Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS MANFAAT BIAYA

Makalah ini dibuat sebagai bahan kajian diskusi pada mata kuliah “Ekonomi

Pendidikan” kelas 5A

Dosen Pengampu : Dr. Siti Nurhasanah, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Muhamad Naufal 11200182000018

Nurhidayati 11200182000027
Aidilla Fitri 11200182000030
Tia Shintia Andriani 11200182000121

MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN

KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Analisis Manfaat Biaya ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Siti Nurhasanah, M.Pd pada mata kuliah Ekonomi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Nurhasanah, M.Pd. selaku dosen pada
mata kuliah Ekonomi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Serta kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami
menerima saran serta kritik yang bersifat konstruktif. Akhir kata, kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Depok, 12 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................. 3


B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
D. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

A. Analisis Manfaat Biaya Pendidikan ............................................................. 5


B. Konsep Biaya Pendidikan ............................................................................ 5
1. Pengertian biaya pendidikan ................................................................. 5
2. Jenis biaya pendidikan .......................................................................... 6
3. Anggaran biaya pendidikan .................................................................. 7
C. Mengukur Biaya Pendidikan........................................................................ 7
1. Pendekatan Makro................................................................................. 8
2. Pendekatan Mikro ................................................................................. 9
D. Mengukur Manfaat Pendidikan.................................................................... 9
1. Manfaat Pendidikan : antara Konsumtif dan Investasi ....................... 12
2. Manfaat Pendidikan : antara Individu dan Masyarakat......................12
3. Manfaat lain Pendidikan.....................................................................13
4. Efek-efek antar-Generasi.....................................................................13
E. Manfaat Cost benefit analysis dalam proses perencanaan pendidikan ..... 14
BAB III. PENUTUP ............................................................................................... 9

A. Kesimpulan ................................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sejak kecil seseorang pasti sudah merasakan yang namanya pendidikan, karena
pendidikan sendiri merupakan suatu hal yang sangat amat luas. Pada dasarnya jenis
pendidikan terbagi dalam tiga aspek yaitu: 1). pendidikan formal, 2). pendidikan
noformal, dan 3). pendidikan informal. Adapun dalam pendidikan formal seseorang
akan mengambil pendidikan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah dengan tingkatannya masing masing. Diantaranya TK, SD, SMP, SMA,
dan Perguruan Tinggi, dimana setiap tingkatan tersebut memiliki ciri khasnya
tersendiri, salah satunya adalah pendidikan formal merupakan agenda yang dibuat
oleh pemerintah. Pada pendidikan nonformal, seseorang bisa mendapatkan ilmu
pengetahuan walaupun iya tidak dapat merasakan pendidikan formal karena
beberapa alasan, hanya saja dalam pendidikan nonformal ini ilmu pengetahuan yang
diajarkan lebih menuntut agar seseorang mempunyai keterampilan tertentu. Pada
pendidikan informal pengetahuan terdapat di dalam lingkungan keluarga, karena
mereka merupakan pengaruh terbesar terkait dengan pembentukan karakter atau
pribadi seseorang. Pendidikan sendiri dilakukan terhadap semua orang dengan tujuan
agar ia dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas diri demi mencapai
kehidupan yang bahagia.
Dalam hal ini, pendidikan formal menjadi suatu hal yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas hidup, karena dalam lingkup tingkat pendidikan yang semakin
tinggi, maka ia akan semakin mengetahui pula potensi yang di milikinya sehingga
dapat semakin berkembang. Pada umumnya pendidikan formal dirasakan oleh
masyarakat, walaupun dengan tingkatan yang berbeda-beda misalnya, ada yang
cuma lulusan SD, SMP, SMA atau bahkan lulusan Perguruan tinggi baik itu S1, S2
maupun S3. Namun pada kenyataannya ketika seseorang dapat memperoleh
pendidikan di beberapa tingkatan yang sudah disebutkan diatas, manfaat atau
perubahan apa yang bisa dirasakan setelah selesai melaksanakan pendidikan tersebut.
Padahal apabila seseorang yang berinvestasi dalam pendidikan maka akan ada
banyak hal yang harus diberikan baik itu bersifat materi ataupun nonmateri. Jika
semuanya telah diberikan namun tidak menghasilkan manfaat, maka semua yang
telah dilakukan itu menjadi sebuah kerugian. Oleh karena itu dalam makalah ini kami
mengulas mengenai manfaat pendidikan.

3
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pemakalah mengidentifikasikan


beberapa masalah sebagai berikut:
1. Analisis manfaat biaya pendidikan
2. Konsep biaya pendidikan
3. Mengukur biaya pendidikan
4. Mengukur manfaat pendidikan
5. Manfaat Cost benefit analysis dalam proses perencanaan pendidikan

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ada didalam pembahasan tentang ruang lingkup
supervisi dan pengawasan pendidikan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana analisis manfaat biaya pendidikan?


2. Bagaimana konsep biaya pendidikan?
3. Bagaimana mengukur biaya pendidikan?
4. Bagaimana mengukur manfaat pendidikan?
5. Manfaat Cost benefit analysis dalam proses perencanaan pendidikan

D. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui analisis manfaat biaya pendidikan


2. Untuk mengetahui konsep biaya pendidikan
3. Untuk mengetahui mengukur biaya pendidikan
4. Untuk mengetahui mengukur manfaat pendidikan
5. Untuk mengetahui manfaat Cost benefit analysis dalam proses perencanaan
pendidikan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Manfaat Biaya Pendidikan (Cost Benefit Analysis)


Cost Benefit Analysis merupakan suatu pendekatan untuk mengukur apakah
pendidikan memberikan nilai manfaat atau tidak. Pada dasarnya, pendekatan ini
berasumsi bahwa manfaat atau keuntungan yang diperoleh seseorang berbeda-beda
tergantung pada tingkat pendidikan yang dimilikinya. Semakin tinggi pendidikan
yang dimiliki seseorang maka semakin besar manfaat dan keuntungan yang
diperolehnya. Maka dengan pernyataan tersebut artinya pendidikan telah
memberikan manfaat. Sebaliknya jika tingkat pendidikan tidak memberikan
perbedaan keuntungan yang signifikan atau tidak memberikan manfaat baik secara
ekonomis maupun nonekonomis maka pendidikan tersebut dapat dikatakan tidak
memberikan benefit.
Untuk mengetahui apakah pendidikan memberikan nilai manfaat secara umum
maka diperlukan pegukuran terhadap biaya pendidikan. Pemerintah sebagai donatur
perlu menerima data seberapa besar total cost dan unit cost dari setiap satuan
pendidikan. Data tersebut kemudian dijadikan bahan kajian untuk menentukan
anggaran pendidikan dimasa yang akan datang dan alat ukur apakah anggaran yang
telah dikeluarkan telah memberikan manfaat secara umum bagi kemajuan negara.
Begitu pula para pengambil kebijakan ditingkat sekolah yang dalam hal menerima
keterbatasan dana harus mampu mengefisienkan biaya namun tetap menjaga dan
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
Bagi masyarakat dalam hal ini yang dibebankan pada biaya pendidikan tidak
langsung perlu mengukur apakah biaya yang telah dikeluarkan untuk pendidikan
telah memberikan manfaat. Dalam bahasa lainnya, penghasilan yang mereka terima
harus mampu mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan ketika menempuh
pendidikan. Juga keahlian dan produktifitas yang mereka miliki harus sebanding
dengan biaya yang telah mereka keluarkan.

B. Konsep Biaya Pendidikan


1. Pengertian Biaya Pendidikan
Menurut Nanang Fattah biaya pendidikan merupakan jumlah uang yang
dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan
yang mencakup gaji guru, peningkatan profesional peralatan, pengadaan alat-alat
dan buku pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan
pengelolaan pendidikan, dan supervisi pendidikan.
Biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua
jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelengaraan pendidikan, baik dalam
bentuk uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang. Dalam
pengertian ini, misalnya iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana
fisik, buku sekolah dan guru juga adalah biaya. Bagaimana biaya-biaya itu

5
direncanakan, diperoleh, dialokasikan, dan dikelola adalah merupakan persoalan
pembiayaan atau pendanaan pendidikan (educational finance), (Achmad, 2019).
Biaya (cost) dapat diartikan pengeluaran yang dalam istilah ekonomi
biaya/pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk moneter lainnya. Biaya
pendidikan merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Dapat
dikatakan bahwa proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya.
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental
(instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan,
khususnya di sekolah.1
2. Jenis Biaya Pendidikan
Pada dasarnya, biaya pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
antara lain:
a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Menurut Anwar (1993:30) Biaya langsung merupakan pengeluaran uang
secara langsung yang membiayai jalannya proses penyelenggaraan pendidikan,
pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, termasuk biaya yang
secara langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan. Biaya pendidikan juga
dapat dikatakan sebagai biaya yang secara langsung menyentuh aspek dan proses
pendidikan Biaya rutin (recurrent cost). Biaya rutin merupakan biaya yang
digunakan untuk membiayai kegiatan operasional pendidikan selama satu tahun
anggaran. Biaya ini digunakan untuk menunjang pelaksanan program
pengajaran, pembayaran gaji guru, personil sekolah, administrasi kantor,
pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana sekolah.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang pada umumnya, baiaya
pengeluaran yang tidak secaralangsung menunjang proses pendidikan yang
terjadi di sekolah. Biaya tidak langsung memiliki beberapa jenis antara lain:
1) Biaya Pribadi (private cost), adalah biaya yang dikeluarkan keluarga untuk
membiayai sekolah anaknya.
2) Biaya masyarakat (social cost), adalah biaya yang dikeluarkan oleh
masyarakat untuk membiayai sekolah (di dalamnya termasuk biaya pribadi).
3) Semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak
langsung yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan.

1
Ade Sopiali, “TEORI DAN KONSEP DASAR PEMBIAYAAN (COST) DALAM PENDIDIKAN ISLAM
(Rencana, Organisasi, Pelaksanaan dan Pengawasan)”, Jurnal Intelegensia, Vol. 06 No. 2, (Juli-Desember,
2018), hal. 106-107.

6
4) Semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam bentuk uang, meskipun
didalamnya terdapat nilai dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak
langsung yang dikeluarkan unutk kegiatan pendidikan.2
3. Anggaran Biaya Pendidikan
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama
lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan.
a. Anggaran Penerimaan
Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun
oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur.
b. Anggaran Dasar Pengeluaran
Anggaran dasar pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan
setiap tahun untuk kepentingan pelak sanaan pendidikan di sekolah.
Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang jumlah
dan proporsinya bervariasi di antara sekolah yang satu dan daerah yang lainnya.
Serta darl waktu ke waktu. Berdasarkan pendekatan unsur biaya (ingredient
approach), pengeluaran sekolah dapat dikategorikan ke dalam beberapa item
pengeluaran, yaitu:
1) Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran
2) Pengeluaran untuk tata usaha sekolah
3) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
4) Kesejahteraan pegawai
5) Administrasi
6) Pembinaan teknis educative
7) Pendataan3

C. Mengukur Biaya Pendidikan


Konsep biaya pendidikan sifatnya lebih kompleks dari keuntungan karena
komponen biaya terdiri dari lembaga jenis dan sifatnya. Biaya pendidikan bukan hanya
berbentuk uang atau rupiah, tetapi juga dalam bentuk biaya kesempatan (opportunity
cost). Biaya kesempatan ini sering disebut "income forgone". Income forgone yaitu
potensi pendapatan bagi seorang siswa selama ia mengikuti pelajaran atau
menyelesaikan studi. Sebagai contoh, seorang lulusan SMP yang tidak diterima untuk
melanjutkan pendidikan ke SMU, jika ia bekerja tentu memperoleh penghasilan dan
jika dia melanjutkan besarnya pendapatan (upah, gajil) selama 3 tahun belajar di SMU
harus diperhitungkan. Oleh karen itu, biaya pendidikan akan terdiri dari biaya
langsung dan biaya tidak langsung atau biaya kesempatan (opportunity cost). Dengan

2
Ibid, hal. 108.
3
Nanang Fattah, “Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya:
2012), hal. 23-24.

7
demikian, biaya keseluruhan (C) selama di SMU terdiri dari biaya langsung (L) dan
biaya tidak langsung (K) atau pendapatan lulusan SMP.
C = L + K (SMU)
Keterangan:
C = biaya pendidikan
L = biaya langsung dan biaya tak langsung yg dibayarkan
K = jumlah rata-rata penghasilan tamatan SMP
Biaya pendidikan merupakan dasar empiris untuk memberikan gambaran
karakteristik keuangan sekolah. Analisis efisiensi keuangan sekolah dalam
pemanfaatan sumber-sumber keuangan dan hasil (out put) sekolah dapat dilakukan
dengan cara menganalisis biaya satuan (unit cost) per siswa. Biaya satuan per siswa
adalah biaya rata-rata per siswa yang dihitung dari total pengeluaran sekolah dibagi
seluruh siswa yang ada di sekolah (enrollment) dalam kurun waktu tertentu. Dengan
mengetahui besarnya biaya satuan per siswa menurut jenjang dan jenis pendidikan
berguna untuk menilai berbagai alternatif kebijakan dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan.
Di dalam menentukan biaya satuan terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan
makro dan mikro. Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan
jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian
dibagi jumlah murid. Pendekatan mikro mendasarkan perhitungar biaya berdasarkan
alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan oleh murid.4

1. Pendekatan Makro
Faktor utama yang menentukan dalam perhitungan biaya satuan dalam sistem
pendidikan adalah kebijakan dalam pengalokasian anggaran pendidikan di setiap
negara. Pola alokasi biaya pendidikan terutama yang bersumber dari pemerintah
meningkatkan pengaruh berdasarkan struktur piramida karakteristik. Pola ini
memberikan tinjauan kasar tentang prioritas biaya vang bersumber dari
pemerintah. Pada umumnya, negara-negara di Asia mengalokasikan dana
pemerintah untuk pendidikan dasar sebesar 48% pendidikan menengah 31%, dan
pendidikan tinggi sebesar 19%. Pola yang menurun ini sama dengan pola di
Amerika Latin yang berkontribusi dana pemerintahan masing-masing 51%, 25%,
dan 24% (Bank Dunia).
Untuk membandingkan biaya pendidikan pada tiap jenjang di tiap negara,
teknik yang digunakan yaitu dengan membandingkan biaya operasional
pendidikan dan sumber keuangannya. Besarnya biaya satuan berdasarkan
perbandingan persentase dari GNP. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Bank
Dunia, rata-rata satuan biaya pendidikan dasar di negara-negara Asia yang menjadi
objek studi adalah 10% dari GNP, sama dengan di Amerika Latin, pada pendidikan
menengah rata-rata satuan biaya di Asia adalah 19% perkapita GNP. Sedangkan di
Amerika Latin mencapai 25% Philipina dan Srilangka memiliki biaya terendah,
yaitu kurang dari 0.5 kali rata-rata regional. Cina memiliki satuan biaya paling

4
Ibid, hal. 25-26.

8
tinggi yaitu sekitar 1.5 kali rata-rata regional. Di negara-negara lainseperti India,
Nepal, dan Thailand memiliki satuan biaya di bawah rata-rata, sedangkan
Indonesia, Korea, dan Malaysia memiliki satuan biaya di atas rata-rata.
Satuan biaya pendidikan di setiap negara sangat bervariasi. Variasi atau
keragaman dalam besarnya satuan biaya disebabkan perbedaan cara
penyelenggaraan pendidikan. Karakteristik pendidikan yang mempengaruhi biaya
meliputi, antara lain:
1) Skala gaji guru dan jam terbang mengajar
2) Penataran dan latihan pra jabatan.
3) Pengelompokan siswa di sekolah dan di dalam kelas.
4) Penggunaan metode dan bahan pengajar.
5) Sistem evaluasi, dan
6) Supervisi pendidikan.
Alasan adanya perbedaan satuan biaya antara negara-negara di Asia
bermacam-macam. Misalnya, di Bangladesh tingkat biaya terutama disebabkan
rasio guru-siswa yang sangat tinggi, sedangkan di Srilangka disebabkan gaji
guru yang relatif rendah.

2. Pendekatan Mikro
Pendekatan mikro menganalisis biaya pendidikan berdasarkan pengeluaran
total (total cost) dan jumlah biaya satuan (unit cost) menurut jenis dan tingkat
pendidikan. Biaya total merupakan gabungan biaya-biaya per komponen input
pendidikan di tiap sekolah. Satuan biaya pendidikan merupakan biaya rata-rata
yang dikeluarkan untuk melaksanakan pendidikan di sekolah per murid per tahun
anggaran. Satuan biaya ini merupakan fungsi dari besarnya pengeluaran sekolah
serta banyaknya murid sekolah.
Dengan demikian, satuan biaya ini dapat diketahui dengan jalan membagi
seluruh jumlah pengeluaran sekolah setiap tahun dengan jumlah murid sekolah
pada tahun yang bersangkutan. Perhitungan satuan biaya pendidik dapat
menggunakan formula sebagai berikut.
Sb (s,t) = f [K (s,t) : M (s,t)]
Keterangan:
Sb = satuan biaya murid per tahun
K = jumlah seluruh pengeluaran.
M = jumlah murid
s = sekolah tertentu
t = tahun tertentu

D. Mengukur Manfaat Pendidikan


Perlu dikemukakan bahwa keuntungan pendidikan tidak selalu dapat diukur
dengan standar nilai ekonomi atau uang. Hal ini disebabkan manfaat pendidikan, di
samping memiliki nilai ekonomi, juga memiliki nilai sosial. Dalam pengukuran
dampak pendidikan terhadap keuntungan ekonomi atau pendapat seseorang dari

9
produktivitas yang dimilikinya, memerlukan asumsi-asumsi. Asumsi-asumsi bahwa
produktivitas seseorang dianggap merupakan fungsi dari keahlian dan keterampilan
yang diperoleh dari pendidikan ukuran hasil pendidikan kita gabungkan dengan data
biaya pendidikan dapat menjadi ukuran efisiensi eksternal ada empat kategori yang
dapat dijadikan indikator dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan, yaitu:

1) Dapat tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.


2) Dapat tidaknya memperoleh pekerjaan.
3) Besarnya penghasilan (gaji) yang diterima.
4) Sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya, dan politik.5
Dalam jurnal yang ditulis oleh Elin Rosalin dijelaskan bahwa ada dua jenis
indikator yang dijadikan acuan bentuk manfaat dari investasi pendidikan, yaitu:

a. Private rate of return (nilai kembali bagi perseorangan) dimaksudkan untuk


mengukur keuntungan secara individu dalam menghabiskan biaya/uang pada
pendidikannya sendiri, seperti dengan cara mengukur penambahan pendapatan di
masa yang akan datang. Jadi, private rate of return berhubungan secara langsung
dengan kebutuhan pendidikan dan pembiayaan pendidikan, dimana nilai
manfaatnya dilihat dari dua jenis:
1) Kenaikan produksi barang dan jasa oleh seorang anggota angkatan kerja yang
diakibatkan proses pendidikan/latihan yang diterimanya.
2) Kenaikan mutu kehidupan atau kepuasan jiwa yang dinikmati oleh seseorang
disebabkan pendidikannya.
b. Sosial rate of return (nilai kembali bagi masyarakat) berhubungan dengan biaya
dan keuntungan pendidikan untuk masyarakat secara keseluruhan dan bukan
untuk perseorangan, artinya:

1) Adanya seseorang yang menikmati keuntungan tersebut tidak mengurangi


kemungkinan orang lain untuk menikmatinya juga
2) Tak seorangpun dapat dihindari menikmati manfaat/keuntungan tersebut
terlepas apakah ia ikut serta atau tidak dalam pembiayaan
Dalam dunia pendidikan, sosial rate of return timbul dalam dua bentuk yaitu:
1) Pendidikan meningkatkan produktivitas perekonomian sebagai keseluruhan,
dengan demikian menciptakan kesempatan ekonomi yang lebih baik,
menguntungkan baik bagi mereka yang mengikuti pendidikan, yang sudah

5
Ibid, hal. 28.

10
lama meninggalkan pendidikan maupun bagi yang tidak berkesempatan
bersekolah
2) Dengan menciptakan suatu penduduk yang terdidik, maka sistem
pemerintahan akan ikut lebih baik.6
Pada tabel mengukur keuntungan pendidikan, digambarkan bagaimana cara
mengukur keuntungan pendidikan menurut nilai ekonomi (penghasilan) yang
dibandingkan dengan biaya (cost) keuntungan tersebut diukur dengan
menggunakan pola penghasilan seumur hidup. Pola penghasilan seseorang
sepanjang hayatnya akan berbentuk V balik yang dimulai dengan penghasilan
agak rendah pada usia muda, meningkat pada masa berikutnya, dan menurun pada
usia lanjut. Untuk memperoleh pola penghasilan seumur hidup ini dilakukan
dengan dua cara: cross sectional dan longitudinal, berikut ini penjelasannya.

1) Cross sectional dengan jalan mengukur penghasilan dalam waktu yang


bersamaan kepada sejumlah orang yang bervariasi umumnya, kemudian dicari
rata-rata penghasilan dari orang orang yang usianya sama.
2) Longitudinal dengan jalan mengikuti sejumlah orang yang seusia dan
penghasilannya diukur pada setiap tingkat usianya (Wardiman dan Ace S.,
1995)
Penghasilan atau gaji merupakan ukuran yang paling banyak digunakan
untuk menentukan keberhasilan pendidikan. Ada tiga alasan yang bisa
dikemukakan, yaitu sebagai berikut.
1) Baik logika maupun pengalaman menunjukkan bahwa mayoritas sosial
bersekolah sebagai sarana untuk mendapatkan manfaat ekonomi.
2) Mudah diukur.
3) Data gaji cukup tersedia, namun demikian ada beberapa hal yang perlu
ditentukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengukuran, yaitu:
a) Apa gaji awal atau gaji seumur hidup.
b) Menggunakan honor atau data kroseksional. Profil kon seksional
mengemukakan gaji orang-orang yang berbeda usia, tetapi sama tingkat
pendidikannya pada waktu tertentu. Kohor menelusuri perkembangan
gaji seseorang dalam perkembangan waktu. Perlu juga diperhatikan
bukan hanya besarnya gaji absolut, tetapi juga seberapa besar per
tambahan gaji setelah mendapat pendidikan dan latihan.
c) Taksonomi manfaat pendidikan.

6
Dr. Candra Wijaya, M.Pd, "Kapita Selekta Manajemen Pendidikan" (Medan : CV. pusdikra
Mitra Jaya, 2021) hal. 10-11.

11
T.W. Schultz, dalam bukunya The Economic Value of Educatioan,
mengidentifikasi beberapa kategori manfaat pendidikan. Salah satu dari
kategori manfaat itu adalah manfaat-manfaat ekonomis yang akan
didapatkan dari pendidikan, yaitu menemukan bakat yang potensial,
peningkatan kapabilitas seseorang sehingga dapat menyesuaikan dalam
perubahan kesempatan kerja, penyiapan tenaga guru, dan penyediaan
sumber daya manusia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain
itu, pendidikan juga bermanfaat untuk mempersiapkan manusia menjadi
warga negara yang lebih baik, dapat mengapresiasi dan mengakui budaya
lain secara lebih luas, mengurangi ketergantungan kepada pasar berbagai
jasa, sebagai sumber pemasukan pajak penghasilan, serta memberi
kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk memiliki
pendidikan yang lebih baik, dan oleh karena itu, pendidikan juga
bermanfaat untuk menjadikan masa depan lebih baik.
1. Manfaat Pendidikan: antara Konsumtif dan Investasi
Sementara itu, manfaat pendidikan bagi individu dapat diklasifikasikan
kepada manfaat konsumtif dan investasi.

a. Manfaat Secara Konsumtif


Suatu produk atau jasa dikategorikan bersifat konsumtif ketika ia
menghasilkan kepuasan atau kegunaan dalam periode tertentu saja.
Pendidikan dikatakan memiliki manfaat secara konsumtif karena dengan
pendidikan, seseorang membelanjakan sesuatu yang bersifat konsumtif.
Bahkan seorang anak yang dipaksa sekolah pun akan merasakan manfaat
secara konsumtif ini. Meskipun pada awalnya ia membenci untuk sekolah,
tetapi lama kelamaan ia akan menyukainya.

b. Manfaat Komponen Investasi


Sesuatu produk atau jasa dikatakan bersifat investasi, apabila ia
menghasilkan kepuasan atau kegunaan untuk waktu yang akan datang.
Kajian-kajian tentang manfaat pendidikan secara ekonomis banyak
menekankan pada aspek investasi. Dan dari semua itu, peningkatan
pendapatan adalah merupakan manfaat nyata dari pendidikan. Sekolah dan
pelatihan akan meningkatkan produktivitas seseorang dan itu akan
meningkatkan kesempatannya untuk memperoleh upah/gaji yang lebih tinggi,
dan dengan begitu, ia juga akan lebih berkontribusi dalam kehidupan sosial.
Seseorang yang berpendidikan tinggi, khususnya dalam pendidikan umum,
akan lebih fleksibel memperoleh pekerjaan baru, sehingga kemungkinan
untuk menjadi penganggur lebih kecil. Tetapi yang lebih penting, bahwa
pendidikan merupakan investasi masa depan.

2. Manfaat Pendidikan: antara Individu dan Masyarakat

12
Selain manfaat dari aspek konsumsi dan investasi, manfaat pendidikan
juga dapat diklasifikasikan ke dalam manfaat secara private/individual dan
manfaat sosial. Manfaat secara individual adalah manfaat yang dapat dirasakan
oleh seseorang karena pendidikannya. Sedangkan manfaat sosial adalah manfaat
yang mungkin tidak dirasakan oleh seseorang karena pendidikannya, tetapi
manfaatnya diserap oleh anggota masyarakat yang lain. Pada umumnya,
seseorang yang berpendidikan lalu ia menjadi anggota masyarakat, maka manfaat
yang bersifat individual akan termasuk ke dalam manfaat secara sosial. Dengan
begitu, manfaat sosial berarti keseluruhan dari manfaat pendidikan secara
individual dan manfaat lain yang mungkin tidak dirasakan secara individu.
Pada dasarnya, ada dua manfaat pendidikan secara sosial dan tidak
termasuk dalam domain individu. Keduanya adalah (1) pembayaran pajak yang
berkaitan dengan manfaat pendidikan, misalnya pajak yang dikeluarkan
seseorang selama hidupnya, dan (2) manfaat-manfaat eksternal, seperti
kemampuan pemerintah dalam mengandalkan pajak penghasilan yang berasal
dari individu, yang sulit dicapai tanpa dukungan masyarakat yang melek huruf.
Contoh lainnya adalah dengan banyaknya orang yang berpendidikan, maka
produksi buku dan majalah dalam jumlah besar akan memperkecil harga, yang
juga akan membawa manfaat pada terciptanya masyarakat informasi.

3. Manfaat lain Pendidikan


Manfaat pendidikan lain juga dapat diklasifikasikan ke dalam: (1) pilihan
secara finansial yang semakin terbuka bagi siswa, dan (2) pilihan-pilihan non-
finasial. Klasifikasi ini didasarkan pada penelitian Weisbrod (1962, 1964).
Dengan pendidikan, seseorang memiliki peluang pilihan finansial yang semakin
terbuka. Manfaat ini dapat dirasakan karena dengan menyelesaikan jenjang
pendidikan tertentu, seseorang akan memiliki kesempatan terbuka untuk
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yang berarti ia
memiliki kesempatan menambah jumlah pengalaman training yang lebih baik.
Manfaat kedua (terbukanya peluang-peluang non-finansial), mislanya,
seorang guru besar memiliki banyak keuntungan non-finansial karena jabatannya
itu. Melalui jabatannya itu, seorang guru besar tidak hanya memiliki tingkat
kebebasan dan fleksibilitas dalam bekerja, tetapi juga pertemuanya dengan
mahasiswa setiap hari serta kesenangan yang diperolehnya melalui kegiatan
perkuliahan dan penelitian. Buktinya, banyak orang yang memiliki kecakapan
akademik sekaligus mampu bekerja di sektor industri, tetapi lebih memilih
menjadi dosen atau peneliti meskipun dengan gaji yang lebih rendah.

4. Efek-efek antar-Generasi
Tambahan lagi, manfaat lain dari pendidikan dapat dirasakan oleh generasi
yang akan datang. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa seseorang akan memilih untuk melanjutkan pendidikan yang tinggi
apabila orang tuanya juga memiliki pendidikan yang baik. Bahkan ada

13
kecenderungan seseorang berusaha untuk melampaui jenjang pendidikan orang
tuanya.7

E. Manfaat Cost Benefit Analysis dalam Proses Perencanaan Pendidikan


Salah satu fungsi dari administrasi pendidikan adalah budgeting atau
pengangaran. Budgeting adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
perincian keuangan untuk membiayai kegiatan pada periode anggaran. Menurut Amtu
(2011), keberhasilan anggaran untuk mendukung tujuan dapat ditentukan dari sejauh
mana anggaran dapat memenuhi fungsi-fungsinya. Hal ini tidak terlepas dari sistem
penganggaran yang direncanakan dengan baik.
Dalam Cost Benefit Analysis, konsep anggaran yang dapat memenuhi fungsi-
fungsinya merupakan bagian dari efisiensi anggaran. Untuk menjadikan anggaran
efisien maka sistem penganggaran yang direncanakan harus merujuk pada data hasil
analisis apakah biaya yang pernah dianggarkan sudah memberikan manfaat yang
seimbang.
Dengan melakukan Cost Benefit Analysis, para perencana pendidikan dapat
mengambil kebijakan yang terkait pada proses penganggaran pendidikan,
memprediksi tingkat biaya pendidikan di masa yang akan datang dan meningkatkan
efisiensi kegunaan sumber daya.
Bagi para pengambil kebijakan ditingkat satuan pendidikan, Cost Benefit Analysis
penting dipelajari karena pada dasarnya anggaran pendidikan itu terbatas namun
mereka tetap dituntut untuk meningkatkan efisiensinya. Pandangan umum menyatakan
bahwa biaya pendidikan yang rendah berpengaruh pada kualitas proses belajar
mengajar serta kualitas outcome yang dihasilkan. Artinya ada hubungan yang
signifikan antara besarnya biaya terhadap mutu pendidikan. Oleh karena itu, perencana
pendidikan harus memanfaatkan sebaik mungkin anggaran yang tersedia, mengawasi
penggunaannya dan menganalisa untuk kepentingan perencanaan ke depan agar
penyelenggaraan pendidikan menghasilkan benefit yang lebih baik.

7
Prof. Dr. Hamid Darmadi, M.Pd., M.SC, "Pengantar Pendidikan Era Globalisasi" (An1mage,
2019) hal. 49-51.

14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Cost Benefit Analysis merupakan suatu pendekatan untuk mengukur apakah
pendidikan memberikan nilai manfaat atau tidak. Pada dasarnya, pendekatan ini
berasumsi bahwa manfaat atau keuntungan yang diperoleh seseorang berbeda-beda
tergantung pada tingkat pendidikan yang dimilikinya. Untuk mengetahui apakah
pendidikan memberikan nilai manfaat secara umum maka diperlukan pegukuran
terhadap biaya pendidikan. Pemerintah sebagai donatur perlu menerima data seberapa
besar total cost dan unit cost dari setiap satuan pendidikan.
Biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua
jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelengaraan pendidikan, baik dalam
bentuk uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang. misalnya
iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik, buku sekolah dan guru
juga adalah biaya.
Biaya pendidikan bukan hanya berbentuk uang atau rupiah, tetapi juga dalam
bentuk biaya kesempatan (opportunity cost). Biaya kesempatan ini sering disebut
"income forgone". Income forgone yaitu potensi pendapatan bagi seorang siswa
selama ia mengikuti pelajaran atau menyelesaikan studi. Oleh karena itu, biaya
pendidikan akan terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung atau biaya
kesempatan (opportunity cost).
B. Saran
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.

15
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, Hamid. 2019. "Pengantar Pendidikan Era Globalisasi" . An1mage

Fattah, Nanang. (2012), Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan (edisi ke-6). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Mitra Jaya

PENDIDIKAN ISLAM (Rencana, Organisasi,Pelaksanaan,dan Pengawasan), Jurnal


Intelegensia, 6(2), 106-108

Sopiali, Ade. (2018). TEORI DAN KONSEP DASAR PEMBIAYAAN (COST) DALAM
Wijaya, Candra. 2021. "Kapita Selekta Manajemen Pendidikan". Medan : CV. pusdikra

16

Anda mungkin juga menyukai