Anda di halaman 1dari 112

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN

PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA


PERUSAHAAN MAKANAN & MINUMAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:

NAMA : EGA INDAH PUJI LESTARI


NPM : 1902612010348
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023
PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN
PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN MAKANAN & MINUMAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:

NAMA : EGA INDAH PUJI LESTARI

NPM : 1902612010348

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

Denpasar,…………….

Mengetahui/Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. I Gusti Bagus Ngurah Gunadi, S.E., M.M. Dr. I Wayan Suarjana, S.E., M.M.

NPK. 82 8110 326 NPK. 82 8513 390

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2023

ii
PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN
PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN MAKANAN & MINUMAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2018-2020

Oleh:
NAMA : Ega Indah Puji Lestari
NPM : 1902612010348
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan lulus


pada ujian skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mahasaraswati Denpasar
pada tanggal : …………………..

Tim Penguji:
1. Ketua Penguji:
Nama ketua penguji : Dr. I Gst.Ngurah Bagus Gunadi, S.E., M.M
2. Sekretaris Penguji:
Nama sekretaris penguji : Dr. Drs. I Wayan Suarjana, S.E.,M.M
3. Anggota Penguji:
Nama anggota penguji : Dr. Agus Wahyudi Salasa Gama,S.E.,M.M

Mengetahui

Dekan Ketua

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen,

Dr. Putu Kepramareni, S.E., M.M. Dr. Ni Made Dwi Puspitawati, S.E., M.M

NIP. 19720616 2002 NPK. 82 8815 418


iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ega Indah Puji Lestari


Nim : 1902612010348
Program Studi : Manajemen

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah bukan dari hasil kegiatan
plagiat dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana


perlunya.

Denpasar, ……………………..

Ega Indah Puji Lestari

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
"Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan & Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2020”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam
penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:

1. Ibu Dr. Ni Made Kepramareni, S.E., M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar.
2. Ibu Dr. Ni Made Dwi Puspitawati, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mahasaraswati
Denpasar.
3. Bapak Dr. I Wayan Suarjana, S.E., M.M., selaku Pembimbing Akademis
4. Bapak Dr. I Gusti. Ngurah Bagus Gunadi, S.E., M.M., selaku Pembimbing
I atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr I Wayan Suarjana S.E., M.M., selaku Pembimbing II atas
bimbingan, masukan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Segenap Dosen pengajar yang berada di lingkungan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Mahasaraswati atas segala bimbingan yang diberikan
selama penulis menempuh Pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mahasaraswti Denpasar.
7. Kedua orang tua penulis, Setyo Winarno dan Yohana Fransiska Resi, yang
selalu memberikan kasih sayang,doa,nasehat, serta kesabarannya yang luar
biasa dalam setiap langkah hidup penulis, yang merupakan anugrah terbesar
dalam hidup. Penulis berharap dapat menjadi anak yang dibanggakan.

v
8. Seluruh keluarga tersayang yang senantiasa mendo’akan dan memberikan
semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya pembuatan
Tugas Akhir maupun dalam penyusunan Tugas Akhir yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
10. Kepada teman-teman seperjuangan atas dukungan, motivasi dan
masukannya selama menempuh Pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mahasaraswati Denpasar yang tidak dapat penulis sebut satu
persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan
kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian skripsi ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, Maret 2022

Penulis

vi
ABSTRAK

Manajemen juga dituntut untuk mengambil keputusan yang tepat agar dapat
mencapai tujuan perusahaan serta meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu
cara untuk menentukan kinerja perusahaan yaitu dengan memaksimalkan laba yang
dapat diukur dengan menghitung profitabilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah perputaran kas,perputaran piutang,perputaran persediaan
terhadap profitabilitas.
Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan
jumlah 16 perusahaan sebagai sampel. Sedangkan metode analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran kas mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, perputaran piutang tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran persediaan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Saran bagi penelitian
selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan variabel
lain yang mempengaruhi profitabilitas, memperbanyak sampel penelitian dan
memperpanjang periode pengamatan.
Kata kunci : Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan
Profitabilitas

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGUJIAN SKRIPSI ................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................11
2.1 Landasan Teori .............................................................................................11
2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)...........................................................11
2.1.2 Profitabilitas ..........................................................................................12
2.1.3 Perputaran Kas ......................................................................................16
2.1.4 Perputaran Piutang ................................................................................20
2.1.5 Perputaran Persediaan ...........................................................................24
2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................................29
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ...................................34
3.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................34
3.2 Hipotesis Penelitian ......................................................................................36
3.2.1 Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas ................................37
3.2.2 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas .........................38
3.2.3 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas .....................39
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................41
4.1 Lokasi Penelitian ..........................................................................................41
4.2 Objek Penelitian ...........................................................................................41
4.3 Identifikasi Variabel .....................................................................................41
4.4 Definisi Oprasional Variabel ........................................................................42
4.5 Jenis Data .....................................................................................................43
4.6 Populasi dan Sampel ....................................................................................44

viii
4.6.1 Populasi .....................................................................................................44
4.6.2 Sampel ...................................................................................................45
4.7 Metode Pengumpulan Data ..........................................................................46
4.8 Teknik Analisis Data ....................................................................................47
4.8.1 Statistik Deskriptif.................................................................................47
4.8.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................................48
4.8.3 Analisis Regresi Berganda ........................................................................50
4.9 Pengujian Kelayakan Model ........................................................................52
4.9.1 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²) ..............................................52
4.9.2 Pengujian Secara Parsial (Uji – t) .........................................................53
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................54
5.1 Gambaran Umun Tempat penelitian .......................................................54
5.2 Hasil Analisis ..........................................................................................72
5.2.1 Hasil Analisis Deskriptif ..................................................................72
5.2.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................................74
5.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................79
5.2.4 Koefisien Determinasi (R2) .............................................................81
5.2.5 Uji t (Uji Parsial) ..............................................................................83
5.3 Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................84
BAB VI PENUTUP ..............................................................................................88
6.1 Kesimpulan ..............................................................................................88
6.2 Keterbatasan dan Saran ...........................................................................89
6.2.1 Keterbatasan Penelitian ....................................................................89
6.2.2 Saran .................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................91
LAMPIRAN ..........................................................................................................94

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 .............................................................................................................. 2
Gambar 3. 1 .......................................................................................................... 355
Gambar 3. 2 .......................................................................................................... 366
Gambar 5. 1 .......................................................................................................... 755

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 .................................................................................................................. 6
Tabel 5. 1 .............................................................................................................. 733
Tabel 5. 2 .............................................................................................................. 766
Tabel 5. 3 .............................................................................................................. 777
Tabel 5. 4 .............................................................................................................. 788
Tabel 5. 5 ................................................................................................................ 79
Tabel 5. 6 .............................................................................................................. 800
Tabel 5. 7 .............................................................................................................. 822
Tabel 5. 8 .............................................................................................................. 833

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Tabulasi Data Penelitian .........................................................944


Lampiran 2 :Statistika Deskriptif Variabel Penelitian .........................................966
Lampiran 3 :Histogram Distribusi........................................................................966
Lampiran 4 :Uji Normalitas .................................................................................977
Lampiran 5 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................97
Lampiran 6 Hasil Uji Heterokedastisitas ...............................................................98
Lampiran 7 Uji Autokorelasi..................................................................................99
Lampiran 8 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda .......................................99
Lampiran 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................100
Lampiran 10 Hasil Uji Parsial (Uji t) ...................................................................100

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi bertumbuh sangat pesat,persaingan terus

menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan guna

mencapai tujuan perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan ialah memperoleh

keuntungan yang maksimal dalam mengoperasikan perusahaan. Oleh sebab itu

sumber daya yang dimiliki perusahaan perlu dikelola dengan efektif dan efisien,

Manajemen juga dituntut untuk mengambil keputusan yang tepat agar dapat

mencapai tujuan perusahaan serta meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu

cara untuk menentukan kinerja perusahaan yaitu dengan memaksimalkan laba

yang dapat diukur dengan menghitung profitabilitas. Profitabilitas suatu

perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal

yang menghasilkan laba tersebut (Riyanto,2001).

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan sebuah lembaga yang

menyediakan sarana perdagangan pembelian dan penjualan efek, efek

merupakan suatu surat berharga yang bernilai yang dapat diperdagangkan.

Perusahaan Manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki aktivitas

pengelolaan bahan mentah hingga mejadi bahan jadi dan dipasarkan kepada

konsumen. Perusahaan Manufaktur terdiri dari tiga sektor yaitu : Sektor industri

dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi.

Perusahaan sektor industri barang konsumsi merupakan kategori perusahaan

industri manufaktur yang produknya sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga


2

prospeknya menguntungkan baik masa sekarang maupun masa yang akan

datang. Secara umum, keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan

aktivitasnya sering kali didasarkan pada tingkat laba yang diperoleh. Akan

tetapi, laba yang besar belum tentu menjadi ukuran bahwa perusahaan tersebut

telah bekerja secara efektif dan efisien.

Grafik di bawah ini adalah grafik rata-rata perkembangan Return On Asset

(ROA) pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020.

Gambar 1. 1

Grafik rata-rata Return On Asset (ROA) Per Tahun pada Perusahaan


Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2016-2020

Return On Asset
16%
14% 14%
12% 12%
10% 10%
9%
8% 8%
6%
4%
2%
0%
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)

Berdasarkan gambar 1.1 menunjukkan kondisi rata-rata Return On Asset

(ROA) pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman tahun 2016-

2020 yang fluktuatif. Tahun 2016 berada di angka 10%. Sedangkan pada tahun

2017 menurun berada di angka 9%. Sementara tahun 2018 Return On Asset

(ROA) naik menjadi 12% dan di tahun berikutnya tepatnya tahun 2019 naik
3

kembali menjadi 14% dan pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2020

mengalami penurunan yang sangat drastis menjadi 8%.

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total

asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik,

karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. ROA juga merupakan

perkalian anatara factor net income margin dengan perputaran aktiva. Harahap

(2010:305) “Return On Asset” (ROA) menggambarkan perputaran aktiva

diukur dari penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik dan hal ini

bearti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

Profitabilitas dinilai sangat penting, karena untuk melangsungkan hidupnya

suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan. Tanpa

adanya keuntungan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.

Perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan karena penting bagi masa

depan perusahaan. Profitabilitas ekonomi suatu perusahaan dapat dipengaruhi

oleh perputaran kas,perputaran piutang dan perputaran persediaan dari masing-

masing perusahaan.

Perputaran kas adalah periode perputaran kas yang dimulai pada saat kas

diinvestasikan hingga kembali menjadi kas (Rahayu and Susilowibowo

2014). Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat

kembalinya kas masuk pada perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Nurafika

2018) menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan


4

terhadap profitabilitas sedangkan penelitian yang dilakukan (Arianti 2018)

menyatakan bahwa perrputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.

Perputaran piutang adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk

mengubah piutang menjadi kas (Rachmawati 2018). Tinggi rendahnya

perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan

dalam piutang. Makin cepat perputaran piutang pada perusahaan maka makin

baik kondisi keuangan perusahaan dan tingkat profitabilitasnya. Sebaliknya

makin panjang umur piutang maka makin buruk kondisi perusahaan karena

semakin lama piutang itu menjadi uang tunai. Penelitian yang dilakukan

(Hidayat 2019) menyatakan bahwa perputaran kas berpengaruh positif

terhadap profitabilitas, sedangkan penelitian yang dilakukan (Arianti 2018).

menyatakan bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.

Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali kemampuan dana yang

tertanam dalam persediaan berputar dalam satu periode tertentu (Raharja

Putra 2012). Persediaan merupakan unsur yang aktif dalam kegiatan

operasional perusahaan,karena jumlah persediaan dalam perusahaan berubah

ubah karena adanya pengurangan untuk proses produksi yang akan dijual

kepada konsumen. Dengan adanya manajemen yang baik dalam sebuah

perusahaan, perusahaan dapat dengan cepat mengubah persediaan ke dalam

bentuk kas maupun piutang melalui penjualan yang akan menjadi laba

perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Dasena dan Sembiring 2020)


5

menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap profitabilitas, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Maharani

and Wardayani 2020) menyatakan bahwa perputaran persediaan tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas.

Berdasarkan masalah tersebut,maka peneliti ingin menguji bahwa adannya

pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas.

Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat

efektivitas manajemen suatu perusahaan. Kasmir (2019: 198) Profitabilitas atau

kemampuan perusahaan dalam mengelola laba sangat penting bagi perusahaan,

Profitabilitas menentukan prestasi keuangan perusahaan, Semakin tinggi

tingkat rasio profitabilitas maka akan semakin baik pula perusahaan dalam

menghasilkan laba yang menunjukkan bahwa prospek perusahaan semakin

baik. Untuk mengukur tingkat profitabiltas ada empat rasio yang dapat

digunakan yaitu Net Profit Margin (NPM), Return On Investment 3

(ROI)/Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Laba Per Lembar

Sahan (EPS).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio Return On Asset (ROA),

Alasan dipilihnya ROA dari berbagai rasio profitabilitas karena ROA sebagai

indikator pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di

dalam perusahaan, sehingga kita dapat mengetahui seberapa besar tingkat


6

profitabilitasnya secara menyeluruh. Profitabilitas yang tinggi akan mendukung

kegiatan operasional perusahaan secara maksimal.

Tabel di bawah ini adalah tabel perputaran kas,perputaran

piutang,perputaran persediaan dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur

sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari

tahun 2018 sampai dengan tahun 2020.

Tabel 1. 1

Data Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan


Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI Periode
2018- 2020

Profitabilitas

Tahun Perputaran Perputaran Perputaran (ROA)


Kas Piutang Persediaan

2018 90,63 9,89 8,23 12%

2019 37,43 8,70 7,56 14%

2020 15,18 8,76 6,99 8%


Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perputaran kas, perputaran

piutang, perputaran persediaan dan profitabilitas cenderung berfluktuasi dari

tahun 2018-2020. Dari data yang diperolah pada tahun 2018 perputaran kas

sebesar 90,63,tahun 2019 turun menjadi 37,43,tahun 2020 turun menjadi 15,18

tingkat perputaran kas mengalami penurunan dari tahun ketahun tetapi


7

penurunan ini tidak selalu diikuti dengan turunnya profitabilitas, turunnya

tingkat perputaran kas ini dapat disebabkan karna adanya penurunan volume

penjualan pada beberapa perusahaan. Perputaran kas, perputaran piutang dan

perputaran persediaan mengalami penurunan dari tahun 2018 ke tahun 2020,

namun pada tahun 2020 profitabilitas mengalami penurunan yaitu sebesar 8%

semakin kecil tingkat perputaran akan mencerminkan kinerja yang rendah dan

berdampak pada profitabilitas yang rendah pula.

Pada penelitian ini mengkaji perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

memproduksi kebutuhan pokok yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Sub

sektor makanan dan minuman merupakan industri yang memiliki tingkat

pertumbuhan industri yang pesat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu

perusahaan manufaktur makanan dan minuman memiliki pangsa pasar dan

jumlah konsumennya yang cukup besar diindonesia. Selain itu pada umumnya

perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman memiliki aktivitas yang

lebih berfluktuatif atau berubah-ubah dibandingkan dengan sektor lainnya.

Karena sektor ini merupakan perusahaan yang menghasilkan kebutuhan

konsumsi untuk masyarakat setiap harinnya. Maka perusahaan-perusahaan yang

bergerak pada sektor makanan dan minuman mempunyai aktivitas yang setiap

aktivitasnnya dapat memaksimalkan profitabilitas serta mengendalikan

perputaran modal kerja.


8

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perputaran

kas,perputaran piutang,perputaran persediaan terhadap profitabilitas.

Menganalisis secara empiris dan menganalisis adanya pengaruh yang paling

dominan terhadap profitabilitas diantara variabel perputaran kas,perputaran

piutang dan perputaran persediaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka

penulis tertarik untuk melalakukan penelitian tentang “Pengaruh Perputaran

Kas,Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap

Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2020”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penelitian merumuskan masalah

yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah ada pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftat di

Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah ada pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas

pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah ada pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas

pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang

terdapat di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :


9

1. Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas

pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman

yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI)

3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor industri makana dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan dari penelitian ini, maka

penulis berharap dapat memberikan manfaat dari laporan penelitian ini bagi

pihak-pihak yang berkepentingan, anatara lain:

1. Manfaat Teoristis

a. Untuk Mahasiswa

Penelitian ini baik seccara langsung maupun tidak langsung

diharapkan dapat memberikan manfaat untuk membandingkan secara

nyata antara teori yang telah didapat selama masa perkuliahan dengan

keadaan nyata yang terjadi dalam suatu perusahaan dan digunakan

sebagai salah satu hasil studi empiris untuk menambah pengetahuan,

memberi pemahaman, gambaran dan wawasan mengenai pengaruh

Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan


10

terhadap profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020

b. Untuk Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi

penelitian selanjutnya di Universitas Mahasaraswati Denpasar dan

dapat dikemangkan lebih lanjut oleh penelitian lain yang ingin

melakukan penelitian yang serupa. yang berkaitan dengan pengaruh

perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan

terhadap profitabilitas perusahaan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang

pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persedian

terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur ynag terdaftar di Bursa

Efek Indonesia, serta hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan bagi Investor Bursa efek indonesia


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Signalling theory atau teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan

mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada

pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena

terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan prospek yang akan datang

dari pihal luar (investor). Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri

adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa

informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi

ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

Isyarat atau sinyal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen

perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

manajemen memandang propek perusahaan. Perusahaan dengan prospek

yang meguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan

mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan

menggunakan utang. Perusahaan dengan prospek yang kurang

menguntungkan akan cenderung menjual sahamnya.

Teori sinyal mengemukakan tentang pentingnya informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi, informasi

merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi
12

menyajikan keterangan catatan dan gambaran masa lalu saat ini maupun masa

yang akan datang bagi perusahaan dan pasar modal.

Brigham dan Houstono (2015) menyatakan bahwa teori sinyal

menjelaskan terkait bagaimana seharusnya suatu perusahaan memberikan

sinyal yang berguna bagi para pengguna laporan keuangan. Sinyal yang

diberikan perusahaan berupa informasi seperti laporan keuangan dan laporan

keberlanjutan tahunan perusahaan terkait dengan upaya manajemen dalam

mengelolah perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dn

berkelanjutan. Sinyal ini berupa informasi yang menyatakan bahwa

perusahaan A lebih baik dari pada perusahaan B atau perusahaan lainnya.

Sinyal juga dapat berupa informasi yang dapat dipercaya terkait gambaran

atau prospek perusahaan di masa yang akan datang.

2.1.2 Profitabilitas

Sebelum mengambil keputusan seorang manajer keuangan harus

mengetahui terlebih dahulu bagaimana kondisi keuangan perusahaan saat itu.

Kondisi keuangan perusahaan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan

dapat dijadikan pertimbangan manajer keuangan dengan melakukan analisis

terlebih dahulu terhadap laporan keuangan tersebut. Tingkat profitabilitas

yang tinggi pada sebuah perusahaan akan meningkatkan daya saing antar

perusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi

akan mampu membuka cabang yang baru serta memperluas usahanya dengan

membuka investasi baru yang terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat

keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa


13

mendatang. Profitabilitas dinilai sangat penting, karena untuk

melangsungkan hidup suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan

menguntungkan atau profitable. Tanpa keuntungan maka sulit bagi

perusahaan untuk menarik modal dari luar.

Berikut beberapa pengertian tentang profitabilitas yakni:

Profitabilitas menurut Brigham (2001:89) adalah hasil serangkaian

kebijakan dan keputusan. Perusahaan harus dalam keadaan menguntungkan

(profitable) untuk tetap menjaga kelangsungan hidupnya. Menurut Agus

Sartono (2010:122) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan total

aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan

perbandingan antara laba dengna aktiva atau modal yang menghasilkan laba

tersebut. Dengan kata lain profitabilitas menurut Bambang Riyanto (2008:35)

adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode

tertentu.

Menurut Kasmir (2011:196) menyatakan bahwa rasio profitabilitas

merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntugan dalam memeberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen

perusahaan, hal ini ditunjukkan dari laba yang diperoleh dan pendapatan

investasi. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan menghasilkan laba

dari proses kegiatan bisnis perusahaan melalui berbagai keputusan dan


14

kebijakan manajemen. Perusahaan akan mengalami kesulitan menarik modal

dari luar jika dalam kondisi menguntungkan (profitable).

Tujuan dan Manfaat Profitabilitas

Tujuan penggunaan profitabilitas bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan

menurut Kasmir (2011:197) :

1) Menghitung pemasukan laba perusahaan pada suatu periode

tertentu.

2) Menghitung perkembangan laba yang diperoleh dibandingkan

dengan periode yang telah lalu.

3) Menghitung kemampuan perusahaan untuk mengembangkan

modal yang digunakan, baik berasal dari modal pinjaman maupun

modal sendiri

4) Menghitung kemampuan perusahaan untuk mengembangkan

modal yang digunakan, baik berasal dari modal pinjaman maupun

modal sendiri

5) Menilai posisi laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan yang

didapatkan pada periode sebelumnya.

Sementara itu manfaat yang diperoleh yaitu :

1) Untuk mengetahui besarnya laba yang diperoleh perusahaan dalam

satu periode tertentu.

2) Untuk mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya

dengan tahun sekarang.


15

3) Untuk mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4) Untuk mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri.

5) Untuk mengetahui produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang

telah digunkan,baik modal pinjaman atau modal sendiri.

Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk menilai

serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu atau

untuk beberapa periode. Menurut Irmawati (2016), “Dalam rasio keuntungan

atau profitability ratios ini ada beberapa rumusan yang digunakan diantarannya

adalah :

1) Gross Profit Margin

2) Operating Profit Margin

3) Operating Rati

4) Net Profit Margin

5) Return On Assets

6) Return On Equity

7) Return On Invesment

8) Earning Per Share (Eps)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio ROA untuk menghitung

rasio profitabilitas. ROA menunjukkan keefesienan perusahaan dalam

mengelola seluruh aktivannya untuk memperoleh pendapatan. Menurut Irwati


16

(2016), “Return On Assets” adalah kemampuan suatu perusahaan (aktiva

perusahaan) dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk

menghasilkan laba operasi perusahaan (EBIT) atau perbandingan laba usaha

dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan

laba dan dinyatakan dalam presentase. Return On Assets sering kali disebut

sebagai Rentabilitas Ekonomi (RE) atau Earing Power .

Berdasarkan pendapat para ahli di atas,dapat ditarik kesimpulan bahwa

Return On Assets adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Menurut Munawir (2002:269) menyatakan bahwa ROA mereflesikan seberpa

banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas seluruh sumber daya keuangan

yang ditanamkan pada perusahaan.

Return On Assets (ROA) =

2.1.3 Perputaran Kas

Kas merupakan aktiva paling likuid atau merupakan salah satu unsur

modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya (yang paling mudah diubah

menjadi uang dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan), yang

berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki suatu perusahaan maka

semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan

mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban

finansialnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus

mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar kas

akan menyebabkan banyaknya uang menganggur sehingga akan memperkecil


17

keuntungannya. Tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan

tanpa memperhatikan likuiditasnya, maka perusahaan tersebut akan dalam

keadaan likuid jika sewaktu-sewaktu ada tagihan (Bambang Riyanto,

2008:94).

Menurut Rudianto (2009:206), kas merupakan alat pembayaran yang

dimiliki perusahaan dan siap digunakan untuk investasi maupun

menjalankan operasi perusahaan setiap saat dibutuhkan. Karena itu kas

mencakup semua alat pembayaran yang dimiliki perusahaan yang disimpan

di dalam perusahaan maupun di bank dan siap dipergunakan. Sedangkan

menurut Komaruddin (2005:61), kas adalah nilai uang kontan yang ada

dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat

diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan keuangan yang mempunyai

sifat yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Untuk itu dalam menjalankan

usahanya setiap perusahaan membutuhkan uang tunai atau kas yang

diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari walaupun untuk

mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Jadi kas harus siap tersedia

untuk digunakan membiayai operasi dan membayar kewajiban lancar

perusahaan dan harus bebas dari setiap ikatan konseptual yang membatasi

penggunaannya.

Sifat atau karakteristik kas menurut (Astuti & Surtikanti,2021),yaitu :

a. Aktif tapi tidak produktif ; untuk memperoleh rentabilitas,

kas tidak boleh dibiarkan menganggur. Untuk memperoleh

laba kas harus diubah terlebih dahulu menjadi


18

persediaan,piutang dst. Tetapi juga tidak diperkenankan

seluruh kas diubah bentuknya,karena perusahaan akan

kesulitan beroperasi apabila tidak disediakan kas yang

memadai. Dari kondisi ini maka manajemen harus mampu

menciptakan keseimbangan antara kedua kepentingan

tersebut.

b. Tidak memiliki identitas kepemilikan, sehingga mudah

dipindah tangankan.

Menurut Riyanto (2005 : 95) ”Perputaran kas adalah perbandingan antara

penjualan dengan jumlah kas rata-rata”. Tingkat perputaran kas merupakan

ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Dalam mengukur tingkat

perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal kerja

adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan.

Faktor –faktor yang mempengaruhi ketersediaan ks bisa melalui penerimaan

dan pengeluaran kas. Menurut Riyanto (2011), perubahan yang efeknya

menambah dan mengurangi kas dan dikatakan sebagai sumber-sumber

penerimaan dan pengeluaran kas adalah sebagai berikut :

1) Berkurang dan bertambahnya aktiva lancar selain kas

Berkurangnya aktiva lancar selain kas berarti bertambahnya dana atau

kas, hal ini dapat terjadi karena terjualnya barang tersebut,dan hasil
19

penjualan tersebut merupakan sumber dana atau kas bagi perusahaan

itu. Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi karena pembelian barang

dan pembelian barang membutuhkan dana. 2) Berkurang dan

bertambahnya aktiva tetap

Berkurangnya aktiva tetap berarti bahwa sebagian dari aktiva tetap

itu dijual dan hasil penjualannya merupakan sumber dana dan

menambah kas perusahaan. Bertambahnya aktiva tetap dapat terjadi

karena adanya pembelian aktiva tetap dengan menggunakan kas.

Penggunaan kas tersebut mengurangi jumlah kas perusahaan.

3) Bertambah dan berkurangnya setiap jenis hutang

Bertambahnya hutang,baik hutang lancar meupun hutang jangka

panjang berarti adanya tambahan kas yang diterima oleh

perusahaan. Berkurangnya hutang, baik hutang lancar maupun

hutang jangka panjang dapat terjadi karena perusahaan telah

melunasi atau mengangsur hutangnya dengan menggunakan kas

sehingga mengurangi jumlah kas.

Menurut Riyanto (2011) menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran

kas akan semakin baik, karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan

kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Menurut

Wild,Subramanyan dan Haley (2005 :42), perputaran kas dalam satu periode

dapat dihitung dengan rumus :


20

Perputaran Kas (Cash Turnover) =

Tingkat perputaran kas adalah perbandingan antara sales (penjualan)

dengan jumlah kas rata-rata. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan

kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu

kondisi keuangan perusahaan. Secara umum, biaya memiliki hubungan

terbalik dengan profitabilitas dimana semakin besar biaya akan semakin kecil

profitabilitas dan sebaliknya semakin rendah biaya tingkat profitabilitas akan

semakin tinggi. Begitu juga kas dengan profitabilitas semakin besar uang kas

akan semakin menekan profitabilitas, sebaliknya semakin kecil kas akan

semakin memperbesar profitabilitasnya. Jadi jika perusahaan mempunyai kas

yang besar, artinya perusahaan mempunyai uang yang tidak digunakan untuk

operasional perusahaan. Perputaran kas yang lambat, terjadi inefisiensi

penggunaan kas, yang berarti tidak mendukung profitabilitas. Dan sebaliknya,

perputaran kas yang cepat/tinggi akan terjadi efisiensi dalam penggunaan kas,

yang berakibat mendukung upaya perusahaan untuk mendapat profitabilitas.

Supaya profitable, perusahaan harus beroperasi secara efisien termasuk

penggunaan aset perusahaan yang harus efisien.

2.1.4 Perputaran Piutang

Banyak perusahaan yang melakukan penjualan produk,baik barang

maupun jasa akan mempunyai piutang. piutang ini terjadi sebagai akibat

kebijaksanaan penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit.

Menurut Ambarwati (2010), “Piutang adalah sejumlah saldo yang akan

diterima dari pelanggan” sedangkan menurut Jusup (2017), “Piutang


21

merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari sipenjual kepada si

pembeli yang timbul karena adanya suatu teransaksi. Piutang (receivables)

merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar

secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja Riyanto (2019).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

piutang adalah hasil penjualan kredit yang dilakukan perusahaan. Dalam upaya

mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan, maka pada umumnya

perusahaan melakukan penjualan secara kredit. Oleh karena itu pada saat

penyerahan produk tidak terjadi peneriman kas dan justru menimbulkan

piutang. Disaat terjadinya piutang maka terjadi aliran kas masuk pada

perusahaan.

Penjualan kredit dapat merangsang pembeli maupun pelanggan agar

membeli dalam jumlah besar yang membutuhkan investasi pada aktiva lancar

dan menimbulkan biaya lainnya. Menurut Kasmir (2019), ada tiga tujuan

piutang,yaitu :

1. Meningkatkan penjualan

2. Meningkatkan laba

3. Menjaga loyalitas pelanggan

Meningkatkan penjualan dapat diartikan agar omzet penjualan meningkat

atau bertmbah dari waktu ke waktu. Dengan penjualan kredit diharapkan

penjualan dapat meningkat mengingat sebagian besar pelanggan

kemungkinan tidak mampu membeli secara tunai. Meningkatkan penjualan


22

memang tidak identik dengan meningkatkan laba atau keuntungan. Namun

dalam praktiknya, apabila penjualan meningkat,kemungkinan besar laba akan

meningkat pula. Hal ini akan terlihat dari omzet penjualan yang dimilikinya.

Jadi dengan memberikan kebijakan penjualan secara kredit akan mampu

meningkatkan penjualan sekaligus keuntungan.

Menjaga loyalitas pelanggan artinya terkadang tidak selamanya

pelanggan memiliki dana tunai untuk membeli barang dengan alasan tertentu

sehingga jika dipksakan,mungkin pelanggan tidak akan membeli produk kita,

bahkan tidak menutup kemungkinan berpindah ke perusahaan lain. Oleh

karena itu, untuk mempertahankan pelanggan,perusahaan dapat memberikan

pelayanan penjualan kredit.

Piutang yang timbul akibat adanya penjualan secara kredit menurut Carl

S.Warren, James M. Reeve dan Philip E.Fess (2015) yang diterjemahkan oleh

Aria Farahmita,Amanugrahani dan Taufik Hendrawan diklasifikasikan

menjadi tiga kelompok :

1. Piutang usaha

Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah

penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang akan

dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha

semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam waktu

yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha

diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.


23

2. Wesel Tagih

Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat

perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel

tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya

diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel

biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari.

3. Piutang lain-lain

Piutang lain-lain biasannya disajikan secara terpisah dalam neraca.

Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam waktu satu tahun,

maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika

penagihnya lebih dari satu tahun,maka piutang diklasifikasikan

sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan di bawah judul

investasi. Piutang lain-lain ini ,meliputi piutang bunga, piutang

pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.

Menurut Kasmir (2019), “Perputaran piutang merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagih piutang selama

satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini

berputar dalam satu periode”. Irawati (2016) menytakan bahwa,”

Receivable Turnover (RT) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

efektivitas pengelolaan piutang.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti berkesimpulan bahwa,

jika semakin cepat perputaran piutang maka semakin efektif perusahaan


24

dalam mengelola piutangnya. Perputaran piutang usaha menurut

Warren,Reef,dan Fees dapat dirumuskan sebagai berikut :

Perputaran Piutang =

2.1.5 Perputaran Persediaan

Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2008:144) definisi persediaan

adalah sebagai aset berwujud yang diperoleh perusahaan dan yang diperoleh

untuk diproses lebih dulu dan dijual. Persediaan menurut Agus Ristono

(2009:1), persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan

atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari

persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang

jadi. Menurut Sartono (2010) “Persediaan pada umumnya merupakan salah

satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya sukup besar dalam suatu perusahaan”.

Hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam

menentukan kelancaran operasi perusahaan ditinjau dari segi neraca, atau

barang-barang yang akan segera dijual,digunakan atau diproses dalam periode

normal perusahaan”. Menurut Kasmir (2008) “Persediaan merupakan

sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan dalam suatu tempat (gudang).

Persediaan merupakan cadangan perusahaan untuk proses produksi atau

penjualan paada sat dibutuhkan”.

Jadi persediaan merupakan sejumlah barang yang disediakan perusahaan

dan bahan-bahan yang terdapat di perusahaan untuk proses produksi, serta


25

barang-barang atau produk jadi yang disebabkan untuk memenuhi permintaan

dari konsumen atau langganan setiap waktu. Persediaan merupakan salah satu

unsur yang penting dalam perusahaan karena jumlah persediaan akan

menentukan atau mempengaruhi kelancaran produksi serta efektifitas dan

efisiensi perusahaan. Menurut Astuti (2016) “Persediaan dapat dibagi menjadi

tiga kelompok yaitu bahan baku,barang dalam proses,barang jadi”. Manahan

(2017) menyatakan bahwa, “Pesediaan barang mempunyai arti dan fungsi

yang penting bagi korporasi, berbagai macam barang yang ada, seperti bahan

baku (raw material), barang dalam proses (work in process goods), persediaan

barang jadi (merchandising goods),dimana korporasi melakukan

penyimpanan dengan berbagai macam alasan”.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan ada tiga macam jenis

persediaan pada perusahaan dagang :

1) Persediaan bahan baku (raw material)

2) Persediaan barang dalam proses (work in process goods)

3) Persediaan barang jadi (merchandising goods)

Adapun untuk perusahaan dagang hanya ada satu jenis persediaan,yaitu

persediaan barang dagang. Kategori barang dapat dikatakan sebagai

persediaan adalah jika barang-barang tersebut masih ada tersimpan dalam

gudang sampai tanggal neraca atau barang-barang yang belum laku terjual.
26

Biaya yang berkaitan dengan Persediaan menurut Hanafi (2010) “Persediaan

juga mempunyai biaya-biaya yang berkaitan. Beberapa contoh biaya yang

berkaitan dengan persediaan :

1) Biaya investasi

Investasi pada persediaan, seperti investasi pada piutang atau modal

kerja lainnya memerlukan biaya investasi, biaya investasi bisa berupa

biaya kesempatan karena dana tertanam di persediaan,dn bukannya

tertanam pada investasi lainnya.

2) Biya penyimpanan

Biaya penyimpanan mencakup biya eksplisit, seperti biaya sewa

gudang, asuransi, pajak, dan biaya kerusakan persediaan, biaya

inflisit mencakup biya kesempatan seperti pada item diatas.

3) Biaya order

Untuk memperoleh persediaan, perusahaan akan melakukan order

persediaan tersebut, biaya order mencakup biaya administrasi yang

berkaitan dengan aktifitas memesan persediaan, biaya transportasi dan

biaya pengangkutan persediaan. Menurut Sjahrial (2009) “Penentuan

besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaaan merupakan

masalah yang penting bagi perusahaan, karena persediaan mempunyi

efek langsung”. Bila investasi dalam persedian lebih besar dari pada

kebutuhannya maka
27

a) Akan memperbesar bebn bunga, terutama sumber modl

kerjannya berasal dari dana pinjaman.

b) Akan memperbesar biaya penyimpanan dan biaya

pemeliharaan.

c) Akan memperbesar kerugian karena kerusakan persediaan.

d) Turunnya kualitas persediaan.

e) Persediaan dapat mengalami keusangan (obsolescence),

ketinggal mode.

Semua hal diatas akan memperkecil keuntungan, sebaliknya investsi pada

persediaan yang terlalu kecil akan mengakibatkan kekurangan bahan baku

sehingga kapasitas produksi tidak penuh yang pada akhirnya biaya produksi

rata-rata menjadi tinggi. Hal ini juga menyebabkan menurunnya keuntungan

perusahaan.

Persediaan merupakan komponen dari aktiva lancar yang keadaannya

selalu mengalami perputaran. Menurut Riyanto (2010), “Inventory ini

merupakan suatu persediaan yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli

dan dijual”. Munawir (2007) menyatakan bahwa “Inventory Turnover”

merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai

rata-rata yang dimiliki oleh perusahaan.

Menurut Suharli (2006) “ Perputaran persediaan (Inventory Turnover)

menentukan berapa kali persediaan (inventory) terjual atau digantikan dengan

persediaan yang baru selama satu tahun,dan memberikan beberapa

pengukuran mengenai likuiditas dan kemampuan suatu perusahaan untuk


28

mengkonversikan barang persediaannya menjadi uang secara tepat. Suatu

tingkat perputaran persediaan yang rendah dapat menunjukkan adannya

investasi yang terlalu besar dalam suatu persediaan barang, sebaliknya tingkat

perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam persediaan barang dalam suatu periode tertentu.

Menurut Kasmir (2019)

“Perputaran persediaan dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Perputaran persediaan =

Perputaran persediaan dalam perusahaan menunjukkan kinerja

perusahaan dalam aktivitas operasionalnnya. Semakin tinggi tingkat

perputaran persediaan, kemungkinan semakin besar perusahaan akan

memperoleh keuntungan. Begitu pula sebaliknya, jika tingkat perputaran

persediaannya rendah maka kemungkinan semakin kecil perusahaan akan

memperoleh keuntungan, Putra (2009),” Semakin tinggi tingkat perputaran

persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan

karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping

itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap

persediaan tersebut.”
29

2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama & tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Peneliti Penelitian

1 Ririn Arianti Pengaruh Variabel dalam Hasil dari penelitian ini


dan N. Rusnaeni Perputaran penelitian ini adalah secara parsial
(2018) Piutang,Perputaran adalah Perputaran perputaran kas,
Kas Dan Perputaran Piutang (X1), perputaran piutang dan
Persediaan Perputaran Kas perputaran persediaan
Terhadap (X2) Dan tidak berpengaruh
Profitabilitas Pt. Perputaran signifikan terhadap
Ultrajaya Milk Persediaan (X3). profitabilitas.
Industry & Trading Variabel dependen berpengaruh signifikan
Company, Tbk. adalah terhadap profitabilitas.
profitabilitas
2 Rika Ayu Pengaruh Variabel dalam Hasil penelitian
Nurafika (2018) Perputaran penelitian ini menunjukkan bahwa
Kas,Perputaran adalah Perputaran variabel perputaran
Piutang dan Kas (X1), piutang berpengaruh
Perputaran Perputaran negatif tidak signifikan
persediaan terhadap Piutang (X2) dan terhadap profitabilitas.
Profitabilitas Pada Perputaran Perputaran kas dan
Perusahaan Semen Persediaan (X3). persediaan berpengaruh
Variabel dependen positif signifikan
adalah terhadap profitabilitas
profitabilitas. pada perusahaan semen
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode
2012-2016.
30

3 Susan Analisis Perputaran Variabel dalam Hasil dari penelitian ini


Rachmawati Piutang Dan penelitian ini adalah perputaran
(2018) Perputaran Aktiva adalah Perputaran piutang tidak memiliki
Tetap Terhadap Piutang (X1) dan pengaruh terhadap ROA
Profitabilitas Pada Perputaran Aktiva akan tetapi apabila
PT. Gudang Garam. (X2). Variabel secara simultan
Tbk dependen adalah perputaran piutang
profitabilitas. memiliki pengaruh
terhadap ROA sebesar
95,9%

4 Rofi Anura Pengaruh Variabel dalam Hasil penelitian ini


Hutami (2018) Perputaran Modal penelitian ini adalah perputaran modal
Kerja,Perputaran adalah perputaran kerja dan perputaran
Kas, Perputaran modal kerja piutang berpengaruh
Piutang Dan (X1), perputaran signifikan terhadap
Perputaran kas(X2),perputaran profitbilitas, sedangkan
Persediaan piutang (X3), perputaran kas dan

Terhadap perpuatran perputaran persediaan

Profitabilitas Pada persdiaan (X4). tidak berpengaruh

Perusahaan Tekstil Variabel dependen terhadap profitabilitas.


Dan Garmen Yang adalah Secara simultan

Terdaftar Di Bei profitabilitas perputaran kas,

Periode 2013-2015 perputaran piutang dan


perputaran persediaan
berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas.
31

5 Ahmad Robi Pengaruh Peputaran Variabel dalam Hasil dari penelitian ini
Hidayat (2019) Modal Kerja, penelitian ini adalah perputaran modal
Perputaran Kas adalah kerja, perputaran kas,
Perputaran Piutang perputaran perputaran persediaan
Dan Perputaran modal kerja tidak berpengaruh
Persediaan (X1), positif terhadap
Terhadap perputaran kas profitabilitas sedangkan
Profitabilitas Pada (X2), perputaran perputaran piutang
Perusahaan piutang (X3), berpengaruh positif dan
Manufaktur Yang perputaran signifikan terhadap
Terdaftar di BEI. persediaan (X4). profitabilitas.

Variabel dependen
adalah
profitabilitas
6 Gresita Wahyu Pengaruh Variabel dan Hasil dari penelitian ini
Alivi (2019) Perputaran Kas, penelitian ini adalah perputaran kas
Perputaran Piutang adalah Perputaran dan perputaran piutang
dan Perputaran Kas (X1), berpengaruh negative
Persediaan terhadap Perputaran terhadap profitabilitas,
Profitabilitas Pada Piutang (X2), sedangkan perputaran
Perusahaan Food Dan Perputaran persediaan berpengaruh
And Baverages Persediaan positif terhadap
Yang Terdaftar di (X3). Variabel profitabilitas. Secara
Bursa Efek dependen simultan perputaran kas,
Indonesia adalah perputaran piutang dan

profitabilitas perputaran persediaan


berpengaruh terhadap
profitabilitas.
32

7 Hesti Angraini Pengaruh Variabel dan Hasil penelitian ini


(2020) Perputaran Kas, penelitian ini menunjukkan bahwa
Perputaran Piutang adalah Perputaran perputaran kas
Dan Perputaran Kas (X1), berpengaruh negative
Persediaan Perputaran terhadap profitabilitas
Terhadap Piutang (X2), sedangkan perputaran
Profitabilitas Pada Dan Perputaran piutang dan perputaran
PT Indofood Sukses Persediaan persediaan berpengaruh
makmur Tbk Yang (X3). Variabel positif terhadap
Terdaftar Di Bursa dependen adalah profitabilitas.
Efek Indonesia profitabilitas

8 Irman Dasena & Pengaruh Variabel dan Hasil dri penelitian ini
Etti Ernita Perputaran Kas, penelitian ini adalah perputaran kas
Sembiring Perputaran Piutang adalah Perputaran tidak berpengaruh
(2020) Dan Perputaran Kas (X1), terhadap profitabilitas
Persediaan terhadap Perputaran sedangkan perputaran
Profitabilitas Pada Piutang (X2), piutang dan perputaran
Perusahaan Dan Perputaran persediaan berpengaruh
Manufaktur Yang Persediaan terhadap profitabilitas.
Terdaftar di Bursa (X3). Variabel
Efek Indonesia dependen adalah
Periode 2015-2019
Profitabilitas
9 Deswita Pengaruh Variabel dan Hasil dari penelitian ini
Maharani & Perputaran Kas, penelitian ini adalah perputaran kas,
Wardayanti Perputaran Piutang adalah Perputaran perputaran piutang dan
(2020) dan Perputaran Kas (X1), perputaran persediaan
Persediaan terhadap Perputaran tidak berpengaruh
Profitabilitas Pada Piutang (X2), terhadap profitabilitas.
PT Indofood Sukses Dan Perputaran
makmur Tbk Persediaan (X3).
Variabel dependen
33

adalah
profitabilitas
10 Jesica Marta Pengaruh Variabel dan Hasil dari penelitian ini
Butar & Saryadi Perputaran Kas, penelitian ini adalah perputaran kas
(2020) Perputaran Piutang adalah Perputaran dan perputaran piutang
Dan Perputaran Kas (X1), tidak berpengaruh
Persediaan terhadap Perputaran terhadap profitabilitas
Profitabilitas (Studi Piutang (X2), sedangkan perputaran
Pada Perusahaan Dan Perputaran persediaan berpengaruh
Sub Sektor Farmasi Persediaan negative terhadap
Yang Terdaftar Di (X3). Variabel profitabilitas. Secara
BEI 2014-2019) dependen adalah simultan perputaran kas,
peputaran piutang dan
profitabilitas
perputaran persediaan
berpengaruh negtive
terhadap profitabilitas.
34

BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir

Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan yaitu untuk

mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran persediaan, dan

perputaran piutang terhadap profitabilitas pada perusahaan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Untuk mempermudah analisis dalam penelitian ini maka dibuat suatu

kerangka pemikiran seperti gambar berikut ini:


35

Gambar 3. 1

Kerangka Berpikir Penelitian

Profitabilitas suatu konsep dimana kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba


pada masa mendatang dan merupakan indikator dan keberhasilan operasi perusahaan.

Apakah Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan berpengaruh


berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020 ?

H1 : Perputaran Kas berpengaruh positif dn 1. Ririn Arianti & N


signifikan terhadap profitabilitas pada Perusahaan Rusnaeni (2018)
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI 2. Rika Ayu
2018-2020 Nurafika (2018)
3. Susan
Rachmawati
Grand Theory : H2 : Perputaran Piutang berpengaruh positif dan
(2018)
Signalling signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan 4. Rofi Anura
Theory Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Hutami (2018)
2018-2020 5. Ahmad Robi
Hidayat (2019)
H3 : Perputaran Persediaan berpengaruh positif 6. Gresita Wahyu
signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Alivi (2019)
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI 7. Hesti Angraini
(2020)
2018-2020 8. Irman Dasena &
Etti Ertina (2020
Teknik Analisis : 9. Deswita
&Wardayanti
Analisis Regresi Linear Berganda (2020)
10. Jesica & Saryadi
(2020)
Pembahasan

Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran


36

Berdasarkan uraian diatas, dapat dibuat model model penelitian yaitu sebagai

berikut:

Gambar 3. 2

Model Penelitian
`

Perputaran Kas
(X1)

Perputaran Piutang Profitabilitas


(X2) (Y)

Perputaran Persediaan
(X3)

Sumber : Hasil Pemikiran Peneliti (2022)

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, hipotesis ditemukan dengan

tujuan untuk mengarahkan serta memberi pedoman bagi penelitian yang akan

dilakukan. Apabila ternyata hipotesis tidak terbukti dan ternyata salah, maka

masalah dapat dipecahkan dengan kebenaran yang ditemukan dari keputusan

yang berhasil dijalankan selama ini.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


37

3.2.1 Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas

Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan

jumlah kas rata-rata. Perputaran kas menunjukan kemampuan kas dalam

menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas

berputar dalam satu periode tertentu. Profitabilitas merupakan kemampuan

perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektifitas pengelolaan

manajemen perusahaan. Kemampuan memperoleh laba biasa diukur dari

modal sendiri maupun dari seluruh dana yang diinvestasikan kedalam

perusahaan (Wiagustin, 2010:77). Semakin tinggi perputaran kas ini akan

semakin baik profitabilitasnya (Kasmir, 2011 :140).

Rahma (2011), menyatakan bahwa perputaran kas menunjukan

kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan, sehingga dapat dilihat

dalam beberapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.

Semakin tinggi perputaran kas akan semakin baik, hal ini berarti semakin

tinggi efisiensi npenggunaan kasnya dan keuntungannya yang diperoleh

akan semakin baik.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nurafika (2018) yang

menyatakan bahwa perputaran kas berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu diatas maka

hipotesisnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

H1 : Perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia


38

3.2.2 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas

Piutang juga merupakan aktiva lancar yang paling likuid setelah

kas. Bagi sebagian perusahaan, piutang merupakan pos yang penting

karena merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang jumlahnya

cukup besar. Piutang bisa timbul karena adanya penjualan secara

kredit. Posisi piutang dapat dinilai dengan menghitung tingkat

perputaran piutang. Keadaan perputaran piutang yang tinggi

menunjukan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan

mengelola piutang, hal ini berarti profitabilitas perusahaan dapat

dipertahankan.

Menurut Wiagustini (2010 : 16) menyatakan semakin besar

piutang semakin besar pula kebutuhan dana yang ditanamkan pada

piutang, dan semakin nesar piutang semakin besar pula resiko yang

timbul, disamping akan membesar profitabilitas. Sedangkan menurut

Riyanto (2001 : 90) semakin cepat perputaran piutang perusahaan,

maka semakin cepat perputaran mendapatkan keuntungan, sehingga

profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat.

Analisis piutang sangat penting karena dampaknya terhadap posisi

aktiva dan arus laba perusahaan. Kedua dampak ini sangat terkait.

Pengalaman menunjukan bahwa perusahaan tidak dapat menagih semua

piutangnya. Kerugian piutang dapat menjadi sangat berarti dan

mempengaruhi baik aktiva lancar maupun laba bersih sekarang dan masa

depan Wild 2015: 261 dalam (Kasmawati 2012:45). Hal ini sejalan dengan
39

penelitian yang dilakukan oleh (Hidayat 2019) menunjukkan bahwa

perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu diatas maka

hipotesisnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

H2: Perputaran Piutang Berpengaruh positif dan signifikan

Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan

Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2.3 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas

Pada tingkat perputaran persediaan yang tinggi berarti terjadi transaksi

penjualan barang yang tinggi juga. Dengan tingkat perputaran persediaan

yang tinggi dapat menekan biaya atau resiko yang ditanggung dan

menghasilkan volume penjualan yang tinggi. Akibatnya laba yang akan

diperoleh perusahaan akan meningkat. Menurut Fahmi (2011:187)

mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh

besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya

dengan penjualan maupun investasi. Kemudian menurut Menurut

(Kasmir,2010:205) Perputaran persediaan menunjukan berapa kali

persediaan tersebut dijual dan diganti dalam waktu satu periode.

Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan barang, maka semakin

tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba

suatu perusahaan. Sebaliknya, jika semakin lambat perputaran persediaan

barang, maka semakin kecil pula perolehan labanya. Hal ini sejalan dengan

hasil penelitian (Dasena dan Sembiring 2020) yang menyatakan bahwa


40

tingkat perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu diatas maka

hipotesisnya dapat disimpulkan sebagai berikut.

H3: Perputaran Persediaan Berpengaruh positif signifikan Terhadap

Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.


41

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan manufaktur sektor

Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dengan mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan

pengambilan data melalui situs (www.idx.co.id)

4.2 Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perputaran kas, piutang dan persediaan (sebagai variabel bebas) dan profitbilitas

(sebagai variabel terikat).

4.3 Identifikasi Variabel

Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang telah diajukan maka

variabelvariabel yang dianalisis dapat dikelompokkan menjadi :

1. Variabel dependen/terikat (Y) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat,karena adanya variabel

bebas (Sugiyono,2017:68). Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman

di PT.Bursa Efek Indonesia.

2. Variabel Independen/bebas (X) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependent (terikat) (Sugiyono,2017:68)


42

Variabel independen dalam penelitian ini ialah perputaran

kas,perputaran piutang,perputaran persediaan pada perusahaan

makanan dan minuman di PT.Bursa Efek Indonesia.

4.4 Definisi Oprasional Variabel

a) Perputaran kas (X1)

Perputaran kas adalah komponen periode berputarnya kas yang

dimulai saat dimana kas diinvestasikan dalam modal kerja

sampai saat kembali menjadi kas. Variabel ini diukur dengan

membagi jumlah penjualan dengan rata-rata kas selama

periode tertentu dalam satuan presentase. Total penjualan

dalam perhitungan tingkat perputaran kas ini adalah total

pendapatan. Rata-rata kas diperhitungkan dengan

menjumlahkan kas padaa awal dan akhir tahun kemudian

membaginya dengan dua,Riyanto (2001).

Perputaran kas

Rata-rata kas

b) Perputaran piutang (X2)

Perputaran piutang adalah suatu perbandingan antara penjualan

bersih dengan piutang rata-rata pada perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di BEI sert dinyatakan dalam satuan


43

absolute (jumlah) pada tahun 2018-2020. Dengan perhitungan

Horne(2012).

Perputaran piutang

Rata-rata piutang

c) Perputaran persediaan (X3)

Perputaran persediaan merupakan perbandingan antara harga pokok

penjualan dengan persediaan yang diukur absolute (jumlah) pada

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun

2018-2020. Dengan perhitungan Horne (2012) .

Perputaran persediaan

Rata – rata persediaan =

d) Profitabilitas (Y)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh lba atau

keuntungan Raharjaputra (2009) pada perusahaan makanan dan minuman

yang terdaftar di BEI pada tahun 2018-2020,dengan perhitungan :

Return On Asset 100%

4.5 Jenis Data

a. Jenis data berdasarkan sifatnya terdiri atas :


44

Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka yang dapat

dinyatakan dan diukur dengan satuan hitungan, (Sugiyono,2008:12).

Data kuntutatif dalam penelitian ini meliputi laporan keuangan

Perusahaan Manufaktur Sub sektor Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020

b. Jenis data berdasarkan sumbernya

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dalam

bentuk sudah jadi, yang telah dikumpulkan dan dicatat oleh pihak

lain melalui www.idx.co.id. Data ini berupa laporan keuangan

perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia

periode 2018-2020.

4.6 Populasi dan Sampel

4.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2010:61).

a) Populasi dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

Populasi Sampling dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2018-2020.
45

b) Populasi sasaran antara lain :

1) Akasha Wira Internasional Tbk

2) PT Budi Starch & Sweetener Tbk

3) PT Campina Ice Cream Industry Tbk

4) Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

5) PT Sariguna Primatirta Tbk

6) Delta Djakarta Tbk

7) PT Buyung Poetra Sembada Tbk

8) Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

9) Indofood Sukses Makmur Tbk

10) Multi Bintang Indonesia Tbk

11) Mayor Indah Tbk

12) PT Nippon Indosari Coporindo Tbk

13) Sekar Bumi Tbk

14) Sekar Laut Tbk

15) PT Siantar Top Tbk

16) Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk

4.6.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu dilakukan dengan

mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu

(Jogiyanto,2007:79). Purposive sampling yaitu sampel yang dipilih secara

cermat dengan mengambil objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-

ciri yang spesifik dari populasi sehingga dianggap cukup representatif


46

(Tika,2006:46). Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan (judgement)dan

jatah (quota) tertentu. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar

representative dan benar-benar mewakili. Jika sampel kurang representative

maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk

menduga nilai populasi sesungguhnya.

Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh penelitian ini dalah

sebagai berilkut :

a) Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2018-2020.

b) Perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman

yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan berturut-

turut dan lengkap untuk periode 2018-2020

c) Data yang dimiliki perusahaan lengkap dan sesuai dengan

variabel yang diteliti

Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan,dari

beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

dengan menggunakan sampel sebanyak 16 pada perusahaan

manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2020.

4.7 Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi non
47

participant. Metode obsevasi non participant dilakukan dengan cara mengamati,

mencatat, serta mempelajari dokumen-dokumen seperti laporan keuangan

perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia diperoleh dari situs resmi (www.idx.co.id.).

4.8 Teknik Analisis Data

Data penelitian yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis untuk

memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini.

Metode analisis data yang digunakan dalam analisis ini yaitu analisis regresi

linear berganda. Dalam menganalisis data tersebut, digunakan program

software SPSS.

4.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (sugiyono,2017:206). Statistik deskriptif dapat

digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak

ingin membuat kesimpulan yang berlaku umum untuk populasi dan sampel

tersebut diambil.

Statistik deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai varibel independen dan variabel dependen. Dalam analisis ini dilakukan

pembahasan mengenai bagaimana perputaran kas,perputaran piutang,dan

perputaran persediaan pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


48

4.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu

model regresi dalam memprediksi variabel terikat. Uji asumsi klasik

terdiri dari uji Normalitas, uji Multikolinearitas,uji Autokorelasi, dan uji

Heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel residualnya mempunyai distribusi normal atau

tidak normal. Model regresi yang baik adalah data yng

terdistribusikan normal. Metode yang digunakan adalah

dengan menggunakan statistik parametrik kolomogorov-

Smirnov atau K-S. Alat uji ini disebut dengan K-S yang

tersedia dalam program SPSS. Kriteria yang digunakan dalam

tes ini adalah dengan membandingkan antara tingkat

signifikasi yang didapat dengan tingkt alpha yang digunakan.

Data tersebut dikatakan berdistribusi normal bila sig.> alpha =

0,05 (Ghozali,2016:154) .

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas.

Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung

korelasi di antara variabel Independen (Ghozali,2016:103).


49

Pendektesian keberadaan multikolinearitas dapat dilihat dari

nilai telerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIP).

Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen lainnya.

Apabila nilai tolerance di atas 10% atau VIP dibawah 10, maka

dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas

multikolinearitas

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu

pata periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1)

independen (Ghozali,2016:107). Uji yang digunakan dalam

penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi

dapat dilihat dengan menggunakan uji Durbin-Watson.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : Tidak ada autokorelasi (r = 0)

Ha : Ada autokorelasi (r ≠ 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi yaitu :

1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau supper

bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi

sama dengan nol,berarti tidak ada autokorelasi.


50

2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau

lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih

besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif

3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka

koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol,

berarti ada autokorelasi negatif.

4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan

batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan

(4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016:134) uji heterokedastistas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung

gejala heterokedastistas atau mempunyai variance yang

homogen. Uji heterokedastistas yang digunakan adalah uji

Glejser dengan meregresi nilai absolut residual terhadap

variabel independen.

4.8.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda,

dimana pada penelitian ini terdapat tiga variabel independen,yaitu perputaran

kas,perputaran piutang dan perputaran persediaan serta satu variabel

dependen,yaitu profitabilitas yang mempunyai hubungan saling


51

mempengaruhi antara keempat variabel tersebut. Persamaan regresi berganda

adalah sebagai berikut :

Prof = α + b1 PerputKas + b2 PerputPiut + b3 PerputPersd + e

Keterangan :

Prof : Variabel dependen (profitabilitas)

α : Konstanta

b : Koefisien regresi

PerputKas : Variabel independen perputaran kas

PerputPiut : Variabel independen perputaran piutang

PerputPersd : Variabel independen perputaran persediaan

e : Faktor lain diluar model

4.8.4 Analisis Korelasi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara net

profit margin, return on equity serta debt to equity ratio terhadap harga saham,

yaitu variable bebas dan variabel terikat, (Djarwanto dan Subagyo, 2009:350),

maka akan digunakan pedoman sebagai berikut:

1. Antara 0,00 sd 0,199 : Sangat lemah

2. Antara 0,20 sd 0,399 : Lemah

3. Antara 0,40 sd 0,599 : Sedang


52

4. Antara 0,60 sd 0,799 : Kuat

5. Antara 0,80 sd 1,000 : Sangan Kuat

4.9 Pengujian Kelayakan Model

4.9.1 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Koefisien Determinasi (R2) merupakan ukuran kesesuaian (good of fit)

dari persamaan regresi, yaitu variasi dari variabel terikat yang mampu

dijelaskan oleh variabel bebas (Utama,2016:78). Nilai koefisien determinasi

(R2) adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat

terbatas.

Penggunaan R Square sering menimbulkan permasalahan, yaitu bahwa

nilainnya akan selalu meningkat dengan adannya penambahan variabel bebas

dalam suatu model. Hal ini akan menimbulkan bias, karena jika ingin

memperoleh model dengan R tinggi, seorang peneliti dapat dengan

sembarangan menambahkan variabel bebas dan nilai R akan meningkat, tidak

tergantung apakah variabel bebas tambahan itu berhubungan dengan variabel

terikat atau tidak. Oleh karena itu dinjurkan untuk menggunakan Adjusted R

Square. Interprestasinnya sama dengan R Square,akan tetapi nilai Ajusted R

Square dapat naik atau turun dengan adannya penambahan variabel baru,

tergantung dari korelasi antara variabel bebas tambahan tersebut dengan

variabel terikatnya. Nilai Adjusted R Square dapat bernilai negatif, sehingga

jika nilainya negatif maka nilai tersebut dianggap 0, atau variabel bebas sama

sekali tidak mampu menjelaskan varian dari variabel terikatnya.


53

4.9.2 Pengujian Secara Parsial (Uji – t)

Menurut Ghozali (2016:97) pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerapkan variasi vriabel dependen. Dengan tingkat signifikasi 0,05, maka

kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

1. Apabila nilai signifikasi α ≤ 0,05, maka H1 diterima,artinya terdapat

pengaruh antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Apabila nilai signifikasi α > 0.05, maka H1 ditolak, artinya tidak ada

pengaruh antara satu variabel independen terhadap variabel dependen


54

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umun Tempat penelitian

Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, dalam bahasa Inggris Indonesia

Stock Exchange (IDX) adalah sebuah pasar saham yang merupakan hasil

penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya melebur

kedalam Bursa Efek Jakarta.

Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1

Desember 2007, Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry

Firmansyah, mantan direktur utama BEJ, Mantan Direktur Utama Pasaribu

menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif,

Keanggotaan dan Partisipan.Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap

tentang pekembangan bursa kepada public, BEI menyebarkan data pergerakan

harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan

harga saham tesebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai tujuh

macam indeks saham:

1. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen

kalkulasi Indeks.

2. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap

sektor.

3. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa

tahapan selesai.
55

4. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing

saham didasarkan harga dasar.

5. Jakarta Islamic Index, merupakan Indeks perdagangan saham syariah.

6. Indeks Papan Utama dan Papa Pengembang, indeks yang didasarkan

pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan

Utama dan Papan Pengembangan.

7. Indeks Kompas 100, menggunakan 100 saham.

Dalam pelaksanaanya Sektor Industri Barang dan Konsumsi terbagi menjadi

lima macam yaitu subsektor makanan dan minuman, subsektor rokok, subsektor

farmasi, subsektor kosmetik dan keperluan rumah tangga, subsektor peralatan

rumah tangga. Dalam hal ini penulis hanya membahas subsektor Perusahaan

Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

2018-2020 yang mana merupakan sampel dari penelitian ini :

1. Akasha Wira International, Tbk

PT Akasha Wira International sebelumnya PT Alfindo Putrasetia didirikan

pada tahun 1985. Kegiatan utama Akasha International adalah bergerak dalam

bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan (merek

Nestle Pure Life, Vica, dan Pureal) serta perdagangan besar produk- produk

kosmetika dan dalam makanan merek oresto. Anggaran Dasar Perusahaan

telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dibuat dengan

Akta Notaris Jose Dima Satria, SH, M.Kn, No. 48 tanggal 25 Juni 2013

mengenai perubahan atas Kuorum, Hak Suara, dan Keputusan serta mengenai

perubahan atas Tugas dan Wewenang Direksi. Kantor pusat ADES berlokasi
56

di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjend. T.B. Simatupang Kav. 88, Jakarta

12520 – Indonesia.

Pada tahun 2004, Water Partners Bottling S.A. (WPB), sebuah perusahaan

patungan antara Nestlé S.A. dan Refreshment Product Services (anak

perusahaan yang sepenuhnya dimiliki The Coca-Cola Company), mengambil

alih mayoritas saham di Perseroan, sehingga nama Perseroan diubah menjadi

PT. AdeS Waters Indonesia Tbk. Selama kepemilikan Nestle SA dan The

Coca Cola Company ini, Perseroan mengeluarkan produk air kemasan AdeS

dengan kemasan baru dan produk baru Nestle Pure Life. Pada tanggal 3 Juni

2008, Sofos Pte. Ltd., perusahaan berbadan hukum Singapura, 50 telah

mengakuisisi Perseroan melalui pembelian seluruh saham Nestlé S.A. dan

Refreshment Product Services (anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki

The Coca-Cola Company) di WPB dan dengan akuisisi tersebut Sofos Pte.Ltd

menjadi pemegang saham pengendalian Perusahaan.

2. PT Budi Starch & Sweetener, Tbk

Budi Starch dan Sweetener Tbk sebelumnya Budi Acid Jaya Tbk (BUDI)

didirikan 15 Januari 1979 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan

Januari 1981. Kantor pusat BUDI berlokasi di Wisma Budi lantai 8-9, Jalan

HR. Rasuna Said Kav C-6, Jakarta, sedangkan lokasi pabrik BUDI di Subang,

Lampung, Jambi dan Surabaya. Budi Starch & Sweetener Tbk tergabung

dalam kelompok usaha Sungai Budi. Adapun pemegang saham yang memiliki

5% atau lebih saham Budi Starch & Sweetener Tbk, antara lain: PT Sungai

Budi (25,03%) dan PT Budi Delta Swakarya (25,03%).


57

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BUDI

terutama meliputi bidang manufaktur bahan kimia dan produk makanan,

termasuk produk turunan yang dihasilkan dari ubi kayu, ubi jalar, kelapa

sawit, kopra dan produk pertanian lainnya dan industri lainnya khususnya

industri plastik. Kegiatan utama Budi Starch & Sweetener bergerak dalam

pembuatan dan penjualan tepung tapioka, glukosa dan fruktosa, maltodextrin,

sorbitol, asam sitrat, karung plastik, asam sulfat dan bahan-bahan kimia

lainnya. Pada tanggal 31 Maret 1995, BUDI memperoleh pernyataan efektif

dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

BUDI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 dengan nilai nominal

Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp3.000,- per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08

Mei 1995.

3. PT. Campina Ice Cream Industry, Tbk

Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) didirikan pada tanggal 22 Juli

1972 dengan nama CV. Pranoto. Kantor pusat Campina berlokasi di Jl.

Rungkut Industri II/15-17, Kel. Tenggilis Mejoyo, Kec. Tenggilis Mejoyo,

Surabaya 60293 – Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih

saham Campina Ice Cream Industry Tbk, yaitu: Sabana Prawirawidjaja,

dengan persentase kepemilikan sebesar 83,87%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CAMP

adalah bergerak dalam bidang industri pengolahan es krim. Pada tanggal 06

Desember 2017, CAMP memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa


58

Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CAMP

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 885.000.000 saham dengan nilai nominal

Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp330,- per saham. Perseroan

melakukan Penawaran Umum Saham Perdana pada tanggal 19 Desember

2017 di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten CAMP.

4. Culture Wilmar Cahaya, Tbk

Wilmar Cahaya Indonesia Tbk sebelumnya Cahaya Kalbar Tbk (CEKA)

didirikan 03 Februaru 1968 dengan nama CV Tjahaja Kalbar dan mulai

beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Kantor pusat CEKA terletak di

Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No.1, Cikarang,

Bekasi 17550, Jawa Barat – Indonesia, sedangkan lokasi pabrik terletak di

Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat dan Pontianak, Kalimantan

Barat. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Wilmar Cahaya

Indonesia Tbk, adalah PT Sentratama Niaga Indonesia (pengendali)

(87,02%). Wilmar Cahaya Indonesia Tbk merupakan perusahaan dibawah

Grup Wilmar International Limited. Wilmar International Limited adalah

sebuah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Singapura.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CEKA

meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati (minyak

kelapa sawit beserta produk-produk turunannya), biji tengkawang, minyak

tengkawang dan minyak nabati spesialitas untuk industri makanan &

minuman; bidang perdagangan lokal, ekspor, impor, dan berdagang hasil

bumi, hasil hutan, berdagang barang-barang keperluan sehari-hari. Saat ini


59

produk utama yang dihasilkan CEKA adalah Crude Palm Oil (CPO) dan Palm

Kernel serta turunannya. Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh pernyataan

efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham CEKA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 34.000.000 dengan nilai

nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham.

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 09 Juli 1996.

5. PT Sariguna Primatirta, Tbk

Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) didirikan tanggal 10 Maret 1988 dengan

nama PT Sari Guna dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2003.

Kantor pusat CLEO berlokasi di Jln. Raya A. Yani 41-43, Kompleks Central

Square Blok C-1 Gedangan, Sidoarjo 61254 – Indonesia. Pemegang saham

yang memiliki 5% atau lebih saham Sariguna Primatirta Tbk, yaitu: PT

Tancorp Sentral Abadi (dahulu PT Global Sentral Abadi) (51,64%) dan PT

Tancorp Global Sentosa (dahulu PT Global Sukses Makmur Sentosa)

(27,91%). Induk usaha adalah PT Tancorp Sentral Abadi, sedangkan induk

usaha terakhir adalah PT Tancorp Global Sentosa.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CLEO

adalah bergerak di bidang industri air minum dalam kemasan. Air Minum

Dalam Kemasan Demineralisasi (AMDK-DM) Sariguna Primatirta Tbk

menggunakan merek dagang ”Cleo” yang diolah dari mata air Pegunungan

Arjuna di Pandaan – Jawa Timur. Saat ini, Perseroan telah memiliki 22 Pabrik

dan 96 Depo Logistik di bawah PT Sentralsari Prima Sentosa (perusahaan


60

afiliasi) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada tanggal 21 April

2017, CLEO memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CLEO (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 450.000.000 saham dengan nilai nominal

Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp115,- per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05

Mei 2017.

6. Delta Djakarta, Tbk

Delta Djakarta Tbk (DLTA) didirikan tanggal 15 Juni 1970 dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Kantor pusat DLTA dan

pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa

Barat. Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel

Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah

mengalami beberapa kali perubahan hingga berbentuk PT Delta Djakarta pada

tahun 1970.

DLTA merupakan salah satu anggota dari San Miguel Group, Filipina. Induk

usaha DLTA adalah San Miguel Malaysia (L) Private Limited, Malaysia.

Sedangkan Induk usaha utama DLTA adalah Top Frontier Investment

Holdings, Inc, berkedudukan di Filipina. Pemegang saham yang memiliki 5%

atau lebih saham Delta Djakarta Tbk, antara lain: San Miguel Malaysia (L)

Pte. Ltd (pengendali) (58,33%) dan Pemda DKI Jakarta (23,34%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DLTA

yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam
61

dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “San Mig Light” dan

“Kuda Putih”. DLTA juga memproduksi dan menjual produk minuman non-

alkohol dengan merek “Sodaku”. Pada tahun 1984, DLTA memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham DLTA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 347.400 dengan

nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp2.950,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 27 Februari 1984.

7. PT. Buyung Poetra Sembada, Tbk

Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) didirikan pada tanggal 16 September

2003 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2003. Kantor pusat

HOKI berlokasi di Pasar Induk Cipinang Blok K No. 17, Jakarta Timur 13230

– Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Buyung

Poetra Sembada Tbk, yaitu: PT Buyung Investama Gemilang, dengan

persentase kepemilikan sebesar 66,87%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan HOKI

adalah bergerak di bidang perdagangan, pembangunan, perindustrian,

pengangkutan darat, perbengkelan, percetakan, pertanian, pertambangan dan

jasa. Saat ini, Buyung Poetra Sembada Tbk adalah bergerak dalam bidang

perdagangan beras dengan merek utama Topikoki, Rumah Limas, Belida dan

BPS. Pada tanggal 14 Juni 2017, HOKI memperoleh pernyataan efektif dari

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham HOKI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 700.000.000 dengan nilai


62

nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp310,- per saham

disertai dengan Waran Seri I sebanyak 70.000.000 dengan harga pelaksanaan

Rp355,- per saham. Saham dan waran tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 22 Juni 2017.

8. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02 September 2009 dan

mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009. ICBP

merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi

Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), pemegang saham

pengendali. Kantor pusat Indofood CBP berlokasi di Sudirman Plaza,

Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta 12910,

Indonesia, sedangkan pabrik perusahaan dan anak usaha berlokasi di pulau

Jawa, Sumatera, Kalimatan, Sulawesi dan Malaysia. Induk usaha dari

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah INDF, dimana INDF memiliki

80,53% saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP, sedangkan induk

usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong

Kong. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

ICBP terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk

makanan kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus,

kemasan, perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa

manajemen serta penelitian dan pengembangan.

Merek-merek yang dimiliki Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, antara lain:

untuk produk Mi Instan (Indomei, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop
63

Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam), Dairy (Indomilk, Enaak, Tiga Sapi,

Kremer, Orchid Butter, Indoeskrim dan Milkuat), penyedap makan (bumbu

Racik, Freiss, Sambal Indofood, Kecap Indofood, Maggi, Kecap Enak Piring

Lombok, Bumbu Spesial Indofood dan Indofood Magic Lezat), Makanan

Ringan (Chitato, Chiki, JetZ, Qtela, Cheetos dan Lays), nutrisi dan makanan

khusus (Promina, Sun, Govit dan Provita) Pada tanggal 24 September 2010,

ICBP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham ICBP (IPO) kepada masyarakat sebanyak

1.166.191.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga

penawaran Rp5.395,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Oktober 2010.

9. Indofood Sukses Makmur, Tbk

Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14 Agustus 1990

dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF berlokasi di Sudirman

Plaza, Indofood Tower, Lantai 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta

12910 – Indonesia. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF dan anak usaha

berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi

dan Malaysia. Induk usaha dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah CAB

Holding Limited (miliki 50,07% saham INDF), Seychelles, sedangkan induk

usaha terakhir dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First Pacific

Company Limited (FP), Hong Kong. Saat ini, Perusahaan memiliki anak

usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain: Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
64

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF

antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan,

bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan

biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu. Indofood telah memiliki

produk-produk dengan merek yang telah dikenal masyarakat, antara lain mi

instan (Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mi Telur

Cap 3 Ayam), dairy (Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi, Indomilk Champ, Calci

Skim, Orchid Butter dan Indoeskrim), makan ringan (Chitato, Lays, Qtela,

Cheetos dan JetZ), penyedap makan (Indofood, Piring Lombok, Indofood

Racik dan Maggi), nutrisi & makanan khusus (Promina, SUN, Govit dan

Provita), minuman (Ichi Ocha, Tekita, Caféla, Club, 7Up, Tropicana Twister,

Fruitamin, dan Indofood Freiss), tepung terigu & Pasta (Cakra Kembar,

Segitiga Biru, Kunci Biru, Lencana Merah, Chesa, La Fonte), minyak goreng

dan mentega (Bimoli dan Palmia). Pada tahun 1994, INDF memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham INDF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan

nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per

saham. Sahamsaham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 14 Juli 1994.

10. Multi Bintang Indonesia, Tbk

Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) didirikan 03 Juni 1929 dengan nama

N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan mulai beroperasi secara

komersial pada tahun 1929. Kantor pusat MLBI berlokasi di Talavera Office

Park Lantai 20, Jl. Let. Jend. TB. Simatupang Kav. 22-26, Jakarta 12430,
65

sedangkan pabrik berlokasi di Jln. Daan Mogot Km.19, Tangerang 15122 dan

Jl. Raya Mojosari – Pacet KM. 50, Sampang Agung, Jawa Timur. Pemegang

saham yang memiliki 5 % atau lebih saham Multi Bintang Indonesia Tbk

adalah Heineken International BV (pengendali) (81,78%). Multi Bintang

Indonesia Tbk merupakan bagian dari Grup Asia Pacific Breweries dan

Heineken, dimana pemegang saham utama adalah Fraser & Neave Ltd. (Asia

Pacific Breweries) dan Heineken N.V. (Heineken).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MLBI

beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya. Saat ini, kegiatan utama

MLBI adalah memproduksi dan memasarkan bir (Bintang dan Heineken), bir

bebas alkohol (Bintang Zero) dan minuman ringan berkarbonasi (Green

Sands). Pada tahun 1981, MLBI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MLBI

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.520.012 dengan nilai nominal Rp1.000,-

per saham dengan harga penawaran Rp1.570,- per saham. Saham- saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15

Desember 1981.

11. Mayora Indah, Tbk

Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan mulai beroperasi

secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Mayora berlokasi di

Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta 11440 – Indonesia, dan

pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi. Pemegang saham yang memiliki 5%


66

atau lebih saham Mayora Indah Tbk, yaitu PT Unita Branindo (32,93%), PT

Mayora Dhana Utama (26,14%) dan Jogi Hendra Atmadja (25,22%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Mayora

adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta

agen/perwakilan. Saat ini, Mayora menjalankan bidang usaha industri biskuit

(Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O Lai, Sari

Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress.), kembang gula

(Kopiko, KIS, Tamarin dan Juizy Milk), wafer (beng beng, Astor, Roma),

coklat (Choki-choki), kopi (Torabika dan Kopiko) dan makanan kesehatan

(Energen) serta menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri. Pada

tanggal 25 Mei 1990, MYOR memperoleh pernyataan efektif dari

BapepamLK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MYOR

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,-

per saham dengan harga penawaran Rp9.300,- per saham. Saham- saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli

1990.

12. PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk

Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti) didirikan 08 Maret 1995

dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai beroperasi

komersial pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu pabrik ROTI

berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar blok A9, Desa

Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530, Jawa Barat – Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Nippon Indosari


67

Corpindo Tbk, yaitu: Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) (25,77%),

Bonlight Investments., Ltd. (20,79%), Demeter Indo Investment Pte. Ltd.

(18,05%) dan Pasco Shikishima Corporation (8,50%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha ROTI

bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti dan minuman,

termasuk tetapi tidak terbatas pada macam-macam roti, roti tawar, roti isi dan

segala macam jenis kue lainnya serta segala jenis minuman ringan, termasuk

tetapi tidak terbatas pada minuman sari buah, minuman berbahan dasar susu

dan minuman lainnya. Saat ini, kegiatan usaha utama ROTI adalah pabrikasi,

penjualan dan distribusi roti (roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan

bread crumb) dengan merek "Sari Roti". Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI

memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham ROTI (IPO) kepada masyarakat sebanyak

151.854.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga

penawaran Rp1.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2010.

13. Sekar Bumi, Tbk

Sekar Bumi Tbk (SKBM) didirikan 12 April 1973 dan mulai beroperasi secara

komersial pada tahun 1974. Kantor pusat SKBM berlokasi di Plaza Asia,

Lantai 2, Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190 – Indonesia dan pabrik

berlokasi di Jalan Jenggolo 2 No. 17 Waru, Sidoarjo serta tambak di Bone dan

Mare, Sulawesi. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Sekar

Bumi Tbk, yaitu: TAEL Two Partners Ltd. (32,14%), PT Multi Karya Sejati
68

(pengendali) (9,84%), Berlutti Finance Limited (9,60%), Sapphira

Corporation Ltd (9,39%), Arrowman Ltd. (8,47%), Malvina Investment

(6,89%) dan BNI Divisi Penyelamatan & Penyelesaian Kredit Korporasi

(6,14%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SKBM

adalah dalam bidang usaha pengolahan hasil perikanan laut dan darat, hasil

bumi dan peternakan. Sekar Bumi memiliki 2 divisi usaha, yaitu hasil laut

beku nilai tambah (udang, ikan, cumi-cumi, dan banyak lainnya) dan makanan

olahan beku (dim sum, udang berlapis tepung roti, bakso seafood, sosis, dan

banyak lainnya). Selain itu, melalui anak usahanya, Sekar Bumi memproduksi

pakan ikan, pakan udang, mete dan produk kacang lainnya. Produk-produk

Sekar Bumi dipasarkan dengan berbagai merek, diantaranya SKB, Bumifood

dan Mitraku. Tanggal 18 September 1995, SKBM memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham SKBM (IPO) kepada masyarakat. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Januari 1993. Kemudian

sejak tanggal 15 September 1999, saham PT Sekar Bumi Tbk (SKBM)

dihapus dari daftar Efek Jakarta oleh PT Bursa Efek Jakarta (sekarang PT

Bursa Efek Indonesia / BEI). Pada tanggal 24 September 2012, SKBM

memperoleh persetujuan pencatatan Kembali (relisting) efeknya oleh PT

Bursa Efek Indonesia, terhitung sejak tanggal 28 September 2012.

14. Sekar Laut, Tbk


69

Sekar Laut Tbk (SKLT) didirikan 19 Juli 1976 dan mulai beroperasi secara

komersial pada tahun 1976. Kantor pusat SKLT berlokasi di Wisma Nugra

Santana, Lt. 7, Suite 707, Jln. Jend. Sudirman Kav. 7-8, Jakarta 10220 dan

Kantor cabang berlokasi di Jalan Raya Darmo No. 23-25, Surabaya, serta

Pabrik berlokasi di Jalan Jenggolo II/17 Sidoarjo. Pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham Sekar Laut Tbk, antara lain: Omnistar

Investment Holding Limited (26,78%), PT Alamiah Sari (pengendali)

(26,16%), Malvina Investment Limited (17,22%), Shadforth Agents Limited

(13,39%) dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) QQ KP2LN

Jakarta III (12,54%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SKLT

meliputi bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat, sambal, bumbu

masak dan makan ringan serta menjual produknya di dalam negeri maupun di

luar negeri. Produk-produknya dipasarkan dengan merek FINNA. Pada tahun

1993, SKLT memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SKLT (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 6.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp4.300,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08 September 1993.

15. PT. Siantar Top, Tbk

Siantar Top Tbk (STTP) didirikan tanggal 12 Mei 1987 dan mulai beroperasi

secara komersial pada bulan September 1989. Kantor pusat Siantar Top

beralamat di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo, dengan pabrik
70

berlokasi di Sidoarjo (Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara), Bekasi (Jawa

Barat) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Pemegang saham yang memiliki 5%

atau lebih saham Siantar Top Tbk adalah PT Shindo Tiara Tunggal, dengan

persentase kepemilikan sebesar 56,76%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Siantar Top

terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack

noodle, antara lain: Soba, Spix Mie Goreng, Mie Gemes, Boyki, Tamiku,

Wilco, Fajar, dll), kerupuk (crackers, seperti French Fries 2000, Twistko,

Leanet, Opotato, dll), biskuit dan wafer (Goriorio, Gopotato, Go Malkist, Brio

Gopotato, Go Choco Star, Wafer Stick, Superman, Goriorio Magic, Goriorio

Otamtam, dll), dan kembang gula (candy dengan berbagai macam rasa seperti:

DR. Milk, Gaul, Mango, Era Cool, dll). Selain itu, STTP juga menjalankan

usaha percetakan melalui anak usaha (PT Siantar Megah Jaya). Pada tanggal

25 Nopember 1996, STTP memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-

LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham STTP (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 27.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dan harga penawaran Rp2.200,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Desember 1996.

16. Ultra Jaya Milk Industry, Tbk

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) didirikan tanggal 2

Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974.

Kantor pusat dan pabrik Ultrajaya berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131

Padalarang – 40552, Kab. Bandung Barat – Indonesia. Pemegang saham yang


71

memiliki 5% atau lebih saham Ultrajaya Milk Industry & Trading Company

Tbk, yaitu: Tuan Sabana Prawirawidjaja (31,79%), PT Prawirawidjaja

Prakarsa (21,40%) dan PT Indolife Pensiontana (14,98%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Ultrajaya

bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, dan bidang

perdagangan. Di bidang minuman Ultrajaya memproduksi rupa-rupa jenis

minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman

kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan

dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang makanan Ultrajaya

memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan konsentrat buah-buahan

tropis. Ultrajaya memasarkan hasil produksinya dengan cara penjualan

langsung (direct selling), melalui pasar modern (modern trade). Penjualan

langsung dilakukan ke toko-toko, P&D, kios-kios,dan pasar tradisional lain

dengan menggunakan armada milik sendiri. Penjualan tidak langsung

dilakukan melalui agen/ distributor yang tersebar di seluruh wilayah

kepulauan Indonesia. Perusahaan juga melakukan penjualan ekspor ke

beberapa negara. Merek utama dari produk-produk Ultrajaya, antara lain: susu

cair (Ultra Milk, Ultra Mimi, Susu Sehat, Low Fat Hi Cal), teh (Teh Kotak

dan Teh Bunga), minuman kesehatan dan lainnya (Sari Asam, Sari Kacang

Ijo dan Coco Pandan Drink), susu bubuk (Morinaga, diproduksi untuk PT

Sanghiang Perkasa yang merupakan anak usaha dari Kalbe Farma Tbk

(KLBF)), susu kental manis (Cap Sapi) dan konsentrat buah-buahan (Ultra)

serta Perjanjian Produksi dengan Unilever Indonesia Tbk (UNVR) untuk

memproduksi dan mengemas minuman UHT dengan merk dagang Buavita


72

dan Go-Go. Pada tanggal 15 Mei 1990, ULTJ memperoleh ijin Menteri

Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham ULTJ (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 saham dengan

nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.500,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 2 Juli 1990.

5.2 Hasil Analisis

5.2.1 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi

mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel penelitian, antara lain

minimum, nilai maksimum, mean dan deviasi standar. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakasanakan dapat dijelaskan gambaran deskriptif mengenai

perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman.

Karakter masing-masing variabel seluruh perusahaan makanan dan minuman

tersebut dapat dilihat melalui Tabel 5.1


73

Tabel 5. 1

Statistika Desktiptif Variabel Penelitian

Variabel N Minimu Maximu Mean Std.


m m Deviation
Perputaran Kas 4 ,709 62,332 12,3027 16,269692
Perputaran 4 3,315 32,197 8,96498 5,426638
Piutang 4 ,911 22,087 6,90202 4,121083
Perputaran Pers 4
ROA 4 ,001 ,223 ,09139 ,053474
Valid N (listwise) 4
4
4
4
4

Berdasarkan tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa :

1. ROA memiliki nilai minimum 0.001, nilai maksimum sebesar 0.223 dan

rata- rata 0.0913 dengan standar deviasi 0.05347 yang menunjukkan

terjadi selisih atau penyimpangan sebesar 0.05347 antara nilai data yang

diteliti dengan rata- rata dari penelitian.

2. Perputaran Kas memiliki nilai minimum sebesar 0.709, nilai maksimum

sebesar 62.332 dan rata-rata 12.3025 dengan standar deviasi sebesar

16.26969 yang menunjukkan terjadi selisih atau penyimpangan

16.26969 antara nilai data yang diteliti dengan nilai rata-rata data

penelitiannya.

3. Perputaran Piutang memiliki nilai minimum 3.315, nilai maksimum

sebesar 32.19 dan rata-rata 8.9649 dengan standar deviasi sebesar

5.42663 yang menunjukkan terjadi selisih atau penyimpangan 5.42663

antara nilai data yang diteliti dengan nilai rata-rata penelitiannya.


74

4. Perputaran Persediaan memiliki nilai minimum sebesar 0.911, nilai

maksimum sebesar 22.087 dan rata-rata 6.9020 dengan standar deviasi

sebesar 4.12108 yng menunjukkan terjadi selisih atau penyimpangan

sebesar 4.12108 antara nilai data yang diteliti dengan nilai rata-rata data

penelitian.

5.2.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel terikat dan variabel bebas keduannya mempunyai distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau

mendekati normal. Untuk mendeteksi terpenuhi atau tidaknya uji normlitas,

maka penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan

ketentuan bila signifikansi tiap variabel lebih besar dari 0,05 maka

berdistribusi normal, sedangkan bila signifikansi tiap variabel lebih kecil dari

0,05 maka data tidak berfungsi normal (Imam Ghozali,2013:160) sehingga

dapat dikatakan model regresi memenuhi asumsi normalitas.


75

Gambar 5. 1

Histogram Distribusi

Berdasarkan Gambar 5.1 secara visual terlihat penyebaran residual dari data

penulisan ini membentuk skema distribusi normal. Hal tersebut didukung juga

dari gambar Normal P-P plot yang menunjukkan penyebaran residual berada

pada garis lurus yang menandakan data terindiksi distribusi normal. Untuk
76

melihat dan mendukung secara signifikan sifat distribusi dari data yang

penulis gunakan, dilakukan uji KS dengan hasil berikut.

Tabel 5. 2

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


N Mean .0000000
Std. Deviation .05169556
Normal Parametersa,b

Most Extreme Differences Absolute .074


Positive .074
Negative -.053
Test Statistic .074
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data diolah peneliti 2022

Berdasarkan hasil KS test diatas diketahui bahwa nilai signifikasi test

statistic dan asymp. Sig memiliki nilai yang lebih besar dari 0.05 sehingga

dapat disimpulkan secara Uji Kolmogorov-Smirnov test data yang penulis

gunakan bersifat distribusi normal sehingga memenuhi asumsi normalitas dan

dapat dilakukan uji asumsi klasik lainnya.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adannya kolerasi antara variabel bebas. Dengan kata lain tidak

terjadi multikolinearitas, model regresi yang bebas dari multikolinearitas

adalah yang memiliki nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10
77

dan mempunyai angka tolerance tidak kurang dari 10% (Imam Ghozali,2013

:105). Hasil uji multikolinearitas disajikan pada Tabel 5.3 berikut.

Tabel 5. 3

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolera VIF
nce
1 Perputaran Kas .967 1.034
Perputaran Piutang .964 1.037
Perputaran Persediaan .991 1.009
Sumber : Data diolah peneliti 2022

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat nilai tolerance untuk variabel perputaran

kas,perputaran piutang,dan perputaran persediaan secara berturut-turut

sebesar 0,967 atau 96,7%, 0,964 atau 96,4% dan 0,991atau 99,1 %. Nilai VIF

dari variabel diatas secara berturut-turut sebesar 1.034, 1.037 dan 1.009,

sehingga jika dilihat dari nilai tolerance, semua variabel berada diatas 10%

yang menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas dalam data penulis, dan hal

itu juga didukung dari nilai VIF yng berada dibawah 10 sehingga dapat

disimpulkan model regresi bebas dari persoalan multikolinearitas sehingga

bisa dilanjutkan untuk uji lebih lanjut.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dan residual sati pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak
78

terjadi heterokedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas digunakan metode glejser. Metode ini dilakukan dengan

meregresikan nilai absolute ei dengan variabel bebas. Jika tidak ada satupun

variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (nilai

absolute ei ), maka tidak ada heterokedastisitas (Imam Ghozali, 2013:139).

Hasil uji heterokedastisitas disajikan pada Tabel 5.4 berikut.

Tabel 5. 4

Hasil Uji Heterokedastisitas


Model t Sig.

1 (Constant) 3.509 .001


Perputaran Kas .648 .521
Perputaran Piutang .024 .981

Perputaran Pers -1.115 .271


Sumber : Data diolah peneliti 2022

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa variabel bebas tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat dari model regresi yang digunakan karena

signifikansi setiap variabel bebas lebih dari taraf nyata (α) yaitu 0,05. Jadi

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji dalam model regresi linier ada

atau tidak korelasi antara kesalahan pengganggu pad periode t-1 atau periode

sebelumnya. Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji Durbin

Watson. Berikut ini hasil uji Durbin Watson ditunjukkan pada Tabel 5.5

berikut.
79

Tabel 5. 5

Uji Autokorelasi

Model Summaryb
M R R Adjusted Std. Error Durbin-
od Squar R Square of the Watson
el e Estimate
a
1 .447 .200 .140 .049598 1.980
a. Predictors: (Constant), Perputaran Pers, Perputaran Kas, Perputaran
Piutang
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data diolah peneliti 2022

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1.980,

dimana nilai Durbin Watson yang tidak menunjukkan autokorelasi adalah dU

< DW< 4- dU pembanding menggunakan nilai signifikansi 5% jumlah sampel

48 (N=48) , dan jumlah variabel bebas 3 (k=3), maka di tabel Durbin Watson

akan didapat nilai dL sebesar 1,4064 dan dU 1,6708 dan (4-dU) = 2,3292.

Dari perhitungan nilai-nilai tersebut adalah 1,6708 < 1,980 < 2,3292, sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada persamaan regresi

pada penelitian ini.

5.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Bergsnda adalah suatu analisis untuk

mengetahui pengaruh secara simultan dari pengaruh Perputaran Kas (X1),

Perputaran Piutang (X2) dan Perputaran Persediaan (X3) terhadap profitabilitas

(Y). Hasil dari analisis regresi linier berganda disajikan pada Tabel 5.6 berikut.
80

Tabel 5. 6

Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Standardiz t Sig.


Coefficients ed
Coefficien
ts
B Std. Beta
Error
1 (Constant) .097 .021 4.66 .00
9 0
Perputaran .001 .000 .414 3.07 .00
Kas 6 4
Perputaran .001 .001 .062 .468 .64
Piutang 2
Perputaran -.004 .002 -.315 - .02
Pers 2.35 3
9
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data diolah peneliti 2022

Berdasarkan tabel 5.6 diperoleh model regresi berganda yang terbentuk

pada penelitian ini adalah.

Y = 0,097 + 0,001X1 + 0.001X2 + 0,004X3

Hasil uji anlisis regresi berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 5.6.Persamaan regresi tersebut menjelaskan besar dan arah pengaruh dari

masing- masing variabel bebasnya. Jika koefisien regresi memiliki tanda posotif

ini berarti bahwa variabel bebas memiliki tanda negatif ini berarti bahwa

variabel bebas memiliki pengaruh yang berlawanan arah dengan variabel

terikat. Berdasarkan persamaan regresi linier berganda , dapat dijelaskan

sebagai berikut:
81

1. Konstanta α sebesar 0,097 menyatakan bahwa jika variabel perputaran

kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan adalah konstan,

maka besarnya profitabiltas (ROA) adalah 0,097.

2. Nilai koefisien regresi X1 variabel perputaran kas memiliki pengaruh

positif terhadap ROA, dapat dilihat dari koefisien regresi perputaran

kas sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan setiap terjadi kenaikan

perputaran kas sebesar 1% maka terjadi kenaikan 0,001% pada

profitabilitas (ROA).

3. Nilai koefisien regresi X2 variabel perputaran piutang memiliki

pengaruh positif terhadap ROA dapat dilihat dari koefisien regresi

perputaran piutang sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan setiap terjadi

kenaikan perputaran piutang sebesar 1% maka terjadi kenaikan 0,001%

pada profitabilitas (ROA).

4. Nilai koefisien regresi X3 variabel perputaran persediaan memiliki

pengaruh negatif terhadap ROA, dapat dilihat dari koefisien regresi

perputaran persediaan sebesar -0,004. Hal ini menunjukkan setiap

terjadi kenaikan perputaran persediaan sebesar 1% maka terjadi

penurunan -0,004% pada profitabilitas (ROA).

5.2.4. Analisis Korelasi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara

Perputaran kas, Perputaran piutang dan Perputaran Persediaan terhadap

profitabilitas yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2016:218).

Diketahui bahwa besarnya nilai R adalah 0,569 nilai berada di antara 0,40 sd

0,599 : Sedang, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perputaran


82

kas,perputaran piutang dan perputaran persediaan mempunyai pengaruh sedang

terhadap profitabilitas

5.2.5 Koefisien Determinasi (R2)

Analisis determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen

(Ghozali,2016). Persamaan yang digunakan sebagai berikut D = R2 X 100%

Tabel 5. 7

Hasil Uji Koefisien Determinasi


Model R R Adjusted Std. Error of Durbin
Squa R Square the Estimate -
re Watson
1 0, ,324 ,273 ,045596 ,984
56
9
a. Predictors: (Constant), Perputaran Pers, Perputaran Piutang, Perputaran Kas
b. Dependent Variable: ROA

Sumber : Data diolah peneliti 2022

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui nilai R2 sebesar 0,324 artinya varian

dari variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan

mampu menjelaskan dan mempunyai konstribusi terhadap varibel ROA sebesar

32,4% sedangkan sisanya sebesar 67,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak diteliti atau tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Artinya

informasi- informasi variabel bebas yang diteliti mempunyai kemampuan

terbatas dalam menjelaskan perubahan- perubahan dari variabel terikat yaitu

ROA.
83

5.2.6 Uji t (Uji Parsial)

Menurut Ghozali (2016:97) pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerapkan variasi variabel dependen. Kriteria pengujian dengan tingkat

keyakinan 95% dan tingkat signifiknsi α sebesar 0,05 (α=5%) maka kriteria

pengujian adalah sebagai berikut:

1. Jika signifikansi < 0,05, maka H1 diterima artinya terdapat pengaruh

antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Jika signifikansi > 0,05 maka H1 ditolak artinya tidak ada pengaruh

antara satu variable independen terhadap variabel dependen.

Tabel 5. 8

Hasil Uji Parsial (Uji t)


Model Unstandardized Standardiz t Sig.
Coefficients ed
Coefficien
ts
B Std. Beta
Error
1 (Constant) .097 .021 4.66 .000
9
Perputaran Kas .001 .000 .414 3.07 .004
6
Perputaran .001 .001 .062 .468 .642
Piutang
Perputaran -.004 .002 -.315 - .023
Pers 2.35
9
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data diolah peneliti 2022

Berdasarkan Tabel 5.8 adapun hal-hal yang dapat diinterpretasikan dari tabel

tersebut adalah sebagai berikut :


84

1. Pengaruh Perputaran Kas terhadap ROA hasil uji t menunjukkan bahwa

nilai t hitung sebesar 3.037 dengan nilai signifikan sebesar 0.004 < 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh positif secara

signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

2. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROA hasil uji t menunjukkan bahwa

nilai t hitung sebesar 0.468 dengan nilai signifikan sebesar 0.642 > 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

3. Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap ROA hasil uji t menunjukkan

bahwa nilai t hitung sebesar -2.359 dengan nilai signifikan sebesar 0.023 <

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh

signifikan dengan arah negatif terhadap profitabilitas (ROA).

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian

1) Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan

Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Hasil penelitian tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai koefisien

variabel perputaran kas (X1) bernilai positif 0,001 maka artinya apabila

perputaran kas naik satu satuan maka variabel Return On Assets (Y) akan

naik sebesar 0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa Perputaran Kas (X1)

berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) dan setelah diuji secara

parsial dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung 3.076 dengan nilai

signifikan pegujian sebesar 0,004 berada dibawah tingkat singnifikan 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa Perputaran Kas (X1) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).


85

Hasil dari pengujian ini mendukung hipotesis penelitian atau H1

yaitu variabel perputaran kas terhadap profitabilitas (ROA). Rahma (2011),

menyatakan bahwa perputaran kas menunjukan kemampuan kas dalam

menghasilkan pendapatan, sehingga dapat dilihat dalam beberapa kali uang

kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi perputaran kas

akan semakin baik, hal ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan

kasnya dan keuntungannya yang diperoleh akan semakin baik. Apabila

tingkat perputaran kas didalam perusahaan terus meningkat maka

perusahaan juga tidak akan kesulitan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh (Nurfika 2018), yang menyatakan bahwa perputaran kas

berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

2) Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada

Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia.

Hasil penelitian pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai koefisien

variabel Perputaran Piutang (X2) sebesar 0.001 dengan arah yang positif

maka artinya apabila Perputaran Piutang (X2) naik satu satuan maka

variabel Return On Assets (Y) akan naik sebesar 0.001, setelah diuji secara

parsial dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung sebesar 0.468,

dengan nilai signifikan sebesar 0.642 lebih besar dari 0.005, sehingga dapat

disimpulkan bahwa Perputaran Piutang memiliki arah yang positif dan tidak

signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa Perputaran Piutang (X2) tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Tidak signifikannya dapat


86

dipengaruhi karena dibutuhkan waktu cukup panjang jika dilakukan

penagihan berupa uang tunai ataupun kas, sehingga tingkat perputaran

piutang yang dihasilkan terlalu rendah.

Hal ini mengindikasi bahwa piutang yang terlalu tinggi dapat

menurunkan profitabilitas karena jumlah piutang yang dimiliki sedikit,

berarti penjualan kredit yang dilakukan perusahaan sedikit, sehingga

volume penjualan juga akan turun dan pada akhirnya profitabilitas

perusahaan ikut menurun alasan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Eka Ayu Rahayu dalam Jurnal Ilmu Manajemen Volume 2 No 4

Oktober Thn 2014. Perlu adanya pengelolaan terhadap perputaran piutang,

ketika tingkat perputaran yang dihasilkan rendah dapat menunjukkan bahwa

piutang tidak dapat ditagih dengan cepat serta pengembalian kas ikut

melambat, hal ini akan mempengaruhi kegiatan opersional perusahaan

menjadi lambat dalam mencapai suatu laba sehingga tingkat profitabilitas

perusahaan yang dimiliki ikut berdampak buruk. Penelitian ini didukung

dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Ririn Arianti dan N. Rusnaeni

(2018) yang menyatakan perputaran piutang tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

3) Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada

Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia

Hasil penelitian tabel 5.8 menunjukkan bahwa Perputaran

Persediaan (X3) menghasilkan nilai koefisien variabel Perputaran


87

Persediaan (X3) bernilai negatif 0.004 maka artinya apabila nilai Perputaran

Persediaan (X3) naik satu satuan maka Return On Assets (Y) akan turun

sebesar 0.004, setelah diuji secara parsial dengan menggunakan uji t,

diperoleh nilai thitung sebesar -2.359, dengan nilai signifikan sebesar 0.023

nilai ini lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Perputaran

Persediaan (X3) memiliki arah yang negatif dan signifikan terhadap

profitabilitas (ROA). Artinya Perputaran Persediaan (X3) berpengaruh

terhadap profitabilitas.

Menurut (Kasmir, 2010:205) semakin tinggi tingkat perputaran

persediaan barang, maka semakin tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga

semakin besar perolehan laba suatu perusahaan. Sebaliknya, jika semakin

lambat perputaran persediaan barang, maka semakin kecil pula perolehan

labanya. Menurut (Munawir 2004:119) menyatakan semakin tinggi tingkat

perputaran persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang

disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera

konsumen, di samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan

pemeliharaan terhadap barang tersebut. Adanya persediaan yang terlalu

besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga,

biaya penyimpanan, dan pemeliharaan gudang. Memperbesar kemungkinan

kerugian karena merusak, turunnya kualitas dan memperkecil keuntungan

perusahaan. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian

sebelumnya oleh (Jesica Marta Butar & Saryadi 2020) yang menyatakan

bahwa tingkat perputaran persediaan berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap profitabilitas.
88

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dijelaskan di bab sebelumnya,

maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Perputaran kas menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Hal ini ditunjukkan dengan hasil signifikan (0,004 < 0,05). Semakin tinggi

perputaran kas ini akan semakin baik, yang artinya penggunaan kas tersebut

sudah efisien dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Apabila

tingkat perputaran kas didalam perusahaan terus meningkat maka

perusahaan juga tidak akan kesulitan untuk memenuhi kewjiban jangka

pendeknya.

2. Perputaran piutang menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap

profitabilitas pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar

di BEI. Hal ini ditunjukkan dengan hasil signifikan ( 0,642 > 0,05). Maka

dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang yang telah dilakukan oleh

perusahaan belum masuk dalam kategori yang dapat mendukung atau

memaksimalkan profitabilitas atau laba.

3. Perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan

sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Hal ini ditunjukkan

dengan hasil signifikan ( 0,023 < 0,05). Ini berarti jika perputaran

persediaan meningkat maka profitabilitas juga akan meningkat. Pengaruh


89

yang signifikan menunjukkan bahwa perputaran persediaan merupakan

salah satu factor utama yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

Semakin tinggi nilai tingkat perputaran persediaan, menunjukkan kinerja

perusahaan semakin baik dan semakin besar keuntungan yang didapatkan.

6.2 Keterbatasan dan Saran

6.2.1 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya dilakukan di perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat

memperluas tempat penelitian untuk mendapatkan sampel lebih banyak dan

dapat menggambarkan keadaan secara menyeluruh. Diharapkan pula

penelitian selanjutnya dapat menggunakan data terbaru yang lebih relevan

dalam penelitian.

2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel perputaran kas, perputaran

piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas, diharapkan

penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang dapat

mempengaruhi profitabilitas.

3. Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini hanya tiga tahun saja

sehingga data yang digunakan kurang memperlihatkan kondisi perusahaan

sebenarnya.

6.2.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat

dikemukakan penelitian diantaranya :


90

1. Bagi perusahaan, manajemen perusahaan harus memperhatikan perputaran

kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan yang dapat

meningkatkan profitabilitas perusahaan. Apabila dikelolah dengan baik

maka kegitan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan

dapat memberika image yang bagus di mata investor.

2. Bagi investor dan calon investor, diharapkan dapat mengetahui kinerja suatu

perusahaan dan lebih teliti dalam memperhatikan dan menilai apakah

kinerja perusahaan tersebut sudah cukup efektif atau belum dalam

menghasilkan keuntungan, sehingga bisa dijadikan sebagai dasar

pertimbangan keputusan untuk berinvestasi di pasar modal.

3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti dapat menambahkan variabel lain yang

mempengaruhi profitabilitas pada perusahaan, memperbanyak sampel

penelitian dan memperpanjang periode pengamat.


91

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE,


Yogyakarta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2015). Manajemen Keuangan. Jakarta; Erlangga.
Brigham, F dan Houston, J. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 8,
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Syafri 2010 .Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Cet 11.
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Kasmir. 2019. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keduabelas.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4.
Yogjakarta: BPFE
Kasmir, 2011, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1, Cetakan 4, Penerbit PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, (2015), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Edisi Ketujuh. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Munawir. S. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Edisi Revisi. Penerbit
BPFE: Yogyakarta
Bambang, Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.
Cetakan Kedelapan. Yayasan Penerbit Gajah Mada. Yogyakarta.
Rudianto (2009). Pengantar akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Astuti, W. A., dan Surtikanti. (2021). Akuntansi Keuangan: Pemahaman dan
Pencatatan Akuntansi Keuangan. Bandung: Rekayasa Sains.
Sugiyono, 2020. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Kedua ed.
Bandung: ALFABETA.
Ambarwati, Sri, Dwi, Ari. 2010. Manajemen Keuangan Lanjutan. Cetakan Pertama,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wiagustini, Ni luh Putu. (2010). Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Denpasar:
Udayana University Press.
Sulfiana dan Purnawati. Pengaruh perputaran kas,perputaran piutang dan
perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan food and
beverages di BEI periode 2008-2010. Fakultas Ekonomi : Universitas
Udayana.
Ramadani dan Rasyid.2019. Pengaruh perputaran kas,perputaran piutang dan
perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan
minuman di BEI periode 2013-2017. Fakultas Ekonomi : Universitas Negeri
Padang.
Sartika, Nadia.2018. Pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan
terhadap return on assets pada perusahaan makanan dan minuman di BEI
periode 2012-2016. Fakultas Ekonomi dan Bisnis : Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Astuti, Ranti.2021. Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman
di BEI periode 2018-2020. Fakultas Ekonomi : Universitas Tridinanti
Palembang.
92

Beili, Delsiana Rade.2021. Pengaruh perputaran kas,perputaran piutang dan


perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan
minuman di BEI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis : Universitas Mahasaraswati
Denpasar.
Horne, James C. Van dan Jhon M. Wachowicz. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan. Edisi 13. Salemba Empat, Jakarta.
Harahap dan Sukendro. Pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas pada
Toko Mulia Gordyn. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.
Bahy,Agustina Welenfrida.2021. Pengaruh perputaran kas,perputaran piutang dan
perputaran persediaan terhadap profitabilitas perusahaan sektor barang
konsumsi di BEI periode 2017-2019. Fakultas Ekonomi : Universitas Mercu
Buana Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Alfia, Gresita Wahyu. 2019. “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan
Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Food and
Beverages Yang Terdaftar Di BEI .” Journal of Chemical Information and
Modeling 53(9): 1689–99.
Butar, Jesica Martha Butar, and Saryadi Saryadi. 2020. “Pengaruh Perputaran Kas,
Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas
(Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2019.” Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis 9(4): 420–30.
Dasena, Imran, and Etti Ernita Sembiring. 2020. “Pengaruh Perputaran Kas,
Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2015-2019.” Indonesian Accounting Literacy Journal 1(1): 45–53.
Lestari, Nurri, Wayan Rai Suarthana, and Asep Alipudin. 2017. “Pengaruh
Perputaran Kas, Perputaran Piutang Usaha, Dan Perputaran Persediaan
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015.”
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Akuntansi 2(2).
Munawir, Slamet. 2002. “Akuntansi Keuangan Dan Manajemen.” Edisi Revisi.
Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Rahayu, Eka Ayu, and Joni Susilowibowo. 2014. “Pengaruh Perputaran Kas,
Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas
Perusahaan Manufaktur.” Jurnal Ilmu Manajemen 2(4): 1444–55.
Abdullah, Ferdi, and Tutik Siswanti. 2019. “Pengaruh Perputaran Kas Dan
Perputaran Persediaana Terhadap Profiitabilitas (Study Empiris Perusahaan
Manufaktur Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI Periode
2014-2017).” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Unsurya 4(1):1–14.
Hidayat, Ahmad Robi. 2019. “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas,
Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei.”
Arianti, R., & Rusnaeni, N. R. N. (2018, February). Pengaruh Perputaran Piutang,
Perputaran Kas Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas PT.
Ultrajaya Milk Industry dan Tranding Company, Tbk. In Proseding Seminar
Nasional Akuntansi (Vol. 1, No. 1).
93

Octaviany, F., & Mutmainnah, N. (2019). Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran
Piutang Terhadap Return On Assets (ROA) Pada Politeknik Lp3i Jakarta
Kampus Jakarta Utara Tahun 2014-2018. Jurnal Lentera Akuntansi, 4(2),
1-13.
Desi, D.E., 2018. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, dan Perputaran
Piutang Terhadap Return On Assets (ROA) pada PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk Periode 2008-2015. EKSIS: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan
Bisnis, 9 No.1.
94

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Tabulasi Data Penelitian

No Kode Tahun Perputaran Perputaran Perputaran ROA


Kas Piutang Persediaan
1 ADES 2018 12,589 5,904 3,825 0,060
2019 6,612 5,744 4,442 0,102
2020 2,880 9,201 4,164 0,142
2 BUDI 2018 47,626 9,241 4,110 0,015
2019 2,245 6,002 4,479 2,645
2020 1,092 4,497 4,711 1,048
3 CAMP 2018 2,399 5,287 2,388 0,062
2019 3,271 5,473 2,524 0,073
2020 2,314 6,233 2,843 0,041
4 CEKA 2018 3,167 19,589 8,970 0,079
2019 4,534 24,792 9,265 0,155
2020 8,994 32,197 11,217 0,116
5 CLEO 2018 2,895 10,771 7,071 0,076
2019 2,278 10,214 7,095 0,105
2020 2,751 8,034 5,567 0,101
6 DLTA 2018 0,987 5,892 1,258 0,222

2019 0,915 4,671 1,116 0,223


2020 0,709 3,656 0,911 0,101
7 HOKI 2018 36,114 5,589 11,476 0,119
2019 43,398 6,464 9,472 0,122
2020 61,684 4,758 6,804 0,042
8 ICBP 2018 5,681 9,604 7,200 0,136

2019 6,464 10,345 7,114 0,138


2020 5,213 10,006 6,981 0,072
95

9 INDF 2018 6,524 14,058 4,962 0,051


2019 6,792 14,173 5,058 0,061
2020 5,259 13,812 5,284 0,054
10 MLBI 2018 13,747 6,196 6,904 0,424
2019 19,245 5,062 8,444 0,416
2020 5,583 3,315 6,207 0,098
11 MYOR 2018 10,244 4,252 6,824 0,100
2019 9,138 4,362 5,571 0,107
2020 7,242 4,307 6,140 0,106
12 ROTI 2018 1,735 7,499 22,087 0,029
2019 2,691 7,120 20,004 0,051
2020 2,924 6,873 15,055 0,038
13 SKBM 2018 7,138 8,757 5,806 0,009
2019 9,579 8,566 5,155 0,001
2020 18,230 10,285 7,135 0,003
14 SKLT 2018 62,332 7,465 5,643 0,043
2019 59,932 7,317 6,044 0,057
2020 26,626 7,267 5,963 0,055
15 STTP 2018 42,174 7,133 7,209 0,097
2019 42,619 6,868 8,124 0,167
2020 31,544 7,113 9,129 0,182
16 ULTJ 2018 3,071 10,574 5,055 0,126
2019 3,582 10,556 4,587 0,157
2020 3,234 9,122 3,910 0,127
Lampiran 1 (Data Diolah)
96

Lampiran 2 : Statistika Deskriptif Variabel Penelitian

Tabel 5.1
Statistika Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Perputaran Kas 44 ,709 62,332 12,30257 16,269692
Perputaran Piutang 44 3,315 32,197 8,96498 5,426638
Perputaran Pers 44 ,911 22,087 6,90202 4,121083
ROA 44 ,001 ,223 ,09139 ,053474
Valid N (listwise) 44
Lampiran 2 (Data Diolah)
Lampiran 3 :Histogram Distribusi
Gambar 5.1
Histogram Distribusi
97

Lampiran 3 (Data Diolah)

Lampiran 4 : Uji Normalitas


Tabel 5.2
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


N Mean .0000000
Normal Parametersa,b Std. Deviation .05169556

Most Extreme Differences Absolute .074


Positive .074
Negative -.053
Test Statistic .074
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 4 (Data Diolah)
98

Lampiran 5 Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel 5.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Toleran VIF
ce
1 Perputaran Kas .967 1.034
Perputaran Piutang .964 1.037
Perputaran Persediaan .991 1.009

a. Dependent Variable: ROA


Lampiran 5 (Data Diolah)

Lampiran 6 Hasil Uji Heterokedastisitas

Tabel 5.4

Hasil Uji Heterokedastisitas

Model t Sig.

1 (Constant) 3.509 .001


Perputaran Kas .648 .521
Perputaran Piutang .024 .981
Perputaran Pers -1.115 .271
Lampiran 6 (Data Diolah)
99

Lampiran 7 Uji Autokorelasi

Tabel 5.5
Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Mo R R Adjusted R Std. Error Durbin-


del Square Square of the Watson
Estimate
a
1 .447 .200 .140 .049598 1.980
a. Predictors: (Constant), Perputaran Pers, Perputaran Kas, Perputaran
Piutang

b. Dependent Variable: ROA

Lampiran 8 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda


Tabel 5.6

Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .097 .021 4.669 .000
Perputaran Kas .001 .000 .414 3.076 .004
Perputaran .001 .001 .062 .468 .642
Piutang
Perputaran Pers -.004 .002 -.315 -2.359 .023
a. Dependent Variable: ROA

Lampiran 8 (Data Diolah)


100

Lampiran 9 Hasil Uji Analisis Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi


Tabel 5.7
Mod R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
el Square Square the Estimate Watson
1 ,569a ,324 ,273 ,045596 ,984
a. Predictors: (Constant), Perputaran Pers, Perputaran Piutang, Perputaran Kas
b. Dependent Variable: ROA

Lampiran 9 (Data Diolah)

Lampiran 10 Hasil Uji Parsial (Uji t)


Tabel 5.8
Hasil Uji Parsial (Uji t)

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .097 .021 4.669 .000
Perputaran Kas .001 .000 .414 3.076 .004
Perputaran .001 .001 .062 .468 .642
Piutang
Perputaran Pers -.004 .002 -.315 -2.359 .023
a. Dependent Variable: ROA
Lampiran 10 (Data Diolah)

Anda mungkin juga menyukai