Anda di halaman 1dari 12

TEORI DAN KONSEP PEMBIAYAAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembiayaan Pendidikan

Oleh:
KELOMPOK 1

Nama NPM
1. Jumirin,S.Pd 20510274
2. Toasih Ekowati,S.Pd 20510298
3. Wakhidin,S.Pd 20510272
4. Komariyah Yuniarti,S.Si 20510269

KELAS II G MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
GASAL 2021/2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah faktor penting untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas.Dalam rangka pembentukan potensi sumber daya manusia (SDM) tersebut
maka dalam proses pendidikan, pendidikan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya dukungan
dari biaya yang dapat membantu proses pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan
baik.
Pembiayaan pendidikan merupakan komponen yang penting dan tidak dapat
terpisahkan dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar di sekolah.Sekolah dengan
lingkungan sekolah yang atmosfirnya kondusif, sangat memungkinkan untuk berkembang
kearah mutu yang lebih baik dari kondisinya yang ada. Lingkungan sekolah yang sehat, dan
budaya pendidikan merupakan kondisi yang sangat menunjang bagi terbentuknya mutu
sekolah.
Mutu pendidikan tidak terjadi secara alamiah, tetapi terbentuk bila dikelola dengan
manajemen yang baik. Mutu pendidikan merupakan perpaduan dari unsur guru, program
belajar atau kurikulum, manajemen yang tangguh serta keterlibatan masyarakat dan
pemerintah dalam membiayai pendidikan.
Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai kalau memiliki sistem manajemen
yang didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM), dana/biaya, dan sarana prasarana.
Sekolah sebagai satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana
(buku pelajaran, buku sumber, buku pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik,
bahan dan ATK, perabot),dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan,
lapanganolahraga), serta biaya yang mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan
pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya
operasional baik untuk personil maupun nonpersonil). Biaya untuk personil antara lain untuk
kesejahteraan dan pengembangan profesi, sedangkan untuk biaya nonpersonil berupa
pengadaan bahan dan ATK, pemeliharaan,dan kegiatan pembelajaran. Suatu sekolah untuk
memiliki tenaga kependidikan yang berkualitas dengan jumlah yang mencukupi kebutuhan
memerlukan biaya rekrutmen, penempatan, penggajian, pendidikan dan latihan, serta mutasi.
Dalam usaha pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran tentu
saja diperlukan dana yang tidak sedikit, bahkan setelah diadakan maka diperlukan dana untuk
perawatan,pemeliharaan, dan pendayagunaannya.Meskipun ada tenaga, ada sarana dan
prasarana, untuk memanfaatkan dan mendayagunakan secara optimal perlu biaya operasional
baik untuk bahan dan ATK habis pakai, biaya pemeliharaan, maupun pengembangan personil
agar menguasai kompetensi yang dipersyaratkan.
Dari uraian di atas jelas bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah
termasuk di SMP perlu biaya, perlu dana, paling tidak memenuhi pembiayaan untuk
memberikan standar pelayanan minimal. Biaya pendidikan merupakan komponen sangat
penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan tidak
dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Dalam konteks perencaaan pendidikan, pemahaman
tentang anatomi dan problematik pembiayaan pendidik anamat diperlukan. Berdasarkan
pemahaman ini dapat dikembangkan kebijakan pembiayaan pendidikan yang lebih tepat dan
adil serta mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan, baik tujuan yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif.

2
Peranan biaya dalam mewujudkan mutu pendidikan memberi kontribusi besar dalam
penyelenggaraan pendidikan, sama pentingnya seperti sumber-daya lain seperti material dan
human resources. Namun kesemua ini hanya akan menjelma dengan kemampuan menejemen
yang fungsional.Berdasarkan uraian tersebut maka mklah ini membahas tentang teori dan
konsep pembiayan.

A. RUMUSAN MAKALAH
1. Apakah pengertian manajemen pembiayaan pendidikan ?
2. Bagaimana konsep dasar biaya pendidikan?
3. Bagaimana landasan hukum pembiayaan pendidikan?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui pengertian manajemen pembiayaan pendidikan
2. Untuk mengetahui konsep dasar biaya pendidikan.
3. Untuk mengetahui landasan hukum pembiayaan pendidikan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN


Biaya merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggarakan
pendidikan. Penentuan biaya akan memengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan
di dalam suatu organisasi. Jika suatu kegiatan dilaksanakan dengan biaya yang relative
rendah, tetapi menghasilkan produk yang relative tinggi, maka hal ini dapat dikatakan,
bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 No. 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan Nasional disebutkan bahwa sumber daya pendidikan adalah merupakan
pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang berwujud tenaga, dana, sarana
dan prasarana yang tersedia atau diadakan dan didayagunakan oleh keluarga, masyarakat,
peserta didik dan pemerintah, baik berdiri sendiri maupun bersama-sama
UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS BAB I Pasal 1 menegaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Dalam SISDIKNAS BAB III Pasal 2 tentang Prinsip
Penyelenggaraan Pendidikan ditegaskan bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai satu
kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
Pembiayaan pendidikan pada dasarnya adalah menitikberatkan pada upaya
pendistribusian benefit pendidikan dan beban yang harus ditanggung oleh masyarakat.
Biaya secara sederhana adalah sejumlah nilai uang yang dibelanjakan atau jasa
pelayanan yang diserahkan pada siswa Mulyono, 2010: 71
Menurut Suryosubroto 2004: 26 menyatakan bahwa pembiayaan sekolah adalah
kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja
pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk
mendapatkan dana yang mendukung perencanaan, serta pengawasan penggunaan
anggaran
Menurut Nanang Fattah, pembiayaan pendidikan merupakan jumlah uang yang
dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang
mencakup gaji guru, peningkatan professional guru, pengadaan sarana ruang belajar,
perbaikan ruang, pengadaan peralatan, pengadaan alat-alat dan buku pelajaran, alat tulis
kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi
pendidikan
Jadi, pembiayaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses kinerja
pendidikan sebagai proses pengalokasian berbagai macam kebutuhan sekolah (sarana
prasana) demi tercapainya program operasional pendidikan dan KBM mulai dari
perencanaan hingga pengawasan anggaran pendidikan. Anggaran yang kita bahas kali ini
adalah unit sekolah, bagaimana dana terpakai dalam lingkup sekolah.

4
B. KONSEP DAN TEORI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Konsep biaya menurut Tilaar (1989:7) merupakan keseluruhan dana dan upaya yang
diserahkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pendidikan merupakan bentuk dari
pelayanan masyarakat. [7]
Istilah konsep Pembiayaan Pendidikan
Istilah
No Konsep Keterangan
Pembiayaa
n
1 Objek Biaya Objek biaya adalah akumulasi biaya dari berbagai aktivitas.
Terdapat empat jenis objek biaya yaitu:
1.      Produk atau kelompok produk yang saling berhubungan;
2.      Jasa;
3.      Departemen (teknis, SDM)
4.      Proyek; seperti proyek penelitian, promosi pemasaran atau
usaha jasa komunitas)
Pendidikan sebagai lembaga yang berorientasi  pada, maka
objek biayanya adalah jasa.
2 Informasi 1.      Adalah suatu konsep yang mencakup segala informasi yang
Manajemen dibutuhkan dalam mengelola keungan agar berjalan secara
Biaya efektif dan efisien
2.      Fungsi informasi manajemen biaya adalah untuk
menentukan harga, mengubah produk atau jasa dalam
rangka meningkatkan profitabilitas, memperbarui fasilitas
layanan pada saat yang tepat, dan menentukan metode
layanan.
3.      Informasi manajemen biaya sangat diperlukan sebab terkait
dengan empat hal:
a.       Manajemen strategis, yaitu untuk membuat keputusan-
keputusan strategis yang tepat untuk pemilihan produk,
metode proses, teknik dan saluran pemasaran, dan hal-hal
yang bersifat jangka panjang
b.      Perencanaan dan pengambilan keputusan, yaitu untuk
mendukung keputusan yang terus menerus dilakukan
c.       Pengendalian manajeman dan operasional, yaitu
memberikan dasar yang wajar dan efektif untuk
mengidentifikasi operasi yang tidak efisien
d.      Penyusunan laporan keuangan, yaitu memberikan catatan
yang akurat tentang persediaan dan asset lainnya
3 Pembiayaan/ Adala bagaimana mencari dana atau sumber dana dan

5
(Financeing bagaimana menggunakannya
)
4 Keuangan Adalah seni untuk mendapatkan alat pembayaran. Dalam
(finance) dunia usaha keuangan meliputi pemeliharaan kas yang
memadai dalam bentuk uang atau kredit disesuaikan dengan
kebutuhan organisasi
5 Anggaran Adalah alat penjabaran suatu rencana ke dalam bentuk
(Budget) biaya untuk setiap komponen kegiatan
6 Biaya (cost) Adalah jumlah uang yang disediakan (dialokasikan) dan
digunakan atau dibelanjakan untuk terlaksananya berbagai
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dalam rangka proses
manajemen
7 Pemicu         Adalah faktor yang memberi dampak pada perubahan

Biaya (cost biaya total. Artinya, jumlah total biaya sangat dipengaruhi
driver) efek terhadap perubahan level biaya total dari obyek biaya
        Sebagai contoh dalam aktivitas pendidikan adalah faktor-

faktor yang menjadi pemicu biaya yang diantaranya jumlah


jam mengajar guru, media pengajaran, buku teks yang
digunakan, dan sifat pendukung yang sifatnya temporer.
Selain itu, pemicu biaya dalam pendidikan dapat juga
berupa program-program yang ditawarkan sekolah yang
secara akumulatif dapat meningkatkan dan
mengembangkan keterampilan lulusan.

Beberapa teori pembiayaan pendidikan yang dapat menjadi acuan pelaksanaan pembiayaan
sekolah atau madrasah diantaranya:
1. Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung
Dalam teori dan praktek pembiayaan pendidikan, baik pada tataran makro maupun
mikro, dikenal bebarapa kategori biaya pendidikan, diantaranya yaitu:
□ Biaya langsung (direct cost) adalah segala pengeluaran yang secara langsung
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa
berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru
baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua maupun siswa sendiri.
□ Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah pengeluaran yang tidak secara
langsung menunjang proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan
tersebut terjadi di sekolah, misalnya biaya hidup siswa, biaya transportasi ke
sekolah, biaya jajan, dan harga kesempatan (opportunity cost).
2. Biaya Pribadi dan Biaya Sosial
a. Biaya pribadi (private cost) adalah pengeluaran keluarga untuk pendidikan atau
pengeluaran rumah tangga.

6
b. Biaya sosial (social cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk
pendidikan, baik melalui sekolah maupun melalui pajak yang dihimpun oleh
pemerintah kemudian digunakan untuk membiayai pendidikan.
Dalam konteks ini, biaya pendidikan mencakup semua jenis pengeluaran yang
berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun
barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang). Misalnya, iuran siswa
adalah biaya, demikian juga sarana fisik, buku-buku pelajaran.
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain
yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan. Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh
sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. Anggaran pengeluaran
adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan
pendidikan disekolah.
Adapun pengeluaran sekolah dapat dikategorikan dalam beberapa item, yaitu:
pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran, pengeluaran untuk tata usaha sekolah,
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, kesejahteraan pegawai, administrasi,
pembinaan teknis edukatif dan pendataan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 pasal 62 disebutkan bahwa:
pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal.
1. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap
2. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik
untuk bias mengukuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan
3. Biaya operasional satuan pendidikan meliputi: gaji pendidik dan tenaga kependidikan
serta segala tunjangan yang melekat pada gaji; bahan atau peralatan habis pakai; dan
biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, uang
lembur,transportasi,konsumsi,pajak,asuransi,dan lain sebagainya.
Secara umum, pembiayaan pendidikan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Biaya rutin (recurring cost), pada intinya mencakup keseluruhan biaya operasional
penyelenggaraaan pendidikan, seperti biaya administrasi, pemeliharaan fasilitas,
pengawasan, gaji, biaya untuk kesejahteraan, dan lain-lain. Biaya rutin adalah biaya
yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan non guru),
serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas dan alat-alat pengajaran
(barang-barang habis pakai).
2. Biaya modal (capital cost) atau sering pula disebut biaya pembangunan mencakup
biaya untuk pembangunan fisik, pembelian tanah, dan pengadaan barang-barang
lainnya yang didanai melalui anggaran pembangunan. Biaya pembangunan, misalnya,
biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau
rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain unutk barang-
barang yang tidak habis pakai.

Pada perkembangannya didalam depdiknas tahun 2008 menyatakan, salah satu permasalahan
yang cukup pelik untuk dikelola secara efektif dan efisien adalah , kebutuhan pendanaan
pendidikan, keperluan operasionalisasi penyelenggaraan pendidikan sangat erat hubungannya
dengan Permasalahan pendanaan pendidikan, adapun biaya tersebut diantaranya:

7
1.      biaya operasioanal kependidikan dan tenaga pendidik seperti, tunjangan, honor, insntif
dan gaji
2.      proses penilaian dan pembelajaran
3.      pengadaan sarana prasarana pendidikan
Manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai dari tahap
penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai
dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara
efektif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Akumulasi biaya dibagi jumlah siswa akan diketahui besarnya biaya satuan (unit cost). Unit
cost yang dimaksud di sini adalah unit cost per siswa. Unit cost per siswa memiliki empat
makna, yaitu:
1. Unit cost per siswa dilihat dari aspek recurring cost.
2. Unit cost per siswa dilihat dari aspek capital cost.
3. Unit cost per siswa dilihat dari akumulasi atau perjumlahan dari recurring
cost dengan capital cost.
4. Unit cost per siswa dilihat dari recurring cost, capital cost, dan seluruh biaya yang
dikeluarkan langsung oleh siswa untuk keperluan pendidikannya.
Dengan demikian, secara sederhana biaya satuan per siswa yang belajar penuh (unit
cost per full time student) tidak sulit dihitung. Perhitungannya dilakukan dengan
menambahkan seluruh belanja atau dana yang dikeluarkan oleh institusi (total institution
expenditures) dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan dibagi dengan jumlah siswa
reguler (full time student) dalam tahun tertentu, termasuk biaya yang mereka keluarkan untuk
keperluannya sendiri dalam menjalani pendidikan

C. Landasan Hukum Pembiayaan Pendidikan di Indonesia


UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Amandemen IV) menyatakan bahwa setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan, setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya, pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional; pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia. Secara khusus disebutkan bahwa dana pendidikan selain gaji
pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada
sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh
Pemerintah dialokasikan dalam APBN dan APBD. Partisipasi masyarakat dalam
pendidikan berbasis masyarakat adalah dengan berperan serta dalam pengembangan,
pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya
sesuai dengan standar nasional pendidikan.Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis
masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, Pemerintah, Pemerintah

8
Daerah dan atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pendanaan pendidikan telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 11 Ayat 2 Pemerintah dan Pemerintah Daerah
wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga
negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun.Pasal 12, Ayat 1 Setiap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang
orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya dan mendapatkan biaya pendidikan
bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Setiap peserta
didik berkewajiban ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi
peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlakuBab VIII Wajib Belajar Pasal 34 Setiap warga negara
yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar; Pemerintah dan
Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajarminimal pada jenjang
pendidikan dasar tanpa memungut biaya, wajib belajar merupakan tanggung jawab negara
yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
masyarakat. dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari
APBD. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam APBN
dan APBD.
Pasal 46 Tanggung Jawab Pendanaan
□ Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
□ Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran
pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
□ Ketentuan mengenai tanggung jawab pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 47 Sumber Pendanaan Pendidikan


□ Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan.
□ Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang
ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
□ Ketentuan mengenai sumber pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 48 Pengelolaan Dana Pendidikan
□ Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik.
□ Ketentuan mengenai pengelolaan dana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 49 Pengalokasian Dana Pendidikan
□ Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
□ Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

9
□ Dana pendidikan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk satuan
pendidikan diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
□ Dana pendidikan dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah diberikan dalam
bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
□ Ketentuan mengenai pengalokasian dana pendidikan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah
 UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 13 Pemerintah dan
Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi
akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran untuk peningkatan kualifikasi
akademik dan sertifikasi pendidik diatur dengan PP.
Pada Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan terdapat kerancuan antara Bab I Pasal 1 Ayat (10) dan Bab IX Pasal 62
Ayat (1) s/d (5) tentang ruang lingkup standar pembiayaan. Ketentuan Umum tentang
Standar Pembiayaan pada Pasal 1 tampak lebih sempit dari Pasal 62 yaitu standar
pembiayaan pada Pasal 1 adalah mencakup standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Pada Bab IX: Standar Pembiayaan, Pasal 62 disebutkan bahwa: Pembiayaan
pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. (2) Biaya
investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal
kerja tetap. (3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. (4) Biaya operasi satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, b. bahan atau peralatan
pendidikan habis pakai, dan c. biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air,
jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi,
konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. (5) Standar biaya operasi satuan
pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses kinerja pendidikan sebagai
proses pengalokasian berbagai macam kebutuhan sekolah (sarana prasana) demi
tercapainya program operasional pendidikan dan KBM mulai dari perencanaan hingga
pengawasan anggaran pendidikan.Permasalahan dalam pembiayaan yang perlu
mendapat perhatian secara efektif dan efisien adalah biaya operasioanal kependidikan
dan tenaga pendidik seperti, tunjangan, honor, insntif dan gaji,proses penilaian dan
pembelajaran, pengadaan sarana prasarana pendidikan.Pembiayaan pendidikan diatur
oleh UUD dasar 1945 amandemen IV dan UU sisdiknas No 20 tahun 2003.
Biaya Pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja
namun menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
masyarakat.

B. SARAN
1. Sudah semestinya bahwa pemerintah mengalokasikan pendanaan pendidikan
sebagai amanat dari Undang Undang dan peraturan yang sah.
2. Para penyelenggara pendidikan hendaklah mengelola biaya pendidikan dengan
seefektif mungkin agar biaya pendidikan tepat sasaran.
3. Diperlukan referensi lebih banyak untuk mendukung isi makalah
4. Kritik dan saran dari pembaca diperlukan sebagi saran untuk perbaikan makalah

11
DAFTAR PUSTAKA

Anwar,2013StandarPembiayaan pendidikan, Bandung : PT  Remaja Rosdkarya.

L.F Morphet, Johns, L.R, 1975.The Economics Financing and  Education. A


System  Approach, New Jersey: Prentice-Hall Englewood Cliffs

Nanang, Fattah,2006. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan, Bandung : PT  Remaja Rosdakari

Nanang. Fattah, 2009. Landasan Manajemen  Pendidikan, Bandung: Remaja    Rosdakari

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Pasal 62.RM dkk. Atmaja, Analisis  Penetapan Standar Biaya Pendidikan Pada  SMA Negeri
2 Kuala Kabupaten Nagan Raya, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas
Syiah Kuala. Volume 4, No. 1, Februari 2016 .

Sulistyoningrum, Nining,210. Standar Pembiayaan Pendidikan, Bandung : PT  Remaja


Rosdkarya. 2010.

UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 46 ayat 1

Mulyono, 2010 .Konsep Pembiayaan pendidikan,Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Matin,2014. Manajemen Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Rapwal Pers

12

Anda mungkin juga menyukai