Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PERAN EKONOMI PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembiayaan Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dr. Endang Wuryandini, M.Pd.

Oleh :
Nama NPM
Irawati 20510270
Nurwiyanto 20510275
Sri Rustantinah 20510280
Wiwik Wijayanti 20510300

KELAS II G MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
GASAL 2021/2022
KATA PENGANTAR

i
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas kelompok dalam pembuatan makalah yang
berjudul “Peran Ekonomi Pendidikan Di Sekolah”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kepala Sekolah dengan dosen
pengampu Ibu Dr. Endang Wuryandini, M.Pd.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan yang kami miliki,
oleh karena itu kami mohon kepada pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang membangun demi kebaikan penulisan berikutnya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami mempersembahkan
makalah ini, kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca.

Pemalang, 10 November 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i

iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………. 3
C. Tujuan dan Manfaat…………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………… 5
A. Kajian Teori…………………………………………………….. 5
1. Pengertian ekonomi pendidikan ……………….…………… 5
2. Pendidikan sebagai investasi ………………………………. 6
3. Investasi dalam pendidikan………………………………… 8
4. Investasi Pendidikan ……………………………………….. 10
5. Peran dan fungsi ekonomi dalam pendidikan di sekolah ….. 11
B. Kajian Kebijakan….................................................................... 12
C. Kajian Penelitian terdahulu…………………………………… 15
D. Analisis kritis kondisi sekarang (Fakta Empiris)……..……….. 17
BAB III PENUTUP………………………………………………………… 21
A. Kesimpulan….…………………………………………… 21
B. Saran …………………………………………………………. 22
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 23

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan penting yang tidak dapat
dipisahkan oleh manusia. Pendidikan juga dipandang sebagai suatu investasi
masa depan yang sangat penting bagi setiap manusia. Pendidikan bukan saja
sebuah investasi yang bernilai ekonomi saja akan tetapi sebagai suatu investasi
untuk mendapatkan derajat yang lebih tinggi dalam kehidupan dunia maupun
akhirat karna sesuai dengan perintah Tuhan Yang Maha Kuasa yang dimana
tuntutlah ilmu sebanyak-banyaknya karna ilmu yang bermanfaat sebagai bekal
menuju akhirat.
Konsep pendidikan sebagai sebuah investasi (education as investment)
telah berkembang secara pesat dan semakin diyakini oleh setiap negara bahwa
pembangunan sektor pendidikan merupakan prasyarat kunci bagi
pertumbuhan sektor-sektor pembangunan lainnya. Konsep tentang investasi
sumber daya manusia (human capital investment) yang dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi (economic growth), sebenarnya telah mulai dipikirkan
sejak jaman Adam Smith (1776), Heinrich Von Thunen (1875) dan para
teoritisi klasik lainya sebelum abad ke 19 yang menekankan pentingnya
investasi keterampilan manusia.
Perkembangan tersebut telah mempengaruhi stigma dan pola
pemikiran berbagai pihak, termasuk pemerintah, perencana, lembaga-lembaga
internasional, para peneliti dan pemikir modern lainnya, serta para pelaksana
dalam pembangunan sektor pendidikan dan pengembangan SDM. Di negara-
negara maju, pendidikan selain sebagai aspek konsumtif juga diyakini sebagai
investasi modal manusia (human capital investement) dan menjadi “leading
sektor” atau salah satu sektor utama. Oleh karena perhatian pemerintahnya
terhadap pembangunan sektor ini sungguh-sungguh, misalnya komitmen
terhadap anggaran pada sektor pendidikan tidak kalah dengan sektor lainnya,
sehingga keberhasilan investasi dalam format intervensi ekonomi (dukungan
anggaran) dimaksud dalam pendidikan berkorelasi dengan kemajuan
pembangunan makronya termasuk pembangunan ekonomi itu sendiri.

1
bagaimana pendidikan menjadi sebuah leading sector dalam perkembangan
perekonomian dan modernisasi suatu bangsa. Oleh sebab itu diperlukan suatu
langkah yang pasti dan sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan.
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjadikan negara ini menjadi negara
yang disegani oleh negara lain.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang harus ditekankan adalah
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang baik diharapkan manusia
dapat membuka cakrawala berpikir, memperluas wawasan serta menguasai
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang nantinya dapat
memberikan kontribusi yang besar dalam memajukan pembangunan nasional.
Pendidikan merupakan pondasi utama dalam membangun kualitas manusia.
Pendidikan juga memainkan peranan penting dalam menata nilai-nilai sosial
dalam masyarakat. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat
memberi pengaruh dan inspirasi besar pada peserta didiknya.
Pendidikan dapat berjalan baik selain karena faktor guru juga
terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang
memadai akan dapat mengakomodasi segala keperluan pendidik dan peserta
didik agar dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif.
Terpenuhinya sarana dan prasarana dalam pendidikan tidak terlepas dari
kondisi ekonomi lembaga pendidikan tersebut.
Lembaga pendidikan yang kondisi ekonominya kuat selalu
memperbarui sarana dan prasarana penunjang pendidikan yang lebih lengkap
dibanding lembaga pendidikan yang kondisi ekonominya lemah. Secara kasat
mata perbedaan ini bisa dilihat dari kondisi gedung, kelas, kantor, media
pembelajaran, dan lingkungan yang ada dalam suatu lembaga pendidikan.
Sekolah yang ekonominya kuat bisa dilihat dari gedungnya yang besar,
ruangan kelas yang representatif dengan berbagai fasilitas penunjang yang
baik, diantaranya papan tulis, LCD, AC, media tempeluntuk karya peserta
didik dan berbagai fasilitas yang lain.
Sebaliknya sekolah yang ekonominya lemah, alih-alih gedung besar
dan megah, bahkan ruangan kelaspun hanya tersedia apa adanya tanpa fasilitas
yang memadai, bahkan sering kita jumpai di media cetak maupun media

2
elektronik tentang liputan banyaknya kondisi sekolah yang memprihatinkan,
mulai ruangan kelas yang belum mempunyai meja dan kursi, tembok retak
yang membahayakan peserta didik,gedung yang atapnya ambrol, sehingga
tidak jarang memaksa siswa untuk belajar diluar kelas,entah di rumah warga,
masjid bahkan di area pemakaman. Permasalahan lain yang berhubungan
dengan ekonomi dalam pendidikan adalah biaya pendidikan yang semakin
meningkat mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Hal ini akan
memperlemah kemampuan orang tua dalam menyekolahkan anak-anaknya.
Tingginya angka tidak melanjutkan sekolah, dapat menjadi indikator
lemahnya kemampuan ekonomi orangtua dalam melanjutkan pendidikan anak-
anaknya. Ini menunjukkan bahwa ada persoalan mendasar, yaitu sebagian
besar dari penduduk Indonesia belum menikmati pendidikan yang
sesungguhnya adalah hak dan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh
negara. Di sisi lain lemahnya dukungan finansial dari pemerintah. Sekalipun
secara konstitusional telah ditetapkan besaran 20% dana APBN dan APBD
untuk pendidikan, tetapi hal ini masih sangat sulit untuk dapat diwujudkan
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Setiap daerah otonom memiliki kemampuan keuangan daerah yang
tidak sama. Kesenjangan antar daerah baik karena faktor ekonomi maupun
geografis inilah yang dapat menimbulkan ketidakpastian standar mutu yang
dapat dicapai. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka makalah ini akan
membahas tentang Peranan Ekonomi Pendidikan di Sekolah.

B. Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan hal-hal
sebagai berikut:
1. Apa pengertian ekonomi pendidikan?
2. Apa yang dimaksud pendidikan sebagai investasi?
3. Apa yang dimaksud investasi dalam pendidikan?
4. Apa saja peran ekonomi pendidikan di sekolah?
5. Apa saja peran ekonomi pendidikan dalam pengembangan SDM?

3
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
a. Menjelaskan pengertian ekonomi pendidikan
b. Menjelaskan apa yang dimaksud pendidikan sebagai investasi
c. Menjelaskan apa yang dimaksud investasi dalam pendidikan
d. Menjelaskan apa saja peran ekonomi pendidikan di sekolah
e. Menjelaskan apa saja peran ekonomi pendidikan dalam
pengembangan SDM
2. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mendapatkan pengetahuan pengertian ekonomi pendidikan?
b. Mendapatkan pengetahuan tentang pendidikan sebagai investasi?
c. Mendapatkan pengetahuan tentang investasi dalam pendidikan?
d. Mendapatkan pengetahuan tentang peran ekonomi pendidikan di
sekolah?
e. Mendapatkan pengetahuan tentang peran ekonomi pendidikan dalam
pengembangan SDM?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian ekonomi pendidikan
Ekonomi didefinisikan oleh P. Samuelson (dalam sunaryo,2017)
adalah “Suatu kegiatan tentang bagaimana manusia dan masyarakat
memilih, dengan atau tanpa menggunakan uang, untuk memanfaatkan
sumber daya produksi yang langka untuk menghasilkan barang dan
mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan masa yang
akan datang, oleh sekelompok orang atau masyarakat”. Intinya : ekonomi
adalah kegiatan mengenai produksi dan distribusi segala sumber daya
yang langka baik barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh manusia.
Pendidikan, menurut Webster’s New World dictionary (dalam
sunaryo,2017) adalah “Suatu proses pelatihan dan pengembangan
pengetahuan, keterampilan, pikiran, watak dan lain-lain, khususnya
melalui sekolah formal. Kegiatan pendidikan menyangkut produksi dan
distribusi pengetahuan baik di lembaga reguler maupun non reguler”.
Karena mayoritas kegiatan tersebut berlangsung di lembaga pengajaran
seperti sekolah swasta dan negeri.
Berdasarkan pengertian ekonomi dan pendidikan diatas, dapat
diambil pengertian ekonomi dan pendidikan adalah suatu kegiatan
mengenai bagaimana manusia dan masyarakat memilih, dengan atau tanpa
uang, untuk memanfaatkan sumber daya produktif yang langka untuk
menciptakan berbagai jenis pelatihan, pengembangan pengetahuan,
keterampilan, pikiran, watak, dan lain-lain, terutama melalui sekolah
formal dalam suatu jangka waktu dan mendistribusikannya, sekarang dan
kelak, di kalangan masyarakat”.
Menurut Irianto (2017) Ekonomi Pendidikan merupakan dua konsep
yang sudah mapan,yaitu ekonomi dan Pendidikan. Ekonomi sebagai ilmu
telah mengkaji berbagai langkah manusia dalam mencukupi segala
keinginannya dengan sumber daya yang terbatas. Prinsip-prinsip dalam
kajian ekonomi adalah efisiensi, sehingga apapun jenis aktifitas yang

5
didikuti dengan pengeluaran dana harus mempunyai manfaat yang besar.
Dengan demikian,kajian ekonomi berorientasi pada kesejahteraan, derajat
hidup masyarakat yang tinggi sepanjang hidupnya. Mengingat orientasi
kajian masyarakat,maka yang akan mengenyam kesejahteraan dan derajat
hidup tinggi tidak kaum usahawan saja, tetapi juga kaum konsumen
(pengguna hasil produksi).
Menurut Elchanan Cohn (dalam sunarya : 2017) pendidikan dapat
didefinisikan: sebagai proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan,
ketrampilan, kecerdasan, atau kepribadian manusia, khususnya yang
dilakukan melalui institusi/organisasi (pendidikan formal). Adapun
ekonomi pendidikan merupakan studi tentang bagaimana masyarakat
(melalui institusi/organisasi) menggunakan sumber-sumber daya yang
terbatas untuk memproduksi kebijakan dan program pelatihan dan
pengembangan pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan, dan kepribadian,
secara berkelanjutan, dan mendistribusikannya bagi individu-individu dan
kelompok-kelompok masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan saat kini
dan masa mendatang.
2. Pendidikan sebagai investasi
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal I, pendidikan didefinisikan sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam kamus istilah pasar modal dan keuangan investasi diartikan
sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek
untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Mengacu pada pengertian investasi yang dikemukakan di atas, jelas
bahwa investasi tidak hanya menyangkut dengan uang sebagai modal
utama untuk menghasilkan keuntungan di masa depan, tetapi juga
mencakup SDM yang berupa keterampilan dan kecakapan yang dimiliki
seseorang. Pengertian investasi ini sangat relevan dengan pendidikan, di

6
mana dengan adanya pendidikan, keterampilan dan kecakapan seseorang
akan semakin baik dan bertambah.
Ada 3 alasan penting Pendidikan sebagai investasi :
a. Sebagai alat perkembangan ekonomi
Semakin berpendidikan seseorang semakain baik
pendapatan/penghasilanya.
b. Sebagai Nilai Balik (Rate of return)
Nilai balik Pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai Pendidikan dengan total pendapatan
yang diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja.
c. Memiliki multifungsi antara lain :
1) Fungsi social, Pendidikan memberi kontribusi terhadap
perkembangan manusia dan hubungan social yang berbeda
2) Fungsi politis, Pendidikan Membantu mengembangkan sikap dan
ketrampilan kewarganegaraan yang positif untuk melatih
warganegara yang benar dan bertanggung jawab.
3) Fungsi budaya, Pendidikan membantu mengembangkan
kreatifitas , kesadaran estetis serta untuk bersosialisasi dengan
norma-norma, nilai-nilai dan keyakinan social yang baik.
4) Fungsi kependidikan, Pendidikan membantu mengembangkan
kesadaran belajar sepanjang hayat (long life learning) dan senang
belajar selalu merasa ketinggalan informasi, ilmu pengetahuan
serta tekhnologi sehingga terus terdoronguntuk maju dan belajar.
Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut :
a. Investasi dalam bidang Pendidikan tidak semata-mata untuk
mendongkrak pertumbuhan ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu
pertumbuhan ekonomi
b. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya
manusianya Memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan,
jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu
merupakan indikator hasil Pendidikan yang baik.

7
3. Investasi dalam Pendidikan.
Investasi berarti penanaman modal atau uang. Modal atau uang yang
ditanamkan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, baik berupa uang
atau modal maupun dalam bentuk barang atau jasa. Kenneth J. Arrow
(Dalam Widiansyah,2017) mengemukakan bahwa istilah investasi atau
investment merupakan alokasi current resourcesyang mempunyai alternatif
produktif yang berguna untuk pelaksanaan kegiatan yang dapat menambah
keuntungan yang diperoleh dimasa yang akan datang. Biaya atau cost
suatu investasi merupakan keuntungan yang diperoleh dibagi dengan
penggunaan sumber daya dalam berbagai kegiatan lain. Dengan demikian
jelas bahwa investasi merupakan penanaman modal atau uang yang
sengaja dilakukan untuk mendatangkan keuntungan melalui produk yang
dihasilkan.
Sementara itu pendidikan merupakan usaha manusia untuk
membangun manusia itu sendiri dengan segala masalah dan spektrumnya
yang terlepas dari dimensi waktu dan ruang. Hal ini berarti bahwa inti
pendidikan itu adalah pembelajaran seumur hidup (life long learning),
sementara bentuk pendidikan formal, pendidikan non formal (luarsekolah)
dan sebagainya hanya merupakan modus operandi dari proses pendidikan.
Pendidikan disini dimaksud untuk meningkatkan martabat manusia agar
mempunyai keterampilan dan kemampuan sehingga produktivitasnya
meningkat. Oleh sebab itu maka hasil pendidikan akan menjadi sumber
daya manusia yang sangat berguna dalam pembangunan suatu negara.
Investasi dalam pendidikan merupakan penanaman modal dengan
cara mengalokasikan biaya untuk penyelenggaraan pendidikan serta
mengambil keuntungan dari sumber daya manusia yang dihasilkan melalui
pendidikan itu. Dalam konteks ini pendidikan ini dipandang sebagai
industri pembelajaran manusia, artinya melalui pendidikan dihasilkan
manusia-manusia yang mempunyai kemampuan dan keterampilan yang
sangat diperlukan bagi perekonomian suatu negara untuk meningkatkan
pendapatan individu dan pendapatan nasional.

8
Dengan demikian maka investasi dalam pendidikan mempunyai
jangka waktu yang panjang untuk dapat mengetahui hasilnya dan hasilnya
itupun tidak dalam bentuk keuntungan lansung, melainkan keuntungan
bagi pribadi yang menerima pendidikan dan bagi negara. Sebagai fungsi
investasi, pendidikan memberikan sumbangan yang berarti dalam
kenaikan tingkat kehidupan, kualitas manusia dan pendapatan nasional,
terutama dalam hal-hal berikut:
a. Proses belajar mengajar menjamin masyarakat yang terbuka (yaitu
masyarakat yang senantiasa bersedia untuk mempertimbangkan
gagasangagasan dan harapan-harapan baru serta menerima sikap dan
proses baru tanpa harus mengorbankan dirinya).
b. Sistem pendidikan menyiapkan landasan yang tepat bagai
pembangunan dan hasil-hasil rises (jaminan melekat untuk
pertumbuhan masyarakat modern yang berkesinambungan). Investasi
pendidikan dapat mempertahankan keutuhan dan secara konstan
menambah persediaan pengetahuan dan penemuan metode serta teknik
baru yang berkelanjutan.
c. Apabila dalam setiap sektor ekonomi kita dapatkan segala faktor yang
dibutuhkan masyarakatkecuali tenaga kerja yang terampil, maka
investasi dalam sektor pendidikan akan menaikkan pendapatan
perkapita dalam sektor tersebut, kecuali bila struktur sosial yang hidup
dalam masyarakat tersebut tidak menguntungkan.
d. Sistem pendidikan menciptakan dan mempertahankan penawaran
keterampilan manusia di pasar tenaga kerja yang luwes. Selain itu juga
mampu mengakomodasi dan beradaptasi dalam hubungannya dengan
perubahan kebutuhan akan tenaga kerja dan masyarakat teknologi
modern yang sedang berubah (Komaruddin, 1991: 14).
Investasi dalam pendidikan memusatkan perhatian pada manusia
sebagai sumber daya yang akan menjadi modal (human capital) bagai
capital (Gary S. Backer,1962) yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan
yang mempengaruhi real income masa yang akan datang melalui
penempatan sumber daya dalam bentuk manusia. Human capital di sini

9
merujuk pada tenaga kerja sebagai suatu faktor produksi yang
menghubungkan aspek non-ekonomi pendidikan terhadap aspek ekonomi
lainnya yang mempunyai dua ciri esensial, yaitu:
a. Kualitas tenaga kerja sebagai suatu input produktif tidak dapat dibagi
dan digunakan secara terpisah.
b. Kemampuan tenaga kerja tersebut tidak dapat dipindahkan kepada
orang lain.
Dalam kaitan ini, AceSuryadi (1991) mengungkapkan bahwa
menurut teori human capital yang tercermin dalam keterampilan,
pengetahuandan produktivitas kerjanya. Lebih lanjut dikemukakannya
bahwa ada model investasi dalam bentuk sumber daya manusia yang
secara langsung atau tidak melakukan hubungan antara indikator
pendidikan di satu pihak dan indikator ekonomi di lain pihak. Model yang
dimaksudkan adalah model analisis biaya dan keuntungan pendidikan
(cost benefit analysis). Model ini merupakan metodologi yang sangat
penting dalam melakukan analisis untuk investasi pendidikan dan dapat
membantu pengambilan keputusan untuk memutuskan dan memilih
diantara alternatif alokasi sumber-sumber pendidikan yang terbatas agar
mampu memberikan kemampuan yang paling tinggi.
4. Peran ekonomi dalam pendidikan di Sekolah
Peran ekonomi dalam pendidikan cukup menentukan tetapi bukan
sebagai pemegang peranan penting. Sebab ada hal lain yang lebih
menentukan hidup atau matinya dan maju mundurnya suatu lembaga
pendidikan dibandingkan dengan ekonomi, yaitu dedikasi, keahlian dan
ketrampilan pengelola guru-gurunya. Inilah yang merupakan kunci
keberhasilan suatu sekolah atau perguruan tinggi. Artinya apabila
pengelola dan guru-guru atau dosen-dosen memiliki dedikasi yang
memadai, ahli dalam bidangnya dan memiliki keterampilan yang cukup
dalam melaksanakan tugasnya, memberi kemungkinan lembaga
pendidikan akan sukses melaksanakan misinya walaupun dengan ekonomi
yang tidak memadai.

10
Fungsi ekonomi dalam pendidikan adalah menunjang kelancaran
proses pendidikan bukan merupakan modal yang dikembangkan dan juga
mendapatkan keuntungan yang berlimpah. Disini peran ekonomi dalam
sekolah juga merupakan salah satu bagian dari sumber pendidikan yang
membuat anak mampu mengembangkan kognisi, afeksi, psikomotor untuk
menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan lapangan kerja
sendiri, memiliki etos kerja dan bisa hidup hemat. Selain sebagai
penunjang proses pendidikan ekonomi pendidikan juga berfungsi sebagai
materi pelajaran dalam masalah ekonomi dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian peranan ekonomi dalam pendidikan terbatas pada hal-
hal:
a. Pemenuhan keperluan pendidikan yang tak dapat dibuat sendiri seperti
prasarana dan sarana, media, alat peraga dan sebagainya.
b. Membiayai semua perlengkapan gedung, seperti air, listrik telpon.
Membayar jasa dari segala kegiatan pendidikan.
c. Mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi, seperti; belajar
hidup hemat.
d. Memenuhi kebutuhan dasar para personalia pendidikan.
e. Meningkatkan motivasi kerja.
f. Meningkatkan gairah kerja para personalia pendidikan.
5. Peran Ekonomi dalam Pendidikan Pengembangan SDM
Melalui pendidikan menyokong secara langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi, dan karenanya pengeluaran untuk pendidikan
harus dipandang sebagai investasi yang produktif dan tidak semata-mata
dilihat sebagai sesuatu yang konsumtif tanpa manfaat balikan yang jelas
(rate of return). Berbagai penelitian lainnya relatif selalu menunjukan
bahwa nilai balikan modal manusia lebih besar daripada modal fisik.
Tidak ada negara di dunia yang mengalami kemajuan pesat dengan
dukungan SDM yang rendah pendidikannya. Jadi kalau kita
mengharapkan kemajuan pembangunan, maka modal manusia (sektor
pendidikan) harus dijadikan sebagai prasyarat utama. Permasalahan
tersebut diatas merupakan permasalahan yang banyak dihadapi oleh

11
negara berkembang termasuk Indonesia. Peranan pendidikan bila dikaji
secara ekonomi, maka akan memberikan kontribusi terhadap peranan
pemerintah dan masyarakat terhadap dampak yang akan dialami negara
Indonesia dalam jangka panjang kedepan dengan kebijakan pembangunan
pendidikan sebagai dasar pembangunan negara.
B. Kajian Kebijakan
1. UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Amandemen IV) menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; pemerintah memajukan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia. Secara khusus disebutkan bahwa dana
pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan
minimal 20% dari APBD. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh
Pemerintah dialokasikan dalam APBN dan APBD. Partisipasi masyarakat
dalam pendidikan berbasis masyarakat adalah dengan berperan serta dalam
pengembangan, pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi pendidikan, serta
manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber
dari penyelenggara, masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan atau
sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 Ayat
2 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana

12
guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia
tujuh sampai lima belas tahun
3. Pasal 12, Ayat 1 Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya dan mendapatkan biaya pendidikan
bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.
Setiap peserta didik berkewajiban ikut menanggung biaya
penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan
dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Bab VIII Wajib Belajar Pasal 34 Setiap warga negara yang berusia 6
(enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar; Pemerintah dan
Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal
pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, wajib belajar
merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. dana
pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan
minimal 20% dari APBD. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh
Pemerintah dialokasikan dalam APBN dan APBD.
5. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 13 Pemerintah dan
Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan
yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Ketentuan lebih lanjut
mengenai anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi
pendidik diatur dengan PP. Pada Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat kerancuan antara Bab I
Pasal 1 Ayat (10) dan Bab IX Pasal 62 Ayat (1) s/d (5) tentang ruang
lingkup standar pembiayaan. Ketentuan Umum tentang Standar
Pembiayaan pada Pasal 1 tampak lebih sempit dari Pasal 62 yaitu standar
pembiayaan pada Pasal 1 adalah mencakup standar yang mengatur

13
komponen satuan pendidikan yang berlaku selama investasi, biaya operasi
dan biaya.
Pada Bab IX: Standar Pembiayaan, Pasal 62 disebutkan bahwa: (1)
Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan
biaya personal. (2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. (3) Biaya
personal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya pendidikan
yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. (4) Biaya operasi satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi: a. Gaji
pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji. b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan Biaya
operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi,
pajak, asuransi, dan lain sebagainya. (5) Standar biaya operasi satuan
pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan
BSNP Sebelum PP tentang standar pembiayaan pendidikan ini
dikeluarkan, telah ada SK Mendiknas tentang Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan (SPM) yaitu Kepmendiknas No.053/U/2001 yang menyatakan
bahwa SPM bidang pendidikan adalah tolok ukur kinerja pelayanan
pendidikan atau acuan bagi penyelenggaraan pendidikan di provinsi dan
kabupaten/kota sebagai daerah otonom. Penyusunan SPM bidang
Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu kepada PP No. 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonom mengisyaratkan adanya hak dan kewenangan Pemerintah
Pusat untuk membuat kebijakan tentang perencanaan nasional dan
standarisasi nasional.

14
C. Kajian Penelitian Terdahulu
1. Apriyanti Widiansyah (2017) dengan judul “Peran Ekonomi dalam
Pendidikan dan Pendidikan dalam Pembangunan Ekonomi” dengan hasil
penelitian : Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi juga oleh
pendidikan. Oleh karena itu pentingnya arti pendidikan bagi pertumbuhan
ekonomi di Indonesia dengan meningkatkan produktivitas belajar agar
para penerus bangsa yang masih belajar bisa lebih memahami ilmu
ekonomi dan dapat meningkatkan perekonomian diindonesia yang sedang
terpuruk. Dengan kebutuhan ekonomi yang semakin hari semakin
meningkat, faktor pendidikanlah yang akan membantu pertumbuhan
ekonomi itu, karena dengan pendidikan itulah akan menghasilkan kualitas-
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih profesional baik untuk
sektor industri maupun sektor pertanian, dan dari situlah akan berdampak
dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi bangsa indonesia dimasa
yang akan datang. Pendidikan sangat memberikan kontribusi secara
signifikan terhadap pembangunan ekonomi, hal ini telah menjadi sebuah
justifikasi yang bersifat absolut dan aksiomatis. Berbagai kajian akademis
dan empiris telah membuktikan keabsahan tesis tersebut.
2. Sutrisno Asyafiq (2019) dengan judul “Strategi Pertumbuhan dan
Pembangunan Ekonomi Di Era Global Berbasis Pendidikan Ekonomi
Kewarganegaraan” dengan hasil penelitian: Bahwa upaya pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi menjadi tolak ukur bersama yang harus
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat.
Peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi harus dilakukan
secara strategis dan sistematis dalam bentuk pembedayaan masyarakat
melalu pendidikan ekonomi kewarganegaraan yang berorientasi pada
Program entreprenuer, pengembangan unit usaha, peningkatan kualitas
sumber daya manusia, dan pemanfaatan teknologi dan informasi.
Pertumbuhan dan pembangun ekonomi menjadi isu strategis bagi seluruh
warga negara dunia dalam mengembagkan konsep ekonomi di era global.
Peran pendidikan ekonomi kewarganegaraan menjadi dasar utama dalam

15
memberikan wawasan warga negara untuk berpartisipasi dalam bidang
ekonomi sehingga dapat mewujudkan laju pertumbuhan ekonomi nasional.
3. Luluk Aryani susilaningtyas (2015) dengan judul “Strategi Peningkatan
Mutu Lembaga Pendidikan Islam melalui Manajemen Pembiayaan” (studi
kasus pada MI Negeri Ambarawa) dengan hasil penelitian : Pertama:
Strategi manajemen pembiayaan pendidikan dalam peningkatan mutu
guru, yaitu menekankan pada profesionalisme dan disiplin, serta komitmen
tugas untuk meningkatkan mutu sekolah. Kedua: Stratcgi manajemen
pembiayaan pcndidikan dalam upaya pembinaan siswa dilakukan melalui
pembinaan dibidang seni, oleh raga, keagamaan, pramuka, bahasa Inggris,
dan kepribadian. Ketiga: Stratcgi manajemen pembiayaan pendidikan
dalam bidang sarana dan prasarana dilakukan dengan memperbanyak
sumber pembiayaan, menjalankan program peningkatan mutu untuk
mendukung sarana dan prasarana serta kesejahteraan guru.
4. Sutrimo Purnomo ( 2017 ) dengan judul “Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembiayaan Pendidikan” ( Studi kasus di Taman Pendidikan Al Quran Al
Ittihad Teluk Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas)
dengan hasil penelitian : menunjukkan bahwa pola partisipasi masyarakat
dalam pembiayaan pendidikan di TPQ Al-Ittihad bersifat fungsional
religius kultural dengan tahapan pembiayaannya, meliputi: Pertama,
perencanaan pembiayaan pendidikan dilakukan dengan tahapan analisis
permasalahan, analisis potensi, dan analisis kepentingan masyarakat yang
berasaskan musyawarah untuk mufakat. Kedua, pelaksanaan pembiayaan
pendidikan dilakukan melalui penggerakan sumber daya dan dana,
kegiatan administrasi dan koordinasi, serta penjabaran program dengan
prinsip dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Ketiga,
evaluasi pembiayaan pendidikan dilakukan dengan melakukan
perbandingan antara rencana anggaran belanja dan realisasi
penggunaannya dengan prinsip transparansi anggaran
5. Pembiayaan Pendidikan Fasilitas Pembelajaran, dan Mutu Sekolah”
dengan hasil penelitian: menunjukan bahwa pengaruh manajemen
pembiayaan Ulpha Lisni Azhari, Dedy Achmad Kurniady ( 2016 ) dengan

16
judul “Manajemen pendidikan dan fasilitas pembelajaran terhadap mutu
sekolah secara bersama-sama memberikan pengaruh yang kuat dan
signifikan. Berdasarkan temuan tersebut maka direkomendasikan untuk
sekolah agar memperhatikan tahapan manajemen pembiayaan pendidikan
terutama pada saat perencanaan dan pengawasan pembiayaan. Sedangkan
pada prinsip pemanfaatan fasilitas perlu diperhatikan efisiensi terhadap
penggunaan fasilitas pembelajaran agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran dan meningkatkan mutu sekolah.
D. Analisis Kritis Kondisi Sekarang (Fakta Empiris)
Pada kegiatan ini penulis akan menganalisis kondisi sekarang tentang
peran ekonomi pendidikan di SMP Negeri 1 Randudongkal. SMP Negeri 1
Randudongakal adalah salah satu SMP Negeri di kabupaten
Pemalang,Provinsi Jawa Tengah. SMP Negeri 1 Randudongkal Memiliki visi
unggul dalam mutu santun dalam perilaku.
1. Investasi Pendidikan di SMP Negeri 1 Randudongkal
SMP Negeri 1 Randudongkal memiliki empat kelompok sumber
daya utama dalam mewujudkan investasi pendidikan. Keempat kelompok
tersebut meliputi kelompok siswa, kelompok tenaga pendidik (guru),
tenaga kependidikan (staff tata usaha), dan orang tua atau masyarakat.
a. Sumber daya siswa
Dalam Setiap kegiatan penerimaan peserta didik baru (PPDB)
Jumlah pendaftar di SMP Negeri selalu melebihi kuota pendaftaran,
contoh pada kegiatan PPDB tahun pelajaran 2021/2022, daya tampung
adalah sejumlah 288 dan jumlah pendaftar mencapai 491, hal ini
menjadi indikasi bahwa masyarakat sekitar memiliki harapan besar
untuk dapat berinvestasi dalam pembangunan karakter pribadi yang
memiliki keunggulan data mutu dan perilaku.
Siswa yang mendaftar di SMP Negeri 1 Randudongkal Sebagian
besar Memiliki nilai SKHU yang bagus,meskipun system PPDB
menggunakan zonasi,SMP N 1 Randudongkal banyak dimasuki oleh
anak-anak dari luar zonasi yang mendaftar lewat jalur prestasi, ini
menunjukan bahwa sumber daya dari siswa juga baik dengan harapan

17
dapat mempertahankan predikat SMP Negeri 1 Randudongkal adalah
Sekolah yang unggul di kabupaten Pemalang.
b. Dari Segi tenaga pendidik,jumlah tenaga pendidik sudah mencukupi,
sebagian besar kualifikasi Pendidikan adalah S1 dan ada beberapa
yang S2 dan bebrapa lagi yang tengah melanjutkan S2. Status
kepegawaian lebih dominan berstatus PNS disbanding yang GTT.
c. Proporsi tenaga kependidikan yang berasal dari unsur PNS merupakan
yang paling dominan dibandingkan dengan unsur yang berasal dari
PTT. Hal ini berkaitan dengan kebijakan pendidikan yang
mengharuskan koordinasi dengan pihak pemerintah jika akan
menyusun kebutuhan pegawai sehingga terdapat sumber-sumber
penggunaan dana untuk membiayai pegawai.
d. Kelompok keempat adalah orang tua atau masyarakat. Orang tua atau
masyarakat sekitar merupakan unsur penting setelah ketiga aspek
sebelumnya. Ini berkaitan dengan asumsi bahwa jika tidak ada
dukungan yang positif dari orang tua atau masyarakat, maka
pengelolaan pendidikan sebagai investasi pembangunan manusia
menjadi tidak dapat dicapai dengan optimal. Peranan orang tua atau
masyarakat dalam sistem sekolah diwujudkan dengan adanya Komite
Sekolah atau Paguyuban Orang Tua Murid. Komite Sekolah atau
paguyuban orang tua secara aktif turut berperan serta mendukung
kegiatan sekolah baik berupa pendanaan maupun kegiatan-kegiatan
lainnya. Kemudian peranan masyarakat dalam menciptakan iklim
lingkungan yang kondusif akan dapat mendorong semakin optimalnya
pelaksanaan program-program sekolah.
2. Peran ekonomi Pendidikan di SMP N 1 Randudongkal
Selain sumber daya di atas, Biaya pendidikan merupakan salah satu
komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dalam setiap upaya
pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat
menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan

18
peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses
pendidikan di sekolah tidak dapat berjalan (Dedi Supriyadi, 2003: 3).
Dalam mengelola kegiatan Pendidikan di SMP N 1 Randudongkal,
Sekolah berupaya keras memaksimalkan sumber daya yang ada agar
tercipta Sekolah yang unggul,maju dan menghasilkan output yang dapat
berguna bagi masyarakat ,saat ini dan saat mendatang,tentunya dalam
perjalananya tidak lepas dari pendanaan atau pembiayaan.
Adapun pendanaan atau pembiayaan di SMP N 1 Randudongkal
bersumber dari :
a. Pemerintah
1) Gaji PNS, di tangani oleh bendahara gaji
2) Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang ditangani oleh
Bendahara dibantu oleh Operator. Dana operasional Sekolah
diterima Setiap tahun anggaran, terbagi menjadi 3 tahap. Jumlah
besaran dana bos berdasarkan jumlah siswa,per siswa Rp.
1.100.000, dengan jumlah siswa 286, sehingga total penerimaan
Rp. 941.600.000 Dari seluruh penerimaan BOS dialokasikan ke 8
standar Pendidikan sesuai yang direncanakan.
Penggunaan dana BOS dengan Prinsip efektif dan
efisien,mendukung seluruh kegiatan Sekolah, meliputi komponen
sebagai berikut :
a) Penerimaan Peserta Didik baru;
b) Pengembangan perpustakaan;
c) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler;
d) Pelaksanaan kegiatan asesmen dan evaluasi pembelajaran;
e) Pelaksanaan administrasi kegiatan sekolah;
f) Pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan;
g) Pembiayaan langganan daya dan jasa; air, listrik telpon
h) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah;
i) Penyediaan alat multimedia pembelajaran;
j) Penyelenggaraan kegiatan peningkatan kompetensi keahlian;

19
k) Penyelenggaraan kegiatan dalam mendukung keterserapan
lulusan; dan/atau
l) Pembayaran honor. Pembayaran honor diberikan pada guru
yang berstatus bukan aparatur sipil negara, tercatat pada
dapodik, belum meperoleh tunjangan sertifikasi besaranya
ditentukan oleh jumlah jam mengajar,masa kerja keaktifan dan
pelaksanaan tugas lain seperti menjadi Pembina
ekstrakuriler,wali kelas ataupun tugas yang lainya.
b. Dana komite (dari masyarakat), ini di gunakan untuk pemblelian atau
pengadaan yang tidak boleh didanai oleh BOS
Dana-dana tersebut dikelola dengan sebaik-baiknya, di gunakan
sesuai dengan apa yang telah direncanakan, digunakan seefektif dan
seefisien mungkin dengan mengacu pada Juknis penggunaan BOS.dalam
pengelolaanya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa peran dan fungsi
ekonomi Pendidikan di SMP N 1 Randudongkal merupakan hal yang sangat
penting disamping guru dan sumber daya lainya. Tanpa adanya pengelolaan
terhadap sumber daya tersebut sekolah produk pendidikan yang berkualitas
sehingga dapat mendistribusikannya, sekarang dan kelak, di kalangan
masyarakat.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian ekonomi Pendidikan ekonomi dan pendidikan adalah suatu
kegiatan mengenai bagaimana manusia dan masyarakat memilih, dengan
atau tanpa uang, untuk memanfaatkan sumber daya produktif yang langka
untuk menciptakan berbagai jenis pelatihan, pengembangan pengetahuan,
keterampilan, pikiran, watak, dan lain-lain, terutama melalui sekolah
formal dalam suatu jangka waktu dan mendistribusikannya, sekarang dan
kelak, di kalangan masyarakat”.
2. Pendidikan sebagai Investasi adalah modal utama untuk menghasilkan
keuntungan di masa depan yang tidak selalu berupa uang tetapi mencakup
SDM yang berupa keterampilan dan kecakapan yang dimiliki seseorang.
Pengertian investasi ini sangat relevan dengan pendidikan, di mana dengan
adanya pendidikan, keterampilan dan kecakapan seseorang akan semakin
baik dan bertambah.
3. Investasi dalam pendidikan merupakan penanaman modal dengan cara
mengalokasikan biaya untuk penyelenggaraan pendidikan serta mengambil
keuntungan dari sumber daya manusia yang dihasilkan melalui pendidikan
itu.
4. Ekonomi dalam pendidikan Memiliki peran yang cukup menentukan
dalam maju mundurnya suatu Sekolah Namun masih ada faktor lain selain
ekonomi yaitu dedikasi, keahlian dan keterampilan pengelola atau guru-
gurunya. Peranan ekonomi dalam pendidikan terbatas pada hal-hal: a)
Pemenuhan keperluan pendidikan yang tak dapat dibuat sendiri seperti
prasarana dan sarana, media, alat peraga dan sebagainya, b)Membiayai
semua perlengkapan gedung, seperti air, listrik telpon. Membayar jasa dari
segala kegiatan Pendidikan,c) Mengembangkan individu yang berperilaku
ekonomi, seperti; belajar hidup hemat, d) Memenuhi kebutuhan dasar para
personalia pendidikan. e) Meningkatkan motivasi kerja, dan f)
Meningkatkan gairah kerja para personalia pendidikan.

21
5. Peranan ekonomi pendidikan dalam pengembangan SDM Melalui
pendidikan menyokong secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi,
dan karenanya pengeluaran untuk pendidikan harus dipandang sebagai
investasi yang produktif dan tidak semata-mata dilihat sebagai sesuatu
yang konsumtif tanpa manfaat balikan yang jelas (rate of return)

B. Saran
1. Kepada Kepala Sekolah, diharapkan mampu memanfaatkan seluruh
sumber daya produktif yang ada disekolahnya untuk menciptakan
berbagai jenis pelatihan, pengembangan pengetahuan, keterampilan,
pikiran, watak, dan lain-lain, agar tercipta produk pendidikan yang
berkualitas sehingga dapat mendistribusikannya, sekarang dan kelak, di
kalangan masyarakat.
2. Kepada pembaca, Penulis menyadari kekurangan makalah ini untuk
diharapkan pembaca mencari sumber bacaan lain untuk memperkaya
pengetahuan tentang peran ekonomi dalam Pendidikan di sekolah

22
DAFTAR PUSTAKA

Armida (2001), Model Pembiayaan Pendidikan di Indonesia. Jurnal Media


Akademika, Vol 26. No. 1 Januari 2001.
Arwildayanto (2017), Manajemen keuangan dan pembiayaan Pendidikan,
Gorontalo: Widya Padjajaran
Irianto (2017), Pendidikan Sebagai Investasi Dalam Pembangunan suatu Bangsa,
Kencana: Jakarta
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2021 Tentang petunjuk pengelolaan dana bantuan operasional
sekolah reguler
Sunaryo, Widodo(2017), Bunga Rampai Pendidikan Bogor: Yayasan Warkat
Utama
Suyanto dkk (2021), Konsep dasar Pendidikan pada tatanan suprastruktur dan
infra struktur politik di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Ilmu Sosial Vol 2
Widiansyah, Aprianti (2017), Peran Ekonomi Dalam Pendidikan Dan Pendidikan
Dalam Pembanguna Ekonomi, Cakrawala Vol. XVII No 2

23
24

Anda mungkin juga menyukai