Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN

PEMBEKALAN GURU INTI PROGRAM PENINGKATAN


KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP) MATA PELAJARAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2019
KATA PENGANTAR

Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
kegiatan Pembekalan Guru Inti Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
(PKP) ini. Tidak lupa Shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang
benar.
Dalam rangka meningkatan kualitas pembel;ajaran yang bermuara pada
peningkatan kualitas siswa, pemerintah melaksanakan kegiatan Pembekalan Guru
Inti program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran.
Kegiatan Pembekalan Guru Inti Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) dilaksanakan mengharapkan peserta mampu menganalisis dan
melaksanakan strategi mengajar sesuai dengan aktivitas pembelajaran yang telah
dirancang sehingga membantu tercapainya kompetensi peserta dalam
mengembangkan desain pembelajaran dan penilaian berorientasi Higher Order
Thinking Skills/HOTS yang terintegrasi 5 (lima) unsur utama Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dan literasi dalam rangka mencapai Kecakapan Abad
21.Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Semoga laporan kegiatan Pembekalan Guru Inti program PKP ini dapat
menjadi gambaran tentang pelaksanaan terkait program ini dan dapat diambil
manfaatnya bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… .ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………… 1
B. Tujuan……………….……………………………………………………….. 2
C. Sasaran……………………………………………………………………… 3
D. Hasil yang Dicapai ……………………………………….......................... 3

BAB II PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat …………………………………………………….…… 4
B. Peserta………………………………………………………………………… 4
C. Struktur Program ……………………………………….............................. 5
D. Jadwal Kegiatan …………………………………………........................... 5
E. Peningkatan Kompetensi Peserta .......................................................... 7
F. Pelaksanaan, Masalah, dan Cara Penyelesaian……………………….. 7

BAB III KESIMPULAN


A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 9
B. Rekomendasi……………………………………………………………….. 9

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru mempunyai tugas, fungsi, dan peran sangat penting serta strategis dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu
berpartisifasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia
yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, berjiwa social, dan
berkepribadian yang baik. Agar guru dapat melaksanakan tugasnya dalam
memberikan layanan pendidikan/pembelajaran yang berkualitas kepada peserta
didik, wajib bagi guru untuk selalu melakukan kegiatan pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan guna mendukung pengembangan profesi bagi guru
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 57 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan
terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan
nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. UN adalah
sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan
persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat
Penilaian Pendidikan. Sebagai bagian dari evaluasi, Indonesia melakukan
benchmark internasional dengan mengikuti Trends in International Mathematics
and Science Study (TIMSS) dan Programme for International Student
Assessment (PISA).
Hasil TIMMS tahun 2015 untuk kelas IV sekolah dasar, Indonesia mendapatkan
rata-rata nilai 397 dan menempati peringkat 4 terbawah dari 43 negara yang
mengikuti TIMMS (Sumber: TIMMS 2015 International Database). Sekitar 75%
item yang diujikan dalam TIMSS telah diajarkan di kelas IV Sekolah Dasar dan
hal tersebut lebih tinggi dibanding Korea Selatan yang hanya 68%, namun
kedalaman pemahamannya masih kurang. Dari sisi lama pembelajaran peserta
didik Sekolah Dasar dan jumlah jam pelajaran matematika, Indonesia termasuk
paling lama di antara negara lainnya, tetapi kualitas pembelajarannya masih perlu
ditingkatkan.
Sementara untuk PISA tahun 2015, Indonesia mendapatkan rata-rata nilai 403
untuk sains (peringkat ketiga dari bawah), 397 untuk membaca (peringkat
terakhir), dan 386 untuk matematika (peringkat kedua dari bawah) dari 72 negara
yang mengikuti (Sumber: OECD, PISA 2015 Database). Meskipun peningkatan
capaian Indonesia cukup signifikan dibandingkan hasil tahun 2012, namun
capaian secara umum masih di bawah rerata negara OECD (Organisation for
Economic Co-operation and Development). Bila peningkatan ini terus
dipertahankan, maka pada tahun 2030 capaian Indonesia diprediksi dapat
menyamai OECD.
Hasil pengukuran capaian siswa berdasar UN ternyata selaras dengan capaian
PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa siswa-siswa
masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills) seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu siswa
harus dibiasakan dengan soal-soal dan pembelajaran yang berorientasi kepada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) agar terbiasa
dengan kemampuan berpikir kritisnya
Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa adalah
menyelenggarakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP).
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan,
maka pelaksanaan Program PKB melalui PKP harus mempertimbangkan
pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini,
pengelolaan kelompok kerja guru, yang selama ini dilakukan melalui gugus atau
rayon, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru.
Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di
lingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru,
capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.
.

B. TUJUAN
Tujuan Kegiatan Pembekalan Guru Inti Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi
adalah sebagai berikiut:
1. Menyiapkan Guru Inti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi
2. Meningkatkan pemahaman Guru Inti dalam Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
Berbasis Zonasi
3. Meningkatkan kapasitas Guru Inti tentang konsep, strategi penggunaan
perangkat, dan strategi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi
C. SASARAN
Sasaran peserta Pelatihan Kegiatan Pembekalan Guru Inti Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Zonasi adalah guru SMA dengan mata pelajaran geografi
di seluruh Indonesia dengan pencapaian nilai UKG di atas 80.

D. HASIL YANG DICAPAI


Hasil yang diharapkan dari Kegiatan Pembekalan Guru Inti Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Zonasi adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya Guru Inti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi
2. Meningkatnya pemahaman Guru Inti dalam Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
Berbasis Zonasi
3. Meningkatnya kapasitas Guru Inti tentang konsep, strategi penggunaan
perangkat, dan strategi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi

BAB II
PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan Pembekalan Guru Inti Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
(PKP) dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu s.d. Rabu, 9 – 16 Oktober 2019
Tempat : Hotel Kristal Jakarta
Jl. Terogong Raya, Cilandak Kota Jakarta Selatan, Jakarta

B. Peserta
Peserta Kegiatan Pembekalan Guru Inti Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi
adalah guru SMA dan SMK seluruh Provinsi di Indonesia.

C. Struktur Program

Struktur Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis


Zonasi Mata Pelajaran Geografi

D. Jadwal Kegiatan
Jadwal Kegiatan Pembekalan Guru Inti Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi
E. Pembiayaan
Program PKP dapat dibiayai melalui APBN, APBD, mandiri atau partisipasi dari
masyarakat/lembaga pendidikan. Penggunaan dana menganut prinsip efisiensi
dan efektivitas. Program PKP bagi Guru Sasaran Tahun 2019 yang dibiayai oleh
APBN, pembiayaan akan didistribusikan melalui Bantuan Pemerintah.

F. Pelaksanaan, Masalah, dan Cara Penyelesaian


1. Pelaksanaan
Pelaksanaan program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) di
lakukan dengan pola IN dan ON. Pelaksanaan IN di laksanakan sebanyak 5
kali dan ON selama 3 kali. Pelaksanaan IN bertempat di SMAN 1 Cilegon
sebagai sumber belajar sedangkan ON dilaksanakan di sekolah masing-
masing.
Pelaksanaan program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) yang di
ikuiti oleh 9 peserta dari 11 peserta yang terdaftar. Pelaksanaan kegiatan
berjalan sesuai dengan harapan. Kehadiran peserta 90% selama kegiatan
dan telah tuntas menghasilkan LK-LK yang dituntut selama kegiatan ini

2. Masalah
Selama kegiatan beberapa permasalahan muncul kebanyakan dalam hal
teknis seperti berikut ini:
a. Penentuan peserta pelatihan.
Penentuan peserta pelatihan diambil dari data guru yang bukan data
terbaru, sehingga ada beberapa peserta yang sudah bukan menjadi guru
di lingkungan kota Cilegon
b. Sarana Prasarana
Penyedian sarana dan prasarana yang kurang maksimal, seperti
penyediaan roll kabel, proyektor yang terhubung dengan HDMI dan ruang
kelas yang kurang mendukung.
c. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan yang kurang maksimal, karena pelaksanaan kegiatan
bersamaan dengan kegiatan Penilaian Akhir Semeseter dan pengolahan
hasil belajar siswa sehingga waktu pelaksanaan kegiatan ON di sekolah
masing-masing kondisi siswa sudah tidak kondusif

3. Cara Penyelasaian
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam meminimalkan permasalahan
yang timbul selama kegiatan adalah:
a. Dalam hal penentuan peserta pelatihan di lakukan, dengan cara peserta
yang belum terdaftar peserta bisa mengajukan pendaftarn menjadi
peserta 2 hari sebelum pelaksanaan dengan menghubungi panitia yang
ada.
b. Memaksimalkan sarana yang ada dengan membawa sendiri peralatan
seperti roll kabel dan HDMI
c. Pelaksanaan ON di sekolah masing-masing, dengan mengkondisikan
peserta didilk untuk tetap bisa melaksanakan real teaching sesuai
harapan.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu
pendidikan, maka pelaksanaan Program PKB melalui PKP harus
mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah
zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan kelompok kerja guru, yang selama
ini dilakukan melalui gugus atau rayon, dapat terintegrasi melalui zonasi
pengembangan dan pemberdayaan guru. Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi dilaksanakan oleh Direktorat Teknis di
lingkungan GTK mengharapkan peserta mampu menganalisis dan
melaksanakan strategi mengajar sesuai dengan aktivitas pembelajaran
yang telah dirancang sehingga membantu tercapainya kompetensi peserta
dalam mengembangkan desain pembelajaran dan penilaian berorientasi
Higher Order Thinking Skills/HOTS yang terintegrasi 5 (lima) unsur utama
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan literasi dalam rangka mencapai
Kecakapan Abad 21.Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP),

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan selama proses pembelajaran Program
PKP bagi guru sasaran, berikut beberapa rekomendasi yang dapat
diberikan:
a. Para guru khususnya guru geografi dituntut untuk
mengimplemenasikan kurikulum 2013 secara optimal dalam
merancang, melaksanakan dan melakukan penilaian.
b. Para guru khususnya guru geografi dituntut untuk untuk
merencanakan , melaksanakan dan melakukan penilaian yang
berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi ( HOTS )
c. Guru tidak hanya mengajar dengan mengacu pada Buku Siswa dan
Buku Guru yang telah disediakan, tetapi dapat melakukan inovasi
pembelajaran lingkaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang
peserta didik, situasi dan kondisi sekolahnya.
d. Peserta didik diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori saja.
e. Diharapkan, sekolah terutama Kepala Sekolah dapat mendorong guru
lain untuk ikut melaksanakan kegiatan pembelajaran Berorientasi
HOTS.
Lampiran
Lampiran 1. Foto Kegiatan Program PKP
Gambar Kegiatan presentasi LK
Menjadi Peserta Terbaik

Anda mungkin juga menyukai