TINJAUAN PUSTAKA
volumenya, karena harga nya yang relatif murah dibandingkan dengan harga bahan
bakar minyak untuk industri. Penggunaan batubara sebagai sumber energi pengganti
BBM, di satu sisi sangat menguntungkan, namun di sisi lain dapat menimbulkan
masalah. Masalah utama dari penggunaan batubara ialah abu batubara yang
menghasilkan abu terbang dalam penggunaan batubara. Pada saat ini, pengelolaan
limbah abu batubara hanya terbatas pada penimbunan di areal pabrik (ash disposal).
Partikel yang halus amorf merupakan bagian abu batubara yang dihasilkan dari
pembakaran batubara. Proses pembakaran batubara pada unit pembangkit uap (boiler)
akan membentuk dua jenis abu, yakni abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom
ash). Di dalam abu batubara tedapat abu dasar 10-20% dan abu terbang 80-90%. Alat
electric precipitator ialah untuk menangkap abu terbang yang dari proses
2018).
Gambar 2.1 Abu Terbang (Fly Ash Batubara)
Selama sejauh ini, berbagai macam pemanfaatan dari fly ash dengan
mengetahui unsur dan mineralnya adalah sebagai bahan mentah (raw material) untuk
produksi semen dan bahan konstruksi. Salah satu manfaat dari limbah fly ash
batubara adalah dengan dibuatnya menjadi adsorben. Fly ash sebagai adsorben
memiliki keuntungan dengan harga yang sangat ekonomis dan juga baik digunakan
dalam pengelolaan limbah gas maupun cair, dan dapat menyerap logam-logam berat
yang terkandung di dalam limbah. Proses aktivasi fisis dan aktivasi kimia dilakukan
untuk mengelolah kembali fly ash sebagai bahan baku. Proses pembakaran pada suhu
tinggi merupakan aktivasi fisik kemudian pencampuran antara fly ash dengan larutan
belerang (SOx), oksida nitrogen (NOx), gas hidrokarbon, karbon monoksida (CO)
dan karbon dioksida (CO2). Fly ash batubara akan ditangkap dengan electrostatic
alumina (Al2O3), serta besi oksida (Fe2O3). Sisanya adalah karbon, kalsium, dan
magnesium. Rumus empiris abu terbang (fly ash) batubara ialah Si1.0 Al0.45 Ca0.51
Na0.047 Fe0.039 Mg0.020 K0.013 Ti0.011. Fly ash batubara mempunyai komponen fasa amorf
seperti silica (SiO2), alumina (Al2O3) dan komponen fasa kristalin seperti α-quart
(SiO2) dan mullit (2SiO2.3AlO3), hematite (α-FeO3) dan magnetit (Fe3O4). (Yuliani
Pozolanik ialah bahan yang mengandung silica atau alumino silica secara
sendiri, tidak atau sedikit mempunyai sifat yang mengikat seperti semen, akan tetapi
dalam bentuknya yang sangat halus dengan adanya air, maka senyawa tersebut akan
dalam menunjang pemanfaatannya yaitu sebagai berikut : (Yuliani Tri Lestari, 2019)
1. Sifat fisik, yakni warnanya yang abu-abu keputihan dan ukurannya sangat halus
2. Sifat Kimia, mengandung unsur kimia sntara lain silika, alumina, fero oksida dan
kalsium oksida
Center di tahun 2006, abu terbang memiliki karakteristik yang mirip dengan karbon
aktif. Penelitian tersebut menyatakan abu terbang atau fly ash membanjiri syarat
layak dapat digunakan sebagai adsorben karena luas permukaan dan pori-porinya
memperbesar pori-pori abu terbang fly ash batubara. Abu terbang memiliki potensi
yang cukup besar sebagai absorben yang sangat ramah lingkungan dan nilai yang
ekonomis. Fly ash batubara dapat menjadi pengganti karbon aktif dan juga zeolit.
Hingga kini, abu terbang dimanfaatkan dalam skala kecil karena kapasitas adsorpsi
yang masih rendah. Modifikasi sifat fisik maupun kimia dapat meningkatkan
2.2 Adsorben
Adsorben ialah zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu
fase cair. Di dalam adsorben terjadi adsorpsi di dinding pori-pori yang terletak
didalam partikel tertentu, karena mempunyai pori-pori sangat kecil dan luas
permukaan nya yang ada didalam di bagi menjadi beberapa orde besaran lebih besar
dari pada permukaan luar dan bisa mencapai 2000m2/gr. Permisahan ini terjadi
sebagian molekul melekat pada permukaan tersebut lebih erat dari pada molekul
termasuk ke dalam kelompok ini ialah silika gel, alumina aktif, zeolit, dsb.
industri merupakan jenis adsorben yang baik untuk digunakan. Syarat adsorben antara
lain memiliki luas permukaan yang besar, volume internal yang besar yang
1. Alumina
2. Silica gel
3. Karbon aktif
4. Zeolit
Pada PLTU PT. Bukit Asam (Persero) dibangun untuk pemenuhan energi
listrik di tambang PT Bukit Asam, misalnya seperti tambang air laya yang banyak
menggunakan energi listrik untuk operasionalnya. Penanganan fly ash yakni dikirim
menggunakan udara bertekanan ke tempat pembuangan fly ash yang ada di luar
ruangan yang hanya dibatasi dengan pagar yang menjulang tinggi disetiap sisinya.
Jumlah fly ash tersebut demikian banyaknya sehingga menjadi masalah dalam
pembuangannya. Adapun komposisi fly ash batubara yang terdapat pada PLTU PT.
(Sumber : Data Analisis Abu Batubara PLTU PT. Bukit Asam (Persero) 2018)
Saat ini umumnya fly ash digunakan dalam pabrik semen sebagai salah satu
bahan campuran pembuat beton karena nilai nya yang ekonomis dan baik nya ialah
efektif dari fly ash. Keuntungan adsorben berbahan baku fly ash batubara ialah
biayanya yang sangat murah dan ekonomis. Adsorben banyak sekali manfaat nya
antara lain penyisihan logam berat, limbah zat warna berbahaya, dan senyawa organik
pada pengolahan limbah. Adsorben Fly ash dapat dipakai secara langsung atau dapat
juga dilakukan aktivasi kimia atau fisika terlebih dahulu. (Yuliani Tri Lestari 2019)
2.2.2 Aktivasi Fly Ash Batubara dengan Larutan H2SO4
Bentuk Cair
Asam sulfat merupakan salah satu senyawa korosif dan berbentuk cairan
kental yang banyak digunakan dalam industri. Sebelum proses adsorpsi terlebih dulu
aktivasikan fly ash batubara dengan asam sulfat. Dalam penelitian ini asam sulfat
akan digunakan sebagai aktivator karena memiliki jumlah ion H+ yang lebih banyak
dari asam-asam lainnya, serta mempunyai sifat higroskopis yang dapat menyerap
kandungan air yang terdapat pada fly ash. (Yuliani Tri Lestari 2019)
2.3 Adsorpsi
yang teradsorpsi atau adsorbat berkurang oleh material pengadsorpsi atau adsorben
maka terjadi secara kesetimbangan lalu secara teoritis tidak terjadi penyerapan yang
sempurna adsorbat oleh adsorben. Bahan yang diserap dapat disebut adsorbat atau
Terkait akan dengan gayanya van der Waals, jika gaya tarik antara zat
terlarut dan juga pelarut lebih besar daripada gaya tarik antara zat terlarut
adsorben. Proses adsorpsi ini sangat mirip dengan kondensasi dan biasanya
terjadi pada suhu rendah. Selama proses ini, gaya yang menahan molekul
fluida ke permukaan padat relatif lemah, setara gaya kohesif (gaya van der
Waals) molekul dalam fase cair, dan setara dengan panas zat cair.
temperatur tinggi dan tergantung pada energi aktivasi. Karena adanya ikatan
lapisan ini akan menghambat proses adsorpsi lebih lanjut dari adsorben,
kondisi agregasi campuran yang akan dipisahkan (padat, cair, gas), konsentrasi zat
yang akan dipisahkan dan adsorben yang paling sesuai. Ada beberapa hal yang dapat
adsorpsi.
terhadap pewarna.
Adsorpsi terjadi pada permukaan padatan karena gaya tarik menarik atau
molekul pada permukaan padatan. Molekul pada permukaan zat padat atau cair
mengerahkan daya tarik internal karena tidak dapat diseimbangkan. Adanya gaya-
gaya tersebut menimbulkan gaya adsorpsi pada zat padat maupun cair. Kinetika
adsorpsi dapat diartikan sebagai laju penyerapan cairan oleh adsorben selama periode
waktu tertentu dan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan konsentrasi zat
adsorpsi.
Laju atau besarnya adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat
3. Permukaan adsorben
Hasil terbaik adalah semakin tinggi konsentrasi, semakin banyak ion yang
terbentuk.
5. Suhu
6. Kecepatan rotasi
Pt melalui interaksi antara foton dan materi. Energi yang direduksi adalah energi yang
Eλ = log10 ( I0/I1) = ελ . c . d
Limbah cair adalah air bekas dari berbagai proses pemakaian yang telah
mengandung pengotor berupa senyawa organik dan anorganik. Secara umum, limbah
atau limbah cair memiliki volume yang lebih besar daripada jenis limbah lainnya dan
alkohol, fenol, pewarna sintetis, dan logam berat. Secara umum, air yang dibutuhkan
harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain bebas dari bahan pencemar berbahaya
peraturan pemerintah atau lembaga terkait lainnya. (Sri Martini dkk., 2020)
1) Ciri fisik
Total padatan adalah padatan dalam air yang terdiri dari bahan
terdiri dari partikel yang ukuran atau beratnya lebih kecil dari
sedimen.
c. Warna
yaitu:
d. Kekeruhan
e. Suhu
d. Bau
Minyak dan lemak adalah zat organik yang persisten dan sulit
air.
2) Sifat Kimia
proses reaksi kimia untuk memecah polutan yang ada. Angka COD
c. Keasaman (pH)
Kadar oksigen terlarut yang tinggi menunjukkan kualitas air yang lebih
baik.
e. logam berat
arsenik (As), kadmium (Cd), tembaga (Cu), kromium (Cr) dan nikel
yang lama.
3. Sifat biologis
Salah satu industri terbesar di dunia adalah industri tekstil. Proses dalam
industri tekstil banyak menggunakan air, pewarna, dan bahan kimia yang digunakan
bahwa hasil akhir dari proses ini melimpah Sampah yang tidak dapat digunakan
kembali. Industri Penghasil limbah ini adalah industri tekstil. (Zairinayati dkk., 2022)
Kain Jumuta merupakan salah satu Kerajinan Tekstil yang ada di Kota
Palembang. Industri ini termasuk industri yang harus dikembangkan terlebih dahulu
karena berperan penting dalam perekonomian Palembang. Salah satu tahapan dalam
pembuatan kain Hybutan adalah proses pencelupan, dimana kain direndam dalam
(Sumber : Saka,2018)
Limbah cair dari kain jumputan mengandung zat-zat yang sangat berbahaya
bagi lingkungan, karena sebagian besar bahan yang terkandung dalam limbah ini
mengandung zat warna logam antara lain Pb (timah) dan Cd (kadmium). Limbah cair
Keputusan No. 08 tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri, Hotel, Rumah
Sakit, Rumah Tangga, dan Operasi Batubara yang dikeluarkan oleh Gubernur
Limbah tekstil mengandung banyak zat yang sangat berbahaya jika masuk
ke lingkungan, terutama air. Saat ini terdapat beberapa zat warna sintetik,
penggunaan zat warna, daya tahan warna yang diinginkan dan faktor teknis dan
ekonomis lainnya. Pewarna yang biasa digunakan pada proses pencelupan biasanya
tidak meresap sempurna ke dalam bahan tekstil, sehingga masih terdapat residu
pewarna pada air limbah. Akibatnya, air limbah tekstil menjadi polutan yang
berwarna-warni dan mudah dikenali ketika dibuang langsung ke saluran air umum.
Masalah lingkungan terbesar dalam industri tekstil adalah limbah yang dihasilkan
selama pencelupan. Pewarna, logam berat, dan konsentrasi garam yang tinggi
Sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia beraneka ragam dan masing-
Kandungan bahan yang terkandung dalam limbah dapat diabaikan karena ukurannya
adalah jumlah sampah. Limbah berbahaya ketika sejumlah besar limbah hadir
untuk mengurai semua bahan organik di dalam air, karena bahan organik dipecah
secara kimiawi secara selektif dengan oksidan kuat kalium dikromat dalam kondisi
asam atau panas menggunakan katalis perak sulfat. Sehingga semua jenis bahan
organik baik yang mudah terurai maupun yang kompleks dan sulit terurai teroksidasi.
limbah domestik dan industri. Berdasarkan penentuan COD, zat organik dapat
dioksidasi oleh oksidator kuat dalam kondisi asam. Ada dua metode untuk
menentukan COD:
Oleh karena itu, perbedaan nilai antara COD dan BOD memberikan
informasi tentang jumlah bahan organik yang sulit terurai di dalam air. Misalnya nilai
BOD dan COD sama, tetapi BOD tidak boleh lebih besar dari COD. Dalam hal ini,
gambaran COD adalah jumlah total bahan organik yang ada. (Hutami Dinar
Bahan sampah organik dioksidasi oleh kalium bikromat menjadi CO2 dan
H2O serta beberapa ion kromium. Larutan kalium dikromat (K2Cr2O7) digunakan
sebagai sumber oksigen (zat pengoksidasi). Oksidasi bahan organik mengikuti reaksi
Jika ada klorida dalam larutan air limbah, oksigen yang dibutuhkan dalam
reaksi tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Untuk mengikat klorin menjadi
adalah reagen tambahan. Jadi, setelah dipanaskan, yang tersisa adalah K2Cr2O7 yang
oksigen kimia (COD) adalah metode yang menggunakan oksidator kuat, kalium
dalam air. Permintaan Oksigen Biologis (BOD) didefinisikan sebagai jumlah oksigen
yang dibutuhkan organisme untuk memecah bahan organik dalam kondisi aerobik.
organik tersebut sebagai bahan makanan dan memperoleh energinya dari proses
tingkat pencemaran air limbah. Faktor yang mempengaruhi BOD adalah jumlah zat
oksigen yang diperlukan untuk proses dekomposisi (Berliani Indah Yuniarti et al,
2021).
Selama pengujian BOD, sampel yang akan diperiksa harus bebas dari udara
luar untuk menghindari pencemaran oksigen di udara luar, karena kelarutan oksigen
biologis. Ukuran partikel dan suhu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laju
reaksi. Pada uji laboratorium berlangsung selama 5 hari dengan persentase respon
BOD yang cukup tinggi. Dalam lima hari, BOD adalah 70-80% dari total BOD
Boyd (1990) menegaskan bahwa bahan organik yang terurai dalam BOD
adalah bahan organik yang siap terurai (bahan organik yang mudah terurai). Mays
(1996) mendefinisikan BOD sebagai ukuran jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh
populasi mikroba dalam air. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa
nilai BOD menunjukkan jumlah oksigen di dalam air. Ada beberapa faktor yang
Suhu sampel
Kontaminasi sampel
Masa inkubasi
Dalam lima hari inkubasi, ada kesepakatan umum tentang penentuan BOD.
Saat mengukur BOD sampel air pada suhu 20 °C sebagai fungsi waktu, diperoleh
kurva yang hampir eksponensial, tetapi setelah kira-kira 15 hari kurva meningkat
tajam, mengurangi stabilitas indeks BOD. Karena waktu yang lama dan kurva yang
(TSS), adalah total sisa padatan yang tertahan oleh filter dengan ukuran partikel
maksimum 2 μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS meliputi lumpur,
tanah liat, oksida logam, sulfida, ganggang, bakteri, dan jamur. (Agil Lestari dkk.,
2021)
Perbedaan antara total padatan tersuspensi (TSS) dan total padatan terlarut
(TDS) didasarkan pada proses penyaringan. Padatan selalu diukur sebagai berat
kering dan prosedur pengeringan harus diikuti untuk menghindari kesalahan karena
sisa kelembaban atau kehilangan bahan melalui penguapan atau oksidasi. (Agil
menggunakan kertas saring berbobot. Residu yang tersisa pada filter dikeringkan
pada suhu 103-105°C hingga berat konstan. Peningkatan berat filter menunjukkan
padatan tersuspensi total (TSS). Jika padatan tersuspensi menyumbat filter dan
menunda filtrasi, diameter filter perlu ditingkatkan atau volume sampel dikurangi.
Untuk mendapatkan estimasi TSS, selisih antara padatan terlarut dan total padatan
larutan. Ada tiga jenis parameter saat mengukur skala pH, yaitu pH asam, netral, dan
Suatu larutan dikatakan bersifat asam bila jumlah ion H+ lebih banyak dari
tinggi pH, semakin basa larutan tersebut. pH netral Air netral memiliki pH 7,
mengapa demikian? Air berada dalam kesetimbangan antara molekul dan ion:
H2O ⇌ H ++ OH-
Untuk mengetahui perbedaan fisika antara larutan asam, basa, atau netral,
bentuk kertas slide atau dalam bentuk cair. Indikator pH lain yang umum digunakan
adalah pengukur pH elektronik, yang menampilkan pH secara digital. Selain itu, ada
juga beberapa indikator alami yang dapat digunakan untuk menentukan larutan asam,