Anda di halaman 1dari 78

FAKTOR FINANSIAL DAN NONFINANSIAL

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PARA INVESTOR

PADA PERUSAHAAN PESERTA PROPER

SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang

Oleh
Nuke Monika Kristi
NIM 7211416012

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 21 Februari 2020

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

Kiswanto, S.E., M.Si., CMA, CIBA, CERA Drs. Heri Yanto, M.B.A., Ph.D.
NIP. 198309012008121002 NIP. 196307181987021001

ii
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji I

Drs. Fachrurrozie, M.Si


NIP. 196206231989011001

Penguji II Penguji III

Badingatus S., S.E, M.Si., Akt., CA, CMA, CPA Drs. Heri Yanto, M.B.A., Ph.D.
NIP 198501152010122004 NIP. 196307181987021001

Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Heri Yanto, M.B.A., Ph.D.


NIP. 196307181987021001

iii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nuke Monika Kristi

NIM : 7211416012

Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 29 September 1998

Alamat : Desa Kebon Gede, Kec. Bantarbolang, Kab. Pemalang.

Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah

hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Februari 2020

Nuke Monika Kristi


7211416012

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

1. Kesuksesan bukan tentang seberapa banyak uang yang kamu hasilkan, tapi
seberapa besar kamu bisa membawa perubahan untuk hidup orang lain
(Michelle Obama).
2. Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu
subuh, sedangkan kamu tetap lelap dalam tidur (Lukman Hakin).
3. Setiap orang di dunia ini adalah tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu
itu pasti akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah
dikembalikan (Ibnu Mas’ud).

Persembahan
Dengan bangga ku persembahkan skripsi ini untuk :
1. Orang tuaku tersayang, Bapak Kasmad Kurniadi dan
Ibu Kusmiyati serta keluargaku tercinta. Terima
kasih untuk setiap do’a, semangat, dukungan dan
pengorbanan yang luar biasa.
2. Sahabat – sahabatku tercinta, terimakasih telah
memberikan bantuan dikala susah dan semangat
dikala putus asa.
3. Almamaterku, Universitas Negeri Semarang yang
telah memberiku ilmu, pengetahuan dan
pengalaman yang takkan terlupa.
4. Semua teman-teman Akuntansi angkatan 2016 dan
rekan-rekan organisasi yang telah memberikan
banyak pengalaman dan kenangan.

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat

serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul

“Faktor Finansial dan Nonfinansial Dalam Pengambilan Keputusan Para Investor

Pada Perusahaan Peserta PROPER.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tak lain karena

bimbingan, bantuan, saran dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum.

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di

Universitas Negeri Semarang,

2. Dekan Fakultas Ekonomi, Drs. Heri Yanto M.B.A., Ph.D yang telah

memberikan kesempatan mengikuti program SI di Fakultas Ekonomi.

3. Ketua Jurusan Akuntansi Kiswanto S.E., M.Si., CMA., CIBA., CERA. yang

telah memberikan fasilitas dan pelayanan selama masa studi di Jurusan

Akuntansi,

4. Dosen Wali Akuntansi A 2016, Drs. Fachrurrozie, M.Si,. yang telah

membimbing dan mengarahkan selama masa perkuliahan,

5. Dosen Pembimbing, Drs. Heri Yanto MBA, PhD. yang telah memberikan

bimbingan, arahan, serta motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

vi
6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang

telah membimbing, mengarahkan, dan menularkan ilmu pengetahuannya.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu..

Skripsi ini tak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi

penyempurnaan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna

bagi banyak pihak.

Semarang, Februari 2020

Penulis

vii
SARI

Kristi, Nuke Monika. 2020. “Faktor Finansial dan Nonfinansial dalam


Pengambilan Keputusan para Investor pada Perusahaan Peserta PROPER”. Skripsi.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing:
Drs. Heri Yanto MBA, Ph.D.
Kata Kunci : Faktor Finansial, Faktor Nonfinansial, Keputusan para Investor,
PROPER
Kondisi persaingan bisnis yang semakin ketat, menyebabkan manajer
dituntut untuk dapat memperluas ruang lingkup pengelolaan perusahaan dalam
dalam meningkatkan nilai perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan
pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien. Selain itu perusahaan juga dituntut
untuk dapat menyediakan informasi yang sesuai dan memadai bagi para investor
baik yang bersifat finansial maupun nonfinansial.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor finansial dan
nonfinasial yang meliputi firm size, profitabilitas, leverage, likuiditas, rasio
aktivitas, pengungkapan CSR dan environmental performance terhadap nilai
perusahaan yang merupakan salah satu faktor penentu keputusan para investor pada
perusahaan peserta PROPER yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2015-2019.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian kausalitas. Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan
Peserta PROPER yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel
penelitian berjumlah 35 perusahaan dengan 140 unit analisis selama 4 tahun.
Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat analisis yang
digunakan adalah uji regresi linier berganda dengan data panel yang bersumber dari
data sekunder.
Hasil penelitian menunjukan bahwa firm size, profitabilitas, rasio aktivitas
berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara
leverage dan likuiditas berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai
perusahaan serta pengungkapan CSR dan environmental performance tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Bedasarkan koefisien
regresi diketahui bahwa variabel independen mampu menjelaskan nilai perusahaan
sebesar 27% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Berdasarkan
hasil penelitian diharapkan para investor dapat lebih menaruh perhatianya terhadap
faktor nonfinansial dalam pengambilan keputusan investasi sehingga perusahaan-
perusahaan dapat termotivasi untuk melakukan kinerja sosial dan lingkunganya
dengan lebih baik.

viii
ABSTRACT

Kristi, Nuke Monika. 2020. “Financial and Non-Financial Factors in Decision


Making of Investors in PROPER Participating Companies”. Thesis. Department of
Accounting, Economics Faculty, Universitas Negeri Semarang. Advisor Drs. Heri
Yanto MBA, Ph.D.
Keywords: Financial Factors, Non-Financial Factors, Investor Decisions,
PROPER
The conditions of business competition are increasingly fierce, so managers
are required to be able to expand the scope of the company's management to
increase the value of the company. The solution is by managing finance effectively
and efficiently. In addition, companies are also required to provide appropriate and
adequate information for investors, both financial and non-financial.
This study aims to examine the influence of financial and non-financial
factors, that are firm size, profitability, leverage, liquidity, activity ratios, CSR
disclosure and environmental performance to the firm value which is one of the
determinants of investors' decisions on PROPER participating companies whose
shares are listed on the Indonesia stock exchange during 2015-2019.
This research is a quantitative research. It uses causality research design.
The population in this study is a PROPER Participant company whose shares are
listed on the Indonesia Stock Exchange. The research sample consisted of 35
companies with 140 units of analysis for 4 years. Samples were selected using a
purposive sampling technique. The analytical tool used in this study is multiple
linear regression test with panel data sourced from secondary data.
The results showed that firm size, profitability, activity ratios had a
significant positive effect on firm value. While leverage and liquidity have a
significant negative effect on firm value and CSR disclosure and environmental
performance have no significant effect on firm value. Based on the regression
coefficient it is known that the independent variable in this study can explain the
firm value by 27% and the rest is explained by other variables outside the model.
Based on the results it is expected that investors can pay more attention to non-
financial factors in investment decision making so that companies can be motivated
to perform social and environmental performance better.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ii
PENGESAHAN KELULUSAN...........................................................................iii
PERNYATAAN.....................................................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................v
PRAKATA.............................................................................................................vi
SARI.....................................................................................................................viii
ABSTRACT...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Masalah............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...............................................................................14
1.3 Cakupan Masalah...................................................................................15
1.4 Perumusan Masalah...............................................................................15
1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................16
1.6 Manfaat Penelitian.................................................................................17
1.7 Orisinalitas Penelitian............................................................................17
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Teori Utama.................................................................................19
2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory).................................................19
2.1.2 Trade Off Theory (TOT)..............................................................21
2.1.3 Legitimacy theory........................................................................23
2.2 Kajian Variabel Penelitian.......................................................................24

x
2.2.1 Nilai Perusahaan..........................................................................24
2.2.2 Firm size/ ukuran perusahaan.....................................................26
2.2.3 Profitabilitas...............................................................................27
2.2.4 Leverage.....................................................................................30
2.2.5 Likuiditas....................................................................................31
2.2.6 Rasio Aktivitas...........................................................................33
2.2.7 Pengungkapan Corporate Social Responsibility.........................34
2.2.8 Environmental Performance......................................................35
2.3 Kajian Penelitian Terdahulu...................................................................38
2.4 Kerangka Berfikir.................................................................................43
2.4.1 Pengaruh Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan........................43
2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan...................44
2.4.3 Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan........................45
2.4.4 Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan.......................46
2.4.5 Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Nilai Perusahaan...............47
2.4.6 Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan.........................................................48
2.4.7 Pengaruh Environmental Performance Terhadap Nilai
Perusahaan.................................................................................50
2.5 Hipotesis Penelitian...............................................................................52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian....................................................................53
3.2 Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel.............................53
3.3 Variabel Penelitian Yang Dirumuskan Secara Operasional...................54
3.3.1 Variabel dependen (terikat)...........................................................54
3.3.2 Variabel Independen (bebas)........................................................56
3.4 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................63
3.5 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data...................................................64
3.5.1 Statistik Deskriptif.....................................................................64

xi
3.5.2 Uji Asumsi Klasik......................................................................64
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda...............................................67
3.5.4 Pengujian Hipotesis....................................................................68
3.5.5 Koefisien Determinasi................................................................70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.......................................................................................71
4.1.1 Statistik Deskriptif.....................................................................71
4.1.2 Uji Asumsi klasik.......................................................................77
4.1.3 Analisis Regresi Liner Berganda................................................84
4.1.4 Pengujian Hipotesis....................................................................85
4.1.5 Koefisien Determinasi................................................................88
4.2 Pembahasan.............................................................................................88
4.2.1 Uji Asumsi Klasik......................................................................89
4.2.2 Pengaruh Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan.........................89
4.2.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan...................90
4.2.4 Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan.........................91
4.2.5 Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan.......................92
4.2.6 Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Nilai Perusahaan..............93
4.2.7 Pengaruh Pengungkapan Corporate social resonsibility
Terhadap Nilai Perusahaan.........................................................94
4.2.8 Pengaruh Environmental Performance Terhadap Nilai
Perusahaan.................................................................................96
4.2.9 Pengaruh Firm Size, Profitabilitas, Leverage, Likuiditas,
Rasio Aktivitas, Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Environmental Performance Terhadap
Nilai Perusahaan........................................................................98
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan...................................................................................................99
5.2 Saran........................................................................................................100
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................102
LAMPIRAN........................................................................................................110

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ikhtisar Nilai Perusahaan.........................................................................3


Tabel 1.2 Tabel Peringkat PROPER KLH...............................................................8
Tabel 1.3 Data Rasio Keuangan PT Gunawan Dian Jaya Steel.................................9
Tabel 1.4 Data Rasio Keuangan PT Solusi Bangun Indonesia................................11
Tabel 2.1 Peringkat Warna PROPER......................................................................37
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu...............................................................................38
Tabel 3.1 Hasil Seleksi Sampel...............................................................................54
Tabel 3.2 Definisi Opersional dan Pengukuran Variabel........................................62
Tabel 3.3 Kriteria Autokorelasi dengan Uji Durbin Watson...................................66
Tabel 4.1 Statistik Deskripstif.................................................................................71
Tabel 4.2 Uji Kolmogorof Smirnov........................................................................79
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas...............................................................................80
Tabel 4.4 Uji Durbin Watson..................................................................................81
Tabel 4.5 Tabel Durbin Watson..............................................................................82
Tabel 4.6 Uji Model Regresi...................................................................................84
Tabel 4.7 Uji F (Overall Significance Test)............................................................86

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Indeks Harga Saham..............................................................................2


Gambar 2.1 Model Penelitian.................................................................................51
Gambar 4. 1 Grafik Probability Plot (P-Plot)..........................................................78
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas........................................................................83

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ringkasan Data Sampel Penelitian...................................................111


Lampiran 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Sampel Penelitian...............................117
Lampiran 3 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov.........................................................117
Lampiran 4 Hasil Uji Multikolinearitas...............................................................118
Lampiran 5 Hasil Uji Durbin Watson..................................................................118
Lampiran 6 Hasil Uji Model Regresi...................................................................119
Lampiran 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi......................................................119
Lampiran 8 Hasil Uji Simultan...........................................................................120
Lampiran 9 Hasil Uji Parsial...............................................................................120
Lamoiran 10 Daftar Sampel Penelitian.................................................................121

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang Masalah

Menurut Suandy (2016) tujuan perusahaan dapat dibedakan menjadi

tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan

adalah untuk menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin, sementara tujuan

jangka panjang perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran para

investor/ pemegang saham serta menjaga sustanability atau keberlanjutan

usaha.Investor atau pemegang saham merupakan stakeholders yang membutuhkan

informasi perusahaan, baik yang bersifat finansial maupun nonfinansial.

Informasi finansial dan nonfinansial digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan para investor dalam menilai kemampuan manajemen

mengelola perusahaan (Bahri, 2016). Keputusan para investor dapat mempengaruhi

nilai perusahaan, sementara nilai perusahaan dapat tercermin dari harga saham.

Tingginya harga saham dapat mengindikasikan baiknya kepercayaan para investor

terhadap perusahaan, (Kurnia et al., 2015). Dibawah ini merupakan fluktuasi harga

saham selama tahun 2015-2018 yang merupakan cerminan dari nilai perusahaan:

1
2

Gambar 1.1 Indeks Harga Saham


Sumber: https://www.idx.co.id

Berdasarkan gambar 1.1 terlihat harga saham selama tahun 2015-2018

cenderung mengalami peningkatan, akan tetapi pada titik tertentu, harga saham

mengalami penurunan yang cukup signifikan. Keadaan tersebut dapat merugikan

perusahaan maupun para stakeholders, maka untuk mengatasinya perlu diketahui

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham sebagai cerminan nilai

perusahaan. Nilai perusahaan pada masing-masing sektor perusahaan nonkeuangan

yang diproksikan dengan rasio PBV (Price Book Value) pada tahun 2018 adalah

sebagai berikut:
3

Tabel 1.1
Ikhtisar Nilai Perusahaan

Sumber: https://www.idx.co.id, 2018

Berdasarkan tabel 1.1 nilai perusahaan pada tahun 2018 pada masing-

masing sektor menunjukan nilai yang cukup beragam, hal ini menimbulkan

pertanyaan terkait faktor apa saja yang secara signifikan mampu mempengaruhi

nilai perusahaan. Kondisi persaingan bisnis saat ini semakin ketat, sehiingga dalam

meningkatkan nilai perusahaan, manajer dituntut untuk dapat memperluas ruang

lingkup pengelolaan perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan pengelolaan

keuangan secara efektif dan efisien (Ernawati & Widyawati, 2015). Sementara

Elkington (1998) berpendapat bahwa dalam meningkatkan nilai perusahaan tidak

cukup hanya berpijak pada single bottom line melainkan harus merubahnya menjadi
4

triple bottom line. Triple bottom line memandang bahwa nilai perusahaan tidak

hanya direfleksikan berdasarkan kinerja keuangan atau indikator ekonominya saja

melainkan juga dipengaruhi oleh tanggungjawab sosial dan lingkungan.

Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh firm size, profitabilitas, kualitas

laba dan leverage (Rahayu & Sari, 2018). Semakin besar firm size, maka akan

memudahkan perusahaan mencapai keuntungan semaksimal mungkin, hal ini akan

menjadi sinyal positif yang mampu meningkatkan harga saham yang

mencerminkan tingginya nilai perusahaan (Pantow et al, 2015). Aldin (2019)

menulis berita mengenai isu PT Blue Bird yang akan diakuisisi oleh Gojek. Isu ini

menyebabkan harga saham PT Blue Bird meningkat hingga 27,1%. Keberadaan

transportasi online berdampak negatif terhadap kinerja transportasi konvensional.

Tarif yang lebih murah dan kemudaham akses membuat banyak pelanggan beralih

pada jasa transportasi online seperti Gojek dan Grab. Meskipun PT Blue Bird

merupakan perusahaan besar dengan total armada taksi yang banyak, nyatanya

dapat terpengaruh dengan kehadiran Gojek yang bahkan tidak memiliki armada

transportasi sama sekali, ini terbukti dengan turunya pendapatan PT Blue Bird pada

tahun 2017 sebesar 12,35%. Bahkan harga saham PT Blue Bird pada tahun 2016

hanya sebesar Rp 3.000 per lembar, dari semula sebesar Rp 7.500 perlembar

ditahun 2015. Dari fenomena ini dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan tidak

dapat menjelaskan perubahan atas nilai perusahaan.

Faktor kedua adalah profitabilitas, tingginya profitabilitas menjadi tolak

ukur keberhasilan perusahaan dalam mengelola dana investasi, hal ini dipandang

sebagai sinyal positif yang mampu meningkatkan kepercayaan para investor


5

sehingga membuat harga saham meningkat. faktor ketiga adalah leverage.

Tingginya leverage akan diikuti dengan beban bunga yang tinggi pula (Alarussi &

Alhaderi, 2018), hal ini akan meningkatkan risiko investasi dan risiko likuidasi.

Informasi tersebut dipandang sebagai sinyal negatif yang membuat investor akan

cenderung menghindari perusahaan risiko investasi dan likuidasi yang tinggi,

dampaknya harga saham dan nilai perusahaan menjadi rendah.

Faktor keempat adalah likuiditas. Tingginya likuiditas menggambarkan

besarnya proporsi aset lancar yang digunakan untuk melunasi kewajiban jangka

pendek, sehingga risiko biaya tambahan dapat dihindari. tingginya likuiditas dapat

menjadi sinyal positif bagi pasar yang mampu meningkatkan harga saham dan nilai

perusahaan (Wijaya & Purnawati, 2013). Faktor kelima adalah rasio aktivitas. Rasio

aktivitas digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan sumber daya

perusahaan. Tingginya rasio aktivitas akan menjadi bukti keberhasilan manajemen

dalam mengelola sumber daya perusahaan, hal ini dipandang sebagai sinyal positif

oleh para investor, yang mampu meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan.

Perkembangan bisnis di Indonesia semakin ketat, untuk itu perusahaan

dituntut untuk dapat menyediakan informasi yang sesuai dan memadai bagi para

investor baik yang bersifat finansial maupun nonfinansial (Mardiasari, 2012).

Peningkatan pengungkapan informasi perusahaan dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Menurut Narver (1971) dan McWilliams & Siegel (2000) faktor

finansial atau kinerja keuangan dipandang tidak lagi cukup untuk menjamin

keberlanjutan dari nilai perusahaan. Keberlanjutan nilai perusahaan hanya dapat

tercapai apabila kebijakan perusahaan turut memperhatikan dimensi sosial dan


6

lingkungan. Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 40 pasal 74

tahun 2007 menjelaskan mengenai kewajiban perusahaan dalam tanggung jawab

sosial dan lingkungan bagi perusahaan yang kegiatan usahanya berhubungan

dengan sumber daya alam. Bentuk dari tanggung jawab sosial dikenal dengan nama

Corporate Social Responsibility (CSR). CSR dipandang sebagai suatu bentuk

pertanggungjawaban perusahaan kepada seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders) baik pihak dalam maupun luar perusahaan.

Apabila perusahaan tidak melakukan pengungkapan CSR maka dapat

menjadi pengaruh yang buruk bagi nilai perusahaan karena kurangnya dukungan

dari masyarakat (Gössling & Vocht, 2007). Pengungkapan CSR tidak lagi

dipandang sebagai sebuah cost, melainkan investasi perusahaan. Maksudnya

semakin baik pengungkapan tanggungjawab sosial, maka lazimnya akan diikuti

dengan kuatnya dukungan para stakeholders terhadap segala aktivitas yang

dilakukan perusahaan. Faktor terakhir adalah tanggungjawab lingkungan yang

lebih dikenal dengan environmental performance (kinerja lingkungan). Perusahaan

memberikan banyak manfaat kepada para stakeholders. Tak jarang beberapa

perusahaan dengan leluasa mengeksploitasi sumber daya alam, akan tetapi tidak

berkontribusi lebih terhadap kelestarian lingkungan yang rusak karena proses

bisnisnya. Perusahaan cenderung berorientasi untuk terus menghasilkan profit

semaksimal mungkin dengan mengabaikan peranya dalam kelestarian lingkungan

(Rohmah & Wahyudin, 2015).


7

Jenis perusahaan yang memiliki risiko tinggi dalam pencemaran

lingkungan berasal dari sektor nonkeuangan. Berdasarkansarkan berita yang dimuat

oleh CNN Indonesia pada tanggal 30 Agustus 2019, diketahui telah terjadi

penutupan area Teluk Basamuk oleh Otoritas Sumber Daya Mineral Papua Nugini

karena adanya pencemaran limbah tambang yang berasal dari perusahaan milik

China. Kebocoran tangki kilang Ramu Nickel menyebabkan air pantai utara pulau

Papua Nugini berubah warna. Anehnya kejadian ini tidak cepat dilaporkan oleh

pihak perusahaan kepada Otoritas Sumber Daya Mineral Papua Nugini. Warga

yang berada di sekitar lokasi pantai akhirnya harus dievakuasi. Saat ini Otoritas

Sumber Daya Mineral Papua Nugini bersama dengan Menteri Pertambangan

Johnson Tuke tengah melakukan peninjauan serta penyelidikan terhadap skala

kerusahakan lingkungan yang diakibatkan oleh insiden ini. Sejak tahun 2012, pada

awal pendirianya, praktik pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan Ramu

Nickel memang telah lama menjadi kontroversi. Sejumlah warga yang merupakan

pemilik tanah disekitar pabrik menolak kegiatan pertambangan perusahaan ini,

karena pabrik kerap membuang limbahnya ke laut.

Perusahaan dapat menghindari berbagai konflik dengan masyarakat,

apabila melaksanakan tanggungjawab lingkungan dengan baik. Dengan

reputasi,kepercayaan serta dukungan yang baik dari berbagai pihak, proses bisnis

perusahaan akan lebih optimal dalam mencapai tujuan. Kementrian Lingkungan

Hidup (KLH) membentuk sebuah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan

dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disingkat PROPER. Program ini

berfungsi sebagai sarana untuk menilai tanggungjawab perusahaan terhadap


8

lingkungan serta dapat memotivasi perusahaan untuk meningkatkan kinerja

lingkungan di masa yang akan datang. Dasar hukum pengimplementasian PROPER

tertuang dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 127 Tahun 2002

mengenai Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup (PROPER). Skala penilaian dalam PROPER disimbolkan dalam

5 warna, yaitu emas, hijau, biru, merah dan hitam.

Berikut ini merupakan tabel perkembangan jumlah peserta PROPER

selama tahun 2015-2018 berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Republik Indonesia Tentang Hasil Penilaian Peringkat Kinerja

Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup:

Tabel 1.2
Hasil PROPER KLH
TAHUN 2015-2018

Peringkat PROPER
Tahun
Emas Hijau Biru Merah Hitam Jumlah
2015 12 108 1406 529 21 2076
2016 12 172 1422 284 5 1895
2017 19 150 1486 130 1 1786
2018 20 155 1454 241 2 1872
Sumber: https://www.menlhk.go.id, Data diolah tahun 2020.

Berdasarkan tabel 1.2 terlihat kualitas kinerja lingkungan mengalami

peningkatan. Jumlah peringkat emas, hijau dan biru cenderung mengalami

peningkatan, sedangkan peringkat merah dan hitam cenderung mengalami

penurunan. Data ini menunjukan bahwa semakin banyak perusahaan yang


9

melaksanakan kinerja lingkungan sesuai dengan ketentuan pemerintah. Namun

kuantitas peserta PROPER justru cenderung pengalami penurunan. Maka dapat

disimpulkan meskipun kualitas kinerja lingkungan perusahaan kian membaik, akan

tetapi terjadi penurunan jumlah peserta PROPER, hal tersebut menjadi tanda tanya

jika dikaitkan dengan teori legitimasi dan teori sinyal yang seharusnya membuat

semakin banyak perusahaan untuk berlomba-lomba dalam menunjukan

tanggungjawab lingkunganya kepada publik.

Fenomena gap terkait dengan hubungan faktor finansial dan nonfinansial

terhadap nilai perusahaan salah satunya terjadi di PT Gunawan Dian Jaya Steel dan

PT Solusi Bangun Indonesia selama tahun 2015-2016. Berikut ini merupakan rasio

keuangan PT Gunawan Dian Jaya Steel yang menunjukan adanya fenomena gap:

Tabel 1.3
Data Rasio Keuangan PT Gunawan Dian Jaya Steel
Tahun 2015-2018
Tahun
Variabel
2015 2016 2017 2018
Debt to total assets (leverage) 0,321 0,245 0,260 0,337
CSRDisclousure index (CSR) 0,217 0,217 0,196 0,196
Tobin’s-Q (nilai perusahaan) 0,758 0,779 0,579 0,792
Sumber : https://www.idx.co.id data diolah tahun 2020.

Berdasarkan tabel 1.3 Terlihat adanya hubungan yang tidak konsisten

antara leverage dengan nilai perusahaan. Pada tahun 2016 dan 2017 terjadi

hubungan tidak searah antara leverage dengan nilai perusahaan. Tahun 2016 tingkat

leverage mengalami penurunan sementara nilai perusahaan mengami peningkatan,

hal ini menunjukan bahwa para investor cenderung menghindari tingkat leverage
10

yang tinggi. Kondisi berbeda terjadi pada tahun 2018, dimana hubungan antara

leverage dan nilai perusahaan menjadi searah, ini menunjukan cara pandang

investor mengalami perubahan. Para investor tidak lagi memandang leverage

sebagai sebuah informasi yang merugikan. Hasil penelitian sebelumnya masih

menunjukan hasil yang belum konsisten. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Mandalika (2016) dan Pioh et al., (2018) diketahui bahwa leverage

berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Sementara Astutik (2019) , Pratama

(2016) dan Kodongo et al., (2015) menunjukan adanya hubungan positif antara

leverage dengan nilai perusahaan.

Hubungan yang tidak konsisten juga terjadi antara variabel pengungkapan

CSR dengan nilai perusahaan. Pada tahun 2016 pengungkapan CSR tidak

mengalami perubahan sementara nilai perusahaan mengalami peningkatan, ini

menunjukan pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Sementara pada tahun 2017 pengungkapan CSR mengalami penurunan yang diikuti

pula dengan penurunan nilai perusahaan, hal ini menunjukan pengungkapan CSR

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi di tahun 2018

pengungkapan CSR kembali tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian Nyeadi et al., (2018) menyatakan adanya hubungan positif antara

pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan. Sementara Mukherjee & Nuñez

(2018) menyatakan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Berikut ini merupakan Fenomena gap yang terjadi pada PT Solusi Bangun

Indonesia berdasarkan rasio keuangan:


11

Tabel 1.4
Data Rasio Keuangan PT Solusi Bangun Indonesia
Tahun 2015-2018
Tahun
Variabel
2015 2016 2017 2018
Logaritma total aset (size) 30,486 30,615 30,608 30,558
Operatig profit margin ( profitabilitas) 0,038 -0,018 -0,074 -0,066
Current ratio (likuiditas) 0,657 0,459 0,542 0,267
Assets turnover ( rasio aktivitas) 0,532 0,479 0,478 0,556
PROPER (Environmental performance) 4 4 4 4
Tobin's-Q ( nilai perusahaan) 0,826265 0,845791 0,849933 1,342481
Sumber : https://www.idx.co.id data diolah tahun 2020.

Pada tabel 1.4 terlihat adanya hubungan searah antara firm size dengan

nilai perusahaan pada tahun 2016 akan tetapi di tahun 2017 dan 2018 arah

hubungannya menjadi bertentangan. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Pratama & Wiksuana (2016) dan Maryam (2014) diketahui bahwa firm size

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi Rahmawati et al., (2015)

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara firm size dengan nilai perusahaan.

Selama tahun 2016 hingga 2018 perusahaan selalu mengalami kerugian, akan

tetapi nilai perusahaan justru kian meningkat. Penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Astutik (2017), Pioh et al., (2018) dan Kushartono & Nurhasanah

(2017) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Sementara Herawati (2011) menyatakan profitabilitas berpengaruh

negatif terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian terbaru yang dilakukan oleh

Lumentut & Mangantar (2019) justru diketahui bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


12

Nilai perusahaan pada tahun 2016-2018 mengalami peningkatan, akan

tetapi nilai likuiditasnya mengalami fluktuasi yaitu turun ditahun 2016, naik ditahun

2017, dan kembali turun di tahun 2018. Pada penelitian yang dilakukan oleh Astutik

(2017) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Sementara Lumentut & Mangantar (2019) yang menyatakan bahwa tidak ada

pengaruh antara likuiditas dengan nilai perusahaan. Hubungan yang tidak konsisten

terjadi antara rasio aktivitas dengan nilai perusahaan. Diketahui selama tahun 2016-

2018 nilai perusahaan kian meningkat, akan tetapi rasio aktivitas berturut-turun

turun di tahun 2016 dan 2017 kemudian naik di tahun 2018. Penelitian yang

dilakukan oleh Rahardian (2011) menyatakan bahwa rasio aktivitas berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan. Sementara Astutik (2017) dan Kushartono &

Nurhasanah (2017) menyatakan bahwa rasio aktivitas berpengaruh negatif terhadap

nilai perusahaan.

Peringkat PROPER selama tahun 2016-2018 tidak mengalami perubahan,

sementara nilai perusahaan terus menerus naik, hal ini tidak sesuai dengan pendapat

dan teori para ahli yang menyatakan bahwa kinerja lingkungan (environmental

performance) mempengaruhi nilai perusahaan. Lu & Taylor (2018) menemukan

hasil bahwa environmental performance berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan. Davis et al. (2016) menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh antara

environmental performance terhadap nilai perusahaan. Sementara Fernando &

Fachrurrozie (2017) menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara

environmental performance dengan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas

terlihat masih banyak fenomena gap serta research gap mengenai pengaruh firm
13

size, profitabilitas, leverage, likuiditas, rasio aktivitas, CSR dan environmental

performance terhadap nilai perusahaan. Atas dasar alasan inilah peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian ini.

Populasi penelitian ini merupakan perusahaan peserta PROPER yang

sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian berjumlah 35

perusahaan dengan 140 unit analisis selama 4 tahun. Sampel dipilih dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini bertujuan untuk menguji

pengaruh faktor finansial dan nonfinasial yang meliputi firm size, profitabilitas,

leverage, likuiditas, rasio aktivitas, pengungkapan CSR dan environmental

performance terhadap nilai perusahaan yang merupakan faktor penentu keputusan

para investor pada perusahaan peserta PROPER yang sahamnya terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama tahun 2015-2019.

Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel independenya yang berbeda

dari penelitian sebelumnya. Selain itu variabel dependen (nilai perusahaan)

dihitung berdasarkan nilai kuartal pertama tahun selanjutnya, hal ini dilakukan agar

annual report, laporan sustanability reporting dan hasil penilaian PROPER dapat

menjelaskan perubahan terhadap nilai perusahaan ketika laporan tersebut telah

dipublikasikan. Pengukuran variabel profitabilitas juga menjadi salah satu

orisinalitas penelitian. Berdasarkan latarbelakang penelitian yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka judul dari penelitian ini adalah Faktor Finansial dan

Nonfinansial dalam Pengambilan Keputusan para Investor pada Perusahaan

Peserta PROPER.”
14

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan fenomena gap dan research gap yang telah diuraikan dalam

latarbelakang, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang menjadi latarbelakang

penelitian:

1. Besarnya nilai perusahaan pada masing-masing sektor perusahaan

nonkeuangan pada tahun 2018 menunjukan adanya perbedaan yang cukup

signifikan.

2. Harga saham yang merupakan cerminan nilai perusahaan selama tahun 2015-

2018 cederung mengalami peningkatan, akan tetapi pada titik tertentu

mengalami penurunan yang signifikan, sehingga menarik jika dicari tahu

penyebabnya.

3. Fenomena transportasi online yang membuat nilai perusahaan pada PT Blue

Bird mengalami penurunan padahal jika dilihat dari ukuran perusahaan, PT

Blue Bird jauh lebih besar.

4. Meskipun banyak ahli yang menyatakan bahwa tanggungjawab lingkungan

akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, akan tetapi faktanya masih

banyak perusahaan yang merusak lingkungan seperti yang terjadi di Papua

Nugini. Selain itu dari tahun 2015-2018 terjadi penurunan jumlah peserta

PROPER.

5. Berdasarkan data rasio keuangan PT Gunawan Dian Jaya Steel dan PT Solusi

Bangun Indonesia, terlihat adanya hubungan yang tidak konsisten antara

varaibel firm size, profitabilitas, leverage, likuiditas, rasio aktivitas,


15

pengungkapan CSR dan environmental performance terhadap nilai

perusahaan.

6. Penelitian terdahulu yang menguji hubungan variabel independen terhadap

variabel dependen masih memberikan hasil yang belum konsisten.

1.3 Cakupan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka cakupan masalah penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini berfokus pada perusahaan peserta PROPER yang sahamnya

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Periode penelitian dilakukan mulai tahun 2015-2019

3. Variabel penelitian meliputi firm size, profitabilitas, leverage, likuiditas,

rasio aktivitas, pengungkapan CSR dan environmental performance

sebagai variabel independen dan nilai perusahaan sebagai variabel

dependen.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan cakupan masalah penelitian, maka peneliti

merumuskan masalah penelitian seperti di bawah ini:

1. Apakah firm size berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

4. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

5. Apakah rasio aktivitas perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?


16

6. Apakah pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh

terhadap nilai perusahaan?

7. Apakah environmental performance berpengaruh terhadap nilai

perusahaan?

8. Apakah firm size, profitabilitas, leverage, likuiditas, rasio aktivitas,

pengungkapan CSR dan environmental performance secara bersama-sama

berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ada pada penelitian ini adalah sebagai

berkut:

1. Untuk mengetahui apakah firm size berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

2. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

3. Untuk mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

4. Untuk mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

5. Untuk mengetahui apakah rasio aktivitas perusahaan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

6. Untuk mengetahui apakah pengungkapan corporate social responsibility

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


17

7. Untuk mengetahui apakah environmental performance berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

8. Untuk mengetahui apakah firm size, profitabilitas, leverage, likuiditas,

rasio aktivitas, pengungkapan CSR dan environmental performance secara

bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

1.6 Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi

a) Dapat menambah referensi dan bahan wacana sehingga dapat

dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutya.

b) Dapat berkontribusi dalam pengembangan teori dan ilmu manajemen

c) Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan serta dapat

membandingkan teori dengan praktik yang terjadi dilapangan.

2. Bagi Manajemen perusahaan

a) Ikut berkontribusi dalam bidang manajemen keuangan dalam

menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan.

b) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan manajemen dalam

pengambilan keputusan atau kebijakan yang nantinya dapat

mempengaruhi nilai perusahaan.


18

c) Sebagai bahan pertimbangan manajemen dalam mengevaluasi,

memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang

akan datang.

d) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada

perusahaan akan pentingnya tanggungjawab sosial dan lingkungan.

3. Bagi investor dan masyarakat luas

a) Sebagai bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan

investasi, sehingga tidak hanya berfokus pada faktor finansial saja.

1.7 Orisinalitas Penelitian

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang kemudian

menjadi orisinalitas penelitian adalah sebagai berikut:

1. Model penelitian terdiri dari tujuh variabel independen dan satu variabel

dependen yang berbeda dari model penelitian sebelumnya.

2. Penelitian ini menguji pengaruh variabel-variabel pada tahun t terhadap

nilai perusahaan di tahun t+1 yaitu pada kuartal pertama dengan maksud

agar laporan keuangan kurtal ke 4, laporan sustanability reporting dan

hasil penilaian PROPER dapat menjelaskan perubahan terhadap nilai

perusahaan ketika laporan-laporan ini telah dipublikasikan.

3. Pengukuran dari variabel profitabilitas menggunakan rasio operating

profit margin (OPM). , Alasanya karena peneliti ingin mengetahui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atau keuntungan

melalui pengendalian biaya serta optimalisasi pendapatan sebelum

dikurangi biaya bunga dan pajak.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Teori Utama

Teori utama yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen terdiri dari signalling theory, trade off theory

dan legitimacy theory.

2.1.1 Signalling Theory

Teori signaling pertama kali dicetuskan oleh Spence pada tahun 1973 pada

penelitianya yang berjudul “Job Market Signalling” yang menyatakan bahwa

informasi asimetris terjadi pada pasar ketenagakerjaan. Menurut Hartono (2010)

Informasi merupakan hal terpenting dalam dunia bisnis. Informasi digunakan oleh

para investor untuk mengambil keputusan investasi, sementara bagi perusahaan

informasi digunakan sebagai alat untuk memberikan sinyal kepada pihak eksternal

terkait dengan kinerja perusahaan sehingga akan menimbulkan reaksi pasar melalui

perubahan volume perdagangan saham. Menurut teori sinyal, suatu tindakan

dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan sinyal kepada para investor tentang

bagaimana manajemen merealisasikan harapan para investor. Teori ini menjelaskan

bagaimana seharusnya sinyal keberhasilan atau kegagalan disampaikan kepada para

pemilik perusahaan (Fenandar & Raharja, 2013).

19
20

Pihak manajemen memberikan sinyal kepada para investor disebabkan

adanya asimetris informasi (asymetric information) antara pihak agen (manajemen)

dengan principle (pemilik perusahaan), hal ini terjadi karena pemilik perusahaan

cenderung memperoleh informasi yang lebih sedikit dan lambat dibandingkan

pihak manajemen (Wahyuni et al., 2013). Salah satu cara untuk mengatasi

asymetric information adalah dengan pelaporan keuangan yang terdiri dari laporan

keuangan dan informasi lain. Bagi perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa

Efek Indonesia, maka memiliki kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan

yaitu penyusunan dan publikasi laporan tahunan (annual report). Pelaporan

keuangan berisi informasi yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan para investor. Berdasarkan pelaporan yang dilakukan oleh

perusahaan, publik akan menganalisis dan menilai kinerja perusahaan. Kinerja yang

dinilai baik akan meningkatkan nilai perusahaan (Alivia & Chabachib, 2013).

Informasi yang diumumkan oleh perusahaan tidak selalu berupa good news/

sinyal positif , tetapi juga dapat berupa bad news, contonya pada pos laba/ rugi

perusahaan. Sinyal ini nantinya akan berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham.

Good news akan meningkatkan harga saham sementara bad news akan berdampak

sebaliknya. Maka untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui harga saham,

perusahaan harus berusaha untuk menampilkan informasi yang dipersepsikan baik

oleh para investor sehingga dapat menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang

tidak mudah ditiru oleh perusahaan lain ( Sari & Priyadi, 2016). Salah satu alat

analisis laporan keuangan yang sering digunakan investor adalah rasio keuangan,

seperti rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas dll.


21

2.1.2 Trade Off Theory (TOT)

Teori Trade off pertama kali diperkenalkan oleh Modigliani dan Miller pada

tahun 1963 dalam artikel American Economic Review 52 yang berjudul “Corporate

Income Taxes on The Cost Capital: Correction”. Teori ini menjelaskan berapa

banyak hutang dan ekuitas yang harus dimiliki perusahaan sehingga dapat terjadi

keseimbangan antara biaya dan keuntungan. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam

memperoleh sumber pendanaan, laba ditahan adalah lebih baik dari pada hutang

dan penggunaan hutang lebih baik dari ekuitas. Apabila perusahaan memiliki tujuan

untuk meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan sebaiknya menghindari

sumber pendanaan eksternal karena memiliki risiko asymetric information yang

tinggi. Apabila laba ditahan yang dimiliki perusahaan tidak memadai maka

perusahaan dapat memilih untuk menggunakan hutang dengan risiko rendah.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan strktur modal

yang optimal, berhubungan dengan penggunaan hutang, yaitu: utang pajak, biaya

keagenan (agency cost), dan kesulitan keuangan (financial distress). Apabila ketiga

hal tersebut tidak diperhatikan secara benar maka dampaknya justru dapat

menurunkan nilai perusahaan. Menurut Mahardhika & Aisjah (2012) trade off

theory mengansumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil dari

keuntungan pajak dengan menggunakan biaya yang timbul dari hutang perusahaan

sehingga dapat mengurangi beban pajak yang terutang. Perusahaan akan

menggunakan sumber pendanaan dari hutang pada tingkat tertentu untuk dapat

memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara memanfaatkan penghematan pajak.


22

Sujoko & Soebiataro (2007) menyatakan dasar pertimbangan tingkat hutang

adalah dengan membandingkan manfaat dengan biaya yang akan terjadi sebagai

akibat dari penggunaan hutang. Apabila manfaat yang akan diperoleh

(penghematan pajak) jauh lebih besar dari pengorbanan/ biaya yang ditanggung

(biaya bunga) maka penggunaan hutang masih diperkenankan. Namun apabila

kondisi sebaliknya terjadi, maka penggunaan hutang sebaiknya dihindari. Biaya

keagenan (agency cost) merupakan biaya yang timbul karena tingginya hutang

perusahaan. Ketika jumlah hutang perusahaan tinggi, maka potensi kerugian yang

dihadapi kreditur akan meningkat, maka untuk mengatasinya, kreditur akan

meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Bentuk pengawasan dapat berupa

persyaratan kredit yang lebih ketat atau kenaikan bunga pinjaman yang membuat

biaya modal menjadi tinggi (Arisadi & Djumahir, 2013).

Biaya kebangkrutan yang muncul ketika perusahaan dalam kondisi financial

distress(kesulitan keuangan) terdiri dari biaya langsung dan biaya tak langsung.

Biaya langsung dapat berupa biaya administrasi, biaya bantuan hukum dan biaya

lainya. Sementara biaya tak langsung adalah kondisi dimana perusahaan atau pihak

lain tidak mau menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan secara normal

sehingga kegiatan operasional perusahaan menjadi terganggu. Kondisi ini akan

membuat kepercayaan investor berkurang dan menyebabkan harga saham menurun.

Maka dari itu penggunaan hutang harus mempertimbangkan ketiga faktor tersebut,

agar penggunaan hutang dapat meningkatkan nilai perusahaan bukan sebaliknya.

Trade off theory menunjukan bahwa nilai perusahaan akan meningkat seiring
23

dengan meningkatnya hutang, akan tetapi hanya pada sampai titik tertentu (Sari &

Abundanti, 2014).

2.1.3 Legitimacy theory

Teori legitimasi pertaman kali dikemukakan oleh Dowling dan Pferrer

(1975) yang menjelaskan bahwa legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis

perilaku organisasi. Menurut Pratiwi & Sumaryati (2014) teori legitimasi

merupakan upaya perusahaan untuk menjelaskan bahwa operasi bisnisnya sesuai

dengan norma sosial dan lingkungan yang ada di masyarakat. Teori ini

berlandaskan pada kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat (Ghozali &

Chariri, 2007). Menurut Siregar et al., (2013) teori ini menyatakan bahwa

keberlanjutan operasi perusahaan akan terjaga ketika masyarakat mengakui sistem

nilai dari operasional perusahaan sepadan dengan sistem nilai yang ada di

masyarakat.

Teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan seharusnya mampu

menjamin operasi bisnisnya agar dapat diterima oleh masyarakat, oleh karena itu

disusunlah sustanability reporting (laporan berkelanjutan) untuk menjelaskan

tanggungjawab perusahaan di bidang sosial dan lingkungan. Teori ini menjadi

landasan bagi perusahaan untuk memahami harapan masyarakat sehingga

legitimasi dari masyarakat dapat diperoleh. Legitimasi perusahaan dapat diartikan

sebagai ijin/ dukungan masyarakat atas kegiatan bisnis perusahaan. Ketika

perusahaan tidak dapat memperoleh legitimasi dari masyarakat, maka keberlanjutan

perusahaan akan terancam (Sari & Marsono, 2013). Kondisi dimana nilai-nilai

yang diharapkan oleh masyarakat tidak dapat diselaraskan dengan kegiatan bisnis
24

perusahaan dinamakan sebagai legitimacy gap. Untuk mengatasi legitimacy gap,

maka perusahaan harus mengindentifikasi aktivitas masyarakat, lingkungan sekitar

serta pihak yang memiliki power untuk dapat memberikan legitimasi kepada

perusahaan.

2.2 Kajian Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini meliputi: firm size, profitabilitas, leverage, likuiditas,

rasio aktivitas, pengungkapan corporate social responsibility, environmental

performance dan nilai perusahaan.

2.2.1 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai besarnya harga yang bersedia

investor bayar untuk membeli perusahaan (Jusriani dan Rahardjo, 2013). Nilai

perusahaan merupakan konsep penting bagi investor dalam pengambilan keputusan

investasi karena nilai perusahaan merupakan indikator penilaian pasar terhadap

perusahaan secara keseluruhan (Nurlela, 2008). Menurut Wahyudi & Pawestri

(2006) nilai perusahaan tercermin dari harga saham. Ketika harga saham

meningkat, maka perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para

pemegang sahamnya. Kemakmuran para pemegang saham mengindikasikan

tingginya nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang menggunakan indikator nilai

pasar dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Peluang investasi dipandang

sebagai sinyal positif atas prospek perusahaan dimasa depan, sehingga mampu

meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut Harmono (2017) beberapa rasio yang dapat digunakan untuk

mengukur nilai perusahaan adalah sebagai berikut:


25

1. Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio (PER) atau harga per lembar saham merupakan

rasio yang menunjukan seberapa besar investor menghargai/ menilai harga

saham terhadap kelipatan earnings. Rasio ini dihitung dengan membagi

harga pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham.

2. Tobin’s-Q

Rasio tobin’s-Q menunjukan estimasi dari pasar keuangan saat ini

terhadap hasil pengembalian dari setiap rupiah investasi di masa yang akan

datang. Rasio ini dihitung dengan menjumlahkan nilai pasar saham dan nilai

buku hutang kemudian membaginya dengan total aset.

3. Earning Per Share (EPS)

Earning per share (EPS) atau pendapatan per lembar saham

merupakan bagain laba sebagai bentuk pemberian keuntungan dari

perusahaan kepada para pemegang saham untuk setiap lembar saham yang

dimiliki.

4. Price to Book Value (PBV)

Price to book value (PBV) merupakan rasio yang menunjukan

perbandingan antara nilai pasar dengan nilai buku. Perusahaan dikatakan

baik, apabila nilai dari rasio PBV > 1. Ini berarti nilai pasar saham lebih

besar dibandingkan dengan nilai bukunya. Tingginya rasio PBV akan

meningkatkan kepercaya pasar akan prospek perusahaan dimasa depan.


26

2.2.2 Firm size/ ukuran perusahaan

Firm size/ ukuran perusahaan diartikan sebagai penentuan besaran, dimensi

atau kapasitas dari suatu perusahaan. Tolak ukur untuk menentukan ukuran

perusahaan dapat dilihat dari total aset, penjualan bersih dan kapasitas pasar

(Daniel, 2014). Ukuran perusahaan dapat menunjukan tinggi rendahnya aktivitas

operasi perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan umumnya akan diikuti

dengan aktivitas operasi yang tinggi pula (Wiagustini & Pertamawati, 2015).

Sementara menurut Wahyuni (2013) perusahaan besar lebih memberikan

kepercayaan kepada para investor akan kemampuannya dalam memberikan tingkat

pengembalian investasi yang tinggi. Menurut Ernawati dan Widyawati (2015)

perusahaan besar memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pasar sehingga

mereka mampu menghadapi persaingan ekonomi.

Sumber pendanaan internal dapat berupa laba ditahan sedangkan sumber

pendanaan eksternal berupa penerbitan hutang atau saham (Sari & Abundanti,

2014). Perusahaan besar cenderung memiliki cakupan stakeholders yang lebih luas

dibandingkan perusahaan kecil, sehingga berbagai kebijakan yang diambil oleh

perusahaan akan memberikan dampak yang lebih luas terhadap masyarakat. Alasan

itulah yang menjadikan perusahaan besar lebih mudah dalam memperoleh sumber

pendanaan untuk kegiatan operasionalnya. Tersedianya sumber pendanaan untuk

kegiatan operasional akan memperbesar peluang perusahaan untuk mencapai

keuntungan semaksimal mungkin sehingga perusahaan dapat memaksimalkan nilai

perusahaan (Pantow et al., 2015).


27

Menurut Setiyadi (2007) beberapa indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur firm size adalah sebagai berikut:

1. Tenaga kerja, yaitu berdasarkan jumlah pegawai tetap dan honorer yang

terdaftar atau bekerja di perusahaan pada periode tertentu.

2. Tingkat penjualan, yaitu berdasarkan volume penjualan pada periode

tertentu.

3. Total utang, yaitu berdasarkan total utang perusahaan pada periode tertentu.

4. Total aset, yaitu berdasarkan total aset perusahaan pada periode tertentu.

2.2.3 Profitabilitas

Menurut Suharli (2007) profitabilitas diartikan sebagai kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan profit atau keuntungan dalam periode tertentu

yang akan dijadikan dasar dalam menentukan besarnya deviden perusahaan.

Profitabilitas dianggap penting oleh investor dan kreditur. Profitabilitas merupakan

jaminan dari pembayaran bunga dan pokok pinjaman bagi kreditur, sedangkan bagi

investor, profitabilitas merupakan penentu tingkat pengembalian investasi (Dewi &

Wirajaya, 2013). Profitabilitas yang tinggi mengindikasikan baiknya prospek

perusahaan dimasa yang akan datang, hal ini dipandang sebagai sinyal positif yang

mampu meningkatkan permintaan saham. Meningkatnya permintaan saham akan

membuat harga saham sebagai cerminan nilai perusahaan meningkat (Soliha &

Taswan, 2002). Menurut Syamsudin (2009), tingkat profitabilitas dapat diukur

dengan menggunakan beberapa rasio, meliputi:


28

1. Gross Profit Margin

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba kotor dari total penjualan. Rasio ini juga dapat digunakan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya produksi. Rasio

gross profit margin dihitung dengan membagi laba kotor (Penjualan – HPP)

dengan total penjualan selama periode tertentu.

2. Operating Profit Margin

Rasio ini menunjukan besarnya laba operasi sebelum bunga dan

pajak (EBIT) dari total penjualan. Rasio ini juga digunakan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengefisienkan biaya, baik

biaya produksi maupun biaya operasional. Operating profit margin dihitung

dengan membagi EBIT (earning before interest and tax) dengan total

penjualan selama periode tertentu.

3. Net Profit Margin

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba bersih dari setiap penjualan yang dilakukan. Cara menghitungnya

adalah dengan membagi EAT (earning after tax) dengan total penjualan

selama periode tertentu.

4. Return on Investment (ROI)

Rasio ini menunjukan tingkat keuntungan yang diperoleh

perusahaan dari seluruh dana yang tertanam dalam aset. ROI diukur dengan

membagi laba bersih dengan total aset. Semakin besar rasio ini, menandakan
29

semakin optimalnya perusahaan dalam menggunakan aset untuk

menghasilkan keuntungan.

5. Return on Equity (ROE)

Rasio ini menunjukan seberapa besar tingkat keuntungan yang

diperoleh perusahaan dengan memanfaatkan modal yang dimiliki. ROE

dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan modal saham.

6. Return on Common Stock Equity

Rasio ini menunjukan seberapa besar tingkat keuntungan yang

dihasilkan perusahaan dari jumlah modal saham biasa. return on common

stock equity dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi deviden

saham preferen dengan rata-rata ekuitas saham biasa.

7. Earning Per Share (EPS)

Merupakan rasio yang menunjukan besarnya keuntungan yang

diperoleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya.

Cara menghitung rasio ini adalah dengan membagi laba bersih dengan total

saham beredar.

8. Basic Earning Power

Rasio ini menunjukan kemampuan dari seluruh aset yang dimiliki

perusahaan untuk menghasilkan laba operasi (EBIT). Cara menghitungnya

adalah dengan membagi EBIT terhadap total aset.


30

2.2.4 Leverage

Leverage merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal

sendiri (Chaidir, 2018). Menurut Weston & Copeland (1996) leverage diartikan

sebagai kebijakan hutang. Leverage dapat menguntungkan tetapi juga dapat

merugikan perusahaan. Apabila tingkat pengembalian atas aset yang bersumber

dari hutang lebih besar dibandingkan biaya hutang, maka leverage dapat dikatakan

menguntungkan, akan tetapi apabila sebaliknya maka leverage merugikan. Ketika

menetapkan leverage perusahaan harus membandingkan tingkat pengembalian

dengan biaya hutang. Menurut Dewi (2011) leverage berkaitan erat dengan struktur

modal yang optimal.

Semakin besar leverage, maka risiko kegagalan perusahaan dalam

memenuhi kewajibanya pada saat jatuh tempo akan meningkat. Informasi ini akan

menjadi sinyal negatif yang berdampak pada penurunan volume perdagangan

saham sehingga harga saham menjadi rendah. Merosotnya harga saham akan

menyebabkan rendahnya nilai perusahaan. Prasetyorini (2013) menjelaskan pada

kondisi ekonomi yang baik, perusahaan dengan proporsi hutang yang lebih besar

dibandingkan modal sendiri mampu menghasilkan laba lebih tinggi. Sementara

pada kondisi ekonomi yang buruk, proporsi hutang yang tinggu akan menurunkan

nilai perusahaan. Beberapa rasio yang dapat digunakan untuk menghitung leverage

adalah sebagai berikut:

1) Debt to Total Equity (DER)

Rasio utang terhadap total ekuitas menunjukan proporsi utang

terhadap modal. Rasio ini dihitung dengan membagi total utang dengan total
31

ekuitas. Semakin besar rasio DER, menunjukan proporsi utang sebagai

sumber pendanaan perusahaan semakin besar.

2) Debt to Total Assets (DAR)

Rasio utang terhadap total aset menunjukan presentase total aset

yang digunakan untuk menjamin hutang perusahaan. rasio ini dihitung

dengan membagi total hutang terhadap total aset. Apabila nilai rasio ini

lebih dari 1, menandakan total aset yang dimiliki perusahaan tidak dapat

menjamin hutang perusahaan.

2.2.5 Likuiditas

Likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban yang segera harus dibayar dengan menggunakan aset lancar (Rompas,

2013). Pratiwi (2011) menjelaskan bahwa proporsi aset lancar terhadap utang lancar

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya pada saat

jatuh tempo. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukan adanya kesiapan

perusahaan dalam membiayai berbagai aktivitas operasional perusahaan,

melakukan investasi, membayar hutang ataupun membayar deviden, hal ini akan

direspon positif oleh para investor sehingga harga saham menjadi tinggi. Menurut

Munawir (2015) rasio likuiditas dapat digunakan untuk menganalisa dan

mengimpretasikan kondisi keuangan jangka pendek perusahaan. Beberapa rasio

likuiditas yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan,

adalah sebagai berikut:


32

1. Current ratio

Rasio ini menunjukan sejauh mana kemampuan aset lancar untuk

melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar rasio ini,

menandakan semakin tinggi kemampuan aset lancar untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi

aset lancar dengan hutang lancar.

2. Quick ratio (Acid Test Ratio)

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar setelah dikurangi

persediaan. Persediaan tidak dimasukan sebagai komponen dalam

mengukur nilai likuiditas karena persediaan dianggap kurang likuid untuk

dikonversi menjadi uang dibandingkan dengan aset lancar lainya. Rasio ini

dihitung dengan membagi aset lancar setelah dikurangi dengan persediaan

dengan utang lancar. Semakin besar rasio ini, maka semakin baik kondisi

keuangan jangka pendek perusahaan.

Rasio likuiditas yang lain adalah cash rasio. Brigham & Houston (2013)

menyatakan bahwa cash ratio atau liquidity ratio merupakan rasio likuiditas yang

menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aset lancar berupa kas dan setara kas seperti giro

atau simpanan lain yang dapat dicairkan sewaktu-waktu.


33

2.2.6 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas

manajemen dalam menggunakan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan

laba/ keuntungan. Rasio aktivitas yang dapat digunakan adalah total assets

turnover. Menurut Prihadi (2012) total assets turnover digunakan untuk mengukur

efektivitas penggunaan aset dalam menghasilkan laba/ keuntungan dari penjualan

yang dilakukan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan total

aset. Rasio total assets turnover yang tinggi menunjukan efektivitas pengelolaan

aset perusahaan dalam memperoleh pendapatan telah optimal (Utami & Prasetiono,

2016).

Kondisi perputaran aset yang baik akan dipandang sebagai sinyal positif

oleh para investor, dan membuat harga saham naik. Kemudian diikuti dengan

tingginya nilai perusahaan. Rasio yang kedua adalah receivable turnover/

perputaran piutang. receivable turnover merupakan rasio yang menunjukan

perputaran dana yang tertanam dalam piutang selama periode tertentu. Rasio ini

dihitung dengan membagi penjualan kredit dengan rata-rata piutang. Rasio ketiga

adalah average collection periode. Rasio ini menunjukan rata-rata lama waktu

pengumpulan piutang dalam satu tahun. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah

hari dalam satu tahun (360/365) dengan tingkat perputaran piutang. Rasio

selanjutnya adalah inventory turnover, rasio ini menunjukan perputaran atau

likuiditas dari dana yang tertanam dalam persediaan. Rasio ini dihitung dengan

membagi harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan.


34

Rasio kelima yaitu average days inventory, rasio ini menunjukan rata-rata

lamanya persediaan berada di gudang. Cara menghitung rasio ini adalah dengan

membagi jumlah hari dalam satu tahun (360/365) dengan tingkat perputaran

persediaan.Rasio yang keenam yaitu working capital turnover, rasio ini

menunjukan perputaran modal kerja selama periode tertentu. Cara mengukur rasio

ini adalah dengan membagi penjualan bersih dengan modal kerja yang merupakan

selisih antara aset lancar dan hutang lancar.

2.2.7 Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social

responsibility disclousure) merupakan cara untuk mengkomunikasikan

tanggungjawab sosial perusahaan kepada para stakeholders (Hadianto, 2013).

Pengungkapan CSR di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal, disebutkan bahwa setiap penanam modal wajib

melaksanakan tanggungjawab sosial. Lingkup tanggungjawab sosial yang

diamanatkan dalam Undang-Undang ini adalah menciptakan hubungan yang serasi,

seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat

setempat.

Menurut Hendriksen (1991) pengungkapan ada yang bersifat wajib

(mandatory), yaitu pengungkapan yang wajib dilakukan karena didasarkan pada

peraturan/ standar tertentu serta ada yang bersifat sukarela (voluntary) yaitu

pengungkapan yang dilakukan secara sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak

lain. Standar pengungkapan CSR di Indonesia merujuk pada Global Reporting

Initiatives (GRI). GRI merupakan sebuah jaringan berbasis organisasi yang banyak
35

menggunakan kerangka laporan berkelanjutan (sustanability reporting) dan

memiliki komitmen untuk terus melakukan perbaikan di seluruh dunia.

GRI digagas oleh PBB melalui CERES (Coalition for Environmental

Economies) dan UNEP pada tahun 1997. Pedomana pengungkapan GRI mengalami

beberapa perubahan yaitu G3, G3.1, dan G4. G3 merupakan versi awal pedoman

GRI yang terdiri dari 79 subindikator. kemudian versi ini mengalami perkembangan

menjadi G3.1 yang terdiri dari 84 subindikator. Serta kembali pengalami

penyempurnaan menjadi G4 yang terdiri dari 91 subindikator. Tiga komponen

pedoman GRI yang digunakan untuk menilai laporan keberlanjutan perusahaan

terdiri dari:

1) Kinerja Ekonomi (economic performance indicator)

2) Kinerja Lingkungan (environment performance indicator)

3) Kinerja sosial (social performance indicator), yang terdiri dari 4 indikator:

- Indikator Kinerja Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja

- Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia

- Indikator Kinerja Masyarakat

- Indikator Kinerja Tanggungjawab Produk

2.2.8 Environmental Performance

Menurut Haholongan (2016), environmental performance/ kinerja

lingkungan adalah kinerja perusahaan untuk ikut andil dalam pelestarian

lingkungan. Menurut Fitriani (2013) environmental performance menjadi salah

satu strategi perusahaan untuk menarik minat investor. Environmental performance

akan menjadi sinyal positif yang mampu menigkatkan nilai perusahaan (signaling
36

theory). Menurut (Siregar et al., 2013) indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur environmental performance meliputi: AMDAL, PROPER, ISO dan GRI.

Pengukuran environmental performance dengan menggunakan AMDAL,

dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang digunakan untuk

menelaah, mengamati, dan mengukur lingkungan awal yang diperkirakan akan

terkena dampak dari kegiatan bisnis perusahaan.

PROPER merupakan hasil peringkat kinerja lingkungan perusahaan yang

dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH). Hasil

peringkat PROPER dinyakatan dalam simbol warna, mulai dari emas sampai hitam.

ISO yang digunakan untuk mengukur environmental performance perusahaan

adalah ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan dan ISO 17025 tentang

Sertifikasi Uji Lingkungan yang diukur dengan skoring berdasarkan sertifikasi.

Hasil skoring ISO dinyatakan dengan variabel dummy yaitu poin 1 untuk

perusahaan yang bersertifikasi ISO, dan 0 untuk yang tidak bersertifikasi ISO.

Sementara itu GRI (Global Reporting Initiative) terdiri dari kinerja

ekonomi, sosial dan lingkungan. Pengukuran GRI dilakukan dengan

membandingkan item yang diungkapkan dengan item yang seharusnya

diungkapkan., evaluasi kinerja lingkungan di Indonesia dilakukan dengan peringkat

PROPER yang dikeluarkan oleh KLH. Hasil dari penilaian environmental

performance melalui PROPER dikategorikan dalam perinngkat warna, yaitu emas,

hijau, biru, merah dan hitam. Pelaksanaan PROPER diatur dalam Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 127 Tahun 2002 tentang Program

Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.


37

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 tahun 2014 ,

mekanisme PROPER dibagi menjadi 2 kategori, yaitu: penilaian ketaatan dan

penilaian lebih dari ketaatan (beyond compliance). Penilaian ketaatan dinilai

berdasarkan aspek pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah B3,

dan penerapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), sementara

penilaian lebih dari ketaatan (beyond compliance) dinilai berdasarkan aspek

penerapan sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan limbah dan konservasi

sumber daya, dan pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat (community

development). Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 18

Tahun 2010 Tentang PROPER, pemberian peringkat warna digunakan untuk

menunjukan seberapa baik kinerja lingkungan yang dilakukan perusahaan. Berikut

ini merupakan tabel yang menjelaskan peringkat warna dalam PROPER :

Tabel 2.1
Peringkat Warna PROPER
PERINGKAT
DEFINISI
WARNA
Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah secara konsisten
menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental
EMAS excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa,
melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggungjawab
terhadap masyarakat.
Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan
pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan
dalam peraturan (beyond compliance) melalui
HIJAU pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan
sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (reduce,
reuse, recycle dan recovery), dan melakukan upaya
tanggungjawab sosial (CSR/Comdev) dengan baik.
Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan
upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai
BIRU
dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
38

Tabel 2.1 Peringkat Warna PROPER (Lanjutan)


PERINGKAT
DEFINISI
WARNA
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum
sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam
MERAH
peraturan perundang-undangan dan dalam tahapan
melaksanakan sanksi administrasi.
Untuk usaha dan atau kegiatan yang sengaja melakukan
perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan
HITAM pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.
Sumber : https://www.menlhk.go.id, data diolah tahun 2020.

2.3 Kajian Penelitian Terdahulu.

Penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor finansial maupun nonfinansial

telah banyak dilakukan, baik yang berasal dari Indonesia mapun negera lain.

Perhatian mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan terus

dikembangkan, sehingga dapat menjawab pertanyaan mengenai faktor penentu nilai

perusahaan saat ini. Adapun penelitian terhadulu yang relevan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Penulis /
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
Amalia Pengaruh Ukuran Variabel Independen Profitabilitas dan
Dewi Perusahaan, a. Ukuran keputusan investasi
Rahmawati, Profitabilitas, perusahaan berpengaruh positif
Topowijono, Struktur Modal, b. Profitabilitas terhadap nilai perusahaan,
Sri dan Keputusan c. Struktur modal struktur modal
Sulasmiyati/ Investasi d. Keputusan berpengaruh negatif
2015 Terhadap Nilai investasi terhadap nilai perusahaan,
Perusahaan dan ukuran perusahaan
Variabel dependen tidak berpengaruh terhadap
a. Nilai perusahaan nilai perusahaan.
39

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)


Penulis /
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
I Gusti Pengaruh Ukuran Variabel independen Ukuran perusahaan,
Bagus Perusahaan dan a. Ukuran leverage dan profitabilitas
Angga Leverage perusahaan berpengaruh positif
Pratama dan Terhadap Nilai b. Leverage terhadap nilai perusahaan.
I Gusti Perusahaan c. Profitabilitas ukuran perusahaan dan
Bagus Dengan leverage berpengaruh
Wiksuana/ Profitabilitas Variabel dependen positif terhadap
2016 Sebagai Variabel Nilai perusahaan profitabilitas. Namun
Mediasi profitabilitas tidak mampu
memediasi pengaruh
ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan
serta profitabilitas tidak
mampu memediasi
pengaruh leverage
terhadap nilai perusahaan.

Ghazal Impact of Variabel Independen kinerja sosial kepada


Sadeghi, corporate a. Pengungkapan pelanggan memiliki
Mehdi socialperformance CSR dampak negatif terhadap
Arabsalehi, on financial ROA. Selain itu, dimensi
Mahnoosh performance of Variabel dependen kinerja sosial pekerja
Hamavandi/ manufacturing a. Economic memiliki dampak positif
2016 companies (IMC) performance terhadap ROA. serta tidak
listed on the ada dimensi pengungkapan
Tehran Stock Variebl Kontrol : CSR yang memengaruhi
Exchange" a. Firm size ROE perusahaan.
b. Leverage
c. Equity structure
Ronny Catur Analisis Pengaruh Variabel Independen Likuiditas berpengaruh
Kushartono Rasio Keuangan a. Likuiditas negatif terhadap nilai
& Nunung Terhadap Nilai b. Solvabilitas perusahaan, solvabilitas
Nurhasanah/ Perusahaan Pada c. Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
2017 Perusahaan Yang d. Rasio aktivitas perusahaan, profitabilitas
Tergabung Dalam e. Rasio pasar berpengaruh positif
Indeks LQ45 terhadap nilai perusahaa,
Periode 2010 - Variabel dependen rasio aktivitas
2016 Nilai perusahaan berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan,
rasio pasar berpengaruh
positif terhadap nilai
perusahaan.
40

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)


Penulis /
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
Dwi Astutik/ Pengaruh Variabel independen Profitabilitas berpengaruh
2017 Aktivitas Rasio a. Profitabilitas positif terhadap nilai
Keuangan b. Likuiditas perusahaan, kemudian
Terhadap Nilai c. Pertumbuhan likuiditas, pertumbuhan
Perusahaan (Studi penjualan penjualan dan rasio
Pada Industri d. Leverage aktivitas berpengaruh
Manufaktur) e. Rasio aktivitas negatif terhadap nilai
perusahaan, sementara
Variabel dependen leverage berpengaruh
Nilai perusahaan positif terhadap nilai
perusahaan.

Lucy A Study The Variabel Independen Adanya hubungan negatif


Wenxiang Relationship dan dependen: antara EP dan FP dan
Lu & Martin among a. EP hubungan positif antara EP
Edward Environmental (Environmental dan ED, menunjukkan
Taylor/ 2018 Performnace, Performance) bahwa perusahaan yang
Environmental b. ED sukses secara finansial
Disclousure & (Environmental lebih sedikit berkinerja
Financial disclousure) baik terhadap lingkungan,
Performance c. FP (Financial tetapi perusahaan hijau
Performance) lebih cenderung
mengungkapkan EP
Variabel kontrol: mereka.
a. Strategi
menejemen
b. Jenis industri
c. SIZE
d. LEV
e. ROA
f. CFO
g. pertumbuhan
penjualan
h. usia peralatan
intensitas modal
41

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)


Penulis /
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
Avinandan Doing well by Variabel Independen Tidak ada hubungan
Mukherjee, doing good: can a. pengungkapan signifikan yang ditemukan
Rosita voluntary CSR CSR antara GRI dan kinerja
Nuñez/ 2018 reporting enhance keuangan pada tingkat
financial Variabel Dependen agregat. Namun, risiko
performance? Economic lingkungan ditemukan
Performance memiliki hubungan antara
pelaporan GRI dan
pelaporan keuangan,
sehingga menegaskan pada
risiko yang lebih tinggi
terdapat hubungan yang
lebih signifikan antara
tingkat GRI dan kinerja
keuangan.
Joseph Dery Corporate social Variabel Dependen Pengungkapan CSR
Nyeadi and responsibility a. Kinerja memiliki dampak positif
Muazu andfinancial keuangan yang signifikan terhadap
Ibrahimand performance perusahaan kinerja keuangan di Afrika
Yakubu nexus Empirical Variabel Independen Selatan. pengaruh positif
Awudu Sare/ evidence from a. Pengungkapan pengungkapan CSR
2018 South African CSR terhadap kinerja
listed firms Variabel Kontrol: perusahaan lebih
a. Ukuran signifikan di perusahaan
b. Daya ungkit besar. Di tingkat industri,
c. Usia pengungkapan CSR
d. Penelitian dan dianggap berdampak
pengembangan positif pada kinerja
e. jenis industri keuangan.
Ashari Dwi Pengaruh Ukuran Variabel Independen Nilai pasar tidak
Putranto & Perusahaan, a. Ukuran berpengaruh terhadap
Ari Profitabilitas, perusahaan harga saham. Ukuran
Darmawan/ Leverage, dan b. Profitabilitas perusahaan berpengaruh
2018 Nilai Pasar c. Leverage positif terhadap harga
Terhadap Harga d. Nilai pasar saham. Profitabilitas
Saham. berpengaruh positif
Variabel dependen terhadap harga saham.
Harga saham Leverage berpengaruh
negatif terhadap harga
saham.
42

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)


Penulis /
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
Hizkia T. Pengaruh Debt to Variabel independen Debt to equity ratio dan
Pioh, Equity, Earning a. Debt to equity return on assets
Parengkuan Per Share dan b. Earning per berpengaruh terhadap nilai
Tommy & Return on Assets share perusahaan. Earning per
Jantje L. Terhadap Nilai c. Return on assets share berpengaruh tidak
Sepang/ Perusahaan Sub signifikan terhadap nilai
2018 Sektor Food and Variabel Dependen perusahaan.
Beverages di Nilai perusahaan
Bursa Efek
Indonesia.
Faldy G. Pengaruh Variabel Independen likuiditas dan profitabilitas
Lumentut & Likuiditas, a. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap
Marjam Profitabilitas, b. Profitabilitas nilai perusahaan,
Mangantar/ Solvabilitas dan c. Solvabilitas sedangkan solvabilitas dan
2019 Aktivitas d. Aktivitas aktivitas
Terhadap Nilai berpengaruh terhadap nilai
Perusahaan Variabel dependen perusahaan.
Manufaktur Yang Nilai perusahaan
Terdaftar di
Indeks
Kompas100
Periode 2012-
2016
Hassan The Impact of Variabel independen Firm size dan
Younis and Firmn Size, Firm a. Firm size environmental
Balan Age and b. Firm age management berpengaruh
Sundarakani/ Environmental c. Environmental positif signifikan terhadap
2019 Management management corporate performance
Certification on Variabel dependen ketika dikontrol oleh
the Relationship a. Corporate variabel environmental
Between Green performance performance dan social
Supply Chain disclousure performance
Practices and Variabel control:
Corporate a. Environmental
Performance performance
b. Operational
performance
c. Economic
performance
d. Social
Performance
43

2.4 Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ini menghubungkan antara kajian teori

utama, kajian teoritik, penelitian terdahulu serta judgment peneliti untuk melahirkan

hipotesis penelitian.

2.4.1 Pengaruh Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan

Hubungan antara ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan dipayungi

oleh teori signalling, dimana ukuran perusahaan merupakan salah satu informasi

yang dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Informasi mengenai ukuran

perusahaan merupakan sinyal bagi pasar yang dapat mempengaruhi keputusan para

investor dalam pengambilan keputusan investasi. Indikator firm size salah satunya

dapat dilihat dari jumlah asetnya. Perusahaan besar dengan aset yang banyak

cenderung memiliki kondisi keuangan yang stabil, memiliki risiko kebangkrutan

yang kecil dan hal ini menjadi salah satu sinyal positif sehingga menjadi daya tarik

perusahaan di mata para investor (Kusumayanti & Astika, 2016).

Total aset yang dimiliki perusahaan menggambarkan kondisi permodalan,

hak dan kewajiban perusahaan. Semakin banyak aset perusahaan menandakan

semakin banyak dana yang dikelola perusahaan serta semakin kompleksnya

pengelolaan dana tersebut (Bukhori dan Rahardja, 2012). Menurut Sofyaningsih &

Hardiningsih (2011) semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin baik

kepercayaan para investor akan kemampuan perusahaan dalam memberikan tingkat

pengembalian investasi. Perusahaan besar dengan aset yang banyak juga lebih

mudah memperoleh pinjaman dari kreditur karena dianggap memiliki kondisi


44

keuangan yang lebih stabil sehingga memiliki jaminan atas pengembalian hutang

(Anggiyani & Yanto, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Maryam (2014) menyatakan bahwa firm size

memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Hasil serupa juga

ditemukan oleh (Pratama & Wiksuana, 2016). Firm size yang didasarkan pada total

aset, menjelaskan bahwa semakin besar perusahaan, maka semakin banyak aset

yang dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang besar

menjadi sinyal positif bagi pasar yang membuat permintaan akan saham tinggi,

tingginya permintaan akan saham membuat harga saham menjadi meningkat.

Meningkatnya harga saham dapat mengindikasikan tingginya nilai perusahaan

(Haryanto, 2014), hal ini sesuai dengan signalling theory.

2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Hubungan antara tingkat profitabilitas dengan nilai perusahaan dipayungi

oleh teori signalling, dimana tingkat profitabilitas merupakan salah satu informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Informasi mengenai

profitabilitas merupakan sinyal bagi pasar yang dapat mempengaruhi keputusan

para investor dalam pengambilan keputusan investasi. Menurut Deriyaso (2014)

profitabilitas merupakan faktor finansial yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan. Profitabilitas mencerminkan keuntungan bersih yang diperoleh

perusahaan selama periode tertentu. Para investor umumnya mengharapkan

keuntungan dari penyertaan sahamya. Tingginya profitabilitas mengindikasikan

tingginya tingkat pengembalian investasi sehingga dapat meningkatkan


45

kemakmuran para pemegang saham. Tingginya kemakmuran pemegang saham

dapat mencerminkan tingginya nilai perusahaan.

Profitabilitas dapat digunakan untuk menganalisis prospek perusahaan di

masa depan (Agustina, 2013). Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa rasio keuangan salah satunya adalah rasio operating income margin.

Penelitian yang dilakukan oleh yunita (2015) menemukan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, hasil serupa juga ditemukan oleh

Astutik (2017), Kushartono & Nurhasanah (2017) dan Pioh et al. (2018). Tingginya

profitabilitas akan menjadi sinyal positif yang akan meningkatkan kepercayaan para

investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Tingginya permintaan

akan saham akan direspon dengan meningkatnya harga saham. Harga saham yang

tinggi mengindikasikan tingginya nilai perusahaan, hal ini sesuai dengan teori

sinyal.

2.4.3 Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan

Hubungan antara tingkat leverage dengan nilai perusahaan dipayungi oleh

dua teori yaitu signalling theory dan trade off theory. Berdasarkan signaling theory

leverage merupakan salah satu informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

perusahaan. Informasi tersebut merupakan sinyal bagi pasar yang dapat

mempengaruhi keputusan para investor dalam pengambilan keputusan investasi.

Sementara berdasarkan trade off theory sumber pendanaan perusahaan sebaiknya

berasal dari internal perusahaan, yaitu dari laba ditahan. Maka dari itu penggunaan

hutang pada tingkat tertentu akan mempengaruhi persepsi investor.


46

Menurut Prasetyorini (2013) leverage menggambarkan proporsi

penggunaan hutang untuk membiayai kegiatan operasional. Konsekuensi dari

penggunaan hutang, yaitu perusahaan harus membayar beban bunga dan pokok

pinjaman selama periode tertentu, selain itu beban bunga yang terlalu besar juga

dapat meningkatkan risiko investasi, bahkan dapat menyebabkan sebuah

perusahaan mengalami pailit atau bangkrut karena tidak dapat melunasi

kewajibanya pada saat jatuh tempo. Tingginya nilai leverage dapat menjadi indikasi

besarnya risiko likuidasi yang dihadapi perusahaan, hal itu disebabkan oleh

proporsi hutang yang terlalu tinggi. (Rahayu & Sari, 2018).

Risiko likuidasi yang tinggi dapat membuat kepercayan para investor

menjadi berkurang karena informasi tersebut dipandang sebagai sinyal negatif (bad

news), dampaknya harga saham dan nilai perusahaanpun menjadi rendah, hal ini

sesuai dengan signalling theory. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi

dianggap dalam keadaan yang tidak sehat (Ernawati & Widyawati, 2015).

Tingginya tingkat leverage menandakan sumber pembiayaan perusahaan sebagain

besar bersumber dari hutang. Sementara konsekuensi pembiayaan hutang adalah

munculnya beban bunga. Beban bunga yang terlalu besar akan mengurangi laba

perusahaan. Sehingga dalam pengambilan keputusan investasi, investor akan

cenderung membandingkan total hutang perusahaan dengan total asetnya untuk

menghindari risiko likuidasi, hal ini sesuai dengan trade off theory. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2015), Mandalika (2016) dan Pioh et al.

(2018) diketahui bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.


47

2.4.4 Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan

Hubungan antara tingkat likuiditas dengan nilai perusahaan dipayungi oleh

teori signalling, tingkat likuiditas merupakan salah satu informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan perusahaan. Informasi mengenai tingkat likuiditas

merupakan sinyal bagi pasar yang dapat mempengaruhi keputusan para investor

dalam pengambilan keputusan investasi. Menurut signalling theory, likuiditas

merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendeknya pada

saat jatuh tempo, untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan harus

mampu mengalokasikan dananya sebaik mungkin sehingga dapat mencerminkan

kinerja yang baik di mata para investor. Kinerja yang baik akan menjadi sinyal

positif dan mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Likuiditas yang tinggi, mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki

kesiapan dana untuk membiayai berbagai aktivitas operasional, investasi,

membayar hutang ataupun membayar deviden, hal tersebut akan menjadi sinyal

positif karena besarnya kepercayaan investor akan kinerja perusahaan. tingginya

kepercayaan investor akan membuat harga saham meningkat dan menggambarkan

tingginya nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2015)

menemukan hasil bahwa likuidtas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.4.5 Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Nilai Perusahaan

Hubungan antara rasio aktivitas dengan nilai perusahaan dipayungi oleh

teori signalling, dimana rasio aktivitas merupakan salah satu informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan. Informasi mengenai rasio aktivitas merupakan

sinyal bagi pasar yang dapat mempengaruhi keputusan para investor dalam
48

pengambilan keputusan investasi. Rasio aktivitas menunjukan hubungan antara

tingkat operasi dengan aset yang dipergunakan untuk kegiatan operasional tersebut.

Tingginya rasio aktivitas akan menjadi bukti keberhasilan perusahaan dalam

mengelola sumber daya perusahaan, hal ini dipandang sebagai sinyal positif oleh

para investor, sehingga membuat harga saham naik kemudian diikuti dengan

tingginya nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Rahardian (2011)

menyatakan bahwa rasio aktivitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.4.6 Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap

Nilai Perusahaan

Hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility dengan

nilai perusahaan dipayungi oleh dua teori yaitu signalling theory dan legitimacy

theory. Berdasarkan signaling theory corporate social responsibility merupakan

informasi yang diungkapkan sustanability reporting (laporan berkelanjutan) dan

laporan tahunan. Informasi tersebut merupakan sinyal bagi pasar yang dapat

mempengaruhi keputusan para investor dalam pengambilan keputusan investasi.

Sementara menurut legitimacy theory, Pengungkapan tanggungjawab sosial

perusahaan (corporate social responsibility disclousure) merupakan cara untuk

mengkomunikasikan tanggungjawab sosial dan lingkungan perusahaan kepada para

stakeholders (Hadianto, 2013).

Nilai perusahaan yang berkelanjutan menjadi salah satu tujuan utama

perusahaan. Nilai perusahaan yang berkelanjutan dapat tercapai apabila perusahaan

memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan. Oleh sebab itu, praktik

pengungkapan CSR diharapkan dapat berkontribusi untuk meningkatkan nilai


49

perusahaan (Nurlela, 2008). Menurut Putri & Raharja (2013) strategi pengungkapan

CSR dapat mengarahkan perusahaan pada kinerja yang lebih baik melalui

perlindungan dan peningkatan reputasi dan nilai perusahaan. Menurut teori

legitimasi, pengungkapan tanggungjawab sosial dapat mengarahkan perusahaan

untuk memperoleh legitimasi dari masyarakat. Legitimasi merupakan dukungan/

ijin dari masyarakat untuk perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Selain itu konflik dengan masyarakat juga dapat dihindari sehingga risiko kerugian

yang disebabkan oleh konflik masyarakat dapat diminimalkan.

Dengan situasi perusahaan yang kondusif, maka pencapaian target laba

dapat dilakukan dengan lebih optimal. Investor akan menilai kinerja perusahaan

dengan baik dan semakin percaya akan prospek perusahaan di masa depan.

Pengungkapan CSR diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Agustina,

2013). Selain itu pengungkapan tanggungjawab sosial juga dapat meningkatkan

kepercayaan investor akan keberlanjutan bisnis perusahaan, hal ini membuat

permintaan akan saham menjadi meningkat dan diikuti dengan tingginya harga

saham. Harga saham yang tinggi merupakan salah satu indikasi tingginya nilai

perusahaan. Pengungkapan tanggungjawab sosial dapat dijadikan sebagai

keunggulan kompetitif untuk memenangkan pasar dan meningkatkan harga saham

serta nilai perusahaan (Rustiarini, 2010).


50

2.4.7 Pengaruh Environmental Performance Terhadap Nilai Perusahaan

Hubungan antara environmental performance dengan nilai perusahaan

dipayungi oleh dua teori yaitu signalling theory dan legitimacy theory. Berdasarkan

signaling theory, environmental performance merupakan informasi yang disajikan

dalam laporan hasil PROPER KLH. Informasi tersebut merupakan sinyal bagi pasar

yang dapat mempengaruhi keputusan para investor dalam pengambilan keputusan

investasi. Sementara menurut legitimacy theory, kegiatan environmental

performance merupakan kontrak sosial perusahaan dengan masyarakat. Kontrak

sosial ini merupakan bentuk dukungan masyarakat akan proses bisnis perusahaan

sehingga tujuan utama perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan dapat

tercapai.

Kondisi perkembangan bisnis saat ini, menuntut perusahaan untuk dapat

memastikan keberlanjutan usahanya, dengan cara menaruh perhatian dan berupaya

untuk dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan sosial (Yuliana et al, 2008).

Hubungan yang harmonis dengan para stakeholders dapat diciptakan dengan

melakukan berbagai aktivitas yang mampu memperlihatkan tanggungjawab

terhadap lingkungan dan sosial, hal tersebut juga menjadi salah satu tolak ukur

investor dalam menilai kinerja dan nilai perusahaan. Berdasarkan teori legitimasi,

tanggungjawab lingkungan dapat mengantarkan perusahaan untuk memperoleh

legitimasi perusahaan. Legitimasi perusahaan merupakan bentuk dukungan dan ijin

masyarakat atas kegiatan bisnis perusahaan, dengan dukungan dari masyarakat

maka berbagai kebijakan yang disusun dengan tujuan menghasilkan keuntungan

juga dapat terlaksana dengan optimal. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
51

Fernando & Fachrurrozie (2017) menemukan hasil bahwa environmental

performance berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Selain itu

penelitian yang dilakukan oleh (Suratno et al., 2006) menemukan hasil bahwa

environmental performance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan kajian teori utama, kajian variabel penelitian dan kajian

penelitian terdahulu, maka disusunlah model penelitian yang menggambarkan

hubungan antara Firm size, profitabilitas, leverage, likuiditas, rasio aktivitas,

pengungkapan CSR dan environmental performance terhadap nilai perusahaan.

model penelitian ini disajikan untuk dapat mempermudah memahami hipotesis

yang dibagun oleh peneliti. Model penelitian disajikan dalam gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Model Penelitian


Sumber: Model penelitian tahun 2020
52

2.5 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang diusulkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H1 : Firm size berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai

perusahaan.

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai

perusahaan.

H3 : Leverage berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai

perusahaan.

H4 : Likuiditas berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai

perusahaan.

H5 : Rasio aktivitas perpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai

perusahaan.

H6 : Pengungkapan CSR berpengaruh positif secara signifkan terhadap nilai

perusahaan.

H7 : Environmental performance berpengaruh positif secara signifikan

terhadap nilai perusahaan.

H8 : Firm size, profitabilitas, leverage, likuiditas, rasio aktivitas,

pengungkapan CSR dan environmental performance secara simultan

berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa firm size, profitabilitas, rasio

aktivitas berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

Sementara leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, maka

dapat diketahui sebagian besar investor memperhatikan faktor-faktor

finansial dalam pengambilan keputusan investasi.

2. Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa likuiditas berpengaruh secara

signifikan akan tetapi arahnya negatif sehingga hipotesis keempat ditolak,

hal ini dapat terjadi ketika aset lancar didominasi oleh persediaan dan

piutang yang tinggi tetapi tingkat perputaranya rendah. Selain itu tingginya

tingkat likuiditas yang diikuti dengan kenaiakan free cash flow juga dapat

menjadi sinyal negatif bagi pasar, ini mengindikasikan bahwa perusahaan

menahan membagikan devidenya kepada para pemegang saham sehingga

membuat kemakmuran para investor menjadi menurun.

3. Hipotesis keenam dan ketujuh juga ditolak, maka dapat disimpulkan

bahwa faktor nonfinancial belum dapat mempengaruhi para investor

dalam pengambilan keputusan investasi, hal ini juga didukung dengan

99
100

4. fenomena yang terjadi di Indonesia, dimana dalam kurun waktu 2015-

2018 terjadi penurunan jumlah perusahaan yang mengikuti PROPER

5. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diketahui bahwa masih ada

beberapa perusahaan di Indonesia yang belum menerapkan tanggungjawab

lingkungan sesuai dengan ketentuan pemerintah. Kemudian pelaksanaan

tanggungjawab sosial perusahaan di indonesia juga masih rendah, ini dapat

dilihat dari rata-rata variabel pengungkapan CSR yang hanya sebesar 33%.

6. Penelitian ini menunjukan bahwa variabel independen dapat menjelaskan

variabel nilai perusahaan sebesar 27,1%, sedangkan 72,9% lainya

dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang diberikan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran likuiditas dapat menggunakan rasio lain seperti cash ratio

yang mampu menghindari risiko salah tafsir terhadap keberadaan

persediaan dan piutang perusahaan. Selain itu, penelitian selanjutnya juga

dapat menggunakan variabel perantara, yaitu free cash flow yang

diharapkan mampu menjelaskan hubungan antara variabel likuiditas dan

nilai perusahaan.

b. Pengukuran terhadap variabel dependen dapat diambil dari kuartal ke 2, 3

ataupun 4 setelah periode pelaporan, hal ini untuk mengetahui apakah

pengaruh kinerja lingkungan terpengaruh oleh jangka waktu pasca kinerja

lingkungan dipublikasikan.
101

c. Penelitian selanjutnya dianjurkan untuk tidak memasukan kriteria mata

uang asing dalam seleksi sampel karena sudah ada PSAK yang mengatur

mengenai mata uang fungsional.

d. Para investor seharusnya bisa lebih memperhatikan kinerja sosial dan

lingkungan perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga

diharapkan perusahaan-perusahaan semakin termotivasi untuk

melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan dengan lebih baik.

e. Perusahaan harus lebih meningkatkan kinerja lingkungan dan sosialnya,

karena berdasarkan hasil penelitian, kualitas tanggungjawab sosial dan

lingkungan perusahaan-perusahaan di Indonesia masih tergolong rendah,

sehingga belum mampu mempengaruhi pasar.


102

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, S. (2013). Pengaruh Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate Social


Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi. 1(1).
Alarussi, A. S., & Alhaderi, S. M. (2018). Factors affecting profitability in
Malaysia. Jurnal of Economic Studies. 45(3).
Aldin, I. U. (2019). Waspada Saham Blue Bird yang Meroket Karena Isu Akuisisi
Gojek. Kata Data. https://katadata.co.id/berita/2019/12/18/analis-
waspada-saham-blue-bird-yang-meroket-karena-isu-akuisisi-gojek. 25
Desember 2019. Diakses pada 28 Desember 2019.
Alivia, N. R., & Chabachib, M. (2013). Analisis Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Intervening (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI Tahun
2008 – 2011). Diponegoro Journal of Management. 2(2).
Arisadi, Y. C., & Djumahir, A. D. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Fixed Asset to Total
Asset Ratio terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen. 11(4).
Astutik, D. (2017). Pengaruh Aktivitas Rasio Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Pada Industri Manufaktur). Jurnal STIE Semarang. 9(1).
Bahri, S. (2016). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Andi.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2013). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Bukhori, I., & Rahardja. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan yang Terdaftar Di BEI 2010). Diponegoro Journal of
Accounting. 1(1).
CNN Indonesia. (2019). Pantai Papua Nugini Tercemar Limbah Tambang Nikel
China. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190829193222-
113-425905/pantai-papua-nugini-tercemar-limbah-tambang-nikel-china.
Diakses pada 27 Desember 2019.
Chaidir. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor
Transportasi Yang Tercacat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.
Jurnal Ilmiah Manajemen. 1(2).
Chariri, A., & Ghozali, I. (2007). Teori Akuntansi. Semarang : Badan. Penerbit
Universitas Diponegoro.
103

Deriyaso, I., & Prasetiono. (2014). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel
Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Dewi, A. S. M. & Wirajaya, A. (2013) . Pengaruh Struktur Modal,. Profitabilitas
dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. E-JurnalAkuntansi.
4(2).
Dewi, M. P. (2011). Pengaruh Struktur Modal Dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Free Cash Flow dan Kebijakan Dividen Pada Perusahaan-Perusahaan
Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Program Studi Magister
Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.
Dharmastuti, F. (2004). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Keuangan Terhadap
Harga Saham Perusahaan Go Pulbik di BEJ. Jurnal Manajeman. 1(1).
Dowling, J. & Pfeffer J. (1975). Organizational Legitimacy: Social Values and
Organizational Behavior. Pasific Sociological Review. 18(1).
Elkington, J. (1998). Accounting for the Triple Bottom Line. Measuring Business
Excellence. 2(3), 18-22.
Fenandar, G. I. & Raharja, S. (2013). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan.
Diponegoro Journal of Accounting. 2(1).
Fernando, N. & Fachrurrozie. (2017). Analysis of Economic Performance of
Manufacturing Companies in Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi. 9(2).
Fitriani, R., & Nita. (2013). Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio
Profitabilitas, Solvabilitas dan Likuiditas pada Perum Pegadaian Cabang
Ponorogo Tahun 2010, 2011, 2012. Skripsi.Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
Ghozali, I, & Chariri, A. (2016). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Guna, W. I., & Herawaty, A. (2010). Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 12(1).
Hadianto, M. L., & Wahyudi, S. (2013). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan CSR dan GCG sebagai
Variabel Pemoderi (Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2011). Skripsi. Universitas
Diponegoro Semarang.
Haholongan, R. (2016). Kinerja Lingkungan dan Kinerja Ekonomi Perusahaan
Manufaktur Go Public. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 19(3).
Harmono. (2017). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced. Jakarta: PT Bumi.
104

Haryanto, S. (2014). Identifikasi Ekspektasi Investor melalui Kebijakan Struktur


Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan GCPI. Jurnal Dinamika
Manajemen. 5(2).
Hendriksen, E. S. (1991). Accounting Theory, 5th Edition. Singapore: Richard D.
Irwin, Inc. (289).
Herawati, T. (2013). Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividend dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Sripsi: Universitas Negeri
Padang.
Jogiyanto, H. M. (2007). Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman–. Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Jusriani, I. F., & Rahardjo, S. N. (2013). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan
Deviden, Kebijakan Utang, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011). Diponegoro Journal of
Acconting. 2(2), 1-10.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 127 Tahun 2002 Tentang
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PROPER).
Kurnia, N. (2015). Analisis Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Dan Net Profit
Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Aneka
Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.
Skripsi. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.
Kushartono, R. C., & Nurhasanah, N. (2017). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam
Indeks Lq45 Periode 2010 -2016. Jurnal Buana Ilmu. 2(1).
Kusumayanti, N. K. R., & Astika, I. B. P. (2016). Corporate Social Responsibility
Sebagai Pemediasi Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Dan
Leverage Pada Nilai Perusahaan. E Jurnal Akuntansi. 15(1).
Kodongo, O., Mokoaleli M., Thabang, & Maina, L. (2014). Capital structure,
profitability and firm value: panel evidence of listed firms in Kenya”.
Munich Personal Repec Archive. 57116( 6) 1-19.
Lindrianasari. (2007). Hubungan Antara Kinerja Lingkungan Dan Kualitas
Pengungkapan Lingkungan Dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan Di
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. 11(2).
Lu, L. W., & Taylor, M. E. (2018). A study of the relationships among
environmental performance, environmental disclosure, and financial
performance. Asian Review of Accounting. 26(1), 107-130.
Lumentut, F. G., & Mangantar, M. (2019). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,
Solvabilitas, Dan Aktivitas Terhadap Nilai Perusahaan Mannufaktur yang
105

Terdaftar di Indeks Kompas100 Periode 2012-2016. Jurnal Riset


Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 7(3).
Mahardhika, B. P., & Aisjah, S. (2012). Pengujian Pecking Order Theory dan Trade
off Theory Pada Struktur Modal Perusahaan (Studi Pada Perusahaan
Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ilmiah Universitas
Brawijaya. 2(2).
Mandalika. (2016). Pengaruh Struktur Aktiva, Struktur Modal, dan Pertumbuhan
Penjualan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Sektor Otomotif). Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi. 16(1).
Mardiasari, N. (2012). Pengaruh Return On Asset Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan Good Corporate Governance Sebagai Variabel
Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Yang Masuk Daftar Efek Syariah
Periode 2007-2010). Skripsi. UNI Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
Maryam, S. (2014). Analisis Pengaruh Firm Size, Growth, Leverage, dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Nilai Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di BEI periode 2008 – 2012. Skripsi. Makassar
: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Hassanuddin.
Mcwilliams, A., & Siegel, D. S.. (2000). Corporate social responsibility and
financial performance: Correlation or misspecification?. Strategic
Management Journal. 21(5), 603-609.
Modigliani, F., & Miller, M. H. (1963). Corporate Income Taxes and the Cost of
Capital: A Correction. American Economic Association. 53(3).
Mukherjee, A., & Nunez, R. (2018). Doing Well by Doing Good: Can Voluntary
CSR Reporting Enhance Financial Performance?. Journal of Indian
Business Research. https://doi.org/10.1108/JIBR-07-2018-0199.
Munawir, J. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE
UGM.
Munawir, S. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba
Empat.
Murhadi, W. R. (2015). Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi. Saham.
Jakarta: Salemba Empat.
Narver, J. (1971). Rational Management Responses to External Effect. Academy
of Management Journal. 99-115.
Nyeadi, J. D., Ibrahim, M., & Sare, Y. A. (2018). Corporate Social
Responsibilityand Financial Performance Nexus: Empirical Evidence
From South African Listed Firms. Journal of Global Responsibility.
https://doi.org/10.1108/JGR-01-2018-0004.
106

Nurlela, R., & Islahuddin. (2008). Corporate Social Responsibility, Management


Ownership, Firm Value. Jurnal dan Prosiding SNA. 11.
Pantow, M. S. R., Murni, S., & Trang, I. (2015). Analisa Pertumbuhan Penjualan,
Ukuran Perusahaan Return On Asset, dan Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan yang Tercatat di Indeks LQ 45. Jurnal EMBA. 3(1), 961-971.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PROPER).
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2010 Tentang Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PROPER).
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
Permanasari, W. I. (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, dan Corpotate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Pioh, H. T., Tommy, P., & Sepang, J.L. (2018). Pengaruh Debt To Equity Ratio,
Earning Per Share dan Return On Asset Terhadap Nilai Perusahaan Sub
Sector Food And Beverages Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 6(4).
Prasetyorini, B. F. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning
Ratio dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu
Manajemen. 1(1).
Pratama, I. G. B. A., & Wiksuana, I. G. B. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan
dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Mediasi. E Jurnal Manajemen. 5(2).
Pratiwi, R. D., & Sumaryati, A. (2014). Dampak Sustainability Reporting Terhadap
Kinerja Keuangan dan Risiko Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan yang
Masuk ke Srikehati Tahun 2009-2010). Jurnal Dinamika Akuntansi. 6(2).
Prihadi, T. (2012): Analisis Laporan Keuangan Lanjutan Proyeksi dan. Valuasi.
Jakarta: PPM.
Putranto, A. D., & Darmawan, A. (2018). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Nilai Pasar Terhadap Harga Saham. Jurnal
Administrasi Bisnis. 56(1).
Putri, H. C. M. P., & Raharja, S. (2013). Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai
Variabel Moderating. Diponegoro Journal of Accounting. 2(3).
Rahardian, A. A. (2011). Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Perusahaan ; Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Squares.
Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang.
107

Rahayu, M., & Sari, B. (2018). Kepemilikan Institusional, Manajemen Laba Dan
Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 2(1),
67-78.
Ramadhani, L. S., & Hadiprajitno, B. (2012). Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase
Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Akuntansi dan Auditing. 8(2).
Rohmah, I. L., & Wahyudin., Agus. (2015). Pengaruh Environmental Performance
Terhadap Economic Performance Dengan Environmental Disclosure
Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Pada Tahun 2010 – 2012). Accounting
Analysis Journal. 4(1).
Rompas, G. P. (2013). Likuiditas Solvabilitas dan Rentabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 1(3).
Rustiarini, N. W. (2010). Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan
Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. SNA XIII
Simposium Nasional Akuntansi. Universitas Jendral Soedirman.
Sadeghi, G., Arabsalehi, M., & Hamavandi, M. (2016). Impact of corporate social
performance on financial performance of manufacturing companies (IMC)
listed on the Tehran Stock Exchange. International Journal of Law and
Management.58(6), 634-659. https://doi.org/10.1108/IJLMA-06-2015-
0029.
Sari, M. P. Y., & Marsono. (2013). Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran
Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan
Sustainability Report. Diponegoro Jurnal of Accounting. 2(3).
Sari, P. I. P., & Abundati, N. (2014). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan
Leverage Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan. E Jurnal
Manajemen. 3(5).
Sari, R. A. I., & Priyadi, M. P. (2016). Pengaruh Leverage , Profitabilitas , Size ,
Dan Growth Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Dan
Riset Manajemen. 5(10), 2–17.
Setiyadi, (2007). Pengaruh Compan Size, profitability, dan Institutional Ownership
terhadap CSR Disclousure. Jurnal Ekonomi. Universitas Padjajaran
Bandung.
Sofyaningsih, S., & Hardiningsih, P. (2011). Struktur Kepemilikan, Kebijakan
Dividen, Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan. Jurnal Dinamika
Keuangan dan Perbankan. 3(1).
108

Soliha, E., & Taswan. (2002). Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai
Perusahaan Serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi. 9(2), 149-163.
Spence, M. (1973). Job Market Signalling. Journal of Economics. 87(3).
Suandy, E. (2016). Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharli, M. (2007). Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai Dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Penguat (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 9(1).
Suharli & Oktorina. (2005). Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi Pada
Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang pada
Perusahaan Publik di Jakarta. Kumpulan Makalah Simposium Nasional
Akuntansi 8. Solo.
Sujoko & Soebiataro, U. (2007). Shareholding Structure Influence Leverage Factor
Internal and External Factors Against Value Company (Empirical Study
on The Manufacturing and Non-Manufacturing Companies in Jakarta
Stock Exchange). Journal of Management and Entrepreneurship, 9.
Syamsudin, L. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja
grafindo Persada.
Thomas, P. (2011). Dasar Manajemen Keuangan. Semarang: Unnes Press.
Tobin, J. (1967). Tobin’s Q Ratio As An Indicator of the Valuation of The
Company. Journal of Financial Economics. LIII(3), 287 – 298.
Utami, R. B., & Prasetiono. (2016). Analisis Pengaruh TATO, WCTO, dan DER
Terhadap Nilai Perusahaan dengan ROA Sebagai Variabel Intervening
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2009-2013). Jurnal Studi Manajemen
Organisasi. 13(1).
Wahyudi, U., & Pawestri, H. P. (2006). Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel
Intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.
Wahyudin, A. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis dan Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.
Wahyuni, E. S. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen PT Sepatu Bata Tbk. Skripsi. Universitas
Pendidikan Indonesia.
109

Weston, J. F., & Copeland, T. E. (1996). Manajemen Keuangan. Jilid 2. Erlangga.


Jakarta.
Wiagustini, N. L. P., & Pertamawati, N. P. (2015). Pengaruh Risiko Bisnis Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Strategi
Bisnis dan Kewirausahaan. 9(2).
Wijaya, I. B. N. P., & Purwati, N. K. (2014). Pengaruh Likuiditas dan Kepemilikan
Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi oleh Kebijakan
Dividen. E Jurnal Manajemen. 3(12).
Yuliana, R., Purnomosidhi, B., & Sukoharsono, E. G. (2008). Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) Dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia. 5(2), 245-276.
Yunita, W. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2013). Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Younis, H., & Sundarakani, B. (2019). The impact of firm size, firm age and
environmental management certification on the relationship between green
supply chain practices and corporate performance. Benchmarking: An
International Journal. 27(1) , 19-346. https://doi.org/10.1108/BIJ-11-
2018-0363.

Anda mungkin juga menyukai