Anda di halaman 1dari 127

Accelerat ing t he world's research.

PENGARUH KINERJA KEUANGAN


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI
VARIABEL MODERATING) PADA
PERUSAH...
Diah Indah

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PENGARUH KINERJA KEUANGAN T ERHADAP NILAI PERUSAHAAN (KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGA…


nurmarwat i wadjo

SKRIPSI "PENGARUH RET URN ON EQUIT Y (ROE) DAN DEBT T O EQUIT Y RAT IO (DER) T ERHADAP NILAI P…
Elvira Chazanie

PENGARUH PERT UMBUHAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS T ERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN2019…


Gina Rafika
i

TESIS

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP


NILAI PERUSAHAAN (KEBIJAKAN DIVIDEN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING) PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA

ALFREDO MAHENDRA DJ

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
i

TESIS

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP


NILAI PERUSAHAAN (KEBIJAKAN DIVIDEN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING) PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA

ALFREDO MAHENDRA DJ

NIM: 0990661030

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011

i
ii

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP


NILAI PERUSAHAAN (KEBIJAKAN DIVIDEN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING) PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister


Pada Program Magister, Program Studi Manajemen
Program Pascasarjana Universitas Udayana

ALFREDO MAHENDRA DJ
NIM: 0990661030

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011

ii
iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL 16 Juni 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr.Luh Gede Sri Artini, SE., M.Si A.A. Gede Suarjaya. SE., MM
NIP 19720804 19970 2 001 NIP 196 00801 198603 1 004

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Direktur


Program Pascasarjana Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Dr. I.B. Anom Purbawangsa, SE., MM Prof. Dr. dr.A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K)
NIP 19620922 198702 1 002 NIP 19590215 198510 2 001

iii
iv

Penetapan Panitia Penguji

Tesis ini Telah Diuji pada


Tanggal: 10 Juni 2011

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,


No: 1026 / H14.4 / HK / 2011, Tanggal 23 Mei 2011

Ketua : Dr.Luh Gede Sri Artini, SE., M.Si


Anggota :
1. A.A. Gede Suarjaya. SE., MM
2. Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si
3. Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE., M.Si
4. Dra. Ni Ketut Purnawati, MS

iv
v

PERNYATAAN

ORISINALITAS TESIS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan


saya, di dalam naskah TESIS dengan Judul :

“PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN


(KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING) PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA”

Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat


unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik
yang telah saya peroleh (MAGISTER MANAJEMEN) dibatalkan serta diproses
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (UU NO. 20 Tahun
2003, Pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Denpasar, 16 Juni 2011

Mahasiswa,

Nama : Alfredo Mahendra Dj


NIM : 0990661030
PS : Magister Manajemen
PPS FE Unud

v
vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke

hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas kurnia-Nya, tesis ini dapat

diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada Dr.Luh Gede Sri Artini, SE., M.Si sebagai

pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,

semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti program Magister

Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-

besarnya pula penulis sampaikan kepada A. A Gede Suarjaya, SE., MM Sebagai

Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana

Prof. Dr. I Made Bakta, Sp. PD (KHOM), atas kesempatan dan fasilitas yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan

kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh

Prof. Dr. dr. A. A Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana

Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof.

Dr. Wayan Ramantha, SE., MM., Ak sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan

vi
vii

rasa terima kasih kepada Dr. I.B. Anom Purbawangsa, SE., MM sebagai Ketua

Program MM Unud. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para

penguji tesis, yaitu Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si, Dr. Ida Bagus

Panji Sedana, SE., M.Si dan Dra. Ni Ketut Purnawati, MS yang telah memberikan

masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti

ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tulus disertai penghargaan kepada saluruh guru-guru yang telah membimbing

penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan

terima kasih kepada Bapak Marcel Jemalit, ST dan Ibu Dewi Herlina Sukrowati

yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir

logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk

berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada Ni

Kadek Wahyu Witaharini tersayang dan teman-teman angkatan 22 Magister

Manajemen Udayana yang dengan penuh pengorbanan dan dorongan yang telah

diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada

semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta

kepada penulis sekeluarga.

Denpasar, 16 Juni 2011

Penulis

vii
viii

ABSTRAK

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN


(KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING) PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang


tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi
harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan, untuk mencapai nilai
perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para
professional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel
pemoderasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Metode penentuan sampel yang dilakukan dengan metode
sampling jenuh, dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka jumlah
sampel adalah sebanyak 30 sampel perusahaan manufaktur yang secara berturut-
turut membagikan dividen selama periode 2006-2009. Data penelitian merupakan
data sekunder diperoleh dari Indonesian Stock Exchange (www. idx.co.id) dan
ICMD tahun 2006-2009. Pengujian hipotesis penelitian digunakan teknik analisis
berganda dan moderated regression analysis, dengan alat bantu aplikasi SPSS
(Statistical Product and Service Solutions).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) likuiditas berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, 2) kebijakan dividen tidak mampu
secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan,3)
leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, 4)
kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage
terhadap nilai perusahaan,5) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan, 6) kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya profitablitas berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan Ini berarti Profitabilitas yang tinggi
dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya, yang tercermin
dengan meningkatnya nilai Tobins Q. Disarankan pada penelitian berikutnya
untuk menambah variabel moderasi lainnya selain kebijakan dividen yang
digunakan dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Nilai perusahaan dan Kebijakan Dividen

viii
ix

ABSTRACT

EFFECT FINANCIAL PERFORMANCE TO THE FIRM VALUE (DIVIDEND


POLICY AS MODERATING VARIABLE) TO MANUFACTURING
COMPANY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Firm value is very important because the high value of the firm which will
be followed by higher shareholder wealth. The higher the stock price the higher
the value of the company, to achieve general corporate value investors give up
their management to professionals. This study aims to determine the effect on the
value of the company's financial performance with the dividend policy as a
moderating variable.
The population in this study are all manufacturing companies listed on the
BEI. Sampling method performed with saturated sampling method, and based on
predetermined criteria, the number of samples is a sample of 30 manufacturing
companies consecutive dividend during the period 2006-2009. The research data
is secondary data obtained from the Indonesian Stock Exchange (www. idx.co.id)
and ICMD 2006-2009. Hypothesis testing studies used analytical techniques and
moderated multiple regression analysis, with application tool of SPSS (Statistical
Product and Service Solutions).
The results showed that: 1) liquidity not significant positive effect on firm
value, 2) dividend policy is not able to significantly moderate the effect of
liquidity on the value company, 3) leverage not significant negative effect on firm
value, 4) dividend policy is not able to significantly moderate the effect of
leverage on firm value, 5) Profitability significant positive effect on firm value, 6)
dividend policy is not able to significantly moderate the effect of profitability on
firm value.
The results showed that profitability is only significant positive influence
to the value of the company This means that high profitability can provide added
value to the company, which is reflected by the increasing value of Tobins Q. It is
suggested in subsequent studies to add other moderating variables in addition to
dividend policy used in this study.

Keywords: Financial Performance, Firm value and Dividend Policy

ix
x

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM......................................................................................... i
PRASYARAT GELAR................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... iii
PENETAPANAN PANITA PENGUJI......................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS.................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................ vi
ABSTRAK................................................................................................... viii
ABSTRACT................................................................................................. ix
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 16
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 16
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................... 18


2.1 Landasan Teori........................................................................... 18
2.1.1 Nilai Perusahaan ...................................................................... 18
2.1.2 Kinerja keuangan ..................................................................... 23
2.1.3 Dividen...................................................................................... 28
2.1.3.1 Kontroversi Dividen................................................................. 30
2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen............ 33
2.2 Kajian empirik.......................................................................... 37
2.2.1 Pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.......................... 37
2.2.2 Pengaruh kebijakan dividen terhadap likuiditas
dan nilai perusahaan.................................................................. 39
2.2.3 Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan............................ 40
2.2.4 Pengaruh Kebijakan dividen terhadap leverage
dan nilai perusahaan..................................................................... 41
2.2.5 Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan........................ 42
2.2.6 Pengaruh kebijakan dividen terhadap profitabilitas
dan nilai perusahaan................................................................. 43

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 45


3.1 Kerangka Konseptual................................................................. 45
3.2 Hipotesis..................................................................................... 49

BAB IV METODE PENELITIAN.............................................................. 50


4.1 Identifikasi Variabel................................................................... 50

x
xi

4.2 Definisi Operasional Variabel..................................................... 50


4.3 Populasi dan sampel .................................................................. 54
4.4 Jenis dan Sumber Data............................................................... 55
4.4.1 Jenis Data................................................................................... 55
4.4.2 Sumber Data. ............................................................................ 56
4.5 Metode Pengumpulan Data....................................................... 56
4.6 Teknik Analisis Data................................................................. 56
4.6.1 Analisis Regresi......................................................................... 57

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 63


5.1 Hasil penelitian........................................................................... 63
5.1.1 Statistik Deskriptif...................................................................... 63
5.1.2 Uji asumsi Klasik........................................................................ 66
5.1.2.1 Uji Normalitas.............................................................................. 66
5.1.2.2 Uji Heteroskedastisitas.................................................................. 68
5.1.3 Analisis regresi.............................................................................. 70
5.1.4 Uji t. ............................................................................................ 73
5.2 Pembahasan.................................................................................. 75
5.3 Implikasi penelitian..................................................................... 79

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 80


6.1 Kesimpulan................................................................................... 80
6.2 Saran............................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 83
LAMPIRAN.................................................................................................. 89

xi
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Likuiditas (X1) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan

Dividen (Z)....................................................................... 63

Tabel 5.2 Leverage (X2) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan

Dividen (Z)........................................................................ 63

Tabel 5.3 Profitabilitas (X3) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan

Dividen (Z)........................................................................ 64

Tabel 5.4 Hasil analisis regresi........................................................... 70

Tabel 5.5 Hasil analisis regresi........................................................... 71

Tabel 5.6 Hasil analisis regresi........................................................... 71

xii
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka konseptual……………………………………… 49

Grafik 5.1 Grafik Normal Plot.............................................................. 67

Grafik 5.2 Scatterplot........................................................................... 69

xiii
xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1. Perkembangan Dividend Payout Ratio periode 2006-2009.................... 89


2. Perkembangan Cash Ratio periode 2006-2009..................................... 90
3. Perkembangan Debt to Equity Ratio periode 2006-2009...................... 91
4. Perkembangan Return On Equity periode 2006-2009........................... 92
5. Perkembangan Tobins Q periode 2006-2009......................................... 93
6. Output regresi Likuiditas (X1), Kebijakan Dividen (z) dan
Nilai perusahaan (Y)............................................................................... 94
7. Output regresi Leverage (X2), Kebijakan Dividen (z) dan
Nilai perusahaan (Y)................................................................................ 100
8. Output regresi Profitabilitas (X3), Kebijakan Dividen (z)
dan Nilai perusahaan (Y)......................................................................... 106

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan.

Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang

kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham.

Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai

perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan

tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja

penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara

yang satu dengan yang lainnya. (Harjito dan Martono, 2005).

Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara

maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah

perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Enterprise Value

(EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep

penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan

secara keseluruhan (Nurlela dan Ishaluddin, 2008 dalam Kusumadilaga, 2010).

Wahyudi, Nurlela dan Ishaluddin (2008) dalam Kusumadilaga (2010)

menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar

oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan merupakan

cerminan dari penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang

perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu :

1
2

keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi, struktur modal,

pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan. Beberapa faktor tersebut memiliki

hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten. Nilai

perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang di ekspektasi yang dihitung

kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001 dalam Kusumadilaga,

2010).

Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat

dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia.

Sebelum seorang investor akan memutuskan akan menginvestasikan dananya di

pasar modal (dengan membeli sekuritas yang diperdagangkan di bursa) ada

kegiatan terpenting yang perlu untuk dilakukan, yaitu penilaian dengan cermat

terhadap emiten, ia harus percaya bahwa informasi yang diterimanya adalah

informasi yang benar. Sistem perdagangan di bursa dapat dipercaya, serta tidak

ada pihak lain yang memanipulasi informasi dalam perdagangan tersebut. Tanpa

keyakinan tersebut, pemodal tentunya tidak akan bersedia membeli sekuritas yang

ditawarkan perusahaan (atau diperjual-belikan di bursa). Indikator kepercayaan

pemodal akan pasar modal dan instrumen-instrumen keuangannya, dicerminkan

antara lain oleh dana masyarakat yang dihimpun di pasar modal (Pinuji, 2009).

Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal adalah persepsi

mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Keadaan seperti itu, pasar modal

dikatakan efisiensi secara informasional. Pasar modal dikatakan efisiensi secara

informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua

informasi yang relevan. Informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan
3

menyesatkan para pemodal dalam melakukan investasi pada sekuritas, sehingga

hal ini dapat merugikan para pemodal. Semakin cepat dan tepat informasi sampai

kepada calon pemodal dan dicerminkan pada harga saham, maka pasar modal

yang bersangkutan semakin efisien (Imron, 2002 dalam Pinuji, 2009).

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah perusahaan,

menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham

tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Laporan keuangan yang

diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan perusahaan.

Laporan keuangan adalah akhir dari proses akuntansi dengan tujuan untuk

memberikan infomasi keuangan yang dapat menjelaskan kondisi perusahaan

dalam suatu periode. Informasi keuangan tersebut mempunyai fungsi sebagai

sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik

perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan perusahaan dan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan (Harahap, 2004). Para

pelaku pasar modal seringkali menggunakan informasi tersebut sebagai tolak-ukur

atau pedoman dalam melakukan transaksi jual-beli saham suatu perusahaan.

Laporan keuangan dijadikan sebagai salah satu alat pengambilan

keputusan yang andal dan bermanfaat, sebuah laporan keuangan haruslah

memiliki kandungan informasi yang bernilai tinggi bagi penggunanya (Wintoro,

2002 dalam Raharjo, 2005). Informasi tersebut setidaknya harus memungkinkan

investor dapat melakukan proses penilaian (valuation) saham yang mencerminkan

hubungan antara risiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi
4

masing-masing jenis saham. Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki

kandungan informasi bila publikasi dari laporan keuangan tersebut menimbulkan

reaksi pasar. Bahasa teknis pasar modal istilah reaksi pasar ini mengacu pada

perilaku investor dan perilaku pasar lainnya untuk melakukan transaksi (menjual

atau membeli saham) sebagai tanggapan atas keputusan penting emiten yang

disampaikan ke pasar. Reaksi pasar ini akan ditunjukkan dengan adanya

perubahan dari harga sekuritas yang bersangkutan (Husnan, 2002).

Pengukuran kinerja perusahaan merupakan salah satu indikator yang

dipergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan dari harga pasar

saham tersebut di bursa efek Indonesia. Semakin baik kinerja perusahaan maka

akan semakin tinggi return yang akan diperoleh oleh investor. Umumnya investor

akan mencari perusahaan yang mempunyai kinerja terbaik dan menanamkan

modalnya pada perusahaan tersebut. Dikatakan perolehan modal perusahaan dan

nilai perusahaan akan meningkat apabila perusahaan memiliki reputasi baik yang

tercermin dalam laporan keuangannya. Horne (2005) menyatakan bahwa

pengukuran kinerja keuangan meliputi hasil perhitungan rasio-rasio keuangan

yang berbasis pada laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dan telah di

audit akuntan publik. Rasio-rasio tersebut di rancang untuk membantu para

analisis atau investor dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan

keuangannya.

Penggunaan informasi keuangan yang disediakan sebuah perusahaan

biasanya analis atau investor akan menghitung rasio-rasio keuangannya yang

mencakup rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas perusahaan untuk


5

dasar pertimbangan dalam keputusan investasi. Dalam penelitian ini

menggunakan rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas (Riyanto, 2001).

Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas akan

mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada para pemegang

saham. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang

tersedia maka dianggap baiknya likuiditas perusahaan, semakin besar pula

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Harjito dan Martono

,2001). Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan

berada dalam kondisi yang baik sehingga akan menambah permintaan akan saham

dan tentunya akan menaikkan harga saham. Harga saham juga akan cenderung

mengalami penurunan jika investor menganggap perusahaan sudah terlalu likuid

yang artinya terdapat aktiva produktif yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan,

dan tidak dimanfaatkannya aktiva tersebut akan menambah beban bagi perusahaan

karena biaya perawatan dan biaya penyimpanan yang harus terus di bayar

(Prayitno, 2008). Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diwakili oleh

cash ratio (CR) yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

membayar utang yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan.

Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh return on equity (ROE).

ROE merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian yang diperoleh

pemilik atau pemegang saham atas investasi di perusahaan. ROE membandingkan

besarnya laba bersih terhadap ekuitas saham biasa. Semakin tinggi ROE
6

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap investasi yang

dilakukan dan semakin rendah ROE suatu perusahaan maka tingkat

pengembaliannya akan semakin rendah pula. Seorang calon investor perlu melihat

ROE suatu perusahaan sebelum memutuskan melakukan investasi supaya dapat

mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari investasi yang

dilakukannya (Sitepu, 2010). Semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh, maka

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen juga akan semakin tinggi dan

harga saham perusahaan akan semakin meningkat.

Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh

kewajiban finansialnya yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka

panjangnya. Leverage dalam penelitian ini diwakili oleh debt to equity ratio

(DER). DER merupakan rasio yang membandingkan total utang ekuitas. Rasio ini

mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditur. Total utang

meliputi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. DER mencerminkan

kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan

modal sendiri. DER menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang

diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa

semakin besar struktur modal yang berasal dari utang digunakan untuk mendanai

ekuitas yang ada, seperti yang dikemukakan oleh Warren et al. (2004) dalam

Sitepu (2010) bahwa “semakin kecil rasio DER, semakin baik kemampuan

perusahaan untuk dapat bertahan dalam kondisi yang buruk”. Rasio DER yang

kecil menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya

kepada kreditur.
7

Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar

dividen. Dividen adalah proporsi laba yang dibagikan kepada para pemegang

saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang

dimiliknya (Sunariyah, 2004). Ada saatnya dividen tersebut tidak dibagikan oleh

perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan kembali

laba yang diperolehnya. Besarnya dividen tersebut dapat mempengaruhi harga

saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi

sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen dibayarkan kepada

pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yang membagikannya

tersebut juga rendah. Kemampuan sebuah perusahaan membayar dividen erat

hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan

memperoleh laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan membayarkan

dividen juga tinggi. Dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai

perusahaan (Harjito dan Martono, 2005).

Investor dalam menentukan saham yang akan dibeli atau dijual, akan

mempertimbangkan informasi yang tersedia. Informasi tersebut berguna dalam

menentukan tingkat keuntungan beserta risiko saham yang akan dijual atau

dibeli. Salah satu informasi yang dapat diperoleh seorang investor adalah

pengumuman pembayaran dividen. Pengumuman tersebut di dalam pasar modal

tertera nama saham, tanggal pengumuman, jumlah dividen yang dibagikan serta

jenis dividen. Menurut Mullins (1983) seperti yang dikutip Bandi, Hartono

(2000), dalam Wardani (2009) pengumuman pembayaran dividen merupakan

sumber informasi dan menyebabkan reaksi pasar kuat dan positif. Informasi atas
8

dividen menghipotesiskan bahwa para manager menggunakan pengumuman

dividen untuk memberi sinyal perubahan dalam pengharapannya tentang

prospek perusahaan yang akan datang (Aharony dan Swary, 1980 dalam

Wardani, 2009).

Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi

hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai

dividen atau ditahan untuk di investasikan kembali di dalam perusahaan. Apabila

perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan

mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana

internal. Jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka

kemampuan pembentukan dana internal akan makin besar. Saat laba akan dibagi

atau ditahan, tetap harus mempertimbangkan tujuan perusahaan yaitu

memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham dan meningkatkan nilai

perusahaan.

Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi

perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas.

Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai

performa (performance) perusahaan. Masing-masing perusahaan menetapkan

kebijakan dividen yang berbeda-beda, karena kebijakan dividen berpengaruh

dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya, maka perusahaan

mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup untuk membiayai

pertumbuhannya di masa mendatang. Perusahaan harus dapat mempertimbangkan


9

antara besarnya laba yang akan ditahan untuk mengembangkan perusahaan

(Nurmala, 2006).

Besar Kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham

tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan dilakukan

berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Menurut Gitman (2003) faktor-faktor

yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah debt covenant,

likuiditas, posisi kas, prospek pertumbuhan perusahaan dan kuasa kendali para

pemegang saham yang memiliki mayoritas saham perusahaan.

Kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi pengaruh kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan kebijakan dividen menjadi pusat

perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditor, maupun pihak

eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan

perusahaan (Kartika, 2005 dalam Erlangga, 2009). Dividen memiliki atau

mengandung informasi sebagai syarat prospek perusahaan. Semakin besar dividen

yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja perusahaan akan dianggap

semakin baik, dan pada akhirnya penilaian terhadap perusahaan yang tercermin

melalui harga saham akan semakin baik pula (Rozeff, 1982 dalam Erlangga,

2009).

Beberapa penelitian telah mengembangkan dan menguji berbagai model

untuk menjelaskan perilaku dividen. Telah dilakukan survei terhadap manajer

kantor pusat dan investor untuk menentukan pandangan beberapa peneliti tersebut

mengenai dividen. Memahami keyakinan manajer yang terlibat dalam penetapan


10

kebijakan dividen mungkin memberi kontribusi terhadap pemahaman mengenai

mengapa perusahaan membayar dividen kas. Penelitian yang dilakukan oleh

Baker dan Powell ini juga memberi kontribusi terhadap riset survei mengenai

kebijakan dividen. Bukti-bukti temuan menunjukkan: (1). Sebagian besar

responden yakin bahwa kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan. (2).

Responden biasanya mengatakan sangat setuju dengan pernyataan mengenai

signaling explanation dari relevansi dividen. (3). Pandangan manajer mengenai

penetapan pembayaran dividen saat ini konsisten dengan yang dilaporkan oleh

manajer menurut wawancara yang dilakukan oleh Litner (1956) (Apriani, 2005).

Survei yang telah dilakukan oleh Farrely, Baker dan Edelman (1985)

dalam Apriani (2005), menunjukkan bahwa manajer kantor pusat yakin kalau

kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan dan bahwa terdapat tingkatan

optimal pembayaran dividen. Dalam praktek sebagian besar perusahaan

membayar dividen meskipun membayar dividen membutuhkan biaya. Investor

akan menggunakan pengumuman dividen sebagai informasi untuk menilai harga

saham perusahaan. Banyak bukti empiris mendukung pandangan mengenai

dividen sebagai signaling (Baker dan Powell, 1999 dalam Apriani (2005).

Penelitian Baskin (1989) menyimpulkan bahwa manajer mungkin dapat

mengembangkan kebijakan dividen untuk mempengaruhi harga sahamnya

(Apriani, 2005). Penelitian yang dilakukan Apriani (2005) menyimpulkan bahwa

pasar bereaksi kuat terhadap pengumuman kenaikan/penurunan dividen, yang

ditunjukkan dengan adanya perbedaan harga saham sebelum dan sesudah

pengumuman kenaikan/penurunan dividen. Penelitian Apriani mendukung


11

penelitian yang dilakukan oleh Aharony, Falk dan Swary (1988) dan Impson

(1997).

Alasan penelitian ini menggunakan dividend payout ratio (DPR) untuk

mewakili kebijakan dividen dikarenakan DPR pada hakikatnya adalah

menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham,

dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. (Miller dan Modigliani,

1961 dalam Saxena, 1995), telah mengembangkan irrelevant dividend, yang

selanjutnya disusul dengan beberapa studi yang membahas tentang pembayaran

dividen dan berbagai variasi dalam kebijakan pembayaran dividen dan berbagai

variasi dalam kebijakan pembayaran dividen dengan memfokuskan pada

ketidaksempurnaan pasar. Brigham (2006) juga mengatakan bahwa manajer

percaya bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang mengikuti dividen

payout ratio yang stabil.

Perekonomian di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor industri

manufaktur. Industri manufaktur memberikan kontribusi yang besar terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB). Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) sampai tahun 2010 sebanyak 170 perusahaan dari 477

perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa peran serta industri manufaktur dalam

perekonomian di Indonesia mempunyai posisi yang dominan. Kelompok industri

manufaktur memiliki target dividend payout ratio paling tinggi dibandingkan

dengan kelompok industri lainnya.


12

Siregar (2010) dalam penelitiannya mengenai pengaruh kinerja keuangan

terhadap harga saham menyimpulkan bahwa ROE dan DER secara parsial dan

simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Susilo (2009) dalam

penelitiannya dengan menggunakan variabel ROE, memiliki pengaruh signifikan

terhadap perubahan harga saham. Penelitian Siregar (2010) didukung juga oleh

Fitriyanti (2009) yang menemukan bahwa variabel DER berpengaruh terhadap

harga saham secara parsial maupun simultan. Lestyorini (2008) juga melakukan

penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham dan

menemukan hasil penelitian yang berbeda dengan Fitriyanti (2009), Susilo (2009)

dan Siregar (2010). Hasil penelitian Lestroyini (2010) dengan menggunakan

variabel keuangan ROE, ROI, EPS dan DER menemukan bahwa secara

individu/parsial hanya ROI dan EPS yang berpengaruh terhadap harga saham dan

secara simultan (ROE ROI, EPS dan DER) berpengaruh terhadap harga saham.

Penelitian Fitriyanti (2009) dengan menggunakan DER dan Jhojor (2009)

menggunakan ROE menemukan hasil parsial serupa yang ditemukan Lestroyini

(2010).

Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap kebijakan dividen

telah banyak dilakukan. Sujasno, (2004) menemukan bahwa cash ratio, debt ratio

dan return investement (ROI) secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan

terhadap DPR (dividend payout ratio). Hartoyo (2008) dengan menggunakan

analisis faktor, menemukan bahwa ROE dan DER berpengaruh terhadap DPR

(dividend payout ratio). Berbeda dengan Marlina dan Danica (2009) dengan

menggunakan variabel keuangan cash position, debt to equity ratio dan return on
13

assets, debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

dividend payout ratio. Nugroho (2004) dengan menggunakan analisis faktor

dalam penelitiannya menemukan bahwa cash ratio tidak berpengaruh terhadap

dividend payout ratio. Lestari (2009) menguji pengaruh faktor-faktor terhadap

dividend payout Ratio dengan salah satu variabel Return on Equity menemukan

bahwa Return on Equity tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend

payout ratio.

Sembiring (2010) yang menguji pengaruh struktur modal dan kebijakan

dividen terhadap harga saham. Hasil penelitian menemukan secara simultan

struktur modal berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya

kebijakan dividen (dividend payout ratio) yang mempunyai pengaruh positif

terhadap harga saham. Hasugian (2008) menemukan hasil yang berbeda dengan

Sembiring (2010), dimana kebijakan dividen sebagai salah satu faktor

independent terhadap harga saham sebagai variabel dependent menunjukkan

bahwa tidak terdapat pengaruh kebijakan dividen secara parsial dan simultan

terhadap harga saham setelah ex dividend day.

Berdasarkan penjelasan dan hasil penelitan secara parsial dan simultan antara

variabel di atas diperoleh bahwa kinerja keuangan yang diwakili oleh likuiditas,

leverage dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang

tercermin dari harga saham. Arus kas merupakan cerminan kinerja manajemen

keuangan dalam mengambil keputusan keuangan. Arus kas di dalam penelitian

ini didefinisikan sebagai likuiditas. Karena likuiditas dapat memberikan

kemakmuran terhadap pemegang saham apabila perusahaan memiliki kas yang


14

benar-benar bebas, untuk dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen dan

memberikan sinyal positif bagi investor mengenai kepemilikan kas perusahaan

untuk membiayai aktivitas produksinya. Hutang dalam penelitian ini di

definisikan sebagai leverage. Hutang merupakan modal yang berasal dari luar

perusahaan yang sifatnya bekerja sementara di dalam perusahaan, dan bagi

perusahaan yang bersangkutan modal tersebut hutang, yang pada saatnya harus

dikembalikan. Semakin tinggi hutang yang dimiliki, semakin kecil kemampuan

perusahaan memenuhi kewajibannya kepada pemegang saham berupa dividen dan

semakin buruk penilaian investor terhadap perusahaan. Investor yang melakukan

investasi di sebuah perusahaan dapat dilihat melalui profitabilitas. Profitabilitas

menunjukkan tingkat pengembalian terhadap sebuah investasi. Semakin tinggi

laba perusahaan, kemampuan untuk mengembalikan dana dalam bentuk dividen

akan semakin tinggi untuk memakmurkan investor atau pemilik saham. Apabila

profitabilitas dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini pada gilirannya akan

menyebabkan peningkatan harga saham karena tingkat pengembalian investasi

tinggi. Pemaksimuman kesejahteraan pemilik perusahaan berpengaruh terhadap

nilai perusahaan, karena akan memberikan sinyal positif bagi investor atau calon

investor.

Kebijakan dividen menarik digunakan sebagai variabel moderasi antara

kinerja keuangan dan nilai perusahaan dalam penelitian ini, karena perusahaan

akan memaksimumkan nilai perusahaan dapat dicapai bila perusahaan

memperhatikan stake holder atau pemegang saham. Keseimbangan pencapaian

tujuan stake holder perusahaan berpeluang mendapatkan keuntungan optimal


15

sehingga kinerja perusahaan akan dinilai baik oleh investor. Kinerja keuangan

yang diwakili oleh likuiditas, leverage dan profitabilitas yang baik akan direspon

positif oleh investor. Respon positif ini akan ditunjukkan dengan meningkatnya

permintaan saham perusahaan. Apabila permintaan saham meningkat sedang yang

sudah memiliki saham tersebut juga enggan menjual (karena kinerja perusahaa

bagus) maka harga saham akan meningkat. Meningkatnya harga saham akan

meningkatkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan salah satu di ukur dengan

mengalikan jumlah saham yang beredar dengan harga pasar saham (Murtini,

2008). Hasil kontroversi pada penelitian mengenai kebijakan dividen sebagai

pemoderasi antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan sebelumnya yang

dilakukan oleh Enggar (2009) pada perusahaan manufakur yang menemukan

kebijakan dividen mampu memoderasi kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Berbeda dengan Murtini (2008) yang menemukan kebijakan dividen tidak mampu

mempengaruhi nilai perusahan.

Penelitian tentang nilai perusahaan menarik untuk diteliti karena berdasarkan

hasil-hasil penelitian sebelumnya masih ditemukan hasil-hasil penelitian yang

kontroversi antara variabel dependent (X) terhadap variabel independent (Y) dan

variabel moderasi (Z). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini tidak

hanya untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan, kebijakan dividen terhadap

nilai perusahaan, dalam penelitian ini kebijakan dividen digunakan sebagai

variabel moderasi antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dan menguji

lebih lanjut hasil penelitian yang diperoleh oleh Enggar (2009) dan Murtini

(2008).
16

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi

pokok permasalahan pada penelitian ini adalah :

1) Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?

2) Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh likuiditas

terhadap nilai perusahaan?

3) Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?

4) Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh leverage

terhadap nilai perusahaan?

5) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?

6) Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas terhadap nilai

perusahaan?

2) Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen pada hubungan

likuiditas dengan nilai perusahaan?

3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh leverage terhadap nilai

perusahaan?
17

4) Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen pada hubungan

leverage dengan nilai perusahaan?

5) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap nilai

perusahaan?

6) Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen pada hubungan

profitabilitas dengan nilai perusahaan?

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan

praktis bagi banyak pihak yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris menyangkut

yaitu pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (kebijakan dividen

sebagai variabel moderating) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

bursa efek indonesia.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapakan mampu memberikan tambahan informasi

sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan di

dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan nilai

perusahaan. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai

pertimbangan dalam membuat keputusan investasi.


18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan teoritis

2.1.2 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi

akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga

saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi

keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan

kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan

perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan

cerminan dari keputusan investasi pendanaan (financing) dan manajemen asset

(Susanti, 2010).

Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari

saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi

transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap

cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang

dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-

peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif

tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan (Untung, dkk, 2006 dalam Susanti, 2010).

Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar,

seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahudin (2008)

18
19

dalam Kusumadilaga (2010). Karena nilai perusahaan dapat memberikan

kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan

meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran

pemegang saham, untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal

menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para professional

diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Nurlela dan Islahuddin, 2008

dalam Kusumadilaga, 2010).

Samuel (2000), Nurlela dan Ishaluddin (2008) dalam Kusumadilaga (2010)

menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value

(nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan

indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Wahyudo (2005),

Nurlela dan Ishaluddin (2008) dalam Kusumadilaga (2010) menyebutkan bahwa

nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia di bayar oleh calon pembeli

andai perusahaan tersebut dijual.

Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu : nilai ditentukan pada harga

yang wajar, penilaian tidak dipengaruhi oleh kelompok pembeli tertentu. Secara

umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian

perusahaan diantaranya adalah : a) pendekatan laba antara lain metode rasio

tingkat laba atau price earning ratio metode kapitalisasi ; b) pendekatan arus kas

antara lain metode diskonto arus kas ; c) pendekatan dividen antara lain

pertumbuhan dividen; d) pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; e)

pendekatan harga saham ; f) pendekatan economic value added (Suharli, 2006

dalam Kusumadilaga, 2010).


20

Tujuan perusahaan pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah

memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut masih

terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai

kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan

meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak

terpengaruh sama sekali. Dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan

bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan.

Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam

bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau

memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak

berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan

mengorbankan para pemegang obligasi (Erlina, 2002).

Susanti (2010), Indikator- indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan

diantaranya adalah:

1) PER (Price Earning Ratio) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar

perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang

diperoleh para pemegang saham (Mohammad Usman, 2001 dalam Malla

Bahagia, 2008). Rumus yang digunakan adalah :

H arg aPasarSaham
PER x 100 % ……………………………………(1)
Laba per lembarsaham
21

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi PER :

a) Tingkat pertumbuhan laba

b) Dividend Payout Ratio

c) Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.

Menurut Yusuf (2005) dalam Susanti (2010), hubungan faktor-faktor

tersebut terhadap price earning ratio dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Semakin tinggi pertumbuhan laba semakin tinggi price earning ratio

nya, dengan kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan price

earning ratio nya bersifat positif. Ini dikarenakan bahwa prospek

perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba,

dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien.

Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi,

yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik,

dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan

kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut,

sehingga saham-saham dari perusahaan yang memiliki tingkat

profitabilitas dan pertumbuhan laba yang tinggi akan memiliki price

earning ratio yang tinggi pula, karena saham-saham akan lebih diminati

di bursa sehingga kecenderungan harganya meningkat lebih besar.

b) Semakin tinggi dividend payout ratio, semakin tinggi price earning

ratio nya. dividend payout ratio memiliki hubungan positif dengan


22

price earning ratio, di mana dividend payout ratio menentukan

besarnya dividen yang diterima oleh pemilik saham dan besarnya

dividen ini secara positif dapat mempengaruhi harga saham terutama

pada pasar modal didominasi yang mempunyai strategi mengejar

dividen sebagai target utama, maka semakin tinggi dividen semakin

tinggi price earning ratio.

c) Semakin tinggi required rate of return (r) semakin rendah price earning

ratio, (r) merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi

investasi saham, atau disebut juga sebagai tingkat keuntungan yang di

isyaratkan. Jika keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut

ternyata lebih kecil dari tingkat keuntungan yang di isyaratkan, berarti

hal ini menunjukkan investasi tersebut kurang menarik, sehingga dapat

menyebabkan turunnya harga saham tersebut dan sebaliknya. Dengan

begitu (r) memiliki hubungan yang negatif dengan price earning ratio,

semakin tinggi tingkat keuntungan yang di isyaratkan semakin rendah

nilai price earning ratio nya.

Price earning ratio adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang

diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar price earning ratio,

maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh

sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.


23

2) PBV (Price Book Value)

Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada

manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang

terus tumbuh (Brigham, 2006)., yang diproksikan dengan :

NilaiPasar
PBV x 100 % ……….……………………………(2)
H arg aSaham

2.1.2 Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individu yang

dibuat secara terus menerus oleh pihak manajemen suatu perusahaan. Kinerja

berarti pula bahwa dengan masukan tertentu untuk memperoleh keluaran tertentu.

Secara implisit definisi kinerja mengandung suatu pengertian adanya suatu

efisiensi yang dapat diartikan secara umum sebagai rasio atau perbandingan antara

masukan dan keluaran. Kinerja perusahaan sebagai emiten di pasar modal

merupakan prestasi yang dicapai perusahaan yang menerbitkan saham yang

mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi (operating result) perusahaan

tersebut dan biasanya diukur dalam rasio-rasio keuangan (Siregar, 2010).

Menurut Fabozzi (1999) dalam Siregar (2010), kinerja suatu perusahaan

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum dapat dibagi dalam dua

kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal

merupakan faktor-faktor yang berada dalam kendali pihak manajemen

perusahaan, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berada di

luar kendali manajemen perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

perusahaan adalah:
24

1). Faktor Internal

a) Manajemen Personalia

Berkaitan dengan sumber daya manusia agar dapat didayagunakan

seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan secara

manusiawi.

b) Manajemen Pemasaran

Berkaitan dengan program-program yang ditujukan untuk mencapai

tujuan perusahaan.

c) Manajemen Produksi

Berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang dan jasa sesuai

dengan yang diharapkan.

d) Manajemen Keuangan

Berkaitan dengan perencanaan, mencari, dan memanfaatkan dana untuk

memaksimumkan efisiensi perusahaan.

2). Faktor Eksternal

a) Kondisi perekonomian

Kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas

politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.

b) Kondisi Industri

Meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan, dan lain-lain.

Pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan ukuran rasio sudah

menjadi suatu parameter yang terbilang umum saat ini. Dalam penelitian-

penelitian yang berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan dilakukan


25

berdasarkan pada ketentuan: (1) hasil penelitian-penelitian sejenis sebelumnya, (2)

menggunakan tolok ukur yang telah ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, (3)

kelaziman dalam praktek, (4) mengembangkan model pengukuran melalui

pengujian secara statistik terlebih dahulu dengan memilih tolok ukur yang sesuai

dengan tujuan penelitian.

Sawir (2005) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang

dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat

kesehatan dari perusahaan tersebut. Nainggolan (2004) dalam Christiani (2010)

menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek

penilaian yang fundamental mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat

dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan, antara

lain : rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas yang

dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.

1) Laporan keuangan

Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi

laba, laporan perubahan posisi keuangan, catatan-catatan dan bagian

integral dari laporan keuangan. (IAI, 1994 dalam Raharjo, 2005).

Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan suatu

perusahaan dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal

sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba mencerminkan hasil-

hasil yang dicapai selama periode tertentu (Riyanto,1995 dalam Raharjo,

2005).
26

Laporan keuangan merupakan data yang dapat memberikan gambaran

tentang keuangan perusahaan untuk itu perlu dilakukan suatu interpretasi

terhadap data keuangan perusahaan pada suatu perusahaan. Dengan

interpretasi terhadap laporan keuangan tersebut maka diharapkan laporan

keuangan dapat memberikan manfaat bagi pemakainya. Adanya analis

data keuangan pada periode tertentu memberikan informasi tentang hasil-

hasil yang telah dicapai dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan

(Raharjo, 2005).

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dengan

segala keterbatasannya dapat menjadi alat dalam mengkomunikasikan data

keuangan suatu perusahaan dengan pihak-pihak berkepentingan. Pihak-

pihak tersebut merupakan pihak yang ingin mengetahui secara mendalam

tentang laporan keuangan suatu perusahaan, maka pihak-pihak tersebut

akan memberikan tekanan metode analisis yang berbeda-beda sesuai

dengan kepentingan masing-masing (Raharjo, 2005).

Harmanto (1992) dalam Raharjo (2005) melalui laporan keuangan

dapat diperoleh informasi-informasi yang penting suatu perusahaan yaitu

berupa:

a) Informasi tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal

perusahaan.

b) Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi, harta atau kekayaan

bersih yang timbul dalam aktivitas perusahaan dalam rangka

memperoleh laba.
27

c) Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai

sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

d) Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan

kewajiban yang disebabkan oleh aktivitas pembelanjaan dan investasi.

e) Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan

keuangan seperti kebijakan akuntansi yang diterapkan di perusahaan.

2) Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan

dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempuyai

hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan hanya

menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos

tertentu dengan pos lainnya, dengan kata penyederhanaan ini dapat menilai

secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya

dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan

memberikan penilaian ( Harahap, 2004).

Adapun rasio keuangan yang populer dan sering digunakan dalam

bisnis adalah :

1) Rasio likuiditas, menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan

semua kebutuhan jangka pendek.

2) Rasio Solvabilitas/leverage, kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.


28

3) Rasio rentabilitas/pofitabilitas, kemampuan perusahaan mendapatkan laba

melalui sumber yang ada, penjualan dan kegiatan lainya.

4) Rasio aktivitas, mengetahui aktivitas perusahaan dalam menjalankan

operasinya baik dalam penjualan dan kegiatan lainnya.

5) Rasio pasar, mengukur pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan yang

dicapai oleh perusahaan.

6) Rasio pertumbuhan, menggambarkan persentasi pertumbuhan perusahaan

dari tahun ke tahun.

2.1.3 Dividen

Salah satu return yang akan diperoleh para pemegang saham adalah dividen.

Menurut Napa (1999: 151) dividen merupakan bagian dari laba bersih yang

dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri). Menurut

Sunariyah (2004: 48) dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan

perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dividen

merupakan proporsi pembagian laba yang diperoleh perusahaan yang dibagikan

kepada para pemegang saham perusahaan.

Menurut Sunariyah (2003:118) dividen yang dibagikan kepada pemegang

saham bisa berupa :


29

1) Dividen Tunai (cash dividend)

Dividen Tunai adalah dividen yang dibayar oleh emiten kepada para

pemegang saham secara tunai setiap lembarnya.

2) Dividen Saham (stock dividend)

Dividen saham merupakan pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu

berupa pemberian tambahan saham kepada pemegang saham dalam jumlah

yang sebanding dengan saham-saham yang dimiliki.

Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy (2001 : 9) dividen yang dibagikan

perusahaan dapat berupa dividen tunai dan dividen saham.

1) Dividen Tunai

Dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen

berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.

2) Dividen Saham

Dividen saham artinya kepada para pemegang saham saham diberikan

dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki oleh

seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen

saham tersebut.

Sedangkan Baridwan (2004 : 233) menyatakan dividen yang dibagikan kepada

para pemegang saham dapat berbentuk :


30

1) Dividen yang berbentuk uang

Pembagian dividen yang paling sering dilakukan adalah dalam bentuk

uang. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per

lembar dikalikan jumlah lembar yang dimiliki.

2) Dividen yang berbentuk aktiva ( selain kas dan saham sendiri)

Dividen yang dibagikan kadang – kadang tidak berbentuk uang tunai,

tetapi berupa aktiva seperti saham perusahaan lain atau barang – barang

hasil produksi perusahaan yang membagikan dividen tersebut. Pemegang

saham yang menerima dividen seperti ini mencatat dalam bukunya dengan

jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya.

3) Dividen saham (stock dividen)

Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi

saham disebut dividen saham. Saham yang diterima berbentuk saham yang

sama dengan yang dimiliki atau saham jenis yang lain.

2.1.3.1 Kontroversi Dividen

Kebijakan dividen masih merupakan masalah yang mengundang perdebatan,

karena terdapat lebih dari satu pendapat. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:

334) pendapat tentang dividen dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1) Dividen dibagi sebesar – besarnya

Argumentasi pendapat ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh

dividen yang dibayarkan. Argumentasi ini mempunyai kesalahan dalam

hal bahwa peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan apabila


31

laba yang diperoleh oleh perusahaan juga meningkat. Perusahaan tidak

bisa membagikan dividen yang makin besar apabila laba yang diperoleh

tidak meningkat. Memang benar kalau perusahaan mampu meningkatkan

pembayaran dividen karena peningkatan laba, harga saham akan naik.

Harga saham tersebut disebabkan karena kenaikan laba dan bukan

kenaikan pembayaran dividen.

2) Dividen tidak relevan

Mereka yang menganut pendapat ini mengatakan bahwa perusahaan bisa

saja membagikan dividen yang banyak ataupun sedikit, asalkan

dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber ekstern, jadi yang

penting adalah apakah investasi yang tersedia diharapkan akan

memberikan NPV yang positif, tidak peduli apakah dana yang

dipergunakan untuk membiayai berasal dari dalam perusahaan (menahan

laba) ataukah dari luar perusahaan (menerbitkan saham baru). Dampak

pilihan keputusan tersebut sama saja bagi kekayaan pemodal, atau

keputusan dividen adalah tidak relevan (the irrelevant of dividend).

3) Dividen dibagikan sekecil – kecilnya

Penganut pendapat bahwa dividen seharusnya dibagikan sekecil –

kecilnya, mengabaikan adanya biaya emisi (floatation cost). Apabila

perusahaan menerbitkan saham baru, perusahaan akan menanggung

berbagai biaya ( yang disebut sebagai floatation cost ), seperti fee untuk

underwriter, biaya notaris, akuntan, konsultan hukum, pendaftaran saham

saham, dan sebagainya, yang berkisar antara 2 – 4 %.


32

Brigham and Houston (2001 : 66) menelaah tiga teori preferensi investor

yaitu :

1) Teori Ketidakrelevanan Dividen

Pendukung utama teori ketidakrelevanan dividen (dividen irrelevance

theory) ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). MM

berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh

kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya,

dengan kata lain nilai suatu perusahaan tergantung semata – mata pada

pendapatan yang dihasilkan aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan

tersebut dibagi di antara dividen dan laba ditahan.

2) Teori ”bird-in-the-hand”

Pandangan MM untuk teori yang menyatakan bahwa nilai perusahaan akan

dimaksimalkan dengan menentukan rasio pembagian dividen yang tinggi.

3) Teori Preferensi Pajak

Ada 3 alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa

investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari

pada yang tinggi, yaitu :

a) Tarif pajak untuk pendapatan dividen yang tinggi bila dibandingkan

dengan tarif pajak untuk keuntungan modal membuat investor yang

kaya (yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian

besar dividen yang dibayarkan) mungkin lebih suka perusahaan

menahan dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan.


33

Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga

saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan

menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi.

b) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual karena

adanya efek nilai waktu.

c) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal,

sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang. Ahli

waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada

hari kematian sebagai dasar biaya, dengan demikian terhindar dari

pajak keuntungan modal.

2.1.3.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Ridwan Sudjaja dan Berlian (2001: 230-231) faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen :

1) Peraturan Hukum

Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat dibayar

dari laba yang terdahulu dan laba sekarang. Peraturan mengenai tindakan

yang merugikan modal. Melindungi para kreditor dengan melarang

pembayaran dividen yang menyedot → membagikan investasinya bukan

membagikan keuntungan Peraturan mengenai tak mampu bayar.

Perusahaan boleh tidak membayar dividen jika tidak mampu

(bangkrut→jumlah hutang lebih besar dari jumlah harta).


34

2) Faktor keuangan dan ekonomi

a). Posisi Likuiditas

Laba ditahan biasanya di investasikan dalam bentuk aktiva yang

diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun

terdahulu sudah di investasikan dalam bentuk mesin dan peralatan,

persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk

uang tunai. Suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin

saja tidak membayar dividen karena keadaan likuiditasnya.

b). Perlunya membayar kembali pinjaman

Jika perusahaan telah membuat penjaman untuk memperluas usahanya

atau untuk pembiayaan lainnya, maka ia dapat melunasi penjamannya

pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan

untuk melunasi pinjaman itu nantinya, diputuskannya bahwa pinjaman

itu akan dilunasi, maka biasanya harus ada laba ditahan.

c). Keterbatasan karena kontrak pinjaman

Kontrak pinjaman apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang

seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen tunai. Pembatasan-pembatasan itu dimaksudkan untuk

melindungi para kreditur.


35

d). tingkat penjualan aktiva

Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin banyak dana yang

dibutuhkan di kemudian hari dan semakin banyak laba yang harus

ditahan dan tidak dibayarkan.

e). Tingkat laba

Laba dibagikan kepada para pemegang saham atau tetap ditahan di

perusahaan untuk digunakan kembali.

f). Stabilitas laba.

Perusahaan yang labanya relatif teratur seringkali dapat

memperkirakan bagaimana laba di kemudian hari. Perusahaan seperti

itu kemungkinan besar akan membagikan labanya dalam bentuk

dividen dengan presentasi yang lebih besar dibandingkan dengan

perusahaan yang labanya berfluktuasi.

i) Keputusan kebijakan dividen

Hampir semua perusahaan ingin mempertahankan dividen per lembar

saham pada tingkat yang konstan. Nilai dividen selalu terlambat

dibandingkan dengan nilai keuntungan, artinya dividen itu baru akan

dinaikkan jika sudah jelas bahwa meningkatnya laba itu benar-benar

mantap dan nampak cukup permanen. Sekali dividen naik, maka segala

daya dan upaya yang akan dikerahkan supaya tingkatan yang baru itu
36

dapat terus dipertahankan. Laba akan tetap dipertahankan sampai

betul-betul jelas bahwa labanya memang tak mungkin pulih kembali.

Menurut Harjito dan Martono (2005) pertimbangan manajerial dalam

menentukan kebijakan dividen adalah :

1) Kebutuhan dana bagi perusahaan

Semakin besar Kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil

kemampuan untuk membayarkan dividen. Penghasilan perusahaan akan

digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua

proyek investasi yang menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran

dividen.

2) Likuiditas perusahaan

Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam

kebijakan dividen. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin

besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar

pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

3) Kemampuan untuk meminjam

Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk

mendapatkan pinjaman, hal ini merupakan fleksibilitas keuangan yang

tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi.

4) Pembatasan – pembatasan dalam perjanjian utang

Ketentuan perlindungan (protective covenant) dalam suatu perjanjian

utang sering mencantumkan pembatasan terhadap pembayaran dividen.


37

Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan

perusahaan tersebut untuk membayar utangnya. Biasanya, pembatasan ini

dinyatakan dalam persentase maksimum dari laba kumulatif.

5) Pengendalian perusahaan

Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka

perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui

penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi yang

menguntungkan. Bertambahnya jumlah saham yang beredar, ada

kemungkinan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi dapat

mengendalikan perusahaan karena jumlah saham yang mereka kuasai

menjadi berkurang dari seluruh saham yang beredar. Dianggap berbahaya

bila perusahaan terlalu besar membayar dividennya, sehingga

pengendalian perusahaan menjadi berpindah tangan.

2.2 Kajian Empirik

2.2.1 Pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.

Penelitian mengenai pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan telah

diteliti oleh Siregar (2010) dengan obyek peneltian perusahaan manufaktur

periode 2006-2008. Menggunakan teknik purposive sampling sampel yang

diperoleh 61 perusahaan. Hasil penelitian menemukan secara parsial dan simultan

likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin melalui harga

sahamnya. Dalam penelitian di interpretasikan nilai koefisien likuiditas adalah


38

negatif yang artinya semakin tinggi likuiditas semakin rendah nilai perusahaan

yang tercermin melalui harga saham. Interpretasi menyebutkan hal tersebut terjadi

dikarenakan kondisi ekonomi dan persepsi subjektif dari investor. Penelitian

Siregar (2010) didukung oleh Ervin (1998) yang menguji relevansi-nilai relatif

laba dan arus kas tindakan dalam konteks siklus kehidupan perusahaan. Laba

diperkirakan lebih nilai-relevan dalam tahap dewasa. Arus kas diharapkan

menjadi nilai relevan secara bertahap ditandai dalam tahap pertumbuhan dan

penurunan perusahaan. Hasil penelitian mendukung hipotesis bahwa laba lebih

nilai-relevan daripada operasi, investasi atau arus kas pembiayaan dalam tahap

siklus kehidupan dewasa. Pada start-up investasi nilai arus kas yang lebih relevan

daripada laba dalam tahap pertumbuhan dan penurunan arus kas operasi lebih

memiliki nilai-relevant daripada laba. Penelitian Siregar (2010) dan Ervin (1998)

didukung oleh Hartini (2010) yang menemukan secara parsial dan simultan

likuiditas memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin pada harga

sahamnya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

likuiditas sebagai variabel dependen untuk meguji pengaruhnya terhadap nilai

perusahaan. Menurut Helfert (2000) ukuran likuiditas dengan analisis ratio dari

sudut pemberi jaminan dapat dinilai melalui rasio kas (cash ratio). Berbeda

dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini tidak hanya menjelaskan

pengaruh secara langsung variabel likuiditas (dependen) dan nilai perusahaan

(independen). Penelitian juga memasukkan variabel kebijakan dividen sebagai


39

variabel moderasi untuk menjelaskan pengaruhnya antara hubungan variabel

likuiditas terhadap nilai perusahaan.

2.2.2 Pengaruh kebijakan dividen terhadap likuiditas dan nilai perusahaan.

Penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen tersebut telah diteliti oleh

Murtini (2008) obyek penelitian perusahaan manufaktur tahun 2000-2004 dengan

sampel 22 perusahaan. Penelitian Murtini (2008) menyatakan likuiditas yang

dinilai dari arus kas bebas perusahaan memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan. Arus kas bebas mencerminkan kinerja manajemen keuangan dalam

mengambil keputusan keuangan. Nilai perusahaan dapat memberikan

kemakmuran pemegang saham apabila perusahaan memiliki kas yang benar-

benar bebas, yang dapat dibagikan kepada pemilik saham sebagai dividen. Hasil

penelitian tersebut didukung oleh Hartini (2010) yang menyatakan terdapat

hubungan antara nilai perusahaan dengan pembayaran dividen, arus kas bersih,

leverage dan earnings per share yang diharapkan setiap tahun oleh perusahaan

bahwa dividen menunjukkan hal yang pasti berkaitan dengan apresiasi harga

saham. Semakin tinggi nilai kesehatan suatu perusahaan akan memberikan

keyakinan kepada pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau

capital gain) di masa yang akan datang.

Perbedaan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan

kebijakan dividen sebagai variabel moderasi untuk menjelaskan pengaruhnya

antara hubungan likuiditas terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini memiliki

persamaan dengan penelitian yang dilakukan Lisa dan Clara (2009), Hartoyo

(2008), Sujasno (2004), Nugroho (2004), Lestari (2009), Duha Al- Kuwari, Anil
40

dan Kapoor (2008) terletak pada proxy kebijakan dividen yang digunakan yaitu

dividend payout ratio. Dividend payout ratio pada hakikatnya menentukan porsi

keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan

ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. Brigham (2006) juga menyatakan bahwa

manajer percaya bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang mengikuti

dividend payout ratio yang stabil. Persamaan lainnya yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan likuiditas sebagai salah satu perwakilan kinerja

keuangan yang digunakan dalam penelitian ini seperti penelitian Murtini (2008)

yang menggunakan arus kas bebas.

2.2.3 Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.

Penelitian mengenai pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan telah

diteliti oleh Jhohor (2009) meneliti pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan

pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia dengan hasil

penelitian secara parsial variabel leverage tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan, tetapi secara simultan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian Jhojor (2009), Hartini (2010)

menemukan leverage secara parsial dan simultan memiliki pengaruh terhadap

harga saham dengan meyimpulkan investor tidak melihat perusahaan dari faktor

leverage-nya. Hasil penelitian serupa dengan Hartini (2010) di dukung oleh

Fitriyanti (2009) dan Siregar (2010) dengan menggunakan uji F dan t

menunjukkan bahwa leverage secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh

terhadap nilai perusahaan.


41

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

leverage sebagai variabel dependen untuk menguji pengaruhnya terhadap nilai

perusahaan. leverage digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui cerminan

struktur modal perusahaan untuk memenuhi kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya jangka pendek maupun jangka panjangnya.

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini tidak hanya

menjelaskan pengaruh secara langsung variabel leverage (dependen) dan nilai

perusahaan (independen). Penelitian juga memasukkan variabel kebijakan dividen

sebagai variabel moderasi untuk menjelaskan pengaruhnya antara hubungan

variabel leverage terhadap nilai perusahaan.

2.2.4 Pengaruh Kebijakan dividen terhadap leverage dan nilai perusahaan.

Penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen tersebut telah diteliti oleh

Hartini (2010) yang menyatakan terdapat hubungan antara nilai perusahaan

dengan pembayaran dividen, arus kas bersih, leverage dan earnings per share

yang di harapkan setiap tahun oleh perusahaan bahwa dividen menunjukkan hal

yang pasti berkaitan dengan apresiasi harga saham. Semakin tinggi nilai kesehatan

suatu perusahaan akan memberikan keyakinan kepada pemegang saham untuk

memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa yang akan datang.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaaan

kebijakan dividen sebagai variabel moderasi antara variabel leverage dan nilai

perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Nugroho

(2004), Lestari (2009) adalah penggunaan kebijakan dividen dengan variabel


42

proxy dividend payout ratio yang berguna memberikan informasi kepada investor

dan penggunaan variabel leverage yang sama dengan penelitian Hartini (2010).

2.2.5 Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Penelitian mengenai profitabilitas terhadap nilai perusahaan telah dilakukan

oleh Susilo (2009) meneliti pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan

yang tercermin melalui harga sahamnya pada perusahaan perbankan yang

terdaftar pada bursa efek indonesia tahun 2005-2007. Hasil penelitian menemukan

secara parsial dan simultan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bisa dijelaskan bahwa penilaian

prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk

menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan

elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan

di masa yang akan datang. Hasil penelitian Susilo (2009) didukung oleh

Lestroyini (2008), Fitriyanti (2009) dan Siregar (2010) secara parsial dan simultan

profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian

Rob et al. (2003) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

nilai perusahaan.

Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya terletak pada profitabilitas

sebagai variabel dependen. Profitabilitas digunakan dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembalian yang akan diberikan kepada

pemegang saham, jika tingkat pengembalian tinggi sebuah investasi dimiliki

sebuah perusahaan akan memberikan sinyal positif bagi investor dalam


43

melakukan penilaian. Semakin tinggi profitabilitas semakin tinggi pemaksimalan

kesejahteraan pemegang saham sehingga berdampak pada nilai perusahaan yang

tercermin pada harga sahamnya. Berbeda dengan penelitian-penelitian

sebelumnya, penelitian ini tidak hanya menjelaskan pengaruh secara langsung

variabel profitabilitas (dependen) dan nilai perusahaan (independen). Penelitian

juga memasukkan variabel kebijakan dividen sebagai variabel moderasi untuk

menjelaskan pengaruhnya antara hubungan variabel profitabilitas terhadap nilai

perusahaan.

2.2.6 Pengaruh kebijakan dividen terhadap profitabilitas dan nilai

perusahaan.

Penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap profitabilitas dan

nilai perusahaan ini berkaitan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan

oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Erlangga (2009) pada perusahaan

manufaktur periode 2004-2007 yang terdaftar di BEJ, dengan hasil penelitian

menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

dan kebijakan dividen dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap

nilai perusahaan. Penelitian Erlangga didukung oleh Wardani (2009), Sembiring

(2010), Nova (2010) dan Eugene and Kenneth (1997) menyimpulkan bahwa

pengaruh dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan Murtini (2008) pada perusahaan manufaktur

yang melakukan pembagian dividen minimal 2 tahun berturut-turut pada tahun

2000-2004. Hasil penelitian menemukan bahwa nilai perusahaan tidak

dipengaruhi oleh kebijakan dividen dengan menyatakan besarnya dividen yang


44

dibagikan pada pemegang saham tidak mempengaruhi nilai perusahaan, hal ini

menunjukkan bahwa dividen tidak memiliki kandungan informasi sehingga

besarnya dividen tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian Murtini

(2008) didukung oleh Hasugian (2008) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh kebijakan dividen secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan

yang tercermin melalui harga saham. Berdasarkan hasil penelitian bahwa

kebijakan dividen tidak dapat dipergunakan untuk meramalkan harga saham oleh

para investor.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian-peneltian sebelumnya terletak

pada nilai perusahaan sebagai variabel independen. Seperti peneltian Erlangga

(2009) yang menggunakan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi dan

profitabilitas sebagai variabel dependen. Perbedaannya dengan penelitian

Erlangga (2009) adalah dari kinerja keuangan dalam penelitian ini diwakili oleh

likuiditas, leverage, dan profitabilitas sebagai variabel dependen dan penggunaan

proxy yang sama dengan penelitian Kim et al. (2008) Tobins q di sini digunakan

sebagai proksi nilai perusahaan. Rasio ini merupakan konsep yang berharga

karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil

pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental Herawati, (2008) dalam

Susanti, (2010).
45

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Pada dasarnnya manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai

perusahaan. Dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik

perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan

lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai utang

perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat di

simpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat

untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka

tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimilisasi nilai saham

kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan

memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya

mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi

(Erlina, 2002).

Kinerja keuangan menjadi salah satu aspek penilaian yang fundamental

mengenai kondisi yang dimiliki perusahaan (Nainggolan, 2004 dalam Christiani,

2010). Masyarakat atau calon investor dalam berinvestasi mempertimbangkan

beberapa hal yang berhubungan dengan informasi yang dapat mereka pergunakan

sebagai dasar keputusan investasi, di antaranya adalah mengenai kinerja keuangan

perusahaan. Baik-buruknya kinerja keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dapat

dilihat dari laporan keuangannya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan

45
53
46

merupakan salah satu indikator yang di pergunakan oleh investor untuk menilai

suatu perusahaan yang terekspresikan adalah harga pasar saham di bursa efek.

Semakin baik kinerja keuangan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang

akan di dapatkan oleh investor. Investor akan berusaha mencari perusahaan yang

memiliki kinerja yang terbaik dan menanamkan modalnya pada perusahaan

tersebut dengan jalan membeli saham-sahamnya. Dapat dikatakan perolehan

modal perusahaan akan meningkat apabila perusahaan memiliki reputasi baik

yang tercermin dalam laporan keuangannya (Christiani, 2010).

Pada umumnya tujuan investor melakukan investasi saham adalah untuk

mendapatkan keuntungan yaitu capital gain ataupun dividen. Dividen merupakan

sebagian dari laba bersih perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham.

Dalam hal ini pemegang saham berharap untuk mendapatkan dividen dalam

jumlah yang besar atau minimal relative sama setiap tahun. Perusahaan juga

menginginkan laba ditahan dalam jumlah relative besar agar leluasa melakukan

reinvestasi. Perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan

bijaksana untuk memenuhi dua kepentingan yang berbeda. Pembuatan keputusan

yang tepat dalam kebijakan dan pembayaran dividen dapat memaksimalkan nilai

perusahaan dan nilai para pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan oleh nilai

modal sendiri dan nilai hutang (Hasugian, 2008).

Kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi pengaruh kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan, hal ini di karenakan kebijakan dividen menjadi pusat

perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditor, maupun pihak

eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan


47

perusahaan (Kartika, 2005 dalam Erlangga, 2009). Dividen memiliki atau

mengandung informasi sebagai syarat prospek perusahaan (Rozeff, 1982 dalam

Erlangga, 2009). Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham,

maka kinerja perusahaan akan dianggap semakin baik, dan pada akhirnya

penilaian terhadap perusahaan yang tercermin melalui harga saham akan semakin

baik pula.

Rasio keuangan yang diduga mempengaruhi dividend payout ratio dan

Nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah : Likuiditas yang diproksikan

dengan cash ratio, rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membayar hutang yang harus segera dipenuhi (hutang lancar)

dari kas yang tersedia dalam perusahaan dan dari surat berharga yang dapar segera

diuangkan. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melunasi

hutang lancarnya lebih tepat waktu di bandingkan current ratio maupun quick

ratio. Hal ini di sebabkan karena current ratio mengandung akun piutang dagang

dan persediaan. Sedangkan quick ratio mengandung akun piutang dagang dimana

kedua akun tersebut relatif lama untuk berubah menjadi kas.

Kedua adalah Leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio, aturan

struktur financial konservatif memberikan batas imbangan yang harus

dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dan modal

sendiri. Diasumsikan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus di

bangun dari modal sendiri yaitu modal yang tahan risiko maka aturan financial

tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun

tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Jika perusahaan menggunakan


48

modal yang berasal dari pinjaman maka akan menimbulkan beban tetap berupa

bunga pinjaman. Jika perusahaan menggunakan modal yang berasal dari pemilik

perusahaan (modal sendiri), maka perusahaan wajib memberikan balas jasa dalam

bentuk dividen. Semakin besar pembelanjaan perusahaan yang menggunakan

modal dari para pemegang sahamnya maka semakin besar pula dividen yang harus

dibagikan. Para kreditur umumnya senang bila rasio ini rendah, semakin rendah

rasio tersebut berarti semakin tinggi tingkat pembelanjaan perusahaan yang

disediakan oleh para pemegang saham dan semakin besar tingkat perlindungan

kreditur dari kehilangan uang yang di investasikan ke perusahaan tersebut. Data

yang diperoleh selama periode 1986-1993 menunjukkan adanya keragaman yang

tinggi dari nilai debt to equity ratio (DER) pada tiga kelompok industri.

Kelompok industri manufaktur, industri keuangan, dan industri lain-lain

mempunyai nilai DER masing-masing sebesar 110.84%, 607.29%, dan 77.36%.

Perbedaan yang tinggi pada nilai DER berdasarkan kelompok industri tersebut

menjadi menarik untuk diteliti.

Rasio terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas

yang diproksikan dengan ROE. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba berdasarkan modal sendiri yang dimiliki. Semakin

tinggi tingkat laba yang diperoleh, maka kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen juga akan semakin tinggi dan harga saham yang akan dihasilkan

perusahaan akan semakin tinggi.

Berdasarkan pembahasan di atas maka kerangka konsep dari penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut :


49

Gambar 3.1
Kerangka Konseptual

Likuiditas Profitabilitas Leverage


(X1) (X2) (X3)

H5 H3
H1

H4
H6
Kebijakan Dividen
H2 (Z)

Nilai Perusahaan
(Y)

3.2 Hipotesis

Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka hipotesis dapat dirumuskan

sebagai berikut.

H1 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

H2: Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

likuiditas terhadap nilai perusahaan.

H3: Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

H4: Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

leverage terhadap nilai perusahaan.

H5 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

H6: Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan.


50

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Identifikasi Variabel

Pengujian hipotesi dan analisis data dalam penelitian ini dapat di identifikasi

variabel-variabel yang akan digunakan dalam model penelitian yaitu:

1) Dependent variable (Ŷ) atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah nilai perusahaan.

2) Independent variabel (X) atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kinerja keuangan yang terdiri dari likuiditas, leverage

dan profitabilitas.

3) Moderating Variabel (Z) adalah variabel yang memperkuat atau

memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variabel

dependen (Kusimadilaga, 2010). Variabel Moderating yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Kebijakan Dividen.

4.2 Definisi Operasional Variabel

1) Nilai perusahaan

Nilai perusahaan adalah nilai laba yang masa akan datang di

ekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi,

2001 dalam Kusumadilaga, 2010). Data yang digunakan adalah laporan

50
51

keuangan dan jumlah lembar saham pada perusahaan manufakur yang

secara berturut-turut membagikan dividen pada tahun 2006-2009 yang

diperoleh melalui (www.idx.co.id). Alar ukur yang digunakan untuk nilai

perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tobins Q, Tobins Q

adalah perbandingan antara market value of equity ditambah dengan hutang

(debt) dengan book market value ditambah dengan hutang (debt) (Susanti,

2010).

Menurut Yuniasih,dkk (2007) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

diukur melalui Tobins Q, yang diformulasikan (dengan satuan persentase)

Tobins Q ={(CP x Jumlah Saham) + TL + I)} – CA


……….……………(3)
TA

Dimana :

Tobins Q = Nilai perusahaan


CP = Closing Price
TL = Total Liabilities
I = Inventory
CA = Current Assets
TA = Total Assets

2)Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Likuiditas

Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Data

yang digunakan untuk menilai likuiditas dalam penelitian ini adalah


52

laporan keuangan pada perusahaan manufakur yang secara berturut-

turut membagikan dividen pada tahun 2006-2009 yang diperoleh

melalui (www.idx.co.id). Likuiditas dalam penelitian ini diwakili oleh

cash ratio. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk

membayar utang yang segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam

perusahaan dan efek yang dapat segera di uangkan (Riyanto, 2001

:332). Secara matematis, cash ratio dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (dengan menggunakan

persentase):

Kas Efek
Cash Ratio x 100 % ……………………………(4)
Utang Lancar

b) Profitabilitas

Profitabilitas memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola

modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari

investasi yang telah dilakukan oleh pemilik modal sendiri atau

pemegang saham (Sawir, 2005). Data yang digunakan untuk menilai

Profitabilitas dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pada

perusahaan manufakur yang secara berturut-turut membagikan dividen

pada tahun 2006-2009 yang diperoleh melalui (www.idx.co.id).

Profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh return on equity. Return

on equity merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan modal sendiri. Secara matematis, return on equity dapat


53

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (dengan satuan

persentase):

Laba Bersih Setelah Pajak


Re turn on Equity x 100% ………...…(5)
Modal Sendiri

c) Leverage

Leverage adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansialnya yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang

jangka panjangnya. Data yang digunakan untuk menilai leverage dalam

penelitian ini adalah laporan keuangan pada perusahaan manufakur

yang secara berturut-turut membagikan dividen pada tahun 2006-2009

yang diperoleh melalui (www.idx.co.id). Leverage didalam penelitian

ini diwakili oleh debt to equity ratio. Debt to equity ratio adalah rasio

yang merupakan perbandingan antara total utang dengan modal sendiri.

Secara matematis, debt to equity ratio dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (dengan satuan persentase):

Total Utang
Debt to Equity Ratio x 100 % ……(6)
Total Modal Sendiri

3)Kebijakan Dividen (Z)

Kebijakan dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan

penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Kebijakan dividen dalam penelitian ini diwakili oleh dividend payout ratio.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan pada perusahaan manufakur

yang secara berturut-turut membagikan dividen pada tahun 2006-2009 yang


54

diperoleh melalui (www.idx.co.id). Menurut Keown et al. (2005 :148)

dividend payout ratio adalah jumlah dividen relatif terhadap net income

perusahaan atau earning per share. Menurut Harjito, A dan Martono (2005)

menyatakan bahwa dividend payout ratio merupakan rasio yang

menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang

saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Secara matematis, Dividen

Payout Ratio dapat dinyatakan dengan rumus (dengan menggunakan

persentase) :

Dividen per Share


Dividen Payout Ratio x 100 % ……………………(7)
Earning per Share

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan–perusahaan pada sektor

manufaktur yang telah terdaftar Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 dan

membagikan dividen dari tahun 2006-2009 yaitu sebanyak 170 perusahaan sektor

manufaktur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non random

Sampling. Menurut Nata Wirawan (2002 : 115) Non Random Sampling adalah

suatu cara pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan

tertentu, sehingga setiap anggota populasi tidak mendapat kesempatan yang sama

untuk terpilih menjadi anggota sampel. Pada penarikan sampel dengan cara ini

pandapat dan pengetahuan dari peneliti akan menjadi dasar pemilihan anggota

populasi untuk dipilih sebagai sampel. Subyektivitas dari peneliti sangat berperan

di dalam pemilihan sampel. Cara pengambilan sampel yang termasuk ke dalam


55

penarikan sampel yang bersifat tidak acak ini adalah penarikan sampel bertujuan

(purposive sampling), yaitu adalah suatu cara pengambilan sampel dengan tujuan

tertentu, anggota-anggota sampel akan dipilih sedemikan rupa, sehingga sampel

yang dibentuk tersebut dapat mewakili (mencerminkan) sifat-sifat populasi

induknya. Sampel tersebut adalah perusahaan-perusahaan Sektor Manufaktur di

Bursa Efek Indonesia yang secara berturut-turut membagikan dividen selama

periode penelitian 2006-2009. Jumlah dalam kriteria sebanyak 30 perusahaan dari

170 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek.

4.4 Jenis Dan Sumber Data

4.4.1 Jenis data

Berdasarkan sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.

1) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau yang diangkakan

(Sugiyono, 2003 : 14). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah berupa

laporan keuangan dari perusahaan manufaktur periode 2006-2009 yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2) Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata,

kalimat, skema atau gambar ( Sugiyono, 2003 : 14 ). Data kualitatif dalam

penelitian ini adalah penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan

yang menjadi sampel dalam penelitian ini.


56

4.4.2 Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini

seluruhnya adalah data sekunder eksternal, yaitu data yang tidak langsung di dapat

dari perusahaan, tapi diperoleh dalam bentuk data yang telah dikumpulkan, diolah

dan dipublikasikan oleh pihak lain yaitu Bursa Efek Indonesia berupa, data

melalui internet (www.idx.co.id) dalam hal ini data keuangan dari tahun 2006-

2009.

4.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi non prilaku. Observasi non prilaku adalah metode pengumpulan data

dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Dengan

metode ini semua data diperoleh melalui pengumpulan data dengan cara

mengamati, mencatat serta mempelajari uraian – uraian dari buku – buku, karya

ilmiah berupa jurnal, tesis dan dokumen – dokumen yang terdapat dalam

Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) tahun 2006-2009.

4.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan permasalahan

dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi. Analisis ini

dipergunakan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh

kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai


57

moderating variabel pada perusahaan sektor manufaktur di bursa efek Indonesia

tahun 2006-2009 dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service

Solutions).

4.6.1 Analisis Regresi

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan

untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata

variabel dependen berdasarkan nilai variabel yang diketahui (Gujarati, 2007).

Menurut Ghozali (2006) ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir

nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistic F dan nilai

statistik t. perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya

disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah H0 diterima.

Data yang telah di kumpulkan akan di analisis menggunakan alat bantu

analisis statistik yaitu :

1) Likuiditas

a) Analisis regresi linier sederhana.

Y= + b1X1 + ei .............................................................................(8)

b)Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA).

Y= + b1X1+ b2Z+b3X1.Z + ei ......................................................(9)

Y = Nilai perusahaan

= Konstanta
58

b1-b3 = Koefisien regresi

X1 = Likuiditas

Z = Kebijakan dividen

X1Z = Interaksi antara likuiditas dengan kebijakan dividen

ei = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

2) Leverage

a) Analisis regresi linier sederhana.

Y= + b1X2 + ei ...........................................................................(10)

b)Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA).

Y= + b1X2+ b2Z+b3X2.Z + ei ....................................................(12)

Y = Nilai perusahaan

= Konstanta

b1-b3 = Koefisien regresi

X2 = Leverage

Z = Kebijakan dividen

X2Z = Interaksi antara leverage dengan kebijakan dividen

ei = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

3) Profitabilitas

a) Analisis regresi linier sederhana.

Y= + b1X3 + ei ..........................................................................(13)
59

b)Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA).

Y= + b1X3+ b2Z+b3X3.Z + ei .....................................................(14)

Y = Nilai perusahaan

= Konstanta

b1-b3 = Koefisien regresi

X3 = Profitabilitas

Z = Kebijakan dividen

X3Z = Interaksi antara profitabilitas dengan kebijakan dividen

ei = Error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

Uji Interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis

(MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear di mana dalam

persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih

variabel independen) (Ghozali, 2006). Variabel perkalian antara Kinerja

Keuangan (Likuiditas X1, Leverage X2 dan Profitabilitas ,X3) dan Kebijakan

dividen (Z) merupakan variabel moderating oleh karena menggambarkan

pengaruh moderating variabel Kebijakan dividen (Z) terhadap hubungan Kinerja

Keuangan (X) dan Nilai Perusahaan (Ŷ).

Jogiyanto (2010) menyatakan pengujian terhadap efek moderasi dapat

dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :


60

a) Efek Moderasi dilihat dari kenaikan R2 persamaan regresi yang berisi

dengan efek-efek utama dan efek moderasi dari persamaan regresi yang

hanya berisi dengan efek utama saja.

b) efek moderasi juga dapat dilihat dari signifikansi koefisien b3 dari interaksi

(VI*VMO).

Arsintadiani dan Harsono (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

hasil interaksi variabel independen (VI) dan variabel dependen (VD) dengan

memasukkan variabel Moderating (VMO). Nilai efek-efek utama dan efek

moderasi (VI*VMO) jika mengalami peningkatan nilai R square dari efek utama,

peningkatan R square tidak signifikan karena tingkat signifikansi b3 (VI*VMO) >

0.05 ( Los = 5 %) dan dikatakan signifikan jika tingkat signifikansi b3 (VI*VMO)

< 0.05 ( Los = 5 %).

Sebelum model regresi, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi

klasik yang meliputi uji normalitas dan uji heteroskedastisitas serta untuk

memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali, 2006) :

1) Uji normalitas

Asumsi data telah berdistribusi normal adalah salah satu asumsi yang

penting dalam melakukan penelitian dengan regresi. Uji ini bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen,

dependen dan moderasi terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian

dalam penelitian dengan melihat normal probability plot, di mana pada


61

grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal

serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

2) Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2006 : 105). Cara memprediksi ada

tidaknya heteroskedastis pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar

scatterplot model tersebut. Adapun dasar analisisnya adalah sebagai

berikut :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar kemudian menyempit ),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan Uji t ( Uji Signifikansi

Parameter Individual) secara statistik yaitu sebagai berikut : Uji statistik t

dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Kusumadilaga, 2010). Dasar pengambilan keputusannya

adalah:

a. Jika t-hitung < t-tabel, maka variabel independen secara individual

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis ditolak).


62

b. Jika t-hitung > t-tabel, maka variabel independen secara individual

berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis diterima). Uji t

dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing

variabel pada pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan

significance level 0,05 (α=5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α

maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikansi), yang

berarti secara individual variabel independen tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai

signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan), berarti secara individual variabel independen mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.


63

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Statistik Deskriptif

Pada bagian ini akan dideskripsikan data masing-masing variabel pada

tahun 2006-2009 yang telah diolah dilihat dari nilai rata-rata dan standar

deviasi dari masing variabel;

Tabel 5.1

Likuiditas (X1) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan Dividen (Z)

Des criptive Statistics

Mean Std. Dev iation N


y 1.80134 2.604522 120
x1 72.35497 85.777520 120
z 45.92833 38.403287 120
x1z 2967.507 4544.740488 120

Sumber : data yang diolah, 2011

Tabel 5.2

Leverage (X2) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan Dividen (Z)

Des criptive Statistics

Mean Std. Dev iation N


y 1.80134 2.604522 120
x2 105.66651 174.967419 120
z 45.92833 38.403287 120
x2z 4929.462 7186.354016 120

Sumber : data yang diolah, 2011

63
64

Tabel 5.3

Profitabilitas (X3) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan Dividen (Z)

Des criptive Statistics

Mean Std. Dev iation N


y 1.80134 2.604522 120
x3 21.39542 17.667563 120
z 45.92833 38.403287 120
x3z 1154.091 1887.415571 120

Sumber : data yang diolah,2011

Berdasarkan statistik deskriptif yang tersaji pada Tabel 5.1, Tabel 5.2

menunjukkan nilai perusahaan yang diukur menggunakan Tobins Q. (Rimba,

2010) rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan

estimasi pasar keuangan saat ini tentang hasil pengembalian dari setiap dolar

investasi inkremental. Berdasarkan Tabel 5.1, 5.2, 5.3 nilai rata- rata 1.80

persen dengan nilai standar deviasi 2.60 persen yang berarti variasi data

sangat besar (lebih dari 30 persen dari mean ). Tobins Q dengan nilai terendah

sebesar -0.31 yaitu perusahaan PT Mustika Ratu tbk dan yang tertinggi

12.55 yaitu perusahaan Delta Djakarta tbk. Nilai rata-rata Tobins Q sebesar

1.80 persen menunjukkan bahwa efektivitas manajemen perusahaan

penelitian dalam memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomi sebesar 1.80

persen.

Hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata likuiditas yang

diukur dengan dengan Cash ratio sebesar 72.35 persen dengan nilai standar

deviasi sebesar 85.77 persen, yang berarti variasi data sangat besar (lebih dari

30 persen dari mean). Cash ratio dengan nilai terendah sebesar 1,27 persen
65

yaitu perusahaan Multi Bintang Indonesia tbk dan nilai tertinggi sebesar

426.99 persen yaitu perusahaan Lion Metal Works tbk. Nilai rata-rata cash

ratio sebesar 72.35 persen menunjukkan kemampuan perusahaan membayar

utang yang harus dipenuhi dengan kas tersedia dalam perusahaan.

Hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata leverage yang

diukur dengan dengan debt to equity ratio sebesar 105.66 persen dengan nilai

standar deviasi sebesar 174.96 persen, yang berarti variasi data sangat besar

(lebih dari 30 persen dari mean). Debt to equity ratio dengan nilai terendah

sebesar 10.42 persen yaitu perusahaan Mustika Ratu tbk dan nilai tertinggi

sebesar 1765.66 persen yaitu perusahaan Malindo Feedmil tbk. Nilai rata-

rata debt to equity ratio sebesar 105.66 persen menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban finansialnya yang terdiri dari

utang jangka pendek dan utang jangka panjangnya.

Hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata profitabilitas

yang diukur dengan dengan return on equity sebesar 21.39 persen dengan

nilai standar deviasi sebesar 17.66 persen, yang berarti variasi data sangat

besar (lebih dari 30 persen dari mean). Return on equity dengan nilai terendah

sebesar 1.81 persen yaitu perusahaan Trias Sentosa tbk dan nilai tertinggi

sebesar 89.66 persen yaitu perusahaan Multi Bintang Indonesia tbk. Nilai

rata-rata return on equity sebesar 21.39 persen menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba.

Hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata kebijakan

dividen yang diukur dengan dengan dividend payout ratio sebesar 45.92
66

persen dengan nilai standar deviasi sebesar 38.40 persen, yang berarti variasi

data sangat besar (lebih dari 30 persen dari mean). Divided payout ratio

dengan nilai terendah sebesar 4.13 persen yaitu perusahaan Tempo Scan

Pacific tbk dan nilai tertinggi sebesar 299.19 persen yaitu perusahaan Sepatu

Bata tbk. Nilai rata-rata dividend payout ratio sebesar 45.92 persen

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar proporsi laba yang

dibagikan kepada para pemegang saham.

5.1.2 Uji Asumsi Klasik

Suatu model dinyatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai

sifat-sifat best linear unbiased estimator (Gujarati, 2007). Model dinyatakan

cukup baik dan dapat dipakai unyuk memprediksi apabila sudah lolos dari

serangkaian uji asumsi ekonometrik yang melandasinya.

Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada

dalam penelitian ini dan menentukan model analisis yang paling tepat

digunakan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

5.1.2.1 Uji Normalitas

Asumsi data telah berdistribusi normal adalah salah satu asumsi yang

penting dalam melakukan penelitian dengan regresi. Uji ini bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel independen, dependen dan

moderasi terdistribusi secara normal atau tidak.


67

Grafik 5.1

Grafik Normal Plot

Regresi likuiditas (X1), Nilai perusahaan (Y) dan

Kebijakan dividen (Z)


Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Regresi Leverage (X2), Nilai perusahaan (Y) dan Regresi Profitabilitas (X3), Nilai perusahaan (Y)

Kebijakan dividen (Z) dan Kebijakan dividen (Z)

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y Dependent Variable: y


1.0 1.0

0.8 0.8
Expected Cum Prob

Expected Cum Prob

0.6 0.6

0.4 0.4

0.2 0.2

0.0 0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob Observed Cum Prob

Sumber : data yang diolah,2011

Menurut Ghozali (2006), pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data

(titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini
68

menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Grafik 5.1 menunjukkan bahwa

data (titik) menyebar di sekitar dan mendekati garis diagonal. Ini menunjukkan

bahwa data penelitian yang mencakup variabel likuiditas, leverage, profitabilitas,

kebijakan dividen dan nilai perusahaan telah menunjukkan distribusi data normal

yang diperlukan sebelum melakukan pengujian hipotesis. Karena berdasarkan

Grafik 5.1 telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian

asumsi klasik lainnya.

5.1.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang homoskodesitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas.Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis grafik

scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya

SPRESID. Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,

(Ghozali,2006). Grafik scatterplot ini dapat ditunjukkan pada Grafik 5.2

berikut:
69

Grafik 5.2

Uji Heteroskedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable: y

4
Regression Standardized Residual

-1

-2

-3

-2 0 2 4 6

Regression Standardized Predicted Value

Regresi likuiditas (X1), Nilai perusahaan (Y) dan

Kebijakan dividen (Z)

Scatterplot Scatterplot

Dependent Variable: y Dependent Variable: y

4
Regression Standardized Residual
Regression Standardized Residual

-2

-2

-4

-2 0 2 4 6 8 -1 0 1 2 3 4 5

Regression Standardized Predicted Value Regression Standardized Predicted Value

Regresi Leverage (X2), Nilai perusahaan (Y) dan Regresi Profitabilitas (X3), Nilai perusahaan (Y)

Kebijakan dividen (Z) dan Kebijakan dividen (Z)

Sumber : data yang diolah,2011


70

Grafik 5.2 menjelaskan bahwa data sampel tersebar baik berada di atas

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat

heteroskedastisitas dalam model regresi yang digunakan.

5.1.3 Analisis regresi

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linier berganda dan Moderated Regression Analysis untuk mengetahui

gambaran mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan

dengan kebijakan dividen sebagai pemoderasi secara parsial. Hasil analisis

regresi dapat di lihat pada Tabel berikut :

Tabel 5.4 Hasil analisis Regresi


Likuiditas (x1), nilai perusahaan (y) dan kebijakan dividen(z)

regression-model1a (parsial)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.028 0.311 6.517 0.000
x1 -0.003 0.003 -0.103 -1.129 0.261

regression-model1b (moderasi)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 0.969 0.454 2.137 0.035
x1 -0.005 0.004 -0.163 -1.256 0.212
z 0.020 0.008 0.301 2.676 0.009
x1z 0.000 0.000 0.148 1.032 0.304
Sumber : data yang diolah,2011
71

Tabel 5.5 Hasil analisis Regresi


Leverage (x2), nilai perusahaan (z) dan kebijakan dividen

regression-model2a (parsial)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.868 0.279 6.695 0.000
x2 -0.001 0.001 -0.042 -0.460 0.647

regression-model2b (moderasi)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 0.550 0.448 1.226 0.223
x2 0.001 0.003 0.063 0.273 0.785
z 0.030 0.010 0.447 2.980 0.004
x2z 0.000 0.000 -0.135 -0.510 0.611
Sumber : data yang diolah,2011

Tabel 5.6 Hasil analisis Regresi


Profitabilitas (x3), nilai perusahaan (y) dan kebijakan dividen(z)

regression-model3a (parsial)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 0.072 0.314 0.228 0.820
x3 0.081 0.011 0.548 7.124 0.000

regression-model3b (moderasi)
Unstandardized
Coefficients Standardized
Model B Std. Error Coefficients t Sig.
1 (Constant) -0.032 0.554 -0.057 0.955
x3 0.047 0.023 0.322 2.041 0.043
z 0.010 0.009 0.140 1.086 0.280
x3z 0.000 0.000 0.240 1.160 0.249
Sumber : data yang diolah,2011
72

Berdasarkan Tabel 5.4 tersebut, maka dapat diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut :

1) Likuiditas (X1)

a) Analisis regresi linier sederhana.

Ŷ = 2.028 – 0.003X1

b) Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA).

Ŷ = 0.969 – 0.005X1 + 0.020Z+0.000X1.Z

Berdasarkan Tabel 5.5 tersebut, maka dapat diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut :

2) Leverage (X2)

a) Analisis regresi linier sederhana.

Ŷ = 1.868 -0.001X2

b) Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA).

Ŷ = 0.550 + 0.001X2+ 0.030Z+0.000X2.Z

Berdasarkan Tabel 5.6 tersebut, maka dapat diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut :

3) Profitabilitas (X3)

a) Analisis regresi linier sederhana.

Ŷ = 0.550 + 0.081X3

b) Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA).

Ŷ = -0.032 + 0.047X3+ 0.010Z+0.000X3.Z


73

5.1.5 Uji t ( Uji Signifikansi Parameter Individual)

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Kusumadilaga, 2010). Hasil dari output SPSS dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1) Likuiditas (X1)

a) H1 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan

Pengujian hipotesis pengaruh variabel Likuiditas terhadap nilai

perusahaan pada Tabel 5.4 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.261

dan nilai signifikansi lebih besar dari Los (level of significance) 0.05

(α=5%) maka H0 diterima (0.261>0.05), yang berarti likuiditas

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

b) H2: Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

likuiditas terhadap nilai perusahaan.

Pengujian hipotesis pengaruh variabel moderasi kebijakan dividen

terhadap likuiditas dan nilai perusahaan pada Tabel 5.4 diperoleh

tingkat signifikansi sebesar 0.304 dan nilai signifikansi lebih besar dari

Los (level of significance) 0.05 (α=5%) maka H0 diterima (0.304>0.05),

yang berarti kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan

memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.

2) Leverage (X2)

a) H3: Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan


74

Pengujian hipotesis pengaruh variabel leverage terhadap nilai

perusahaan pada Tabel 5.5 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.647

dan nilai signifikansi lebih besar dari Los (level of significance) 0.05

(α=5%) maka H0 diterima (0.647>0.05), yang berarti leverage

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

b) H4: Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

leverage terhadap nilai perusahaan

Pengujian hipotesis pengaruh variabel moderasi kebijakan dividen

terhadap leverage dan nilai perusahaan pada Tabel 5.5 diperoleh tingkat

signifikansi sebesar 0.611 dan nilai signifikansi lebih besar dari Los

(level of significance) 0.05 (α=5%) maka H0 diterima (0.611>0.05),

yang berarti kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan

memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.

3) Profitabilitas (X3)

a) H5 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan

Pengujian hipotesis pengaruh variabel Profitabilitas terhadap nilai

perusahaan pada Tabel 5.6 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.000

dan nilai signifikansi lebih kecil dari Los (level of significance) 0.05

(α=5%) maka H0 ditolak (0.000<0.05), yang berarti profitabilitas

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

b) H6: Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan.


75

Pengujian hipotesis pengaruh variabel moderasi kebijakan dividen

terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan pada Tabel 5.6 diperoleh

tingkat signifikansi sebesar 0.249 dan nilai signifikansi lebih besar dari

Los (level of significance) 0.05 (α=5%) maka H0 diterima (0.249>0.05),

yang berarti kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan

memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh bahwa

kinerja keuangan perusahaan yang dilihat menggunakan indikator likuiditas dan

leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hanya

profitabilitas yang mampu memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan. Penggunaan kebijakan dividen sebagai pemoderasi menunjukkan

bahwa kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian

terhadap masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.

Likuiditas dalam teori berhubungan positif dengan nilai perusahaan.

Semakin tinggi likuiditas maka nilai perusahaan tinggi dan semakin rendah

likuiditas maka nilai perusahaan rendah. Kemampuan kas yang tinggi akan

berdampak terhadap kemampuan kewajiban jangka pendek perusahaan dan

berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Likuiditas secara parsial hasil


76

dalam penelitian ini menemukan berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa likuiditas tidak terlalu

dipertimbangkan oleh pihak eksternal perusahaan dalam melakukan

penilaian sebuah perusahaan dan memiliki pengaruh positif tidak signifikan

terhadap perubahan harga saham sebuah perusahaan. Semakin kecil

kepemilikan kas yang disesuaikan dengan kondisi yang dimiliki oleh

perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan karena

dengan adanya nilai kas yang berlebihan atau kepemilikan kas yang tinggi

pada cenderung membuat penurunan akuisisi dan merger (Harford, 1999

dalam Susanti, 2010). Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang

menyatakan informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi

pemakai laporan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk

menggunakan arus kas tersebut. Proses pengambilan keputusan ekonomi,

para pemakai informasi perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian

perolehannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan Ervin (1998) yang

menemukan laba lebih relevan daripada operasi, investasi, atau arus kas

pembiayaan dalam siklus perusahaan maturity.

Masuknya kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi

pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian

yang dilakukan Erlangga (2009), dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

kebijakan dividen dapat memoderasi hubungan antara kinerja keuangan


77

terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan

nilai perusahaan pada saat likuiditas tinggi dan kebijakan dividen tidak dapat

menurunkan nilai perusahaan pada saat likuiditas rendah.

2) Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.

Leverage dalam teori berhubungan negatif dengan nilai perusahaan.

Semakin tinggi leverage maka nilai perusahaan rendah dan semakin rendah

leverage maka nilai perusahaan tinggi. Penggunaan hutang harus hati-hati

oleh pihak manajemen, karena semakin besar hutang akan menurunkan nilai

perusahaan. Leverage yang parsial dalam hasil penelitian ini menemukan

memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini

mengindikasikan semakin tinggi atau rendah hutang yang dimiliki sebuah

perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan, karena dalam pasar

modal indonesia pergerakan harga saham dan penciptaan nilai tambah

perusahaan disebabkan faktor psikologis pasar. Besar kecilnya hutang yang

dimiliki perusahaan tidak terlalu diperhatikan oleh investor, karena investor

lebih melihat bagaimana pihak manajemen perusahaan mengunakan dana

tersebut dengan efektif dan efisien untuk mencapai nilai tambah bagi nilai

perusahaan. Berbeda dengan teori yang mengatakan leverage yang tinggi

dapat mengindikasikan bahwa klaim pihak lain relatif lebih besar ketimbang

asset yang tersedia untuk menutupnya, meningkatkan resiko bahwa klaim

kreditor kemungkinan tidak akan tertutup secara penuh bilamana terjadi

likuidasi. Semakin rendah rasionya, maka semakin sedikit kewajiban

perusahaan dimasa yang akan datang dan baik secara langsung maupun tidak
78

langsung berdampak terhadap harga saham (Hartini, 2010). Hasil penelitian

ini tidak konsisten dengan Fitriyanti (2009) yang menemukan leverage

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri

makanan dan minuman.

Masuknya kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi

pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang

dilakukan Erlangga (2009), dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

kebijakan dividen dapat memoderasi hubungan antara kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan

nilai perusahaan pada saat leverage rendah dan kebijakan dividen tidak

dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat leverage tinggi.

3) Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Profitabilitas dalam teori berhubungan positif dengan nilai perusahaan.

Semakin tinggi profitabilitas maka nilai perusahaan tinggi dan semakin

rendah profitabilitas maka nilai perusahaan rendah. Semakin baik perusahaan

membayar return terhadap pemegang saham akan meningkatkan nilai

perusahaan. Profitabilitas secara parsial dalam hasil penelitian ini menemukan

bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Susilo (2009) yang menunjukkan

bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap perubahan harga saham

perusahaan perbankan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Lestroyini

(2010) dan Jhojor (2009). Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan

bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan


79

operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham

adalah keuntungan setelah bunga dan pajak, sehingga dengan profitabilitas

yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya yang

tercermin pada harga sahamnya.

Masuknya kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi

pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian

yang dilakukan Erlangga (2009), dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

kebijakan dividen dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap

nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai

perusahaan pada saat profitabilitas tinggi dan kebijakan dividen tidak dapat

menurunkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas rendah.

5.3 Implikasi Penelitian

Hasil penelitian ini kebijakan dividen tidak mampu memoderasi nilai

perusahaan, kemungkinan disebabkan karena periode waktu pengukuran variabel

kinerja keuangan, kebijakan dividen dan nilai perusahaan bersamaan. Dalam

kenyataannya investor bereaksi setelah mengetahui kinerja keuangan perusahaan.

Implikasi untuk penelitian selanjutnya sebaiknya mengukur variabel tersebut

secara time-lag yang berarti nilai perusahaan tahun t dipengaruhi oleh kinerja

keuangan dan kebijakan dividen tahun t-1.


80

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

1) Likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Ini mengindikasikan bahwa likuiditas tidak terlalu dipertimbangkan oleh

pihak eksternal perusahaan dalam melakukan penilaian sebuah perusahaan

dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga

saham sebuah perusahaan.

2) Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

likuiditas terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu

meningkatkan nilai perusahaan pada saat likuiditas tinggi dan kebijakan

dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat likuiditas

rendah.

3) Leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Besar kecilnya hutang yang dimiliki perusahaan tidak terlalu diperhatikan

oleh investor, karena investor lebih melihat bagaimana pihak manajemen

perusahaan mengunakan dana tersebut dengan efektif dan efisien untuk

mencapai nilai tambah bagi nilai perusahaan.

4) Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

leverage terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu

meningkatkan nilai perusahaan pada saat leverage rendah dan kebijakan

80
81

dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat leverage

tinggi.

5) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih

oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang

layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah

bunga dan pajak, sehingga dengan profitabilitas yang tinggi dapat

memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya yang tercermin pada

harga sahamnya.

6) Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu

meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas tinggi dan

kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat

profitabilitas rendah.

6.2 Saran

1) Berdasarkan simpulan penelitian maka pengaruh variabel likuiditas dan

leverage tidak signifikan dengan kajian teori dan penelitian terdahulu.

Variabel profitabilitas perlu mendapat perhatian baik bagi investor

maupun calon investor untuk menilai sebuah perusahaan. Sedangkan

untuk perusahaan manufaktur perlu memperhatikan likuiditas dan leverage

agar memiliki fleksibilitas keuangan dalam mencapai nilai perusaahaan

yang baik bagi pihak eksternal perusahaan.


82

2) Untuk penelitian berikutnya disarankan menggunakan time lag pada

variabel kinerja keuangan dan kebijakan dividen. Hati-hati dalam

penggunaan hutang bagi manajemen, karena semakin besar hutang akan

menurunkan nilai perusahaan.


83

DAFTAR PUSTAKA

Anil dan Kapoor. 2008. Determinants of Dividend Payout Ratios-A Study of


Indian Information Technology Sector. International Research Journal of
Finance and Economics. ISSN 1450-2887 Issue 15 (2008).

Anggia Prayitmo. 2008. Pengaruh Profitabilitas, solveabilitas dan likuiditas


terhadap harga saham sektor properti, Tesis, Fakultas Bisnis dan Manajemen
Universitas Widyatama.

Apriani, Lisa. 2005. Reaksi Pasar terhadap Pengumuman Kenaikan/Penurunan


Dividen. SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005.

Arsintadiani, D dan Harsono, M. (2002). Pengaruh tingkat LMX terhadap


penilaian kinerja dan kepuasan kerja dengan kesamaan gender dan locus of
control sebagai variabel moderator. Jurnal Perspektif, Volume 7, Nomor 2,
Desember 2002: 113-122.

Baridwan, Z. 2004. Intermediate Accounting. Penerbit BPFE Yogyakarta, Edisi 8.

Bebezuk. 2004.Explaining Dividend Policies in Argentina. (online),


(http://www.academicjournal.org )

Brigham and Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Edisi


Kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat.

Cahyati, Cucu. 2006. Hubungan kebijakan dividen terhadap Nilai Perusahaan


pada
PT.Telkom,Bandung.(online),(http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=brows
e&op=read&id=jbptunikompp-gdl-s1-2006-cucucahyat-3327).

C. Jensen, Michael. 2010. Value Maximization, Stake holder Theory, and the
Corporate Objective Function.(online).(http://ssrn.com/abstract=220671)

Christiani. S, Devi. 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dan Kinerja


Saham Sebelum dan Sesudah Seasoned Equity Offerings Pada perusahaan
Manufaktur di BEI, Tesis, Program Magister Manajemen UNUD.

Duha, Al-Kuwari. 2010. To Pay or Not to Pay: Using Emerging Panel Data to
Identify Factors Influencing Corporate Dividend Payout Decisions.
International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-
2887 Issue 42 (2010).
84

Erlina. 2002. Manajemen Keuangan. Universitas Sumatera utara : program studi


akuntansi.

Ervin L, Black Sr . 1998.Which is More Value-Relevant: Earnings or Cash


Flows?. (online).(http://ssrn.com/abstract=118089).

Erlangga, Enggar. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai perusahaan


dengan pengungkapan CSR, Good Corporate Governance, dan Kebijakan
Dividen sebagai Variabel Pemoderasi, Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammdiyah Yogyakarta.

Eugene and Kenneth. 2009. Taxes, Financing Decisions, and Firm Value.(online).
(http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1871).

Fitriyanti, Hayu. 2009. Analisis Pengaruh Roa, Roe, Dan Der Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bei.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ekonomi Manajemen.
(online), (http://etd.eprints.ums.ac.id/3020/)

Flint, Anthony ., et. al .2010. Predicting Future Earnings Growth: A Test Of The
Dividen Payout Ratio In The Australian Market. International Journal of
Business an Finance Research. Volume 4 number 2 ,2010.

Gitman, Lawrance. J. 2003. Principles of Mangerial Finance. 10thedition.


Addison Wesley.

Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat.


Yogyakarta: BFE

Gujarati, Damodar. N. (2007). Dasar-dasar ekonometrika. Edisi Ketiga. Jakarta :


Erlangga.

Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke 4.


Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.

Harahap, S. S. 2004. Analisis Kritis atas laporan Keuangan. Jakarta : PT.Raja


Grafindo Persada.

Harjito, A dan Martono. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta.

Hartini, Sri. 2010. Pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio Dan
Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia.Universitas Sumatera Utara, Program Pascasarjana.
(online),(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20595).
85

Hartoyo, Iin Hastuti. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Dividen


Payout Ratio perusahaan Manufaktur di BEI 2005-2007. Tesis.Program
Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang tidak
dipublikasikan.

Harmoni, Eka P. 2009. Analisis Pengaruh Variabel Kinerja Keuangan Terhadap


Harga Saham Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di BEI.
Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi. (online),
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/9599).

Hasugian, Hotbin, 2008. Pengaruh Kebijakan Dividen, Volume Perdagangan


Saham dan Leverage Perusahaan terhadap Harga Saham Setelah Ex
Dividend Day Di Bursa Efek Indonesia, Tesis, Program Pascasarjana USU.

Hellfert, Erick. A. 2000. Technique of Financial Analysis. A Guide to Value


Creation. Mc Graw-Hill. International Edition.

Husnan, Suad. 2002. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi
Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Husnan, S dan Pudjiastuti, E. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi


Kelima. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Horne, V. 2005. Analisis kinerja Perusahaan yang melakukan Right Issue di


Indonesia, Simposium Nasional akuntansi IV.

Jannah, Miftachul. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap


Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Muhammadyah Surakarti.

Jhojor Triwati N, Barasa. 2009. Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt
To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Universitas Sumatera
Utara. Fakultas Ekonomi Akuntansi. (Online),
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/8877).

Jogiyanto, H.M. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis :salah kaprah dan


pengalaman-pengalaman. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Keown et al. 2005. Manajemen Keuangan (prinsip-prinsip dan aplikasi). Jakarta


Barat: PT indeks kelompok Gramedia.

Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap


Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating,
Skripsi, Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang.
86

Kim, Woochan et al. 2008. Does Corporate Governance Predict Firms Market
Value? Evidence from Korea.(Online).(http://ssrn.com/abstract=311275).

Lestyorini. Ina. 2008. Pengaruh Variabel-variabel Keuangan Terhadap Harga


Pasar Saham Setelah Initial Public Offering (ipo) Di Bursa Efek Indonesia
Periodesasi 2000-2005 Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas
Ekonomi Akuntansi.(online). (http://etd.eprints.ums.ac.id/2305/).

Lestari, Anggraeni Ayu. 2009. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Dividen


payout Ratio Pada perusahaan yang sahamnya Aktif di Bursa Efek
Indonesia. Universitas Gunadarma.

Marlina, L dan Danica, C. 2009.”Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to


Equity Ratio dan Retutn on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio”.
Departemen Pengajar FE USU. Jurnal Manajemen bisnis vol.2.

Murtini, Umi. 2008. Pengaruh Manajemen Keuangan terhadap Nilai Perusahaan.


Jurnal riset akuntansi.vol 4, no 1 februari 2008 hal 32-47.

Napa J, Awat. 1999. Manajemen Keuangan : Pendekatan Sistematis. Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama.

Nata Wirawan. 2002. cara mudah memahami Statistik 2 (Statistik


Inferensia).Edisi kedua. Denpasar : Keraras Emas.

Nurlela dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap


Nilai Peusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai
Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI

Nurmala. 2006. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham


Perusahaan-perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta. Mandiri Vol.9
No.1 Juli-September. p. 17-24

Nugroho, Setya. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan


Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Tesis,
Program Magister Manajemen Univesitas Diponegoro Semarang tidak
dipublikasikan.

Nova H., Rotua. 2010.Analisis Pengaruh Kinerja Arus Kas, Profitabilitas Dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara,
Fakultas Ekonomi Akuntansi. (Online),
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20416).
87

Pinuji, Ponco Satriyo. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-
2007. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prayitno, Anggia. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Likuiditas


Terhadap Harga Saham Sektor Properti di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-
2006, Skripsi, Universitas Widyatama.

Program Magister Manajemen Universitas Udayana. 2010. Buku Pedoman


Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis.

Raharjo, Susilo. 2005. Analisa Penfaruh Kinerja keuangan Terhadap Return


Saham pada Perusaahn LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Fakultas
ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:


BPFE.

Rosyadi, 2006. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham di Bursa


Efek Jakarta. Fordema Volume 6 Nomor 1, Juni 2006: 73-89.

Rob Bauer et al. 2003. Empirical Evidence on Corporate Governance in Europe.


The Effect on Stock Returns, Firm Value and Performance. (online ) .
(http://ssrn.com/abstract=444543).

Azhagiah, R dan Priya N, S. 2008. The Impact of Dividend Policy on


Shareholders’ Wealth. International Research Journal of Finance and
Economics. ISSN 1450-2887 Issue 20 (2008).

Saxena, A.K. 1999. Determinant of Dividend Policy: Regulated Versus


Unregulated Firms. The Journal of Finance.

Sawir, Agnes . 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan


Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sembiring, Daniel Sehate. 2010. Pengaruh Perubahan Struktur Modal Dan


Dividen Pay Out Ratio Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Lembaga
Keuangan Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara, Fakultas
Ekonomi Akuntansi. (online),
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/18430).

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi Keempat.


Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Susanti, Rika. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Nilai


Perusahaan, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
88

Sujasno. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebijakanan Deviden


(Perbandingan Pada Perusahaan PMA dan PMDN yang go publik di Bursa
Efek Jakarta), Tesis, Program Magister Manajemen Univesitas Diponegoro
Semarang tidak dipublikasikan.

Susilo, Agus. 2009. Pengaruh Pergerakan Rasio Profitabilitas Emiten Terhadap


Perubahan Harga Saham (studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007), Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ekonomi Manajemen. (online),
(http://etd.eprints.ums.ac.id/5310/)

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.

Sudjaja, S dan Berlian, Inge. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta : Literata


Lintas Media.

Siregar, Sheila Ramadhani. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan


Terhadap Harga Saham dengan Menggunakan Rasio Keuangan Pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi,
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sitepu, Citra Noveli. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga saham
pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI,
Skripsi, Universtias Sumatera Utara fakultas Ekonomi Medan.

Winardi. 2001. Ekonomi Majerial. Bandung : Mandar Maju.

Wardani, Elisa. 2009. Pengaruh Pengumuman Dividen Tunai Terhadap Harga


Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Publik di Bursa
Efek Indonesia.Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ekonomi
Akuntansi.(online).( http://etd.eprints.ums.ac.id/5251/).

Weston, Fred. J dan Thomas, E Copeland. 1997. Manajemen Keuangan : Jilid 2.


Jakarta : Binarupa Aksara.

Yuniasih, Ni Wayan dan Wirakusuma, Made Gede. 2007. Pengaruh Kinerja


Keuangan terhadap Nilai perusahaan dengan pengungkapan Corpotare
Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai variable
moderasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Universitas Udayana.
89

Lampiran 1

Perkembangan Dividend Payout Ratio

Pada perusahaan Manudaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2006-2009 (dalam persen)

Dividen Payout Ratio (%)


NO Nama Perusahaan
2006 2007 2008 2009
1 PT Astra Otoparts Tbk 20.51 5.09 40.05 60.03
2 PT Astra Graphia Tbk 116.51 74.86 38.85 17.17
3 PT Astra Internasional Tbk 47.99 9.94 38.32 33.47
4 PT Delta Djakarta Tbk 48.09 47.37 66.92 120.25
5 PT Gudang Garam Tbk 47.73 33.32 35.81 36.19
6 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 93.73 65.31 12.38 17.83
7 PT Indofood Sukses makmur 44.28 41.42 39.90 39.34
8 PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk 18.63 14.97 31.63 30.16
9 PT Indo Kordsa Tbk 29.49 72.42 59.35 31.20
10 PT Kageo Igar Jaya Tbk 31.61 34.03 42.87 12.73
11 PT Kalbe Farma Tbk 15.01 14.39 17.96 27.33
12 PT Lionmesh Prima Tbk 10.80 8.08 6.24 12.00
13 PT Lion Metal Works Tbk 25.20 25.70 18.56 19.34
14 PT Malindo Feedmil Tbk 62.92 30.11 32.21 24.99
15 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 75.60 124.84 142.17 108.00
16 PT Mustika Ratu Tbk 15.06 20.00 25.00 20.00
17 PT Radiant Utama Interinsco TBK 22.26 25.70 30.73 49.63
18 PT Rig tenders Indonesia Tbk 78.66 53.92 52.80 53.49
19 PT Sepatu Bata Tbk 49.97 299.19 6.73 52.95
20 PT Selamat Sempurna Tbk 32.63 71.69 157.39 97.53
21 PT Semen Gresik Tbk 50.00 50.00 50.58 55.00
22 PT Sumi Indo Kabel Tbk 31.03 39.50 39.16 34.10
23 PT Sucaco Tbk 27.87 11.38 54.97 33.40
24 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 38.87 30.58 31.65 31.60
25 PT Tunas Ridean Tbk 33.29 40.42 95.63 42.90
26 PT Tempo Scan Pacific Tbk 4.13 40.42 105.26 43.75
27 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 5.63 7.08 8.25 6.29
28 PT Trias Sentosa Tbk 54.12 79.11 48.39 29.27
29 PT Unilever Indonesia Tbk 90.85 99.81 99.84 100.01
30 PT United Tractors Tbk 39.85 40.11 40.01 28.76
Sumber : www.idx.co.id
90

Lampiran 2

Perkembangan Cash Ratio

Pada perusahaan Manudaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2006-2009 (dalam persen)

Cash ratio(%)
NO Nama Perusahaan
2006 2007 2008 2009
1 PT Astra Otoparts Tbk 30.92 48.44 60.20 78.94
2 PT Astra Graphia Tbk 99.35 50.51 28.16 35.29
3 PT Astra Internasional Tbk 23.57 29.35 32.68 32.66
4 PT Delta Djakarta Tbk 107.06 158.73 201.89 296.27
5 PT Gudang Garam Tbk 5.59 5.45 14.79 15.36
6 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 17.91 8.97 6.53 8.49
7 PT Indofood Sukses makmur 28.61 35.51 26.26 40.10
8 PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk 5.34 40.52 40.65 148.13
9 PT Indo Kordsa Tbk 74.92 138.05 62.04 70.12
10 PT Kageo Igar Jaya Tbk 50.71 39.99 60.78 161.05
11 PT Kalbe Farma Tbk 186.94 147.93 105.71 99.27
12 PT Lionmesh Prima Tbk 10.00 12.01 15.85 12.35
13 PT Lion Metal Works Tbk 230.00 185.86 208.43 426.99
14 PT Malindo Feedmil Tbk 4.65 2.91 4.32 16.79
15 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1.27 11.43 49.34 44.56
16 PT Mustika Ratu Tbk 342.83 286.54 225.96 220.85
17 PT Radiant Utama Interinsco TBK 28.79 43.53 38.92 38.18
18 PT Rig tenders Indonesia Tbk 36.91 100.67 57.10 20.83
19 PT Sepatu Bata Tbk 7.23 45.81 4.73 9.49
20 PT Selamat Sempurna Tbk 3.52 3.21 4.46 2.40
21 PT Semen Gresik Tbk 119.42 195.20 179.09 148.61
22 PT Sumi Indo Kabel Tbk 29.34 93.29 131.49 310.79
23 PT Sucaco Tbk 12.30 3.30 2.42 10.04
24 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 15.14 16.85 11.69 31.48
25 PT Tunas Ridean Tbk 3.35 5.47 40.08 64.14
26 PT Tempo Scan Pacific Tbk 229.56 207.09 187.93 173.96
27 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 45.01 25.13 119.96 254.68
28 PT Trias Sentosa Tbk 2.99 10.55 14.40 12.45
29 PT Unilever Indonesia Tbk 49.30 36.44 23.37 24.84
30 PT United Tractors Tbk 22.71 19.73 42.23 38.32
Sumber : www.idx.co.id
91

Lampiran 3

Perkembangan Debt to Equity Ratio

Pada perusahaan Manudaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2006-2009 (dalam persen)

Debt to Equity Ratio(%)


NO Nama Perusahaan
2006 2007 2008 2009
1 PT Astra Otoparts Tbk 57.22 48.41 44.89 39.34
2 PT Astra Graphia Tbk 97.61 98.86 152.66 116.77
3 PT Astra Internasional Tbk 140.77 116.87 121.41 100.28
4 PT Delta Djakarta Tbk 31.48 28.69 33.54 27.25
5 PT Gudang Garam Tbk 65.05 69.33 55.12 48.35
6 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 120.71 94.43 100.44 87.72
7 PT Indofood Sukses makmur 213.42 262.10 311.05 245.06
8 PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk 59.10 44.30 32.53 24.08
9 PT Indo Kordsa Tbk 61.00 51.72 48.11 22.90
10 PT Kageo Igar Jaya Tbk 44.17 52.75 38.00 29.31
11 PT Kalbe Farma Tbk 36.08 33.11 37.11 39.25
12 PT Lionmesh Prima Tbk 85.58 115.55 63.57 83.35
13 PT Lion Metal Works Tbk 25.32 27.23 25.81 19.13
14 PT Malindo Feedmil Tbk 98.77 168.94 1765.66 634.71
15 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 207.55 214.46 173.49 208.60
16 PT Mustika Ratu Tbk 10.42 13.03 16.85 15.55
17 PT Radiant Utama Interinsco TBK 119.63 129.06 206.86 167.02
18 PT Rig tenders Indonesia Tbk 65.55 55.45 67.33 58.14
19 PT Sepatu Bata Tbk 42.79 59.88 47.15 38.27
20 PT Selamat Sempurna Tbk 53.13 65.65 62.65 80.00
21 PT Semen Gresik Tbk 34.83 27.09 30.10 25.82
22 PT Sumi Indo Kabel Tbk 58.13 33.92 25.49 14.19
23 PT Sucaco Tbk 114.97 267.34 215.42 176.98
24 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 72.17 82.64 95.03 77.59
25 PT Tunas Ridean Tbk 324.11 290.67 249.72 60.66
26 PT Tempo Scan Pacific Tbk 23.03 26.39 29.34 34.03
27 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 58.61 43.30 37.37 21.06
28 PT Trias Sentosa Tbk 107.12 118.01 108.11 67.87
29 PT Unilever Indonesia Tbk 94.97 98.04 109.60 101.99
30 PT United Tractors Tbk 143.80 125.87 104.61 75.51
Sumber : www.idx.co.id
92

Lampiran 4

Perkembangan Debt to Equity Ratio

Pada perusahaan Manudaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2006-2009 (dalam persen)

Return On Equity(%)
NO Nama Perusahaan
2006 2007 2008 2009
1 PT Astra Otoparts Tbk 15.13 20.12 21.34 23.94
2 PT Astra Graphia Tbk 18.77 22.95 18.77 12.77
3 PT Astra Internasional Tbk 16.59 24.18 27.78 25.17
4 PT Delta Djakarta Tbk 9.88 10.32 16.11 21.43
5 PT Gudang Garam Tbk 7.66 10.22 12.12 18.88
6 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 62.00 44.94 48.40 40.67
7 PT Indofood Sukses makmur 13.41 13.76 12.17 20.44
8 PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk 9.83 14.20 20.53 25.72
9 PT Indo Kordsa Tbk 2.20 4.38 9.50 7.34
10 PT Kageo Igar Jaya Tbk 5.63 8.13 3.84 11.94
11 PT Kalbe Farma Tbk 22.59 20.84 19.30 21.55
12 PT Lionmesh Prima Tbk 11.36 20.39 24.37 6.04
13 PT Lion Metal Works Tbk 13.78 14.89 18.81 14.76
14 PT Malindo Feedmil Tbk 27.51 15.00 9.12 62.89
15 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 37.08 42.68 64.59 89.66
16 PT Mustika Ratu Tbk 3.45 3.98 7.34 6.64
17 PT Radiant Utama Interinsco TBK 18.43 19.96 14.92 8.82
18 PT Rig tenders Indonesia Tbk 2.71 4.62 3.34 3.57
19 PT Sepatu Bata Tbk 10.61 16.65 57.69 17.58
20 PT Selamat Sempurna Tbk 14.67 16.66 16.75 26.69
21 PT Semen Gresik Tbk 23.56 26.79 31.27 32.62
22 PT Sumi Indo Kabel Tbk 11.89 17.60 19.26 5.84
23 PT Sucaco Tbk 16.60 15.45 3.15 4.92
24 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 7.77 21.34 26.21 23.41
25 PT Tunas Ridean Tbk 3.30 22.17 23.92 22.85
26 PT Tempo Scan Pacific Tbk 14.03 13.16 14.34 14.94
27 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 33.06 32.88 43.94 49.82
28 PT Trias Sentosa Tbk 2.66 1.81 5.59 12.57
29 PT Unilever Indonesia Tbk 72.69 72.98 77.64 82.21
30 PT United Tractors Tbk 20.25 26.04 23.90 27.58
Sumber : www.idx.co.id
93

Lampiran 5

Perkembangan Tobins q

Pada perusahaan Manudaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2006-2009 (dalam satuan)

Tobins Q
NO Nama Perusahaan
2006 2007 2008 2009
1 PT Astra Otoparts Tbk 0.81 0.73 0.68 0.88
2 PT Astra Graphia Tbk 0.73 1.33 0.51 1.14
3 PT Astra Internasional Tbk 1.44 1.95 0.69 1.70
4 PT Delta Djakarta Tbk 0.22 (0.03) 0.03 12.55
5 PT Gudang Garam Tbk 1.15 1.65 0.55 1.75
6 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 3.83 2.90 2.55 2.95
7 PT Indofood Sukses makmur 1.17 1.20 0.66 1.25
8 PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk 2.49 3.20 1.57 3.69
9 PT Indo Kordsa Tbk 0.57 0.45 0.43 0.34
10 PT Kageo Igar Jaya Tbk 0.08 0.13 (0.16) 0.00
11 PT Kalbe Farma Tbk 2.15 2.25 0.50 1.81
12 PT Lionmesh Prima Tbk 3.19 2.84 4.66 2.79
13 PT Lion Metal Works Tbk 0.29 0.19 0.33 (0.06)
14 PT Malindo Feedmil Tbk 0.95 0.84 0.82 0.73
15 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 2.37 2.28 1.29 4.73
16 PT Mustika Ratu Tbk (0.03) (0.08) (0.31) (0.05)
17 PT Radiant Utama Interinsco TBK (0.01) 0.56 0.53 0.24
18 PT Rig tenders Indonesia Tbk 0.79 0.63 0.35 0.52
19 PT Sepatu Bata Tbk 0.73 0.92 0.80 1.19
20 PT Selamat Sempurna Tbk 1.17 7.86 10.55 12.01
21 PT Semen Gresik Tbk 2.71 3.62 2.05 3.14
22 PT Sumi Indo Kabel Tbk 0.32 0.28 (0.14) 0.47
23 PT Sucaco Tbk 0.50 0.40 0.55 0.42
24 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 0.61 1.47 0.96 1.34
25 PT Tunas Ridean Tbk 0.62 0.79 0.50 1.47
26 PT Tempo Scan Pacific Tbk 1.32 0.90 0.32 0.72
27 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 1.95 0.22 1.08 2.91
28 PT Trias Sentosa Tbk 0.52 0.52 0.50 0.49
29 PT Unilever Indonesia Tbk 10.97 9.81 9.39 11.47
30 PT United Tractors Tbk 1.91 2.97 0.82 2.21
Sumber : www.idx.co.id
94

Lampiran 6

Output regresi Likuiditas (X1), Kebijakan Dividen (z) dan Nilai perusahaan (Y)

Regression - Model 1a

Des criptive Statistics

Mean Std. Dev iation N


y 1.80134 2.604522 120
x1 72.35497 85.777520 120

Cor relations

y x1
Pearson Correlation y 1.000 -.103
x1 -.103 1.000
Sig. (1-tailed) y . .131
x1 .131 .
N y 120 120
x1 120 120

Variables Enter ed/Re m ovebd

Variables Variables
Model Entered Remov ed Method
1 x1a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: y

Model Summ aryb

Change Statistics
Adjusted Std. Error of R Square Durbin-
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change Watson
1 .103 a .011 .002 2.601532 .011 1.274 1 118 .261 2.023
a. Predictors: (Constant), x1
b. Dependent Variable: y
95

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8.620 1 8.620 1.274 .261 a
Residual 798.621 118 6.768
Total 807.241 119
a. Predictors: (Constant), x1
b. Dependent Variable: y

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients 95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 2.028 .311 6.517 .000 1.412 2.645
x1 -.003 .003 -.103 -1.129 .261 -.009 .002 -.103 -.103 -.103 1.000 1.000
a. Dependent Variable: y

a
Coefficie nt Cor relations

Model x1
1 Correlations x1 1.000
Covarianc es x1 7.73E-006
a. Dependent Variable: y

a
Colline arity Diagnostics

Condition Varianc e Proportions


Model Dimension Eigenvalue Index (Cons tant) x1
1 1 1.646 1.000 .18 .18
2 .354 2.158 .82 .82
a. Dependent Variable: y

Res iduals Statisticsa

Minimum Max imum Mean Std. Deviation N


Predicted Value .68861 2.02440 1.80134 .269144 120
Residual -1.996469 11.450176 .000000 2.590578 120
Std. Predicted Value -4.134 .829 .000 1.000 120
Std. Residual -.767 4.401 .000 .996 120
a. Dependent Variable: y
96

Charts

Histogram

Dependent Variable: y

60

50
Frequency

40

30

20

10

Mean = -1.78E-16
Std. Dev. = 0.996
0 N = 120
-1 0 1 2 3 4 5

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y

5
Regression Standardized Residual

-1

-5 -4 -3 -2 -1 0 1

Regression Standardized Predicted Value


97

Regression - Model 1b

Des criptive Statistics

Mean Std. Dev iation N


y 1.80134 2.604522 120
x1 72.35497 85.777520 120
z 45.92833 38.403287 120
x1z 2967.507 4544.740488 120

Cor relations

y x1 z x1z
Pearson Correlation y 1.000 -.103 .384 .177
x1 -.103 1.000 -.109 .625
z .384 -.109 1.000 .436
x1z .177 .625 .436 1.000
Sig. (1-tailed) y . .131 .000 .026
x1 .131 . .118 .000
z .000 .118 . .000
x1z .026 .000 .000 .
N y 120 120 120 120
x1 120 120 120 120
z 120 120 120 120
x1z 120 120 120 120

Variables Enter ed/Re m ovebd

Variables Variables
Model Entered Remov ed Method
1 x1z, z, xa1 . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: y

Model Summ aryb

Change Statistics
Adjusted Std. Error of R Square Durbin-
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change Watson
1 .398 a .159 .137 2.419501 .159 7.299 3 116 .000 2.058
a. Predictors: (Constant), x1z, z, x1
b. Dependent Variable: y
98

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 128.179 3 42.726 7.299 .000 a
Residual 679.062 116 5.854
Total 807.241 119
a. Predictors: (Constant), x1z, z , x1
b. Dependent Variable: y

Coe fficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients 95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) .969 .454 2.137 .035 .071 1.867
x1 -.005 .004 -.163 -1.256 .212 -.013 .003 -.103 -.116 -.107 .430 2.327
z .020 .008 .301 2.676 .009 .005 .036 .384 .241 .228 .572 1.749
x1z 8.49E-005 .000 .148 1.032 .304 .000 .000 .177 .095 .088 .352 2.838
a. Dependent Variable: y

a
Coe fficient Corr elations

Model x1z z x1
1 Correlations x1z 1.000 -.649 -.752
z -.649 1.000 .543
x1 -.752 .543 1.000
Covariances x1z 6.76E-009 -4.1E-007 -2.4E-007
z -4.1E-007 5.83E-005 1.64E-005
x1 -2.4E-007 1.64E-005 1.56E-005
a. Dependent Variable: y

a
Colline arity Diagnos tics

Condition Varianc e Proportions


Model Dimension Eigenvalue Index (Cons tant) x1 z x1z
1 1 2.908 1.000 .02 .02 .02 .02
2 .626 2.155 .05 .15 .13 .06
3 .382 2.760 .21 .10 .08 .24
4 .083 5.904 .71 .73 .77 .68
a. Dependent Variable: y

Res iduals Statisticsa

Minimum Max imum Mean Std. Deviation N


Predicted Value -.04968 8.02156 1.80134 1.037849 120
Residual -7.100474 9.040210 .000000 2.388808 120
Std. Predicted Value -1.784 5.993 .000 1.000 120
Std. Residual -2.935 3.736 .000 .987 120
a. Dependent Variable: y
99

Charts

Histogram

Dependent Variable: y

50

40
Frequency

30

20

10

Mean = -3.26E-16
Std. Dev. = 0.987
0 N = 120
-3 -2 -1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y

4
Regression Standardized Residual

-1

-2

-3

-2 0 2 4 6

Regression Standardized Predicted Value


100

Lampiran 7

Output regresi Leverage (X2), Kebijakan Dividen (z) dan Nilai perusahaan (Y)

Regression-Model 2a

Des criptive Statistics

Mean Std. Dev iation N


y 1.80134 2.604522 120
x2 105.66651 174.967419 120

Cor relations

y x2
Pearson Correlation y 1.000 -.042
x2 -.042 1.000
Sig. (1-tailed) y . .323
x2 .323 .
N y 120 120
x2 120 120

Variables Enter ed/Re m ovebd

Variables Variables
Model Entered Remov ed Method
1 x2a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: y

b
Model Sum m ary

Change Statis tics


Adjusted Std. Error of R Square Durbin-
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df 1 df 2 Sig. F Change Wats on
1 .042 a .002 -.007 2.613197 .002 .211 1 118 .647 2.014
a. Predictors: (Constant), x2
b. Dependent Variable: y

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.443 1 1.443 .211 .647 a
Residual 805.798 118 6.829
Total 807.241 119
a. Predictors: (Constant), x2
b. Dependent Variable: y
101

Coe fficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients 95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 1.868 .279 6.695 .000 1.315 2.420
x2 -.001 .001 -.042 -.460 .647 -.003 .002 -.042 -.042 -.042 1.000 1.000
a. Dependent Variable: y

a
Coefficie nt Cor relations

Model x2
1 Correlations x2 1.000
Covarianc es x2 1.87E-006
a. Dependent Variable: y

a
Colline arity Diagnostics

Condition Varianc e Proportions


Model Dimension Eigenvalue Index (Cons tant) x2
1 1 1.519 1.000 .24 .24
2 .481 1.776 .76 .76
a. Dependent Variable: y

Res iduals Statisticsa

Minimum Max imum Mean Std. Deviation N


Predicted Value .75677 1.86128 1.80134 .110100 120
Residual -2.169573 10.698245 .000000 2.602194 120
Std. Predicted Value -9.487 .544 .000 1.000 120
Std. Residual -.830 4.094 .000 .996 120
a. Dependent Variable: y
102

Charts

Histogram

Dependent Variable: y

50

40
Frequency

30

20

10

Mean = -1.99E-16
Std. Dev. = 0.996
0 N = 120
-1 0 1 2 3 4 5

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y

5
Regression Standardized Residual

-1

-10 -8 -6 -4 -2 0 2

Regression Standardized Predicted Value


103

Regression - Model 2b

Des criptive Statistics

Mean Std. Dev iation N


y 1.80134 2.604522 120
x2 105.66651 174.967419 120
z 45.92833 38.403287 120
x2z 4929.462 7186.354016 120

Cor relations

y x2 z x2z
Pearson Correlation y 1.000 -.042 .384 .130
x2 -.042 1.000 .011 .823
z .384 .011 1.000 .476
x2z .130 .823 .476 1.000
Sig. (1-tailed) y . .323 .000 .078
x2 .323 . .451 .000
z .000 .451 . .000
x2z .078 .000 .000 .
N y 120 120 120 120
x2 120 120 120 120
z 120 120 120 120
x2z 120 120 120 120

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 122.136 3 40.712 6.893 .000 a
Residual 685.105 116 5.906
Total 807.241 119
a. Predictors: (Constant), x2z, z , x2
b. Dependent Variable: y

b
Model Summ ary

Change Statis tics


Adjusted Std. Error of R Square Durbin-
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df 1 df 2 Sig. F Change Wats on
1 .389 a .151 .129 2.430242 .151 6.893 3 116 .000 2.080
a. Predictors: (Constant), x2z, z , x 2
b. Dependent Variable: y
104

Coe fficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients 95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) .550 .448 1.226 .223 -.338 1.437
x2 .001 .003 .063 .273 .785 -.006 .008 -.042 .025 .023 .136 7.362
z .030 .010 .447 2.980 .004 .010 .050 .384 .267 .255 .325 3.077
x2z -4.9E-005 .000 -.135 -.510 .611 .000 .000 .130 -.047 -.044 .105 9.522
a. Dependent Variable: y

a
Coe fficient Corr elations

Model x2z z x2
1 Correlations x2z 1.000 -.822 -.930
z -.822 1.000 .761
x2 -.930 .761 1.000
Covariances x2z 9.15E-009 -8.0E-007 -3.1E-007
z -8.0E-007 .000 2.68E-005
x2 -3.1E-007 2.68E-005 1.19E-005
a. Dependent Variable: y

a
Colline arity Diagnos tics

Condition Varianc e Proportions


Model Dimension Eigenvalue Index (Cons tant) x2 z x2z
1 1 2.916 1.000 .02 .01 .01 .01
2 .754 1.966 .07 .05 .05 .01
3 .297 3.132 .39 .03 .13 .04
4 .033 9.457 .52 .91 .81 .94
a. Dependent Variable: y

Res iduals Statisticsa

Minimum Max imum Mean Std. Deviation N


Predicted Value .41676 8.80378 1.80134 1.013090 120
Residual -7.882694 8.809252 .000000 2.399413 120
Std. Predicted Value -1.367 6.912 .000 1.000 120
Std. Residual -3.244 3.625 .000 .987 120
a. Dependent Variable: y
105

Charts

Histogram

Dependent Variable: y

50

40
Frequency

30

20

10

Mean = -2.98E-16
Std. Dev. = 0.987
0 N = 120
-4 -2 0 2 4

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y

4
Regression Standardized Residual

-2

-4

-2 0 2 4 6 8

Regression Standardized Predicted Value


106

Lampiran 8

Output regresi Profitabilitas (X3), Kebijakan Dividen (z) dan Nilai perusahaan (Y)

Regression-Model 3a

Des criptive Statistics

Mean Std. Dev iation N


y 1.80134 2.604522 120
x3 21.39542 17.667563 120

Cor relations

y x3
Pearson Correlation y 1.000 .548
x3 .548 1.000
Sig. (1-tailed) y . .000
x3 .000 .
N y 120 120
x3 120 120

Variables Enter ed/Re m ovebd

Variables Variables
Model Entered Remov ed Method
1 x3a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: y

b
Model Sum m ary

Change Statis tics


Adjusted Std. Error of R Square Durbin-
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df 1 df 2 Sig. F Change Wats on
1 .548 a .301 .295 2.187168 .301 50.748 1 118 .000 2.0
a. Predictors: (Constant), x3
b. Dependent Variable: y

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 242.763 1 242.763 50.748 .000 a
Residual 564.477 118 4.784
Total 807.241 119
a. Predictors: (Constant), x3
b. Dependent Variable: y
107

Coefficientsa

Unstandardiz ed Standardized
Coefficients Coefficients 95% Confidence Interval for B Correlatio ns Collin earity Statis tics
Model B Std. Error Beta t Sig. Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tole rance VIF
1 (Constant) .072 .314 .228 .820 -.551 .694
x3 .081 .011 .548 7.124 .000 .058 .103 .548 .548 .548 1.000 1.000
a. Dependent Varia ble : y

a
Coefficie nt Cor relations

Model x3
1 Correlations x3 1.000
Covarianc es x3 .000
a. Dependent Variable: y

a
Colline arity Diagnostics

Condition Varianc e Proportions


Model Dimension Eigenvalue Index (Cons tant) x3
1 1 1.772 1.000 .11 .11
2 .228 2.791 .89 .89
a. Dependent Variable: y

Res iduals Statisticsa

Minimum Max imum Mean Std. Deviation N


Predicted Value .21791 7.31994 1.80134 1.428296 120
Residual -4.428656 10.744543 .000000 2.177959 120
Std. Predicted Value -1.109 3.864 .000 1.000 120
Std. Residual -2.025 4.913 .000 .996 120
a. Dependent Variable: y
108

Charts

Histogram

Dependent Variable: y

60

50
Frequency

40

30

20

10

Mean = -6.45E-17
Std. Dev. = 0.996
0 N = 120
-4 -2 0 2 4 6

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y
Regression Standardized Residual

-2

-2 -1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Predicted Value


109

Regression-Model 3b

Des criptive Statistics

Mean Std. Dev iation N


y 1.80134 2.604522 120
x3 21.39542 17.667563 120
z 45.92833 38.403287 120
x3z 1154.091 1887.415571 120

Cor relations

y x3 z x3z
Pearson Correlation y 1.000 .548 .384 .591
x3 .548 1.000 .255 .797
z .384 .255 1.000 .675
x3z .591 .797 .675 1.000
Sig. (1-tailed) y . .000 .000 .000
x3 .000 . .002 .000
z .000 .002 . .000
x3z .000 .000 .000 .
N y 120 120 120 120
x3 120 120 120 120
z 120 120 120 120
x3z 120 120 120 120

Variables Enter ed/Re m ovebd

Variables Variables
Model Entered Remov ed Method
1 x3z, z, xa3 . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: y

b
Model Summ ary

Change Statis tics


Adjusted Std. Error of R Square Durbin-
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change Wats on
1 .610 a .372 .355 2.091060 .372 22.872 3 116 .000 1.994
a. Predictors: (Constant), x3z, z , x 3
b. Dependent Variable: y
110

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 300.027 3 100.009 22.872 .000 a
Residual 507.214 116 4.373
Total 807.241 119
a. Predictors: (Constant), x3z, z , x3
b. Dependent Variable: y

Coe fficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients 95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) -.032 .554 -.057 .955 -1.129 1.066
x3 .047 .023 .322 2.041 .043 .001 .093 .548 .186 .150 .218 4.588
z .010 .009 .140 1.086 .280 -.008 .027 .384 .100 .080 .326 3.072
x3z .000 .000 .240 1.160 .249 .000 .001 .591 .107 .085 .127 7.874
a. Dependent Variable: y

a
Coe fficient Corr elations

Model x3z z x3
1 Correlations x3z 1.000 -.807 -.876
z -.807 1.000 .634
x3 -.876 .634 1.000
Covariances x3z 8.12E-008 -2.0E-006 -5.8E-006
z -2.0E-006 7.65E-005 .000
x3 -5.8E-006 .000 .001
a. Dependent Variable: y

a
Colline arity Diagnos tics

Condition Varianc e Proportions


Model Dimension Eigenvalue Index (Cons tant) x3 z x3z
1 1 3.186 1.000 .01 .01 .01 .01
2 .482 2.570 .13 .00 .00 .09
3 .301 3.256 .01 .12 .25 .00
4 .031 10.165 .85 .87 .74 .91
a. Dependent Variable: y

Res iduals Statisticsa

Minimum Max imum Mean Std. Deviation N


Predicted Value .29266 8.44854 1.80134 1.587840 120
Residual -6.127604 9.569146 .000000 2.064534 120
Std. Predicted Value -.950 4.186 .000 1.000 120
Std. Residual -2.930 4.576 .000 .987 120
a. Dependent Variable: y
111

Charts

Histogram

Dependent Variable: y

70

60

50
Frequency

40

30

20

10
Mean = -2.08E-16
Std. Dev. = 0.987
0 N = 120
-4 -2 0 2 4 6

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y
Regression Standardized Residual

-2

-1 0 1 2 3 4 5

Regression Standardized Predicted Value

Anda mungkin juga menyukai