Anda di halaman 1dari 27

TEKNOPRENEUR DAN EKONOMI TEKNIK

KONSEP DAN SIKAP DASAR KEWIRAUSAHAAN

Di Susun Oleh :
1. Achmad Firzy Vasyandri (062230400860)
2. Anggun Nabila Rosa (062230400861)
3. Marlita Handayani (062230400872)
4. Mohammad Akbar Pahlevi (062230400873)

Dosen Pengampu : Ir. Siti Chodijah, M. T.

Program Studi D3 Teknik Kimia


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga selalu terbuka jalan untuk kita meraih apa yang kita cita-
citakan. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
sebagai teladan dan guru besar bagi seluruh umat manusia.
Kami sangat bersyukur atas selesainya makalah Teknopreneur dan Ekonomi
Teknik yang berjudul “Konsep dan Sikap Dasar Kewirausahaan”. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Ibu Ir. Sri Chodija, M. T.
serta teman-teman yang turut membantu selesainya makalah kami ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknopreneur dan
Ekonomi Teknik serta sebagai upaya untuk membantu mahasiswa dalam
memahami materi mengenai Konsep dan Sikap Dasar Kewirausahaan. Kami
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung atas penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
pembaca pada umumnya.

Palembang, September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................4
A. Latar Belakang ................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................5
C. Tujuan ............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Urgensi pengembangan Kewirausahaan & Pendidikan
Kewirausahaan ................................................................6
B. Istilah Kewirausahaan, Kewiraswastaan &
Entrepreneur ship.............................................................19
C. Ciri-Ciri Wirausahawan yang Berhasil.............................22
D. Teori Kewirausahaan........................................................23
BAB III PENUTUP.............................................................................22
A. Kesimpulan ....................................................................26
B. Saran................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan
penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama
mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan
kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti
wirausahawan (entrepreneur ) adalah orang yang berjiwa berani mengambil
resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa
diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif
dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan
pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahaan adalah
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju sukses. Sedangkan menurut Menurut Peggy A.
Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999),
kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari
yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli / sumber
acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya
adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi
(kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner,
1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara
bersama faktor-faktor produksi(Say, 1803). Kewirausahaan dipandang sebagai
fungsi yang mencakup eksploitasi peluang - peluang yang muncul di pasar.
Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau
kombinasi input yang produktif.

1.2 Rumusan Masakah

4
Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan
berupa permasalahan yang akan dibahas. Permasalahan itu sebagai berikut
1. Bagaimana pemahaman tentang konsep dasar dari kewirausahaan
2. Bagaimana kiat menjadi seorang wirausahawan yang berhasil ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang inigin dicapai dalam penyusunan makalah ini,
adalah sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan tentang konsep dasar dari kewirausahaan.
2. Menambah wawasan tentang kewirausahaan, kewiraswastaan,
entrepreneurship.
3. Mengetahui ciri – ciri dan kiat menjadi seorang wirausahawan yang berhasil.
4. Meningkatkan rasa tanggung jawab penulis dengan itikad terhadap tugas yang
dibebankan kepada mahasiswa.
5. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknopreneur dan Ekonomi Teknik

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Urgensi Pengembangan Kewirausahaan Dan Pendidikan Kewirausahaan


1. Urgensi Pengembangan Kewirausahaan dan Pendidikan Kewirausahaan
bagi Bangsa Indonesia
Melihat pengertian dan teori kewirausahaan dikaitkan dengan keadaan
dan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan saat-saat mendatang
dalam rangka mensukseskan tujuan nasional mencerdaskan dan mensejahterakan
kehidupan yang saat ini jumlahnya melebihi 200 juta penduduk dengan lokasi
yang tersebar lebih dari seribu pulau ini, pastilah merupakan tantangan yang tidak
kecil dan harus dihadapi secara tepat dan sistematis.
Bagaimana pentingnya pengembangan kewirausahaan dan pendidikan
kewirausahaan bagi bangsa Indonesia kiranya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Indonesia di awal abad 21 dilihat dari segi jumlah penduduk telah menjadi
negara terbesar kelima di dunia, dengan sebagian besar penduduknya adalah
angkatan kerja, dan sebagian dari jumlah itu adalah tenaga muda alumni
Perguruan Tinggi.
b. Menurut penelitian, tampaknya ada korelasi antara jumlah penduduk yang
berkewirausahaan dan tingkat kemakmuran suatu masyarakat.
c. Telah terbukti tingkat kemajuan dan keterbelakangan suatu negara tidak
terletak pada jumlah penduduk, kekayaan alam, luas wilayah, warna kulit atau
suku bangsa, atau lamanya kemerdekaan yang telah dialami, tetapi adalah
terletak pada kualitas manusianya.

2. Urgensi Pengembangan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi


Program pengembangan jiwa kewirausahaan telah dicanangkan oleh
Presiden Republik Indonesiapada bulan Juli 1995. Setelah itu diluncurkan
berbagai program rintisan pengembangan jiwa kewirausahaan di kalangan
mahasiswa. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), KKN-Usaha dan
Cooperative Education (Co-op) yang diluncurkan beberapa saat setelah
pencanangan Presiden tersebut, telah banyak menghasilkan alumni yang terbukti
lebih kompetitif di dunia kerja. Hasil-hasil karya invosi mahasiswa melalui PKM

6
potensial tersebut ditindaklanjuti secara komersial menjadi sebuah embrio bisnis
berbasis IlmuPengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks).
Program rintisan yang telah di uji cobakan di beberapa perguruan tinggi
antara lain sebagai berikut :
a. Kuliah Kewirausahaan Secara Terstruktur
Kuliah kewirausahaan umumnya hanya bagi fakultas / jurusan tertentu
saja. Tidak semua jurusan mempunyai cara pandang yang sama untuk
mengalokasikan SKS guna menyajikan mata kuliah ini. Perlu dicari suatu
kesepakatan dan kesamaan pandang tentang perlunya disajikan kuliah
kewirausahaan di semua jurusan / prodi yang ada. Komitmen dan dukungan top
leader di PT sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal ini.
b. Kuliah Kerja Nyata Usaha
Mahasiswa sebagai calon wirausahawan masih perlu dibekali kemampuan,
keterampilan, keahlianmanajemen, adopsi inovasi teknotogi, keahlian
mengelola keuangan / modal maupun keahlian pemasaran melalui pengalaman
langsung dalam dunia usaha. KKN yang diaplikasi pada kegiatan usaha UKM
ini, akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk lebih mengenal praktik
kewirausahaan secara langsung. Sayangnya uji coba program ini tidak berlanjut
pada desiminasi konsep penyelenggaraannya.
c. Klinik Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (Job-Placement Center )
Program yang sudah berjalan melalui bantuan US-AID dan HEDS di
Wilayah Indonesia Barat akan terus dikembangkan ke perguruan tinggi lain.
Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (KBPK) yang dikembangkan dari
Pusat Konsultasi bagi pengusaha kecil dan menengah merupakan salah satu
kegiatan yang dapat memberikan pelayanan kepada alumni Perguruan Tinggi
yang beminat menjadi pengusaha baru, atau pengusaha kecil yang telah
berkecimpung dalam dunia usaha.
d. Magang Kewirausahaan
Magang Kewirausahaan adalah kegiatan di mana mahasiswa benar-benar
bekerja sebagai tenaga kerja di usaha kecil atau menengah. Magang juga
menciptakan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara Perguruan
Tinggi dengan usaha kecil menengah.

7
e. Karya Alternatif Mahasiswa/ Program Kreativitas Mahasiswa
KAM diprioritaskan untuk diisi dengan aktivitas produktif mahasiswa
yang berpola khusus, sebagai bagian integral dari kegiatan intra atau ekstra
kurikuler mahasiswa dalam usaha untuk membekalinya dengan keterampilan
menghasilkan produk dan pengetahuan tentang bisnis rintisan.
f. Incubator Wirausaha Baru
Inkubator Wirausaha Baru adalah suatu fasilitas yang dikelola oleh
sejumlah staf terbatas dan menawarkan suatu paket terpadu kepada pengusaha
atau mahasiswa dan alumni dengan biaya terjangkau selama jangka waktu
tertentu (2–3 tahun). Paket terpadu tersebut meliputi :
1) Sarana fisik atau gedung, dan fasilitas kantor yang dapat dipakai Bersama
2) Kesempatan akses dan pembentukan jaringan kerja dengan jasa
pendukung teknologi dan bisnis : sumber daya teknologi dan informasi,
sumber daya bahan baku, sumber daya keuangan
3) Pelayanan konsultasi yang meliputi aspek teknologi, manajemen, dan
pemasaran
4) Pembentukan jaringan kerja antar pengusaha
5) Pengembangan produk penelitian untuk dapat diproduksi secara komersial.

Keterlanjutan program ini terkendala oleh kompleksitas permasalahan


yang tidak didukung oleh SDM dan fasilitas yang memadai. Dengan latar
belakang program rintisan tersebut di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
tahun 2009 ini mengembangkan sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (Student
Entrepreneur Program) yang merupakan kelanjutan dari program-program
sebelumnya (PKM, Co-op, dan sejenisnya), untuk menjembatani para mahasiswa
memasuki dunia bisnis rill melalui fasilitasi start-up bussines. Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW) dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa
yang mempunyai minat dan bakat entrepreneurship untukmemulai berwirausaha
dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sedang dipelajarinya.
Tujuannya membentuk softskill agar mahasiswa berperilaku sesuai karakter
wirausaha.

8
Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan
kewirausahaan magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan dan
pendampingan usaha. Program ini diharapkan mampu mendukung pencapaian
visi-misi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan
lapangan kerja dan pemberdayaan UKM.
Prosedur operasional standar dari Program Mahasiswa Wirausaha
meliputi persiapan program, pembekalan dalam bentuk Diklat
kewirausahaan,magang ke UKM, dan penyusunan business plan, pendampingan
dalam hal star-up business dan business establishmen, dan Monev

Gambar 1. Model Program Mahasiswa Wirausaha

Mencermati program-program sebagaimana diurai di atas, pemerintah


dan pimpinan PT mempunyai peran penting dalam menumbuhkan jiwa
kewirausahaan mahasiswa. Namun secara operasional terdapat terdapat 3 (tiga)
unsur penting yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan jiwa
kewirausahaan di perguruan tinggi adalah mahasiswa, kurikulum, dosen pembina
kewirausahaan.

9
Agar sistem budaya kewirausahaan ini dapat dibumikan di perguruan
tinggi, maka perlu dilakukan mapping potensi dan permasalahan di sekitar ketiga
unsur tersebut.
a. Unsur Mahasiswa
Di perguruan tinggi, dunia kewirausahaan masih dipandang sebelah mata
oleh sebagian mahasiswa dan juga dosen. Banyak potensi dan peluang yang
semestinya bisa dimanfaat mahasiswa untuk kepentingan pembelajaran dan
pembumian sistem budaya kewirausahaan ini, namun sayangnya belum
dimanfaatkan sepenuhnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah
melalui Depdiknas untuk menanamkam jiwa kewirausahaan pada mahasiswa.
Hasil penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktor dominan dalam
memotivasi sarjana menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan, faktor
kebebasan,dan faktor kepuasan hidup (Sutabri, 2008). Ketiga faktor itulah yang
membuat mereka menjadi wirausahawan. Penelitian ini sangat membantu pihak
perguruan tinggi dalam memberikan informasi kepada para mahasiswanya, bahwa
menjadi wirausahawan akan mendapatkan beberapa kesempatan, kebebasan dan
kepuasan hidup.
Proses penyampaian ini harus sering dilakukan sehingga mahasiswa
semakin termotivasi untuk memulai berwirausaha. Sebab banyak mahasiswa
merasa takut menghadapi resiko bisnis yang mungkin muncul yang membuat
mereka membatalkan rencana bisnis sejak dini.
Motivasi yang cukup, memicu keberanian mahasiswa untuk mulai
mencoba berpengalaman di bidang kewirausahaan. Dengan semakin banyaknya
mahasiswa memulai usaha sejak masa kuliah, maka besar kemungkinan setelah
lulus akan melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya. Sehingga bisa membuka
lapangan kerja dan diharapkan dapat ikut mengurangi jumlah pengangguran.
Beberapa program rintisan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi
mahasiswa yang saat ini perlu dilanjutkan dengan modifikasi tertentu antara lain
Sebagai berikut :
1) Mahasiswa wajib mengikuti kuliah kewirausahaan secara terstruktur, yang
dilakukan secara menyeluruh di setiap jurusan atau Prodi. Kendala pembina
mata kuliah Kewirausahaan dapat diatasi dengan membentuk Team Teaching.

10
2) Pada tahap awal, separuh dari mahasiswa yang memprogramkan KKN diberi
kesempatan untuk mengambil program KKN-Magang Usaha. Pada tahap
selanjutnya, jumlah dapat ditingkatkan sesuai dengan hasil evaluasi. KKN-
Magang Usaha ini merupakan perpaduan antara KKN dan magang
kewirausahaan. Untuk itu program dirancang dengan baik, dilakukan
pembekalan (Diklat, pengenalan kasus usaha), pendampingan,dan Monev).
3) Mahasiswa diberi kesempatan membantu Klinik Konsultasi Bisnis dan
Penempatan Kerja (JobPlacement Center) untuk media belajar bagi
mahasiswa.
4) Workshop-Role models dapat dilakukan dengan melakukan workshop
kewirausahaan dengan target tersusunnya business plan. Worshop ini
didampingi oleh orang yang diidolakan (wirausahawan sukses dan
berpengalaman) guna memberikan wawasan, semangat membuka suatu
usaha, memberi dorongan, dan bantuan. Orang yang diidolakan tersebut bisa
juga berupa asosiasi berbagai badan asosiasi bisnis, instruktur, dosen atau
guru bisnis, biro konsultan bisnis, dan sejenisnya.
5) Mengembangkan koperasi mahasiswa. Model yang dikelola dengan
menggunakan pendekatan profesionalisme yang sekaligus berfungsi sebagai
tempat pembelajaran kewirausahaan.
6) Mahasiswa mengembangkan berbagai kerjasama dengan pihak eksternal dan
alumni yang berhasil dalam bidang kewirausahaan.
7) Perguruan Tinggi mendirikan Inkubator Wirausaha yang pengelolaannya
dilakukan oleh orang profesional yang berfungsi pula sebagai laboratorium /
pusat kajian bisnis. Mahasiswa dapat memanfaatkan fasilitas pusat bisnis ini
untuk pembelajaran kewirausahaan.

b. Unsur Kurikulum
Unsur kedua yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan
kewirausahaan adalah kurikulum yang diberlakukan di suatu Perguruan Tinggi.
Kurikulum di desain sedemikian rupa untuk dijadikan acuan dalam
penyelenggaraan perkuliahan mahasiswa.

11
Di negara maju pertumbuhan wirausaha membawa peningkatan ekonomi
yang luar biasa.Pengusaha pengusaha baru ini telah memperkaya pasar dengan
produk-produk baru yang inovatif. Tahun 1980-an di Amerika telah lahir
sebanyak 20 juta wirausahawan baru, mereka menciptakan lapangan pekerjaan
baru. Demikian pula di Eropa Timur,wirausaha ini mulai bermunculan. Bahkan, di
negeri China, yang menganut paham komunis, mulai membuka diri terhadap
lahirnya wirausahawan. Universitas Beijing, menghapuskan mata kuliah Marxis,
dan menggantinya dengan mata kuliah kewirausahaan. Diluar negeri, banyak
universitas yang kewalahan memenuhi permintaan mahasiswa pada mata kuliah
kewirausahaan yang terus meningkat.
Pada umumnya di perguruan tinggi yang ada di tanah air
menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan, walaupun intensitas dan
proporsinya mungkin berbeda satu dengan lainnya. Berdasarkan pengamatan di
beberapa PTN didapati suatu kesimpulan bahwa tidak semua jurusan menyajikan
mata kuliah atau pendidikan kewirausahaan sebagai mata kuliah yang berdiri
sendiri. Fakta lain, jurusan-jurusan yang menyajikan mata kuliah/pendidikan
kewirausahaan,substansi materi yang disajikan dalam mata kuliah kewirausahaan
relatif telah memadai (Siswoyo, 2008).
Beberapa ketua jurusan yang tidak menyajikan mata kuliah
Kewirausahaan baik sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri maupun ditempelkan
pada beberapa mata kuliah yang relevan, diperoleh alasan sebagai berikut :
1) Jumlah SKS yang tersedia dirasakan tidak memadai lagi untuk ditambahkan
mata kuliah diluar target kurikulum.
2) Belum diperoleh dukungan dari dewan dosen dengan alasan yang belum jelas,
untuk memasukkan mata kuliah kewirausahaan. Namun sebagai wacana,
banyak di antara ketua jurusan yang ingin menyajikan mata kuliah
kewirausahaan di masa mendatang.
3) Penyajian mata kuliah Kewirausahaan dititipkan pada mata kuliah yang
relevan, namun porsi substansi content-nya masih relatif kecil/terbatas.
4) Mata kuliah kewirausahaan tidak match dengan bidang ilmu yang diemban
oleh jurusan. Hanya sebagian kecil jurusan yang menyatakan bahwa mata
kuliah kewirausahaan relevan dengan bidang keilmuan yang ada di jurusan.

12
5) Terkendala oleh staf pengajar yang tidak atau kurang mempunyai kompetensi
yang memadai untuk mengajarkan atau membina mata kuliah kewirausahaan.
Berdasarkan alasan para Kajur di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak
semua jurusan sepakat memasukkan kewirausahaan dalam kurikulumnya.
Kewirausahaan dianggap bukan sebagai sesuatu yang perlu dibekalkan pada
mahasiswa. Selain tidak sejalan dengan kompetensi bidang ilmu yang
ditargetkan,kendala kompetensi dosen pengajar atau Pembina kewirausahaan
menjadi alasan yang utama.
Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya yang sungguh-sungguh untuk
menelaah kembali kebijakan pencantuman mata kuliah kewirausahaan ini dalam
kurikulum jurusan yang ada di PT, dan mengesampingkan pemikiran ”relevansi
latar keilmuan”. Artinya, pencatuman mata kuliah kewirausahaan tidak perlu
mempermasalahkan koherensi substansi mata kuliah kewirausahaan dengan
bidang ilmu utama yang diemban jurusan.
Pimpinan perguruan tinggi diharapkan ikut memotivasi jajarannya, agar
pengetahuan, wawasan dan ketrampilan mahasiswa di bidang kewirausahaan
dapat ditingkatkan tanpa mempermasalahkan keselarasannya dengan kompetensi
keilmuan yang diampu mahasiswa. Hal ini menjadi penting ketika daya serap
lulusan PT terhadap kompetensi yang diampu relatif kecil, dan ke depan
diprediksi akan semakin kecil.

c. Unsur Dosen Pembina Kewirausahaan


Dosen pembina kewirausahaan menempati peran strategis dalam upaya
pembekalan kewirausahaan pada mahasiswa. Permasalahan yang muncul di
sekitar penyajian mata kuliah kewirausahaan adalah keterbatasan kompetensi
dosen pembina. Kewirausahaan membutuhkan penekanan ranah ketrampilan dan
sikap yang lebih dibandingkan dengan ranah pengetahuan. Untuk
mewujudkannya, biasanya terkendala oleh keberadaan kompetensi dosen yang
menguasai praktik kewirausahaan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan seorang dosen, hakikatnya
berlangsung secara alamiah. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu akan
bertindak rasional. Tindakan rasional ini diwujudkan dalam bentuk pilihan

13
alternatif yang berujung pada perhitungan untung rugi. Perhitungan untung rugi
merupakan tindakan ekonomi yang berorientasi pada penerapan prinsip ekonomi.
Jadi, setiap individu pada dasarnya telah mengembangkan jiwa kewirausahaan.
Namun, jika ingin memerankan dirinya sebagai pembina kewirausahaan, tidak
cukup dengan mengandalkan perilaku alamiah tersebut. Namun seorang dosen
harus membekali dirinya dengan berbagai pengetahunan dan ketrampilan bi
bidang kewirausahaan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan dosen dapat dilakukan melalui hal-
hal sebagai berikut :
1) Kewirausahaan dosen dibangun di atas keilmuan atau disiplin yang diampunya
selama ini. Latar keilmuan yang diampu tidak dimarginalkan,bahkan keduanya
merupakan satu kesatuan yang saling bersinergi. Diperlukan pemahaman yang
sungguh-sungguh agar keduanya dapat saling diintegrasikan. Misalnya,
seorang ahli biologi dapat memanfaatkan keilmuannya untuk mencari peluang-
peluang bisnis yang dapat memberikan value bidang biologi pada konsumen
yang dibidiknya
2) Dosen memerlukan penguatan dalam bentuk pendidikan, pelatihan, dan
pemagangan yang membekali dirinya untuk lebih memahami ketrampilan
berfikir dan bertindak ekonomis,berprinsip dan berperilaku ekonomis.
Penguatan semacam ini, saat ini telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Depdiknas yang bekerjasama dengan Universitas Ciputra
Entrepeneurship Centre (UCEC) guna menciptakan tamatan Perguruan Tinggi
yang siap memasuki lapangan kerja.
3) Unsur instrumen yang terdiri dari fakultas / jurusan,Lemlit dan LPM senantiasa
menciptakan suatu tatanan dan arahan agar dosen dalam melaksanakan
tridarma perguruan tinggi senantiasa memanfaatkan peluang usaha berdasar
aktivitas tridarma yang dilaksanakan. Misalnya, karya penelitian tidak berakhir
dengan dibuatnya laporan, namun selalu memikirkan pemanfaatan karya
tersebut untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan orang lain. Sehingga karya
penelitian tersebut dapat menghasilkan peluang memperoleh pendapatan.
Demikian juga, untuk kegiatan pendidikan dan pengajaran, maupun

14
pengabdian pada masyarakat yang dapat memanfaatkan hasil temuannya untuk
kepentingan pemenuhan kebutuhan.
4) Unsur lingkungan seperti DU/DI, Business centre, mempunyai daya pengaruh
yang besar terhadap kematangan dosen kewirausahaan. Banyak pembelajaran
kewirausahaan yang dapat dilakukan melalui pemanfaatan pelaku usaha yang
ada di lingkungan, mulai yang terdekat sampai yang terjauh.

Gambar 2. Model Pengembangan Jiwa Kewirausahaan

3. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan ( PKMK )


a. Pengertian Latar Belakang dan Hasil yang Diharapkan
Telah diketahui bahwa DIKTI pada beberapa tahun yang lalu hingga kini
melancarkan berbagai program pengembangan penalaran dan keilmuan untuk
merangsang pertumbuhan mahasiswa dalam persiapan menjadi sarjana yang
mandiri, profesional dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Beberapa program
tersebut antara lain adalah LKIP ( Lomba Karya Inovatif Produktif ), LKTI
( Lomba Karya Tulis Ilmiah ), Karya Alternatif Mahasiswa (KAM), PKM
Kewirausahaan (PKMK) merupakan kreativitas penciptaan ketrampilan
berwirausaha dan berorientasi pada profit, umumnya didahului oleh survai
pasar, karena relevansinya yang tinggi terhadap terbukanya peluang perolehan
profit bagi mahasiswa. Perlu ditegaskan di sini bahwa penciptaan ketrampilan
berusaha yang dimaksud adalah untuk mahasiswa pengusul PKMK, begitu juga

15
pelaku aktivitas usaha/bisnis yang didanai dalam PKMK adalah kelompok
mahasiswa pengusul PKMK. Kelompok mahasiswa pengusul sebagai
wirausahawan baru bisa menjalin kerja sama dengan kelompok masyarakat
produktif, namun dana PKMK tidak dimaksudkan untuk membantu
peningkatan ekonomi kelompok masyarakat tertentu. Dalam PKMK sama
sekali tidak diijinkan dilakukannya penelitian/percobaan untuk mencari
temuan.
Tentang latar belakang penyelenggaraan program Kreativitas Mahasiswa
merupakan kegiatan akademik mahasiswa baik yang berhubungan dengan
kurikulum maupun bukan dan merupakan program pengembangan
kemahasiswaan dalam rangka meningkatkan mutu produktif dan bernalar
ilmiah. Dengan demikian, diharapkan dapat dihasilkan produk yang menjadi
landasan selanjutnya bagi para mahasiswa untuk berkarya kreatif di masyarakat
setelah lulus sebagai sarjana. Oleh karena itu, hasil Program Kreativitas
Mahasiswa inilah dimungkinkan dapat diusulkan ke Program studi atau
Fakultas masing masing sebagai pelaksana sebagai karya tugas akhir.
Tujuan penyelenggaraan Program Kreativitas Mahasiswa untuk
meningkatkan iklim akademik yang kreatif, inovatif, visioner, solutif dan
mandiri. Meningkatkan mutu peserta didik (mahasiswa) di Perguruan Tinggi
agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademis danatau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta
memperkaya budaya nasional. PKM mencakup 7 (tujuh) bidang yang masing -
masing memiliki tujuan spesifik.
Hasil yang diharapkan dari program ini antara lain :
1) Kegiatan kreatif yang dilakukan oleh mahasiswa yang sesuai dengan minat
dan bakat masing masing, baik terkait dengan bidang profesi maupun yang
lain.
2) Temuan kreatif dari para mahasiswa yang dapat menunjang pelaksanaan
pembangunan di lingkungan kampus, perkotaan dan pedesaan
3) Calon pemimpin bangsa yang kreatif
a. Sistematika dan Penjelasan Usulan Program

16
Sistematika dan penjelasan penulisan usulan program
Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) sebagai berikut :
1) Judul Program
Judul kegiatan PKMK hendaklah singkat dan spesifik, tetapi
cukup jelas memberi gambaran mengenai kegiatan PKMK yang
diusulkan.
2) Latar Belakang Masalah
Khusus PKMK, uraikan proses dalam mengidentifikasi peluang
usaha. Gambarkan secara kuantitatif potret, profil dan kondisi
khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan PKMK.
Gambarkan pula kondisi yang mengarah pada kebutuhan komoditas
atau dasar penetapan komoditas. Perlu dijelaskan situasi dan motivasi
mahasiswa untuk melaksanakan program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan. Jika perlu lakukan sebelum merencanakan PKMK
dengan penelitian awal atau survei pasar tentang kebutuhan pasar
secara kuantitatif. Uraikan pula pola penetapan dosen pembimbing dan
institusi pelaksana.
3) Perumusan Masalah
Rumusan masalah mengacu pada usaha yang prospektif, tidak
banyak saingan dan diterima di pasar
4) Tujuan Program
Nyatakan tujuan secara spesifik yang ingin diraih melalui kegiatan
PKMK khususnya terkait pada ketrampilan berwirausaha mahasiswa
berbasis sains, seni , dan teknologi
5) Luaran yang Diharapkan
Serasikan target luaran kegiatan PKMK dengan pilihan jenis
produk yang akan dihasilkan, dan uraikan dengan baik mengapa
pilihan target luaran ditetapkan seperti itu.
6) Kegunaan program
Jelaskan manfaat kegiatan secara luas, tunjukkan bahwa produk
komoditas memberikan dampak ekonomis yang signifikan dan
memberikan nilai tambah dari sisi IPTEK.

17
7) Metodologi Pelaksanaan Program
Uraikan secara rinci dan jelas, teknik implementasi atau metode
kegiatan PKMK sehingga seluruh target luaran dapat diperkirakan
terpenuhi. Jelaskan pula rancangan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan
evaluasi peningkatan ketrampilan pembuatan produk dan
kewirausahaan peserta PKMK
Jelaskan pola pendistribusian jenis ketrampilan yang dilatihkan,
apakah setiap mahasiswa atau kelompok akan dibekali ketrampilan
spesifik ataukah jenis ketrampilan yang sama diberikan kepada seluruh
mahasiswa pelaksana PKMK.
Serasikan seluruh jenis kegiatan yang akan dilakukan dengan
batasan waktu pelaksanaan yang diijinkan.
8) Jadwal Kegiatan Program
Jelaskan secara rinci mengenai rencana persiapan pelaksanaan
(termasuk pelaksanaan seleksi calon peserta), pelaksanaan dan evaluasi
PKMK serta jadwal keseluruhan (tentative).
9) Nama dan Biodata
Tunjukkan masing – masing biodata ini antara lain berisi :
a) Nama
b) NIM
c) Program studi / jurusan
d) Jenjang Pendidikan : Diploma / Strata 1
e) Tempat / tanggal lahir
f) Kualifikasi bidang keilmuan
g) Riwayat singkat yang bersangkut paut dengan aktivitas wirausaha
dari keluarga pelaksana PKMK, jika tidak ada sejarah wirausaha
yang dituliskan, silahkan dikosongkan (berlaku untuk Ketua dan
anggota calon peserta PKMK)
10) Biaya
Jumlah dana untuk 1 kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan ini maksimal Rp. 6.000.000,00 yang alokasi
penggunaannya sebagai berikut :

18
a) Pengadaan bahan habis pakai
b) Peralatan penunjang
c) Perjalanan
d) Dokumentasi
e) Lain lain : konsumsi, pembuatan laporan, sewa tempat, pameran,
dan sebagainya
11) Lampiran
Berisi antara lain : gambar produk ( foto ), rencana kerja sama
dengan mitra usaha, mitra sumber dana dan sebagainya.

B. Istilah Kewirausahaan, Kewiraswastaan , Dan Entrepreneurship


Istilah kewirausahaan mulai dipopulerkan tahun 1990-an. Saat-saat
sebelumnya yang banyak digunakan adalah istilah kewiraswastaan dan
entrepreneurship. Istilah kewirausahaan dianggap lebih cenderung untuk
dipadankan dengan istilah entrepreneurship daripada istilah kewiraswastaan yang
lebih cenderung diartikan bersangkutan dengan kepengusahaan bisnis serta segala
aktivitas yang non pemerintah. Namun demikian dalam praktek sampai saat ini
ketiga istilah itu sering dipakai secara bergantian, yang satu seolah-olah sebagai
padanan bagi yang lain.
1. Pengertian Harafiah
Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha diberi awalan ke dan
akhiran an yang bersifat membuat kata benda wirausaha mempunyai pengertian
abstrak, yaitu hal-hal yang bersangkutan dengan wirausaha. Lebih lanjut
bila wira diartikan sebagai berani dan usaha diartikan sebagai kegiatan bisnis
yang komersial maupun non bisnis dan non komersial, maka kewirausahaan dapat
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan keberanian seseorang untuk
melaksanakan sesuatu kegiatan bisnis/non bisnis (cara mandiri).

2. Menurut Frank Knight (1921)


Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk

19
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan.

3. Penrose (1963)
Mengidentifikasi kegiatan kewirausahaan yang mencakup indentifikasi
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial
berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

4. Harvey Leibenstein (1968, 1979)


Kewirausahaan mencakup kegiatan kegiatann yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
5. Menurut hasil Simposium Nasional Kewirausahaan 7-8 Februari 1995 di
Jakarta
Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nialai-nilai dan
prinsip serta sikap, kiat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan
unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain
yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada pelanggan dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa, dan negara.
Pengertian ini kemudian diakomodasi dan dimantapkan dalam Inpres No.4
Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan, dengan kalimat sebagai berikut:
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Yang menarik dari definisi ini adalah bahwa kewirausahaan tidak hanya
menyangkut kegiatan yang bersifat komersial (mencari untung semata) tapi juga
kegiatan yang tidak komersial sejauh dilakukan dengan semangat, sikap atau
perilaku yang tepat dan unggul untuk meningkatkan efisiensi dalam arti seluas-
luasnya dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada semua pihak

20
yang berkepentingan (langganan dalam arti luas, termasuk masyarakat, bangsa,
dan negara).
6. Pengertian entrepreneur dan entrepreneurship
Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif kesuksesan sangat
bergantung dari entrepreneurship. Entrepreneurship menurut Edvarson, 1994
(dalam Makalah Wahid Ciptono,1999) adalah sebuah kata yang digunakan untuk
menjelaskan perilaku-perilaku pemikiran strategis dan berani mengambil resiko
yang akan memberikan hasil peluang bagi individu dan organisasi.
Ciri-ciri seorang entrepreneur menurut Edvardson adalah sebagai berikut:
a) Internal locus of control (memiliki sikap/ketetapan hati)
b) High energy level (bersemangat tinggi)
c) High need for achievemant (motivasi berprestasi tinggi)
d) Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan pendapat)
e) Self confidence (percaya diri)
f) Action oriented (berorientasi tindakan)

Pandangan umum tentang seorang entrepreneur adalah seorang penemu


bisnis yang sama sekali baru dan mampu mengembangkannya menjadi
perusahaan yang mencapai sukses secara luas (nasional maupun internasional).
Microsoft, Walt-Mart dan Aqua Golden Mississipi Adalah contoh dari pandangan
di atas. Entrepreneur tidak terbatas hanya pada perusahaan besar, tetapi juga pada
perusahaan-perusahaan kecil. Seorang yang berani mengambil resiko membeli
franchise Mc Donald (lokal), membuka toko kelontong, atau bisnis yang
dijalankan oleh dirinya sendiri juga merupakan seorang entrepreneur.
Entrepreneurship adalah pengembangan perilaku kewirausahaan dalam
lingkup internal organisasi yang lebih besar dalam bentuk perusahaan korporat).
Entrepreneurship muncul karena kebutuhan perusahaan untuk mengembengakan
Strategy Busines Unit (SBU) dalam rangka meningkatkan Competitive advantage-
nya. Apabila masing-masing SBU berhasil meningkatkan competitive advantage-
nya, maka secara otomatis perusahaan korporasi akan mampu meningkatkan
parenting advantage.

21
C. CIRI CIRI WIRAUSAHAWAN YANG BERHASIL
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke
mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang
harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana
pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu
memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi
yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan
yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap
waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus
lebih baik dibanding sebelumnya.
4. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang
maupun waktu.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada
peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk
mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan
usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas
merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak
dapat diselesaikan.
6. Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha
tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7. Komitmen pada berbagai pihak.
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak,
baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun
tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para
pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

22
D. TEORI KEWIRAUSAHAAN
Menurut A. Pakerti, berwirausaha senantiasa melibatkan dua unsur
pokok, yaitu soal peluang dan soal kemampuan menggapi peluang. Hal ini
dituangkan dalam teori:
1. Teori Ekonomi
Menyatakan bahwa wirausaha itu akan muncul dan berkembang kalau ada
peluang ekonomi. Misalnya ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi dimasa
depan merupakan peluang usaha. Disamping kebutuhan ekonomi, kemajuan
teknologi juga membuka peluang usaha.

2. Teori Sosiologi
Para ahli sosiologi mencoba menerangkan mengapa berbagai kelompok
sosial (kelompok ras, suku, agama, dan kelas sosial) menunjukkan tanggapan
yang berbeda-beda atas peluang usaha. Mereka meneliti faktor-faktor sosial
budaya yang menerangkan perbedaan kewirausahaan antara berbagai kelompok
itu. Hagen mengemukakan teori bahwa dalam kelompok itu orang didorong
menjadi wirausaha karena sebagai kelompok mereka dipandang rendah oleh
kelompok elit dalam masyarakatnya. Kelompok yang makin direndahkan
kedudukan sosialnya makin besar kecenderungan kewirausahaannya.
3. Teori psikologis
Perintis teori psikologi adalah David Mc Cleland, ia menalarkan adanya
hubungan antara perilaku kewirausahaan dengan kebutuhan untuk berprestasi
(need for achievement atau nAch). Selanjutnya secara empiris ia menemukan
korelasi positif antara kuatnya nAch dan perilaku wirausaha yang berhasil. nAch
terbentuk pada masa kanak-kanak dan antaranya ditentukan oleh bacaan untuk
Sekolah Dasar. Ini berarti itu harus ditanamkan sejak dini. Namun motif
berprestasi bisa ditingkatkan melalui latihan pada orang dewasa.

4. Teori Perilaku
Wesper memandang perilaku wirausaha sebagai kerja. Ia menyimpulkan
bahwa keberhasilan seseorang wirausaha tergantung dari :

23
a. Pilihan tempat kerjanya sebelum mulai sebagai wira usaha
b. Pilihan bidang usahanya, kerjasama dengan orang lain
c. Kepiawaian dalam mengamalkan manajemen yang tepat
Ducker memandang kewirausahaan sebagai perilaku, bukan
sebagai sifat kepribadian. Kewirausahaan adalah praktek kerja yang
bertumpu pada konsep dan teori, bukan intuisi. Karena itu
kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai secara sistematik dan
terencana. Ia menyarankan tiga macam unsur perilaku untuk
mendukung berhasilnya praktek kewirausahaan :
a. Inovasi bertujuan
b. Manajemen-wirausaha
c. Strategi-wirausaha

Menurut Ducker dasar pengetahuan kewirausahaan adalah inovasi,


artinya cara baru memanfaatkan sumber daya untuk menciptakan
kekayaan. Untuk membuahkan inovasi kita memperhatikan perubahan
perubahan yang terjadi disekitar kita secara sistematis. Ini
menyangkut kepekaan dan ketrampilan diagnostik, dua macam
kemampuan yang bisa dipelajari lewat latihan.

Orang yang mendirikan perusahaan harus tahu manajemen dan cara


mengamalkannya. Manajemen kewirausahaan mengutamakan empat
hal :

a. Fokus dasar
b. Antisipasi kebutuhan keuangan
c. Menyiapkan dan menyusun tim manajemen puncak, jauh sebelum
diperlukan
d. Penentuan peran di pendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Strategi wirausaha yang diperlukan untuk menempatkan diri dalam
pasar :
a. Pemimpin yang dominan dalam pasar

24
b. Imitasi kreatif
c. Monopoli dengan produk atau jasa yang sangat khusus
d. Menciptakan konsumen baru dengan menciptakan produk dan
jasa baru.

25
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah memperhatikan uraian tersebut maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas
jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.
Kewirausahaan adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola
pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan atau dapat juga diartikan
sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberikan nilai terhadap
tugas dan tanggung jawabnya.
Selain itu, terdapat pula ciri - ciri seorang wirausahawan yang berhasil
dalam menjalankan usahanya. Adapun ciri - ciri tersebut antara lain adalah
memiliki visi dan tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada
prestasi, berani mengambil risiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen pada
berbagai pihak, serta mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan
berbagai pihak.

B. SARAN
1. Saran bagi penulis
Sebaiknya penulis lebih meningkatkan wawasan mengenai kewirausahaan.
Sehingga, penulis sebagai generasi muda sekarang ini, setelah lulus dari ranah
perkuliahan, tidak hanya menjalankan profesi sesuai jurusan yang diampu saja,
namun juga dapat menciptakan usaha dan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
2. Saran bagi masyarakat
Sebaiknya, di lingkungan masyarakat umum pun bisa diadakan sosialisasi
mengenai dunia kewirausahaan. Sehingga, masyarakat bisa paham bagaimana
cara untuk berwirausaha. Jika masyarakat bisa membuka usahanya sendiri,
otomatis orang tersebut juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain yang
masih berstatus pengangguran. Sehingga, hal itu juga bisa menjadikan sebuah
keuntungan dalam mengurangi jumlah pengangguran.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://anangfirmansyahblog.files.wordpress.com/2012/09/teori-
kewirausahaan.pdf

http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/09/11340991/
urgensi.pendidikan.kewirausahaan

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/
196210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-1-
Konsep_Kewirausahaan.pdf

https://www.academia.edu/34787455/
MAKALAH_KONSEP_DASAR_KEWIRAUSAHAAN

Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII

Riani, Asri Laksmi. 2005. Dasar Dasar Kewirausahaan. Surakarta : UPT


Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)

Siswoyo, B.B. 2009. Kewirausahaan dalam Kajian Dunia


Akademik. FE UM.

27

Anda mungkin juga menyukai