EKONOMI PENDIDIKAN
Oleh :
PROGRAM STUDI
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2022
1i
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat dan berkatNya, kami dapat menyelesaikan tugas
penyusunan makalah dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pembiayaan
Pendidikan ini dengan lancar. Tanpa dukungan dari semua pihak, penulisan makalah
ini tidak dapat kami selesaikan dengan baik. Oleh karena itu, kami sungguh
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Endang Wuryandini, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pembiayaan Pendidikan Universitas PGRI Semarang yang telah memberikan
bimbingan serta motivasi belajar kepada kami.
2. Rekan satu kelompok yang telah bekerja sama saling mendukung untuk
menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman mahasiswa 2E yang berkenan memberikan umpan balik berupa
masukan, kritik serta saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Kami sungguh menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat
jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan umpan balik berupa saran dan
masukan yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan besar harapan kami,
semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan serta pengalaman bagi
semua pihak.
Penulis
2ii
3
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
iii
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menelisik perihal pembiayaan dalam dunia pendidikan bukanlah hal
yang sederhana. Hal ini disebabkan pembiayaan pendidikan di Indonesia
masih menjadi tanggung jawab negara sepenuhnya. Masalah pendidikan
sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari masalah ekonomi. Namun demikian
meski secara langsung maupun tidak langsung, pendidikan telah memberikan
kontribusinya terhadap ekonomi dan pembangunan. Maka tidak selamanya
pendidikan hanya dianggap sebagai konsumsi atau pembiayaan semata. Sudah
saatnya, pendidikan juga harus dipandang sebagai sebuah investasi yang dapat
dirasakan konsekuensinya secara jangka panjang.
Konsep pendidikan sebagai sebuah investasi (education as investment)
telah mengalami perkembangan secara pesat dan telah diyakini oleh setiap
negara bahwa pembangunan di sector pendidikan merupakan prasyarat kunci
bagi pertumbuhan sector-sektor pembangunan lainnya. Konsep tentang
investasi sumber daya manusia (human capital investment) yang dapat
menunjang pertumbuhan ekonomi (economic growth) sebenarnya telah mulai
muncul sejak jaman Adam Smith (1776), Heinrich Von Thunen (1875) dan
para teoritisi klasik lainnya sebelum abad ke 19 yang menekankan pentingnya
investasi ketrampilan manusia.
Pemikiran ilmiah ini mengambil tonggak penting pada tahun 1960-an
ketika Theodore Schultz menyampaikan pidatonya yang berjudul “Investment
in human capital” dihadapan The American Economic Association. Pesan
utama dari pidato tersebut cukup sederhana yakni bahwa proses perolehan
pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu
bentuk konsumsi semata namun juga merupakan sebuah investasi. Schultz
(1960) kemudian memperhatikan bahwa pembangunan sektor pendidikan
dengan manusia sebagai fokus intinya telah memberikan kontribusi langsung
41
25
B. Rumusan Masalah
Adapun pokok-pokok permasalahan yang dirumuskan dalam makalah ini,
diantaranya adalah :
1. Bagaimana pengembangan konsep modal manusia dalam ranah
pendidikan sebagai investasi SDM?
2. Bagaimana tingkat kembalian modal investasi (Rates of return to
investment)?
3. Bagaimana analisis antara biaya dengan manfaat (Cost-benefit
Analysis)?
5
63
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini diharapkan agar para mahasiswa dapat
menguasai materi Ekonomi Pendidikan yang meliputi :
1. Pengembangan konsep modal manusia dalam ranah pendidikan
sebagai investasi SDM
2. Tingkat kembalian modal investasi (Rates of return to investment)
3. Analisis antara biaya dengan manfaat (Cost-benefit Analysis)
4. Analisis antara biaya dengan efektivitas (Cost-effectiveness Analiysis)
5. Perencanaan ketenagakerjaan (Manpower planning)
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu bab I sampai dengan bab III.
Dengan perincian sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan. Membahas tentang latar belakang masalah
yang menjadi latar belakang penulisan makalah ini. Pada bab ini,
dikemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan
makalah, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi pembahasan. Pada bab ini dikemukakan pengembangan
konsep modal manusia dalam ranah pendidikan sebagai investasi SDM,
tingkat kembalian modal investasi (Rates of return to investment), analisis
antara biaya dengan manfaat (Cost-benefit Analysis), analisis antara biaya
dengan efektivitas (Cost-effectiveness Analiysis), perencanaan
ketenagakerjaan (Manpower planning).
6
47
7
8
BAB II
PEMBAHASAN
85
96
9
10
7
konsumtif tanpa manfaat balikan yang jelas (Iik Nurul Paik, 2004). Nilai balik
pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk
membiayai pendidikan dengan nilai total pendapatan yang akan diperoleh setelah
seseorang lulus dan memasuki dunia kerja (Nurkolis, 2002).
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, umumnya menunjukkan
nilai balik terhadap investasi pendidikan relative lebih tinggi daripada investasi
modal fisik yaitu 20% banding 15%. Keadaan ini menjelaskan bahwa dengan
jumlah tenaga kerja terdidik yang terampil dan ahli relative terbatas jumlahnya
dibandingkan dengan kebutuhan, maka tingkat pendapatan akan lebih tinggi
sehingga menyebabkan nilai balik terhadap pendidikan juga tinggi (Ace Suryadi,
1997 dalam Nurkolis 2002).
Berbagai penelitian lainnya relative selalu menunjukkan bahwa nilai
balikan modal manusia lebih besar daripada modal fisik. Tidak ada negara di
dunia yang mengalami kemajuan pesat dengan dukungan SDM yang rendah
pendidikannya. Jadi kalau kita mengharapkan kemajuan pembangunan, maka
modal manusia di sektor pendidikan harus dijadikan sebagai prasyarat utama.
Permasalahan tersebut merupakan permasalahan yang sering dihadapi negara
berkembang seperti Indonesia. Jika peranan pendidikan dapat dikaji secara
ekonomi, maka akan memberikan kontribusi terhadap peranan pemerintah dan
masyarakat terhadap dampak yang akan dialami negara Indonesia dalam jangka
panjang ke depan dengan kebijakan pembangunan pendidikan sebagai dasar
pembangunan negara.
10
811
Biaya yang dikeluarkan untuk kuliah di perguruan tinggi ada dua macam.
Pertama, biaya langsung yang dikeluarkan, meliputi biaya SPP, biaya untuk
pembelian buku dan biaya-biaya lain (termasuk biaya hidup apabila melanjutkan
kuliah di luar kota atau di luar negeri). Dari gambar tersebut biaya langsung ada
di area b. Jumlah biaya langsung tergantung pada banyak faktor misalnya kuliah
11
9
12
di universitas negeri atau swasta, apakah memeroleh beasiswa atau tidak dan
sebagainya.
Tipe kedua adalah opportunity cost jika melanjutkan kuliah di perguruan
tinggi. Yaitu pendapatan yang hilang karena melanjutkan kuliah di perguruan
tinggi. Opportunity cost ini digambarkan di area a. Jumlah pendapatan yang
hilang ini tergantung apakah seseorang bekerja secara paruh waktu (part time)
atau penuh (full time).
Keuntungan yang diperoleh apabila melanjutkan kuliah di perguruan tinggi
adalah pendapatan yang tinggi di kemudian hari sesuai dengan tingkat
pendidikan yang diperolehnya. Jadi disini terlihat adanya jenjang pendapatan
antara lulusan SMA dan lulusan Perguruan Tinggi. Dari gambar di atas
ditunjukkan oleh kurva SMA yang semakinmenurun dan berada di bawah kurva
Perguruan Tinggi. Sebaliknya kurva Perguruan Tinggi semakin meningkat.
12
13
10
13
14
11
14
15
12
15
13
16
16
17
14
17
15
18
Salah satu hal penting yang merupakan manfaat perencanaan tenaga kerja,
bahwa dengan itu dapat dimungkinkan tenaga kerja yan ada dimanfaatkan secara
lebih baik, setidak-tidaknya ada pedoman yang dapat digunakan dalam
penggunaan tenaga kerja yang ada secara lebih efisien dan lebih efektif.
Agar pengelolaan tenagakerja mencapai tujuannya, maka ada beberapa prinsip
pengelolaan tenaga kerja yang harus dipegang:
1. Tenaga kerja dikelola bukan sebagai biaya tetapi sebagai aset atau
kekayaan perusahaan yang utama.
2. Tenaga kerja dikelola sebagai individu yang memiliki integritas dan
keinginan untuk berbakti pada perusahaan dan masyarakat lingkungannya.
3. Tenaga kerja dikelola dalam rangka peningkatan kompetensi dan
komitmennya pada pekerjaan dan pada perusahaannya.
4. Tenaga kerja dikelola dalam rangka peningkatan kompetensi dan
komitmennya pada pekerjaan dan pada perusahaannya.
5. Tenaga kerja dikelola dengan orientasi pada pencapaian hasil yang dapat
dipertanggung jawabkan.
6. Tenaga kerja dikelola dengan fokus peningkatan kerja sama sebagai suatu
tim kerja untuk mencapai kepentingan bersama.
7. Tenaga kerja dikelola dalam rangka penciptaan dan/atau peningkatan
jaringan kerja (networking).
8. Tenaga kerja dikelola dalam rangka memacu terciptanya inovator-inovator
yang mampu memberikan nilai tambah bagi kemajuan perusahaan.
18
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan mempunyai tujuan yang lebih dari mempersiapkan seorang
pekerja yang produktif. Pendekatan humanisme menuntut proses pendidikan
sebagai suatu proses total untuk mengembangkan manusia seutuhnya. Peran
ganda pendidikan perlu ditekankan dan diterapkan. Peran tersebut adalah:
1. Pendidikan berfungsi untuk membina kemanusiaan (human being). Hal ini
berarti bahwa pendidikan pada akhirnya dimaksudkan untuk
mengembangkan seluruh pribadi manusia, termasuk mempersiapkan
manusia sebagai anggota masyarakatnya, warga negara yang baik dan rasa
persatuan.
2. Pendidikan mempunyai fungsi sebagai human resources yaitu
mengembangkan kemampuannya memasuki era kehidupan baru seperti
kompetitif dan employability (H. A. R. Tilaar, 2000)
19
16
20
17
B. Saran
Sebagai seorang pemimpin atau leader dalam sebuah lembaga pendidikan,
kepala sekolah diharapkan memiliki wawan berkaitan dengan sistem ekonomi di
Indonesia terutama yang berkaitan dengan alokasi dana untuk sektor pendidikan.
Dengan mengetahui serta memahami segala hal berkaitan dengan ekonomi
pendidikan serta pembiayaan pendidikan, seorang kepala sekolah akan dapat
mengelola alokasi dana di sekolah serta memberikan pemahaman kepada warga
sekolah betapa pentingnya pendidikan bagi masa depan peserta didik di
kemudian hari.
Untuk itulah maka harapan kami bahwa makalah ini akan dapat
memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan terkait ekonomi pendidikan
utamanya dalam mengelola pembiayaan pendidikan bagi lembaga sekolah secara
efektif dan efisien.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Agus Iman Solihin. 1995. Investasi Modal Manusia Melalui Pendidikan : Pentingnya
Peran Pemerintah. Mini Economica 23, Jakarta, Him. : 6 — 20
Akhmad Bayhaqi. 2000. Sosial Aspect of Higher Education : The Case of Indonesia.
Ekonomi dan Keuangan Indonesia Volume XLVIII Nomor 3. Jakarta, Him. :
215-252
Arya Budhiastra Gaduh. 2000. Pendidikan di Indonesia Sebelum dan Selama Krisis.
Analisis CSIS. Tahun XXIX/2000, No.3, Jakarta, Hlm : 322 — 339
Boediarso Teguh Widodo, 2004, Komitmen Pemerintah Untuk Meningkatkan Kualitas
SDM Melalui APBN. Disampaikan dalam Seminar Nasional Kebijakan Fiskal di
Era Pemerintahan Baru Dalam Rangka Dies Natalie Universitas Diponegoro 26
Oktober 2004.
Ehrenburg, Ronald 0 dan Robert S. Smith. 1999. Modern Labor Economics, Theory
and Public Policy. Fifth Edition. Harper Collins Colledge Publishers.
. H. A. R Tilaar. 2000. Pendidikan Abad ke-21 Menunjang Knowlegde-Based
Economy. Analisis CSIS. Tahun XXIX/2000, No.3, Jakarta, Hlm : 257 - 285
Iik Nurulpaik. 2004. Pendidikan Sebagai Investasi. bttp : //www. pikiran-rakyat.com
Kaufman, Bruce E dan Julie L. Hotchkiss. 1999. The Economics of Labor
Markets. Fifth Edition. The Dryden Press.
Nurkolis. 2002. Pendidikan Sebagai. Investasi Jangka Panjang. bttp :
//artikel.us/nurkolis5.html
Simanjuntak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Teguh Yudo Wicaksono. 2004. Besarkah Manfaat Pendidikan Tinggi terhadap
Pembangunan Ekonomi. bttp : //www.csis,or.id
Tobing, Elwin. 2005. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi. http :
//www.theindonesianinstitute.ore/janeducfile.htm
Todaro, Michael P. 2000. Economic Development. Seventh Edition. Longman
18
21
22
Warsito Jati. 2002. Indonesia Krisis Sumber Daya Manusia. EDENTS No.
6/XXVI/2002, Semarang. Him : 7 – 9
Hastarini Dwi Atmanti. 2005. Investasi Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan.
Jurnal Dinamika Pembangunan. Vol. 2 No. 1 / Juli 2005: 30-39
Tiara Hanifia Afmansyah. 2019. Artikel Efektifitas dan Efisiensi Pembiayaan
Pendidikan. Universitas Negeri Padang.
2219