Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS SISTEM INFROMASI MANAJEMEN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARYAWAN BARU


MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY
PROCESS

(Studi Pada PT. Bara Dinamika Muda Sukses)

SKRIPSI
Diajukan kepada
Program S1 Sistem Informasi Universitas Merdeka Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Oleh:

Yunicae

Nim: 19083000029

PROGRAM S1 SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS MERDEKA
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan rahmat dan kuasa-Nya kepada penulis sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan seminar proposal penelitian ini tepat pada waktunya.

Seminar Proposal Penelitian ini berjudul “Analisis Sistem Informasi Manajemen


Pengambilan Keputusan Karyawan Baru menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (studi pada PT.Bara Dinamika Muda Sukses)”. Ini ditulis untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan di Uniersitas
Merdeka Malang.

Pada kesempatan yang baik ini, penulis tidak lupa menyampaikan rasa hormat
dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan seminar
proposal penelitian ini, terutama kepada:

1. Bapak Ahmad Rofiqul Muslikh, S.Kom.,M.Kom,selaku dosen


pembimbing Universitas Merdeka Malang.
2. Bapak Galandaru Swalaganata, S.Si.,M.Si,selaku Ketua Program Studi
Sistem Informasi Universitas Merdeka Malang.
3. Ibu Dr.Mardiana Andarwati, SE.,MSi,selaku Dekan Fakultas Teknologi
Informasi (FTI) Universitas Merdeka Malang.
4. Bapak Prof. Dr.Anwar Sanusi ,SE.,MSi,selaku Rektor Universitas
Merdeka Malang.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Tata Usaha Universitas Merdeka Malang.
6. Secara khusus kepada kedua orang tua ku tercinta yang selalu setia
memberikan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan seminar proposal ini.
7. Semua teman-teman yang telah memberikan dukungan

Penulis menyadari bahwa seminar proposal ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari bentuk,maupun isinya. Oleh karena itu, kritik yang bersifat membangun
dari berbagai pihak,penulis menerima dengan tangan terbuka. Semoga skripsi ini
bermanfaat.

Malang, Mei 2023

Yunicae
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


2.2. Penelitian Terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


3.2. Lokasi Penelitian
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.4. Populasi atau Objek Penelitian
3.5. Teknis Pengumpulan Data
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem yang dimulai dari


menginput data lalu memperoses data sampai pada output yaitu menjadikan data
tersebut sebagai sebuah informasi yang akurat, informasi inilah yang nantinya
akan dijadikan dasar atas pengambilan keputusan suatu perusahaan. Dengan
demikian jelaslah bahwa sistem informasi manajemen itu sangatlah penting
terutama di perusahaan-perusahaan besar, dimana pengambilan keputusan ini
diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang di hadapi oleh perusahaan
tersebut dengan cara mengubah sistem lama menjadi ke sistem yang baru (Al
Fatta, H.2007)
Sistem adalah sekelompok elemen yang berintegrasi dengan maksud yang
sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem informasi manajemen menjadi
perangkat utama pencetak informasi untuk mengambil keputusan bagi
perkembangan perusahaan. Sebuah sistem informasi yang cukup kompleks
apabila didukung dengan teknologi yang tinggi, sumber daya yang berkualitas dan
yang paling penting adalah komitmen dari perusahaan itu sendiri mampukah
menghadapi kemajuan dari sebuah teknologi (Khristianto, dkk. 2015)
Setiap perusahaan di wajibkan untuk mengetahui apa itu sistem informasi
manajemen agar perusahaan tersebut bisa bersaing di pasar global dan sistem
informasi manajemen dapat membuat perusahaan tidak ketinggalan informasi -
informasi yang ada. Apabila sistem informasi manajemen dapat di terapkan oleh
manajer secara baik dan benar kepada karyawannya sehingga perusahaan tersebut
bisa berkembang dan bersaing di pasar global (Zahran, & Ali, 2020).
Fenomena yang di jumpai saat ini sangat sedikit sekali perusahaan yang
menggunakan sistem informasi manajemen sebagai salah satu komponen sarana
pengambilan keputusan dalam menyeleksi karyawan baru pada perusahaan
sedangkan sistem informasi manajemen sangat berperan penting di setiap
perusahaan. Sering kali kita mendapati karyawan baru masuk ke dalam suatu
perusahaan hanya bertahan dalam jangka waktu pendek saja. Alasan yang utama
adalah kesalahan rekrutmen / penerimaan karyawan baru. Setelah direkrut,
ternyata karyawan ini tidak memiliki skill maupun kualifikasi seperti yang
dibutuhkan oleh pekerjaan tersebut. Proses penerimaan karyawan baru masih
belum dilakukan secara professional, tetapi dilakukan dengan cara-cara
pertemanan, atau hubungan keluarga. Hal ini terjadi karena tidak ada metode
standar yang sistematis untuk menilai kelayakan calon karyawan (berdasarkan
observasi peneliti).
PT. BDMS merupakan salah satu perusahaan yang terletak di Kabupaten
Malinau, khususnya bergerak dalam bidang pertambangan batubara. Setiap
perusahaan selalu memiliki potensi dan saling bersaing. Penerapan sistem
informasi manajemen tentunya sangat berpengaruh terhadap kualitas suatu
perusaahan tertentu (berdasarkan observasi peneliti).
Jadi penerapan sistem informasi manajemen dalam pengambilan
keputusan setiap manajer berbeda-beda karena seringnya pergantian jabatan dan
pemindahan tempat dinas manajer sehingga karyawan belum mendalami tentang
apa itu sistem informasi manajemen dan tidak menutup kemungkinan hanya
sebagian karyawan saja yang mengerti cara penggunaan sistem informasi
manajemen dalam pengambilan keputusan. Kurangnya penjelasan dan
pemahaman yang di berikan manajer kepada karyawan tentang apa itu sistem
informasi manajemen dan sistem manajemen yang selalu berubah-ubah antara
manajer yang sekarang dengan manajer yang sebelumnya. kurangnya efektifitas
perusahaan karena keterbatasan perusahaan dalam menyalagunakan sistem
informasi manajemen (Pasaribu, 2012)
Metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan pnereimaan
karyawan baru terhadap PT.BDMS adalah metode Analytical Hierarchy Process
(AHP). Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu model
untuk pengambilan keputusan yang dapat membantu kerangka berfikir manusia.
Metode ini mula-mula dikembangkan oleh Thomas L.Saaty pada tahun 70-an.
Dasar berfikirnya metode Analytical Hierarchy Process adalah proses membentuk
skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan berbasis
pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan kriteria pembuat
keputusan. Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode
untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan
menggunakan berbagai kriteria. Karena sifatnya yang multikriteria, Analytical
Hierarchy Process cukup banyak digunakan dalam penyusunan prioritas
penelitian, pihak manajemen lembaga penelitian sering menggunakan beberapa
kriteria (Aminudin dan Sari, 2017)

Berdasarkan permasalahan dari latar belakang di atas dapat disimpulkan


bahwa pentingnya penerapan system informasi pada perusahaan agar dapat
membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pada perusahaan tersebut.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut terkait
bagaimana penggunaan system informasi manajemen dalam pengambilan
keputusan diperushaan tersebut. Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti
mengambil judul: “Analisis Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pengambilan
Keputusan karyawan baru menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(studi kasus pada PT BDMS di Kabupaten Malinau)”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana metode Analytical Hierarchy Process dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan pada PT.BDMS?
2. Bagaimana sistem kerja Analytical Hierarchy Process dalam
pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang perumusan masalah maka tujuan penelitian ini
adalah : Untuk mengetahui pentingnya efektifitas sistem informasi manajemen di
PT. BDMS Kabupaten Malinau.

1.4 Manfaat penelitian


Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Akademis
Secara akademis hasil dari penelitian ini diharapkan berguna sebagai
karya ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu
pengetahuan dan sebagai bahan masukan yang dapat mendukung
bagi peneliti maupun pihak lain yang mungkin akan tertarik dalam
bidang penelitian yang sama.
2. Manfaat Teoritis
Secara teoritis tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana cara menganalisis menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process. Selain itu peneliti berharap kedepannya
penelitian ini menjadi pengetahuan tambahan bagi peneliti dan juga
pembaca.
3. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat untuk pemerintah dalam menganalisis PT BDMS
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen mengandung arti sekumpulan orang,


seperangkat pedoman dan pemilihan peralatan pengolahan data, menyimpan,
mengolah dan memakai data untuk mengurangi ketidak pastian dalam
pengambilan keputusan dengan memberikan informasi kepada manajer agar dapat
dimanfaatkan pada waktunya secara efesien (Harbangan Siagian, 1989: 22).
Didefinisikan sebagai sekumpulan subsistem yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan
bekerja sama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu
untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input)berupa data-
data, kemudian mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran (output)
berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna baik
pada saat itu maupun di masa mendatang, dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya yang ada dan tersedia guna mencapai tujuan (Yeniretnowati, “Sistem
Informasi Manajemen”). Berikut ini adalah pengertian sistem informasi
manajemen menurut beberapa ahli (Eti Rochaety dkk, 2006: 12). Menurut Gordon
B. Davis (1995) Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang
terintegrasi antara manusia dan mesin yang mampu memberikan informasi
sedemikian rupa untuk menunjang jalannya operasi, jalannya manajemen dan
fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi. James. A.F. Stoner
(1992) sistem informasi manajemen yaitu metode yang formal yang menyediakan
bagi pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untuk
mendukung proses 10 pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan, dan
fungsi oprasi sebuah organisasi yang lebih efektif.

Sistem Informasi Manajemen pendidikan (SIM) mempunyai karakteristik, yaitu:


a. Dalam organisasi terdapat satu bagian khusus sebagai pengelola SIM
pendidikan
b. SIM merupakan jalinan lalu lintas data dan informasi dari setiap bagian di
dalam bagian dalam organisasi yang terpusat di bagian SIM pendidikan
c. SIM merupakan jalinan hubungan antar bagian dalam organisasi melalui
satu bagian Sistem Informasi Manajemen
d. SIM merupakan segenap proses yang mencakup: 1) pengumpulan data, 2)
pengolahan data, 3) Penyimpanan data, 4) Pengambilan data, 5)
Penyebaran informasi dengan cepat dan tepat.
e. SIM bertujuan agar para pelaksana dapat melaksanakan tugas dengan baik
dan benar serta pemimpin dapat mengambil keputusan dengan cepat dan
tepat (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia 2009: 166).

Jadi, dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa


Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan jaringan prosedur
pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan
bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen untuk dasar
pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan.

2.1.2. Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Manajemen

a. Tujuan Sistem Informasi Manajemen

Tujuan Sistem Informasi Manajemen Di antara Tujuan Sistem Informasi


Manajemen adalah:

1) Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan


harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan
manajemen.
2) Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan
pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi
manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya.
Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka
mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan
mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan
dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
b. Fungsi Sistem Informasi Manajemen
Ada beberapa persyaratan agar informasi yang dibutuhkan itu
dapat berfungsi, bermanfaat bagi para pengambil keputusan dan
pengguna lainnya, yaitu: Uniformity, lengkap, jelas dan tepat waktu
(Tim Dosen Administrasi Pendidikan Uninersitas Pendidikan
Indonesia, 2009 : 187).
1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan
transaksi.
2) Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan.
3) Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi. Dengan
demikian jelas bahwa SIM yang efektif dapat memperlancar
manajemen dalam pencapaian tujuan organisasi. pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah yang lebih baik. Hal tersebut
dapat tercapai dengan disediakannya informasi yang sesuai dengan
kebutuhan baik dalam jumlah, kualitas, waktu, maupun biaya, selain
biayanya mahal, juga tidak berguna.

2.1.3. Komponen-Komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen sistem informasi adalah sebagai berikut :

a) Perangkat keras (hardware) mencakup fisik seperti computer


dan printer;
b) Perangkat lunak (software) yaitu sekumpulan instruksi-
instruksi yang memungkinkan perangkat keras yang
memproses data;
c) Prosedur (procedure) yaitu sekumpulan aturan yang dipakai
untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan
keluaran yang dikehendaki;
d) Orang (brainware) yaitu semua pihak yang bertanggung
jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan
dan penggunaan keluaran sistem informasi;
e) Basis data (database) yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan
lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data;
f) Jaringan komputer dan komunikasi data yaitu sistem
penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dapat
secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai

2.1.4 Kegiatan Sistem Informasi

Kegiatan sistem informasi adalah sebagai berikut :

a) Input adalah proses yang menggambarkan suatu kegiatan untuk


menyediakan data yang akan diproses.
b) Proses adalah bagaimana suatu data yang diolah untuk menghasilkan
suatu informasi yang bernilai lebih.
c) Output adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses.
d) Penyimpanan adalah suatau kegiatan untuk memelihara dan menyimpan
data.
e) Control adalah suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi
tersebut bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan
Sistem informasi sangat mendukung proses dalam sebuah organisasi
khususnya dalam menjalankan fungsi managerial yang meliputi :
a. Perencanaan (planning) yaitu proses untuk memikirkan secara matang
dan bijaksana serta menetapkan sasaran serta tindakan berdasarkan
metode yang paling baik.
b. Pelaksanaan (organizing) yaitu proses untuk menata dan menetapkan
pekerjaan dan sumber daya manusia yang ada.
c. Pengendalian (controlling) yaitu proses untuk memastikan bahwa
aktivitas organisasi sesuai dengan metode atau prosedur yang telah
ditetapkan.
Dari keterangan di atas jenis sistem secara umum terdiri dari sistem
terbuka dan sistem tertutup (Open-loop dan Closed-loop system). Sistem
terbuka adalah sistem yang tidak memiliki sasaran, pengendalian mekanis,
dan umpan balik. Sedangkan sistem yang tertutup yaitu sebuah sistem
yang memiliki sasaran, pengendalian mekanis, dan umpan balik
(Raymond McLeod, Jr, 2001: 12).
Kedua sistem tersebut dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :

Process/
INPUT OUTPUT
TRANSFORMATION
Gambar 1. Sistem Terbuka (Open-loop System)

Sumber:Raymond McLeod,Jr 2001:12

2.1.5. Ruang Lingkup Sistem Informasi

Manajemen Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata


pembentuknya, yaitu “Sistem”, “Informasi”, dan “Manajemen”.

Sistem adalah keseluruhan komponen yang saling terkait satu sama lain
dan saling mempengaruhi. Komponen tersebut dapat dikelompokan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu input, transformasi dan output. Sebagai
ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut (Asep Kurniawan, 2011: 2).
Definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi secara
sederhanan sistem diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari
unsur, komponen/variable yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling
tergantung satu sama lain dan terpadu (Wahyudi Kumorotomo & Subando
Agus Margono, 2001: 8). Informasi adalah hasil pemrosesan data yang
diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah
dipahami dan merupakan pengetahuan relevan yang dibutuhkan orang
untuk menambah pemahamanannya terhadap fakta-fakta yang ada (Budi
Sutedjo Dharma Oetomo, 2002: 168). Manajemen berasal dari kata "to
manage" yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola.Manajemen
terdiri dari proses kegiatan yang dilakukan oleh pengelola
perusahaanseperti merencanakan (menetapkan INPUT Process/
TRANSFORMATION OUTPUT 15 strategi, tujuan dan arah tindakan),
mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir dan mengendalikan
operasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Budi Sutedjo, 2002: 168).
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak
dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan, alasannya
tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan
secara optimal, efektif, dan efisien. Konsep tersebut berlaku di sekolah
yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien (Mulyasa, 2002:
20). Dari ruang lingkup di atas, beberapa ahli telah memberikan rumusan
tentang Sistem Informasi Manajemen, antara lain :
a. SIM adalah pengembagan dan penggunaan sistem-sistem informasi
yang efektif dalam organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989).
b. SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai
kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu
sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang
sedang terjadi sekarang dan yang mungkin terjadi di masa depan.
Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus
dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola
maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk
memecahkan masalah (Mc. Leod, 1995).
c. SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag
akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses
pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi
perencanaan, operasi secara efektif dan pengendalian (Stoner, 1996). Dari
definisi di atas, dapat disimpulkan, bahwa SIM adalah suatu sistem yang
dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan
keputusan pada kegiatan manajemen dalam suatu organisasi.

2.1.6 Pengelolaan Informasi Untuk Pengambilan Keputusan

a. Penggunaan Komputer
Meskipun banyak orang yang cukup bingung dengan istilah
pengguna/user. Pengguna/user adalah mereka yang menggunakan
sistem dan sumber daya yang disediakan, tidak lebih dan tidak kurang.
Para pengguna adalah pusat perhatian yang menentukan kesuksesan
pengelolaan sebuah sistem. Tanpa memahami para pengguna,
bagaimana seorang sistem administrator dapat memahami sumber
daya yang mereka perlukan.
b. Lingkungan Kerja
Seorang sistem administrator bekerja untuk perusahaan besar,
multinasional atau untuk komunitas kecil, dia tetap harus memahami
lingkungan tempat dia bekerja. Mengenai hal tersebut, bisa
disimpulkan dalam satu buah pertanyaan “ Apa Kegunaan / fungsi dari
sistem yang tengah dikelola”. Hal tersebut menjadi kunci untuk
memahami kunci sistem untuk berbagai kepentingan secara umum
misalnya sebagai berikut :
a. Aplikasi yang harus berjalan dalam rentang waktu / periode tertentu
(mingguan, bulanan, sementara atau tahunan).
b. Waktu yang tepat untuk melakukan dan menyelesaikan perawatan
sistem.
c. Teknologi baru yang tepat untuk digunakan dan menunjang.
Selanjutnya para manajer informasi dan spesialis informasi
bertanggung jawab atas pengolahaan data mentah yang selanjutnya
diwujudkan dalam sebuah paket informasi, pengembangan sistem
informasi yang berbasis komputer, spesialis informasi mencakup
analisis sistem, pengolah dan pengelolaan database, spesialis jaringan,
programmer dan operator komputer. Kita dapat melihat dengan mudah
bagaimana manajer mengelolah sumber daya fisik, tetapi juga
mencakup pengelolaan sumber daya konseptual, manajer memastikan
bahwa data mentah yang diperlukan terkumpul dan kemudiaan
diproses menjadi informasi yang berguna, kemudiaan memastikan
bahwa orang yang layak dalam organisasi menerima informasi tersebut
dalam bentuk yang tepat dan pada saat yang tepat sehingga informasi
tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. Seorang manajer dapat
membuang semua informasi yang ada yang sangat tidak berguna dan
18 menggantikan dengan informasi yang benar-benar akurat. Pada
intinya manajemen memperoleh, mengolah, dan menggunakan serta
membuang informasi pada target dan waktu yang benar-benar tepat.
“Pentingnya informasi dalam pengambilan keputusan sistem keputusan
informasi (information – decision system ) harus dipertimbangkan
bersama-sama dengan fungsi manajerial yang fundamental, terencana,
terorganisasi, dan informasi, organisasi berkaitan dengan komunikasi,
komunikasi diperlihatkan dalam sistem informasi, maka kunci
keberhasilan dalam perencanaan dan pengendaliaan seluruh operasi
tergantung pada sistem keputusan informasi ’’ ( james L. Gibson, 2001
: 251 ). Pentingnya informasi dalam pengambilan keputusan ini
terletak pada bagaimana mengelola sebuah informasi database, mulai
dari input data, menyeleksi data, selanjutnya output data, data yang
disimpan dan digunakan pada saat pengambilan keputusan dilakukan
dalam waktu tertentu, sehingga terlihat bahwa kunci keberhasilan
dalam perencanaan dan pengendalian seluruh operasi itu tergantung
kepada sistem keputusan informasi, jika input data salah, jika program
error, maka output akan terkendala, hal ini memperlihatkan bahwa
bank data sistem sebagai power terbentuknya sistem keputusan
informasi .
2.1.7 Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan didefinisikan oleh Herbert A. Simon


(Kenneth, 2008 : 150) merupakan proses yang melibatkan empat
tahapan yang berbeda dalam pengambilan keputusan yaitu :
kecerdasan, rancangan, pilihan dan implementasi Tahap pengambilan
keputusan menurut Simon memperkenalkan empat aktivitas dalam
proses pengambilan keputusan :
1. Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan
permasalahan.
2. Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif
pemecahan masalah.
3. Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif yang disediakan
4. Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan
hasilnya. 27 Peran manajer terhadap pengambilan keputusan, menurut
(Henry Mintzberg, 2008 : 180) ada tiga yaitu :
1. Peran Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari
figur kepala (figur head) : manajer mewakili organisasi untuk kegiatan-
kegiatan diluar organisasi. Pemimpin (leader) : manajer
mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung
bawahan-bawahannya. penghubung (liaison) : manajer
menghubungkan personal di semua tingkatan manajemen.
2. Peran Informational : peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve
center) organisasi untuk menerima informasi yang paling mutakhir dan
sebagai penyebar (disseminator) informasi keseluruh personal di
organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai juru bicara
(spokesman) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
informasi yang dimilikinya. 3. Peran decisional : yang dilakukan oleh
manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai orang yang menangani
gangguan, sebagai orang yang mengalokasikan sumber daya
organisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam
organisasi.
Adapun jenis-jenis keputusan :
a. Keputusan Tidak Terstruktur Keputusan tidak terstruktur adalah
keputusan yang pengambilan keputusannya yang harus memberikan
suatu penilaian, evaluasi dan pengertian yang sangat penting dalam
pemanfaatan keputusan untuk 28 memecahkan masalahnya. Keputusan
ini bersifat baru, penting, tidak ada pengertian yang di pahami benar.
b. Keputusan Terstruktur Keputusan terstruktur adalah keputusan yang
sifatnya berulang dan rutin, dan melibatkan prosedur yang jelas dalam
menanganinya, sehingga tidak perlu di perlakukan seakan-akan masih
baru. c. Keputusan Semiterstruktur keputusan semiterstruktur adalah
keputusan yang sifatnya hanya sebagian masalahnya mempunyai
jawaban yang jelas tersedia dengan prosedur yang di setujui bersama
(Kenneth, 2008 : 148). Jenis-Jenis keputusan terdiri dari :
a. Keputusan terprogram yang bersifat berulang dan rutin,sampai pada
batas hingga suatu prosedur pasti telah di buat untuk menanganinya
sehingga keputusannya tidak perlu di perlakukan de novo (sebagai
sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.
b. Keputusan tak terprogram yang bersifat baru, tidak terstruktur, dan
jarang konsekuen (Raymond, 2001 : 348).

2.1.8 Pengertian Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

dikembangkan awal tahun 1970-an oleh Dr. Thomas L. Saaty, seorang


ahli matematika dari Universitas Pittsburg. AHP pada dasarnya didesain untuk
menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan sangat erat dengan
permasalahan tertentu melalui prosedur yang didesain untuk sampai pada suatu
skala preferensi di antara berbagai set alternatif. Analisis ini ditunjukan untuk
membuat suatu model permasalahan yang tidak mempunyai struktur, biasanya
ditetapkan untuk memecahkan masalah yang terukur (kuantitatif), masalah yang
memerlukan pendapat (judgement) maupun pada situasi yang kompleks atau tidak
terkerangka, pada situasi dimana data statistik sangat minim atau tidak ada sama
sekali dan hanya bersifat kualitatif yang didasari oleh persepsi, pengalaman
ataupun intuisi, Sistem penunjang keputusan bertujuan untuk menyediakan
informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada
pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih
baik. Beberapa teknik pengambilan keputusan/ optimasi Multivariate yang di
gunakan dalam analisis kebijaksanaan. Pada hakekatnya AHP merupakan suatu
model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan
dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model
model sebelumnya. AHP juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan
lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan
mereka dengan mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem
(Saaty, 2001) Keuntungan yang diperoleh bila seseorang memecahkan masalah
dan mengambil keputusan menggunakan AHP antara lain (Saaty, 1993) :

1. AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk
keanekaragam persoalan tak terstruktur.

2. AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam


memecahkan persoalan kompleks.

3. AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu


sistem dan tak memaksakan pemikirang linear.

4. AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah


elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan
mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.

5. AHP memberi suatu skala untuk mengukur halhal dan mewujudkan metode
penetapan prioritas.

6. AHP melacak konsistensi logis dan pertimbangan-pertimbangan yang


digunakan dalam menggunakan berbagai prioritas.

7. AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan sistem


alternatif.
8. AHP mempertimbangkan prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan
memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan
mereka.

9. AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesiskan suatu hasil yang


representatif dari berbagai penilaian.

10. AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisi mereka pada suatu


persoalan dan memperbaiki pertimbangan serta pengertian mereka melalui
pengulangan.

Prinsip kerja AHP adala penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak
terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam
suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik
secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan
dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan
sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan
untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Menurut Saaty (1993), terdapat
tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu prinsip menyusun
hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas (Comparative Judgement),
dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency).

Terdapat 4 aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP (Saaty, 2001) :


1. Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat
perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus memenuhi
syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B
lebih disukai daripada A dengan skala 1/x.

2. Homogenity artinya prefernsi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala


terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama
lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemenelemen yang dibandingkan
tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru.
3. Independence artinya prefernsi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa
kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh
objektif keseluruhan. Ini menunjukan bahwa pola ketergantungan dalam AHP
adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat
dopengaruhi atau tergantung oleh elemenelemen pada tingkat diatasnya.

4. Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki


diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil
keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objectif yang tersedia atau
diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan


penelitian ini akan ditunjukkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel penelitian terdahulu

Hasil dan
No Nama Tahun Judul Kesimpulan
1 Anastasia 2013 Peran sistem Berdasarkan hasil
Lipursari informasi penelitian yang
manajemen(SIM) diperoleh dapat
dalam disimpulkan bahwa
pengambilan Fungsi utama
keputusan informasi adalah
menambah
pengetahuan atau
mengurangi
ketidakpastian
pemakai informasi
dan Informasi yang
disampaikan kepada
pemakai mungkin
merupakan hasil data
yang dimasukkan ke
dalam dan
pengolahan suatu
model keputusan.
Akan tetapi, dalam
pengambilan
keputusan yang
kompleks, informasi
hanya dapat
menambah
kemungkinan
keputusan atau
mengurangi
bermacam-macam
pilihan.
2 Dalu Nuzlul 2012 Sistem informasi Berdasarkan Dari
Kirom, Yusuf manajemen hasil pengujian
Bilfaqih & beasiswa ITS Simba ITS berbasis
Rusdhianto berbasis sistem Sistem Pendukung
Effendie pendukung Keputusan
keputusan menggunakan metode
menggunakan AHP, dapat diambil
Analytical kesimpulan bahwa
Hierarchy sistem ini mampu
Process memberikan
pertimbangan kepada
pengelola beasiswa
ITS untuk
menentukan prioritas
terpilih dari seleksi
beasiswa tertentu
berdasarkan persepsi
pengambil kebijakan
tentang pengauh
kriteria tertentu.
Selain itu, sistem ini
dapat mempermudah
pengelola beasiswa
dan mahasiswa ITS
dalam proses
pendaftaran dan
penginformasian
beasiswa di ITS.
3 Zulfi Azhar 2018 Analisis faktor Berdasarkan hasil
& Masitah prioritas dalam penelitian tingginya
Handayani pemilihan minat masyarakat
perumahan KPR dalam kepemilikan
menggunakan perumahan yang
metode AHP layak dan murah,
sehingga
menyuburkan bisnis
Kredit Perumahan
Rakyat (KPR).
Metode yang
dilakukan melalui
penerapan metode
Analytical Hierarchy
Process (AHP), dan
hasil analisis
perhitungan yang
telah dilakukan, maka
secara berurutan
kriteria yang prioritas
tertinggi yaitu kriteria
Kualitas bangunan,
Harga Rumah, Uang
Muka, Lokasi,
Perizinan, dan
Fasilitas.
4 Gana 2018 Sistem informasi Penelitian yang
Muhibudin manajemen dilakukan pada
Azza & marketing tools bagian marketing PT.
Ardiansyah serta penerapan EDI Indonesia,
Dores metode berorientasi pada
AHP(Analytical manajemen
Hierarchy persediaan barang,
Process) pada pencatatan marketing
proses uji tools dan penyajian
kualitas informasi secara
barang(Studi komputerisasi. sistem
kasus : PT EDI yang akan dirancang
INDONESIA) mampu
menyelesaikan
permasalahan yang
dihadapi mulai dari
proses pengajuan
permohonan
marketing tools,
pencatatan
pemasukan dan
pengeluaran data
barang yang masih
dilakukan secara
manual, serta proses
uji kualitas barang
menggunakan metode
AHP(Analytical
Hierarchy Process).
diperlukan
pengoptimalan
penggunaan
komputer terhadap
pemrosesan data
dengan perancangan
sebuah sistem
informasi yang
diaplikasikan
kedalam bahasa
pemrograman PHP
dengan menggunakan
framework
CodeIgniter dan
database MySQL
agar dapat
memecahkan
permasalahan-
permasalahan yang
ada dengan mampu
menjawab kebutuhan
bagian marketing.
Metode yang
digunakan dalam
perancangan aplikasi
yaitu System
Development Life
Cycle (SDLC). Hasil
dari Perancangan
Sistem Informasi
Manajemen
Marketing Tools ini
adalah fitur
pengelolaan data
marketing tools, data
tersebut digunakan
sebagai dasar untuk
pengambilan
keputusan secara
cepat untuk
melakukan pengajuan
permohonan
pengadaan barang
serta untuk
mengetahui kualitas
barang
5 Anna Dara 2020 Analisis Masalah yang terjadi
Andriana & pemberian di perusahaan ini
Rani Susanto redward pada yaitu pada
sistem informasi
saat penentuan
Manajemen karyawan yang
kepegawaian di berhak mendapatkan
PT. reward. Penilaian
SWAMEDIA yang sekarang
INFORMATIKA dilakukan masih
belum
memperhatikan
tingkat kepentingan
di setiap kriteria
penilaian sehingga

sering terjadinya
kesalahan penilaian
dan pemberian
reward kepada
karyawan. Oleh
karena itu,

pemberian reward
kepada karyawan
harus dilakukan
dengan baik dan
dapat
dipertanggungja

wabkan. Metode
Analytical Hierarchy
Process atau disebut
dengan AHP
digunakan untuk
mem

bantu dalam kegiatan


penentuan karyawan
yang berhak
mendapatkan reward.
Metode AHP

merupakan metode
untuk memecahkan
suatu situasi yang
kompleks yang tidak
terstruktur

kedalam suatu
komponen dan
susunan hierarki
dengan memberikan
nilai subjektif dan

menetapkan variable
mana yang memiliki
prioritas paling
tinggi.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan


menggunakan metode penelitian deskriptif untuk menggambarkan hasil
penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2018:15) disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
meggunakan statistik. Menurut Kasiran (2008) adalah,penelitian
kuantitatif merupakan upaya peneliti untuk mencari pengetahuan dengan
cara menyajikan dan berupa angka-angka. Data yang diperoleh digunakan
untuk melakukan untuk analisis informasi. Dalam istilah yang lebih
sederhana,penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang terstruktur
secara sistematis dalam banyak bagian dan mencari kualitas untuk
menemukan hubungan.

Penelitian kuantitatif ini memiliki tujuan penting dalam melakukan


pengukuran. Namun,pengukuran merupakan pusat penelitian karena
membantu hubungan dasar antara pengamatan empiris dan hasil data
kuantitatif.

Dari pembahasan diatas,dapat disimpulkan bahwa pendekatan


kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan uji data statistic yang akurat. Berdasarkan latar
belakang dan permasalahan diatas, peneliti menggunakan pendekatan
kuantitatif untuk menganalisis penerimaan karyawan baru yang
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process pada PT.BDMS.

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian akan dilakukan pada Kantor PT. Bara Dinamika
Muda Sukses, yang berlokasi di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.

Gambar 3.1 Denah Lokasi PT.BDMS

(Keterangan Gambar diperoleh dari Google Maps)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan


skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut :

1. Metode kuesioner (Angket)


Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Kuesioner ini merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tau dengan pasti
variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden.
Metode penelitian adalah survei, dimana peneliti survei
adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel
dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan secara
tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian agar peneliti
memperoleh data lapangan/empiris untuk memecahkan masalah
penelitian menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Supardi dalam
Hapsari, 2011). Dalam penelitian ini penulis menggunakan
kuesioner karena dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
secara tertulis kepada responden maka peneliti akan memperoleh
informasi dari obyek penelitian, yaitu Mengumpulkan data dari
lembar pertanyaan yang sudah diberikan kepada pimpinan
perusahaan pada PT.BDMS.

3.4 Populasi atau Objek Penelitian


Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti oleh
peneliti. Seperti menurut Sugiyono (2011 : 8) “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Pendapat diatas menjadi salah
satu acuan bagi penulis untuk menentukan populasinya. Maka populasi
yang akan digunakan sebagai penelitian adalah pimpinan perusahaan
bagian penerimaan karyawan baru di PT.BDMS.

3.5 Teknis Analisis Data


Data kuantitatif adalah data numerik yang dapat dihitung secara akurat.
Teknik analisis data kuantitatif biasanya menggunakan model
matematika,model statistik,dan sebagainya. Metode yang digunakan
peneliti adalah deskriptif analisis. Teknik analisis data deskriptif dan
kuantitatif dilakukan dengan memeriksa kinerja data masa lalu dan
menarik kesimpulan. Kemudian data yang diperoleh tersebut dianalisis
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Struktur Hirarki
Sumber: (Anjarwati & Indra, 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Pasaribu, J. (2012). Analisis Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pengambilan


Keputusan Pada Pks. Pt. Perkebunan Nusantara V Sei Buatan(Doctoral
Dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarief Kasim Riau).

Negara, E. S., Romindo, R., Tanjung, R., Heriyani, N., Simarmata, J., Jamaludin,
J., ... & Purba, B. (2021). Sistem Informasi Manajemen Bisnis. Yayasan
Kita Menulis.

Sakti, P. P. T. A. D., & PUTRI, R. J. (2007). Sistem informasi manajemen.

Sasongko, A., Astuti, I. F., & Maharani, S. (2017). Pemilihan karyawan baru
dengan metode AHP (Analytic Hierarchy Process).

Margono. (2000). Metodologi Penelitian Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kebijakan pendekatan


kuantitatif,kualitatif,kombinasi,R&D dan penelitian
Evaluasi.Bandung:Alfabeta.

Imron, I. (2019). Analisa pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen


menggunakan metode kuantitatif pada CV. Meubele Berkah
Tangerang. Indonesian Journal on Software Engineering (IJSE), 5(1), 19-
28.

Azza, G. M., & Dores, A. (2018). Sistem Informasi Manajemen Marketing Tools
Serta Penerapan Metode Ahp (Analytical Hierarchy Process) Pada Proses
Uji Kualitas Barang (Studi Kasus: PT Edi Indonesia). Jurnal Cendikia,
16(2 Oktober), 107-114.

Azhar, Z., & Handayani, M. (2018). Analisis faktor prioritas dalam pemilihan
perumahan kpr menggunakan metode ahp. Jurnal Manajemen Informatika
dan Sistem Informasi, 1(2), 19-22.
Andriana, A. D., & Susanto, R. (2020). ANALISIS PEMBERIAN REWARD
PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI PT.
SWAMEDIA INFORMATIKA. Majalah Ilmiah UNIKOM, 17(2), 143-
152.

Anda mungkin juga menyukai