Anda di halaman 1dari 146

SKRIPSI

PENGARUH FASILITAS KANTOR DAN LINGKUNGAN


KERJA NON FISIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA KANTOR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN
MAUMERE KABUPATEN SIKKA

disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh


gelar Sarjana Manajemen

disusun dan diajukan oleh

MARIA URSULA APRILINA


062180113

kepada

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NUSA NIPA
INDONESIA
2022
YAYASAN PENDIDIKAN TINGGI NUSA NIPA
UNIVERSITAS NUSA NIPA INDONESIA
Fakultas Ekonomi-Program Studi Manajemen
Jl. Kesehatan No.3 86111-Nusa Tenggara Timur
Telp +62 382 22388, Fax +62 382 22388.
Website : www. http://www.nusanipa.ac.id
Non scholae sed vitae discimus Belajar Bukan Untuk Sekolah Melainkan Untuk Hidup

PENGARUH FASILITAS KANTOR DAN LINGKUNGAN KERJA


NON FISIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA KANTOR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN
MAUMERE KABUPATEN SIKKA

disusun dan diajukan Oleh :

MARIA URSULA APRILINA


062180113

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Maumere, Juli 2022


Pembimbing I, Pembimbing II,

(Imanuel Wellem, SE., MM) (Imelda Virgula Wisang, SE.,MM)


NIDN. 0814117301 NIDN. 0806108101

Ketua Program Studi Manajemen,

(Imanuel Wellem, SE.,MM)


NIDN. 0814117301

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Maria Ursula Aprilina
NIM : 062180113
Program Studi : Manajemen

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Skripsi yang berjudul


PENGARUH FASILITAS KANTOR DAN LINGKUNGAN KERJA NON FISIK
TERHADAP KINERJA KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR PENCARIAN
DAN PERTOLONGAN MAUMERE KABUPATEN SIKKA adalah karya ilmiah
saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah Skripsi ini tidak
terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh
gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar
pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Maumere,Juli 2022

Yang membuat pernyatan

Meterai
Rp. 10.000

Maria Ursula Aprilina

iii
MOTTO

” Siapapun bisa selamat di laut yang tenang,

tetapi pemenang hanyalah mereka yang

bertahan Ketika gelombang badai menerjang”

iv
Persembahan

Skripsi Ini saya persembahkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang Karena

Kasih Karunia-Nya Telah Memberikan Kesempatan Untuk Menikmati Indahnya

Dunia Pendidikan, Kepada Kedua Orang Tua atas kasih sayang tanpa pamrih,

Dan Keluarga Serta Semua Teman-Teman Yang Selalu Dukungan Doa Dan

Semangat Yang Tak Terhingga yang sudah membantu dalam kelancaran skripsi

ini.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan, Sang pemberi anugerah hidup dan

berkah, karena atas berkat dan bimbingan-Nya sehingga Penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH FASILITAS KANTOR

DAN LINGKUNGAN KERJA NON FISIK TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PADA KANTOR BASARNAS MAUMERE”. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada

Fakultas Ekonomi Universitas Nusa Nipa Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya

kepada yang terhormat :

1. Dr. Ir. Angelinus Vincentius, M.Si selaku Rektor Universitas Nusa Nipa

Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk

menimbah ilmu sampai saat ini.

2. Bapak Andreas Rengga, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Nusa Nipa Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada

Penulis untuk menimbah ilmu di Fakultas Ekonomi.

3. Bapak Imanuel Wellem, SE.,MM selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Nusa Nipa Indonesia sekaligus dosen pembimbing I yang telah

membimbing dan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

vi
4. Ibu Imelda Virgula Wisang, SE.,MM, selaku Dosen Pembimbing II, yang

telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan

memberikan masukan yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.

5. Segenap Bapak / Ibu Dosen serta Tenaga Kependidikan Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Nusa Nipa Indonesia, yang telah

memberikan ilmu, bimbingannya.

6. Bapak I Putu Sudayana, S.E.,M.AP selaku kepala kantor pencarian dan

pertolongan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

kegiatan penelitian.

7. Segenap Bapak/Ibu staf kantor Basarnas Maumere, yang selalu membimbing

dan membantu penulis selama kegiatan penelitian.

8. Orang tua yang telah mendukung penulis dan teman – teman seperjuangan

yang saling memotivasi dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyajian skripsi ini, masih

jauh dari sempurna. Segala saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat

penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan

sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Maumere, Juli 2022

Penulis

vii
ABSTRAK

Pengaruh Fasilitas Kantor dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap


Kinerja Pegawai Pada Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere

Maria Ursula Aprilina

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui gambaran kinerja pegawai,


Fasilitas Kantor, dan Lingkungan Kerja Non Fisik; (2) menganalisis pengaruh
Fasilitas Kantor dan Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap kinerja pegawai baik
secara parsial maupun secara simultan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Kantor Pencarian dan
Pertolongan Maumere, berjumlah 40 orang. Karena populasinya terbatas, maka
penelitian ini dilakukan secara sensus atau sampling jenuh. Data dikumpulkan
melalui quisioner dan dianalisis menggunakan metode deskriptif dan statistik
inferensial yaitu regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji
F dan Uji t.
Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa variabel kinerja pegawai
pegawai dikategorikan sangat baik, Fasilitas Kantor dan Lingkungan Kerja Non
Fisik dikategorikan baik. Hasil statistik uji t menunjukkan bahwa secara parsial
variabel Fasilitas Kantor dan Lingkungan Kerja Non Fisik berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil statistik uji F menunjukkan bahwa
secara simultan semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai. Hasil analisis determinasi menujukan kedua variabel bebas dalam
penelitian ini mampu menjelaskan terhadap variasi naik turunnya kinerja pegawai
Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere sebesar 35,9%

Kata Kunci : Fasilitas Kantor, Lingkungan Kerja Non Fisik, Kinerja Pegawai

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ iii
MOTTO.................................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ....................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTA TABEL.................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 10
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 10
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 11
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 11
1.4.2 Manfaat Praktis....................................................................... 11
1.5 Sistematika Penulisan ...................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 14


2.1 Tinjauan dan Teori Konsep .............................................................. 14
2.1.1 Kinerja Pegawai ..................................................................... 14
2.1.1.1 Pengertian Kinerja Pegawai ..................................... 14
2.1.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Pegawai .................................................................... 15
2.1.1.3 Karakteristik Kinerja Pegawai ................................. 17
2.1.1.4 Indikator Kinerja Pegawai ........................................ 18
2.1.1.6 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja..................... 20
2.1.1.7 Efek Kinerja ............................................................. 24
2.1.2 Fasilitas Kantor....................................................................... 25
2.1.2.1 Pengertian Fasilitas Kantor ...................................... 25
2.1.2.2 Jenis Fasilitas Kantor ............................................... 27
2.1.2.3 Manfaat Fasilitas Kantor .......................................... 28
2.1.2.4 Indikator Fasilitas Kantor ......................................... 29
2.1.3 Lingkungan Kerja Non Fisik .................................................. 30
2.1.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja Non Fisik .................. 30
2.1.3.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja Non Fisik ................. 32

ix
2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan
Kerja Non Fisik ........................................................ 36
2.1.3.4 Indikator Lingkungan Kerja Non Fisik .................... 38
2.1.3.5 Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Kerja
Non Fisik .................................................................. 39
2.3 Kerangka Berpikir............................................................................ 43
2.4 Hipotesis .......................................................................................... 44
2.4.1 Pengaruh Fasilitas Kantor Terhadap Kinerja Pegawai ........... 44
2.4.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Kinerja
Pegawai .................................................................................. 45
2.4.3 Pengaruh Fasilitas Kantor Dan Lingkungan Kerja Non Fisik
Terhadap Kinerja Pegawai ..................................................... 47

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 49


3.1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 49
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 50
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 50
3.3.1 Populasi .................................................................................. 50
3.3.2 Sampel .................................................................................... 51
3.4 Jenis Data dan Sumber..................................................................... 51
3.4.1 Jenis Data ............................................................................... 51
3.4.2 Sumber Data ........................................................................... 52
3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 53
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................. 54
3.6.1 Variabel .................................................................................. 54
3.6.2 Defenisi Operasional .............................................................. 55
3.7 Instrumen Penelitian ........................................................................ 56
3.8 Teknik Analisi Data ......................................................................... 59
3.8.1 Uji Instrumen Penelitihan ....................................................... 59
3.8.2 Uji Validitas ........................................................................... 59
3.8.3 Uji Reliabilitas........................................................................ 60
3.8.4 Analisis Deskriptif .................................................................. 61
3.8.5 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 63
3.8.6 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................... 64
3.8.7 Pengujian Hipotesis ................................................................ 65

BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 69


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 69
4.1.1 Sejarah Terbentuknya Kantor Pencarian dan Pertolongan . 69
4.1.2 Visi dan Misi .......................................................................... 70
4.1.2.1 Visi ........................................................................... 70
4.1.2.2 Misi .......................................................................... 70
4.1.3 Tujuan dan Sasaran ............................................................... 70
4.1.4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ................................. 72

x
4.1.4.1. Kedudukan............................................................... 72
4.1.4.2. Tugas ........................................................................ 73
4.1.4.3. Fungsi ...................................................................... 73
4.1.5 Struktur Organisasi ............................................................... 74
4.2. Karakteristik Responden ................................................................ 76
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan ............................................................................. 77
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Umur ....... 78
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Jenis
Kelamin.................................................................................. 78
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Masa Kerja 79
4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian ....................................................... 80
4.3.1 Uji Validitas .......................................................................... 80
4.3.2 Uji Reliabilitas ....................................................................... 81
4.4 Analisis Deskriptif .......................................................................... 82
4.4.1 Variabel Kinerja Pegawai ..................................................... 82
4.4.2 Variabel Fasilitas Kantor ...................................................... 83
4.4.3 Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik ................................ 84
4.5 Analisis Statistik Inferensial .......................................................... 85
4.5.1 Uji Asumsi Klasik ................................................................. 85
4.5.1.1 Uji Multikolinearitas ................................................ 86
4.5.1.2 Uji Normalitas .......................................................... 86
4.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................. 87
4.5.1.4 Uji Linearitas ........................................................... 88
4.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 89
4.5.3 Pengujian Hipotesis .............................................................. 91
4.5.3.1 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ........................ 91
4.5.3.2 Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F) ................... 92
4.5.4 Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 93
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 94
4.6.1 Pengaruh Fasilitas Kantor Terhadap Kinerja Pegawai
Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere ..................... 94
4.6.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kinerja
Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere ......... 97
4.6.3 Pengaruh Fasilitas Kantor dan Lingkungan Kerja Non
Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pencarian dan
Pertolongan Maumere ........................................................... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 100


5.1 Kesimpulan .................................................................................... 100
5.2 Saran .............................................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Hasil kuesioner pra-survey mengenai kinerja pegawai pada Kantor
Pencarian dan Pertolongan Maumere ..............................................................4
1.2 Ringkasan research gap ..................................................................................8
2.1 Penelitian pada dinas perindustrian dan perdagangan Provinsi Jawa
Tengah ...........................................................................................................40
2.2 Penelitian pada PT Kawan Lama Sejahtera Surabaya ..................................40
2.3 Penelitian pada PT. Garuda Mas Semesta (gamatex) Cimahi .......................41
2.4 Penelitian pada PT.Internasional Prospecta Garmindo .................................42
2.5 Penelitian pada PT Bukit Mas Prima Persada Depo Madiun ........................42
3.1 Hubungan rancangan penelitian dengan tujuan penelitian ............................50
3.2 Indikator dan sub indikator ukuran variabel kinerja kantor pencarian dan
pertolongan Maumere ....................................................................................56
3.3 Indikator dan sub indikator variabel ukuran fasilitas kantor pencarian dan
pertolongan Maumere ....................................................................................57
3.4 Indikator dan sub indikator variabel lingkungan kerja non fisik kantor
pencarian dan pertolongan Maumere ............................................................58
3.5 Skor alternatif pemilihan instrument .............................................................58
3.6 Kriteria presentase tanggapan responden ......................................................62
4.1 Data responden berdasarkan tingkat pendidikan ...........................................78
4.2 Data responden berdasarkan umur ................................................................78
4.3 Data responden berdasarkan jenis kelamin ...................................................78
4.4. Data responden berdasarkan masa kerja ........................................................79
4.5 Hasil uji validitas ...........................................................................................80
4.6 Hasil uji reliabilitas ........................................................................................81
4.7 Deskripsi variabel kinerja pegawai................................................................83
4.8 Deskripsi variabel fasilitas kantor .................................................................84
4.9 Deskripsi variabel lingkungan kerja non fisik ...............................................85
4.10 Hasil pengujian multikolinearitas ..................................................................86
4.11 Hasil pengujian normalitas ............................................................................87
4.12 Hasil pengujian linearitas ..............................................................................88
4.13 Analisis regresi ..............................................................................................89
4.14 Uji hipotesis parsial (uji t) .............................................................................91
4.15 Uji hipotesis simultasn (uji f) ........................................................................93
4.16 Koefisien determinansi ..................................................................................94

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Kerangka berpikir.............................................................................................43
4.1 Struktur organisasi ...........................................................................................74
4.2 Uji heteroskedastisitas......................................................................................87

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Surat keterangan melakukan penelitian
Lampiran 3 Surat selesai melakukan penelitian
Lampiran 4 Hasil kuisioner prasurvey
Lampiran 5 Research gap
Lampiran 6 Analisis deskriptif
Lampiran 7 Uji validitas
Lampiran 8 Uji reliability
Lampiran 9 Uji multikolinearitas
Lampiran 10 Linear berganda
Lampiran 11 Kartu konsultasi skripsi

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan intensitas bencana alam yang cukup

tinggi (Rahmat & Alawiyah, 2020: Rahmat et al., 2020). Secara geografis

Indonesia terletak di atas lempeng tektonik yang juga menyebabkan potensi

timbulnya gempa serta tsunami (Priambodo et al, 2020). Menanggapi hal tersebut

dan mengacu pada peraturan Presiden nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan

Nasional Pencarian dan Pertolongan (Badan SAR Nasional), Basarnas

mempunyai tugas pokok yaitu membantu presiden dalam menyelenggarakan

urusan pemerintahan dibidang pencarian dan pertolongan diantaranya yakni

melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian, dan pengendalian potensi SAR

dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan

hilang atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan penerbangan, serta

memberikan bantuan dalam bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan

SAR nasional dan internasional (Farida, 2019).

Pada Tahun 2006 dikeluarkan peraturan pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun

2006 tentang pencarian dan pertolongan atau search and rescue (SAR) dan

peraturan presiden nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional yang

menempatkan Basarnas sebagai Lembaga pemerintah non kementrian (LPNK)

dibawah Presiden.

1
2

Demikian pula Kabupaten Sikka merupakan wilayah dengan potenai

bencana cukup tinggi karena Kabupaten Sikka diapit oleh dua gunung berapi

yakni gunung Rokatenda dan Gunung Egon. Oleh karena itu, berdasarkan

Peraturan Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan nomor 16 Tahun 2017,

dibentuknya Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere dan disahkan menjadi

unit pelaksanaan teknis (UPT) pada Tahun 2018 yang berlokasi di Jl. Dipenegoro,

Kec. Alok Barat, Kab. Sikka, Maumere-NTT.

Basarnas mempunyai visi yaitu “berhasilnya pelaksanaan operasi SAR pada

setiap waktu dan tempat dengan cepat, handal, dan aman.” Dalam rangka

mewujudkan visi tersebut, maka bassarnas merumuskan misinya sebagai berikut

menyelenggarakan kegiatan operasi SAR yang efektif dan efisien melalui upaya

tindak awal yang maksimal serta pengerahan potensi SAR yang didukung oleh

Sumber daya manusia yang Profesional dalam rangka mewujudkan Visi dan misi

Badan SAR Nasional.

Sumber Daya Manusia merupakan suatu rancangan dari berbagai sistem

formal pada sebuah organisasi dengan tujuan memastikan penggunaan keahlian

manusia secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan organisasi / perusahaan

sesuai dengan keinginan (Mathis dan Jackson. 2006:3). Mengelola Sumber daya

manusia merupakan faktor yang paling utama guna menunjang kesuksesan sebuah

perusahaan di masa depan.

Organisasi SAR dari waktu kewaktu mengalami perubahan dan

penyempurnaan sejalan dengan sering terjadinya musibah baik itu musibah

penerbangan, pelayaran, bencana alam dan musibah lainnya. Oleh karena itu
3

Basarnas dan seluruh potensi SAR selalu dituntut agar dapat selalu cepat dan

sigap dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Disamping itu

pegawai juga merupakan pelaksana tugas yang dapat merealisasikan segala bentuk

instruksi atau perintah, agar tercapainnya tujuan organisasi yang sudah ditetapkan

sebelumnya. Oleh karenanya kontribusi yang paling besar ditutut oleh seorang

pegawai atau pegawai dalam organisasi yaitu, selain sumber daya manusia,

kinerja yang optimal dari pegawai atau pegawai tersebut juga sangatlah penting.

Kinerja atau performance merupakan sebuah penggambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan dalam

suatu perencanaan strategis suatu organisasi, (Moeheriono. 2012:95). Kinerja

juga merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan

standar yang telah ditentukan. Menurut Bemardin dan Rusel (2015) dalam Mhuyi

(2021:56) yang menyatakan kinerja merupakan salah satu tolak ukur yang

digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan dilakukan dengan baik atau

tidak berdasarkan enam indikator yaitu Quality, Quantity, Time Lines, Cost

Effectiveness, Need For Supervision dan Interpersonal impact.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, untuk melihat bagaimana kondisi

sebenarnya mengenai kinerja pegawai di kantor Pencarian dan Pertolongan

maumere. Maka dilakukan prasurvey dengan menyebarkan kuesioner sementara

kepada 20 pegawai berdasarkan penyebaran kuisioner tersebut di peroleh data

seperti terlihat pada tabel 1.1 berikut ini:


4

Tabel 1.1 Hasil kuesioner pra-survey mengenai kinerja pegawai pada Kantor
Pencarian dan Pertolongan Maumere
ST Sko
S TS KS S SS Total r
No Indikator %
(1) (2) (3) (4) (5) Skor Idea
F N F N F N F N F N l
Quality
1 0 0 0 0 0 0 9 36 11 55 91 100
(kualitas) 91.00
Quantity
2 0 0 0 0 0 0 10 40 10 50 90 100 90.00
(kuantitas)
Time Lines
3 0 0 0 0 0 0 13 52 7 35 87 100 87.00
(waktu)
Cost
Effectiveness
4 0 0 0 0 0 0 12 48 8 40 88 100 88.00
(efektifitas
biaya)
Need For
5 Supervision 0 0 0 0 3 9 12 48 5 25 82 100 82.00
(pengawasan)
Interpersonal
Import
6 0 0 0 0 0 0 10 40 30 150 190 200 95.00
(dampak
interpersonal)
Jumlah 628 700 89.71
SS: Sangat Setuju; S: Setuju; KS: Kurang Setuju; TS: Tidak Setuju; STS:
Sangat Tidak Setuju; F: Frekuensi; N: Frekuensi x Skor; Jumlah Responden: 20
0rang; Jumlah Pernyataan: 7; Skor Ideal: Skor tertinggi x Jumlah pernyataan x
Jumlah responden
Sumber: Hasil olah data kuesioner pra-survey 2022

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa kinerja pegawai pada Kantor

Pencarian dan Pertolongan Maumere belum maksimal. Hal tersebut terlihat dari

total skor yang didapat sebesar 628 dari skor ideal 700 atau dengan persentase

89.71%. Dengan demikian terdapat gap sebesar 10.29% yang menjadi

permasalahan kinerja pegawai di Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere.

Selanjutnya variabel kinerja pegawai terdiri dari 6 indikator dimana 3

indikator terendah adalah : 1) Need for Supervision (82.00%), 2) Time Lines

(87.00%), dan 3) Cost Effectiveness (88.00%). Hasil ini sesuai dengan hasil
5

wawancara yang menunjukkan adanya beberapa pegawai akan bekerja dengan

rajin apabila diawasi pimpinan, selain itu ada beberapa pegawai belum mampu

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar waktu yang ditentukan. Hasil

wawancara juga menunjukkan adanya beberapa pegawai belum mampu

menggunakan anggaran secara efektif.

Permasalahan kinerja pegawai tidak serta merta terjadi, akan tetapi

disebabkan oleh banyak faktor. Dalam penelitian ini, faktor pertama yang sangat

menentukan tinggi rendahnya kinerja pegawai adalah Fasilitas Kantor. Fasilitas

kantor faktor-faktor yang tidak dapat dipisahkan dari dunia kerja dan merupakan

hal yang paling penting bagi pegawai untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

Tersediannya fasilitas berupa penunjang kerja yang lengkap maka pegawai akan

terdorong untuk meningkatkan produktivitasnya. Menurut Koyong (2011:11),

fasilitas kantor adalah suatu bentuk pelayanan perusahaan terhadap pegawai agar

menunjang kinerja dalam memenuhi kebutuhan pegawai, sehingga untuk

meningkatkan produktivitas kinerja pegawai. Menurut Rifai (2019:5) fasilitas

kantor adalah segala sesuatu yang digunakan dan dipakai oleh pegawai untuk

melaksanakan tugas yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan

segala sesuatu pekerjaan. Menurut Baskoro (2019:11) fasilitas kantor merupakan

suatu bentuk pelayanan perusahaan terhadap pegawai agar menunjang kinerja

dalam memenuhi kebutuhan pegawai, sehingga dapat meningkatkan kinerja

pegawai.

Fasilitas kerja yang disediakan oleh kantor pemerintahan merupakan sarana

dan prasarana untuk memudahkan kinerja pegawai. Seorang pegawai yang


6

memiliki kinerja (hasil kerja) yang tinggi dan baik dapat menunjang tercapainnya

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Fasilitas kantor pada prinsipnya

menitikberatkan pada pekerjaan kantor yaitu membantu melayani berbagai

kegiatan atau kelancaran kerja.

Segala sesuatu yang menjadi sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan

yang bebentuk fisik serta dapat digunakan dalam kegiatan normal kantor dapat

disebut fasilitas kantor. Semakin baik fasilitas kantor maka semakin tinggi tingkat

kinerja pegawai dalam bekerja. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja

pegawai yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diterimanya. Kualitas

maupun kauntitas pegawai mempengaruhi tugas yang dikerjanya.

Berdasarkan wawancara dengan bagian pengelolah program dan kegiatan

terdapat masalah terkait Fasilitas kantor yang ada pada Bassarnas Maumere.

Berdasarkan data bulan Desember 2020 ditemukan permasalahan terkait fasilitas

kantor pada bidang kesekretariatan dan bidang sumber daya yang belum memadai

sehingga hal ini berpengaruh terhadap kinerja pegawainya.

Pada bidang kesekretariatan masih terbatasnya sarana perkantoran yakni

alat-alat kantor seperti komputer, LCD, laptop,dan printer, alat-alat komunikasi

kantor yakni telepon dan facsimile, perabot kantor seperti meja, kursi, filling

cabinet, dan white board yang masih terbatas. Pada bidang sumber daya peralatan

SAR darat dan peralatan SAR laut yang sangat minim di kantor Pencarian dan

Pertolongan Kelas B Maumere.


7

Selain fasilitas kantor, faktor lain yang sangat menentukan kinerja pegawai

pada kantor adalah lingkungan kerja. Menurut Najib (2020:23) lingkungan kerja

adalah suatu tempat dimana pegawai melaksanakan pekerjaannya ataupun segala

suatu yang ada disekitar pegawai yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Menurut Kurniawan (2019:20)

lingkungan kerja adalah suatu tempat yang berada disekitar pegawai baik fisik

maupun non fisik diwilayah organisasi, lingkungan dapat mempengaruhi

produktivitas pegawai.

Setiap perusahaan pasti menginginkan agar pegawainya mau bekerja sesuai

dengan aturan yang berlaku dan disiplin dalam bekerja, sehingga perusahaan

dituntut untuk mampu memberikan motivasi, salah satunya dengan cara

memberikan lingkungan kerja non fisik yang baik kepada pegawainya agar

pegawai dapat memiliki rasa tanggungjawab yang besar.

Kualitas lingkungan kerja yang baik dapat tercipta dengan memperbaiki

lingkungan kerja non fisik seperti menempatkan pegawai sesuai dengan keahlian,

melakukan rotasi pegawai agar pegawai tidak jenuh, dan mendengarkan masukan-

masukan pegawai tentang bagaimana efisiensi dapat tercapai dalam pekerjaan

mereka. Dengan demikian lingkungan kerja non fisik dengan kinerja terdapat

hubungan yang positif serta mempengaruhi kinerja pegawai pada suatu

perusahaan.

Berdasarkan wawancara, Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere

dalam menjalankan tugasnya, para pegawai selalu dituntut agar dapat

meningkatkan kinerja pegawai dengan memperbaiki lingkungan kerja non fisik.


8

Akan tetapi, pada saat ini kinerja pegawai masih kurang optimal dan berdasarkan

informasi yang didapat, salah satu faktor yang mempengaruhi kurang optimalnya

kinerja tersebut adalah lingkungan kerja non fisik yang belum optimal. Selain itu

dari hasil wawancara didapatkan data bahwa dari segi pengawasannya masih

belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari daftar hadir para pegawai yang masih

menggunakan daftar hadir secara manual, yang bisa berdampak pada

ketidakpatuhan pegawai terhadap jam kerja yang sudah ditentukan. Dengan

demikian hal tersebut secara langsung menunjukkan bahwa pengawasan di kantor

pencarian dan pertolongan Maumere masih belum tersistem dan

berkesinambungan.

Fasilitas kantor dan lingkungan kerja non fisik sangat berpengaruh terhadap

kinerja pegawai, dilihat dari penelitian terdahulu terdapat perbedaan hasil

penelitian di fasilitas kantor terhadap kinerja pegawai dan lingkungan kerja non

fisik terhadap kinerja pegawai. Dari kajian teori dan hasil penelitian terdahulu,

dirangkum dalam Tabel 1.2 berikut, selanjutnya akan mengkaji secara empiris

sejauh mana hubungan atau pengaruh fasilitas kantor dan lingkungan kerja non

fisik terhadap kinerja pegawai. Selanjutnya untuk memberikan arah dalam

penelitian ini maka dirumuskan kesenjangan penelitian (research gap) seperti

terlihat pada tabeL berikut:

Tabel 1.2 Ringkasan research gap


No Hubungan Hasil Penelitian Peneliti
Variabel
1. Pengaruh Berpengaruh positif dan Icshan (2019); Agus, at al
Fasiltas signifikan (2021); Anam (2017);
Kantor Hazmi(2021)
terhadap
9

Lanjutan tabel 1.2


Kinerja Berpengaruh negatif dan -
Pegawai signifikan
Berpengaruh positif dan Wibowo (2018); Yani
tidak signifikan (2021); Terry dkk (2017)
Berpengaruh negatif dan -
tidak signifikan
2. Pengaruh Berpengaruh positif dan Sigit (2015), Lilis
lingkungan signifikan (2019), Faisal (2021),
kerja non Anam (2017);
fisik terhadap Hazmi(2021)
kinerja Berpengaruh negative -
pegawai dan signifikan
Berpengaruh positif dan Yacinda (2014),
tidak signifikan Fristiawan (2020)
Berpengaruh negative -
dan tidak signifikan

Berdasarkan tabel 1.2 ada hasil penelitian terdahulu yang menunjukan

bahwa fasilitas kantor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai dan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.

Selanjutnya hasil penelitian terdahulu juga menujukkan bahwa lingkungan kerja

non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan

berpengaruh positif dan tidak signifikan kinerja pegawai. Dari hasil penelitian

terdahulu yang berbeda-beda sudah menimbulkan research gap, oleh karena itu

perbedaan hasil penelitian tersebut perlu untuk diperjelas lagi temuan bukti

empiris tentang sejauh mana pengaruh fasilitas kantor dan lingkungan kerja non

fisik terhadap kinerja pegawai, dan inilah sebagai celah untuk kejelasan hasil

penelitian.

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan research gap maka peneliti

merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Fasilitas

Kantor dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Pada

Kantor Pencarian Dan Pertolongan Maumere.”


10

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kinerja pegawai, fasilitas kantor, dan lingkungan kerja

non fisik pada Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere ?

2. Apakah fasilitas kantor berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor

Pencarian dan Pertolongan Maumere ?

3. Apakah lingkungan kerja non fisik berpengaruh terhadap kinerja pegawai

pada Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere ?

4. Apakah fasilitas kantor dan lingkungan kerja non fisik berpengaruh secara

bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pencarian dan

Pertolongan Maumere ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran kinerja pegawai, fasilitas kantor, dan lingkungan

kerja non fisik pada Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere.

2. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas kantor terhadap kinerja pegawai pada

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere.

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja

pegawai pada Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere.


11

4. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas kantor dan lingkungan kerja non fisik

secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pencarian dan

Pertolongan Maumere.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,

sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia

pendidikan dan dapat menjadi bahan perbandingan dalam penelitian di masa yang

akan mendatang, terutama yang berkaitan dengan fasilitas kantor, lingkungan

kerja non fisik, dan kinerja pegawai.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Sebagai informasi bagi pihak instansi maupun akademis dalam memahami

permasalahan fasilitas kantor dan lingkungan organisasi terhadap kinerja

pegawai yang baik dan efektif di Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere.

2. Referensi bagi instansi tempat penelitian dilakukan khususnya mengenai

beban kerja dan dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai.

3. Memberikan sumbangan pemikiran untuk pemerintah.


12

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dengan sistimatika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang : latar belakang, permasalahan penelitian,

tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat tentang : pengertian kinerja, level-level kinerja,

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, indikator-

indikator kinerja, pengukuran kinerja. Beban kerja, defenisi beban

kerja, faktor-faktor mempengaruhi beban kerja, dampak beban

kerja, jenis-jenis beban kerja indikator beban kerja, pengaruh beban

kerja dengan kinerja pegawai. Dukungan oerganisasi, defenisi

dukungan organisasi, jenis-jenis dukungan organisasi, bentuk-

bentuk dukungan organisasi, dimensi dukungan organisasi,

indikator dukungan organisasi, pengaruh dukungan organisasi,

penelitian terdahulu, kerangka berpikir, hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat tentang : rancangan penelitian, tempat dan waktu

penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik

pengumpulan data, defenisi operasional dan variabel penelitian,

instrumen penelitian, analisis data.


13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan deskripsi data, pengujian hipotesis dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan dan Teori Konsep

2.1.1 Kinerja Pegawai

2.1.1.1 Pengertian Kinerja Pegawai

Menurut Oktavia (2021:50) kinerja pegawai adalah hasil kerja yang

dicapai oleh pegawai sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam

melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, dimana suatu target kerja

dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampaui batas waktu yang

disediakan sehingga tujuan organisasi akan tercapai sesuai dengan moral maupun

etika. Menurut Sutrisno (2016: 151) kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil

kerja yang telah dicapai oleh seseorang berdasarkan tingkah laku kerjanya dalam

menjalankan aktivitas dalam bekerja.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2018:260) kinerja merupakan hasil

kerja seorang, sebuah proses manajemen secara keseluruhan, dimana hasil kerja

seorang tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat

diukur. Menurut Kasmir (2016:182) kinerja adalah hasil kerja dan perilaku kerja

yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam suatu

periode tertentu. Menurut Hasibuan (2017:94) kinerja pegawai merupakan suatu

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu.

14
15

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

merupakan hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang telah dicapai

pegawai, dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan instansi, dan hasil kerjanya tersebut disesuaikan dengan hasil yang telah

diharapkan instansi, melalui kriteria-kriteria atau standar kinerja pegawai yang

berlaku dalam instansi. Dan nantinya hasil kinerja dari para pegawai tersebut akan

dinilai oleh pengawas di instansi dan akan diberi penghargaan jika kinerja

pegawai tersebut meningkat sesuai dengan peraturan yang ada didalam instansi

tersebut.

2.1.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut Robbins (2014:47), “menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja pegawai adalah:

1. Individu

Secara psikologis, individu yang normal yang memiliki integritas

yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan

adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka inidividu

tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini

merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan

mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan

kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

Dengan kata lain, tanpa adanya konsentrasi yang baik dari individu dalam

bekerja, maka mimpi pimpinan mengharapkan mereka dapat bekerja


16

produktif dalam mencapai tujuan organisasi. Konsentrasi individu dalam

bekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan potensi, yaitu kecerdasan

pikiran/Intelegensi Quotiont (IQ) dan kecerdasan emosi/Emotional

Quotiont (EQ).

2. Lingkungan Kerja

Organisasi faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang

bagi individu dalam mencapai kinerja. Faktor lingkungan organisasi yang

dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai,

target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan

kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarir dan

fasilitas kerja yang relatif memadai.

3. Fasilitas Kerja

Sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan berbentuk fisik dan

digunakan dalam kegiatan normal perusahaan”.

Dharma (2013:73), “menyatakan faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor

internal dan eksternal.

a. Faktor Internal (disposisional)

Faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya,

kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan

tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang

mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut mempunyai

kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya

untuk memperbaiki kemampuannya.


17

b. Faktor Eksternal

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari

lingkungan. Seperti perilaku, sikap dan tindakan-tindakan rekan kerja,

bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Dari

beberapa kutipan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja

seorang pegawai dipengaruhi oleh individu (internal) dan faktor yang

ada di lingkungan kerja pegawai (faktor eksteral). Kinerja yang

optimal selain didorong oleh motivasi seseorang dan tingkat

kemampuan yang memadai, oleh adanya kesempatan yang diberikan,

dan lingkungan yang kondusif. Meskipun seorang individu bersedia

dan mampu, bisa saja ada rintangan yang jadi penghambat. Kinerja

pegawai setiap periodik perlu dilakukan penilaian. Hal ini karena

penilaian kinerja pegawai tersebut nantinya dapat digunakan”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dalam penelitian ini adalah

lingkungan kerja dan fasilitas kerja.

2.1.1.3 Karakteristik Kinerja Pegawai

Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi menurut

Mangkunegara (2002:68), adalah sebagai berikut:

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi

3. Memiliki tujuan yang realistis


18

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi

tujuannya

5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh

kegiatan kerja yang dilakukannya

2.1.1.4 Indikator Kinerja Pegawai

Menurut Bernardin dan Russel (2015) dalam Muhyi (2021:56), ada enam

kriteria primer untuk mengukur kinerja, yaitu:

1. Quality (kualitas)

Merupakan tingkat atau sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan

kegiatan mendekati tujuan yang diharapkan.

2. Quantity (kuantitas),

Merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, jumlah unit,

jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan.

3. Time liness (Ketepatan Waktu),

Adalah tingkat sejauhmana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang

dikehendaki dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu

yang tersedia untuk kegiatan lain.

4. Cost-effectiveness (efektivitas Biaya)

Adalah tingkat sejauhmana penggunaan sumber daya organisasi (manusia,

keuangan, teknologi, material dimaksimalkan untuk mencapai hasil

tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber

daya.
19

5. Need for supervision (Perlu Pengawasan),

Merupakan tingkat sejauhmana seseorang pekerja dapat melaksanakan

suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor

untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.

6. Interpersonal impact (Dampak Interpersonal),

Merupakan tingkat sejauhmana pegawai/pegawai memelihara harga diri,

nama baik dan kerjasama diantara rekan kerja dan bawahan.

2.1.1.5 Penilaian Kinerja

Mengetahui tinggi-rendahnya kinerja seseorang, perlu dilakukan

penilaian kinerja. Mangkunegara (2015:96) menyatakan bahwa: “Penilaian kinerja

adalah suatu proses penilaian kinerja pegawai yang dilakukan pemimpin

perusahaan secara sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya”.

Sastrohadiwiryo (2016:60) menyatakan bahwa: “Penilaian kinerja adalah suatu

kegiatan yang dilakukan manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga

kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja uraian/deskripsi pekerjaan

dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun”.

Menurut Hasibuan (2015:77) bahwa: “Penilaian kinerja adalah menilai

hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap

pegawai. Menempatkan kebijaksanaan berarti, apakah pegawai akan

dipromosikan, didemosikan, dan atau balas jasanya dinaikkan.” Berdasarkan

pendapat di atas, penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian kinerja pegawai

yang dilakukan pemimpin perusahaan secara sistematik berdasarkan pekerjaan


20

yang ditugaskan kepadanya. Masalah penilaian kinerja merupakan suatu hal yang

sangat penting, karena penilaian kinerja mempunyai banyak manfaat, baik bagi

pegawai maupun perusahaan. Penilaian kinerja sangat perlu diperhatikan pegawai

untuk pengembangan karier pegawai tersebut lebih lanjut”.

2.1.1.6 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Tercapainya tujuan perusahaan, maka diharapkan terjadinya hubungan

yang harmonis pada pihak atasan dan bawahan. Adanya penilaian kinerja pegawai

dan pimpinan akan melakukan tugasnya seperti dalam hal berjalannya promosi

jabatan terhadap pegawai, begitu pula sebaliknya.

Tujuan penilaian kinerja pegawai menurut Hasibuan (2015:79), “sebagai

berikut:

1. Sebagai dasar pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi,

demosi, pemberhentian dan penempatan besarnya balas jasa.

2. Untuk mengukur kinerja yaitu sejauh mana pegawai dapat sukses dalam

pekerjaannya.

3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dari dalam

pekerjaannya.

4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal

kerja dan peralatan kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi

kerja dan peralatan kerja.

5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi pegawai

yang berada didalam organisasi.


21

6. Sebagai alat untuk mendapatkan motivasi kerja pegawai sehingga dicapai

tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik.

7. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan dan kelebihan

dimasa lampau dan meningkatkan kemampuan pegawai selanjutnya.

8. Sebagai kriteria didalam menentukan seleksi dan penempatan pegawai.

9. Sebagai alat memperbaiki atau mengembangkan kecakapan pegawai.

10. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan”.

Sedangkan menurut Sastrohadiwirjo (2016:63), “penilaian kinerja

dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan kegiatan

pengembangan jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan.

2. Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja dalam

perusahaan.

3. Alat untuk memberikan umpan balik yang mendorong kearah kemajuan

dan kemungkinan memperbaiki/meningkatkan kualitas kerja bagi para

tenaga kerja.

4. Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang dihadapkan dari seorang

pemegang tugas dan pekerjaan.

5. Landasan/bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang

ketenagakerjaan baik promosi, mutasi maupun kegiatan ketenagakerjaan

lainnya”.
22

Menilai perilaku dan kinerja pegawai untuk kebijakan masa yang akan

datang oleh pimpinan sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang promosi,

mutasi, demosi dan lainnya adalah hal yang wajib dilakukan. Keselarasan

hubungan yang baik antara pimpinan dengan bawahan adalah suatu akses yang

diinginkan oleh perusahaan.

Menurut Handoko (2013:88), “manfaat atau kegunaan-kegunaan

penilaian kinerja antara lain adalah:

1. Perbaikan kinerja. Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan

pegawai, manajer dan departemen personalia dapat memperbaiki

kegiatan-kegiatan mereka demi perbaikan kinerja.

2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi. Evaluasi pretasi kerja membantu

pada pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian

bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

3. Keputusan-keputusan penempatan. Promosi, transfer dan demosi

(penurunan jabatan) biasanya didasarkan pada kinerja masa lalu atau

antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap

kinerja masa lalu.

4. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan. Kinerja yang jelek

mungkin menunjukan kebutuhan latihan. Demikian juga, kinerja yang

baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.

5. Perencanaan dan pengembangan karier. Umpan balik kinerja seseorang

pegawai dapat mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang

jalur karier tertentu yang harus diteliti.


23

6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing. Kinerja yang baik atau

yang jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing

departemen personalia.

7. Ketidakakuratan informasional. Kinerja yang jelek mungkin menunjukan

kesalahan-kesalahan dalam informasi analisa jabatan, rencana-rencana

sumber daya manusia, atau komponen-komponen sistem informasi

manajemen personalia lainnya. Menggantungkan diri pada informasi

yang tidak akurat dapat mengakibatkan keputusan-keputusan personalia

yang diambil menjadi tidak tepat.

8. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan. Kinerja yang jelek mungkin

merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian

prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.

9. Kesempatan kerja yang adil. Penilaian kinerja secara akurat akan

menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa

diskriminasi.

10. Tantangan-tantangan ekstenal. Kadang-kadang kinerja dipengaruhi oleh

faktor-faktor di luar lingkungan kerja, seperti: keluarga, kesehatan,

kondisi financial atau masalah-masalah pribadi lainnya. Dengan

penilaian kinerja tersebut departemen personalia dimungkinkan untuk

dapat menawarkan bantuan kepada semua pegawai yang membutuhkan

atau yang diperkirakan memerlukan”


24

2.1.1.7 Efek Kinerja

Menurut Umam (2010:101), beberapa efek dari adanya kinerja adalah:

1. Pencapaian target

Pada saat pegawai dan pimpinan bertindak efektif dengan energi positif,

untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai

dengan arahan dari target. Maka pada saat itu, energi positif setiap orang

akan berkolaborasi dan berkontribusi untuk menghasilkan karya dan

kinerja terbaik.

2. Loyalitas pegawai

Loyalitas memiliki beberapa unsur, yaitu adanya sikap kesetiaan,

kesadaran melaksanakan tanggung jawab, serta berusaha menjaga nama

baik perusahaan. semakin tinggi tingkat loyalitasnya, maka akan semakin

baik kinerja pegawai tersebut.

3. Pelatihan dan Pengembangan

Semakin baik kinerja pegawai, semakin mudah dalam pelatihan dan

pengembangan. Sebaliknya, bila semakin buruk kinerja pegawai tersebut,

akan semakin tinggi kebutuhan pegawai tersebut untuk mendapatkan

pelatihan dan pengembangan.

4. Promosi

Kinerja dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk promosi

pegawai.
25

5. Berperilaku Positif

Mendorong orang lain agar berperilaku positif atau memperbaiki tingkatan

mereka yang berada di bawah standar kinerja.

6. Peningkatan Organisasi

Memberikan dasar yang kuat bagi pembuatan kebijakan untuk peningkatan

organisasi.

2.1.2 Fasilitas Kantor

2.1.2.1 Pengertian Fasilitas Kantor

Menurut Baskoro (2019:11) fasilitas kerja merupakan suatu bentuk

pelayanan perusahaan terhadap pegawai agar menunjang kinerja dalam memenuhi

kebutuhan pegawai, sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai.

Menurut Rifai (2019:5) fasilitas kerja adalah segala sesuatu yang

digunakan dan dipakai oleh pegawai untuk melaksanakan tugas yang dapat

memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu pekerjaan.

Menurut Priyatmono (2017:34) fasilitas kerja merupakan sarana

pendukung dalam aktivitas perusahaan berbentuk fisik, dan digunakan dalam

kegiatan normal perusahaan, memiliki jangka waktu kegunaan yang relatif

permanen dan memberikan manfaat untuk masa yang akan datang. Berdasarkan

pengertian fasilitas kerja di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas kerja adalah

segala sesuatu yang digunakan dan dipakai dalam bentuk sarana dan prasarana

yang dapat menunjang pelaksanaan pekerjaan pegawai yang diberikan oleh

instansi sehingga dapat memperlancar penyelesaian tugas dan akan berdampak


26

positif dalam peningkatan kinerja dan produktivitas pegawai di dalam instansi.

Menurut Dessler (2015:40) “fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat

memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu kegiatan, tujuannya yaitu untuk

mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem perencanaan

secara hati-hati dan seksama kemudian mengupayakan pemakaian sarana dan

prasarana secara tepat dan efisien”.

Menurut Mangkunegara (2015:80), “fasilitas kerja adalah sarana

pendukung dalam aktivitas perusahaan berbentuk fisik dan digunakan dalam

kegiatan normal perusahaan. Fasilitas merupakan faktor yang sangat penting

untuk meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja dalam suatu instansi. Penggunaan

perlengkapan dan mesin-mesin merupakan salah satu aspek yang menarik

perhatian pekerjaan kantor modern.

Fasilitas-fasilitas yang lengkap memberikan kontribusi yang besar bagi

suatu perusahaan”. Fasilitas yang digunakan oleh setiap perusahaan bermacam-

macam bentuk dan jenis serta manfaatnya. Semakin besar aktivitas suatu

perusahaan, maka semakin lengkap juga fasilitas dan sarana pendukung dalam

proses kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Mangkunegara (2015:81), “fasilitas juga bisa dianggap suatu

alat untuk mencapai tujuan perusahaan yang ada banyak faktor yang mendukung,

salah satu diantaranya adalah fasilitas kerja pegawai merupakan faktor pendukung

bagi kelancaran tugas yang mereka kerjakan”.


27

Menurut Mangkuprawira (2014:66), “karakteristik dari sarana pendukung

dalam proses aktivitas perusahaan adalah:

1. Mempunyai bentuk fisik

2. Dipakai atau digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan

3. Mempunyai jangka waktu kegunaan atau umur relatif permanen dari satu

periode akuntansi atau lebih dari satu tahun.

4. Memberikan manfaat di masa yang datang”.

2.1.2.2 Jenis Fasilitas Kantor

Menurut Siagian (2015:60), “Fasilitas kerja merupakan salah satu alat

yang digunakan oleh pegawai untuk memudahkan dalam penyelesaian pekerjaan

sehari-hari. Fasilitas kerja pada setiap perusahaan akan berbeda dalam bentuk dan

jenisnya, tergantung pada jenis usaha dan besar kecilnya perusahaan tersebut.

Fasilitas kerja terbagi atas dua bagian yaitu:

1. Fasilitas sarana kantor. Misalnya: Komputer, printer, AC, kipas, telepon,

faximile, kursi, meja, mesin tik, filling cabinet, lemari, kertas, televisi,

mesin photo copy, OHP, kertas, In Foccus, wireless, tinta, penghapus,

pulpen, pensil serta peralatan tulis lainnya.

2. Fasilitas prasarana kantor. Misalny: fasilitas olahraga, tempat ibadah,

kantin, kamar mandi, pendidikan dan pelatihan”.


28

2.1.2.3 Manfaat Fasilitas Kantor

Menurut Rivai (2014:76), “fasilitas kerja adalah sebagai sarana yang

diberikan perusahaan untuk mendukung jalannya nada perusahaan dalam

mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pemegang kendali. Adapun manfaat dari

peralatan kantor tersebut bagi:

1. Pegawai

a. Mengurangi kebosanan dan keletihan bekerja apabila harus

mengerjakan pekerjaan yang berulang – ulang.

b. Untuk menghemat tenaga dan pikiran manusia dalam melakukan

pekerjaannya.

c. Untuk menghemat waktu dan tenaga.

d. Untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang lebih rapi dan lebih baik.

e. Meningkatkan ketelitian yang sempurna karena jika dilakukan secara

manual biasanya banyak terjadi kesalahan.

2. Perusahaan/Kantor Penyediaan fasilitas kerja merupakan bentuk pelayanan

suatu organisasi terhadap pegawainya dalam menunjang kinerja untuk

memenuhi kebutuhan pegawai. Penyediaan fasilitas yang lengkap, selain

meningkatkan kinerja pegawai akan sangat berguna bagi suatu organisasi

karena waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan menjadi

semakin singkat, tenaga kerja yang diperlukan pun akan semakin sedikit”.
29

2.1.2.4 Indikator Fasilitas Kantor

Menurut Faisal (2005:22) dalam Anandita et al. (2021:882) indikator

fasilitas kerja adalah :

1. Sesuai dengan kebutuhan, di dalam suatu pekerjaan fasilitaas hanya

digunakan sesuai dalam pekerjaan atau jabatannya,

2. Mampu mengoptimalkan hasil kerja, pegawai mampu memberikan hasil

kinerja yang baik sesuai fasilitas yang digunakan. Fasilitas kerja yang

memadai akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.

3. Mudah dalam penggunaan, fasilitas kerja akan meringankan beban kerja

setiap pegawai. Dengan alat bantu kerja pegawai, tidak akan banyak

menguras tenaga yang di miliki pegawai.

4. Mempercepat proses kerja, fasilitas kerja yang disediakan mampu

membantu pegawai dalam mempercepat proses pengerjaan sehingga dapat

tepat waktu sesuai target.

5. Penempatan ditata dengan benar, fasilitas kerja yang digunakan dalam

membantu proses kerja diletakan di tempat yang sesuai. Luas ruangan

yang cukup, pencahayaan yang cukup, ruang gerak pegawai yang cukup.

Sehingga pegawai dapat melaksanakan penyelesaian pekerjaan secara

nyaman dan baik.


30

2.1.3 Lingkungan Kerja Non Fisik

2.1.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja Non Fisik

Sedamayanti (2011:31), menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik

adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik

hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan bawahan sesama rekan kerja,

ataupun hubungan dengan bahwahan. Sementara itu, Wursanto (2009:269)

Menyebutnya sebagai lingkungan kerja sikis yang di defenisikan sebagai “Sesuatu

yang menyangkut segi pesikis dari lingkungan kerja”

Menurut Nitisemito (2000:139) lingkungan kerja non fisik

menggambarkan suatu keadaan yang membantu untuk kerja sama antara tingkat

pimpinan dengan bawahan maupun sesame teman kerja yang mempunyai status

jabatan setara di tempat kerja.

Lingkungan kerja non fisik adalah “semua keadaan yang terjadi yang

berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan antara atasan dengan bawahan

maupun hubungan sesama rekan kerja (Sedarmayanti, 2014:25).

Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja

yang tidak bisa diabaikan. Lingkungan kerja non fisik ini tidak kalah pentingnya

dengan lingkungan kerja fisik. Semangat kerja pegawai sangat dipengaruhi oleh

keadaan lingkungan kerja non fisik, misalnya hubungan dengan sesama pegawai

dan dengan pemimpinnya. Apabila hubungan seorang pegawai dengan pegawai

lain dan dengan pimpinan berjalan dengan sangat baik maka akan dapat membuat

pegawai merasa lebih nyaman berada di lingkungan kerjanya, maka semangat

kerja pegawai akan meningkat dan kinerja pun juga akan ikut meningkat”.
31

Menurut Nitisemito (2013:187), “Perusahaan hendaknya dapat

mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan,

bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi

yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik,

dan pengendalian diri.

Menurut Hasibuan (2009:32), menerangkan bahwa betapapun positifnya

perilaku manusia seperti tercermin dalam kesetiaan yang besar, disiplin yang

tinggi dan dedikasi yang tidak diragukan, maka tanpa sarana dan prasarana kerja

yang baik, pegawai tidak akan dapat berbuat banyak apa lagi dalam hal

meningkatkan efesien, efektivitas, serta produktivitas kerja. Lingkungan kerja non

fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja,

baik hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan sesama rekan kerja,

ataupun hubungan dengan bawahan.

Menurut Wursanto (2009:269), mendefenisikan lingkungan kerja non

fisik sebagai “sesuatu yang menyangkut segi psikis dari lingkungan kerja”.

Berdasarkan pengertian terebut dikatakan bahwa lingkungan kerja non fisik

disebut juga lingkungan kerja psikis, yaitu keadaan disekitar tempat kerja yang

bersifat non fisik. Sedangkan menurut Sumartono dan Sugito (2004:147),

lingkungan kerja non fisik adalah komunikasi pegawai, hubungan dengan atasan

dan lain sebagainnya.


32

2.1.3.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sedarmayanti (2011:26) Menyatakan bahwa, lingkungan kerja

non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan

sesame rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Hubungn kerja dibagi

menjadi dua:

1. Hubungan kerja antar pegawai

Hubungan kerja antar pegawai sangat diperlukan dalam melakukan

pekerjaan, terutama bagi pegawai yang bekerja secara berkelompok,

apabila terjadi konflik yang timbul dapat memperkerut susana kerja dan

akan menurukan semangat kerja pegawai. Hubungan kerja yang baik

antara yang satu dengan yang lain dapat meningkatkan semangat kerja

bagi pegawai, dimana mereka saling bekerja sama atau saling membantu

dalam menyelesaikan pekerjaan.

2. Hubungan kerja antar pegawai dengan pimpinan

Sikap atasan terhadap bawahan memberikan pengaruh bagi pegawai dalam

melaksanakan aktivitas. Sikap yang bersahabat, saling menghormati perlu

dalam hubungan antar atasan dengan bawahan untuk kerja sama dalam

mencapai tujuan perusahaan. Sikap bersahabat yang diciptakan atasan

akan menjadikan pegawai lebih betah untuk bekerja dan dapat

menimbulkan semangat kerja bagi pegawai. Pada perusahaan sikap

pemimpin antara pegawainya saling menghormati agar dapat memajukan

perusahaan.
33

Menurut Duane et al dalam Mangku negara dan Prabu (2011:105),

Lingkungan kerja non fisik adalah semua aspek fisik psikologis kerja, dan

peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian

produktivitas. Lingkungan kerja non fisik terdiri dari lingkungan kerja temporal

dan lingkungan kerja psikologis.

1. Lingkungan Kerja Temporal

a. Waktu Jumlah Jam Kerja

Dalam kebijakan kepegawaian Indonesia, standar jumlah minimal 35

jam dalam seminggu. Sebaliknya, pegawai yang bekerja kurang dari

35 jam dalam seminggu, dikategorikan stengah pengangguran yang

terlihat.

b. Waktu Istirahat Kerja

Waktu istirahat jam kerja perlu diberikan kepada pegawai agar mereka

dapat memulihkan Kembali rasa lelahnya. Dengan adanya waktu

istrahat yang cukup, pegawai dapat bekerja lebih semangat dan

bahkan dapat meningkatkan produksi serta efisiensi.

2. Lingkungan Kerja Psikologis

a. Kebosanan

Kerja dapat terjadi akibat rasa tiak enak, pekerjaan yang menonton,

kurang bahagia, kurang istirahat, dan kelelahan. Untuk mengurangi

rasa bosan kerja, perusahaan dapat melakukan penempatan kerja yang

sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuan pegawai, pemberian

motivasi dan rotasi kerja.


34

b. Pekerjaan yang Menoton

Suatu pekerjaan yang sifatnya rutin tanpa variasi akan dapat

menimbulkan rasa bosan karena pekerjaan yang dilakukan akan terasa

menoton, sehingga menimbulkan kemalasan yang dapat

mengakibatkan kegiatan bekerja berkurang. Serta manurunnya

motivasi kerja pegawai.

c. Keletihan

Keletihan kerja terdiri dari dua macam yaitu keletihan psikis dan

peletihan pshikologis. Penyebab keletihan psikis adalah kebosanan

kerja sedangkan keletihan fisiologis dapat mengakibatkan

meningkatnya kesalahan dalam bekerja, meningkatkan absen, tumover

dan kecelakaan kerja.

Menurut Sunyoto (2012:44), Lingkungan kerja non fisik yaitu Hubungan

rekan kerja dalam lingkungan kerja non fisik di bagi menjadi dua, yaitu hubungan

individu dan hubungan kelompok.

1. Hubungan individu

Diperoleh seorang pegawai yang datangnya dari rekan-rekan kerja sekerja

maupun atasan.

2. Hubungan kelompok

Sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki

kesamaan dalam hal jenis kelamin, minat, kemauan, dan kemampuan yang

sama.
35

Jika hubungan diantara rekan krja baik individu maupun kelompok kurang

harmonis, maka akan mengakibatkan tergangungnya kondisi lingkungan kerja

Menurut Wursanto (2009:269-270), Lingkungan kerja non fisik sebagai

sesuatu yang menyangkut segi sikis dari lingkungan kerja. Ada beberapa unsur

penting dalam pembentukan sikap dan prilaku pegawai dalam lingkungan kerja

non fisik, yaitu sebagai berikut :

1. Pengawasan yang dilakukan secara kontinu dengan mengunakan system

pengawasan yang ketat.

2. Suasana kerja yang dapat memberikan dorongan dan semangat kerja yang

tinggi.

3. Sistem pemberiaan imbalan, memberikan gaji maupun perangsang lain

yang menarik.

4. Perilaku dengan baik, tidak disamakan dengan robot atau mesin,

kesempatan untuk mengembangkan karir semaksimal mungkin sesuai

dengan Batasan kemampuan masing- masing anggota.

5. Ada rasa aman dari anggota, baik dalam dinas maupun diluar dinas.

6. Hubungan dengan anggota lain berlangsung secara serasi, lebih bersifat

informal, penuh kekeluargaan.

7. Para anggota mendapatkan perlakuan secara adil dan objektif.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebur, dapat dikatakan bahwa

lingkungan kerja non fisik disebut sebgai lingkungan kerja sikis, yaitu keadaan di

sekitar tempat kerja yang bersifat non fisik. Lingkungan kerja yang seperti ini

tidak dapat ditangap langsung dengan panca indra manusia, namun dapat
36

dirasakan keadaanya. Lingkungan kerja non fisik ini dapat dirasakan melalui

hubungan- hubungan sesama pegawai bahwan dengan atasan maupun atasan

dengan bawahan.

2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Swatno dan Priansa, (2011:163) secara umum lingkungan kerja

non fisik yaitu :

1. Faktor lingkungan non fisik

Faktor lingkungan non fisik adalah hal-hal yang menyangkut dengan

hubungan sosial dan keorganisasian. Kondisi non fisik yang

mempengaruhi kepuasan kerja pegawai adalah :

a. Pekerjaan yang Berlebihan

Pekerjaan yang berlebihan dengan waktu yang terbatas atau mendesak

dalam penyelesaian suatu pekerjaan akan menimbulkan penekanan

dan tegegangan terhadap pegawai, sehinga hasil yang di dapat kurang

maksimal.

b. Sistem Pengawasan yang Buruk

Sistem pengawasan yang buruk dan tidak efesien dapat menimbulkan

ketidakpuasan lainnya, seperti ketidak stabilan suasana politik dan

kurannya umpan balik prestasi kerja.

c. Frustasi

Furstasi dapat berdampak pada terhambatnya usaha pencapaian,

tujuan, misalnya harapan perusahan tidak sesuai dengan harapan


37

pegawai, apabila hal ini berlangsung terus menerus akan

menimbulkan frustasi bagi pegawai.

d. Perubahan-Perubahan dalam segala bentuk

Perubahan yang terjadi dalam pekerjaan akan mempengaruhi cara

orang-orang dalam bekerja, misalnya perubahan lingkungan kerja

seperti perubahan jenis pekerjan, perubahan organisasi, dan pergantian

pemimpin perusahan.

e. Perselisian antar Pribadi dan Kelompok

Hal ini terjadi apabila kedua bela pihak mempunyai tujuan yang sama

yang bersaing untuk mencapai tujuan tersebut. Perselisian ini dapat

berdampak negatif yaitu terjadinya perselisian dalam berkomunikasi,

kurangnya kompakan dan kerja sama. Sedangkan dampak positifnya

adanya usaha positif untuk mengatasi perselisian di tempat kerja, di

ataranya : Persaingan, masal status dan perbedaan antara individu.

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik ada beberapa hal yang

harus diperhatikan yaitu (Siagian, 2006:63) :

1. Bangunan tempat kerja

2. Ruang yang lega

3. Fentilasi pertukan udara

4. Tersedianya tempat-tempat ibadah keagamaan

5. Ketersedianya sarana angkutan khusus maupun umum untuk pegawai

nyaman dan mudah.


38

2.1.3.4 Indikator Lingkungan Kerja Non Fisik

Kajian lingkungan kerja non fisik bertujuan untuk membentuk sikap

pegawai yang positif yang dapat mendukung kinerja pegawai. Wursanto

(2009:270) berpendapat bahwa ada beberapa unsur penting dalam pembentukan

sikap dan prilaku pegawai dalam lingkungan kerja non fisik, yaitu sebagai berikut:

1. Pengawasan

Pengawasan yang dilakukan secara terus menerus dengan menggunakan

sistem pengawasan yang ketat.

2. Sistem imbalan (gaji)

Sistem pemberian imbalan merupakan hal sensitif terhadap

kemanusiawian disebabkan gaji merupakan hak yang di terima oleh

pegawai atau kewajiban perusahaan untuk membayar.

3. Perlakuan dengan baik, manusiawi, tidak disamakan dengan robot atau

mesin, kesempatan untuk mengembangkan karier semaksmal mungkin

sesuai dengan batas kemampuan masing-masing anggota.

4. Perasaan Aman

Rasa aman yang dimaksud adalah rasa aman yang diciptakan baik didalam

dinas maupun di luar dinas

5. Hubungan antar individu

Hubungan secara serasi merupakan hubungan yang lebih bersifat informal,

penuh kekeluargaan antara atasan maupun dengan bawahan.

6. Keadilan

Para anggota mendapat perlakuan secara adil dan objektif


39

2.1.3.5 Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Kerja Non Fisik

Untuk penimgkatan adanya lingkungan kerja yang memberikan

kesempatan berlatih dan motivasi belajar, manajer membutuhkan (Noe et al.,

2008:281):

1. Penyediaan bahan, waktu, informasi hubungan kerja dan alat bantu kerja

lainnya bagi pegawai untuk digunakan dengan keterampilan yang baru

sebelum berpartisipasi dengan program pelatihan.

2. Berbicara positif tentang program-program pelatihan perusahaan kepada

pegawai.

3. Biarkan pegawai mengetahui bahwa mereka melakukan pekerjaan yang

baik bila mereka menggunakan materi-materi pelatihan dalam

pekerjaannya.

4. Memperhatikan keanggotaan kelompok kerja yang dilibatkan bersama

yang lainnya dalam percobaan penggunaan keterampilan baru pada

pekerjaan dan mensosialisasikan umpan balik serta berbagai pengalaman-

pengalaman pelatihan dan situasi-situasi sesuai dengan materi pelatihan

yang dapat membantu pekerjaannya.

5. Berikan pegawai waktu dan kesempatan yang praktis untuk

mengaplikasikan keterampilan baru atau perilaku yang baru pada

pekerjaannya.
40

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan fasilitas kerja

dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja pegawai sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan oleh Anam (2017) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian pada dinas perindustrian dan perdagangan Provinsi


Jawa Tengah
Judul Pengaruh fasilitas kerja, lingkungan kerja non fisik dan
kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai (Studi pada
Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Tengah)
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh fasilitas kerja, lingkungan
kerja non fisik dan kepuasan kerja terhadap kinerja
pegawai (Studi Pada Pegawai Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Tengah)
Metode Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
Penelitian menggunakan metode purposive sampling.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fasilitas kerja,
lingkungan kerja non fisik dan kepuasan kerja
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Nilai Ajusted R
Square sebesar 55,2% yang artinya kinerja dapat
dijelaskan oleh variable fasilitas kerja, lingkungan kerja
non fisik dan kepuasan kerja. Sisanya sebesar 44,8%
dapat dijelaskan oleh variable lain.
Persamaan Persamaan Peneliti ini dengan peneliti yang dilakukan
penulis adalah sama-sama meneliti tentang fasilitas
kantor dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja
pegawai dan sama- sama menggunakan metode
penelitian kuantitatif.
Perbedaan Perbedaanya terletak pada waktu dan lokasi penelitian.

2. Penelitian dilakukan oleh Hazmi (2021) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penelitian pada PT Kawan Lama Sejahtera Surabaya


Judul Pengaruh Fasilitas Kerja dan Lingkungan Kerja Non
Fisik terhadap Kinerja Pegawai di PT Kawan Lama
Sejahtera Surabaya
Tujuan 1) Untuk mengetahui adanya pengaruh dari fasilitas
kerja pada tingkatan kinerja setiap pegawai; 2) Untuk
mengetahui pengaruh suatu lingkungan kerja non fisik
pada kinerja tiap pegawai; 3) Untuk melihat adakah
pengaruh fasilitas kerja serta lingkungan kerja non fisik
41

Lanjutan tabel 2.2


terhadap tingkatan kinerja seluruh pegawai.
Metode Menggunakan metode kuantitatif
Penelitian
Hasil Penelitian 1) Fasilitas kerja mempunyai pengaruh yang signifikan
atas kinerja setiap pegawai; (2) Lingkungan kerja non
fisik berpengaruh signifikan atas kinerja tiap pegawai;
3) Fasilitas kerja dan juga lingkungan kerja non fisik
memiliki pengaruh signifikan pada kinerja semua
pegawai.
Persamaan Persamaan Peneliti ini dengan peneliti yang dilakukan
penulis adalah sama-sama meneliti tentang fasilitas
kantor dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja
pegawai dan sama- sama menggunakan metode
penelitian kuantitatif.
Perbedaan Perbedaanya terletak pada waktu dan lokasi penelitian.

3. Penelitian dilakukan oleh Sigit (2015) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.3 Penelitian pada PT. Garuda Mas Semesta (gamatex) Cimahi
Judul Pengaruh kondisi lingkungan kerja non fisik terhadap
kinerja pegawai bagian produksi di PT. Garuda Mas
Semesta (gamatex) Cimahi
Tujuan Untuk Mengetahui pengaruh kondisi lingkungan kerja
non fisik terhadap kinerja pegawai bagian produksi di
PT. Garuda Mas Semesta (gamatex) Cimahi
Metode Menggunakan metode kuantitatif
Penelitian
Hasil Penelitian Dari analisis data diketahui bahwa koefisien korelasi
dari variabel X (lingkungan kerja non fisik) terhadap
variabel Y (kinerja pegawai) dalam kategori sedang.
Koefisien Determinasi (KD) menunjukan bahwa kinerja
dipengaruhi oleh lingkungan kerja non fisik. Koefisien
regresi antara variabel X (lingkungan kerja non fisik)
dan variabel Y (kinerja pegawai) nyata adanya. Jika
dikonfirmasikan dengan kriteria penolakan hipotesis
menunjukan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.
Persamaan Persamaan Peneliti ini dengan peneliti yang dilakukan
penulis adalah sama-sama meneliti tentang lingkungan
non fisik terhadap kinerja pegawai dan sama-sama
menggunakan metode penelitian Kuantitatif.
Perbedaan Perbedaanya terletak pada waktu dan lokasi penelitian.
42

4. Penelitian dilakukan oleh Ratna Adi Kamaya (2021) dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 2.4 Penelitian pada PT.Internasional Prospecta Garmindo


Judul Pengaruh fasilitas kerja dan lingkungan kerja terhadap
kinerja pegawai (studi pada PT.Internasional Prospecta
Garmindo)
Tujuan Untuk Mengetahui Pengaruh fasilitas kerja dan
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai (studi pada
pt.internasional prospecta garmindo)
Metode Menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan
Penelitian deskriptif.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan
fasilitas kerja dan lingkungan kerja berpengaruh
terhadap kinerja pegawai dengan nilai fhitung>ftabel
(6,189 > 3,20), dan nilai signifikansinya 0,004 ttabel,
dengan masing-masing nilai 3,042 dan 0 ,443 dengan
nilai signifikansi fasilitas kerja < 0,05 dan lingkungan
kerja > 0,05. Model regresi liniear berganda dalam
penelitian ini adalah TKK = 7,085 + 0,022 TFK + 0,685
TLK + e.
Persamaan Persamaan Peneliti ini dengan peneliti yang dilakukan
penulis adalah sama-sama meneliti tentang fasilitas
kantor dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja
pegawai dan sama- sama menggunakan metode
penelitian kuantitatif.
Perbedaan Perbedaanya terletak pada waktu dan lokasi penelitian.

5. Penelitian dilakukan oleh Terry, dkk (2017) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.5 Penelitian pada PT Bukit Mas Prima Persada Depo Madiun
Judul Pengaruh Fasilitas Kerja dan Lingkungan kerja
Terhadap Kinerja Pegawai di PT Bukit mas Prima
Persada Depo Madiun
Tujuan Untuk Mengetahui Pengaruh Fasilitas Kerja dan
Lingkungan kerja Terhadap Kinerja Pegawai di PT
Bukit mas Prima Persada Depo Madiun
Metode Menggunakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif
Penelitian
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
fasilitas kerja secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada PT Bukit Mas
Prima Persada Depo Madiun. Lingkungan kerja
43

Lanjutan tabel 2.5


berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai
Fasilitas kerja dan lingkungan kerja secara simultan
(Bersama-sama) berpengaruh terhadap kinerja pegawai
pada PT Bukit Mas Prima Persada Depo Madiun.
Persamaan Persamaan Peneliti ini dengan peneliti yang dilakukan
penulis adalah sama-sama meneliti tentang fasilitas
kantor dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja
pegawai dan sama- sama menggunakan metode
penelitian kuantitatif.
Perbedaan Perbedaanya terletak pada waktu dan lokasi penelitian.

2.3 Kerangka Berpikir

Menurut Uma Sekaran (1992) kerangka berpikir adalah model konseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan beragam faktor yang telah

diidentifikasikan sebagai hal yang penting, dengan demikian dapat dikatakan

bahwa kerangka berpikir ialah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-

pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi

pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari

penelitian yang akan datang.


44

Fasilitas Kantor (X1) H1


Kinerja Karyawan (Y)

Lingkungan Kerja Non H2


Fisik (X2)

H3

Keterangan :
: Parsial
: Simultan

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Fasilitas Kantor Terhadap Kinerja Pegawai

Menurut Mangkunegara (2015:80), Fasilitas kerja merupakan faktor yang

sangat penting untuk meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja dalam suatu

instansi. Penggunaan perlengkapan dan mesin-mesin merupakan salah satu aspek

yang menarik perhatian pekerjaan kantor modern.

Selanjutnya Robbins (2014:47) menyatakan bahwa ”faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja pegawai adalah individu, lingkungan kerja, dan fasilitas

kerja.”
45

Beberapa faktor tersebut salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

kinerja adalah fasilitas kerja, karena fasilitas kerja yang memadai ditempat kerja

dapat menentukan keberhasilan kinerja pegawai itu sendiri dan tercapainya tujuan

organisasi.

Fasilitas Kantor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai yang bekerja di suatu perusahaan. Penelitian sebelumnya dari Icshan,

Chairul (2019); Agus Edy Rangkuti, dkk (2021) yang mampu membuktikan

bahwa Fasilitas Kantor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, hipotesis yang dapat dikembangkan

adalah :

H1 : Fasilitas kantor secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai.

2.4.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Kinerja Pegawai

Lingkungan kerja yaitu apapun yang ada disekitar para pekerja dalam

menjalankan tugasnya bisa mempengaruhi dirinya. Lingkungan kerja non fisik itu

adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik

hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan sesama rekan kerja.

Lingkungan kerja non fisik itu hanya bisa dirasakan oleh perasaan. Menurut

Sedarmayanti (2009:26) “Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang

terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan

maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan”.


46

Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2011:110) bahwa Lingkungan

kerja seorang pegawai sangat mempengaruhi tingkat kepuasan kerjanya. Hal ini

akan berakibat pada keseluruhan kinerja pegawai yang bersangkutan. Dari

pengertian tersebut kinerja kerja dapat dipengaruhi lingkungannya, khususnya

lingkungan kerja non fisik yang menyebabkan pegawai dapat merasa semangat

dan puas dalam melaksanakan tugas yang dibebankannya.

Pendapat lain muncul mengenai lingkungan kerja non fisik dan serupa

dengan pendapat Sedarmayanti di atas yaitu diungkapkan oleh Nitisemito

(2000:171-173), perusahaan hendaknya mencerminkan kondisi yang mendukung

kerjasama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki jabatan yang

sama di perusahaan. Menurut Newstrom (2007:97), bahwa Lingkungan kerja

mempengaruhi kebosanan dalam pekerjaan, kelelahan dalam bekerja dan

pekerjaan yang monoton. Hal ini harus diperhatikan agar pegawai dapat merasa

nyaman dalam bekerja sehingga tidak bosan dalam bekerja dan pekerjaan tidak

monoton dan pegawai nyaman dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan

kepuasan dalam bekerja. Sehingga Kinerja pegawai dapat sesuai dengan tujuan

pencapaiannya.

Lingkungan Kerja non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai yang bekerja di suatu perusahaan. Penelitian sebelumnya dari

Sigit (2015), Lilis (2019), Faisal (2021), Anam (2017); Hazmi (2021) yang

mampu membuktikan bahwa Lingkungan Kerja non fisik berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai.


47

Berdasarkan beberapa uraian di atas, hipotesis yang dapat dikembangkan

adalah :

H2 : Lingkungan kerja non fisik berpengaruh secara parsial terhadap

Kinerja Pegawai.

2.4.3 Pengaruh Fasilitas Kantor Dan Lingkungan Kerja Non Fisik

Terhadap Kinerja Pegawai

Untuk tercapainya Kinerja pegawai yang baik diperlukan adanya suasana

lingkungan kerja non fisik yang baik, standar kerja yang baik dan hubungan antar

pegawai yang harmonis. Dengan adanya fasilitas kantor yang memadai, pegawai

mampu mengerjakan pekerjaan – pekerjaan lain yang bermanfaat bagi rekan kerja

mereka. Kemudian suasana lingkungan kerja non fisik yang kondusif membuat

pegawai bekerja dengan baik sehingga pegawai menghasilkan prestasi kerja yang

baik dalam pekerjaan mereka. Hal ini dapat menciptakan feedback baik antara

pegawai dengan atasan dalam perusahaan.

Menurut Anam dan Rahardja (2017), menjelaskan kelengkapan fasilitas

kantor dan sikon dari lingkungan kerja non fisik menyumbangkan pengaruh yang

sangat signifikan untuk peningkatan kinerja pegawai. Sedangkan menurut Auliyah

dan Artaya (2019), menyatakan bahwa penyediaan fasilitas kantor dan lingkungan

kerja di perusahaan berpengaruh positif dan signifikan untuk meningkatkan

kinerja pegawai.

Dari hasil pengolahan data pada penelitian yang telah dilakukan tentang

pengaruh fasilitas kantor dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja pegawai
48

maka dapat disimpulkan bahwa Fasilitas kantor dan lingkungan kerja secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, hipotesis yang dapat dikembangkan adalah :

H3 : Berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Pegawai.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penulis menggunakan

jenis data kantitatif untuk mengolah data-data yang diperoleh dari lokasi

penelitian, di mana data kuantitatif menurut Sugiyono (2018;13) merupakan

metode penelitian yang berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian

berupa angka-angka yang akan diukur menggunakan statistik sebagai alat uji

perhitungan, berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu

kesimpulan. Filsafat positivistic digunakan pada populasi atau sampel tertentu.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode asosiatif. Menurut

Sugiyono (2010:11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Jadi, dengan

penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel dan bagaimana

tingkat ketergantungan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Pelaksanaannya metode penilitian yang dilakukan adalah survey, yaitu penelitian

dilakukan pada suatu populasi besar maupun kecil dengan menganalisis data yang

diperoleh dari populasi itu sendiri. Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu

Pegawai Kantor Pencarian Maumere dan informasi yang didapat dari Bidan

tersebut hanya dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu atau disebut juga Cross-

sectional.

49
50

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel

fasilitas kantor dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor

pencarian dan pertolongan Maumere.

Rancangan penelitian yang lebih lengkap lagi akan dijelaskan dalam

bentuk tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1 Hubungan rancangan penelitian dengan tujuan penelitian


Tujuan Rancangan Penelitian
Penelitian Jenis dan Metode
Unit Analisis Time Horizon
Penelitian
Tujuan 1 Descriptive – Individu = Pegawai Cross-sectional
Survey
Tujuan 2 Asosiatif – Survey Individu = Pegawai Cross-sectional
Tujuan 3 Asosiatif – Survey Individu = Pegawai Cross-sectional
Tujuan 4 Asosiatif – Survey Individu = Pegawai Cross-sectional

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitin ini dilakukan di Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka. Jalan diponegoro, No telp. (0382)

21193. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juni 2022.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:135).

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere yang berjumlah 54 orang.


51

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Menurut

Sugiyono (2012:73), sampel jenuh adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut harus betul–betul mewakili. Ukuran sampel

merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari suatu populasi. Sampel

dalam penelitian ini adalah Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere sebanyak

54 orang.

3.4 Jenis Data dan Sumber

3.4.1 Jenis Data

Menurut Sugiyono (2010:12), terdapat dua jenis data dalam penelitian ini

yaitu :

1. Data Kualitatif

Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk

angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik

pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi

terfokus atau observasi. Data kualitatif berfungsi untuk mengetahui

kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti.

2. Data Kuantitatif

Data Kuantitatif adalah data bebentuk angka atau data kuantitatif yang

diangkakan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau

dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.


52

Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari

sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat nyata atau dapat diterima

oleh panca indra sehingga peneliti harus benar-benar teliti untuk

mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan diteliti.

3.4.2 Sumber Data

Menurut Sunyoto (2013:21) menjelaskan bahwa data primer adalah data

asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah

penelitiannya secara khusus. Data Sekunder adalah data yang bersumber dari

catatan yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya.

Sumber data primer dan sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di

lapangan. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dan

kusioner yang diperoleh langsung dari Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan

dokumen-dokumen yang telah ada pada tempat penelitian. Data sekunder

dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari berbagai dokumen

berupa data jumlah pegawai, data pencapaian kinerja Kantor Pencarian dan

pertolongan Maumere.
53

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Bila dilihat dari cara atau teknik pengumpulan data maka teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner

(angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya (Sugiyono,2010:137).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mengajukan berbagai pertanyaan kepada responden secara tatap muka

dengan pedoman wawancara yang disediakan. Wawancara yang dilakukan

terhadap Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere.

2. Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada

responden untuk memberikan jawaban kemudian diberi skor untuk

dianalisis secara kuantitatif.

3. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditunjukan kepada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen resmi seperti

peraturan perundang-undangan, surat-surat resmi, laporan serta lainya

yang berhubungan dengan penelitian.

4. Observasi

Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap sebuah objek penelitian atau objek apapun yang ingin


54

diobservasi, dilakukan dengan terjun langsung dilapangan sehingga

diperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu

penelitian.

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel

Pengertian variabel penelitian menurut Sugiyono (2010:38) adalah sebagai

berikut: “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

untuk mempelajari sehingga diperoleh informasi tentang hasil tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya” Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan

jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian.

Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus,

predictor, antecedent. Menurut Sugiyono (2010:39): “Variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah Fasilitas Kantor dan Lingkungan Kerja Non

Fisik.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan

konsekuen. Menurut Sugiyono (2010:39), “Variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya


55

variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja

Pegawai.

3.6.2 Defenisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini adalah X1 (Fasilitas Kantor), X2

(Lingkungan Kerja), dan Y (Kinerja Pegawai). Untuk memudahkan pengukuran

variabel tersebut maka operasionalisasi konsep variabel tersebut perlu

digeneralisasi dan dirumuskan terlebih dahulu, sehingga baik buruknya

pengukuran tersebut tergantung sepenuhnya pada baik tidaknya operasional yang

disusun. Sangarimbun dan Effendy (2004:23), menyatakan bahwa dengan

membaca definisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan

mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut.

Agar tidak menimbulkan penafsiran berbeda, maka variabel tersebut

dioperasionalkan sebagai berikut :

1. Fasilitas Kantor (X1) adalah segala suatu yang terdapat dalam kantor yang

di tempati dan di nikmati oleh pegawai baik dalam hubungan langsung

maupun untuk kelancaran pekerjaan yang mempengaruhi Pegawai di

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, dalam berkerja.

2. Lingkungan Non Fisik Kerja (X2) yang biasa disebut lingkungan kerja

sikis, yaitu keadaan di sekitar tempat kerja yang bersifat non fisik yang

tidak dapat ditanggap langsung dengan panca indra manusia, namun dapat

dirasakan keadaanya yang mempengaruhi cara Pegawai di Kantor

Pencarian dan Pertolongan Maumere.


56

3. Kinerja kerja (Y) adalah prestasi kerja, atau hasil kerja (output) baik

kualitas titas yang dicapai Pegawai di Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2010:102), adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam

penelitian ini, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik fenomena ini

disebut variabel penelitian. Selanjutnya Sugiyono (2010:103) menyatakan bahwa

titik tolak dari instrumen adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan

untuk diteliti dan variabel-variabel tersebut diberi operasionalnya. Dan

selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Instrumen dalam penelitian ini

digunakan tipe skala likert. Kemudian, indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan.

Berdasarkan definisi operasional, maka Indikator dan ukuran Variabel

Kinerja Kntor Pencarian dan Pertolongan Maumere adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Indikator dan sub indikator ukuran variabel kinerja Kantor Pencarian
dan Pertolongan Maumere
No
No Indikator Ukuran Skala
Item
1. Kualitas a. Tidak ada kesalahan dalam Likert 1
menyelesaikan pekerjaan
b. Keakuratan hasil pekerjaan Likert 2
2. Kuantitas a. Hasil pekerjaan sesuai standar output Likert 3
b. Hasil pekerjaan sesuai standar biaya Likert 4
57

Lanjutan tabel 3.2


minimum
3. Ketepatan a. Ketepatan waktu sesuai prosedur. Likert 5
waktu b. Ketepatan waktu sesuai permintaan. Likert 6

4. Efektivitas a. Menggunakan anggaran secara Likert 7


biaya efektif
kebutuhan b. Memaksimalkan penggunaan material Likert 8
untuk
pengawasan
5. Impor a. Bekerja secara Mandiri Likert 9
Interpersonal b. Bekerja dengan baik, meskipun tanpa Likert 10
pengawasan
6. Impor a. Menjaga nama baik organisasi Likert 11
Interpersonal b. Mampu bekerja sama dengan orang Likert 12
lain
Sumber: Benardin dan Russel (1993) dalam Muhyi (2021: 56)

Berdasarkan definisi operasional, maka Indikator dan ukuran Variabel

Profesionalosme Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere sebagai berikut :

Tabel 3.3 Indikator dan sub indikator variabel ukuran fasilitas Kantor Pencarian
dan Pertolongan Maumere.
No
No Indikator Ukuran Skala
Item
1 Sesuai dengan Fasilitas yang diberikan sesuai
Likert 13
kebutuhan dengan apa yang dibutuhkan
2 Mampu
Fasilitas dapat menghasilkan
mengoptimalkan Likert 14
output yang optimal
hasil kerja
3 Mudah dalam Fasilitas dapat meringankan
Likert 15
penggunaan beban kerja setiap pegawai
4 Mempercepat proses Fasilitas dapat mengefesiensikan
Likert 16
kerja waktu dalam penyelesaian tugaas
5 Penempatan ditata Fasilitas ditempatkan pada tempat
dengan benar yang tidak menganggu jalannya Likert 17
aktivitas kerja pegawai
Sumber: Faisal (2005;22) dalam Anandita et al., (2021:882)

Berdasarkan definisi operasional, maka Indikator dan ukuran Variabel

Lingkungan Kerja kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere adalah sebagai

berikut:
58

Tabel 3.4 Indikator dan sub indikator variabel lingkungan kerja non fisik Kantor
Pencarian dan Pertolongan Maumere
No Indikator Ukuran Skala No.
Item
1. Pelaksanaan Sistem pengawasan Likert 18
pengawasan
2. Sistem Tingkat Kualitas Sistem Pnggajian Likert 19
imbalan Tingkat kualitas sistem pemberian Likert 20
tunjangan
3. Perlakuan Tingkat perlakuan secara manusiawi Likert 21
dengan baik
4. Perasaan Tingkat rasa aman dalam bekerja Likert 22
Aman
5. Hubungan Tingkat hubungan formal pegawai Likert 23
antar individu Tingkat hubungan informal pegawai Likert 24
6. Keadilan Tingkat perlakuan keadilan pekerjaan Likert 25
yang diberikan
Sumber : Diadaptasi dari Wursanto (2009:270)

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner secara

personal. Metode ini memberikan tanggapan atas pernyataan kuisioner. Dalam

penelitian ini kuisioner dibagikan secara langsung pada responden dan langsung

dikumpulkan oleh peneliti setelah diisi oleh responden. Jawaban dari setiap item

pernyataan menggunakan skala likert yang mempunyai gradiasi dari sangat positif

sampai sangat negatif. Adapun skor jawaban dalam skala likert tersebut adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.5 Skor alternatif pemilihan instrumen :


Pertanyaan positif (+) Pertanyaan negatif (-)
Alternatif jawaban Skor Aternatif jawaban Skor
Sangat tidak setuju (STS) 1 Sangat setuju (ST) 1
Tidak setuju (TS) 2 Setuju (S) 2
Kurang setuju (KS) 3 Kurang setuju (KS) 3
Setuju (S) 4 Tidak setuju (TS) 4
Sangat setuju (SS) 5 Sangat tidak setuju (STS 5
Sumber : Arikunto (2010:195)
59

Keterangan:

1. Sangat setuju diberi skor : 4

2. Setuju di beri sekor : 3

3. Tidak setuju di beri skor : 2

4. Sangat tidak setuju di beri skor : 1

3.8 Teknik Analisi Data

3.8.1 Uji Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner sebagai alat

pengumpulan data sudah baik dan tidak menimbulkan informasi yang bias

sehingga layak untuk dianalisis, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.8.2 Uji Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu

dengan tepat terhadap apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen dilakukan

untuk menguji validalitas (ketepatan) tiap bulir/item instrumen.

Arikunto (2001) dalam Ating dan Sambas (2006:49) menyatakan bahwa

formula yang digunakan untuk uji validitas instrumen adalah koefisien korelasi

product moment dari carl pearson

n X i .Yi    X i  Yi 


rxy 
n  X i
2
  X i 
2
n  Y
i
2
  Yi 
2

Keterangan :
N = Jumlah responden
Xi = Nomor item ke-i
60

∑Xi = Jumlah skor item ke i


2
X1 = Kuadrat skor item ke i
∑X12 = Jumlah kuadrat item ke i
∑Yi = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
Y12 = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
∑Y12 = Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
∑XiYi = Jumlah hasil kali item kuisioner ke i dengan jumlah skor
yang diperoleh tiap responden
Berdasarkan rumus koefisien korelasi product moment selanjutnya

dihitung valid atau tidaknya setiap butir instrumen dengan menggunakan software

SPSS. Kriteria uji validitas secara singkat (rule of thumb) adalah 0,3. Jika

Korelasi sudah lebih besar dari 0,30 maka pertanyaan yang dibuat dikatagorikan

valid/shahih (Setiaji, 2004:61).

3.8.3 Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu

dengan tepat terhadap apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen dilakukan

untuk menguji validalitas (ketepatan) tiap bulir/item instrumen.

Arikunto (2001) dalam Ating dan Sambas (2006:49) menyatakan bahwa

formula yang digunakan untuk uji validitas instrumen adalah koefisien korelasi

product moment dari carl pearson.

 k 
ri    1 
  12 

 k  1    t2 
( x) 2
 x2  N
2 
N
61

Keterangan :
ri = Reliabilitas instrument
K = Banyaknya butir soal
∑ σi2 = Jumlah varians butir
σi2 = Variants total
N = Jumlah Responden

SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik

Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach’s Alpha> 0.60 (Ghozali, 2009 : 42).

3.8.4 Analisis Deskriptif

Untuk menggambarkan fenomena yang terjadi di lokasi penelitian maka

teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Untuk

mengetahui gambaran profesionalisme, etika kerja terhadap kinerja pegawai

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, maka teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis deskriptif. Penelitian deskriptif digunakan untuk

menggambarkan bagaimana masing masing variabel penelitian. Menurut

Narimawati (2007:45) langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian

deskriptif adalah sebagai berikut:

Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam tujuh

alternatif jawaban dengan menggunakan skala interval yang menggambarkan

peringkat jawaban.

1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam tujuh

alternatif jawaban dengan menggunakan skala interval yang menggambarkan

peringkat jawaban.
62

2. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruh

indikator variabel untuk semua responden.

3. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.

4. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,

digunakan rumus sebagai berikut :

Skor Aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah

diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Berdasarkan rumus koefisien korelasi product moment selanjutnya

dihitung valid atau tidaknya setiap butir instrumen dengan menggunakan software

SPSS. Kriteria uji validitas secara singkat (rule of thumb) adalah 0,3. Jika

Korelasi sudah lebih besar dari 0,30 maka pertanyaan yang dibuat dikatagorikan

valid/shahih (Setiaji,2004:61).

1. Untuk mengkatagorikan nilai skor total dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Kriteria presentase tanggapan responden


No % Jumlah Skor Kategori Skor
1 20.00% – 36.00% Sangat Rendah/Tidak Baik
2 36.01% – 52.00% Rendah/Kurang Baik
3 52.01% – 68.00% Cukup Tinggi/Cukup Baik
4 68.01% – 84.00% Tinggi/Baik
5 84.01% – 100% Sangat Tinggi/Sangat Baik
Sumber: Narimawati, (2007: 85)

Berdasarkan kriteria persentase tanggapan responden, masalah dari

penelitian ini dapat diukur dari keseluruhan persentase (100%) dikurangi dengan

persentase tanggapan responden. Hasil dari pengurangan tersebut adalah

persentase kesenjangan (gap) yang menjadi masalah yang akan diteliti.


63

3.8.5 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

dalam analisis regresi sudah memenuhi syarat-syarat. Dengan demikian, sebelum

dilakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan uji multikolinearitas, uji

heterokedastisitas, uji linearitas, dan uji normalitas data (Ghozali. 2009: 25-113)

1. Uji Multikolinearitas

Husein (2003:186) menyatakan bahwa salah satu asumsi model

regresi linier berganda adalah tidak terjadi korelasi yang tidak signifikan

antar variabel bebasnya. Dalamstatistika, tidak terjadi multikolinearitas.

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan

menggunakan Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk memastikan bahwa data-data

yang digunakan dalam analisis regresi tidak terjadi heterokedastisitas.

Yang diharapkan adalah terjadinya homokedastisitas. Untuk mengukur

gejala Heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi

variabel terikat (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Untuk

mengoperasikannya digunakan program SPSS.

3. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel bebas atau variabel terikat, keduanya mempunyai

distribusi data yang normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki
64

distribusi data yang normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui

apabila data berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas

dengan berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov. Ghozali (2009:115)

memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati

atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov

yang dapat dilihat dari:

a. Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi data tidak normal.

b. Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi data normal.

4. Uji Linearitas

Menurut Sugiyono dan Susanto (2015:323) uji linearitas dapat dipakai

untuk mengetahui apakah variabel terikat dengan variabel bebas memiliki

hubungan linear atau tidak secara signifikan. Uji linearitas dapat dilakukan

melalui test of linearity. Kriteria yang berlaku adalah jika nilai signifikansi

pada linearity ≤ 0,05, maka dapat diartikan bahwa antara variabel bebas

dan variabel terikat terdapat hubungan yang linear.

3.8.6 Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen yaitu secara simultan maupun secara parasial maka model yang

digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Menurut Sugiyono (2010:277),

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = a +b1X1 + b2 X2 + ɛ
65

Keterangan:
Y = kinerja Pegawai
a = koefisien konstanta
b1 = kofisien regresi variabel Profesionalisme
b2 = kofisien regresi variabel Etika Kerja
X1 = variabel Profesionalisme
X2 = variabel Etika Kerja
ɛ = eror, variabel gangguan

3.8.7 Pengujian Hipotesis

1. Uji Parasial (Uji “t”)

Untuk menguji signifikasi pengaruh masing- masing variabel bebas

yaitu: variabel Profesionalisme (X1) dan Etika Kerja (X2) terhadap

variabel terikat Kinerja Pegawai (Y) digunakan uji t. Supranto (2000:61)

menyatakan formulasi uji t yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Formulasi uji t

bi
t hitung 
Sbi
Keterangan :

bi : Koefisien regresi

Sbi : Simpangan baku/ Standar error.

Taraf signifikansi α = 0,05

b. Hipotesis Statistik

1) Ho: bi = 0 artinya secara parasial variabel Profesionalisme (X1)

dan Etika kerja (X2) tidak mempunyai pengaruh signifikan

terhadap variabel kinerja (Y).


66

2) Ha: bi ≠artinya secara parasial variabel Profesionalisme (X1) dan

Etika Kerja (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap

variabel Kinerja Pegawai (Y).

c. Kaidah Pengambilan Keputusan

1) Jika ρ > α (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya secara

parasial variabel Profesionalisme (X1) dan Etika Kerja (X2) tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja

Pegawai (Y).

2) Jika ρ ≤ α (0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya

variabel Profesionalisme (X1) dan Etika Kerja (X2) mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Karywan (Y).

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji (F) bertujuan untuk menguji secara simultan pengaruh variabel

bebas Profesionalisme (X1) dan Etika Kerja (X2) secara bersama-sama

terhadap variabel terikat kinerja Pegawai (Y). Supranto (2000:61)

menyatakan formulasi uji F yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Formulasi uji t

JKR /( k  1)
Fhitung 
JKE /( n  k )

Keterangan :

JKR : Jumlah kuadrat regresi

JKE : Jumlah kuadrat error

n : Banyaknya responden

k : Banyaknya variabel
67

Taraf signifikansi α = 0,05

b. Hipotesis statistik

1) Ho : b1 = b2 = b3 = 0 artinya secara bersama-sama tidak ada

pengaruh yang signifikan antara variabel Profesionalisme (X1)

dan Etika Kerja pegawai (X2) terhadap variabel Kinerja Pegawai

(Y).

2) Ha : bi ≠ 0 artinya secara bersama-sama ada pengaruh yang

signifikan antara variabel Profesionalisme (X1) dan Etika Kerja

(X2) terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y).

c. Kaidah Pengambilan Keputusan

1) Jika ρ > α (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya secara

simultan variabel Profesionalisme (X1) dan Etika Kerja (X2)

tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap terhadap variabel

Kinerja Pegawai (Y).

2) Jika ρ ≤ α (0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak maka artinya

secara simultan variabel Profesionalisme (X1) dan Etika Kerja

(X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap terhadap variabel

Kinerja Pegawai (Y).

3. Kofisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinansi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi


68

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel–

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009:

97).

Supranto (2000:76) menyatakan formulasi untuk menentukan nilai

koefisien determinasi (R2) digunakan rumus sebagai berikut :

JKR
R2  100%
JKT

Keterangan :

R2 : Koefisien Determinasi

JKR : Jumlah Kuadrat Regresi

JKT : Jumlah Kuadrat Total


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Terbentuknya Kantor Pencarian dan Pertolongan

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Badan Nasional Pencarian dan

Pertolongan (BASARNAS), serta sekaligus sebagai perwakilan dalam

pengendalian operasi Pencarian dan Pertolongan di wilayah Flores, Kantor

Pencarian dan Pertolongan Maumere dipimpin oleh Kepala Kantor dan

bertanggung jawab kepada Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan.

Secara tekhnis, Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere dibina oleh

Sekretaris Utama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan.

Sedangkan secara teknis fungsional, Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere dibina oleh Deputi Sumber Daya Pencarian dan Pertolongan dan

Deputi Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiap siagaan. Kantor

Pencarian dan Pertolongan Maumere menempatkan tim rescue di tiga pos, yaitu

Pos Pencarian dan Pertolongan Mabar/Labuan Bajo, Pos Pencarian dan

Pertolongan Alor, dan Pos Unit Siaga Pencarian dan Pertolongan Ende.

Prioritas penempatan lokasi ketiga Pos Pencarian dan Pertolongan tersebut

didasarkan atas kerawanan tinggi terhadap terjadinya kecelakaan, bencana dan

kondisi yang membahayakan jiwa manusia yang didasarkan atas terdapatnya

pelabuhan penyeberangan. Tugas dari awak Rescue Boat 212 (36 M) ini

adalah sebagai garda depan dalam penanganan kecelakaan pelayaran di

wilayah kerja Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere.

69
70

4.1.2 Visi dan Misi

Adapun Visi dan misi Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B

Maumere yakni sebagai berikut :

4.1.2.1 Visi

Menuju pencarian dan pertolongan yang andal dan efektif dalam

mendukung pencapaian visi dan misi presiden dan wakil presiden: “Indonesia

yang maju, berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.

4.1.2.2 Misi

1. Menyelenggarakan operasi pencarian dan pertolongan yang efektif,

terintegrasi, dan berstandar internasional dalam rangka memberikan rasa

aman bagi seluruh warga dalam bertransportasi maupun dalam menghadapi

kejadian yang membahayakan manusia

2. Menguatkan sistem penyelenggaraan pencarian dan pertolongan melalui

pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta

sistem komunikasi, perintegrasian seluruh potensi pencarian dan pertolongan,

serta penguatan kerangka regulasi dan kelembagaan.

4.1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan strategis perlu dijabarkan dalam beberapa indikator yang

diturunkan dari visi dan misi. Pembentukan tujuan ini diambil langsung dari

berbagai analisis mendalam yang menuntut Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere agar mampu memenuhi berbagai macam pencapaian yang

ditargetkan selama 1 tahun.


71

Pada tahun 2022, diharapkan Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere dapat mencapai beberapa hal seperti dibawah ini :

1. Terselenggaranya siaga terus menerus dalam pencarian dan pertolongan,

penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakat dalam kecelakaan,

bencana, dan kondisi membahayakan manusia secara andal, efektif, cepat,

efisien serta aman.

2. Terjalinnya koordinasi dengan instansi daerah serta terwujudnya

peningkatan partisipasi masyarakat tentang pengetahuan dan keterampilan

Pencarian dan Pertolongan dalam rangka memaksimalkan potensi

Pencarian dan Pertolongan Daerah.

3. Meningkatnya kemampuan teknis dan manajerial organisasi dan senantiasa

tumbuh, berkembang dan melakukan perbaikan di segala aspek secara

berkesinambungan.

4. Termanfaatkannya standar dan kualitas kompetensi sumber daya manusia

pencarian dan pertolongan yang andal dan profesional.

5. Termanfaatkannya sarana dan prasarana operasi, peralatan komunikasi

dan sistem informasi Pencarian dan Pertolongan sesuai dengan kebutuhan

dalam rangka mewujudkan visi dan misi.

Dalam rangka mewujudkan tujuan Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere, selanjutnya disusunlah sasaran yang berupa penjabaran dari tujuan

secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai dan dihasilkan secara nyata oleh

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere dalam jangka waktu tertentu.


72

Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-

tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Sasaran memberikan fokus

pada penyusunan kegiatan sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat diukur, dan

dapat dicapai.

4.1.4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

4.1.4.1. Kedudukan

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere merupakan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, sekaligus sebagai

perwakilan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dan pengendalian operasi

Pencarian dan Pertolongan di wilayah Pulau Flores. Kantor Pencarian dan

Pertolongan Maumere berada di bawah Kepala Badan Nasional Pencarian dan

Pertolongan dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Nasional Pencarian dan

Pertolongan. Secara teknis, Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere dibina

oleh Sekretaris Utama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan.

Sedangkan secara teknis fungsional, Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere dibina oleh Deputi Potensi Pencarian dan Pertolongan dan Deputi

Operasi Pencarian dan Pertolongan. Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere

dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang merupakan Pejabat Eselon IV

berpangkat Penata Tk I (III/d). Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere membawahi tiga orang pejabat struktural yang merupakan Pejabat

Eselon V, yaitu Kepala Sub Seksi (Kasubsie) Operasi dan Siaga, Kepala Sub

Seksi (Kasubsie) Sumber Daya, dan Kepala Urusan (Kaur) Umum. Kasubsie

Operasi bertanggung jawab dalam hal pelaksanaan operasi Pencarian dan


73

Pertolongan, Kasubsie Sumber Daya bertanggung jawab dalam hal pembinaan

personil dan potensi Pencarian dan Pertolongan, sedangkan Kaur Umum

bertanggungjawab dalam hal kepegawaian dan tata administrasi kantor.

4.1.4.2. Tugas

Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Pencarian dan

Pertolongan Nomor 16 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Pencarian dan Pertolongan maka Kantor Pencarian dan Pertolongan mempunyai

tugas melaksanakan siaga, latihan, operasi, pengelolaan komunikasi, sarana dan

prasarana, bimbingan teknis tenaga dan potensi, serta pemasyarakatan

Pencarian dan Pertolongan.

4.1.4.3. Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Pencarian dan

Pertolongan Nomor 16 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Pencarian dan Pertolongan maka Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere

menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana dan program kerja serta evaluasi dan pelaporan

Kantor Pencarian dan Pertolongan

2. Pelaksanaan siaga Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere

3. Pelaksanaan tindak awal dan operasi Pencarian dan Pertolongan

4. Pelaksanaan latihan Pencarian dan Pertolongan

5. Koordinasi, pengerahan dan pengendalian potensi Pencarian dan

Pertolongan

6. Pengelolaan sarana dan prasarana serta perangkat dan peralatan

komunikasi

7. Pencarian dan Pertolongan


74

8. Pelaksanaan pelatihan dan bimbingan teknis tenaga Pencarian dan

Pertolongan

9. Pelaksanaan pelatihan dan bimbingan teknis potensi Pencarian dan

Pertolongan

10. Pelaksanaan pemasyakaratan Pencarian dan Pertolongan

11. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, kehumasan, ketata usahaan

dan kerumah tanggaan Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B

Maumere.

4.1.5 Struktur Organisasi

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere merupakan Kantor

Pencariandan Pertolongan yang Memiliki Struktur Organisasi sebagai berikut :

Gambar 4.1 Struktur organisasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere


75

Adapula tugas dan wewenang dari masing – masing tingkatan jabatan

organisasi di kantor pencarian dan pertolongan Maumere yakni sebagai berikut :

1. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere membawahi tiga

orang pejabat struktural, yaitu Kasubsie Operasi dan Siaga, Kasubsie

Sumber Daya, dan Kaur Umum. Ada empat jabatan non-struktural yang

bertanggungjawab Kepala Kantor Pencarian Dan Pertolongan Maumere

Urusan Umum Sub Seksi Sumber Daya Unit Siaga Sar Ende Sub Seksi

Operasi Dan Siaga Pos Pencarian Dan Pertolongan Mabar/Labuan Bajo

Gambar 3 Bagan Struktur Organisasi Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere Sesuai Peraturan Kepala Badan Nasional Pencarian dan

Pertolongan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Pencarian dan Pertolongan POS Pencarian Dan Pertolongan Alor

Struktur Organisasi Kantor Pencarian Dan Pertolongan Maumere 23

Laporan Kinerja 2019 Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere Motto:

Disiplin, Cerdas dan Berhasil langsung kepada Kepala Kantor Pencarian

dan Pertolongan Maumere, yaitu Koordinator Pos (Korpos) Pencarian dan

Pertolongan Mabar/Labuan Bajo, Koordinator Pos (Korpos) Pencarian dan

Pertolongan Alor, Koordinator Pos Unit Siaga Pencarian dan Pertolongan

Ende dan Kapten Rescue Boat 212.

2. Urusan Umum

Urusan Umum membawahi urusan Penyusun Rencana Kegiatan dan

Anggaran, Analis BMN, Penata Laporan Keuangan dan SAI, Analis


76

Keuangan, Pengelola Urusan Dalam, Pengelola Program dan Kegiatan.

3. Sub Seksi Sumber Daya

Kasubsie Sumber Daya membawahi Instruktur, Pengelola Peralatan dan

Logistik, Pengelola Kendaraan, Teknisi Radio, Pengemudi, Nahkoda,

KKM (Kepala Kamar Mesin) dan ABK (Anak Buah Kapal).

4. Sub Seksi Operasi dan Siaga

Kasubsie Operasi dan Siaga membawahi Analis Pencarian dan

Pertolongan, Petugas Komunikasi dan Operator Radio, Rescuer Pemula,

Rescuer Terampil.

5. Pos Pencarian dan Pertolongan

Mempunyai tugas membantu Kantor Pencarian dan Pertolongan dalam

melaksanakan tugas pencarian dan pertolongan di wilayah kerja yang

menjadi tanggung jawabnya, yang meliputi pelaksanaan siaga

Pencarian dan Pertolongan, pelaksanaan tindak awal dan operasi Pencarian

dan Pertolongan terhadap kecelakaan penerbangan, kecelakaan

pelayaran, penanganan khusus, tanggap darurat bencana, dan kondisi

membahayakanjiwa manusia.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden adalah keadaan atau identitas yang melekat pada

responden, menyangkut berbagai aspek yang melatar belakangi responden yang

akan dimintai keterangannya mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan

penelitian ini. Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat dari berbagai
77

aspek seperti jenis kelamin, umur dan pekerjaan. Karakteristik responden

diperoleh melalui kuisioner yang disebar kepada 40 orang Pegawai Kantor

Pencarian dan Pertolongan Maumere.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan responden terdiri atas 6 kelompok yaitu:

SD, SLTP, SLTA, D III, SI, S2. Dari hasil tabulasi data responden sebanyak 40

orang Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, sebagai sampel

daripenelitian ini dapat dirinci dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Data responden berdasarkan tingkat pendidikan


No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)
1 SD - -
2 SMP - -
3 SMA 31 77,5
4 D3 5 12,5
5 S1 4 10
6 S2 - -
Total 40 100
Sumber: Data Diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar Pegawai di

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere masih memiliki tingkat kualifikasi

pendidikan SMA yaitu sebesar 78% dan sebagian dari jumlah Pegawai tersebut

berpendidikan SI sebesar 10% dan Diploma III sebesar 12% Dilihat dari tingkat

pendidikan Pegawai di Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, maka jumlah

presentase terbesar adalah Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere

berpendidikan SMA, sehingga ada kemungkinan berpengaruh pada kinerja kerja

Pegawai.
78

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Umur

Berdasarkan umur responden, terdiri atas 4 kelompok umur yaitu umur

21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, dan 51-60 tahun. Dari hasil tabulasi data

reponden sebanyak 40 Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere

sebagai sampel dari penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Data responden berdasarkan umur


Umur Jumlah Persentase %
21-30 29 72,5
31-40 7 17,5
41-50 3 7,5
51-60 1 2,5
Total 40 100
Sumber: Data Diolah 2022
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa Pegawai Kantor Pencarian dan

Pertolongan Maumere rata-rata berumur 21-30 tahun sebesar 72,5% dan sebagian

kecil berumur 51-60 tahun yaitu sebesar 2,5 %. Dilihat dari umur Pegawai Kantor

Pencarian dan Pertolongan Maumere, maka persentase terbesar adalah Pegawai

yang berumur 21-30 tahun, sehingga ada kemungkinan berpengaruh pada kinerja

kerja Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin responden, terdiri atas 2 kelompok yaitu

laki-laki dan perempuan. Dari hasil tabulasi data responden sebanyak 40

Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere sebagai sampel dari

penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Data responden berdasarkan jenis kelamin


Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki - laki 33 82,5
Perempuan 7 17,5
Total 40 100
Sumber:Data Diolah 2022
79

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa Pegawai Kantor Pencarian dan

Pertolongan Maumere rata-rata laki-laki yaitu sebesar 82,5% dan sisanya

perempuan sebesar 17,5 %. Dilihat dari jenis Kelamin Pegawai Kantor Pencarian

dan Pertolongan Maumere maka persentase terbesar adalah laki-laki sebesar

82,5%, sehingga ada kemungkinan berpengaruh pada tingkat kinerja kerja

Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere.

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Masa Kerja

Berdasarkan masa kerja yaitu : Dari hasil tabulasi data responden

sebanyak 40 orang Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere sebagai

sampel dari penelitian ini dapat dirinci dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Data responden berdasarkan masa kerja


Masa kerja Jumlah Persentase (%)
1-10 30 75
11-20 8 20
21-30 2 5
31-40 - -
41-50 - -
Total 40 100
Sumber:Data Diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa Pegawai Kantor Pencarian dan

Pertolongan Maumere rata-rata memiliki masa kerja 1-10 tahun yaitu sebesar 75%

dan persentase masa kerja paling rendah yaitu berkisar antara 21-30 tahun sebesar

5%. Dilihat dari tingkat masa kerja Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere maka persentase terbesar adalah 1-10 tahun yaitu sebesar 75%,

sehingga ada kemungkinanberpengaruh pada tingkat kinerja kerja Pegawai Kantor

Pencarian dan Pertolongan Maumere.


80

4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian

Untuk dapat menggunakan instrumen penelitian, maka perlu diuji validitas

dan realibilitas. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel-

variabel yang diteliti. Sedangkan hasil dari uji reliabilitas digunakan untuk

mengetahui apakah instrumen penelitian yang digunakan dapat digunakan

berkali- kali pada waktu yang berbeda.

4.3.1 Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan

dalam mengukur variabelnya.Variabel Kinerja Pegawai terdiri atas 12 item

pertanyaan, variabel Fasilitas Kantor terdiri 5 item pertanyaan, variabel

Lingkungan Kerja Non Fisik terdiri 6 item pertanyaan. Hasil uji validitas dengan

menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Hasil uji validitas


Koefisien Korelasi
No Kinerja Fasilitas Kantor Lingkungan KerjaNon Keterangan
Pegawai Fisik
1 0,760 0,831 0,808 Valid
2 0,876 0,902 0,884 Valid
3 0,766 0,910 0,841 Valid
4 0,820 0,876 0,736 Valid
5 0,854 0,866 0,857 Valid
6 0,831 0,858 Valid
7 0,782 0,795 Valid
8 0,720 0,866 Valid
9 0,807 Valid
10 0,796 Valid
11 0,812 Valid
12 0,863 Valid

Kriteria uji validitas: r > 0.300


Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 7
81

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa hasil analisis uji validitas menunjukkan

seluruh item pertanyaan untuk variabel Kinerja Pegawai, Fasilitas Kantor dan

Lingkungan Kerja Non Fisik mempunyai nilai koefisien korelasi lebih besar

dari 0.3 sehingga dinyatakan valid. Dengan demikian, pernyataan-pernyataan

yang diajukan dalam kuesioner penelitian ini dapat digunakanuntuk mengukur

variabel penelitian.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid.

Suatu variabel dikatakan reliabel atau handal jika jawaban terhadap pertanyaan

selalu konsisten. Hasil uji Reliabilitas dengan menggunakan program SPSS dapat

dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Hasil uji reliabilitas


Cronbach's Alpha if Item Deleted
No Kinerja Lingkungan Kerja Keterangan
Fasilitas Kantor
Pegawai Non Fisik
1 0,947 0,920 0,918 Reliabel
2 0,943 0,899 0,924 Reliabel
3 0,947 0,898 0,916 Reliabel
4 0,945 0,906 0,925 Reliabel
5 0,944 0,909 0,915 Reliabel
6 0,945 0,915 Reliabel
7 0,947 0,920 Reliabel
8 0,949 0,913 Reliabel
9 0,947 Reliabel
10 0,946 Reliabel
11 0,945 Reliabel
12 0,944 Reliabel

0,950 0,924 0,928 Cronbach'sAlpha


Cronbach's Alpha > 0,6; Cronbach's Alpha if Item Deleted < Cronbach'sAlpha
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 8

Hasil uji reliabilitas variabel Fasilitas Kantor, Lingkungan Kerja Non

Fisik dan Kinerja Pegawai pada tabel 4.6 menunjukkan nilai Cronbach's
82

Alpha melebihi persyaratan minimal 0,6. Selanjutnya nilai Cronbach's Alpha if

Item Deleted pada variabel Fasilitas Kantor, lingkungan kerja non fisik dan

Kinerja Pegawai lebih rendah dari nilai Cronbach's Alpha, maka butir atau

item tersebut tidak dihilangkan atau direvisis. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa semua pernyataan kuesioner dari ketiga variabel ini adalah reliabel

sehingga dapat digunakan untuk analisis data selanjutnya.

4.4 Analisis Deskriptif

Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa tujuan analisis data secara

deskriptif adalah untuk menggambarkan bagaimana tanggapan responden untuk

masing-masing indikator maupun secara total untuk variabel tersebut. Hasil

jawaban tersebut selanjutnya digunakan untuk melihat tendensi jawaban

responden mengenai kondisi masing-masing indikator penelitian dari setiap

variabel.

4.4.1 Variabel Kinerja Pegawai

Kinerja Pegawai adalah prestasi kerja, atau hasil kerja (output) baik

kualitas titas yang dicapai Pegawai di Kantor Pencarian dan Pertolongan 40

Maumere per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tanggapan responden

terhadap variabel Kinerja Pegawai dapat dirangkum dalam tabel 4.7 berikut ini:
83

Tabel 4.7 Deskripsi variabel kinerja pegawai


No Indikator No Item % Skor Total Kriteria
1 Quality 1,2 85,50 Sangat Baik
2 Quantity 3,4 85,75 Sangat Baik
3 Timeliness 5,6 83,75 Baik
4 Cost Effectiveness 7,8 83,00 Baik
5 Need For Supervision 9,10 82,75 Baik
6 Interpersonal Import 11,12 87,75 Sangat Baik
% Skor Total & Katagori Variabel 84,75 Sangat Baik
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 6

Dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.7 diketahui bahwa persentase

Skor Total untuk variabel Kinerja Pegawai adalah 84,75%. Berdasarkan katagori

nilai skor total dapat disimpulkan bahwa variabel Kinerja Pegawai termasuk

dalam kategori sangat baik.

Variabel Kinerja Pegawai terdiri dari enam indikator dimana tiga indikator

termasuk dalam katagori baik dan tiga indikator termasuk dalam katagori sangat

baik. Indikator yang mempunyai nilai tertinggi adalah : Interpersonal import

(87,75%). Sedangkan Indikator yang mempunyai nilai terendah adalah Need For

Supervision (82,75%).

4.4.2 Variabel Fasilitas Kantor

Fasilitas Kantor adalah segala suatu yang terdapat dalam kantor yang di

tempati dan di nikmati oleh pegawai baik dalam hubungan langsung maupun

untuk kelancaran pekerjaan yang mempengaruhi Pegawai di Kantor Pencarian dan

Pertolongan Maumere, dalam berkerja. Tanggapan responden terhadap variabel

Fasilitas Kantor dapat dirangkum dalam tabel 4.8 berikut ini:


84

Tabel 4.8 Deskripsi variabel fasilitas kantor (X1)


% Skor
No Indikator No Item Kriteria
Total
1 Sesuai dengan kebutuhan 83,00 Baik
2 Mampu mengoptimalkan hasil kerja 81,00 Baik
3 Mudah dalam penggunaan 83,00 Baik
4 Mempercepat proses kerja 83,00 Baik
5 Penempatan ditata dengan benar 81,00 Baik
% Skor Total & Katagori Variabel 82,20 Baik
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 6

Dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.8 diketahui bahwa persentase

Skor Aktual untuk variabel Fasilitas Kantor adalah 82.20%. Berdasarkan

katagori nilai skor total dapat disimpulkan bahwa variabel Fasilitas Kantor

termasuk dalam kategori Cukup Baik.

Variabel Fasilitas Kantor terdiri dari lima indikator dimana kelima

indikator tersebut indikator termasuk dalam katagori baik. Indikator yang

mempunyai nilai tertinggi adalah : Sesuai dengan kebutuhan (83,00%), mudah

dalam penggunaan (83,00%), mempercepat proses kerja (83,00%) Selanjutnya

indikator yang mempunyai nilai terendah adalah: Mampu mengoptimalkan hasil

kerja (81.00%) dan Penempatan ditata dengan benar (81,00%).

4.4.3 Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan Kerja Non Fisik adalah keadaan di sekitar tempat kerja yang

bersifat non fisik yang tidak dapat ditanggap langsung dengan panca indra

manusia, namun dapat dirasakan keadaanya yang mempengaruhi cara Pegawai

di Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere. Tanggapan responden terhadap

variabel Lingkungan Kerja Non Fisik dapat dirangkum dalam tabel berikut :
85

Tabel 4.9 Deskripsi variabel lingkungan kerja non fisik


% Skor
No Indikator No Item Kriteria
Total
1 Pelaksanaan pengawasan 85,50 Sangat Baik
2 Sistem imbalan 77,75 Baik
3 Perlakuan dengan baik 84,50 Sangat Baik
4 Perasaan Aman 83,00 Baik
5 Hubungan antar individu 84,50 Sangat Baik
6 Keadilan 84,00 Baik
% Skor Total & Katagori Variabel 83,21 Baik
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 6

Dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.9 diketahui bahwa persentase

Skor Total untuk variabel Lingkungan Kerja Non Fisik adalah 83.21%.

Berdasarkan katagori nilai skor total dapat disimpulkan bahwa variabel

Lingkungan Kerja Non Fisik termasuk dalam kategori baik.

Variabel lingkungan kerja nonfisik Pegawai terdiri dari enam indikator

dimana semua indikator tersebut termasuk dalam katagori baik. Indikator yang

mempunyai nilai tertinggi adalah pelaksanaan pengawasan yang dimiliki Pegawai

mampu diaplikasikan dengan baik dalam menjalankan bidang tugasnya

85.50%. Sedangkan indikator yang mempunyai nilai terendah adalah sistem

imbalan 77,75%.

4.5 Analisis Statistik Inferensial

4.5.1 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa

persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak

bias dan konsisten. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang dilakukan adalah

uji multikolinearitas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji linieritas.


86

4.5.1.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Hasil

analisis uji multikolinearitas dengan menggunakan program SPSS, didapatkan

hasil yang ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel4.10 Hasil pengujian multikolinearitas


No Variabel Tolerance VIF Keterangan
1 Fasilitas Kantor 0,981 1,020 Tidak Terjadi Multikolinearitas
2 Lingkungan KerjaNon 0,981 1,020 Tidak TerjadiMultikolinearitas
Fisik
Sumber : Hasil Analisis Data, Lampiran 9

Dengan melihat hasil pengujian multikolinearitas tabel 4.10 diketahui

bahwa tidak ada satupun dari variabel bebas yang mempunyai nilai tolerance

lebih kecil dari 0,1. Begitu juga nilai VIF masing-masing variabel tidak ada yang

lebih besar dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi

yang sempurna antara variabel bebas (independent), sehingga model regresi ini

tidak ada masalah multikolinearitas.

4.5.1.2 Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel bebas atau variabel terikat keduanya mempunyai distribusi data

yang normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang

normal atau mendekati normal. Hasil pengujian normalitas dengan metode

Kolmogorov-Smirnov disajikan pada tabel 4.11 berikut ini :


87

Tabel 4.11 Hasil pengujian normalitas


No Variabel Asymp. Sig. Keterangan
(2-tailed)
1 Kinerja Pegawai 0,061 Data Berdistribusi Normal
2 Fasilitas Kantor 0,058 Data Berdistribusi Normal
3 Lingkungan Kerja Non Fisik 0,127 Data Berdistribusi Normal
Sumber : Hasil Analisis Data, Lampiran 9
Hasil pengujian statistik One Sampel Kolmogrov-Smirnov di atas

menunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed) untuk semua variabel lebih besar dari

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal atau

memenuhi syarat uji normalitas.

4.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedatisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang homokedatisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil

analisis uji heteroskedastisitas dengan menggunakan program SPSS, didapatkan

hasil yang ditunjukkan pada gambar Scatterplot berikut ini :

Sumber : Hasil Analisis Data, Lampiran 9


Gambar 4.2 Uji heteroskedastisitas
88

Pada Scatterplot Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa data menyebar

hampir merata baik di atas maupun dibawah titik nol. Dengan demikian maka

dapat dipastikan bahwa data hasil penelitian tidak terjadi heteroskedastisitas

ataudengan kata lain sebaran data adalah sama (homokedastisitas).

4.5.1.4 Uji Linearitas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan variabel

independent terhadap variabel dependent merupakan hubungan linier atau non

linier. Hasil analisis uji linearitas dengan menggunakan program SPSS,

didapatkan hasil yang ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.12 Hasil pengujian linearitas


No Variabel Sig. Deviation from Keterangan
Linearity Linearity
1 Kinerja Pegawai *
0,000 0,060 Linear
Fasilitas Kantor
2 Kinerja Pegawai *
Lingkungan Kerja Non 0,005 0,185 Linear
Fisik
Sumber : Hasil Analisis Data, Lampiran 10

Pada tabel 4.12 di atas dapat disimpulkan bahwa data yang dipergunakan

dapat dijelaskan oleh regresi linier dengan cukup baik karena nilai Sig.

linearity data tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai Sig. deviation from

linearity data tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian data variabel

Fasilitas Kantor dan Lingkungan Kerja Non Fisik telah memenuhi syarat

linearitas.
89

4.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan uji yang dilakukan tidak ditemukan pelanggaran terhadap

asumsi klasik yaitu multikolinieritas, normalitas, heteroskedastisitas dan

linearitas, maka model regresi linier yang digunakan dalam model penelitian ini

dapat digunakan untuk membuat peramalan atau pendugaan terhadap

koefisien-koefisien regresi yang dihasilkan dari model.

Analisis Regresi linier berganda adalah teknik statistik yang digunakan

untuk mengestimasi hubungan antara dua atau lebih variabel independen dan satu

variabel dependen. Tujuan dari regresi linier berganda ini untuk memodelkan

hubungan linier antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil analisis

regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS, didapatkan hasil

yang ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.13 Analisis regresi


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 14,411 8,123 1,774 0,084
Fasilitas Kantor (X1) 0,962 0,293 0,437 3,286 0,002
Lingkungan Kerja
0,504 0,190 0,354 2,660 0,011
Non Fisik (X2)
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Sumber :Hasil Analisis Data Lampiran 10

Hasil analisis data pada tabel 4.13 di atas dapat dibuatkan model

persamaan Regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 14,411 + 0.962X1 + 0.504X2


90

Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka interpretasi untuk

konstanta dan masing-masing koefisien regresi dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Konstanta (bo) : 14,411

Nilai konstan untuk persamaan regresi adalah 14,411 dengan

parameter positif. Angka atau konstanta ini menjelaskan bahwa jika semua

variabel bebas, dalam hal ini, yaitu variabel Fasilitas Kantor (X1) dan

Lingkungan Kerja Non Fisik (X2) diasumsikan konstan atau

perubahannya nol, maka Kinerja Pegawai (Y) sudah sebesar 14,411%.

b. Koefisien Regresi X1 (b1) : 0.962

Koefisien regresi untuk Variabel Fasilitas Kantor (X1) adalah 0.962

dengan parameter positif. Koefisien regresi ini dapat dijelaskan bahwa

jika variabel Lingkungan Kerja Non Fisik (X2) dianggap konstan atau

tetap, maka apabila terjadi peningkatan pada variabel Fasilitas Kantor

(X1) sebesar 1%, akan mengakibatkan terjadi peningkatan pada variabel

Kinerja Pegawai (Y) sebesar 0.962%; Demikian juga sebaliknya jika

terjadi penurunan pada variabel Fasilitas Kantor (X1) sebesar 1% akan

mengakibatkan terjadi penurunan pada Kinerja Pegawai (Y) sebesar

0.962 %.

c. Koefisien Regresi X2 (b2): 0.504

Koefisien regresi untuk Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik (X2)

adalah 0.504 dengan parameter positif. Koefisien regresi ini dapat

dijelaskan bahwa jika variabel Fasilitas Kantor (X1) dianggap konstan atau

tidak berubah, maka apabila terjadi peningkatan pada variabel


91

Lingkungan Kerja Non Fisik (X2) sebesar 1% akan mengakibatkan

terjadi peningkatan pada variabel Kinerja Pegawai (Y) sebesar 0.504%.

Demikian juga sebaliknya jika terjadi penurunan pada variabel

Lingkungan Kerja Non Fisik (X2) sebesar 1% akan mengakibatkan

terjadi penurunan pada variabel Kinerja Pegawai (Y) sebesar 0.867 %.

4.5.3 Pengujian Hipotesis

4.5.3.1 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji Hipotesis secara parsial (Uji t) digunakan untuk menguji signifikasi

pengaruh masing-masing variabel bebas yaitu: variabel Fasilitas Kantor (X1) dan

Lingkungan Kerja Non Fisik (X2) secara parsial terhadap variabel terikat kinerja

kerja (Y). Hasil analisis uji hipotesis uji t dengan menggunakan program SPSS,

didapatkan hasil yang ditunjukkan pada tabel berikut ini

Tabel 4.14 Uji hipotesis parsial (Uji t)


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
Std.
B Error Beta
1 (Constant) 14,411 8,123 1,774 0,084
Fasilitas Kantor
0,962 0,293 0,437 3,286 0,002
(X1)
Lingkungan Kerja
0,504 0,190 0,354 2,660 0,011
Non Fisik (X2)
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Sumber : Hasil Analisis Data, Lampiran 10

Berdasarkan análisis data pada tabel 4.14 di atas, uji hipotesis secara

parsial (Uji t) untuk masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya

adalah sebagai berikut :


92

1. Variabel Fasilitas Kantor (X1) :

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 3,286 dengan nilai

signifikan sebesar 0.002. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari tingkat

alpha yang digunakan 5% (0,05), maka keputusannya adalah menolak

hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha), bahwa secara

parsial variabel Fasilitas Kantor (X1) berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel Kinerja Pegawai. Artinya jika variabel Fasilitas Kantor

semakin ditingkatkan maka Kinerja Pegawai akan meningkat dengan

peningkatan yang signifikan.

2. Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik (X2) :

Hasil uji statistik pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar

2.660 dengan nilai signifikan sebesar 0.011. Nilai signifikansi ini lebih

kecil dari tingkat alpha yang digunakan 5% (0,05), maka keputusannya

adalah menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif

(Ha), bahwa secara parsial variabel Lingkungan Kerja Non Fisik

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Kinerja Pegawai.

Artinya jika variabel Lingkungan Kerja Non Fisik semakin meningkat

maka Kinerja Pegawai akan meningkat dengan peningkatan yang

signifikan.

4.5.3.2 Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F)

Uji hipotesis secara simultan (Uji F) bertujuan untuk menguji secara

simultan pengaruh variabel bebas Fasilitas Kantor (X1) dan Lingkungan Kerja

Non Fisik (X2) secara bersama-sama terhadap variabel terikat kinerja pegawai
93

(Y). Hasil analisis uji hipotesis uji F dengan menggunakan program SPSS,

didapatkan hasil yang ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.15 Uji hipotesis simultan (Uji F)


Sum of
Model Df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 806,767 2 403,384 10,348 0,000b
Residual 1442,333 37 38,982
Total 2249,100 39
a. Predictors: (Constant), Fasilitas Kantor, Lingkungan Kerja Non Fisik
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Hasil Analisis Data, Lampiran 10

Hasil uji statistik berdasarkan perhitungan Anova menunjukkan nilai Fhitung

sebesar 10.348 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Nilai signifikansi ini lebih

kecil dari tingkat alfa yang digunakan yaitu 5% atau 0,05, maka ke 2 variabel

bebas dalam penelitian ini secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap Kinerja Pegawai (Y), artinya naik-turunnya nilai Kinerja Pegawai

sangat ditentukan oleh naik turunnya ke 2 variabel bebas dalam penelitian ini,

yaitu : Fasilitas Kantor (X1) dan Lingkungan Kerja Non Fisik (X2). Dapat

disimpulkan bahwa variabel Fasilitas Kantor (X1), dan Lingkungan Kerja Non

Fisik (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai

(Y).

4.5.4 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil analisis

dengan menggunakan program SPSS, didapatkan hasil R2 yang ditunjukkan pada

tabel berikut ini :


94

Tabel 4.16 Koefisien determinasi (R2)


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,599 a 0,359 0,324 6,24355
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Non Fisik, Fasilitas Kantor
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Hasil Analisis Data, Lampiran 10

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4.16 di atas terlihat bahwa nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 0.359 yang berarti bahwa ke 2 variabel bebas

dalam penelitian ini yang terdiri atas : Fasilitas Kantor dan Lingkungan Kerja

Non Fisik mampu menjelaskan terhadap variasi naik turunnya Kinerja Pegawai

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere sebesar 35.9% (diperoleh dari:

0.359 × 100%). Sedangkan sisanya sebesar 64.1% (diperoleh dari: 100% - 35.9%)

dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam model

penelitian ini.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian dilakukan untuk lebih memperjelas hasil

analisis baik dengan analisis deskriptif maupun dengan statistik inferensial.

Selanjutnya hasil penelitian ini akan dikaitkan dengan teori-teori yang menjadi

landasan, reseach gap maupun hasil penelitian terdahulu.

4.6.1 Pengaruh Fasilitas Kantor Terhadap Kinerja Pegawai Kantor

Pencarian dan Pertolongan Maumere

Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel Fasilitas Kantor berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pencarian dan

Pertolongan Maumere. Berpengaruh positif dapat diartikan bahawa apabila


95

Fasilitas Kantor ditingkatkan dengan lebih baik maka Kinerja Pegawai akan

meningkat. Berpengaruh signifikan dapat diartikan bahwa apabila Fasilitas

Kantor ditingkatkan maka Kinerja Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere akan meningkat dengan peningkatan yang signifikan. Dengan demikian,

hasil penelitian ini menerima hipotesis pertama yang diajukan, yaitu: Fasilitas

Kantor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pegawai Kantor

Pencariandan Pertolongan Maumere.

Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa bukti empiris dari penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh Fasilitas Kantor terhadap Kinerja

Pegawai antara lain penelitian yang dilakukan oleh : 1) Anam (2017) ; 2 Hazmi

(2021) ; 3) Sigit (2015) ; 4) Ratna Adi Kamaya (2021) ; 5); dan Terry, dkk (2017).

Penelitian-penelitian tersebut mampu membuktikan bahwa Fasilitas Kantor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai baik secara parsial

maupun simultan.

Berdasarkan hasil penelitian, pendapat ahli dan beberapa penelitian

terdahulu, Manajemen Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere perlu

meningkatkan Kinerja Pegawainya. Menurut Narimawati (2007:45) masalah dari

penelitian ini dapat diukur dari keseluruhan persentase (100%) dikurangi dengan

persentase tanggapan responden. Persentase skor total variabel kinerja Pegawai

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere adalah 84.75% sehingga terdapat gap

sebesar 15.25%. Untuk dapat mengurangi gap variabel kinerja Pegawai maka

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere harus mampu memperbaiki Fasilitas

Kantor terutama beberapa indikator yang persentase persepsinya dibawah


96

persentase persepsi variabel 82,20%. (masih terdapat gap sebesar 17,80%).

Indikator-indikator ini selanjutnya menjadi prioritas dalam jangka pendek untuk

segera dilakukan perbaikan. Indikator yang menjadi prioritas untuk

ditingkatkanadalah sebagai berikut ini:

1. Mampu mengoptimalkan hasil kerja (81,00% : Baik).

Setiap fasilitas pendukung kerja yang ada berada pada kategori “baik”

dalam hal mengoptimalkan hasil kerja. Hal ini berarti bahwa fasilitas

kantor yang tersedia sudah mencukupi untuk mengoptoimalkan

kelangsungan pekerjaan di kantor pencarian dan pertolongan Maumere.

Akan tetapi fasilitas kantor disetiap bidang perlu diperhatikan lagi

kelengkapannya agar dapat lebih mengoptimalkan hasil kerja dari suatu

aktivitas kerja yang dilaksanakan.

2. Penempatan ditata dengan benar (81,00% : Baik)

Fasilitas-fasilitas pendukung aktivitas kerja berada pada kategori “baik”

untuk penataan alat-alat kantor sehingga mudah untuk menjangkaunya.

Tetapi sebaiknya haruslah semakin ditingkatkan dengan ditata dan

ditempatkan dengan benar sesuai dengan peruntukannya masing- masing,

agar semua alat kantor dapat mudah dijangkau dan memudahkan para

pegawai dalam menjalankan tugasnya masing-masing.


97

4.6.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kinerja Pegawai

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere

Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel Lingkungan Kerja Non Fisik

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pencarian

dan Pertolongan Maumere. Berpengaruh positif dapat diartikan bahawa apabila

Lingkungan Kerja Non Fisik semakin ditingkatkan maka Kinerja Pegawai akan

meningkat. Berpengaruh signifikan dapat diartikan bahwa apabila Lingkungan

Kerja Non Fisik semakin ditingkatkan maka Kinerja Pegawai Pegawai

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere akan meningkat dengan peningkatan

yang signifikan. Dengan demikian, hasil penelitian ini menerima hipotesis kedua

yang diajukan, yaitu: Lingkungan Kerja Non Fisik secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa bukti empiris dari

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh Lingkungan Kerja Non

Fisik terhadap Kinerja Pegawai antara lain penelitian yang dilakukan oleh : 1)

Anam (2017) ; 2 Hazmi (2021) ; 3) Sigit (2015) ; 4) Ratna Adi Kamaya (2021) ;

5); dan Terry, dkk (2017). Penelitian-penelitian tersebut mampu membuktikan

bahwa Lingkungan Kerja Non Fisik berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kinerja Pegawai baik secara parsial maupun simultan.

Untuk dapat mengurangi gap variabel Kinerja Pegawai maka Kantor

Pencarian dan Pertolongan Maumere harus mampu meningkatkan Lingkungan

Kerja Non Fisik. Meskipun Lingkungan Kerja Non Fisik sudah termasuk kriteria

baik (83.21%), namun masih terdapat gap sebesar 16.79%. Gap ini harus

dikurangi yaitu dengan memperbaiki beberapa indikator yang persentase


98

persepsinya dibawah persentase persepsi variabel. Indikator-indikator ini

selanjutnya menjadi prioritas dalam jangka pendek untuk segera dilakukan

perbaikan. Indikator yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan adalah sebagai

berikut ini:

1. Sistem Imbalan (77,75 % : Baik)

Indikator Sistem imbalan berada pada kategori “baik” dimana setiap

pegawai mendapat imbalan sudah sesuai dengan kontribusi yang diberikan

masing-masing pegawai itu sendiri. Akan tetapi harus semakin

ditingkatkan dan diperhatikan secara lebih mendetail yakni imbalan yang

diberikan harus berdasarkan dari beberapa aspek penilaian pencapaian

kinerja yang ada pada Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere. Agar

pegawai yang punya kontribusi besar terhadap organisasi mendapat

imbalan yang sama besarnya dengan pencapaian atau prestasi kerjanya

selama ini. Hal ini merupakan kewajiban organisasi sebagai bentuk

penghargaan kepada setiap pegawai.

2. Perasaan Aman (83,00 % : Baik)

Indikator perasaan aman berada dikategori “baik”, yakni para pegawai

sejauh ini berada dilingkungan kerja yang sudah memberikan perasaan

aman saat bekerja. Akan tetapi perlu adanya peningkatan perasaan aman

dalam hal perlengkapan keamanan dalam bekerja dengan resiko yang

cukup besar. Kantor pencarian dan pertolongan maumere harus selalu

siaga menyiapkan semua kelengkapan keamanan sehingga para pegawai

selalu merasa aman saat menjalankan tugasnya terlebih saat melaksanakan

tugas yang penuh resiko.


99

4.6.3 Pengaruh Fasilitas Kantor dan Lingkungan Kerja Non Fisik

Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere

Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel Fasilitas Kantor dan

Lingkungan Kerja Non Fisik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere. Berpengaruh

signifikan dapat diartikan bahwa apabila Fasilitas Kantor dan Lingkungan

Kerja Non Fisik secara bersama-sama (simultan) dikelolah dengan lebih baik

maka Kinerja Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere akan

meningkat dengan peningkatan yang signifikan. Dengan demikian, hasil

penelitian ini menerima hipotesis ketiga yang diajukan, yaitu: Fasilitas Kantor

dan Lingkungan Kerja Non Fisik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere.

Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa bukti empiris dari penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh Fasilitas Kantor dan Lingkungan

Kerja Non Fisik secara simultan terhadap Kinerja Pegawai antara lain penelitian

yang dilakukan oleh 1) Anam (2017) ; 2 Hazmi (2021) ; 3) Sigit (2015) ; 4) Ratna

Adi Kamaya (2021) ; 5); dan Terry, dkk (2017).. Penelitian-penelitian tersebut

mampu membuktikan bahwa Lingkungan Kerja Non Fisik dan Fasilitas Kantor

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas, maka kesimpulan dari

hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa : (1) Persentase skor total

untuk Variabel Fasilitas Kantor adalah 82.20% dengan kategori baik; (2)

Persentase skor total untuk Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik adalah

83.21% dengan kategori baik; (3) Persentase skor total untuk Variabel

Kinerja Pegawai adalah 84.75% dengan kategori sangat baik.

2. Hasil statistik uji t menunjukkan bahwa secara sendiri-sendiri (parsial)

a. Variabel Fasilitas Kantor (X1) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel Kinerja Pegawai.

b. variabel Lingkungan Kerja Non Fisik (X2) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel Kinerja Pegawai.

3. Hasil statistikuji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan)

semua variabel bebas yang terdiri dari Fasilitas Kantor (X 1) dan variabel

Lingkungan Kerja Non Fisik (X2) berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja Pegawai. Dengan demikian, meningkatkan kedua variabel

bebas ini secara bersama-sama akan berdampak terhadap meningkatnya

variabel Kinerja Pegawai pada Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere.

100
101

4. Hasil analisis Determinasi menunjukan bahwa variabel Fasilitas Kantor

dan Lingkungan Kerja Non Fisik mampu menjelaskan terhadap variasi

naik turunnya Kinerja Pegawai Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere sebesar 56.7%.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, maka dapat disarankan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere di sarankan untuk:

a. Meningkatkan Kinerja Pegawai dengan memperbaiki fasilitas

kantor.

Pimpinan harus terus mengoptimalkan suatu aktivitas kerja yang

dilaksanakan dengan fasilitas kantor yang memadai dan ditempatkan

sesuai dengan peruntukannya masing-masing.

b. Meningkatkan Kinerja Pegawai dengan meningkatkan lingkungan

kerja non fisik.

Pimpinan harus dapat mengendalikan dan mengawasi agar dapat

terciptanya rasa aman antar pegawai juga memberikan rasa aman saat

pegawai menjalankan tugasnya serta dapat memberikan sistem

imbalan sesuai kontribusi masing-masing pegawai.

2. Kepada peneliti lain, jika ingin melakukan penelitian serupa, disarankan

untuk melibatkan variabel lain yang mempengaruhi Kinerja Pegawai yang

belum diikut sertakan dalam penelitian ini, sehingga dapat digunakan

sebagai bahan referensi bagi Kantor Pencarian dan Pertolongan

Maumere dalam pengambilan keputusan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H. (2017). Peranan manajemen sumber daya manusia dalam organisasi.


Warta dharmawangsa, (51),1-11.

Aisal. (2005). Dasar-dasar manajemen keuangan, edisi kedua, cetakkan kelima.


Malang : Penerbitan Universitas Muhammadiyah.

Akbar, S. (2018). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan.


Jiaganis, 3(1).

Al Hazmi, C. R. V., & Nugraha, J. (2021). Pengaruh fasilitas kerja dan lingkungan
kerja non fisik terhadap kinerja pegawai di pt kawan lama sejahtera
surabaya. Journal of office administration: education and practice, 1(2),
282-297.

Albert Koyong. (2011).”Pengaruh fasilitas kerja terhadap produktivitas kerja


karyawan”.Jurnal Manajemen, Vol.9 No.1.

Ambarita, M. H., Simatupang, S., & Candra, V. (2020). Efek mediasi motivasi
atas hubungan etos kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Kehutanan UPT.
Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah II Pematangsiantar. Jesya (Jurnal
Ekonomi dan Ekonomi Syariah), 3(2), 168-178.

Anam, K., & Rahardja, E. (2017). Pengaruh fasilitas kerja, lingkungan kerja non
fisik dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan (studi pada pegawai
dinas perindustrian dan perdagangan provinsi jawa tengah). Diponegoro
journal of management, 6(4), 502-512.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Asmir. (2016). Manajemen sumber daya manusia (teori dan praktik). Depok: PT
Rajagrafindo Persada

Ating, Somantri dan Sambas, Ali Muhidin, (2006). Statistika dalam penelitian.
Bandung: Pustaka Setia.

Baskoro, E. (2019). The influence of product quality and product prices. Jurnal
DINAMIKA, 5(116).

Baskoro, R. D. (2015). Rencana pengembangan permainan interaktif nasional.


Jakarta: PT. Republik Solusi.

Basuki, Sulistyo. (2006). Metode penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.


Bernardin, Russel. (2015) Perilaku organisasi. Yogyakarta: Andi Offiset bulian
(doctoral dissertation, uin sulthan thaha saifuddin Jambi),(1-93)

Cintia, E., & Gilang, A. (2016). Pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik
terhadap kinerja karyawan pada kppn bandung i. Eproceedings of
management, 3(1). 1-6

Darmawati, T. (2019). Pengaruh pengawasan terhadap kinerja karyawan pada Cv.


Havraco Jaya Palembang. Jurnal Media Wahana Ekonomika, 12(3).

Dessler, G. (2015). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Salemba Empat.

DeStefano, T.J., Henry, C., Megan G., dan Thomas P. (2006). The relationship
between work environment factors and job satisfaction among rural
behavioral health professionals. Journal of Rural Community Psycology.

Dharma, Surya. (2013). Manajemen kinerja : falsafah teori dan penerapannya.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Diana, E. (2018). Pengaruh lingkungan kerja non fisik, loyalitas kerja dan
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada Cv. Subur Makmur
(Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang). 1-24

Edy, Sutrisno, (2016), Manajemen sumber daya manusia, kencana prenada.


Media Group : Jakarta

Endicho Abdullah Qadafi, F., & Wajdi, M. F. (2020). Pengaruh religiusitas,


lingkungan kerja fisik, dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja
karyawan (studi kasus pada sma-smk muhammadiyah di gemolong)
(doctoral dissertation, universitas muhammadiyah surakarta), (1-14).

Faisal, M. (2021). Pengaruh lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik
terhadap kinerja karyawan pada pt. Wilson lautan karet banjarmasin
(doctoral dissertation, universitas islam kalimantan mab), (1-37).

Fatina, L. (2019). Pengaruh Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja Dan Kemampuan


Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt Polowijo Gosari (Doctoral
Dissertation, Universitas Muhammadiyah Gresik). 1-20.

Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan SPSS. Semarang:


Badan Penerbit UNDIP.

Handoko. (2013). Manajemen personalia dan sumber daya manusia, (edisi


3).Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Bumi


Aksara.
_______, Malayu S.P. (2015). Manajemen dasar, pengertian, dan masalah,edisi
revisi. Jakarta : Bumi Aksara.

_______. (2017). Manajemen sumber daya manusia. Edisi revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.

Husein, Umar, (2003). Metode riset bisnis. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Ichsan, C. (2021). Pengaruh lingkungan kerja dan fasilitas kerja terhadap kinerja
pegawai PT. Pos Indonesia Medan. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Sosial Sains, 1(01). 1-111

Indah Pawestri Setia Ningrum, I. N. D. A. H. (2020). Pengaruh fasilitas kantor


dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan Petarukan
Kabupaten Pemalang (Doctoral Dissertation, Universitas Pancasakti
Tegal), (1-112).

Irawan, A., & Suryani, N. (2018). Pengaruh gaya kepemimpinan, fasilitas kantor,
dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai dinas perdagangan kota
semarang. Economic education analysis journal, 7(1), 265-278.

Istiantara, D. T. (2019). Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia


Berbasis Kompetensi Guna Meningkatkan Kinerja Pegawai Dan Dosen
Polikteknik Perkeretaapian Indonesia. Jurnal Perkeretaapian Indonesia
(Indonesian Railway Journal), 3(2), 93-101

Koto, H. A. (2019). “Pengaruh sistem pemberian remunerasi dan fasilitas kerja


terhadap kinerja pegawai Direktorat Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Medan. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Sosial
Sains, 1(01). 1-110

Kristanti, E. (2017). Pengaruh lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non
fisik terhadap stres kerja dan dampaknya terhadap kinerja (Studi Pada
Kantor Bersama Samsat Mojokerto Kota). Jurnal Ilmu Manajemen, 5(1),
1-10.

Kurnia, e. (2021). Analisis pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan


lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan (studi pada pt.
Mandala finance kebumen bagian marketing) (doctoral dissertation,
universitas putra bangsa).

Lamin, l. (2017). Pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan
pt. Surya perdana agung pekanbaru. Eko dan bisnis: riau economic and
business review, 8(1), 21-29.

Mangkunegara. (2002). Manajemen sumber daya manusia. Perusahaan.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
___________. (2015). Sumber daya manusia perusahaan. Cetakan kedua belas.
Bandung: Remaja Rosdakarya

Mangkuprawira, Tb. Sjafri. (2014). Manajemen sumber daya manusia strategik,


cet 2. Ed.2. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Marbun, I. M., & Purba, C. B. (2021). The effect of work ethic, work discipline,
and work from home motivation on performance during the pandemic at
PD Dharma Jaya. International Journal of Innovation Science and
Research Technology, 6(6), 841-848.

Moeheriono. 2012. “pengukuran kinerja berbasis kompetensi”. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Mubarok, A., Thantawi, T. R., & Shiddieqy, H. A. (2021). Pengaruh Gaya


Kepemimpinan, Motivasi, Promosi Dan Mutasi Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Kasus Di Koperasi Karya Usaha Madiri Syariah Cabang
Sagaranten Sukabumi). Sahid Business Journal, 1(01), 115-129.

Muhyi, (2021). Pengaruh komitmen efektif, komitmen berkelanjutan dna


komitmenn normative terhadap kinerja pengurus koperasi di kota
Sukabumi, Jawa Barat. Abdibispreneur. Jurnal pemikiran dan penelitian
administrasi bisnis dan kewirausahaan, 6(1), 53-65.

Muraweni, M., Rasyid, R., & Gunawan, B. I. (2017). Pengaruh lingkungan kerja
fisik, lingkungan kerja non fisik dan komunikasi terhadap kepuasan kerja
pegawai di bagian umum sekretariat daerah kabupaten soppeng. Jurnal
mirai management, 2(1), 56-70.

Najib, Yusrin. (2020). Pengaruh beban kerja dan lingkungan kerja terhadap
kinerja karyawan dimediasi oleh kepuasan kerja pada UMKM Maju
Makmur Pandaan. Pasuruan : Skripsi. h. 23.

Narimawati, Umi. (2007). Riset manajemen sumber daya manusia. Jakarta:


Agung Media

________. (2008). Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif, teori dan


aplikasi. Bandung: Agung Media.

Nitisemito. (2000). Manajemen personalia manajemen sumber daya manusia, ed.


3. Jakarta : Ghalia Indonesia.

________. (2013). Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Cetakan Kesembilan.


Jakarta : Ghalia Indonesia.

Norianggono, Y. C. P. (2014). Pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik


terhadap kinerja karyawan (studi pada karyawan Pt. Telkomsel Area III
Jawa-Bali Nusra di Surabaya) (doctoral dissertation, brawijaya
university), (1-10).

Pangarso, A., & Ramadhyanti, V. (2015). Pengaruh lingkungan kerja non fisik
terhadap kepuasan kerja dosen tetap studi pada fakultas komunikasi dan
bisnis universitas telkom Bandung, (1-20).

Peraturan kepala badan pencarian dan pertolongan nomor 16 tahun 2017.

Peraturan pemerintah (PP, nomor 36 tahun 2006 tentang pencarian dan


pertolongan.

Peraturan Presiden nomor 83 tahun 2016, tentang badan nasional pencarian dan
pertolongan (badan sar nasional).

Peraturan presiden nomor 99 tahun 200, tentang badan sar nasional yang
menempatkan basarnas sebagai lembaga pemerintah non kementrian
(lpnk) dibawah presiden.

Prabu Mangkunegara. (2011). Manajemen sumber daya manusia. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Prasetyo, e. D. (2016). Dampak fasilitas kantor dan lingkungan kerja pada kinerja
karyawan universitas atma jaya yogyakarta (doctoral dissertation, uajy),
(1-82).

Pratiwi, L. P. Y. A., & Sriathi, A. A. A. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan


Pengembangan Karir Terhadap Retensi Karyawan Pada Hotel Santika
Nusa Dua Bali (Doctoral Dissertation, Udayana University). 1-29.

Priyatmono, Unggul.(2017). Pengaruh motivasi kerja, fasilitas kerja, dan disiplin


kerja terhadap kinerja karyawan bagian line leavis PT. Kharisma Buana
Jaya, Bandung Jawa Barat. Skripsi. h. 34.

Rangkuti, A. E., Thasy, B., & Yanti, A. (2021). Pengaruh fasilitas kerja dan
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor wilayah djbc
sumatera utara. Prosiding konferensi nasional social & engineering
polmed (konsep) 2021, 2(1), 553-564.

Rejeki, P. W. A. (2020). Model talent management di beberapa negara dan


perusahaan di Indonesia. Jurnal Wacana Kinerja: Kajian Praktis-
Akademis Kinerja dan Administrasi Pelayanan Publik, 19(1), 121-152.

Restuhadi, R., & Sembiring, J. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik
Terhadap Employee Engagement Di Pt. Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit
Micro Banking Dan Business Banking Area Bandung Asia Afrika.
Eproceedings Of Management, 4(3). 1-44

Rifai. (2019). Kualitatif, kualitatif teologi. Solo: Yoyo Topten Exacta.


Rivai. (2014). Manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan. Depok : PT.
Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P dan Timothy A Judge. (2014). Perilaku organisasi. Jakarta:


Salemba Empat.

Rosmaini, R., & Tanjung, H. (2019). Pengaruh kompetensi, motivasi dan


kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Maneggio: Jurnal Ilmiah
Magister Manajemen, 2(1), 1-15.

Sastrohadiwirjo, Siswanto B. (2016). Manajemen tenaga kerja indonesia,


pendekatan administratif dan operasional. cetakan pertama. Jakarta :
Bumi Aksara.

Sedarmayanti. (2011). Manajemen sumber daya manusia. reformasi birokrasi dan


manajemen Pegawai Negeri Sipil, cetakan kelima. Bandung. PT Refika
Aditama,

___________. (2014). Dasar-dasar pengetahuan tentang manajemen


perkantoran. Bandung: Mandar Maju

Setiaji, Bambang, (2004). Panduan riset dengan pendekatan kuantitatif.


Surakarta: Program Pascasarjana UMS

Setyawan, d. B. (2017). Pengaruh motivasi, stres kerja, lingkungan kerja fisik dan
lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan. In seminar nasional
dan the 4th call for syariah paper (sancall) peran profesi akuntansi dalam
penanggulangan korupsi (vol. 4).

Siagian, Sondang P.(2006). Organisasi kepemimpinan dan prilaku administrasi.


Jakarta: Gunung Agung

___________. (2015). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT. Bumi


Akarsa

Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. (2008). Metode penelitian survei,


Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuatitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

___________. (2015). Cara mudah belajar spss & lisrel teori dan aplikasi untuk
analisis data Penelitan. Bandung: Alfabeta

Sumartono dan Pudjo Sugito. (2004). Manajemen operasional. Malang:


Banyumedia.
Sunyoto. 2012. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT Buku Seru.

___________. (2013). Metodologi penelitian akuntansi. Bandung: PT Refika


Aditama Anggota Ikapi.

Supranto, J. (2000) Statistik teori dan aplikasi. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Suryani, n. L. (2019). Pengaruh lingkungan kerja non fisik dan komunikasi


terhadap kinerja karyawan pada PT. Bangkit Maju Bersama di Jakarta.
Jenius (Jurnal Ilmiah Manajemen Sumber Daya Manusia), 2(3), 419-435.

Suwatno. & Priansa, D. (2011). Manajemen SDM dalam organisasi publik dan
bisnis. Bandung: Alfabeta.

Syafrina, n. (2017). Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.
Suka Fajar Pekanbaru. Eko dan bisnis: riau economic and business review,
8(4), 1-12

Thomas, Y. A., Rorong, A. J., & Tampongangoy, D. (2017). Pengaruh fasilitas


kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di kantor dinas pendidikan
minahasa tenggara. Jurnal administrasi publik, 3(046).

Tyas, R. D. (2018). Pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap


kinerja karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Pertamina (Persero) RU IV
Cilacap) (Doctoral Dissertation, Universitas Brawijaya). 1-44

Umam, Khairul. ( 2010). Perilaku organisasi.Bandung: CS Pustaka Setia.

Utami, D. A., Kirana, K. C., & Wiyono, G. (2020). Analisis kinerja pegawai
terdampak lingkungan kerja non fisik dan beban kerja melalui stres kerja.
Jbe (jurnal bingkai ekonomi), 5(2), 1-15

Wantojo, S., & Remiasa, M. (2022). Pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik
terhadap kinerja karyawan melalui kreativitas karyawan sebagai variabel
mediasi pada toko emas di pasar atom surabaya. Agora, 10(1).

Widjanarko, B., Mariami, I., & Yusditara, W. (2020). Pengaruh kompensasi dan
fasilitas kerja terhadap semangat kerja pegawai negeri sipil pada Kantor
Polbangtan Medan. Jurnal Manajemen Dan Akuntansi Medan, 2(3).

Wursanto, Ignasius. (2009). Dasar –dasar ilmu organisasi. edisi dua. Yogyakarta:
Andi

Yani, A. G., Malik, A., & Syahrizal, A. (2021). Pengaruh fasilitas dan lingkungan
kerja terhadap kinerja karyawan pada bank syariah indonesia kcp muara.
LAMPIRAN
Lampiran 1

Biodata Peneliti

Identitas Diri

Nama : Maria Ursula Aprilina

Nomor Induk Mahasiswa : 062180113

Tempat dan Tanggal Lahir : Maumere, 10 April 1999

Pendidikan :

1. SD Impres Kotauneng Tamat Tahun 2012

2. SMPK Frateran Maumere Tamat Tahun 2015

3. SMAN 2 Maumere Tamat Tahun 2018


Lampiran 2
Lampiran 3

BADAN PENCARIAN DAN PERTOLONGAN


KANTOR PENCARtAN DAD PERTOLONGAN
MAUMERE
JI. Diponegoro Maumere — Sikka TELP : (0382) 21193
Nusa Tenggara Timur FAXIMILE (0382) 21193
E-Mail:kansar.maumere01@gmaiI.com EMERGENCY
BASARNAS

SURAT KETERANGAN
Nomor:

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Putu Sudayana, S.E.,M.AP
NIP : 197506201996031002
Pangkat/Golongan Ruang : Penata Tk. I – III/d
Jabatan : KepaIa Kantor Pencarian dan Pertolongan
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
Nama : Maria Ursula Aprilina
Pekerjaan : Mahasiswi
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : LK. Tuang Muut, RT/RW. 001/003 Kel.
Kota Uneng, Kec. Alok
Program Studi : Manajemen-Fakultas Ekonomi-Unipa
Maumere
Bahwa Yang bersangkutan telah menyelesaikan penelitian dengan judul
Pengaruh Fasilitas Kantor dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap
Kinerja pegawai Pada Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, selama 2
(dua) minggu terhitung mulai tanggal 15 Juni 2022 s/d 27 Juni 2022.
Demikian untuk maklum dan urusan selanjutnya.
Maumere, 3 Juli 2021
Kepala Kantor Pencarian dan
Pertolongan Maumere,

I Putu Sudayana, S.E.,M.AP


Penata Tk I (III/d)
Lampiran 4

Hasil kuesioner pra-survey mengenai kinerja karyawan pada Kantor Pencarian


dan Pertolongan Maumere
Lampiran 5

Ringkasan research gap pengaruh fasilitas kantor dan lingkungan kerja non fisik
terhadap kinerja karyawan

No Hubungan Hasil Penelitian Peneliti


Variabel
1. Pengaruh Berpengaruh positif dan Icshan (2019); Agus, at al
Fasiltas signifikan (2021); Anam (2017);
Kantor Hazmi(2021)
terhadap Berpengaruh negatif dan -
Kinerja signifikan
Karyawan
Berpengaruh positif dan Wibowo (2018); Yani
tidak signifikan (2021); Terry dkk (2017)
Berpengaruh negatif dan -
tidak signifikan
2. Pengaruh Berpengaruh positif dan Sigit (2015), Lilis (2019),
lingkungan signifikan Faisal (2021), Anam
kerja non (2017); Hazmi(2021)
fisik terhadap Berpengaruh negative -
kinerja dan signifikan
karyawan Berpengaruh positif dan Yacinda (2014),
tidak signifikan Fristiawan (2020)
Berpengaruh negative -
dan tidak signifikan
Lampiran 6

Analisis Deskriptif

1. Data Variabel Kinerja Pegawai


No
Juml
Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
ah
den
1 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 58
2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 50
3 4 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 45
4 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 3 5 49
5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 56
6 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 55
7 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 55
8 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 59
9 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 54
10 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 55
11 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 46
12 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 41
13 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 52
14 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 4 3 35
15 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 43
16 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 54
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 49
18 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59
19 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 53
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
21 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 56
22 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 51
23 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 56
24 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 56
25 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 58
26 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 57
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
28 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 57
29 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 57
30 4 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 33
31 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 27
32 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 43
33 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 58
34 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 52
35 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 46
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 49
37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
38 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
40 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4 47
Skor aktual 172 170 174 169 168 167 166 166 163 168 176 175
Skor
Ideal 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
Skor 86, 85, 87, 84, 84, 83, 83, 83, 81, 84, 88, 87,
Total 00 00 00 50 00 50 00 00 50 00 00 50 84,75
Indikator 85,50 85,75 83,75 83,00 82,75 87,75
No Katagori Prosentase Pencapaian
Skor Maksimum
1. Sangat tidak baik ≥ 20-36
 X Ps p 
Ps p   100% 2. Kurang baik > 36-52
 5 
  3. Cukup baik > 52-68
4. Baik > 68-84
5. Sangat baik > 84-100
2. Data Variabel Fasilitas Kantor
No Responden 13 14 15 16 17 Jumlah
1 4 4 4 4 4 20
2 3 3 4 3 4 17
3 3 3 4 3 4 17
4 3 2 2 3 3 13
5 3 3 2 3 3 14
6 4 4 5 4 4 21
7 4 5 5 5 4 23
8 4 4 4 4 4 20
9 3 3 4 4 4 18
10 5 5 5 5 4 24
11 5 5 4 5 5 24
12 3 4 4 4 4 19
13 3 5 5 5 5 23
14 3 3 3 4 3 16
15 5 4 5 5 4 23
16 5 5 4 4 4 22
17 4 5 4 5 4 22
18 5 5 5 5 5 25
19 5 5 5 5 5 25
20 5 5 5 5 5 25
21 5 4 5 5 5 24
22 5 5 5 4 5 24
23 4 4 4 4 4 20
24 4 3 4 3 4 18
25 5 5 5 4 4 23
26 5 5 5 5 5 25
27 4 4 4 4 4 20
28 5 5 5 5 5 25
29 4 4 4 4 4 20
30 3 3 2 3 2 13
31 3 3 3 3 3 15
32 4 4 4 3 4 19
33 5 4 4 5 4 22
34 5 4 5 5 4 23
35 5 4 4 4 4 21
36 4 3 3 3 3 16
37 5 4 5 5 4 23
38 4 4 4 4 4 20
39 4 4 4 4 4 20
40 4 4 4 4 4 20
Skor aktual 166 162 166 166 162
Skor Ideal 200 200 200 200 200
Skor Total 83,00 81,00 83,00 83,00 81,00 82,20
Indikator 83,00 81,00 83,00 83,00 81,00
No Katagori Prosentase Pencapaian
Skor Maksimum
1. Sangat tidak baik ≥ 20-36
 X Ps p 
Ps p   100% 2. Kurang baik > 36-52
 5 
  3. Cukup baik > 52-68
4. Baik > 68-84
5. Sangat baik > 84-100
3. Data Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik
No
18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah
Responden
1 4 3 4 4 4 4 4 4 31
2 4 3 4 4 4 4 4 4 31
3 4 4 4 4 5 4 5 4 34
4 4 4 4 4 4 4 4 4 32
5 5 5 4 5 5 5 5 5 39
6 5 5 5 5 5 5 5 5 40
7 5 4 4 4 4 4 5 5 35
8 5 4 5 4 5 5 4 5 37
9 4 2 4 5 4 4 4 5 32
10 4 4 4 4 5 4 4 4 33
11 4 3 4 4 3 3 3 3 27
12 3 3 3 3 3 3 3 3 24
13 5 4 4 4 4 4 4 4 33
14 4 4 4 4 4 4 4 4 32
15 5 5 5 5 5 5 5 5 40
16 4 3 3 4 4 4 4 3 29
17 5 5 5 5 5 5 5 5 40
18 4 5 5 5 5 5 5 5 39
19 4 3 4 4 4 4 4 4 31
20 4 3 4 4 4 4 4 4 31
21 5 1 4 4 4 4 5 4 31
22 5 5 5 5 5 5 5 5 40
23 5 5 5 5 5 5 5 5 40
24 5 5 5 5 5 5 5 5 40
25 5 5 5 5 5 5 5 5 40
26 4 3 5 4 4 5 5 4 34
27 4 4 4 5 4 4 4 4 33
28 5 5 5 4 5 5 4 5 38
29 5 5 5 5 4 4 5 5 38
30 3 2 4 5 3 3 5 3 28
31 4 1 2 2 4 4 4 4 25
32 4 4 5 5 4 4 5 5 36
33 4 2 4 5 3 3 3 3 27
34 5 4 4 4 4 5 3 3 32
35 4 3 4 4 4 4 4 4 31
36 5 5 5 4 4 5 5 5 38
37 4 3 4 4 4 4 4 4 31
38 3 2 3 4 3 4 4 4 27
39 2 1 3 2 3 3 2 3 19
40 4 2 4 3 3 3 3 3 25
Skor aktual 171 143 168 169 166 168 170 168
Skor Ideal 200 200 200 200 200 200 200 200
Skor Total 85,50 71,50 84,00 84,50 83,00 84,00 85,00 84,00 83,21
Indikator 85,50 77,75 84,50 83,00 84,50 84,00
No Katagori Prosentase Pencapaian
Skor Maksimum
1. Sangat tidak baik ≥ 20-36
 X Ps p 
Ps p   100% 2. Kurang baik > 36-52
 5 
  3. Cukup baik > 52-68
4. Baik > 68-84
5. Sangat baik > 84-100
Lampiran 7. Uji Validitas
1. Variabel Kinerja Pegawai
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y
Y1 Pearson Correlation 1 ,731** ,558** ,634** ,715** ,540** ,539** ,492** ,501** ,546** ,510** ,646** ,760**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y2 Pearson Correlation ,731** 1 ,717** ,815** ,843** ,730** ,597** ,561** ,571** ,599** ,652** ,725** ,876**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y3 Pearson Correlation ,558** ,717** 1 ,662** ,611** ,662** ,560** ,555** ,577** ,383* ,546** ,710** ,766**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,015 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y4 Pearson Correlation ,634** ,815** ,662** 1 ,709** ,674** ,665** ,464** ,525** ,515** ,606** ,720** ,820**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y5 Pearson Correlation ,715** ,843** ,611** ,709** 1 ,703** ,536** ,542** ,606** ,685** ,563** ,758** ,854**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y6 Pearson Correlation ,540** ,730** ,662** ,674** ,703** 1 ,571** ,578** ,608** ,655** ,611** ,726** ,831**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Y7 Pearson Correlation ,539 ,597 ,560 ,665 ,536 ,571 1 ,656 ,659 ,536 ,613 ,637 ,782
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y8 Pearson Correlation ,492** ,561** ,555** ,464** ,542** ,578** ,656** 1 ,579** ,545** ,521** ,506** ,720**
Sig, (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y9 Pearson Correlation ,501** ,571** ,577** ,525** ,606** ,608** ,659** ,579** 1 ,711** ,755** ,621** ,807**
Sig, (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y10 Pearson Correlation ,546** ,599** ,383* ,515** ,685** ,655** ,536** ,545** ,711** 1 ,770** ,667** ,796**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,015 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y11 Pearson Correlation ,510** ,652** ,546** ,606** ,563** ,611** ,613** ,521** ,755** ,770** 1 ,684** ,812**
Sig, (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y12 Pearson Correlation ,646** ,725** ,710** ,720** ,758** ,726** ,637** ,506** ,621** ,667** ,684** 1 ,863**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y Pearson Correlation ,760** ,876** ,766** ,820** ,854** ,831** ,782** ,720** ,807** ,796** ,812** ,863** 1
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
**, Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed),
*, Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed),
2. Variabel Fasilitas Kantor

Correlations
X1,13 X1,14 X1,15 X1,16 X1,17 X1
X1,13 Pearson Correlation 1 ,694** ,670** ,669** ,599** ,831**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40
X1,14 Pearson Correlation ,694** 1 ,754** ,765** ,738** ,902**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40
X1,15 Pearson Correlation ,670** ,754** 1 ,737** ,819** ,910**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40
X1,16 Pearson Correlation ,669** ,765** ,737** 1 ,674** ,876**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40
X1,17 Pearson Correlation ,599** ,738** ,819** ,674** 1 ,866**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40
** ** ** ** **
X1 Pearson Correlation ,831 ,902 ,910 ,876 ,866 1
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40
**, Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed),
3. Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik
Correlations
X2,18 X2,19 X2,20 X2,21 X2,22 X2,23 X2,24 X2,25 X2
X2,18 Pearson Correlation 1 ,674** ,634** ,491** ,683** ,720** ,565** ,652** ,808**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2,19 Pearson Correlation ,674** 1 ,744** ,606** ,744** ,724** ,558** ,683** ,884**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2,20 Pearson Correlation ,634** ,744** 1 ,702** ,598** ,640** ,594** ,674** ,841**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2,21 Pearson Correlation ,491** ,606** ,702** 1 ,461** ,447** ,635** ,538** ,736**
Sig, (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,003 ,004 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2,22 Pearson Correlation ,683** ,744** ,598** ,461** 1 ,843** ,637** ,764** ,857**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2,23 Pearson Correlation ,720** ,724** ,640** ,447** ,843** 1 ,625** ,759** ,858**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2,24 Pearson Correlation ,565** ,558** ,594** ,635** ,637** ,625** 1 ,741** ,795**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2,25 Pearson Correlation ,652** ,683** ,674** ,538** ,764** ,759** ,741** 1 ,866**
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2 Pearson Correlation ,808** ,884** ,841** ,736** ,857** ,858** ,795** ,866** 1
Sig, (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
**, Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed),
Lampiran 8, Uji Reliabilitas

1. Variabel Kinerja Pegawai


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 40 100,0
a, Listwise deletion based on all variables in the
procedure,

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,950 12

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Y1 46,5500 49,844 ,715 ,947
Y2 46,6000 47,938 ,849 ,943
Y3 46,5000 50,821 ,728 ,947
Y4 46,6250 48,343 ,781 ,945
Y5 46,6500 47,669 ,821 ,944
Y6 46,6750 48,430 ,794 ,945
Y7 46,7000 48,779 ,736 ,947
Y8 46,7000 50,164 ,668 ,949
Y9 46,7750 46,435 ,754 ,947
Y10 46,6500 47,772 ,747 ,946
Y11 46,4500 49,433 ,776 ,945
Y12 46,4750 48,512 ,835 ,944

2. Variabel Fasilitas Kantor


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 40 100,0
a, Listwise deletion based on all variables in the
procedure,

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,924 5
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
X1,13 16,4000 7,938 ,733 ,920
X1,14 16,5000 7,487 ,839 ,899
X1,15 16,4000 7,221 ,846 ,898
X1,16 16,4000 7,836 ,805 ,906
X1,17 16,5000 8,308 ,801 ,909

3. Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 40 100,0
a, Listwise deletion based on all variables in the
procedure,

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,928 8

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
X2,18 28,8000 22,728 ,753 ,918
X2,19 29,5000 18,103 ,812 ,924
X2,20 28,8750 22,420 ,794 ,916
X2,21 28,8500 22,951 ,658 ,925
X2,22 28,9250 22,481 ,815 ,915
X2,23 28,8750 22,574 ,817 ,915
X2,24 28,8250 22,404 ,731 ,920
X2,25 28,8750 21,958 ,823 ,913
Lampiran 9.

1. Uji Multikolinieritas

a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std, Error Beta t Sig, Tolerance VIF

1 (Constant) 14,411 8,123 1,774 ,084

X1 ,962 ,293 ,437 3,286 ,002 ,981 1,020

X2 ,504 ,190 ,354 2,660 ,011 ,981 1,020

a, Dependent Variable: Y

2. Uji Heteroskedastisitas
3. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Y X1 X2
N 40 40 40
a,b
Normal Parameters Mean 50,8500 20,5500 33,0750
Std, Deviation 7,59403 3,44889 5,32718
Most Extreme Differences Absolute ,136 ,137 ,123
Positive ,114 ,098 ,097
Negative -,136 -,137 -,123
Test Statistic ,136 ,137 ,123
c c c
Asymp, Sig, (2-tailed) ,061 ,058 ,127
a, Test distribution is Normal,
b, Calculated from data,
c, Lilliefors Significance Correction,

Charts
Lampiran 10

Asumsi Klasik
Uji Linearitas

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig,
Y* Between (Combined) 1383,300 12 115,275 3,595 ,003
X1 Groups Linearity 530,963 1 530,963 16,558 ,000
Deviation from
852,337 11 77,485 2,416 ,060
Linearity
Within Groups 865,800 27 32,067
Total 2249,100 39

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig,
Y* Between (Combined) 1255,886 15 83,726 2,023 ,060
X2 Groups Linearity 385,803 1 385,803 9,323 ,005
Deviation from
870,083 14 62,149 1,502 ,185
Linearity
Within Groups 993,214 24 41,384
Total 2249,100 39

Analisis Regresi
a
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 X2, X1 , Enter
a, Dependent Variable: Y
b, All requested variables entered,

b
Model Summary
Adjusted R Std, Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,599 ,359 ,324 6,24355
a, Predictors: (Constant), X2, X1
b, Dependent Variable: Y

a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig,
b
1 Regression 806,767 2 403,384 10,348 ,000
Residual 1442,333 37 38,982
Total 2249,100 39
a, Dependent Variable: Y
b, Predictors: (Constant), X2, X1

a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std, Error Beta t Sig,
1 (Constant) 14,411 8,123 1,774 ,084
X1 ,962 ,293 ,437 3,286 ,002
X2 ,504 ,190 ,354 2,660 ,011
a, Dependent Variable: Y

a
Collinearity Diagnostics
Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) X1 X2
1 1 2,968 1,000 ,00 ,00 ,00
2 ,022 11,571 ,00 ,62 ,51
3 ,010 17,377 1,00 ,37 ,48
a, Dependent Variable: Y

a
Residuals Statistics
Minimum Maximum Mean Std, Deviation N
Predicted Value 41,0296 58,1170 50,8500 4,54822 40
Residual -14,44118 9,71684 ,00000 6,08136 40
Std, Predicted Value -2,159 1,598 ,000 1,000 40
Std, Residual -2,313 1,556 ,000 ,974 40
a, Dependent Variable: Y
Lampiran 11

Anda mungkin juga menyukai