Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS PENGARUH KESADARAN DAN KEPATUHAN

WAJIB PAJAK HOTEL


DI MANGGARAI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan


dalam memperoleh Gelar Ahli Madya Akuntansi
program studi Diploma 3 Akuntansi

Disusun oleh:
Gualbertho Dirwanto Efandi
18062000013

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

Nama : Gualberto Dirwanto Efandi

Nomor Pokok : 18062000013

Universitas : Merdeka Malang

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : Diploma Akuntansi

Judul Tugas Akhir : Analisis Pengaruh Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak

Hotel di Manggarai

Malang, 12 Juni 2021

DISETUJUI DAN DITERIMA

Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing

Dr. Edi Subiyantoro, M.Si. Any Rustia Dewi, SE, MM.

ii
ANALISIS PENGARUH KESADARAN DAN KEPATUHAN WAJIB
PAJAK HOTEL DI MANGGARAI

Disusun oleh:
Gualbertho Dirwanto Efandi
18062000013

Telah dipertahankan di depan dewan penguji


Pada tanggal 15 juLI 2021

Susunan Dewan Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Any Rustia Dewi,SE,MM Dra. Saman, Msi

Penguji II

Dr. Edi Subiyantoro, M.Si

Malang, 15 Juli 2021


Ketua Program Studi,

Dr. Edi Subiyantoro, M.Si.

iii
PERNYATAAN ORIGINALITAS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Gualberto Dirwanto Efandi

NPK : 18062000013

Program Studi : Diploma 3 Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Universitas : Merdeka Malang

Mengatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa sepanjang penegtahuan mengenai

Tugas Akhir yang telah saya susun sekarang ini:

1. Masih belum pernah diajukan oleh orang lain dalam rangka memperoleh
gelar akademik Diploma 3.
2. Tidak memiliki kesamaan dengan karya-karya tulis ilmiah yang sudah
ditulis dan diterbitkan orang lain.
3. Setiap kutipan yang bersumber dari karya orang lain pada naskah ini,
selalu disebutkan sumber referensinya dan tertulis secara resmi dalam
daftar pustaka
Atas dasar pernyataan tersebut, apabila dalam naskah ini terbukti ada unsur-unsur
plagiasi, maka saya bersedia menyatakan karya tulis ilmiah Tugas Akhir ini
digugurkan dan dengan segala konsekuensi yang menyertainya termasuk
pembatalan gelar akademik yang diperoleh, bahkan bersedia untuk diproses sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 tahun 2003
pasal: 25 ayat 2 dan pasal 70)

Malang, 20 Juli 2021


Yang menyatakan

Gualberto Dirwanto Efandi

iv
MOTO

Ilmu adalah masa depanku.

Ilmu menjadi referesi paling utama untuk menggerakan aku kepada hal

yang baik dan benar

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk semua pihak yang telah


mendukung saya baik melalui doa maupun suport kepada dalam menempuh
studi dan menjalani perjuangan selama ini:

1. Tuhan yang Maha Esa karena melalui berkat dan pelidungannya


sampai saat ini saya dapat menyelesaikan tugaas akhir dengan
baik.

2. Bapa Agustinus Tulur, Mama Yosefita Sarma Setia (Alm), dan


Mama Sambung Eufrasia Sunsrtin yang telah membantu saya
dalam doa maupun finanlisasi dari awal saya kuliah hingga akhir
penyusunan tugas akir ini,kiranya mereka selalu dalam
lindungan Tuhan dan dijauhkan dari segala yang jahat.

3. Teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2018 yang telah


membantu saya dari awal kuliah hingga penyusunan tugas akhir

vi
UCAPAN TERIMAKASIH

Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang


telah membantu saya dalam menyelesaikan seluruh proses penyelesaian
karya tulis ini.

1. Bapak Dr. Edi Subiyantoro, M.Si, selaku Ketua Program Studi


Diploma 3 Akuntansi dan Perpajakan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Merdeka Malang.

2. Ibu Ary Yunita Anggraeni ,S.E, M.S.A, selaku Sekretaris


Jurusan Program D3 Akuntansi dan Perpajakan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Merdeka Malang.

3. Ibu Any Rustya Dewi, SE. MM,selaku dosen pembimbing yang


telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membantu
saya dalam penyusunan tugas akhir ini.

4. Orang tua saya dan semua keluarga yang telah memotivasi saya
sehingga karya tulis ini selesai tepat pada waktunya.

5. Kepada semua teman-teman saya yang telah mendukung dan


membantu saya dalam penyusunan tugas akhir ini sehingga
Tugas akhir ini selesai tepat pada waktunya.

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

ini tepat pada waktunya. Tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan

kelulusan dalam memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi program studi

Diploma 3 Akuntansi Perpajakan. Namun, penulis menyadari, bahwa

terwujudnya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik

dari pihak kampus maupun dari beberapa pihak hotel yang telah membantu

saya dalam memperoleh menjelaskan tentang tingkat kesadaran dan

kepatuhan wajib pajak hotel di Manggarai. Penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Edi Subiyantoro, M.Si. selaku Ketua Program Studi Diploma

3 Akuntansi dan Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Merdeka Malang.

2. Ibu Any Rustya Dewi, SE. MM.selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu,pikiran,dan tenaga. Dalam upaya membantu saya

dalam penyusunan tugas akir ini dengan baik.

3. Bapa Agustinus Tulur, Mama Yosefita Sarma Setia (Alm), dan Mama

Sambung Eufrasia Sunsrtin yang telah membantu dan memotivasi saya

hingga pada akhir penyusunan tugas akir ini.

4. Teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2018 yang telah membantu

saya dalam mengoreksi tugas akhir ini sehingga selesai tepat pada

waktunya.

viii
5. kepada semua teman-teman yang tidak mungkin penulis menyebutkan

satu persatu nama, terimakasi atas dukungan dan bantuan teman-teman

dalam penyusunan tugas akir ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilimah ini belum sempurna.

Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada semua pihak yang membaca

tugas akhir ini dapat memberikan masukan, keritikan dan saran, sehingga

tugas akhir ini dapat menjadi karya tulis yang berguna.

Malang, 15 Juli 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

LEMBARAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ......................................................... ii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ................................................................................... iii

SURAT KETERANGAN PENELITIAN........................................................................ iv

DAAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS .................................................................. v

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1

1. 2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 3

1.3. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................... 4

1.4. MANFAAT PENELITIAN ............................................................................... 4

1.5. METODE PENELITIAN .................................................................................. 5

1.5.1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 6

1.5.2. Objek Dan Subjek Penelitian ................................................................ 7

1.5.3. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 7

1.5.4. Populasi dan Sampel ............................................................................. 8

1.5.5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 8

1.5.5.1. Kuesioner ........................................................................................... 9

1.5.5.2. Wawancara ......................................................................................... 9

x
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................... 10

2.1. TENTANG PAJAK ........................................................................................... 11

2.2. PENGETAHUAN WAJIB PAJAK ................................................................... 12

2.2.1. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 ............................................. 13

2.2.2. Kriteria Wajib Pajak Patuh .................................................................... 14

2.2.2.1. Pajak Pusat ......................................................................................... 15

2.2.2.2. Pajak Daerah ..................................................................................... 16

2.2.2.3. Pajak Hotel ........................................................................................ 17

2.3. KEPATUHAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK ..................................... 18

2.3.1. Kepatuhan Wajib Pajak ......................................................................... 19

2.3.2. Kesadaran Wajib Pajak ......................................................................... 20

2.4. PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN ............................................. 21

2.5. SANKSI PAJAK .............................................................................................. 22

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................ 23

3.1. GAMBARAN UMUR HASIL PENELITIAN .................................................. 23

3.2. KESADARAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK .................................... 24

3.2.1. Kesadaran Wajib Pajak ......................................................................... 25

3.2.2. Kepatuhan Wajib Pajak ......................................................................... 26

3.3. PENGARUH KESADARAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK

HOTEL DI MANGGARAI ............................................................................ 26

xi
3.4. LAMPIRAN HASIL PENELITIAN ................................................................ 27

3.4.1. Lampiran Hotel Revayah Manggarai .................................................... 28

3.4.2. Lampiran Hasil Wawancara .................................................................. 30

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 31

4.1. KESIMPULAN ................................................................................................. 31

4.2. SARAN .............................................................................................................. 32

4.3. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 33

xii
ANALISIS PENGARUH KESADARAN DAN KEPATUHAN WAJIB
PAJAK HOTEL DI MANGGARAI

Gualberto Dirwanto Efandi


18062000013
Program Studi Diploma 3 Akutansi
Universitas Merdeka Malang

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagamana untuk menganalisis kesadaran


dan kepatuhan wajib pajak dan menjelaskan dampak pengetahun terhadap
kesadaran kepatuhan wajib pajak hotel di Manggarai.Jenis penelitian yang
digunakan yaitu kualitatif,dengan melakukan wawancara secara langsung kepada
pihak hotel .sumber data penelitian yang digunakan yaitu data primer yang
diperoleh dari hasil wawancara,dari hasi penelitian yang sudah dilakukan ,dapat
disimpulkan bahwa tingkat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak hotel di
manggarai sangat berpengaruh besar terhadap pemasukkan dan pendapatan
daerah.selain itu juga minimnya pendapatan pajak daerah saat ini kerena dihambat
oleh covid 19.
Kata kunci : kepatuhan wajib pajak dan kesadaran wajib pajak .

1
ANALYSIS OF THE EFFECT OF COMPLIANCE AND TAXPAYER
AWARENESS IN MANGGARAI

Gualberto Dirwanto Efandi


18062000013
Program Studi Diploma 3 Akutansi
Universitas Merdeka Malang

abstract

This study aims to determine how to analyze taxpayer awareness and compliance
and explain the effect of knowledge on hotel taxpayer compliance awareness in
Manggarai. The type of research used is qualitative, by conducting direct
interviews with the hotel. The source of research data used is primary data
obtained from interviews, from the results of research that has been carried out it
can be concluded that the level of awareness and compliance of hotel taxpayers in
Manggarai has a large effect on income and income. In addition, the current lack
of local tax receipts is hampered by Covid 19.
Keywords: taxpayer compliance and taxpayer awareness.

2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Gualberto Dirwanto Efandi

Nomor Pokok : 180620000013

Universitas : Merdeka Malang

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : Diploma 3 Akuntansi

Tempat dan Tanggal Lahir : Eduk, 12 Juli 1999

Alamat : Desa Mokel Morit, Kecamatan Kota Komba,

Kabupaten Manggarai Timur

Nama Orang Tua (ayah) : Agustinus Tulur

(ibu) : Yosevita Sarma Setia (Alm)

Riwayat Pendidikan : 1. SD Impres Watumingan (2006-2011)

2. SMP Satap Watumingan (2012-2014)

3. SMA Negeri 8 Kota Komba (2015-2017)

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara yang sangat menekankan pajak.

Membayar pajak merupakan salah satu kewajipan bagi warga negara. Pajak

merupakan salah satu sumber bagi negara untuk melakukan pembanguan.

Membayar pajak merupakan salah satu kewajipan bagi warga negara. Kewajiban

bagi warga negara untuk membayar pajak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

kesejahteraan seluruh masyarakat.

Kewajiban untuk membayar pajak diatur dalam Undang-Undang Dasar

1945 pasal 23 tahun 2004. Kewajiban untuk membayar pajak juga diatur dalam

otonomi daerah. Otonomi dareah merupakan penyerahan wewenang oleh

pemerinta pusat ke pemerintah daerah yang berfungsi untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat di daerah masing-masing. Adapun wewenang

yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah terkait

wewenang untuk mengurus keuangan daerah, menyediakan pelayanan umum,

pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya semuanya ini dalam

rangka memgembangkan dan mensejarakan kehidupan masyarakat.

Pajak daerah akan menjadi sumber pendapatan, jika wajib pajak memiliki

kemauan dan kesadaran untuk membayar pajak daerah yang pada akhirnya akan

membentuk sikap wajib pajak yang patuh terhadap pajak, tindakan membayar

pajak daerah tidak hanya merupakan tindakan memenuhi kewajiban undang

undang, namun bagi wajib pajak yang telah melakukan kewajiban perpajakanya

4
tentu memiliki jiwa kebangsaan yang kuat dalam mempertahankan kehidupan

berbangsa dan bernegara (Burton 2014: 23).

Kewajiban untuk membayar pajak berlaku untuk semua daerah di

Indonesia. Di Manggarai kewajiban untuk membayar pajak berlaku untuk semua

orang yang dikenakan pajak contohnya karyawan hotel. Namun kesadaran dan

kepatuhan karyawan hotel untuk membayar wajib pajak di Manggarai mengalami

penurunan. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, kesadaran dan

kepatuhan wajib pajak bagi karyawan hotel (wajib pajak) di Manggarai saat ini

mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena maraknya visi penyebaran pandemi

Covid-19. Manggarai merupakan salah satu wilayah yang terkena dampak

pandemii Covid-19.

Penyebaran Covid-19 sangat berpengaruh besar terhadap kesadaran dan

kepatuhan wajib pajak. Di masa pandemi ini karyawan hotel di Manggarai sedang

menjalankan praktek karantina di rumah masing-masing. Dengan demikian sangat

berpengaruh terhadap kewajiban wajib pajak dalam membayar pajak.

Melemahnya tingkat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dikarenakan oleh

minimnya pengetahuaan dan pemahaman wajib pajak terhadap hakikat dari pajak

itu sendiri.

Pajak hotel merupakan salah satu dari jenis pajak daerah yang memberikan

kontribusi bagi pendapatan asli daerah. Panjak menjadi salah satu sumber

pendapatan yang penting kareana hotel memiliki fungsi peyedia fasilitas yang

dibutuhkan untuk menunjang pariwisata suatu daerah. Harapan yang diinginkan

oleh pemerintah daerah adalah kerja sama yang terjalin antara wajib pajak hotel

5
sebagai sumber pendapatan daerah berjalan dengan baik. Oleh karena itu, penulis

mersa tertarik untuk mengupas hal ini dan bernaung di bawawh judul “Analis

Pengaruh Kesadaran dan Kepatuhan wajib Pajak Hotel di Manggarai”

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pendahuluan yang telah dikemukakan sebelumnya maka

Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan ke dalam bentuk

pertayaan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksudkan dengan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak?

2. Apa dampak pengetahuan terhadap kesadaran dan kepatuhan wajib pajak

hotel di Manggarai?

3. Apa pengaruh kesadaran dan kepatuhan wajib pajak hotel di Manggarai

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan dari penulisan tugas

akhir ini yaitu:

1. Untuk mengetahui tentang apa yang dimaksudkan dengan kesadaran dan

kepatuhan wajib pajak

2. Untuk mengetahui dampak pengetahuan terhadap tingkat kesadaran dan

kepatuhan wajib pajak. Selain itu

3. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran dan kepatuhan wajib pajak hotel di

Manggarai.

6
1.4. MANFAAT PENELITIHAN

Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut:

Pertama, dengan melakukan penelitian ini wajib pajak (pihak hotel) di Manggarai

dapat mengetahui besarnya pajak mereka masing-masing. Kedua, dengan

melakukan penelitian ini penulis mengetahui tingkat kesadaran dan kepatuhan

wajib pajak hotel di Manggarai. Ketiga, dengan melakukan penelitian ini dapat

membuka cakrawala berpikir penulis dalam mengembangkan pengetahuan dan

menerapkan ilmu perkuliahan yang penulis pelajari selama ini khususnya

pengaruh kesadaran dan kepatuhan wajib pajak hotel di Manggarai.

1.5. METODE PENELITIAN

1.5.1. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

lapangan berupa studi kasus. Karena penelitian ini merupakan studi kasus

maka hasil dari penelitian ini hanya ditujukan bagi wajib pajak hotel yang

terdapat di daerah Kabupaten Manggarai.

5.1.2. Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh kesadaran dan

kepatuhan wajib hotel di Manggarai.

5.1.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis memfokuskan penelitian pada

pengaruh kesadaran dan kepatuhan wajib pajak hotel di Manggarai dengan

melakukan wawancara dengan pihak hotel.

7
5.1.4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak hotel yang

terdaftar di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Manggarai Timur

sebanyak 40 hotel sedangkan jumlah sampel yang diambil oleh peneliti

berjumlah 20 hotel dengan rincian sebanyak 1 responden merupakan

pemilik hotel dan 1 responden merupakan karyawan yang mengurus dan

mengetahui tentang perpajakan hotel. Teknik pengambilan sampel yang

akan digunakan dalam penelit ian ini adalah pengambilan sampel secara

convinence dimana pengambilan sampel dilakukan secara bebas sesuai

dengan kehendak periset (Jogianto 2010:79) dalam hal ini peneliti

mendatangi hotel yang dituju untuk menjadi responden kuesioner.

1.5.5. Teknik Pengumpulan Data

1.5.5.1 Kuesioner

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan

dalam bentuk pernyataan yang telah disusun secara sistematis

berdasarkan acuan yangyakni mengenai pengetahuan dan

kepatuhan wajib pajak dan dibuat sesuai dengan daftar pernyataan

yang dibutuhkan oleh peneliti guna mewakili dan mengukur

jawaban dari responden wajib pajak hotel. Responden yang

menjawab kuesioner hanyalah terkait pihak yang menjalankan

kewajiban perpajakan hotel dalam hal ini kuesioner hanya akan

dijawab oleh pemilik hotel atau karyawan yang bekerja sebagai

pengelola dan menjalankan kewajiban pajak untuk hotel.

8
1.5.5.2.Wawancara

Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan

wawancara dengan pihak hotel dalam hal ini adalah pihak yang

mengurus tentang pajak hotel. Karena pihak hotel mematuhi

instruksi pemerintah stempat maka penulis mengalami kendala

untuk melakukan wawancara dengan pihak hotel. Penulis

melakukan wawancara dengan pihak hotel di rumah.

9
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pajak

Pajak merupakan pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Penggunaan

pajak adalah untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi

kesejahteraan masyarakat. Uang pajak digunakan untuk kepentingan umum dan

bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

dana pemerintah. Dana pemerinta ini dapat dimanfaatkan untuk mendanai

pembangunan di pusat dan di daerah. Dana ini dapat dimanfaatkan untuk

pembangunan fasilitas umum, membiayai anggaran kesehatan dan pendidikan dan

kegiatan-kegiatan produktif lainnya. Pengertian pajak adalah kontribusi wajib

kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa.

Berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat (UU No. 28 Tahun 2007 Pasal 1 Angka 1). Wajib pajak

sebagai subjek dari pajak. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi

pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan (UU No. 28 Tahun 2007 Pasal 1 Angka 2). Wajib pajak orang pribadi

adalah orang pribadi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan (Syahril, 2013).

Oleh karena itu, masyarakat khususnya wajib pajak mempunyai peranan yang

10
cukup tinggi untuk membayar pajak agar penerimaan pajak yang diharapkan

pemerintah dapat tercapai.

2.2. Pengetahuan Wajib pajak

Pengertian wajib pajak adalah pengetahuan mengenai konsep ketentuan

umum dibidang perpajakan, jenis pajak yang berlaku di indonesia melalui subjek

pajak, objek pajak, tarif pajak, perhitungan pajak terutang, pencatatan pajak

terutang, samapi bagaimana pengisisan pelaporan pajak. Sesuai dengan pengertian

pengetahuan yang sebelumnya telah dipaparkan oleh penulis maka dengan

demikian dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan pengetahuan wajib pajak

dalam penelitian ini adalah pengetahuan wajib pajak hotel di Kabupaten

Manggarai Timur terhadap peraturan pajak yang berlaku yakni Peraturan Daerah

Nomor 10 tahun 2010.

2.2.1. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010

Peraturan DaerahNomor 10 tahun 2010 tentang Pajak Daerah

Kabupaten Manggarai Timur menjelaskan bahwa pajak daerah yang

terdapat di Kabupaten Manggarai Timur t merupakan kontribusi wajib

kepada daerah yang terutang ole pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar besarnya

kemakmuran rakyat. Jenis Pajak Kabupaten Manggarai terdiri atas:

a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran

c. Pajak Hiburan

11
d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Bantuan

g. Pajak Parkir

h. Pajak air tanah

i. Pajak sarang burung wallet

j. Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan

k. Biaya perolehan hak atas tanah dan bangunan

2.2.2. Kriteria Wajib Pajak Patuh

Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya

merupakan salah satu indikator wajib pajak tersebut dikatakan patuh atau

tidak (Hananta, Yoseph dan Tony 2005: 65), berdasarkanKeputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013 tentang

Tata Cara Pemeriksaan Pajak, bab II pasal 2 yaitu berkaitan dengan

pemeriksaaan yang dilakukan oleh petugas fiskus untuk melakukan

pemeriksaan pajak dimana hal ini bertujuan untuk menguji kepatuhan

wajib pajak maka sejalan dengan konsep kepatuhan formal bahwa wajib

pajak harus patuh terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam

hal ini adalah terkait dengan pemeriksaanpajak.

Teori ini dicantumkan sebagai pengingatbahwa jawaban para

responden wajib pajak hotel terkait kuesioner terbatas pada persepsi dari

masing- masing responden terhadap apa yang diyakini dan dipikirkan oleh

12
para responden terkait dengan pengetahuan dan kepatuhan dari masing-

masing wajib pajak hotel.Istilah persepsi sering disebut juga disebut juga

dengan pandangan, gambaran, atau anggapan, sebab dalam persepsi

terdapat tanggapan seseorang mengenai satu hal atau objek. Persepsi

mempunyai banyak pengertian, menurut Bimo Walgito (2010: 99)

persepsi merupakansuatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu

merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu

melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris.

Menurut Laura (2010: 224) persepsi (perception) adalah proses

mengatur dan mengartikan informasi sensoris untuk memberikan makna.

Persepsi bukanlah cerminan langsung dari dunia nyata tetapi lebih kepada

interprestasi yang diperhitungkan berdasarkan konsep konstruktifdan

integratif dan untuk memahami persepsi maka dibutuhkan mekanisme

yang terkait dengan berbagai penggunaan panca indera seperti penglihatan,

pendengaran, perasa, penciuman dan peraba.

2.2.2.1. Pajak Pusat

Pajak Negara atau Pajak Pusat adalah pajak yang

pemunguta nnya dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pajak pusat

sendiri dipungut oleh pemerintah pusat dengan tujuan pemerataan

penghasilan bagi pemerinta h daerah yang ada di

Indonesia.Sejalan dengan hal tersebut dengan adanya

pengumpulan pajak pusat maka diharapkan setiap daerah di

Indonesia dapat memperoleh penerimaan Anggaran Pendapatan

13
dan Belanja Daerah melalui prosedur yang telah ditetapkan

berdasarkan perundang-undangan mengena i otonomi

daerah.jenisPajak Pusat meliputi (Siti 2010:45):

1. Pajak Penghasilan yang terdapat dalam Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2008 merupakan pajak yang dibebankan

kepada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan

hukum lainnya.

2. Pajak Pertambahan Nilai terdapat dalam Undang-Undang

Nomor 42 Tahun 2009 merupakan pajak yang dikenakan

atas setiappertambahaN nilai dari barang atau jasa dalam

peredarannya dari produsen ke konsumen.

3. Bea Materai yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor

13 Tahun 1985 merupakan pajak yang dikenakan terhadap

dokumen yang menurut Undang-Undang Bea Materai

menjadi objek BeaMaterai.

4. Bea Masuk yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor

10 Tahun 1995. Undang-Undang No.17 Tahun 2006 tentang

Kepabeanan merupakan pungutan negara beradasarkan

undang-undang yangdikenakan terhadap barang yang

memasuki daerahpabean.

5. Cukai yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1985.

14
6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai yang

merupakan pungutan negara yang dikenakan terhadap

barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau

karakteristik yang ditetapkandalam undangundang.

2.2.2.2. Pajak Daerah

Pasal 1 ayat 10 dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menjelaskan

mengena i pengertian Pajak Daerah, dimana Pajak Daerah

merupakan kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh

orang pribadi atau badang yang bersifat memaksa berdasarkan

UndangUndang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-

besarnya kemakmuranrakyat.21 Sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 28 tahun 2009 mengena i Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah maka, dimuat beberapa komponen yang termasuk dalam

jenis pajak daerah yang terdiri dari pajak provinsi dan pajak

kabupaten/kota.

1. Pajak Daerah Tingkat I (Provinsi):

Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air adalah

pajak yang dikenakan atas kepemilikan dan/atau penguasaan

kendaraan bermotor.

15
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas

penyerahan hak mlik kendaraan bermotorsebagaiakibat

perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang

terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau

pemasukan ke dalam badanusaha.

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor merupakan pajak atas

penggunaan bahan bakar kendaraanbermotor.

4. Pajak Air Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan atau

pemanfaatan air permukaan.

5. Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut

oleh Pemerintah.

6. Pajak Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota):

7. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh

hotel

8. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan

oleh restoran.

9. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaran hiburan.

10. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.

11. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga

listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari

sumber lain.

12. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas

kegiatan pengambilan mineral bukanlogam dan batuan, baik

16
dari sumber alam di dalam dan atau permukaan bumi untuk

dimanfaatkan.

13. Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaran tempat parkir

di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan

pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,

termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

14. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan atau

pemanfaatan aittanah.

15. Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan

pengambilan dan atau pengushaan sarang burungwalet.

16. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaam adalah

pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,

dan atau dimanfaatkan oleh Orang Pribadi atau Badan,kecuali

kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,

perhutanan, dan pertambangan.

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangun adalah pajak

atas perolehan hak atas tanah dan ataubangunan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Masa Pajak

adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu

lain yang diatur dengan Peraturan Kepala Daerah paling lama 3

(tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak

untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang

terutang. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1

17
(satu) tahun kalender, kecuali apabila Wajib Pajak

menggunakan tahun buku yangtidak sama dengan tahun

kalender.

Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada

suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam

Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang- undangan perpajakan daerah. Pemungutan adalah

suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek

dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau

retribusiyang terutangsampai kegiatan penagihan pajak atau

retribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi serta

pengawasan penyetorannya.

Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjut nya

disingkat SPTPD, adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan

untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran

pajak,objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta

dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan daerah. Surat Setoran Pajak Daerah, yang

selanjutnya disingkat SSPD adalah surat yang digunakan oleh

Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran

pajak yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat lain yang

ditetapkan oleh Kepala Daerah.

18
Subjek pajak merupakan orang pribadi atau badan yang

dapat dikenakan pajak daerah dan wajib pajak adalah orang

pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak,

dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan-perundang

undangan perpajakan daerah. Masa pajak adalah jangka waktu 1

(satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan

Peraturan Bupati paling lama 3 (tiga) bulan kalender, yang

menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor,

dan melaporkan pajak yang terutang. Tahun pajak adalah jangka

waktuyanglamanya1(satu) tahun kalender, kecuali bila wajib

pajak menggunakan tahunbuku yang tidak sama dengan tahun

kalender. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar

pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau

dalam bagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan perpajakan daerah.

Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari

penghimpunan data obyek dan subyek pajak atau retribusi,

penentuan besarnya pajak atau retribusi, yang terutangsampai

kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepadawajibpajakatau

wajib retribusi serta pengawasanpenyetorannya. Surat

Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjut nya disingkat

SPTPD, adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk

19
melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, obyek

pajak, dan atau bukan obyek pajak, dan atau harta dan

kewajiban sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan perpajakan daerah. Surat Pemberitahuan Obyek Pajak,

yang selanjut nya disingkat SPOP, adalah surat yang digunakan

oleh wajib pajak untuk melaporkan data subyek dan obyekPajak

Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan perpajakan daerah.

Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat

SSPD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang

telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah

dilakukan dengan cara lain ke kas Daerah melalui tempat

pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati. Surat Ketetapan Pajak

Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah

suratketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok

pajak yang terutang. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang,

selanjutnya disingkat SPPT, adalah surat yang digunakan untuk

memberitahukan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan

dan Perkotaan yang terutang kepada wajibpajak.

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang

selanjutnya disingkat SKPDKB, adalah surat ketetapan pajak

yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah

kreditpajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,

20
besarnya sanksi administratif, dan jumlah pajak yang masih

harusdibayar. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar

Tambahan, yang selanjutnya disingkat SKPDKBT, adalah surat

ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak

yang telah ditetapkan.

Surat Ketetapan Pajak DaerahNihil, yang selanjut nya

disingkat SKPDN, adalah suratketetapan pajak yang

menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah

kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak

Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjut nya

disingkat SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan jumlah kelebihanpembayaran pajak karena jumlah

kredit pajak lebih besar daripadapajak yang terutang atau

seharusnya tidak terutang. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang

selanjutnya disingk at STPD, adalah suratuntuk melakukan

tagihan pajak dan atau sanksi administratif, berupa bunga dan

ataudenda. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan

yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau

kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam Peraturan

Perundang- undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam

Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak

Daerah, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah

21
Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan

Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, atau Surat

Keputusan Keberatan. Surat Keputusan Keberatan,adalah surat

atas keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang,

Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah

Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar

Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan

Pajak Daerah Lebih Bayar, atau terhadap pemotongan atau

pemungutan oleh pihak ketiga yang diusulkan oleh wajib pajak.

Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas

banding terhadap Surat Keputusan keberatan yang diajukan oleh

wajib pajak.

2.2.2.3. Pajak Hotel

Pajak Hotel sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Manggarai TimurNomor 10 tahun 2010 merupakan adalah pajak

atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas

penyedia jasa penginapan atau peristirahatan termasuk jasa

terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga

motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,

pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, rumah kos

dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan

olehhotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai

22
kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan

kenyamanan, termasuk fasilitas olah raga dan hiburan. Jasa

penunjang sebagaimana dimaksud adalah fasilitas telepon,

faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, saterika,

transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau

dikelola hotel.

Tidak termasuk obyek Pajak Hotel adalah Jasa tempat

tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau

Pemerintah Daerah, Jasa sewa apartemen, kondominium, dan

sejenisnya, Jasa tempat tinggal dipusat pendidikan dan kegiatan

keagamaan, Jasatempat tinggal dirumah sakit, asrama perawat,

panti jompo, panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis

dan Jasa giro perjalanan atau perjalanan wisata yang

diselenggarakan oleh hotel yang dapat dimanfaatkan olehumum.

Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang

melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang

mengusahakan hotel, Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi

atau badan yang mengusahakan hotel.Dasar pengenaanPajak

Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar

kepada hotel. Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10 %

(sepuluh persen). Besaran pokok Pajak Hotel yang terutang

dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan

23
pajak sebagaimana dimaksud dalam. Pajak hotel yang terutang

dipungut di wilayah daerah tempat hotel berloka

2.3. Kepatuhan dan Kesadaran Wajib Pajak

2.3.1. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan pajak merupakan kepatuhan seseorang dalam

hal ini adalah wajib pajak terhadap peraturan atau Undang-

Undang Perpajakan (Arum, 2012). Menurut (Simon James

dalam Gunadi, 2005) “Kepatuhan Pajak (Tax Compliance)

adalah wajib pajak yang mempunyai kesediaan untuk memenuhi

kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa

perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksam (obtrusiver

investigasi) peringatan, ataupun ancaman, dalam penerapan

sanksi baik hukum maupun administrasi. Menurut Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 Pasal 2 untuk dapat

ditetapkan sebagai Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu, wajib

pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan;

b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis

pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh

izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak;

c. Laporan Keuangan diaudit oleh akuntan publik atau

lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan

24
pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun

berturut-turut; dan

d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di

bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka

waktu 5 (lima) tahun terakhir. Untuk mengukur kepatuhan

wajib pajak dapat menggunakan indikator (Handayani,

2009), yaitu : 1. Wajib pajak mengisi formulir SPT dengan

benar, lengkap, dan jelas 2. Melakukan perhitungan dengan

benar 3. Melakukan pembayaran tepat waktu, dan 4. Tidak

pernah menerima surat teguran.

2.3.2. Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran wajib pajak merupakan perilaku wajib

pajak berupa pandangan atau perasaan yang melibatkan

pengetahuan, keyakinan, dan penalaran disertai

kecenderungan untuk bertindak sesuai peraturan yang

diberikan oleh sistem dan ketentuan pajak tersebut

(Ritonga, 2011). Indikator kesadaran wajib pajak (Manik

Asri, 2009), sebagai berikut : 1. Mengetahui adanya

undang-undang dan Ketentuan perpajakan 2. Mengetahui

fungsi pajak untuk pembiayaan Negara 3. Memahami

bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku 4. Memahami fungsi pajak

25
untuk pembiayaan Negara 5. Menghitung, membayar,

melaporkan pajak dengan sukarela 6. Menghitung,

membayar, melaporkan pajak dengan benar.

2.4. Pemahaman Peraturan Perpajakan

Pemahaman peraturan perpajakan adalah suatu proses dimana

wajib pajak memahami tentang peraturan dan Undang-Undang serta tata

cara perpajakan dan menerapkannya untuk melakukan kegiatan perpajakan

seperti, membayar pajak, melaporkan SPT. Jika seseorang telah

memahami dan mengerti tentang perpajakan maka akan terjadi

peningkatan pada kepatuhan wajib pajak (Adiasa, 2013). Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Widayati dan Nurlis (2010) terdapat

beberapa indikator wajib pajak memahami peraturan perpajakan, yaitu :

1. Kepemilikan NPWP setiap wajib pajak yang memiliki penghasilan

wajib untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP sebagai

salah satu sarana untuk pengadministrasian pajak

2. Pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak

3. Pemahaman mengenai sanksi perpajakan

4. Pemahaman mengenai PTKP, PKP, dan tarif pajak

5. Wajib pajak memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang

dilakukan oleh KPP

6. Wajib pajak memahami peraturan pajak melalui training perpajakan

yang mereka ikuti

26
3.5. Sanksi Pajak

Menurut (Mardiasmo, 2008, hal. 57) adalah “Sanksi Pajak merupakan

jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma

perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa dengan atalain sanksi

pajak merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar

norma perpajakan”. Indikator dari sanksi pajak menurut (Yandyana, 2009),

yaitu :

1. Sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat

2. Sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat

ringan

3. Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk

mendidik wajib pajak

4. Sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi

27
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjkkan bahwa rasio kepatuhan wajib pajak saat

ini mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena pandemi Covid-19. Rasio

kepatuhan terhadap kewajiban membayar pajak dibatasi oleh pandemi

covid-19. Semua hotel di Manggarai tutup sebagai bentuk patuhan terhadap

instruksi pemerintah setempat yaitu pembatasan sosial dan karantina

wilayah. Semua karyawan hotel dalam waktu yang tidak ditentukan bekerja

dari rumah. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap pendapatan karyawan

hotel. Dengan menurunnya tingkat pendapatan para karyawan hotel sangat

berpengaruh terhadap kepatuhan dan kesadaran karyawan hotel dalam

membayar pajak.

Manggarai merupakan salah satu wilayah yang terkena dampak

pandemi Covid-19. Tingkat kematian, kesembuan dan positiif Covid-19

setiap hari terus mengalami peningkatan. Menghadapi realitas yang terus

berubah ini berdampak terhadap semua karyawan hotel di kabupaten

Manggarai. Semua hotel ditutup dan banyak karyawan hotel yang tidak

bekerja dan menanggur. Selain itu, tidak sedikit pula karyawan hotel di

Manggarai yang mudik ke kampung halamannya masing-masing.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat

kesadaran dan kepatuhan karyawan hotel di Manggarai pada saat ini

mengalami penurunan. Menurunya tingkat kesadaran dan kepatuhan

28
karyawan sangat berpengaruh terhadap rasio pemasukan pajak daerah. Hal

ini juga berdampak pada melemahnya angka pendapat hotel dan pendapatan

daerah.

3.2.Kesadaran dan Kepatuan Wajib Pajak

3.2.1. Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, istilah

kepatuhan adalah: “Kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada

ajaran dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa

kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk, dan patuh,

serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Jadi, wajib pajak yang

patuh adalah wajib pajak yang taat dan mematuhi serta

melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.”Selain itu terdapat beberapa

pengertian kepatuhan dalam bidang perpajakan menurut para ahli.

Menurut (Rahayu, 2009), kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan

sebagai “suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua

kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.”Ada

dua macam kepatuhan pajak, yaitu kepatuhan formal dan

kepatuhan material.

Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak

dapat memenuhi kewajiban perpajakan secara formal dengan

ketentuan yang ada di dalam undang-undang perpajakan.Misalnya,

ketentuan batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan. Apabila

29
wajib pajak telah melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak

Penghasilan (SPT PPh) Tahunan sebelum batas waktu maka dapat

dikatakan bahwa wajib pajak telah memenuhi ketentuan formal,

akan tetapi isinya belum memenuhi ketentuan material. Kepatuhan

material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif

sudah memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni

sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan.Wajib pajak yang

memenuhi kepatuhan material adalah wajib pajak yang mengisi

dengan jujur, lengkap, dan benar Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai

ketentuan danenyampaikan ke KPP sebelum batas waktu berakhir.

3.2.2. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan dapat diartikan sebagai suatu sikap sadar untuk

membayar pajak tepat pada waktunya. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Muliari, 2010). Ia menyimpulkan

bahwa kesadaran wajib pajak sangat berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak. Kesadaran

dan kepatuan wajib pajak sangat bergantung pada pengetahuan dan

pemahaman setiap orang tentang pajak. Pengetahuan dan

pemahaman tentang perpajakan sangat berpengaruh terhadap

kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak (Resmi, 2009).

Dalam penjelasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa kesadaran

pajak kerap kali menjadi kendala utama dalam pengumpulan pajak

30
dari wajib pajak. Hal ini terjadi karena adanya pengetahuan dan

pemahaman masyarakat yang relatif rendah akan perpajakan.

3.3. Pengaruh kesadaran dan kepatuhan wajib pajak hotel di Manggarai

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan dan

pemahaman perpajakan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan

wajib pajak hotel di Manggarai. Bentuk pengaruh pengetahuan dan

pemahaman perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak adalah

positif. Hal ini berarti bahwa apabila pengetahuan dan pemahaman

perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak baik dalam hal ini wajib pajak

memiliki kemampuan pengetahuan, pemahaman tentang perpajakan yang

berlaku, maka berkemungkinan besar dapat meningkatkan tingkat kepatuhan

wajib pajak itu sendiri. Sebaliknya, pengetahuan dan pemahaman tentang

perpajakan kurang baik, maka tingkat kepatuhan wajib pajak cenderung

semakin menurun. Semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman wajib pajak

terhadap kewajiban perpajakannya maka akan berpengaruh terhadap

meningkatnya kepatuhan dan kesadaran mereka dalam membayar pajak.

Berdasarkan fakta yang terjadi di Manggarai, wajib pajak tidak

memahami secara mendalam tentang hakekat dari pajak itu sendiri. Hal ini

terjadi karena minimnya penahaman dan pengetahuan tentang perpajakan.

Pajak dinilai sebagai sesuatu pungutan dan pemberian uang secara cuma-

cuma kepada pemungut pajak. Ditamba lagi dengan penekanan dari

pemerintah setempat untuk menjalankan pembatasan sosial dan karantina

wilayah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesadaran dan kepatuhan

31
wajib pajak. Minimnya kesadaran dan kepatuan wajib pajak sangat

berdampak pada lunturnya citra baik dari pajak itu sendiri. Pajak dikenakan

kepada semua orang khususnya karyawan hotel dan tujuan pajak yaitu untuk

kesejahteraan dan keadilan.

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, Undang

Undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-

undangan di antaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta

disesusikan dengan kemampuan masing-masing, sedang adil dalam

pelaksanaan yakni dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk

mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran, dan mengajukan

banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.

Pengetahuan perpajakan digunakan oleh wajib pajak sebagai

informasi pajak dalam melakukan tindakan pajak seperti menghitung,

memperhitungkan, membayar, dan melaporkan jumlah pajak yang

disetorkan. Menurut Rahayu (2010:141) memberikan kajian mengenai

pentingnya aspek pengetahuan perpajakan bagi wajib pajak sangat

mempengaruhi sikap pajak terhadap sistem perpajakan yang adil. Adanya

kualitas pengetahuan yang semakin baik akan memberikan sikap memenuhi

kewajiban dengan benar melalui adanya system perpajakan sesuatu negara

yang dianggap adil. Oleh karena itu, pengetahuan perpajakan yang dimiliki

oleh WP akan mempengaruhi patuh tidaknya WP itu sendiri dalam

melaksanakan kewajiban perpajakannya. Serta akan berdampak pula pada

32
penerimaan pajak yang diterima oleh negara jika masyarakatnya sudah

memiliki pengetahuan perpajakan yang tinggi.

Pengetahuan perpajakan adalah pengetahuan WP terhadap sistem

pemungutan pajak yang ada di Indonesia dan segala macam peraturan

peraturan perpajakan yang berlaku (Pranadata, 2014). Sistem pemungutan

pajak di Indonesia adalah sistem self assessment. Dalam sistem pemungutan

pajak seperti ini tentunya diperlukan macam-macam peraturan yang

digunakan sebagai alat kontrol dan pengetahuan WP sehingga berpengaruh

terhadap sukses atau tidaknya penerapan sistem pemungutan self assessment

ini. Adanya ketidakpahaman WP terhadap peraturan pajak cenderung

menjadi WP yang tidak patuh. Hal ini yang menjadi dasar adanya dugaan

bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak

3.4. Lampiran Hasil Penelitian

3.4.1. Lampiran Hotel Revayah Manggarai

33
Detail Revayah Hotel Manggarai. Alamat, Jln. Ranaka,Kel. Carep,

Kec. Langke Rembong, Kab. Manggarai, Nusa Tenggara Timut

(NTT).

3.4.2. Lampiran Hasil Wawancara

Hasil wawancara

Fandi : Apa yang bapak ketahui tentang pajak?

Bapak Acik : Pajak merupakan salah satu pemasukan dan pendapatan

daerah terbesar. Dengan adanya pajak semua orang

dapat dilindungi dan tidak melakuan segala sesuatu

sesuai dengan kehendak bebasnya sendiri. karena

tujuan pajak adalah sebagai sumber pendapatan untuk

kesejahteraan hidup masyarakat.

34
Fandi : Apa yang bapak ketahui tentang keadaan pajak di hotel

bapak?

Bapak Acik : Berdasarkan pantauan saya selama ini presentasi pemasukan

pajak terhitung baik dan memuaskan. Dikatakan

memuaskan karena aktiviatas harian hotel berjalan secara

optimal, sehingga pendapatan hotel juga meningkat. Akan

tetapi tiga tahun belakangan ini terhitung sejak tahun 2019

sampai 2021 ini, hotel mulai sepi dan tamu yang datang

mengunjung ke hotel juga menurun.

Fandi : Apa yang bapak ketahui tentang kesadaran dan kepatuhan

wajib pajak?

Bapak Acik : Hal yang paling utama dalam menentukan tingkat kepatuhan

dan kesadaran adalah sifat dan karakter dari setiap individu.

Tentu saja setiap orang memiliki karakter dan keperibadian

yang berbeda-beda. Ada yang taat dan ada orang tidak taat.

Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kesadaran

dan kepatuhan dalam membayar pajak. Di hotel kami juga

mengalami kendala yang sama. Banyak pihak hotel yang

tidak mematuhi dan menaati wajib pajak sehingga

berpengaruh terhadap pajak hotel dan juga individu.

Fandi : Apa pengaruh kesadaran dan kepatuhan wajib pajak hotel

di Manggarai terhadap wajib pajak?

35
Bapak Acik : Salah satu faktor utama yang menghambat pertumbuhan

dan perkembangan manusia di Manggarai adalah

mentalitas masa bodoh. Mentalitas ini kerap kali di bawa

ke manamana dan di mana saja orang itu berada. Di hotel

kami, salah satu faktor utama yang memengaruhi

kesadaran dan kepatuhan wajib pajak karena mentalitas

pihak hotel yang lemah. Pihak hotel kerap kali lalai untuk

membayar pajak. Berhadapan dengan situasi saat ini

semua wilayah di Manggarai terkena dampak pandemi

Covid-19, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan

pihak hotel. Untuk saatini kami sedang menjalankan

praktik karantina wilayah dan hotel kami saat ini sedang

tutup sehingga pada saat ini kami menjalanka kerja dari

rumah. Pendapatan harian kami di masa pandemi ini turun

drastis karena hampir satu tahun kami tidak bekerja secara

efektif.

36
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa

tingkat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak hotel di Manggarai sangat

berpengaruh besar terhadap pemasukan dan pendapatan daerah. Pengaruh

kesadaran dan kepatuhan wajib pajak hotel disebabkan oleh minimnya

pemahaman dan pengetahuan wajib pajak tentang pajak. Pajak merupakan

kuntribusi wajib yang diberikan kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Selain itu, minimnya pendapatan pajak daerah saat ini karena

dihambat oleh pandemi covid-19. Penyebaran covid-19 sangat

berpengaruh terhadap kesadaran dan kepatuhan wajip pajak hotel dalam

membayar pajak. Hal ini terjadi karena patuhan terhadap instruksi perintah

daerah di masa pandemi ini. Di masa pandemi Covid-19 ini banyak

tantangan yang dihadapi oleh pihak hotel. Selain minimnya pendapatan

pihak hotel juga dipengaruhi oleh sistem karantina wilayah sehingga

banyak pihak hotel yang mudik ke kampung halaman.

37
Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran

wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan sesuatu hal yang sangat

penting. Kesadaran menunjukkan sikap sadar terhadap keberadannya

sebagai wajib pajak. Karena itu, pengaru kesadaran dan kepatuhan wajib

pajak merupakan sesuatu yang sangat penting karena dapat meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak.

4.2. Saran

Penulis menyarankan agar pemerintah dalam hal ini pihak

pemungut pajak dapat menjalankan tugs secara objektif, sehingga pihak

wajib pajak dapat mengetahui tentang hakekat pajak. Karena semakin

sering pihak perpajakan melakukan sosialisasi tentang pajak, maka

semakin mudah bagi pihak wajib pajak. untuk memahami pajak dan tidak

lalai dengan kwajiban masing-masing untuk membayar pajak.

38
DAFTAR PUSTAKA

Azuar Juliandi dan Irfan (2013). Metodologi Penelitian, Medan: Cita


Pustaka Media Perintis.
Diaz Priantara (2013). Perpajakan Indonesi (Edisi 2), Jakarta: Mitra
WacanaMedia.
Gunadi (2005). Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan
Pajak (Tax Compliance), Vol. 4 No. 5. 4-9.
Hirzan, Rahadyan Fariz 2016. Pengaruh Self Assessment System Dan
Sanksi PerpajakanTerhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi
Kasus Pada KantorPelayanan Pajak Pratama Bandung Karees). Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Widaytama. Terakreditasi (Accredited)
“A”SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
Nomor : 039/SK/BAN-PT/Akred/S/II/2015.
Resmi, S. (2009). Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sulastiningsih. 2014. “pengaruh kesadaran dan pengetahuan terhadap
kemauan wajib pajak orang pribadi untuk membayar pph (studi kasus di
kabupaten bantul)”. Jurnal riset manajemen vol. 1, no.2.

39

Anda mungkin juga menyukai