Anda di halaman 1dari 99

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI

OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA USAHA MIKRO,


KECIL DAN MENENGAH MARTABAK BANGKA SUPER
BEJO DI CIBITUNG
Disusun Oleh :

Nama : Nurlita Anggraini


NPM : 15216589
Jurusan : Manajemen
Pembimbing : Dr. Mohamad Abdul Mukhyi, SE., MM.

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat


Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

JAKARTA
2020
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Nurlita Anggraini
NPM : 15216589
Prodi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Judul Skripsi : Optimalisasi Keutungan pada Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah Martabak Bangka Super Bejo di
Cibitung

Tanggal Sidang : 22 September 2020


Tanggal Lulus : 22 September 2020
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir penulisan skripsi yang telah
saya buat merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan skripsi ini terbukti merupakan hasil plagiat atau
penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan dan menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib
yang berlaku di Universitas Gunadarma.
Demikianlah, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada
paksaan dari siapapun.

Jakarta, 10 September 2020

(Nurlita Anggraini)

ii
LEMBAR PENGESAHAN

KOMISI PEMBIMBING

NO. NAMA KEDUDUKAN


1. Dr. Mohamad Abdul Mukhyi, SE., MM Ketua
2. Dr. Wardoyo, SE., MM Anggota
3. Dr. Didin Mukodim, SSi., MM Anggota
Tanggal Sidang: 22 September 2020

PANITIA UJIAN

NO. NAMA KEDUDUKAN


1. Dr. Ravi Ahmad Salim Ketua
2. Prof. Dr. Wahyudi Priyono Sekretaris
3. Dr. Mohamad Abdul Mukhyi, SE., MM Anggota
4. Dr. Wardoyo, SE., MM Anggota
5. Dr. Didin Mukodim, SSi., MM Anggota
Tanggal Lulus: 22 September 2020

Mengetahui:

Pembimbing Bagian Sidang Ujian

(Dr. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM) (Dr. Edi Sukirman, SSi., MM)

ABSTRAK
iii
Nurlita Anggraini, 15216589
“OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH MARTABAK BANGKA SUPER BEJO DI CIBITUNG”
PI, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2020
Kata Kunci : Pemrograman Linier, Metode Simpleks, Maksimalisasi Keuntungan

(xiii + 76 + Lampiran)

Dalam menjalankan kegiatan usaha tentunya harus memanfaatkan faktor


produksi atau sumber daya, seperti bahan baku, tenaga kerja, peralatan, dan
sebagainya dengan optimal untuk mencapai keuntungan maksimal. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keuntungan maksimal yang dapat
diperoleh perusahaan dengan terbatasnya sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan. Penulis menggunakan salah satu metode dalam Linier Pogramming
yaitu Metode Simpleks yang dibantu software WinQSB sebagai metode yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah minimalisasi atau maksimalisasi
kombinasi produk yang variabelnya dua atau lebih.
Data yang digunakan pada penulisan ini adalah data primer dan sekunder
diantaranya yaitu data penjualan serta daftar bahan baku yang digunakan dalam
seharinya selama bulan Februari 2020 yang diperoleh melalui wawancara dengan
pemilik usaha dan langsung mengamati bagaimana proses pembuatan salah satu
jenis martabak.
Setelah dilakukannya perhitungan dengan menggunakan metode simpleks
dan dibantu dengan software WinQSB, diketahui bahwa keuntungan yang optimal
pemilik usaha Martabak Bangka Super Bejo disarankan untuk memproduksi
Martabak Coklat Keju tanpa memproduksi Martabak Coklat Kacang yang
nantinya akan mendapatkan keuntungan optimal perhari yang lebih tinggi
dibandingkan tanpa menggunakan analisis. Selisih keuntungan perusahaan
sebelum menggunakan metode simpleks dan setelah menggunakan simpleks
adalah cukup besar sehingga terjadi kenaikan dari total keuntungan sebelumnya.
Daftar Pustaka (2010-2017)

ABSTRACT

iv
Nurlita Anggraini, 15216589
" OPTIMIZATION OF PROFITABILITY IN MICRO SMALL AND
MEDIUM ENTERPRISE MARTABAK BANGKA SUPER BEJO IN
CIBITUNG "
Thesis, Departemen of Management, Faculty of Economics, University
Gunadarma, 2020
Keywords : Pemrograman Linier, Simplex Method, Maximizing Of Profit

(xiii + 76+ Attacment)

In carrying out business activities, of course, you must make optimal use
of production factors or resources, such as raw materials, labor, equipment, etc. to
achieve maximum profit. The purpose of this study is to determine the maximum
benefits that can be obtained by the company with the limited resources owned by
the company. The author using one of the methods in Linear Programming,
namely the Simplex Method assisted by WinQSB software as a method used to
solve the problem of minimizing or maximizing product combinations with two or
more variables.
The data used in this paper are primary and secondary data, including sales
data and a list of raw materials used in a day during February 2020 which were
obtained through interviews with business owners and directly observing how the
process of making one type of martabak.
After calculating using the simplex method and assisted by WinQSB
software, it is known that the optimal profit of the Martabak Bangka Super Bejo
business owner is advised to produce Cheese Chocolate Martabak without
producing Peanut Chocolate Martabak which will later get higher optimal profits
per day than without using analysis. The difference in company profits before
using the simplex method and after using the simplex method is large enough so
that there is an increase in the previous total profit.

Bibliography (2010-2017)

KATA PENGANTAR

v
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA USAHA MIKRO
KECIL DAN MENENGAH MARTABAK BANGKA SUPER BEJO DI
CIBITUNG”
Penelitian ini diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai
gelar sarjana strata satu (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi di
Universitas Gunadarma.
Dengan segala keterbatasan, penulis sepenuhnya menyadari bahwa
dalam penelitian skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan atau masih jauh
dari kata sempurna, baik dalam pembahasan maupun tata bahasa. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati penulis berharap agar para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian
ini.
Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan, sumbangan pikiran, serta saran dari berbagai pihak, baik berupa
bimbingan, pengarahan, maupun dorongan yang telah diberikan kepada penulis.
Maka, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. E.S Margianti, SE., MM, Rektor Universitas Gunadarma.
2. Ir. Toto Sugiharto, SSi., M.Sc., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma.
3. Iman Murtono Soenhadji, Ph.D, Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Gunadarma
4. Dr. Edi Sukirman, SSi., MM., Kepala Bagian Sidang Ujian Universitas
Gunadarma.
5. Dr. Mohammad Abdul Mukhyi, SSi., MM., Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktunya serta memberikan arahan dan
bimbingan semaksimal mungkin kepada penulis sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan dengan baik.
vi
6. Bapak/Ibu Dosen maupun Staff Universitas Gunadarma yang telah turut
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi
ini dapat selesai.
7. Sunarto dan Ludiyani, kedua Orang tua saya tercinta yang telah
memberikan doa dan dukungan kepada saya baik secara moral maupun
materil.
8. Pak Bejo pemilik usaha Martabak Bangka Super Bejo yang telah
bersedia meluangkan waktunya dan memberikan informasi berharga
untun mendukung penelitian ini.
9. Haidar Rinjano Faiz, yang telah memberikan dukungan dan kasihnya
baik dalam suka maupun duka.
10. Keluarga Laboratorium Manajemen Menengah terutama Angkatan 25
dan Kakak Made yang selalu membantu dan mendukung proses
penelitian ini.
11. Sahabat dan teman 4EA21 yang telah memberikan semangat, motivasi
serta membantu dalam proses penelitian ini.

Tanpa peran serta semua pihak di atas, penelitian skripsi ini tidak akan
pernah terwujud, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia kepada
mereka semua. Akhir kata, perkenankan penulis untuk mengucapkan maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam penelitian ini terdapat kesalahan maupun
kekurangan. Semoga penelitian ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak
yang bersangkutan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Bekasi, 05 September 2020


Penulis

Nurlita Anggraini

DAFTAR ISI
vii
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................iii
ABSTRAKSI..........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1........................................................................ Latar Belakang Masalah
.............................................................................................................1
1.2................................................................................. Rumusan Masalah
.............................................................................................................4
1.3.................................................................................... Batasan Masalah
.............................................................................................................4
1.4................................................................................... Tujuan Penelitian
.............................................................................................................5
1.5................................................................................. Manfaat Penelitian
.............................................................................................................5
1.6.............................................................................. Kerangka Pemikiran
.............................................................................................................6
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Manajemen Operasi.........................................................8
2.1.1. Kategori Keputusan atau Kebijakan Utama Manajemen
Operasi......................................................................................9
2.1.2. Tujuan Manajemen Operasi.....................................................9
2.1.3. Pengertian Proses Operasi......................................................10
2.1.4. Strategi Proses Operasi..........................................................10
2.2. Pengertian Biaya dan Laba...............................................................11
viii
2.3. Riset Operasional.............................................................................12
2.3.1 Pengertian Riset Operasional..................................................12
2.3.2 Karakteristik Riset Operasi.....................................................12
2.4. Linear Programming........................................................................13
2.4.1 Pengertian Linear Programming............................................13
2.4.2 Asumsi Linear Programming.................................................13
2.4.3 Pengertian Metode Simpleks..................................................14
2.4.4 Analisis Sensitivitas................................................................21
2.4.5 Metode Dual Simpleks...........................................................25
2.5 Kajian Penelitian Sejenis...................................................................28
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian...............................................................................36
3.2. Data Penelitian.................................................................................36
3.2.1. Data Primer............................................................................36
3.2.2. Data Sekunder........................................................................37
3.3. Metode Pengumpulan Data..............................................................38
3.4. Teknik Analisis................................................................................39
3.4.1. Linear Programming..............................................................39
3.4.2 Metode Simpleks....................................................................41
3.4.3 Aplikasi Windows Quanitative System For Business.............42
3.4.3.1 Penyelesaian Program Linear Menggunakan Software
WinQSB......................................................................44
3.4.3.2 Langkah-Langkah Software WinQSB........................45
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Objek Penelitian.....................................................................51
4.2. Hasil Penelitian dan Analisis Pembahasan......................................51
4.2.1 Hasil Penelitian.......................................................................51
4.2.1.1 Biaya Produksi Dalam Sehari.....................................52
4.2.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung....................................53
4.2.1.3 Biaya Overhead Pabrik...............................................54
4.2.1.4 Harga Perolehan Pokok Martabak..............................54
ix
4.2.2 Analisis Pembahasan..............................................................55
4.2.2.1 Menentukan Fungsi Tujuan.......................................55
4.2.2.2 Menentukan Fungsi Batasan.....................................56
4.2.2.3 Memaksimumkan Data.............................................59
4.2.2.3.1 Mengubah Fungsi Tujuan dan Batasan......59
4.2.2.4 Penyelesaian Masalah Dengan Metode Simpleks.....60
4.2.2.5 Hasil Analisis Sensitivitas.........................................66
4.3 Hasil Pembahasan.............................................................................71
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan......................................................................................73
5.2. Saran..............................................................................74
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................75
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara.................................................................77
Lampiran 2 Hasil Software WinQSB......................................................81

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bentuk Umum Tabel Analisis Program Maksimisasi..........................16


Tabel 2.2 Kajian Penelitian Sejenis....................................................................30
Tabel 3.1 Tabel Simpleks dalam bentuk simbol.................................................41
Tabel 4.1 Pembelian Adonan Martabak Bangka Super Bejo..............................52
Tabel 4.2 Biaya Taburan Martabak Bangka Super Bejo ....................................52
Tabel 4.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung............................................................53
Tabel 4.4 Biaya Overhead Pabrik Martabak Bangka Super Bejo Bulan April
2020....................................................................................................54
Tabel 4.5 Data Penjualan dan Keunutngan Martabak yang Paling Diminati
Perharinya pada Bulan April 2020.....................................................55
Tabel 4.6 Pembuatan Model (Dalam Rupiah).....................................................58
Tabel 4.7 Hasil Optimum....................................................................................60
Tabel 4.8 Status Sumber Daya............................................................................63
Tabel 4.9 Hasil Analisis Sensitivitas Fungsi Tujuan............................................66
Tabel 4.10 Hasil Analisis Sensitivitas Fungsi Batasan..........................................67

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Data UMKM dan Usaha Besar Tahun 2015-2018.....2
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran...........................................................................6
Gambar 2.1 Perubahan-Perubahan yang Dapat Terjadi Pada
linear programming.........................................................................22
Gambar 3.1 Buka Program Linear and Integer Programming............................45
Gambar 3.2 New Problem....................................................................................46
Gambar 3.3 form LP-ILP Problem Specification................................................46
Gambar 3.4 Tampilan Spreadsheet......................................................................47
Gambar 3.5 Variabel Names................................................................................47
Gambar 3.6 Ubah Nama Variabel........................................................................48
Gambar 3.7 Hasil Spreadsheet..............................................................................48
Gambar 3.8 Menu Solve and Analyze – Solve and Display Steps.........................49
Gambar 3.9 Hasil Perhitungan..............................................................................49
Gambar 3.10 Hasil Akhir.......................................................................................50
Gambar 4.1 Perubahan-Perubahan yang Dapat Terjadi Dalam Linear
Programming......................................................................................65

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara................................................................................77


Lampiran 2 Hasil Software WinQSB.....................................................................81

xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran


penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain
berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja,
UMKM juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah mampu membuktikan
eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia. Ketika badai krisis
moneter melanda Indonesia di tahun 1998 usaha berskala kecil dan
menengah yang relatif mampu bertahan dibandingkan perusahaan besar.
Karena mayoritas usaha berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal
besar atau pinjaman dari luar dalam mata uang asing. Sehingga, ketika ada
fluktuasi nilai tukar, perusahaan berskala besar yang secara umum selalu
berurusan dengan mata uang asing adalah yang paling berpotensi
mengalami imbas krisis. Bisnis UMKM menyumbang PDB (Produk
Domestik Bruto) sekitar 60% dan membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. (www.bi.go.id /2020)

Grafik 1.1 menjelaskan sumbangan UMKM terhadap Produk


Domestik Bruto (PDB) Atas Harga Berlaku. PDB adalah jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Kontribusi UMKM terhadap PDB
Nasional menurut harga berlaku pada tahun 2015 sebesar Rp 6,228,285.0
dengan pangsa 61,41%, tahun 2016 sebesar Rp 7.009.283,0 dengan
pangsa 59,84%. Kemudian di tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar
Rp 7.820.282,6 dengan pangsa 60,90% sedangkan di tahun 2018 sebesar
Rp. 8573.895,3 dengan perolehan pangsa 61,07%. Perkembangannya
1
2

semakin meningkat, yang berarti bahwa peran UMKM sangat besar hingga
terakhir 60,90 persen, yang sisanya adalah sumbangan dari usaha besasr.
Kontribusi paling banyak dari usaha mikro, karena jumlahnya juga banyak
dan mereka bebas keluar masuk pasar. Kondisi inilah yang belum seatle
dan cenderung adalah coba-coba, dengan jumlah pekerja juga relatif kecil,
dengan modal yang kecil pula.

Gambar 1.1
Perkembangan Data UMKM dan Usaha Besar Tahun 2015 – 2018

PDB Atas Dasar Harga Berlaku (dalam


milyar)
Rp10,000,000.0
Rp8,000,000.0
Rp6,000,000.0
Rp4,000,000.0
Rp2,000,000.0
Rp-
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Usaha Mikro


Usaha Kecil Usaha Menengah
Usaha Besar
Sumber : http://www.depkop.go.id/(2020)

Pada umumnya setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun


perusahaan kecil bertujuan untuk mencari keuntungan yang sebesar-
besarnya dalam menjalankan kegiatan usahanya baik dalam memproduksi
berskala besar maupun kecil. Kondisi ini mengakibatkan persaingan yang
sangat ketat. Setiap perusahaan harus mengembangkan dan meningkatkan
kinerja agar dapat mencapai efektivitas dan efiensi. Dalam menjalankan
sebuah usaha, seringkali perusahaan dihadapkan dengan berbagai masalah
antara lain seperti keterbatasan bahan baku, keterbatasan waktu produksi,
keterbatasan tenaga kerja, serta keterbatasan alat-alat yang digunakan
dalam proses produksi. Dengan mengacu pada hal tersebut, perusahaan
3

perlu melakukan pembenahan dalam perencanaan produksi agar kegiatan


produksi yang dilakukan dapat memenuhi permintaan pasar secara lebih
optimal.
Melihat kondisi Toko Kue Martabak Bangka Super Bejo yang
berada di Jl. Selang Cironggeng, Wanajaya, Cibitung, Kabupaten Bekasi
17520 banyak masalah yang dihadapi dalam memaksimalkan produksinya.
Usaha ini memproduksi berbagai varian rasa martabak yang banyak
digemari, penulis hanya membatasi masalah untuk dua varian rasa
diantaranya Martabak Manis Coklat Keju dan Martabak Coklat Kacang.
Menurut pemilik usaha Martabak Bangka Super Bejo, usaha martabak
sangat ketat dan kompetitif persaingannya dengan usaha sejenis lainnya
sehingga diperlukan perencanaan produksi yang tepat. Hal ini disebabkan
karena permintaan produksi yang tidak menentu, sehingga akan terjadi
kelebihan atau kekurangan persediaan yang menimbulkan kerugian.

Disamping itu rata-rata penjualan setiap produk juga mempunyai


variasi yang berbeda-beda sehingga dalam kombinasi produk yang
dilakukan UKM Martabak Bangka Super Bejo masih kurang optimal yang
mengakibatkan UKM Martabak Bangka Super Bejo mendapatkan
keuntungan yang tidak maksimal. Oleh sebab itu UKM Martabak Bangka
Super Bejo perlu melakukan perencanaan produksi untuk kombinasi
produk yang diproduksi di UKM Martabak Bangka Super Bejo.

Disaat penjualan produk yang mempunyai rata-rata yang berbeda-


beda maka perencanaan persediaan faktor-faktor produksi juga harus lebih
efektif dan efisien. Penggunaan faktor-faktor produksi yang tepat akan
menciptakan keuntungan yang besar tetapi jika penggunaan faktor-faktor
produksi tidak tepat maka akan menciptakan kerugian buat UKM.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan perlu merencanakan


suatu strategi agar semua sumber daya yang ada dalam perusahaan dapat
digunakan dengan maksimal, salah satu metode yang dapat digunakan
sebagai suatu alat pemecahan masalah yaitu Linier Programming yang
4

merupakan model pemecahan masalah dengan pengalokasian sumber daya


dan produk yang terbatas sehingga dapat dihasilkan keuntungan yang
maksimal.

Metode simpleks ialah metode pemecahan masalah linear


programming yang banyak diterapkan dalam pengalokasian sumber daya
yang terbatas untuk memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan
biaya. Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah
bagaimana optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki dan
terbatas untuk mendapatkan laba maksimum pada UKM Martabak Bangka
Super Bejo yang dibatasi pada dua jenis produk yaitu Martabak Manis
Coklat Kacang, dan Martabak Manis Coklat Keju.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah serta variabel yang digunakan seperti
penjelasan diatas, Peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Dari kedua jenis produk yang ditawarkan yaitu Martabak Manis Coklat
Kacang dan Martabak Manis Coklat Keju, variabel manakah yang
harus di kelola secara optimal?
Dengan menggunakan bantuan model Linear Programming dengan
metode Simplek dari dua jenis produk yang ditawarkan.
2. Menentukan bahan baku yang memberikan keuntungan optimal,
sehingga dapat menekan biaya produksi yang selanjutnya dapat
mengoptimalkan keuntungan.

1.3 Batasan Masalah

Toko Kue Martabak Bangka Super Bejo memproduksi berbagai


jenis martabak manis dan martabak telur, maka dalam penulisan ini
penulis membatasi produk yang paling sering dibeli oleh konsumen, yaitu
Martabak Manis Coklat Kacang (X1), dan Martabak Manis Coklat Keju
(X2) sebagai variabel. Variabel – variabel tersebut memberikan penjelasan
5

terhadap elemen – elemen bahan baku seperti adonan (S1), margarin (S2),
gula pasir (S3), susu kental manis (S4), coklat (S5), kacang (S6), keju (S7)
yang digunakan untuk memproduksi. Elemen – elemen tersebut akan
dijadikan fungsi kendala untuk mencari kombinasi produk yang dapat
menghasilka keuntungan maksimal. Serta alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan Metode Simplex dengan
menggunakan software Winqsb

1.4 Tujuan Penelitian

1. Dari variabel Martabak Manis Coklat Kacang dan Martabak Manis


Coklat Keju diketahui kombinasi produk yang optimal sehingga
diperoleh keuntungan yang maksimal
2. Menentukan bahan baku yang sudah optimal dengan keuntungan
optimal.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
untuk para wirausaha, khususnya pengusaha kecil dan juga dapat
menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
mengenai Maksimalisasi keuntungan.
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
para pengelola usaha kecil khususnya dalam mengelola sumber daya
yang terbatas untuk memperoleh keuntungan yang optimal.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
Peneliti dibidang Kewirausahaan, khususnya usaha kecil (UMKM).
Selain itu penelitian ini dapat mengaplikasikan ilmu dari teori yang
diperoleh selama perkuliahan.
6

1.6 Kerangka Pemikiran

2
MARTABAK BANGKA
SUPER BEJO

Martabak Manis Coklat Kacang Martabak Manis Coklat Keju


(X1) (X2)

KENDALA :
1. Bahan Baku
2. Tenaga Kerja

Optimasi Keuntungan

Optimasi :

Linear Programming Winqsb


Metode Simpleks

Iterasi

Hasil Optimal

Sumber : Konsep Penelitian dari Penulis


Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
7

Penulis melakukan penelitian dengan obyek pada toko kue


Martabak Bangka Super Bejo yang membuat martabak dari berbagai jenis
rasa dan berbagai tipe ukuran kecil, medium, dan besar, peneliti
memfokuskan pada jenis martabak yang paling sering dibeli oleh
konsumen, yaitu martabak manis coklat kacang (X1), dan martabak manis
coklat keju (X2)
Tujuannya adalah mengetahui optimalisasi produksi untuk
mencapai keuntungan yang maksimum dengan menggunakan pendekatan
linear programming yaitu metode simpleks dengan bantuan software
winqsb.
Dalam memproduksi martabak manis coklat kacang dan coklat
keju diketahui kendala yaitu bahan baku dan tenaga kerja. Elemen –
elemen bahan baku yng digunakan seperti adonan (S1), margarin (S2),
gula pasir (S3), susu kental manis (S4), coklat (S5), kacang (S6), keju (S7)
yang digunakan untuk memproduksi. Elemen – elemen tersebut akan
dijadikan fungsi kendala untuk mencari kombinasi produk yang dapat
menghasilkan keuntungan maksimal.
Selanjutnya dilakukan optimasi keuntungan, dimana dalam
optimasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui program linear
metode simpleks dan dengan menggunakan software winqsb. Dalam
perhitungan metode simpleks terdapat iterasi, dimana iterasi dilakukan
untuk memaksimalkan z agar nilai z tidak ada yang bernilai negatif.
Sehingga perhitungan metode simpleks dan penggunaan software winqsb
menghasilkan hasil optimal. Dengan tujuan hasil optimal tersebut dapat
menjadi pengambilan keputusan untuk manajemen.
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen Operasi


Menurut Assauri (2016:2) pada dasarnya manajemen operasi
produksi adalah manajemen dari bagian suatu organisasi yang bertanggung
jawab untuk kegiataan produksi barang dan/atau jasa. Peran manajemen
operasi produksi merupakan fungsi inti dari suatu organisasi yang harus
dimanaje. Fungsi ini menggunakan upaya dalam menjalankan manajemen
atau proses untuk menciptakan barang dan/atau memberikan jasa.
Manajemen operasi menurut Heizer dan Render (2015 : 3) adalah
aktivitas yang berhubungan dengan penciptaan barang dan jasa melalui
proses transformasi dari input (masukan) ke output (hasil).
Menurut Stevenson dan Chuong (2014 : 4), manajemen operasi
adalah manajemen dari bagian organisasi yang bertanggung jawab untuk
menghasilkan barang dan atau jasa. Penciptaan barang atau jasa meliputi
transformasi atau pengubahan input menjadi output. Berbagai input seperti
modal, tenaga kerja, dan informasi digunakan untuk menciptakan barang
atau jasa dengan menggunakan satu atau lebih proses transformasi.
Menurut Trenggonowati (2011 : 103) Beliau mengemukakan
pendapat teori tentang produksi suatu barang “Menunjukan hubungan
antara faktor produksi yang digunakan (input) dalam proses produksi
dengan hasil (output) pada proses produksi perusahaan menggunakan
input (faktor produksi) berupa pemanfaatan tenaga kerja, sumber daya
manusia, kemudian factor produksi akan menghasilkan barang dan jasa
yang siap dijual”

8
9

2.1.1 Kategori keputusan atau kebijakan utama Manajemen Operasi


Jika memperhatikan pengertian manajemen operasional menurut
para ahli di atas, ada tiga ketegori keputusan atau kebijakan utama yang
mencakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut: (Haming dan
Nurnajamuddin, (2014 : 23-24)
1. Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal ini
tergolong tipe keputusan berjangka panjang dan dalam arti yang luas
meliputi penentuan desain produk yang akan dihasilkan, desain atas
lokasi, dan tata letak pabrik, desain atas kegaiatan pengadaan masukan
yang diperlukan, desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain
atas organisasi perussahaan, dan desain atas job description dan job
specification.
2. Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations)
keputusan operasi ini berjangka pendek berkaitan dengan keputusan
taktis dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja
(shift) dari personil pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan
masukan ke subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke
pelanggan atau penyelesaian produk.
3. Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi.
Karena sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), kebijaksanaan ini
bersifat rutin. Kegiatan yang mencakup didalamnya pada pokoknya
meliputi perbaikan mutu keluaran secara terus-menerus, keefektifan
dan keefisienan sistem, kapasitas dan kompetensi para pekerja,
perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus-menerus atas
metode penyelesaian atau pengerjaan produk.

2.1.2 Tujuan Manajemen Operasi


Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2014:25) ada lima tujan
dari manajemen operasional, yaitu:
1. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran
sesuai yang diharapkan oleh pasar.
10

2. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menghasilkan


keluaran secara efisien.
3. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk mampu menghasilkan
nilai tambah atau manfaat yang semakin besar.
4. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi
pemenang dalam setiap kegiatan persaingan.
5. Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang
dihasilkan atau disediakan semakin digandrungi oleh pelanggannya.

2.1.3 Pengertian Proses Operasi


Menurut Bustami dan Nurlela (2010:3) proses produksi adalah
“Proses pengolahan input menjadi output yang dimaksud adalah bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang
diproses menjadi bahan produk selesai”.
Menurut Assauri (2016:123), "proses produksi adalah suatu kegiatan
yang melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk
menghasilkan produk yang berguna".

2.1.4 Strategi Proses Operasi


Ada tiga strategi proses produksi yang dapat diguanakan perusahaan,
yaitu: (Sumber : Buku Manajemen Operasi Produksi, 2020 : 91-92)
1. Strategi Fokus Pada Proses
Pada strategi focus pada proses ini fasilitas operasi prodksi akan diatur
disekeliling atau sekitar proses untuk dapat melakukan produksi
produk sengan volume yang rendah dan variasi yang beragam. Pada
era produksi global saat ini banyak perusahaan yang memilih
menggunakan strategi ini danpengerjaannya di tempat kerja atau sering
disebut dengan “job shop”
2. Strategi Fokus Berulang
Strategi fokus berulang merupakan kombinasi fokus proses dengan
fokus produk. Proses berulang menggunakan modul, yaitu parts atau
11

komponen yang sudah disiapkan sebelumnya dan berada dalam proses


yang berkelanjutan. Proses berulang lebih terstruktur dibandingkan
dengan strategi fokus proses tetapi tidak fleksibel.
3. Strategi Fokus Produk
Pada strategi fokus produk, produk yang dihasilkn dari operasi
produksi mampu menghasilkan produk dengan volume yang tinggi
tetapi variasinya rendah. Proses ini dapat juga disebut dengan proses
produksi yang kontinu, karena proses yang digunakan dalam waktu
jangka Panjang dan bersifat terus-menerus.

2.2 Pengertian Biaya dan Laba


Supriyono (2011:16) menyatakan bahwa “Biaya adalah harga
perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengulang penghasilan”.
Pengertian biaya menurut Mulyadi (2015:8) “Biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.”
Menuru Martani (2012:113) menyatakan bahwa pengertian laba
adalah merupakan pendapatan yang diperoleh apabila jumlah finansial
(uang) dari aset neto pada akhir periode (di luar dari distribusi dan
kontribusi pemilik perusahaan) melebihi aset neto pada awal periode”.
Sedangkan menurut Wild dan Subramanyam (2014:25),
menyatakan bahwa pengertian laba adalah sebagai berikut: “Laba
(earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas
perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas
untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci
bagaimana laba didapat”.
12

2.3 Riset Operasinal


2.3.1 Pengertian Riset Operasional
Menurut Subagyo, dkk (2013:3), Riset operasi berkenaan dengan
pengambilan keputusan optimal dalam, dan penyusunan model dari
sistem-sistem baik deterministik maupun probabilistik yang berasal dari
kehidupan nyata. Aplikasi-aplikasi ini yang terjadi dalam pemerintahan,
bisnis,teknik, ekonomi, serta ilmu pengetahuan alam dan sosial ditandai
dengan kebutuhan untuk mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang
terbatas, karena sifat dasar organisasi secara hakiki adalah “immaterial”.
Dan riset operasi yang mengandung baik pendekatan maupun bidang
aplikasi, sangat berguna dalam menghadapi masalah-masalah bagaimana
mengarahkan dan mengkoordinasi operasi-operasi atas kegiatan-kegiatan
dalam suatu organisasi dengan segala batasan-batasannya melalui “search
for optimality”.
Menurut Syaifuddin (2011:2) Riset Operasi merupakan alat bantu
bagi para pengambil keputusan ketika menjumpai masalah-masalah dalam
operasi perusahaan untuk mengambil keputusan secara optimal dan
bersifat kuantitatif.

2.3.2 Karakteristik Riset Operasi


Karakteristik utama yang dimiliki oleh Penelitian Operasional
adalah (Puryani dan Agus, 2012:1) :
1. Diterapkan pada persoalan yang berkaitan dengan bagaimana
mengatur dan mengkoordinasikan operasi atau kegiatan dalam suatu
organisasi.
2. Mengacu kepada broad view point, yakni titik pandang organisasi,
sehingga memiliki konsistensi dengan organisasi secara
keseluruhan.
3. Menemukan solusi terbaik atau solusi optimal (find the best or
optimal solution), oleh karenanya search for optimality menjadi
tema penting dalam Penelitian Operasional.
13

2.4 Linear Programming


2.4.1 Pengertian Linear Programming
Linear programming (LP) adalah metode atau teknik matematik
yang digunakan untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa masalah dalam LP adalah
pengalokasian sumber daya yang terbatas seperti: tenaga kerja, bahan
baku, jam kerja mesin, dan modal dengan cara sebaik mungkin sehingga
diperoleh maksimisasi yang dapat berupa maksimum keuntungan atau
minimisasi yang dapat berupa minimum biaya. Cara sebaik mungkin yang
dimaksudkan adalah keputusan terbaik yang diambil berdasarkan pilihan
dari berbagai alternatif. Pada umumnya, keputusan terbaik dapat
ditemukan dengan menyelesaikan masalah secara matematis. (Zulian
Yamit, 2011: 404).
Menurut Heizer dan Rander yang diartikan oleh Dwianoegrahwati
Setyoningsih dan Indra Almahdy (2010:658) sebuah teknik matematik
yang didesain untuk membantu para manajer operasi dalam merencanakan
dan membuat keputusan yang diperlukan untuk mengalokasikan sumber
daya.
2.4.2 Asumsi Linear Programming
Menurut Yamit (2011: 415) terdapat empat asumsi dasar dalam
penyelesaian masalah dengan model LP, yaitu:
1. Linearitas: fungsi tujuan (objective function) dan kendala (constraint
equations) dapat dibuat dalam satu set fungsi linear.
2. Divisibility : nilai variabel keputusan dapat berbentuk pecahan atau
bilangan bulat (integer).
3. Nonnegatevity : nilai variabel keputusan tidak boleh negarif atau
minimal sama dengan nol.
4. Certainty : semua keterbatasan maupun koefisien variabel setiap
kendala dan fungsi tujuan dapat ditentukan secara pasti.
14

Keempat asumsi di atas harus dipenuhi apabila ingin menyelesaikan


masalah dengan model LP. Jika masalah tidak dapat memenuhi asumsi
tersebut, persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan program matematik
yang lain seperti: integer programming, goal programming, nonlinear
programming dan dynamic programming.

2.4.3 Pengertian Metode Simpleks


Menurut Herjanto (2010: 51), Metode simpleks adalah suatu
metode yang secara sistematis dimulai dari suatu penyelesaian dasar yang
fisibel ke penyelesaian dasar fisibel lainnya, yang dilakukan berulang-
ulang (iteratif) sehingga tercapai suatu penyelesaian optimum. Pada setiap
iterasi akan dihasilkan nilai fungsi tujuan yang selalu lebih besar atau
sama dengan iterasi sebelumnya.
Menurut Yamit (2011:428) metode simpleks merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model formulasi linear
programming dengan cara iterasi tabel. Metode simpleks dapat digunakan
untuk menyelesaikan model formulasi linear programming yang memiliki
dua atau lebih variabel keputusan.
Beberapa Istilah yang digunakan dalam metode simpleks
penjelasannya diantaranya sebagai berikut: Sumber : eBook Riset Operasi;
Optimalisasi Produksi Menggunakan Metode Simpleks dan Grafik
(2020;7)
1. Iterasi adalah Tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu
tergantung dari nilaitabel sebelumnya,
2. Variabel non basis adalah Variabel yang nilainya diatur menjadi nol
pada sembarang iterasi. Dalam terminologi umum, jumlah variabel non
basis selalu sama dengan derajat bebas dalam sistem persamaan,
3. Variabel basis adalah Variabel yang nilainya bukan nol pada
sembarang iterasi. Pada solusi awal, variabel basis merupakan variabel
slack (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan <) atau
variabel buatan (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan >
15

atau =). Secara umum, jumlah variabel batas selalu sama dengan
jumlah fungsi pembatas (tanpa fungsi non negatif),
4. Solusi atau Nilai Kanan (NK) adalah nilai sumber daya pembatas yang
masih tersedia. Pada solusi awal, nilai kanan atau solusi sama dengan
jumlah sumber daya pembatas awal yang ada, karena aktivitas belum
dilaksanakan,
5. Variabel Slack adalah Variabel yang ditambahkan ke model matematik
kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan < menjadi persamaan
(=). Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi
awal, variabel slack akan berfungsi sebagai variable basis,
6. Variabel Surplus adalah Variabel yang dikurangkan dari model
matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan > menjadi
persamaan (=). Penambahan variable ini terjadi pada tahap inisialisasi.
Pada solusi awal, variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai
variable bebas,
7. Variabel Buatan Variabel yang ditambahkan ke model matematik
kendala dengan bentuk > atau = untuk difungsikan sebagai variabel
basis awal. Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi.
Variabel ini harus bernilai 0 pada solusi optimal, karena kenyataannya
variabel ini tidak ada. Variabel ini hanya ada di atas kertas, (h)
8. Kolom Pivot (Kolom Kerja) adalah Kolom yang memuat variabel
masuk. Koefisien pada kolom ini akan menjadi pembagi nilai kanan
untuk menentukan baris pivot (baris kerja),
9. Baris Pivot (Baris Kerja) adalah Salah satu baris dari antara variabel
baris yang memuat variabel keluar,
10. Elemen Pivot (Elemen Kerja) adalah Elemen yang terletak pada
perpotongan kolom dan baris pivot. Elemen pivot akan menjadi dasar
perhitungan untuk tabel simpleks berikutnya,
11. Variabel Masuk adalah Variabel yang terpilih untuk menjadi variabel
basis pada iterasi berikutnya. Variabel masuk dipilih satu dari antara
16

variabel non basis pada setiap iterasi. Variabel ini pada iterasi
berikutnya akan bernilai positif dan
12. Variabel Keluar adalah Variabel yang keluar dari variabel basis pada
iterasi berikutnya dan digantikan dengan variabel masuk. Variabel
keluar dipilih satu dari antara variabel basis pada setiap iterasi dan
bernilai 0.
Sumber : eBook Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi Menggunakan
Metode Simpleks dan Grafik,, (2020;7)

Tabel 2.1
Bentuk Umum Tabel Analisis Program Maksimisasi

(Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi Menggunakan


Metode Simpleks dan Grafik,, (2020 ; 9)

Fungsi tujuan adalah:


Maksimumkan Z = a1X2 + a2X2+ … + anXn + 0S1 + 0S1 + … + 0Sn
C11X1 + C12X2 + … + CmnXn + 1S1 + 0S2 + … + 0Sn = b1
C21X1 + C22X2 + … + CmnXn + 0S1 + 1S2 + … + 0Sn = b2
C31X1 + C32X2 + … + CmnXn + 0S1 + 0S2 + … + 1Sn = b3
Cj = Kontribsi unit dari fungsi tujuan, yaitu α untuk variabel keputusan
dan o untuk variabel slack Sj
Cij = Koefesien fungsi kendala
Zj = Kontribusi pada setiap proses iterasi
Tabel terdiri atas bagian-bagian penting sebagai berikut:
17

1. Kepala tabel, dibagi atas dua bagian. Bagian atas kepala tabel
dipakai sebagai tempat menuliskan kontribusi unit (Cj) fungsi
tujuan (karena itu disebut juga objective row). Sedangkan bagian
bawah kepala tabel dipakai sebagai tempat menuliskan semua
nama peibah keputusan X1 dan perubah dummy Sj (karena itu
disebut juga variable row). Kepala tabel ini dibagi atas beberapa
kolom, yaitu : Cj (Untuk Kontribusi unit fase iterasi). Kolom
product mix (sesuai bauran setiap proses ietarsi). Kolom Q (nilai
sisi kanan, bj fungsi kendala), kolom peubah keputusan
(disesuaikan dengan jumlah baris kendala).
2. Badan tabel disebut juga problem rows, yaitu tempat menuliskan
koefesien fungsi kendala dankoefesien peubah dummy Sj
selanjutnya. Juga tempat mencatat hasil proses iterasi mulai
tahapan pertama sampai tahap optimal.
3. Kaki tabel, terbagi atas dua baris, yaitu baris Zj dan baris Zj-Cj.
Baris Zj disebut juga index row adalah baris tempat mencatat hasil
perkalian vektor Cj dengan vektor kolom yang ada dalam badan
tabel. Baris Zj-Cj adalah baris tempat mencatat hasil pengurangan
baris Zj dengan koefisien fungsi tujuan yang ada pada bagian atas
kepala tabel dan baris ini juga disebut identity row (baris identitas).
Disebut demikian karena baris ini menjadi landasan untuk
menentukan berikut ini:
a. kolom kunci (key column)
b. Tahap optimal analisis (dalam maksimisasi, jika semua
tanda terdiri dari angka hasil kurang Zj-Cj sudah positif
seluruhnya nya).
Contoh Soal : (Sumber : Modul Riset Operasional 1, (2019 ; 8)

PT Elfrianda memproduksi tiga jenis keramik untuk dijadikan souvenir,


yaitu mug keramik, piring keramik, dan vas bunga keramik. Keuntungan
yang diharapkan dari masing-masing keramik adalah Rp 2.800.000, Rp
2.000.000, dan Rp 2.400.000. Untuk memproduksi mug keramik
18

dibutuhkan 80 pcs keramik, 40 liter pewarna, dan waktu pencetakan


selama 40 menit. Untuk piring keramik dibutuhkan 60 pcs keramik, 35
liter pewarna, dan waktu pencetakan selama 25 menit. Sedangkan untuk
vas bunga keramik dibutuhkan 70 pcs keramik, 60 liter pewarna, dan
waktu pencetakan selama 90 menit. PT Elfrianda mempunyai kapasitas
maksimum untuk keramik adalah 2.800 pcs, pewarna 1.600 liter, dan
waktu pencetakan selama 2.400 menit. Tentukanlah keuntungan yang
diperoleh perusahaan!

Langkah menjawab :

Step 1 : Identifikasikan variabel keputusan, fungsi tujuan dan


variabel kendala
Variabel keputusan :
X1 = Mug keramik
X2 = Piring keramik
X3 = Vas Bunga Keramik

Step 2 : Tentukan fungsi tujuan, apakah akan di maksimalisasi atau


minimalisasi
Maksimumkan Z = 2.800.000X1 + 2.000.000X2 + 2.400.000X3

Step 3 : Formulasikan faktor kendala yang ada dalam bentuk


 ≥ Perwujudan informasi paling sedikit atau minimum
 < Perwujudan informasi paling banyak atau maksimum
 = Perwujudan informasi paling memadai

 Kendalanya : keramik, pewarna, dan waktu pencetakan.


 Diurutkan sesuai jenis kendalanya, menjadi seperti dibawah ini.
 Karena perwujudan informasi paling banyak atau
maksimum pada soal diatas maka kita pakai simbol <
19

Fungsi Kendala
1. keramik 80X1 + 60X2 + 70X3 ≤ 2.800
2. pewarna 40X1 + 35X2 + 60X3 ≤ 1.600
3. pencetakan 40X1 + 25X2 + 90X3 ≤ 2.400
dimana X1 , X2 , X3 ≥ 0

Step 4 : Ubahlah fungsi tujuan dan variabel kendala


menjadi fungsi impulsif dengan cara menggeser semua
CnXn ke kiri
Formulasikan faktor kendala yang ada dalam bentuk :
o fungsi kendala memakai simbol ≤ maka harus ditambah + S
o fungsi kendala memakai simbol > maka harus ditambah – S+A
o fungsi kendala memakai simbol =
maka harus ditambah + A note :
S = slack Disini kita hanya mempelajari fungsi kendala memakai simbol ≤

Fungsi Tujuan
Maksimumkan Z – 2.800.000X1 – 2.000.000X2 – 2.400.000X3 = 0

Fungsi Kendala
1. keramik 80X1 + 60X2 + 70X3 + S1 = 2.800
2. pewarna 40X1 + 35X2 + 60X3 + S2 = 1.600
3. pencetakan 40X1 + 25X2 + 90X3 + S3 = 2.400
dimana X1 , X2 , X3 ≥ 0

Step 5 : Susunlah persamaan yang diperoleh ke dalam tabel iterasi

Step 6 : Tentukanlah kolom kunci


Kolom kunci ditentukan berdasarkan nilai yang paling besar negatifnya
dari nilai-nilai yang berada pada baris fungsi tujuan (Z) pada tabel
simpleks.

Step 7 : Tentukanlah baris kunci


Baris kunci ditentukan dengan membuat nilai perbandingan antara nilai
20

kanan (NK) dengan nilai pada kolom kunci dari setiap baris, kecuali baris
fungsi tujuan. Baris denganperbandingan yang terkecil akan berperan
sebagai baris kunci. Pertemuan antara kolom kunci dan baris kunci
dinamakan Angka kunci.

VD X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Index
Z -2.800.000 -2.200.000 -2.200.000 0 0 0 0 -
S1 80 60 70 1 0 0 2800 35
S2 40 35 60 0 1 0 1600 40
S3 40 25 90 0 0 1 2400 60

Step 8 : Tentukan persamaan baru/ baris kunci baru (NBBK)


S1 X1

NBBK X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK

1 0 0 35

Step 9: Tentukan persamaan persamaan baru selain NBBK


Z -2.800.000 -2.000.000 -2.200.000 0 0 0 0

(-2.800.000) ( 0 0 35 )
1
( -2.800.000 -2.100.000 -2.450.000 -35.000 0 0 -98.000.000)

0 100.000 250.000 35.000 0 0 98.000.000

S2 40 35 60 0 1 0
( (40) 1 0 0

( 40 30 35 0.5 0 0
0 5 25 -0.5 1 0
21

S3 40 25 90 0 0 1 2400
(40) ( 1 0 0 35 )
( 40 30 35 0.5 0 0 1400
0 -5 55 -0.5 0 1 1000
Step 10: Masukkanlah nilai-nilai baru ke dalam tabel iterasi 1
VD X X2 X3 S1 S2 S3 NK
1
Z 0 100.000 250.000 35.000 0 0 98.000.000
S2 0 5 25 -0.5 1 0 200
S3 0 -5 55 -0.5 0 1 1000
X1 1 ¾ 7/8 1/80 0 0 35

Step 11: Karena nilai di baris Z sudah tidak ada lagi nilai (-) jadi tidak
perlu diterasi lagi. Bila masih terdapat nilai negatif pada baris Z,
maka langkah selanjutnya ulangi langkah mulai Step 5,
menentukan Kolom Kunci, Baris Kunci, NBBK.
Analisis:

Keuntungan yang akan diperoleh PT. Elfrianda keramik adalah Rp 98.000.000


dengan memproduksi 35 mug keramik tanpa memproduksi piring keramik dan
vas bunga keramik.

2.4.4 Analisis Sensitivitas


Analisis sensitivitas adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui akibat (pengaruh) dari perubahan yang terjadi pada parameter-
parameter model linear programming terhadap solusi optimal yang telah
dicapai. Jadi analisis ini digunakan untuk menganalisis perubahan-
perubahan koefisien dalam model linear programming serta akibat-akibat
yang ditimbulkan. Analisis ini dilakukan setelah kondisi optimal
ditemukan. Karena itulah analisis ini disebut juga sebagai Post Optimality
Analysis. Manfaat dari analisis sensitivitas ini adalah mengurangi dan
menghindari perhitungan- perhitungan ulang karena tidak perlu lagi
22

menghitung dari awal. Pada dasarnya perubahan-perubahan itu dapat


terjadi pada :
1. Koefisien fungsi tujuan.
2. Koefisien teknis dari fungsi kendala.
3. Kapasitas dari sumber.
4. Penambahan kendala (batasan) baru.
5. Penambahan variabel-variabel baru.
(Sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id )
Jika perubahan-perubahan itu dibuat dalam bentuk skema maka dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Perubahan-Perubahan Yang Dapat Terjadi Pada linear Programming

(Sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id /2020)


Secara umum, dengan adanya perubahan-perubahan tersebut dapat
mengakibatkan salah satu diantara ketiga akibat dibawah ini :
1. Hasil yang diperoleh (penyelesaian optimal) tidak berubah, artinya
variabel- variabel dasar maupun nilai-nilainya tidak mengalami
perubahan.
2. Variabel-variabel dasarnya mengalami perubahan, tetapi nilai-nilainya
tidak mengalami perubahan.
3. Perubahan itu tidak menyebabkan perubahan pada penyelesaian
optimalnya.
(Sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id /2020)
23

Kaidah Primal – Dual


1. Perubahan pada koefisien fungsi tujuan
Koefisien-koefisien fungsi tujuan mengandung arti kontribusi
masing-masing produk (variabel keputusan) terhadap tujuan
(maksimisasi atau minimisasi). Jadi perubahan dari koefisien-
koefisien fungsi tujuan hanya berpengaruh terhadap baris pertama
(baris fungsi tujuan) dari tabel akhir simplex (menggunakan kaidah
I). Artinya perubahan koefisien fungsi tujuan tidak berpengaruh
terhadap besarnya nilai variabel keputusan, tetapi langsung
mempengaruhi besarnya kondisi optimal, maksimisasi atau
minimisasi.

2. Perubahan Koefisien Teknis Fungsi Kendala


Perubahan pada koefisien teknis dari fungsi kendala akan
berpengaruh pada nilai-nilai dari sisi kiri pada bentuk dualnya
(menggunakan kaidah III). Akibat yang bisa ditimbulkan
kemungkinan kondisinya menjadi tidak optimal lagi sehingga
penyelesaian dengan simplex harus dilanjutkan sampai terjadi
kondisi optimal lagi.

3. Perubahan Nilai Kanan Fungsi Kendala


Perubahan pada nilai kanan dari fungsi kendala artinya ada
perubahan pada kapasitas sumber yang dapat digunakan (baik
menjadi lebih kecil = berkurang atau menjadi lebih besar =
bertambah). Makin besar nilai kanan suatu kendala berarti makin
longgar penggunaan sumber. Sebaliknya makin kecil nilai kanan
kendala berarti makin ketat penggunaan sumber. Karena perubahan
nilai kana berarti perubahan terhadap kapasitas sumber, maka akan
berpengaruh terhadap besarnya nilai variabel keputusan yang dapat
menghasilkan kondisi optimal (menggunakan kaidah II) Karena
banyaknya produksi yang harus dihasilkan maka besarnya tujuan
24

juga akan berubah (kondisi maksimum atau minimum).

4. Penambahan Kendala-Kendala Baru


Penambahan kendala (batasan) baru akan mempengaruhi
penyelesaian optimal, apabila kendala baru tersebut aktif. Kendala
baru tersebut aktif artinya belum dicakup oleh kendala-kendala yang
sudah ada. Tetapi apabila kendala baru tersebut tidak aktif (disebut
redundant), maka penambahan kendala baru itu tidak akan
mempengaruhi penyelesaian optimal.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan
memeriksa apakah kendala baru tersebut dapat dipenuhi oleh
jawaban optimal. Apabila ternyata jawaban optimal memenuhi
kendala baru, maka tidak perlu diperhatikan karena kendala baru
tersebut tidak mempengaruhi kondisi optimal yang telah ada. Tetapi
jika tidak, maka kendala baru tersebut harus dimasukkan ke dalam
masalah, sehingga penyelesaian simplex harus dilanjutkan sampai
diperoleh kondisi optimal yang baru.

5. Penambahan Variabel Baru


Penambahan variabel keputusan baru sebenarnya merupakan
gabungan dari kasus perubahan pada koefisien-koefisien fungsi
tujuan dan perubahan pada koefisien- koefisien teknis fungsi
kendala). Adanya tambahan variabel baru sebenarnya dapat dianggap
seolah-olah variabel tersebut sudah ada sebelumnya hanya
koefisiennya adalah nol. Akibat dari adanya variabel yang baru
tersebut akan mempengaruhi penyelesaian optimal, apabila variabel
baru tersebut memperbaharui baris fungsi tujuan tabel simplex
optimal.
(Sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id /2020)
25

Dalam penelitian ini untuk analisis sensitivitas penulis


menggunakan alat bantu berupa software WinQSB. software
WinQSB adalah sebuah perangkat lunak (software) komputer yang
digunakan untuk memecahkan masalahmasalah dalam bidang
manajemen, terutama manajemen kuantitatif. (Sumber :
https://dinus.ac.id/ 2020)

2.4.5 Metode Dual Simplex


Metode dual simplex adalah metode simplex yang diterapkan untuk
Linier Programming apabila pada suatu iterasi diperoleh kondisi
penyelesaian sudah optimal tetapi tidak feasible, misalnya ada kendala
non negatif yang tidak terpenuhi. Syarat digunakannya metode ini adalah
bahwa seluruh kendala harus merupakan ketidaksamaan yang bertanda (
 ), sedangkan fungsi tujuannya bisa berupa maksimisasi atau
minimisasi. Dasar dari metode ini adalah bahwa leaving dan entering
variabelnya ditentukan sebagai berikut : (Sumber :
http://elearning.upnjatim.ac.id /2020)
1. Yang menjadi leaving variabel pada dual simplex adalah variabel
dasar yang memiliki harga negatif terbesar. Jika semua variabel
dasar telah berharga positif atau nol, berarti keadaan feasibel telah
dicapai.
2. Kondisi optimal ditentukan dengan perbandingan antara koefisien
fungsi tujuan dengan koefisien leaving variabel. Jika penyebut
berharga positif atau nol, berarti persoalan yang bersangkutan tidak
memiliki solusi feasibel.
3. Untuk persoalan minimisasi, entering variabel adalah variabel
dengan rasio terkecil, sedangkan untuk maksimisasi, entering
variabel adalah variabel dengan rasio absolut terkecil.
26

Contoh
Minimumkan : Z = 2 X 1 + X2
Kendala : 3 X1 + X2  3
4 X1 + 3 X 2  6

X1 + 2 X2  3
X1 ; X2  0
Langkah pertama adalah mengubah fungsi kendala sehingga s
 , kemudian diubah menjadi = dengan menambah variabel sl
menjadi :

Minimumkan : Z = 2 X 1 + X2

Tabel awal simplexnya adalah :


VD Z X1 X2 S1 S2 S3 NK Ratio
Z 1 -2 -1 0 0 0 0
S1 0 -3 -1 1 0 0 -3
S2 0 -4 -3 0 1 0 -6
S2 0 1 2 0 0 1 3
(Sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id /2020)
Terlihat bahwa variabel dasarnya awalnya tidak memberikan solusi awal
yang feasibel (S1 dan S2 berharga negatif), tetapi koefisien fungsi tujuannya
sudah memenuhi kondisi optimal. Pada iterasi diatas, S2 dipilih sebagai
leaving variabel karena nilainya = - 6, sedangkan entering variabel dipilih
dengan cara berikut :
27

X1 X2 S1 S2 S3
Koefisien fungsi tujuan -2 -1 0 0 0

Koefisien kendala S2 -4 -3 0 1 0

1 1
Rasio /2 /3 - - -

Jadi sebagai entering variabel dipilih variabel X2 . Langkah berikutnya sama


seperti biasa, sehingga tabel simplexnya menjadi :

Iterasi VD Z X1 X2 S1 S2 S3 NK
Z 1 - 2/3 0 -1/3 0 0 2
S1 0 - 5/3 0 -1/3 0 -3 -1
1 X2 0 - 4/3 1 -1/3 0 -6 2
S3 0 5 0 2 1 3 -1
/3 /3
VD Z X1 X2 S1 S2 S3 NK
Z 1 0 0 -2/5 -1/5 0 22/5
X1 0 1 0 -3/5 1 0 3
/5 /5

2 X2 0 0 1 4 -3/5 0 6
/5 /5
S3 0 0 0 -1 1 1 0
(Sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id /2020)

Sampai disini ternyata solusi optimal dan feasibel telah tercapai, dengan X1 =
6
/5 dan X2 = 3/5 sehingga Z optimal = 22/5.
Metode dual simplex ini penting digunakan dalam analisis
sensitivitas. Misalnya suatu kendala baru ditambahkan ke dalam persoalan
semula setelah dicapai kondisi optimum. Jika ternyata kendala baru tersebut
tidak terpenuhi oleh solusi optimal yang telah dicapai itu, maka persoalannya
menjadi optimum tetapi tidak feasibel, sehingga untuk menyelesaikan
ketidakfeasibelan itu perlu digunakan metode dual simplex ini.
(Sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id /2020)
28

2.5 Kajian Penelitian Sejenis

Tabel 2.1
Kajian Penelitian Sejenis
No Nama Judul Variabel Alat Hasil Penelitian
Peneliti
1. Fitri Indah Analisis Tahu Linear Dari hasil perhitungan
Purnama Maksimalisasi Goreng, Programming dengan metode simpleks,
(2010/S1- Keuntungan di Tahu Putih ; Metode industri kecil Tahu Petis
Skripsi/ Industri Kecil Simpleks Lestari kan mendapatkan
Manajemen- Tahu Petis keuntungan maksimal
Ekonomi Lestari dengan sebesar Rp. 2.056.288,50
/Universitas menggunakan perhari apabila
Gunadarma) Metode memproduksi 6.000 unit
Sumber : Simpleks Tahu Goreng dan 667 unit
(https://library.g Tahu Putih. Dengan

unadarma.ac.id) komposisi seperti itu, maka


diperoleh selisih
keuntungan sebesar Rp.
594.768,50 per hari
dibanding dengan
komposisi produksi saat
ini.
29

2. Famela Fitria Analisis Vanilla Linear Berdasarkan perhitungan


Scharlita Maksimalisasi cake, Programming dari pemograman linear
(2016/S1- Kenutungan Angle ; Metode metode simpleks, tingkat
Skripsi/Fakultas Pada Toko Cake, Simpleks keuntungan yang diperoleh
Ekonomi - Lulu’s Cake Black toko Lulu’s Cake
Manajemen/Uni Dengan forest, dan meningkat dari sebesar Rp.
versitas Menggunakan Rainbow 5.300.000,- tiap
Gunadarma) Metode Cake minggunya menjadi Rp.
Sumber : Simpleks 5.800.000,- tiap
(https://library.g minggunya dengan

unadarma.ac.id) kombinasi produk yaitu 10


vanilla cake, 8 angle cake,

Tabel 2.1
Kajian Penelitian Sejenis (Lanjutan)
No Nama Judul Variabel Alat Hasil Penelitian
Peneliti
20 black forest, dan tetap
10 rainbow cake tiap
minggunya.
3. Ainul Marzukoh Optimasi Keripik Linear Hasil perhitungan
(2017/S1- Keuntungan Pisang Programming menggunakan linear
Skripsi/Fakultas Dalam Merk ; Metode programming metode
Tarbiyah Dan Produksi Vsang, Simpleks simpleks dan dengan alat
Keguruan/Unive Dengan Keripik bantu QM For Windows
rsitas Islam Menggunakan Pisang V3 menunjukan bahwa
Raden Intan Linear Merk produksi yang diterapkan
Lampung) Programming Bintang UKM Fahmi Mandiri
(Sumber : Metode Rasa, dan sudah optimal. Tingkat
http://repository. Simpleks Keripik keuntungan optimal adalah
radenintan.ac.id Pisang sebesar Rp.426.800.000
) Merk Mr. dengan memproduksi
Ben’s keripik pisang merk Vsang
sebanyak 40.025 kemasan,
20.000 kemasan merk
Bintang Rasa dan 16.500
30

kemasan Mr. Ben’s.


4. Suryanto, Edi Analisis Kedakong Linear Hasil perhitungan
Suwardi Optimasi 70gr Programming
menunjukkan bahwa
Nugroho, R. Keuntungan Balado, ; Metode
kombinasi produksi yang
Aditya Dalam Kedakong Simpleks
Kristamtomo Produksi 90gr BBQ, diterapkan di UMKM
Putra Keripik Daun Kedakong Kedakong masih belum
(2019/Jurnal Singkong 70gr Keju,
optimal, untuk mencapai
Manajemen- Dengan Linier Kedakong
Vol.11(2)2019.2 Programming 90gr keuntungan yang optimal

26-236, ISSN Melalui Original maka harus memproduksi


2528-1518/Faku Metode
Kedakong 70 gr rasa
ltas Simpleks
balado sebanyak 395 pcs

dengan keuntungan

Tabel 2.1
Kajian Penelitian Sejenis (Lanjutan)
No Nama Judul Variabel Alat Hasil Penelitian
Peneliti
Ekonomi dan optimal sebesar
Bisnis/Universit Rp.2.440.310.00,Kedakong
as 90 gr rasa BBQ sebanyak
Singaperbangsa 305 pcs dengan
Karawang) keuntungan optimal
(Sumber : sebesar Rp. 1.725.385.00,
http://journal.fe Kedakong 70 gr rasa keju
b.unmul.ac.id/in sebanyak 335 pcs dengan
dex.php/JURNA keuntungan optimal
LMANAJEME sebesar Rp. 2.069.630.00,
N/article/view/ Kedakong 90 gr rasa
5718) original sebanyak 265 pcs
dengan keuntungan
optimal sebesar Rp.
1.499.105.00, sehingga
keuntungannya mencapai
Rp. 7.734.430.00,
31

dibandingkan pada kondisi


aktual pada bulan
september hanya mencapai
Rp. 7.314.000,00. Dari
perbandingan keuntungan
diatas ada potensi
kenaikkan keuntungan
yaitu sebesar Rp.
420.630,00 atau naik 5,44
% dari kondisi aktual.
Sedangkan dari
penggunaan faktor-faktor
produksi efisiensi sebesar
Rp. 1.033.650,00 dari
kondisi aktual.
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Sejenis (Lanjutan)
No Nama Judul Variabel Alat Hasil Penelitian
Peneliti
5. Rico Ong, Maksimalisasi Martabak Linear Hasil analisis
Alfionita N. R. Keuntungan Telur Programming menunjukkan bahwa
Maran, Ardianto Pada Usaha Biasa, ; Metode penerapan PL dengan
R. Lapik, Dimas Dagang Martabak Simpleks Dan menggunakan tools POM-
M. B. Andita1 Martabak Telur POM-QM QM for Windows dalam
DKK Sucipto Spesial optimasi usaha martabak
(2019/Jurnal Menggunakan Sucipto dapat membantu
Riset Komputer, Metode dalam menghitung
Vol 6 No. 4 Simpleks Dan keuntungan maksimum
ISSN 2407- POM-QM dengan cepat dan tepat dari
389X/ Fakultas keterbatasan sumber daya
Ilmu Komputer, yang dimiliki. Hasil
Prodi Sistem analisis dengan
Informasi/Unive menerapkan model PL
rsitas Victory dengan metode simpleks,
Sorong) keuntungan maksimal yang
(Sumber : dapat diperoleh yaitu
32

https://ejurnal.st sebesar Rp. 90.000,- per


mik- produksi dalam satu hari
budidarma.ac.id
/index.php/jurik
om/article/view/
1350)
6. Anggun Mega Optimasi Roti Rasa, Linear Hasil perhitungan dengan
Mentari Keuntungan Roti Programming menggunakan metode
(2018/S1- Menggunakan Kasur, ; Metode simpleks dan alat bantu
Skripsi/Fakultas Linear Roti Tawar Simpleks Lindo menunjukan hasil
Tarbiyah Dan Programming produksi yang diterapkan
Keguruan/Unive Metode home industry bintang
rsitas Islam Simpleks bakery sudah optimal.
Negeri Raden Berbantuan Tingkat keuntungan
Intan Lampung) Software optimal sebesar
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Sejenis (Lanjutan)
No Nama Judul Variabel Alat Hasil Penelitian
Peneliti
(Sumber : Lindo Pada Rp 19.750.000 dengan
(http://repositor Home memproduksi roti rasa
y.radenintan.ac.i Industry 3740 kemasan, roti kasur
d/5451/1/SKRIP Bintang 1300 kemasan dan roti
SI.pdf) Bakery Di tawar 520 kemasan. Home
Sukarame industry bintang bakery
Bandar mengalami kenaikan
Lampung keuntungan sebesar Rp
250.000 dengan
menggunakan metode
simpleks.
7. Budiyanto, Sigit Maksimalisasi Roti Isi Linear Hasil penelitian
Mujiharjo dan Profit Pada Coklat, Programming menunjukkan bahwa
Siti Umroh Perusahaan Roti Isi ; Metode sebelum optimasi, matriks
(2015/Jurnal Roti Bunda Selai Simpleks bahan baku yang tersedia
AgroIndustri Bakery Srikaya, dapat digunakan untuk
ISSN 2088- Menggunakan Roti Isi menghasilkan 676 unit
33

5369/Agroindus Metode Tiga Rasa, produk dengan potensi


trial Technology Simplek Roti Isi keuntungan Rp. 1.663.914
Sudy Program Meisis dalam satu minggu
Agriculture Lonjong, produksi. Optimalisasi
Faculty/Univers Roti Isi bahan baku dapat
itas Bengkulu) Susu Keju, menghasilkan 697 unit
(Sumber : Roti Isi produk dengan potensi
https://www.eju Pisang keuntungan Rp 1.943.489
rnal.stmik- Coklat, pada periode produksi
budidarma.ac.id Roti Pizza, yang sama. Selain itu,
/index.php/jurik Roti Micky optimalisasi lebih lanjut
om/article/ Mouse, dari sumber daya produksi
download/ Roti (bahan, tenaga kerja dan
1494/1244) Kepang pemanfaatan mesin) untuk
Keju, menggunakan seluruh
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Sejenis (Lanjutan)
No Nama Judul Variabel Alat Hasil Penelitian
Peneliti
Roti Polo bahan mingguan, dengan
Coklat, bahan-bahan pilihan
Roti Boy, tambahan, Bunda bakery
Roti Keju dapat menghasilkan 1050
Coklat, unit produk dengan potensi
Roti Bantal keuntungan Rp 2.286.049
Coklat, dalam satu minggu
Roti Sobek produksi.
Coklat,
Roti Sobek
Coklat
Keju, Roti
Manis
Kismis,
Donat
Meisis
Coklat,
34

Donat
Coklat,
Donat Sate
8. Muhammad Optimalisasi Keripik Linear Dari hasil penelitian dan
Muzakki Keuntungan Balado Programming berdasarkan perhitungan
(2012/ Jurnal Pada bulat 1/2kg ; Metode dari pemrograman linier
Matematika Perusahaan dan Simpleks metode simpleks,
UNAND Vol. 1 Keripik Keripik keuntungan optimal
No. 1 Hal. 10 Balado Panjang ½ diperoleh perusahaan
{ 16 ISSN : Mahkota kg Keripik Balado Mahkota
2303-291X/ Dengan apabila memproduksi
Program Studi Metode keripik balado bulat 1/2 kg
Matematika, Simpleks sebanyak 278 bungkus dan
Fakultas keripik panjang 1/2 kg
Matematika dan sebanyak 412 bungkus

Tabel 2.1
Kajian Penelitian Sejenis (Lanjutan)
No Nama Judul Variabel Alat Hasil Penelitian
Peneliti
Ilmu dengan keuntungan
Pengetahuan maksimal adalah Rp.
Alam, 5.187.596, - untuk setiap
Universitas kegiatan produksi per-hari.
Andalas
Padang)
(Sumber :
http://jmua.fmip
a.unand.ac.id/in
dex.php/jmua/ar
ticle/view/8)
9. Kayode Profit Medium Linear The solution obtained from
Olakunle Maximization Bread, Programming a single iteration showed
Oluwaseyi, in a Product Large ; Metode that 667 units of extra-
Atsegameh Mix Bakery Bread, Simpleks large bread should be
Elizabeth, Using Linear Extra produced daily for the firm
Omole Ezekiel Programming Large to achieve a maximum
35

Olaoluwa Technique Bread daily profit of #100,000. It


(2020/ Journal is therefore recommended
of Investment that the firm should
and concentrate more on
Management, production of extra- large
ISSN: 2328- bread to obtain maximum
7713/Departme profit of #100,000 per day.
nt of Business
Administration/
University of
Benin)
(Sumber :
http://www.scie
ncepublishinggr
oup.com/journal
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Sejenis (Lanjutan)
No Nama Judul Variabel Alat Hasil Penelitian
Peneliti
id=179&doi=10.
11648/
j.jim.20200901.
14)
10. Akpan, N. P., Application of Small Linear The analysis was carried
Iwok, I.A Linear Loaf, Big Programming out and the result showed
(2016/ Programming Loaf, ; Metode that 962 units of small loaf,
International for Optimal Giant Loaf Simpleks 38 units of big loaf and 0
Journal of Use of Raw unit of giant loaf should be
Mathematics Materials in produced respectively in
and Statistics Bakery order to make a profit of
Invention N20385. From the
(IJMSI) E- analysis, it was observed

ISSN: 2321 – that small loaf, followed by

4767/Departme big loaf contribute

nt of objectively to the profit.

Mathematics/St Hence, more of small loafs


36

atistics and big loafs are needed to


University of be produced and sold in
Port Harcourt order to maximize the
Nigeria) profit.
(Sumber :
https://www.ijm
si.org/Papers/Vo
lume.4.Issue.8/J
040805157.pdf)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian


Objek dalam penelitian yang dilakukan penulis yaitu Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UKM) yang bergerak dibidang makanan
bernamakan Martabak Bangka Super Bejo yang lokasinya berada di Jl.
Selang Cironggeng, Wanajaya, Cibitung, Kabupaten Bekasi 17520.
Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan berdasarkan pertimbangan
bahwa usaha mikro tersebut sedang berkembang dan letak usahanya
strategis untuk kelangsungan hidup usahanya.

3.2. Data Penelitian


Sumber data menurut Sugiyono (2017:193), dalam penelitian pada
umumnya ada dua, yaitu data primer dan sekunder :
3.2.1 Data Primer
Menurut Sugiyono (2017:193) Data primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam data
Primer terbagi menjadi dua jenis data yaitu data kualitatif dan
kuantitatif, Sugiyono (2017:3) menyatakan dalam penelitian primer
ada dua jenis data yang digunakan, yaitu :
a. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eskperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kualitatif yang
berbentuk informasi yang mendukung penelitian yang diperoleh
37
38

dari hasil wawancara dengan pemilik usaha Martabak Bangka


Super Bejo. Berikut beberapa pertanyaan yang diajukan :
a. Bagaimana awal mula usaha martabak ?
b. Bahan baku apa yang digunakan dalam memproduksi
martabak?
c. Apakah sebelumnya sudah menerapkan metode simpleks ?
d. Varian martabak apa yang paling diminati ?
b. Data Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah: "Metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitaif
dengan cara melakukan observasi dan wawancara langsung dengan
pemilik usaha berupa data-data produksi seperti bahan baku, bahan
penolong. Serta biaya produksi yang digunakan dalam
memproduksi martabak setiap harinya.

3.2.2 Data Sekunder


Data Sekunder adalah "Sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini
merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer
seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dan menunjang
penelitian ini.
Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari website
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melalui situs
www.depkop.go.id, artikel, dan repository. Data yang dimaksud
meliputi data perkembangan UMKM di Indonesia dan data yang
mendukung penelitian seperti jurnal penelitian sejenis.
39

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian. Sementara itu instrumen pengumpulan data merupakan alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan sebuah data-data dan informasi dalam
penelitian ini antara lain :
a. Observasi
Menurut Sugiyono (2017;203) mengemukakan bahwa observasi
adalah teknik pengumpulan data untuk mengamati perilaku manusia,
proses kerja, dan gejala-gejala alam, dan responden. Dalam penelitian
ini penulis mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan secara
langsung dengan kegiatan yang berhubungan dengan usaha dalam
mencapai sasaran dan tujuan pengamatan.
b. Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2017:317) mendefinisikan
wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
dikonstruksikanmakna dalamsuatu topik tertentu. Dalam penelitiani ini
penulis melakukan wawancara dengan pemilik usaha Martabak
Bangka Super Bejo dengan mengadakan tanya jawab secara langsung
mengenai permasalahan yang dibahas guna mendapatkan informasi
yang dapat menunjang penelitian.
c. Studi Kepustakaan
Menurut Sugiyono (2016:291), studi kepustakaan berkaitan dengan
kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya
dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu
studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini
dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah.
Dalam penelitian ini data diperoleh dari data yang relevan terhadap
40

permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka


lainnya seperti buku, jurnal, artikel, peneliti terdahulu.

3.4 Teknik Analisis


3.4.1 Linear Programming
Menurut Eddy Herjanto (2017:44) Pemograman Linear (LP)
menggunakan model matematis untuk menggambarkan masalah yang
hendak dianalisa. Pada dasarnya, model pemograman linear dinyatakan
dalam bentuk fungsi tujuan dan fungsi batasan(kendala,constraint).
Fungsi tujuan merupakan suatu persamaan fungsi linear dari variabel
tujuan, misalkan pendapatan, keuntungan, atau biaya. Dalam fungsi tujuan
juga harus dijelaskan apakah tujuannya memaksimalkan atau
meminimalkan variabel. Variabel seperti keuntungan, produksi, dan
penjualan untuk dimaksimalkan; sedangkan variabel seperti biaya dan
risiko bertujuan untuk diminimalkan.
Fungsi batasan menggambarkan batasan yang dihadapi dalam
mencapai tujuan. Fungsi batasan biasanya terdiri dari beberapa persamaan
yang masing-maisng berkorelasi dengan sumberdaya yang berkaitan.
(Eddy Herjanto, 2017:44)
Dalam model matematika, permasalahan dalam pemograman linear
dapat digambarkan dalam bentuk umum sebagai berikut : (Eddy Herjanto,
2017:44)
Fungsi tujuan (FT) Maks/min
Dengan pembatasan (DP) :
Misalnya, terdapat 2 variabel kegiatan/keputusan dan 3 batasan sumber
daya, persamaan matematisnya sebagai berikut :
Fungsi tujuan Maks/min Z = c1X1 + c2X2
Dengan pembatasan a11X1 + a12X2 >=< b1
A21X1 + a22X2 >=< b2
A31X1 + a32X2 >=< b3
dan X1,X2 0
41

Keterangan :
Z = nilai optimal dari fungsi tujuan
Xj = jenis kegiatan (variabel keputusan)
aij = kebutuhan sumberdaya i untuk menghasilkan setiap unit kegiatan
j
bi = banyaknya sumber daya I yang tersedia
cj = kenaikan nilai Z jika ada pertambahan satu unit kegiatan j,a,b
dan c disebut juga sebagai parameter model
m = jumlah sumberdaya yang tersedia
n = jumlah kegiatan
Dalam model pemograman linear dikenal bentuk standar, yaitu
fungsi tujuan dan batasan dinyatakan dalam bentuk persamaan linear, dan
nilai sisi kanan (b) dan bentuk positif, sebagai berikut :
Fungsi tujuan (FT) Maks/min
Dengan pembatasan (DP) :
Dan
Xj 0 (j = 1,2,…,n)
Bi 0 (I = 1,2,…,m)
Cara merubah bentuk umum kedalam bentuk standar sebagai
berikut:
1. Jika terdapat variabel yang tidal linear (tidak berpangkat satu),
gunakan variabel linear lain sebagai pengganti variabel yang tidak
linear tadi. Misalnya, Z = X12 + X22, maka gunakan X10 dan X20 sebagai
pengganti X12 dan X22, sehingga persamaannya menjadi linear
2. Jika ketidaksamaan batasan berbentuk lebih kecil (<), tambahkan slack
variabel. Contoh: X1 + S1 = 20
3. Jika ketidaksamaan batasan berbentuk lebih besar (>), kurangi dengan
surplus variabel. Contoh: X1 + X2 > 4 menjadi X1 + X2 – S2 = 4
4. Jika nilai sisi kanan (b) suatu batasan berbentuk negatif, kalikan
dengan -1. Contoh X1 – X2 = -82 menjadi -X1 + X2 = 82
42

3.4.2 Metode Simpleks


Menurut Eddy Herjanto (2017: 51), Metode simpleks adalah suatu
metode yang secara sistematis dimulai dari suatu penyelesaian dasar yang
fisibel ke penyelesaian dasar fisibel lainnya, yang dilakukan berulang-
ulang (iteratif) sehingga tercapai suatu penyelesaian optimum. Pada
setiap iterasi akan dihasilkan nilai fungsi tujuan yang selalu lebih besar
atau sama dengan iterasi sebelumnya.
Langkah-Langkah Metode Simpleks
Adapun langkah-langkah penyelesaian dengan metode simpleks adalah
sebagai berikut : (Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi
Menggunakan Metode Simpleks dan Grafik,, 2020 ; Hal 11)
1. Ubah fungsi tujuan dan kendala kedalam bentuk standar
Fungsi tujuan diubah menjadi implisit, artinya semua CjXij kita
geser ke kiri. Semua batasan yang mempunyai tanda pertidaksamaan
(≤) diubah menjadi persamaan dengan menambah variabel slack (X n+1,
Xn+2, ….Xn+m)
Menyusun persamaan-persamaan didalam tabel berikut :
Tabel 3.1
Tabel Simpleks dalam bentuk smbol

Variabel
Z X1 X2 … Xn Xn+1 Xn+2 … Xn+m NK
dasar

Z 1 -C -C2 … -Cn 0 0 … 0 0
Xn+1 0 a11 a12 … a1n 1 0 … 0 b1
Xn+2 0 a21 a22 … a2n 0 1 … 0 b2
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
Xn+m 0 am1 am2 amn 0 … 1 b3
Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi Menggunakan
Metode Simpleks dan Grafik, (Ratna, dkk (2020 ; 11).
43

NK adalah nilai kanan persamaan, yaitu nilai dibelakang tanda


sama dengan. Variabel dasar adalah variabel yang nilainya sama
dengan sisi kanan dari persamaan.
2. Memilih Kolom Kunci
Kolom kunci adalah kolom yang merupakan dasar untuk
mengubah tabel diatas. Pilihlah kolom yang mempunyai nilai pada
garis fungsi tujuan yang bernilai negative dengan angka terbesar.
3. Memilih Baris Kunci
Baris kunci adalahbaris yang merupakan dasar untuk mengubah
tabel tersebut diatas. Untuk itu terlebih dahulu carilah indeks tiap-tiap
baris dengan cara membagi nilai-nilai pada kolom NK dengan nilai
yang sebaris pada kolom kunci.
Angka Indeks =
Kemudian pilih indeks baris dengan angka positif terkecil.
4. Merubah nilai-nilai baris kunci
Nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan angka
kunci. Angka kunci merupakan persilangan antara kolom kunci dengan
baris kunci. Gantilah variabel dasar pada baris itu dengan variabel
yang terdapat dibagian atas kolom kunci.
Mencari nilai baris lain dengan cara merubah nilai-nilai selain pada
baris kuni dengan rumus sebagai berikut :

Baris baru = Baris lama – (koefisien pada kolom kunci x nilai baru baris kunci)
5. Melanjutkan perbaikan-perbaikan
Ulangi Langkah-langkah perbaikan mulai Langkah ketiga sampai
Langkah keenam untuk memperbaiki tabel-tabel yang telah diubah
atau diperbaiki nilainya. Perubahan baru berhenti setelah pada baris
pertama (fungsi tujuan) tidak ada bernilai negatif.

3.4.3 Aplikasi Windows Quantitative System For Business (WinQSB)


WinQSB atau Windows Quantitative System for Business adalah
sistem interaktif atau alat software yang digunakan untuk membantu
44

menyelesaikan berbagai jenis masalah dalam bidang riset operasi yang


salah satunya adalah masalah pemograman linier dalam proses
pengambilan keputusan untuk menghasilkan keuntungan yang optimal..
WinQSB ini bermanfaat untuk membantu manajemen atau pengusaha
dalam hal:
1. Meramalkan nilai penjualan di masa yang akan datang dengan
berbagai metode dan pendekatan
2. Menetukan jumlah produksi yang tepat dan perubahan yang diizinkan.
3. Pembagian tugas karywan dengan efisien.
4. Menentukan lokasi usaha yang optimal
5. Menentukan alokasi pengiriman barang
6. Menyelesaikan masalah antrian yang terjadi.
(sumber : Buku Analisis Manajemen Kuantitatif Dengan WinQSB)
Salah satu modul program yang terdapat pada QSB for Window
adalah modul Linear Programming and Integer Linear Programming (LP-
ILP). Secara khusus LP-ILP mempunyai kapabilitas untuk menyelesaikan
masalah-masalah berikut ini: (Sumber : https://dinus.ac.id/ 2020 )
1. Simplex and Graphic methods for LP
2. Branch-and-bound method for ILP
3. Display the simplex tableau
4. Display branch-and-bound solution
5. Perform sensitivity or parametric analysis
6. Find alternative solution
7. Perform infeasibility analysis for infeasible problem
8. Perform unboundedness analysis for unbounded problem
9. Enter problem in spreadsheet matrix form
10. Enter problem in normal model form
11. Specify variable bounds and types
12. Automatically create dual problem
45

3.4.3.1 Penyelesaian Program Linear Menggunakan Software WinQSB


1. Siapkan masalah dalam bentuk model matematika. (Catatan: dalam
proses ada kemungkinan anda harus memodifikasi model
matematikanya)
2. Pilih command New Problem untuk masalah baru, pilih model matrix
atau model normal untuk memasukan data juga tipe variabelnya
3. Jika anda memasukkan masalah dalam bentuk matrix, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan :
a) Gunakan Tab atau panah untuk bergerak dalam spreadsheet
b) Gunakan klik atau double klik untuk memilihnya
c) Gunakan double klik untuk mengubah arah batasan dari “<=”
menjadi “>=” dan “=”
d) Gunakan double klik untuk mengubah type variabel dari
“continous” menjadi “integer”, “binary” dan “unrestricted”
4. Jika Anda memasukan masalah dalam bentuk normal, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan :
a. Gunakan tab atau panah untuk bergerak dalam spreadsheet
b. Masukkan seluruh fungsi tujuan dan fungsi batasan termasuk arah
dan RHS (Right hand side) atau ruas kanan pada kolom kedua dari
baris yang berhubungan
c. Secara khusus type variabel ditunjukan dengan nama variabel
dalam baris dari “integer”, “binary” dan “unrestricted/ tidak
terbatas”. Semua variabel yang tidak ditampilkan dalam baris
diasumsikan variabelnya kontinyu
d. Memasukan batasan variabel pada tiap baris dengan format “>=a,
<=b” (merupakan batas bawah a dan batas atas b)
 (Optional) Gunakan perintah Edit Menu untuk mengubah nama
masalah, nama variabel, nama batasan, kriteria fungsi tujuan, dan
menambah atau menghapus batasan dan variabel. Juga dapat
mengganti bentuk matrix ke bentuk normal dari edit menu
46

 (Optional) Gunakan perintah format untuk merubah format numerik,


font, warna, alignment, row heights, dan lebar kolom
 (Optional, tetapi penting) setelah masalah dimasukkan, pilih perintah
Save problem as untuk menyimpan masalah
 Pilih command Solve the Problem atau Solve and Display Steps untuk
 menyelesaikan masalah. Jika masalah mempunyai satu integer terkecil
atau variabel biner, anda mungkin ingin memberikan toleransi pada
bilangan integer melalui perintah Change Integer Tolerance, khusus
untuk kualitas solusi melalui perintah Specify Solution Quality, dan
khusus prioritas branching melalui perintah Specify Variable
Branching Priorities, sebelum diselesaikan
 Setelah masalah dapat diselesaikan, pilih perintah Result Menu untuk
menampilkan hasil
(Sumber : https://dinus.ac.id/ 2020)

3.4.3.1 Langkah-Langkah Software WinQSB

1. Start -> All Program -> WinQSB, buka Program Linear and
Integer Programming
Gambar 3.1
Buka Program Linear and Integer Programming

Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi Menggunakan


Metode Simpleks dan Grafik, (Ratna, dkk (2020 ; 11).
47

2. Untuk memulai pilih menu File > New Problem


Gambar 3.2
New Problem

Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi


Menggunakan Metode Simpleks dan Grafik, (Ratna, dkk (2020 ;
11).

3. Pada form LP-ILP Problem Specification, isikan sebagai berikut :


 Problem Title (isikan dengan nama anda)
 Number of Variables = 3
 Number of Constraints = 3

 Fungsi yang digunakan adalah fungsi maksimalisasi (Maximization)


Klik OK untuk melanjutkan

Gambar 3.3
form LP-ILP Problem Specification

Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi


Menggunakan Metode Simpleks dan Grafik, (Ratna, dkk (2020 ;
11).
48

4. Tampilan spreadsheet
Gambar 3.4
Tampilan Spreadsheet

Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi Menggunakan


Metode Simpleks dan Grafik, (Ratna, dkk (2020 ; 11).

5. Pilih menu Edit -> Variabel Names


Gambar 3.5
Variabel Names

Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi Menggunakan


Metode Simpleks dan Grafik, (Ratna, dkk (2020 ; 11).
49

6. Ubah nama variabel seperti pada soal. Klik OK untuk melanjutkan


Gambar 3.6
Ubah Nama Variabel

Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi Menggunakan


Metode Simpleks dan Grafik, (Ratna, dkk (2020 ; 11).

7. Hasil spreadsheet dengan nama variabel baru, isikan data sesuai dengan
fungsi kendala dari soal
Gambar 3.7
Hasil Spreadsheet

Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi Menggunakan


Metode Simpleks dan Grafik, (Ratna, dkk (2020 ; 11).
50

8. Untuk melihat hasil perhitungannya pilih menu Solve and Analyze ->
Solve and Display Steps
Gambar 3.8
Menu Solve and Analyze -> Solve and Display Steps

Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi Menggunakan


Metode Simpleks dan Grafik, (Ratna, dkk (2020 ; 11).

9. Hasil dari step perhitungan


Gambar 3.9
Hasil Perhitungan

Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi Menggunakan


Metode Simpleks dan Grafik, (Ratna, dkk (2020 ; 11).
51

10. Hasil akhir yaitu keuntungan yang akan diperoleh PT. Elfrianda
keramik adalah Rp.98.000.000 dengan memproduksi 35 mug keramik
tanpa memproduksi piring keramik dan vas bunga keramik.

Gambar 3.10

Hasil Akhir

Sumber : Buku Riset Operasi ; Optimalisasi Produksi Menggunakan


Metode Simpleks dan Grafik, (Ratna, dkk (2020 ; 11).
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Profil Objek Penelitian


Usaha ini mulai berdiri pada tahun 2015 hingga sekarang. Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak dibidang makaan
bernamakan Martabak Bangka Super Bejo yang lokasinya berada di Jl.
Selang Cironggeng, Wanajaya, Cibitung, Kabupaten Bekasi 17520.
Nama bejo sendiri diambil dari panggilan akrab ia dan teman-
temannya dan tersematkan untuk menggunakan nama tersebut di usaha
martabak miliknya. awalnya memiliki ide untuk membuka bisnis
kuliner yaitu ingin membuat makaan yang disukai oleh semua orang,
akhirnya beliau memilih martabak sebuah makaan ringan yang telah
dikenal dan disukai banyak orang. Berkat usaha keras dan pantang
menyerah, kini Martabak Bangka Super Bejo telah memiliki 2 cabang di
daerah Cibitung dengan masing-masing cabang memiliki 2 karyawan.

4.2. Hasil Penelitian dan Analisis Pembahasan


4.2.1 Hasil Penelitian
Dalam kegiatan operasinya, Toko Martabak Bangka Super Bejo
memiliki banyak varian rasa martabak, dari ukuran besar hingga ukuran
kecil, namun dalam penelitian ini penulis hanya meneliti varian Martabak
ukuran loyang ukuran medium yaitu Martabak Bangka Coklat Kacang dan
Martabak Bangka Coklat Keju. Karena seperti yang pemilik bilang kedua
menu tersebut merupakan varian martabak yang sering kali dibeli
konsumen dan paling banyak diminati, selain harganya terjangkau rasanya
pun cocok di lidah konsumen, sehingga penulis tertarik untuk meneliti
kedua varian rasa tersebut. Dan dalam sehari Martabak Bangka Super Bejo
bisa sampai memproduksi 20 Martabak Bangka Coklat Kacang dan 30
Martabak Coklat Keju.

51
52

4.2.1.1 Biaya Produksi Dalam Sehari


Tabel 4.1
Pembelian Adonan Martabak Bangka Super Bejo
Total Biaya
Keterangan Biaya Per Unit
Rupiah
Tepung Terigu Segitiga Biru 8Kg @Rp. 10.900 Rp. 87.200
Pasta Vanili 20gram Rp. 5.000
Telur Ayam 3Kg @Rp.20.000 Rp. 60.000
Gula Pasir 1Kg @Rp.13.000 Rp. 13.000
Air 2 Liter @Rp.5.500 Rp. 11.000
Baking Powder 1Pcs Rp. 5.000
Margarin 2Kg@Rp. 45.000 Rp. 90.000
Jumlah Bahan Baku Rp. 271.800
Sumber : Hasil Wawancara, 2020.
Berdasarkan Tabel 4.1 bahwa total pembelian bahan baku untuk adonan
Martabak Bangka Super Bejo adalah Rp.271.800/hari, yang nantinya akan
digunakan untuk menghasilkan atau memproduksi dua jenis martabak manis, ini
adalah bahan baku adonan utama dari dua jenis martabak manis yang diutamakan.
Tabel 4.2
Biaya Taburan Martabak Bangka Super Bejo
Total Biaya
Keterangan Biaya Per Unit
Rupiah
Keju Kraft Cheddar 4Kg @Rp. 90.000 Rp. 360.000
Susu Kental Manis 6 Kaleng @Rp.12500 Rp. 51.000
Seres Garuda (Coklat) 2Kg @Rp.35.000 Rp. 70.000
Kacang 1Kg @Rp.28.000 Rp. 28.000
Gula Pasir 1Kg Rp. 13.000
Margarin 2Kg @Rp.45.000 Rp. 90.000
Jumlah Bahan Taburan Rp. 612.000
Sumber : Hasil Wawancara, 2020.
Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa total pembelian untuk taburan Martabak
Bangka Super Bejo adalah Rp.612.000/hari. Tabel ini menunjukkan biaya
53

taburan yang akan digunakan untuk menghasilkan salah satu atau dua-duanya
jenis martabak,
Total Biaya Produksi :
Biaya bahan baku + Biaya bahan Taburan
Rp. 271.800 + Rp. 612.000 = Rp. 883.800/hari
Sehingga total untuk biaya produksi yang dikeluarkan Martabak Bangka
Super Bejo dalam sehari adalah Rp. 883.800 . Ini adalah total biaya produksi yang
dikeluarkan untuk menghasilkan dua jenis martabak manis sesuai dengan
produksi atau selera yang akan konsumen konsumsi.

4.2.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung


Tabel 4.3
Biaya Tenaga Kerja Langsung Martabak Bangka Super Bejo
Keterangan Biaya Per Unit Total Biaya Rupiah
Karyawan 2 Orang @Rp.80.000 Rp. 160.000
Jumlah Rp. 160.000
(Sumber : Hasil Wawancara, 2020.)
Berdasarkan tabel 4.3 bahwa total Biaya tenaga kerja langsung untuk 1
orang karyawan adalah Rp. 80.000. Toko Martabak Bangka Super Bejo
memperkerjakan 2 orang karyawan sehingga total untuk biaya tenaga kerja
langsng yang dikeluarkan adalah Rp. 160.000/hari,. Dan biaya tenaga kerja
langsung untuk memproduksi 50pcs martabak adalah Rp.160.000/50loyang = Rp.
3200/loyang
54

4.2.1.3 Biaya Overhead Pabrik


Tabel 4.4
Biaya Overhead Pabrik Martabak Bangka Super Bejo Bulan April 2020

Keterangan Total Biaya Rupiah


Biaya Sewa Rp. 500.000
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 25.000
Biaya Listrik Rp. 100.000
Biaya Gas 3Kg @Rp. 23.000 Rp. 690.000
Biaya Peralatan Rp. 21.000
Kantung Plastik Kresek Rp. 172.500
Packaging Dus Rp. 1.500.000
Jumlah Rp. 3.008.500
(Sumber : Hasil Wawancara, 2020.)
Pada tabel 4.4 merupakan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan
Martabak Bangka Super Bejo dalam satu bulannya yaitu Rp. 3.008.500. Sehingga
untuk mengetahui nilai Bop yang dikeluarkan dalam seharinya BOP/30Hari
menjadi Rp. 100.283/hari. Kemudian dibagi lagi untuk mengetahui bop yang
dikeluarkan dalam 1 loyang martabak. Dalam sehari Martabak Bangka Super Bejo
memproduksi 50 loyang sehingga bop yang dikeluarkan sebesar Rp. 2.005/loyang.

4.2.1.4 Harga Perolehan Pokok Martabak


Martabak Super Bejo perharinya memproduksi sebanyak 50 loyang Martabak.
Berikut harga pokok per loyang martabak.
Biaya Produksi Rp. 883.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 160.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 100.283
Jumlah Rp. 1.143.283/50 loyang
Rp. 22.865/loyang
Jadi harga untuk satu loyang martabak yaitu sebesar Rp. 22.865 adalah
biaya produksi per loyang yang dibebankan untuk pembuatan martabak manis
55

4.2.2 Analisis Pembahasan


4.2.2.1 Menentukan Fungsi Tujuan
Dalam kegiatan operasinya, Toko Martabak Bangka Super Bejo
memiliki banyak varian rasa martabak, dari ukuran besar hingga ukuran
kecil, namun dalam penelitian ini penulis hanya meneliti menu yang
paling sering dibeli perharinya, varian Martabak ukuran medium yaitu
Martabak Bangka Coklat Kacang dan Martabak Bangka Coklat Keju,
dalam sehari Martabak Bangka Super Bejo memproduksi 20 Martabak
Bangka Coklat Kacang dan 30 Martabak Coklat Keju kebiasaanya, akan te
tapi dalam penelitian ini, berapa dari kedua jenis martabak yang dihasilkan
sehingga menghasilkan keuntungan yang optimal dalam setiap harinya. ju
mlah ini sangat bervariasi, tapi bisa diambil rata-rata dengan harga dan bia
ya produksi yang diperkirakan sehingga bisa menghasilkan keuntungan ya
ng optimal.
Tabel 4.5
Data Penjualan Dan Keuntungan Martabak Yang Paling Diminati
Perharinya pada Bulan April 2020
Keuntunga Total laba
Jenis Harga
Jml Harga Jual n yang bersih
Produk Pokok
diharapkan perhari
X1 Martabak
Kacang 20 Rp. 22.865 Rp.25.000 Rp.2.135 Rp.42.700
Coklat
X2 Martabak
Coklat 30 Rp. 22.865 Rp.35.000 Rp.12.135 Rp.364.050
Keju
Total Rp.1.550.000 Rp.406.750
Sumber : Data diolah, 2020
Jadi total keuntungan bersih per harinya adalah Rp. 406.750 Oleh karena
itu, dapat diformulasikan fungsi tujuan sebagai berikut :
Maksimumkan (Z) = 2.135 X1 + 12.135 X2
Dari formulasi matematis tersebut, digunakan simbol yang dapat memperudah
dalam proses perhitungan, yaitu :
Z : Jumlah keuntungan yang diperoleh dari 2 produk
56

X1 – X2 : Jumlah produk yang diproduksi dalam satu hari

4.2.2.2 Menentukan Fungsi Batasan


Dalam fungsi batasan ini, formulasi faktor batasan yang digunakan adalah
lebih kecil sama dengan (≤) sebagai perwujudan informasi maksimalisasi.
Keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi
tiap makaan dan minuman yang tersedia di perusahaan diformulasikan
sebagai berikut:
1. Adonan yang digunakan sebanyak 300 gram untuk Martabak Manis
Coklat Kacang (X1), 300 gram untuk Martabak Manis Coklat Keju
(X2). Sedangkan kapasitas adonan yang tersedia dalam satu kali
produksi adalah 15.000 gram. Rp. 271.800/15000gram = Rp. 18 x 300
gram = Rp. 5400
Jadi dapat diformulasikan fungsi batasan yaitu : 5.400X1 + 5400X2 ≤
271.800
2. Gula Pasir yang digunakan dalam taburan sebanyak 15 gram untuk
Martabak Manis Coklat Kacang (X1), 15 gram untuk Martabak Manis
Coklat Keju (X2). Sedangkan kapasitas gula yang tersedia dalam satu
kali produksi adalah 1.000 gram.
Rp.13.000/1000gram = Rp. 13 x 15gram = Rp. 195
Jadi dapat diformulasikan fungsi batasan yaitu : 195X1 + 195X2 ≤
13.000
3. Margarin yang digunakan untuk taburan sebanyak 30 gram untuk
Martabak Manis Coklat Kacang (X1), 30 gram untuk Martabak Manis
Coklat Keju (X2). Sedangkan kapasitas Margarin yang tersedia dalam
satu kali produksi adalah 2.000 gram.
Rp. 90.000 /2000gram = Rp. 45 x 30gram = Rp. 1.350
Jadi dapat diformulasikan fungsi batasan yaitu : 1.350X1 + 1.350X2 ≤
90.000
4. Susu Kental Manis yang digunakan dalam taburan sebanyak 35
gram untuk Martabak Manis Coklat Kacang (X 1), 35 gram untuk
57

Martabak Manis Coklat Keju (X2). Sedangkan kapasitas susu yang


tersedia dalam satu kali produksi adalah 6 kaleng susu, jika dalam
gram 1 kaleng susu senilai 370 gram maka total susu yang
diguanakan adalah 2.220 gram.
Rp. 72.000/ 2220gram = Rp.32 x 35gram = Rp. 1.120
Jadi dapat diformulasikan fungsi batasan yaitu : 1120X1 + 1120X2 ≤
72.000
5. Coklat yang digunakan dalam taburan sebanyak 30 gram untuk
Martabak Manis Coklat Kacang (X1), 30 gram untuk Martabak Manis
Coklat Keju (X2). Sedangkan kapasitas coklat yang tersedia dalam
satu kali produksi adalah 2.000 gram.
Rp. 70.000/2000gram = Rp.35 x 30gram = Rp. 1.050
Jadi dapat diformulasikan fungsi batasan yaitu : 1050X1 + 1050X2 ≤
2000
6. Keju yang digunakan dalam taburan sebanyak 0 gram untuk
Martabak Manis Coklat Kacang (X1), 30 gram untuk Martabak Manis
Coklat Keju (X2). Sedangkan kapasitas keju yang tersedia dalam satu
kali produksi adalah 4.000 gram. Rp. 360.000/4000gram = Rp. 90 x
30gram = Rp. 2.700
Jadi dapat diformulasikan fungsi batasan yaitu : 0X1 + 2700X2 ≤
360.000
7. Kacang yang digunakan dalam taburan sebanyak 30 gram untuk
Martabak Manis Coklat Kacang (X1), 0 gram untuk Martabak Manis
Coklat Keju (X2). Sedangkan kapasitas Kacang yang tersedia dalam
satu kali produksi adalah 1.000 gram.
Rp. 28.000/1000gram = Rp.28 x 30gram = Rp. 840
Jadi dapat diformulasikan fungsi batasan yaitu : 840X1 + 0X2 ≤
28.000
8. Biaya tenaga kerja langsung yang digunakan sebanyak Rp.3200
untuk Martabak Manis Cokat Kacang (X1), Rp.3 200 untuk Martabak
58

Manis Coklat Keju (X2). Sedangkan kapasitas yang tersedia dalam


satu kali produksi adalah Rp.160.000
Jadi dapat diformulasikan fungsi batasan yaitu :3200X1 + 3200X2 ≤
160.000
9. Biaya Overhead Pabrik yang digunakan sebanyak Rp.2.005 untuk
Martabak Manis Cokat Kacang (X1), Rp.2.005 untuk Martabak Manis
Coklat Keju (X2). Sedangkan kapasitas yang tersedia dalam satu kali
produksi adalah Rp.100.283
Jadi dapat diformulasikan fungsi batasan yaitu : 2.005X1 + 2.005X2 ≤
100.283

Untuk memudahkan perhitungan dan analisis data, maka dilakukan


pembuatan model seperti dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.6
Pembuatan Model (Dalam Rupiah)
Martabak
Martabak
Sumber Daya Coklat Kapasitas/Hari
Coklat Keju
Kacang
Adonan 5.400 5.400 271.800
Gula Pasir 195 195 13.000
Margarin 1.350 1.350 90.000
Susu kental manis 1.120 1.120 72.000
Coklat 1.050 1.050 70.000
Keju 0 2.700 300.000
Kacang 840 0 28.000
BTKL 3.200 3.200 160.000
BOP 2.005 2.005 100.283
Laba per unit 2.135 12.135 Dalam rupiah
Tingkat Kegiatan X1 X2
Sumber : Data diolah, 2020.
Tabel 4.6 merupakan angka batasan dan kapasitas sumber daya
perencanaan produksi yang dibutuhkan dalam menghasilkan satu unit loyang
martabak, yang dimana angka tersebut dimasukan kedalam fungsi perhitungan
metode simpleks untuk diketahui nilai optimal.
59

Jadi, karena tujuannya adalah mencari keuntungan maka sumber daya dalam
bentuk gram dijadikan dalam bentuk rupiah, karena dalam bentuk gram
memerlukan biaya, sehingga diubah kedalam bentuk rupiah. Dan angka dari
masing-masing variabel akan diperhitungkan kedalam fungsi simpleks untuk
mengetahui keuntungan optimal yang dihasilkan.
Berbagai fungsi batasan diatas dapat disusun sebagai berikut :
1. 5.400X1 + 5.400X2 ≤ 271.800
2. 195X1 + 195X2 ≤ 13.000
3. 1.350X1 + 1.350X2 ≤ 90.000
4. 1.120X1 + 1.120X2 ≤ 72.000
5. 1.050X1 + 1.050X2 ≤ 70.000
6. 2700X2 ≤ 300.000
7. 840X1 ≤ 28.000
8. 3.200X1 + 3.200X2 ≤ 160.000
9. 2.005X1 + 2.005X2 ≤ 100.283
Untuk menentukan formulasi diatas, maka simbol yang dipakai sebagai berikut :
X1 = Jumlah Martabak Coklat Kacang yang akan diproduksi dalam sehari
X2 = Jumlah Martabak Coklat Keju yang akan diproduksi dalam sehari
Z = Jumlah laba seluruh Martabak Coklat Kacang dan Martabak Coklat Keju
dalam sehari.

4.2.2.3 Memaksimumkan Data


4.2.2.3.1 Mengubah Fungsi Tujuan dan Batasan
Untuk memaksimumkan fungsi tujuan, pertama fungsi tujuan tersebut harus
diubah menjadi fungsi impulsif yang menggeser elemen sebelah kanan ke sebelah
kiri fungsi tersebut.
Fungsi tujuan awal : Z = 2.135X1 + 12.135X2
Diubah menjadi : Z – 2.135X1 - 12.135X2 = 0
Sedangkan untuk merubah fungsi batasan menjadi bentuk baku metode simpleks
yaitu dengan memberikan variable slack, untuk mengetahui batasan-batasan
dalam kapasitas bahan baku. Dalam hal ini, penulis menambahkan variabel S1,
60

S2, …, Sn. Varibel slack merupakan nilai dari komponen waktu yang belum
digunakan dengan baik, maka dalam perhitungan ini akan diketahi tingkat
produksi maksimum apabila variabel slack digunakan. Karena tingkat kegiatan-
kegiatan yang ada diwakili dengan X1, X2, maka variabel slack yang digunakan
sebagai berikut:
1. 5.400X1 + 5.400X2 + S1 = 271.800
2. 195X1 + 195X2 + S2 = 13.000
3. 1.350X1 + 1.350X2 + S3 = 90.000
4. 1.120X1 + 1.120X2 + S4 = 72.000
5. 1.050X1 + 1.050X2 + S5 = 70.000
6. 2700X2 + S6 = 300.000
7. 840X1 + S7 = 28.000
8. 3.200X1 + 3.200X2 + S8 = 160.000
9. 2.005X1 + 2.005X2 + S9 = 100.283

4.2.2.4 Penyelesaian Masalah Dengan Metode Simpleks.


Setelah fungsi tujuan dan fungsi batasan diformulasikan secara lengkap
maka penyelesaian masalah dengan metode simpleks. Perhitungannya tidak
dilakukan secara manual tetapi melakukan perhitungan dengan software Winqsb
untuk penyelesaian yang lebih cepat, tepat dan teliti. Hasil perhitungan dengan
software dapat dilihat pada gambar berikut :
Tabel 4.7
Hasil Optimum

(Sumber : Hasil Pengolahan Software Winqsb, 2020)


61

Dari hasil perhitungan dengan software WinQSB didapat bahwa Martabak


Coklat Keju Solution Value diproduksi sebesar 50 tanpa memproduksi Martabak
coklat kacang, dengan nilai maksimum keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.
606,750. Reduce Cost berarti biaya kehilangan kesempatan yang timbul apabila
perusahaan tidak memproduksi produk tersebut. Karena perusahaan tidak mampu
memproduksi semua produknya maka pada produk Martabak Coklat Kacang
terdapat biaya kehilangan sebesar-10000 (Reduce cost = -10000), yang dimaksud
-10.000 itu merupakan total selisih laba per unit antara Martabak Cokelat Keju
dengan Martabak Cokelat Kacang dimana 12135 - 2135 dalam kasus maksimisasi
berarti toko melakukan upaya pengalokasian kedalam unit yang memiliki variabel
paling besar atau optimal yaitu Martabak Cokelat Keju. Basis status menghasilkan
at bound basic dimana variabel satu dengan yang lain saling terikat.
Menurut Business Dictionary, cost reduction adalah proses mencari,
menemukan, dan memangkas biaya yang tidak memberikan keuntungan dari
bisnis untuk meningkatkan laba, tanpa berdampak negatif pada kualitas produk.
Cost reduction adalah proses menghilangkan waste dan meningkatkan proses
bisnis untuk mengurangi overhead atau harga pokok penjualan. Strategi
pengurangan biaya ini menganut prinsip dan metode yang efektif untuk
meningkatkan efisiensi operasi.
Nilai X1 Martabak Coklat Kacang dengan nilai solusi sebesar nol (0),
dengan nilai reduce cost -10.000 menunjukkan pemangkasan biaya sebesr 10.000
untuk meningkatkan keuntungan dengan cara mengurangi HPP penjualan.
Kalaupun mau dilakukan penjualan maka harga dari Martabak Coklat Kacang ini
maksimal adalah 12.135 per Loyang seperti harga Martabak Coklat Keju,
sehingga keuntungan yang akan di dapat nanti lebih maksimal. Permasalahan
yang dihadapi adalah apakah ddijual dengan harga tersebut belum tentu akan
menarik konsumen, untuk mengatasi hal tersebut tentunya harus dicari strategi
lain dengan menambahkan sesuatu tapi tidak menambah harga pokok penjualan.
Tentunya metode ini bisa digunakan menjadi suatu metode yang dapat
dipertimbangkan untuk usahawan dan dari awal itu bukan dihilangkan tetapi
kedua produk tetap diproduksi hanya saja dalam metode simpleks sudah diketahui
62

bahwa dengan hanya memfokuskan produksi martabak coklat keju sebanyak 50


unit ternyata sudah menghasilkan keuntungan optimum. Maka dari itu terdapat
Batasan maksimal dan minimal yang iizinkan, sehingga kedua produk tetap dapat
diproduksi dengan Batasan yang diizinkan untuk tetap mendapatkan hasil yang
optimum.
Status dari variabel X1 ini, yaitu Martabak Coklat Kacang adalah terikat
artinya tergantung dari situasi yang mendasari keputusan, sehingga nilai ini bisa
juga tidak dipaksakan untuk dinaikkan sehingga bisa mengurangi loss sebesar
10.000 ini tapi hasilnya bisa tidak optimal, dan variabel ini tidak perlu
dihilangkan, sebab kalau dihilangkan juga belum tentu menghasilkan nilai optimal
yang diharapkan.
Bila dibandingkan tanpa menggunakan analisis ini maka keuntungan
perusahaan hanya sebesar Rp.406.750 seperti nampak dalam tabel 4.5. Tapi sekali
lagi ini hanya berdasarkan nilai optimum yang dihasilkan dari hasil software,
kenyataan dan keputusan selanjutnya ditentukan oleh pemilik usaha untuk
menghasilkan produk.
Sebelum melakukan perhitungan dengan menggunakan metode simpleks,
total pendapatan sebesar Rp. 364.050 perharinya dengan memproduksi 30
martabak manis Coklat keju. Selisih keuntungan perusahaan sebelum
menggunakan metode simpleks dan setelah menggunakan simpleks adalah sebesar
Rp. 242.700 per hari sehingga terjadi kenaikan dari total keuntungan sebelumnya.
63

Tabel 4.8
Status Sumber Daya

(Sumber : Hasil Pengolahan Software Winqsb, 2020)

Status sumber daya dilihat dari keberadaan variabel basis awal dari setiap fungsi
kendala :
1. Kapasitas adonan pada tabel optimal masih terdapat kelebihan sumber daya
Rp. 1.800 yang dilihat dari kapasitas maksimal yaitu Rp.271.800 dan yang
terpakai hanya Rp.270.000. Rp. 1.800 berarti surplus, allowable min. rhs
berarti sumber daya minimal yang harus ada pada usaha martabak, sehingga
apabila nilai sumber daya dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi
nilai optimal.
2. Kapasitas gula pada tabel optimal masih terdapat kelebihan sumber daya Rp.
3.250 yang dilihat dari kapasitas maksimal yaitu Rp.13.000 dan yang terpakai
hanya Rp.9.750. Rp. 3.250 berarti surplus, allowable min. rhs berarti sumber
daya minimal yang harus ada pada usaha martabak, sehingga apabila nilai
sumber daya dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi nilai optimal.
3. Kapasitas margarin pada tabel optimal masih terdapat kelebihan sumber daya
Rp. 22.500 yang dilihat dari kapasitas maksimal yaitu Rp.90.000 dan yang
terpakai hanya Rp.67.500. Rp. 22.500 berarti surplus, allowable min. rhs
64

berarti sumber daya minimal yang harus ada pada usaha martabak, sehingga
apabila nilai sumber daya dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi
nilai optimal.
4. Kapasitas susu pada tabel optimal masih terdapat kelebihan sumber daya Rp.
16.000 yang dilihat dari kapasitas maksimal yaitu Rp.72.000 dan yang
terpakai hanya Rp.56.000. Rp. 22.500 berarti surplus, allowable min. rhs
berarti sumber daya minimal yang harus ada pada usaha martabak, sehingga
apabila nilai sumber daya dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi
nilai optimal.
5. Kapasitas coklat pada tabel optimal masih terdapat kelebihan sumber daya
Rp. 17.500 yang dilihat dari kapasitas maksimal yaitu Rp.70.000 dan yang
terpakai hanya Rp.52.500. Rp. 17.500 berarti surplus, allowable min. rhs
berarti sumber daya minimal yang harus ada pada usaha martabak, sehingga
apabila nilai sumber daya dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi
nilai optimal.
6. Kapasitas keju pada tabel optimal masih terdapat kelebihan sumber daya Rp.
225.000 yang dilihat dari kapasitas maksimal yaitu Rp.360.000 dan yang
terpakai hanya Rp.135.000. Rp. 225.000 berarti surplus, allowable min. rhs
berarti sumber daya minimal yang harus ada pada usaha martabak, sehingga
apabila nilai sumber daya dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi
nilai optimal.
7. Kapasitas kacang pada tabel optimal masih terdapat kelebihan sumber daya
Rp. 28.000 yang dilihat dari kapasitas maksimal yaitu Rp.28.000 dan yang
terpakai senilai Rp. 0, karena tidak memproduksi Martabak Cokelat Kacang
sehingga bahan baku kacang tidak terpakai. Rp.28.000 berarti surplus,
allowable min. rhs berarti sumber daya minimal yang harus ada pada usaha
martabak, sehingga apabila nilai sumber daya dibawah nilai tersebut maka
akan mempengaruhi nilai optimal.
8. BTKL pada tabel optimal adalah 0 maka disebut slack, artinya sumber daya
ini disebut habis terpakai (scarce) menunjukkan bahwa kapasitas sumber
daya yang digunakan telah dimanfaatkan seluruhnya atau telah habis terpakai.
65

allowable min. rhs berarti sumber daya minimal yang harus ada pada usaha
martabak, sehingga apabila nilai sumber daya dibawah nilai tersebut maka
akan mempengaruhi nilai optimal.
9. Kapasitas BOP pada tabel optimal masih terdapat kelebihan sumber daya
Rp.33 yang dilihat dari kapasitas maksimal yaitu Rp.100.283 dan yang
terpakai hanya Rp.100.250. Rp. 33 berarti surplus, allowable min. rhs berarti
sumber daya minimal yang harus ada pada usaha martabak, sehingga apabila
nilai sumber daya dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi nilai
optimal.

Dari hasil perhitungan dengan software WinQSB pada gambar 4.1 didapat
bahwa jika Martabak Cokelat Kacang tidak diproduksi, dengan melihat sumber
daya yang ada seperti adonan, gula, margarin, susu, cokelat, keju, kacang, btkl
dan bop akan memberikan kehilangan kesempatan sebesar Rp. 10.000 yang harus
ditanggung dari kelebihan sumber daya seperti adonan Rp.1.800, gula Rp.3.250,
margarin Rp.22.500, susu Rp.16.000, cokelat Rp.17.500, keju Rp.225.000, kacang
Rp.28.000, bop Rp. 33. Selain itu perusahaan membuat Martabak Cokelat Keju
seluruhnya sebanyak 50 loyang akan memberikan keuntungan sebesar Rp.606.750
tanpa ada kehilangan biaya.
BTKL pada tabel optimal 4.2 adalah 0 maka disebut slack, artinya sumber
daya ini disebut habis terpakai (scarce) menunjukkan bahwa kapasitas sumber
daya yang digunakan telah dimanfaatkan seluruhnya atau telah habis terpakai
artinya sumber daya tersebut dapat dikatakan sudah optimal.

4.2.2.5 Hasil Analisis Sensitivitas


Analisis sensitivitas adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
akibat (pengaruh) dari perubahan yang terjadi pada parameter-parameter model
linear programming terhadap solusi optimal yang telah dicapai. Jadi analisis ini
digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan koefisien dalam model linear
programming serta akibat-akibat yang ditimbulkan. Analisis ini dilakukan setelah
kondisi optimal ditemukan.
66

Jika perubahan-perubahan itu dibuat dalam bentuk skema maka dapat


digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.1
Perubahan-perubahan yang Dapat Terjadi
Dalam Linear Programming

Tabel 4.9
Hasil Analisis Sensitivitas Fungsi Tujuan

(Sumber : Hasil Pengolahan Software Winqsb, 2020 )

Pada analisis sensitivitas ini dapat diketahui sejauh mana perubahan


kontribusi margin yang diijinkan tetapi tidak akan merubah solusi optimumnya.
Analisis ini akan berguna dalam penetapan harga jual produk yang diinginkan
sehingga dapat bersaing dengan produk lain yang sejenis yang berada di pasar.
Dengan melihat hasil analisis sensistivitas, maka untuk Martabak Coklat Kacang
(X1) keuntungan per unit bisa dirubah minimal sebesar Rp. 2.135,00 per Loyang
67

dan maksimal keuntungan per Loyang sebesar Rp. 12.350, maka akan dihasilkan
keuntungan yang optimal.
Sedangkan untuk Martabak Coklat Keju (X2) keuntungan per Loyang
minimal adalah Rp. 12.350,00 per Loyang sampai dengan nilai keuntungan tak
terhingga, maka akan di dapat keuntungan yang optimal dengan tingkat produksi
tertentu. Jadi prinsip dari analisis sensistivitas ini mengikuti pola prinsip-prinsip
ekonomi, dimana bila perusahaan menginginkan keuntungan optimal maka bisa
mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya dengan tingkat produksi atau
penjualan tertentu, atau dengan tingkat penjualan yang sebanyak-banyaknya
dengan keuntungan tertentu.
Analisis sensitivitas juga bisa digunakan untuk merubah fungsi kendala
dengan tujuan memperoleh keuntungan yang optimal sebatas batas-batas yang
telah ditentukan, diluar itu maka keuntungan optimal tidak akan tercapai.

Tabel 4.10
Hasil Analisis Sensitivitas Fungsi Batasan

Sumber : Hasil Pengolahan Software Winqsb, 2020


Berdasarkan pada hasil output seperti pada gambar 4.4, dapat memberikan
informasi tentang analisis sensitifitas terhadap perubahan fungsi batasan. Shadow
Price menunjukkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan apabila
68

akan menaikkan atau menurunkan setiap unit sumber daya. Sumber daya yang
memiliki shadow price merupakan sumber daya ketat yang artinya adalah bahwa
sumber daya yang digunakan telah dimanfaatkan seluruhnya atau telah habis
terpakai.
Perubahan pada nilai kanan dari fungsi kendala artinya ada perubahan
pada kapasitas sumber yang dapat digunakan (baik menjadi lebih kecil =
berkurang atau menjadi lebih besar = bertambah). Makin besar nilai kanan suatu
kendala berarti makin longgar penggunaan sumber. Sebaliknya makin kecil nilai
kanan kendala berarti makin ketat penggunaan sumber. Karena perubahan nilai
kanan berarti perubahan terhadap kapasitas sumber, maka akan berpengaruh
terhadap besarnya nilai variabel keputusan yang dapat menghasilkan kondisi
optimal (menggunakan kaidah II) Karena banyaknya produksi yang harus
dihasilkan maka besarnya tujuan juga akan berubah (kondisi maksimum atau
minimum).
Penambahan kendala (batasan) baru akan mempengaruhi penyelesaian
optimal, apabila kendala baru tersebut aktif. Kendala baru tersebut aktif artinya
belum dicakup oleh kendala-kendala yang sudah ada. Tetapi apabila kendala baru
tersebut tidak aktif (disebut redundant), maka penambahan kendala baru itu tidak
akan mempengaruhi penyelesaian optimal. Langkah pertama yang harus
dilakukan adalah dengan memeriksa apakah kendala baru tersebut dapat dipenuhi
oleh jawaban optimal. Apabila ternyata jawaban optimal memenuhi kendala baru,
maka tidak perlu diperhatikan karena kendala baru tersebut tidak mempengaruhi
kondisi optimal yang telah ada. Tetapi jika tidak, maka kendala baru tersebut
harus dimasukkan ke dalam masalah, sehingga penyelesaian simplex harus
dilanjutkan sampai diperoleh kondisi optimal yang baru.
Shadow Price (harga bayangan) atau disebut juga Accounting Prices dapat
dianggap sebagai suatu penyesuaian yang dibuat oleh si penilai proyek terhadap
harga-harga pasar beberapa faktor produksi atau hasil produksi tertentu,
berhubung harga-harga pasar itu dianggap tidak mencerminkan/mengukur biaya
atau nilai sosial yang sebenarnya (social opportunity cost) dari unsur-unsur atau
hasil produksi tersebut. Shadow Price dari suatu produk atau faktor produksi
69

merupakan social opportunity cost, yaitu nilai tertinggi suatu produk atau faktor
produksi dalam penggunaan alternatif yang terbaik. Dalam analisis proyek
terdapat arus benefit dan biaya.
1. Fungsi Batasan Adonan, apabila dalam penggunaan adonan berubah satu
satuan dalam rentang Rp.270.000 sampai diluar rentang yang diperkenankan
maka keuntungan yang diperoleh akan berubah sebesar 0. Artinya dalam
penggunaan adonan batas minimal yang diperbolehkan adalah Rp.270.000,
apabila penggunaannya dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi
nilai optimal, dan maksimal fungsi kendala bisa dinaikkan sampai batas tak
terhingga, maka tujuan dari fungsi linear ini bisa mecapai nilai keuntungan
yang optimal
2. Fungsi Batasan Gula, apabila dalam penggunaan gula berubah satu satuan
dalam rentang Rp.9.750 sampai diluar rentang yang diperkenankan maka
keuntungan yang diperoleh akan berubah sebesar 0. Artinya dalam
penggunaan gula batas minimal yang diperbolehkan adalah Rp.9.750, apabila
penggunaannya dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi nilai
optimal, dan maksimal fungsi kendala bisa dinaikkan sampai batas tak
terhingga, maka tujuan dari fungsi linear ini bisa mecapai nilai keuntungan
yang optimal.
3. Fungsi Batasan margarin, apabila dalam penggunaan margarin berubah 1
satuan dalam rentang Rp. 67.500 sampai diluar rentang yang diperkenankan
maka keuntungan yang diperoleh akan berubah sebesar 0. Artinya dalam
penggunaan margarin batas minimal yang diperbolehkan adalah Rp.67.500,
apabila penggunaannya dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi
nilai optimal, dan maksimal fungsi kendala bisa dinaikkan sampai batas tak
terhingga, maka tujuan dari fungsi linear ini bisa mecapai nilai keuntungan
yang optimal.
4. Fungsi Batasan susu, apabila susu berubah satu satuan dalam rentang
Rp.56.000 sampai diluar rentang yang diperkenankan maka keuntungan yang
diperoleh akan berubah sebesar 0. Artinya dalam penggunaan susu batas
minimal yang diperbolehkan adalah Rp.56.000, apabila penggunaannya
70

dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi nilai optimal dan maksimal
fungsi kendala bisa dinaikkan sampai batas tak terhingga, maka tujuan dari
fungsi linear ini bisa mecapai nilai keuntungan yang optimal.
5. Fungsi Batasan Coklat, apabila Coklat berubah satu satuan dalam rentang
Rp.52.500 sampai diluar rentang yang diperkenankan maka keuntungan yang
diperoleh akan berubah sebesar 0. Artinya dalam penggunaan cokelat batas
minimal yang diperbolehkan adalah Rp.52.500, apabila penggunaannya
dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi nilai optimal, dan maksimal
fungsi kendala bisa dinaikkan sampai batas tak terhingga, maka tujuan dari
fungsi linear ini bisa mecapai nilai keuntungan yang optimal.
6. Fungsi Batasan keju, apabila keju berubah satu satuan dalam rentang
Rp.135.000 sampai diluar rentang yang diperkenankan maka keuntungan
yang diperoleh akan berubah sebesar 0. Artinya dalam penggunaan keju batas
minimal yang diperbolehkan adalah Rp.135.000, apabila penggunaannya
dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi nilai optimal, dan maksimal
fungsi kendala bisa dinaikkan sampai batas tak terhingga, maka tujuan dari
fungsi linear ini bisa mecapai nilai keuntungan yang optimal.
7. Fungsi Batasan kacang, apabila kacang berubah satu satuan dalam rentang 0
sampai diluar rentang yang diperkenankan maka keuntungan yang diperoleh
akan berubah sebesar 0. Artinya dalam penggunaan kacang batas minimal
yang diperbolehkan adalah Rp.0, apabila penggunaannya dibawah nilai
tersebut maka akan mempengaruhi nilai optimal, dan maksimal fungsi
kendala bisa dinaikkan sampai batas tak terhingga, maka tujuan dari fungsi
linear ini bisa mecapai nilai keuntungan yang optimal.
8. Fungsi Batasan BTKL, apabila penggunaan BTKL berubah satu satuan dalam
rentang 0 sampai Rp.160.052.70 yang artinya didalam range yang
diperkenankan, Shadow price pada btkl adalah sebesar 3,79% , artinya dalam
proses produksi 50 loyang martabak coklat keju akan menghasilkan
keuntungan sebesar Rp.606.750. Dimana dari shadow price btkl mengambil
sebagian 3.79% dari total keuntungan optimal yaitu Rp.606.750 yang apabila
dibagi diketahui BTKL mengambil nilai Rp.160.000 dari keuntungan
71

optimal, dan maksimal fungsi kendala bisa dinaikkan sampai batas tak
terhingga, maka tujuan dari fungsi linear ini bisa mecapai nilai keuntungan
yang optimal.
9. Fungsi Batasan BOP, apabila penggunaan bop berubah satu satuan dalam
rentang 100.250 sampai diluar rentang yang diperkenankan maka keuntungan
yang diperoleh akan berubah sebesar 0. Artinya dalam penggunaan bop batas
minimal yang diperbolehkan adalah Rp.100.250, apabila penggunaannya
dibawah nilai tersebut maka akan mempengaruhi nilai optimal, dan maksimal
fungsi kendala bisa dinaikkan sampai batas tak terhingga, maka tujuan dari
fungsi linear ini bisa mecapai nilai keuntungan yang optimal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa BTKL mempunyai range awal sampai didalam
range yang diperkenankan, maka akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh
yang dapat dilihat pada shadow price. Sedangkan yang mempunyai range awal
sampai diluar rentang yang diperkenankan maka keuntungan yang diperoleh akan
berubah sebesar 0. Sehingga solusi optimal terbaiknya adalah dengan
menggunakan sumber daya seminimal mungkin karena hal ini tidak akan
mempengaruhi solusi optimalnya, kecuali jika sumber daya yang lain ditambah
secara proporsional. Dalam hal ini produksi martabak keju kacang dan martabak
keju coklat telah menggunakan tenaga kerja secara optimal, dan kalaupun akan
dinaikkan maksimal sebesar Rp. 52,70

4.4 Hasil Pembahasan


1. Dari hasil perhitungan dengan software WinQSB pada gambar 4.3
didapat bahwa jika Martabak Cokelat Kacang tidak diproduksi,
dengan melihat sumber daya yang ada seperti adonan, gula, margarin,
susu, cokelat, keju, kacang, BTKL dan bop akan memberikan
kehilangan kesempatan sebesar Rp. 10.000 yang harus ditanggung
dari kelebihan sumber daya seperti adonan Rp. 1.800, gula Rp. 3.250,
margarin Rp. 22.500, susu Rp. 16.000, cokelat Rp. 17.500, keju Rp.
225.000, kacang Rp. 28.000, bop Rp. 33. Selain itu perusahaan
72

membuat Martabak Cokelat Keju seluruhnya sebanyak 50 loyang


akan memberikan keuntungan optimal sebesar Rp. 606.750 tanpa ada
kehilangan biaya.
2. Sumber daya yang memiliki shadow price merupakan sumber daya
ketat yang artinya adalah bahwa sumber daya yang digunakan telah
dimanfaatkan seluruhnya atau telah habis terpakai artinya sudah
optimal, yaitu btkl. Shadow price pada BTKL adalah sebesar Rp.
3,79, artinya dalam proses produksi 50 loyang martabak coklat keju
akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 606.750. Dimana dari
shadow price btkl mengambil sebagian 3.79% dari total keuntungan
optimal yaitu Rp. 606.750 yang apabila dibagi diketahui btkl
mengambil nilai Rp. 160.000 dari keuntungan optimal.
3. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai saran untuk membantu
manajemen produksi kedepannya, yaitu dengan menggunakan
perhitungan simpleks dari kedua produk tersebut mana yang lebih
menghasilkan hasil yang optimal, antara produk martabak coklat
kacang dan martabak coklat keju, namun hasil perhitungan dengan
simpleks menunjukan dengan memproduksi 50 martabak coklat keju
sudah mendapat keuntungan yang optimal sebesar Rp. 606.750,
kembali lagi ke keputusan pemilik usaha itu sendiri untuk mengikuti
hasil penelitian ini atau tetap menggunakan metode sebelum
simpleks. Karena penelitian ini untuk mengetahui hasil keuntungan
optimal serta membantu manajemen usaha dalam mengambil
keputusan.
4. Kelemahan dari teori ini sebenarnya terletak dari faktor eksternal
misalnya keadaan ekonomi, lokasi usaha, permintaan konsumen, dan
harga yang disajikan. Karena dari metode simpleks itu sendiri
merupakan halnya bayangan kedepan atau peramalan bagi
manajemen agar mengetahui dari kedua martabak apa yang
memberikan keuntungan optimal, dan mana yang harus didorong
73

dalam penjualannya tanpa perlu menghapus varian yang dianggap


kurang menguntungkan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya perhitungan dengan menggunakan metode


simpleks dan dibantu dengan software WinQSB, diketahui bahwa
keuntungan yang optimal pemilik usaha Martabak Bangka Super Bejo
disarankan untuk memproduksi sebanyak 50 loyang Martabak Coklat Keju
yang nantinya akan mendapatkan keuntungan optimal perhari yang lebih
tinggi dibandingkan tanpa menggunakan analisis. Untuk satuan unit
produksi martabak manis coklat keju sebelum dilakukan perhitungan
dengan menggunakan metode simpleks, yaitu dengan memproduksi 30
loyang martabak manis Coklat keju dan 20 loyang martabak coklat
kacang. Selisih keuntungan perusahaan sebelum menggunakan metode
simpleks dan setelah menggunakan simpleks adalah cukup besar sehingga
terjadi kenaikan dari total keuntungan sebelumnya.
Dari hasil yang diperoleh dengan metode simpleks, Usaha
Martabak Bangka Super Bejo dapat mengetahui kapasitas kombinasi
produk yang akan diproduksi dan dijual, sehingga keuntungan yang
diperoleh meningkat. Selain itu, bahan baku yang tersedia dapat digunakan
secara optimal. Untuk lebih lanjutnya karena ini didasari oleh nilai
optimum yang dihasilkan dari hasil software maka itu penulis berharap
penelitian ini bisa menjadi referensi atau bantuan kepada pemilik usaha
untuk mengambil keputusan, karena pada kenyataan dan keputusan
selanjutnya tetap ditentukan oleh pemilik usaha dalam memproduksi unit
martabaknya.

73
74

5.2 Saran

Sebaiknya Toko Martabak Bangka Super Bejo memaksimumkan


produksi martabak coklat keju sebanyak 50 unit. Dengan memproduksi
sebanyak hasil perhitungan tersebut total keuntungan yang diperoleh
meningkat perharinya.

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai saran untuk membantu


manajemen produksi kedepannya, yaitu dengan menggunakan perhitungan
simpleks dari kedua produk tersebut mana yang lebih menghasilkan hasil
yang optimal, antara produk martabak coklat kacang dan martabak coklat
keju, namun hasil perhitungan dengan simpleks menunjukan dengan
memproduksi 50 martabak coklat keju sudah mendapat keuntungan yang
optimal, kembali lagi ke keputusan pemilik usaha itu sendiri untuk
mengikuti hasil penelitian ini atau tetap menggunakan metode sebelum
simpleks. Karena dari metode simpleks itu sendiri merupakan halnya
bayangan kedepan atau peramalan bagi manajemen agar mengetahui dari
kedua martabak apa yang memberikan keuntungan optimal, dan mana
yang harus didorong dalam penjualannya tanpa perlu menghapus varian
yang dianggap kurang menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA

Andy Wijaya, Sisca, dkk. 2020. Manajemen Operasi Produksi. Yayasan Kita
Menulis. Medan
Assauri, Sofjan. 2016. Manajemen Operasi Produksi (Pencapaian Sasaran
Organisasi Berkesinambungan). Edisi 3. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi kedua. Jakarta: Mitra
Dewi Ratna, Resiana S, dkk. Riset Operasional 1. Jakarta. Universitas Gunadarma
Dwi Martani. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:

Eddy Herjanto. 2010, Manajemen Operasi, ed: Revisi, Gramedia, Jakarta.

Heizer, Jay and Barry Rander. 2014. Manajemen Operasi, Manajemen


Keberlangsungan dan Rantai Pasokan, Edisi 11, Alih Bahasa : Hirson
Kurnia, Ratna Saraswati dan David Wijaya, (2015), Salemba Empat,
Jakarta.

Heizer, Jay dan Barry Render. (2015), Operations Management (Manajemen


Operasi), ed.11, Penerjemah: Dwi anoegrah wati S dan Indra Almahdy,
Salemba empat, Jakarta.
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.

Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin. 2014. Manajemen Produksi


Modern, Operasi Manufaktur dan Jasa, Buku Kesatu, PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Pangestu Subagyo, Marwan Asri, & T. Hani Handoko. (2013). Dasar - dasar
Operations Research. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: ALFABETA.


Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: ALFABETA.
Yamit, Zulian. 2011. Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: EKONISIA

75
76

http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/MBB3401/document/TEKS_BOOK/
Bab_5_Sensitivitas.pdf?cidReq=MBB3401 (Diakses pada 01 Juli 2020.)

https://books.google.co.id/books?
id=a5HrDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Riset+Operasi+;
+Optimalisasi+Produksi+Menggunakan+Metode+Simpleks+dan+Grafik.
&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiO5eu70d3rAhVCbSsKHXa9BRAQ6AE
wAHoECAAQAg#v=onepage&q=Riset%20Operasi%20%3B
%20Optimalisasi%20Produksi%20Menggunakan%20Metode
%20Simpleks%20dan%20Grafik.&f=false (Diakses pada tanggal 09 Juni
2020.)
https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/
PENGANTAR_QUANTITATIVE_SYSTEM_FOR_BUSINESS.pdf
(Diakses pada tanggal 10 Juli 2020.)
http://www.depkop.go.id/data-umkm (Diakses pada tanggal 09 Juni 2020.)
https://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasional/kajian/Documents/Profil
%20Bisnis%20UMKM.pdf (Diakses pada tanggal 09 Juni 2020.)
LAMPIRAN 1
78

1. Hasil Wawancara dan observasi langsung dengan pemilik Usaha


Martabak Bangka Super Bejo.
a. Biaya Bahan Baku
Tepung Terigu Segitiga 8Kg @Rp. 10.900 Rp. 87.200
Biru
Pasta Vanili 20gram Rp. 5.000
Telur Ayam 3Kg @Rp.20.000 Rp. 60.000
Gula Pasir 1Kg @Rp.13.000 Rp. 13.000
Air 2 Liter @Rp.5.500 Rp. 11.000
Baking Powder 1Pcs Rp. 5.000
Margarin 2Kg@Rp. 45.000 Rp. 90.000
Jumlah Bahan Baku Rp. 271.800

b. Biaya Taburan Martabak Bangka Super Bejo


Keju Kraft Cheddar 4Kg @Rp. 90.000 Rp. 360.000
Susu Kental Manis 6 Kaleng @Rp.12500 Rp. 51.000
Seres Garuda 2Kg @Rp.35.000 Rp. 70.000
Kacang 1Kg @Rp.28.000 Rp. 28.000
Gula Pasir 1Kg Rp. 13.000
Margarin 2Kg @Rp.45.000 Rp. 90.000
Jumlah Bahan Rp. 612.000
Taburan
(Sumber : Hasil Wawancara, 2020.)

c. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Karyawan 2 Orang @Rp.80.000 Rp. 160.000
Jumlah Rp. 160.000
(Sumber : Hasil Wawancara, 2020.)
79

d. Biaya Overhead Pabrik


Biaya Sewa Rp. 500.000
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 25.000
Biaya Listrik Rp. 100.000
Biaya Gas 3Kg @Rp. 23.000 Rp. 690.000
Biaya Peralatan Rp. 21.000
Kantung Plastik Kresek Rp. 172.500
Packaging Dus Rp. 1.500.000
Jumlah Rp. 3.008.500
(Sumber : Hasil Wawancara, 2020
80
LAMPIRAN 2
82

2. Hasil Pengolahan Software WinQSB


a. Tampilan Awal

b. Tabel Iterasi 1

c. Tabel Iterasi 2
83

d. Hasil Optimal dan Sensitivitas

Anda mungkin juga menyukai