Anda di halaman 1dari 89

PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERNAL

TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN


( Studi Kasus Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung )
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Akuntansi Pada Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh :
DERIEL MUGHIA GEMILANG
32020015

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2023
Jl. Soekarno-Hatta No.752, Cipadung Kidul, Panyileukan, Bandung – 4061
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Deriel Mughia Gemilang
NIM : 32020015
Program Studi : Akuntansi
Menyatakan bahwa laporan skripsi saya yang berjudul “ PENGARUH AUDIT INTERNAL
DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN
KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG” Adalah benar -
benar hasil karya dan penelitian saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan berlaku dalam masyarakat
keilmuan.

Dengan pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan dari karya yang saya buat ini, atau ada
klaim dari pihak lain terkait keaslian karya yang saya buat ini.

Bandung, 27 Oktober 2023

Deriel Mughia Gemilang


NIM. 32020015
LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA

Sebagai civitas akademik Universitas Muhammadiyah Bandung, saya bertanda tangan


dibawah ini

Nama : Deriel Mughia Gemilang


NIM : 32020015
Program Studi : Akuntansi
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Muhammadiyah Bandung Hak bebas Royalti Non- eksklusif atas karya ilmia saya yang
berjudul :

“ Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Pelayanan


Kesehatan Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung”

Serta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non- eksklusif ini,
Universitas Muhammadiyah Bandung berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database, merawat, dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai
pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bandung, 27 Oktober 2023

Yang Menyatakan

Deriel Mughia Gemilang

NIM. 32020015
KATA PENGANTAR

‫ِبْس ِم ِهّٰللا الَّرْح َٰم ِن الَّر ِح ْيم‬


Segala puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan inayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini meskipun
masih dalam bentuk yang sederhana dan kekurangan.
Salam dan shalawat penulis curahkan kepada baginda Muhammad saw beserta keluarga
dan para sahabat, tabi tabi'in sampai kepada orang-orang mukmin yang telah
memperjuangkan Islam sampai saat ini bahkan sampai akhir zaman.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian studi maupun dalam proses
penulisan skripsi ini tentunya tidak dapat penulis selesaikan tanpa adanya bantuan,
bimbingan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. oleh karena itu, penulis
sampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc., IPU. Sebagai rektor Universitas Muhammadiyah
Bandung, Dr. Hendar Riyadi, M.Ag. selaku wakil rektor I . yang telah membina dan
memimpin Universitas Muhammadiyah Bandung yang menjadi tempat bagi penulis
untuk memperoleh ilmu baik dari segi akademik maupun ekstrakurikuler.
2. Bapak Dr. Drs., Ia Kurnia, M.Pd. selaku ketua Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Bandung
3. Bapak Erfan Erfiansyah, SE., M.Ak., CTA., ACPA selaku ketua prodi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Bandung
4. Bapak Erfan Erfiansyah, SE., M.Ak., CTA., ACPA selaku Dosen Pembimbing I
yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis sejak awal
pembuatan sampai selesai
5. Bapak Dr. Drs., Ia Kurnia, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membantu dan memberikan masukan serta saran kepada penulis sejak awal
pembuatan sampai selesai. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu dan
memberikan masukan serta saran
6. Kepada seluruh dosen Universitas Muhammadiyah Bandung yang telah
memberikan begitu banyak ilmu dan membantu penulis dalam menempuh
pendidikan di Universitas Muhammadiyah Bandung
7. Kepada kedua orang tua, adik, dan kakak yang selalu memberikan do’a, dukungan,
demi terwujudnya cita –cita untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi

i
8. Kepada teman seperjuangan yang telah membantu penulis dalam penyusunan
skripsi sampai selesai
Akhirnya, Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak dan apabila ada
yang tidak tersebutkan penulis mohon maaf, dengan besar harapan semoga skripsi yang
ditulis oleh penulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi
pembaca. semoga hasil kerja ini juga bernilai amal ibadah yang diterima oleh Allah ‘azza
wa jalla. Amin.

Bandung 10 Agustus 2023

Deriel Mughia Gemilang


NIM. 32020015

ii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh Audit internal


terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit; (2) pengaruh
Pengendalian Internal terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan pada Rumah
Sakit; (3) pengaruh Audit internal dan Pengendalian Internal secara simultan
terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit.Penelitian ini
merupakan penelitian kausal komparatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh
pegawai dan perawat Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung yang berjumlah
35 responden
Kata kunci: Audit Internal, Pengendalian Internal dan Efektivitas
Pelayanan Kesehatan

iii
ABSTRACT

This research aims to determine: (1) the influence of internal audit on the
effectiveness of health services in hospitals; (2) the influence of Internal Control
on the Effectiveness of Health Services in Hospitals; (3) the influence of internal
audit and internal control simultaneously on the effectiveness of health services in
hospitals. This research is comparative causal research. The population of this
study were all employees and nurses of the Bandung Muhammadiyah Hospital,
totaling 35 respondents
Keywords: Internal Audit, Internal Control and Health Service Effectiveness

iv
DAFTAR ISI

Contents
ABSTRAK.............................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................ix
DAFTAR RUMUS.................................................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................................................4
1.3 Pembatasan Masalah.........................................................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian..............................................................................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian...........................................................................................................................5
BAB II HIPOTESIS KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN......................................................7
2.1 Audit..................................................................................................................................................7
2.1.1 Pengertian audit......................................................................................................................7
2.1.2 Jenis – Jenis Audit..................................................................................................................8
2.2 Pengendalian Internal........................................................................................................................9
2.2.1 Pengertian pengendalian internal............................................................................................9
2.2.2 Unsur – Unsur Pengendalian Internal..............................................................................10
2.3 Efektivitas Pelayanan Kesehatan.....................................................................................................12
2.3.1 Pengertian Efektivitas........................................................................................................12
2.3.2 Pengukuran Efektivitas......................................................................................................13
2.3.3 Konsep Kualitas Jasa Pelayanan......................................................................................13
2.3.4 Definisi Kualitas Pelayanan Kesehatan............................................................................14
2.3.5 Pengertian Efektivitas Pelayanan Kesehatan...................................................................14
2.3.4 Definisi Kualitas Pelayanan Kesehatan............................................................................15
2.3.5 Pengertian Efektivitas Pelayanan Kesehatan...................................................................15
2.4 Penelitian terdahulu........................................................................................................................16
2.5 Perbandingan Penelitian Ini dengan Penelitian Terdahulu..............................................................17
2.6 Indikator Variabel............................................................................................................................17
2.6.1 Indikator Audit Internal....................................................................................................17
2.6.2 Indikator Pengendalian Internal.......................................................................................19
2.6.3 Indikator Efektivitas Pelayanan Kesehatan.....................................................................20
2.7 Paradigma penelitian .......................................................................................................................22

v
BAB III..................................................................................................................................................24
METODE PENELITIAN......................................................................................................................24
3.1. Jenis Penelitian...............................................................................................................................24
3.2 Operasionalisasi Variabel...............................................................................................................25
3.2.1 Tempat Dan Waktu Penelitian.........................................................................................27
3.2.2 Populasi...............................................................................................................................27
3.2.3 Sampel.................................................................................................................................28
3.2.4 Teknik Analisis Data..........................................................................................................28
3.3 Sumber Data...................................................................................................................................37
3.4 Definisi Internal Dan Variabel penelitian.......................................................................................37
BAB IV..................................................................................................................................................38
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................................................................38
4.1 Deskripsi Data..................................................................................................................................38
4.2 Profil Perusahaan.............................................................................................................................38
4.2.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.................................................39
4.2.2 Visi Dan Misi...........................................................................................................................41
4.2.3 Tujuan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung................................................................41
4.2.4 Pelayanan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung...........................................................42
4.2.5 Daftar Online Untuk Pasien Lama........................................................................................42
4.2.6 Logo Perusahaan.....................................................................................................................42
4.2.7 Struktur Organisasi................................................................................................................43
4.2.8 Lokasi Perusahaan..................................................................................................................43
4.3 Profil responden..............................................................................................................................44
4.3.1 Respon responden..................................................................................................................44
4.4 Teknik Analisis Data.......................................................................................................................52
4.4.1 Uji Validitas............................................................................................................................52
4.4.2 Uji Reliabilitas........................................................................................................................54
4.1.3 Uji Normalitas........................................................................................................................56
4.1.4 Uji Korelasi Rank Spearman.................................................................................................57
4.1.5 Uji Koefisien Determinasi......................................................................................................59
4.1.6 Uji Regresi Linear Sederhana..............................................................................................61
4.1.7 Uji Hipotesis Statistik t (Parsial)...........................................................................................62
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian..........................................................................................................63
4.5.1 Audit Internal Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung..................................................63
4.5.2 Pengendalian Internal Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung......................................64
4.5.3 Efektivitas Pelayanan Kesehatan.........................................................................................65
4.5.4 Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan 65

vi
BAB V...................................................................................................................................................67
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................................67
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................................67
5.2 Saran...........................................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................69

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Paradigma Penelitian


Gambar 3.1. Kurva Uji Dua Pihak
Gambar 3.2. Kurva Uji Pihak Kiri
Gambar 3.3. Kurva Uji Pihak Kanan
Gambar 4.1. Logo Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
Gambar 4.2.Struktur Organisasi Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
Gambar 4.3. Lokasi Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jurnal penelitian terdahulu


Tabel 3.1. Internalisasi Variable
Tabel 3.2. Jumlah Pegawai Keuangan Dan Bagian Administrasi Keuangan
Tabel 3.3. Daftar Jumlah Responden
Tabel 3.4. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi
Tabel 4.1. Poliklinik Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
Tabel 4.2. Tanggapan Responden Terhadap Audit Internal
Tabel 4.3. Tanggapan Responden Terhadap Pengendalian Internal
Tabel 4.4. Tanggapan Responden Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas X1
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas X2
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Y
Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1
Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2
Tabel 4.10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
Tabel 4.11. Hasil Uji Reabilitas
Tabel 4.12. Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.13. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman
Tabel 4.14. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Tabel 4.15. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.16. Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi
Tabel 4.17. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Tabel 4.18. Hasil Uji Hipotesis Statistik T

ix
DAFTAR RUMUS

3.1. Rumus Korelasi Rank Spearman


3.2. Rumus Persamaan Regresi Linear Sederhana
3.3. Rumus Koefisien Determinasi
3.4. Rumus Uji Hipotesis T

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Rumah sakit merupakan sebuah institusi kesehatan yang bergerak dibidang


jasa. Rumah sakit memiliki peran penting dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, oleh karena itu rumah sakit harus berupaya untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya dunia medis saat ini
mengalami perkembangan yang begitu pesat terutama pada bidang pelayanan.
Kebijakan pemerintah tentang pendirian rumah sakit, puskesmas dan
semacamnya sudah merambah ke berbagai penjuru daerah. Bukan hanya
kuantitas saja yang menjadi sorotan masyarakat tetapi kualitas dari pelayanan
kesehatan rumah sakit menjadi prioritas utama yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
Setiap rumah sakit dituntut untuk menjadi organisasi jasa yang berfokus
pada konsumen sehingga memiliki kemampuan untuk dapat mempertahankan
kelangsungan usahanya. Efektivitas pelayanan kesehatan seperti perawatan dan
pengobatan yang baik akan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien di rumah
sakit. Untuk menciptakan hal tersebut diperlukan serangkaian kegiatan
pemeriksaan dan evaluasi atas kegiatan internal yang dilakukan oleh rumah
sakit, berupa audit Internal Hasil audit internal tersebut dapat digunakan untuk
bahan perbaikan ke depan sehingga rumah sakit dapat selalu memberikan
pelayanan yang efektif dan efisien
Audit merupakan suatu proses pengumpulan data, penilaian dan evaluasi
bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian antara
informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit sendiri harus dilakukan oleh
orang atau pihak yang kompeten dan independen. Audit internal secara umum
merupakan audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas
kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut.

1
2

Efisiensi dan efektivitas ini merupakan hal yang sangat berperan penting dalam
peningkatan kinerja pelayanan mutu organisasi efisiensi menurut Lawrence B.
Sawyer, Mortimer A, James H. (2019:211) berarti meminimalkan kerugian atau
penghamburan tenaga ketika memberikan dampak, menghasilkan atau
memfungsikan. Pengertian efektivitas menurut Ratminto dan Atik Septi
Winarsih (2019:179) adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik itu
dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organisasi.
Audit internal juga penting dilaksanakan karena hasil audit tersebut bisa
berupa rekomendasi yang sangat berguna bagi pihak manajemen untuk
menentukan dan menilai kebijakan dan kegiatan perusahaan apakah sudah tepat
atau masih memerlukan rekomendasi untuk perbaikan sehingga berpengaruh
terhadap hasil dan kegiatan internal perusahaan. Praktik audit Internal dapat
dilakukan oleh audit internal perusahaan tetapi tidak menutup kemungkinan
audit eksternal melakukan audit tersebut. Menurut pendapat Alvin A. Arens,
Elder dan Beasley (2019:17) audit Internal digunakan untuk mengevaluasi
efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode organisasi. Pada
akhir audit internal , manajemen mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki
operasi yang dijalankan oleh instansi.
Pengendalian internal juga merupakan hal yang penting dalam kegiatan
Internal yang dijalankan oleh perusahaan. Pengendalian internal berfungsi untuk
mengendalikan seluruh kegiatan yang terdapat dalam sebuah perusahaan.
Tujuan dari adanya pengendalian internal perusahaan adalah untuk menilai
tingkat keefektifitasan dan efisiensi seluruh kegiatan apakah sudah sesuai
dengan tujuan. Jika pengendalian internal dalam suatu perusahaan tersebut
lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan yang menyebabkan efektivitas
pelayanan kesehatan menjadi lemah juga. Sebaliknya, jika pengendalian internal
perusahaan tersebut kuat, maka tingkat kesalahan yang terjadi pasti dapat di
minimalisir sehingga ketika pelayanan kesehatan tidak efektif dapat diketahui
dengan cepat dan juga dapat diambil tindakan-tindakan perbaikan sedini
mungkin.
Pengendalian internal dapat dilakukan oleh tim SPI dari perusahaan itu
sendiri. Tentu saja mereka lebih mengetahui seluk beluk perusahaan dan bukan
hal yang sulit untuk melakukan evaluasi jika terjadi hal yang dirasakan
mengganjal. Pengendalian internal yang dilakukan oleh SPI juga sebagai salah
3

satu bentuk preventif yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi


ketidakefektifan yang terjadi pada perusahaan.
Dilihat dari banyaknya masyarakat yang mengalami masalah dengan
kesehatan dan kasus-kasus mengenai kualitas pelayanan yang buruk pada rumah
sakit, maka sangat dibutuhkan tindakan yang tepat untuk mengatasi persoalan
tersebut. Masyarakat tentu ingin mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Hal ini tentu saja didapat dari kinerja pegawai, dokter dan perawat
rumah sakit yang baik serta fasilitas-fasilitas yang memadai sehingga dapat
menunjang tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Apabila terdapat masalah pada layanan tersebut yang menyebabkan masyarakat
kurang puas, maka audit dan juga SPI dapat mengevaluasi dan juga memberikan
solusi perbaikan agar kedepanya pelayanan kesehatan menjadi efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan utama rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sebaik-baiknya.
Penelitian ini akan menggunakan objek Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Bandung, dimana telah menerapkan audit Internal Yang dilakukan oleh audit
internal dari rumah sakit. Audit sudah dijalankan sejak tahun 2000 dan laporan
audit diberikan kepada manajemen setiap semester dan tahunan. Selain
pelaksanaan audit, RSU ini juga memiliki sistem pengendalian internal yang
dijalankan oleh instansi, ada 3 orang SPI yang dimiliki oleh RSU Muhammadiyah
.Berdasarkan hasil wawancara Rumah sakit telah menjalankan kegiatan
operasionalnya sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) namun masih
terdapat beberapa kendala yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan efektivitas
pelayanan kesehatan seperti keterlambatan dokter yang akan memeriksa pasien
sehingga membuat pasien menunggu lebih lama, perawat juga terkadang kurang
jelas dalam menjelaskan prosedur rumah sakit kepada pasien. Pada saat
membayar di kasir terjadi antrian sehingga pasien menunggu lebih lama. Kendala
lainnya mengenai program BPJS, tidak diperbolehkan adanya sharing harga
antara pihak BPJS, rumah sakit dan pasien sehingga kadang biaya perawatan
pasien tetap mahal karena BPJS tidak menanggung peralatan atau pelayanan yang
diberikan rumah sakit.
Berdasarkan penelitian terdahulu (Intan Permata,2014) Pengaruh Audit
Internal dan Pengendalian Internal terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan
Rawat Jalan Al – Islam. Menunjukan bahwa Pengendalian Internal pada bagian
4

Pelayanan Kesehatan berpengaruh positif Signifikan terhadap Efektivitas


Pelayanan Kesehatan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti pengaruh
audit internal dan pengendalian internal terhadap efektivitas pelayanan kesehatan
pada Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini


penulis merumuskan lebih lanjut tentang masalah sebagai berikut :
a. Terdapat beberapa masalah audit internal pada RSU
Muhammadiyah Bandung.
b. Kualitas pelayanan RSU Muhammadiyah sudah sesuai dengan
standar pelayanan, tetapi dalam prakteknya masih ada beberapa
kendala.
c. Bagaimana pengaruh audit internal terhadap efektivitas pelayanan
kesehatan RSU Muhammadiyah Bandung.
d. Pengendalian internal rumah sakit telah dijalankan tetapi masih
ada beberapa kelemahan dalam pelayanan kesehatan.
1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengkaji semua faktor yang


mempengaruhi tingkat efektivitas pelayanan. Peneliti hanya membatasi pada
audit internal dan pengendalian internal. Agar lebih fokus dalam penulisan
ilmiah ini penulis juga membatasi penelitian ini pada efektivitas pelayanan
kesehatan di RSU Muhammadiyah Bandung. Hal ini dimaksudkan agar hasil
penelitian menjadi lebih fokus dan mendalami permasalahan.

1.4 Rumusan Masalah

a. Bagaimana audit internal pada RSU Muhammadiyah Bandung ?


b. Bagaimana pengendalian internal pada RSU Muhammadiyah Bandung?
c. Bagaimana pengaruh audit internal terhadap efektivitas pelayanan
kesehatan RSU Muhammadiyah Bandung ?
d. Bagaimana pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas
pelayanan kesehatan RSU Muhammadiyah Bandung ?
5

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis dapatkan maka penulis dapat


menguraikan tujuan dari penelitian yang penulis lakukan, yaitu:
a. Untuk mengetahui Bagaimana audit internal pada RSU Muhammadiyah
Bandung.
b. Untuk mengetahui Bagaimana pengendalian internal pada RSU
Muhammadiyah Bandung.
c. Untuk mengetahui pengaruh audit internal terhadap efektivitas pelayanan
kesehatan RSU Muhammadiyah Bandung.
d. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas
pelayanan kesehatan RSU Muhammadiyah Bandung.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan oleh akademisi dan peneliti
sebagai tambahan referensi pada bidang akuntansi khususnya bidang
pengauditan mengenai sistem Audit dan Pengendalian Internal terhadap
Efektivitas Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit.
2. Manfaat praktis
Data dan informasi serta hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna
untuk :
a. Bagi Pihak Manajemen Rumah sakit
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan, pertimbangan
dan evaluasi untuk perkembangan terhadap efektivitas kinerja dan
pelayanan kesehatan pada rumah sakit dan juga diharapkan rumah sakit
dapat mengambil tindakan-tindakan koreksi yang dibutuhkan untuk
lebih meningkatkan efektivitas pelayanan bagi masyarakat.
b. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat menjadi suatu bahan pustaka, wacana
keilmuan dan sebagai referensi bagi peneliti lain yang memiliki minat
untuk meneliti pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal
terhadap efektivitas pelayanan kesehatan di Rumah sakit.
6

c. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dan juga dapat
menerapkan ilmu yang didapat selama masa perkuliahan khususnya
mengenai Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap
Efektivitas Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit.
BAB II
HIPOTESIS KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN
2.1 Audit
2.1.1 Pengertian audit
Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu
pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak
independen guna memberikan suatu pendapat. Pihak yang melaksanakan
audit disebut dengan audit.
Pengertian audit menurut Sukrisno Agoes (2019:3) auditing adalah suatu
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan dan bukti yang mendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut.
Menurut Alvin A. Arens, Elder dan Beasley yang dialihbahasakan oleh
Herman Wibowo (2019:4) auditing adalah pengumpulan dan
pengevaluasian bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan
derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan.
Auditing harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen.
Pengertian audit menurut James A. Hall dan Tommie Singleton (2020:3)
adalah sebagai berikut:
“Audit adalah proses sistematis mengenai mendapatkan dan mengevaluasi
secara objektif bukti yang berkaitan dengan penilaian mengenai berbagai
kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian
antara penilaian-penilaian tersebut dan membentuk kriteria serta
menyampaikan hasilnya kepada para pengguna yang berkepentingan”.
Dari definisi-definisi yang disebutkan di atas tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa audit adalah suatu proses pengambilan dan
pengevaluasian kesesuaian bukti dan informasi untuk dilaporkan kepada
pihak yang berkepentingan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang
memiliki kompetensi dan independen
8

2.1.2 Jenis – Jenis Audit


Audit sistem informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis
audit sebagai berikut :
a. Audit Laporan Keuangan
(Financial Statement Audit) Adalah audit yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan (apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan serta
tidak menyalahi uji materialitas). Apabila sistem akuntansi organisasi
yang di audit merupakan sistem akuntansi berbasis komputer, maka
dilakukan audit terhadap sistem informasi akuntansi apakah
proses/mekanisme sistem dan program komputer telah sesuai,
pengendalian umum sistem memadai dan data telah substantif
b. Audit Operasional(Operational Audit)
Salah satu kegiatan untuk mengevaluasi kinerja suatu divisi pada
perusahaan adalah dengan melakukan audit terhadap kinerja divisi
tersebut. Audit dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu divisi
menjalankan tugasnya sesuai dengan tujuan dari perusahaan. Audit
ditinjau dari jenis pemeriksaan, salah satunya yaitu audit operasional.
Audit yang dilakukan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan
keekonomisan dari fungsi yang terdapat dalam perusahaan
c. Concurrent Audits (audit secara bersama-sama)
audit mengevaluasi kinerja unit fungsional atau fungsi sistem informasi
(pusat /instalasi komputer) apakah telah dikelola dengan baik, apakah
kontrol dalam pengembangan sistem secara keseluruhan sudah
dilakukan dengan baik, apakah sistem komputer telah dikelola dan
dioperasikan dengan baik. Dalam mengaudit sistem komputerisasi yang
ada, audit ini dilakukan dengan mengevaluasi pengendalian umum dari
sistem-sistem komputerisasi yang sudah diimplementasikan pada
perusahaan tersebut secara keseluruhan. Saat melakuan pengujian
pengujian digunakan bukti untuk menarik kesimpulan dan memberikan
rekomendasi kepada manajemen tentang hal-hal yang berhubungan dengan
efektifitas, efisiensi, dan ekonomisnya system.
9

2.2 Pengendalian Internal


2.2.1 Pengertian pengendalian internal
Pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi oleh dewan
direksi, manajer serta personil lini dalam suatu entitas, yang dirancang
untuk memberikan jaminan yang layak berkaitan dengan pencapaian
berbagai tujuan dengan kategori: (1) Efektivitas dan efisiensi operasi;
(2) Keandalan laporan keuangan; (3) ketaatan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku (Sawyer, Dittenhofer dan Scheiner,
2019:61)Berkenaan dengan pengertian di atas terdapat beberapa Konsep
Dasar Pengendalian Internal, yaitu:
1. Pengendalian intern merupakan suatu proses, untuk mencapai tujuan
tertentu, karena merupakan serangkaian tindakan yang pervasif dan
tak dapat dipisahkan. Bukan hanya sebagai tambahan, dari
infrastruktur entitas.
2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang, yaitu setiap orang di
setiap jenjang organisasi, seperti dewan komisaris, manajemen dan
personel lain
3. Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan yang
memadai atau wajar, bukan keyakinan mutlak. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan yang melekat pada semua sistem pengendalian
intern dan pertimbangan manfaat serta pengorbanan
4. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai serangkaian tujuan:
laporan keuangan, kepatuhan dan operasi Tidak semua pengendalian
internal sesuai dengan audit atas laporan keuangan, tanggung jawab
audit dalam mematuhi standar pekerjaan lapangan kedua
sebagaimana disajikan di atas hanya dibatasi pada golongan pertama
kendala pelaporan keuangan. Oleh karena itu audit harus memahami
pengendalian internal agar dapat memberikan keyakinan yang
memadai bahwa laporan yang disajikannya wajar atau sesuai dengan
prinsip akuntansi secara umum di Indonesia
10

2.2.2 Unsur – Unsur Pengendalian Internal


Menurut Sawyer, Dittenhofer dan Scheiner yang dialihbahasakan oleh
Desi Adhariani (2019:62) unsur-unsur pengendalian internal adalah sebagai
berikut :
1) Lingkungan Pengendalian
Komponen ini meliputi sikap manajemen di semua tingkatan terhadap
operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Adapun faktor
pembentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas yaitu:
a. Nilai Integritas Dan Etika
Efektivitas pengendalian intern bergantung pada desain dan tanggung
jawab pelaksana. Desain yang memadai, jika dilakukan oleh orang-orang
yang tidak menjunjung tinggi integritas dan etika maka pengendalian internal
tidak akan terwujud begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu manajemen
diharapkan agar bisa menjunjung tinggi integritas dan etika. Dua hal ini
dalam sebuah manajemen biasanya dikomunikasikan dalam personal
behaviour (tindakan individu) sehingga nilai-nilai tersebut dapat dilihat oleh
karyawan entitas dan Internal Behaviour (sistem operasional)
b. Komitmen terhadap kompetensi
Personel di setiap tingkat organisasi harus memiliki pengetahuan dan
kemampuan yang memadai sesuai dengan tugasnya agar bisa bekerja secara
efektif. Hal ini merupakan sebuah komitmen manajemen terhadap
kompetensi yang harus dijunjung tinggi, mengingat akan sangat berpengaruh
pada proses perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan customers
c. Dewan komisaris dan komite audit
Penunjukan seorang audit harus dilakukan oleh bagian dari organisasi
yang memiliki wewenang dalam penunjukkan audit yaitu Dewan Komisaris
dan Komite Audit. Dewan komisaris adalah wakil pemegang saham dan
dewan ini berfungsi mengawasi pelaksanaan perusahaan yang akan dilakukan
oleh manajemen
11

(direksi). Komite audit (audit committee) adalah komite yang anggotanya


berasal dari luar perusahaan. Komite ini ditunjuk masyarakat untuk
memperkuat independen audit untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban
keuangan yang dilakukan oleh manajemen. Jadi seharusnya tidak ada
penunjukkan audit yang dilakukan oleh manajemen puncak karena
seharusnya manajemen puncak lah yang dinilai kejujurannya. Jika ada, maka
hal itu akan mempengaruhi kebebasan audit dipandang dari sudut pemegang
saham
d. Filosofi dan gaya manajemen
Filosofi ini merupakan seperangkat keyakinan dasar yang menjadi
parameter untuk perusahaan dan karyawannya. Semua kegiatan yang ada
dalam perusahaan akan berjalan sesuai filosofi masing-masing. Filosofi ini
akan memberikan landasan nilai dalam kegiatan perusahaannya, sedangkan
gaya operasi mencerminkan ide manajer bagaimana suatu entitas akan
beroperasi. Ada banyak gaya operasi, gaya operasi ini akan menentukan hasil
dari pemeriksaan yang akan dilakukan Struktur organisasi Organisasi
dibentuk manusia untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu. Dengan adanya
struktur organisasi memberikan kerangka untuk perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pemantauan aktivitas entitas. Pengembangan struktur
organisasi suatu entitas mencakup pemberian wewenang dan pembebanan
tanggung jawab di dalam mencapai tujuan organisasi
e. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab ini merupakan
perluasan dari struktur organisasi. Dengan pembagian wewenang yang jelas
maka organisasi akan dapat menghasilkan sumber daya secara efisien.
Dengan pemberian tanggung jawab yang tidak berlebihan pada manajer, akan
mempengaruhi kewajaran pelaksanaan wewenang tersebut.
12

f. Kebijakan dan sumber daya manusia


Karyawan merupakan unsur penting dalam pengendalian intern, dengan
karyawan yang kompeten dan jujur maka bisa meminimalkan unsur
pengendalian internal, namun tetap mampu menghasilkan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan, maka perusahaan harus memiliki metode yang
baik dalam menerima karyawan, mengembangkan kompetensi mereka,
menilai prestasi dan memberikan kompensasi atas prestasi mereka.
g. Kesadaran Pengendalian
Kesadaran pengendalian ini merupakan kesadaran pengendalian yang
dilakukan manajemen untuk melakukan pengendalian sebelum audit internal
maupun eksternal mengemukakan kelemahan pengendalian.
2) Aktivitas Pengendalian
Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang
terus berkembang. Penentuan risiko mencakup penentuan risiko di semua
aspek organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko.
COSO juga menambahkan pertimbangan tujuan di semua bidang operasi
untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara harmonis
2.3 Efektivitas Pelayanan Kesehatan
2.3.1 Pengertian Efektivitas
Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa
jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut
sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Ratminto dan Atik Septi
Winarsih (2019:179) efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun
misi organisasi. Namun, pencapaian tujuan ini harus juga mengacu pada visi
organisasi.
Menurut Bayangkara (2019:24) untuk menilai efektivitas maka audit
harus menekankan perhatian pada:
a. Pencapaian tujuan program dan juga kegiatan yang sudah ditetapkan.
b. Pemanfaatan hasil program
13

c. Pengaruh pemanfaatan hasil program atau kegiatan terhadap pencapaian


tujuan perusahaan secara keseluruhan Efektivitas menggambarkan sejauh
mana aktivitas yang diselenggarakan oleh pihak-pihak yang terkait
berkontribusi bagi keberhasilan perusahaan. Jika hasil dari kegiatan semakin
mendekati tujuan yang ingin dicapai, hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat efektivitasnya. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
efektivitas adalah sebagai suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana
target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.
2.3.2 Pengukuran Efektivitas
Menurut Gibson, dalam Tangkilisan (2020:65) efektivitas
organisasi dapat diukur sebagai berikut:
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
c. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap
d. Perencanaan yang matang
e. Penyusunan program yang tepat
f. Tersedianya sarana dan prasarana
g. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

2.3.3 Konsep Kualitas Jasa Pelayanan


1. Definisi Kualitas Jasa
Di dalam memberikan jasa pelayanan yang baik kepada konsumen,
terdapat 5 (lima) kriteria penentu kualitas jasa pelayanan yaitu:
a. Keandalan, kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan
secara meyakinkan dan akurat.
b. Daya tanggap, kesediaan membantu pelanggan dan memberikan
jasa dengan cepat.
c. Jaminan, pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan
mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan.
14

d. Empati, ketersediaan memberikan perhatian yang mendalam


kepada masing-masing pelanggan.
e. Benda berwujud, penampilan fasilitas fisik, perlengkapan,
karyawan dan bahan komunikasi (Kotler, Philip dan Kevin,
2019:56).
Kualitas jasa merupakan sesuatu yang diharapkan dari konsumen atau
pelanggan dan harus ada tingkatan keunggulan dan juga pengendalian dari
setiap organisasi. jika kualitas jasa yang dirasakan oleh konsumen sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan
memuaskan. Jika hal yang dirasakan tidak sesuai dengan yang diharapkan
maka oleh pelanggan dipersepsikan bahwa kualitas jasa tersebut ideal.
Namun, apabila jasa yang diterima lebih rendah dari apa yang diharapkan
maka pelanggan akan mempersepsikan bahwa kualitas jasa tersebut adalah
buruk
2.3.4 Definisi Kualitas Pelayanan Kesehatan
Menurut Imbalo S. Pohan (2019: 17) mendefinisikan layanan
kesehatan yang berkualitas adalah merupakan suatu layanan kesehatan yang
dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi pelayanan
kesehatan, dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien atau konsumen
ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat
2.3.5 Pengertian Efektivitas Pelayanan Kesehatan
Menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya kualitas jasa
kesehatan yang dibutuhkan dan diharapkan oleh konsumen atau pelanggan
dengan memperhatikan asas dan prinsip pelayanan publik. Dalam hal ini
layanan kesehatan yang dibutuhkan adalah layanan yang ditentukan oleh
profesi pelayanan kesehatan dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien,
konsumen atau masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat.
a. Empati, ketersediaan memberikan perhatian yang mendalam kepada
masing-masing pelanggan.
b. Benda berwujud, penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan
dan bahan komunikasi (Kotler, Philip dan Kevin, 2019:56).
15

Kualitas jasa merupakan sesuatu yang diharapkan dari konsumen atau


pelanggan dan harus ada tingkatan keunggulan dan juga pengendalian dari
setiap organisasi. jika kualitas jasa yang dirasakan oleh konsumen sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan
memuaskan. Jika hal yang dirasakan tidak sesuai dengan yang diharapkan
maka oleh pelanggan dipersepsikan bahwa kualitas jasa tersebut ideal.
Namun, apabila jasa yang diterima lebih rendah dari apa yang diharapkan
maka pelanggan akan mempersepsikan bahwa kualitas jasa tersebut adalah
buruk
2.3.4 Definisi Kualitas Pelayanan Kesehatan
Menurut Imbalo S. Pohan (2019: 17) mendefinisikan layanan
kesehatan yang berkualitas adalah merupakan suatu layanan kesehatan yang
dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi pelayanan
kesehatan, dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien atau konsumen
ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat
2.3.5 Pengertian Efektivitas Pelayanan Kesehatan
Menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya kualitas jasa
kesehatan yang dibutuhkan dan diharapkan oleh konsumen atau pelanggan
dengan memperhatikan asas dan prinsip pelayanan publik. Dalam hal ini
layanan kesehatan yang dibutuhkan adalah layanan yang ditentukan oleh
profesi pelayanan kesehatan dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien,
konsumen atau masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat.
16

2.4 Penelitian terdahulu


Berikut adalah jurnal penelitian terdahulu yang mendukung penelitian yang
dilakukan oleh penulis.
Tabel 2.1.
Jurnal penelitian terdahulu
No Nama Judul penelitian Alat analisis Hasil penelitian
penelitian

1 (Intan Pengaruh Audit Analisis Hasil penelitian


Permatasari,2014) Internal dan Regresi Linier ini menunjukan
Pengendalian Sederhana bahwa
Internal Terhadap pengendalian
Efektivitas internal. Pada
Pelayanan bagian pelayanan
Kesehatan Rawat kesehatan
Jalan Rumah berpengaruh
Sakit positif signifikan
terhadap
efektivitas
pelayanan
kesehatan

2 (Dwi Pawesti, Tinjauan Audit Analisis Hasil penelitian


2007) Internal Terhadap Regresi Linier ini menunjukan
Efektivitas Sederhana bahwa audit
Pelayanan internal pada
Kesehatan Pada rumah sakit hasan
Rumah sakit sadikin cukup
Hasan Sadikin memadai dalam
Bandung menunjang
efektivitas
pelayanan
kesehatan pada
rumah sakit Hasan
Sadikin Bandung
17

2.5 Perbandingan Penelitian Ini dengan Penelitian Terdahulu


Berdasarkan penelitian terdahulu menunjukan bahwa pengendalian internal
dengan audit internal berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pelayanan
kesehatan rumah sakit sehingga dengan ini penulis dapat mengambil hasil
sementara bahwa audit internal dan pengendalian internal berpengaruh terhadap
efektivitas pelayanan kesehatan.

2.6 Indikator Variabel


2.6.1 Indikator Audit Internal
Menurut (Rai, 2017) Menjelaskan bahwa dalam audit internal terdapat 5
(Lima) standar umum yang merupakan kerangka dasar dari audit internal
yaitu:
a. Independensi
Independensi merupakan sikap mental yang bebas tidak dikendalikan oleh
pihak lain, tidak tergantung pada orang lain serta adanya kejujuran dalam diri
seorang audit yang mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang
obyektif tidak memihak dalam diri audit. Oleh karena itu maka Menurut (Rai,
2017) mengemukakan bahwa audit internal yang berprofesional diharuskan
memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban yaitu memberikan opini
yang objektif, tidak dibatasi dan melaporkan masalah apa adanya, tidak
melaporkan sesuai dengan keinginan eksekutif atau lembaga serta seorang
audit internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya
dengan baik dan benar.
b. Kemampuan profesional
Menurut (Agoes, 2017) profesionalisme adalah mutu, kualitas dan tidak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Dalam
pelaksanaan pemeriksaan dan penyusunan laporan audit, pemeriksa wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama yang
tercantum dalam standar umum yang pertama dalam Standar Profesional
Akuntansi Publik (SPAP)
Maka dapat disimpulkan bahwa profesionalisme audit internal dapat
diartikan sebagai sikap dan perilaku audit dalam menjalankan profesinya
dengan kesungguhan dan tanggung jawab agar mencapai kinerja tugas
18

sebagaimana yang diatur oleh organisasi profesi, meliputi pengabdian pada


profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan profesi dan hubungan
dengan rekan seprofesi.
c. Lingkup kerja
Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan
governance dengan menggunakan pendekatan sistematis yang teratur dan
menyeluruh.
d. Pelaksanaan pekerjaan audit
Dalam melaksanakan audit, audit internal harus mengidentifikasi,
menganalisis, mengevaluasi dan mendokumentasikan informasi yang
memadai untuk mencapai tujuan penugasan.
Menurut (Rai, 2017) menjelaskan bahwa terdapat 4 (Empat) langkah
kerja pelaksanaan audit internal, diantaranya yaitu:
1. Perencanaan Audit
audit internal harus merencanakan setiap pelaksanaan audit dengan benar
dan akurat. Perencanaan ini harus dicatat dan didokumentasikan dan harus
meliputi; penetapan tujuan audit, mendapatkan informasi tentang latar
belakang, menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
audit, mengkomunikasikan hasil penugasan audit dengan semua pihak yang
berkaitan, mengidentifikasi bidang-bidang yang menjadi perhatian audit,
menulis program audit, mengidentifikasi prosedur untuk mengkomunikasikan
hasil audit, dan mendapatkan persetujuan atas rencana kerja audit.
2. Pengujian dan pengevaluasian informasi
audit internal harus mengumpulkan bukti-bukti dan informasi yang
akurat dan kompeten serta memadai untuk menunjang temuan audit agar
bermanfaat bagi organisasi dalam mencapai sasarannya. audit juga harus
mendokumentasikan temuan-temuannya dengan menggunakan kertas kerja
audit, mencatat informasi yang diperoleh dan membuat setiap analisis dari
informasi yang diperoleh tersebut.
3. Penyampaian hasil audit
Pekerjaan audit hanya akan memberikan manfaat yang sedikit untuk
entitas apabila hasil penugasan audit tidak dikomunikasikan dengan baik
19

kepada pihak- pihak yang berkaitan. Setelah audit diselesaikan, audit internal
harus menyerahkan laporan tertulis yang ditandatangani.
Standar praktik profesional audit internal mendorong audit internal untuk
membahas kesimpulan adit dan juga rekomendasinya dengan tingkat
manajemen yang sesuai sebelum menerbitkan laporan akhir hasil audit.
Laporan audit internal harus dilaporkan secara objektif dan ditulis sejelas
mungkin. Laporan audit internal tidak hanya menguraikan ruang lingkup
audit dan tujuannya, namun juga harus disertai dengan hasil audit. Laporan
ini harus disampaikan secara tepat waktu dan bersifat konstruktif serta
disampaikan juga dengan rekomendasi untuk peningkatan ataupun
rekomendasi atas hasil yang ditemukan. Laporan audit internal juga harus
memuat kinerja yang memuaskan.
4. Tindak lanjut hasil audit
audit internal harus melakukan tindak lanjut masalah yang
dikemukakan ataupun yang direkomendasikan dalam laporan hasil audit.
Menjadi seorang audit internal harus menentukan apakah setiap tindakan
perbaikan yang ada dalam laporan audit telah dilakukan atau manajemen
menyadari adanya risiko yang terkait dengan tidak melakukan perbaikan
atau hal tersebut.
2.6.2 Indikator Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2014:164) menyatakan bahwa ada 4 indikator
pengendalian internal, yaitu sebagai berikut:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional


secara tegas yang merupakan kerangka pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan, dan beban.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi
tersebut.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem
20

wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan


terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin
praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan
prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk
mendorong praktik yang sehat, semuanya sangat bergantung kepada
manusia yang melaksanakannya.
Sedangkan, menurut R.A. Supriyono (2018:160) terdapat 5 indikator
pengendalian internal, yaitu sebagai berikut.

2.6.3 Indikator Efektivitas Pelayanan Kesehatan


Beberapa indikator yang terhubung dalam Efektivitas Pelayanan
Kesehatan yaitu terdiri dari :
a. Asa Pelayanan Publik
Publik yang memuaskan bagi pengguna jasa, maka pelaksanaan
pelayanan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan. Dalam
Sinambela (2019:6) secara teoritis tujuan pelayanan Agar suatu rumah sakit
dapat memberikan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat.
Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang terdiri
dari:
1. Transparan
Pelayanan yang diberikan dapat diakses dan mudah dimengerti oleh
semua kalangan masyarakat yang membutuhkan
2. Akuntabilitas
Pelayanan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dibawah perundang-undangan yang berlaku
3. Kondisional
Pelayanan yang diberikan bersifat efektif dan efisien dan diberikan
sesuai dengan kemampuan pemberi pelayanan dan kebutuhan
penerima pelayanan
4. Partisipatif
Pelayanan yang diberikan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan
dan harapan masyarakat.
21

5. Kesamaan Hak
Tidak melakukan diskriminasi dalam pemberian pelayanan dilihat dari
aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan
lain-lain.
6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan public.
b. Prinsip Pelayanan publik

Dalam buku yang ditulis oleh Ratminto dan Atik Septi Winarsih
(2020:21) disebutkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 63 Tahun 2020 bahwa penyelenggaraan pelayanan harus
memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:
1. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik mudah untuk dilaksanakan dan mudah
dipahami.
2. Kejelasan
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik, Unit kerja/ pejabat
yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
dan penyelesain keluhan/ persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan
pelayanan publik, rincian biaya pelayanan publik dan tata cara
pembayaran diutarakan secara jelas.
3. Kepastian Waktu
Proses pelayanan yang diberikan dapat diselesaikan dengan kurun waktu
yang telah ditentukan.
c. Kriteria Pelayanan Publik

Efektivitas kerja organisasi sangat tergantung dari efektivitas kerja


dari orang-orang yang bekerja di dalam organisasi tersebut. Sulit untuk
dilakukan pengukuran efektivitas kerja karena penilaian subjektif dan
sangat tergantung pada orang yang menerima pelayanan tersebut. Ada
beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kinerja
dari organisasi yang memberikan pelayanan. Menurut Siagian (2019:60)
kriteria pelayanan publik antara lain:
“Kriteria efektivitas pelayanan publik yang harus diberikan oleh tiap
22

organisasi adalah pelayanan yang terstruktur diantaranya adalah faktor


waktu, kecermatan dan pemberian pelayanan”.Berikutakan diuraikan
mengenai faktor waktu, kecermatan dan pemberian pelayanan:
1. Faktor Waktu
Ketepatan waktu dan kecepatan waktu dari pelayanan yang diberikan
oleh pemberi pelayanan, hanya saja menggunakan ukuran waktu tepat
atau tidaknya, cepat atau tidaknya pelayanan yang diberikan

2. Faktor Kecermatan
Faktor ketelitian dari pemberi pelayanan kepada pelanggan. Pelanggan
akan cenderung memberi nilai yang tidak terlalu tinggi kepada
pemberi pelayanan apabila terjadi banyak kesalahan dalam proses
pelayanan.
3. Faktor Gaya Pemberian Pelayanan
Gaya pemberian pelayanan di sini adalah cara dan kebiasaan pemberi
pelayanan dalam memberikan jasa kepada pelanggan yang tidak
terlepas dengan nilai sosial.

2.7 Paradigma penelitian

Audit
internal H1 Efektivit
as
Pen H3
H2 Pelayananan
gendalian
Kesehatan
Internal
(Y)
Gambar 2.1. Paradigma Penelitian

Keterangan :

: Pengaruh variabel independen terhadap variabel


dependen secara parsial
23

Ha1 : Hipotesis 1
Ha2 : Hipotesis 2
Ha3 : Hipotesis 3

A. Hipotesis penelitian
H1 : Audit Internal berpengaruh terhadap Efektivitas Pelayanan
Kesehatan pada Rumah Sakit
H2 : Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Efektivitas Pelayanan
Kesehatan pada Rumah Sakit.
H3 : Audit Internal dan Pengendalian Internal Secara Simultan
berpengaruh terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan pada Rumah
Sakit
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Dengan melakukan suatu penelitian diwajibkan untuk membuat
perencanaan penelitian agar mendapatkan penelitian dengan hasil yang baik,
dengan begitu perlu dilakukan berdasarkan teknik atau metode tertentu.
Menurut (Sugiyono, 2018) menjelaskan “metode penelitian diartikan
sebagai cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan
kegunaan tertentu yang terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan
yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan tertentu”. Sebelum penelitian
penulis harus menentukan terlebih dahulu jenis penelitian apa yang
digunakan berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya.
Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh audit
internal terhadap efektivitas pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode kuantitatif untuk mengetahui pengaruh tersebut.

Adapun definisi metode kuantitatif menurut (Sugiyono, 2018) yaitu


“Metode penelitian yang berlandaskan filsafat positive, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Dalam penelitian ini bersifat asosiatif menurut (Sugiyono, 2018)
mengungkapkan bahwa “Asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian
yang bersifat menanyakan pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel
atau lebih”.

Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data diperoleh


secara langsung melalui perhitungan kuesioner pada perusahaan. Data
primer pada penelitian ini merupakan kuesioner yang berisikan
pertanyaan mengenai variabel penelitian yang disusun sehingga menjadi
lembaran kuesioner. Hubungan yang digunakan pada penelitian ini
adalah hubungan kausal. Menurut (Sugiyono, 2018) mendefinisikan
bahwa “Hubungan kausal merupakan hubungan yang bersifat sebab
25

akibat. Sehingga dalam penelitian ini ada variabel independen


(mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi)”. Di Dalam suatu penelitian
terdapat variabel penelitian yang dimana menurut (Sugiyono, 2018)
menjelaskan bahwa “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga memperoleh
informasi tentang hal tersebut yang kemudian ditarik kesimpulan”.
Variabel Menurut (Sugiyono,2018) terdapat 2 Jenis yang digunakan
yaitu:
1. Variabel independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas yang merupakan
dapat mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel
dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
independen adalah:

X1 = audit Internal

X2 = Pengendalian Internal

2. Variabel dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel terikat yang merupakan


variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen
adalah:

Y = Efektivitas Pelayanan Kesehatan

3.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut (Sugiyono, 2017) mendefinisikan “variabel penelitian


adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yang menjadi saling berkaitan yaitu variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent).

Untuk penelitian ini operasionalisasi variabel disajikan dalam bentuk tabel, dimana terdiri
26

dari variabel yang terkait, definisi yang digunakan sebagai landasan, indicator, skala ukur
yang digunakan, nomor kuesioner, serta alat analisis yang akan digunakan dalam
pengolahan hasil penelitian.

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabe Indikator Skala Nomor Alat analis
l ukur kuesioner

X1 : 1. Independensi Ordinal 1–5 1. Uji Validitas

Audit Internal 2. Kemampuan 2. Uji Reliabilitas


profesional
3. Uji Normalitas
3. Lingkup pekerjaan
4. Uji Korelasi Rank
4. Pelaksanaan audit Spearman
(pengevaluasian
5. Uji Koefisien
informasi)
Determinasi
5. Tindak lanjut hasil
6. Uji Regresi Linier
audit
Sederhana

7. Uji t

X2 : 1.Lingkungan Ordinal 6-10 1. Uji Validitas


Pengendalian
Pengendalian 2. Uji Reliabilitas
Internal 2. Sistem wewenang
3. Uji Normalitas
3. dan prosedur 4. Uji Korelasi

4. Praktik yang sehat Rank


Spearman
5. Karyawan yang
5. Uji Koefisien
bermutu
Determinasi

6. Uji Regresi
Linier
Sederhana
27

7. Uji t

Y: 1.Asas Pelayanan Ordinal 11 –15 1. 1. Uji Validitas


Efektivitas
2. Akuntabilitas 2. 2. Uji Reliabilitas
pelayanan
kesehatan 3. Prinsip Pelayanan 3. 3. Uji Normalitas
publik
4. 4. Uji Korelasi
4. Kepastian waktu Rank Spearman

5.kejelasan 5. 5. Uji Koefisien


pelayanan publik Determinasi

8. 6. Uji Regresi
Linier Sederhana

9. 7. Uji t

3.2.1 Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Bandung.
3.2.2 Populasi
Menurut Sugiyono (2018:80) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan .Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih
adalah seluruh pegawai bagian keuangan dan administrasi pelayanan pada
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Bandung.

Tabel 3.2
Jumlah Pegawai Keuangan Dan Bagian Administrasi Pelayanan

Bagian Jumlah Pegawai Total Presentase

Bagian Keuangan 17 17 40%

Bagian Adminitrasi 18 18 60%


Pelayanan

Total 35 35 100%
28
29

3.2.3 Sampel
Menurut Sugiyono (2017:215) pengertian sampel adalah “bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel
dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang diambil dan dipakai untuk
melakukan penelitian. Apabila populasi besar dan penelitian tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi misalkan karena keterbatasan
dari data, tenaga dan juga waktu, untuk itu penelitian dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut. Berikut adalah daftar jumlah
responden dalam penelitian ini :

Tabel 3.3
Daftar Jumlah Responden

Bagian Jumlah Responden

Bagian Keuangan 17 Responden

Bagian Administrasi Pelayanan 18 Responden

Jumlah Total Pegawai 35 Responden

3.2.4 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan peneliti adalah teknik
analisis kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2018) Teknik analisis data yang
digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau
menguji hipotesis. Hipotesis yang mana (Ha1) terdapat audit internal terhadap
efektivitas Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
sedangkan (Ha2) terdapat pengaruh pengendalian internal pada Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung dan Hipotesis nol atau nihil (Ho) tidak terdapat
pengaruh audit internal dan pengendalian internal terhadap efektivitas pelayanan
kesehatan pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.
30

Dalam teknik analisis data dibedakan menjadi 2 macam yaitu analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif

1. Analisis Data Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data


dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Dalam statistika deskriptif antara lain adalah penyajian
data melalui tabel, grafik, diagram, lingkaran, pictogram, perhitungan modus,
median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil persentil,
perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan persentase.

a. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif ini menyajikan data dalam bentuk uraian dan bukan berupa
angka-angka. Metode ini menganalisis dengan menggunakan pengjelasan sebagai
pelengkap dan penyempurna dalam analisis.

b. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif ini menyajikan data dalam bentuk angka-angka atau data
dalam bentuk kualitatif yang diangkakan. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS Version 29.0 sebagai alat bantu

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus memahami aspek - aspek


pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial yang melatarbelakangi
penelitian. Dalam melakukan pengukuran, peneliti harus menjabarkan fenomena
sosial kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan juga indikator. Setiap
variabel yang telah ditentukan diukur dengan simbol atau nomor yang berbeda
sesuai dengan informasi terkait kategori yang berkaitan dengan variabel tersebut.
Dengan digunakannya angka atau simbol tersebut, teknik perhitungan yang
31

dilakukan secara kuantitatif ini akan memberikan hasil berupa kesimpulan yang
berlaku umum di dalam suatu parameter.

Teknik analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
validitas, reliabilitas, normalitas, korelasi rank spearman, regresi linear sederhana
koefisien determinasi dan uji t.

3.2.4.1. Uji Validitas

Menurut (Ghozali, 2018) mendefinisikan bahwa “uji validitas adalah alat


untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu Untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”.

Menurut (Sugiyono, 2019) “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Lalu jika valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa saja yang seharusnya
diukur”. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap
skor butir.

Untuk mencari validitas sebuah item, kita mengkorelasikan skor item dengan
total item tersebut. Jika koefisien antara item dengan total item sama atau diatas
0,3 maka item tersebut dinyatakan valid, tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3
maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Dalam penelitian ini untuk
pengujiannya digunakan SPSS Version 26.00 sebagai alat untuk menguji data
tersebut.

3.2.4.2. Uji Reliabilitas

Menurut (Ghozali, 2018) menjelaskan bahwa “Uji Reliabilitas adalah alat


untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk”. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji ini
ditetapkan untuk mengetahui apakah responden menjawab pertanyaan-pertanyaan
secara konsisten atau tidak sehingga kesungguhan jawabannya dapat dipercaya.
32

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara 1-5 menggunakan


rumus Cronbach Alpha (α). Cronbach’s Alpha (α) adalah koefisien keandalan
yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif
berkorelasi satu sama lain. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika > 0,6 atau nilai
korelasi hasil perhitungan lebih besar dari nilai dalam tabel

3.2.4.3 Uji Normalitas

Menurut (Sugiyono, 2019) menjelaskan bahwa “Uji normalitas data


dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
(residual) memiliki distribusi normal atau tidak”. Uji normalitas yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Kolmogorov
Smirnov. Dalam penelitian ini untuk pengujiannya digunakan SPSS Version
26.00 Pengambilan keputusan dalam pengujian ini dilakukan sebagai berikut:

a. Jika Sig. > α = 0,05 berarti data sampel yang diambil berdistribusi normal.

b. Jika Sig. < α = 0,05 berarti data sampel yang diambil berdistribusi tidak normal

3.2.4.4 Uji Korelasi Rank Spearman

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau


menguji signifikansi hipotesis bila masing-masing variabel yang dihubungkan ( )
∑ 𝑆𝑡 𝑆𝑡 37 berbentuk ordinal dan sumber data antara variabel tidak harus sama.
Jadi korelasi Rank Spearman adalah bekerja dengan data ordinal atau berjenjang
atau ranking, dan bebas distribusi. Rumus untuk mencari koefisien Spearman
Rank adalah sebagai berikut :

Rumus 3.1

Korelasi Rank Spearman

Keterangan :

ρ : Koefisien Korelasi Rank Spearman

𝑏𝑖 : Selisih setiap pasang rank


33

n : Banyaknya pasang data

Untuk mengetahui nilai dari hubungan yang telah dihitung, dapat dilihat
berdasarkan tabel interpretasi nilai koefisien korelasi berikut ini:

Tabel 3.4

Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi

3.2.4.5. Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut (Sugiyono, 2018) “Regresi sederhana didasarkan pada hubungan


fungsional maupun kausal satu variabel independen yaitu internal audit (X) dan
efektivitas pelayanan kesehatan (Y). Analisis regresi linear sederhana digunakan
untuk mengetahui hubungan antar variabel independen terhadap variabel
dependen, dimana hubungan antar variabel ini apakah dinyatakan positif atau
negatif.

Persamaan umum regresi linear sederhana adalah :

Rumus 3.2

Persamaan Regresi Linear Sederhana

Sumber : (Sugiyono, 2018)

Keterangan :

y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan


34

a = Harga y ketika harga x = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan


maupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel
independen

x = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.


3.2.4.6. Uji Koefisien Determinasi

Menurut (Sugiyono, 2019) menjelaskan bahwa “Dalam analisis korelasi


terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi, yaitu besarnya
adalah kuadrat dari (R2). Koefisien ini disebut sebagai koefisien penentu karena
varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang
terjadi pada variabel independen”. Dalam penelitian ini untuk pengujiannya
digunakan SPSS Version 26.0. Berikut adalah rumus sebagai berikut:

Rumus 3.3

Koefisiensi Determinasi

Sumber : (Sugiyono, 2019)

Keterangan :

KD = koefisien determinasi

r² = koefisien korelasi

3.2.4.7. Uji Hipotesis (Uji t)

Pengertian hipotesis menurut (Sugiyono, 2019) adalah “Hipotesis


merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena
itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
35

melalui pengumpulan data”. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh


yang signifikan antara variabel independen pada variabel dependen. Dalam
pengujian hipotesis ini, peneliti menetapkan dengan menggunakan uji signifikan,
dengan penetapan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho). Hipotesis
alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara variabel x dengan variabel y sedangkan hipotesis nol (Ho)
adalah suatu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel x dengan variabel y. Dalam penelitian ini untuk
pengujiannya digunakan SPSS Version 26.0. Pengujian ini dilakukan secara
parsial (uji t) rumus untuk uji t adalah sebagai berikut:

Rumus 3.4 Uji Hipotesis t

Sumber : (Sugiyono, 2019)

Keterangan ;

t = Nilai t

n = Jumlah data

r = Koefisien korelasi

Jika melihat t tabel dengan taraf signifikan yaitu 5% atau a = 0,05.

Kriteria penerimaan hipotesis menggunakan uji t adalah sebagai berikut:

1. Apabila t hitung > t tabel, maka hipotesis Ho ditolak dan hipotesis Ha


diterima.
36

Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Independen dengan


dependen

2. Apabila t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen dengan variabel dependen perlu


dilakukan uji hipotesis dimana dengan menggunakan uji t dua pihak (two tailed)
dengan derajat kebebasan (dk) = n-k-1 yang dimana k adalah jumlah variabel
independen. Dalam hipotesis terdapat 2 jenis t-test sebagai berikut:

a). Uji dua pihak (two tail test)

Menurut (Sugiyono, 2019) menyatakan bahwa “uji dua pihak digunakan bila
hipotesis Ho berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya Ha berbunyi
“tidak sama dengan” (Ho =, Ha ≠)”.

Gambar 3.1 Kurva Uji Dua Pihak

Sumber : (Sugiyono, 2018)

b). Uji satu pihak (one tail test)

Uji ini digunakan ketika penulisan sudah mengetahui atau yakin mengenai hasil
dari perhitungan negatif / positif atau arah kurvanya kanan / kiri.

1. Uji Pihak Kiri


37

Menurut (Sugiyono, 2019) menjelaskan bahwa “uji pihak kiri digunakan apabila
hipotesis nol (Ho) “lebih besar atau sama dengan(≥)” dan hipotesis alternatifnya
“lebih kecil (<)”. Berikut adalah gambar kurva uji pihak kiri:
38

Gambar 3.2 Kurva Uji Pihak Kiri

Sumber : (Sugiyono, 2019)

2. Uji Pihak Kanan

Menurut (Sugiyono, 2019) menyatakan bahwa”uji pihak kanan digunakan apabila


hipotesis nol (Ho) “Lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya
(Ha) “lebih besar (>)”.

Berikut adalah kurva uji pihak kanan :

Gambar 3.3 Kurva Uji Pihak Kanan

Sumber : (Sugiyono, 2019)


39
3.3 Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data secara langsung
pada subjek sebagai sumber informasi untuk data yang dicari. Data primer
dalam penelitian ini adalah melalui jawaban dari kuesioner dari responden
penelitian. Responden penelitian ini adalah pegawai dan perawat di bidang
pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
3.4 Definisi Internal Dan Variabel penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang diteliti, maka variabel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Dependen / Terikat
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Efektivitas Pelayanan
Kesehatan. Efektivitas Pelayanan Kesehatan merupakan suatu ukuran
yang menyatakan seberapa jauh target pelayanan kesehatan yang telah
dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan
terlebih dahulu oleh rumah sakit sesuai
2. Variabel Independen/ Bebas
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu Audit
Internal(X1) dan Pengendalian Internal (X2). Variabel independen yaitu
variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain, tetapi
keberadaan variabel ini akan mempengaruhi variabel lain
a. Audit Internal (x1)
Audit Internal adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi
dan efektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai
tujuan organisasi tersebut. Audit Internal dapat dinilai dari kualifikasi
audit, tujuan audit internal, manfaat audit internal, pelaksanaan audit
Internal dan hasil audit internal.
b. Pengendalian Internal (x2)
Pengendalian Internal merupakan suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris yang ditujukan untuk memberikan keyakinan yang
memadai tentang pencapaian tujuan pengendalian Internal yang efektif
dan efisien, keandalan laporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data


Setelah menjabarkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, teori-teori
yang telah mendukung atau mengukuhkan penelitian, serta metode penelitian
yang digunakan, maka pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian. Hasil
penelitian akan dijabarkan berdasarkan dari hasil observasi, wawancara, serta
dokumentasi. Pembahasan dalam bab ini didapatkan melalui hasil pengumpulan
data melalui studi observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap informal yang
dibutuhkan dalam penelitian, serta informasi-informasi yang terfokuskan terhadap
masalah yang diteliti.
Dalam bab hasil penelitian dan pembahasan ini, akan mengurai hal mengenai
analisis yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa tahap, yaitu membuat daftar
pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan juga hasil wawancara yang
dilakukan secara bertahap yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah. Untuk
narasumbernya itu sendiri peneliti mewawancarai 5 orang pasien yang akan
berobat ke poliklinik.

4.2 Profil Perusahaan


Rumah sakit Muhammadiyah Bandung dibangun pada tanggal 18 November
1968 dan diresmikan langsung Gubernur Jawa Barat pada waktu oleh Bpk.
Mayjen Mashudi dan Bpk. Sukarna Wijaya, Walikota Bandung. Rumah sakit
yang beralamat di Jalan K.H. Ahmad Dahlan (Dahulunya Jalan Banteng)
merupakan perwujudan dan keinginan masyarakat Muslim dan para tokoh Jawa
Barat. RSMB telah mendapat tempat di masyarakat, karena kontribusinya yang
besar di bidang pelayanan kesehatan untuk segmen masyarakat menengah ke
bawah. Lokasi RSMB ini pun mudah dijangkau dari berbagai arah. Pada tahun
1965 sebelum Muktamar Muhammadiyah ke – 36 diselenggarakan, Gubernur
Provinsi Jawa Barat Bapak Mayjen Masjhudi meminta kepada Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat agar segera memprakarsai berdirinya
sebuah Rumah Sakit Islam di Bandung, alasannya karena atas dasar tuntutan
masyarakat Jawa Barat dan sudah ada 5 Yayasan yang akan mendirikan Rumah
Sakit Islam, tetapi tidak terwujud.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah saat itu mengadakan musyawarah dengan
Pimpinan Muhammadiyah Daerah Priangan, Pimpinan Muhammadiyah Cabang
Bandung Lama, Bagian PKU Cabang, Pimpinan ‘Aisyiyah Cabang Bandung
41
Lama dan dari musyawarah tersebut dihasilkan suatu keputusan, bahwa lokasi
gedung Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah dan Asrama Putri
‘Aisyiyah setuju ditukar amal usahanya dengan RS. Islam Muhammadiyah.

4.2.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung


Tahun 1965, sebelum muktamar Muhammadiyah ke -36 diselenggarakan
oleh provinsi Jawa Barat. Mayor Jenderal Mashudi meminta kepada kepala
pemimpin wilayah Muhammadiyah Jawa Barat pada masa kepemimpinan Bapak
H.M Yunus Anis agar memprakarsai berdirinya sebuah rumah sakit islam di
Bandung. Alasannya adalah karena sudah ada lima Yayasan yang akan
mendirikan rumah sakit islam namun tidak pernah terwujud.
Sebagai tindak lanjut dan adanya keinginan mendirikan rumah sakit
yang bernafaskan islam, maka muktamar Muhammadiyah yang ke-36 yang
dilaksanakan pada bulan juli 1965 di Bandung menghasilkan suatu keputusan
agar setiap Provinsi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun
sebuah rumah sakit, sekolah perawat, dan sekolah kebidanan.
Terdorong atas tanggung jawab dan rasa keprihatinan umat islam di
Bandung khususnya, direncanakan untuk membangun sebuah rumah sakit
bernafaskan islam, dengan melihat kenyataan di Bandung ini hanya ada lima
rumah sakit swasta milik non muslim. Niat ini kemudian disampaikan dalam
rapat kerja majelis pendidikan dan kesejahteraan umat (PKU), agar di Bandung
segera didirikan Rumah Sakit Muhammadiyah, yang kemudian disetujui untuk
didirikan. Langkah awal segera dilakukan dalam menentukan lokasi berdirinya
titik lokasi berdirinya Rumah Sakit Muhammadiyah, yaitu dengan meminta
saran kepada Walikota Kotamadya Bandung, yang dijabat oleh Bapak E.
Sukarna Wijaya dan Kepala Kesehatan Bapak Dr. Uton Muchtar Rafe’i MPH,
bahwa rumah sakit Muhammadiyah harus segera dibangun di wilayah karees
setelah dianalisis sesuai dengan rencana pembangunan kota, karena wilayah-
wilayah lain pelayanan telah dipenuhi.

Pimpinan wilayah Muhammadiyah saat itu langsung mengadakan


musyawarah dengan pimpinan Muhammadiyah wilayah Priangan, pimpinan
42
Muhammadiyah cabang Bandung lama, bagian PKU cabang, pimpinan
Aisyiyah cabang Bandung lama. Hasil dari musyawarah tersebut adalah berupa
keputusan bahwa lokasi Gedung Panti Asuhan Taman Harapan
Muhammadiyah dan Asrama Putri Aisyiyah agar ditukar amal usahanya
dengan Rumah Sakit Islam Muhammadiyah. Sesuai dengan berita acara serah
terima Gedung nomor 130-47/13 tertanggal 1 September 1976, maka panti
dipindahkan ke jalan Nilem No. 9 (bekas poliklinik bersalin Muhammadiyah
cabang Lengkong). Adapun yang menjadi alasan didirikannya Rumah Sakit
Muhammadiyah di bekas lokasi panti asuhan tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan tidak begitu banyak karena hanya
perbaikan local dan kamar-kamar.
2. Sudah dimilikinya perizinan dari Departemen Sosial
3. Fasilitas air dan listrik sudah memadai.
4. Adanya kemudahan dalam perolehan izin dari pemerintah kota Bandung
5. Adanya persetujuan dari Gubernur dan Walikota.
6. Adanya dukungan dari Masyarakat dan keluarga Muhammadiyah.
7. Usaha dan kerja Pembangunan terbatas pada pengadaan peralatan dan
renovasi yang bersifat sederhana.
Atas dasar itu, maka akhirnya rumah sakit Muhammadiyah Bandung
dapat dibangun dan dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Barat beserta
pimpinan Muhammadiyah pada hari sabtu tanggal 17 November 1968. Pada
saat itu Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung hanya memiliki fasilitas yang
terbatas, diantaranya yaitu, pelayanan klinik umum, pusat Kesehatan (Health
Center), Laboratorium klinik, ruangan penderita penyakit umum dan khusus,
dan pemulihan yang dilaksanakan secara seksama dan terpadu.
43

Tabel 4.1
Poliklinik Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
Sumber : SIMRS Muhammadiyah Bandung

No Klinik No Kliik
1. KLINIK UMUM 13. BEDAH DIGESTIF
2. GIGI DAN MULUT 14. BEDAH MULUT
3. PENYAKIT DALAM 15. BEDAH VASKULER
4. ENDOKRIN 16. BEDAH ORTOPEDI
5. KARDIOLOGI 17. BEDAH ONKOLOGI
6. GINJAL HIPERTENSI 18. NEUROLOGI
7. HEMATOLOGI 19. KEDOKTERAN JIWA
8. KESEHATAN ANAK 20. THT
9. OBGYN 21. MATA
10. BEDAH UMUM 22. KULIT DAN KELAMIN
11. BEDAH SARAF 23. REHABILITASI MEDIK
12. BEDAH UROLOGI 24. PARU - PARU

4.2.2 Visi Dan Misi


1. Visi
Menjadi rumah sakit islam unggulan dalam pelayanan dan pendidikan yang
berorientasi bagi kemaslahatan umat.
2. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan pada keselamatan pasien.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk mewujudkan tenaga
kesehatan
yang unggul.
3. Mewujudkan Sumber Daya Insani yang profesional dan islami.
4. Menyediakan sarana, prasarana dan teknologi yang memadai.
5. Meningkatkan kemitraan yang harmonis.
6. Meningkatkan syiar dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar
44
4.2.3 Tujuan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
Dapat memberikan pelayanan Kesehatan paripurna secara profesional,
berkualitas, menjunjung kode etik rumah sakit, dan Islami bagi semua lapisan
masyarakat sehingga terwujudnya cita rumah sakit islam yang baik.
45

4.2.4 Pelayanan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung


Layaknya rumah sakit pada umumnya, Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung Juga menyediakan berbagai pelayanan bagi para pasien. Berikut
beberapa pelayanan yang dimiliki Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung:
1. Pelayanan Home Care
2. Pelayanan 24 jam
3. Rawat jalan dan rawat inap
4. Pelayanan bedah
5. Medical Check up

4.2.5 Daftar Online Untuk Pasien Lama


Untuk pasien lama, daftar online dapat dilakukan dengan cara:
1. Kunjungi link berikut http://regonline.rsmb.co.id/
2. Pilih menu pasien lama
3. Masukkan nomor rekam medik
4. Masukkan juga tanggal lahir, lalu klik menu Cari data

Selanjutnya kamu bisa melakukan pendaftaran untuk pemeriksaan, termasuk


memilih poliklinik atau dokter yang dituju serta jadwal pemeriksaan.

4.2.6 Logo Perusahaan


Logo perusahaan merupakan penjelasan dan menjadi ciri suatu perusahaan.
Adapun logo dari RS Muhammadiyah Bandung adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1
Logo RS Muhammadiyah Bandung
46

4.2.7 Struktur Organisasi

Gambar 4.2

Struktur Organisasi RS Muhammadiyah Bandung

4.2.8 Lokasi Perusahaan

Gambar 4.3

Lokasi RS Muhammadiyah Bandung


Sumber : www. googlemaps.com
47

4.3 Profil responden


Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada seluruh
pegawai yang memenuhi kriteria sampel yang tertentu pada Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung. Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui
penyebaran kuesioner ini, dapat dipastikan bahwa semua responden adalah
pegawai dari Rumah Sakit Muhammadiyah yang berada di Bandung Jawa Barat
4.3.1 Respon responden
Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai alat
penelitian yang dimana kuesioner tersebut akan disebarkan menjadi terdiri dari
3 bagian dan memiliki 15 pertanyaan yang mewakili setiap indikator masing –
masing variabel yaitu diantaranya sebagai berikut:
1. Pernyataan bagian I (variabel X)
Pernyataan untuk variabel X1 yaitu mengenai audit internal dengan indikator
variabel X yaitu: Independensi, kemampuan profesional, Lingkup pekerjaan,
Pelaksanaan Audit dan Tindak lanjut hasil Audit.

2. Pernyataan bagian II (variabel X2)

Pertanyaan untuk variabel X2 yaitu mengenai pengendalian internal dengan


indikator variabel X2 yaitu: Lingkungan pengendalian, Sistem wewenang,
Prosedur, Praktik yang sehat, Karyawan yang bermutu.

3. Pernyataan bagian III (variabel Y)

Pertanyaan untuk variabel Y yaitu mengenai efektivitas pelayanan kesehatan


dengan indikator variabel Y yaitu: Asas pekerjaan, Akuntabilitas, Prinsip
pelayanan publik, Kepastian waktu, Kejelasan pelayanan publik.

Berikut ini adalah tanggapan responden terhadap variabel X1 dan X2 yaitu


mengenai auditor internal dan pengendalian internal pada Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung.
48
Tabel 4.2
Tanggapan Responden Terhadap Audit Internal
PENILAIAN
NO PERNYATAAN SS S N TS STS TOTAL
SKOR
5 4 3 2 1

INDEPENDENSI

audit internal yang 16 17 2 0 0


berprofesional diharuskan
1
memiliki independensi
untuk memenuhi 46% 49% 6% 0% 0% 154

kewajiban yaitu
memberikan opini yang
objektif

KEMAMPUAN PROFESIONAL

Bermutu, Berkualitas dan 16 14 3 2 0


tidak tunduk adalah
46% 40% 9% 6% 0%
2 merupakan ciri suatu 149
profesi atau orang yang
profesional

LINGKUP PEKERJAAN

Fungsi audit internal yaitu 15 18 2 0 0


3 melakukan evaluasi dan
memberikan kontribusi
terhadap peningkatan
proses pengelolaan risiko, 46% 51% 6% 0% 0%
pengendalian dan
165
governance secara
menyeluruh

PELAKSANAAN AUDIT

Audit internal harus 13 19 1 1 0


49
mengumpulkan bukti-
4 bukti dan informasi yang
akurat dan kompeten serta
memadai untuk 37% 54% 3% 3% 0%
146
menunjang temuan audit
agar bermanfaat bagi
organisasi dalam mencapai
sasarannya

TINDAK LANJUT HASIL AUDIT

Audit internal harus 16 14 4 1 0


5 melakukan tindak lanjut
masalah yang
dikemukakan ataupun 46% 40% 11% 3% 0%
150
yang direkomendasikan
dalam laporan hasil audit.

76 82 12 4 0
JUMLAH 764
43% 47% 7% 2% 0%

sumber data diolah sendiri

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa banyaknya responden yang


menjawab pernyataan dalam kuesioner penelitian ini adalah 43% responden
menjawab sangat setuju, 47% menjawab setuju, 7% responden menjawab
ragu/netral, 2% responden menjawab tidak setuju dan 0% responden menjawab
sangat tidak setuju dengan audit internal pada Rumah Sakit Muhammadiyah.
Untuk nilai tinggi diberi nilai 5 dan nilai terendah diberi nilai 1 maka didapat:
1. Nilai Minimum = 1 x 5 x 35 = 175
2. Nilai Maksimum = 5 x 5 x 35 = 875
3. Kuartil II = ( 175 + 875) : 3 = 350
4. Kuartil I = (175 + 350) : 3 = 175
5. Kuartil III = (875 + 350) : 3 = 408
50

Sangat
Tinggi
Sangat Rendah Rendah Tinggi

175 350 408 764 875

Garis Kontinum Rekapitulasi Tanggapan Responden (X1)


Sumber : Data Kuesioner diolah

Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa tanggapan responden


terhadap kompetensi pada Rumah Sakit Muhammadiyah mencapai kualifikasi
sangat tinggi yaitu pada kisaran 764 sampai 875 . Dengan itu maka Audit Internal
pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dilaksanakan dengan baik dan menuju
sangat baik. Adapun tanggapan responden terhadap variabel X2 mengenai
Pengendalian Internal pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung sebagai berikut :
Table 4.3
Tanggapan Responden terhadap pengendalian internal

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi akan 15 17 1 0 0


memisahkan
6
tanggungjawab fungsional
secara tegas sehingga
dapat diartikan pembagian 43% 49% 3% 0% 0% 146
tanggung jawab
fungsional terhadap unit
unit organisasi yang
dibentuk

SISTEM WEWENANG DAN PROSEDUR

Dalam organisasi setiap 16 18 1 0 0


51
7 transaksi hanya terjadi atas
dasar otorisasi dari yang
46% 51% 3% 0% 0% 161
memiliki wewenang.

8 Prosedur pencatatan akan 18 11 5 0 0


memberikan perlindungan
yang cukup terhadap aset,
utang, pendapatan dan 51% 31% 14% 0% 0% 160

beban

9 dalam pembagian tanggung 21 12 1 0 0


jawab fungsional dan sistem
wewenang yang telah ditetapkan
tidak akan terlaksana dengan
baik jika tidak diciptakan cara 60% 34% 3% 0% 0%
156
untuk menjamin praktik yang
sehat.

10 Dengan semua yang ada atas 22 13 0 0 0


tanggung jawab terhadap
struktur organisasi dan prosedur 63% 37% 0% 0% 0%
pencatatan serta praktik yang 785
sehat menyesuaikan dengan
karyawan yang bermutu.

92 71 8 0 0
JUMLAH
53% 41% 5% 0% 0%
785
Sumber : Data olah sendiri
Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa banyaknya responden yang
menjawab pernyataan dalam kuesioner penelitian ini adalah 53% responden
menjawab sangat setuju, 41% menjawab setuju, 5% responden menjawab
ragu/netral, 0% responden menjawab tidak setuju dan 0% responden menjawab
sangat tidak setuju dengan pengendalian internal pada Rumah Sakit
52
Muhammadiyah. Untuk nilai tinggi diberi nilai 5 dan nilai terendah diberi nilai 1
maka didapat:
1. Nilai Minimum = 1 x 5 x 35 = 175
2. Nilai Maksimum = 5 x 5 x 35 = 875
3. Kuartil II = ( 175 + 875 ) :3 = 350
4. Kuartil I = (175 + 350 ) :3 = 175
5. Kuartil III = (875+ 350) : 3 = 408
53

Sangat Rendah Tinggi Sangat Tinggi


Rendah

175 350 408 785 875

Garis Kontinum Rekapitulasi Tanggapan Responden (X2)


Sumber : Data Kuesioner diolah

Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa tanggapan responden terhadap


kompetensi pada Rumah Sakit Muhammadiyah mencapai kualifikasi sangat tinggi
yaitu pada kisaran 785 sampai 878 . Dengan itu maka Pengendalian Internal pada
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dilaksanakan dengan baik dan menuju
sangat baik. Adapun tanggapan responden terhadap variabel Y mengenai efektivitas
pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung sebagai berikut:
Tabel 4.4
Tanggapan Responden terhadap Efektivitas pelayanan kesehatan

PENILAIAN

NO PERNYATAAN TOTAL
SS S N TS STS
SKOR
5 4 3 2 1

ASAS PELAYANAN PUBLIK

Publik yang memuaskan 18 16 1 0 0


bagi pengguna jasa maka
11
pelaksanaan pelayanan
harus memenuhi asas asas 51% 46% 3 0% 0% 157

pelayanan. %

AKUNTABILITAS
54
Pelayanan yang diberikan 20 14 1 0 0
dapat
12
dipertanggungjawabkan
57% 40% 3% 0% 0% 159
sesuai dengan perundang -
undangan yang berlaku.

PRINSIP PELAYANAN PUBLIK

Penyelenggara pelayanan 23 10 2 0 0
harus memenuhi beberapa
13
prinsip yaitu
66% 29% 6% 0% 0% 161
kesederhanaan, kejelasan,
dan kepastian waktu.

KEPASTIAN WAKTU

Proses pelayanan yang 19 11 5 0 0


diberikan dapat
14
diselesaikan dengan kurun
54% 31% 14% 0% 0% 154
waktu yang telah
ditentukan.

KEJELASAN PELAYANAN PUBLIK

Persyaratan teknis dan 27 7 1 0

15 administratif pelayanan
77% 20% 3% 0% 0%
publik unit kerja/ pejabat
yang berwenang
memberikan pelayanan
dan penyelesaian keluhan
166
dalam pelaksanaan
pelayanan publik.
55
JUMLAH 107 58 10 0 0
797
61% 33% 6% 0% 0%

Sumber : Data olah sendiri


Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa banyaknya responden yang menjawab
pernyataan dalam kuesioner penelitian ini adalah 61% responden menjawab sangat setuju,
33% menjawab setuju, 6% responden menjawab ragu/netral, 0% responden menjawab tidak
setuju dan 0% responden menjawab sangat tidak setuju dengan efektivitas pelayanan
kesehatan pada Rumah Sakit Muhammadiyah.
Untuk nilai tinggi diberi nilai 5 dan nilai terendah diberi nilai 1 maka didapat:
1 Nilai Minimum = 1 x 5 x 35 = 175
2 Nilai Maksimum = 5 x 5 x 35 = 875
3 Kuartil II = ( 175 + 875 ) :3 = 350
4 Kuartil I = (175 + 350 ) :3 = 175
5 Kuartil III = (875+ 350) : 3 = 408

Sangat Rendah Tinggi Sangat Tinggi


Rendah

175 350 408 797 875

Garis Kontinum Rekapitulasi Tanggapan Responden (Y)

Sumber : Data Kuesioner diolah

Maka berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa tanggapan


responden terhadap efektivitas pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung mencapai kualifikasi sangat tinggi yaitu dalam kisaran
797 sampai dengan 875. Dengan demikian maka efektivitas pelayanan kesehatan
pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung telah dilakukan dengan sangat baik .
56

4.4 Teknik Analisis Data


4.4.1 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner
dengan hasil penelitian jika valid pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini
dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai rhitung dengan rtabel. Butir
kuesioner dinyatakan akan valid jika rhitung > rtabel begitu juga sebaliknya apabila
rhitung<rtabel maka butir kuesioner tersebut dinyatakan tidak valid.
Dalam penelitian ini, pengujian validitas yaitu berupa data primer yang
merupakan kuesioner terdiri dari 15 pernyataan dengan pembagian 5 pernyataan
untuk audit internal Rumah sakit Muhammadiyah Bandung (X 1) , dan 5 pernyataan
untuk pengendalian terhadap Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung (X 2) dan 5
pernyataan untuk efektivitas pelayanan pada Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung (Y). Pada penelitian ini sampel yang akan digunakan berjumlah 35
responden, sehingga dengan begitu diperoleh rtabel. Untuk mempermudah dalam
melakukan uji validitas data maka dapat dilakukan perhitungan tabulasi yang
selanjutnya data akan diolah dengan menggunakan program SPSS for windows
versions 29.00. Dalam pengujian validitas data penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan rhitung dengan rtabel seperti yang ditunjukan pada tabel dibawah
ini.
57

Tabel 4.5
Hasil Uji Validitasi Variabel X1

Variab Pernyataa Corrected Rtabe Keterangan


el n Item- Total l

(X1) Correlation
X1.1 0,634 Valid

X1.2 0.968 Valid

X1.3 0,503 0,334 Valid

X1.4 0,580 Valid

X1.5 0,968 Valid

Sumber : Data olah sendiri

Tabel 4.6
Hasil Uji Validitasi Variabel X2

Variable Pernyataa Corrected Item- Rtabel Keterangan


n Total Correlation
(X2)
X2.1 0,571 Valid

X2.2 0,643 Valid

X2.3 0,707 Valid

X2.4 0,718 Valid


0,334

X2.5 0,535 Valid

Sumber : Data olah sendiri


58

Tabel 4.7
Hasil Uji Validitasi Variabel Y

Variable Pernyataa Corrected Item- Rtabel Keterangan


n Total Correlation
(Y)
Y1 0,770 Valid

Y2 0,603 Valid

Y3 0,667 Valid

Y4 0,634 Valid
0,334

Y5 O,772 Valid

Sumber : Data olah sendiri

Berdasarkan tabel hasil uji validitas diatas, seluruh item pernyataan


pada variabel X1 , X2 dan Y dinyatakan valid karena hasil rhitung > rtabel
(0,334). Sehingga dengan begitu dapat disimpulkan semua pernyataan dalam
kuesioner dinyatakan valid dengan jumlah pernyataan yaitu sebanyak 15
pernyataan dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.
4.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui atau
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat diandalkan. Dalam
penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kuesioner
yang dibagikan kepada responden memenuhi syarat reliabel atau tidak.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu pengukuran yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Uji reabilitas menggunakan
Croncbanch’s Alpha yang dimana suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
Croncbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 atau 60%. Pada penelitian ini
pengujian reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS for Windows
Version 29.00 dengan hasil sebagai berikut:
59
60

Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1

Sumber: Diolah melalui program SPSS for Windows Version 29.00

Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2

Sumber: Diolah melalui program SPSS for Windows Version 29.00

Berdasarkan uji reabilitas yang bertujuan untuk mengetahui

konsistensi alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten

jika pengukuran tersebut diulang. Jika dilihat dari hasil pengujian diatas

menunjukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha audit internal (X1) sebesar 0,793

sedangkan Cronbach’s Alpha Pengendalian internal sebesar 0,752 melebihi

0,60 atau 60%. Adapun Cronbach’s Alpha untuk variabel Y mengenai

Efektivitas Pelayanan Kesehatan sebagai berikut.

Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

Sumber: Diolah melalui program SPSS for Windows Version 29.00

Berdasarkan uji reabilitas yang bertujuan untuk mengetahui


61

konsistensi alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap


konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Jika dilihat dari hasil
pengujian diatas menunjukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha
Efektivitas Pelayanan Kesehatan sebesar 0,770 melebihi 0,60 atau
60%. Dengan begitu alat ukur yang digunakan menyatakan tetap
konsisten dalam penelitian ini.
Tabel 4.11
Hasil Uji Reabilitas
Variabel Cronbach’s Standardized Keterangan
Alpha Alpha

Audit Internal 0,793 0,60 Reliabel

Pngendalian internal 0,752 0,60 Reliabel

Efektivitas pelayanan 0,770 0,60 Reliabel


kesehatan

Sumber : Data olah sendiri


Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 4.5 di atas dapat
disimpulkan bahwa nilai cronbach’s alpha pada masing-masing variabel
lebih besar dari 0,60 yaitu untuk audit internal (X1) sebesar 0,793, untuk
pengendalian Internal (X2) sebesar 0,752 dan untuk efektivitas pelayanan
kesehatan (Y) sebesar 0,770 maka dalam penelitian ini semua variabel
dinyatakan reliabel.

4.1.3 Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang


digunakan berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan
analisis grafik dan uji statistik untuk menguji apakah data variabel independen
dan data variabel dependen pada persamaan regresi telah berdistribusi secara
normal atau tidak. Model regresi yang yang baik adalah yang memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini uji normalitas
62

dilakukan dengan uji one sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan nilai


signifikan 0.05 (5%) yang dimana dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang
dapat diartikan bahwa variabel variabel tersebut memiliki distribusi normal.
Berikut adalah hasil pengujian normalitas data yang ditunjukkan pada gambar
hasil pengujian menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dibawah ini.
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Data

Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian


normalitas terhadap 35 data menunjukan telah berdistribusi normal dimana
terdapat angka yang menunjukan nilai signifikan pada pengujian Kolmogorov-
smirnov yaitu sebesar 0,24 lebih besar dari 0,05 dengan begitu maka data dalam
penelitian ini dinyatakan berdistribusi normal.

4.1.4 Uji Korelasi Rank Spearman


Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau
menguji signifikansi hipotesis bila masing-masing variabel yang dihubungkan
antara Audit internal (X1) , pengendali internal (X2) dengan efektivitas
pelayanan kesehatan (Y). Dalam penelitian dilakukan pengelolaan data dengan
menggunakan program SPSS for windows versions 29.00 sehingga memperoleh
hasil pengujian yang menghasilkan besarnya hubungan antar variabel, berikut
adalah hasil uji korelasi rank spearman.
63

Tabel 4.13
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman

Sumber: Diolah melalui program SPSS For Windows Versions 26.00

Dari hasil pengujian diatas menunjukan bahwa nilai korelasi rank


spearman antara Audit Internal (X1) , Pengendalian Internal (X2)
terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan (Y) sebesar 0,548 yang di
mana angka tersebut menunjukan bahwa hubungan variabel berhubungan
sedang.
Dalam korelasi untuk mengukur kuat lemahnya korelasi yang
dikemukakan terdapat pada tabel interpretasi koefisien korelasi sebagai
berikut.
Tabel 4.14
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Interpretasi


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan hasil analisis korelasi diatas menunjukan angka 0,686 maka


64

dipilih pada tabel interpretasi bahwa r berada diantara 0,60 – 0,799 yang

artinya memiliki hubungan yang kuat. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa audit internal (X) memiliki tingkat hubungan yang sedang

terhadap efektivitas pelayanan kesehatan (Y).

4.1.5 Uji Koefisien Determinasi


Dalam uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
besarnya persentase pengaruh pada semua variabel independen terhadap
dependen. Besarnya nilai dari koefisien determinasi merupakan berupa
presentase yang menunjukan presentase variasi nilai variabel. Dalam
penelitian ini analisis koefisiensi determinasi digunakan untuk
mengetahui besarnya persentase pengaruh audit internal terhadap
efektivitas pelayanan kesehatan. Berikut adalah hasil dari pengujian
koefisiensi determinasi:
Tabel 4.15

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Diolah melalui program SPSS For Windows Versions


29.00

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien


determinasi sebesar 0,868. Berikut adalah perhitungan secara manual
untuk mendapatkan R square:

KD = r² x 100%

KD = 0,868² x 100%

KD= 0,753424 = 75,34%


65

Dengan begitu diketahui R square atau Koefisien determinasi


adalah 75,34% maka nilai tersebut artinya tingkat pengaruh variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y) adalah hanya sebesar
75,34%. Sedangkan sisanya yaitu 24,66% dari variabel efektivitas
pelayanan kesehatan yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak
dimasukan dalam penelitian. Berikut ini adalah interval koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.16

Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi

Tingkat Pengaruh
Interval

0% - 19,9% Sangat Rendah

20% - 39,9% Rendah

40% - 59.9% Sedang

60% - 79.9% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat

Sumber : Data diolah sendiri


66

4.1.6 Uji Regresi Linear Sederhana


Uji linear sederhana dilakukan untuk mengetahui hubungan antar
variabel independen terhadap variabel dependen apakah dinyatakan
positif atau negatif. Adapun variabel independen dalam penelitian yaitu
audit internal dan dependen yaitu efektivitas pelayanan kesehatan .
Berikut adalah hasil pengujian regresi linear sederhana:
Tabel 4.17

Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Sumber: Diolah melalui program SPSS For Windows


Versions 29.00
Berdasarkan hasil pengujian diatas menunjukan bahwa:
Y = a + bx

Y = 13,715 + 0,419X

Dari persamaan tersebut maka dapat diartikan sebagai berikut:

a). Angka konstan (a) di dalam unstandardized coefficients memiliki

nilai sebesar 13,715 dimana nilai ini jika tidak ada audit internal maka

nilai efektivitas pelayanan kesehatan adalah sebesar 13,715

b). Sedangkan angka koefisien regresi bX memiliki nilai sebesar 0,419X

yang artinya bahwa setiap penambahan 1% tingkat audit internal maka

akan ada pengaruh positif terhadap efektivitas pelayanan kesehatan yang

akan meningkat sebesar 0,419.


67

4.1.7 Uji Hipotesis Statistik t (Parsial)


Uji hipotesis statistik t sering kali digunakan untuk melihat

pengaruh satu variabel independen dengan dependen. Berikut adalah

hasil dari uji hipotesis statistik yang telah dikelola menggunakan

program SPSS For Windows Versions 26.00:

Tabel 4.18

Hasil Uji Hipotesis Statistik t

Sumber: Diolah melalui program SPSS for Windows Versions 29.00

Dari hasil analisis uji hipotesis statistik t yang dilihat pada tabel
diatas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Audit Internal (X1)
berpengaruh terhadap variabel Efektivitas Pelayanan Kesehatan (Y) dan
apakah variabel Pengendalian internal (X2) berpengaruh terhadap
variabel Efektivitas Pelayanan Kesehatan (Y) secara parsial. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini yaitu

a) H1 = Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara audit


internal terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung.

b) H2 = Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara


Pengendalian Internal terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan pada
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.

c) H3 = Diduga tidak terdapat pengaruh dan signifikan antara audit


internal dan pengendali internal terhadap Efektivitas Pelayanan
68

Kesehatan pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa t hitung untuk


variabel audit internal (X1) adalah 4,281 dan signifikansi sebesar 0,01.
Pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan dk pembilang = 2, dk
penyebut = n-k = 35 - 2 = 33, maka diperoleh t tabel sebesar 2,034.
Sehingga dengan begitu t tabel (2,034) < t hitung (4,281) sedangkan
untuk variabel pengendalian internal (X2) adalah 7,667 dan signifikansi
sebesar 0,01. Pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan dk
pembilang = 2, dk penyebut = n-k = 35- 2 = 33, maka diperoleh t tabel
sebesar 2,034. Sehingga dengan begitu t tabel (2,034) < t hitung (7,667)
maka H1 dan H2 diterima dan H3 ditolak itu artinya terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara audit internal dan pengendalian internal
terhadap efektivitas pelayanan kesehatan pada Rumah sakit
Muhammadiyah Bandung.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pembahasan ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang


dilakukan oleh peneliti yang dimana menggunakan data primer berupa
kuesioner yang disebar di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
4.5.1 Audit Internal Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
Audit Internal merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh
seorang audit internal dalam suatu perusahaan untuk mengidentifikasi
kegiatan atau program dan mengevaluasi untuk perbaikan pada
perusahaan tersebut. Tujuan audit internal pada Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung adalah bertujuan agar dapat membantu
manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan secara efektif, efisien, dan
ekonomis, sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada seluruh pegawai Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan dengan jumlah responden yaitu sebanyak 35 responden.
Tanggapan dari responden dalam menjawab pernyataan kuesioner
69

peneliti adalah 43% responden menjawab sangat setuju, 47% menjawab


setuju, 7% responden menjawab ragu/netral, 2% responden menjawab
tidak setuju dan 0% responden menjawab sangat tidak setuju.
Sehingga bahwa sebagian besar responden sangat setuju dengan
audit internal di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Maka dengan
demikian berdasarkan hasil penelitian dan garis kontinum pada audit
internal menunjukan sangat tinggi berada pada kisaran 408 sampai 875
ini artinya dapat disimpulkan bahwa penerapan audit internal pada
Rumah Sakit muhammadiyah telah dilaksanakan dengan sangat baik.
4.5.2 Pengendalian Internal Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
Pengendalian internal Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
ditujukan untuk mencapai serangkaian tujuan: laporan keuangan,
kepatuhan dan operasi Tidak semua pengendalian internal sesuai dengan
audit atas laporan keuangan, tanggung jawab audit dalam mematuhi
standar pekerjaan lapangan kedua sebagaimana disajikan diatas hanya
dibatasi pada golongan pertama kendala pelaporan keuangan. Oleh karena
itu audit harus memahami pengendalian internal agar dapat memberikan
keyakinan yang memadai bahwa laporan yang disajikannya wajar atau
sesuai dengan prinsip akuntansi secara umum di Indonesia.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada seluruh pegawai
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung yang sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan dengan jumlah responden yaitu sebanyak 35 responden.
Tanggapan dari responden dalam menjawab pernyataan kuesioner
peneliti adalah 53% responden menjawab sangat setuju, 41% menjawab
setuju, 5% responden menjawab ragu/netral, 0% responden menjawab
tidak setuju dan 0% responden menjawab sangat tidak setuju. Sehingga
bahwa sebagian besar responden sangat setuju dengan audit internal di
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Maka dengan demikian
berdasarkan hasil penelitian dan garis kontinum pada audit internal
menunjukan sangat tinggi berada pada kisaran 408 sampai 875 ini artinya
dapat disimpulkan bahwa penerapan audit internal pada Rumah Sakit
Muhammadiyah telah dilaksanakan dengan Sangat baik.
70
71

4.5.3 Efektivitas Pelayanan Kesehatan


Efektivitas pelayanan kesehatan merupakan kegiatan atau aktivitas
yang dilakukan manajemen dalam hal penetapan kebijakan, sistem, dan
prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan
sudah dilakukan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain
perusahaan untuk memberikan keyakinan memadai dalam mencapai
keandalan pelaporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi serta
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Berdasarkan
hasil penyebaran kuesioner kepada 35 responden dari tanggapan
responden tersebut terdapat 61% responden menjawab sangat setuju,
33% responden menjawab setuju, 6% responden menjawab netral, 0%
responden menjawab tidak setuju dan 0% responden menjawab sangat
tidak setuju. Dengan demikian bahwa sebagian besar dari responden
menjawab sangat setuju dengan efektivitas pelayanan kesehatan pada
rumah sakit muhammadiyah bandung. Maka dapat disimpulkan
berdasarkan hasil penelitian dan berdasarkan garis kontinum menunjukan
efektivitas pelayanan kesehatan berada pada garis yang sangat tinggi di
kisaran 408 sampai 875 ini artinya bahwa efektivitas pelayanan
kesehatan pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung telah dilakukan
dengan kategori sangat baik.

4.5.4 Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap Efektivitas Pelayanan

Kesehatan

Menurut (Agoes. S, 2019) mengemukakan bahwa audit internal


merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan
maupun ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan dari
ikatan profesi yang berlaku. Audit internal dilakukan oleh seseorang
yang profesional ahli dalam bidang audit yaitu audit internal. Adapun
tujuan dari audit internal adalah untuk mengidentifikasi kegiatan,
program dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga
dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan
atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan.
72

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data yang


didapatkan dari data primer yaitu kuesioner yang disebarkan di Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung. Adapun pembahasan hasil penelitian
audit internal terhadap efektivitas pelayanan kesehatan adalah internal
audit memiliki pengaruh terhadap efektivitas pelayanan kesehatan
dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0,005
atau 5%. Hal ini menunjukan bahwa audit internal berpengaruh positif
dan signifikan terhadap efektivitas pelayanan kesehatan pada Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung atau Ha diterima dan Ho ditolak. Jika
semakin besar peran yang dilakukan oleh audit internal Rumah Sakit
Muhammadiyah maka akan semakin meningkat upaya efektivitas
pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti
mengenai pengaruh audit internal dan pengendalian internal terhadap
efektivitas kesehatan pada Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian audit internal pada rumah sakit
muhammadiyah bandung dapat disimpulkan bahwa audit internal telah
dilaksanakan sesuai indikator sehingga dapat dikategorikan bahwa audit
internal pada rumah sakit muhammadiyah Bandung sangat baik.
2. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa pengendalian internal pada rumah sakit
muhammadiyah bandung diterapkan sesuai indikator jika dilihat dari
masing - masing indikator menunjukan bahwa pengendalian internal
pada rumah sakit muhammadiyah Bandung telah dilakukan dengan
kategori yang sangat baik
3. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa t hitung untuk variabel audit internal (X1) adalah
4,281 dan signifikansi sebesar 0,01. Pada taraf signifikan 5% dengan
derajat kebebasan dk pembilang = 2, dk penyebut = n-k = 35 - 2 = 33,
maka diperoleh t tabel sebesar 2,034. Sehingga dengan begitu t tabel
(2,034) < t hitung (4,281). Dengan begitu H1 atau X1 diterima yang arti
nya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara audit internal
terhadap efektivitas pelayanan kesehatan pada rumah sakit
muhammadiyah bandung.
4. Berdasarkan hasil pengujian menyatakan bahwa variabel pengendalian
internal (X2) adalah 7,667 dan signifikansi sebesar 0,01. Pada taraf
signifikan 5% dengan derajat kebebasan dk pembilang = 2, dk penyebut
= n-k = 35- 2 = 33, maka diperoleh t tabel sebesar 2,034. Sehingga
dengan begitu t tabel (2,034) < t hitung (7,667). Dengan begitu H2
diterima yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
74

pengendalian internal terhadap efektivitas pelayanan kesehatan pada


rumah sakit muhammadiyah Bandung.
5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti


bermaksud untuk memberikan saran yaitu
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini untuk
dijadikan sebagai bahan pengetahuan, tanpa melupakan pengetahuan
yang ada pada penelitian ini dan menambah jumlah sampel sehingga
penelitian dapat digeneralisasikan dengan baik.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan variabel
yang telah ada dengan mengganti atau mengubahnya untuk mengetahui
pengaruh variabel lain terhadap efektivitas pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. (2017). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan


Publik. Jakarta: Salemba Empat
Agoes, S. (2019). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Arens, A. Alvin, Randy Elder, Mark Beasley. (2019). Audit dan
Pelayanan
Bayangkara, IBK. (2019). Audit Manajemen:Prosedur dan Implementasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Hall, A James, Tommie Singleton. (2020). Audit Teknologi Informasi dan Assurance.
Jakarta: Salemba Empat.
Imbalo S. Pohan. (2019). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: ECG.
Jakarta:Indeks.
Keamanan. (Alih bahasa: Ford Lumban Gaol). Jakarta: Indeks
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. (2019).Manajemen Pemasaran.
Mulyadi. (2014). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Rai, G. A. (2017). Auditing Kinerja. Jakarta: Salemba Empat
Ratminto, Atik Septi Winarsih. (2019). Manajemen pelayanan: pengembangan model
konseptual, penerapan 'Citizen's Charter' dan standar pelayanan minimal.
Jakarta: Pustaka Pelajar
Sawyers, Lawrence B; Mortimer A; James H. (2019). Sawyer’s Internal Auditing.
(Alih bahasa: Desi Andharini). Buku 1 Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Siagian, Sondang. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Sinambela, Poltak Lijan. (2019). Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-12. Bandung: Alfabeta.
Sukrisno Agoes. (2019). Auditing. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, Salemba empat.
Supriyono, R.A. (2018). Akuntansi Keperilakuan. Universitas: Gadjah Mada
University Press.
Tangkilisan, Nogi Hessel. (2020). Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai