DISUSUN OLEH :
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan anugerah-Nya
pada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan anugerahNya-lah, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Landasan Ekonomi Pendidikan” dengan tepat waktu
dan lancar.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Yuyu Yuhana, M.Si sebagai dosen
pengampu mata kuliah Landasan Pendidikan Matematika dalam membimbing kami
menyelesaikan makalah dan menuntun presentasi kelompok agar berjalan lancar. Kami
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang sejarah Landasan
Ekonomi Pendidikan.
Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik pembaca dalam menuntun
kesempurnaan makalah yang berjudul “Landasan Ekonomi Pendidikan”.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
3.1. Kesimpulan...................................................................................................... 15
2
BAB I PENDAHULUAN
Pada zaman modern atau globalisasi sekarang ini, yang sebagian besar
manusianya cenderung mengutamakan kesejahteraan materi dibanding kesejahteraan
rohani, membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat besar. Tidak banyak orang
mementingkan peningkatan spiritual. Sebagian terbesar dari mereka ingin hidup enak
dalam arti jasmaniah.
3
3. Apa saja fungsi produksi ekonomi dalam pendidikan?
4. Bagaimana melaksanakan efisiensi dan efektivitas dana pendidikan?
5. Bagaimana urgensi ekonomi sebagai landasan pendidikan?
4
BAB II PEMBAHASAN
5
mereka lakukan termasuk membentuk organisasi atau blok-blok ekonomi.
Globalisasi ekonomi yang melanda dunia, otomatis mempengaruhi hampir semua
Negara di dunia, termasuk di Indonesia. Alasannya sederhana, yaitu karena takut
digulung dan dihempaskan oleh gelombang globalisasi dunia. Perhatian pemerintah
sangat besar dalam bidang ekonomi. Berbagai kebijaksanaan dan peraturan baru dibuat.
Frekuensi munculnya kebijaksanaan dengan peraturannya ini sangat banyak.
Akibat pengutamaan pembangunan dibidang ekonomi adalah munculnya bebagai
usaha baru, pabrik-pabrik baru, industri-industri baru, badan-badan perdagangan baru,
dan badan-badan jasa yang baru pula. Perkembangan ekonomi makro berpengaruh pula
dalam pendidikan. Cukup banyak orang kaya sudah mau secara sukarela menjadi bapa
angkat dari anak-anak yang tidak mampu agar bisa bersekolah. Sikap dan tindakan ini
sangat terpuji, bukan hanya karena sifat prikemanusiaan, melainkan juga dalam upaya
membanttu menyukseskan wajib belajar 9 tahun. Perkembangan lain yang
menggembirakan dibidang pendidikan adalah terlaksananya sistem ganda dalam
pendidikan. Sistem ini bisa berlangsung pada sejumlah lembaga pendidikan. Yaitu
kerjasama antara sekolah dengan usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa
adalah berkat kesadaran para pemimpin perusahaan atau industri akan pentingnya
pendidikan.
Implikasi lain dari keberhasilan pembangunan ekonomi secara makro adalah
munculnya sejumlah sekolah unggul. Sekolah-sekolah ini didirikan oleh orang-orang
kaya atau konglomerat atau kumpulan dari mereka yang bertebaran diseluruh
Indonesia. Dengan mendirikan sekolah tersendiri, menunjukkan kepada kita bahwa
sebagian dari penghasilan mereka sudah disumbangkan dalam wujud persekolahan.
Proses belajar mengajar sekolah unggul haruslah lebih baik daripada sekolah-sekolah
pada umumnya, sehingga ia patut menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain. Dan yang
paling penting bisa menghasilkan lulusan yang bermutu serta tidak menyimpang dari
tujuan pendidikan nasional kita.
Jadi, inti tujuan pendidikan ini adalah membentuk mental yang positif atau cinta
terhadap prestasi, cara kerja dan hasil kerja yang sempurna. Tidak menolak pekerjaan
kasar, menyadari akan kehidupan yang kurang beruntung, dan mampu hidup dalam
keadaan apapun.
6
2.3. Peran Ekonomi dalam Pendidikan
Manusia merupakan faktor produksi aktif yang dapat mengakumulasi modal,
mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam, membangun organisasi sosial,
ekonomi dan politik. Dalam banyak literatur ekonomi, faktor modal dan kemajuan
teknologi sering disebut sebagai faktor yang paling berperan dalam pertumbuhan
ekonomi. Namun keberadaan kedua faktor tersebut tidak akan banyak berguna kalau
tidak ditunjang oleh faktor lain, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan
aset utama sebuah negara sebagai pelaku kegiatan ekonomi, politik, dan sebagainya.
Instrumen utama untuk membangun sumber daya tersebut adalah peningkatan kualitas
program pendidikan nasional.
Peran Ekonomi dalam Pendidikan ada beberapa hal yang melatar belakangi yaitu
dalam sektor Makro dan Mikro :
a. Makro
Alasan pemerintah Indonesia menetapkan pembangunan dibidang ekonomi
pada pembangunan jangka panjang tahun pertama dan kedua adalah karena ekonomi
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, dan agar tidak kalah bersaing
dalam era globalisasi saat ini.
Di bidang pembangunan berakibatnya:
1. Muncul berbagai usaha baru, pabrik-pabrik baru, badan perdagangan baru, dan
badan-badan jasa yang baru.
2. Jumlah konglomerat bertambah banyak
3. Pertumbuhan ekonomi menjadi tinggi, dan penghasilan Negara bertambah.
Di bidang pendidikan berakibat :
1. Banyak orang kaya secara sukarela menjadi bapak angkat agar anak-anak tidak
mampu bersekolah.
2. Terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan yanitu kerja sama antara sekolah
dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa, dalam rangka
mengembangkan ketrampilan siswa.
3. Munculnya sejumlah sekolah unggul yang didirikan oleh orang-orang kaya atau
konglomerat atau kumpulan dari mereka yang bertebaran di seluruh Indonesia.
Sekolah ini lebih unggul dalam prasarana dan sarana pendidikan, dan juga dalam
menggaji para pendidik-pendidiknya.
Arah sekolah-sekolah unggul seperti diluar negeri menurut Buchoro (1996)
adalah :
7
Untuk membuat para siswa mencintai prestasi tinggi.
Mau dan bisa bekerja secara sempurna.
Memiliki etos kerja dan membenci kerja setengah-setengah.
Keseimbangan pengembangan jasmani dan rohani, keseimbangan
penguasaan pengetahuan masa sekarang dengan masa lampau.
b. Mikro
1. Ekonomi memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang walaupun
orang itu sudah menyadari bahwa kehidupan yang gemerlap tidak menjamin
hidup bahagia.
2. Ekonomi berperan penting dalam kehidupan seseorang, kesuksesan sering
dikaitkan dengan ekonomi.
4. Tingkat kehidupan sekolah atau perguruan tinggi sangat ditentukan oleh
kondisiekonominya masing-masing. Sekolah atau perguruan tinggi yang kaya
akan bisa leluasa bergerak menggaji guru atau dosen, membeli perlengkapan
besar dan sebagainya. Namun sebaiknya untuk sekolah yang miskin akan sulit
bergerak.
5. Tingkat perekonomian keluarga mempengaruhi perencanaan pendidikan.
6. Persekolahan di Indonesia sebagian besar masih lemah ekonominya, walaupun
sudah punya gedung, tapi perlengkapan belajarnya masih minim, kesejahteraan
gurubelum memadai, sementara itu orang-orang kaya lebih memilih mendirikan
sekolah sendiri (sekolah unggulan) dari pada memberikan uang kepada semua
sekolah yang ada dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
7. Orangtua secara tidak sadar sering menggunakan prinsip untung rugi/ balas jasa
dalam merencanakan pendidikan anaknya.
8. Tingkat kehidupan sekolah atau perguruan tinggi sangat di tentukan oleh kondisi
ekonomi.
8
Pelaku Tindakan Orang dewasa yang Orang dewasa dan anak
menanggung biaya hidup atau orang dewasa dan
(sesuai dalam masyarakat) orang yang belum
dewasa yang berfungsi
sebagai pendidik atau
anak didik
Dasar Tindakan Kaidah ekonomi Kesusilaan sesuai
nonsusila (non etis) martabat manusia sebagai
pribadi
Orientasi Untung rugi ekonomis Terbentknya keutuhan
dan efesiensi martabat manusia sebagai
pribadi
Waktu Kegiatan Terbatas, dalam rangka Sepanjang hayat dengan
perhitungan keuntungan perhitungan usia
ekonomis produktif
Nilai- nilai Nilai ekonomis dalam Nilai pedagogis dalam
sistem ekonomi yang kaidah kaitan nilai sosial
berlaku, umumnya budaya
dihitung dengan uang
Hasil Tindakan Barang berupa jasa atau Berupa orang terpelajar,
uang tenaga terampil yang
diharapkan menjadi
tenaga kerja
Harga Satuan Jumlah penghasilan Jumlah biaya pendidikan
dibagi jumlah penduduk dibagi lulusan tiap tahun
tiap tahun
9
1. Fungsi Produksi Administrator
Pada fungsi produksi administrator yang dipandang input adalah segala sesuatuyang
menjadi wahana dan proses pendidikan. Input yang dimaksud adalah ;
a. Prasarana dan sarana belajar, termasuk ruangan kelas.
b. Perlengkapan belajar, media, dan alat peraga baik di dalam kelas maupun
dilaboratorium, yang juga dihitung harganya dalam bentuk uang.
c. Buku-buku dan bentuk material lainnya seperti film, disket dan sebagainya.
d. Barang-barang habis pakai seperti zat-zat kimia di laboratorium, kapur, kertas,
alattulis.
e. Waktu guru bekerja dan personalia lainnya yang dipakai dalam memproses
pesertadidik.
Sementara itu yang dimaksud dengan Output dalam fungsi produksi ini adalah
berbagai bentuk layanan dalam memproses peserta didik. Lembaga pendidikan yang
baik akan memungkinkan sama atau lebih kecil harga input daripada harga output.
2. Fungsi Produksi psikologi
Input pada fungsi produksi ini adalah sama dengan input fungsi produksi
administrator. Output fungsi produksi psikologi adalah semua hasil belajar siswa
yangmencakup :
a. Peningkatan kepribadian Pengarahan dan pembentukan sikap
b. Penguatan kemauan
c. Peningkatan estetika
d. Penambahan pengetahuan, ilmu dan teknologi
e. Penajaman pikiran
f. Peningkatan keterampilan
Namun menghitung harga output pada fungsi produksi psikologi ini
tidaklahmudah. Sebab tidak mudah mengkuantitatifkan dan menguangkan aspek-aspek
psikologi. Suatu lembaga pendidikan dipandang berhasil dari segi fungsi produksi
psikologi, kalau harga inputnya sama atau lebih kecil daripada harga outputnya.
3. Fungsi Produksi Ekonomi
Input fungsi produksi ini adalah sebagai berikut :
a. Semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi administrator.
b. Semua uang yang dikeluarkan secara pribadi untuk keperluan pendidikan seperti
uangsaku, transportasi, membeli buku, alat-alat tulis dan sebagainya selama masa
10
belajaratau kuliah.
c. Uang yang mungkin diperoleh lewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi
tidakdidapat sebab waktu tersebut dipakai untuk belajar atau kuliah.
Sementara itu yang menjadi outputnya adalah tambahan penghasilan peserta didik
kalau sudah tamat atau bekerja, manakala orang ini sudah bekerja sebelum belajar atau
kuliah. Dengan demikian fungsi produksi ekonomi akan bisa diaplikasikan dengan baik
jika ada jaminan bahwa peserta didik segera bekerja setelah lulus sebagai Pegawai
dengan gaji yang cukup sehingga tidak mencari tambahan pekerjaan diluar. Fungsi
produksi ekonomi bertalian erat dengan marketing didunia pendidikan. Dalam hal ini
Keuntungan marketing adalah a). Meningkatnya misi pendidikan secara sukses dan
terselenggara dengan baik, sebab diisi dengan program yang baik, b). Kepuasan
masyarakat ditingkatkan, c). Meningkatkan daya tarik terhadap petugas, peserta didik,
dana donatur, d). Meningkatkan keefesiensi dan kegiatan pemasaran. Akan tetapi dalam
marketing juga terdapat kelemahan adalah a). Ada kecederungan lembaga pendidikan
selalu dijadikan usaha dagang untuk mendapatkan keuntungan, b). idealisme
pendidikan cenderung diabaikan.
11
b. Membiayai segala perlengkapan gedung.
c. Membayar jasa semua kegiatan pendidikan.
d. Untuk mengembangkan individu yang berprilaku ekonomi.
e. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para personalia pendidikan
f. Meningkatkan motivasi kerja.
g. Membuat para personalia pendidikan lebih bergairah bekerja
Dana pendidikan di Indonesia sangat terbatas, oleh karena itu ada kewajiaban
lembaga pendidikan untuk memperbanyak Sumber-sumber dana pendidikan yang
mungkin bisa diperoleh di antaranya: a). Dari pemerintah dalam bentuk proyek
pembangunan, penelitian dan sebagainya; b). Kerjasama dengan instansi lain, baik
pemerintah, swasta maupun dunia usaha. Kerja samanya dalam bidang penelitian,
pengabdian pada masyarakat; c). Membentuk pajak pendidikan. Program ini bisa
dirancang bersama antara lembaga pemerintah setempat dan masyarakat, dengan cara
ini bukan saja orang tua siswa yang membayar dana pendidikan tetapi semua
masyarakat; f). Usaha-usaha lainya.
Menurut jenisnya pembiayaan pendidikan dibagi atas : a). Dana rutin adalah dana
yang dipakai untuk membiayai kegiatan rutin seperti gaji pendidikan pengabdian
masyarakat, penelitian dan sebagainya; b). Dana pembangunan, adalah dana yang
dipakai untuk membiayai pembangunan fisik diberbagai bidang, seperti; membangun
prasarana dan sarana, alat bel`jar, media, dan kurikulum baru; c). Dana bantuan
masyarakat, termasuk SPP yang digunakan untuk membiayai hal-hal yang belum
dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan; d). Dana usaha lembaga sendiri yang
penggunaanya untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana
pembangunan.[12]
Di dalam mengelola dan merencanakan sumber dana, maka ada tiga macam
perencanaan biaya pendidikan yaitu: a). Perencanaan sacara tradisional, yaitu
merencanakan masing-masing pendidikan maka masing masing pendidikan tersebut
ditentukan biayanya; b). SP4 (Sistem Perencanaan Penyusunan Program Dan
Penganggaran): Pengaturan jenis-jenis kegiatan dalam pendidikan diatur dalam system,
alokasi dana disusun berdasarkan realita, dan semua kegiatan ditujukan pada
pencapaian target pendidikan; c). ZBB (Zero Base Budgeting), hanya diatur untuk satu
tahun anggaran[13] Dengan demikian dana pendidikan perlu dikelola secara profesional
dengan SP4 dan dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti pembelian yang sah.
12
2.6 Efisiensi dan Efektivitas Dana Pendidikan
Efesiensi dalam menggunakan dana pendidikan adalah penggunaan dana yang
harganya sesuai atau lebih kecil daripada produksi dan layanan pendidikan yang telah
direncanakan. Atau secara lebih luas biaya pendidikan lebih kecil daripada produksi
pendidikan bila semuanya dapat diuangkan. Sementara itu yang dimaksud dengan
penggunaan dana pendidikan secara efektif adalah bila dengan dana tersebut tujuan
pendidikan yang telah direncakan bias dicapai dengan relatif sempurna.
Peningkatan efisiensi pendidikan adalah salah satu dari kebijakan pemerintah
(hasil rapat kerja nasional, 1994). Kebijakan yang lain adalah pemerataan dan perluasan
kesempatan belajar, peningkatan relevansi pendidikan dengan pembangunan, dan
peningkatan mutu pendidikan. Fungsi produksi diciptakan orang dengan salah satu
tujuannya adalah untuk mendapatkan efisiensi pendidikan. Mereka ingin mengelola
pendidikan itu sefisien mungkin seperti halnya yang dilakukan pada dunia bisnis.
Yang dilihat dalam menentukan tingkat efisiensi pendidikan adalah:
a. Penggunaan uang yang sudah dialokasikan untuk masing-masing kegiatan
b. Proses pada setiap kegiatan.
c. Hasil masing-masing kegiatan.
Analisis tentang efektivitas biaya ialah upaya untuk mengetahui apakah sejumlah
biaya tertentu dapat memberikan hasil pendidikan yang sudah ditentukan. Suatu
pekerjaan disebut efektif, kalau pekerjaan itu dikerjakan dengan tepat dan mencapai
tujuan yang didinginkan. Biaya pendidikan digunakan secara efektif berarti biaya itu
diarahkan hanya untuk mencapai tujuan pendidikan yang ternyata sudah selesai
dikerjakan, tujuan yang direncanakan semula benar-benar tercapai. Dengan demikian
biaya efektif suatu program ialah biaya yang menurut harga pasar yang sedang berlaku,
dapat menyelesaikan program itu sesuai dengan tujuan yang direncakan.
Dalam perencanaan pembiayaan pendidikan, alternative yang dikembangkan
untuk menyelesaikan suatu program perlu dinilai efektifitas biayanya, yaitu dengan
mengukur kaitan biaya dengan pencapaian tujuan. Karena alternatif itu lebih dari satu,
maka biaya yang digunakan oleh masing-masing alternatif perlu dibandingkan.
Carpenter (1972) mengemukakan prinsip umum menilai efektivitas sebagai
berikut:
a. Menilai efektivitas adalah berkaitan dengan problem tujuan dan alat memproses
13
inputuntuk menjadi output.
b. Sistem yang dibandingkan harus sama, kecuali alat pemrosesnya.
c. Mempertimbangkan semua output utama. Dalam pendidikan. Yang dikatakan
outpututama adalah jumlah siswa yang lulus.
d. Korelasi diharapkan bersifat kausalitas. Yaitu korelasi antara cara memproses
denganoutput harus bersifat kausalitas.
14
bermutu. Bahkan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Demikian pula
warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil
berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
Untuk memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Pemerintah
pusat dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya
pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas
tahun.
Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan baik dari segi mutu dan alokasi
anggaran pendidikan dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945 mengamanatkan
bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBN.
Dengan kenaikan jumlah alokasi anggaran pendidikan diharapkan terjadi
pembaharuan sistem pendidikan nasional yaitu dengan memperbaharui visi, misi,
danstrategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.
Sesuai dengan visi tersebut, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
15
BAB III PENUTUP
1.1. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Ruswandi, Uus, dkk. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung : CV. Insan Mandiri.
Satmoko, Retno Sriningsih. 1999. Landasan Kependidikan (Pengantar ke arah Ilmu
Pendidikan Pancasila). Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia).
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia).
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007
(http://dwijakarya.blogspot.com/2009/01/01/landasan-ekonomi-dalam-
pendidikan.html/accesed%2003/10/2009)
(http://muhammadalisunan.blogspot.com/2012/05/landasan-ekonomi-pendidikan.html )
(https://rahmawatiindahlestari.wordpress.com/semester-1/lkpp/landasan-ekonomi-
pendidikan/ )
17