Anda di halaman 1dari 110

ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) SEBAGAI ALAT UNTUK

MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. TELEKOMUNIKASI

INDONESIA (PERSERO) TBK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

A. ALFINKA MUTIASARI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDD (EVA) SEBAGAI ALAT UNTUK

MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. TELEKOMUNIKASI

INDONESIA (PERSERO) TBK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Makassar


untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Manajemen

A. ALFINKA MUTIASARI
1693142102

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022

ii
iii
iv
v
MOTTO

“Sesungguhnya sesudah Ke sulitan itu ada Kemudahan”

( QSAsy-Syarh : 5 )

Life is what happens to you while you’re busy making other plans

“Hidup adalah apa yang terjadi pada anda saat anda sibuk membuat rencana lain”

_John Lennon_

Untuk saya yang dibesarkan dalam lingkungan yang menganut prinsip

“Manusia berencana, Tuhan menentukan”

Hidup harus terus berlalu dan dilalui.

_A. Alfinka Mutiasari_

Kupersembahkan karya ini untuk Kedua Orang Tuaku, Saudara-

saudaraku, Keluarga dan Almamaterku Serta Teman-teman

Seperjuaganku Yang Senangtiasa memberikan motivasi, dorongan

dan doa yang tulus kepada Penulis

Akhirnya kupersembahkan Skripsi ini sebagai wujud baktiku

vi
ABSTRAK

A.Alfinka Mutiasari, 2021.Analisis Economic Value Added (EVA) Sebagai Alat


Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Negeri Makassar (UNM). Dibimbing oleh Uhud Darmawan Natsir,
S.E.,M.M dengan Nurman S.E.,M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan PT.
Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk tahun 2015 sampai dengan tahun 2020
berdasarkan analisis Economic Value Added (EVA). Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi penelitian yang juga
merupakan sampel penelitian yaitu laporan keuangan perusahaan PT.
Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk enam tahun terakhir (2015-2020).
Sumber data tersebut berdasarkan dari laporan keuangan PT. Telekomunikasi
Indonesia (persero) Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan website
www.idx.co.id. Selanjutnya di analisis dengan mengunakan analisis EVA yang
terdiri dari analisis NOPAT, Invested Capital, WACC dan Capital Charges
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Economic Value Added
(EVA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk yang listing di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2020 menunjukkan nilai positif (EVA>0) artinya PT.
Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk mampu menciptakan nilai tambah
ekonomis pada masa pandemi.

Kata Kunci:Economic Value Added, Kinerja Keuangan

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan

hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan bagi penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Economic Value Added (EVA)

Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk Di Bursa Efek Indonesia (BEI)’’ sebagai persyaratan

untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Manajemen Universitas Negeri Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak kendala yang diajukan penulis pada

akhirnya dapat melaluinya berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. H. Husain Syam, M. Tp. Selaku Rektor Universitas Negeri

Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Thamrin Tahir, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Negeri Makassar.

3. Bapak Uhud Darmawan Natsir,S.E.,M.M dan Bapak Nurman,S.E.,M.Si.

Penasehat Akademik yang juga merupakan pembimbing I dan pembimbing II

yang selalu memberikan arahan dan bimbingan setiap permasalahan dan

kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Prof. Dr. Chalid Imran Musa, M.Si.Penguji I yang telah memberikan

saran dan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii
5. Bapak Dr. Anwar, S.E,. M.Si. Penguji II yang telah memberikan saran dan

masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini..

6. Bapak Dr.Agung widhi Kurniawan, ST. M.M Sebagai Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Makassar.

7. Bapak dan ibu dosen beserta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Negeri Makassar yang telah membantu dan membimbing

penulis dalam prosesbelajar megajar dari awal perkuliahan.

8. Teristimewah untuk Orang tuaku Etta A. Abdul Hafid dan Ibu H. Kanatang

dan seluruh keluarga besar terimakasih sebanyak-banyaknya atas segala doa,

dukungan dan kasih sayang.

9. Teman-teman Manajemen RESOURCE Angkatan 2016. Terimakasih atas

semua informasi dan kebersamaannya selama ini, khususnya angkatan 2016

Musdalifa, Yulianti, Hamdana Amin, Rika Sartika, Risna Erviana, Muji

Biyartiroshida terima kasih atas pengalaman dan bantuannya yang telah

menemani dari semester awal hingga akhir.

10. Para sahabatku Cumiri Selvi Juna, Meyshi Dea Sindela, Megawati, Yunianti,

Nilamsari, Indri, Yuliana dan Yuyu Jumriana yang juga selalu memberikan

support system selama proses penelitian saya, dorongan yang tidak akan

terlupakan dan terimakasih sudah menjadi bagian terindah dalam hidupku

selama ini.

11. Teman-teman KKN di Papan Loe, Kabupaten Bantaeng . Putri Risnayanti,

Krisdayanti Abbas, Suci Lestari B, Edy Heryadi dan Dandi Aditama Risaldi.

ix
Terimah kasih atas pengalaman berharga dan berkesan selama 3 minggu

bersama kalian di Kecamatan Papan Loe, Kabupaten Bantaeng .

12. Saudara-sauradaku di UKM SENI UNM Terimakasih sudah memberikan

banyak pelajaran berharga dan pengalamannya serta semangatnya selama ini.

13. Kakakku Aan Rifaldy, A.Md terimakasih atas segala doa, dukungan, waktu

dan perhatian yang dicurahkan selama ini serta sabar dan tetap setia

mendampingi penulis. Semoga kebersamaan seperti ini tetap selalu terjalin.

Aamiin.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh

Makassar, 12 Februari 2022

Penulis

A. Alfinka Mutiasari

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... iv
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI …………………………………………v
MOTTO..................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS


A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8
B. Kerangka Pikir ........................................................................ 31
C. Hipotesis................................................................................. 33

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Variabel dan Desain Penelitian ............................................... 34
B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................... 35
C. Populasi dan Sampel ............................................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 37
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum perusahaan ................................................. 39

xi
B. Laporan Hasil Penelitian ......................................................... 46
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................ 64
B. Saran ...................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 67


LAMPIRAN ............................................................................................. 69
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 95

xii
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
1. Data keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 2015-
2020 ............................................................................................... 4
2. Penelitian Terdahulu..................................................................... 27
3. Hasil Perhitungan NOPAT PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk tahun 2015-2020 .................................................................. 47
4. Hasil Perhitungan Investel Capital PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk tahun 2015-2020 ................................................... 48
5. PerHasil Perhitungan Capital Charges PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk tahun 2015-2020 ................................................... 58
6. Hasil Perhitungan EVA PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk tahun 2015-2020……………………………………………..59

xiii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Skema Kerangka Pikir ............................................................ 33


2. Skema Desain Penelitian ........................................................ 35
3. Sturuktur Organisasi perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk tahun 2015-2020 ............................................. 45

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman
1. Laporan Neraca dan Laba Rugi PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk 2015-2020 ............................................................... 70
2. Surat Usulan Judul Skripsi............................................................. 90
3. Persetujuan Pimpinan Program Studi ............................................. 91
4. Surat Pengesahan Judul Skripsi dan Pembimbing .......................... 92
5. Surat Permohonan Izin Peneltian ................................................... 93
6. Surat Persetujuan Izin Penelitian ................................................... 94

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengelola Kinerja dalam perusahaan merupakan salah satu indikator

penting bagi perusahaan, begitupula juga bagi investor. Kinerja (prestasi kerja)

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya, kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan,

usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (id.m.wikipedia.org) .

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur dan dilihat melalui laporan

keuangan dengan cara menganalisis laporan keuangan .

Untuk menilai kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang

disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Agar laporan dapat dibaca sehingga

menjadi berarti, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Laporan keuangan dapat

dianalisa dengan alat perhitungan berupa rasio-rasio keuangan. Analisis yang

digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan perusahaan sesuai

dengan standar yang berlaku.

Salah satu metode analisis adalah dengan menggunakan analisis rasio yaitu

dengan menganalisis hubungan antara, satu pos dengan pos lainnya didalam

laporan keuangan, yang dapat memberikan petunjuk gejala-gejala mengenai

kondisi keuangan perusahaan. Sehingga angka dari hasil analisis rasio laporan

keuangan dapat menunjukkan aktivitas perusahaan dalam keasaan

menguntungkan atau tidak, Namun dengan mengetahui rasio keuangan yang

1
2

dinilai tidak wajar maka penyebabnya keberhasilan atau kesulitan perusahaan,

dapat diketahui dengan meneliti yang lebih dalam.

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang

paling dinamis. Seiring perkembangan perubahan teknologi, berbagai macam

produk jasa telekomunikasi mulai bermunculan dimana banyak perusahaan

bersaing ketat untuk kinerja yang optimal. Kita memahami kesulitan yang

dirasakan oleh mahasiswa semester akhir ditengah wabah COVID-19 sampai

sekarang ini. Di sini, Skripsi merupakan hal penting yang menjadi penanda orang

bergelar sarjana, membuat skripsi bukan hanya sebatas riset, mencari data, dan

konsultasi semata. Mengerjakan skripsi merupakan ketahanan diri bagi intelektual

dalam mengkontruksi simulasi untuk berkarya dan bekerja pasca lulus.

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus

yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit disebabkannya ini tidak dikenal

sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan desember 2019. Covid-19

ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi dibanyak Negara di seluruh

dunia. Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem

pernapasan. Sehingga dengan adanya teknologi ini yang memudahkan aktivitas

manusia dalam berkomunikasi dan bertukar informasi. Dengan menggunakan alat

komunikasi yang saat ini telah banyak perkembangannya tentunya mampu

menghemat biaya pemakaian bagi konsumen, namun disamping itu perusahaan

harus mampu bersaing dengan perusahaan saingannya dengan tetap

memperhitungkan resiko dari setiap keputusan yang diambil.

Sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan

selama satu priode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah
3

bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam

penyusunan laporan keuangan perusahaan sehingga seringkali kinerja perusahaan

terlihat baik dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja tidak mengalami

peningktan dan penurunan. Oleh karena itu, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

harus memperhatikan kewajiban seperti dengan melakukan evaluasi kinerja

keuangannya. Analisis kinerja keuangan tersebut sangat sangat diperlukan dan

juga evaluasi yang diperoleh dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dalam

pengambilan keputusan manajemen, selain itu juga dengan dilakukan

pengevaluasian kinerja ini diharapkan mampu mencapai komitmen kinerja

keuangannya.

Berdasarkan beberapa hal diatas, perlu dicermati kembali apakah terdapat

suatu alat ukur yang memadai untuk membuktikan pengukuran kinerja yang

dilakukan sesuai dengan kondisi riil perusahaan yang diukur, dimana dalam hal

ini Economic Value Added (EVA) sebagai salah satu alat ukur menilai kinerja

perusahaan memperkenalkan kosepnya untuk turut memperhitungkan adanya

biaya modal dan juga melakukan penyesuaian-penyesuaian atas laporan keuangan

untuk meminimalisir distorsi atas sistem akuntansi dengan accrual basis.

Economic Value Added didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis

(juga dikenal sebagai penghasilan sisa/residual income) yang menyatakan, bahwa

kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan

biaya modal, dalam arti sempit, EVA benar-benar hanya merupakan cara alternatif

untuk meninjau kinerja perusahaan (Brigham dan Houston, 2013).

Definisi Economic Value Added secara matematis yaitu suatu keuntungan

operasi setelah pajak yang dikurangi biaya modal untuk menilai kinerja
4

perusahaan, dengan cara memperhatikan secara adil harapan-harapan para

pemegang saham dan kreditur. Economic Value Added positif menunjukkan

bahwa perusahaan telah berada dalam kondisi baik untuk menciptakan kekayaan,

maka metode Economic Value Added dapat menjadi alat analisis alternatif dalam

menilai kinerja keuangan perusahaan (Kartikasari, 2014).

Dalam penelitian ini diambil sampel perusahaan yaitu, PT.Telekomunikasi

Indonesia Tbk. Saat ini, perkembangan teknologi yang semakin modern diikuti

juga dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin canggih.

Kebutuhan akan adanya perangkat telekomunikasi yang dapat menunjang

kehidupan manusia pun senantiasa berkembang (Bayu, 2014

Hal tersebut terlihat dari data jumlah pelanggan telepon Indonesia menurut jenis

penyelenggaraan jaringan tahun 2015-2020

Tabel 1. Perkembangan total aktiva dan laba bersih PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) tahun 2015-202

Total Aktiva Perkembangan Laba Bersih Perkembangan


Dalam Miliaran Dalam
(%) Miliaran (%)
Tahun (Rp) (Rp)
2015 166,173 - 102,470 -
2016 179,611 8 116,333 14
2017 198,484 11 128,256 10
2018 206,196 4 130,784 2
2019 221,208 7 135,567 4
2020 246,943 12 136,462 1
Sumber: Laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, 2021
(www.idx.co.id).

Berdasarkan data di atas, dapat kita lihat laba bersih selama enam tahun

terakhir terhitung dari 2015-2020 dari total aktiva proporsinya lebih besar

daripada pencapaian daripada laba bersih, capaian laba bersih yang diperoleh oleh
5

perusahaan semakin meningkat namun belum memberikan jaminan terhadap nilai

tambah ekonomi sehingga kita perlu mengkaji terkait dengan peningkatan laba

tersebut apakah bisa memberikan nilai tambah ekonomi atau tidak dari sinilah

kami meneliti dengan menggunakan EVA. Hal ini cukup membuktikan bahwa

teknologi telekomunikasi telah menjadi kebutuhan penduduk Indonesia, karena

teknologi telekomunikasi merupakan sarana bagi masyarakat untuk membuat

jarak antara penduduk Indonesia menjadi lebih dekat tanpa harus bertatap muka

langsung. Sehingga mengakibatkan munculnya banyak persaingan dengan

perusahaan yang lainnya.

Persaingan yang terjadi menuntut setiap perusahaan baik yang baru berdiri

maupun yang telah berdiri sejak lama untuk selalu mengembangkan strategi agar

dapat mempertahankan perusahaan. Karena tujuan utama didirikan perusahaan

selaku entitas bisnis adalah mendapatkan keuntungan yang digunakan untuk

kelangsungan usaha. Selain itu, upaya tersebut juga diharapkan dapat menciptakan

peningkatan kinerja keuangan yang senantiasa baik agar aktivitas perusahaan

dapat terus berjalan (Kountur dan Untu, 2015).

Kondisi keuangan yang sehat dapat mengurangi risiko-risiko keuangan

perusahaan sehingga dapat membuat investor lebih tertarik untuk menanamkan

modalnya di perusahaan tersebut. Manajer keuangan perusahaan bertugas untuk

mengambil keputusan yang tepat agar kondisi keuangan perusahaan dapat selalu

berada dalam keadaan yang stabil, yang dapat diperoleh dari menganalisis laporan

keuangan perusahaan (Kountur dan Untu, 2015).

Dengan melakukan penelitian dengan konsep Economic Value Added

maka akan dilakukan simulasi penerapan konsep Economic Value Added untuk
6

melihat seberapa besar nilai tambah yang telah diciptakan manajemen bagi

perusahaan dan seberapa besar kemampuannya dalam meningkatkan nilai tambah

bagi perusahaan tersebut. Dengan kata lain bahwa tujuan utama perusahaan yang

bergerak dibidang telekomunikasi adalah mengoptimalisasi kinerja dengan cara

memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Maka dari itu penelitian ini

mengambil perusahaan telekomunikasi Indonesia sebagai objek penelitiannya agar

dapat diketahui perusahaan manakah yang terbaik jika dilihat dari kinerja

keuangannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peniliti ingin melakukan

penelitian mengenai “Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode Economic

Value Added (EVA) pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di

Bursa efek Indonesia Periode 2015-2020”. Penelitian ini bertujuan untuk

menilai kinerja manajemen PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan menilai

seberapa besar kemampuannya dalam meningkatkan nilai tambah perusahaan

dikaitkan dengan visi dan misi perusahaan.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah Bagaimana kinerja keuangan PT. Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan metode Economic Value Added (EVA)

Periode tahun 2015 – 2020 ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah untuk

mengetahui kinerja keuangan pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

dengan mengunakan metode Economic Value Added (EVA) periode tahun 2015

– 2020.
7

D. Manfaat Hasil Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan bagi pengembangan

ilmu keuangan, khususnya keilmuan terkait kinerja keuangan PT

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Periode tahun 2015 – 2020

mengunakan metode Economic Value Added (EVA).

b. Bagi penulis

Wadah latihan atau pengembangan kemampuan dalam bidang

penelitian dan penerapan teori yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.

c. Bagi akademis

Menambah referensi yang dapat memberikan informasi

kemungkinan adanya penelitian lebih lanjut khususnya menilai kinerja

keuangan dengan metode Economic Value Added (EVA) kepada para

akademis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Kinerja Keuangan

a. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

,kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan

kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (id.m.wikipedia.org) .

Maka itu, kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah

dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya

mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Kinerja

keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan

mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan

aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan.

a) Pengertian Kinerja Keuangan

Harmono (2009:23) mengemukakan bahwa : “kinerja keuangan

umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai

dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (Return on

investmet) atau penghasilan per saham (Earning per share).”

8
9

Menurut Darsono dan Ashari (2005:27) mengemukakan


bahwa:
Kinerja perusahaan adalah gambaran posisi keuangan
perusahaan dan menunjukkan hasil usaha selama periode
tertentu, yang diperoleh dengan melakukan analisa laporan
keuangan. Untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, dapat
dilakukan dengan melakukan analisis terhadap tingkat
kesehatan perusahaan.

Kinerja keuangan dilihat berdasarkan laporan keuangan yang

disajikan oleh manajemen perusahaan. Dari analisis tersebut nantinya

akan dapat diketahui tingkat kesehatan perusahaan dan juga dapat

diketahui kelemahan maupun prestasi yang dimiliki oleh perusahaan,

sehingga pihak-pihak yang berkepentingan akan dapat menggunakan

sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan penjelasan

diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah

hasil kerja atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan

dalam periode tertentu yang didapat dari analisis laporan keuangan.

b) Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan

Pengukuran suatu perusahaan dapat diketahui sehat atau tidaknya

dengan cara melakukan penilaian atau pengukuran kinerja perusahaan

keuangan dengan dilakukan melalui analisis rasio keuangan yang berasal

dari laporan keuangan. Ini sering disebut faktor fundamental perusahaan

yang dilakukan dengan teknis analisis fundamental, dari analisis rasio

keuangan tersebut. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, ada

beberapa metode yang dapat digunakan. Salah satu metode yang

digunakan dalam mengukur kinerja keuangan adalah menggunakan rasio


10

keuangan yang dihitung dari laporan keuangan. Rasio keuangan membantu

perusahaan untuk mengidentifikasikan kelemahan dan kelebihan keuangan

perusahaan.

Pengukuran kinerja adalah proses untuk menentukan seberapa baik

aktivitas-aktivitas bisnis dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategis,

mengeliminasi pemborosan, dan menyajikan informasi tepat waktu untuk

melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan.

Menurut Sutrisno (2009:215), pengukuran rasio keuangan sangatlah

pada kepada metode yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan.

Secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai

kinerja keuangan perusahaan, yaitu :

a) Rasio likuiditas (liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan


hubungan antara kas perusahaan dan aset lancar lainnya dengan
kewajiban lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka
pendek.
b) Rasio aktivitas (activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi,
yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan
aset-asetnya.
c) Rasio leverage finansial (financial leverage ratio), yaitu rasio yang
mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari
kewajiban (pinjaman).
d) Rasio profitabilitas (profitability ratio), yaitu rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahan untuk memperoleh keuntungan dari
penggunaan ekuitasnya.

Menururt Rudianto (2006:342) Proses penilaian kinerja merupakan

aktivitas yang harus dilakukan perusahaan, karena memberikan penilaian

kinerja kepada manajer perusahaan merupakan aktivitas yang diperlukan

oleh berbagai pihak, mulai dari karyawan, manajer, direksi, komisaris,


11

hingga pemilik perusahaan.penilaian kinerja digunakan oleh manajemen

untuk berbagai manfaat yang saling terkait, yaitu:

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efesien melalui


pemotivasian karyawan secara maksimal.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerjanya.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Penilaian kinerja dengan mengevaluasi laporan keuangan yaitu dengan

penggunaan rasio-rasio keuangan seperti Return On Investment (ROI),

Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA), Net Profit Margin

(NPM), sebagian besar masih menggunakan data keuangan yang tidak lagi

memadai dan model pengukurannya harus disesuaikan dengan lingkungan

bisnis. Kelemahan penting dalam penggunaan rasio keuangan adalah karena

laba yang dilaporkan tidak memasukkan unsur biaya modal. Untuk

mengatasi kelemahan tersebut, maka konsep Economic Value Added

dikembangkan. Dalam konsep ini, kelemahan rasio-rasio tersebut diatasi

dengan mengeluarkan biaya modal (cost of capital) dan laba operasi setelah

pajak (operating profit after tax).

c) Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk

menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap

pertama seorang analisis tidak akan mampu melakukan pengamatan


12

langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak

akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu,

media yang paling penting adalah laporan keuangan.

Harahap (2011:05) mengemukakan :

Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi


(screen) bagi analisis dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan
perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus
dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu.

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha

suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para

penganalisis, data-data yang digambarkan pada perusahaan dapat membantu

dalam menentukan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam periode

tertentu. Laporan keuangan ini juga sangat berguna bagi pihak internal

maupun pihak eksternal untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan.

Menurut Fahmi (2012:21) menyatakan bahwa :

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang


menggambarkan mengenai kondisi keuangan sutau perusahaan,
dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran
kinerja keuangan perusahaan tersebut. Suatu laporan keuangan
(financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk
pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat
diprediksi apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Semakin baik
laporan keuangan yang disajikan maka akan semakin meyakinkan
pihak eksternal dalam melihat kinerja keuangan tersebut.

Menurut Sundjaja dan Barlian (2002:56) Mengemukakan bahwa :

“Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh


13

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil hasil yang telah dicapai

oleh perusahaan yang bersangkutan.”

Berdasarkan penjelasan diatas, tujuan pembuatan dan penyusunan laporan

keuangan yaitu memberikan informasi tentang aktifitas keuangan yang

mengambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dimana informasi tersebut

dapat dijadikan sebagai gambaran untuk menentukan kebijakan dan keputusan

yang tepat dalam suatu perusahaan.

a) Fungsi laporan keuangan

Menurut Fahmi (2012:2) Fungsi laporan keuangan yang utama yaitu dapat

memberikan suatu informasi keuangan yang terdiri atas perubahan unsur – unsure

laporan keuntungan kepada pihak yang berkepentingan dalam memberikan suatu

penilaian kinerja keuangan terhadap suatu perusahaan dan pihak manajemen

perusahaan . Fungsi umum laporan keuangan dari berbagai sumber yang dapat

dilihat di bawah ini :

a) Sebagai pedoman membuat keputusan. Salah satu fungsi penting dibuatnya


laporan mengenai kondisi keuangan perusahaan adalah sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan penting bagi perusahaan.
b) Membantu menciptakan strategi baru. Selain membantu proses pengambilan
keputusan penting. Finansial statement juga dapat dipakai untuk
menciptakan strategi baru oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan
performa usahanya.
c) Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan. Perusahaan yang membuat financial
statement menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah menerapkan suatu
system perekapan data yang terpercaya, akurat, dan tidak sembarangan
dalam mengambil keputusan. Para pemegang saham tentu lebih percaya
menginvestasikan uang mereka kepada perusahaan yang dipercaya dan
memiliki kredibilitas yang baik.
14

b) Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan dibuat untuk memenuhi kepentingan bagi pihak

yang berkepentingan terhadap perusahaan. Mereka menggunakan laporan

keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa

kebutuhan itu meliputi:

1. Investor

Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan

risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.

Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk

menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

2. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai

kelangsungan hidup perusahaan, terutama mereka terlibat dalam perjanjian jangka

panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.

3. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berda di bawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan

dengan aktivitas perusahaan.

4. Masyarakat

Perusahaan memengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.

Misalnya, perusahaan dapat memberikan konstribusi berarti pada perekonomian

nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada

penanam modal domestik.Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan


15

menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir

kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Menurut Agnes (2001:2) mengemukakan bahwa : “Tujuan laporan keuangan

adalah menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakaian dalam pengambilan keputusan ekonomi.”

Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1, Tujuan

laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan


bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
mengambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
b) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
c) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya. pemakai yang ingin menilai apa yang
dilakukan atau dipertanggung jawabkan manajemen berbuat demikian
agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin
mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi
mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali
atau menganti manajemen .
16

c) Jenis-Jenis Laporan Keuangan Perusahaan

Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen

dan pihak lain perusahaan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai

kondisi ekonimis keuangan pada suatu perusaan dalam periode tertentu.

Menurut Warsono (2003:27) mengemukakan bahwa :

Laporan keuangan disajikan dalam dua bentuk yaitu posisi


keuangan pada suatu saat yang lebih di kenal dengan istilah neraca
(balance sheet), dan perubahan posisi keuangan untuk suatu
periode yang terdiri dari laporan laba rugi (income statement) dan
laporan perubahan modal (capital statement).

a. Neraca

Menurut Weston dan Brigham dalam Rodoni & Ali (2014:14) :

Neraca adalah salah satu laporan keuangan yang paling penting


bagi perusahaan. Neraca ini memuat aktiva (harta kekayaan yang
dimiliki perusahaan), utang (kewajiban perusahaan untuk
membayar dengan uang atau aktiva lain kepada pihak lain pada
waktu tertentu yang akan datang), modal sendiri (kelebihan aktiva
diatas utang) “neraca adalah laporan mengenai posisi keuangan
perusahaan pada saat tertentu yang memperlihatkan aktiva,
kewajiban dan ekuitas pemegang saham.

Menurut Horngen dalam Rodoni & Ali (2014:14) “neraca adalah suatu

potret kedudukan keuangan pada suatu saat yang terdiri dari bagian yang

saling mengimbangi yaitu aktiva dan ekuitas. “

b. Aktiva

Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan,

baik pada saat tertentu maupun periode tertentu. posisi aktiva pada neraca

disajikan pada sisi kanan yang dimulai dari paling likuid (lancar) yaitu

mulai dari aktiva lancar , aktiva tetap, dean aktiva lainya.


17

(1) Aktiva lancar

Komponen yang terkandung dalam aktiva lancar adalah seperti kas,

bank, surat – surat berharga, piutang, persediaan, sebagainya.

(2) Aktiva tetap

Aktiva tetap di bagi dua yaitu, aktiva tetap berwujud dan tidak

berwujud. komponen dalam aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan,

mesin, kendaraan, peralatan, dan lainya sedangkan dalam aktiva tetap tidak

terwujud seperti goodwill, hak cipta, lisensi, dan merek dagang.

(3) Aktiva lainya

Komponen dalam aktiva lainya adalah komponen yang tidak

tergolong aktiva lancar maupun aktiva tetap. Misalnya bangunan dalam

proses, piutang jangka panjang , tanah dalam penyelesaian, untuk jaminan

dan lainya.

c. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau

kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode

tertentu (umumnya satu tahun). Singkatnya, laporan ini merupakan laporan

aktivitas dan hasil dari aktivitas itu, atau merupakan ringkasan yang logis

daei penghasilan dan biaya dari suatu perusahaan untuk periode tertentu.

Menurut Sutrisno (2008:10) :

Laporan laba rugi pada umumnya merupakan sebuah bentuk


laporan yang memberikan informasi tentang hasil utama dari
biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu (misal
perbulan, pertiga bulan, perenam bulan, dan persatu tahun
sesuai dengan keperluan masing – masing) . Dengan demikian,
laporan laba rugi dapat memberikan suatu informasi tentang
18

kemajuan perusahaan yang disebabkan oleh transaksi operasi


perusahaan.

Menurut Warsono (2003:28) “Laporan laba rugi adalah laporan

yang menunjukkan hasil kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang mengambarkan hasil

usaha yang dicapai selama periode tertentu.”

Menurut . Darsono (2005:20) “Laporan laba rugi merupakan

akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama

periode waktu tertentu.”

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan

laba rugi merupakan suatu daftar perusahaan dimana didalamnya

didasarkan atas semua yang disusun secara sistematis sehingga dengan

mudah dapat diketahui apakah suatu perusahaan itu memperoleh laba atau

rugi.

d) Economic Value Added (EVA)

1) Pengertian Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added adalah “Suatu alat yang digunakan untuk

mengukur profitabilitas tahun operasisuatu perusahaan secara nyata juga

mengukur kinerja manajemen berdasarkan kecilnya nilai tambah yang

diciptakan dalam periode tertentu” (Bringham dan Houston, 2001)

Berdasarkan definisi Economic Value Added (EVA) yang

dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut menunjukkan bahwa EVA

adalah system manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi

perusahaan yang didapat dari laba bersih dikurangi biaya modal dan
19

menjadi tolok ukur kinerja keuangan berbasis nilai. EVA merupakan alat

untuk menilai kinerja keuangan perusahaan berdasarkan nilai tambah yang

memperhatikan adanya biaya modal (cost of capital) yang ditanggung

perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa EVA merupakan

metode analisis keuangan untuk menilai profitabilitas dan kinerja

manajemen dari operasi perusahaan.

2) Manfaat EVA (Econimoc Value Added)

EVA juga memiliki manfaat dalam menilai kinerja keuangan suatu

perusahaan. Iramani dan Febrian (2005:19) merumuskan bahwa ada

beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pengukuran kinerja dengan

menggunakan konsep EVA adalah sebagai berikut:

1) Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA


menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan keputusan
pemegang saham.
2) Dengan EVA manajer berfikir dan bertindak seperti halnya pemilik
modal yaitu memilih investasi yang meminimumkan tingkat biaya
modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.
3) EVA dapat membuat para manajer memfokuskan perhatian pada
kegiatan yang menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk
mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria nilai maksimal perusahaan.
4) EVA dapat menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan struktur
modalnya.
5) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau
proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya
modalnya.

Menurut Abdullah dalam Ribo (2013:27) manfaat yang diperoleh dari


penerapan konsep EVA di dalam suatu perusahaan meliputi:

1. Economic Value Added sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai


pengukur kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah
penciptaan nilai (value creation).
2. Economic Value Added menyebabkan perhatian manajemen sesuai
dengan kepentingan pemegang saham. Metode Economic Value
Added membuat para manajer akan berpikir dan bertindak seperti
20

halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi yang


memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimalkan tingkat
biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.
3. Economic Value Added mendorong perusahaan untuk lebih
memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya.
4. Economic Value Added dapat digunakan untuk mengidentifikasi
proyek atau kegiatan yang memberikan pengembalian yang lebih
tinggi daripada biaya modalnya. Kegiatan atau proyek yang
memberikan nilai sekarang dari total Economic Value Added yang
positif menunjukkan adanya penciptaan nilai dari proyek tersebut dan
dengan demikian sebaiknya diambil, begitu pula sebaliknya.

3) Perhitungan Economic Value Added (EVA )

Menurut Widayanto (1994:223) Terdapat beberapa langkah yang

perlu dilakukan untuk menghitung EVA . yaitu sebagai berikut :

1. Menghitung NOPAT ( Net Operating Profit After Tax )

NOPAT adalah laba yang diperboleh dari operasi perusahaan

setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (

financial cost ) dan non cash book keeping entries seperti biaya

penyusutan NOPAT dapat diperoleh dari laporan laba perusahaan yaitu

data mengenai pendapatan bersih setelah pajak dan besarnya biaya bunga

yang ditanggung perusahaan .

Mirza dalam Hanafi (2013:87) mengemukakan bahwa :

Kenaikan laba operasi setelah pajak tersebut belum tentu


menaikkan nilai EVA sebab yang pertama, kenaikan laba
operasi dapat mengakibatkan kenaikan risiko bisnis yang
dihadapi perusahaan apabila kenaikan tersebut bukan
berasal dari efisiensi internal melainkan hasil investasi pada
bidang – bidang bisnis yang baru.

Komponen pendukung untuk memperoleh perhitungan Economic

Value Added ( EVA ) adalah sebagai berikut :

1. Menghitung Net Operating Profit After Tax


21

Menurut Tunggal (2008:350) bahwa :

Net Operating After Tax (NOPAT) atau laba bersih setelah


pajak adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan
setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya
keuangan (financial cost) seperti biaya penyusutan.
NOPAT atau laba operasi bersih setelah pajak merupakan
senjumlah laba yang akan dihasilkan jika perusahaan tidak
memiliki utang ataupun finansial.
Menurut Sartono dalam Hanafi & Putri (2013:89), NOPAT dapat

dirumuskan :

NOPAT = Laba operasi + penghasilan bunga – pajak penghasilan –

pembebasan pajak atas bunga

Atau

NOPAT = Laba operasi sebelum pajak – pajak penghasilan

2. Menghitung Invested Capital (Modal Yang Diinvestasikan)

Invested Capital adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan diluar

pinjaman jangka pendek tanpa bunga, seperti hutang dagang, biaya yang

masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka untuk pelanggan. Invested

capital dapat diperoleh dari laporan neraca perusahaan, yaitu data

mengenai total hutang, total ekuitas pinjaman jangka pendek tanpa bunga

yang meliputi hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang

pajak, dan uang muka untuk pelanggan.

Tunggal (2008:350) menyatakan bahwa :

Invested Capital adalah jumlah seluruh pinjaman


perusahaan diluar pinjaman jangka pendek tanpa bunga
(non-interest bearing liabilities), seperti hutang dagang,
biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka
pelanggan dan sebagainya.
22

Invested capital merupakan hasil reorganisasi neraca untuk melihat


besarnya capital yang diinvestasi dalam aktivitas operasional dan non
operasional perusahaan. Invested Capital adalah jumlah seluruh keuangan
perusahaan terlepas dari kewajiban jangka pendek, passiva yang tidak
menanggung bunga seperti hutang, upah yang akan jatuh tempo, dan pajak
yang akan jatuh tempo. Modal yang diinvestasikan (invested capital)
merupakan jumlah modal yang digunakan perusahaan untuk melakukan
investasi, dimana sumber dana investasi berasal dari hutang jangka
panjang dan ekuitas.
Menurut Riyanto (2001:15) invested capital dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Invested Capital = Total Hutang Dan Ekuitas – Hutang Jangka Pendek

3. Menghitung Weighted Average Cost Of Capital (WACC)

WACC adalah jumlah biaya masing – masing komponen modal,

misalnya jumlah dari pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka

panjang serta setoran modal saham yang diberikan bobot sesuai dengan

proporsinya dalam struktur modal perusahaan.

Menurut Rahmani & Joibary (2012:43) “WACC adalah biaya ekuitas dan

biaya hutang masing – masing dikalikan dengan presentase ekuitas dan

hutang dalam struktur modal perusahaan.”

Adapun rumus yang digunakan adalah :

WACC = Wd x Kd (1-T) + (we x Ke )

Dimana :

Wd = Proporsi utang dalam struktur modal

Kd = biaya utang setelah pajak

We = proporsi Ekuitas dalam struktur modal


23

Ke = Biaya Modal Ekuitas

Tax = Pajak

Cost of Capital mempunyai dua makna, dari sisi investor dan

perusahaan. Dari sisi investor, cost of capital adalah opportunity cost yang

ditanamakan investor pada suatu perusahaan, sedangkan dari sisi

perusahaan cost of capital adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan untuk mendapatkan sumber dana yang dibutuhkan.

Cost of capital terdiri dari cost of debt (Biaya hutang modal

pinjaman) dan Cost of equity (biaya ekuitas atau modal sendiri). Biaya

hutang berasal dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar

perusahaan. “ Mengigat biaya hutang (bunga) dibayar sebelum perusahaan

memperhitungkan pajak penghasilan, maka biaya rill yang ditanggung

perusahaan adalah biaya hutang setelah pajak .

Biaya hutang adalah tingkat pengembalian yang dikehendaki,

terjadi karena adanya resiko kredit (credit risk), yaitu resiko perusahaan

dalam memenuhi kewajiban pembayaran bunga hutang yang harus

dibayarkan kepada kreditur. Semakin lama hutang jatuh tempo maka

resiko kreditnya akan semakin besar. Dengan kata lain Cost of debt adalah

tariff yang dibayarkan perusahaan untuk memperoleh hutang baru jangka

panjang di pasar sekarang. Cost of equity adalah tingkat pengembalian

yang yang dikehendaki investor karena adanya ketidak pastian tingkat

laba. Kewajiban membayar bunga dua pokok utang membuat laba bersih

perusahaan lebih bervariasi (naik turun) daripada laba operasi sehingga


24

menyebabkan timbulnya tambahan risiko. Mengigat biaya hutang (bunga)

dibayar sebelum perusahaan meperhitungkan pajak penghasilan (Tax

deductible), maka biaya rill yang ditanggung perusahaan adalah biaya

hutang setelah pajak (cost of debt after tax).

Cost Of Debt After Tax = Kd* = Kd ( 1- T)

Dimana :

Kd* = biaya hutang setelah pajak

Kd = biaya hutang sebelum pajak


T = Tarif Pajak (Taxes )

4. Menghitung Capital Charges

Capital Charges adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk menganti para

investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkan. Biaya modal adalah

tingkat pengambilan yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas investasi

proyek untuk mempertahankan nilai pasar sahamnya. Menghitung Capital

Charges/cost of capital (biaya modal)

Capital charges diperoleh dengan cara mengalikan WACC

(WeightedAverage Cost Of Capital) dengan Invested Capital. Capital Charges

menunjukkan seberapa besar kesempatan modal yang telah investasikan

kreditur.

Menurut tunggal (2001:3) “Capital Charges adalah aliran kas yang

dibutuhkan untuk menganti para investor atas resiko usaha dari modal

yang ditanamkanya“

Rumus untuk menghitung Capital Charges adalah :


25

Capital Charges = WACC x Invested Capital

Dimana :

WACC = Biaya modal rata – rata tertimbang


Invested capital = modal yang diinvestasikan

5. Menghitung Economic Value Added (EVA )

EVA dapat didefinisikan sebagai suatu system manajemen keuangan

untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan

bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi

semua biaya modal. EVA dapat dihitung laba sebelum beban bunga dan pajak

dikurangi beban pajak dikurangi biaya modal .

Menurut Rousana dalam Hanafi & Putri (2013:86) “EVA secara sederhana

didefinisikan sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal

(cost of capital ) dari seluruh modal yang dipergunakan untuk menghasilkan

laba tersebut.”

Setelah menghitung WACC, hasil tersebut dikalikan dengan Invested

Capital untuk memperoleh nilai capital Charges, selanjutnya EVA dapat

dihitung dengan mengunakan rumus berikut :

EVA = NOPAT – WACC

Menurut Widayanto (2004:50) kriteria Economic Value Added (EVA)

untuk mengetahui apakah dalam perusahaan telah terjadi penciptaan nilai

atau tidak, dapat ditentukan dengan kriteria yang dikemukakan sebagai

berikut :

a) Jika EVA > 0, maka telah terjadi nilai tambah dalam perusahaan sehingga

semakin besar EVA yang dihasilkan maka harapan para penyandang dana
26

dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan pengambilan investasi sama

atau lebih dari yang diinvestasikan dan kreditur bisa mendapatkan bunga,

keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi

pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangannya baik.

b) Jika EVA < 0, maka menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah

ekonomis bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi

harapan para penyandang dana terutama pemegang saham yaitu tidak

mendapatkan pengembalian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan

dan kreditur tetap mendapatkan bunga sehingga dengan tidak ada nilai

tambah mengindikasikan kinerja keuangan kurang baik.

c) Jika EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas karena semua laba yang

telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik

kreditur maupun pemegang saham.

EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau

value added dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam

operasi perusahaan.

4) Penelitian Terdahulu

Penelitia terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah

dilakukan oleh peneliti terdahulu. Dari beberapa peneliti tentang analisis kinerja

keuangan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) diantaranya

berjudul :
27

Tabel 2 Penelitian terdahulu

Nama Judul Hasil

Ucok Analisis Kinerja Dari hasil penelitian

Halomuanta Keuangan PT. menunjukkan bahwa Kinerja

Siregar 2011 Telekomunikasi TELKOM dengan

Indonesia menggunakan metode

Dengan Metode Economic Value Added

Economic Value Added (EVA) secara keseluruhan

Periode 2003 - 2009 sangat baik. Hal ini tercermin

dari nilai EVA yang selalu

positip dan cenderung

meningkat dari tahun ke tahun

dengan hasil perhitungan yang

menggunakan metode EVA

diketahui bahwa EVA

TELKOM yang tertinggi

terjadi pada tahun 2009 yaitu

sebesar Rp 8.390 miliar

sedangkan yang terendah

terjadi di tahun 2005 sebesar

Rp. 1.473 miliar.


28

Veronita Analisis Kinerja Berdasarkan hasil penelitian

Sulistyaningsih Keuangan Dengan yang menunjukkan bahwa

2017 Metode Economic pada perhitungan EVA,

Value Addec (Eva) kinerja keuangan perusahaan

Pada Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar

Teleomunikasi Yang di Bursa Efek Indonesia

Terdaftar Di Bursa adalah kurang baik.

Efek Indonesia Periode Terdapat beberapa perusahaan

2012-2014 yang memiliki nilai EVA

negatif dan hanya satu

perusahaan yang memiliki

nilai EVA positif.

Nurul Hikmah Analisis Kinerja Hasil penelitian menunjukkan

2019 Keuangan Pada PT. kinerja keuangan PT.

Telekomunikasi Telekomunikasi

(Persero), Tbk Dengan Indonesia (Persero), Tbk.,

Menggunakan Metode dilihat dari laba akuntansi

Economic menunjukkan peningkatan

Value Added (Eva) dari tahun ke tahun,

sedangkan dari segi nilai

ekonomis mengalami

fluktuasi. Hal ini disebabkan


29

karena nilai WACC yang

bernilai negatif. Meskipun

mengalami fluktuasi, nilai

EVA PT. Telekomunikasi

Indonesia (Persero), Tbk.,

pada tahun 2013 sampai

dengan tahun 2017 bernilai

positif (EVA>0). Hal ini

berarti bahwa PT.

Telekomunikasi Indonesia

(Persero), Tbk., mampu

memberikan nilai tambah

ekonomis bagi para pemegang

saham.

Ni Made Tatsani Analisis Kinerja Dari hasil analisis EVA,

Widi Arini 2015 Keuangan Berdasarkan kinerja keuangan PT

Metode Eva Studi Pada Telekomunikasi Indonesia

Perusahaan telah berjalan dengan baik. Ini

Telekomunikasi Yang ditunjukan dari nilai EVA PT

Tercatat Di Telekomunikasi Indonesia

Bursa Efek Indonesia tahun 2013 lebih dari 0. PT

(Bei) Tahun 2013. Indosat Tbk.,

PT Smartfren Tbk., PT XL
30

Axiata Tbk. dan

PT Bakrie Telecom Tbk.

memiliki nilai EVA

kurang dari 0, ini

menunjukkan kinerja

keuangan perusahaan belum

mampu

menciptakan nilai tambah bagi

perusahaan.

Putri Yayan Sari Penerapan Konsep Berdasarkan hasil analisis

2019 Economi Value Added yang dilakukan dapat diambil

(EVA) Sebagai alat kesimpulan bahwa, keuangan

Ukur Kinerja PT.Telekomunikasi Indonesia

Keuangan Pada Tbk, selama periode 2017-

PT.Telekomunikasi 2019 Menunjukkan kinerja

Indonesia Tbk. keuangan kurang baik. Hal ini

dapat dilihat dari nilai EVA

yang selalu mengalami

NOPAT yang dihasilkanpun

akan semakin besar.

Sumber : https://feb.unila.ac.id , https://eprints.uny.ac.id ,


https://eprints.unm.ac.id https://ejournal.undiksha.ac.id
31

B. Kerangka Pikir

Penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

perkembangan usaha perusahaan yang dapat dilihat dari aktivitas laporan

keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan di anggap sebagai prestasi

perusahaan dalam mengelolah usahanya. Economic Value Added (EVA)

sebagai metode untuk mengukur nilai tambah perusahaan dengan menghitung

semua biaya modal, baik seturan modal dari pemegang saham maupun dari

pinjaman, atau resiko yang di hadapi perusahaan dalam melakukan investasi.

Dengan menggunakan Economic Value Added dapat diketahui bahwa

perusahaan tersebut dapat menciptakan nilai atau tidak dan juga mengetahui

apakah laba yang dihasilkan dapat memenuhi harapan para penyandan dana

atau pemegang saham.

Perusahaan yang akan diteliti adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun periode 2015 –

2020 yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri layanan

telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan bertelekomunikasi dengan

menggunakan jaringan telekomunikasi. Jasa telekomunikasi di Indonesia

diantaranya adalah jasa telepon tidak bergerak, jasa telepon seluler, jasa

interkoneksi, jasa layanan pesan singkat, faksimili, jasa layanan internet

seluler, dan video call. Jasa telekomunikasi merupakan bagian dari kegiatan

penyelenggaraan telekomunikasi yang telah diatur oleh Kementerian

Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dalam Undang-Undang

Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999.


32

Data laporan keuangan berupa laporan laba rugi dan neraca diperlukan

untuk mengukur kinerja keuangan. EVA dapat diketahui dari NOPAT

dikurangi dengan capital charges atau laba bersih setelah pajak dikurangi biaya

modal. Setelah nilai EVA diketahui, maka dapat dilihat perusahaan mana yang

mampu memaksimumkan nilai perusahaan serta meningkatkan nilai pemegang

sahamnya. Dan nilai tersebut pun berguna bagi orang – orang yang

berkepentingan seperti manajer, Investor dan kreditur untuk mengambil

keputusan. Analisis laporan keuangan terdiri dari beberapa teknik yang dapat

digunakan. Di dalam penelitian ini akan menganalisis penilaian kinerja

keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2015-2020 berdasarkan perhitungan Economic Value Added.

Berdasarkan hasil perhitungan Economic Value Added tersebut akan diketahui

jika Economic Value Added bernilai positif menunjukkan terjadi nilai tambah

ekonomis bagi perusahaan, jika Economic Value Added bernilai negatif

menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan, jika

Economic Value Added sama dengan 0 menunjukkan posisi impas.

Berdasarkan hasil tersebut akan diketahui pula perusahaan manakah yang

terbaik sehingga investor akan tertarik menanamkan modalnya.

Berdasarkan tujuan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat

dianalisis bahwa menganalisis penilaian kinerja keuangan PT Telekomunikasi

Indonesia Tbk. Ini dituangkan dalam model kerangka konseptual sebagai

berikut
33

Berikut ini merupakan skema kerangka pikir yang digambarkan berikut:

PT .Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

(Persero) Tbk.

Laporan Neraca Dan Laba Rugi

1. Menghitung NOPAT
2. Menghitung Intersted Capital
3. Menghitung WACC
4. Menghitung Cost Of Capital
5. Mengghitung EVA perusahaan

MenilaiKinerja Keuangan Perusahaan

Gambar 1 : Kerangka Pikir

C.Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang telah di kemukakan, maka hipotesis yang

di ajukan adalah: Kinerja keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk. selama periode penelitian tahun 2015 sampai tahun 2020 dengan

menggunakan pendekatan EVA (Economic Value Added) dapat meningkatkan

nilai tambah ekonomi.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian dan Definisi Variabel

Variabel merupakan indikator terpenting yang menentukan

keberhasilan suatu penelitian, sebab variabel penelitian adalah objek

penelitian atau titik perhatian dalam suatu penelitian. Adapun variabel

dalam penelitian ini adalah laporan kinerja keuangan pada PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk.

2. Desain penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan

mengunakan data – data yang bersifat deskriptif yang berupa data laporan

keuangan PT.Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Di BEI periode

2015 – 2020. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia

perwakilan Makassar. Populasi yang terkait dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Selama

lima tahun terakhir yaitu tahun 2015 – 2020. Sedangkan sampel dalam

penelitian ini adalah laporan neraca dan laporan laba rugi.Adapun teknik

pengumpulan data mengunakan teknik dokumentasi untuk mendapatkan

data laporan keuangan. Selanjutnya teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis Economic Value Added ( EVA).

Setelah data diperoleh kemudian data tersebut di analisis untuk

melihat analisis kinerja keuangan dengan mengunakan Economic Value

34
35

Added ( EVA ) PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Dari analisis

data yang telah dilakukan akan didapat kesimpulan penelitian yang bisa

dijadikan rekomendasi untuk memberikan masukan kepada pihak PT.

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

Adapun desain penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah

sebagai berikut :
PT. TELKOM Indonesia (Persero) Tbk.

Kajian Pustaka
Laporan keuangan

periode 2015- 2020


1. Kinerja Keuangan
2. Laporan Keuangan
Tekn Teknik Pengumpulan
3. EVA
Data :Dokumentasi

Analisis Data

Laporan Hasil Penelitian

Gambar 2 : Skema Desain Penelitian

B. Definisi Operasional dan pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional Variable

Definisi operasional variabel merupakan penjelasan secara operasional

dari variabel – variabel yang digunakan. Berikut akan diuraikan mengenai

definisi operasional variabel dan pengukuranya yaitu :


36

1) Economic Value Added ( EVA ) merupakan keuntungan operasional

setelah pajak dikurangi dengan biaya modal atau dengan kata lain EVA

merupakan pengukuran pendapatan sisa (residual income) PT.

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Pada periode tertentu dengan

cara mengurangi biaya modal terhadap laba operasi.

2) Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan

PT.Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, baik menyangkut aspek

penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang diukur dengan

indikator Economic Value Added (EVA)

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel sesuai dengan perhitungan Economic Value

Added (EVA) dengan metode time series yaitu dengan membandingkan

nilai EVA dari tahun ke tahun dalam satuan rupiah.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pada PT.

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

2. Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi PT.

Telekomunikasi Indonesia(Persero) Tbk. Selama enam tahun terakhir 2015 –

2020.
37

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi

yaitu mengumpulkan informasi tentang PT. Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk. Yang berupa laporan melalui website resmi Bursa Efek

Indonesia yaitu www.idx.co.id.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan adalah analisis kuantitatif yaitu analisis

yang didasarkan pada data yang dapat dihitung. Tahap – tahap kuantitatif

untuk menentukan Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut:

1. Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT )

NOPAT = EBIT - Pajak

2. Menghitung Invested Capital ( Modal yang diinvestasikan )

Invested Capital = Total hutang & ekuitas – Hutang jangka

pendek

3. Menghitung Weighted Average Cost Of Capital (WACC) biaya modal

rata – rata tertimbang

WACC = Wd x Kd (1- T ) x We x Ke

Dimana :

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke : Biaya Modal Sendiri = x 100 %
Total Ekuitas

Modal Sendiri
We : Presentase Ekuitas = Total Utang & Ekuitas X 100%

Beban Bunga
Kd :Biaya Modal Utang = X 100 %
Total Utang

Total Ekuitas
Wd :Modal Pinjaman = Total Utang &Ekuitas X 100 %
38

Beban Pajak
T :Tingkat Pajak (Tax) = 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

4. Cost of Capital / Capital Charges (biaya modal )

Costof Capital / Capital Charges = Invested Capital x WACC

5. Analisis Economic Value Added (EVA)

EVA = NOPAT – Capital charges

Menurut widayanto (2004:50), untuk mengetahui apakah dalam

perusahaan telah terjadi penciptaan nilai atau tidak, dapat ditentukan dengan

criteria yang dikemukakan sebagai berikut:

1. Jika EVA >0, maka telah terjadi nilai tambah ekonomis dalam
perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan, maka
harapan para penyandang dana dapat terpenuhi dengan baik, yaitu
mendapatkan pengambilan investasi sama atau lebih dari yang
diinvestasikan dan kreditur bisa mendapatkan bunga, keadaan ini
menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi
pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangannya baik.
2. Jika EVA<0, maka menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah
ekonomis bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa
memenuhi harapan para penyandang dana terutama pemegang saham
yaitu tidak mendapatkan pengembalian yang setimpal dengan investasi
yang ditanamkan dan kreditur tetap mendapatkan bunga sehingga
dengan tidak ada nilai tambah mengindikasikan kinerja keuangan
kurang baik.
3. Jika EVA =0, maka menunjukkan posisi impas karena semua laba
yang telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang
dana baik kreditur maupun pemegang saham.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

yang Listing di BEI

A. Sejarah Singkat PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Telkom merupakan perusahan milik Badan Usaha Negara (BUMN)

yang bergerak dalam bidang informasi dan komunikasi. Sejarah PT.

Telkom Indonesia ini bermula pada pendirian badan usaha swasta

penyedia layanan poss dan telegraf pada tahun 1882. Pada tahun 1961,

status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan

Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965, PN Postel

dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan

perushaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).

Tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan

Umum Telekomunikasi (PERUMTEL). Beberapa kali diubah namanya,

hingga kemudian pada tahun 1980 Indonesia mendirikan jasa

telekomunikasi nasional maupun internasional dan seluruh saham PT.

Indonesian Satellite Coorporation Tbk. (Indosat) di ambil alih oleh

pemerintah RI menjadi BUMN. Pada tahun 1989, ditetapkan UU Nomor 3

Tahun 1989 tentang telekomunikasi, yang juga mengatur peran swasta

dalam penyelenggaraan telekomunikasi. Pada tahun 1991 Perumtel

berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi

39
40

Indonesia berdasarkan PP No 25 Tahun 1991. 1995 Penawaran Umum

perdana saham TELKOM (Initial Public Offering) dilakukan pada tanggal

14 November 1995. Sejak itu saham TELKOM tercatat dan

diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES),

New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE).

Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering

Without Listing) di Tokyo Stock Exchange.

Kerja sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1

Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra dengan mitra PT

Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo), Divisi Regional III Jawa Barat dan

Banten-dengan mitra PT Aria West International (AriaWest), Divisi

Regional IV Jawa Tengah dan DI Makassar - dengan mitra PT Mitra

Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI), Divisi Regional VI Kalimantan

dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra), dan Divisi

Regional VII Kawasan Timur Indonesia-dengan mitra PT Bukaka Singtel.

Tahun 2001 Telkom membeli saham Telkomsel sebanyak 35% dari

PT Indosat sebagai restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di

Indonesia. Pada tanggal 23 Oktober 2009, Telkom meluncurkan “New

Telkom” (“Telkom Baru”) yang ditandai dengan penggantian identitas

perusahaan. Sejak 1 Juli 1995 PT. Telkom telah menghapus struktur

wilayah usaha telekomunikasi (WTTEL) dan secara de facto meresmikan

dimulainya era Divisi Network. Badan Usaha utama dikelola oleh 7 divisi

regional dan 1 divisi network. Divisi regional menyelenggarakan jasa


41

telekomunikasi di wilayah masing masing dan divisi network

menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh luar negeri melalui

pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. Daerah regional.

Adapun beberapa divisi yang tersedia di PT. Telkom antara lain:

1) Divisi Regional I, Sumatera.

2) Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya

3) Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya.

4) Divisi Regional III, Jawa Barat.

5) Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Makassar.

6) Divisi Regional V, Jawa Timur.

7) Divisi Regional VI, Kalimantan.

8) Divisi Regional VII, Kawasan timur Indonesia (Sulawesi, Bali, Nusa

Tenggara, Maluku dan Papua).

B. Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Adapun visi dan misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai berikut:

1. Visi

Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecomunication,

Information, Media, Edutainment dan Services (TIMES) di kawasan

regional.

2. Misi

a. Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga

kompetitif.

b. Menjadi modal pengelolaan koperasi terbaik di Indonesia.


42

Visi dan Misi PT. Telkom Indonesia, Tbk ditetapkan berdasarkan

keputusan Komisaris PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk No.

09/KEP/DK/2012 pada tanggal 30 Mei 2012.

C. Produk-produk PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

1. Telepon, data, Internet

a. IndiHome Fiber merupakan layanan Triple Play yang terdiri dari telepon

rumah, Internet on Fiber atau High Speed Internet dan Usee TV Cable beserta

beberapa fitur tambahan seperti IndiHome View, Melon dan Trend Micro

Internet Security.

b. Telepon rumah adalah layanan komunikasi telepon dengan keunggulan biaya

yang murah dan kualitas suara yang jernih. Paket IndiHome Fiber menawarkan

gratis menelepon 1000 menit atau setara dengan 17 jam per bulan yang bisa

digunakan baik untuk Lokal maupun Interlokal secara leluasa.

c. Flexi layanan data dan internet, layanan telepon

d. TelkomNet Instan layanan akses internet dial up

e. TelkomNet Astinet merupakan layanan akses internet berlangganan dengan

fokus perusahaan

f. e-Businnes (i-deal, i-manage, i-settle, i-Xchange, TELKOMWeb Kiostron,

TELKOMWeb Plazatron)

g. Solusi Enterprise

h. TELKOMLink DINAccess

i. TELKOMLink VPN IPmerupakan layanan komunikasi data any to any

connection berbasis IP MPLS.


43

j. TELKOMNet Whole Sale (VPN Dial) merupakan layanan akses dial up ke

intranet suatu perusahaan yang dilakukan secara remote dan mobile melalui

jaringan data berbasis TCP IP (MPLS/tunneling) pada TELKOMNet.

k. TELKOMISDN merupakan jaringan digital yang menyediakan layanan

telekomunikasi multimedia, merupakan pengembangan dari sistem telepon

yang telah terintegrasi

l. e-Health merupakan layanan solusi untuk entitas kesehatan

meliputi ePuskesmas, ePharmacy, HIE (Health Information

Exchange).

2. Televisi berlangganan berbasis protokol internet

a. Groovia TV merupakan televisi protokol internet pertama di Indonesia.

Kualitas resolusi Groovia TV lebih bagus disbanding dengan hasil video dari

TV konvensional.

b. UseeTV merupakan layanan Interactive TV dari Indihome yang pertama di

Indonesia. Layanan TV berbayar (Pay TV) yang memberikan pengalaman

baru. UseeTV Cable juga memberikan berbagai macam fitur yang tidak ada di

penyedia layanan kabel lainnya, seperti Pause & Rewind TV, Video on

Demand, Video Recorder dan lainnya. UseeTV Cable memiliki beragam

Channel pilihan. Saat ini, Channel yang ada sebanyak 101 Channel pilihan,

terdiri dari 19 Channel TV Lokal dan 81 Channel TV Internasional. IndiHome

Interactive

TV, layanan TV Kabel yang seru dan lengkap.

D. Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Witel Makassar


44

Struktur organisasi merupakan suatu susunan komponen-komponen atau

unit-unit kerja dalam sebuah organisasi. Dengan adanya struktur organisasi

menunjukan bahwa adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau

kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Seperti halnya PT.

Telekomunikasi Indonesia Witel Makassar yang memiliki susunan dan

struktur organisasi.

Berikut susunan organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Witel

Makassar :

a. General Manager Witel DIY : Agus Yudha B

b. Manager Provisioning DIY PT Telkom Akses :

c. Manager Assurance DIY PT Telkom Aksies : Agung Ariawan

d. Manager Access & Services Operation : Agus Faisal

e. Manager Access Maintanace & Optima : Dwi Happy A

f. Manager CCAN : Yosep

g. Manager Infratel : Benni Irsan

h. Manager Wholesale : Hery Nugroho

i. Manager HR & CDC : Soetedjo

j. Manager War Room : Shafwan

k. Manager Finace : Dang Hadianto

l. Manager Paycoll : Roni Suryana

m. Manager Custumer Service : Erna Wiyanti

n. Manager Custumer Care : Astinah

o. Manager Business, Govt & Enterprise Service :Andri Febriansyah


45

p. Kepala Kandatel Bone : Arif

q. Kepala Kandatel Gowa : Abdul Rahman

Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Witel Makassar

Gambar 3. Struktur Organisasi perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia


witel Makassar (Persero) Tbk
(Sumber Humas PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Witel Makassar
E. Public relations PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Witel Makassar

Dalam PT. Telkom Indonesia Tbk. Witel Makassar kedudukan Public

relations berada di bawah manager GS (general support) namun public relations

bertanggung jawab langsung dengan General Manager.

Public relations PT. Telkom Indonesia Tbk. Witel Makassar memiliki

fungsi sebagai berikut :


46

1. Kegiatan yang menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai

tujuan

2. Membina hubungan yang harmonis antar unit

3. Melayani keinginan antar unit dan memberikan sumbang saran kepada

pemimpin demi tujuan bersama.

4. Menciptakan komunikasi dua arah, agar terciptanya suasana kerja yang

kondusif.

Dalam proses rebranding Speedy menjadi IndiHome public relations PT.

Telkom Indonesia Tbk. Witel Makassar ikut berperan langsung dalam proses ini.

Hal ini di tuturkan langsung oleh public relations PT. Telkom Indonesia Tbk.

Witel Makassar Ibu Eni bahwa dibawah komando langsung oleh General

Manager, public relations lah yang menangani proses rebranding di daerah

Makassar (Wawancara 03 Mei 2017). Selain public relations proses rebranding

juga di bantu oleh pihak custumer sevice dalam menangai promosi kepada

pelanggan.

B. Laporan Hasil Penelitian

Analisis kinerja keuangan dengan mengunakan metode Economic Value

Added (EVA)

1. Menghitung Net Operating Profit Tax (NOPAT) pada perusahaan PT.


Telekomunikasi Indonesia(Persero) Tbk. Periode Tahun 2015 – 2020
Untuk mendapatkan hasil dari Net Operating ProfitAfter Tax

(NOPAT) yang digunakan rumus sebagai berikut :

NOPAT = EBIT – Pajak


47

Tabel 2. Hasil Perhitungan NOPAT pada PT. Telekomunikasi Indonesia


(Persero) Tbk

Laba sebelum bunga dan pajak


(EBIT) Pajak NOPAT
Tahun Dalam Miliaran Dalam Dalam
(Rp) Miliaran Miliaran
(a) (Rp) (Rp)
(b) (c) = (a) – (b)
2015 31,342 8,025 23,317
2016 38,189 9,017 29,172
2017 42,659 9,958 32,701
2018 36,405 9,426 26,979
2019 37,908 10,316 27,592
2020 38,775 6,803 31,972
Sumber: Hasil Olahan Data, 2022

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 – 2020

dapat kita lihat peningkatan pada EBIT dipengaruhi oleh laba kotor di kurangi

laba usaha. Dihasilkan EBIT dimana penjualan mengalami peningkatan

disetiap tahunnya, dapat dilihat semakin meningkat nilai EBIT maka pajak

juga ikut meningkat. Sehingga dapat kita hasilkan nilai NOP AT pada

periode 2015 – 2020 mengalami peningkatan di setiap tahun disebabkan

karena meningkatnya penjualan yang menyebabkan pendapatan meningkat.

2. Menghitung Invested Capital (IC) Pada Perusahaan PT.


Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Periode Tahun 2015 – 2020

Untuk menghitung Invested Capital (IC) dapat digunakan rumus

sebagai berikut:

Invested Capital (IC) = Total Utang dan Ekuitas – Utang Jangka

Pendek
48

Tabel 3. Hasil Perhitungan Invested Capital (IC) Pada PT. Telekomunikasi


Indonesia (Persero) Tbk.

Total Utang dan Utang jangka Invested Capital


Ekuitas pendek
Tahun Dalam miliaran Dalam Miliaran Dalam Miliaran
(Rp) (Rp)
(a) (b) (Rp)
(c) = (a) – (b)
2015 166,173 35,413 130,760
2016 179,611 39,762 139,849
2017 198,484 45,376 153,108
2018 206,196 46,261 159,935
2019 221,208 58,369 162,839
2020 246,943 69,093 177,850
Sumber: Hasil Olahan Data, 2022

Berdasarkan hasil perhitungan Invested Capital pada PT. Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk. pada tabel diatas selama 6 periode dari tahun 2015 –

2020, dapat dilihat perhitungan dari beberapa utang dan kewajiban yang

ditambah dengan modal sendiri semakin meningkat total utang dan ekuitas

maka akumulasi total utang dan ekuitas mengalami peningkatan. Utang jangka

pendek juga ikut meningkat dipengaruhi oleh penambahan dari beberapa utang

sehingga dapat di hasilkan invested capital yang mengalami fluktuasi di mana

dilihat pada enam tahun terakhir terhitung dari tahun 2015 – 2020 di atas.

3. Menghitung Weighted Average Cost Of Capital (WACC) periode 2015 –


2020

Secara sederhana rumus untuk menghitung WACC adalah sebagai berikut:


WACC = Wd x Kd(1-T) + We x Ke. Berikut ini adalah hasil perhitungan
WACC pada perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
a. Weighted Average Cost Of Capital (WACC) Periode 2015 – 2020

PT. Telekomunikasi Indonesia(Persero) Tbk.


49

1. Menghitung proporsi Utang dalam struktur modal (Wd)

Total Utang
Wd = Total Utang + Ekuitas X 100 %

72,745
= 72,745 + 93,428 X 100 %

72,745
= 166,173 X 100 %

= 44 %
2. Menghitung Biaya Utang / Cost Of Debt (Kd)
Beban Bunga
Kd= Total Utang X 100 %

2,481
= 72,745 X 100 %

=3%
3. Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T=Laba Bersih Sebelum pajak X 100 %

8,025
=31,342 X 100 %

= 26 %

4. Menghitung Proporsi Ekuitas Dalam Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We =Total Utang + Ekuitas X 100 %

93,428
=72,745 + 93,428 X 100 %

93,428
=166,173 X 100 %

= 56 %
50

5. Menghitung Biaya Modal / Cost Of Equity (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke= Total Ekuitas X 100 %

23,948
= 93,428 X 100 %

= 26 %
Menentukan Weight Average Cost Of Capital (WACC)

WACC2015= Wd X Kd (1-T) + We X Ke

= [44 % X 3 % (1-26 %) ] + (56 % X 26 % )


= 15,54 %
b. Weighted Average Cost Of Capital (Wacc) 2016

1. Menghitung Proporsi Utang Dalam Struktur Modal (Wd)

Total Utang
Wd = Total Utang+Ekuitas X 100 %

74,067
= 74,067 + 105,544 X 100 %

74,067
= 179,611 X 100 %

= 41 %
2. Menghitung Biaya Utang / Cost Of Debt (Kd)

Beban Bunga
Kd = Total Utang X 100 %

2,810
= 74,067 X 100 %

=4%
3. Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T =Laba Bersih Sebelum pajak X 100 %
51

9,017
= 38,189 X 100 %

= 24 %
4. Menghitung Proporsi Ekuitas Dalam Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We =Total Utang + Ekuitas X 100

105,544
= 74,067 + 105,544 X 100 %

105,544
= 179,611 X 100 %

= 59 %
5. Menghitung Biaya Modal / Cost Of Equity (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = Total Ekuitas X 100 %

29,172
= 105,544 X 100 %

= 28 %
Menentukan Weighted Average Cost Of Capital (Wacc)

Wacc2016= Wd X Kd (1-T) + We X Ke

= [41 % X 4 % (1-24 %) ] + (59 % X 28 % )


= 17,77 %
c. Weighted Average Cost Of Capital (Wacc) 2017

1. Menghitung Proporsi Utang Dalam Struktur Modal (Wd)

Total Utang
Wd =total Utang + Ekuitas X 100 %

86,354
= 86,354 + 112,130 X 100 %
52

86,354
= 198,484

= 44 %
2. Menghitung Biaya Utang / Cost Of Debt (Kd)

Beban Bunga
Kd = Total Utang X 100 %

2,769
= 86,354 X 100 %

=3%
3. Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T =Laba Bersih Sebelum pajak X 100 %

9,958
= 42,659 X 100 %

= 23 %
4. Menghitung Proporsi Ekuitas Dalam Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We =Total Utang + Ekuitas X 100 %

112,130
= 86,354 + 112,130 X 100 %

112,130
= 198,484 X 100 %

= 56 %
5. Menghitung Biaya Modal / Cost Of Equity (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = Total Ekuitas X 100 %

32,701
= 112,130 X 100 %
53

= 29 %
Menentukan Weighted Average Cost Of Capital (Wacc)

Wacc2017 = Wd X Kd (1-T) + We X Ke

= [44 % X 3 % (1-23 %) ] + (56 % X 29 % )


= 17,26 %
d. Weighted Average Cost Of Capital (Wacc) 2018

1. Menghitung Proporsi Hutang Dalam Struktur Modal

Total Utang
Wd = total Utang + Ekuitas X 100 %

88,893
= 88,893 + 117,303 X 100 %

88,893
= 206,196 X 100 %

= 43 %
2. Menghitung Biaya Hutang / Cost Of Debt (Kd)

Beban Bunga
Kd = Total Utang X 100 %

3,507
= 88,893 X 100 %

=4%
3. Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = Laba Bersih Sebelum pajak X 100 %

9,426
= X 100 %
36,405

= 26 %
4. Menghitung Proporsi Ekuitas Dalam Struktur Modal (We)
54

Total Ekuitas
We = Total Utang + Ekuitas X 100 %

117,303
= 88,893 + 117,303 X 100 %

117,303
= 206,196 X 100 %

= 57 %
5. Menghitung Biaya Modal / Cost Of Equity (Ke)

Laba Bersi Setelah Pajak


Ke = Total Ekuitas X 100 %

26,979
= 117,303 X 100 %

= 23 %
Menentukan Weighted Average Cost Of Capital (Wacc)

Wacc2018= Wd X Kd (1-T) + We X Ke

= [43 % X 4 % (1-26 %) ] + (57 % X 23 % )


= 14,38 %
e. Weighted Average Cost Of Capital (Wacc) 2019

1. Menghitung Proporsi Utang Dalam Struktur Modal (Wd)

Total Utang
Wd = total Utang + Ekuitas X 100 %

103,958
= 103,958 + 117,250 X 100 %

103,958
= 221,208

= 47 %
2. Menghitung Biaya Utang / Cost Of Debt (Kd)
55

Beban Bunga
Kd = Total Utang X 100 %

4,240
= 103,958 X 100 %

=4%
3. Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = Laba Bersih Sebelum pajak X 100 %

10,316
= 37,908 X 100 %

= 27 %
4. Menghitung Proporsi Ekuitas Dalam Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = Total Utang+ Ekuitas X 100 %

117,250
= 103,958 + 117,250 X 100 %

117,250
= 221,208 X 100 %

= 53 %
5. Menghitung Biaya Modal / Cost Of Equity (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = Total Ekuitas X 100 %

27,592
= 117,250X 100 %

= 24 %
Menentukan Weighted Average Cost Of Capital (WACC)

WACC2019 = Wd X Kd (1-T) + We X Ke

= [47 % X 4 % (1-27 %) ] + (53 % X 24 % )


56

= 14,09 %
f. Weighted Average Cost Of Capital (Wacc) 2020

a) Menghitung Proporsi Utang Dalam Struktur Modal (Wd)

Total Utang
Wd = total Utang + Ekuitas X 100 %

126,054
= 126,054 + 120,889 X 100 %

126,054
= 246,943

= 51 %
b) Menghitung Biaya Utang / Cost Of Debt (Kd)

Beban Bunga
Kd = Total Utang X 100 %

3,457
= 126,054 X 100 %

=3%
b) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = Laba Bersih Sebelum pajak X 100 %

6,803
= X 100 %
38,775

= 18 %
c) Menghitung Proporsi Ekuitas Dalam Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = Total Utang+ Ekuitas X 100 %

120,889
= 126,054 + 120,889 X 100 %
57

120,889
=246,943 X 100 %

= 49 %
d) Menghitung Biaya Modal / Cost Of Equity (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = Total Ekuitas X 100 %

29,563
= 120,889X 100 %

= 24 %
Menentukan Weighted Average Cost Of Capital (WACC)
WACC2020= Wd X Kd (1-T) + We X Ke

= [51 % X 3 % (1-18 %) ] + (49 % X 24 % )


= 11,76 %
Berdasarkan perhitungan WACC diatas menunjukkan seberapa besar

perusahaan mengunakan rata – rata tertimbang yang dipengaruhi oleh beberapa

faktor kondisi pasar, struktur modal perusahaan dan kebijakan ivestasi. untuk

menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga perusahaan harus

mengembalikan tingkat pengembalian yang di harapkan para pemilik

perusahaan.

4. Menghitung capital charges (CC) pada perusahaan PT. Telekomunikasi


Indonesia (Persero) Tbk. Periode 2015 – 2020

Capital Charges atau biaya modal adalah tingkat pengambilan yang harus

dihasilkan oleh perusahaan atas investasi proyek untuk mempertahankan nilai

pasar sahamnya. Setelah mencari WACC (Weighted Average Cost of Capital)

yang telah mengetahui nilai capital of charges dengan mengalikan nilai WACC
58

dengan Invested Capital. Untuk menghitung Capital Charges (CC) dapat

digunakan rumus sebagai berikut :

Hasil perhitungan Capital Charges dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Capital Charges = WACC x Invested Capital (IC)

Tabel 4. Hasil Perhitungan Capital Charges PT. Telekomunikasi


Indonesia (Persero) Tbk

Tahun WACC Invested Capital Capital Charges


(%) Dalam Miliaran (Rp) Dalam Miliaran
(Rp)
(a) (b) ( c) = (a) x (b)
2015 15.54 130,760 20,320
2016 17.77 139,849 24,851
2017 17.26 153,108 26,426
2018 14.38 159,935 22,999
2019 14.09 162,839 22,944
2020 13.01 177,850 23,138
Sumber: Hasil Olahan Data, 2022

Berdasarkan hasil perhitungan Capital Charges pada PT. Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk pada tabel diatas selama enam periode dari tahun 2015

sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat bahwa nilai capital charges yang

berfluktuasi yang diakibatkan oleh WACC dan invested capital dimana WACC

semakin menurun dan nilai invested capitalnya smakin tinggi.

5. Menghitung nilai Economic Value Added (EVA) perusahaan PT.


Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk periode 2015 – 2020

Menurut Rousana dalam Hanafi & Putri (2013:38) “EVA secara sederhana

didefinisikan sebagai laba operasi stelah pajak dikurangi dengan biaya modal

(cost of capital) dari seluruh modal yang dipergunakan untuk menghasilkan

laba tersebut”
59

Setelah menghitung WACC, hasil tersebut dikalikan dengan invested

Capital untuk memperoleh nilai Capital Charges, selanjutnya nilai Economic

Value Added (EVA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

EVA = NOPAT – Capital Charges (CC)

Tabel 5. Hasil perhitungan EVA PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk


periode 2015 – 2020

Tahun NOPAT Capital Charges EVA


Dalam Miliaran Dalam Miliaran Dalam Miliaran
(Rp) (Rp) (Rp)
(a) (b) (c ) = (a) – (b)
2015 23,317 20,320 2,997
2016 29,172 24,851 4,321
2017 32,701 26,426 6,275
2018 26,979 22,999 3,980
2019 27,592 22,944 4,648
2020 31,972 23,138 8,834
Sumber: Hasil Olahan Data, 2022

Berdasarkan hasil perhitungan EVA sebelumnya, maka dapat diketahui

untuk enam tahun terakhir 2015 – 2020 PT. Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk. Dimana Pada tahun 2015 nilai EVA positif karena NOPAT

lebih besar dari Capital Charges. Disebabkan Nilai NOPAT laba bersihnya

lebih tinggi daripada nilai kas / tingkat pengembalian (modal). Pada tahun

2017-2020 nilai EVA meningkat disebabkan oleh laba bersih setelah

bunga,pajak dan modal. dimana pada tahun 2017 - 2020 mampu menciptakan

nilai EVA yang positif (EVA > 0), artinya terjadi nilai tambah ekonomis dalam

perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan, maka harapan para

penyandang dana dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan


60

pengembalian investasi sama atau lebih dari yang diinvestasikan dan kreditur

bisa mendapatkan bunga, keadaan ini menunjukkan bahwa peusahaan berhasil

menciptakan nilai bagi pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja

keuangan baik. Tatapi pada tahun 2015 dan 2018 mengalami peningkatan

produksi yang dimana lebih kecil atau minim para penyandang dana yaitu

pengembalian investasinya tidak sesuai dengan apa yang mereka investasikan

kreditur tetap mendapatkan bunga tetapi lebih kecil dari tahun sebelumnya.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai dapat dilakukan dengan

metode Economic Value Added (EVA). EVA mengukur laba ekonomi

perusahaan dengan memperhitungkan biaya modal perusahaan.Perhitungan

analisis EVA berdasarkan data keuangan perusahaan PT.Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk yang Listing Di Bursa Efek Indonesia selama periode

2015 – 2020. Tetapi pada tahun 2018 mengalami peningkatan yang sangat

pesat pada produksi tetapi lebih kecil atau minim para penyandang dana yaitu

pengembalian investasinya tidak sesuai dengan apa yang meraka investasikan

kreditur tetap mendapatkan bunga tetapi lebih kecil dari tahun sebelumnya.

Dimana Pada tahun 2015-2020 nilai EVA positif karena peningkatan

NOPAT lebih besar dari Capital Charges. Disebabkan Nilai NOPAT laba

bersihnya lebih tinggi daripada nilai kas / tingkat pengembalian (modal). Pada

tahun 2020 nilai EVA meningkat disebabkan oleh laba bersih setelah bunga

,pajak dan modal dimana pada tahun 2015-2020 mampu menciptakan

peningkatan nilai EVA yang positif (EVA > 0), artinya terjadi nilai tambah
61

ekonomis dalam perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan,

maka harapan para penyandang dana dapat terpenuhi dengan baik, yaitu

mendapatkan pengembalian investasi sama atau lebih dari yang diinvestasikan

dan kreditur bisa mendapatkan bunga, keadaan ini menunjukkan bahwa

peusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal sehingga

menandakan bahwa kinerja keuangan baik. Tatapi pada tahun 2018 mengalami

penurunan produksi tetapi lebih kecil atau minim para penyandang dana yaitu

pengembalian investasinya tidak sesuai dengan apa yang meraka investasikan

kreditur tetap mendapatkan bunga tetapi lebih kecil dari tahun sebelumnya.

Capital Charges pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

selama enam periode dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat

bahwa nilai capital charges yang berfluktuasi yang diakibatkan oleh WACC

dan invested capital dimana WACC semakin menurun dan nilai invested

capitalnya semakin meningkat. Capital Charges semakin kecil yang dihasilkan

maka semakin besar EVA yang dihasilkan. Jika Capital Charges yang

dihasilkan lebih kecil dari NOPAT, EVA yang dihasilkan akan semakin besar

karena Capital Charges akan mengurangi NOPAT. Capital Charges juga

dipengaruhi oleh besarnya Invested Capital yang terdiri dari total utang dan

ekuitas dikurangi dengan utang jangka pendek, semakin sedikit jumlah utang

jangka pendek, semakin besar besar nilai Invested Capital yang dihasilkan.

Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai dapat dilakukan dengan

metode Economic Value Added (EVA). EVA mengukur laba ekonomi


62

perusahaan dengan memperhitungkan biaya modal perusahaan. Perhitungan

PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk yang listing di bursa efek

Indonesia selama periode 2015 – 2020 nilai EVA>0, maka terjadi nilai tambah

ekonomis bagi perusahaan. Dan apabila nilai EVA<0, maka tidak terjadi proses

nilai tambah ekonomis pada perusahaan”. Hal ini disebabkan karena

perusahaan mampu memenuhi keinginan untuk mendapatkan keuntungan bagi

intern perusahaan dan juga pihak investor yang telah menanamkan modalnya

PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Nilai tambah ekonomi ini di

dapatkan setelah perusahaan mampu memperoleh keuntungan melebihi biaya

operasional dan biaya modal baik modal sendiri maupun maupun utang.

EVA positif menunjukkan bahwa perusahaan PT. Telekomunikasi

Indonesia (Persero) mengelola perusahaan telah memperoleh keuntungan

melebihi biaya operasional dan biaya modal, baik modal sendiri maupun utang

yang berarti perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis dengan

tujuan memaksimalkan nilai perusahaan. Selain itu EVA juga memberikan

pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan

pemegang saham.

EVA yang positif menunjukkan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk. Dalam mengelolah perusahaan telah memperoleh keuntungan

melebihi biaya modal, baik modal sendiri maupun utang yang berarti

perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis dengan tujuan

memaksimumkan nilai perusahaan. Selain itu EVA juga memberikan

pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan
63

kepada pemegang saham oleh karena itu manajer PT. Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk. Menitik beratkan pada EVA dapat diartikan telah

beroperasi pada cara – cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran

pemegang saham PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Penelitian ini

juga menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan nilai EVA > 0 atau

bernilai positif, yang berarti pada periode tersebut telah terjadi proses nilai

tambah ekonomis setelah perusahaan membayar semua kewajiban kepada para

penyandang dana dan kreditur.dengan demikian dapat dikatakan bahwa EVA

merupakan suatu alat analisis financial untuk menilai profitabilitas yang

realistis dari operasi perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam

perhitunganya. Selain itu EVA juga mempertimbangkan dengan adil harapan

para penyandang dana melalui perhitungan biaya modal tertimbang dari

struktur modal perusahaan.

kesimpulan bahwa pengukuran kinerja keuangan dengan mengunakan

metode EVA investor dapat memprediksi nilai EVA lebih bagus kedepanya.

Nilai EVA positif dapat mengambarkan nilai tambah ekonomi dan biaya modal

sehingga kemampuan perusahaan dalam pengembalian menghasilkan nilai

tambah yang besar, yaitu biaya utang, bunga dan biaya sendiri.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitiandan pembahasan yang dilakukan peneliti pada

perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk periode 2015 – 2020,

maka penelitian dapat menyimpulkan sebagai berikut.

1. Berdasarkan analisis kinerja keuangan padaperusahaan PT. Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk periode 2015 – 2020 dengan mengunakan metode

EVA menghasilkan nilai EVA yang positif, yaitu PT. Telekomukasi Indonesia

(Persero) Tbk perusahaan yang menghasilkan nilai EVA positif dikatakan

memiliki manajemen yang mampu memberikan nilai lebih kepada perusahaan,

sehingga nantinya berdampak bagi para investor yang ingin berinvestasi

diperusahaan bersangkutan.

2. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja PT. Telekomukasi Indonesia

(Persero) Tbk. dengan menggunakan metode Economic Value Added

(EVA) secara keseluruhan baik. Hal ini tercermin dari nilai EVA yang selalu

positif dan cenderung meningkat dengan hasil perhitungan yang

menggunakan metode EVA diketahui bahwa EVA PT. Telekomukasi

Indonesia (Persero) Tbk yang tertinggi terjadi pada tahun 2020 yaitu sebesar

Rp 8.834 miliar sedangkan yang terendah terjadi di tahun 2015 sebesar Rp.

2,997 miliar.

3. Berdasarkan hasil perhitungan EVA, penelitian kinerja keuangan pada PT.

Telekomukasi Indonesia (Persero) Tbk yang menjadi objek penilitian ini, pada

64
65

tahun 2020 EVA yang dihasilkan bernilai positif atau EVA lebih dari nol,

sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahun tersebut terjadi proses nilai tambah

ekonomis yang sangat drastis atau adanya penciptaan nilai yang pesat karena

laba yang tersedia memenuhi harapan para penyandang dana terutama

pemegang saham yaitu dengan mendapatkan pengembalian yang setimpal

dengan ivestasi yang sudah ditanamkan, sehinga bisa dikatakan kinerja

keuangan perusahaan sangat baik. Tetapi pada tahun 2015 dan 2018 mengalami

penurunan produksi tetapi lebih kecil atau minim para penyandang dana yaitu

pengembalian investasinya tidak sesuai dengan apa yang meraka investasikan

kreditur tetap mendapatkan bunga tetapi lebih kecil dari tahun sebelumnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi investor

Dari penelitian ini sebaiknya para investor mempelajari EVA untuk

membaca nilai biaya-biaya dan laba yang diperoleh dan dikeluarkan oleh

perusahaan atau instansi tertentu sebagai gambaran dalam memilih

keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan.

2. Bagi manajemen perusahaan

sebaiknya perusahaan tetap mempertahankan nilai positif. Nilai EVA yang

positif berarti nilai NOPAT yang diperoleh perusahaan harus lebih besar

dari pada biaya modal atau laba bersih setelah pajak lebih besar dari pada

biaya modal.
66

3. Bagi Akademis

Hasil penelitian diharapkan mampu menjadi metode dalam pengaplikasian

metode – metode penilaian kinerja keuangan yang ada sehingga dapat

menjadi referensi bagi pihak akademis dalam proses akademik baik pada

proses pencaharian data, perhitungan data, maupun dalam pembahasan

metode yang digunakan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal. 2013. Manajemen Perbankan (Teknik Analisis Kinerja


Keuangan Bank). Malang: Umpress.

Agnes, Sawir. 2001. Analisis kinerja keuangan dan perencanaan keuangan


perusahaan. Cetakan kedua garamedia pustaka utama : Jakarta

Bayu, Matius.2014. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadp Nilai Perusahaan Jasa


Telekomunikasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-
2012. Skripsi. Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.

Brigham, Houston. 2001. Financial Management Eight Edition. Edisi 8 . Jakarta:


Erlangga.

Darsono 2005.Pedoman praktis memahami laporan keuangan.Edisi pertama.Andi.


Yogyakarta

Darsono dan Ashari. 2011. Pedoman Praktis Memahami Laporan


Keuangan.Yogyakarta:Andi. Fahmi, Irham. 2012. Analisis
KinerjaKeuangan.Bandung:Alfabeta.

Fahmi 2012. Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Menggunakan Penerapan


Economi Value Added (EVA) dan Market Value Added (EVA) pada
perusahaan Telekomunikasi Yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-
2018. Financial performance, EVA, MVA, 021.

Hanafi, Leona Putri. 2013. Penggunaan Economic Value Added (EVA )untuk
Mengukur Kinerja dan Penentuan Struktur Modal Optimal pada
Perusahaan Telekomunikasi (GO PUBLIK). Jurnal Manajemen dan
Bisnis, Universitas Sriwijaya, Vol.II No.2, Juni2013.3

Harahap, Sofyan Syafri.2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:


PT Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia.2011. Standar
AkuntansiKeuangan per 1 Juli 2011. Jakarta: Salemba Empat.

Harmono, 2009. Manajemen Keuangan . Jakarta: PT. Bumi Aksara. Munawir.


1993.

Houston, Brigham. 2013. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:Salemba


Empat.

Https:// www.idx.co.id (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021)

67
68

Kartikasari, Anggara Fitria. 2014. Analisis Kinerja Keuangan Berbasis Economic


Value Added pada Perusahaan Sektor Industri Otomotif Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2013. Skripsi. Bogor : Departemen Manajemen
Institut Pertanian Bogor.

Kountur, Melinda dan Victoria Untu. 2015. Analisis Economic Value Added
Sebagai Alat Pengukuran Perbandingan Kinerja Keuangan pada PT XL
Axiata Tbk dan PT Indosat Tbk Periode 2009-2013. Jurnal. Manado:
Departemen Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.

Riyanto, Bambang. 2012. Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi


Keempat. Yogyakarta: Bpfe.

Rudianto. 2006. Pengukran kinerja. Jakarta:Salemba Empat.

Ribo, Agustinus. 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja


Keuangan Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI (Studi pada
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Skripsi. Makassar: Departemen
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.

Sundjaja, Berlian. 2002. Manajemen Keuangan. Jilid,. Edisi 4. Jakarta:Literata


Lintas Media.

Sutrisno. 2008. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan aplikasi. Cetakan


Ketujuh. Ekosia. Yogiakarta.

Tunggal,Amin Widjaja.(2001). economic value added (EVA). Teori, soal dan


kasus.Jakarta : Harvarindo.

Tunggal,Amin Widjaja.(2008). Pengantar Konsep Economic Value Added (EVA)


dan Value Based Management (VAM), Jakarta : Harvarindo.

Warsono.2003. Manajemen keuangan. Edisi satu, penerbit UMM Press, Malang.


L
A
M
P
I
R
A
N

69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95

RIWAYAT HIDUP

A.ALFINKA MUTIASARI. Lahir di Tetewatu, 11 Juni

1997. Anak ke empat dari lima bersaudara, dari

pasangan A.Abdul Hafid dan H. Kanatang. Penulis

masuk sekolah di SD Negeri 123 Tetewatu pada tahun

2004 dan tamat pada tahun 2010. Kemudian

melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 4 Lilirau pada

tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Setelah itu pada tahun 2013 melanjutkan

sekolah ke SMA Negeri 1 Lilirilau dan tamat pada tahun 2016. Selanjutnya pada

tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswi pada perguruan tinggi

Universitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Manajemen pada Konsentrasi Manajemen Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai