktor Internal
Kekuatan
No Kekuatan Pengaruh Proporsi Rating Nilai
1 Apakah rasa produk eonni corndog
4 0.67 4 0.38
berbeda dari yang lain
2 Apakah harga saat ini sudah sesuai dengan
4 0.67 4 0.38
kualitas produknya
3 Apakah pelayanan dari eonni corndog
4 0.67 4 0.38
sudah memuaskan
4 Konsumen merasa puas dengan dengan
4 0.67 4 0.38
cita rasa dari eonni corndog
5 konsumen tidak keberatan dengan harga
4 0.67 4 0.38
yang ditawarkan eonni corndog
Kelemahan
1 Produk eonni corndog harus segera di
4 0.10 -4 -0.38
konsumsi
2 Produk eonni corndog dapat dibuat
3 0.07 -3 -0.21
dirumah secara pribadi
3 produk eonni corndog mudah ditiru 3 0.07 -3 -0.21
4 Eonni corndog selalu menerima kritik dari
4 0.10 -4 -0.38
konsumen
5 Eonni corndog selalu menerima saran dari
4 0.10 -4 -0.38
konsumen
42 0.71
Faktor Eksternal
Peluang
1 Apakah eonni corndog selalu menjadi
3 0.08 3 0.24
pilihan konsumen
2 Apakah varian menu eonni corndog sudah
4 0.11 4 0.42
banyak varian
3 Apakah konsumen membeli corndog
3 0.08 3 0.24
karena tren
4 Eonni Corndog sudah menjadi pilihan
4 0.11 4 0.42
dikalangan masyarakat
5 Konsumen mempercayai eonni corndog
4 0.11 4 0.42
sebagai salah satu pilihan jajanan
6 Konsumen merekomendasikan eonni
4 0.11 4 0.42
corndog kepada rekan-rekannya
Ancaman
1 Apakah corndog mudah didapatkan 3 0.08 -3 -0.24
2 Apakah konsumen siap jika ada kenaikan
harga produk karena naiknya harga bahan 3 0.08 -3 -0.24
baku
3 Konsumen membeli corndog hanya karena
2 0.05 -2 -0.11
virall
4 Eonni corndog selalu memperhatikan
4 0.11 -4 -0.42
penilaian konsumen
5 konsumen merasa puas dengan
4 0.11 -4 -0.42
pelayanannya
38 0.74
Lampiran 4 Surat Keterangan Usaha
Lampiran 5 Surat Keterangan Usaha

Anda mungkin juga menyukai