Anda di halaman 1dari 15

Laporan Training Need Analysis (TNA)

Guru SMP Negeri 4 Pandak


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perancangan dan
Pengembangan Pelatihan

Disusun oleh:
Rizky Allivia Larasati Haibar 2007044023

PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI SAINS

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

2021

i
Abstrak

Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Dalam dunia


pendidikan, peran yang sangat penting adalah guru. Seorang guru akan
menentukan kesuksesan berjalannya proses pembelajaran. Menjadi seorang guru
tidaklah mudah. Seorang guru dituntut untuk mampu berpikir aktif dan kreatif.
Guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik sehingga akan
meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar. Untuk menciptakan suasana
belajar yang menarik, seorang guru harus mampu memilih dan meciptakan media
belajar yang tepat. Pandemic Covid-19 membuat pembelajaran dialihkan menjadi
online. Sehingga, guru kembali dituntut untuk menciptakan suasana belajar
menarik tanpa bertatap muka. Banyak kendala yang dihadapi untuk menciptakan
suasana belajar yang efektif dan ideal selama pembelajaran online, khususnya
bagi guru – guru di SMP N 4 Pandak. Tujuan dilakukannya analisis kebutuhan
pelatihan ini adalah untuk mengetahui jenis pelatihan yang bisa dilakukan untuk
mengatasi kendala yang terjadi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara dan pengisian kuisioner. Instrument yang digunakan adalah pedoman
wawancara dan kuisioner. Hasil dari analisis kebutuhan pelatihan yang sudah
dilakukan adalah beberapa guru masih mengalami kesulitan dalam pemilihan dan
menciptakan media pembelajaran yang akan digunakan untuk mengajar.

Kata Kunci: Analisis Kebutuhan Pelatihan, media pembelajaran

ii
Abstract

Education is an important thing in human life. In the education world, the role of
teacher is very important. A teacher will determine the success of the learning
process. Being a teacher is not easy. A teacher is required to be able to think
actively and creatively. Teachers must also be able to create an attractive
learning atmosphere so that it will increase students' enthusiasm for learning. To
create an attractive learning atmosphere, a teacher must be able to choose and
create the right learning media. The Covid-19 pandemic has shifted learning
online. So, teachers are again required to create an interesting learning
atmosphere without meeting face to face. There are many obstacles faced in
creating an effective and ideal learning atmosphere during online learning,
especially for teachers at SMP N 4 Pandak. The purpose of conducting this
training needs analysis is to determine the types of training that can be done to
overcome the obstacles that occur. The data collection method was done by
interviewing and filling out a questionnaire. The instruments used were interview
guides and questionnaires. The results of the training needs analysis that have
been carried out are that some teachers still experience difficulties in selecting
and creating learning media that will be used for teaching.

Keywords: Training Need Analysis, Learning media

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang dengan limpahan taufiq, rahmat dan
hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat dan
salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Maksud dari penyusunan laporain Training Need Analysis yang berjudul:


“Laporan Training Need Analysis (TNA) Guru SMP Negeri 4 Pandak” adalah
untuk memenuhi salah satu tugas dari bapak Dr. Hadi Suyono, M.Si selaku dosen
mata kuliah Penyusunan dan Pengembangan Pelatihan.

Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari bahwa masih terdapat


kekurangan atau jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca terutama rekan-rekan/teman-
teman siswa.

Dengan selesainya penyusunan laporan ini kami ingin mengucapkan rasa


terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu dalam membimbing kami.

Jazakumullahikhairankatsiran.

Yogyakarta, 5 Mei 2021

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Abstrak......................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv

DAFTAR ISI.............................................................................................................................v

I. Pendahuluan......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Tujuan TNA....................................................................................................................1

C. Manfaat...........................................................................................................................2

II. Profil Lembaga..................................................................................................................2

III. Metode TNA..................................................................................................................4

IV. Instrumen TNA.............................................................................................................4

V. Hasil dan Pembahasan TNA............................................................................................4

a. Organizational Analysis..................................................................................................4

b. Task Analysis..................................................................................................................5

c. Individual Analysis.........................................................................................................5

VI. Kesimpulan dan Saran.................................................................................................6

VII. Daftar Pustaka...............................................................................................................7

VIII. Lampiran.......................................................................................................................7

v
I. Pendahuluan

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga yang memiliki peran besar dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Menjadi lembaga pendidikan formal, sekolah dituntut untuk
mampu mencetak anak bangsa yang baik secara karakter dan cerdas secara akademik.
Hal tersebut tak lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam bidang akademik di
sekolah. Menjadi seorang guru bukanlah tugas yang mudah. Seorang guru harus
memiliki kemampuan pedagogic yang baik, serta mampu memahami karakteristik
setiap siswanya. Selain itu, guru juga dituntut mampu untuk menyampaikan materi
yang menarik sehingga menumbuhkan antusias siswa dalam belajar. Tidak semua
siswa memiliki karakteristik yang sama. Daya tarik belajar setiap siswa pun berbeda-
beda. Namun, seorang guru harus mampu membuat siswa yang memiliki daya tarik
berbeda-beda menjadi tertarik dan antusias untuk mengikuti pembelajaran.
Dewasa ini, dunia pendidikan menerapkan kegiatan belajar secara online atau
tatap maya karena adanya pandemic Covid-19. Hal ini menjadi hal yang baru bagi
siswa maupun guru karena pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.
Pembelajaran online ini tidak terlepas dari peran IT. Akan tetapi, beberapa kendala
dialami oleh siswa maupun guru khusus nya di SMP N 4 Pandak. Kendala yang
muncul disebabkan karena kurangnya sarana prasarana yang ada dan keterampilan
penggunakan IT. Kendala lain yang dirasakan adalah pemilihan media belajar yang
tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran supaya kegiatan belajar mengajar
secara tatap maya tidak terasa membosankan. Dengan adanya pandemic ini, tuntutan
guru pun bertambah. Seorang guru dituntut untuk menjadi kreatif dan terampil
menggunakan IT sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang interaktif dan
menyenangkan.
Adanya kesenjangan antara kemampuan guru dan tuntutan yang dikehendaki
sekolah, menyebabkan perlunya sekolah sebagai lembaga untuk menjembatani
kesenjangan tersebut, salah satunya dnegan mengadakan pelatihan dan
pengembangan. Dengan demikian, seluruh potensi yang dimiliki guru, baik
keterampilan dan pengetahuan dapat ditingkatkan sehingga mengurangi kesenjangan
yang ada.

1
B. Tujuan TNA
Adapun tujuan dilakukannya Training Need Analysis adalah:
1. Mengetahui kendala yang dialami oleh guru – guru di sekolah
2. Menemukan akar kendala yang dialami
3. Mengatasi kendala yang ada di sekolah dengan tepat
4. Meningkatkan kualitas SDM yang ada di sekolah
5. Menemukan solusi dari kendala yang dihadapi

C. Manfaat
Adapun manfaat dari Training Need Analysis adalah:
1. Guru lebih menyadari kendala yang dihadapi
2. Membangkitkan semangat guru dan karyawan untuk meningkatkan kualitas diri
sehingga mampu bekerja dengan baik
3. Mendorong semangat kerja para guru dan karyawan
4. Meingkatkan kesadaran guru dan karyawan mengenai kualitas bekerja

II. Profil Lembaga

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak


untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan
kualitas SDM tersebut adalah pendidikan sehingga kualitas pendidikan harus
senantiasa ditingkatkan termasuk peningkatan kualitas pendidikan di SMP Negeri 4
Pandak. SMP N 4 Pandak merupakan salah satu sekolah yang ada di Kabupaten
Bantul. Sekolah ini terletak di Kecamatan Pandak yang di kelilingi pemukiman
penduduk yang cukup padat. Halaman sekolah yang dimiliki oleh SMP N 4 Pandak
cukup asri dan memadai. Selain itu, sekolah juga memiliki sarana dan prasarana yang
cukup memadai untuk mendukuk proses belajar mengajar seperti lapangan olahraga,
computer, perpustakaan, laboratorium Bahasa dan IPA.
Sekolah ini juga merupakan salah satu sekolah yang menjadi sekolah binaan
Yayasan Pendidikan Astra MDR. Cukup banyak prestasi yang diraih oleh sekolah ini
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Sekolah ini setiap tahunnya meluluskan lulusan
rata-rata sebanyak 216 siswa. Selain itu, sekolah ini juga meraih prestasi baik dalam
bidang akademik maupun non akademik di tingkat Kabupaten, provinsi, bahkan
Nasional.

2
SMP Negeri 4 Pandak sebagai lembaga pendidikan mengemban amanat untuk
mencapai dan mendukung visi dan misi pendidikan nasional serta pendidikan di
daerah masing-masing. Untuk itu, SMP Negeri 4 Pandak perlu memiliki visi dan misi
sekolah. Visi dan misi ini dapat dijadikan arah pijakan untuk bertindak dalam
mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Di bawah ini dikemukakan visi,
misi, dan tujuan pendidikan di SMP Negeri 4 Pandak
Visi:

 ”BERAKHLAQ MULIA, BERPRESTASI, NIR KEKERASAN, BERBUDAYA


DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN”

Adapun misi dari SMP N 4 Pandak adalah sebagai berikut:


1. Meningkatkan pendidikan agama dan budi pekerti yang membentuk peserta didik
beriman, bertakwa, berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan kompetitif sesuai
dengan potensi yang dimiliki serta menumbuhkan semangat keunggulan secara
intensif kepada seluruh warga sekolah
3. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme bagi tenaga pendidik dan
kependidikan
4. Menumbuhkembangkan budaya literasi pada warga sekolah
5. Menumbuhkan semangat apresiasi seni, olah raga dan iptek pada seluruh warga
sekolah
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, menyenangkan, dan ramah anak.
7. Menumbuhkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan budaya adiluhung
Yogyakarta sehingga menjadi identitas warga sekolah
8. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan bersih sehat dan berbasis pada
pelestarian, pencegahan pencemaran serta kerusakan lingkungan.

Selain itu, SMP Negeri 4 Pandak juga memiliki tujuan global antara lain:

1. Sekolah mampu menghasilkan lulusan yang cerdas, kompetitif, cinta tanah air,
beriman dan bertaqwa.
2. Sekolah mampu memenuhi bimbingan dalam berkomunikasi dengan bahasa
Inggris
3. Sekolah mampu mengkondisikan terlaksananya tata tertib sekolah

3
4. Sekolah mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk terlaksananya ajaran
agama
5. Sekolah mampu memenuhi standar proses pembelajaran meliputi metode
pembelajaran, pendekatan belajar tuntas, pendekatan pembelajaran individu
secara lengkap
6. Sekolah mampu memenuhi pengembangan mutu budaya sekolah yang memadai

III. Metode TNA

Metode pengumpulan data yaitu dengan interview dan kuisioner.


Wawancara/interview adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (dalam Moloeng, 2014). Metode interview ini digunakan untuk
mempermudah menganalisis kebutuhan dan keadaan sekolah dengan penjelasan yang
detail dan rinci dari pihak-pihak terkait. Untuk metode kuisioner, digunakan untuk
membantu dan mendukung proses menganalisis kebutuhan sekolah melalui data yang
diperoleh dari setiap guru.

IV. Instrumen TNA

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuisoner sendiri merupakan


daftar pertanyaan ataupun pernyataan yang digunakan oleh periset untuk memperoleh
data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau mengajukan
pertanyaan (dalam Hendri, 2009). Lembar pertanyaan untuk wawancara juga dapat
digunakan untuk membuat kuisioner. Pada wawancara, subjek penelitian menjawab
pertanyaan secara lisan sedangkan pada kuisioner subjek langsung menuliskan
jawabannya pada kertas yang telah disediakan. Kebanyakan kuisioner sudah diberikan
pilihan jawaban, jadi subjek tinggal menandai pilihan jawaban yang diinginkannya.
Contoh instrumen terlampir pada bagian lampiran.

V. Hasil dan Pembahasan TNA

a. Organizational Analysis
SMP N 4 Pandak merupakan salah satu sekolah negeri yang terletak di
Kabupaten Bantul. Jumlah guru yang ada sebanyak 35 guru dengan beragam latar
pendidikan. Berdasarkan latar belakang pendidikan, guru-guru yang ada di SMP N

4
4 Pandak terdiri dari 6 orang berpendidikan S2, dan 29 orang berpendidikan S1.
SMP N 4 Pandak dinilai sudah mampu mencapai visi misi dan tujuan lembaga
yang sudah disebutkan sebelumnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP N 4 Pandak,
terkait dengan penyelenggaraan pelatihan/diklat, sebelumnya SMPN 4 Pandak
sudah mengadakan beberapa pelatihan mengenai workshop Kurikulum 2013,
workshop pendidikan karakter, penyusunan RPP dan analisis butir soal, dan lain
sebagainya. Antusiasme guru dalam mengikuti pelatihan yang diadakan juga
cukup tinggi sehingga kinerja dalam mengelola lembaga pendidikan semakin lama
semakin baik.

b. Task Analysis
Susunan organisasi di SMP N 4 Pandak sudah terpaparkan dengan baik.
Seluruh guru dan karyawan di SMP N 4 Pandak sudah memiliki tugas sesuai
dengan tupoksinya dan ikut serta dalam menjalankan kegiatan sekolah sebagai
tugas diluar mengajar. Guru-guru yang ada sudah memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai dengan bidang dan jabatan yang diampunya. Sehingga,
kemampuan untuk menyelesaikan tugas pun sangat baik.
Pada sesi wawancara, menurut Kepala Sekolah actual performance yang
dilakukan oleh para guru sudah sesui dengan tugas masing-masing. Mereka sudah
menjalankan tugas dan kewajibannya untuk menyampaikan materi pembelajaran
sesuai dengan bidang yang disesuaikan dengan kurikulum yang diterapkan oleh
sekolah. Namun, sebagian besar guru-guru di SMP N 4 Pandak memiliki kendala
dalam menjalankan tugasnya antara lain penyusunan bahan ajar/modul,
penyusunan butir soal dan analisis butir soal, penerapan metode belajar, dan lain-
lain. Selain itu, kendala yang baru-baru ini dihapadi oleh guru-guru di SMP N 4
Pandak adalah penggunaan media pembelajaran dan alat pembelajaran seperti
laptop/computer yang dapat membantu untuk menyampaikan materi terutama
selama penerapan pembelajaran online di masa pandemi Covid-19. Padahal,
dengan diperlakukannya pembelajaran online, guru dituntut untuk menyampaikan
materi melalui platform pembelajaran online seperti Google Classroom, Quizziz,
Edmodo, Kahoots dan lain sebagainya. Selain itu, di masa seperti ini guru dituntut
untuk kreatif dalam menyampaikan materi melalui media pembelajaran supaya
materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa dengan baik.

5
c. Individual Analysis
Karyawan dan guru yang ada di SMP N 4 Pandak sudah dapat dikatakan
menerapkan SOP pada kinerjanya. Pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan
ketentuan jadwal yang sudah dibagi dan ditetapkan oleh sekolah. Pada individual
analysis ini, Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuisioner
melalui google form yang dilakukan pada 28 guru di SMP N 4 Pandak. Hasil
pengisian kuisioner menemukan bahwa kendala terbesar yang dialami guru-guru
adalah penyusunan bahan ajar dan penggunaan media pembelajaran dalam
menyampaikan materi kepada siswa. Guru diharapkan untuk kreatif dalam
menyampaikan materi sehingga kegiatan belajar mengajar tidak monoton dan
membosankan. Akan tetapi dengan diterapkannya pembelajaran daring, ada
beberapa guru yang masih kurang menguasai penggunaan media pembelajaran
online dan platform-platform yang ada. Sehingga pembelajaran hanya diisi dengan
kegiatan monoton seperti menyampaikan soft file materi kemudian siswa diberi
soal untuk latihan. Kegiatan yang monoton akan membuat siswa merasa bosan
dan hasil belajarnya kurang maksimal. Hasil kuisioner menunjukkan kompetensi
yang menunjukan angka rata-rata terendah adalah media pembelajaran dan
penggunaan TIK.

VI. Kesimpulan dan Saran

Hasil Training Need Analysis

Actual Perfomance
1. Guru kurang menguasai Expected Perfomance
penggunaan TIK 1. Guru mampu beradaptasi
2. Kurangnya pengetahuan dan menguasai TIK
mengenai platform- 2. Penggunaan platform-
platform pembelajaran platform pembelajaran
sehingga penggunaan untuk memudahkan
media pembelajaran jalannya kegiatan belajar
masih belum maksimal mengajar
3. Kegiatan pembelajaran 3. Guru mampu menciptakan
yang diberikan guru kegiatan belajar mengajar
selama pembelajaran yang tidak membosankan
daring terkesan monoton
dan membosankan

6
GAP

Training
1. Penggunaan media
Not Training
pembelajaran dan
platform online 1. Evaluasi Kinerja
dalam kegiatan
belajar mengajar

7
VII. Daftar Pustaka

Ananda, R et al. (2016). Laporan Training Need analysis (TNA). Universitas


Muhammadiyah Malang.
Fraenkel, Jack & Wallen, Norman. (2008). How to Design and Evaluate Research in
Education. New York: McGraw-Hill Publishing Company.

VIII. Lampiran

Contoh Instrumen:
FORMAT TRAINING NEED ANALYSIS ASSESSMENT
Nama :
Latar belakang Pendidikan :

Tingkatan Penguasaan Materi (%)


No Kompetensi
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1 Kurikulum
2 Media
Pembelajaran
3 Penilaian
4 RPP
5 Model
Pembelajaran
6 Penyusunan
Butir Soal dan
Analisis Butir
Soal
7 Penggunaan
TIK
*) Instrumen dibuat menggunakan google form. Pengisian dilakukan dengan cara
memberi tanda (V) pada pilihan tingkat penguasaan materi pada masaing-masing
kompetensi.
Interpretasi kategori data:

No Kategori Rata-rata penguasaan


Kompetensi (%)
1 Harus diketahui (Must Know) 0-40
2 Sebaiknya diketahui (Should Know) 41-79
3 Ada baiknya diketahui (Nice to Know) 80-100
Verbatim Wawancara

8
Interviewer (A): Rizky Allivia LH

Interviewee (B): Bapak Sugi (Kepala Sekolah SMP N 4 Pandak)

Waktu Pelaksanaan Wawancara: 6 April 2021

Transkrip

A : Bagaimana kinerja guru dan karyawan di SMP N 4 Pandak ini pak?

B : Secara keseluruhan sih para guru dan karyawan sudah melakukan pekerjaan sesuai
dengan tupoksinya mbak. Khusus beberapa guru, mereka kan ada yang memiliki tugas
tambahan non mengajar misalnya menjadi wakasek bidang kesiswaan, kurikulum, kepala lab
dll. Sejauh ini, kinerjanya baik, semua bisa terlaksana dengan seimbang.

A : Oh, begitu ya pak. Kalau kendala yang sering dialami khususnya dialami oleh guru
apa ya pak?

B : Kendala paling besar yang kami rasakan adalah terkait dengan media belajar mbak.
Jadi, karena pandemic ini kan jelas system pembelajarannya berubah. Dari yang awalnya
tatap muka, menjadi tatap maya. Kalau untuk usia anak SMP, mereka kan butuh sesuatu yang
menarik apalagi ketika belajar. Nah, guru – guru di sini mengeluhkan kesulitan mencari
media belajar yang menarik sehingga siswa antusias untuk belajar. Kalau yang sudah berjalan
sih biasanya hanya menggunakan media interaktif yang ada di youtube. Tapi kan yaa di
youtube itu karya orang lain, sehingga kadang kurang sesuai dengan apa yang ingin
disampaikan guru.

A : Nggih pak. Selain itu ada lagi pak kendalanya?

B : Kalau kendala yang dirasakan lebih banyak mengenai proses belajar mengajar itu
tadi sih mbak. Secara keseluruhan sebenarnya guru – guru sudah memiliki kemampuan
pedagogic yang baik. Hanya saja pemilihan media, sumber belajar, dan kemampuan
penguasaan IT yang kurang bisa maksimal. Ada beberapa guru – guru kami yang muda,
mungkin seusia dengan Mbak Rizky. Terkadang mereka diminta untuk ngajarin guru – guru
yang usianya lebih sepuh untuk penggunaan IT. Tapi, mereka kan juga punya tanggungan
sendiri, kalau terus – terus an gitu saya takutnya malah tupoksinya keteteran.

A : Iya sih pak. Berarti guru – guru disini masih mengalami kendala terkait penggunaan
IT nggih pak. Apakah mayoritas guru disini memiliki laptop pribadi pak?

9
B : Yaaa kalau sebelum pandemic sekitar 60% guru – guru disini sudah menggunakan
laptop untuk menyampaikan materi pembelajaran. Kendalanya lagi – lagi memang di
pemilihan media belajar. Biasanya yang dipake kan itu – itu terus. Nah apalagi kalo sekarang
pas tatap maya, kalo guru hanya membagikan PPT ke siswa kan siswa sebenarnya kurang
tertarik, terasa membosankan. Kemarin sebenernya sudah saya minta untuk membuat media
pembelajaran yang interaktif gitu, tapi memang SDM yang kami punya tidak semuanya
memiliki ketrampilan untuk itu.

A : Berarti beberapa guru memang sudah menggunakan laptop, tapi pemilihan medianya
kurang bervariasi ngoten nggih pak?

B : Iya mbak.

A : Kalau selama pandemic ini pak, biasanya platform apa saja yang digunakan untuk
menyampaikan materi maupun menyelenggarakan ulangan harian?

B : Biasanya cuma pake WA mbak. Dokumen soal gitu, di share trus nanti siswa
mengerjakan. Nanti tergantung gurunya apakah mau dikumpulkan lewat WA atau siswa
mengumpulkan ke sekolah.

A : Selain WA pak? Misalnya google form, google classroom atau quizziz, dan platform
lainnya?

B : Yang paling banyak dipakai WA sih mbak. kalo google form ada juga yang pake,
biasanya guru – guru yang muda itu. Tapi yaa cuma beberapa.

A : Oh, begitu nggih. Padahal pak, kalo bisa memanfaatkan platform yang ada secara
bergantian mungkin pembelajarannya bisa bervariasi dan tidak terlalu monoton hanya
menggunakan WA.

B : Saya rasa ya begitu mbak. Guru – guru yang lain belum familiar dengan platform
seperti itu.

A : Hehehe, iya ya pak. Oiya pak, kalau pelatihan yang sudah pernah diadakan dalam 2
tahun terakhir ini apa saja nggih?

B : Kalo selama pandemic ini sekolah sudah mengadakan workshop kurikulum 2013,
pembentukan pendidikan karakter siswa, anbuso, pelatihan bahasa inggris, dan ada beberapa
juga yang kami laksanakan outdoor seperti outbond kecil-kecilan supaya meningkatkan
komunikasi antar guru dan karyawan di sini.

10

Anda mungkin juga menyukai