Anda di halaman 1dari 89

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Cost Of Equity Capital

dengan Profitabilitas sebagai Variabel Pemoderasi

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Magister


Program Studi Magister Akuntansi

Disusun Oleh:

Bagus Hidayat Tawa

12-19-00687

PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI 
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA 
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
HALAMAN PERNYATAAN KARYA TULIS

iv
MOTTO

“sesungguhnya, Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum melainkan mereka sendiri

merubah dirinya”.

(Q.S. Ar Ra’d :11)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai

(dari sesuatu urusan) kerjakan dengan sesungguhnya (urusan) yang lain dan hanya

kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(Asy Syarh : 6-8)

“ketika kita merasakan rasa akan kelelahan dan akan menyerah ditengah jalan. Ingatlah

dibelakang kita masih ada yang lebih lelah dari kita, tetapi beliau tidak menunjukan

kepada kita. Hal yang perlu kita buat adalah balas jasa-jasa sebagiamana mestinya”

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Cost Of Equity Capital

dengan Profitabilitas sebagai Variabel Pemoderasi” Penelitian tesis ini diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat kelulusan program Magister Akuntansi (S-2) STIE YKPN

Yogyakarta

Selama penelitian tesis ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat

bimbingan, bantuan, nasehat, dan saran serta kerjasamanya dari berbagai pihak khususnya

dosen pembimbing, segala hambatan tersebut akhirnya dpat diatasi dengan baik. Penulisan

tesis ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun aspek

kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang

dimiliki penulis.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis

membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan dimasa

yang akan datang. Selanjutnya dalam penulisan tesis ini peneliti banyak diberi bantuan oleh

berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr. Wisnu Prajogo, M.B.A., selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Eknom YKPN

Yogyakarta

2. Baldric Siregar, Prof., Dr., MBA., CMA., Ak., CA., selaku direktur program pasca

sarjana STIE YKPN Yogyakarta

3. Baldric Siregar, Prof., Dr., MBA., CMA., Ak., CA., selaku dosen pembimbing

yang telah membimbing dan mengarahkan dengan penuh kesabaran serta

memberikan saran sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik

vi
4. Para Staf Pengajar, Staff Administrasi, dan Staff Akademik Program

Pascasarjana STIE YKPN Yogyakarta yang telah banyak membantu

memberikan ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang lebih baik.

5. Orang tua, kakak dan adik tercinta yang telah memberikan cinta kasih, doa

serta dukungan yang begitu luar biasa sehingga penulisan tesis ini dapat

berjalan dengan lancar.

6. Teruntuk Dhea Putri Brigita yang selalu memberi dukungan untuk segalanya

7. Sahabat-sahabat tercinta (Egy, Suyatno, Yonis, Irfan, Amri) yang selelu

memberikan dukungan selama ini

8. Keluarga besar family Neke Tawa atas jasa-jasanya, kesabaran, do’a, perjuangan

yang tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta dan ketulusan yang

ikhlas kepada penulis dari sejak kecil.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

10. Teman- teman terkuhusunya di kontrakan Toto

Terakhir semoga segala bantuan yang telah diberikan, sebagai amal soleh senantiasa

mendapat ridho Allah SWT. Akhir kata semoga penelitian ini ada manfaatnya khususnya

bagi penulis dan umunya bagi kita semua dalam rangka menambah wawasan pengetahuan

dan pemikiran

Yogyakarta, 2022

Penelti

Bagus Hidayat Tawa

vii
ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze whether there is an influence between corporate
social responsibility on the cost of equity capital and profitability as a moderator. This
research was conducted on mining companies listed on the Indonesian stock exchange for
the 2017-2020 period. The data used is secondary data obtained from the Indonesian stock
exchange website. The theory used in this study uses stakeholder theory and legitimacy
theory. The method of analysis in this research is panel data regression analysis and
Moderated Regression Analysis which is processed using eviews data processing software.
The dependent variable used in this study is the cost of equity capital, the independent
variable used in this study is the Corporate Social Responsibility Index, and the
moderating variable is Profitability. The results of this study found that the disclosure of
Corporate Social Responsibility does not significantly affect the company's cost of equity
capital. Profitability as a moderator is able to influence Corporate Social Responsibility on
the cost of equity capital.

Keywords: Corporate Social Responsibility, cost of equity capital, Profitability

viii
ABSRTAK

Tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh


antara tanggung jawab sosial perusahaan terhadap biaya modal ekuitas dengan
profitabilitas sebagai pemoderasi. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2017-2020. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari website bursa efek Indonesia.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori stakeholder dan teori
legitimasi. Metode analisis dalam penelitian ini ialah analisis regresi data panel dan
Moderated Regression Analysis yang diolah menggunakan software pengolahan data
eviews. Variable dependen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah cost of equity
capital, variable independent yang digunakan penelitian ini Corporate Social
Responsibility Indeks, dan variable pemoderasi menggunakan Profitabilitas. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility
tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap biaya modal ekuitas perusahaan.
Profitabilitas sebagai pemoderasi mampu mempengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap cost of equity capital.

Kata kunci: Corporate Social Responsibility, cost of equity capital,


Profitabilitas

ix
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KARYA TULIS....................................................................iv
MOTTO....................................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.............................................................................................................vi
ABSTRACT............................................................................................................................viii
ABSTRAK...............................................................................................................................ix
DAFTAR ISI.............................................................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................8
1.5 Kontribusi Penelitian................................................................................................8
BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS..............................10
2.1 Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder)........................................................10
2.2 Teori Legitimasi.......................................................................................................12
2.3 Cost of Equity Capital (Biaya Modal Ekuitas)......................................................14
2.4 Corporate Social Responsibility (CSR)..................................................................17
2.5 Profitabilitas.............................................................................................................21
2.6 Penelitian Terdahulu...............................................................................................22
2.7 Kerangka Konseptual.............................................................................................27
2.8 Pengembangan Hipotesis........................................................................................29
2.8.1 Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Biaya Modal
Ekuitas.........................................................................................................................29
2.8.2 Pengaruh Profitabilitas sebagai Moderasi Antara Hubungan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan terhadap Biaya Modal Ekuitas.....................................31
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................34
3.1 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................34

x
3.2 Sampel dan Data Penelitian....................................................................................34
3.3 Jenis dan Definisi Operasional Variabel...............................................................35
3.3.1 Variabel Dependen.........................................................................................35
3.3.2 Variabel Independen......................................................................................36
3.3.3 Variabel Moderasi..........................................................................................36
3.4 Model Penelitian......................................................................................................37
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data..........................................................................37
3.5.1 Analisis Deskriptif..........................................................................................37
3.5.2 Pemilihan Model.............................................................................................38
3.5.3 Uji Asumsi Klasik...........................................................................................40
3.5.4 Uji Hipotesis....................................................................................................42
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.............................................................44
4.1. Analisis Data............................................................................................................44
4.2. Analisis Deskriptif ...............................................................................................................
4.3. Pengujian Asumsi Klasik........................................................................................45
4.3.1. Uji Multikolinearitas........................................................................................46
4.3.2. Uji Heteroskedastisitas................................................................................... 46
4.4. Pengujian Model......................................................................................................47
4.5. Pengujian Hipotesis 1..............................................................................................48
4.5.1. Analisis Regresi Data Panel.............................................................................48
4.5.2. Uji f....................................................................................................................49
4.5.3. Koefisien Determinasi......................................................................................49
4.5.4. Uji t....................................................................................................................50
4.6. Pengujian Hipotesis 2..............................................................................................50
4.7. Pembahasan Hasil Uji.............................................................................................52
4.7.1. Tanggung jawab sosial terhadap biaya modal ekuitas.................................52
4.7.2. Profitabilitas memoderasi pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan
dengan biaya modal ekuitas......................................................................................53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................54
5.1 Kesimpulan................................................................................................................54
5.2. Saran.........................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................56
LAMPIRAN............................................................................................................................61

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Statistik deskriptif.................................................................................................44

Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas.............................................................................................46

Tabel 4.3 Uji Chow.................................................................................................................47

Tabel 4.4 Uji Hausman..........................................................................................................47

Tabel 4.5 Uji Lagrange Multiplier.........................................................................................48

Tabel 4.6 Hasil Regresi Data Panel Hipotesis 1...................................................................49

Tabel 4.7 Hasil Regresi Data Panel Hipotesis 2...................................................................50

Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis..............................................................................51

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perhitungan biaya modal memiliki peran penting dalam membina perusahaan untuk

mengambil keputusan investasi. Biaya modal digunakan untuk menentukan ditolak atau

diterimanya suatu usulan investasi (sebagai discount rate) yakni melalui perbandingan

rate of return dari usulan investasi tersebut terhadap biaya modal. Melalui Biaya modal

ekuitas (cost of equity capital), investor bisa mengetahui tingkat pengembalian yang akan

diterima investor pada waktu mendatang apabila investor menginvestasikan modal ke

perusahaan terkait (Suardana, Ketut Ali.Utama, 2016).

Cost of equity capital biasanya didefinisikan sebagai tingkat diskonto yang berlaku

pasar untuk arus kas masa depan yang diharapkan perusahaan agar mencapai harga saham

yang sekarang. Namun tidak bisa dicermati dengan cara langsung (Reverte, 2012). Biaya

modal ekuitas adalah biaya yang dibayarkan sebuah perusahaan terhadap modal yang

sudah ditanamkan investor (Sukarti & Suwarti, 2018) Hakikatnya, perusahaan

mendapatkan biaya modal rendah untuk meminimalisir pengaruh biaya yang dibayarkan

perusahaan terhadap kreditor dan invetor. Rendahnya biaya modal pun memperlihatkan

resiko yang rendah sebab pemilik dananya yakni kredior dan investor memercayai citra

perusahaan yang sudah dibentuk (Firmansyah, 2021).

Biaya modal ekuitas adalah konsep penting pada analisis stuktur modal sebab biaya

modal ekuitas tersebut muncul dikarenakan terdapat pemakaian sumber modal jangka

panjang pada stuktur modal perusahaan. Penggunaan sumber modal memerlukan

kombinasi supaya menghasilkan biaya modal rendah dari masing-masing sumber modal,

1
2

dengan demikian pihak manajemen harus mengetahui dan memahami konsep biaya

modal ekuitas (Kurnia & Arafat, 2015).

Menurut (Ristantri & Supriono, 2020) “apabila investor menilai suatu perusahaan

berisiko tinggi berdasarkan laporan keuangan yang dihasilkan, maka nilai return yang

diharapkan oleh investor juga tinggi, yang pada akhirnya akan menyebabkan tingginya

biaya ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan”. Biaya modal ekuitas dalam

perusahaan dapat ditekan akibat tingginya CSR (Corporate Social Responsibility).

Dikutip dalam (Yanto, 2018) dalam konteks global, istilah tanggung jawab sosial

perusahaan pertama kali diusulkan pada tahun 1953 oleh Howard Botton yang

menjelaskan “tanggung jawab apa yang diharapkan seseorang dalam sebuah perusahaan.

Pengembangan tiga komponen penting dari pembangunan berkelanjutan, yaitu

pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan keadilan social”, dalam gagasan

The World Commission on Environment and Development (WCED) (1987) yang

kemudian mengemas tanggung jawab sosial perusahaan menjadi 3P, yaitu singkatan dari

profit, planet, dan people (Garriga & Melé, 2004) dan (Fredrik, 2009)

Tanggung jawab sosial perusahaan bukanlah hal baru di lingkup perusahaan

Indonesia. Hal ini terlihat pada kontribusi biaya yang dialokasikan untuk pengembangan

lingkungan sekitar tempat perusahaan beroperasi. Hanya saja pemenuhan biayanya

kewajiban untuk pengembangan lingkungan lokal hanya bersifat sukarela(Yanto, 2018).

Pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu pengungkapan sukarela berdasarkan

SAK Nomor 1 (2007) paragraf ke-9 yakni perusahaan bisa juga menampilkan laporan

tambahan, contohnya laporan nilai tambah dan laporan tentang lingkungan hidup,

terutama untuk lembaga di mana aspek-aspek lingkungan hidup berperan besar dan untuk
3

lembaga yang memandang karywan sebagai kelompok pengguna laporan yang berperan

besar (Suharsono & Rahmasari, 2013)

Publikasi tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan komitmen perusahaan

dalam mengembangkan keterbukaan tentang manajemen risiko dan kinerja perusahaan

jangka panjang. Laporan keuangan melalui daya informasi akuntansi dan pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan yang baik dapat memberikan kepercayaan investor

pada return dan penilaian risiko yang diinginkan (Ristantri & Supriono, 2020).

Tanggung jawab sosial perusahaan memiliki peranan strategis pada praktek dan

wacana bisnis di dunia. Perusahaan pada pelaksanaan operasionya, hendaknya

memerhatikan pertanggungjawaban sosialnya. Perusahaan dibangun pada suatu

lingkungan sosial sebab bukan saja dipertimbangkan dari keuntungan saja, tapi juga pada

kepedulian sosial dan tindakannya. Perusahaan yang tidak mempunyai

pertanggungjawaban sosial kemungkinan pada waktu yang cepat memberi keuntungan,

tapi pada jangka waktu panjangnya dapat memberi kerugian pada perusahaan tersebut.

Dengan demikian, tanggung jawab sosial perusahaan saat merupakan suatu hal yang

terpenting pada dunia bisnis (Fadhillah et al., 2021)

Perkembangan pasar keuangan membuat tanggung jawab sosial perusahaan semakin

penting bagi perusahaan. Terpisah selain harus fokus pada peningkatan laba, perusahaan

juga harus memaksimalkan upayanya untuk mencapai tata kelola yang baik. Perusahaan

nasional dan perusahaan multinasional harus menjalankan bisnisnya dengan

memperhatikan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik, serta hubungan

dengan berbagai pemangku kepentingan dalam setiap pengambilan keputusan dan proses

bisnis (Oikonomou et al., 2014).


4

Tanggung jawab sosial perusahaan bukan lagi bersifat voluntary (sukarela) tapi

bersifat wajib semenjak pemberlakuan Undang-Undang Nomor 40 Pasal 74 No.40

tentang Perseroan Terbatas yakni perseroan yang melaksanakan aktiivitas usaha pada

bidang ataupun berhubungan terhadap sumber daya alam harus menjalankan tanggung

jawab lingkungan dan sosial. Jika bentuk tanggung jawab yang dilaksanakan perusahaan

pada lingkungan semakin banyak, dengan demikian citra perusahaan berdasarkan

perspektif masyarakat menjadi baik dan citra perusahaan mengalami peningkatan.

Reputasi atau citra perusahaan yang baik dapat membuat investor tertarik dalam

melakukan investasi di perusahaan yang hendak merujuk terhadap meningkatnya harga

saham (Hutabarat, 2017). Dengan baiknya reputasi perusahaan di mata investor, dengan

demikian hal itu dapat semakin membuat investor tertarik dalam menanamkan sahamnya

di perusahaan itu, dengan demikian biaya modal ekuitasnya pada perusahaan semakin

rendah.

Penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan

pada biaya modal ekuitas sudah banyak dilakukan. Seperti penelitian oleh (Fadhillah et

al., 2021) dan (Suardana, Ketut Ali.Utama, 2016) yang membuktikan tanggung jawab

sosial perusahaan bepengaruh negatif terhadap biaya modal ekuitas yang artinya semakin

meningkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan maka akan membentuk

kepercayaan investor pada perusahaan itu dan investor berminat dalam melakukan

investasi, dengan demikian bisa mengurangi biaya modal ekuitas perusahaan. Menurut

(Fadhillah et al., 2021) “apabila semakin banyak informasi yang dipublikasikan oleh

perusahaan maka akan semakin sedikit biaya modal ekuitas yang dibayarkan kepada

investor, karena perusahaan mengeluarkan biaya untuk pengungkapapan tersebut yang

akan mengurangi biaya modal ekuitas yang seharusnya dibayarkan”.


5

Menurut (Suardana, Ketut Ali.Utama, 2016) “pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan yang lebih mampu menaikkan likuiditas pasar, sehingga akan menurunkan

biaya modal, baik melalui menurunnya biaya- biaya transaksi maupun melalui

meningkatnya permintaan sekuritas”. Tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih

tinggi dapat mengakibatkan rendahnya tingkat return yang diharapkan investor, sebab

resiko yang hendak dihadapi investor pun berkurang, dengan demikian menjadi rendah

pula biaya modal ekuitasnya. Dengan adanya pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan yang lebih bisa meminimalisir ketidakpastian kreditur ataupun investor

terhadap resiko informasi perusahan dengan demikian mengurangi biaya modal ekuitas.

Perusahaan yang mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya secara luas akan

berpengaruh terhadap nilai profitabilitasnya. Profitabilitas adalah aspek yang menjadi

manajemen menjadi fleksibel dan bebas dan dalam menjalankan tanggung jawab sosial

terhadap pemegang sahamnya, dengan demikian tingkat profitabilitas perusahaan

semakin tinggi, sehingga pengungkapan informasi sosialnya pun semakin besar. Rasio

profitabilitas menunjukan keberhasilan perusahaan pada pemerolehan laba. Jika tingkat

profitabilitas perusahaannya semakin tinggi, dengan demikian pengungkapan informasi

social semakin besar. Hubungan antar kinerja keuangan sebuah perusahaan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial, harusnya ditampilkan melalui perspektif bahwa

respon sosial yang dituntut oleh manajemen sama terhadap kemampuan yang diinginkan

dalam membentuk sebuah perusahaan mendapatkan keuntungan (Kurnianingsih, 2013).

Profitabilitas adalah aspek yang menjadikan manajemen fleksibel dan bebas dalam

melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada pemegang sahamnya,

dengan demikian bisa dipaparkan bahwa profitabilitas adalah kecakapan entitas dalam

memperoleh keuntungan untuk membuat nilai pemegang sahamnya meningkat.

Hubungan antar pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan profitabilitas


6

perusahaan sudah menjadi asumsi dasar dalam menggambarkan perspektif bahwa reaksi

sosial membutuhkan gaya manajerial. Dengan demikian, jika tingkat profitabilitas

perusahaan semakin tinggi, dengan demikian pengungkapan informasi social semakin

besar (Kurnianingsih, 2013)

Penelitian ini mengacu terhadap penelitian yang dilaksanakan (Zhao et al., 2019)yang

dilakukan di Cina. Sehingga pada penelitian ini, peneliti melihat apakah penelitian

tersebut dapat diimplementasikan di Indonesia. Perbedaan pada penelitian ini ialah

penelitian yang memakai profitabilitas sebagai efek moderasi pada hubungan antara biaya

modal ekuitas dan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kasmir (2017:196) dalam (Pujiningrat & Budiyonto, 2018) menjelaskan, “laba atau

keuntungan yang maksimal seperti yang ditargetkan akan mempengaruhi kesejahteraan

pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi”.

Profitabilitas dinilai dapat menguatkan hubungan biaya modal ekuitas dan tanggung

jawab sosial perusahaan karena menganalisis profitabilitas berfungsi dalam menilai

keuntungan perusahaan berkaitan terhadap investasi pemilik, tingkat penjualan tertentu,

dan tingkat aset tertentu. Oleh karena itu jika tingkat profitabilitas yang diperoleh

perusahaan tinggi, dengan demikian semakin memperkuat pengaruh tanggung jawab

sosial perusahaan terhadap biaya modal ekuitas.

Dalam penelitian ini, objek yang dipilih yaitu perusahaan pertambangan. Perusahaan

pertambangan merupakan sebuah aktivitas yang mengambil endapan bahan galian

bernilai ekonomis dan berharga yang dilakukan oleh perusahaan, yang diambil dari dalam

kulit bumi, yakni dengan cara manual ataupun mekanis, di bawah permukaan air, pada

permukaan bumi, dan di bawah permukaan bumi. Hasil aktivitas tersebut yakni bijih
7

mangan, perak, bijih emas, bijih tembaga, bijih bauksit, bijih nikel, bijih timah, pasir besi,

batu bara, dan minyak dan gas bumi.

Peneliti memilih perusahaan pertambangan untuk dijadikan obyek penelitian adalah

sebab menurut (Hasyir, 2016), “tanggungjawab sosial perusahaan pada industri

pertambangan telah berkembang sejak tahun 1990 dan menjadikan tanggung jawab sosial

sebagai bagian dari prinsip dasar bisnisnya”. Semua tanggung jawab lingkungan dan

sosial tersebut nyatanya diperuntukan pada beberapa hal. Pertama, perusahaan

melaksanakan tanggung jawab di bidang lingkungan untuk melestarikan lingkungan dan

mencegah adanya resiko kerusakan lingkungan yang bisa menimbulkan kerugian

terhadap seluruh pihak, salah satunya perusahaan sendiri apabila dampak lingkungannya

tidak dikelola. Yang kedua yakni guna memperoleh perizinan yang sah dari lingkungan

sosial supaya operasional perusahaan bisa dilakukan.

Tingginya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan

perusahaan pertambangan, akan meningkatkan kepercayaan investor pada perusahaan itu

dan akan membuat investor dalam melakukan investasi, dengan demikian bisa

mengurangi biaya modal ekuitas perusahaan. Di samping hal tersebut, berdasarkan

penelitian dari (Anggraeni, 2019) membuktikan bahwa nilai profitabilitas yang diukur

menggunakan ROE (Return On Asset), adanya peningkatan ROE sejak tahun 2017 karena

adanya peningkatan kebutuhan batubara di Indonesia. Profitabilitas yang tinggi akan

membuat perusahaan semakin memperkuat pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaannya, sehingga investor akan semakin tertarik untuk berinvestasi yang nantinya

akan berimbas pada rendahnya biaya modal ekuitas. Dari hasil uraian diatas, maka dapat

diambil judul penelitian “PENGARUH CORPOATE SOCIAL RESPONSIBILITY

TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL DENGAN PROFITABILITAS

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI”.


8

2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fenomena yang telah dijelaskan diatas, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh antara tanggung jawab sosial perusahaan terhadap

biaya modal ekuitas?

2. Apakah profitabilitas mampu memoderasi/memperkuat hubungan antara tanggung

jawab sosial perusahaan terhadap biaya modal ekuitas?

3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, berikut adalah tujuan penelitian, yaitu:

1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh antara tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap biaya modal ekuitas.

2. Untuk menganalisis profitabilitas sebagai moderasi antara kedua hubungan

tanggung jawab sosial perusahaan terhadap biaya modal ekuitas.

4.1 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai tanggung jawab sosial

perusahaan, biaya modal ekuitas, dan peran profitabilitas dalam hubungan antara

tanggung jawab sosial perusahaan dan biaya modal ekuitas. Selain itu penelitian ini dapat

dijadikan bahan referensi atau replikasi bagi peneliti selanjutnya.

5.1 Kontribusi Penelitian

Beberapa penelitian ditemukan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh

negatif terhadap biaya modal ekuitas (Firmansyah et al., 2021; Suardana dan Utama,

2018; Xu et al., 2015; Suharsono dan Rahmasari, 2013; Chouaibi et al., 2021; Septiani

dan Taqwa, 2019; Trisnawati et al., 2016; Prihastiwi dan Fatimah, 2020; Rinobel dan
9

Laksito, 2015; Boujelbene dan Affes, 2013). Namun temuan penelitian lain justru

menemukan hasil yang sebaliknya yaitu tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh

positif terhadap biaya modal ekuitas (Fadhillah et al., 2021; Sukarti dan Suwarti, 2018;

Yuniarta dan Agustini, 2014; Adiputra et al, 2018; Zhao et al., 2018). Temuan penelitian

lain juga menemukan hasil tidak adanya pengaruh antara tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap biaya modal ekuitas (Vain et al., 2020; Kristanti, 2020; Ariyani dan

Nugrahanti, 2016; Wahyudi, 2019; Heriyanthi, 2013).

Penelitian ini berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam dua hal.

Pertama, penelitian sebelumnya menunjukkan perbedaan hasil pada pengaruh tanggung

jawab sosial perusahaan terhadap biaya modal ekuitas sehingga perlu diuji ulang dengan

menggunakan data terbaru. Kedua, menggunakan profitabilitas sebagai variabel moderasi

karena diduga pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap biaya modal ekuitas

akan negatif apabila perusahaan memiliki profitabilitas yang stabil dan cenderung

meningkat. Hubungan antara profitabilitas suatu perusahaan dengan pengungkapan

tanggung jawab sosial diungkapkan adanya pandangan bahwa pelaporan tanggung jawab

sosial sama dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba perusahaan.

Manajemen yang sadar untuk mendorong kinerja keuangan perusahaan akan memiliki

perhatian terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial karena semakin tinggi

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka akan menciptakan kepercayaan

investor terhadap perusahaan tersebut dan investor tertarik untuk menginvestasikan

modalnya, sehingga dapat menurunkan biaya modal ekuitas perusahaan. Artinya,

perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan semakin memiliki tanggung

jawab sosial yang tinggi sehingga akan meningkatkan pengungkapan tanggung jawab

sosial dan akan berimbas pada penurunan biaya ekuitas modal sebagai akibat

meningkatnya investasi oleh investor.


BAB II

TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

Pendekatan pemangku kepentingan timbul di tengah tahun 1980-an. Latar belakang

pendekatan pemangku kepentingan ialah kehendak dalam membentuk sebuah kerangka kerja

yang responsif pada permasalahan yang dialami manajer ketika itu yakni perubahan

lingkungan. Manajemen pemangku kepentingan bertujuan dalam melakukan perancangan

metode yang dipergunakan dalam mengatur sejumlah hubungan dan kelompok yang

diperoleh strategis. Teori pemangku kepentingan yakni guna mempermudah manajer

korporasi untuk memahami lingkungan pemangku kepentingannya dan mengelola secara

efektif di antara adanya hubungan di lingkungan perusahaannya. Walaupun begitu, tujuan

yang lebih luas dari teori pemangku kepentingan ialah untuk membantu manajer korporasi

pada peningkatan nilai berdasarkan akibat-akibat aktivitasnya, dan mengurangi kerugian-

kerugian untuk pemangku kepentingan (Rokhlinasari, 2017).

Dikutip dari (Permadani et al, 2021), dalam Ayem dan Ginting (2020), “teori pemangku

kepentingan menjelaskan perilaku etis perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap

lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif yang dalam jangka panjang akan

tercermin pada keuntungan (profit) perusahaan dan peningkatan kinerja keuangan”. Jika

informasi yang diberikan pada shareholder dan pemangku kepentingan seamkin luas, dengan

demikian informasi yang diperoleh tentang perusahaan semakin banyak. Hal tersebut

memunculkan kepercayaan shareholder dan pemangku kepentingan pada perusahaan.

Kepercayaan tersebut diindikasikan pemangku kepentingan melalui diperolehnya produk-

produk perusahaan dengan demikian membuat laba perusahaan semakin meningkat.

10
11

Teori pemangku kepentingan secara tersirat melakukan pertimbangan terhadap pengaruh

harapan sejumlah kelompok pemangku kepentingan yang beragam pada lingkup

kemasyarakatan dalam aturan pengungkapan di perusahaan. Managerial branch berdasarkan

teori teori pemangku kepentingan, menilai bahwa pengungkapan yang dilaksanakan

perusahaan adalah sarana manajemen dalam mengatur kebutuhan informasi berdasarkan

sejumlah kelompok stakeholders. Manajer memakai informasi dalam mempengaruhi ataupun

mengatur pemangku kepentingan yang mempunyai pengaruh besar dalam memperoleh

dukungan yang diperluan untuk memelihara keberlangsungan hidup perusahaan (Suharsono

& Rahmasari, 2013).

Teori pemangku kepentingan mengasumsikan keberadaan perusahaan perlu didukung

oleh pemangku kepentingan, dengan demikian kegiatan perusahaan pun melakukan

pertimbangan terhadap persetujuan dari pemangku kepentingan. Jika pemangku kepentingan

semakin kuat, dengan demikian perusahaan wajib bisa menyesuaikan diri terhadap pemangku

kepentingan. Sejumlah alasan yang mempengaruhi perusahaan harus memerhatikan

kepentingan pemangku kepentingan, yakni : 1) Isu lingkungan mengaitkan kepentingan

beberapa kelompok pada masyarakat yang bisa membuat kualitas hidupnya terganggu. 2) di

zaman globalisasi sudah menuntut barang-barang yang diperjualkan harus bersahabat dengan

lingkungan. 3) Investor penanaman modal lebih memilih perusahaan yang mengembangkan

dan memiliki program dan kebijakan lingkungan. 4) Pencinta lingkungan dan LSM semakin

tegas untuk memberi kritik pada perusahaan perusahaan yang tidak memedulikan lingkungan

(Rokhlinasari, 2017)

Teori tersebut menyebutkan bahwa organisasi tentu memilih secara sukarela dalam

melakukan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan dalam mencukupi

ekspektasi sebenarnya ataupun yang diakui stakeholder di mana memiliki tujuan dalam

membantu manajer untuk mengembangkan nilai terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Teori
12

pemangku kepentingan mempunyai bidang manajerial dan etika (moral). Bidang etika

memiliki argumen bahwa semua stakeholder mempunyai hak agar diberi perlakuan dengan

adil oleh organisasi, dan manajer wajib mengatur perusahaan demi keuntungan semua

stakeholder-nya (Rokhlinasari, 2017).

2.2 Teori Legitimasi

Teori legitimasi menekankan perusahaan senantiasa memastikan mereka beroperasional pada

norma dan bingkai yang terdapat pada lingkungan atau masyarakat di mana perusahaan

berada, di mana mereka berupaya dalam memastikan kegiatannya diterima orang luar sebagai

"sah" (Yanto, 2018). Teori legitimasi pun fokus pada interaksi terhadap masyarakat, dengan

demikian suatu perusahaan dapat membentuk kesesuaian antar nilai-nilai sosial yang terdapat

dalam kegiatan terhadap norma-norma tingkah laku yang terdapat pada sistem sosial

masyarakat di mana perusahaan merupakan bagian dari sistem itu (Mudjiyanti & Maulani,

2017).

(Rokhlinasari, 2017) menyatakan “teori legitimasi berhubungan erat dengan teori

pemangku kepentingan”. Teori ini menyebutkan perusahaan dengan cara berkesinambungan

berupaya menemukan upaya dalam memastikan operasinya ada pada norma dan batas yang

diberlakukan pada kemasyarakatan. Dilihat dari teori legitimasi, sebuah perusahaan bisa

dengan cara sukarela memberi laporan mengenai aktivitasnya apabila manajemen menilai hal

tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan komunitas. Teori legitimasi tergantung dengan

premis ada “kontrak sosial” antar perusahaan terhadap masyarakat di mana perusahaan itu

berada. Kontrak sosial merupakan sebuah upaya dalam menerangkan sebesar apa harapan

masyarakat mengenai bagaimana harusnya perusahaan menjalankan operasionalnya. Harapan

sosial tersebut tidak tetap, tapi mengalami perubahan bersamaan dengan bergulirna waktu.

Hal tersebut mengharuskan perusahaan agar tanggap pada lingkungannya beroperasional.


13

Apabila perusahaan merasa bahwa keabsahannya diragukan, maka dengan demikian bisa

melakukan beberapa strategi perlawanan, yakni: 1) Perusahaan bisa berusaha dalam

menginformasikan dan mendidik stakeholder tentang perubahan yang dialami pada

perusahaan. 2) Perusahaan bisa berusaha dalam mengubah perspektif stakeholder dengan

mengubah tingkah laku perusahaan. 3) Perusahaan bisa berusaha dalam memanipulasikan

persepsi stakeholder melalui pembelokan perhatian stakeholder berdasarkan hal yang disorot

pada hal lainnya di mana bersifat menarik dan relevan. 4) Perusahaan bisa berusaha dalam

memengaruhi dan mengganti kehendak pihak eksternal mengenai performance (kinerja)

perusahaaan (Rokhlinasari, 2017).

Perusahaan semakin sadar bahwa kinerja dan keberlangsungan hidup perusahaan pun

bergantung terhadap hubungan perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakatnya di mana

perusahaan tersebut beroperasional. Hal tersebut selaras terhadap teori legitimasi yang

menyebutkan bahwa perusahaan mempunyai perjanjian terhadap masyarakat dalam

melaksanakan aktivitas sesuai dengan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan merespon

sejumlah kelompok kepentingan dalam melegitimasikan perilaku perusahaan. Teori

legitimasi mennyebutkan bahwa perusahaan wajib dengan cara kontinu berupaya dalam

meyakinkan bahwa perusahaan tersebut melaksanakan aktivitas berdasarkan norma-norma

dan batasan masyarakat (Badjuri et al., 2021).

Agar dapat memelihara keberlangsungan hidup, perusahaan mengusahakan semacam

pengakuan ataupun legitimasi yakni oleh masyarakat sekitar, pemerintah, konsumen,

kreditur, dan investor. Dalam memperoleh legitimasi dari investor, perusahaan selalu

meningkatkan return saham untuk investor dan menunjukan kemampuan perusahaan dalam

memperoleh nilai hasil akhir ataupun laba operasional perusahaan sepanjang 1 periode.

Perusahaan yang dapat memperoleh keuntungan dapat menjadikan investor berminat dalam
14

melakukan investasi pada perusahaan itu sebab merasa bahwa perusahaan tersebut memiliki

kinerja keuangan yang baik (Badjuri et al., 2021)

2.3 Cost of Equity Capital (Biaya Modal Ekuitas)

2.3.1 Pengertian

Biaya modal ekuitas ialah biaya yang dikeluarkan sebuah perusahaan terhadap modal yang

sudah diberikan investor. Investor mempersyaratkan rate of return yang dikehendaki jika

menanamkan modal. (Ifonie, 2012) mengemukakan “rate of return yang dipersyaratkan

untuk suatu ekuitas adalah rate of return minimum yang diperlukan untuk menarik investor

agar membeli atau menanam sekuritas”. Rate of return adala sebuah biaya oportunitas

investor untuk berinvestasi, yakni jika investasinya sudah dilaksanakan, dengan demikian

investor wajib mengembalikan return dari investor lainnya (Sukarti & Suwarti, 2018).

Sesuai dengan pendapat Sedek (2009:72), biaya modal ekuitas ialah “biaya yang

dibayarkan dalam menarik investor untuk menanamkan uangnya dalam saham perusahaan

dan mempertahankan investor tersebut”. Biaya modal ekuitas berhubungan terhadap resiko

investasi saham perusahaan. Jika resiko perusahaan rendah, dengan demikian menjadikan

investor berminat dalam melakukan investasi pada perusahaan itu, dengan demikian cost of

equity diperlukan untuk investor untuk melakukan pertimbangan keputusan investasi pada

perusahaan (Rahmawati et al., 2020).

Biaya modal ekuitas merupakan tingkat return yang diharapkan penyedia dana, yakni

kreditur (cost of debt) ataupun investor (cost of equity) dan berhubungan terhadap resiko

investasi terhadap saham perusahaan. Biaya modal adalah sebuah konsep yang diperlukan

pada analisis stuktur modal sebab biaya modal tersebut muncul dikarenakan terdapatnya

pemakaian sumber-sumber modal jangka panjang pada stuktur modal perusahaan. Pemakaian

sumber-sumber modal membutuhkan sebuah perpaduan dalam memperoleh biaya modal


15

yang rendah berdasarkan tiap-tiap sumber modal, dengan dmeikian pihak manajemen lebih

dulu wajib mengetahui dan memahami konsep biaya modal itu (Kurnia & Arafat, 2015).

2.3.2 Faktor yang Menentukan Biaya modal ekuitas

Menurut Keown et al (2000) dikutip dalam (Suharsono & Rahmasari, 2013), “terdapat 4

faktor primer yang menetapkan biaya modal ekuitas perusahaan”, yakni:

1. Kondisi Perekonomian Secara Umum

Hal ini menjadi penentu terhadap penawaran dan permintaan modal pada ekonomi,

begitupun terhadap inflasi yang diprediksikan. Variabel tersebut digambarkan pada

tingkat return yang terbebas dari resiko. Tingkat tersebut mewakilkan tingkat retunrn

terhadap investasi bebas risiko. Prinsip yang terdapat pada hal ini adalah pada saat

permintaan terhadap uang pada perekonomian mengalami perubahan relatif pada

penawaran, investor akan merubah tingkat return yang dipersyaratkannya. Misalnya, jika

permintaan terhadap uang mengalami peninkatan dengan tidak adanya penawaran yang

sama yang meningkat, peminjamnya akan membuat tingkat return yang disyaratkan

meningkat. Di saat yang sama, apabila inflasi diprediksikan membuat daya beli mata uang

menurun, investor mempersyaratkan tingkat retunr yang semakin tinggi dalam

mengompensasikan kerugian tersebut.

2. Kondisi Pasar

Jika investor melakukan pembelian terhadap sekuritas yang risikonya besar, dibutuhkan

tambahan return dalam menjadikan investasi tersebut menarik. Pada pokoknya, pada saat

resiko mengalami peningkatan, investor mempersyaratkan tingkat return yang semakin

tinggi. Hal tersebut dinamakan risk premium (premi risiko). Pada saat investor membuat

tingkat return yang dipersyaratkan meningkat, dengan demikian biaya modal ekuitas pun

mengalami peningkatan dengan cara simultan. Apabila sekuritasnya tidak siap


16

diperjualkan pada saat investor hendak menjual, ataupun apabila terdapat permintaan

yang secara kontinu pada sekuritas itu namun memiliki harga yang cenderung tinggi,

investor dapat mempersyaratkan tingkat return yang semakin tinggi. Kebalikannya,

apabila sekuritas siap diperjualkan dan memiliki harga yang stabil, investor

mempersyaratkan tingkat return yang semakin rendah dan biaya modal ekuitas

perusahaannya menurun.

3. Keputusan Operasi dan Keuangan

Variabel atau risiko pengembalian merupakan hasil keputusan dari perusahaan. Resiko

hasil keputusan tersebut memiliki 2 jenis: risiko keuangan dan risiko usaha. Risiko usaha

merupakan variabel untuk mengembalikan return on assets (aset) dan bergantung dari

keputusan investasi perusahaan. Resiko keuangan merupakan meningkatnya variabel

pada return pengembalian untuk pemegang saham biasa sebagai dampak pembiayaan

terhadap saham preferen ataupun utang. Pada saat risiko keuangan dan risiko usaha

mengalami peningkatan, tingkat pengembalian yang diindikasikan investor dan biaya

modal ekuitas menuju pada arah yang sama.

4. Jumlah Pembiayaan

Jika syarat pembiayaan perusahaan meningkat, biaya modal ekuitas mengalami

peningkatan dikarenakan sejumlah alasan. Contohnya, jika perusahaan mendapat biaya

dari penerbitan sekuritas, sekuritas yang diterbitkan, dan tambahan biaya mengambang

(flotation cost) semakin banyak dapat memengaruhi persentase biaya dana perusahaan.

Jika pihak manajemen memasuki pasar yang jumlah modalnya cukup tinggi pada ukuran

perusahaan, tingkat pengembalian yang dipersyaratkan investor dapat mengalami

peningkatan. Hal tersebut pun dapat membuat jumlah penerbitannya meningkat, dan
17

dapat mempersulit penempatan di pasar d harga sekuritngan tidak mengurangi tersebut,

yang dapat membuat biaya modal ekuitas perusahaan menjadi meningkat.

2.4 Corporate Social Responsibility (CSR)

2.4.1 Pengertian

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu wujud pengungkapan

yang tidak diharuskan, yakni oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Laporan

tanggung jawab sosial perusahaan diungkapkan oleh perusahaan berupa kegiatan lingkungan

ataupun informasi biaya yang diberikan perusahaan. Hal tersebut guna mengetahui sebesar

apa kandungan informasi dan indeks pengungkapan tentang 743 lingkungan perusahaan yang

ditampilkan pada laporan tahunan, yakni yang berkaitan terhadap jenis energi dan bahan baku

yang dipergunakan, keamanan keselamatan karyawan, pengaturan mengenai kesehatan, dan

proses produksi. Dengan cara teoritis, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bisa

diartikan sebagai pertanggungjawaban moral sebuah perusahaan pada stakeholder, terlebih

masyarakat atau komunitas di sekitar wilayah operasi dan kerjanya (Suharsono & Rahmasari,

2013)

Menurut (Retno & Priantinah, 2012) dalam (Mariani, 2018) “tanggung jawab sosial

perusahaan adalah suatu bentuk tindakan yang berawal dari pertimbangan etis perusahaan

yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang disertai dengan peningkatan kualitas

hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup

masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas”.

Makna tanggung jawab sosial perusahaan menurut ISO 26000 (2010) adalah:

“Tanggung jawab organisasi atas dampak keputusannya terhadap masyarakat dan lingkungan,

melalui perilaku transparan dan etis yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan,

termasuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku


18

kepentingan; sesuai dengan hukum yang berlaku dan sesuai dengan norma perilaku

internasional; dan terintegrasi di seluruh organisasi dan dipraktikkan dalam hubungannya”.

2.4.2 Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Manfaat penerapan tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan panduan dalam ISO 26000

bagi perusahaan adalah dapat meningkatkan hubungan perusahaan dengan masyarakat,

pemerintah, supplier, investor, konsumen dan stakeholders lainnya. Selain itu, dapat

meningkatkan daya saing serta reputasi dan meningkatkan moral, komitmen dan

produktivitas karyawan.

Menurut Mardikanto (2014 : 136) dalam (Hamdani, 2018) terdapat banyak manfaat

tanggung jawab sosial perusahaan yang bisa didapatkan perusahaan. Manfaat tersebut salah

satunya yaitu bisa mndongkrak dan mempertahankan citra dan reputasi perusahaan,

memperoleh lisensi operasional sosial, dan mampu mereduksi resiko. Selanjutnya, bagi

perusahaan manfaat tanggung jawab sosial perusahaan antara lain memperkuat “brand”

perusahaan, dengan cara memberi “product knowledge” untuk konsumen yaitu pembagian

produk geratis, sehingga kesadaran konsumen akan muncul terhadap keberadaan produk

sehinggga akan meningkatkan produk brand perushaan bahkan nilai jual. Adapun manfaat

tanggung jawab sosial perusahaan bagi masyarakat yakni bisa mengembangkan diri dan

usahanya sehingga tercapai sasaran kesejahteraan.

2.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pada umumnya implementasi tanggung jawab sosial perusahaan di perusahaan dipengaruhi

beberapa faktor menurut (Arham AB, 2016) yaitu:

1. Komitmen Pimpinan Perusahaan


19

Apabila pimpinan perusahaan tidak tanggap menghadapi permasalahan lingkungan dan

sosial, kepedulian terhadap aktivitas sosial tidak akan terlihat.

2. Ukuran dan Kematangan Perusahaan

Perusahaan mapan dan besar mempunyai potensi lebih untuk berkontribusi daripada

perusahaan belum mapan atau perusahaan kecil. Akan tetapi, perusahaan kecil, menengah

dan belum mapan tentu saja juga mampu menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan.

3. Regulasi dan Sistem Perpajakan yang Diatur Pemerintah

Semakin luasnya penataan dan regulasi pajak dapat mengurnagi minat perusahaan dalam

memberi sumbangan dan donasi sosial pada masyarakat. Kebalikannya, semaikin besar

insentif pajak yang diberi ataupun semakin kondusif regulasinya, maka semakin

memberikan semangat pada perusahaan dalam memberi kontribusi pada masyarakat. Pada

praktiknya, implementasi tanggung jawab sosial perusahaan diselaraskan terhadap tiap-

tiap kebutuhan masyarakat dan kemampuan perusahaan. Dengan demikian, kegiatan

tanggung jawab sosial perusahaan cukup bervariasi.

Hal tersebut tergantung dari proses interaksi sosial, sifat sukarela didasari oleh dorongan

etika dan moral, dan umumnya lebih dari hanya sekadar kewajiban dalam menjalankan

Undang-Undang. Sebagai usaha dalam mengembangkan implementasi dalam

pertanggungjawaban sosial perusahaan di Indonesia, ada sejumlah badan yang cukup

memberi perhatian pada implementasi tanggung jawab sosial perusahaan, yakni: Business

Watch Indonesia (BWI) Indonesia Business Link (IBL), dan CFCD (Corporate Forum for

Community Development).

2.4.4 Kategori Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


20

Dikutip dalam James et al (1996:105-108) dalam (Rokhlinasari, 2017) tanggung jawab sosial

perusahaan dikelompokkan pada 3 kategori, yaitu:

1. Tanggung Jawab Sosial sebagai Suatu Kewajiban Sosial

Sesuai dengan perspektif tersebut, suatu perusahaan bisa diterima masyarakat jika

perusahaan itu mengharap keuntungan di dalam batasan-batasan aturan yang ditetapkan

masyarakat. Sebab masyarakat membeir dukungan usaha melalui pemberian izin terhadap

perusahaan tersebut, dengan demikian perusahaan memiliki kewajiban dalam

membayarkan kembali pada masyarakat terhadap hak dalam memperoleh keuntungan

tersebut. Maka, tingkah laku berdasarkan hukum untuk mendapatkan laba merupakan

tingkah laku yang bertanggungjawab pada masyarakat dan tingkah laku apa pun yang

tidak berlandasarkan hukum untuk memperoleh laba merupakan tingkah laku yang tidak

bertanggung jawab dalam segi sosial.

Kegiatan yang bertanggungjawab dalam segi sosial yakni memberi program

perbaikan sosial. Hal tersebut harusnya ditentukan melalui sumbangan swasta perorangan

dan kebijakan masyarakat. Sebagai wakili masyarakat, pemerintah dengan adanya pajak

penghasilan dan perundang-undangan menentukan memperbaiki sikap sosial.

2. Tanggung Jawab Sosial sebagai Suatu Reaksi Sosial

Makna kedua berdasarkan tanggung jawab sosial merupakan tingkah laku yang

menjadi reaksi pada “nilai-nilai atau norma-norma yang dilaksanakan masyarakat yang

berlaku sekarang”. Perspektif tersebut menegaskan terhadap masyarakat yang memiliki

sejumlah keinginan pada tingkah laku perusahaan dan bisnisi. Perusahaan wajib

bertanggungjawab pada sosial, lingkungan, dan biaya-biaya ekologi dikarenakan

perbuatannnya.
21

Sebuah pemetaan tanggung jawab sosial sebagai reaksi sosial yang sempit merupakan

tanggung jawab sosial ang meliputi sejumlah tindakan sukarela. Sebuah interpretasi

tanggung jawab sosial merupakan reaksi sosial yang cenderung meluas menentukan

perusahaan dinyatakan bertanggungjawab sosial dengancara sosial jika perbuatannya

lebih dari yang dipersyaratkan aturan. Sejumlah hal itu adalah tanggapan pada keinginan-

keingninan kelompok tertentu contohnya perlindungan konsumen, aktivitas sosial, serikat

buruh, dan pemegang saham. Intisari berdasarkan tanggung jawab sosial merupakan

perusahaan yang sifatnya reaktif. Permintaan dibentuk suatu kelompok dan perusahaan

memiliki tanggung jawab sosial jika bereaksi apakah sifatnya terpaksa maupun sukarela.

3. Tanggung Jawab Sosial sebagai Daya Tanggap Sosial

Sesuai dengan perspektif tersebut, sejumlah tingkah laku yang melaksanakan

tanggung jawab sosial yakni sifatnya preventif dan antisipatif. Ciri-ciri berdasarkan

tingkah laku yang sifatnyya tanggap dalam segi sosial mencakup penerimaan pada

tuntutan pubulik, kesediaan dalam melakukan tindakan untuk kelompok apa pun,

mengantisipasi kebutuhan masyarakat yang timbul dan menuju pada motif pemuasannya,

dan mengkomunikasikan dengan pemerintah berhubungan terhadap aturan yang berlaku

dan mengantisipasi keinginan masyarakat.

2.5 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio berdasarkan keefektifan manajemen esuai dengan hasil

pengembalian yang diperoleh berdasarkan investasi dan penjualan. Menganalisa rasio

profitabilitas berfungsi dalam melakukan evaluasi terhadap nilai perusahaan berkaitan

terhadap suatu investasi pemilik, tingkat penjualan tertentu, dan tingkat aset tertentu. Jika

tidak ada keuntungan, sebuah perusahaan tidak dapat menarik modalnya dari luar (Mariani,

2018).
22

Profitabilitas merupakan kapabilitas perusahaan dalam memperoleh keuntungan dalam

suatu periode. Profitabilitas merupakan hasil bersih berdasarkan seperangkat keputusan dan

kebijakan. Penetapan keputusan tersebut beragam dalam mengevaluasi profitabilitas sebab

bergantung dnegan aktiva dan laba yang dimiliki. Sejumlah perusahaan mempunyai

perbedaan pada penentuan solusi dalam mengukur profitabilitas. Hal tersebut karena

profitabilitas merupakan acuan dalam mengefesienkan perusahaan (Syarifudin, 2020).

Profitabilitas cukup diperlukan untuk seluruh pengguna laporan tahunan, terutama

kreditur dan investor ekuitas. Untuk investor ekuitas, laba adalah satu-satunya aspek yang

menentukan perubahan sekuritas/nilai efek. Peramalan dan pengukuran laba adalah hal yang

perlu dilakukan investor ekuitas. Menurut kreditor, arus kas operasi dan laba pada dasarnya

menjadi sumber pembayaran pokok dan bunga. Profitabilitas adalah hasil bersih berdasarkan

beberapa keputusan dan kebijakan perusahaan. Rasio profitabilitas menguji sebesar apa

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba (Nuzul Ikhwal, 2016).

Profitabilitas perusahaan bisa diketahui berdasarkan laporan keuangan. Laporan keuangan

adalah deskripsi berdasarkan sebuah perusahaan di saat tertentu umumnya diperlihatkan pada

periode modal kerja bisa dikurangi ataupun ditambah berdasarkan kebutuhan perusahaan.

Pada perusahaan dibutuhkan terdapatnya manajemen modal kerja yang baik sebab

manajemen modal kerja dapat memengaruhi aktivitas operasional perusahaan. Aktivitas

tersebut dapat mempengaruhi penghasilan yang perusahaan. Penghasilan itu akan

dikurangkan terhadap beban operasional dan beban pokok penjualan maupun beban lain

hingga didapatkan rugi ataupun laba. Dapat dikatakan juga, manajemen modal tersebut

mmepengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh profitabilitas (keuntungan).

Perusahaan yang dinyatakan mempunyai tingkat profitabilitas tinggi maka efisiensi

penggunaan modal kerja yang dipergunakan juga tinggi (Tnius, 2018).


23

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh (Rahmawati et al., 2020) yang meneliti “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Cost Of Equity (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia) Tahun 2013-2017”. Hasil penelitian menunjukkan manajemen laba

mempengaruhi cost of equity, asimetri informasi tidak mempengaruhi cost of equity,

pengungkapan CSR mempengaruhi cost of equity secara negatif, dan intellectual capital tidak

mempengaruhi cost of equity.

Penelitian oleh (Vain et al, 2020) yang meneliti “Pengaruh Corporate Social

Responsibility, Kepemilikan Institusional Dan Asimetri Informasi Terhadap Cost Of Equity

Capital Dengan Nilai Buku Ekuitas Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Perusahaan Non

Lembaga Keuangan Dalam Indeks Lq-45 Tahun 2015 - 2018)”. Hasil penelitian

menunjukkan CSR tidak mempengaruhi “cost of equity capital”, kepemilikan institusional

tidak mempengaruhi “cost of equity capital”, asimetri informasi mempengaruhi cost of equity

capital secara positif signifikan dan nilai buku ekuitas tidak mampu memoderasi hubungan

antara corporate social responsilibility dengan cost of equity capital.

Penelitian oleh (Ristantri & Supriono, 2020) yang meneliti Pengaruh “Corporate Social

Responsibility Disclosure Terhadap Cost Of Equity Capital Dengan Accounting

Informativeness Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi”. Hasil

penelitian menunjukkan variabel CSR tidak mempengaruhi cost of equity capital. Sedangkan

“accounting Informativeness dan Good Corporate Governance” tidak mampu memoderasi

hubungan antara CSR dan cost of equity capital.

Penelitian oleh (Fadhillah et al., 2021) yang meneliti “Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR), Ukuran Perusahaan, Dan Financial Leverage

Terhadap Cost Of Equity Capital (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang
24

Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2019”. Hasil

penelitian menunjukkan CSR secara parsial mempengaruhi cost of equity capital secara

negatif signifikan, ukuran perusahaan secara parsial memiliki tidak mempengaruhi cost of

equity capital, dan financial leverage tidak mempengaruhi cost of equity capital secara

parsial.

Penelitian oleh (Suardana, Ketut Ali.Utama, 2016) yang meneliti “Kemampuan

Voluntary Disclosure, Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance

Menurunkan Cost Of Capital Perusahaan”. Hasil penelitian memperlihatkan voluntary

disclosure mempengaruhi cost of capital secara negatif signifikan, CSR mempengaruhi cost

of capital secara negatif signifikan sedangkan good corporate governance tidak

mempengaruhi cost of capital.

(Rianingtyas & Trisnawati, 2017) meneliti tentang “Pengaruh Pengungkapan CSR,

Manajemen Laba dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital dengan Kualitas

Audit sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks LQ-45 Tahun

2010-2015”. Hasil penelitian menunjukkan CSR berpengaruh positif terhadap cost of equity

capital, manajemen laba berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital, asimetri

informasi tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital. Selain itu, kualitas audit terbukti

dapat memoderasi hubungan pengungkapan CSR dan cost of equity capital, kualitas audit

tidak dapat memoderasi hubungan manajemen laba dan cost of equity capital, dan kualitas

audit tidak mempunyai pengaruh terhadap hubungan asimetri informasi dan cost of equity

capital.

Penelitian oleh (Suharsono & Rahmasari, 2013)yang meneliti “Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Terhadap Cost Of Capital Dengan Kepemilikan

Institusional Sebagai Variebel Pemoderasi”. Hasil penelitian menunjukkan CSR


25

mempengaruhi cost of capital secara negatifdan tidak mempengaruhi Kepemilikan

Institusional di dalam hubungan antara pengungkapan COC dan CSRI secara signifikan.

Penelitian oleh (Celvin & Gaol, 2015) yang meneliti “Pengaruh Pengungkapan

Coorporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pertambangan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian memperihatkan CSR tidak

mempengaruhi NPM dan CSR tidak mempengaruhi ROA.

Penelitian oleh (Pratiwi et al., 2020) yang meneliti “Pengaruh Corporate Social

Responsibility Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI”.

CSR tidak mempengaruhi ROA. Hasil penelitian diketahui CSR tidak mempengaruhi ROE.

Penelitian oleh (Heryanto & Juliarto, 2017) yang meneliti “Pengaruh Corporate Social

Responsibility Terhadap Profitabilitas Perusahan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015)”. Hasil penelitian menunjukkan

CSR berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA, Return on Equity,

Earning per Share, dan Net Profit Margin pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

tahun 2014-2015.

(Sukarti & Suwarti, 2018) yang meneliti “Pengaruh Pengungkapan CSR, Asimetri

Informasi, Ukuran Perusahaan, Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Cost Of Equity”.

Hasil penelitian menyatakan pengungkapan CSR mempengaruhi cost of equity capital secara

positif, asimetri Informasi mempengaruhi cost of equity capital secara negatif, ukuran

perusahaan mempengaruhi cost of equity capital secara negatif, dan kepemilikan Institusional

tidak mempengaruhi cost of equity capital.

Penelitian oleh (Prihastiwi & Fatimah, 2020) yang meneliti “Should Companies Engage

In CSR? Evidence From CSR Impact On Cost Of Capital In Top Asean Companies”. Hasil
26

penelitian diketahui pengungkapan kegiatan CSR membantu menurunkan COE dan

pengungkapan kegiatan CSR tidak berpengaruh terhadap COE.

Penelitian oleh (Rinobel & Laksito, 2015) yang meneliti “Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage Dan Manajemen

Laba Terhadap Cost Of Equity Perusahaan”. Hasil penelitian menunjukkan CSR memiliki

pengaruh signifikan terhadap cost of equity capital dengan arah negatif, ukuran Perusahaan

mempengaruhi cost of equity capital secara signifikan, financial leverage tidak

mempengaruhi cost of equity capital secara signifikan, dan manajemen Laba mempengaruhi

cost of equity capital secara signifikan.

Penelitian oleh (Adiputra et al., 2018) yang meneliti “Social Responsibility Disclosure,

Corporate Governance and Cost of Equity Capital”. Hasil penelitian diketahui CSR

mempengaruhi Cost Of Equity secara positif namun CSR mempengaruhi Cost Of Equity pada

perusahaan secara negatif dengan tata kelola perusahaan yang baik.

Penelitian oleh (Chouaibi et al., 2021) yang meneliti “The Effect of Corporate Social

Responsibility and the Executive Compensation on Implicit Cost of Equity: Evidence from

French ESG Data”. Hasil penelitian menunjukkan CSR mempengaruhi cost of equity secara

negatif dan executive compensation tidak mempengaruhi cost of equity.

Penelitian oleh (Wahyudi, 2019) yang meneliti “The Effect of Corporate Social

Responsibility Disclosure and Good Corporate Governance Implementation on Cost of

Equity”. Hasil penelitian menunjukkan CSR tidak mempengaruhi cost of equity capital dan

good corporate governance mempengaruhi cost of equity capital.

(Heriyanthi, 2013) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pengungkapan Sukarela Dan

Manajemen Laba Pada Cost Of Equity Capital dengan Asimetri Informasi Sebagai Variabel

Intervening”. Hasilnya adalah CSR tidak mempengaruhi cost of equity capital dan asimetri
27

informasi, manajemen laba berpengaruh negatif dan signifikan pada asimetri informasi,

manajemen laba dan asimetri informasi berpengaruh negatif dan signifikan pada cost of

equity capital. Selain itu, CSR melalui asimetri informasi tidak mempengaruhi cost of equity

capital secara signifikan dan manajemen laba melalui asimetri informasi mempengaruhi cost

of equity capital secara positif signifikan.

(Yuniarta & Agustini, 2014) melakukan penelitian tentang “Daya Informasi Akuntansi

Memoderasi Pengaruh Positif Corporate Social Responsibilty terhadap Cost Of Equity

Capital”. Hasilnya adalah daya informasi akuntansi terbukti memengaruhi hubungan

pengungkapan CSR dengan cost of equity capital yakni memperlemah pengaruh positif CSR

terhadap CEC.

Penelitian oleh (Septiani & Taqwa, 2019) melakukan penelitian tentang “Pengaruh

Intellectual Capital Disclosure Dan Leverage Terhadap Cost Of Equity Capital”. Hasil

penelitian menunjukkan human capital disclosure, relational capital disclosure, dan

structural capital disclosure berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap cost of equity

capital. Intellectual capital disclosure berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap cost

of equity capital, serta leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap cost of

equity capital.

(Trisnawati et al., 2016) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Corporate Governance

Terhadap Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dengan Cost Of Equity

Capital”. Hasil penelitian menunjukkan CSR mempengaruhi cost of equity capital secara

signifikan. Selain itu, kepemilikan manajerial dan ukuran dewan komisaris terbukti

memoderasi pengungkapan CSR terhadap cost of equity capital. Kepemilikan institusional,

komposisi dewan komisaris dan ukuran komite audit terbukti tidak mampu memoderasi

pengungkapan CSR terhadap cost of equity capital.


28

2.7 Kerangka Konseptual

Biaya modal ekuitas terkait erat dengan tanggung jawab sosial perusahaan dalam beberapa

cara. Biaya modal ekuitas adalah tingkat pengembalian yang diperlukan mengingat persepsi

pasar tentang risiko perusahaan. Jika tanggung jawab sosial perusahaan mempengaruhi

persepsi risiko perusahaan, maka perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial harus

mendapat manfaat dari biaya pembiayaan ekuitas yang lebih rendah.

Tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu tema dominan dalam bisnis di

seluruh dunia. Tanggung jawab sosial perusahaan sangat penting untuk kesuksesan bisnis

mereka di masa depan; khususnya, krisis ekonomi telah mendorong perusahaan mereka untuk

menyelaraskan tanggung jawab sosial perusahaan lebih dekat dengan bisnis inti.

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan dengan teori pemangku

kepentingan dan teori legitimasi. Teori pemangku kepentingan pengungkapan yang dilakukan

oleh perusahaan adalah seperti pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai alat

manajemen pengelolaan kebutuhan informasi dari kelompok-kelompok pemangku

kepentingan. Penggunaan informasi oleh manajer bertujuan mempengaruhi dan mengatur

pemangku kepentingan yang mempunyai pengaruh besar supaya mendapat dukungan untuk

menjaga kelangsungan operasional perusahaan. Sedangkan teori legitimasi berhubungan erat

dengan teori pemangku kepentingan. Teori legitimasi menyatakan organisasi secara

berkesinambungan mencari cara supaya menjamin operasional mereka berada dalam batas

norma masyarakat.

Berdasarkan pendapat (Rokhlinasari, 2017) “teori legitimasi bergantung pada premis

terdapat kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat di mana perusahaan tersebut

beroperasi”. Kontrak sosial merupakan cara dalam memberikan penjelasan tentang sebagian

besar harapan masyarakat mengenai cara perusahaan menjalankan operasionalnya. Organisasi


29

dalam teori legitimasi harus terus-menerus memperlihatkan operasional secara konsisten

terhadap nilai sosial. Hal tersebut bisa tercapai melalui disclosure (pengungkapan) dalam

laporan perusahaan. Organisasi bisa memanfaatkan disclosure melalui demonstrasi perhatian

manajemen terhadap nilai sosial, atau bertujuan memberikan arahan komunitas akan

keberadaan pengaruh organisasi.

Perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih baik

cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi karena mereka berusaha memproyeksikan

citra positif mereka sebagai perusahaan yang bertanggungjawab kepada investor dan

pemangku kepentingan lainnya. Reputasi perusahaan kemudian akan mempengaruhi

keputusan investor untuk membeli saham atau tidak. Semakin baik reputasi perusahaan maka

semakin banyak investor yang tertarik untuk memberikan pembiayaan, sehingga perusahaan

tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk memperoleh pembiayaan dari investor. Oleh

karena itu, peningkatan reputasi ini dapat mengurangi biaya modal.

Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori yang telah dipaparkan di atas, berikut adalah

gambar kerangka berfikir penelitian ini:

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Profitabilitas

Cost Of Equity
CSR
Capital

2.8 Pengembangan Hipotesis


30

2.8.1 Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Biaya Modal Ekuitas

Biaya modal ekuitas ialah biaya yang dikeluarkan untuk membuat investor tertarik dalam

melakukan investasi pada saham perusahaan dan mempertahankan investor itu. Biaya modal

ekuitas mengukur tingkat pengembalian yang dibutuhkan oleh investor untuk mendorong

mereka untuk mempertahankan investasi mereka di perusahaan, dan mencerminkan risiko

yang dirasakan dari arus kas masa depan perusahaan. Pada dasarnya, perusahaan memperoleh

biaya modal yang kecil dalam meminimaliir pengaruh biaya-biaya yang dibayarkan

perusahaan pada kreditur dan investor. Rendahnya biaya modal pun memperlihatkan resiko

yang rendah sebab pemilik dananya yakni kreditur dan investor memercayai reputasi citra

yang sudah dibentuk.

Pernyataan ini sesuai dengan teori pemangku kepentingan yang menjelaskan tingkah

laku etis perusahaan dalam bentuk pertanggungjawaban sosial pada lingkungan sekitar dan

memberi pengaruh positif di mana pada jangka panjangnya dapat terlihat dari meningkatnya

kinerja keuangan dan keuntungan perusahaan. Jika informasi yang diberikan semakin luas

(tanggung jawab sosial perusahaan) pada shareholder dan stakeholder, dengan demikian

informasi yang diperoleh tentang perusahaan semakin banyak. Hal tersebut dapat

memunculkan rasa percaya shareholder dan stakeholder pada perusahaan.

Selain itu, teori legitimasi berkaitan kuat terhadap teori pemangku kepentingan. Teori

legitimasi menyebutkan perusahaan dengan cara berkesinambungan berupaya menemukan

upaya dalam memastikan operasinya ada pada norma dan batas yang diberlakukan pada

kemasyarakatan. Pada pandangan teori legitimasi, sebuah perusahaan akan dengan sukarela

memberikan laporan aktivitasnya apabila manajemen menilai hal tersebut merupakan sesuatu

yang diinginkan komunitas (Rokhlinasari, 2017)


31

Menurut (Rahmawati et al., 2020) tanggung jawab sosial perusahaan merupakan

“klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

(shareholders), tapi juga untuk kemaslahatan pihak stakeholders dalam praktik bisnis, yaitu

para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen, dan lingkungan”. Tingginya

citra perusahaan dapat meminimalisir risiko perusahaan dan membuat investor tertarik dalam

melakukan investasi, sehingga perusahaan tidak harus membayarkan sejumlah biaya lagi

yang kemudian akan menurunkan biaya modal ekuitas perusahaan.

Penelitian dari (Rahmawati et al., 2020)dan (Fadhillah et al., 2021) membuktikan

“tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh negatif terhadap biaya modal ekuitas”.

Maknanya, jika informasi dari perusahaan semakin banyak, dengan demikian biaya modal

ekuitas yang diberikan pada investor semakin sedikit, sebab perusahaan membayarkan

sejumlah biaya pada pengungkapapan itu yang hendak meminimalisir biaya modal ekuitas

yang seharusnya dibayarkan.

Selain itu penelitian oleh (Suardana, Ketut Ali.Utama, 2016) juga membuktikan

tanggungjawab sosial perusahaan memiliki pengaruh negatif pada biaya modal ekuitas.

Tanggung jawab sosial perusahaan yang semakin tinggi dapat mengakibatkan tingkat

pengembalian yang diharapkan investor menjadi menurun, sebab resiko yang hendak dialami

investor pun menurun, dengan demikian biaya modal pun menurun. Dengan adanya

pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan yang cenderung bisa meminimalisir

ketidakpastian kreditur ataupun investor terhadap resiko informasi perusahan dengan

mengurangi biaya modal ekuitasnya.

Sesuai dengan penelitian terdahulu dan teori, dengan demikian peneliti menyusun

hipotesis antara lain:

H1 : Tanggungjawab sosial memiliki pengaruh negatif pada biaya modal ekuitas.


32

2.8.2 Pengaruh Profitabilitas sebagai Moderasi Antara Hubungan Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan terhadap Biaya Modal Ekuitas.

Profitabilitas dinilai dapat menguatkan hubungan antara biaya modal ekuitas terhadap

tanggung jawab sosial perusahaan karena menganalisa rasio profitabilitas berfungsi dalam

menilai laba perusahaan berkaitan terhadap investasi pemilik, tingkat penjualan tertentu, dan

tingkat aset tertentu. Dengan demikian pada penelitian ini profitabilitas dipergunakan sebagai

variabel yang memoderasi di mana memiliki tujuan dalam mengetahui apakah profitabilitas

bisa memperlemah ataukah memperkuat pengaruh tanggungjawab sosial perusahaan pada

biaya modal ekuitas.

Tujuan akhir yang hendak diwujudkan sebuah perusahaan yakni mendapatkan

keuntungan ataupun laba. Profitabilitas adalah rasio dalam menguji tingkat kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba. Rasio tersebut pun memberi indikator tingkat efektivitas

manajemen sebuah perusahaan. Rasio keuntungan dipergunakan dalam menguji efektifitas

operasi perusahaan dengan demikian memperoleh laba terhadap perusahaan. Rasio

profitabilitas cukup diperlukan untuk pengguna laporan tahunan, terutama kreditor dan

investor ekuitas. Menurut investor ekuitas, laba adalah satu-satunya aspek yang menentukan

perubahan sekuritas/nilai efek. Peramalan dan pengukuran laba adalah hal yang perlu

dilakukan investor ekuitas. Menurut kreditor, arus kas operasi dan laba pada dasarnya

menjadi sumber pembayaran pokok dan bunga. Profitabilitas adalah hasil bersih berdasarkan

beberapa keputusan dan kebijakan perusahaan. Rasio profitabilitas menguji sebesar apa

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba (Nuzul Ikhwal, 2016).

ROE didefinisikan sebagai ekspektasi investor terhadap seluruh pembiayaan yang

diinvestasikan di perusahaan. Jika profitabilitas perusahaan semakin besar, dengan demikian

investor menjadi berminat melakukan pembelian ataupun mencari saham itu sebab berharap
33

pada waktu mendatang bisa memperoleh pengembalian yang tinggi terhadap penyertaannya

yang tinggi. Hal tersebut memberi kemungkinan terhadap meningkatnya harga penawaran

saham di saat diperjualkan sebab permintaan saham itu mengalami peningkatan. Rasio

tersebut pun dipergunakan dalam menguji kemampuan berdasarkan modalnya sendiri dalam

memperoleh laba untuk semua pemegang sahamnya, yakni saham preferen ataupun saham

biasa.

Menurut Kasmir (2017:196) dalam (Pujiningrat & Budiyonto, 2018) “laba atau

keuntungan yang maksimal seperti yang ditargetkan akan mempengaruhi kesejahteraan

pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi”. Oleh karena

itu, tingginya profitabilitas dinilai dapat memperkuat hubungan antara tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap biaya modal ekuitas.

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu diatas, maka peneliti menyusun

hipotesis sebagai berikut:

H2: Profitabilitas memperkuat pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap biaya

modal ekuitas.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian empiris yang mencoba memberikan bukti mengenai

pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap biaya modal ekuitas dengan

profitabilitas sebagai moderasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan

data sekunder. Sugiyono (2017) mengartikan “metode penelitian kuantitatif juga dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan”. Subjek penelitian ini ialah perusahaan manufaktur subsektor

pertambangan periode 2017-2019. Data tersebut diperoleh dari annual report pada website

resmi www.idx.co.id.

3.2 Sampel dan Data Penelitian

Soetriono dan Hanafie (2007:175) mengemukakan “sampel adalah anggota populasi yang

dianggap dapat mewakili. Besarnya sampel harus mencerminkan karakteristik populasi

supaya data yang diperoleh representative (terwakili)”. Pada pengambilan sampel, peneliti

menggunakan teknik purposive sampling karena didasarkan pada kriteria tertentu. Berikut

adalah tabel purposive sampling pada penelitian ini:

1. Perusahaan Manufaktur Subsektor pertambangan terdaftar di BEI 2017-2019.

2. Perusahaan Manufaktur Subsektor Pertambangan terdaftar di BEI minimal 3 tahun

3. Perusahaan telah menerbitkan annual report periode 2017-2019

4. Tersedianya data penelitian tiap variabel dalam annual report 2017-2019

34
35

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari data annual report perusahaan

manufaktur subsektor pertambangan periode 2017-2019 yang diakses dari situs

www.idx.com.

3.3 Jenis dan Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional penelitian mencakup variabel dependen (Y), variabel independen (X)

dan variabel moderasi. Penjelasan lebih rinci mengenai jenis dan definisi operasional adalah

sebagai berikut:

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi variabel independen. Variabel

dependen atau variabel terikat menurut Sugiyono (2017) yaitu “variabel output, kriteria,

konsekuen. Variabel dependen dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat.

Variabel terikat yaitu variabel yang menjadi akibat atau dipengaruhi dikarenakan variabel

bebas”.

Variabel dependen penelitian ini ialah biaya modal ekuitas (cost of equity capital).

Biaya modal ekuitas ialah tingkat pengembalian sesuai keinginan penyedia dana, baik

kreditur (cost of debt) maupun investor (cost of equity) dan terkait risiko investasi atas

saham perusahaan (Kurnia & Arafat, 2015). Perhitungan biaya modal ekuitas

perusahaan dalam penelitian ini mengunakan metode perhitungan Oshlon menurut

Rahmawati et al (2020) dengan rumus:

r = ( Bt +(Xt +1) – Pt ) / Pt

Keterangan:
r = Cost of Equity Capital
Bt = Nilai buku per lembar saham periode t
Pt = Harga saham periode t
Xt+ = Laba per lembar saham periode t+1
36

3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi operasi dalam suatu model. Definisi

Variabel Independen (bebas) yang dikemukakan oleh Sugiono (2017) adalah “variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tanggung jawab sosial perusahaan”.

Menurut (Reni & Anggraini, 2006) dalam (Alkhairani et al., 2020), “tanggung jawab sosial

perusahaan merupakan mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela

mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan

interaksinya dengan stakeholder, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang

hokum”. Nilai tanggung jawab sosial perusahaan dihitung menggunakan perhitungan

Corporate Social Responsibility Indeks (CSRI) menurut (Alkhairani et al., 2020). Rumus

CSRI sebagai berikut :

CSRIj=
∑ xij
n

Keterangan:
CSRIj = Corporate Social Responsibility Index perusahaan j
∑xij = Pengungkapan jumlah item oleh perusahaan j
n = skor item yaitu 78

3.3.3 Variabel Moderasi

Variabel Moderasi berpengaruh (memperlemah dan memperkuat) terhadap hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen (Sugiyono, 2017) penggunaan variabel

moderasi akibat dari dugaan adanya variabel lainnya yang mempengaruhi hubungan
37

tanggungjawab sosial perusahaan dengan biaya modal ekuitas. Pada penelitian ini terdapat

satu variabel moderator yaitu profitabilitas. Menurut (Mariani, 2018) mengemukakan

“profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang

dihasilkan dari penjualan dan investasi”. Profitabilitas penelitian ini diproksikan melalui

Return On Equity (ROE) berdasarkan penelitian Alkhairani et al (2020). ROE dirumuskan

sebagai berikut :

Laba Setelah Pajak


ROE=
Modal Sendiri

3.4 Model Penelitian

Model regresi data panel digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pendapat Basuki dan

Prawoto (2017:275) mengemukakan “data panel adalah gabungan antara data runtut waktu

(time series) dan data silang (cross section)”. Data time series yaitu data yang mencakup satu

atau lebih variabel pengamatan terhadap satu unit observasi dalam periode tertentu.

Selanjutnya, data cross section yaitu data observasi dari beberapa unit observasi pada satu

titik waktu. Data panel dipilih karena penelitian ini memakai data cross section dan time

series. Data time series penelitian ini yang digunakan ialah periode waktu 10 tahun (dari

tahun 2017-2019). Data cross section yang digunakan pada penelitian ini ialah perusahaan

manufaktur subsektor pertambangan yang terdaftar di BEI, dengan total sampel perusahaan

mencapai 40 perusahaan.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini ialah analisis regresi data panel dan Moderated

Regression Analysis (MRA) yang diolah menggunakan software pengolahan data eviews.

Tahapan teknik analisis data penelitian ini adalah:

3.5.1 Analisis Deskriptif


38

Sugiyono (2017) mengemukakan “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisisdata dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku

umum atau untukdigeneralisasi”. Analisis data berbentuk statistic deskriptif diantaranya

penyajian data menggunakan grafik, tabel, pictogram¸ diagram lingkaran, perhitungan mean,

median, modus (pengukuran tendensi sentral), perhitungan persentil, desil, menghitung

sebaran data dengan perhitungan rata-rata, perhitungan persentase dan standar deviasi.

3.5.2 Pemilihan Model

Ada 3 model estimasi yang digunakan pada regresi data panel, diantaranya:

1. Common Effect Model (CEM)

Pendekatan model data panel paling sederhana karena terdiri dari kombinasi data cross

section dan time series serta mengestimasinya melalui pendekatan kuadrat paling kecil

(OLS/ Ordinary Least Square).

2. Fixed Effect Model (FEM)

Model ini diasumsikan perbedaan antarindividu dapat diakomodasikan dari perbedaan

intersep, adapun masing-masing individu sebagai parameter yang tidak diketahui.

Penggunaan teknik variable dummy untuk mengestimasi data panel model fixed effect

bertujuan menangkap perbedaan intersep antar perusahaan.

3. Random Effect Model (REM)

Model ini sebagai estimasi data panel di mana variabel gangguan kemungkinan ada

hubungan antar waktu dan antar individu. Perbedaan dari FEM, yaitu efek spesifik setiap

individu diperlakukan sebagai bagian dari komponen error yang sifatnya random (acak)
39

dan tidak ada korelasi dengan pengamatan variabel penjelas. Penggunaan random effect

model ini memiliki keuntungan yaitu mampu menghilangkan heteroskedastisitas.

Pemilihan model paling tepat untuk pengelolaan data panel, ada 3 metode antara

lain:

1. Uji Chow

Pengujian ini bertujuan sebagai penentu model fixed effect atau common effect yang

paling tepat digunakan untuk estimasi data panel. Uji chow dilakukan dengan meregresi

data menggunakan model fixed effect dan common effect, selanjutnya melakukan

random/fixed effect testing melalui redundant fixed effect – likelihood ratio. Pedoman

untuk mengambil kesimpulan uji chow

yaitu :

a. H0 ditolak apabila nilai Probabillity Cross-section Chi-square < α (5%), sehingga

dipilih model fixed effect.

b. H0 diterima apabila nilai Probabillity Cross-section Chi-square > α (5%),

sehingga dipilih model common effect.

2. Uji Hausman

Pengujian ini sebagai penentu model fixed effect atau random effect yang paling tepat

untuk estimasi data panel. Ketika dilakukan uji hausman, regresi data menggunakan

model random effect dan fixed effect, selanjutnya fixed/random effect testing dengan

menggunakan correlated random effect – hausman test. Pedoman untuk mengambil

kesimpulan uji hausman yaitu:


40

a. H0 ditolak, apabila nilai Probabillity Cross-section Random < α (5%), artinya

dipilih model fixed effect.

b. H0 diterima, apabila nilai Probabillity Cross-section Random > α (5%), artinya

dipilih model random effect.

3. Uji Lagrange Multiplier

Pengujian ini sebagai penentu model common effect atau random effect yang paling tepat

untuk estimasi data panel. Pengujian LM, akan meregresikan data dengan model common

effect dan random effect, selanjutnya melakukan random/fixed effect testing melalui

ommited random effect – lagrange multiplier. Penggunaan metode perhitungan uji LM

penelitian ini yaitu metode Breusch-Pagan. Metode ini sebagai metode paling banyak

digunakan oleh para peneliti untuk menghitung uji LM. Pedoman untuk mengambil

kesimpulan uji LM atas dasar metode Breusch-Pagan yaitu:

a. H0 ditolak, apabila nilai Cross-section Breusch-Pagan < α (5%), artinya dipilih

model random effect.

b. H0 diterima, apabila nilai Cross-section Breusch-Pagan > α (5%), artinya dipilih

model common effect.

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik (kecuali model regresi sederhana) harus memenuhi asumsi klasik

supaya ketika mengerjakan model regresi tidak ditemukan permasalahan statistik.

Selanjutnya, hasil dari model regresi bisa memenuhi standar statistik, dengan demikian

parameter yang didapatkan masuk akal dan logis. Proses uji asumsi klasik bersamaan proses

uji regresi, maka prosedur uji asumsi klasik melalui langkah kerja yang sama dengan uji

regresi (Gani et al, 2015). Tahapan dalam uji asumsi klasik pada penelitian ini adalah:
41

1. Uji Normalitas

Tujuan pengujian ini yaitu mengetahui apakah distribusi data mendekati atau mengikuti

distribusi normal. Data yang ‘baik’ merupakan data yang terdapat pola seperti distribusi

normal, yakni distribusi data tidak cenderung ke kanan atau ke kiri (Santoso, 2017: 42).

Kriteria penilaian uji normalitas yaitu apabila nilai prob >0,05 sehingga data sudah lolos

uji normalitas dan apabila nilai prob <0,05 sehingga data belum lolos uji normalitas

sehingga diperlukan perbaikan.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas bermakna ada hubungan linear pasti dan sempurna antara beberapa atau

semua variabel yang menjelaskan model regresi. Sujarweni, (2016: 230) mengemukakan

“uji multikolienaritas bertujuan mengetahui ada tidaknya variabel independen yang

mempunyai kemiripan antar variabel independen dalam suatu model”. Pendeteksi ada

atau tidaknya gejala multikolienaritas yaitu:

a. Nilai tolerance > 0,10 dan nilai variance inflanction factor (VIF) < 10

memperlihatkan tidak ada multikolinearitas antar variable independen.

b. Nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10 memperlihatkan adanya

multikolinearitas antar variable independen.

3. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan pengujian ini yaitu memverifikasi apakah ada ketidaksamaan varians antar

pengamatan dalam model regresi. Jika varians residual antar pengamatan tetap, maka

dinamakan homoskedastisitas, dan apabila berbeda dinamakan heteroskedastisitas.

Homoskedastisitas adalah model regresi yang baik karena tidak mengandung

heteroskedastisitas (Ghozali, 2018).

4. Uji Autokorelasi
42

Ghozali (2018) mengemukakan “tujuan dari uji autokorelasi adalah menguji apakah

ditemukan korelasi antara problem autokorelasi pada periode t dengan problem

autokorelasi pada 63 periode t-1 (periode sebelumnya) pada model regresi linier”.

Pendeteksi adanya masalah tersebut, maka menggunakan uji Durbin-Watson (DW)

3.5.4 Uji Hipotesi

Uji hipotesis penelitian ini melalui pengujian parsial (uji T), simultan (uji F), koefisien

determinasi (R2) dan Moderated Regression Analysis (MRA).

1. Uji T (parsial)

Pengujian ini bertujuan menguji ada tidaknya pengaruh secara parsial antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan uji t dengan derajat

keyakinan 95% (α = 5%).

2. Uji F (simultan)

Pengujian ini memperlihatkan apakah semua variabel bebas pada model berpengaruh

simultan terhadap variabel dependen.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Basuki dan Prawoto, (2017:17) mengemukakan “koefisien determinasi adalah koefisien

yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen

(X) dalam suatu model persamaan regresi”.

4. MRA (Moderated Regression Analysis)

Berdasarkan pendapat Ghozali (2018), “moderated regression analysis (MRA)

merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda, dimana dalam persamaan re gresinya

mengandung unsur interaksi, yaitu perkalian antara dua atau lebih variabel independen”.
43

MRA digunakan pada penelitian ini sebagai akibat dari penggunaan variabel moderator,

dengan demikian persamaan regresi data panel terhadap variabel moderator yaitu melalui

penggunaan persamaan MRA. Keputusan efek variabel moderator yang diambil pada

penelitian ini mempunyai kriteria :

a. H0 diterima, apabila nilai Probability variabel moderator > α (5%).

b. H0 ditolak, apabila nilai Probability variabel moderator < α (


BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data

Objek penilitian yang digunakan adalah seluru perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia untuk periode 2017-2019 berjumlah 45 perusahaan. Metode

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah perushaan pertambangan yang menunjukan

laporan tahunan (annual report) yang listing di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun 2017-

2019 dengan jumlah sampel yang di observasi sebanyak 45. Perusahan pertambangan yang

terdaftar di Bursa efek Indonesia di bagi menjadi empat bagian yang pertama Batu Bara

sebanyak 24 perusahaan, kedua Minyak Mentah dan Gas Bumi sebnyak 9 perusahaan, ketiga

Logam dan Mineral sebnyak 10 perusan, keempat Tanah dan Batu Galian sebanyak 2

perusahaan.

4.2. Statistik Deskriptif

Tabel 4.1 menunjukkan hasil statistik penelitian semua variabel sebagai berikut :

Tabel 4.1
Statistik deskriptif
Variabel N Min Max Mean Std. Deviasi
13
CSR 5 0,25641 0,44872 0,37483 0,348571
13
CEC 5 0,009816 0,942532 0,084895 0,110855
13
ROE 5 0,001978 7,266227 0,748815 1,064741
CSR*RO 13
E 5 0,000685 2,887859 0,282545 0,408146

Keterangan:

44
45

CSR : Corporate Social Responsibility


CEC : Cost of Equity Capital
ROE : Profitabilitas
CSR*ROE : Corporate Social Responsibility* Profitabilitas

Sesuai dengan hasil uji data statistik deskriptif tabel 4.1, maka nilai minimum dari CSR

0,25641 ada pada PT. Adaro Energy tahun 2017. Nilai max sebesar 0,44872 pada PT Indika

Energy tahun 2018, nilai mean 0,37483 pada PT J Resources Asia Pasifik Tbk pada tahun

2019 dan standar deviasi CSR 0,34857. CEC menunjukkan nilai min sebesar 0,0098158 yang

terdapat pada PT Borneo Lumbung Energi & Metal pada tahun 2018. Nilai max 0,9425325,

terdapat pada PT. Resource Alam Indonesia tahun 2017. Nilai mean sebesar 0,084895 yang

terdapat pada PT J Resources Asia Pasifik tahun 2019, dan nilai standar deviasi 0,110855.

ROE menunjukkan nilai min 0,001978 pada PT Apexindo Pratama Duta pada tahun 2019.

Nilai max 7,266227, pada PT. Capitalinc Investment tahun 2017. Nilai mean 0,748815 pada

PT Atlas Resources tahun 2017, dan nilai standar deviasi 1,064741.

CSR*ROE memiliki nilai min adalah 0,000685 yang terdapat pada PT

Apexindo Pratama Duta tahun 2017. Nilai max sebesar 2,887859 yang terdapat pada

PT Capitalinc Investment Indonesia 2017. Nilai mean sebesar 0,282545 yang

terdapat pada PT Radiant Utama Interunsco 2018; dan nilai standar deviasi adalah

0,408146.

4.3. Pengujian Asumsi Klasik

Peneliti menggunakan uji asumsi klasik bertujuan mendapatkan model yang BLUE. Kedua

uraian pengujian tersebut sebagai berikut,

4.3.1. Uji Multikolinearitas

Hasil pengujian melalui nilai korelasi antara dua variabel bebas ditampilkan tabel di bawah

ini,
46

Tabel 4.2
Uji Multikolinearitas
CEC CSR ROE CSR_ROE
CEC 1.000000 0.014623 0.123286 0.125994
CSR 0.014623 1.000000 0.050625 0.096445
ROE 0.123286 0.050625 1.000000 0.996776
CSR_ 0.125994 0.096445 0.996776 1.000000

Tabel di atas memperlihatkan hasil uji korelasi antara variabel, yang menerangkan ada

multikoliniearitas beberapa variabel bebas (korelasi > 0,90). Gujarati & Porter (2009) &

Widarjono (2016) menyatakan “konsekuensi terjadinya multikolinearitas adalah model masih

bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) tetapi model memilikii varian dan kovarian

yang besar”. Oleh karena itu, uji model dapat berlanjut sebab modelnya bersifat BLUE.

4.3.2. Uji Heteroskedastisitas

“White-s heteroscedasticity-consistent variance and standard error” bertujuan

mengkoreksi permasalahan heteroskedastisitas sapaya mendapatkan hasil kokoh. Ghozali

& Ratmono (2017) mengemukakan “hasil uji White-s heteroscedasticity-consistent

variance and standard error merupakan satu kesatuan dengan hasil uji hipotesis”.

Selanjutnya, Ekananda (2015) menyatakan “salah satu perbaikan masalah

heteroskedastisitas adalah menggunakan konsisten varian dengan White-s

heteroscedasticity-consistent variance and standard error”.

4.4 Pengujian Model


47

Pengujian berpasangan sebagai penentu model yang cocok untuk pengujian hipotesis

regresi data panel.

Tabel 4.3
Uji Chow
Nilai Signifikansi Nilai efek utama I (Main Efek Moderasi
effect 1)
Cross-section Chi-square 0,0000 0,0000

Hasil uji chow yang ditunjukkan tabel di atas pada model regresi data panel efek

utama dan moderasi memiliki sigi. < 0.05. Keadaan ini berarti model regresi data panel yang

cocok untuk keempat pengujian efek ialah model fixed effect. Sehingga, Ha diterima yaitu,

model fixed effect lebih baik dari model common effect. Kemudian, dilakukan uji hausman

karena hasil uji chow memperlihatkan model fixed effect. Hasilnya ditunjukkan melalui

tabel 4.4.

Tabel 4.4
Uji Hausman
Nilai Signifikansi Nilai efek utama I (Main Efek Moderasi
effect 1)
Cross-section Random 0,8670 0,3688

Hasil uji hausman pada model regresi data panel efek utama dan moderasi nilai

signifikansinya > 0,05. Dengan demikian kedua model regresi data panel ini, pengujian efek

merupakan model random effect. Sehingga, Ha diterima yaitu, model random effect lebih

baik dari model fixed effect. Kemudian, peneliti menguji lagrange multiplier karena hasil uji

hausman memperlihatkan model random effect. Hasilnya ditunjukkan melalui tabel 4.5.

Tabel 4.5
Uji Lagrange Multiplier
48

Nilai Signifikansi Nilai efek utama (Main effect ) Efek Moderasi


Breusch-pagan 0,0034 0,0022

Hasil uji lagrange multiplier pada model regresi data panel efek utama I, efek utama II, efek

utama III menunjukkan nilai signifikansi kurang dari 0,05. Dengan demikian model regresi

data panel yang cocok bagi keempat uji efek yaitu model random effect. Sehingga, Ha

terdukung yaitu model random effect lebih baik dari model common effect. oleh karena itu,

model random effect sebagai model yang cocok terhadap pengujian hipotesis penelitian.

4.5. Pengujian Hipotesis 1

4.5.1 Analisis Regresi Data Panel

Analisis ini bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya pengaruh dari variabel.

Berdasarkan hasil pengujian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

model terbaik untuk dipakai dalam pengujian hipotesis 1 adalah CEM.

Tabel 4.6 Hasil Regresi Data Panel Hipotesis 1


Common Effect Model (CEM)

Variabel Dependen : CEC


Variabel Independen Arah Koefisien Prob.
C + 0,067462 0,5168
CSR + 0,465071 0,8663
Prob (F-statistic)   0,866318
R2 0,000214
Adjusted R 2
0,073033

Tabel 4.6 memperlihatkan output analisis regresi berganda yang tersaji nilai

koefisien dan probabilitas dari tiap-tiap variabel dan hasil dari uji F dan koefisien

determinasi.

4.5.2 Uji F
49

Pengujian ini bertujuan guna menyelidiki, baik atau buruknya model dalam suatu penelitian.

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dihasilkan nilai probabilitas dari uji F senilai 0,866318 atau >

0,05. Dengan demikian, bisa diambil kesimpulan pengujian hipotesis 1 pengaruh corporate

social responsibility terhadap biaya modal ekuitas tidak terdukung.

4.5.3 Koefisien Determinasi

Pengujian ini bertujuan menilai seberapa besar variasi variabel dependen mampu diterangkan

oleh kemampuan model. Koefisien determinasi dilihat dari nilai Adj R2. Berdasarkan Tabel

4.6, dapat di perhatikan nilai R2 yang dihasilkan sebesar 0,073033 yang mengindikasikan

bahwa variabel independen pada penelitian ini mampu menerangkan 7,3% variabel dependen

pada hipotesis penelitian yakni biaya modal ekuitas. Dengan demikian, model mempunyai

kemampuan yang kurang baik dalam menerangkan variabel dependen, sedangkan sisanya

oleh variabel lain selain penelitian ini sebesar 92,7%.

4.5.4 Uji t

Pengujian ini bertujuan menyelidiki, seberapa besar variabel dependen dipengaruhi

variabel independen secara parsial (individual). Pengamatan tabel 4.6 menunjukkan

variabel biaya modal ekuitas dan tanggungjawab sosial perusahaan mempunyai nilai

probabilitas > 0,05 dengan arah koefisien yang positif. Hal tersebut berindikasikan

tanggungjawab sosial perusahaan mempengaruhi secara tidak signifikan. Sehingga

hipotesis 1 tidak terdukung.

4.6. Pengujian Hipotesis 2

Pengujian hipotesis bertujuan menganalisis apakah variabel moderasi pada peelitian ini

mampu menguatkan/ melemahkan hubungan antara variabel independen ke variabel


50

dependen. Pengujian moderasi ini berguna untuk mendeteksi apakah variabel profitabilitas

memoderasi hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dan biaya modal ekuitas.

Hasil moderasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Regresi Data Panel Hipotesis 2


Fixed Effect Model (FEM)

Variabel Dependen : CEC


Variabel Independen Arah Koefisien Prob.
C + 0,066480 0,0000
CSR_ROE + 0,065173 0,0178
Prob (F-statistic)   0,001358
R 2
0,516549
Adjusted R2 0,272107

Tabel 4.7 memperlihatkan hasil dari analisis regresi variabel moderasi. Sesuai tabel di atas

bisa diketahui interaksi antara variabel CSR dan ROE mempunyai nilai probabilitas 0,0178 <

0,05. Dengan demikian, kesimpulannya adalah hipotesis 2 diterima atau memperkuat. Hal

tersebut bermakna profitabilitas mempengaruhi korelasi antara corporate social

responsibility dengan biaya modal ekuitas perusahaan pertambangan di BEI.

Hasil penelitian juga menunjukan nilai signifikansi F adalah 0,001358 < 0,05,

yang bermakna penggunaan model penelitian ini sudah layak. Hal ini menunjukan variable

tanggung jawab sosial perusahaan serta CSR*ROE secara simultan mampu menjelaskan dan

memprediksi biaya modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.


51

Besarnya adjusted R2 menunjukkan 0,272107. Hal ini bermakna variable bebas

tanggung jawab social perusahaan dan pemoderasi tanggung jawab social perusahaan dengan

profitabilitas mempengaruhi 27,2% pada biaya modal perusahaan. Sedangkan sisanya 72,8

dipengaruhi variable lainnya yang tidak dijelaskan pada model penelitian ini.

TABEL 4.8
RINGKASAN HASIL UJI HIPOTESIS
Hipotesis 1 CSR berpengaruh negatif terhadap 0,8663 Tidak didukung
biaya modal ekuitas
Hipotesis 2 Profitabilitas memperkuat hubungan 0,0178 Didukung
antara CSR dan biaya modal ekuitas

4.7. Pembahasan Hasil Uji

4.7.1. Tanggung Jawab Sosial Terhadap Biaya Modal Ekuitas

Sesuai dengan pengajuan uji hipotesis penelitian ini, diketahui variable pengungkapan CSR

mempunyai tingkat signifikansi 0,8663. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05, sehingga

pengungkapan CSR tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap biaya modal ekuitas

perusahaan. Maka dapat disimpulkan H1 tidak didukung. Berdasarkan pernyataaan di atas,

sependapat dengan penelitian oleh (Ariyani & Nugrahanti, 2016) menemukan tanggung

jawab sosial perusahaan tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap biaya modal ekuitas.

Hal tersebut disebabkan tanggung jawab sosial perusahaan yang diungkapkan masih belum

memadai sehingga tidak berdampak penurunan biaya modal ekuitas, serta sependapat pula

dengan penelitian (Yuniarta & Agustini, 2014) “menemukan investor individual tertarik

terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut berupa
52

keamanan dan kualitas produk serta aktivitas lingkungan”. Selain itu mereka mengharapkan

informasi mengenai etika, hubungan dengan karyawan dan masyarakat.

Selanjutnya, kemungkinan biaya modal ekuitas perusahaan bukan hanya

memiliki ketergantungan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

saja, namun lebih cenderung terdapatnya pegungkapan lainnya berupa informasi pasar

modal, informasi pembayaran deviden atau informasi laporan keuangan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian (Dhaliwal et al., 2011), Gregory

dkk. (2010), Sadok El Ghoul dkk. (2010) yang mengemukakan “semakin tinggi

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan maka makin rendah biaya modal

ekuitas perusahaan”. Sedangkan penelitian ini mendukung penelitian (Gulo, 2000),

(Ariyani & Nugrahanti, 2016), mengemukakan “tidak ada pengaruh signifikan

pengungkapan tanggung jawab socsal perusahaan terhadap biaya modal ekuitas

perusahaan” dan penelitian (Nugroho, 2008), yang mengemukakan “pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas

perusahaan”.

4.7.2 Profitabilitas Memoderasi Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Dengan Biaya Modal Ekuitas.

Hasil uji Hipotesis menunjukan ada pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap

biaya modal ekuitas dengan dimoderasi oleh profitabilitas terbukti dengan nilai probabilitas

0,0178 < 0,05. Berdasarkan nilai R2 menunjukkan tanggungjawab sosial perusahaan terhadap

biaya modal ekuitas dengan profitabilitas sebagaia pemoderasi mampu menjelaskan atau

mempengaruhi biaya modal ekuitas sebesar 27,2%.

Profitabilitas perusahaan adalah kemampuan untuk menghasilkan laba bersih

dari operasional pada periode akuntansi. Profitabilitas bisa sebagai pertimbangan


53

penting oleh investor ketika akan memutuskan untuk berinvestasi, dalam arti dividen

yang semakin besar maka biaya modal semakin hemat, disisi lain power para manajer

menjadi meningkat bahkkan kepemilikannya dapat meningkat dampak dari

penerimaan deviden yang tinggi.

Disisi lain pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dapat terwujud

melalui kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan. Tingkat kinerja perusahaan yang

semakin baik didalam memperbaiki lingkungannya (kinerja, ekonomi, lingkungan dan

sosial), sehingga biaya modal perusahaan semakin meningkat sebagai dampak dari

para investor perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan para investor lebih tertarik

minginvestasikan modal untuk perusahaan yang ramah terhadap lingkungan.

(Hackston, 1996) dalam (Reni & Anggraini, 2006) mengemukakan “semakin

tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi

sosial yang dilakukan perusahaan”. Dengan demikian kesimpulannya adalah tanggung

jawab sosial perusahaan akan menurunkan biaya modal ekuitas. Dahlia dan Siregar

(2008) “mengindikasikan bahwa perilaku etis perusahaan berupa tanggung jawab

sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif, dalam jangka

panjang akan tercermin pada keuntungan perusahaan dan peningkatan kinerja

keuangan”.

Hasil penelitian (Thohiri, 2011) mengemukakan “profitabilitas bukan sebagai

variable moderating antara tanggung jawab sosial perusahaan terhadap biaya modal

ekuitas”. Hasil berbeda ditunjukan pada penelitian (Edmawati, 2017) yaitu

“profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara tanggung jawab

sosial perusahaan dengan biaya modal ekuitas”.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelititian ini menunjukan tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Tanggung jawab sosial perusahaan yang

diungkapkan masih belum memadai sehingga tidak memperoleh dampak menurunnya biaya

modal ekuitas. Biaya modal ekuitas juga tidak hanya tergantung dengan pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan saja, namun cenderung kemungkinan karena ada

pegungkapan lainnya antara lain informasi pasar modal, informasi pembayaran deviden atau

informasi laporan keuangan.

Hasil penelitian ini juga menunjukan profitabilitas sebagai variabel

moderasi mempengaruhi hubungan tanggung jawab sosial perusahaan dan biaya

modal ekuitas, pengaruh dalam penelitian ini adalah memperkuat. Sesuai penelitian-

penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa profitabilitas dapat memoderasi

hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dan biaya moda ekuitas dengan

menunjukan nilai yang positif yang berarti profitabilitas memperkuat hubungan antara

tanggung jawab sosial perusahaan dan biaya modal ekuitas.

5.2. Saran

Pada penelitian ini memiliki hasil yang tidak signifikan dari CSR terhadap biaya modal

ekuitas. Akan tetapi CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam memperbaiki

kesenjangan sosial dan lingkungan yang terjadi akibat aktifitas operasional perusahaan.

Semakin banyak bentuk pengungkapan pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan

terhadap lingkungannya, image perusahaan akan menjadi meningkat dan investor akan lebih

berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin

54
55

baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen akan semakin tinggi sehingga dalam waktu

yang lama penjualan perusahaan juga mengalami peningkatan dan profitabilitas perusahaan

juga akan meningkat. Sehingga disarankan kepada perusahaan terlebih pada perusahaan

pertambangan sebaiknya tetap mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan dan

lingkungan hidup, karena hal ini akan menjadi informasi yang berguna bagi investor dalam

mengambil suatu keputusan investasi.


56

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, I. M. P., Siregar, S. V., & Wardhani, R. (2018). Social Responsibility Disclosure,
Corporate Governance and Cost of Equity Capital. July. https://doi.org/10.2991/iac-
17.2018.13
Alkhairani, Kamaliah, & Rokhmawati, A. (2020). Analisis Pengaruh Good Corporate
Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ekonomi KIAT, 30(1), 10–25.
https://journal.uir.ac.id/index.php/kiat
Anggraeni. (2019). Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia. Αγαη, 8(5), 55.
Arham AB. (2016). Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Lingkungan Hidup.
Prosiding Seminar Nasional 2016 (Kerjasama Kementrian Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan World Wide Fund (WWF)), Hlm.130. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/
Ariyani, M., & Nugrahanti, Y. W. (2016). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility terhadap Cost Of Equity Perusahaan. Telaah Bisnis, 14(1), 1–26.
https://doi.org/10.35917/tb.v14i1.12
Badjuri, A., Jaeni, & Kartika, A. (2021). Peran Corporate Social Responsibility Sebagai
Pemoderasi Dalam Memprediksi Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Agresivitas Pajak Di Indonesia: Kajian Teori Legitimasi. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi,
28(1), 1–19. https://www.unisbank.ac.id/ojs;
Celvin, H., & Gaol, R. L. (2015). Pengaruh pengungkapan. Jrak, 1(2), 139–166.
Chouaibi, Y., Rossi, M., & Zouari, G. (2021). The effect of corporate social responsibility
and the executive compensation on implicit cost of equity: Evidence from French ESG
data. Sustainability (Switzerland), 13(20). https://doi.org/10.3390/su132011510
Dhaliwal, D. S., Li, O. Z., Tsang, A., & Yang, Y. G. (2011). Voluntary nonfinancial
disclosure and the cost of equity capital: The initiation of corporate social responsibility
reporting. Accounting Review, 86(1), 59–100. https://doi.org/10.2308/accr.00000005
Edmawati. (2017). Analysis of Corporate Social Responsibility. Corporate Social
Responsibility in India: Some Empirical Evidence, 1(1), pp.3–19.
https://doi.org/10.1007/978-981-10-3902-7
Fadhillah, A. U., Marota, R., & Octavianty, E. (2021). Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility ( Csr ), Ukuran Perusahaan , Dan Financial Leverage Terhadap
57

Cost of Equity Capital ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ( Bei ). Jurnal Online Mahasiswa
(Jom) Bidang Akuntansi, 8(3), 1–12.
https://jom.unpak.ac.id/index.php/akuntansi/article/view/1686
Firmansyah, D. (2021). Biaya Modal Perusahaan di Indonesia: Tanggung Jawab Sosial dan
Tata Kelola Perusahaan. Jurnal Ekonomi, 26(3), 361.
https://doi.org/10.24912/je.v26i3.796

Fredrik, S. &. (2009). A qualitative study from a managerial perspective regarding views and
other important aspects of CSR in Indonesia. 51–57.
Garriga, E., & Melé, D. (2004). Corporate social responsibility theories: Mapping the
territory. Citation Classics from The Journal of Business Ethics: Celebrating the First
Thirty Years of Publication, 69–96. https://doi.org/10.1007/978-94-007-4126-3_4
Gulo, Y. (2000). Analisis Efek Luas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan
Terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan. 2(1), 45–62.
Hackston. (1996). Related papers Fost ering St akeholders Trust t hrough CSR Report ing:
An Analyt ical Focus. Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 9 No. 1,
1996, Pp. 77-108. © MCB University Press, 0951-3574.
Hamdani, T. (2018). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY PADA BPRS AMANAH UMMAH. 72–91.
Hasyir, D. A. (2016). Perencanaan CSR pada Perusahaan Pertambangan: Kebutuhan untuk
Terlaksananya Tanggungjawab Sosial yang Terintegrasi dan Komprehensif. Jurnal
Akuntansi, 8(1), 105–118.
Heriyanthi, I. G. A. R. (2013). Pengaruh Pengungkapan Sukarela Dan Manajemen Laba Pada
Cost of Equity Capital Dengan Asimetri Informasi Sebagai Variabel Intervening. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 5(2), 398–416.
Heryanto, R., & Juliarto, A. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015). Diponegoro Journal of Accounting, 6(4),
540–547.
Hutabarat. (2017). PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS
SEBAGAI VARIABEL MODERASI Ance. 1–13.
Ifonie, R. R. (2012). Pengaruh Asimetri Informasi dan Manajemen Laba Terhadap Cost of
Equity Capital pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(1), 103–107.
Kurnia, L., & Arafat, M. Y. (2015). Pengaruh manajemen laba dan ukuran perusahaan
terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
indonesia. Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi, 10(1), 45–70.
Kurnianingsih, H. T. (2013). Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap
Corporate Social Responsibility. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis, 13(1), 1–14.
58

Mariani. (2018). PENGARUH ENTERPRISE RISK MANAGEMENT DISCLOSURE,


INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE DAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi. Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan Vol. 7 No. 2 Oktober 2018 FEB Universitas Budi Luhur ISSN: 2252
7141 PENGARUH, 7(2), 1–25.
Mudjiyanti, R., & Maulani, S. S. (2017). Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Media Ekonomi, 17(1), 7. https://doi.org/10.30595/medek.v17i1.1761
Nugroho, H. (2008). Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Terhadap, Kurs Dan Jumlah
Uang Beredar, terhadap Indeks LQ45 (Studi kasus pada BEI Periode 2002-2007).
Thesis, 45.
Nuzul Ikhwal. (2016). Analisis Roa Dan Roe Terhadap Profitabilitas Bank Di Bursa Efek
Indonesia. Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan Dan Perbankan, Vol. 1(No. 2), 212–
227. http://journal.febi.uinib.ac.id/index.php/almasraf/article/view/57
Oikonomou, I., Brooks, C., & Pavelin, S. (2014). The effects of corporate social performance
on the cost of corporate debt and credit ratings. Financial Review, 49(1), 49–75.
https://doi.org/10.1111/fire.12025
Permadani et al. (2021). Struktur, Pengaruh Dan, Modal Terhadap, C S R Moderasi, Sebagai
Variabel.
Pratiwi, A., Nurulrahmatia, N., & Muniarty, P. (2020). Pengaruh Corporate Social
Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar di BEI. Owner, 4(1), 95. https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.201
Prihastiwi, D. A., & Fatimah, A. N. (2020). Should Companies Engage In CSR? Evidence
From CSR Impact On Cost Of Capital In Top Asean Companies. Jurnal Akuntansi Dan
Bisnis, 20(2), 202. https://doi.org/10.20961/jab.v20i2.567
Pujiningrat, S. A., & Budiyonto. (2018). Pengaruh pengungkapan CSR dan GCG terhadap
Nilai perusahaan dengan Profitabilitas sebagai variabel Moderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset
Manajemen, 5(1), 1–20.
Rahmawati, Rasyid, A., Marihi, L. O., & Rumasukun, M. R. (2020). FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI COST OF EQUITY ( Studi Pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) Tahun 2013-2017. The
Journal of Business and Managemen Research, 3(1), 1–4.
http://jurnal.uniyap.ac.id/jurnal/index.php/pasca/article/view/605
Reni, F., & Anggraini, R. (2006). Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan.
Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris
Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta), 21, 23–26.
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_699411403487.
pdf
Retno, R. D., & Priantinah, D. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance Dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010).
59

Nominal, Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 1(2).


https://doi.org/10.21831/nominal.v1i2.1000
Reverte, C. (2012). The Impact of Better Corporate Social Responsibility Disclosure on the
Cost of Equity Capital. Corporate Social Responsibility and Environmental
Management, 19(5), 253–272. https://doi.org/10.1002/csr.273
Rianingtyas, R. A., & Trisnawati, R. (2017). Pengaruh Pengungkapan CSR, Manajemen Laba
dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital dengan Kualitas Audit sebagai
Variabel Moderating pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks LQ-45 Tahun 2010-
2015. Seminar Nasional Dan The 4th Call for Syariah Paper, 1(1), 157–171.
http://hdl.handle.net/11617/9223
Rinobel, B., & Laksito, H. (2015). Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility
(CSR), ukuran perusahaan, financial leverage dan manajemen laba terhadap cost of
equity perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 4(2), 1–9.
Ristantri, R. S., & Supriono. (2020). Jurnal ekonomi dan teknik informatika vol. 8 no. 1 2020.
Jurnal Ekomomi Dan Teknik Informatika, 8(1), 19–27.
Rokhlinasari. (2017). Teori Teori dalam Pengungkapan Informasi CSR. Academia, 1–11.
Septiani, G., & Taqwa, S. (2019). Pengaruh Intellectual Capital Disclosure Dan Leverage
Terhadap Cost Of Equity Capital. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(3), 1337–1353.
https://doi.org/10.24036/jea.v1i3.146
Suardana, Ketut Ali.Utama, I. M. K. (2016). Kemampuan Voluntary Disclosure , Corporate
Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Menurunkan Cost of Capital
Perusahaan. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Akuntansi, 22(2), 108–121.
Suharsono, R. S., & Rahmasari, G. A. P. W. (2013). Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibilityresponsibility (CSR) Terhadap Cost Of Capital (COC) Dengan
Kepemilikan Institusional Sebagai Variebel Pemoderasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan
Humanika, 2(2), 737–764.
Sukarti, & Suwarti, T. (2018). Pengaruh Pengungkapan CSR, Asimetri Informasi, Ukuran
Perusahaan, Dan Kepemiikan Institusional Terhadap Cost Of Equity. Prosiding
SENDI_U, 692–698.
Syarifudin, Y. Z. N. & A. (2020). Pengaruh Leverage Terhadap Profitabilitas dengan Biaya
Modal Ekuitas sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan BUMN Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2(6), 861–873.
Thohiri, R. (2011). Pengaruh Pengungkapan CSR Dan GCG Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Profitabilitas Sebagai Moderating Variabel Studi Empiris Pada Perusahaan
LQ45 Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2010. Tesis, 1–123.
Tnius, N. (2018). Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Pt. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk. Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi), 1(4),
66–79. https://doi.org/10.32493/skt.v1i4.1380
Trisnawati, R., Setiawati, E., & Zulfikar, W. (2016). Pengaruh Corporate Governance
terhadap hubungan Corporate Social Responsibility dengan Cost of Equity Capital. The
4 Th Univesity Research Coloquium 2016, 132–144.
60

Vain et al. (2020). Cost of Equity Capital. 5(2), 115–131.


Wahyudi, S. M. (2019). The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure and Good
Corporate Governance Implementation on Cost of Equity. Saudi Journal of Economics
and Finance, 9414, 344–349. https://doi.org/10.21276/sjef.2019.3.8.4
Yanto, E. (2018). Effect of Corporate Social Responsibility and Good Corporate Governance
on the Value of Company with Profitability as Moderating Variables. JAAF (Journal of
Applied Accounting and Finance), 2(1), 36. https://doi.org/10.33021/jaaf.v2i1.304
Yuniarta, G. A., & Agustini, Y. (2014). Daya Informasi Akuntansi Memoderasi Pengaruh
Positif Corporate Social Responsibility terhadap Cost of Equity Capital. Jurnal
Keuangan Dan Perbankan, 18(1), 72–79.
Zhao, Z., Meng, F., He, Y., & Gu, Z. (2019). The influence of corporate social responsibility
on competitive advantage with multiple mediations from social capital and dynamic
capabilities. Sustainability (Switzerland), 11(1). https://doi.org/10.3390/su11010218
Lampiran 1
Perusahan pertambangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2017-2019
No Kriteria Jumlah sampel
1. Batu Bara 1. PT. Adora Energy. Tbk.
2. PT. Atlas Resources. Tbk.
3. PT. Alfa Energi Investama. Tbk.
4. PT. Bara Jaya Internasional. Tbk.
5. PT. Baramulti Suksessarana. Tbk.
6. PT. Borneo Lumbung Energi & Metal. Tbk.
7. PT. Bayan Resources. Tbk.
8. PT. Bumi Resources. Tbk.
9. PT. Darma Henwa. Tbk.
10. PT. Delta Dunia Makmur. Tbk.
11. PT. Dian Swastatika. Tbk. 24
12. PT. Garda Tujuh Buana. Tbk.
13. PT. Golden Energy Mines. Tbk.
14. PT. Harum Energy. Tbk.
15. PT. Indika Energy. Tbk.
16. PT. Indo Tambangraya Megah. Tbk.
17. PT. Mitrabara Adiperdana. Tbk.
18. PT. Resource Alam Indonesia.Tbk.
19. PT Samindo Resources. Tbk.
20. PT Perdana Karya Perkasa. Tbk.
21. PT Petrosea. Tbk.
22. PT Bukit Asam. Tbk.
23. PT. Golden Eagle Energy Tbk.
24. PT. Toba Bara Sejahtra Tbk.
2. Minyak 25. PT. Apexindo Pratama. Tbk.
Mentah & 26. PT. Astrindo Nusantara Infrastruktur. Tbk.
Gas Bumi 27. PT. Ratu Prabu Energi. Tbk.
28. PT. Elnusa. Tbk.

61
62

29. PT. Energi Mega Persada. Tbk. 9


30. PT. Surya Esa Perkasa. Tbk.
31. PT. Medco Energi Internasional. Tbk.
32. PT. Mitra Investindo. Tbk.
33. PT. Radiant Utama Interinsco. Tbk.
3. Logam & 34. PT. Aneka Tambang. Tbk.
Mineral 35. PT. Cakra Miniral. Tbk.
36. PT. Cita Mineral Investindo. Tbk.
37. PT. Central Omega Resources. Tbk. 10
38. PT. Kapuas Prima Coal. Tbk.
39. PT. Merdeka Copper Gold. Tbk.
40. PT. J. Resources Asia Pasifik. Tbk.
41. PT. SMR Utama. Tbk.
42. PT. Timah. Tbk.
43. PT. Vale Indonesia. Tbk.
4. Tanah & 44. PT. Citatah. Tbk.
Batu 45. PT. Sekawan Intipratama. Tbk. 2
Galian
Jumlah Sampel 45
63

Lampiran 2
Tabulasi data CSR
Corporate Social Responsibility (CSR)
TAHU SKOR
KODE N JLH ITEM YG DIUNGKAPAKAN ITEM CSRI
ADRO 2017 20 78 0,25641
0,39743
2018 31 78 6
0,35897
2019 28 78 4
0,35897
ARII 2017 28 78 4
0,33333
2018 26 78 3
0,38461
2019 30 78 5
0,35897
ATPK 2017 28 78 4
0,38461
2018 30 78 5
0,41025
2019 32 78 6
0,39743
BORN 2017 31 78 6
0,35897
2018 28 78 4
0,39743
2019 31 78 6
0,37179
BSSR 2017 29 78 5
0,43589
2018 34 78 7
0,41025
2019 32 78 6
0,29487
BUMI 2017 23 78 2
0,34615
2018 27 78 4
0,38461
2019 30 78 5
0,37179
BYAN 2017 29 78 5
0,30769
2018 24 78 2
0,29487
2019 23 78 2
0,35897
DEWA 2017 28 78 4
2018 34 78 0,43589
64

7
0,41025
2019 32 78 6
0,39743
DOID 2017 31 78 6
0,39743
2018 31 78 6
0,38461
2019 30 78 5
0,41025
DSSA 2017 32 78 6
0,42307
2018 33 78 7
0,43589
2019 34 78 7
0,34615
FIRE 2017 27 78 4
0,38461
2018 30 78 5
0,37179
2019 29 78 5
0,35897
GEMS 2017 28 78 4
0,37179
2018 29 78 5
0,39743
2019 31 78 6
0,28205
GTBO 2017 22 78 1
0,32051
2018 25 78 3
0,29487
2019 23 78 2
0,29487
HRUM 2017 23 78 2
0,35897
2018 28 78 4
0,29487
2019 23 78 2
0,41025
INDY 2017 32 78 6
0,44871
2018 35 78 8
0,43589
2019 34 78 7
0,37179
ITMG 2017 29 78 5
0,35897
2018 28 78 4
2019 31 78 0,39743
65

6
0,34615
KKGI 2017 27 78 4
0,37179
2018 29 78 5
0,32051
2019 25 78 3
0,41025
MBAP 2017 32 78 6
0,42307
2018 33 78 7
0,44871
2019 35 78 8
0,34615
MYOH 2017 27 78 4
0,41025
2018 32 78 6
0,37179
2019 29 78 5
0,41025
PKPK 2017 32 78 6
0,35897
2018 28 78 4
0,33333
2019 26 78 3
0,35897
PTBA 2017 28 78 4
0,34615
2018 27 78 4
0,32051
2019 25 78 3
0,38461
PTRO 2017 30 78 5
0,37179
2018 29 78 5
0,39743
2019 31 78 6
0,32051
SMMT 2017 25 78 3
0,38461
2018 30 78 5
0,39743
2019 31 78 6
0,38461
TOBA 2017 30 78 5
0,34615
2018 27 78 4
0,38461
2019 30 78 5
TRAM 2017 25 78 0,32051
66

3
0,37179
2018 29 78 5
0,39743
2019 31 78 6
0,38461
APEX 2017 30 78 5
0,39743
2018 31 78 6
0,39743
2019 31 78 6
0,34615
ARTI 2017 27 78 4
0,37179
2018 29 78 5
0,39743
2019 31 78 6
0,38461
BIPI 2017 30 78 5
0,39743
2018 31 78 6
0,39743
2019 31 78 6
0,38461
ELSA 2017 30 78 5
0,35897
2018 28 78 4
0,32051
2019 25 78 3
0,39743
ENRG 2017 31 78 6
0,38461
2018 30 78 5
0,38461
2019 30 78 5
0,35897
MEDC 2017 28 78 4
0,38461
2018 30 78 5
0,39743
2019 31 78 6
0,34615
MITI 2017 27 78 4
0,38461
2018 30 78 5
0,39743
2019 31 78 6
0,38461
RUIS 2017 30 78 5
2018 31 78 0,39743
67

6
0,38461
2019 30 78 5
0,35897
SURE 2017 28 78 4
0,38461
2018 30 78 5
0,39743
2019 31 78 6
0,39743
MTFN 2017 31 78 6
0,37179
2018 29 78 5
0,38461
2019 30 78 5
WOW 0,32051
S 2017 25 78 3
0,38461
2018 30 78 5
0,37179
2019 29 78 5
0,38461
ANTM 2017 30 78 5
0,37179
2018 29 78 5
0,39743
2019 31 78 6
0,39743
BRMS 2017 31 78 6
0,35897
2018 28 78 4
0,35897
2019 28 78 4
0,37179
CITA 2017 29 78 5
0,39743
2018 31 78 6
0,38461
2019 30 78 5
0,38461
DKFT 2017 30 78 5
0,39743
2018 31 78 6
0,38461
2019 30 78 5
0,37179
IFSH 2017 29 78 5
0,38461
2018 30 78 5
2019 31 78 0,39743
68

6
0,38461
INCO 2017 30 78 5
0,39743
2018 31 78 6
0,37179
2019 29 78 5
0,34615
MDKA 2017 27 78 4
0,35897
2018 28 78 4
0,38461
2019 30 78 5
0,39743
PSAB 2017 31 78 6
0,32051
2018 25 78 3
0,37179
2019 29 78 5
0,34615
TINS 2017 27 78 4
0,44871
2018 35 78 8
0,41025
2019 32 78 6
69

Lampiran 3
Tabulasi Data Profitabilitas
PROFITABILITAS
N TAHU
O KODE N LSP MS ROE
1. ADRO 2017 536 4.092 0,130987
2018 478 4.303 0,111085
2019 435 3.983 0,109214
2. ARII 2017 28.731 39.765 0,72252
2018 38.161 9.986 3,82145
2019 62.803 46.058 1,363563
3. ATPK 2017 553.579 515.603 1,073654
2018 846.927 678.070 1,249026
2019 489.361 619.080 0,790465
4. BORN 2017 13.657 14.456 0,944729
2018 132.654 16.110 8,234264
2019 18.064 45.537 0,396688
5. BSSR 2017 171.120 210.137 0,814326
2018 157.417 245.100 0,642256
2019 110.457 250.680 0,440629
6. BUMI 2017 103.440.793 518.949.601 0,199327
2018 1.264.725 429.466.861 0,002945
2019 4.038.209 486.703.645 0,008297
7. BYAN 2017 553.579.961 515.603.819 1,073654
2018 846.927.334 678.070.334 1,249026
2019 489.361.539 619.080.163 0,790466
8. DEWA 2017 34.383.755 227.552.534 0,151102
70

2018 23.811.569 230.804.136 0,103168


2019 20.719.729 234.263.034 0,088446
9. DOID 2017 765 177 4,322034
2018 892 262 3,40458
2019 882 281 3,13879
10. DSSA 2017 517,7 1.453,80 0,356101
2018 628,7 1.513,30 0,41545
2019 580,4 1.683,10 0,34484
11. FIRE 2017 29.329 224.495 0,130644
2018 126.279 323.238 0,390669
2019 186.747 339.672 0,549786
12. GEMS 2017 84.585 489.535 0,172786
2018 40.078 419.360 0,095569
2019 18.281 381.193 0,047957
13. GTBO 2017 981 1.454 0,674691
2018 988 1.623 0,608749
2019 1.247 1.876 0,664712
14. HRUM 2017 111.886.648 395.860.722 0,282641
2018 101.479.367 388.486.791 0,261217
2019 67.529.155 399.583.513 0,168999
15. INDY 2017 122.916.837 1.115.022.320 0,110237
2018 641.215.316 1.127.184.121 0,568865
2019 426.701.469 1.045.774.218 0,408024
16. ITMG 2017 1.689.525 958.139 1,76334
2018 2.007.630 969.783 2,070185
2019 1.715.592 884.465 1,939695
17. KKGI 2017 489.535 1.689.525 0,289747
2018 419.360 2.007.630 0,208883
2019 381.193 1.715.592 0,222193
18. MBAP 2017 58.635.700 122.304.341 0,479425
2018 50.310.702 124.181.254 0,405139
2019 35.287.557 145.640.390 0,242292
19. MYOH 2017 50.203.652 113.987.735 0,44043
2018 41.768.137 122.298.975 0,341525
2019 35.922.173 129.047.722 0,278363
20. PKPK 2017 13.670 120.000 0,113917
2018 10.440 19.972 0,522732
2019 3.829 120.000 0,031908
21. PTBA 2017 8.506.506 13.799.985 0,616414
2018 8.545.793 16.269.696 0,525258
2019 7.611.504 18.422.826 0,413156
22. PTRO 2017 1.163 18.883 0,06159
2018 2.296 19.113 0,120128
2019 3.118 21.256 0,146688
23. SMMT 2017 15.033 76.854 0,195605
2018 39.969 105.725 0,378047
2019 37.360 24.712 1,511816
24. TOBA 2017 124.095.542 215.623.872 0,575519
71

2018 91.695.528 264.139.887 0,347148


2019 35.749.878 200.914.160 0,177936
25. TRAM 2017 291.987.663 404.464.566 0,721912
2018 12.673.951 5.318.680.331 0,002383
2019 298.027.763 5.307.300.328 0,056154
26. APEX 2017 102.522.869 46.995.509 2,181546
2018 103.803.935 150.267.591 0,690794
2019 20.356.327 56.295.236 0,361599
27. ARTI 2017 23.876 12.067.899 0,001978
2018 243.567 45.982.700 0,005297
2019 30.689 3.245.898 0,009455
28. BIPI 2017 38.861.902 346.020.302 0,112311
2018 170.122.593 297.351.946 0,572125
2019 1.047.841 466.060.168 0,002248
29. ELSA 2017 578.502 3.051.920 0,189553
2018 652.094 3.300.200 0,197592
2019 871.082 3.576.698 0,243544
30. ENRG 2017 64.490 130.959 0,492444
2018 30.487 80.277 0,379773
2019 53.510 86.632 0,61767
31. MEDC 2017 564.342.544 2.762.456.205 0,20429
2018 632.178.244 1.387.261.307 0,455702
2019 591.732.465 1.356.246.297 0,436302
32. MITI 2017 15.616.144.718 31.868.737 490,0145
2018 10.601.361.578 5.716.702.243 1,854454
2019 11.789.243.231 295.170.292 39,94048
33. RUIS 2017 16.040.036.061 201.794.465.157 0,079487
2018 373.050.828.416 584.415.358.540 0,638332
2019 429.284.011.850 777.494.173.279 0,552138
34. SURE 2017 148.035 110.560 1,338956
2018 127.301 115.547 1,101725
2019 129.067 123.772 1,04278
35. MTFN 2017 14.329 1.972 7,266227
2018 13.854 21.004 0,659589
2019 11.985 14.029 0,854302
WOW
36. S 2017 129.701 75.568 1,716348
2018 168.151 159.527 1,05406
2019 58.120 250.657 0,231871
37. ANTM 2017 2.878.964 1.716.312 1,677413
2018 3.219.535 1.844.837 1,74516
2019 3.019.491 1.813.342 1,665153
38. BRMS 2017 17.366.667 3.696.498.624 0,004698
2018 110.677.256 3.906.773.939 0,02833
2019 105.083.350 3.702.805.778 0,028379
39. CITA 2017 2.177.206 3.453.894 0,630363
2018 923.638 1.499.695 0,615884
2019 1.957.806 2.014.185 0,972009
72

40. DKFT 2017 226.755.583 116.943.724 1,939015


2018 187.625.328 121.406.132 1,545435
2019 136.305.109 130.754.496 1,042451
41. IFSH 2017 234.567 32.451.675 0,007228
2018 567.896 44.567.897 0,012742
2019 456.786 34.526.786 0,01323
42. INCO 2017 22.345.678 23.415.645 0,954305
2018 67.836.276 24.356.789 2,785108
2019 34.251.675 24.356.276 1,406277
43. MDKA 2017 243.577 2.324.456 0,104789
2018 345.267 3.425.277 0,1008
2019 243.561 3.425.288 0,071107
44. PSAB 2017 11.914.906 231.566.955 0,051453
2018 13.815.361 238.246.828 0,057988
2019 5.674.811 242.051.545 0,023445
45. TINS 2017 1.509.146 11.718.724 0,128781
2018 1.073.873 15.220.685 0,070554
2019 1.135.562 8.054.223 0,14099
73
Lampiran 4
Tabulasi Data CEOC
COST OF EQUITY CAPITAL (CEC), model olhson
N TAHU
O KODE N JM LSB Bt LB LSB Xt+1 Pt Pt r
1. ADRO 2017 4,092 31.985,000 0,000127935 536 31.985,000 1,016758 1,583 1,583 0,01688579
2018 4,303 31.985,000 0,000134532 478 31.985,000 1,014945 1,406 1,406 0,015079037
2019 3,983 31.985,000 0,000124527 435 31.985,000 1,0136 1,324 1,324 0,013724652
2. ARII 2017 39,765 3.000,000 0,013255 28,731 3.000,000 1,009577 1,415 1,415 0,022832
2018 9,986 3.000,000 0,003328667 38,161 3.000,000 1,01272 900 900 0,016049
2019 46,058 3.000,000 0,015352667 62,803 3.000,000 1,020934 658 658 0,036287
3. ATPK 2017 32,245 5.000,00 0,006449 19,325 5.000,00 1,003865 1,625 1,625 0,010314
2018 28,453 5.000,00 0,0056906 20,736 5.000,00 1,004147 1,325 1,325 0,0098378
2019 25,653 5.000,00 0,0051306 28,324 5.000,00 1,005665 1,237 1,237 0,0107954
4. BORN 2017 15,162 4.000,00 0,0037905 24,101 4.000,00 1,006025 2,401 2,401 0,00981575
2018 190,878 4.000,00 0,0477195 22,301 4.000,00 1,005575 2,091 2,091 0,05329475
2019 193,376 4.000,00 0,048344 2,747 4.000,00 1,000687 1,845 1,845 0,04903075
5. BSSR 2017 149.890,68 2.616,50 57,28670934 111.707,12 2.616,50 43,69334 2,341 2,341 99,98004739
2018 150.279,34 2.616,50 57,43525205 92.989,81 2.616,50 36,53977 1,82 1,82 92,97502121
2019 170.317,66 2.616,50 65,09369692 42.384,85 2.616,50 17,19906 1,71 1,71 81,29276132
6. BUMI 2017 39,765 3.000,000 0,013255 28,731 3.000,000 1,009577 1,415 1,415 0,022832
2018 9,986 3.000,000 0,003328667 38,161 3.000,000 1,01272 900 900 0,016049
2019 46,058 3.000,000 0,015352667 62,803 3.000,000 1,020934 658 658 0,036287
7. BYAN 2017 4,092 31.985,000 0,000127935 536 31.985,000 1,016758 1,583 1,583 0,01688579
2018 4,303 31.985,000 0,000134532 478 31.985,000 1,014945 1,406 1,406 0,015079037
2019 3,983 31.985,000 0,000124527 435 31.985,000 1,0136 1,324 1,324 0,013724652
500,0 500,0
8. DEWA 2017 227.552,53 9.826,57 23,15685345 2.769,14 9.826,57 0,281801 0 0 22,43865461
500,0 500,0
2018 230.804,14 9.826,57 23,48775229 2.565,34 9.826,57 0,261061 0 0 22,74881337
500,0 500,0
2019 234.263,03 9.826,57 23,83974659 3.773,98 9.826,57 0,384058 0 0 23,22380506
9. DOID 2017 39,765 3.000,000 0,013255 28,731 3.000,000 1,009577 1,415 1,415 0,022832
2018 9,986 3.000,000 0,003328667 38,161 3.000,000 1,01272 900 900 0,016049
2019 46,058 3.000,000 0,015352667 62,803 3.000,000 1,020934 658 658 0,036287
10. DSSA 2017 15,162 4.000,00 0,0037905 24,101 4.000,00 1,006025 2,401 2,401 0,00981575
2018 190,878 4.000,00 0,0477195 22,301 4.000,00 1,005575 2,091 2,091 0,05329475
2019 193,376 4.000,00 0,048344 2,747 4.000,00 1,000687 1,845 1,845 0,04903075
11. FIRE 2017 224,495 1.475,36 0,152162656 11,94 1.475,36 1,008093 7,751 7,751 0,160255585
2018 323,238 1.465,78 0,22052241 9,562 1.465,78 1,006523 5,501 5,501 0,227045886
2019 339,672 1.475,36 0,230229598 23,871 1.475,36 1,01618 2,411 2,411 0,246409356
12. GEMS 2017 292,22 5.882,35 0,049677425 15,69 5.882,35 1,002667 3,311 3,311 0,052344726
2018 315,81 5.882,35 0,053687727 9,62 5.882,35 1,001635 2,345 2,345 0,055323128
2019 358,27 5.882,35 0,06090593 5,93 5.882,35 1,001008 3,542 3,542 0,061914031
13. GTBO 2017 15,162 4.000,00 0,0037905 24,101 4.000,00 1,006025 2,401 2,401 0,00981575
2018 190,878 4.000,00 0,0477195 22,301 4.000,00 1,005575 2,091 2,091 0,05329475
2019 193,376 4.000,00 0,048344 2,747 4.000,00 1,000687 1,845 1,845 0,04903075
14. HRUM 2017 224,495 1.475,36 0,152162656 11,94 1.475,36 1,008093 7,751 7,751 0,160255585
2018 323,238 1.465,78 0,22052241 9,562 1.465,78 1,006523 5,501 5,501 0,227045886
2019 339,672 1.475,36 0,230229598 23,871 1.475,36 1,01618 2,411 2,411 0,246409356
15. INDY 2017 1.115,02 5.210,19 0,214007852 321.633,16 5.210,19 62,73154 1,585 1,585 61,94554423
2018 1.127,18 5.210,19 0,216342123 97.862,19 5.210,19 19,78284 1,195 1,195 18,99917949
2019 1.045,77 5.210,19 0,200716979 4.992,43 5.210,19 1,958205 1,315 1,315 1,158922358
20,70 20,70
16. ITMG 2017 958,139 1.129,93 0,8479669 388,09 1.129,93 1,343462 1 1 1,191428635
20,25 20,25
2018 969,783 1.129,93 0,858272009 432,05 1.129,93 1,382371 1 1 1,240642521
11,47 11,47
2019 884,465 1.129,93 0,782764343 180,53 1.129,93 1,159768 5 5 0,942532469
17. KKGI 2017 224,495 1.475,36 0,152162656 11,94 1.475,36 1,008093 7,751 7,751 0,160255585
2018 323,238 1.465,78 0,22052241 9,562 1.465,78 1,006523 5,501 5,501 0,227045886
2019 339,672 1.475,36 0,230229598 23,871 1.475,36 1,01618 2,411 2,411 0,246409356
18. MBAP 2017 189,542 4.000,00 0,0473855 24,102 4.000,00 1,006026 5,502 5,502 0,053411
2018 435,235 4.000,00 0,10880875 16,701 4.000,00 1,004175 3,012 3,012 0,112984
2019 214,143 4.000,00 0,05353575 12,719 4.000,00 1,00318 4,809 4,809 0,0567155
19. MYOH 2017 224,495 1.475,36 0,152162656 11,94 1.475,36 1,008093 7,751 7,751 0,160255585
2018 323,238 1.465,78 0,22052241 9,562 1.465,78 1,006523 5,501 5,501 0,227045886
2019 339,672 1.475,36 0,230229598 23,871 1.475,36 1,01618 2,411 2,411 0,246409356
20,70 20,70
20. PKPK 2017 958,139 1.129,93 0,8479669 388,09 1.129,93 1,343462 1 1 1,191428635
20,25 20,25
2018 969,783 1.129,93 0,858272009 432,05 1.129,93 1,382371 1 1 1,240642521

74
75

11,47 11,47
2019 884,465 1.129,93 0,782764343 180,53 1.129,93 1,159768 5 5 0,942532469
21. PTBA 2017 4,092 31.985,000 0,000127935 536 31.985,000 1,016758 1,583 1,583 0,01688579
2018 4,303 31.985,000 0,000134532 478 31.985,000 1,014945 1,406 1,406 0,015079037
2019 3,983 31.985,000 0,000124527 435 31.985,000 1,0136 1,324 1,324 0,013724652
22. PTRO 2017 39,765 3.000,000 0,013255 28,731 3.000,000 1,009577 1,415 1,415 0,022832
2018 9,986 3.000,000 0,003328667 38,161 3.000,000 1,01272 900 900 0,016049
2019 46,058 3.000,000 0,015352667 62,803 3.000,000 1,020934 658 658 0,036287
23. SMMT 2017 32,245 5.000,00 0,006449 19,325 5.000,00 1,003865 1,625 1,625 0,010314
2018 28,453 5.000,00 0,0056906 20,736 5.000,00 1,004147 1,325 1,325 0,0098378
2019 25,653 5.000,00 0,0051306 28,324 5.000,00 1,005665 1,237 1,237 0,0107954
24. TOBA 2017 15,162 4.000,00 0,0037905 24,101 4.000,00 1,006025 2,401 2,401 0,00981575
2018 190,878 4.000,00 0,0477195 22,301 4.000,00 1,005575 2,091 2,091 0,05329475
2019 193,376 4.000,00 0,048344 2,747 4.000,00 1,000687 1,845 1,845 0,04903075
25. TRAM 2017 149.890,68 2.616,50 57,28670934 111.707,12 2.616,50 43,69334 2,341 2,341 99,98004739
2018 150.279,34 2.616,50 57,43525205 92.989,81 2.616,50 36,53977 1,82 1,82 92,97502121
2019 170.317,66 2.616,50 65,09369692 42.384,85 2.616,50 17,19906 1,71 1,71 81,29276132
26. APEX 2017 39,765 3.000,000 0,013255 28,731 3.000,000 1,009577 1,415 1,415 0,022832
2018 9,986 3.000,000 0,003328667 38,161 3.000,000 1,01272 900 900 0,016049
2019 46,058 3.000,000 0,015352667 62,803 3.000,000 1,020934 658 658 0,036287
27. ARTI 2017 4,092 31.985,000 0,000127935 536 31.985,000 1,016758 1,583 1,583 0,01688579
2018 4,303 31.985,000 0,000134532 478 31.985,000 1,014945 1,406 1,406 0,015079037
2019 3,983 31.985,000 0,000124527 435 31.985,000 1,0136 1,324 1,324 0,013724652
500,0 500,0
28. BIPI 2017 227.552,53 9.826,57 23,15685345 2.769,14 9.826,57 0,281801 0 0 22,43865461
500,0 500,0
2018 230.804,14 9.826,57 23,48775229 2.565,34 9.826,57 0,261061 0 0 22,74881337
500,0 500,0
2019 234.263,03 9.826,57 23,83974659 3.773,98 9.826,57 0,384058 0 0 23,22380506
29. ELSA 2017 39,765 3.000,000 0,013255 28,731 3.000,000 1,009577 1,415 1,415 0,022832
2018 9,986 3.000,000 0,003328667 38,161 3.000,000 1,01272 900 900 0,016049
2019 46,058 3.000,000 0,015352667 62,803 3.000,000 1,020934 658 658 0,036287
30. ENRG 2017 15,162 4.000,00 0,0037905 24,101 4.000,00 1,006025 2,401 2,401 0,00981575
2018 190,878 4.000,00 0,0477195 22,301 4.000,00 1,005575 2,091 2,091 0,05329475
2019 193,376 4.000,00 0,048344 2,747 4.000,00 1,000687 1,845 1,845 0,04903075
31. MEDC 2017 224,495 1.475,36 0,152162656 11,94 1.475,36 1,008093 7,751 7,751 0,160255585
2018 323,238 1.465,78 0,22052241 9,562 1.465,78 1,006523 5,501 5,501 0,227045886
2019 339,672 1.475,36 0,230229598 23,871 1.475,36 1,01618 2,411 2,411 0,246409356
32. MITI 2017 292,22 5.882,35 0,049677425 15,69 5.882,35 1,002667 3,311 3,311 0,052344726
2018 315,81 5.882,35 0,053687727 9,62 5.882,35 1,001635 2,345 2,345 0,055323128
2019 358,27 5.882,35 0,06090593 5,93 5.882,35 1,001008 3,542 3,542 0,061914031
33. RUIS 2017 15,162 4.000,00 0,0037905 24,101 4.000,00 1,006025 2,401 2,401 0,00981575
2018 190,878 4.000,00 0,0477195 22,301 4.000,00 1,005575 2,091 2,091 0,05329475
2019 193,376 4.000,00 0,048344 2,747 4.000,00 1,000687 1,845 1,845 0,04903075
34. SURE 2017 224,495 1.475,36 0,152162656 11,94 1.475,36 1,008093 7,751 7,751 0,160255585
2018 323,238 1.465,78 0,22052241 9,562 1.465,78 1,006523 5,501 5,501 0,227045886
2019 339,672 1.475,36 0,230229598 23,871 1.475,36 1,01618 2,411 2,411 0,246409356
35. MTFN 2017 1.115,02 5.210,19 0,214007852 321.633,16 5.210,19 62,73154 1,585 1,585 61,94554423
2018 1.127,18 5.210,19 0,216342123 97.862,19 5.210,19 19,78284 1,195 1,195 18,99917949
2019 1.045,77 5.210,19 0,200716979 4.992,43 5.210,19 1,958205 1,315 1,315 1,158922358
WOW
36. S 2017 3.124,77 1.475,36 2,117964947 15,69 1.475,36 0,010635 3,542 3,542 1,128599625
2018 4.342,79 1.465,78 2,962774845 9,62 1.465,78 0,006563 2,401 2,401 1,96933789
2019 5.234,65 1.475,36 3,548047191 5,93 1.475,36 0,004019 2,091 2,091 2,552066544
37. ANTM 2017 17.163,12 24.030,77 0,714214508 2.789,54 24.030,77 0,074076 1,585 3,542 0,340803506
2018 18.448,37 24.030,77 0,767698074 1.780,11 24.030,77 0,074076 1,195 2,401 0,344065079
2019 18.133,42 24.030,77 0,754591916 2.372,00 24.030,77 0,098707 1,315 2,091 0,224413019
38. BRMS 2017 564.312,99 36.752,30 15,35449382 5.000,00 36.752,30 0,136046 5,201 5,201 14,49053972
2018 518.949,60 36.752,30 14,1201931 1.182,00 36.752,30 0,032161 5,001 5,001 13,15235435
2019 520.323,80 36.752,30 14,15758379 4.460,53 36.752,30 0,121367 5,021 5,021 13,27895115
39. CITA 2017 1.499,70 3.370,73 0,444916448 2.372,00 3.370,73 0,703704 1,585 1,750 0,24290646
2018 2.014,19 3.370,73 0,59755086 5.000,00 3.370,73 2,483356 1,195 1,920 2,458511471
2019 3.453,89 3.960,36 0,872115951 1.182,00 3.960,36 1,298458 1,315 2,980 1,729298424
40. DKFT 2017 1.115,02 5.210,19 0,214007852 321.633,16 5.210,19 62,73154 1,585 1,585 61,94554423
2018 1.127,18 5.210,19 0,216342123 97.862,19 5.210,19 19,78284 1,195 1,195 18,99917949
2019 1.045,77 5.210,19 0,200716979 4.992,43 5.210,19 1,958205 1,315 1,315 1,158922358
41. IFSH 2017 3.124,77 1.475,36 2,117964947 15,69 1.475,36 0,010635 3,542 3,542 1,128599625
2018 4.342,79 1.465,78 2,962774845 9,62 1.465,78 0,006563 2,401 2,401 1,96933789
2019 5.234,65 1.475,36 3,548047191 5,93 1.475,36 0,004019 2,091 2,091 2,552066544
42. INCO 2017 17.163,12 24.030,77 0,714214508 2.789,54 24.030,77 0,074076 1,585 3,542 0,340803506
2018 18.448,37 24.030,77 0,767698074 1.780,11 24.030,77 0,074076 1,195 2,401 0,344065079
2019 18.133,42 24.030,77 0,754591916 2.372,00 24.030,77 0,098707 1,315 2,091 0,224413019
43. MDKA 2017 4,092 31.985,000 0,000127935 536 31.985,000 1,016758 1,583 1,583 0,01688579
76

2018 4,303 31.985,000 0,000134532 478 31.985,000 1,014945 1,406 1,406 0,015079037
2019 3,983 31.985,000 0,000124527 435 31.985,000 1,0136 1,324 1,324 0,013724652
44. PSAB 2017 564.312,99 36.752,30 15,35449382 5.000,00 36.752,30 0,136046 1,585 1,585 14,49053972
2018 518.949,60 36.752,30 14,1201931 1.182,00 36.752,30 0,032161 1,195 1,195 13,15235435
2019 520.323,80 36.752,30 14,15758379 4.460,53 36.752,30 0,121367 1,315 1,315 13,27895115
45. TINS 2017 6.045,33 7.450,12 0,81144032 19.302,63 7.450,12 3,590914 775 775 3,40235384
2018 6.148,35 7.450,12 0,825268412 11.016,68 7.450,12 2,478724 815 815 2,30399239
2019 5.258,41 7.450,12 0,705814427 9.069.546 7.450,12 1218,368 995 995 1218,074277

Anda mungkin juga menyukai